Anda di halaman 1dari 9

PENYANGKALAN YANG MENYEDIHKAN

Mat 26:58, 69-75.


I. PENYANGKALAN PETRUS.
Sesaat setelah Yesus ditangkap di taman Getsemani, Ia digiring ke rumah Imam
Besar untuk diperiksa. Alkitab berkata bahwa saat itu Petrus mengikut Yesus
tetapi dari jauh. Baca Mat 26:58, 69
Terhadap fakta ini boleh dikatakan bahwa semua penafsir menganggap ini
adalah sikapi tindakan yang salah dari Petrus. Hanya saja alasan yang diberikan
berbeda.
 Ada penafsir yang berpendapat bahwa Petrus salah karena ia seharusnya tetap
dekat dengan Yesus dan bukannya hanya mengikuti Dia dari jauh.
 Tetapi penafsir yang lain justru menganggap bahwa Petrus mencari garagara
dengan mengikuti Yesus sampai ke rumah Imam Besar. Seandainya Petrus
tidak dekat-dekat dengan tempat berbahaya itu, mungkin sekali ia tidak perlu
menyangkal Yesus 3 kali.
Entah mana tafsiran yang benar saya juga tidak pasti. Saya kira keduanya bisa
dipertimbangakan untuk diterima.
Petrus yang mengikut Yesus dari jauh ini lalu bergabung dengan sejumlah
orang di halaman rumah Imam Besar itu dan di situlah tragedinya terjadi di
mana ia akhirnya menyangkal Yesus sebanyak 3 kali.
Mari kita perhatikan penyangkalan Petrus ini tahap demi tahap :

a. Penyangkalan pertama.
Perhatikan ayat ini : Mat 26:69b-70
Inilah penyangkalan Petrus yang pertama yang terjadi setelah serangan yang
pertama. Serangan pertama ini dilakukan oleh seorang hamba perempuan
(ay 69).
Calvin mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa manusia bisa tidak
jatuh, hanya karena kasih karunia Allah. Begitu Allah tidak menopang, maka
serangan kecilpun akan menjatuhkan. Terhadap serangan ini Petrus lalu
menyangkal Yesus untuk pertama kalinya dan penyangkalan ini ia lakukan
di depan semua orang. Baca Mat 26:70
Jelas tindakan Petrus ini bertentangan dengan ajaran Gurunya yang
melarang mereka untuk menyangkal Dia di depan orang, dan mengharuskan
mereka untuk berani mengakui Dia di depan orang. Baca Mat 10:32-33
Matthew Henry — "...ia telah menyangkal Kristus di hadapan banyak orang, pada
saat dia seharusnya memberikan pengakuan, dan mengakui-Nya serta tampil di
sidang pengadilan sebagai saksi bagi-Nya...Ketika Kristus dikagumi dan diikuti
banyak orang, Petrus selalu siap untuk mengakui-Nya, tetapi sekrang ketika ia
ditinggalkan, dihina dan ditangkap, dia merasa malu akan Dia, dan dia tidak mau
mengakui bahwa dia ada hubungan dengan-Nya. (Injil Markus, hal. 352).
Tapi jangan buru-buru menyalahkan Petrus saja. Tidakkah hal yang sama sering
kita lakukan?
Boleh jadi saudara belum pernah menyangkal Yesus dengan cara berkata bahwa
saudara tidak kenal Yesus, saudara bukan orang Kristen dsb. Tetapi ada banyak hal
yang sebetulnya juga merupakan penyangkalan terhadap Yesus, seperti :
n Kalau biasanya saudara berdoa dulu sebelum makan, tetapi pada waktu
saudara makan bersama / di antara orang-orang beragama lain (lebih-lebih
yang suka mengejek orang Kristen), saudara lalu tidak berdoa. Atau saudara
berdoa hanya di dalam hati, tanpa menutup mata, dsb, supaya orang-orang
di sekitar saudara tidak tahu kalau saudara sedang berdoa. Maka ini jelas
adalah suatu penyangkalan terhadap Yesus! Memang tidak salah orang
berdoa tanpa menutup mata, tetapi kalau saudara berdoa tanpa menutup mata
supaya tidak terlihat sebagai orang Kristen, maka saudara jelas sedang
menyangkal Yesus!
n Kalau saudara tidak mau diketahui orang bahwa saudara mau pergi ke
gereja, atau kalau saudara malu pada waktu kelihatan membawa Kitab Suci,
sehingga saudara menyembunyikan Kitab Suci itu, maka itu berarti saudara
sedang menyangkal Yesus.
n Kalau saudara tidak menginjili seseorang karena saudara malu dikenal
sebagai orang Kristen, bukankah saudara sedang menyangkal / tidak
mengakui Yesus? d11.
Setiap kali saudara mau menyangkal Yesus karena malu / takut, saudara tidak ada
bedanya dengan Petrus.
Ingatlah bahwa Yesus tidak malu menjadi manusia, menderita bahkan mati bagi
saudara! Bagaimana mungkin saudara malu / takut mengakui Dia?
Dalam Mat 16:16 Petrus mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup.
Tetapi di sini ia menyangkal bahwa ia mengenal Yesus! Baca Mat
16:16
Ini menunjukkan betapa mudahnya kita mengalami naik turun dalam iman,
Jkerohanian, semangat, dsb. Karena itu, kalau saudara sedang dalam ‘kondisi
puncak' jangan lalu merasa aman dan menjadi gegabah. Dalam waktu yang singkat
saudara bisa jatuh ke dasar jurang!
b. Penyangkalan kedua.

