Istilah "hukum" di Indonesia berasal dari bahasa arab "qonun" atau ham atau
"hukm" yang mempunyai arti hukum. Secara etimologi, istilah hukum dalam
bahasa Inggris "law", dalam bahasa Belanda dan Jerman Trechf, dalam bahasa
Perancis "droif".
Jika di tempat tertentu tidak ada manusia maka disitu tidak ada Hukum.
Berdasarkan jalan pikiran tersebut, berlaku adagium yang mengatakan ada hukum
ada masyarakat (ubi su ubi cietas). Agar tujuan hukum tersebut dapat terwujud,
maka hukum menentukan norma-norma yang berisi perintah dan larangan, yang
harus dipatuhi oleh setiap orang. Oleh karena itu, pelaksanaan hukum dapat
dipaksakan. Paksaan seperti ini merupakan ciri khas hakum, jika dibandingkan
dengan norma-norma lainnya. Selain itu, hukum pun menentukan bermacam-
macam petunjuk tentang hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain di
dalam pergaulan hidup. Misalnya, larangan membunuh, larangan mencuri,
perintah membayar jak dan sebagainya.
Ada sebuah definisi yang lebih dapat diterima sebagai rumusan hukum, yaitu
yang dikemukakan oleh Suyling, sebagai berikut: Hukum adalah keseluruhan
daripada segenap peraturan mengenai perikelakuan manusia yang mengikat dan
yang ditetapkan atau diakui oleh pemerintah. Walaupun definisi ini agak lengkap,
namun juga tidak lepas dari kekurangan-kekurangannya. Misalnya, tidaklah
hukum adat juga dilindungi oleh pemerintah, sedangkan hal itu tidak ditetapkan
oleh pemerintah. Jadi kesimpulannya hingga sekarang belum ada rumusan hukum
yang memuaskan. Dari berbagai definisi yang ada, kiranya dapat disimpulkan
bahwa hukum adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum, yang mengatur
hubungan antara manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dan barangsiapa yang
melanggar norma hukum dapat dijatuhi sanksi atau dituntur oleh pihak yang
berwenang atau oleh pihak yang hak- haknya dirugikan.
Sumber hukum adalah asal mulanya hukum, segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan-aturan hukum sehingga mempunyai kekuatan mengikat
Yang dimaksud dengan segala sesuatu adalah faktor- faktor yang mempengaruhi
terhadap timbulnya hukum, darimana hukum ditemukan atau darimana
berasalnya isi norma hukum. Sumber hukum pada hakekatnya dapat dibedakan 2
(dua) macam yaitu sumber hukum materiel dan sumber hukum formal.
Pada dasarnya asas hukum merupakan aturan dasar yang bersifat abstrak dan
pa0da umumnya asas hukum tersebut melatar belakangi peratur5an konkret dan
pelaksanan hukum itu sendiri. Dari kajian filsafat, asas dapat diartikan sebagai
berikut :
Dari definisi Scholten, peranan ganda dari asas hukum berkenaan dengan
sistem hukum positif itu berkaitan dengan sifat (karakter) khas atas hukum
sebagai kaidah penilaian (warnderinginomen) Asas hukum mengungkapkan nilai
yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya, tetapi yang hanya sebagian
saja dapat direalisasikan dalam hukum positif, maka asas hukum itu berada di
dalam sistem tersebut.
(2) Asas hukum yang bersifat material ialah: (a) sesuai dengan cita hukum dan
norma fundamental negara. (b) sesuai dengan asas-asas negara berdasar hukum,
(c) sesuai dengan hukum dasar negara, (d) sesuai dengan asas-asas pemerintahan
berdasarkan sistem konsitusi.
1. Dalam hukum pidana, misalnya asas legalitas, asas tiada hukuman tanpa
kesalahan, asas pembinaan narapidana,dan asas praduga tak bersalah;
2. Dalam hukum perdata, misalnya dalam hukum perjanjian, antara lain,
asas kesepakatan, asas kebebasan berkontrak, dan asas itikad baik.
Asas hukum merupakan dasar atau petunjuk arah dalam pembentu- kan norma
hukum disebut dengan meta norma/kaidah yaitu sesuatu yang ada di balik norma
atau kaidah hukum. Asas hukum bukanlah merupakan peraturan hukum. Namun
demikian tidak ada peraturan hukum yang dapat dipahami tanpa mengamati atau
memahami asas hukum. Oleh karena itu, memahami sistem hukum suatu negara
tidak bisa hanya memahami peraturan hukum saja.
