Anda di halaman 1dari 68

2) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk semua

orang / setiap orang.

John Owen: “The second argument, wherewith our adversaries make


no less flourish than with the former, is raised from those places of
Scripture where there is mention made of all men and every man, in
the business of redemption. With these bare and naked words,
attended with swelling, vain expressions of their own, they commonly
rather proclaim a victory than study how to prevail” (= Argumentasi
yang kedua, dengan mana musuh-musuh kita tumbuh dengan
subur, sama seperti dengan argumentasi yang terdahulu,
didapatkan dari tempat-tempat dalam Kitab Suci dimana
disebutkan tentang ‘semua orang’ dan ‘setiap orang’, dalam
pekerjaan penebusan. Dengan kata-kata telanjang ini, disertai
dengan pernyataan-pernyataan yang sombong dan sia-sia dari
mereka sendiri, mereka secara umum lebih memproklamirkan
suatu kemenangan dari pada belajar bagaimana untuk menang) -
‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 343.

Contoh ayat-ayat yang dipakai dalam argumentasi kedua ini:


 2Kor 5:14,15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,
karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati
untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang
hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
 1Tim 2:3-6 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada
Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua
orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai
tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang
ditentukan”.
 Tit 2:11 - “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan
semua manusia sudah nyata”.
 Ibr 2:9 - “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat
sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus,
kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai
dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah
Ia mengalami maut bagi semua manusia”.
 2Pet 3:9 - “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada
orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar
terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang
binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”.
 Satu ayat lain yang mirip dengan ayat-ayat di atas ini adalah
Kol 1:20 - “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu
dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di
sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib
Kristus”.

Jawaban terhadap argumentasi ini:

a) Dalam Kitab Suci, kata ‘semua’ tidak selalu berarti ‘semua’;


seringkali artinya adalah ‘semua elect / orang dalam Kristus’.

Ini sebetulnya juga berlaku dalam pembicaraan sehari-hari.


Misalnya kalau dalam suatu kelas saya berkata: ‘Semua
diam!’, maka tentu saya tidak memaksudkan semua orang
dalam dunia tanpa kecuali, tetapi hanya memaksudkan
‘semua orang yang ada di dalam kelas’. Jadi, kata ‘semua’
harus ditafsirkan sesuai dengan kontextnya!

Dalam semua ayat-ayat di bawah ini, kalau kata ‘semua’ betul-


betul diartikan ‘semua’, maka ini akan menjadi ajaran
Universalisme.

1. Yoh 12:32 - “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi,


Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu”.

Calvin (tentang Yoh 12:32): “‘I will draw all men to myself.’
The word ‘all,’ which he employs, must be understood to refer to
the children of God, who belong to his flock. Yet I agree with
Chrysostom, who says that Christ used the universal term, all,
because the Church was to be gathered equally from among
Gentiles and Jews, according to that saying, ‘There shall be one
shepherd, and one sheepfold,’ (John 10:16.)” [= ‘Aku akan
menarik semua orang datang kepadaKu’. Kata ‘semua’, yang
ia gunakan, harus dimengerti menunjuk kepada anak-anak
Allah, yang termasuk dalam kawanan dombaNya. Tetapi saya
setuju dengan Chrysostom, yang mengatakan bahwa Kristus
menggunakan istilah universal, ‘semua’, karena Gereja harus
dikumpulkan secara sama dari orang-orang non Yahudi dan
dari orang-orang Yahudi, sesuai dengan kata-kata ‘mereka
akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala’, (Yoh
10:16).].
Dalam penafsiran tentang Yoh 12:32 ini, bahkan Adam
Clarke, yang adalah seorang Arminian, juga menafsirkan
seperti Calvin, dan menganggap bahwa kata-kata ‘semua
orang’ di sini menunjuk kepada orang Yahudi dan orang non
Yahudi.

Adam Clarke (tentang Yoh 12:32): “‘I, if I be lifted up from


the earth, will draw all men unto me.’ After I shall have died and
risen again, by the preaching of my word and the influence of
my Spirit, I shall attract and illuminate both Jews and Gentiles”
(= Aku, jika Aku ditinggikan dari bumi, akan menarik semua
orang kepadaKu’. Setelah Aku mati dan bangkit lagi, oleh
pemberitaan firmanKu dan pengaruh dari RohKu, Aku akan
menarik dan mencerahi baik orang Yahudi maupun orang non
Yahudi).

Tetapi Lenski, yang juga adalah seorang Arminian,


memberikan penafsiran yang berbeda dengan yang
diberikan oleh Adam Clarke.

Lenski (tentang Yoh 12:32): “This is the drawing exerted by


grace through the means of grace (Word and Sacrament), alike
in effectiveness and seriousness for all men, not in any way
limited on God’s part. Yet here, as in 6:37; 6:44; 10:16; 11:52,
and other connections, Jesus is speaking of this universal and
unlimited grace only in so far as it succeeds in actually drawing
men from the world to himself. All are alike drawn, but by their
perverse obduracy many nullify all the power of grace and
harden themselves in unbelief (Matt. 23:37), while others, in
equal sin and guilt, are converted by this same power of grace.
Why some are thus lost and others won, all being under the same
grace, constitutes a mystery insoluble by our minds, about which
we know only this, that those who are lost are lost solely by their
own guilt, while those who are won are won solely by divine
grace” [= Ini adalah tarikan digunakan oleh kasih karunia dan
cara / jalan kasih karunia (Firman dan Sakramen), sama
dalam ke-efektif-annya dan ke-serius-annya untuk semua
orang, tidak dibatasi dengan cara apapun dari pihak Allah.
Tetapi di sini, seperti dalam Yoh 6:37; 6:44; 10:16; 11:52, dan
hubungan-hubungan yang lain, Yesus sedang berbicara
tentang kasih karunia yang bersifat universal dan tak terbatas
ini hanya sejauh itu berhasil dalam betul-betul menarik orang-
orang dari dunia kepada diriNya sendiri. Semua orang ditarik
secara sama, tetapi oleh kekerasan hati mereka yang suka
menentang, banyak orang meniadakan / menghapuskan semua
kuasa dari kasih karunia dan mengeraskan diri mereka
sendiri dalam ketidak-percayaan (Mat 23:37), sedangkan
orang-orang lain, dalam dosa dan kesalahan yang sama /
setara, dipertobatkan oleh kuasa dari kasih karunia yang
sama. Mengapa sebagian terhilang dan yang lain dimenangkan
seperti itu, padahal semua ada di bawah kasih karunia yang
sama, merupakan suatu misteri yang tidak bisa dipecahkan
oleh pikiran kita, tentang mana kita hanya mengetahui hal ini,
bahwa mereka yang terhilang, terhilang semata-mata oleh
kesalahan mereka sendiri, sedangkan mereka yang
dimenangkan, dimenangkan semata-mata oleh kasih karunia
ilahi].
Yoh 6:37,44 - “(37) Semua yang diberikan Bapa kepadaKu
akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia
tidak akan Kubuang. ... (44) Tidak ada seorangpun yang dapat
datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir
zaman”.
Yoh 10:16 - “Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang
bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun
juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka
akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”.
Yoh 11:52 - “dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga
untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah
yang tercerai-berai”.
Mat 23:37 - “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang
diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-
anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.

