Anda di halaman 1dari 17

Materi Ke-3:

Asas-asas Hukum Dalam


Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
Indonesia
A. Tujuan instruksional Umum
B. Tujuan Instruksional Khusus
C.IsiKuliah
1. Pendahuluan
Di bidang hukum administrasi negara atau
tata hukum pemerintahan, orang sudah
mulai mengembangkan juga apa yang
disebut asas-asas hukum umum bagi
penyelenggaraan pemerintahan yang patut
(algemene beginselen van behoorlijkbestuur)
dalam rangka mencari cara-cara untuk
melakukan pengawasan atau kontrol yang
sesuai hukum (rechtmatig heidscontrole)
terhadap tindakan-tindakan pemerintahan,
terutama yang dapat dilakukan oleh hakim
yang bebas.
Dalam mencari asas-asas yang dapat
digunakan untuk memberikan
bimbingan dan pedoman dalam
pembentukan peraturan perundang-
undangan yang patut perlu ditelusuri
asas-asas umum bagi
penyelenggaraan pemerintahan yang
patut, mengingat pembentukan
peraturan perundang-undangan adalah
bagian dari penyelenggaraan
pemerintahan.
Dalam bidang hukum, berkenaan dalam
pembentukan peraturan perundang-
undangan negara, maka dalam hal itu
menyangkut:
isi peraturan;
bentuk dan susunan peraturan;
metoda pembentukan peraturan; dan
prosedur dan proses pembentukan
peraturan.
2. Asas Hukum dan Norma
Hukum
Norma hukum berbeda dengan asas
hukum, yaitu pada sifat yang mengatur.
Sebagaimana diketahui , norma adalah
aturan,pola atau standar yang perlu diikuti.
Fungsi norma hukum menurut Hans
Kelsen antara lain memerintah (Gebieten),
melarang (Verbieten), menguasakan
(Ermachtigen), membolehkan (Erlauben),
dan menyimpangkan dari ketentuan.
Asas hukum dan norma hukum
memberikan pengaruh berlainan terhadap
peraturan perundang-undangan. Dalam
suatu sistem norma hukum umpamanya,
di sana terdapat hierarki norma-norma
secara berjenjang, yang menetapkan
bahwa norma dibawahnya adalah absah
atau mempunyai daya laku (valid) apabila
dibentuk oleh dan berdasar serta
bersumber pada norma yang lebih tinggi.
Hal itu berlangsung berjenjang-jenjang
seterusnya, hingga sampai pada norma
yang tertinggi, disebut norma dasar
(Grundnom).
3. Asas - Asas Hukum Dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan Yang Patut.
a. Asas Hukum Umum
Pembentukan peraturan perundangan
dikuasai oleh berbagai asas hukum
umum yang dapat dirumuskan dalam tata
susunan atau hierarkhi sebagai
berikut:
1. Asas hukum umum Pancasila dengan
masing-masing silanya;
2. Asas hukum umum Negara Berdasar
Atas Hukum yang terdiri atas beberapa
wawasan perinciannya;
3. Asas hukum umum Pemerintahan
Berdasar sistem Konstitusi juga
dengan beberapa wawasan
perinciannya.

Asas hukum umum tersebut


berjenjang-jenjang dari atas kebawah,
yang di atas menguasai yang lebih
rendah secara hierarkhis.
b. Asas Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan

Asas pembentukan peraturan perundang-


undangan (beginsel van behoorelijke
regelgiving) ialah asas hukum yang
memberikan pedoman dan bimbingan bagi
penuangan isi peraturan ke dalam bentuk
susunan yang sesuai, bagi penggunaan
pembentukan yang tepat, serta mengikuti
proses dan prosedur pembentukan yang
telah ditentukan.
Dalam membicarakan asas pembentukan
peraturan perundang-undangan ini akan
dibahas tentang norma yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan.
Peraturan Perundang-undangan
Apabila diperhatikan, kepustakaan
hukum yang ada sampai saat ini,
terutama kepustakaan Eropa
Kontinental, apa yang dimaksud
dengan peraturan perundang-
undangan atau wet in materiele zin,
Gesetz in materiellen Sinne, maka
peraturan perundang-undangan
mengandung tiga unsur:
(a) Norma hukum (rechtsnormen);
Norma yang ada di dalam peraturan
perundang-undangan mengandung
salah satu dari sifat-sifat di bawah ini
:
(1) perintah (gebad);
(2) larangan (verbod);
(3) pengizinan (toestemming); dan
(4) pembebasan (vrijsteling).
(b) Norma berlaku keluar (naar buiten
werken);
Ruiter berpendapat, bahwa di dalam
pemahaman tentang wet yang material
terdapat tradisi yang hendak membatasi
berlakunya norma, hanyalah bagi mereka
yang tidak termasuk ke dalam organisasi
pemerintahan. Jadi, norma hanyalah tertuju
kepada rakyat, baik hubungan antara
sesamanya maupun antara rakyat dengan
pemerintah. Sedangkan norma yang mengatur
hubungan antarbagian dalam
organisasi pemerintahan dianggap bukan
norma hukum yang sebenarnya, paling
jauh dianggap sebagai norma organisasi.
Oleh karena itu sampai dewasa ini,
tanda-tanda yang diberikan oleh
pemahaman tentang norma hukum selalu
ditambah dengan predikat “berlaku ke luar”.
(c) Norma bersifat umum dalam arti luas
(algemeenheid in ruime zin).
Orang biasanya membedakan kategori
norma antara yang umum (algemeen) dan
yang individual (individueel) serta antara
yang abstrak (abstract) dan yang konkret
(concrete). Pembedaan umum –individual
didasarkan pada mereka yang terkena aturan
norma tersebut (adressat), ditujukan kepada
orang atau sekelempok orang-orang yang
tidak tertentu atau kepada orang atau
sekelompok orang-orang yang tertentu.
Sedangkan pembedaan abstrak-konkret
didasarkan pada hal yang diatur dalam
norma tersebut, untuk peristiwa-peristiwa
yang tidak tertentu atau untuk
peristiwa/beberapa peristiwa tertentu.
D. Alamat Situs
Latihan Soal Ke-3

Anda mungkin juga menyukai