Apabila asas hukum hendak dibedakan dengan aturan hukum, maka yang
harus dikedepankan adah bahwa asas hukum merupakan sesuatu yang abstrak,
sedangkan aturan hukum merupakan sesuatu yang konkret dan bersifat khusus.
Kemudian cakupan (ruang lingkup) asas hukam yang lebih luas daripada aturan
hukum Asas hukum tidak dapat diterapkan terhadap peristiwa konkret. Ia hanya
dapa0t diterapkan psecara tidak langsung dalam suatu penemuan hukum.
1.3 Perbedaan Antara Asas Hukum dan N orma Hukum
Asas hukum merupakan dasar atau petunjuk arah dalam pem- bentukan norma
hukum sesuatu yang yang disebut dengan meta norma/kaidah yaitu ada di balik
norma atau kaidah hukum. "Asax hukum bakan merupakan peraturan hukum,
namun demikian tidak ada peraturan hukum yang dapat dipahami tanpa
mengamati atau memahami asas hukum. Asas hukum sifatnya umum dan sangat
luas sedangkan norma hukum konkrit. Asas hukum memiliki warna sedangkan
norma sudah membayang warna, dari norma itu diturunkan pada norma hukum.
Asas hukum memiliki sifat abstrak, asas hukum bukan norma yang konkrit
melainkan latar belakang peraturan yang konkrit, asas hukum adalah jiwa suatu
norma atau peraturan yang sifatnya konkrit.
Teori hukum mengenal adanya perbedaan antara asas hukum dengan norma
atau kaidah hukum yang diuraikan yaitu :
1) Asas hukum bersifat umum, sedangkan norma hukum bersifat khusus.
2) Asas hukum hanya dapat diterapkan secara tidak langsung, sementara
norma hukum mempunyai isi jauh lebih konkrit dibandingkan dengan asas
hukum.
3) Asas hukum tidak bisa kehilangan keberlakuannya, sedangkan peraturan
hukum dapat kehilangan keberlakuannya.
4) Asas hukum tidak dapat diterapkan secara langsung dalam peristiwa
konkrit, ia hanya dapat diterapkan secara tidak langsung melalui
penemuan hukum (rechtsvinding). Sementara norma hukum dapat
diterapkan secara langsung dalam peristiwa konkrit.
Pada kasus ini, perbuatan pelaku yang dengan sengaja memanipulasi barang
sehingga merugikan orang lain yaitu konsumen, merupakan perbuatan penipuan dan
dapat dikenakan Pasal 378 KUHP. Perbuatan pelaku dalam kasus ini telah memenuhi
unsur-unsur penipuan pada Pasal 378 KUHP, yaitu: Pelaku dengan sengaja
menukarkan barang yang seharusnya dikirim kepada pembeli dengan barang lain.
Pelaku mendapatkan keuntungan dari barang yang didapatkan dari penukaraan
barang yang harusnya dikirim ke pembeli. Perbuatan pelaku secara melawan hukum.
Pelaku melakukan tipu muslihat dan kebohongan karena pelaku menukarkan isi paket
dengan barang lain dan mengemasnya menyerupai barang yang seharusnya dikirim
ke pembeli. Perbuatan-perbuatan pelaku memenuhi unsur-unsur penipuan pada pasal
378 KUHP dan dapat dikenakan hukuman penjara selama empat tahun.
Hak cipta adalah hak eksklusif yang dimiliki oleh pencipta atau pemilik hak
untuk mengumumkan, memperbanyak atau melisensikan ciptaannya tanpa batasan,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. pencipta merupakan
orang atau orang-orang yang bersama-sama dengan inspirasi yang dimana
menghasilkan suatu karya berdasarkan pemikiran, imajinasi, kemampuan,
keterampilan, atau kompetensi yang diekspresikan dalam bentuk yang unik dan
personal. Ciptaan merupakan hasil karya apapun dari pencipta yang membuktikan
keasliannya dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, atau sastra. Pemilik hak cipta
adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau badan hukum yang menerima hak
dari pemilik hak cipta, atau badan hukum lain yang menerima hak tambahan dari
penerima hak.
