Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

Pendahuluan

..........................................

Latar Belakang

..........................................

KEMATIAN KRISTUS

..........................................

1. Makna Kematian
....................................
2. Makna Kematian Kristus
....................................
3. Pertanyaan-pertanyaan Tentang
Kematian Kristus
....................................

5
7
11

KEBANGKITAN KRISTUS
1. Makna Kebangkitan
....................................
2. Makna Kebangkitan Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

15
17

Kesimpulan

..........................................

26

Daftar Pustaka

..........................................

27

Pendahuluan
Kematian dan kebangkitan Kristus menurut saya adalah sebuah kata-kata yang bermakna
sangat menarik dan dalam. Karena di dalamnya kita akan mengerti tujuan utama Yesus hadir
di dunia ini. Apa sebenarnya yang Tuhan ingin sampaikan kepadanya umat-Nya melalui
pengorbanan dan kebangkitannya.
Namun di saat-saat ini banyak orang percaya yang kehilangan pesan-pesan Tuhan yang ingin
disampaikan-Nya melalui karya-Nya ini. Sehingga adalah menarik bagi saya untuk
mengangkat tema Kematian dan Kebangkitan Kristus di tugas Makalah ini. Dengan
harapan dapat kembali menegaskan bahwa terdapat suatu makna yang sangat mulia di balik
kematian dan kebangkitan Kristus.

Latar Belakang
Jarak waktu antara kebangkitan Yesus Kristus dari kematian dengan kehidupan orang-orang
percaya masa kini sangat jauh sekali. Kurang lebih 2000 tahun jaraknya. Suatu bentangan
waktu yang sangat panjang sekali. Tentunya panjangnya bentangan waktu tersebut menjadi
alasan bagi kita untuk merenungkan kembali apakah sebuah peristiwa kebangkitan seiring
perjalanan waktu yang begitu panjang kepercayaan kita kepada kebangkitan Yesus Kristus
tetap kokoh atau sebaliknya mulai terasa rapuh. Apalagi sekarang ini manusia tengah
memasuki sebuah era yang lebih menekankan pada materialisme dan modernisme yang
memutlakkan hal-hal yang rasional, logis, empiris sebagai ukuran dari sebuah kebenaran.
Segala sesuatu yang irasional, tidak logis dan kurang empiris tidak dapat diterima sebagai
kebenaran.
Alasan untuk merenung sejenak sungguh diperlukan, apakah iman yang menjadi pegangan
kita masih kokoh berdiri ataukah sudah roboh oleh berbagai macam pemikiran manusia di
dunia ini. Benarkah iman kita kuat berarkar pada peristiwa kebangkitan Yesus Kristus?
Ataukah peristiwa itu kita anggap sebagai mitos atau dongeng sebagaimana banyak
dipercayai manusia zaman ini? Besar sekali kemungkinan manusia zaman sekarang menolak
segala bentuk pemikiran yang paradoksal dan tidak terjangkau pikiran sebagaimana
pemikiran orang Saduki. Orang saduki tidak percaya kepada hal-hal yang tampaknya tidak
masuk akal. Bagi mereka kebangkitan Yesus tidak masuk akal karena berada di luar
jangkauan nalar mereka. Sering sekali hal-hal yang rasional, oyektif dan empiris dikontraskan
dengan hal-hal yang tidak terpikirkan dan tidak terdeteksi panca indera manusia. Kebangkitan
Yesus Kristus bukanlah sebagai sesuatu yang irasional namun di luar pemahaman manusia.
Hal ini sering disebut dengan paradoks. Di samping itu masih ada pengertian lain seperti
misteri. Sesuatu yang irasional adalah sesuatu yang kacau balau dan chaos, tetapi sesuatu
yang misteri dan paradoks adalah realita yang berada di luar jangkauan pemikiran dan logika
manusia.
Jadi, kematian, kebangkitan, dunia roh, dunia malaikat, kerajaan surga, Tuhan, dan
sebagainya bukanlah sesuatu yang irasional, tetapi misteri dan paradoks. Pikiran manusia
tidak akan pernah sanggup untuk menjangkaunya. Oleh sebab itu manusia butuh iman untuk
menerima segala sesuatu yang berkaitan dengan hal itu. Demikian juga, dibutuhkan iman
untuk bisa menerima peristiwa kebangkitan Yesus. Rasionalitas kita tidak memadai untuk
3

memahaminya. Sayangnya, banyak sekali manusia hanya menggunakan rasio dan


intelektualitas dalam melihat peristiwa kebangkitan Yesus. Tetapi karena keterbatasan
rasionalitas dan rasio itu, akhirnya mereka menolak kebangkitan Yesus sebagai realitas. Itulah
sebabnya rasul Paulus menuliskan dan menjelaskan kembali tentang kebangkitan Yesus
kepada jemaat di Korintus karena banyak dari anggota jemaat itu tidak mempercayainya.
Padalah peristiwa kebangkitan Yesus berlalu baru sekitar tiga puluh tahun. Bagaimana
dengan kita yang hidup sekarang dengan jarak waktu ribuan tahun dari kebangkitan Yesus?

KEMATIAN KRISTUS
1.

Makna Kematian
4

Sebelum masuk di dalam pembahasan tentang makna kematian Kristus, kita akan membahas
tentang pengertian kematian itu sendiri. Umumnya baik dalam Perjanjian Lama maupun juga
Perjanjian Baru, kematian dipandang sebagai suatu peristiwa yang mengakhiri kehidupan dari
dalam dunia ini, yakni yang memisahkan jiwa & roh dari dalam tubuh . Kalau kita
berbicara tentang kematian, maka kita harus bisa membedakan antara makna kematian
jasmani dengan kematian rohani. Kedua bentuk kematian ini sama-sama berbahaya
terhadap manusia meskipun pada kenyataannya kematian jasmanilah yang paling ditakuti
oleh manusia. Sesungguhnya menurut Kekristenan, kematian rohanilah yang seharusnya
paling ditakuti oleh manusia sedangkan kematian jasmani merupakan awal menuju kehidupan
yang kekal. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti uraian berikut ini:
a. Kematian Jasmani :
Menurut Alkitab, kematian adalah hasil atau akibat dari dosa manusia. Dalam
Kejadian 2:17 Allah telah mengingatkan manusia (Adam) bahwa pada hari engkau
memakannya maka engkau mati. Selain itu juga Rasul Paulus mengingatkan kita
bahwa oleh seorang manusia maka dosa memasuki dunia ini, dan oleh karena itu juga
dosa melahirkan kematian (Rom 5:12), dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23).

(1) Dalam Perjanjian Lama


Agama Yahudi sangat sedikit memberi perhatian dan pengajaran terhadap
kematian fisik ini, tetapi menerima kematian itu sebagai bagian dari hidup; selain
itu agama Yahudi juga sangat kurang memberi perhatian terhadap hidup di balik
kematian. Agama Yahudi mempercayai bahwa apabila jiwa dan roh telah keluar
dari dalam tubuh maka ia akan pergi ke Sheol atau Hades (Maz.88:12; 86:13;
Amsal 15:24). Kematian dipandang sebagai akibat dosa sebagaimana kita temukan
dalam Kejadian 3:19, 22.
Kemudian dalam perkembangan agama Yahudi selanjutnya, misalnya pada saat
penulisan Kitab Daniel sudah mulai ada keyakinan orang Yahudi terhadap
kebangkitan orang mati dan seterusnya kemudian ada pengadilan atas semua
perbuatan ketika masih hidup dahulu dan upah perbuatan baik. Sebelum masa
Hesekiel dan Daniel ada sedikit kepercayaan akan adanya kehidupan yang kekal
bagi perseorangan. Namun secara umum orang Israel dari generasi ke generasi
berikutnya mempercayai adanya hidup yang kekal. Misalnya dalam Hosea 6:1-3
5

yang kedengarnya bersifat pribadi tetapi sudah menunjuk kepada keseluruhan


orang Israel. Hal itu dilatarbelakngi pemikiran bahwa manusia itu adalah makhluk
hidup, dan bukan jiwa yang mengalami inkarnasi sebagai mana dalam filsafat
Gerika dan agama Hindu.