Ada beberapa hal yang ingin saya berikan sebagai jawaban


terhadap tafsiran Lenski di atas:
a. Kata ‘menarik’ yang digunakan dalam Yoh 12:32 ini
dalam bahasa Yunani adalah HELKUO, dan hanya
muncul 7 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 6:44
Yoh 12:32 Yoh 18:10 Yoh 21:6 Yoh 21:11 Kis 16:19
Kis 21:30 Yak 2:6. Dan dalam setiap kasus dari 7 kasus
ini tak satupun penarikan itu gagal untuk menarik! Jadi,
kalau dalam Yoh 12:32 dikatakan bahwa kuasa kasih
karunia menarik tetapi gagal karena sikap tegar tengkuk
dari orang yang ditarik, itu merupakan omong kosong.
Lenski mengatakan Allahnya serius dalam menarik, tetapi
manusia bisa menahan / menolak! Seakan-akan ada
pertandingan tarik tambang, antara Allah melawan
manusia, dan manusianya yang menang! Betul-betul
menggelikan!
Catatan: bagian ini akan saya jelaskan secara lebih
mendetail dalam pembahasan point ke 4 dari TULIP yaitu
Irresistible Grace (= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak).
b. Lenski mengatakan bahwa tarikan dari kuasa kasih
karunia itu sama efektifnya maupun seriusnya terhadap
semua orang, tetapi hasilnya bisa berbeda. Ini merupakan
pernyataan yang kontradiksi, karena kalau efektif, pasti
berhasil!
c. Lenski mengatakan bahwa tarikannya sama efektifnya
maupun seriusnya, dan tak ada beda sama sekali antara
penarikan terhadap satu orang dan orang yang lain. Juga
orang-orang yang ditarik sama dalam dosa dan
kesalahannya. Tetapi hasilnya bisa berbeda, ada yang
dimenangkan dan ada yang terhilang. Ini ia katakan
sebagai suatu misteri yang tak bisa dipecahkan. Dan ia
menambahkan bahwa hanya satu hal yang bisa
dipastikan, yaitu bahwa mereka yang terhilang, terhilang
oleh kesalahan mereka sendiri, dan mereka yang
dimenangkan, dimenangkan semata-mata oleh kasih
karunia Allah. Menurut saya, ini semua merupakan
kontradiksi! Dalam hal ini hanya ada dua kemungkinan:
(1)Kalau Allahnya bekerja secara sama dalam diri setiap
orang, lalu ada yang dimenangkan dan ada yang
terhilang, maka orang yang dimenangkan lebih baik
dari orang yang terhilang, dan ini boleh dikatakan
merupakan ajaran sesat ‘keselamatan karena
perbuatan baik’!
(2)Kalau orangnya sama jahatnya, dan ada yang
dimenangkan dan ada yang terhilang, maka harus
disimpulkan bahwa Allah bekerja secara berbeda
terhadap orang-orang itu. Ini boleh dikatakan
merupakan ajaran Calvinisme.
Kesimpulan saya: sebetulnya Lenski hanya bisa memilih,
mau menerima ajaran sesat ‘keselamatan karena
perbuatan baik’, atau menerima Calvinisme. Ia menolak
semua itu, dengan dalih bahwa itu merupakan suatu
misteri yang tidak bisa dipecahkan!

2. Kis 2:17-18 - “(17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir -


demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan
RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki
dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan
mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang
tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atas hamba-hambaKu
laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-
hari itu dan mereka akan bernubuat”.

Kata ‘manusia’ di sini secara hurufiah adalah ‘daging’ (KJV:


‘flesh’). Dalam bahasa Yunani digunakan kata SARX yang
artinya memang ‘daging’. Jadi, kalau ini mau diartikan
semua manusia, akan berarti bahwa Roh Kudus dicurahkan
bukan hanya kepada orang percaya tetapi juga kepada
orang yang tidak percaya! Ini jelas mustahil, karena Kitab
Suci secara sangat jelas mengatakan bahwa dalam jaman
Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan hanya kepada semua
orang percaya saja.
Bandingkan dengan:
 Yoh 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti
yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang
dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh
mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum
datang, karena Yesus belum dimuliakan”.
 Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu,
maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.
 Ef 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah
mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -
di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya,
dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”.

Calvin (tentang Kis 2:17): “‘Upon all flesh.’ It appeareth, by


that which followeth, of what force this generality is; for, first, it
is set down generally, ‘all flesh;’ after that the partition is added,
whereby the prophet doth signify that there shall be no difference
of age or kind, but that God admitteth all, one with another, unto
the partaking of his grace. It is said, therefore, ‘all flesh,’
because both young and old, men and women, are thereby
signified” (= ‘Kepada semua daging / manusia’. Terlihat
dengan jelas, oleh apa yang mengikutinya, tentang / dari apa
kelompok orang yang umum ini; karena, mula-mula itu
diletakkan secara umum, ‘semua daging’; setelah itu sekat /
dinding pemisah ditambahkan, dengan mana sang nabi
memberitahukan bahwa di sana tidak ada perbedaan tentang
umur atau jenis, tetapi bahwa Allah menerima semua, satu
dengan yang lain, pada pengambilan bagian dari kasih
karuniaNya. Karena itu, dikatakan, ‘semua daging / manusia’,
karena baik muda dan tua, laki-laki dan perempuan,
dimaksudkan dengan itu).

Penjelasan: kata-kata Calvin di atas ini agak sukar untuk


dimengerti, dan karena itu saya ingin menjelaskannya
dengan kata-kata saya sendiri. Ia memaksudkan bahwa
setelah kata-kata ‘semua daging / manusia ‘ itu muncul, lalu
dinyatakan berbagai-bagai jenis orang (ay 17b-18), yaitu
‘anak-anakmu laki-laki’, ‘anak-anakmu perempuan’, ‘teruna-
terunamu’, ‘orang-orangmu yang tua’, ‘hamba-hambaKu
laki-laki’ dan ‘hamba-hambaKu perempuan’. Jadi, yang
dimaksudkan dengan ‘semua daging / manusia’ ini adalah
manusia dari bermacam-macam / semua jenis.

