Anda di halaman 1dari 7

KASUS & KONFLIK PELANGGARAN HAM

DI INDONESIA

Contoh Konflik yang Muncul Akibat Keanekaragaman, Suku, Agama, SARA dan Ras

 Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi dan hukum


terhadap suku asli Dayak dan suku Madura menimbulkan kekecewaan yang
mendalam. Akhirnya, perasaan ini meledak dalam bentuk konflik horizontal.
Masyarakat Dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh kebijakan-
kebijakan yang diskriminatif. Sementara penegakan hukum terhadap salah satu
kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya.

 Di Poso, Sulawesi Tengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi pada tanggal 24
Desember 1998 yang dipicu oleh seorang pemuda Kristen yang mabuk melukai
seorang pemuda Islam di dalam Masjid Sayo.
Kemudian pada pertengahan April 2000, terjadi lagi konflik yang dipicu oleh
perkelahian antara pemuda Kristen yang mabuk dengan pemuda Islam di terminal bus
Kota Poso. Perkelahian ini menyebabkanterbakarnya permukiman orang Pamona di
Kelurahan Lambogia. Selanjutnya, permukiman Kristen melakukan tindakan balasan.
 Konflik ini adalah konflik kekerasan dengan latar belakang perbedaan agama yakni
antara kelompok Islam dan Kristen. Konflik Maluku disebut menelan korban
terbanyak yakni sekitar 8-9 ribu orang tewas. Selain itu, lebih dari 29 ribu rumah
terbakar, serta 45 masjid, 47 gereja, 719 toko, 38 gedung pemerintahan, dan 4 bank
hancur. Rentang konflik yang terjadi juga yang paling lama, yakni sampai 4 tahun.

 Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965 Peristiwa Gerakan 30 September PKI


1965 atau G30S PKI merupakan kasus sejarah kelam bangsa Indonesia.
Kup PKI 1965 ini menewaskan 7 petinggi Angkatan Darat (AD), yaitu Letnan
Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal S.Parman, Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor
Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal D.I Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo
Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.
Yang lebih kelam lagi adalah peristiwa pasca G30S PKI 1965. Sekitar 500 ribu
hingga 1 juta jiwa terduga afiliasi PKI melayang dipersekusi massa dan tentara.
Bahkan, Sarwo Edhi yang mengomandoi pembunuhan melalui RPKAD menyebut ada
3 juta korban.
 Kasus Wasior Pada 13 Juni 2001 di Desa Wonoboyo, Wasior, empat orang
penduduk sipil yaitu atas nama Daud Yomaki, Felix Urban, Henok Marani, dan
Guntur Samberi dinyatakan tewas. Dari catatan Komisi untuk Orang Hilang dan
Korban Tindak Kekerasan (KontraS), mereka diduga tewas oleh aparat keamanan
yang melakukan pembunuhan di luar hukum. Selain itu, 39 orang mengalami
penyiksaan dalam peristiwa ini, 5 orang dihilangkan secara paksa, dan 1 orang
mengalami pelecehan seksual.

Kasus ini digolongkan Komnas HAM sebagai salah satu kasus pelanggaran HAM
berat pasca reformasi. Namun hingga kini, kasusnya masih juga belum ditindaklanjuti
oleh Kejaksaan Agung.
MULTIKULTURAL

Multikultural
Multikulturalisme adalah keadaan masyarakat yang terdiri atas beberapa elemen kelompok
yang berbeda ras, adat, kebiasaaan, akan tetap dapat hidup tanpa adanya pembauran satu
sama lain dalam satu kesatuan sistem sosial perpolitik.

Sehingga arti multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih kelompok
masyarakat yang secara kultural dan ekonomi mengalami fragmentasi dan memiliki struktur
sosial kelembagaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

 TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA merupakan hal yang penting untuk


dimiliki setiap orang di saat ini. Apabila setiap orang mempunyai sikap toleransi yang
tinggi maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama. Dan
kehidupan antar umat beragama pun akan hidup dengan tentram dan damai. Maka
dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi sejak dini sehingga
ketika kita beranjak dewasa akan terbiasa dengan sikap toleransi dengan umat
beragama lainnya.

Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai


antar umat beragama. Tidak peduli apapun agama yang dianut, antar masyarakat
harus saling menghargai satu sama lain. Toleransi beragama merupakan sikap
menyadari bahwa adanya perbedaan adalah suatu realita sosial dalam masyarakat
yang dijadikan sebagai mozaik yang dapat menjadikan hidup ini beragam akan tetapi
tetap dalam kesatuan yang sama. Sebagai individu umat beragama maka yang dapat
dilakukan dalam menghormati dan menghargai keyakinan serta kepercayaan seorang
individu lainnya yang berbeda, dengan mengedepankan asas-asas kemanusiaan bukan
pada keyakinan.

Agama-agama yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha,
dan juga Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan
prinsip toleransi antarumat beragama.
 PERBEDAAN RAS di antara manusia bukanlah masalah besar dalam membangun persatuan
bangsa Indonesia.
Namun, orang-orang yang belum mengerti toleransi ternyata bisa menyebabkan dampak fatal.
Misalnya, ada seseorang yang menunjukkan perilaku intoleransi (tidak toleran) terhadap
orang lain di sekitarnya.
Seperti yang diungkapkan di situs Kemendikbud, mereka berpotensi menyebabkan konflik di
antara masyarakat dan ini merupakan sesuatu yang perlu dicegah. Oleh karena itu, sikap
toleran hadir sebagai penyelesaian masalah perbedaan ini.