(2) Dalam Perjanjian Baru.


Kematian selalu disangkut-pautkan dengan kuasa dosa sebagaimana tertulis
dalam Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh
satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar
kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Kematian adalah
suatu kuasa yang sangat dimusuhi oleh segenap manusia. Kematian adalah kuasa
iblis yang dikalahkan oleh Tuhan Yesus ketika Dia mati dan bangkit kembali dari
kuburNya. Paulus berulangkali menyatakan: Siapa saja yang percaya kepada
kematian dan kebangkitanNya maka kematian itu tidak lagi menjadi kuasa yang
mengerikan dan yang merusak baginya (Rom 6-9 dan 1 Kor 15). Memang
manusia akan mati secara fisik, tetapi secara rohani orang percaya akan
memperoleh kehidupan yang kekal dari balik kematian itu. Oleh karena itu baik
kematian ataupun kehidupan tidak akan dapat meniadakan kita dari tangan Allah.
Mati sekali hidup dua kali atau mati dua kali hidup sekali.
Orang Kristen yang mati secara jasmani tetapi beriman kepada Kristus Yesus
hanya akan berpisah dengan sanak keluarga, tetapi akan mengharapkan hidup
yang kekal di balik kematiannya. Mereka hanya akan mati sekali tetapi hidup
dua kali .

b. Kematian Rohani
Berita tentang kematian pertama sekali kita dengar di Taman Eden dalam Kejadian
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" .
Kenyataannya , Adam dan Hawa memakan buah pohon yang dilarang Allah untuk
dimakan, dan mereka tidak mati secara jasmani. Lalu apa yang terjadi buat mereka?
Apakah Firman Tuhan meleset? Atau mungkin berbohong?
Tentu tidak! Kematian pasti terjadi. Tetapi kematian yang dimaksudkan di sini adalah
6

kematian rohani yang mencakup beberapa fenomena yang sangat buruk bagi
kehidupan manusia, yakni:
- Pengusiran Adam / Hawa dari Taman Eden. Adam dan Hawa yang ditempatkan
Allah di Eden pada jaman in illo tempore (sebelum kejatuhan ke dalam dosa) adalah
berada dalam suasana keemasan, penuh kebahagiaan, tidak ada ratapan, keluhan,
tanpa sukacita. Sejak saat itu manusia harus hidup menderita sebab berikutnya akan
terjadi hukuman Allah
- Putusnya hubungan manusia dengan Allah. Orang yang tidak memliki hubungan
dengan Allah adalah orang yang sudah mati. Yesus pernah menegor orang Yahudi dan
mengumpamakan mereka dengan kuburan yang dikapur, karena meskipun mereka
hidup tetapi sesungguhnya sudah mati karena mereka tidak hidup di dalam iman
( Matius 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih,..
- Kematian yang kekal. Manusia tidak lama ikut mewarisi kehidupan yang kekal
yang disediakan oleh Allah. Dan untuk kehidupan yang kekal inilah nantinya Yesus
datang ke dunia merajut kembali hidup yang kekal yang telah dirusak oleh dosa
manusia.
Orang yang hidup dalam dosa atau kita sebut mati secara rohani, nanti ketika ia
mati jasmani akan mengalami hidup sekali tetapi mati dua kali yakni mati pada
waktu kehidupannya berakhir dan mati karena tidak mendapat kehidupan yang kekal
di sorga.
2. Makna Kematian Kristus
Kematian Yesus di salib adalah tanda kemenangan.
Kematian Yesus di kayu salib itu bukanlah sesuatu tanda kekalahan, tetapi justru
kemenangan. Penderitaan dan wafat-Nya itu memang merupakan suatu kebodohan menurut
hikmat manusia, tetapi merupakan kemenangan menurut hikmat Allah (lih. 1 Kor 1: 18-31).
Sebab dengan pengorbanan Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari mati, maka
Kristus mengalahkan kuasa dosa dan maut. Sebab tidak ada seorangpun di dunia ini dapat
bangkit dari kematiannya, dan memang hanya Yesus Kristus saja, dan tidak akan pernah ada
lagi. Yesus, Allah Putera yang menjelma menjadi manusia, wafat di salib sebagai korban
tebusan dosa- dosa umat manusia (lih. Mat 20:28) agar dengan demikian jurang yang

memisahkan antara Allah dan manusia akibat dosa, dapat terjembatani; sehingga manusia
dapat kembali kepada Allah dan menerima kehidupan kekal.
Wafat Kristus dan kebangkitan-Nya memang merupakan puncak dalam rencana Allah
menyelamatkan manusia.
Maka wafat Kristus dan kebangkitan-Nya memang merupakan puncak dalam rencana Allah
menyelamatkan manusia. Karena melalui wafat, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke surga,
tercurahlah rahmat keselamatan bagi kita manusia. Kini, rahmat tersebut terus tercurah
kepada kita melalui sakramen- sakramen Gereja oleh kuasa Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran
yang disebutkan dalam Yoh 16:12-14. Pada saat Yesus menjelaskan kepada para muridnya di
perikop Yoh 16 tersebut, para murid belum dapat memahaminya, karena mereka tidak
menyangka bahwa untuk menyelamatkan dunia Kristus harus mengalami sengsara dan wafat
di kayu salib sampai sedemikian rupa. Walaupun Yesus sendiri telah sedikitnya tiga kali
memberitahukan para rasul-Nya tentang kematian-Nya ini (Mat 16:21; Mat 17:22-23; Mat
20:17:19), para murid-Nya baru memahaminya setelah segala sesuatu yang dikatakan Yesus
terjadi.
Maka perasaan anda yang frustasi karena penyaliban Yesus, itu menyerupai pengalaman
kedua murid Yesus di perjalanan ke Emaus (lih. Luk 24:13-35). Namun Kristus
menampakkan diri kepada kedua murid tersebut, untuk membuktikan bahwa Ia sungguh
bangkit dan hidup. Yesus berjalan bersama mereka sambil menjelaskan makna Kitab Suci dan
mereka mengenali Kristus yang bangkit pada saat Ia memecahkan roti, namun seketika itu
juga Ia lenyap dari pandangan mereka. Pengalaman ini mengobarkan hati mereka dan para
murid lainnya, bahwa Kristus sungguh telah bangkit dari mati. Mukjizat kebangkitan ini
membuktikan bahwa Kristus sungguh adalah Allah Putera yang menjelma menjadi manusia.
Maka kematian Kristus di salib bukanlah kekalahan, namun sebaliknya adalah kemenangan;
karena diikuti oleh kebangkitan, yaitu bukti bahwa Kristus telah mengalahkan kuasa dosa dan
maut demi menebus dosa- dosa manusia. Wafat dan kebangkitan-Nya untuk membuka jalan
keselamatan bagi kita.
Yesus menyerahkan nyawa-Nya atas kehendak-Nya sendiri, bukan karena dikalahkan
oleh orang- orang Yahudi ataupun Romawi.
Maka pada saat Yesus menyerahkan diri-Nya ke tangan orang- orang Yahudi itu adalah
karena Ia sendiri menghendaki-Nya, demi memenuhi rencana keselamatan Allah. Tuhan
8