Calvin melanjutkan lagi, tetapi kata-katanya lebih ruwet lagi,


sehingga di bawah saya berikan tanpa terjemahan, dan di
sini saya memberikannya dengan kata-kata saya. Dalam
jaman Perjanjian Lama Roh Kudus sudah ada dan sudah
diberikan kepada manusia, tetapi hanya kepada sedikit
manusia, yaitu golongan-golongan tertentu saja, seperti
imam, nabi, dan raja. Jaman Perjanjian Baru sangat kontras
dengan itu, karena dalam jaman Perjanjian Baru, Roh Kudus
diberikan kepada semua orang percaya tanpa pandang bulu.
Karena itu digunakan istilah ‘semua daging / manusia’.

Calvin (tentang Kis 2:17): “yet here may a question be moved,


why God doth promise that unto his people, as some new and
unwonted good thing, which he was wont to do for them from the
beginning throughout all ages; for there was no age void of the
grace of the Spirit. The answer of this question is set down in
these two sentences: ‘I will pour out,’ and, ‘Upon all flesh;’ for
we must here note a double contrariety, between the time of the
Old and New Testament; for the pouring out (as I have said)
doth signify great plenty, when as there was under the law a
more scarce distribution; for which cause John also doth say
that the Holy Ghost was not given until Christ ascended into
heaven. ‘All flesh’ doth signify an infinite multitude, whereas
God in times past did vouchsafe to bestow such plenty of his
Spirit only upon a few”.
Lenski, yang adalah seorang Arminian, juga mengartikan
sebagai semua orang percaya di seluruh dunia.

Lenski: “‘Upon all flesh’ is universal but not absolute; v. 38


shows both, ‘everyone’ may receive the Holy Spirit but only by
repentance and faith” (= ‘ke atas semua daging’ bersifat
universal tetapi tidak mutlak; ay 38 menunjukkan keduanya
‘setiap orang’ bisa menerima Roh Kudus tetapi hanya oleh
pertobatan dan iman).
Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu,
maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.

3. Maz 22:28 - “Segala ujung bumi akan mengingatnya dan


berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-
bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”.
KJV: ‘All the ends of the world shall remember and turn unto
the LORD: and all the kindreds of the nations shall worship
before thee’ (= Semua ujung-ujung bumi akan mengingat
dan kembali kepada TUHAN; dan semua keluarga dari
bangsa-bangsa akan menyembah di hadapanMu).

Kalau dibaca lebih banyak, maka akan lebih menyolok lagi.


Maz 22:28-32 - “(28) Segala ujung bumi akan mengingatnya
dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-
bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya. (29) Sebab
Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah
atas bangsa-bangsa. (30) Ya, kepadaNya akan sujud
menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapanNya
akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan
orang yang tidak dapat menyambung hidup. (31) Anak-anak
cucu akan beribadah kepadaNya, dan akan menceritakan
tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. (32)
Mereka akan memberitakan keadilanNya kepada bangsa yang
akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya”.
Catatan:
a. Kata-kata ‘orang sombong’ diterjemahkan secara sama
oleh RSV, tetapi KJV/ASV menterjemahkan ‘fat’ (=
gemuk), dan NIV menterjemahkan ‘the rich’ (= orang
kaya), dan NASB/NKJV menterjemahkan ‘the prosperous’
(= orang yang makmur). Kata-kata ini menunjuk kepada
orang-orang yang kaya / berkedudukan tinggi.
b. Lalu ‘semua orang yang turun ke dalam debu’ dan ‘orang
yang tidak dapat menyambung hidup’ (ay 30b) diartikan
oleh Calvin sebagai orang yang begitu rendah / hina
sehingga kelihatannya seperti orang mati. Penafsir-
penafsir lain (Clarke, Barnes) menafsirkan ini sebagai
orang-orang yang sekarat.
c. Jelas bahwa text ini menunjuk pada semua jenis /
kelompok manusia.

Calvin (tentang Maz 22:29): “If it is objected, that the whole


world has never yet been converted, the solution is easy. A
comparison is here made between that remarkable period in
which God suddenly became known every where, by the
preaching of the gospel, and the ancient dispensation, when he
kept the knowledge of himself shut up within the limits of Judea.
Christ, we know, penetrated with amazing speed, from the east to
the west, like the lightning’s flash, in order to bring into the
Church the Gentiles from all parts of the world” (= Jika ada
keberatan, bahwa seluruh dunia belum dipertobatkan,
penyelesaiannya mudah. Suatu perbandingan dibuat di sini
antara periode yang hebat / luar biasa dalam mana Allah tiba-
tiba menjadi dikenal dimana-mana, oleh pemberitaan Injil,
dan jaman kuno, pada waktu Ia menjaga pengetahuan tentang
diriNya sendiri tertutup di dalam batasan-batasan dari Yudea.
Kita tahu bahwa Kristus menembus dengan kecepatan yang
mengherankan, dari Timur ke Barat, seperti cahaya petir,
untuk membawa ke dalam Gereja orang-orang non Yahudi
dari semua bagian dari dunia).

John Owen: “The whole strength of this argument lies in the


ambiguity of the word ‘all,’ which being of various significations,
and to be interpreted suitably to the matter in hand and the things
and persons whereof it is spoken, ... That ‘all’ or ‘all men’ do not
always comprehend ‘all and every man that were, are, or shall be,’
may be made apparent by near five hundred instances from the
Scripture” (= Seluruh kekuatan dari argumentasi ini terletak
dalam arti yang tidak pasti dari kata ‘semua’, yang mempunyai
bermacam-macam arti, dan harus ditafsirkan sesuai dengan
persoalan yang sedang ditangani dan hal-hal dan orang-orang
yang dibicarakan, ... Bahwa ‘semua’ atau ‘semua orang’ tidak
selalu berarti ‘semua dan setiap orang, yang dahulu ada, sedang
ada, atau akan ada’ bisa dibuat jelas oleh hampir 500 contoh-
contoh dari Kitab Suci) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
344.
Arthur W. Pink: “In Scripture the word ‘all’ (as applied to
humankind) is used in two senses - absolutely, and relatively. In
some passages it means ‘all without exception’; in others it signifies
‘all without distinction’. Which of these meanings it bears in any
particular passage must be determined by the context and decided
by a comparison of parallel scriptures” [= Dalam Kitab Suci kata
‘semua’ (pada saat diterapkan kepada umat manusia) digunakan
dalam 2 arti, secara mutlak dan secara relatif. Dalam text-text
tertentu kata itu berarti ‘semua tanpa perkecualian’; dalam text-
text yang lain kata itu menunjuk ‘semua tanpa perbedaan’. Yang
mana dari arti-arti ini yang dikandung oleh text tertentu harus
ditentukan oleh kontextnya dan diputuskan oleh perbandingan
dari bagian-bagian Kitab Suci yang paralel] - ‘The Sovereignty
of God’, hal 65.