Perhatikan teksnya :Mat 26 71-72

Ini adalah serangan kedua. Serangan kedua ini dilakukan oleh siapa? Dalam
ayat di atas dikatakan dilakukan oleh `seorang hamba lain'. Ini mirip dengan
kata-kata dalam Luk 22:58 yang menyebutkan `seorang lain'.
Tetapi Mark 14:69 mengatakan `hamba perempuan itu melihat Petrus lagi', dan
ini menunjukkan bahwa ini adalah hamba yang sama dengan hamba yang
pertama tadi. Sedangkan dalam Yoh 18:25 dikatakan `orang-orang'.
Jadi kesimpulannya yang menanyai Petrus kali ini ada lebih dari satu orang,
yaitu hamba perempuan yang tadi sudah menanyainya, hamba yang lain, dan
mungkin ada orang-orang lain lagi.
Ini menunjukkan bahwa serangan kedua ini lebih hebat dan lebih kuat dari pada
serangan pertama. Jelas bahwa pada waktu setan melihat bahwa Petrus jatuh karena
serangan pertama, ia menjadi lebih bersemangat dalam menyerang Petrus.
Ini persis seperti seorang petinju yang berhasil memukul lawannya hingga
sempoyongan akan lebih bersemangat/bernafsu untuk terus memukul dengan
pukulan-pukulan yang lebih keras agar lawannya segera "mencium" kanvas.
Ini mengajarkan kepada kita untuk jangan sembarangan tunduk / menyerah
pada serangan setan, karena hal itu akan mengundang serangan yang lebih
hebat.
Terhadap serangan kedua ini Petrus menjawab "Aku tidak kenal orang itu"
(Lit: don't know the man'). Jadi ia bukan hanya mengatakan bahwa ia tidak
mengenal Yesus, tetapi ia menyebut Yesus, Tuhan dan Gurunya, Mesias dan
Anak Allah, dengan sebutan `orang itu / the man'.
Bandingkan :Mark 14:71

Kali ini ia merasa tidak cukup sekedar menyangkal Yesus, dan karena itu ia
menyangkalnya dengan bersumpah (ay 72). Ini menunjukkan kejatuhan yang
lebih hebat dari kejatuhan pertama tadi!
Matthew Henry - Hal ini sama saja dengan mengatakan "aku tidak akan
mengakui Dia, aku bukan seorang Kristen, sebab kekristenan pada hakikatnya
adalah pengenalan akan Kristus. (Injil Matius 15-28, hal. 1439).

c. Penyangkalan ketiga
Lihat teks ini : Mat. 26.73-75; Luk 22:59. Serangan ketiga ini lebih hebat lagi dari
serangan kedua. Ini terlihat dari :
 `Orang-orang'. (Mat 26:73; Yoh 18:26)
Yang menanyainya adalah banyak orang. Bahkan menurut Yoh 18:26
diantara orang-orang yang bertanya itu, terdapat seorang hamba Imam Besar,
yang adalah keluarga dari hamba yang telinganya dipotong oleh Petrus dan ia
melihat Petrus di taman Getsemani.

 Pasti engkau juga salah seorang dari mereka (Mat 26:73)


 'Itu nyata dari bahasarnu '.( Mat 26:73 TB, NASB,NIV,TL)

Jadi mereka mengenali logat Petrus sebagai logat Galilea, sama dengan Tuhan
Yesus! Petrus bisa alasan macam-macam tapi ia jelas tidak bisa merubah logatnya.
Logatnya menyatakan siapa dirinya sebenarnya.