Hak cipta mencakup dua jenis hak:
1. Hak ekonomi, meliputi: hak atas pemberitahuan dan/atau memperbanyak
penemuannya dan memberikan izin dan hak kepada pihak lain untuk
melakukannya. Mengizinkan atau melarang orang lain untuk menyewa kreasi
mereka di bagian Karya pencitraan dan program komputer;
2. Hak moral, meliputi: Hak pencipta atau ahli warisnya mewajibkan pemilik
hak cipta untuk tetap mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya;
melarang pemilik hak cipta untuk mengubah ciptaan (nama ciptaan, sub judul,
termasuk dan mengubah nama atau nama panggilan pencipta), termasuk hak
cipta Buat perubahan pada kreasi mereka agar sesuai dengan masyarakat.
Jenis-jenis karya yang dilindungi:
● Buku, program komputer, brosur, selebaran dari majalah cetak, dan semua
karya sastra lainnya;
● Ceramah, kuliah dan sejenisnya;
● Bahan ajar pendidikan dan ilmu pengetahuan;
● Lagu atau musik dengan atau tanpa subtitle;
● Drama atau drama musikal, tari, koreografi, wayang dan pantomim;
● Seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni
rupa memahat, memahat dan kerajinan tangan;
● Arsitektur;
● kartu;
● Seni Batik;
● Fotografi;
● Sinematografi;
Pembatasan hak cipta dengan syarat sumber harus disebutkan atau diberi nama secara
lengkap
1. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian;
2. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan dengan tidak
merugikan Pencipta;
3. Pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna
keperluan pembelaan didalam atau diluar pengadilan;
4. Pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna
kepentingan : ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
5. Perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra dalam
huruf braille guna keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu
bersifat komersial;
6. Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan
cara atau alat apapun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum,
lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan dan pusat dokumentasi yang non
komersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya
7. Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas
karya arsitektur, seperti Ciptaan bangunan.
Hak cipta adalah hak hukum yang diberikan kepada pemilik hak cipta untuk
melindungi karya asli mereka dari penggunaan yang tidak sah oleh pihak lain.
Pelanggaran hak cipta terjadi ketika seseorang menggunakan atau menyalin karya
tersebut tanpa izin atau persetujuan dari pemilik hak cipta. Pelanggaran hak cipta
dapat terjadi dalam bentuk apapun, termasuk reproduksi, distribusi, penjualan, atau
penggunaan karya asli dalam bentuk apapun tanpa izin pemilik hak cipta.
Sanksi atas pelanggaran hak cipta bisa beragam, mulai dari peringatan hingga
tuntutan pidana. Beberapa sanksi yang mungkin diberikan atas pelanggaran hak cipta
antara lain: Peringatan, Ganti rugi, Injunction, Pidana, Persekusi.
Penting untuk diingat bahwa pelanggaran hak cipta sangat serius dan dapat
merugikan pemilik hak cipta secara finansial dan kreatif. Oleh karena itu, penting
bagi semua pihak untuk memahami dan menghargai hak cipta dan memastikan bahwa
penggunaan karya asli dilakukan dengan izin dari pemilik hak cipta atau dalam batas-
batas yang diizinkan oleh undang-undang hak cipta.
Dalam setiap transaksi atau perjanjian, kepercayaan antara para pihak dapat
dipertanyakan. Oleh karena itu, jaminan diperlukan untuk memperkuat hubungan
bisnis dan hukum dalam jangka waktu yang panjang. Kepercayaan tidak hanya cukup
dengan sepakat secara etika dan moral, tetapi juga perlu dijamin dengan keberadaan
jaminan yang konkret. Oleh karena itu, pemerintah membentuk lembaga hukum
jaminan dan mengembangkan asas-asas hukum yang diatur dalam hukum perdata,
termasuk Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Fidusia dan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
Jaminan adalah hal yang diberikan untuk memberikan keyakinan kepada
kreditur bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya. Ini sangat penting dalam
praktek perbankan terutama dalam kredit yang diberikan kepada nasabah. Jenis-jenis
lembaga jaminan dapat digolongkan berdasarkan cara terjadinya, sifatnya, objeknya,
dan kewenangan menguasainya, menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan.