Adam Clarke (tentang Maz 22:28): “The Gospel shall be


preached to every nation under heaven; and all the kindred of
nations, MISHPCHOWT, the families of the nations: not only the
nations of the world shall receive the Gospel as a revelation from
God, but each family shall embrace it for their own salvation. They
shall worship before Jesus the Saviour, and through him shall all
their praises be offered unto God” (= Injil akan diberitakan
kepada setiap bangsa di bawah langit; dan semua keluarga dari
bangsa-bangsa, MISHPCHOWT, keluarga-keluarga dari bangsa-
bangsa: bukan hanya bangsa-bangsa dari dunia akan memeluk /
mempercayai Injil sebagai suatu penyataan / wahyu dari Allah,
tetapi setiap keluarga akan memeluk / mempercayainya untuk
keselamatan mereka sendiri. Mereka akan menyembah di
hadapan Yesus sang Juruselamat, dan melalui Dia semua pujian
mereka akan diberikan kepada Allah).
Catatan: ini jadi Universalisme!

b) Pembahasan Ro 5:18.
Ro 5:18 - “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua
orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan
kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.
Sebetulnya dibaca sepintas lalu saja sudah terlihat bahwa
kata-kata ‘semua orang’ yang kedua (yang saya garis bawahi)
tidak mungkin betul-betul diartikan ‘semua orang’, karena kalau
diartikan demikian akan menimbulkan Universalisme.

Adam Clarke (tentang Ro 5:18): “The mercy of God, in Christ


Jesus, shall have its due also; and therefore all could be put into a
saved (salvable) state here” [= Belas kasihan Allah, dalam Kristus
Yesus, juga akan mendapatkan haknya; dan karena itu semua
orang bisa diletakkan ke dalam suatu keadaan selamat (bisa
diselamatkan) di sini].
Catatan: ini jelas membengkokkan kata-kata ayat itu. Ro 5:18
mengatakan ‘oleh satu perbuatan kebenaran semua orang
beroleh pembenaran untuk hidup’. Clarke mengubahnya
menjadi ‘keadaan selamat (bisa diselamatkan)’! ‘Selamat’
sangat berbeda dengan ‘bisa diselamatkan’!

John Owen mengutip penafsiran seorang yang bernama


Thomas More dalam bukunya yang berjudul ‘Universality of
Grace’ / ‘Ke-universal-an Kasih Karunia’ (chap. viii, p. 41) yang
berkata sebagai berikut: “That Adam, in his first sin and
transgression, was a public person, in the room and place of all
mankind, by virtue of the covenant between God and him; so that
whatever he did therein, all were alike sharers with him. So also
was Christ a public person in his obedience and death, in the room
and place of mankind, represented by him, even every one of the
posterity of Adam” (= Bahwa Adam, dalam dosa dan pelanggaran
pertamanya, merupakan seorang wakil, dalam ruangan dan
tempat dari seluruh umat manusia, berdasarkan atas perjanjian
antara Allah dengan dia; sehingga apapun yang ia lakukan di
dalamnya, semua orang secara sama adalah pengambil-
pengambil bagian dengan dia. Demikian juga Kristus adalah
seorang wakil dalam ketaatan dan kematianNya, dalam ruangan
dan tempat dari umat manusia, diwakili olehNya, bahkan setiap
orang dari keturunan Adam) - ‘The Works of John Owen’, vol
10, hal 354.
Catatan: ini jelas merupakan pandangan Arminian / ‘Universal
Atonement’ (= Penebusan Universal).

John Owen menjawab sebagai berikut: “To that which


concerneth Adam, we grant he was a public person in respect of all
his that were to proceed from him by natural propagation; that
Christ also was a public person in the room of his, and herein
prefigured by Adam. But that Christ, in his obedience, death, and
sacrifice, was a public person, and stood in the room and stead of
all and every one in the world, of all ages and times (that is, not
only of his elect and those who were given unto him of God, but
also of reprobate persons, hated of God from eternity; of those
whom he never knew, concerning whom, in the days of his flesh, he
thanked his Father that he had hid from them the mysteries of
salvation; whom he refused to pray for; who were, the greatest part
of them, already damned in hell, and irrevocably gone beyond the
limits of redemption, before he actually yielded any obedience), is to
us such a monstrous assertion as cannot once be apprehended or
thought on without horror or detestation” [= Mengenai Adam,
kami mengakui bahwa ia adalah seorang wakil dari semua orang
yang akan keluar darinya oleh perkembang-biakan alamiah;
bahwa Kristus juga adalah wakil dalam ruang lingkupNya, dan
di dalam ini dibayangkan sebelumnya oleh Adam. Tetapi bahwa
Kristus, dalam ketaatan, kematian dan pengorbananNya,
merupakan seorang wakil, dan menggantikan / mewakili semua
dan setiap orang dalam dunia, dari semua jaman dan waktu
{yaitu, bukan hanya orang-orang pilihanNya dan mereka yang
diberikan kepadaNya oleh Bapa, tetapi juga orang-orang yang
ditentukan untuk binasa, yang dibenci oleh Allah dari kekekalan;
mereka yang tidak pernah dikenalNya, mengenai siapa, pada
masa hidupNya dalam daging, Ia bersyukur kepada BapaNya
bahwa Ia telah menyembunyikan dari mereka misteri
keselamatan (Mat 11:25); untuk siapa Ia menolak untuk berdoa
(Yoh 17:9,20); yang sebagian besar sudah dihukum di dalam
neraka, dan sudah pergi melampaui batasan penebusan dan
tidak bisa ditarik kembali, sebelum Ia betul-betul melakukan
ketaatan apapun}, bagi kami merupakan penegasan yang
mengerikan / sangat salah sehingga tidak bisa dipahami / dilihat
atau dipikirkan tanpa rasa muak atau jijik] - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, hal 354.

c) Pembahasan 1Kor 15:22.


1Kor 15:22 - “Karena sama seperti semua orang mati dalam
persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.
Catatan: kata-kata yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

Sama seperti dalam kasus Ro 5:18 di atas, kata-kata ‘semua


orang’ yang kedua (yang saya beri garis bawah ganda) tidak
mungkin diartikan betul-betul menunjuk kepada ‘semua orang’,
karena kalau diartikan demikian, akan menimbulkan ajaran
Universalisme.

Bahkan Lenski sendiri, yang adalah seorang Arminian,


menafsirkan bahwa kata-kata ‘semua orang’ yang pertama
betul-betul menunjuk kepada ‘semua orang’, tetapi kata-kata
‘semua orang’ yang kedua, menunjuk hanya kepada ‘orang-
orang percaya’ saja.