Kesimpulan : Serangan setan makin lama makin hebat!

Kalau tadi Petrus sudah menyangkal dengan bersumpah, maka sekarang ia


menyangkal disertai dengan sumpah dan kutuk (ay 74)! Ini tidak berarti ia
mengutuk Yesus. Artinya adalah ia rela kena kutukan tertentu kalau sumpahnya itu
tidak benar (bandingkan dengan orang yang berkata `sumpah mati disamber
geledek').

Note : Petrus langsung bersumpah tetapi faktanya apa yang ia katakan tidak
benar dusta. Karena itu Matthew Henry berkata bahwa kita justru harus mencurigai
kata-kata orang yang dengan begitu cepatnya menyertakan sumpah dalam kata-
katanya.

Ini menunjukkan kejatuhan yang lebih hebat lagi dari pada kejatuhan yang kedua.
Memang dosa satu selalu menarik pada dosa yang lain yang lebih hebat!

Matthew Henry - Ini merupakan tindakan yang paling buruk, karena dosa
memang selalu membuat seseorang terus melorot ke bawah. (Injil Matius 15-28,
hal. 1440).
Setelah 3 penyangkalan itulah ayam berkokok seperti yang dinubuatkan
Yesus. Baca Mat 26:74-75
Dari ayat ini terlihat bahwa pada penyangkalan ketiga dari Petrus barulah ayam
berkokok. Artinya ayam berkokok hanya 1 kali saja yakni setelah penyangkalan
ketiga. Baca Mat 26:34
Tetapi Markus memberikan keterangan bahwa ayam berkokok sebanyak 2 kali.
Baca Mark 14:30,72
Matius, Lukas dan Yohanes pastilah memaksudkan kokokan ayam yang kedua yang
diceritakan Markus. Tapi masalahnya Markus sama sekali tidak menyinggung kapan
ayam tersebut berkokok untuk pertama kalinya.
Bagaimana kita bisa merekonsiliasikan perbedaan ini? Mungkin sekali setelah
penyangkalan Petrus yang ketiga, ayam tersebut berkokok dua kali sekaligus
berturut-turut. Hal ini secara logika bisa saja terjadi.

Demikianlah kisah kegagalan/kejatuhan/penyangkalan Petrus terhadap Tuhan dan


Gurunya.

II. MENGAPA PETRUS BISA SAMPAI JATUH SEPERTI INI?

Setelah melihat kejatuhan Petrus seperti ini, kita perlu bertanya bagaimana bisa
seorang murid yang begitu semangat dalam mengikuti Yesus bisa menyangkal Sang
Guru dengan penyangkalan yang setragis ini?

Menurut saya hal ini disebabkan bukan saja oleh sesuatu pada saat penyangkalan itu
terjadi tetapi sesuatu sebelum penyangkalan itu terjadi. Baca Mat 26:31,33-35
Bandingkan : Luk 22:31-34;Yoh 13:36-38
Dari ayat-ayat di atas kita dapat melihat gambaran Simon Petrus yang terlalu yakin
akan kekuatan dirinya. Bahkan Sang Guru dan Tuhannya sendiri sudah
memberitahu apa yang akan terjadi (Petrus akan menyangkal-Nya 3 kali), tetapi ia
seolah-olah tidak percaya apa kata Gurunya. Ia begitu percaya diri bahwa ia bisa kuat
dan setia dalam mengiring Yesus.
William Barclay - Sungguh pasti kesalahannya jelas; kepercayaan yang
berlebihan pada diri sendiri. Petrus tahu ia mengasihi Yesus, hal itu tak perlu
diragukan - dan ia berpikir sanggup menghadapi situasi yang akan timbul dengan
kekuatannya sendiri. Ia merasa lebih kuat dari pada yang diketahui Yesus tentang
dirinya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Matius 11-28, hal. 545).
Budi Asali - Petrus sesumbar bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus sekalipun ia
harus mati untuk itu.Kata-kata Petrus di sini, khususnya pada ayat 33, betul-betul
menunjukkan kesombongan yang hebat, karena ia menganggap menilai dirinya
sendiri lebih hebat dari murid-murid yang lain. Kata-kata Petrus ini menunjukkan
self-confidence (keyakinan pada diri sendiri) Ia bahkan lebih percaya kepada dirinya
sendiri daripada kata-kata Yesus / nubuat firman Tuhan dalam ayat 31,34. (Exposisi
Injil Matius : Jilid VIII, hal.76).
Menurut saya di sinilah titik yang menentukan kejatuhan Petrus. Ia begitu yakin pada
kekuatan dirinya sendiri. lamempunyai keinginan untuk setia kepada Tuhan dan dia
berpikir bahwa ia mampu untuk setia dari dirinya sendiri.
Augustine: "He thought he was ahle, because he felt that he wished" (Ia mengira
ia bisa, karena ia merasa bahwa ia mau / ingin).
Keyakinan pada diri sendiri menyebabkan ia tidak berdoa (tidur) dalam kondisi yang
sangat genting, saat di mana Yesus sendiri berdoa. Baca Mat 26:39-40