Dalam Ppkn (Lukman Surya Saputra, dkk.,2017:105), terungkap bahwa perbedaan yang
selama ini menjadi perdebatan tidak perlu dibesar-besarkan lagi. Seseorang dari suatu suku
atau ras tidak berarti dia akan lebih baik dari suku atau ras lain, begitu juga sebaliknya.
Jadi, yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sebenarnya adalah baik dan buruknya manusia
ketika berperilaku.
Toleransi adalah salah satu perilaku baik yang musti dipegang oleh seseorang ketika
berhadapan dengan orang yang lain yang berbeda suku atau rasnya.

Berikut ini contohnya:


 Bergaul dengan orang lain tanpa memandang mereka dari suku apa dan berasal dari rasa
apa.
 Tetap melakukan kerja sama dengan seseorang yang memiliki ciri fisik atau ras berbeda,
misalnya kerja kelompok di kelas dengan orang yang berasal dari keturunan Cina.
 Tidak menghina orang dari suku atau ras lain yang berbeda dengan kita.

 KEBERAGAMAN ANGGOTA GOLONGAN Dalam masyarakat multikultural,


keberagaman golongan bisa terjadi secara vertikal dan horizontal. Untuk vertikal, terdapat
hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Contohnya seperti status sosial,
pendidikan, jabatan, dan sebagainya. Secara horizontal, biasanya anggota golongan setara dan
tidak ada hierarki. Namun, hal ini mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya
paling benar sehingga merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama,
idealisme, adat-istiadat, dan sebagainya
 INDAHNYA KEBERAGAMAN AGAMA DAN SUKU yang Menyatukan
Indonesia Bangsa Indonesia merupakan hamparan nusantara yang luas, dengan
kepadatan penduduk nomor 4 dari 3,54 persen penduduk dunia, setelah Amerika
Serikat, India dan Tiongkok.Total populasi penduduk Indonesia per 1 Juli 2019
adalah 268.074.600, yang menghuni di 17.500 bentangan pulau, dari Provinsi Aceh
hingga Papua. Ditiap wilayah kepulauan yang ada, terdapat 300 kelompok etnik atau
suku bangsa, yang totalnya 1.340 suku, dengan adat Istiadat dan budaya yang
beragam. Inilah hakekat keindahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
tengah kemajemukan peradaban, keyakinan.

Apalagi dalam kemajemukan itu, Indonesia punya enam agama yang diakui negara,
diluar aliran kepercayaan. Ada Agama Islam, Kristen, katolik, Budha, Hindu dan
Kong hu Chu. Kompleksitas itu ternyata dapat terwujud kesatuan dalam
kemajemukan. Meskipun warga negara dalam 746 bahasa daerah. Belum lagi di
setiap daerah punya ribuan penuturan dalam subetnis. Ini sudah belangsung lama,
bahkan sebelum kemerdekaan Repubik Indonesia di proklamirkan keseluruh penjuru
dunia.

Bila dilihat dari sisi geografi dan sosialcultural, keindahan dalam kesatuan yang
terjadi hingga kini, tidak mungkin terjadi keberlangsungan. Pertanyaannya adalah,
kenapa keindahan dalam keberagaman itu dapat dipertahankan? Yang utama, karena
kesadaraan atau keinsyafan akan rasa. Rasa akan bersatu dan kesamaan akan cita-cita
hidup berbangsa.

Rasa ingin mewujudkan Bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan, bersatu,


berdaulat, adil dan makmur. Cita-cita inilah diformulasikan dalam alinea ke-2
Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
 INDAHNYA KEBERAGAMAN BAHASA Indonesia merupakan negara terkaya
akan berbagai keberagaman salah satu nya keberagaman bahasa. Bahasa menjadi
salah satu unsur paling penting yang mempengaruhi kehidupan maupun kebudayaan
manusia.

Didalam kehidupan sehari-hari,manusia mengenal kebudayaan dan menciptakan


berbagai wujud,ide,kreatifitas,hingga artefak untuk memenuhi kebutuhan hidup
nya.Terlepas dari itu,manusia merupakan makhluk sosial yang harus berinteraksi satu
sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidup nya.

Indonesia merupakan negara dengan populasi nya sangat banyak,dimana Kementerian


Dalam Negeri (Kemendagri) menyatakan jumlah penduduk Indonesia mencapai
271.349.889 jiwa (jumlah penduduk Indonesia 2021). Dari 34 provinsi yang ada di
Indonesia, ada sebanyak 718 bahasa daerah yang sudah teridentifikasi sampai saat ini.

Provinsi dengan bahasa daerah terbanyak tepatnya di miliki oleh Papua yang
mempunyai 326 bahasa. Sementara itu, provinsi dengan bahasa daerah paling sedikit
adalah DI Yogyakarta dan Kepulauan Riau. Keduanya hanya punya satu bahasa
daerah. Sangat beragam bukan? Indahnya keberagaman yang di miliki Negara kita.

Sebagai warga negara yang baik,sudah sepatutnya kita bangga dan cinta terhadap
keberagaman yang negara kita punya.

Meskipun demikian,bahasa kesatuan/nasional yang di gunakan adalah bahasa


Indonesia. Hal ini tentunya bertujuan untuk mempermudah komunikasi antar suku
atau daerah.

Anda mungkin juga menyukai