John Owen membahasnya lebih jauh dengan memperhatikan


kontexnya.
John Owen: “‘All,’ then, who by virtue of the resurrection of
Christ shall be made alive, are all those who are partakers of the
nature of Christ; who, verse 23, are expressly called ‘they that are
Christ’s’ and of whom, verse 20, Christ is said to be the ‘first-
fruits;’ and certainly Christ is not the first-fruits of the damned” (=
Maka ‘semua’, yang karena kebangkitan Kristus akan
dihidupkan, adalah semua mereka yang mengambil bagian
dalam sifat / keadaan Kristus; yang dalam ay 23 secara jelas
disebut ‘mereka yang menjadi milik Kristus’ dan tentang siapa
dalam ay 20 dikatakan bahwa Kristus adalah ‘buah sulung /
pertama’; dan pasti Kristus bukan merupakan buah sulung /
pertama dari orang-orang yang dihukum) - ‘The Works of John
Owen’, vol 10, hal 352-353.

1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus


telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung
dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti
maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22)
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan
dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan
kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap
orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah
itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.
KJV: ‘(20) But now is Christ risen from the dead, and become
the firstfruits of them that slept. (21) For since by man came
death, by man came also the resurrection of the dead. (22) For
as in Adam all die, even so in Christ shall all be made alive.
(23) But every man in his own order: Christ the firstfruits;
afterward they that are Christ’s at his coming’ [= (20) Tetapi
sekarang Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, dan
menjadi buah sulung dari mereka yang telah mati. (21) Sebab
karena oleh manusia datang kematian, oleh manusia juga
datang kebangkitan dari antara orang mati. (22) Karena
sebagaimana dalam Adam semua mati, demikian juga dalam
Kristus semua akan dihidupkan. (23) Tetapi setiap orang
menurut urutannya sendiri: Kristus sebagai buah sulung /
pertama; setelah itu mereka yang adalah milik Kristus pada
kedatanganNya].

d) Pembahasan 2Kor 5:14-15.


2Kor 5:14-15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,
karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati
untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang
hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

Penafsiran Arminian.

Barnes’ Notes (tentang 2Kor 5:14): “The phrase ‘for all,’


(,) obviously means for all mankind; for every man.
This is an exceedingly important expression in regard to the extent
of the atonement which The Lord Jesus made, ... it demonstrates
also that the atonement was general, and had, in itself considered,
no limitation, and no particular reference to any class or condition
of men, and no particular applicability to one class more than to
another. There was nothing in the nature of the atonement that
limited it to any one class or condition; there was nothing in the
design that made it, any more applicable to one portion of mankind
than to another” [= Ungkapan ‘untuk semua’ (HUPER
PANTON), jelas berarti untuk semua umat manusia; untuk
setiap orang. Ini merupakan suatu ungkapan / pernyataan yang
sangat penting berkenaan dengan luas dari penebusan yang
dibuat oleh Tuhan Yesus, ... itu juga menunjukkan bahwa
penebusan adalah umum, dan ditinjau dalam dirinya sendiri,
tidak mempunyai batasan, dan tidak mempunyai hubungan
khusus dengan golongan atau kondisi / syarat apapun dari
manusia, dan tidak ada kecocokan khusus untuk satu golongan
lebih dari untuk golongan yang lain. Tidak ada apapun dalam
sifat dasar dari penebusan yang membatasinya pada satu
golongan atau kondisi / syarat manapun; tidak ada apapun
dalam rancangan yang membuatnya, lebih dapat dipakai pada
satu bagian dari umat manusia dari pada bagian umat manusia
yang lain] - hal 851.
Catatan: Albert Barnes bukan Arminian murni, bahkan ia lebih
condong pada Calvinisme dari pada pada Arminianisme. Dari 5
points Calvinisme ia hanya menolak point ke 3 tentang ‘Limited
Atonement’ (= Penebusan Terbatas) ini.

Adam Clarke (tentang 2Kor 5:14): “‘If one died for all, then were
all dead.’ The first position the apostle takes for granted; namely,
that Jesus Christ died for all mankind. This no apostolic man nor
primitive Christian ever did doubt or could doubt” (= ‘Jika satu
orang sudah mati untuk semua, maka semua orang sudah mati’.
Posisi pertama yang dianggap pasti oleh sang rasul, yaitu bahwa
Yesus Kristus telah mati untuk semua umat manusia. Ini tak
seorang rasul atau orang Kristen primitif / awal pernah
meragukan atau bisa meragukan).

Penafsiran Reformed.
Ada beberapa hal yang perlu dibahas tentang text ini:

2Kor 5:14-15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,


karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati
untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang
hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

1. 2Kor 5:14 - “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,


karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati
untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati”.

Kata ‘mati’ yang ditujukan untuk ‘semua orang’ / ‘mereka’ di


sini, jelas tidak menunjuk pada kematian jasmani, tetapi
kematian rohani. Dan kematian rohani ini bukan dalam arti
‘mati dalam dosa’ tetapi ‘mati terhadap dosa’.

Baik Albert Barnes, Adam Clarke, maupun Lenski,


menafsirkan bahwa ‘mereka semua sudah mati’ berarti
‘semua manusia mati dalam dosa’.

Lenski (tentang 2Kor 5:14): “Christ died for all men with two
mighty results: the one that all died; the other that all who live
should live for him” (= Kristus mati untuk semua orang dengan
dua hasil / akibat yang hebat: yang satu supaya semua orang
mati; yang lain supaya semua orang yang hidup, hidup bagi
Dia).

Perhatikan kata-kata Lenski yang saya garis-bawahi.


Menurut saya ini penafsiran yang tidak masuk akal. Apakah
Kristus mati SUPAYA semua orang mati / berdosa????
Bukankah itu terbalik??? Seharusnya ‘karena semua orang
berdosa maka Kristus mati’. Jelas bahwa kata-kata ‘mereka
semua sudah mati’ tidak bisa diartikan seperti penafsiran
Arminian ini, yaitu ‘mati dalam dosa’. Seharusnya diartikan
seperti penafsiran Reformed, yaitu ‘mati terhadap dosa’.

John Owen: “All those of whom the apostle treats are proved to
be dead, because Christ died for them: ... What death is it which
here is spoken of? Not a death natural, but spiritual; ... not that
which is in sin, but that which is unto sin” (= Semua mereka
yang dibicarakan oleh sang rasul dibuktikan sebagai mati,
karena Kristus telah mati untuk mereka: ... Kematian apa
yang dibicarakan di sini? Bukan kematian alamiah, tetapi
kematian rohani; ... bukan kematian dalam dosa, tetapi
kematian terhadap dosa) - ‘The Works of John Owen’, vol 10,
hal 351.