Yesus telah berulang kali mengajarkan betapa Ia akan menyerahkan nyawa-Nya demi
menyelamatkan umat-Nya seperti halnya Gembala yang baik menyerahkan-Nya nyawa bagi
domba- domba-Nya.
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi dombadombanya;.. Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun
mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri.
Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang
Kuterima dari Bapa-Ku. (Yoh 10:11, 18)
Jadi bahwa Yesus menyerahkan nyawa-Nya bukan karena Ia kalah dengan tentara Romawi.
Yesus memang dengan kehendak bebas-Nya menyerahkan nyawa-Nya kepada orang- orang
Yahudi; agar dengan demikian Ia dapat menjadi korban penebusan dosa umat manusia untuk
memenangkan dari kuasa dosa dan maut, jiwa orang-orang yang percaya.
Dengan menyerahkan Nyawa-Nya di salib, Kristus menggenapi nubuat para nabi
tentang Mesias yang diutus Allah.
Dengan kurban salib-Nya, Kristus memenuhi nubuat para nabi beratus- ratus tahun sebelumNya, bahwa sebagai Mesias, Ia akan wafat dengan cara demikian.
Sang Mesias digambarkan mengalami penderitaan:
a. Yakub menggambarkan bahwa Mesias akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan
bajunya dengan darah buah anggur (Kej 49:11).
b. Daniel 9 memberikan gambaran akan Mesias yang menderita, dimana dia akan
disingkirkan, walaupun tidak mempunyai kesalahan apapun (Dan 9: 26).
Gambaran akan penderitaan Mesias dan kebangkitan-Nya:
a. Nabi Yesaya memberikan gambaran yang begitu jelas akan penderitaan Sang Mesias (Yes
42; 49; 50; 53).
b. Mesias harus menderita untuk menanggung dosa dunia; oleh bilur-bilur-Nya, kita
disembuhkan (Yes 53:5).
c. Mesias juga akan ditolak oleh orang banyak (Mzm 118:22).

Yesus ditolak bukan hanya oleh orang-orang, namun terutama adalah para ahli farisi, imam
agung. Namun penolakan ini melahirkan Kerajaan Allah, dengan Yesus sendiri sebagai batu
penjuru (Mat 21:42).
d. Daud berbicara tentang penderitaan Kristus di kayu salib, seperti: tangan dan kakinya akan
ditusuk, segala tulangnya terlihat, membagi pakaiannya, menderita kehausan yang sangat
(Mzm 22).
e. Nabi Yesaya mengatakan bahwa Mesias akan memberikan punggungnya bagi orang-orang
yang memukulnya, dan memberikan pipinya bagi yang mencabut janggutnya. Dia dinodai
dan diludahi, namun dia tidak menyembunyikan mukanya (Yes 50:6).
f. Kebijaksanaan Salomo menceritakan tentang penganiayaan dan penolakan akan Kristus
(Keb 2:12-20).
Drama yang begitu kejam ini terpenuhi dalam diri Kristus yang mengalami penderitaan
begitu hebat sesuai dengan yang dinubuatkan nabi Daud dan Yesaya (Mat 27:39-42).
g. Daud berbicara tentang kebangkitan Mesias ketika dia berkata bahwa Tuhan tidak akan
memberikan Dia kepada dunia orang mati (Mzm 49:15).
Yesus menggenapi nubuat ini, dengan kebangkitan-Nya dari mati; dengan disaksikan begitu
banyak orang yang masih hidup pada waktu Injil dan Surat Rasul Paulus ditulis (Mat 28:7).
Yesus juga mengatakan bahwa Dia adalah kebangkitan dan hidup dan barangsiapa percaya
kepada-Nya, dia akan hidup walaupun dia sudah mati (Yoh 11: 25)

2.a Pertanyaan-pertanyaan tentang Kematian Kristus.


Pertanyaan 1.

10

Terdapat ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai apa yang dicapai Kristus melalui
kematian-Nya dengan istilah-istilah yang sangat umum dan tidak jelas. Oleh karena itu
timbul pendapat bahwa kematian-Nya bukanlah bagi tujuan tertentu atau terbatas.
Sebagai contoh, Alkitab berbicara mengenai nilai kematian Kristus yang tak terbatas. Di
mana dikatakan mengenai pengucuran "darah Anak-Nya sendiri" (Kis. 20:28). Kematian
Kristus dikatakan sebagai suatu persembahan "tanpa cacat" yang dipersembahkan oleh "Roh
yang kekal" (Ibr. 9:14). Darah Kristus dikatakan "mahal", lebih mahal dari perak atau emas
(lPtr. 1:18). Jika kematian Anak Allah memiliki nilai yang begitu nyata dan tak terbatas,
mungkinkah itu tidak cukup untuk menebus semua manusia?
Kita tidak menyangkal bahwa kematian Kristus adalah pembayaran yang cukup untuk
menebus semua manusia. Apa yang kita tekankan ialah Alkitab menyatakan dengan jelas
bahwa kematian Kristus tidak dimaksudkan untuk menjadi tebusan bagi setiap manusia.
Sebagian orang mungkin keberatan: Jika Kristus tidak mati untuk semua manusia, maka tidak
ada gunanya untuk memberitakan Injil kepada semua orang, seperti yang diperintahkan
kepada kita (Mat. 28:19). Saya menjawab:
a. Terdapat sejumlah orang yang akan diselamatkan dari setiap bangsa. Hal ini tidak
dapat terlaksana tanpa pengabaran Injil kepada seluruh bangsa.
b. Karena sekarang tidak ada lagi perlakuan khusus untuk Bangsa Yahudi, maka Injil
harus diberitakan kepada semua bangsa tanpa pembedaan.
c. Panggilan kepada manusia untuk percaya, pertama-tama bukanlah panggilan untuk
percaya bahwa Kristus telah mati secara khusus bagi mereka, tetapi panggilan untuk
percaya bahwa di luar Kristus tidak ada yang dapat membawa keselamatan.
d. Para Pendeta tidak pernah dapat mengetahui siapa di antara jemaatnya yang adalah
orang-orang pilihan Allah. Karena itu, mereka harus memanggil semuanya untuk
percaya, dan meyakinkan bahwa semua yang percaya akan diselamatkan karena
kematian Kristus cukup untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya.
Pembahasan tersebut seharusnya sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Injil harus
diberitakan kepada semua orang, meskipun tidak semua orang diselamatkan.
11

