Anda di halaman 1dari 4

1.

Secara umum terlihat ada dua sumber hukum yaitu sumber hukum dalam arti materiil
dan formil. Pengertian Hukum Materil adalah menerangkan perbuatan-perbuatan apa yang
dapat dihukum serta hukuman-hukuman apa yang dapat dijatuhkan. Hukum materil
menentukan isi sesuatu perjanjian, sesuatu perhubungan atau sesuatu perbuatan.Dalam
pengertian hukum materil perhatian ditujukan kepada isi peraturan. Sedangkan pengertian
HukumFormil menunjukkan cara mempertahankan atau menjalankan peraturan-peraturan itu
dan dalam perselisihan maka hukum formil itu menunjukkan cara menyelesaikan di muka
hakim sebagai contoh hukum kebiasaan .

Selsin dilihat dari pengertiaanya, hukum formil dan hukum materiil sebagai contoh hukum
positif dapat dibedakan berdasarkan hal berikut ini :

Perbedaan Hukum Formil dan Materil

Secara yuridis sumber hukum terediri dari sumber hukum formal dan materil:

 Sumber hukum Materil

Sumber hukum materiil ialah sumber hukum yang dilihat dari segi isinya, misalnya : KUHP
segi materilnya adalah pidana umum, kejahatan dan pelanggaran. KUHPerdata mengatur
masalah orang sebagai subjek hukum, benda sebagai objek, perikatan, perjanjian, pembuktian
dan daluarsa sebagaimana fungsi hukum menurut para ahli .

Sumber hukum yang menentukan isi suatu peraturan atau kaidah hukum yang mengikat
setiap orang. Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat pendapat
umum, kondisi sosial-ekonomi, se!arah, sosiologi, hasil penelitian ilmiah, filsafat tradisi,
agama, moral, perkembangan internasional, geografis, politik hukum, dan lain-lain. “dalam
kata lain sumber hukum materil adalah faktor faktor masyarakat yang mempengaruhi
pembentukan hukum pengaruh terhadap pembuat keputusan hakim dan sebagainya.

Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang mempengaruhi materiisi dari aturan-aturan
hukum atau tempat dari mana materi hukum itu diambil untuk membantu pembentukan
hukum sebagai contoh hukum yang mendidik . & faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor
kemasyarakatan.

 Faktor idiil

Faktor Idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh
para pembentuk ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan tugasnya.

 Faktor kemasyarakatan

Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan
tunduk pada aturan aturan yang berlaku sebagai petun!
uk hidup masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan,
adat istiadat, dan lain-lain. faktor-faktor kemasyarakatan yang mempengaruhi pembentukan
hukum yaitu:
1. Stuktural ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat antara lain: kekayaan alam,
susunan geologi, perkembangan-perkembangan perusahaan, dan pembagian kerja.
2. Kebiasaan yang telah membaku dalam masyarakat yang telah berkembang dan pada
tingkat tertentu ditaati sebagai aturan tingkah laku yang tetap.
3. Hukum yang berlaku.
4. Tata hukum negara-negara lain.
5. Keyakinan tentang agama dan kesusilaan.
6. Kesadaran hukum

 Sumber hukum Formil

Sumber hukum formil adalah dalah sumber hukum yang menentukan bentuk dan sebab
terjadinya suatu peraturan (kaidah hukum). Peraturan perundang-undangan ini memiliki dua
fungsi utama yaitu sebagai legalisasi dan legislasi. Yang dimaksud dengan legalisasi adalah
mengesahkan fenomena yang telah ada di dalam masyarakat, sedangkan yang dimaksud
dengan legislasi adalah proses untuk melakukan pembaruan hukum sebagaimana juga tujuan
hukum acara pidana .

Faktor yang dapat memengaruhi proses pembentukan peraturan perundang-undangan ini


dibedakan menjadi dua hal. Pertama, struktur sosial yang mencakup aspek (unsur sosial baku)
sebagai dasar eksistensi masyarakat, seperti stratifikasi sosial, lembaga sosial, kebudayaan,
serta kekuasaan dan wewenang. Kedua, sistem nilai-nilai mengenai apa yang baik dan yang
tidak baik (buruk) yang merupakan pasangan nilai-nilai yang harus diselaraskan
(diserasikan). Pasangan nilai-nilai inilah yang seharusnya tercermin di dalam peraturan
perundang-undangan agar memiliki makna komprehensip sebagai asas hukum pidana , antara
lain kebebasan dengan ketertiban, umum dan khusus, perlindungan dengan pembatasan,
kebebasan dan ketertiban, dan lain sebagainya.

Faktor yang menjadi sumber hukum formil merupakan sumber hukum dalam bentuknya yang
tertentu, yang menjadi dasar sah dan berlakunya hukum secara formal. Ia menjadi dasar
kekuatan yang dilihat dari bentuknya, mengikat baik itu bagi warga masyarakat maupun para
pelaksana hukum (penegak hukum) itu sendiri. Sumber hukum formil yang dikenal di dalam
ilmu hukum berasal dari enam jenis, yaitu Undang-undang, kebiasaan, yurisprudensi, traktrat,
doktrin.

 Undang-undang

Undang-Undang/Perundang-undangan (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang


dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden.
Undang-undang memiliki kedudukan sebagai aturan main bagi rakyat untuk konsolidasi
posisi politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan
tujuan dalam bentuk negara. Undang-undang dapat pula dikatakan sebagai kumpulan-
kumpulan prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintah.

