DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................
BAB II EKOLOGI DAN IMAN KRISTEN..................................................................
a. Ekologi.............................................................................................................................
b Macam-Macam Ekologi...................................................................................................
c .Ekologi Laut dan Masalah Ekologi Laut.........................................................................
d.Pandangan Iman Kristen Tentang Lingkungan Hidup.....................................................
e. Pemahaman Alkitab Tentang Ekologi.............................................................................
f. Tindakan Penyelamatan Ekologi Laut............................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaanya,
kami bisa menyelesaikan tugas Makalah Kelompok dengan judul “IMAN KRISTEN
DAN EKOLOGI”. Makalah ini merupakan salah satu persyaratan memenuhi tugas
kelompok Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah
ini..Oleh karena itu , segala krtik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
guna untuk menyempurnakan makalah ini. Dengan selesainya makalah ini semoga
pembaca, dapat memahaminya dengan baik dan makalah ini dapat bermanfaat adanya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dengan luar biasa sudah
membantu dan turut menyelesaiakan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembicaraan mengenai ekologi kerap kali dijadikan alasan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan secara khusus mengenai asal-usulnya. Penjelasan-
penjelasan yang diwartakan para ilmuan secara ilmiah dan logis menjadikan manusia
meninggalkan makna ekologi secara religius dan menghasilkan pandangan-pandangan
yang berbeda sehingga menimbulkan perdebatan dan akhirnya makna dan tujuan
sebenarnya semakin jauh. Pandangan agnostik menyatakan bahwa dunia terjadi karena
kebetulan saja dan bahwa evolusi memberikan penjelasan yang sangat jelas tentang
asal-usul spesies. Pandangan ini menyatakan bahwa alam raya muncul karena
kebetulan saja atau dari hukum-hukum alam yang ditentukan (karena kebutuhan) atau
campuran antara kebetulan dan kebutuhan sedangkan Pendekatan teistik Kristen dan
pandangan creasionistic menyatakan bahwa menerima cerita Kejadian adalah benar
secara harafiah.
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menunjukkan cara pemahaman Alkitab
yang relevan terhadap krisis ekologi. Salah satu kitab yang relevan dengan ekologis
atau lingkungan kita masa kini adalah kitab Kejadian. Isi dari Kejadian adalah suatu
cara memahami dunia, bukan semata-mata memberikan penjelasan tentang bagaimana
dunia menjadi ada tetapi juga memberikan pemahaman untuk apa alam diberikan
kepada manusia dan apa yang menjadi tanggung jawab manusia terhadap alam
semesta/lingkungan hidup yang sudah Allah berikan
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termuat dalam pembahasan tentang Ekologi?
2. Apa saja macam-macam Ekologi?
3. Bagaimana tentang Ekologi Laut dan Masalah Ekologi Laut?
4. Bagaimana Pandangan Iman Kristen Tentang Lingkungan Hidup?
5. Bagaiman Pemahaman Alkitab Tentang Ekologi?
6. Bagaimana Tindakan Penyelamatan Ekologi Laut?
C. Tujuan
1. Memahami pembahasan apa saja yang termuat dalam pembahasan tentang
Ekologi
2. Menjelaskan macam-macam Ekologi
3. Menjelaskan Bagaimana tentang Ekologi Laut dan Masalah Ekologi Laut
4. Menjelaskan Bagaimana Pandangan Iman Kristen Tentang Lingkungan Hidup
5. Menjelaskan Bagaiman Pemahaman Alkitab Tentang Ekologi
6. Menjelaskan Bagaimana Tindakan Penyelamatan Ekologi Laut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekologi
Istilah ekologi pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel, seorang murid
Darwin pada tahun 1866, yang menunjuk pada keseluruhan organisme atau pola
hubungan antara organisme dan lingkungannya. Ekologi berasal dari kata Yunani:
oikos dan logos, yang secara harafiah berarti „rumah‟ dan „pengetahuan‟. Ekologi
sebagai ilmu berarti pengetahuan tentang lingkungan hidup atau planet bumi ini
sebagai keseluruhan. Bumi dianggap sebagai rumah tempat kediaman manusia dan
seluruh makhluk dan benda fisik lainnya. Selanjutnya menurut William Chang, secara
harafiah ekologi berarti penyelidikan tentang organismeorganisme dalam jagad raya.