Note : Kata `kainu' dalam ayat 40 ada dalam bentuk jamak, dan karena itu
sebetulnya teguran ini diberikan kepada murid-murid, bukan hanya kepada Petrus saja.
Tetapi ayat 40 ini mengatakan bahwa Yesus mengatakan ini kepada Petrus, dan ini
menunjukkan bahwa ini paling ditekankan untuk Petrus, karena ialah yang paling
sombong (ay 33,35).
Bahkan ini (Petrus tidur dan tidak berdoa) terjadi sampai 3 kali di mana Yesus telah
memberi pengingatan : Baca Mat 26:41

Juga dalam versi Injil Lukas, dikatakan bahwa Yesus sendiri mau berdoa untuk Petrus
agar imannya tidak gugur sedangkan Petrus sendiri tidak berdoa untuk hal itu bagi
dirinya sendiri. Baca Luk 22.31-33

Inilah yang menyebabkan Petrus beberapa jam kemudian menyangkal Yesus. Yal Rasa
percaya diri yang begitu tinggi terlepas dari anugerah Tuhan yang menyebabkan
Petrus jatuh terjerembab dalam penyangkalan terhadap Sang Gurunya.
III. PELAJARAN ROHANI.

Setelah mempelajari kisah penyangkalan Petrus dan penyebab kegagalannya, kita


bisa menarik pelajaran rohani dari semuanya ini.Kita sudah melihat penyebab
kejatuhan Petrus yakni kepercayaan yang berlebihan kepada diri sendiri terlepas
dari anugerah Tuhan.Karena itu, ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa untuk bisa
taat dan setia kepada Tuhan, kita tidak boleh bersandar pada kekuatan
diri kita sendiri.

Berapa banyak di antara kita yang terlalu percaya diri seperti Petrus pada saat
emosi kita meluap-luap kita lalu mengucapkan kata-kata / janji yang muluk-muluk
di hadapan Tuhan yang sangat besar kemungkinan tidak bisa kita lakukan?
J.R. Thomson - Cerita ini merupakan suatu peringatan supaya tidak terlalu
bersandar pada perasaan agamawi. Petrus mempunyai perasaan yang dalam dan
hangat terhadap Kristus; tetapi ia jatuh. Banyak orang Kristen mengira bahwa
mereka aman karena Injil menyentuh emosi mereka.
(https://biblehub.com/sermons/auth/thomsonlardent_affection_and_timorous_ja
l sehoodhtm)
Ingatlah kata-kata Yesus
Mat 26:41 - Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan : roh memang Denurut, tetapi daging lemah."
TEV - Stay awake and pray that you won't be tested. You want to do what is but
vou are weak. "(Kamu mau melakukan yang benar, tapi kamu lemah)

BIS - Berjaga-jagalah, dan berdoalah supaya kalian jangan mengalami cobaan.


Memang rohmu mau melakukan vang benar tetapi kalian tidak sanggu p,
karena tabiat manusia itu lemah."

Ya! Roh kita mungkin mau menuruti/taat kepada Tuhan, tetapi ingatlah bahwa kita
adalah manusia yang lemah.Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita bisa melakukan hal
baik seperti yang kita inginkan?
Ini persis seperti Petrus. Ia sama sekali tidak ingin menyangkal Yesus. Bahkan ia
mempunyai tekad yang kuat untuk setia kepada Yesus. Baca Mat 26:33, 35

Tetapi sekalipun keinginannya baik, ia tidak mempunyai kemarnpuan untuk


mewujudkan keinginan itu, dan ia jatuh.