Calvin (tentang 2Kor 5:14-15): “‘If one died for all.’ This
design is to be carefully kept in view - that ‘Christ died for us,
that we might die to ourselves.’ The exposition is also to be
carefully noticed - that to ‘die to ourselves is to live to Christ;’ or
if you would have it at greater length, it is to renounce ourselves,
that we may live to Christ; for Christ redeemed us with this view
- that he might have us under his authority, as his peculiar
possession” (= ‘Jika satu orang sudah mati untuk semua
orang’. Rancangan ini harus terus diperhatikan - bahwa
‘Kristus telah mati untuk kita, supaya kita bisa mati bagi diri
kita sendiri’. Exposisi / penjelasannya juga harus diperhatikan
dengan seksama - bahwa ‘mati bagi diri kita sendiri adalah
hidup bagi Kristus’; atau jika engkau menginginkannya
dengan lebih panjang / lebih jelas, itu adalah menyangkal diri
kita sendiri, sehingga kita bisa hidup bagi Kristus; karena
Kristus menebus kita dengan pandangan ini - supaya Ia bisa
memiliki kita di bawah otoritasNya, sebagai milikNya yang
khusus).

Jadi berbeda dengan penafsiran Arminian, yang


membedakan ay 14b dan ay 15nya, maka penafsiran Calvin
menganggap bahwa ay 15 merupakan penjelasan lebih
lanjut dari ay 14b.
2Kor 5:14-15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai
kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang
sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah
mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan
untuk mereka”.
Catatan: bagian yang saya beri garis bawah ganda
merupakan penjelasan dari bagian yang saya beri garis
bawah tunggal.

Karena itu kata-kata ‘semua orang’ ini hanya bisa menunjuk


kepada orang-orang percaya.

2. 2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang,


supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka”.

Kata-kata ‘semua orang’ menunjuk kepada orang-orang


yang sama dengan kata ‘mereka’, untuk siapa Kristus
dibangkitkan (ay 15 akhir). Dan kalau Kristus dibangkitkan
untuk ‘mereka’, maka ‘mereka’ pasti dibenarkan (Ro 4:25).
Karena itu, ini pasti menunjuk kepada ‘orang-orang yang
percaya’.

John Owen: “The resurrection of Christ is here conjoined with


his death: ‘He died for them, and rose again.’ Now, for
whomsoever Christ riseth, he riseth for their ‘justification,’ Rom.
4:25; and they must be justified, chap. 8:34. Yea, our adversaries
themselves have always confessed that the fruits of the
resurrection of Christ are peculiar to believers” (= Di sini
kebangkitan Kristus digabungkan dengan kematianNya: ‘Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka’.
Sekarang, untuk siapapun Kristus bangkit, Ia bangkit untuk
‘pembenaran’ mereka, Ro 4:25; dan mereka harus
dibenarkan, pasal 8:34. Ya, musuh-musuh kita sendiri selalu
mengaku bahwa buah-buah dari kebangkitan Kristus
merupakan sesuatu yang khas untuk orang-orang percaya) -
‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 351.

Ro 4:25 - “yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena


pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita”.
KJV: ‘and was raised again for our justification’ (= dan
dibangkitkan untuk pembenaran kita).

Ro 8:34 - “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi:


yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah,
yang malah menjadi Pembela bagi kita?”.

3. Kontext juga menunjukkan bahwa orang-orang ini menunjuk


kepada orang-orang percaya / pilihan.
2Kor 5:14-21 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai
kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang
sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah
mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan
untuk mereka. (16) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang
jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah
menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami
tidak lagi menilaiNya demikian. (17) Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (18) Dan
semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus
telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19)
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi
kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah
menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan
dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah”.
Orang-orang yang hidup bagi Kristus, yang dibicarakan oleh
Paulus dalam ay 15 ini adalah:
a. Orang-orang yang telah menjadi ciptaan baru (ay 17).
b. Orang-orang yang diperdamaikan dengan Allah (ay 18).
c. Orang-orang terhadap siapa Allah tidak memperhitungkan
pelanggarannya (ay 19).
d. Orang-orang yang dibenarkan oleh Allah (ay 21).
Karena itu, ini pasti menunjuk kepada orang-orang percaya
saja.

e) Pembahasan 1Tim 2:3-6.


1Tim 2:3-6 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada
Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua
orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai
tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang
ditentukan”.

Adam Clarke (tentang 1Tim 2:4): “Because he wills the salvation


of all men; therefore, he wills that all men should be prayed for. In
the face of such a declaration, how can any Christian soul suppose
that God ever unconditionally and eternally reprobated any man?”
(= Karena Ia menghendaki keselamatan dari semua orang;
karena itu, Ia menghendaki bahwa semua orang harus didoakan.
Menghadapi suatu pernyataan seperti itu, bagaimana jiwa
Kristen manapun bisa menganggap bahwa Allah pernah, secara
tak bersyarat dan secara kekal, menentukan binasa orang
manapun?).

Adam Clarke (tentang 1Tim 2:6): “As God is the God and father
of all (for there is but one God, 1 Tim 2:5), and Jesus Christ the
mediator of all, so he gave himself a ransom for all; i.e., for all that
God made, consequently for every human soul; unless we could
suppose that there are human souls of which God is not the
Creator; for the argument of the apostle is plainly this: 1. There is
one God; 2. This God is the Creator of all; 3. He has made a
revelation of his kindness to all; 4. He will have all men to be saved,
and come unto the knowledge of the truth; and 5. He has provided
a Mediator for all, who has given himself a ransom for all. As
surely as God has created all men, so surely has Jesus Christ died
for all men. This is a truth which the nature and revelation of God
unequivocally proclaim” [= Karena Allah adalah Allah dan Bapa
dari semua orang (karena disana hanya ada satu Allah, 1Tim
2:5), dan Yesus Kristus Pengantara dari semua orang, maka Ia
menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan bagi semua orang;
yaitu, untuk semua orang yang Allah buat / cipta , dan karena itu
untuk setiap jiwa manusia; kecuali kita menganggap bahwa ada
jiwa-jiwa manusia tentang siapa Allah bukan Penciptanya;
karena argumentasi dari sang rasul jelas adalah ini: 1. Di sana
ada satu Allah; 2. Allah ini adalah Pencipta dari semua orang; 3.
Ia telah membuat wahyu / penyataan dari kebaikanNya kepada
semua orang; 4. Ia menghendaki semua orang diselamatkan, dan
datang pada pengetahuan tentang kebenaran; dan 5. Ia telah
menyediakan seorang Pengantara untuk semua orang, yang telah
menyerahkan diriNya sebagai tebusan untuk semua orang. Sama
pastinya seperti Allah telah menciptakan semua orang, demikian
juga pastinya Yesus Kristus mati untuk semua orang. Ini adalah
suatu kebenaran yang alam dan wahyu Allah nyatakan dengan
tegas].
Catatan: saya tak mengerti, Clarke mendapatkan point ke 2
dan ke 3 itu dari mana, karena textnya sama sekali tak
mempersoalkan bahwa Allah adalah Pencipta, maupun bahwa
Allah telah mewahyukan kebaikanNya kepada semua orang.

