0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan29 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang terminologi ilmu hukum dan jenis-jenis ilmu hukum. Secara garis besar dibahas tentang istilah-istilah yang digunakan dalam ilmu hukum seperti rechtswetenschap, rechtstheorie, jurisprudence, dan juga jenis-jenis ilmu hukum yaitu ilmu hukum normatif dan ilmu hukum empiris.
Dokumen tersebut membahas tentang terminologi ilmu hukum dan jenis-jenis ilmu hukum. Secara garis besar dibahas tentang istilah-istilah yang digunakan dalam ilmu hukum seperti rechtswetenschap, rechtstheorie, jurisprudence, dan juga jenis-jenis ilmu hukum yaitu ilmu hukum normatif dan ilmu hukum empiris.
Dokumen tersebut membahas tentang terminologi ilmu hukum dan jenis-jenis ilmu hukum. Secara garis besar dibahas tentang istilah-istilah yang digunakan dalam ilmu hukum seperti rechtswetenschap, rechtstheorie, jurisprudence, dan juga jenis-jenis ilmu hukum yaitu ilmu hukum normatif dan ilmu hukum empiris.
18 Nopember 2020 TERMINOLOGI ILMU HUKUM Dalam Bahasa Belanda, Jerman, dan Bahasa Inggris digunakan istilah berikut : - Rechtswetenschap (Belanda) - Rechtstheorie (Belanda) - Jurisprudence (Inggris) - Legal science (Inggris) - Jurisprudent (Jerman) Kepustakaan bahasa Indonesia tidak tajam
dalam penggunaan istilah.
Istilah Ilmu Hukum tampaknya begitu saja disejajarkan dengan istilah-istilah dalam bahasa asing seperti dalam bahasa Belanda : rechtswetenschap, rechtstheorie, dan dalam kepustakaan berbahasa Inggris dikenal istilah-istilah seperti : jurisprudence, legal science.
Istilah Belanda rechtswetenschap dalam arti sempit
adalah dogmatik hukum atau ajaran hukum ( de rechtsleer), tugasnya adalah deskripsi hukum positif, sistematisasi hukum positif dan dalam hal tertentu juga eksplanasi. Dengan demikian dogmatik hukum tidak bebas nilai tetapi syarat nilai. Rechtswetenschap dalam arti luas meliputi :
dogmatik hukum, teori hukum (dalam arti
sempit) dan filsafat hukum.
Rechtstheorie juga mengandung makna sempit
dan luas. Dalam arti sempit Rechtstheorie adalah lapisan
ilmu hukum yang berada di antara dogmatik
hukum dan filsafat hukum. Teori Hukum dalam arti ini merupakan ilmu eksplanasi hukum. Teori hukum merupakan ilmu yang sifatnya interdisipliner. Dalam arti luas, Rechtstheorie digunakan dalam arti yang sama dengan Rechtswetenschap dalam arti luas.
Istilah Inggris Jurisprudence, Legal Science, dan
Legal Philosophy mempunyai makna yang berbeda dengan istilah-istilah Belanda tersebut diatas. Lord Lloyd O Hamstead, M.D.A Freeman dalam bukunya Lloyd’s Introduction to Jurisprudence memberikan gambaran sebagai berikut : - Jurisprudence meliputi studi pertanyaan teoritis umum mengenai sifat hukum dan sistem hukum, tentang hubungan hukum dengan keadilan dan moralitas serta tentang sifat sosial hukum. - Ilmu pengetahuan, bagaimanapun juga, berkaitan dengan fakta dan kejadian yang dapat diamati. H. PH. Visser Thooft, dari sudut pandang filsafat ilmu, menggunakan istilah rechtswetenschappen (Ilmu-ilmu Hukum), merumuskan bahwa semua disiplin yang obyeknya Hukum adalah Ilmu Hukum. Jenis Ilmu Hukum Apabiladitinjau dari segi objeknya dikenal ada dua jenis ilmu hukum yaitu : 1) Ilmu Hukum Normatif 2) Ilmu Hukum Empiris 1. Ilmu Hukum Normatif Dalam ilmu hukum normatif, objek kajiannya adalah norma. Dengan demikian norma menjadi fokus kajian dari ilmu normatif. Dalam penelitian terhadap norma, baik norma tertulis maupun tidak tertulis, hukum dapat diartikan sebagai norma tertulis yang dibuat secara resmi dan diundangkan oleh pemerintah. Disamping hukum yang tertulis di dalam masyarakat juga terdapat norma yang tidak tertulis, tetapi secara efektif mengatur perilaku para anggota masyarakat. Norma tersebut pada hakekatnya bersifat kemasyarakatan. Dikatakan bersifat kemasyarakatan oleh karena norma selain berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, juga merupakan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Norma merupakan manifestasi dari sistem nilai yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Melalui sosialisasi yang panjang norma-norma tersebut diinternalisasikan pada seluruh anggota masyarakat. Norma atau kaidah berisi kehendak yang mengatur perilaku seseorang, sekelompok orang, atau orang banyak dalam hubungannya dengan orang lain atau dengan makhluk lain, dan alam sekelilingnya. Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam norma seperti; norma moral, norma susila, norma etika, norma agama, norma hukum, dan lain-lain. Di antara norma-norma tersebut norma hukum merupakan norma yang paling kuat berlakunya, karena bagi pelanggarnya dapat diancam sanksi pidana atau sanksi pemaksa oleh kekuasaan negara, oleh karena itu norma hukum mempunyai sifat keberlakuan yang heteronom sedang norma-norma lain mempunyai sifat keberlakuan yang otonom. Norma hukum sebagaimana halnya dengan norma-norma lainnya tersusun secara hierarkis dan berjenjang ke atas berhadapan dengan norma hukum yang membentuknya, dan ke bawah berhadapan dengan norma hukum yang dibentuknya. Susunan tersebut berpuncak pada norma tertinggi yang disebut sebagai norma dasar yang tidak dibentuk oleh norma yang lebih tinggi lagi, melainkan ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat yang bersangkutan. Norma hukum berisi kehendak yang dikategorikan dengan Das Sollen, yaitu suatu kategori yang bersifat imperatif. Kehendak itu dapat berupa suruhan atau larangan, dan dapat juga berupa pembebasan dari suruhan atau pengecualian dari larangan. Norma hukum selain berfungsi mengatur perilaku, juga berfungsi memberi kuasa kepada norma hukum lain untuk mengatur perilaku atau berfungsi mengubah atau mengganti norma hukum lain. Menurut Bruggink (1996:100), norma hukum sebagai norma perilaku berisi: a. Perintah (gebod); yaitu kewajiban masyarakat untuk melakukan sesuatu. b. Larangan (verbod); yaitu kewajiban masyarakat untuk tidak melakukan sesuatu. c. Pembebasan/Dispensasi (vrijfstelling); yaitu pembolehan khusus untuk tidak melakukan sesuatu yang secara umum diharuskan. d. Izin (toestemming); yaitu pembolehan (perkenan) atau pengecualian khusus untuk melakukan sesuatu yang secara umum dilarang. Muatan norma hukum yang mengatur perilaku ini dapat dilihat dari dua sisi: Pertama, dilihat dari orang-orang yang diatur perilakunya, pada tataran ini norma bersifat umum dan individual. Kedua, dilihat dari perilaku yang diaturnya, pada tataran ini norma bersifat abstrak dan konkrit. Dengan demikian muatan norma hukum yang sifatnya umum dan abstrak dirumuskan dalam undang-undang dan norma hukum yang sifatnya konkrit dan individual dimuat dalam Keputusan Tata Usaha Negara. Selanjutnya menurut Hart sebagaimana dikutip Bruggink disamping norma perilaku terdapat sekelompok norma yang menentukan sesuatu berkenaan dengan kaidah perilaku itu sendiri yang disebut dengan meta norma, yaitu: a. Norma Pengakuan (Rules of Recognition); yaitu norma yang menetapkan norma perilaku mana yang di dalam suatu masyarakat hukum tertentu harus dipenuhi. b. Norma Perubahan (Rules of Change); yaitu norma yang menetapkan bagaimana sesuatu norma perilaku dapat diubah. c. Norma Kewenangan (Rules of Adjudication); yaitu norma yang menetapkan oleh siapa dan dengan melalui prosedur yang mana norma perilaku ditetapkan dan bagaimana suatu kaidah perilaku harus diterapkan jika dalam suatu kejadian tertentu terdapat ketidakjelasan. Norma hukum berhubungan dengan asas- asas hukum, hubungan tersebut terletak dalam proses pembentukan norma hukum, sebab asas-asas hukum sebagai ketentuan moral mempengaruhi pembentukan hukum, jadi norma hukum bertumpu pada asas hukum. Mengenai asas hukum ada perbedaan pendapat di kalangan ilmuwan hukum pendapat pertama menyatakan bahwa asas hukum merupakan bagian dari sistem hukum. Jadi sebagaimana halnya norma hukum maka asas hukum mengikat masyarakat pendapat kedua menyatakan asas hukum tidak merupakan bagian dari sistem hukum, karenanya tidak mengikat masyarakat. Terlepas dari pandangan mana yang dianut, tidak dibahas lebih lanjut, sebab kedua pendapat tersebut baik pendapat