Pertanyaan 2.
Alkitab terkadang memberikan kesan bahwa sebagian orang yang untuknya Kristus mati
tidak benar-benar diselamatkan. Hal ini berarti bahwa Kristus pasti telah mati untuk semua
orang, tetapi hanya beberapa orang saja yang berhasil memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.
Kita perlu memahami bahwa Alkitab sering menggambarkan manusia dengan penampilan
luarnya dan bukan keadaan sebenarnya di dalam dirinya. Contohnya, Yerusalem disebut "kota
kudus" (Mat. 27:53). Bukan berarti kita harus berpikir bahwa Yerusalem sungguh-sungguh
kudus.
Demikian juga, Alkitab seringkali menggambarkan orang-orang sebagai "kudus" atau "orangorang suci" atau bahkan sebagai "pilihan" karena mereka secara lahiriah berkaitan dengan
komunitas orang percaya. Paulus berkata mengenai orang-orang percaya di Filipi: "Memang
sudah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua" (Fil. 1:7). Dari perkataan
tersebut, tidak dapat disimpulkan bahwa semua penerima surat Paulus adalah orang percaya.
Paulus menilai mereka berdasarkan pengenalan terbaik yang dimilikinya mengenai mereka.
Jadi jika beberapa orang gagal diselamatkan, kita tidak boleh mengatakan bahwa Allah
berniat untuk menyelamatkan semua tetapi hanya beberapa yang terjangkau. Barangsiapa
gagal, sebenarnya tidak pernah sungguh-sungguh menjadi orang percaya, meskipun dari luar
tampak seperti orang percaya.
Pertanyaan 3.
Alkitab terkadang mengesankan bahwa keselamatan ditawarkan secara umum kepada semua
orang, asal saja mereka mau percaya akan diselamatkan. Dengan demikian, disimpulkan
bahwa Kristus pasti mati untuk semua orang.
Dalam Alkitab, memang iman dan keselamatan selalu berkaitan. Orang yang percaya akan
diselamatkan. Tetapi ini tidak lebih dari berarti bahwa semua orang percaya pasti akan
diselamatkan. Ini tidak berarti bahwa Allah bermaksud untuk menyelamatkan semua orang
jika mereka mau percaya. Alasannya:
a. Kenyataan Allah tidak menawarkan hidup kekal pada semua manusia. Sebagian besar
umat manusia tidak pernah mendengar Injil.
12

b. Perintah umum Allah tidak memberitahukan kita akan maksud-maksud khusus-Nya.


Secara umum, Allah memerintahkan manusia untuk taat kepada-Nya. Tetapi dalam
contoh kasus Firaun, maksud Allah berbeda dengan perintah-Nya, karena Ia
mengeraskan hati Firaun (Kel. 4:21), sementara itu juga memerintahkannya untuk
taat.
c. Janji Injil mengajarkan kepada kita hubungan yang tak terpisahkan antara iman dan
keselamatan. Tetapi ini tidak berarti Allah menghendaki semua orang bertobat dan
percaya, karena jika demikian mengapa ada pemilihan ilahi? Jika Ia bermaksud
menyelamatkan semua orang, mengapa hanya memilih sebagian? Dan bagaimanapun
juga, jika Ia bermaksud untuk menyelamatkan semua orang, mengapa Ia gagal untuk
mencapai maksud-Nya? (Tidak ada gunanya untuk berpendapat bahwa Ia gagal
karena manusia tidak mau percaya; Ia seharusnya sudah mengetahui sebelumnya
bahwa mereka tidak akan percaya; lalu mengapa Ia merencanakan sesuatu yang Ia
sudah tahu tidak akan terlaksana?)
Juga fakta bahwa orang percaya dan yang tidak percaya hidup campur bersama, dan para
pendeta tidak dapat memastikan siapa yang dipilih dan siapa yang tidak dipilih Allah, berarti
ia harus berkhotbah secara umum bagi semua orang. Ini tidak berarti bahwa janji Injil
diperuntukkan bagi semua orang secara umum, melainkan ia hanya dikabarkan kepada semua
orang. Karena Kristus hanya diterima berdasarkan iman, dan iman merupakan pemberian
Allah bagi mereka yang dikehendaki-Nya, maka jelas bahwa Ia tidak mungkin merencanakan
keselamatan mereka yang tidak diberi-Nya iman.
Pertanyaan 4.
Jika Kristus tidak mati untuk semua orang, bukankah seruan Alkitab kepada semua orang
bahwa mereka harus percaya tidak ada gunanya?
Perlu dipahami bahwa iman yang dibicarakan dalam Alkitab memiliki berbagai tahap
pertumbuhan dan urutan penggunaan yang logis. Kita tidak boleh berpikir seruan Alkitab
untuk percaya secara pasti akan menjadikan setiap orang percaya Kristus mati untuknya
secara khusus. Ada hal-hal lain yang dipercayai, yang dapat diterima oleh semua manusia.
Tak seorang pun yang diperintahkan untuk mempercayai sesuatu yang tidak memiliki cukup
bukti. Sebagai contoh:
13

a. Hal pertama yang harus dipercayai oleh manusia adalah bahwa mereka tidak dapat
menyelamatkan diri mereka sendiri, karena mereka adalah orang berdosa. Setiap
manusia mempunyai bukti mengenai hal ini di dalam dirinya sebagaimana yang
ditunjukkan Paulus dalam Roma 1-3. Berapa banyak orang yang tidak mau
mempercayai hal ini meskipun mereka mempunyai banyak bukti untuknya!
b. Injil memanggil orang-orang berdosa untuk percaya bahwa Allah telah menyediakan
jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Berjuta-juta orang telah mendengarnya
tetapi menolak untuk menerima hal itu meskipun ada banyak bukti untuknya.
c. Injil memanggil orang-orang berdosa untuk percaya bahwa tidak ada Juruselamat
yang lain selain Yesus Kristus. Hal ini merupakan hal yang paling ditolak orang
Yahudi. Mereka malah menganggap Kristus sebagai musuh Allah!
Panggilan umum ini dilakukan bukan karena Kristus mati untuk semua orang, tetapi karena
kebenaran-kebenaran ini merupakan bukti untuk semua orang. Dan hanya setelah penjelasan
ini diberikan, orang baru dipanggil untuk percaya bahwa Yesus mati untuknya secara khusus.
Sebagian orang telah memperhatikan bahwa Pengakuan Iman Rasuli (Ringkasan kuno agama
Kristen) menempatkan frasa "pengampunan dosa dan hidup yang kekal" di bagian akhir. Hal
ini mengisyaratkan bahwa sebelum kita sampai pada pengampunan dosa dan hidup yang
kekal, ada hal-hal lain yang harus dipercayai dulu; dan telah ada banyak bukti bagi hal itu.

KEBANGKITAN KRISTUS

14

1. Makna Kebangkitan
Konsep Kebangkitan menurut Perjanjian Lama.
Dalam PL, kebangkitan seseorang dari kematian dinyatakan paling sedikit sebanyak 8
kali (Ay. 19:26; Mzm. 17:15; 49:15; 73:24; Yes. 26:19; 53:10-12; Dan. 12:2, 14).
Beberapa pernyataan PL menyatakan kebangkitan dalam pengertian pemeliharaan
hukum bukan kondisi setelah mati dari individu (bnd. Hos. 6:1-3; 13:14; Yeh. 37:1-4)
dalam pengertian pembebasan dari kematian (pembuangan) kepada kehidupan (restorasi
nasional).
Pertanyaan mendasar dinyatakan dalam Ay. 14:14 jika manusia mati, dapatkah ia
hidup lagi? jawabannya adalah bahwa Allah adalah Penebus dan pembebasan itu
adalah kondisi setelah mati, yang merupakan sebuah pengakuan tentang kepercayaan
terhadap hidup setelah kematian (Ay. 19:25-27). Pernyataan yang sama terdapat juga
dalam Mazmur (49:15; 16:10; 73:24) yang didasarkan atas keyakinan akan kuasa Allah
terhadap kematian. Nabi-nabi juga menambahkan kepercayaan terhadap kebangkitan
(mis. Yes. 25:8; 26:19). Hal ini berklimaks dalam Dan. 12:1-3, 13. Dan banyak dari
antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk
mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang
kekal (Dan. 12:2); tetapi engkau... bangkit untuk mendapat bagianmu... (Dan. 12:13).
Walaupun PL cenderung melihat kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari, namun
dia tidak diam terhadap isu kebangkitan sebagai kebangkitan individu yaitu kehidupan
setelah kematian. Dalam babak selanjutnya dalam masa intertestamental, konsep
kebangkitan mengalami kemajuan.