Penggolongan lembaga jaminan tersebut sebagai berikut:
1. Jaminan yang ditentukan Undang-Undang dan jaminan yang diperjanjikan.
2. Jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan yang bersifat perorangan.
3. Jaminan yang memiliki objek benda bergerak dan jaminan yang memiliki
objek atas benda tidak bergerak.
4. Jaminan yang menguasai bendanya dan jaminan yang tidak menguasai
bendanya.
5. Jaminan yang tergolong jaminan umum dan jaminan khusus.
Ada beberapa prinsip yang berlaku pada hak jaminan kebendaan, seperti pada
Gadai, Hipotik, Hak Tanggungan, dan Fidusia. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Prinsip Droit de Suite: Hak kebendaan memiliki zaaksgevolg atau droit de
suite (hak yang mengikuti) yang artinya hak tersebut tetap melekat pada
benda tersebut, dimanapun benda tersebut berada.
2. Prinsip Preference atau prinsip keutamaan adalah prinsip yang menyatakan
bahwa hak jaminan kebendaan memberikan kedudukan yang didahulukan
bagi kreditur lainnya. Prinsip ini diatur dalam Buku II KUH Perdata yang
mengatur tentang jaminan. Pasal 1133 ayat (1) KUH Perdata menyatakan
bahwa "Hak untuk didahulukan di antara orang-orang berpiutang terbit dari
hak istimewa, dari gadai, dan dari hipotik". Hal ini menunjukkan bahwa hak
jaminan kebendaan memiliki prioritas yang lebih tinggi dalam pelunasan
hutang dibandingkan dengan kreditur lainnya.
3. Prinsip Publisitas: Pihak ketiga dapat mengetahui adanya jaminan yang
terdaftar dan tercatat di lembaga yang berwenang.
Jaminan dapat berupa keamanan seperti properti, kendaraan, atau aset lainnya
yang dapat digunakan untuk melunasi hutang jika debitur gagal memenuhi kewajiban
mereka. Hukum jaminan juga memberikan perlindungan bagi pihak debitur dengan
membatasi kewajiban jaminan sesuai dengan nilai hutang yang harus dibayar. Selain
itu, hukum jaminan juga mengatur bagaimana jaminan dapat dipindahkan atau dijual
dan bagaimana pihak kreditur dapat melaksanakan jaminan jika debitur gagal
membayar hutang.
X. Hukum Kepailitan
Pailit dan kepailitan adalah status hukum yang dapat terjadi pada badan
hukum, yang hanya dapat dicapai melalui putusan pengadilan tata usaha. Ini
membuat badan hukum menjadi tidak mampu melakukan tindakan hukum terutama
terkait dengan harta kekayaannya.
Kepailitan adalah proses di mana seorang debitur yang mengalami kesulitan
keuangan dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga karena tidak mampu membayar
hutangnya. Dalam hal ini, harta debitur dapat dibagikan kepada kreditur sesuai
dengan peraturan pemerintah. Jika seorang debitur hanya memiliki satu kreditur,
maka kreditur dapat mengajukan tuntutan perdata ke pengadilan negeri dan seluruh
harta debitur akan menjadi sumber pembayaran hutangnya kepada kreditur tersebut.
Namun, jika seorang debitur memiliki banyak kreditur dan harta kekayaannya tidak
cukup untuk membayar seluruh kreditur, maka para kreditur akan bersaing dengan
cara yang legal maupun ilegal untuk mendapatkan pelunasan tagihannya. Oleh karena
itu, Undang-Undang Kepailitan dibuat untuk mencegah situasi yang merugikan
seperti ini.
