DOSEN PENGAMPU :
( Ibu Yunilda Megawati Tulak Allo. S,Th., M. Th )
Disusun Oleh : kenny Jevon A.Ntiri (C30423009)
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
berkatnya, kasih-nya dan karunianya. Sehingga saya sendiri telah menyelesaikan tugas makalah
ini. Dengan judul “AGAMA DAN MULTIKULTUR DALAM PROSPEKTIF IMAN
KRISTEN.”
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menambahkan referensi
untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, serta dapat menambah iman kita.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu penulis sangat berharap dukungan
serta sumbangsih pemikiran baik berupa kritikmaupun saran yang membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Multikulturalisme dan pluralisme adalah esensi Bhineka Tunggal Ika yaitu keragaman
dalam kesatuan yang mana memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu,
masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai masyarakat yang agamis, dimana setiap individu
menurut kebebasannya sendiri memeluk suatu agama tertentu. Pancasila sendiri mewadahi
semua ideologi agama yang ada di Indonesia, sebagai landasan hukum yang menetapkan
Ketuhanan dengan menempatkan agama pada posisi utama dan pertama. Hal inilah yang
akhirnya membuat perpaduan harmonis dari agama-agama yang ada di Indonesia, diikuti dengan
penyebaran tempat-tempat peribadatan dari berbagai agama di seluruh penjuru pulau di
Indonesia.
Multikulturalisme dan pluralisme adalah esensi Bhineka Tunggal Ika yaitu keragaman
dalam kesatuan yang mana memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu,
masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai masyarakat yang agamis, dimana setiap individu
menurut kebebasannya sendiri memeluk suatu agama tertentu. Pancasila sendiri mewadahi
semua ideologi agama yang ada di Indonesia, sebagai landasan hukum yang menetapkan
Ketuhanan dengan menempatkan agama pada posisi utama dan pertama. Hal inilah yang
akhirnya membuat perpaduan harmonis dari agama-agama yang ada di Indonesia, diikuti dengan
penyebaran tempat-tempat peribadatan dari berbagai agama di seluruh penjuru pulau di
Indonesia.
Multikulturalisme dan pluralisme adalah esensi Bhineka Tunggal Ika yaitu keragaman
dalam kesatuan yang mana memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu,
masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai masyarakat yang agamis, dimana setiap individu
menurut kebebasannya sendiri memeluk suatu agama tertentu. Pancasila sendiri mewadahi
semua ideologi agama yang ada di Indonesia, sebagai landasan hukum yang menetapkan
Ketuhanan dengan menempatkan agama pada posisi utama dan pertama. Hal inilah yang
akhirnya membuat perpaduan harmonis dari agama-agama yang ada di Indonesia, diikuti dengan
penyebaran tempat-tempat peribadatan dari berbagai agama di seluruh penjuru pulau di
Indonesia. Setiap agama memiliki tempat ibadahnya masing-masing
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian multikultural
2. Sejarah multikultural
3. Multikultural di Indonesia
4. Pengertian masyarakat multikultural
5. Konflik Multikultural
6. ciri – ciri masyarakat multikultural
7. Multikulturalisme dalam alkitab
C. Tujuan
Konflik antar budaya dan menguatnya isu-isu SARA atau suku, agama, ras, dan antar golongan
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kurang pahamnya masyarakat
terhadap bagaimana cara untuk berbicara secara terbuka tentang ras, budaya, agama, dan
sebagainya dengan anggota dari peradaban lainnya (Ramirez, 2007). Hal ini menjadi penting
karena dengan berbicara secara terbuka, suatu masyarakat dapat saling mendengarkan dan
berbicara dengan masyarakat lainnya. Di sisi lain, kurangnya kesadaran masyarakat akan adanya
interdependensi dengan masyarakat lain yang tidak dapat dihindari juga menjadi salah satu faktor
penyebab rentannya terjadi konflik antar masyarakat. Faktor selanjutnya yaitu berupa
pembicaraan terkait dengan masa lalu yang buruk tentang kesalahpahaman dan perbuatan jahat
antara satu masyarakat terhadap masyarakat lainnya yang dapat memicu terjadinya pembalasan
dendam. Di sisi lain, antagonisme etnis juga menjadi pemicu terjadinya disintegrasi bangsa.
Antagonisme etnis yang berujung pada pertumpahan darah sendiri biasanya diakibatkan oleh
adanya campur tangan politikus yang memiliki keinginan untuk mempertahankan kekuasaannya
di dalam kelompoknya. Sikap ketidakpedulian terhadap masyarakat lain dapat menyebabkan
suatu masyarakat menjadi mudah untuk tidak percaya dan membenci masyarakat lain sehingga
dapat menimbulkan perpecahan.