Konsep Kebangkitan menurut Perjanjian Baru


Ada 5 jenis kebangkitan yang dapat dibedakan dalam penggunaan PB, yaitu:
1.kebangkitan fisik yang lalu dari orang-orang tertentu kepada kehidupan fana yang
diperbaharui (Luk. 7:14-15; Yoh. 11:43-44; Ibr. 11:35);
2. kebangkitan tubuh Kristus yang lalu kepada imortalitas (Rm. 6:9)
3. kebangkitan rohani yang lalu dari orang-orang percaya kepadda kehidupan baru dalam
Kristus (Kol. 2:12);
15

4. kebangkitan orang percaya di masa depan kepada imortalitas (2 Kor. 15:42, 52)
5. kebangkitan pribadi orang-orang tidak percaya di masa depan untuk penghukuman
(Yoh. 5:29; Kis. 24:15).
Kebangkitan adalah pembangkitan orang-orang oleh Allah dari hakikat kematian
kepada kehidupan yang baru dan tidak berakhir dalam kehadiran-Nya, di mana
kebangkitan Kristus adalah janji dan paradigma dari kebangkitan tubuh orang-orang
percaya (1 Kor. 6:14; 15:20, 23, 48-49; Kol. 1:18).
Hanya sedikit karakter kebangkitan tubuh yang disebutkan dalam Alkitab.
Kebangkitan adalah dari Allah (1 Kor. 15:38; 2 Kor. 5:1-2); tubuh rohani (1 Kor.
15:44, 46; bukan berarti hanya roh), bebas dari dosa dan tanpa naluri fisik (1 Kor. 15:4243), bebas dari penyakit atau kekurangan, seperti-malaikat (Mrk. 12:25; Luk. 20:36),
tanpa nafsu seksual dan kuasa prokreasi, dan tidak mati; itu surgawi (1 Kor. 15:40, 4749). Yoh. 5:29 membedakan kebangkitan yang memimpin kepada hidup dari
kebangkitan untuk penghukuman.
Terminologi Kebangkitan (Konsep Rasul Paulus)
Ada beberapa kata yang berbeda yang digunakan untuk menggambarkan ide
tentang kebangkitan dalam tulisan Paulus. Kata kerja anistemi anistemi (bangkit)
digunakan 5 kali dengan acuan pada kebangkitan, baik kebangkitan Kristus (1 Tes. 4:14;
bnd. Rm. 15:12) dan orang percaya (1 Tes. 4:16; Ef. 5:14). Kata
kerja egeirw egeiro (membangkitkan) tampak 38 kali dengan acuan pada kebangkitan
(Rm. 4:24, 25; 1 Tes. 1:10; 2 Tim. 2:8; dll); dan kata gabungan
exegeirw exegeiro (membangkitkan) dipakai 1 kali mengacu pada kebangkitan orang
percaya (2 Kor. 6:14). Kata anastasi anastasis (kebangkitan) digunakan 8 kali (Rm. 1:4;
6:5; 1 Kor. 15:12, 13, 21, 42; Flp. 3:10; 2 Tim. 2:13) dan kata
benda exanastasi exanastasis(kebangkitan) terjadi sekali (Flp. 3:11).
Beberapa ahli menganggap terdapat perbedaan makna dalam dua kelompok kata
yaitu egeiro dan anistemi dalam tulisan Paulus. L. Coenen misalnya mengatakan,
egeiro digunakan untuk apa yang terjadi saat Paskah, yaitu kebangkitan Yang tersalib
kepada kehidupan, sementara anistemi dan anastasis mengacu secara lebih spesifik pada
penarikan kehidupan orang selama pelayanan Jesus di dunia. Tetapi kadang
pemakaiannya kadang kabur dan saling berganti (mis. 5:14; 1 Kor. 15:12-13 dan 15:42).
16

Karena itu Paulus tidak bermaksud membedakannya, walaupun


penggunaan egeiro mungkin lebih tradisional dan berhubungan dengan sumber dari
Palestina.

2. Makna Kebangkitan Kristus


Kebangkitan Yesus adalah keselamatan manusia (1 Kor. 15:1-11)
Injil bertumpu kepada dua peristiwa yang sangat penting yaitu kematian dan kebangkitan
Yesus. Dua peristiwa ini menjadi satu paket yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Bukanlah Injil jika di dalamnya hanya ada kematian saja, dan bukan Injil pula bila di
dalamnya hanya ada kebangkitan. Dengan adanya kematian, maka kebangkitan akan
mempunyai makna. Oleh sebab itu Paulus mengatakan: Oleh Injil itu kamu
diselamatkan(1 Kor. 15:2). Dengan kata lain, dengan fakta peristiwa kematian dan
kebangkitan Yesus kamu diselamatkan asal benar-benar mempercayainya kecuali sia-sia
saja kamu telah menjadi percaya (believed in vain). Arti sia-sia saja percaya adalah,
sejak awal seseorang tidak pernah punya iman. Berbeda atinya dengan kata menyianyiakan iman. Yang kedua ini artinya, awalnya seseorang punya iman, tetapi akhirnya
disia-siakan. Sedangkan sia-sia percaya artinya, memang kenyataannya pada awalnya
seseorang tidak pernah percaya.
Selanjutnya Paulus memberi argumentasi bahwa kematian dan kebangkitan Yesus telah
dinubuatkan dalam kitab suci (Perjanjian Lama). Arti kematian-Nya adalah untuk
menghapus dosa-dosa manusia. Kematian-Nya didasarkan pada fakta penguburan-Nya,
diteruskan dengan kebangkitan-Nya tiga hari kemudian. Semua fakta itu telah dituliskan
lebih dahulu dalam kitab suci. Kesaksian Alkitab didukung oleh kesaksian kedua belas
murid-Nya, lima ratus saudara, kepada Yakobus dan akhirnya Paulus (1 Kor. 15:3-8).
a. Keselamatan terjadi saat kita melihat Yesus yang bangkit
Seseorang sah sebagai saksi jika dia melihat, merasakan dan mengalami sebuah
peristiwa. Jika tidak, orang itu tidak bisa jadi saksi. Setelah Yesus bangkit dari
kematian, Dia menampakkan diri kepada orang-orang tertentu terutama murid-muridNya dan orang-orang terdekat-Nya. Selama empat puluh hari Dia menampakkan diri
kepada lima ratus orang. Mereka semua adalah saksi-saksi kebangkitan sebelum
kenaikan-Nya ke surga. Sebelum kenaikan-Nya ke surga, penampakan-Nya terjadi
secara lahiriah (pisik). Penampakan yang bisa dilihat oleh mata kepala. Bahkan para
17

