Anda di halaman 1dari 7

Bab 1

a. Latar Belakang
Perbedaan adalah bagian dari Indonesia, harga mati. Kalau tinggal di Indonesia sudah pasti akan
tinggal bersama individu - individu dari berbagai latar belakang, entah beragama Muslim,
Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, ataupun Kong hu cu. Sebuah Negara yang begitu plural dan
berbeda, dapat berdiri dan merdeka walau begitu berbeda satu dengan yang lainnya.

Merupakan sebuah mukjizat sebuah Negara yang dipenuhi berbagai latar belakang dapat berdiri
begitu kokoh tanpa permusuhan satu dengan yang lain. Tetapi pada realitanya, Indonesia mampu
melakukan semua itu berkat kerjasama dari tiap - tiap rakyatnya, semua yang mengesampingkan
perbedaan untuk membangun Indonesia yang satu dan terdiri dari berbagai individu dengan latar
belakangnya yang unik.

Kesinambungan diantara perbedaan yang sangat mencolok di Indonesia adalah sebuah harta
warisan yang telah diturunkan dari pendiri bangsa yang terdahulu, hingga sekarang sampai di
tangan generasi ini, dan harta itu adalah harta yang harus terus dirawat dan terus dijaga sehingga
ketika nanti pada waktunya warisan itu harus diturunkan kepada harapan baru bangsa.
Sayangnya, baru - baru ini banyak muncul masalah - masalah perbedaan pandangan dan latar
belakang yang tentunya dapat menggoyahkan mentalitas bangsa ini yang sudah sedari dahulu
menerima perbedaan sebagai bagian dari sebuah negara kesatuan bernama Indonesia, yang
memiliki semangat BHINNEKA TUNGGAL IKA !

Maka dari itu, sebagai bagian dari generasi yang telah menerima harapan dari para pendahulu,
dan sebagai generasi yang akan memberikan harapan bagi para penerus bangsa, kita harus tetap
berjuang untuk terus mempersatukan bangsa yang terdiri dari berbagai latar belakang ini,
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya remaja Kristen untuk menghadapi tantangan sebagai dampak
multikulturalisme di Indonesia?
Bab 2

Pembahasan

Perbedaan Menurut berbagai Agama

Islam
Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk agama lain adalah
mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari keberagaman(pluralitas). Namun anggapan bahwa
semua agama adalah sama (pluralisme) tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak menganggap
bahwa Tuhan yang 'kami' (Islam) sembah adalah Tuhan yang 'kalian' (non-Islam) sembah. Pada
28 Juli 2005, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa melarang paham pluralisme
dalam agama Islam. Dalam fatwa tersebut, pluralisme didefiniskan sebagai ""Suatu paham yang
mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah
relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja
yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua
pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga".

Kristen
Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai oleh John
Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi
pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan
berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut
pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi
dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-
agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda
Buddha
Dengan mencontoh pandangan Sang Buddha tentang toleransi beragama, Raja Asoka membuat
dekret di batu cadas gunung ( hingga kini masih dapat di baca ) yang berbunyi : “… janganlah
kita menghormat agama kita sendiri dengan mencela agama orang lain. Sebaliknya agama orang
lain hendaknya dihormat atas dasar tertentu. Dengan berbuat begini kita membantu agama kita
sendiri untuk berkembang disamping menguntungkan pula agama lain. Dengan berbuat
sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri di samping merugikan agama orang lain.
Oleh karena itu, barang siapa menghormat agamanya sendiri dengan mencela agama lain –
semata – mata karena dorongan rasa bakti kepada agamanya dengan berpikir ‘ bagaimana aku
dapat memuliakan agamaku sendiri ‘ maka dengan berbuat demikian ia malah amat merugikan
agamanya sendiri. Oleh karena itu toleransi dan kerukunan beragamalah yang dianjurkan dengan
pengertian, bahwa semua orang selain mendengarkan ajaran agamanya sendiri juga bersedia
untuk mendengarkan ajaran agama yang dianut orang lain… “

Keragaman Budaya di Indonesia


Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah ini
bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku
bangsa yang ada di daerah tersebut. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam
dan jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.

Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia juga turut mendukung


perkembangan kebudayaan Indonesia yang pada akhirnya memcerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.

Keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan suatu keunggulan jika


dibandingkan dengan negara lainnya, karena potret kebudayaannya lengkap dan bervariasi. Dan
yang tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai
jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar
kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga
meliputi antar peradaban yang ada di dunia
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul akibat
keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain:

 Konflik

Konflik adalah proses sosial disosiatif yang dapat menyebabkan perpecahan dalam
masyarakat karena ketidakselarasan dan ketidakseimbangan dalam suatu hubungan
masyarakat.

1) Konflik antar suku

Konflik antar suku pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi etnosentrisme.

2) Konflik antar ras

Konflik antar ras pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi stereotipe.

3) Konflik agama

Konflik masalah agama pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi fanatisme. Konflik agama dapat berupa konflik internal umat beragama misalnya
konflik antar golongan pemeluk Islam murni dengan golongan Ahmadiyah, maupun konflik
antar umat beragama (konflik eksternal) misalnya konflik masyarakat Ambon pemeluk Islam
dengan masyarakat Ambon pemeluk Kristen.

4) Konflik antar golongan

Konflik antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat in group yang kuat sehingga
dengan kelompok out group akan menimbulkan antipati.
Bab 3

Kesimpulan & Saran

Efesus 4:2-6
“Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang
di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”

KESIMPULAN
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya, karena Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang
lengkap dan bervariasi. Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada
diri bangsa Indonesia merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang
muncul akibat keanekaraman bangsa Indonesia disebabkan oleh terjadinya konflik.

SARAN
Keanekaragaman yang ada dalam masyarakat Indonesia sungguh merupakan tantangan yang
menuntut upaya sungguh-sungguh dalam bentuk transformasi kesadaran multikultural. Suatu
kesadaran yang diarahkan kepada identitas nasional, integrasi nasional, dan kesadaran
menempatkan agama untuk kesatuan bangsa. Dengan demikian, kesatuan Indonesia dapat
ditegakkan sejalan dengan semangat kebersamaan yang terkandung dalam semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”
GLOSARIUM
- Asimilasi
penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan
sekitar
- Heterogenitas
Keanekaragaman
- Diasosiatif
kecenderungan memisahkan diri dari kelompok
- Etnosentrisme
sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan
sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang
meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain
- Primordialisme
pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik
tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di
dalam lingkungan pertama
- Fanatisme
keyakinan (kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik,
agama, dan sebagainya)
- Antipati
penolakan atau perasaan tidak suka yang kuat
MAKALAH AGAMA
TAHUN AJARAN 2019/2020

KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA:

1. ADRISTI Wina damanik

2. dameria silaban

3. Michael austin sibuea

4. yunda viona hutagalung

Anda mungkin juga menyukai