PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Suku bangsa Jepang didominasi suku bangsa Yamato yang meliputi lebih dari 90% komposisi
penduduk Jepang. Sementara suku bangsa minoritas yang ada dianggotai oleh Okinawa,
Burakumin, dan Ainu, yang persentase ketiganya hanya meliputi 3-4%. Kemudian di Jepang
pun ada suku bangsa dari Negara lain dengan angka minoritas seperti Korea 0.5%, Cina
0.4%, dan lainnya 0.6%. Hal yang sama juga berlaku bagi beberapa Negara lainnya. Dari
keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara yang
tertinggi tingkat keragaman suku bangsanya.
memiliki
kemampuan
terbatas,
kesadaran
dan
pengakuan
akan
keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya.
Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang
luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan,
Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain, atau bias juga hanya menyebut sifat-Nya saja
seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan
cara menghambakan diri , yaitu
sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan, menaati segenap ketetapan, aturan, dan hukum yang
diyakini berasal dari Tuhan. Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama
itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, yaitu
manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga
unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Ada enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu agama Islam,
Kristen (Protestan), Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah
Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka.
Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan
tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami
diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Selain enam agama diatas, di Indonesia ada
juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya
termasuk sedikit.
Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang
No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya
pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk
Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian
bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi
dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat
Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP
yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat Keputusan) tersebut telah
dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal
29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia. Selain
itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan,
tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.
Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan
budaya. Di tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah
pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha. Dalam UUD
1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan
Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan tersebut dengan
pengusulan kerjasama antar agama. Kementerian Luar Negeri, bersama dengan organisasi
Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, yang dipegang oleh Sarjana Islam
Internasional, memperkenalkan ajaran Islam moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi
ketegangan tersebut. Pada 6 Desember 2004, dibuka konferensi antar agama yang bertema
Dialog Kooperasi Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan. Negaranegara yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota ASEAN, Australia,
Timor Timur, Selandia Baru dan Papua Nugini, yang dimaksudkan untuk mendiskusikan
kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di dalam meminimalkan konflik
antar agama di Indonesia.
2.2 Pengaruh keragaman terhadap berbagai pola kehidupan
Banyak pengaruh yang akan timbul terhadap berbagai pola kehidupan akibat
keragaman, baik terhadap kehidupan individu, kelompok maupun bermasyarakat, diantaranya
adalah:
1. Terjadinya
segmentasi
kedalam
kelompok-kelompok
yang
seringkali
memiliki
lainnya.
5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam
bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
adanya cross cutting loyalities. Cross cutting affiliations adalah suatu kondisi dimana terjadi
proses saling silang diantara anggota masyarakat, perbedaan agama, dan status sosial. Cross
culting loyalities adalah persatuan saling memiliki dan rasa tanggung jawab yang mengikat
terhadap tempat atau wadah keanggotaannya. Contohnya suku batak dan suku jawa yang
apabila beragama islam mereka akan merasa memiliki islam, akan merasa bersaudara dengan
islam lainnya walaupun mereka berbeda. Hal ini hanya diwujudkan, bila ada keterbukaan dan
kedewasaan pada individu-individu dalam kelompok yag berbeda.
Namun jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan
tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa, seperti :
1.
Disharmonisasi, tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia
lingkungannya.
2.
Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan
masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak
menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan
oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :
1. Semangat Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan agama lain dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Semangat Nasionalisme, yaitu satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama dalam keberagaman.
2.3 Setiap
masyarakat
mempunyai
kehidupan
warga Negara.
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya,
serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Jadi, kebudayaan merupakan serangkaian
aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas
serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara
selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan
tindakan-tindakannya Kebudayaan digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan
lingkungan dan pengalaman, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.
Sebagai pengetahuan, kebudayaan adalah suatu satuan ide yang ada dalam kepala
manusia dan bukan suatu gejala yang terdiri atas kelakuan dan hasil kelakuan manusia.
Sebagai satuan ide, kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai-nilai, norma-norma yang
berisikan larangan-larangan untuk melakukan suatu tindakan dalam menghadapi suatu
lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam, serta berisi serangkaian konsep-konsep dan modelmodel pengetahuan mengenai berbagai tindakan dan tingkah laku yang seharusnya
diwujudkan dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam. Kebudayaan
digunakan sebagai:
1. Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan
tersebut
2. Kebudayaan adalah milik masyarakat manusia, bukan daerah atau tempat yang
mempunyai kebudayaan tetapi manusialah yang mempunyai kebudayaan
Kamanakan tali paruik adalah keturunan dari suatu keluarga urang asa
2.
Kamanakan tali budi adalah orang pendatang yang mampu membeli tanah luas
3. Kamanakan tali ameh adalah pendatang baru yang mencari hubungan keluarga dengan
keluarga asa
4.
Kamanakan bawah lutuik adalah orang yang menghamba pada keluarga orang asa
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat ditarik kesimpulan sehubungan dengan Hakekat
Manusia, Keragaman dan Kesetaraan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Struktur manusia Indonesia yang majemuk dan dinamis ditandai dengan dua hal,
pertama keragaman suku bangsa, Keragaman suku bangsa di Indonesia ini sangat kontras
jika dibandingkan dengan beberapa Negara lain. Misalnya Jepang yang hanya memiliki
beberapa suku bangsa semisal Yamato, Okinawa, Burakumin dan Ainu, berbeda dengan
Indonesia, yang suku bangsanya sangat beragam dengan 962 suku bangsa atau etnis yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke.dan kedua keragaman agama, agama di Indonesia,
terdiri dari enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu agama Islam,
Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah
Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka.
Namun, melalui Keppress No. 6/2000, larangan tersebut dicabut. Akan Tetapi sampai kini,
tidak menutup kemungkinan banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami
diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Selain enam agama diatas ada juga penganut
agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun dalam jumlah yang kecil.
2.
Banyak pengaruh yang akan timbul terhadap berbagai pola kehidupan akibat keragaman,
baik terhadap kehidupan individu, kelompok maupun bermasyarakat, baik pengaruh yang
besifat negatif maupun pengaruh yang besifat positif, diantaranya adalah terjadinya
segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki kebudayaan yang
berbeda, memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat
non komplementer, kurang adanya mengembangkan konsesus diantara para anggota
masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar, secara relatif sering kali terjadi
konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya, secara relatif integrasi sosial
tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi, adanya dominasi
politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
3.
3.2 Saran
Dengan selesainya penyusunan makalah mengenai Hakekat Manusia, Keragaman
dan Kesetaraan ini, penulis mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Penulis
menyadari begitu banyak kekurangan yang ada didalam penyusunan makalah ini, baik dalam
bentuk penulisan kata dan kalimat, maupun dalam bentuk sistematika penulisan. Oleh karena
itu, saran dan masukan membangun dari pembaca sangat penulis harapkan, untuk
mengembangkan materi makalah ini guna perubahan ke arah yang lebih baik dan medidik.
Selain itu besar harapan penulis agar pembaca dapat memanfaatkan makalah ini, baik dalam
pendidikan
maupun
dalam
pemahaman
mengenai
Hakekat
Manusia,
MAKALAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Manusia, Keragaman dan Kesetaraan
Keragaman
Oleh: KELOMPOK 1
1101791
1202185
1203012