murid sering bertemu dengan Dia dalam tubuh kebangkitan-Nya secara literal. Tidak
ada halangan untuk itu. Dalam suatu pertemuan dengan murid-murid-Nya di pantai
danau Galilea, Yesus bahkan meminta makanan untuk dimakan, dan mereka memberi
sepotong ikan goreng untuk dimakan oleh Yesus (Luk. 24:3643).
Tetapi setelah kenaikkan-Nya dan Roh Kudus diutus turun untuk menyertai setiap
orang yang percaya, tentunya tubuh kebangkitan-Nya tidak lagi berada di dunia ini.
Dengan tubuh yang telah dibangkitkan Yesus kembali ke surga dan hanya menunggu
kedatangan-Nya yang kedua kali. Pertanyaannya, apakah masih dimungkinkan Yesus
menampakkan diri kepada orang-orang sehingga mereka dapat melihat-Nya?
Penampakan secara letterlijk dalam kasus-kasus tertentu masih dimungkinkan,
sebagaimana dialami oleh Paulus ketika dia sedang dalam perjalanan ke Damsyik.
Tetapi itu terjadi dalam situasi yang abnormal dan tidak bisa dijadikan patokan dan
pegangan. Dan jika kita perhatikan firman Tuhan baik-baik penampakan sejenis ini
terakhir kali hanya dialami oleh Paulus saja (1 Kor. 15:8).
Setelah pengalaman Paulus itu, penampakan Yesus kepada orang-orang tertentu
adalah sesuatu yang tidak semestinya dipercaya. Jika ada kesaksian-kesaksian yang
menyakatan behwa Yesus menampakkan diri secara letterlijk, maka kesaksiankesaksian itu patutlah dicurigai dan diuji kebenarannya. Kita harus berani menolak
pengalaman kesaksian seperti itu. Setelah Paulus, Yesus tidak pernah lagi
menampakkan diri-Nya kepada manusia dengan cara demikian. Itu sebabnya Paulus
mengingatkan kita: sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena
melihat (2 Kor. 5:7). Namun di akhir zaman, menjelang kedatangan-Nya yang kedua
kali, fenomena penampakan Yesus semakin meningkat. Banyak orang akan
mempercayai hal-hal seperti itu, oleh sebab itu kita harus hati-hati.
Bukan hanya Yesus, penampakan Maria pun sering sekali diklaim oleh orang-orang
tertentu dan sangat dipercaya hal itu sebagai kebenaran. Di tempat-tempat tertentu
mereka mengaku Maria telah menampakkan dirinya dan kemudian tempat itu
diabadikan sebagai tempat suci. Akhir-akhir ini orang-orang percaya dihebohkan
dengan kesaksian gambar Yesus terlihat di tembok ruma seseorang. Banyak orang
percaya, bahkan hamba-hamba Tuhan. Mereka jutru memberi komentar mendukung
penampakan itu. Tetapi bagaimana kebenaannya masih kabur sekali.

18

Sekali lagi, penampakan Yesus kepada orang-orang tertentu seperti saat Dia belum
kembali ke surga sudah berakhir pada diri Paulus. Dia adalah rasul yang terakhir kali
Yesus menampakkan diri kepadanya. Yesus tidak akan pernah menampakkan diri-Nya
kembali kepada siapun. Kita tinggal menunggu penampakan-Nya sekali lagi sebagai
yang terakhir pada saat kedatangan-Nya yang kedua. Lalu, cara bagaimana kita dapat
melihat Yesus yang sudah bangkit dan telah naik ke surga? Jawabannya melalui karya
Roh Kudus. Roh Kuduslah yang berperan untuk mencelikkan mata rohani kita supaya
bisa melihat Yesus. Orang akan dapat melihat Yesus ketika Roh Kudus
menginsyafkan seseorang akan dosanya, kebenaran dan penghakiman (Yoh. 16:8; 1
Kor. 12:3). Roh Kuduslah yang memberi iman supaya kita bisa melihat kebangkitan
Yesus. Harus diperhatikan baik-baik. Yesus sudah mengutus Roh Kudus ke dunia
sebagai Oknum satu-satunya mencelikkan mata manusia supaya bisa melihat
kebangkitan Yesus. Dengan demikian cara penampakan Yesus seperti yang Dia
lakukan sebelum kenaikkan-Nya sudah berakhir setelah Dia naik ke surga.
Apakah Roh Kudus sudah mencelikkan mata rohani kita untuk bisa melihat Yesus
yang sudah bangkit? Pernyataan Paulus yang berkata sebab hidup kami ini adalah
hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor. 5:7). Mereka yang beriman,
merekalah yang melihat Yesus yang sudah bangkita dari kematian.
b. Kasih karunia Allah membuat kita bekerja keras dalam pelayanan
Keselamatan adalah kasih karunia Allah (Ef. 2:8-9). Menyadari hal ini sepantasnyalah
membuat orang percaya menjadi orang yang bergirah dan berkobar-kobar untuk
melakukan kehendak dan rencana Allah. Bukan sebaliknya. Ada banyak orang yang
mengartikan secara negatif dengan berkata; Jangan mengajarkan keselamatan hanya
sebagai kasih karunia Allah semata karena akan membuat orang percaya hidup
seenaknya. Pernyataan ini salah dan sesat! Keselamatan oleh karena kasih karunia
tidak pernah mengabsahkan orang percaya untuk hidup seenaknya dan melakukan
perbuatan dosa. Jika kita menyadari kasih karunia sesungguhnya, maka kita akan
menjadi orang-orang yang berhasil sebagai pengikut dan pelayan-Nya.
Sekarang banyak pengajar yang mengecilkan makna kasih karunia Tuhan. Mereka
mencoba menambahkan sesuatu kepada kasih karunia itu dengan berbagai upaya
manusia seperti hidup disiplin, rajin berdoa, rajin ibadah, rajin melayani, hidup kudus,
harus memberi, dan sebagainya. Adalah sasat jika ada orang yang berusaha
19

menambahkan sesuatu kepada anugerah Tuhan. Keselamatan murni perbuatan Allah.


Tidak perlu ditambah dengan perbuatan manusia. Kasih karunia yang telah
dimodifikasi bukanlah kasih karunia. Pengertian semacam itu tidak mungkin berbuah
keselamatan. Tetapi kasih karunia sejati akan membuat seseorang diselamatkan jika
dia percaya kepada karya Yesus. Dengan kasih karunia itu akan membuat orang-orang
percaya berbuah sebagaimana dikatakan Paulus: .kasih karunia yang
dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras
dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang
menyertai aku (1 Kor. 15:10).
Dengan kata lain, menerima kasih karunia Allah maka seseorang hidupnya diubahkan.
Oleh kasih karunia itu kehidupannya berkobar-kobar melayani Allah. Jika kita hidup
tidak berbuah, malas, kurang gairah, kehilangan visi sebagai orang percaya, maka
patut kita pertanyakan apakah kita benar-benar telah menyadari kasih karunia itu.
Mulai sekarang cobalah kembali merenungkan kasih karunia Allah itu. Renungkan
kembali tentang kematian dan kebangkitan-Nya sebagai wujud kasih Allah. Camkan
dan sadarilah dalam batin, bahwa kematian-Nya menjadi jawaban atas segala dosa dan
kelemahan kita, sedangkan kebangkitan-Nya menjadi kuasa yang membangkitkan kita
untuk hidup dalam kehendak dan rencana-Nya..Itulah makna kasih karunia.
Kebangkitan Yesus adalah kebangkitan kita
Jarak waktu antara kebangkitan Yesus dengan berdirinya gereja Korintus tidak telalu jauh.
Mungkin kira-kira 20-30 tahun setelah kebangkitan-Nya. Jika Yesus bangkit sekitar tahun
tiga puluh sesudah Masehi, berarti gereja Korintus berdiri kurang lebih sekitar tahun 60 atau
70 sesudah Masehi. Jadi, masih sangat segar sekali bagi jemaat Korintus untuk mengingat
kebangkitan Yesus itu. Namun, meskipun demikian, ternyata gereja Korintus dengan cepat
sekali melupakan kebangkitan Yesus. Entah dari mana masuknya, pengajaran sesat telah
menyesatkan mereka dalam hal kebangkitan orang mati. Banyak di antara mereka yang
mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati (1 Kor. 15:12). Dengan sengaja
pengajaran sesat ini telah dimasukkan ke dalam gereja Korintus oleh guru-guru palsu dengan
maksud untuk menyangkal kebangkitan Yesus.
Bentangan waktu yang begitu panjang dari peristiwa kebangkitan Yesus hingga sekarang,
kemungkinan besar gereja sekarang ini mengalami masalah yang sama dengan jemaat
Korintus. Itu menjadi fakta. Gereja tidak lagi bersungguh-sungguh mengajarkan tentang
kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus hanya menjadi sekedar acara kalender tahunan yang
20