Menurut Denis Owen sebagaimana yang dikutip oleh A. Sony Keraf berkata
bahwa ekologi berurusan dengan dengan hubungan di anta tumbuhan dan hewan dan
lingkungan di mana mereka hidup.12 Bumi merupakan kediaman bersama dengan
makhluk lainnya. Dengan kata lain bumi merupakan rumah yang di dalamnya
manusia, hewan, tumbuhan dan materi lainnya hidup secara berdampingan. Seperti
yang dikatakan oleh Sony bahwa:
B.Jenis-Jenis Ekologi
Berikut merupakan Jenis-Jenis Ekologi:
1. Ekologi Hutan
Ekologi Hutan merupakan studi yang mempelajari interaksi antara mahluk hidup
dengan lingkungan. Interaksi ini sangat kuat dan kompleks sehingga membuktikan
bahwa ekologi ialah biologi lingkungan (Eviromentalbiology). Hutan merupakan
sekumpulan tumbuhtumbuhan yang banyak di tumbuhi pohon-pohon dan mempunyai
kondisi lingkungan yang berbeda dengan kondisi diluar hutan. Hubungan antara
sekumpulan tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu
dekat sehingga hutan bisa dipandang sebagai sebuah sistem ekologi atau ekosistem.
Ekosistem merupakan suatu sistem didalam alam yang terdapat mahluk hidup
(organisme) dan lingkungan yang terdiri dari zat-zat tak hidup yang saling
mempengaruhi dan diantara keduanya terjadi pertukaran zat yang perlu untuk
dipertahankan kehidupannya.
2. Ekologi Laut
Ekologi laut adalah studi yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air
laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, terumbu karang, dan padang lamun. Berikut
pembahasan tentang ekologi laut. Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas yang
tinggi dengan ion Cl mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas dibagian atas dengan
air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termocline. Di daerah dingin, suhu air
laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan
banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ketengah menyebabkan air bagian
atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai
makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
3. Ekologi Estuari
Estuari (muara) adalah tempat berkumpulnya sungai dengan laut. Estuari sering dibatasi
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah
secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh
siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Kumpulan tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang,
dan fitoplankton. Kumpulan hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari
sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga
merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Estuaria meruapakan sebuah perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan
masih berkomunikasi dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air
laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa
pasang surut. Bentuk estuaria berbeda-beda dan sangat bergantung pada besar kecilnya
air sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria
diutamakan substrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar
maupun air laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat
dasar estuaria biasanya kaya akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi cadangan
makanan utama bagi organisme estuaria.
• Teknologi
Terjadinya revolusi ilmu pengetahuan alam seperti fisika dan kimia telah medorong
perubahanperubahan besar di bidang teknologi, dimana, hasil-hasil teknologi tersebut
diterapkan dalam sektor industri, pertanian, transportasi dan komunikasi.
• Pertumbuhan Penduduk
Ehrlich dan Holdren (dalam Stewart dan Krier, 1978: 45-49) berpendapat bahwa
pertumbuhan penduduk dan peningkatan kekayaan memberikan sumbangan penting
terhadap penurunan kualitas lingkungan. Lebih lanjut, jauh sebelum teknologi maju
dikembangkan seperti apa adanya sekarang, bumi tempat manusia hidup manusia ini
telah mengalami bencana lingkungan. Mereka mencontohkan terjadinya gurun pasir di
lembah Sungai Eufrat dan Tigris yang pada zaman sebelum masehi dikenal sebagai
kawasan subur. Terjadinya kerusakan pada kawasan ini disebabkan oleh sistem irigasi
yang gagal dan pmbukaan lahan yang terus-menerus akibat pertumbuhan penduduk
sehingga makin memperluas lahan pertanian. Irigasi seringkali harus mengatasi
terjadinya salinisasi (peningkatan kandungan garam di tanah). Irigasi di daerah yang
curah hujannya rendah berpotensi menyebabkan terjadinya penguapan dan kekeringan,
dan pada akhirnya terjadi kegagalan yang menyebabkan terbentuknya gurun pasir.