Tujuan utama dari kepailitan adalah untuk mengatur pembagian kekayaan
debitur kepada para kreditur oleh kurator, dengan tujuan untuk mencegah sitaan dan
eksekusi terpisah yang dilakukan oleh para kreditur, serta menggantikannya dengan
sitaan bersama agar kekayaan debitur dapat dibagi secara adil sesuai dengan hak
masing-masing kreditur. Kepailitan merupakan lembaga yang memberikan solusi
ketika seorang debitur tidak dapat lagi membayar hutangnya. Lembaga kepailitan
memiliki dua fungsi, yaitu memberikan jaminan kepada kreditur bahwa debitur tetap
bertanggung jawab atas hutangnya dan memberikan perlindungan kepada debitur dari
kemungkinan eksekusi massal oleh kreditur. Oleh karena itu, ketentuan kepailitan
baik sebagai lembaga maupun upaya hukum khusus merupakan konsep yang
mematuhi prinsip asas sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1131 dan
1132 KUH Perdata. Yang dimana pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata memberikan
jaminan kepastian pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh debitur kepada
krediturnya dengan posisi yang seimbang. Kekayaan debitur dianggap sebagai
jaminan bersama bagi semua krediturnya secara proporsional, kecuali kreditur dengan
hak preferensinya. Dalam hal ini, Pasal 1132 memberikan jaminan bahwa setiap
kreditur akan memperoleh bagian dari kekayaan debitur secara adil dan proporsional
Dalam undang-undang Kepailitan, terdapat persyaratan sederhana yang harus
dipenuhi agar seorang debitur dapat dinyatakan pailit. Menurut Pasal 1 ayat (1) UUK
PKPU, debitur yang memiliki minimal dua kreditur dan tidak membayar minimal
satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dapat dinyatakan pailit oleh
pengadilan yang berwenang baik atas permintaannya sendiri maupun atas permintaan
satu atau lebih krediturnya.
Jadi, terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi agar seorang debitur dapat
dinyatakan pailit, yaitu minimal dua kreditur, minimal satu utang jatuh tempo dan
dapat ditagih, serta kreditur yang dapat dan sah secara hukum mempailitkan debitur
tersebut.
Pada dasarnya, Perdagangan internasional sama dengan jual beli biasa dan
aturan hukum tentang jual beli biasa berlaku pada jual beli internasional. Yang
membedakan adalah bahwa dalam jual beli internasional, penjual dan pembeli berada
di negara yang berbeda dan barang harus dikirim antar negara. Oleh karena itu,
hukum tentang jual beli internasional akan berjalan seiring dengan hukum tentang
ekspor-impor.
Dalam jual beli internasional, hukum dari dua negara yang terlibat dapat
saling berbeda, sehingga menimbulkan benturan hukum yang harus diselesaikan. Hal
ini dapat dilakukan melalui pembuatan konvensi internasional, penyelesaian melalui
Hukum Perdata Internasional, atau pengaturan dalam kontrak. Beberapa hal yang
sering timbul dalam jual beli internasional terkait dengan perbedaan hukum antara
negara pembeli dan penjual antara lain adalah kekuatan hukum negosiasi, akseptasi
yang berbeda dengan tawaran, pembatalan suatu tawaran, perlu tidaknya suatu
consideration, keharusan kontrak tertulis, dan waktu dianggap tercapainya kata
sepakat
Dasar hukum kontrak jual beli internasional sebagai berikut:
1. Prinsip kebebasan berkontrak
2. Undang-undang tentang Hukum Kontrak nasional
3. Kebiasaan bisnis atau trade usage
4. Yurisprudensi atau putusan pengadilan
5. Kaidah Hukum Perdata Internasional
6. Konvensi-konvensi internasional, seperti United Nation Convention on
Contracts for the International Sale.
Dengan memperhatikan dasar hukum yang berkaitan dengan kontrak jual beli
internasional, pihak-pihak yang terlibat dapat meminimalkan risiko dan menghindari
perselisihan yang tidak perlu terjadi
Pengaturan Resiko dalam Jual Beli Internasional perlu diperhatikan karena
adanya perbedaan negara antara pembeli dan penjual yang memerlukan pengiriman
barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun, masalah seringkali muncul
tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas risiko tersebut, apakah penjual atau
pembeli.
Untuk mengatur resiko dalam jual beli internasional, terdapat beberapa jalan
yuridis yang diberikan oleh hukum, yaitu:
● Resiko dapat diatur dalam kontrak yang dibuat oleh kedua belah pihak.
● Resiko dapat mengikuti kepemilikan barang. Jika hak milik telah berpindah
kepada penjual, maka resiko juga berpindah kepada penjual.
● Resiko dapat mengikuti hukum yang berlaku di negara tempat transaksi jual
beli dilakukan.
● Resiko dapat mengikuti prinsip reservasi kepemilikan.
● Resiko dapat mengikuti penyerahan benda.
Dengan memperhatikan pengaturan resiko dalam jual beli internasional,
kedua belah pihak dapat meminimalkan risiko dan menghindari perselisihan yang
tidak perlu terjadi
Metode Pembayaran Internasional mengalami perkembangan evolutif yang
mencakup: Barter, Pembayaran tunai, Pembayaran dengan cek, Metode pembayaran
modern seperti L/C, kartu kredit, dan kartu debit.