dirayakan secara seremonial tetapi kehilangan makna. Rata-rata gereja memperingati


pengorbanan Yesus secara liturgis dan berkala yaitu melalui perjamuan kudus. Jemaat mulamula setiap hari senantiasa melakukan perjamuan kudus. Mereka melakukannya tidak
sekedar acara seremonial saja, tetapi benar-benar dihayati. Hal itu menjadi kekuatan yang
mengubahkan hidup jemaat tersebut.
Sekali lagi, ajaran yang yang mengatakan tidak ada kebangkitan orang mati bertujuan
untuk menyangkali kebangkitan Yesus yang historis (1 Kor. 15:13). Iblis telah berhasil
menanamkan kesesatan ini ke dalam benak manusia. Melalui guru-guru palsu dan agamaagama yang ada, kebenaran tentang keberadaan kerajaan surga, dimana hanya orang-orang
yang percaya kepada kematian dan kebangkitan Yesus sajalah yang diijinkan masuk ke
dalamnya, diganti dengan ajaran-ajaran amal dan perbuatan baik. Kebangkitan Yesus sebagai
cara satu-satunya menuju surga, digantikan dengan cara-cara manusia. Dan ajaran yang
paling efektif untuk menggusur berita kebangkitan Yesus dari dalam diri manusia sekarang
ini ialah dengan membuat doktrin tidak ada kebangkitan orang mati.
Gereja juga sangat berperan dalam proses penggusuran kebenaran ini. Gereja tidak lagi diisi
oleh jiwa-jiwa yang benar-benar telah melihat dan mengalami kebangkitan Yesus dengan
iman, tetapi dipenuhi dengan orang-orang yang ingin ditolong secara ekonomi, makanan,
berbagai kemudahan, kesembuhan, mujizat, perjodohan, dan lain sebagainya. Para pendeta
puas dengan banyaknya jumlah anggota gerejanya, dan dengan demikian income gereja akan
bertambah dan akhirnya, para pengurus gereja bisa kenyang dan hidup enak. Tetapi apabila
ditanya para anggota gerejanya tentang keselamatan melalui kematian dan kebangkitan
Yesus, mata mereka terpicing, mengernyitkan dahi dan bingung tanda tidak mengerti.
a. Akibat dari doktrin sesat ini adalah
1. Jika tidak ada kebangkitan, maka Yesus tidak bangkit (1 Kor. 15:13)
2. Jika Yesus tidak bangkit maka sia-sialah pemberitaan tentang kebangkitan dan sia-sia
jugalah beriman kepada Kristus dan kita masih hidup dalam dosa (1 Kor. 15:14, 17)
3. Jika Yesus tidak bangkit, maka orang yang memberitakan kebangkitan ternyata
berbohong
kepada Allah (1 Kor. 15:15)
4. Jika Yesus tidak bangkit, maka kitalah orang yang paling malang (1 Kor. 15:19).
b. Kebenaran: Yesus telah bangkit
Sesungguhnya, ajaran yang benar adalah Yesus sudah bangkit. Dialah yang bangkit
21

pertama sekali dari kematian sehingga disebut sebagai yang sulung barulah mereka
yang menjadi milik-Nya kelak (1 Kor. 15:20, 23). Waktu kebangkitan orang-orang
percaya belum terjadi hingga sekarang ini. Tetapi kebangkitan orang-orang yang mati
dalam Kristus akan dibangkitkan pada saat sangkakala kedatangan Yesus dibunyikan (1
Tes. 4:16). Jadi belum ada orang percaya yang mati telah bangkit sampai sekarang.
Mereka yang telah mati masih tidur di dalam kuburnya dan dibangkitkan tepat pada
saat sangkakala ditiup para malaikat. Itulah kebangkitan pertama. Demikian juga
dengan orang-orang yang belum percaya. Para pemimpin agama sesat, guru-guru palsu,
nabi-nabi palsu dan para pengikutnya, dan semua orang yang menolak Yesus yang
sudah mati sampai sekarang masih berada di kuburnya masing-masing dan tidak ikut
bangkit pada saat kebangkitan orang percaya. Giliran mereka akan tiba untuk bangkit
setelah masa milenium (Yesus memerintah sebagai Raja di dunia ini). Mereka
dibangkitkan untuk menerima hukuman yaitu kematian kekal di neraka. Itulah
kebangkitan kedua.
c. Menaklukkan semua pemerintahan, kekuasan dan kekuatan.
Pada saatnya semua pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan di dunia ini akan diakhiri.
Hal ini berlaku untuk semua pemerintahan negara. Kekuasan dan kekuatan dari para
pemimpin dunia akan dilucuti tanpa terkecuali, digantikan dengan kerajaan-Nya yang
segera akan datang. Allah lah yang menaklukkan semua itu. Yesus akan memerintah
dalam Kerajaan-Nya di dunia ini sebagai penggenapan nubuat Yakub (Kej. 49:10). Di
dalam kerajaan-Nya itu, orang-orang kudus, jemaat yang didirikan-Nya, akan turut
memerintah bersama Dia pada masa milenium tersebut.
Setelah masa Kerajaan-Nya selesai (milenium), maka Dia akan menyerahkan Kerajaan
tersebut kepada Allah Bapa sehingga Ia akan memerintah selamanya (1 Kor. 15:24).
d. Argumentasi adanya kebangkitan
Paulus memberi beberapa argumentasi tentang kebangkitan Yesus ini. Kebenaran ini
harus menjadi pegangan orang-orang percaya dalam menghadapi gencarnya ajaranajaran sesat yang mau menghancurkan keimanan orang percaya. Dengan berpegang
kepada kebenaran-kebenaran ini, maka orang-orang percaya akan terhindar dari
berbagai penyesatan yang dilancarkan oleh Iblis. Kebenaran-kebenaran yang
menunjukkan kebangkitan Yesus adalah:
1. Adanya ketika itu tradisi membabtis orang mati sebagai simbol dari kepercayaan
22