 Hukum Kebiasaan

Kebiasaan adalah salah satu hal yang menjadi sumber hukum menurut sistem hukum di
Indonesia. Kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dilakukan berulang-ulang,
menurut tingkah laku yang tetap, lazim, dan normal sehingga orang banyak menyukai
perbuatan tersebut.
 Traktat

Traktat (Treaty) adalah perjanjian yang dibuat antarnegara yang dituangkan dalam bentuk
tertentu. Pasal 11 UUD menentukan: “Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.”

 Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah keputusan-keputusan dari hakim terdahulu untuk menghadapi suatu


perkara yang tidak diatur di dalam UU dan dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang
lain untuk menyelesaian suatu perkara yang sama. Lahirnya Yurisprudensi karena adanya
peraturan peraturan UU yang tidak jelas atau masih kabur, sehingga menyulitkan hakim
dalam membuat keputusan mengenai suatu perkara. Hakim dalam hal ini membuat suatu
hukum baru dengan mempelajari putusan hakim yang terdahulu untuk mengatasi perkara
yang sedang dihadapi. Jadi, putusan dari hakim terdahulu ini yang disebut dengan
yurisprudensi.

 Doktrin

Doktrin hukum adalah Suatu pernyataan yang dituangkan kedalam bahasa oleh semua ahli
hukum. dan hasil pernyataannyapun disepakati oleh seluruh pihak.

 Hukum Agama

Hukum Agama adalah hukum yang mengatur keseluruhan persoalan dalam kehidupan
berdasarkan atas ketentuan agama tertentu. Jika seseorang tidak memiliki iman atau
kepercayaan yang kuat maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah melanggar norma
atau hukum agama.

2. Hans Kelsen, sebagai tokoh positivisme hukum menjelaskan hukum dalam paparan
sebagai berikut: Hukum merupakan sistem norma, sebuah sistem yang didasarkan pada
keharusan-keharusan (apa yang seharusnya atau das sollen). Bagi Hans Kelsen, norma
merupak produk pemikiran manusia yang sifatnya deliberatif. Sesuatu menjadi sebuah norma
kalau memang dikehendaki menjadi norma, yang penentuannya dilandaskan pada moralitas
maupun nilai-nilai yang baik. Menurutnya, pertimbangan-pertimbangan yang melandasi
sebuah norma bersifat metayuridis. Sesuatu yang bersifat metayuridis tersebut bersifat das
sollen, dan belum menjadi hukum yang berlaku mengikat masyarakat. Singkatnya, bagi Hans
Kelsen, norma hukum selalu diciptakan melalui kehendak. Norma-norma tersebut akan
menjadi mengikat masyarakat, apabila norma tersebut dikehendaki menjadi hukum dan harus
dituangkan dalam wujud tertulis, dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang dan memuat
perintah. Pendapat Hans Kelsen ini mengindikasikan pikirannya bahwa positivisme hukum
menganggap pembicaraan moral, nilai-nilai telah selesai dan final manakala sampai pada
pembentukan hukum positif. Oleh karena itulah penggalang kata- kata yang sangat terkenal
dari Hans Kelsen: hukum ditaati bukan dinilai baik atau adil, tetapi karena hukum itu telah
ditulis dan disahkan penguasa. Inilah salah satu teori yang diperkenalkan Hans Kelsen dalam
Teori Hukum Murni. Positivisme hukum dijabarkan secara mendalam dan rinci dari sisi
filsafat oleh Hans Kelsen. Penjelasan Hans Kelsen bertitik tolak dari cara berfikir Immanuel
Khant, lebih tepatnya Hans Kelsen memberi isi pada cara berfikir Immanuel Khant untuk
selanjutnya, menjelaskan tentang positivisme hukum. Immanuel Khant membagi bahwa
kehidupan terbagi dua bidang: bidang fakta dan bidang seharusnya (ideal). Bidang fakta
(alam nyata) sesungguhnya memuathubungan sebab-akibat yang terjadi begitu saja, dan pasti
akan terjadi seperti itu. Dalam hal ini bisa dicontohkan, apabila terjadi kalau orang diancam
untuk menyerahkan sesuatu, pasti ia akan berikan.

3. Dalam catatan sejarah perkembangan peradaban manusia diketahui bahwa


keadilan merupakan salah satu value (nilai) yang diagung-agungkan, dicari,
dan diimpikan semua orang, bukan hanya karena merupakan konsensus
moralitas semua manusia yang lahir dari hati nuraninya masing-masing,
melainkan keadilan memang merupakan konsep yang diturunkan dari langit.
Selain itu, keadilan memang merupakan instrumen penting bagi upaya
mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan bagi semua manusia, bahkan bagi
semua makhluk ciptaan-Nya. Demikianlah karakter hukum progresif yang
dibangun (dikonstruk) oleh pendirinya yaitu Satjipto Rahardjo yang
mengkonsepsikan bahwa “Hukum harus mengabdi kepada kepentingan
manusia, bukan sebaliknya manusia yang harus menghambakan diri kepada
hukum”. Namun kenyataannya, hukum telah kehilangan rohnya (value-nya)
yaitu keadilan, sehingga dalam penegakannya, hukum tampil bagai raksasa
yang setiap saat menerkam rasa keadilan masyarakat melalui anarkismenya
yang berkedok kepastian hukum dalam bingkai positivisme yang
mengkultuskan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai