DOSEN PEMBIMBING :
KELOMPOK V
Kelas : M5/E
EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
berkat dan kasih-Nya serta karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Dengan judul “AGAMA DAN MULTIKULTURAL DALAM
PERSPEKTIF IMAN KRISTEN” ini dengan baik tanpa ada halangan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menjadi referensi untuk menambah wawasan , ilmu pengetahuan, serta dapat
menambah iman kita.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
memohon maaf bila ada penulisan kata atau tata bahasa yang masih salah dan
kurang berkenan. Saran, tanggapan, dan kritik anda yang membangun sangat
penulis harapkan guna menyempurnakan makalah ini
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..2
BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………………………3
A. latar belakang …………………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian multikultural
2. Sejarah Multikultural
3. Multikultural di Indonesia
C. Tujuan
J. S Furnival
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terfragmentasi dan
memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.
Nasikun
Sebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
dari tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural,
ekonomi, dan politik dipisahkan (diisolasi), dan memiliki struktur
kelembagaan dan berbeda satu sama lain.
Clifford Geertz
Sebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terbagi menjadi beberapa
subsistem embrio itu sendiri dan terikat dalam ikatan primordial.
Pierre L Van den Berghe
Menunjukkan bahwa masyarakat majemuk ditandai sebagai berikut.
- Faktor geografis
Faktor ini sangat mempengarudi apa dan bagaimana kebiasaan sua tu
masyarakat. Maka dalam suatu daera yang memiliki kondisi geografis yang
berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat( multikultural).
a. Interseksi
- Konsep
Interseksi merupakan suatu titik potong atau pertemuan. Dalam sosiologi,
interseksi dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk.
- Definisi
Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan
suatu kelompok sosial dari berbagai seksi. Baik berupa suku, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.
- Penjelasan definisi
Jadi, yang dimaksud dengan interseksi adalah suatu masyarakat yang terdiri
dari banyak suku,budaya,agama, dll yang berbaur menjadi satu kesatuan di
dalam komunitas tertentu.
b. Konsolidasi
- Konsep
Suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan yang telah diyakini agar
kepercayaan akan sesuatu yang diyakini semakin kuat. Yang mana hal ini
dilakukan oleh orang yang lebih mengerti akan kepercayaan yang dianut.
- Definisi
Konsolidasi adalah suatu proses penguatan yang dilakukan untuk
memberikan tambahan keimanan atas apa yang telah seseorang yakini, yang
biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mencapai tingkatan tertenatu.
- Penjelasan definisi
Jadi, yang dimaksud dengan konsolidasi adalah suatu penguatan atas apa
yang telah melekat pada dirinya.
c. Primordialisme
- Konsep
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh
hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat,
kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan
pertamanya.
- Definisi
Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang artinya pertama
dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan. Ikatan seseorang pada kelompok
yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan
berperan dalam membentuk sikap primordial.
- Penjelasan definisi
Jadi, suatu etnosentrisme adalah suatu kepercayaan yang sudah mendarah
daging. Maka setiap orang yang memiliki etnosentrisme pasti dia akan sulit
menerimapaham lain selain paham yang telah mendarah daging dalam
dirinya.
d. Etnosentrisme
- Konsep
- Definisi
Jadi, yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari
kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.
- Penjelasan definisi
Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu masyarakat
majemuk terdapat suatu kelompok yang beranggapan bahwa
kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain.
e. Politik Aliran
- Konsep
- Definisi
Politik Aliran adalah suatu organisasi masyarakat yang memiliki dekengan
(jawa) untuk memelihara dan menyejahterakan anggotanya. Contoh :
Hahdhotul Ulama’ memiliki dekengan berupa Partai Keadilan
Sejahtera(PKB), Muhammadiyyah memiliki dekengan berupa Partai Amanat
Nasional(PAN), dll.
- Penjelasan definisi
Jadi, jelas bahwa politik aliran adalah suatu partai politik yang memiliki
suatu dukungan dari suatu organisasi masyarakat sebagai pembangun
kekuatan dalam pemilihan umum.
B. Sejarah Multikultularisme
Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi
yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state)
sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan
budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk
menggambarkan homogenitas yang belum terwujud (pre-existing
homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk
bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara
mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan
baru.
Di awal abad ke-21, sudah lazim bagi negara-negara Barat yang menganut
paham demokrasi liberal untuk menyebut diri mereka sebagai masyarakat
multikultural (multikultural societies), meskipun tidak semuanya
menetapkan ‘kebijakan multikultural yang resmi’ (official policies of
mulculturalism). Bahkan sejumlah negara-bangsa yang secara tradisional
dikenal sebagai masyarakat yang homogen secara budaya, seperti Jerman
dan Jepang, tidak lagi bisa menyangkal fakta bahwa populasi mereka
diwarnai dan dipengaruhi oleh kemajemukan rasial dan etnis yang relatif
tinggi dalam dua-tiga dekade terakhir ini. Sebagai salah satu dampak akut
dari migrasi global yang semakin intensif , “dunia menjadi tempat bagi
negara-negara yang multi etnis , dengan komposisi lebih dari 30% populasi
berasal dari masyarakat di luar negara tersebut.”
C. Multikultular di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat
keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural.
Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep
masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna
yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat
mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Krisis sosio budaya yang meluas itu dapat disaksikan dalam berbagai bentuk
disorientasi dan dislokasi banyak kalangan masyarakat kita, misalnya:
disintegrasi sosio-politik yang bersumber dari euphoria kebebasan yang
nyaris kebablasan, lenyapnya kesabaran sosial (social temper) dalam
menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah
melakukan tindakan kekerasan dan anarki, merosotnya penghargaan
kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial, semakin
meluasnya penyebaran narkotika dan penyakit-penyakit sosial lainnya,
berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bersumber atau sedikitnya
bernuansa politis, etnis dan agama seperti terjadi di Aceh, Kalimantan Barat
dan Tengah, Maluku Sulawesi Tengah, dan lain-lain.
Walaupun multikulturalisme itu telah digunakan oleh para pendiri bangsa ini
untuk mendesain kebudayaan Indonesia, bagi pada umumnya orang
Indonesia kini multikulturalisme adalah sebuah konsep yang masih asing.
Dengan demikian mereka tinggal dalam jangka waktu yang lama bahkan ada
yang menikah dengan bangsa Indonesia. Kondisi inilah yang menambah
kekayaan budaya dan ras yang di Indonesia.
Masuknya budaya asing inilah salah satu faktor memperkaya budaya dan
membuat masyarakat menjadi masyarakat multikultural. Pengaruh dari luar
wilayah Nusantara banyak memengaruhi keberagaman budaya dan agama.
Di mana pengaruh tersebut di antaranya dibawa oleh para pedagang asing,
penjajah, serta imigran lainnya.
Faktor Geografis
Keadaan geografis Indonesia yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa ikut
memberi kontribusi dalam terciptanya masyarakat multikultural. Letak
Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra mengakibatkan
banyak disinggahi berbagai suku bangsa dari seluruh dunia.
Keanekaragaman Ras
Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu
Ras Mongoloid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :
Ras Kaukasoid
Memiliki ciri-ciri berikut ini
Hidung mancung
Kulit putih
Rambut pirang sampai coklat
Kelopak mata lurus
Ras negroid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
Rambut keriting
Kulit hitam
Bibir tebal dan kelopak mata lurus
- Pakaian adat
- Tarian daerah
- Lagu daerah
- Bahasa daerah
- Adat istiadat
- Makanan khas daerah
- Rumah adat
- Senjata tradisional
- Kesenian daerah
- Alat musik
- Islam
- Katolik
- Protestan
- Budha
- Hindu
- Konghucu
D. Pengertian Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa
macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit
perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk
organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan.Acuan utama bagi
terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural adalah
multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan.
Menurut Parekh
Masyarakat multikultural ialah masyarakat yang memiliki berbagai jenis
komunitas budaya dengan segala manfaat dan sedikit perbedaan yang ada,
sejarah, adat-istiadat dan kebiasaan yang ada.
Faktor Sejarah
Negara kita memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah. Tak heran
bila banyak bangsa asing yang berdatangan karena ingin menguasai sumber
daya alam Indonesia, seperti Belanda, Inggris, Portugis dan juga Jepang.
Bangsa asing ini menjajah dan menetap di Indonesia dalam kurun waktu
yang cukup lama, bahkan tak sedikit yang akhirnya menikah di Indonesia.
Kondisi ini menimnbulkan kekayaan budaya dan rasa di Indonesia sehingga
terbentuklah masyarakat multikultural.
Faktor Geografis
Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudra, kondisi geografis ini
menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan Internasional. Karena
itulah banyak negara asing yang datang ke Indonesia untuk berdagang,
seperti Arab, Cina, India dan lain sebagainya. Kondisi ini akan menambah
budaya asing yang masuk ke Indonesia sehingga terbentuklah masyarakat
multikultural.
Faktor Agama
Selama ini agama turut membentuk interaksi antara manusia dalam suatu
tetanan kehidupan. Agama juga menjadi simbol dan sejarah yang
memperkuat manusia dalam aturan sesuai ajaran kitab suci. Indonesia
sendiri memiliki masyarakat yang berbeda-beda agama dan kepercayaannya
sehingga terbentuklah masyarakat multikultural.
Faktor Iklim
Kondisi geografis, iklim ataupun cuaca yang berbeda-beda bisa berpengaruh
terhadap pola perilaku masyarakat dalam menyesuaikan diri atau beradaptasi
dengan kondisi yang ada.
- Multikulturalisme Isolasionis
Multikulturalisme isolasionis ialah kelompok masyarakat multikultural yang
menjalani kehidupan secara otonom dengan interaksi antar kelompok
seminimal mungkin.
- Multikulturalisme Akomodatif
Multikulturalisme akomodatif merupakan jenis masyarakat yang mempunyai
kultur dominan yang membuat penyesuaian tertentu untuk kaum minoritas.
Masyarakat ini memberi kebebasan kepada kaum minoritas untuk
mempertahankan apa yang menjadi kebudayaan mereka.
- Multikultural Otonomis
Multikultural otonomis merupakan masyarakat multikultural yang hidup
bersama dan berupaya menciptakan kesetaraan budaya mereka.
- Multikulturalisme Kosmopolitan
Multikulturalisme kosmopolitan merupakan jenis masyarakat yang berusaha
menghilangkan batas kultural dalam kehidupan mereka sehingga terciptalah
masyarakat yang tak terikat pada budaya tertentu.
Kemudian pada pertengahan April 2000, terjadi lagi konflik yang dipicu
oleh perkelahian antara pemuda Kristen yang mabuk dengan pemuda Islam
di terminal bus Kota Poso. Perkelahian ini menyebabkanterbakarnya
permukiman orang Pamona di Kelurahan Lambogia. Selanjutnya,
permukiman Kristen melakukan tindakan balasan.
Dari masyarakat bali ini kita akan mendapatkan cermin dan pembelajaran
dari sebuah masyarakat multikultural, dimana masyarakat disana sangat
toleran terhadap agama yang lainnya. Bali sangat terkenal sebagai satu-
satunya wilayah di Indonesia dengan pemeluk Hindu terbesar. Ini
merupakan berkah Tuhan yang memperkaya keragaman di Bumi Nusantara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Promosi Bali sebagai daerah
tujuan wisata sering kali membuat kita lupa akan satu hal yang penting,
bahwa Pulau Dewata ini sebenarnya juga merupakan cermin bagi toleransi
dan kerukunan hidup beragama.
Ujian berat bagi hubungan antaragama di Bali pernah muncul ketika terjadi
peledakan bom pada 2002 (dan kemudian ledakan bom pada 2005). Saat itu
Bali luluh lantak oleh serangan yang dilakukan orang-orang yang
mengklaim sedang berjihad atas nama Islam. Lebih dari satu tahun setelah
serangan bom Bali pertama (2002), suasana Bali benar-benar sunyi dan
mencekam. Orang bali tentu marah dengan kajadian tersebut. Namun,
kemarahan mereka tidak membabi buta. Mereka tahu membedakan antara
Islam dan terorisme.
Orang Bali mengerti benar bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan
perdamaian. Umat Hindu Bali adalah orang-orang yang terbuka terhadap
agama Islam. Meskipun Islam agama minoritas, mereka sangat
menghargainya. Orang Hindu Bali sangat concerned dengan posisi, kelas,
dan pembagian tugas. Politik dan agama masing-masing ada tempatnya
sendiri-sendiri. Politik sejajar dengan pasar, rumah sakit, restoran, bandara,
sekolah, gelanggang olahraga; sementara agama mempunyai posisi ”di atas”
yang berisi kitab suci, pura, dan para ulama (sulinggih). Penempatan
(positioning) inilah yang menjadikan agama begitu terhormat dan tidak
mudah diseret-seret ke politik. Sebaliknya, provokasi berbau politik tidak
mudah memasuki wilayah agama.
Di tengah-tengah kehidupan masyarakat Hindu, terdapat sebuah desa yang
bernama Pegayaman. Penduduk desa ini hampir semuanya muslim.
Kehidupan sehari-hari desa ini menunjukkan warna Islam yang kuat. Desa
Pegayaman oleh sebagian masyarakat Bali disebut sebagai Nyama Selam
yang artinya ‘masyarakat Islam. Di Desa Pegayaman inilah orang-orang
Jawa dan Bugis mengem-bangkan ajaran Islam dan berhasil mendirikan
Masjid Safinatus Salam yang diprakarsai Kumpi Haji Yahya. Safinatus
Salam merupakan masjid tertua dan terbesar di Buleleng, Bali. Masjid
Safinatus Salam oleh masyarakat Pegayaman dan sekitarnya dijadikan pusat
pengembangan Islam di daerah Bali.
Sikap toleran masyarakat bali memang dapat kita jadikan sebagai contoh.
Jika sebuah kelompok mayoritas dapat menempatkan kelompok minoritas
untuk mendapatkan indentitas dan pengakuan maka dengan hal itu akan
terbentuk kesederajatan dalam kehidupan yang harmonis. Meskipun
masyarakat bali kental dengan tradisi dan kebudayaan nenek moyang
mereka, hal itu tindak menjadikan masyarakat disana menjadi primodial dan
apatis terhadap agama maupun budaya yang lainnya. Seiring perkembangan
jaman dan meningkatnya pendidikan dibali juga menumbuhkan kesedaran
dan semangat persatuan masyarakat untuk saling menghargai dan toleran
terhadap kelompok minoritas.
Itulah salah satu wujud masyarakat multikultural di indonesia yaitu
masyarakat bali yang sangat menghargai kaum minoritas agama islam
disana, mereka tahu benar bagaimana seharusnya mereka bersikap terhadap
kelompok minoritas agar selalu terjalin persatuan dan kehidupan yang
harmonis.
Kolose 3:11 lebih mempertegas lagi bahwa Kristus adalah semua dan di
dalam segala sesuatu. Menjadi manusia baru dalam Kristus berarti manusia
yang tidak lagi melihat sesamanya dari perbedaan latar belakang suku,
bangsa, budaya, kelas sosial kaya-miskin, pandangan hidup, kebiasaan dan
lain-lain. Menjadi manusia baru artinya orang beriman yang telah menerima
keselamatan dalam Yesus Kristus wajib menerima, menghargai dan
mengasihi sesamanya tanpa memandang berbagai perbedaan yang ada.
Ketika membaca Kitab Perjanjian Lama terutama lima kitab pertama ada
kesan seolah-olah Allah membentuk Israel sebagai bangsa yang eksklusif
dan menjauhkannya dari bangsa-bangsa lain. Hal ini melahirkan pemikiran
seolah- olah Allah “mengabaikan” bangsa lain, seolah-olah Allah menolak
mereka. Akan tetapi, dalam tulisan Kitab Perjanjian Lama, ketika Israel
masuk ke tanah Kanaan ada seorang perempuan beserta keluarga besarnya
diselamatkan karena ia telah menolong para pengintai. Nampaknya yang
menjadi fokus utama dalam Kitab Perjanjian Lama adalah bagaimana Allah
mempersiapkan Israel sebagai bangsa yang akan mewujudkan “Ibadah dan
ketaatannya” pada Allah. Jadi, yang ditolak dari bangsa-bangsa lain adalah
ibadah mereka yang tidak ditujukan pada Allah. Jika orang-orang Israel
bergaul dengan bangsa- bangsa itu dan mereka tidak memiliki kemampuan
untuk memilter atau menyaring berbagai pengaruh dari budaya dan ibadah
mereka maka akibatnya bangsa itu akan melupakan Allah dan tidak lagi
beribadah kepada-Nya. Dalam kaitannya dengan multikultur di Indonesia,
kita dapat mengangkat pertanyaan sebagai berikut: Apakah mewujudkan
multikulturalisme berarti kita kehilangan identitas suku, bangsa dan agama
kita? Tentu tidak, inilah yang ditolak oleh Allah dalam Perjanjian Lama,
yaitu ketika persentuhan atau pertemuan umat-Nya dengan bangsa-bangsa
lain menyebabkan mereka kehilangan identitasnya sebagai umat Allah.
Multikulturalisme dibangun di atas dasar solidaritas, persamaan hak,
keadilan dan HAM dimana perbedaan diterima dan diakui serta tidak
menghalangi kerja sama dalam menanggulangi berbagai permasalahan
kemanusiaan. Yesus sendiri mengemukakan sebuah cerita mengenai orang
Samaria yang murah hati untuk menjelaskan pada para pendengarnya
mengenai siapakah sesama manusia dan bagaimana kita harus mengasihi.
Cerita mengenai orang samaria yang murah hati mewakili pandangan Yesus
mengenai kasih pada sesama. Bahwa semua orang tanpa kecuali terpanggil
untuk mewujudkan solidaritas dan kasih bagi sesama tanpa memandang
perbedaan latar belakang. Solidaritas dan kasih itu tidak meniadakan
perbedaan namun menerima perbedaan itu sebagai anugerah dan dalam
perbedaan itulah manusia diberi kesempatan untuk mewujudkan kasih dan
solidaritasnya bagi sesama. Di zaman Perjanjian Lama, ketika bangsa Israel
akan memasuki tanah Kanaan, ada seorang perempuan Kanaan beserta
keluarganya yang diselamatkan karena perempuan itu membantu para
pengintai ketika mereka sedang dikejar oleh tentara Kanaan.
Pendekatan Kontribusi:
Bertujuan agar peserta didik dapat melihat unsur-unsur budaya sebagai
sesuatu yang asing dan terpisah dari pengalaman hidup mereka sendiri,
karena pengintergrasiannya hanya pada permukaan.
Pendekatan Penambahan:
Bertujuan agar pendidikan yang dapat menambahkan isi, konsep, tema,
dalam menerima Perspektif budaya lain ke dalam kurikulum, namun tidak
mengubah struktur dan tujuan serta mencirikan karakteristiknya yang
mendasar.
Pendekatan Transformasi:
Bertujuan untuk menolong peserta didik dalam sudut pandang yang berbeda
etnis dengan konsep, isu, tema untuk mencari solusi pada setiap konflik
terjadi dimasyarakat.
1) Mencari dan menentukan objek Firman Tuhan yang menjadi satu- satu
dasar dari iman.
6) Sadar akan kebutuhan khusus para pelajar atau pendengar kita.12 Dalam
dunia Pendidikan agama kristen memiliki satu dasar yang berkaitan dengan
tujuan: untuk mengenal kerajaan Allah melalui kesaksian dan persekutuan,
isi konteks: doa pagi merefleksikan Firman Tuhan sebagai bagian dari
pendidikan agama kristen, dengan pendekatan metode kreatif
Dalam hal ini para didik dapat menerapkan suatu model pengajaran yang
sesuai dengan prinsip maupun teori dalam ilmu pengetahuan. Dua orang
yang berasal dari Amerika secara internasional sekaligus meneliti tentang
model pengajaran Bruce Joyce dan Marsha Weil yang tertuang dalam buku:
Model of Teaching (1996). Pedoman dan bekal bagi setiap pendidikan
termasuk guru agama di sekolah dan gereja untuk meningkatkan kualitas
keahliannya dalam hal pengajaran. Beberapa pertimbangan Joyce dan Weil
untuk menyusun model-model pengajaran tersebut lain:
1. Model seperti ini memberikan suatu kontribusi yang seimbangan dari sisi
seorang
d) Gereja adalah persekutuan orang yang perduli akan kebutuhan orang lain
terutama sakit, orang miskin, lemah dan kesepian.
Ada dua jenis teori dalam dunia pendidikan dalam hal itu ialah:
A. Kesimpulan
Multikulturalisme dibangun di atas dasar solidaritas, persamaan hak,
keadilan dan HAM dimana perbedaan diterima dan diakui serta tidak
menghalangi kerja sama dalam menanggulangi berbagai permasalahan
kemanusiaan. Yesus sendiri mengemukakan sebuah cerita mengenai
orang Samaria yang murah hati untuk menjelaskan pada para
pendengarnya mengenai siapakah sesama manusia dan bagaimana kita
harus mengasihi. Cerita mengenai orang samaria yang murah hati
mewakili pandangan Yesus mengenai kasih pada sesama. Bahwa
semua orang tanpa kecuali terpanggil untuk mewujudkan solidaritas
dan kasih bagi sesama tanpa memandang perbedaan latar belakang.
Solidaritas dan kasih itu tidak meniadakan perbedaan namun
menerima perbedaan itu sebagai anugerah dan dalam perbedaan itulah
manusia diberi kesempatan untuk mewujudkan kasih dan
solidaritasnya bagi sesama. Di zaman Perjanjian Lama, ketika bangsa
Israel akan memasuki tanah Kanaan, ada seorang perempuan Kanaan
beserta keluarganya yang diselamatkan karena perempuan itu
membantu para pengintai ketika mereka sedang dikejar oleh tentara
Kanaan.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan
pengetahuan bagi para pembaca. Semoga makalah ini bisa digunakan
sebagai sumber acuan untuk makalah-makalah lain tentang Agama
dan multikulutaral dalam perspektif iman Kristen
Daftar Pustaka
https://www.dosenpendidikan.co.id/masyarakat-multikultural/
https://www.coretanzone.id/2018/05/sejarah-perkembangan-
multikulturalisme.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-multikultural/
https://tuhanyesus.org/ayat-ayat-alkitab-tentang-multikulturalisme
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12915/2/T1_712010
065_BAB%20II.pdf
https://text-id.123dok.com/document/oy8062pwq-apa-kata-alkitab-
mengenai-multikulturalisme.html