pertama maupun kedua, sama-sama merupakan bidang kajian dari penelitian ilmu hukum normatif. Penelitian ilmu hukum normatif sejak lama telah digunakan oleh ilmuwan hukum untuk mengkaji masalah-masalah hukum. Penelitian ilmu hukum normatif meliputi pengkajian mengenai: a. Asas-asas hukum; b. Sistematika hukum; c. Taraf sinkronisasi hukum; d. Perbandingan hukum; e. Sejarah hukum. Penelitian berupa inventarisasi perundang- undangan yang berlaku berupaya mencari asas-asas atau dasar falsafah dari perundang- undangan tersebut atau penelitian yang berupa usaha penemuan hukum yang sesuai dengan suatu kasus tertentu. Ilmu Hukum Empiris Ilmu hukum dalam penerapannya tidak hanya berdiri sendiri, terdapat juga bidang ilmu lain yang memiliki hubungan erat dengan Ilmu hukum. Kendati kesemuanya memiliki objek perhatiannya sendiri, terdapat hubungan tertentu dengan ilmu hukum sehingga membuat materi hukum lebih luas dan beragam. Adapun berbagai bidang ilmu tersebut memiliki keterkaitan dengan ilmu hukum sehingga timbul istilah-istilah baru seperti sejarah hukum, psikologi hukum, sosiologi hukum, antropologi hukum dan sebagainya. Pada materi ini akan dibahas mengenai Ilmu Hukum Empiris, yakni bidang-bidang hukum yang dibentuk terhubung dengan bidang ilmu yang lain, yaitu: a. Sosiologi Hukum Hukum berhubungan erat dengan masyarakat, sosiologi adalah merupakan ilmu yang membahas mengenai kemasyarakatan. Sosiologi Hukum mengkaji hukum sebagai hubungan antar manusia dan mengenai hukum dengan masyarakat. Masyarakat merupakan sesuatu yang sangat mempengaruhi perkembangan hukum, kehidupan masyarakat yang semakin kompleks membuat hukum harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Nyatanya hukum dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam hal mana hukum mempengaruhi masyarakat ataupun sebaliknya. Hal ini menjadikan sosiologi hukum sebagai bidang ilmu yang penting dan menarik untuk dipelajari. b. Antropologi hukum Antropologi hukum berkaitan dengan kebudayaan, berbeda dengan sosiologi hukum yang berkaitan dengan perkembangan hukum dengan masyarakat di era modern. Antropologi hukum lebih memfokuskan diri mengenai hukum yang berkembang melalui kebudayaan dalam lingkup masyarakat tradisional. c. Sejarah Hukum Berkaitan dengan mempelajari hukum dalam aspek sejarahnya, sejarah hukum mempelajari bagaimana perkembangan hukum dari masa ke masa, serta melakukan perbandingan pada penerapan hukum masa lalu dengan masa sekarang. Sejarah hukum menjadi penting untuk dipelajari berkaitan dengan pemilihan sistem ataupun aturan hukum apa yang efektif untuk diterapkan di dalam masyarakat pada saat ini. Melalui sejarah hukum, dapat diketahui dan dikaji aturan hukum seperti apa yang efektif diterapkan ataupun melalui sejarah hukum dapat dipelajari kesalahan-kesalahan pada masa yang lampau untuk jangan terulang kembali. d. Psikologi Hukum Seperti yang diketahui, psikologi merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan kejiwaan (Ilmu jiwa). Lalu apa hubungannya dengan ilmu hukum?. Psikologi Hukum memusatkan perhatian pada individu. Bagaimana seorang berperilaku, karakter seseorang, cara berpikir, tingkah laku manusia dan sebagainya yang sangat membantu dalam merumuskan aturan hukum yang sesuai dan tepat untuk diterapkan. Bagaimanapun juga, individu atau orang perseorangan adalah bagian terkecil dalam masyarakat yang secara spesifik terlibat langsung dengan hukum. e. Perbandingan Hukum Perbandingan Hukum merupakan penggunaan metode perbandingan terhadap hukum. Dalam tujuan mencari produk hukum yang sesuai, ataupun mengkaji produk hukum yang sedang berlaku apakah pelaksanaannya baik atau tidak, salah satu metode yang digunakan adalah dengan Perbandingan Hukum. Perbandingan hukum berusaha menbandingkan produk hukum baik dari masa yang lampau dengan sekarang, ataupun dari wilayah satu ke wilayah tertentu. Dengan membandingankan produk hukum tersebut dapat diketahui produk hukum mana yang baik penerapannya, ataupun dapat dipilih produk hukum yang diharapkan. TERIMA KASIH