Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh
hak dan kewajiban dari Hukum. Subjek hukum terbagi atas manusia dan badan hukum. Syarat bagi manusia untuk dapat dikatakan sebagai subjek hukum adalah sudah berumur 21 tahun keatas/ sudah kawin, serta memiliki kecakapan hukum (orang yang belum dewasa, dibawah pengampuan tidak memiliki kecakapan hukum). Sedangkan syarat badan hukum sebagai subjek hukum adalah mempunyai kkekayaan yang menjalankan aktivitasnya, mempunyai hak dan kewajiban yang terpisah dari manusia yang menjalankan badan hukum, terdaftar sebagai badan hukum, serta memiliki kecakapan dalam perbuatan hukum. Sedangkan, Objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat diigunakan atau dimanfaatkan subjek hukum.
Adapun istilah” lain yang juga terkait hukum adalah sebagai
berikut; Peristiwa hukum adalah suatu peristiwa yang dapat menimbulkan serta menghapuskan hak. Hubungan hukum merupakan hubungan antara dua subjek hukum atau lebih berupa hak dan/atau kewajiban yang saling bertemu. Perbuatan hukum adalah setiap tindakan subjek hukum yang menimbukan akibat hukum yang memang dikehendaki oleh subjek hukum tersebut. Adapun Akibat hukum adalah sesuatu yang ditimbulkan oleh perisitiwa hukum oleh subjek hukum. Perbuatan melawan hukum adalah segala tindakan yang menimbulkan kerugian yang membuat korbannya dapat melakukan tuntutan terhadap orang yang melakukan perbuatan tersebut. Hak merupakan bentuk kekuasaan seseorang terhadap sesuatu, adapun kewajiban merupakan ikatan yang mengekang seseorang untuk melakukan ataupun untuk tidak melakukan sesuatu.
System hukum merupakan satu kesatuan system besar yang
tersusun atas sub-subsistem yang lebih kecil, yaitu sibsistem pendidikan, pembentukan hukum, penrapan hukum, dll, yang hakikatnya merupakan system tersendiri dengan proses tersendiri. Adapun unsur-unsur yang menyusun system hukum adalah; materi hukum, aparatur hukum, sarana dan prasarana hukum, budaya hukum, dan pendidikan hukum. Terdapat setidaknya 6 jenis system hukum yang berlaku di dunia, yakni eropa continental, anglo saxon, hukum islam, hukum sosialis, hukum sub-sahara, dan hukum asia timur jauh.
Asas hukum adalah prinsip yang dianggap sebagai fundamental
atau dasar oleh hukum. Norma hukum adalah rangkaian aturan berupa ketentuan, kewajiban, perintah serta larangan yang telah ditetapkan dengan tujuan menciptakan ketertiban serta keadilan dalam masyarakat. Pada hakikatnya, ketaatan hukum hukum adalah “kesetiaan” seseorang atau subjek hukum terhadap hukum yang diwujudkan dalam bentuk prilaku yang nyata. Penemuan hukum adalah sebuah reaksi terhadap situasi-situasi problematical yang dipaparkan orang dalam peristilahan hukum berkenan dengan pertanyaan-pertanyaan hukum, konflik-konflik hukum atau sengketa-sengketa hukum. Penemuan hukum terbagi atas dua jenis yaitu; konstruksi hukum dan penafsiran hukum. Adapun jenis-jenis penafsiran hukum terbagi atas; Penafsiran Gramatikal, Penafsiran Autentik, Penafsiran Sistematis, Penafsiran menurut sejarah Undang-Undang, Penafsiran Analogis, Penafsiran Teleologis, Penafsiran menurut Sejarah hukum, Penafsiran Ekstensif, Penafsiran Mempertentangkan, dan Penafsiran mempersempit. Konstruksi hukum adalah cara mengisi kekosongan peraturan perundang- undangan dengan asas-asas dan sendi-sendi hukum.
Adapun pembidangan hukum menurut bentuk terbagi atas;
hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Sedangkan pembidangan hukum menurut sifatnya terbagi atas; hukum yang memakasa dan hukum yang mengatur. Pembidangan menurut isinya terbagi atas; hukum privat dan hukum public. Adapun pembidangan hukum menurut sumbernya terbagi atas; hukum perundang-undangan, hukum adat, dan hukum traktat. Sedangkan pembidangan hukum menurut wujudnya terbagi atas; hukum objektif dan hukum subjektif. Pembidangan hukum menurut tempat berlakunya terbagi atas; hukum local, hukum nasional,hukum internasional, hukum asing. Adapun pembidangan hukum menurut waktu berlakunya terbagi atas; hukum positif, ius constituendum, hukum asasi. Sedangkan pembidangan hukum menurut cara mempertahankannya terbagi atas; hukum materil dan hukum formil. Serta pembidangan hukum menurut cara pembentukannya terbagi atas; hukum yang dibentuk oleh lembaga- lembaga Negara yang mempunyai kewenangan, hukum yang dibentuk oleh masyarakat, dan hukum yang dibentuk oleh lembaga- lembaga adat.
Hakim pengadilan bertugas untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara. Sedangkan undang-udang adalah hukum yang telah disahkan. Sehingga pada hakikatnya undang-undang merupakan dasar utama bagi hakim dalam memutus dan menyelesaikan perkara. Adapun ilmu tentang kenyataan yang menggunakan hukum sebagai objek kajian adalah sebagai berikut; ilmu hukum, hukum administrasi Negara, hukum perdata, hukum pidana, filsafat hukum, psikoligi hukum, hukum tata ruang, hukum islam, hukum pajak, serta hukum lingkungan.