Padahal perhatikan tafsirannya tentang kata ‘tebusan’ dalam


1Tim 2:6.
Adam Clarke (tentang 1Tim 2:6): “The word LUTRON signifies a
ransom paid for the redemption of a captive; and ANTILUTRON,
the word used here, and applied to the death of Christ, signifies that
ransom which consists in the exchange of one person for another,
or the redemption of life by life;” (= Kata LUTRON berarti suatu
tebusan yang dibayarkan untuk penebusan dari seorang
tawanan; dan ANTILUTRON, kata yang digunakan di sini, dan
diterapkan pada kematian Kristus, berarti tebusan itu yang
terdiri dari pertukaran satu orang dengan orang yang lain, atau
penebusan dari nyawa dengan nyawa).
Kalau ini makna dari ‘tebusan’ dan Yesus Kristus memberikan
‘tebusan’ untuk semua orang, maka ini harus menjadi ajaran
Universalisme, yang jelas adalah ajaran sesat!

Lenski (tentang 1Tim 2:4): “It is a severe indictment when in his


Commentary Calvin says regarding this passage that all who use it
to oppose his doctrine of absolute predestination ‘are subject to
puerile hallucination,’ that Paul means that no people or class of
men are excluded from salvation ..., that Paul is speaking only of
the different races of men and not of individuals as such, and that
he also wishes the class of kings and rulers to be included. But this
is a universal statement of the Scriptures. ... The truth that God
wants all men to be saved is corroborated by the fact that Christ
‘gave himself a ransom for all’ (v. 6), and that God provides the
efficacious means of grace and salvation for all. The passive ‘to be
saved’ certainly does not mean to be saved by somebody else than
‘our Savior God.’ ... When men reject this blessed universal will
which also includes them (Matt. 23:37), the subsequent will sends
them to judgment and to perdition: Matt. 23:38; Mark 16:16. The
dogmaticians do not divide the will of God nor assert that God has
two wills; they divide only the objects with which God’s will deals as
the Scriptures themselves do” [= Merupakan suatu tuduhan yang
keras pada waktu dalam tafsirannya Calvin berkata berkenaan
dengan text ini bahwa semua orang yang menggunakannya untuk
menentang doktrinnya tentang predestinasi mutlak ‘ada di
bawah kendali dari halusinasi yang kekanak-kanakan’, bahwa
Paulus memaksudkan bahwa tak ada bangsa atau golongan
orang dikeluarkan dari keselamatan ..., bahwa Paulus sedang
berbicara hanya tentang bangsa-bangsa yang berbeda dari
manusia dan bukan tentang individu-individu, dan bahwa ia juga
menginginkan golongan dari raja-raja dan penguasa-penguasa /
pembesar-pembesar dimasukkan. Tetapi ini adalah suatu
pernyataan universal dari Kitab Suci. ... Kebenaran bahwa Allah
menghendaki semua orang diselamatkan dikuatkan oleh fakta
bahwa Kristus ‘menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan
bagi semua orang’ (ay 6), dan bahwa Allah menyediakan cara
kasih karunia yang efektif dan keselamatan bagi semua orang.
Bentuk pasif ‘diselamatkan’ pasti tidak berarti diselamatkan oleh
seseorang lain dari pada ‘Allah Juruselamat kita’. ... Pada waktu
manusia menolak kehendak universal yang diberkati ini, yang
juga mencakup mereka (Mat 23:37), kehendak yang berikut /
sesudahnya akan mengirimkan mereka pada penghakiman dan
kehncuran / neraka: Mat 23:38; Mark 16:16. Ahli-ahli dogmatik
tidak membagi kehendak Allah ataupun menegaskan bahwa
Allah mempunyai 2 kehendak; mereka hanya membagi obyek
yang ditangani oleh kehendak Allah seperti yang Kitab Suci
sendiri lakukan].
Mat 23:37-38 - “(37) ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang
membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang
yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-
anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38)
Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”.
Mark 16:16 - “Siapa yang percaya dan dibaptis akan
diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”.
Catatan:
1. Saya menganggap Lenski tidak menjawab argumentasi
Calvin yang mengatakan bahwa text ini bukan berbicara
tentang individu-individu tetapi tentang golongan-golongan
manusia (bagian yang saya beri garis bawah tunggal).
Tetapi ia langsung menegaskan, tanpa argumentasi, bahwa
ini adalah pernyataan yang sifatnya universal (bagian yang
saya beri garis bawah ganda).
2. Di bagian bawah dari kutipan dari Lenski di atas, ia menolak
adanya dua kehendak Allah, tetapi menunjukkan bahwa
Allah bisa mengubah kehendakNya yang ditolak oleh
manusia itu.
3. Lenski berkata “Allah menyediakan cara kasih karunia yang
efektif dan keselamatan bagi semua orang”. Kalau efektif, itu
pasti berhasil; dan ini menjadi Universalisme, yang
merupakan ajaran sesat!

Lenski (tentang 1Tim 2:4): “The fact that God, our Savior, wants
all men to be saved and come to realization of truth is the reason
that our praying for all men is excellent and acceptable in his
sight” (= Fakta bahwa Allah, Juruselamat kita, menghendaki
semua orang diselamatkan dan sampai pada realisasi tentang
kebenaran adalah alasan bahwa doa kita untuk semua orang
adalah sangat bagus dan diterima / diperkenan di hadapanNya).
Catatan: kalau kata-kata ‘semua orang’ diartikan seperti
penafsiran Calvin, yaitu ‘semua golongan orang’, maka baik
doa kita untuk ‘semua orang’, maupun kehendak Allah untuk
menyelamatkan ‘semua orang’, harus diartikan sesuai dengan
penafsiran itu.

Sekarang kita akan melihat pembahasan John Owen, tetapi


sebelumnya, mari kita melihat dulu kontext dari text yang
dibahas secara keseluruhan.
1Tim 2:1-6 - “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah
permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
(2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan
kehormatan. (3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada
Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua
orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai
tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang
ditentukan”.
Catatan: perhatikan ada 3 x kata-kata ‘semua orang / manusia’
dalam text ini, yaitu dalam ay 1, ay 4, ay 6. Sebetulnya untuk
ay 6, hanya ada kata ‘semua’; kata ‘orang / manusia’ tidak ada.
Tetapi dalam ay 1 dan ay 4 kata ‘orang’ memang ada.