Ehrlich dan Holdren juga melihat bahwa usaha peternakan yang berlebihan, praktek
usaha pertanian yang salah, penggundulan hutan penggembalaan ternak besar-besaran,
perindustrian dan pertambangan ikut serta dalam terjadinya bencana lingkungan seperti
pembentukan gurun pasir (desertifikasi) maupun bencana lingkungan lainnya.
• Ekonomi
Jadi, ketika Allah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya, Ia
melakukannya tanpa menggunakan bahan-bahan pra-ada (preexistent materials)
dimanapun; dalam sekejap langit dan bumi terbentang menjadi ada. Para ahli Teologi
menyebut hal ini creatio ex nihilio (penciptaan dari kehampaan/dari yang tidak ada
menjadi ada), dan ungkapan ini akan membantu jika kita memahaminya dalam arti
wujud-wujud fisik diciptakan dari sumbersumber yang non-fisik dari kemahakuasaan
Allah. Dengan kata lain penciptaan tersebut murni supernatural. Hasil seketika yang
dikerjakan oleh firman Allah ditekankan oleh pemazmur:
“Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya segala tentara-
Nya ... Biarlah segenap bumi takut kepada Tuhan; biarlah semua penduduk dunia gentar
terhadap Dia! Sebab Dia berfirman, makanya semuanya jadi; Dia memberi perintah,
maka semuanya tercipta untuk seterusnya dan selamanya (Maz. 33:6-9; bnd. Maz.
148:1-6).
Catatan tertulis Allah tentang penciptaan organisme sub-manusia di atas planet
bumi ada dalam penuh keharmonisan dengan penyingkapan-Nya dalam alam. Segala
jenis pepohonan dan binatang mengucapkan pesannya kepada manusia berdosa; hidup
kita diperpanjang setiap saat oleh Allah yang besar yang merancang dan menciptakan
kita dengan kuasa dan kebijaksanaan-Nya.
Bunga bakung di padang dan burung gereja di udara, dan juga binatang-binatang
besar di laut dan darat, bersama-sama bergabung dalam paduan suara pujian kepada-
Nya yang telah menjadikan mereka seketika dan secara supernatural menurut suatu
rencana besar yang “amat baik” dan menyenangkan di hadapan-Nya (Ayb. 12:7-10
“Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada
burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan. Atau bertuturlah kepada
bumi, maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita
padamu. Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang
melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas
setiap manusia?).
Kenyataan bahwa penciptaan adalah alat yang supernatural dan hal itu hanya
dapat dipahami oleh pikiran manusia melalui jalur wahyu khusus. Hanya Allah sendiri
yang dapat memberitahu kita bagaimana dunia dimulai, karena tak ada manusia disitu
yang menyaksikan penciptaan.
a. Kesatuan Manusia dengan Alam
Alkitab menggambarkan kesatuan manusia dengan alam dalam cerita
tentang penciptaan manusia “Tuhan membentuk manusia itu dari debu tanah (Kej.
2:7). Dalam bahasa Latin manusia disebut homo yang juga mempunyai makna yang
berkaitan dengan humus yaitu tanah. Dalam arti itu, tanah yang biasa diartikan
manusia: manusia diciptakan dari tanah (Kej. 2:7; 3:9; 2:3), ia harus hidup dari
menggarap tanah (Kej. 3:23), dan ia pasti akan kembali kepada tanah (lingkungan
hidup) yang menunjukkan saling bergantung satu sama lain.
Hal ini sesuai dengan hukum ekosistem, yaitu bahwa manusia dengan alam
terjalin dalam hubungan saling bergantung. Oleh karena itu, kalau manusia
merusak alam, maka secara otomatis ia merusak dirinya sendiri.
b. Kepemimpinan Manusia atas Alam
Walaupun manusia dengan alam saling bergantung, manusia mempunyai
kuasa untuk mengelola dan memelihara lingkungan hidupnya (Kej. 2:15). Dalam
hal ini manusia tidak boleh sewenang-wenang terhadap alam. Kekuasaan manusia
adalah kekuasaaan caretaker. Artinya pengelolaan dan pemanfaatan sumber-
sumber alam diimbangi dengan usaha pemeliharaan (pelestarian alam).
Dalam kej. 2:15, digunakan istilah Ibrani abudah untuk kata mengelola yang
sama maknanya dengan kata ibadah dan mengabdi. Maka manusia sebagai citra
Allah harus memanfaatkan alam sebagai bagian dari ibadah dan pengabdiannya
kepada Allah. Dengan kata lain penguasaan atas alam seharunya dijalankan secara
bertanggungjawab.
c. Kegagalan Manusia Memelihara Alam
Secara teologis, dikatakan bahwa akar kerusakan lingkungan alam dewasa
ini terletak pada sikap rakus manusia yang dirumuskan oleh John Stoot sebagai
economic gain by environmental loss. Manusia berdosa menghadapi alam yang
tidak memenuhi keserakahannya. Dengan kata lain, manusia berdosa adalah
manusia yang hakikatnya berubah dari a needy being menjadi a gredy being.
Kegagalan manusia dalam mengendalikan dirinya, khususnya keinginan-
keinginannya. Manusia hanya memperhatikan tugas menguasai, tetapi tidak
memperhatikan tugas memlihara.
Kepemimpinan manusia atas alam gagal.
d. Hubungan Baru Manusia – Alam
Relasi manusia dengan alam ciptaan, dan yang menyingkapkan sesuatu tentang
sifat relasi itu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ekologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari mahluk hidup dengan
lingkungannya. Teologi Alkitab dan krisis ekologi yang terjadi, menjadi bahagian
penting direfeleksikan semua orang dalam kehidupannya, mengingat kesatauan manusia
dengan alam sebagai sama-sama ciptaan Tuhan meskipun fungsinya yang berbeda
adalah milik Tuhan. Alam adalah ciptaan dan karya Allah, dikaruniakan oleh Tuhan
kepada kita untuk digunakan dan dimanfaatkan demi kesejahteraan manusia. Manusia
dapat menggunakan alam untuk menopang hidupnya.
Para Teolog Kristen memiliki interpretasi yang sama tentang penciptaan bahwa
Tuhan adalah Sang Pencipta langit, bumi dan segala isinya. Dia yang Empunya dan Dia
memberikan tugas dan wewenang kepada manusia untuk mengelola, menjaga,
melestarikan dan menggembangkan. Tujuan Allah memberikannya agar manusia dapat
memuliakan-Nya.
Manusia adalah ciptaan Tuhan menurut gambar dan rupa Allah, artinya manusia
menjadi mitra Allah dan manusia yang mulia. Tetapi keindahan dan amat baik yang
Tuhan ucapkan terhadap segala ciptaan-Nya menjadi RUSAK. Mengapa? MORAL dan
ETIKA MANUSIA BOBROK. Mengapa? Akibat DOSA PEMBERONTAKAN dan
KESERAKAHAN MANUSIA. Manusia egois/mementingkan sendiri, tidak peduli,
tidak memikirkan resiko/dampak, merusak, memperkaya diri
sendiri/kelompok/golongan dan tidak menghargai PEMILIK. Akibatnya lingkungan
hidup, ekosistem rusak dan korban jiwa berjatuhan. Kita dapat melihat kerusakan hutan
dan tanah, pencemaran air, polusi udara dan rumah kaca yang berdampak juga
pemanasan global. Kalau sudah terjadi seperti ini MANUSIA MENJADI KORBAN
dan segala isinya. Maukah kita, keluarga, saudara, tetangga, orang-orang lain disekitar
kita dan makhluk hidup lainnya menjadi KORBAN?
DAFTAR PUSTAKA