Anda di halaman 1dari 3

Jelaskan, apakah Diaspora Indonesia dapat dimasukkan kedalam salah satu kategori yang

dikemukaka oleh Robert Cohen!

Jawaban:

Sejauh ini belum ada pengertian yang pasti tentang apa itu diaspora. Namun istilah diaspora
sendiri kerap digunakan untuk mengistilahkan tentang penyebaran penduduk. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, diaspora diartikan sebagai masa tercerai berainya suatu bangsa yang
tersebar di berbagai penjuru dunia dan bangsa tersebut tidak memiliki negara. Dalam arti sempit
Diaspora adalah perantau yaitu orang yang meninggalkan tanah kelahirannya untuk pergi ke
daerah atau negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik, ketimbang di daerah atau
negaranya sendiri. Sementara itu menurut Cambridge Dictionary online menyebutkan bahwa arti
diaspora adalah “the spreading of people from one original country to other countries”. Robert
Cohen mengelompokkan diaspora menjadi 5 kategori dengan menggunakan analogi tukang
taman, diantaraya:

1. Weeding (menyiangi) merujuk pada fenomena penyebaran penduduk karena menjadi


korban atau pengungsi karena konflik sosial maupun politik;
2. Sowing (menabur benih), merujuk pada diaspora yang terjadi karena kolonialisme;
3. Transplanting (menyetek), merupakan diaspora yang berkaitan dengan tenaga kerja dan
pelayanan;
4. Layering (melapisi), adalah diaspora yang terjadi karena perdagangan, bisnis dan kerja
professional;
5. Cross-Pollinating (membiakkan serbuk), adalah diaspora yang berkaitan dengan faktor
budaya dan fenomena masyarakat postmodernisme.

Selain itu berdasarkan pendapat dari Dino Pati Djalal, yang merupakan seorang Duta Besar
Indonesia untuk Amerika Serikat, paling tidak ada 4 kelompok diaspora Indonesia, yaitu:

1. Orang Indonesia yang berpaspor Indonesia;


Mereka adalah orang Indonesia yang meninggalkan tanah airnya untuk bekerja di luar
negeri atau menetap di luar negeri.
2. Orang Indonesia yang kemudian menjadi warga negara lain;
Mereka adalah kelompok orang Indonesia yang kemudian pindah menjadi warga negara
dimana mereka tinggal.
3. Orang – orang yang menjadi keturunan dari Indonesia;
Mereka sering disebut dengan blasteran, baik dari pihak laki-laki atau pun perempuan
yang menikah dengan orang luar negeri, dalam kelompok ketiga ini, baik karena hasil
perkawinan dari pihak laki-laki ataupun perempuan yang kemudian mendapat anak dari
hasil perkawinan tersebut.
4. Para pecinta Indonesia.
Yang termasuk dalam kelompok ini, biasanya adalah orang-orang yang pernah tinggal di
Indonesia, baik diplomat atau para mahasiswa atau pekerja yang pernah bekerja di
Indonesia, kemudian mereka kembali ke negara masing-masing dan biasanya ”jatuh
cinta” dengan masakan Indonesia dan budaya Indonesia.1

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka Diaspora Indonesia dapat dimasukkan kedalam kategori
diaspora yang di kemukkan oleh Robert Cohen. Adapun kategori diaspora yang dimaksud
adalah:

1. Orang Indonesia berpaspor Indonesia, memiliki keterkaitan dengan kategori


transpalanting dan layering yang dikemukakan oleh Robert Cohen. Hal ini dikarenakan
sebagian diaspora Indonesia dengan paspor Indonesia adalah bertujuan untuk melakukan
suatu pekerjaan baik dalam hal kerja professional ataupun kerja kasar. Salah satu contoh
nyata dari kategori ini adalah, tenaga kerja Indonesia, diplomat, dll.
2. Orang Indonesia yang kemudian menjadi warga negara lain , memiliki keterkaitan
dengan kategori weeding dan sowing yang dikemukakan oleh Robert Cohen. Hal ini
terlihat dari proses terjadinya, dimana tidak dapat kita pungkiri salah satu penyebab
terjadinya perubahan kewarganegaraan Indonesia menjadi warga negara lain adalah
dikarenakan adanya kolonialisme ataupun konflik sosial dan politik di negara asalnya.
Hal ini pernah terjadi ketika konflik di Timor Leste.
3. Orang – orang yang menjadi keturunan dari Indonesia dan Para Pecinta Indonesia
memiliki kaitan erat dengan kategori diaspora cross-pollinating. Hal ini dapat kita
rasakan dari akibat terjadinya sebuah perubahan kebudayaan dan fenomena
1
Nurmawati, M (2016). STATUS KEWARGANEGARAAN GANDA TIDAK TERBATAS BAGI ANAK DIASPORA DALAM
PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA. Laporan Penelitian Bidang Ilmu Hukum, Udayana. Hal 22-23
postmodernisme yang didasari oleh reaksi dari perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang mampu melampaui realita itu sendri. Salah satu
contoh nyata dari kategori ini adalah ketika seorang diplomat asal Jepang yang jatuh cinta
dan mengagumi kebudayaan Bali.

Anda mungkin juga menyukai