Dalam perdagangan internasional, metode pembayaran dibedakan
berdasarkan waktu pembayaran: Pembayaran terlebih dahulu, Pembayaran dengan
open account, Pembayaran atas dasar konsinyasi, Pembayaran dengan documentary
collection, Pembayaran dengan documentary credit (L/C).
B. Anti Monopoli
Anti Monopoli adalah tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk
mencegah atau mengurangi kekuatan pasar yang dimiliki oleh satu atau beberapa
perusahaan dalam suatu industri atau sektor tertentu. Tujuannya adalah untuk
mendorong persaingan sehat, inovasi, dan kreativitas, serta melindungi kepentingan
konsumen. Ada beberapa bentuk praktek anti monopoli yang dapat dilarang oleh
pemerintah, seperti monopoli, oligopoli, kartel, dan penyalahgunaan kekuasaan pasar.
Untuk mencegah praktek anti monopoli, pemerintah dapat menerapkan berbagai
kebijakan, seperti undang-undang anti monopoli, komisi anti monopoli, regulasi
industri, dan peningkatan persaingan.
Kebijakan anti monopoli dapat memberikan dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya termasuk mendorong inovasi, menurunkan harga, meningkatkan
kualitas produk, dan melindungi konsumen dari praktek bisnis yang tidak sehat.
Dampak negatifnya adalah membatasi inovasi dan kreativitas dari perusahaan besar
serta meningkatkan biaya untuk kepatuhan terhadap regulasi anti monopoli. Oleh
karena itu, kebijakan anti monopoli harus dilakukan dengan hati-hati dan seimbang
agar dapat menciptakan persaingan sehat dalam industri dan sektor tertentu tanpa
menghambat pertumbuhan dan inovasi.
A. Perusahaan Go Publik
Pengertian Perusahaan Go Public
Perusahaan Go Public adalah perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada publik
dan sahamnya diperdagangkan di bursa efek. Proses menjual saham tersebut disebut
dengan Initial Public Offering (IPO). Dengan melakukan IPO, perusahaan bisa
mendapatkan dana segar untuk mengembangkan bisnisnya dan meningkatkan citra
perusahaan.
Keuntungan dan Risiko Perusahaan Go Public.
Keuntungan perusahaan Go Public adalah:
● Memperoleh dana segar untuk memperluas bisnis
● Meningkatkan citra perusahaan dan kepercayaan publik
● Memperoleh akses ke sumber daya yang lebih banyak seperti tenaga ahli,
teknologi, dan kemitraan strategis
● Kemudahan untuk memperoleh modal dengan cara menjual saham baru
Namun, menjadi perusahaan Go Public juga memiliki risiko seperti:
● Keterbukaan perusahaan terhadap publik yang dapat mempengaruhi reputasi
perusahaan
● Kewajiban untuk memberikan laporan keuangan dan kinerja perusahaan
secara teratur kepada publik
● Biaya yang tinggi untuk memenuhi persyaratan regulasi dan tata kelola
perusahaan yang baik
Jenis-jenis Saham yang Dijual oleh Perusahaan Go Public
Perusahaan Go Public dapat menjual beberapa jenis saham, di antaranya:
1. Saham biasa (common stock): memberikan hak kepada pemegang saham
untuk memperoleh dividen dan memiliki hak suara dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS)
2. Saham preferen (preferred stock): memberikan hak kepada pemegang saham
untuk memperoleh dividen lebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa
dan umumnya tidak memiliki hak suara dalam RUPS
3. Saham konversi (convertible stock): memberikan hak kepada pemegang
saham untuk mengonversi saham tersebut menjadi saham biasa pada waktu
yang ditentukan
4. Saham partisipasi (participating stock): memberikan hak kepada pemegang
saham untuk memperoleh dividen lebih banyak dibandingkan pemegang
saham biasa jika perusahaan memperoleh keuntungan yang besar
B. Pasar Modal
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan saham, obligasi,
dan instrumen keuangan lainnya antara investor dan emiten (perusahaan yang
menerbitkan saham atau obligasi). Tujuan dari pasar modal adalah mempertemukan
investor yang membutuhkan investasi dengan emiten yang membutuhkan dana.