orangorang zaman itu terhadap kebangkitan. Jika tidak ada kebangkitan, apa artinya tradisi
membaptis orang mati (1 Kor. 15:29).
2. Jika tidak ada kebangkitan, buat apa para rasul bersedia mengalami berbagai
ancaman
maut. Setiap hari mereka berhadapan dengan maut dan binatang buas ketika
memberitakan
kebangkitan Yesus. Kalau hanya menurut pertimbangan manusia, tidak ada gunanya
semua
itu (1 Kor. 15:30-32).
3. Orang percaya harus menyadari bahwa pasti ada orang-orang tertentu yang sengaja
ingin
mengacaukan keimanan orang percaya. Tanpa sadar, melalui pergaulan, pemikiranpemikiran sesat itu akan mempengaruhi orang-orang percaya dan akhirnya
menghancurkan keimanan kita. Pergaulan seperti itu harus dihindarkan (1 Kor. 15:33)
Kebangkitan orang percaya adalah kebangkitan tubuh (1 Kor. 15:35-49)
Firman Tuhan: Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka
akan datang kembali? (1 Kor. 15:35). Pertanyaan semacam ini juga adalah pertanyaan kita
sekarang ini. Banyak di antara orang percaya sekarang, sebagaimana orang percaya di
Korintus, mencoba memahami arti kebangkitan tubuh yang berada di luar nalar manusia
bahkan orang-orang percaya. Secara logika sangat sulit memahami bagaimana orang mati
dibangkitkan. Pengalaman manusia mengajarkan apabila seseorang sudah mati, maka
mustahil hidup kembali. Bukankah tubuh oarng-orang yang sudah mati akan busuk dan
terurai menjadi tanah? Bagaimana mungkin tubuh yang sudah terurai jadi tanah bisa bangkit
kembali?
a. Kebangkitan tubuh
Banyak agama mengajarkan bahwa orang-orang yang mati akan bangkit dan dihakimi
oleh Tuhan. Sebatas ini mereka bisa memahami arti kebangkitan, tetapi jika ditanyakan
kebangkitan seperti apa yang akan terjadi kelak, mereka tidak dapat menjelaskan.
Kebanyakan mereka hanya memahami bahwa ketika manusia mati, maka rohnyalah
yang kembali ke alam baka. Sedangkan jasadnya tidak pernah terpikirkan akan
bagaimana. Yang sudah menjadi tanah akan tetap menjadi tanah. Ada benarnya
pendapat ini tetapi kurang tepat. Memang saat manusia mati, pisiknya akan hancur
23

tetapi pribadi terdalamnya yaitu roh akan kembali ke alam baka. Tetapi kebenaran
mengajarkan bahwa jasad yang sudah mati, busuk dan menjadi tanah akan dibangkitkan
kelak. Roh manusia yang kembali ke alam baka akan dipersatukan kembali dengan
tubuh kebangkitan.
Dalam kredo para rasul salah satu mengatakan bahwa ada kebangkitan tubuh. Sejatinya
memang tubuh pisiklah yang akan dibangkitkan, bukan roh manusia karena roh
manusia tidak bisa mati. Selamanya roh itu akan hidup. Oleh sebab itu kekristenan
mengajarkan tentang kebangkitan orang mati secara pisik sebagaimana telah dituliskan
oleh Paulus.
Kebenaran ini lebih dahulu terlihat dalam peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus.
Sesaat sebelum Di mati dia berkata: Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan
nyawa-Ku (Luk. 23:46). Saat kematian-nya, Roh-Nya kembali kepada Allah, tetapi
pisiknya masih terkubur selama tiga hari di kuburan. Namun setelah tiga hari, tubuhNya bangkit dan menjadi satu dengan Roh-Nya. Dalam Alkitab versi bahasa Inggris
kata nyawa disebut spirit atau roh. Setelah kebangkitan-Nya dari kematian, selama
empat puluh hari Dia menampakkan diri dalam wujud tubuh kebangkitan (Kis. 1:3).
Tubuh kebangkitan yang sama juga ditunjukkan kepada Tomas (Yoh. 20:27). Hal ini
membuktikan kematian dan kebangkitan-Nya mempunyai makna yang berbeda satu
sama lain. Kematian-Nya berarti kembalinya Roh-Nya kepada Tuhan sedangkan
kebangkitan-Nya adalah peristiwa hidupnya kembali tubuh-Nya.
b. Argumentasi kebangkitan tubuh
Untuk menjelaskan arti kebangkitan tubuh ini Paulus memberi ilustrasi dari dunia
tumbuhan. Apabila kita menanam tumbuhan atau pohon bisa dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satunya dengan cara menaburkan benih atau biji. Setelah
menunggu beberapa hari benih tersebut akan mati tetapi pada saat yang sama
menumbuhkan tunas baru (1 Kor. 15:36-37). Dengan penjelasan ini kita bisa mengerti
arti kebangkitan tubuh dan sekaligus memberi bukti bahwa kebangkitan tubuh bukanlah
sesuatu yang khayal tetapi logis dan nyata. Peristiwa kebangkitan tubuh adalah saat
yang paling ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang sudah mati. Dengan tubuh
kebangkitan itu semua orang percaya tidak akan mati lagi. Sebuah tubuh yang memiliki
dimensi rohani yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

24

c. Ada perbedaan antar tubuh kebangkitan


Tubuh kebangkitan itu adalah tubuh sorgawi (1 Kor. 15:40) yang layak bagi sorga
karena tubuh pisik yang kita pakai sekarang ini tidak layak berada di sana. Tetapi tubuh
kebangkitan itu berbeda beda satu sama lain, perbedaan berdasarkan kemuliaanya.
Paulus menggambarkan perbedaan kemulian tubuh kebangkitan itu secara kategoris;
seperti kemuliaan bulan, kemuliaan matahari dan kemuliaan bintang (1Kor. 15:41).
Tidak dapat dipungkiri bahwa pasti ada perbedan tubuh kemuliaan yang akan diterima
oleh setiap orang yang percaya. Tubuh kemuliaan yang paling rendah digambarkan
dengan kemuliaan bulan, kemudian kemuliaan yang lebih tinggi adalah matahari dan
kemuliaan yang paling tinggi adalah bintang dan kemuliaan bintang yang satu berbeda
dengan bintang-bintang yang lain . Mengapa demikian? Hal itu disebabkan oleh
bagaimana setiap orang percaya itu hidup di dunia. Orang-orang percaya yang taat dan
berdedikasi kepada Allah pasti akan memiliki tubuh kebangkitan yang lebih mulia dari
pada yang kurang berdedikasi. Kenyataan ini akan menjadi motivasi bagi kita siupaya
selama kita hidup di dunia, hidup dengan cara yang sesuai dengan firman Tuhan dan
kehendak-Nya.

KESIMPULAN
Kematian Kristus adalah sebuah tindakan karya pengorbanan oleh Allah melalui Yesus yang
bertujuan untuk menghapuskan segala hukuman dosa yang ditanggungkan atas dunia.

25

Dan Kebangkitan Kristus adalah kebenaran bahwa Yesus telah menang atas maut dan Ia
bangkit untuk menjamin keselamatan orang-orang percaya, dan juga menjamin akan
kebangkitan tubuh rohani orang-orang percaya.
Oleh sebab karya Kristus yang mulia ini, marilah kita mengerjakan iman Kekristenan kita
dengan menjaga hidup dekat erat dengan Tuhan, karena segala apa yang dibuatnya di atas
dunia ini dikarenakan Ia mengasihi manusia. Sehingga kita dapat mencapai tujuan Allah atas
hidup kita.

DAFTAR PUSTAKA

26

http://reformed.sabda.org/kematian_kristus
http://archangeldemaskus.blogspot.co.id/2011/05/penyaliban-kematian-dan-kebangkitan.html
https://mysweetsound.wordpress.com/2012/10/19/makna-kematian-yesus-kristus/
http://hesronsihombing.blogspot.co.id/2012/05/teologi-paulus-tentang-kematian-dan.html
http://andhebless.blogspot.co.id/2012/09/makna-kebangkitan-kristus-bagi-orang.html
http://maulisiahaan.blogspot.co.id/2013/03/makna-kebangkitan-kristus-bagi-orang.html
http://buletin-narhasem.blogspot.co.id/2011/12/artikel-kematian-dan-kebangkitan.html

27

Anda mungkin juga menyukai