Ini juga yang sering terjadi dengan kita bukan? Kita mempunyai keinginan untuk taat
kepada Tuhan (berdoa, membaca Alkitab, melayani Tuhan, membuang dosa, d11)
tetapi seringkali yang terjadi sebaliknya bukan? Kita menjadi malas berdoa dan baca
Alkitab, malas melayani dan bahkan kita justru terus melakukan dosa yang kita
sebenarnya ingin hindari. Bandingkan dengan pengalaman Paulus : Rom 7:15, 19, 21-
23
Apa yang dialami Paulus ini persis seperti yang dialami Petrus. Ia mempunyai
keinginan yang kuat untuk setia kepada Tuhan tetapi faktanya ia justru menyangkal
Tuhan. Ini juga pengalaman kita semua.Semua ini membenarkan kata-kata Yesus
"roh memang penurut tapi daging lemah".
Selanjutnya kalau kita berbicara tentang kesetiaan, ada banyak ayat Alkitab
menunjukkan bahwa kalau kita bisa setia kepada Tuhan, semua itu adalah
pekerjaan Tuhan dan bukan kemampuan orang. Baca Maz 37:23-24; Rom 14:4;1 Kor
1:8;2 Kor 1:21; 2 Kor 2:14; Fil 1:6;2 Tes 3:3; 2 Tim 1:12; 1 Pet 5:10.
Semua ayat ini menunjukkan bahwa kalau kita bisa setia kepada Kristus itu semua
bukan karena kita mampu setia tetapi karena Allah yang menguatkan dan
memampukan kita untuk setia.
Mengapa Allah melakukan ini? Karena rencana pemilihan-Nya harus terjadi. Ia
yang telah memilih kita untuk diselamatkan tidak akan membiarkan kita mengiring Dia
dengan kekuatan kita sendiri sehingga akhirnya kita terhilang di tengah jalan dan
rencana-Nya gagal. Rencana pemilihan-Nya harus dan pasti berhasil hingga
penyelamatan kita dan karena itu, Ia jugalah yang bekerja dalam kesetiaan kita.
Nah, jikalau kita sudah sadar akan hal ini maka sekali-kali kita tidak boleh bersandar
pada kekuatan kita sendiri untuk taat dan setia kepada Tuhan. Karena itu kalau saudara
mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang baik, sadarlah bahwa keinginan
baik itu pun datang dari Tuhan.Untuk melaksanakannya juga membutuhkan kernampuan
dari Tuhan (Fil 2:12-13 'TB, TL).
Karena itu setiap kali saudara mempunyai keinginan yang baik, berdoalah kepada
Tuhan untuk menyukuri keinginan baik itu dan berdoa juga untuk beroleh
kemampuan melakukan keinginan baik itu.Misalnya :
Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk rajin beribadah dan belajar
Firman Tuhan, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk
bisa tetap rajin ibadah dan belajar Firman Tuhan walau sibuk, hujan, dll.
Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk memberi persepuluhan
atau persembahan lainnya, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan
untuk bisa tetap memberi persepuluhan walau ada banyak kebutuhan, hutang,
cicilan ini-itu, gaji kecil, dll.
Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk mengampuni, syukurilah
itu dan mintalah kemarnpuan dari Tuhan untuk bisa mengampuni orang
pada saat orang menyakiti saudara apalagi pada saat orang itu tidak meminta
maaf atas kesalahannya.
Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk melayani Tuhan, syukurilah itu
dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa tetap melayani walaupun
saudara sibuk, banyak kesulitan, dsb.
Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk menolong orang susah,
syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa menolong
mereka saat mereka memang membutuhkan pertolongan.
Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk membantu
pembangunan gedung gereja GKIN dalam bentuk apa pun, syukurilah itu
dan mintalah kemampuan dari Tuhan supaya saudara dapat
melakukannya.
Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk membuang dosa tertentu,
syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan supaya saudara dapat
membuangnya.

Demikian juga dalam hal kesetiaan kepada Kristus.Keinginan untuk setia itu
datang dari Tuhan dan kemampuan untuk setia juga datang dari
Tuhan.Karena itu teruslah berdoa meminta kekuatan dari Tuhan untuk bisa menjadi
orang yang setia.
Pulpit Commentarv - Hati-hatilah dengan kata-kata Petrus. Janganlah
berkata dengan penuh keyakinan "aku tidak akan pernah metryangkal Englunt,
Tuhan" tapi, 'berilah aku (kekuatan) supaya aku tak akan pernah menyangkal
Engkau'. Hikmat manusia adalah mencari kekuatannya di dalam Allah saja.Dan
bahkan seorang malaikat akan menjadi lemah kalau ia percaya kepada dirinya
sendiri. (Vo1.7, hal...)
Marilah kita melakukan semua pesan Firman Tuhan hari ini sambil mengingat kata-
kata Tuhan Yesus : Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku
kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5 ).

- AMIN -

Anda mungkin juga menyukai