Ada 2 hal yang dibahas oleh John Owen:

1. Apa yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di sini.


John Owen mengatakan (hal 344) bahwa istilah ‘kehendak
Allah’ mempunyai 2 kemungkinan arti, yaitu:
a. Rencana kekal dari Allah.
b. Perintah Allah.
Catatan: tak ada yang menganggap bahwa Allah punya 2
kehendak seperti yang dituduhkan oleh Lenski. Yang ada
adalah: kalau kata-kata ‘kehendak Allah’ itu muncul, maka
ada 2 kemungkinan arti. Sebetulnya ada kemungkinan arti
yang ketiga, yaitu hal yang, kalau terjadi, menyenangkan
Allah.

Kalau dari 2 arti di atas kita mengambil arti kedua, maka arti
ayat ini adalah sebagai berikut: Allah memerintahkan semua
manusia untuk menggunakan cara-cara dengan mana
mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian
ayat ini menjadi sama seperti Kis 17:30 - “Dengan tidak
memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah
memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua
mereka harus bertobat”.
KJV: ‘And the times of this ignorance God winked at; but
now commandeth all men every where to repent’ (= Allah
pura-pura tidak melihat jaman kebodohan ini; tetapi
sekarang memerintahkan semua orang di mana-mana untuk
bertobat).

John Owen sendiri memilih arti pertama, dimana ‘kehendak


Allah’ menunjuk pada ‘rencana kekal dari Allah’. Alasan
Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Tim 2:4 itu
merupakan dasar / landasan dari doa kita dalam 1Tim 2:1-2.
Bdk. 1Yoh 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita
kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita
meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.

Kalau diambil arti ke 3, maka itu tak bertentangan dengan


predestinasi maupun ‘Limited Atonement’ (= Penebusan
Terbatas).

2. Siapa ‘semua orang’ / ‘semua manusia’ di sini.


Jelas bahwa ‘semua orang / manusia’ di sini tidak berarti
betul-betul ‘semua dan setiap orang di seluruh dunia’, karena:

a. Paulus sendiri menggunakan kata-kata ‘semua orang’


dalam ay 1. Dalam arti apa? Perhatikan ay 2nya! Untuk
jelasnya lihat 1Tim 2:1-2 secara keseluruhan: “(1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan,
doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2)
untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan
kehormatan”.

John Owen menyimpulkan dari sini (hal 346) bahwa yang


dimaksud dengan ‘semua orang’ adalah ‘orang-orang dari
semua jenis, kedudukan, kondisi, dan tingkatan’.
Calvin juga menafsirkan secara sama.

Calvin (tentang 1Tim 2:4): “the Apostle simply means, that


there is no people and no rank in the world that is excluded
from salvation; because God wishes that the gospel should be
proclaimed to all without exception. Now the preaching of the
gospel gives life; and hence he justly concludes that God
invites all equally to partake salvation. But the present
discourse relates to classes of men, and not to individual
persons; for his sole object is, to include in this number
princes and foreign nations. That God wishes the doctrine of
salvation to be enjoyed by them as well as others, is evident
from the passages already quoted, and from other passages of
a similar nature” (= sang Rasul hanya memaksudkan,
bahwa disana tidak ada bangsa atau rangking / pangkat di
dunia yang dikeluarkan dari keselamatan; karena Allah
menginginkan supaya injil diproklamirkan kepada semua
orang tanpa kecuali. Pemberitaan injil memberikan
kehidupan; dan karena itu ia secara benar menyimpulkan
bahwa Allah mengundang semua orang secara sama untuk
mengambil bagian dalam keselamatan. Tetapi pembicaraan
sekarang ini berhubungan dengan semua golongan manusia,
dan bukan dengan pribadi-pribadi / individu-individu;
karena satu-satunya obyeknya adalah, mencakup dalam
bilangan / jumlah ini pangeran-pangeran dan bangsa-
bangsa asing. Bahwa Allah ingin doktrin keselamatan untuk
dinikmati oleh mereka maupun oleh orang-orang lain,
adalah jelas dari text yang sudah dikutip, dan dari text-text
lain yang sifatnya mirip).
Bdk. 1Tim 2:1-2 - “(1) Pertama-tama aku menasihatkan:
Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur
untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua
pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram
dalam segala kesalehan dan kehormatan.”.
Di sini Paulus menyuruh berdoa bukan hanya untuk
orang-orang yang baik kepada mereka, tetapi juga
kepada raja dan pembesar, yang biasanya dibenci oleh
orang-orang Kristen, karena golongan orang ini menindas
mereka. Dan mengingat saat itu Israel dijajah Romawi,
maka jelas bahwa raja-raja dan pembesar-pembesar itu
adalah orang-orang Romawi / non Yahudi.

Bandingkan perintah Paulus untuk mendoakan penggede-


penggede non Yahudi ini dengan Yer 29:7 - “Usahakanlah
kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan
berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”.
Catatan: ‘kota’ yang dimaksudkan adalah ‘Babel’.
Calvin (tentang 1Tim 2:5): “as there is one God, the Creator
and Father of all, so he says that there is but one Mediator,
through whom we have access to the Father; and that this
Mediator was given, not only to one nation, or to a small
number of persons of some particular rank, but to all; because
the fruit of the sacrifice, by which he made atonement for
sins, extends to all. ... The universal term ‘all’ must ALWAYS
be referred to classes of men, and not to persons; as if he had
said, that not only Jews, but Gentiles also, not only persons of
humble rank, but princes also, were redeemed by the death of
Christ” [= sebagaimana disana ada satu Allah, Pencipta dan
Bapa dari semua orang, demikian juga ia berkata bahwa
disana hanya ada satu Pengantara, melalui siapa kita
mendapatkan jalan masuk kepada Bapa; dan bahwa
Pengantara ini diberikan, bukan hanya bagi satu bangsa,
atau bagi sejumlah kecil orang-orang dari kedudukan
tertentu, tetapi bagi semua; karena buah dari korban,
dengan mana Ia membuat penebusan untuk dosa-dosa,
diperluas kepada semua. ... Istilah universal ‘semua’ harus
SELALU dihubungkan dengan golongan-golongan manusia,
dan bukan kepada pribadi-pribadi; seakan-akan ia telah
mengatakan, bahwa bukan hanya orang-orang Yahudi,
tetapi juga orang-orang non Yahudi, bukan hanya orang-
orang dari kedudukan rendah, tetapi juga pangeran-
pangeran, ditebus oleh kematian Kristus].

b. Kita diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’, padahal dari


antara ‘semua orang’ itu pasti ada orang-orang yang
ditentukan untuk binasa dan yang melakukan dosa yang
membawa maut, tentang siapa kita tidak diperintahkan
untuk berdoa (Owen, hal 346) .
1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya
berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut,
hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan
memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat
dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia
harus berdoa”.

c. ‘Semua orang yang diselamatkan’ (ay 4a) pasti sama


dengan orang-orang yang ‘memperoleh pengetahuan akan
kebenaran’ (ay 4b).
Padahal Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak
menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran. Ini terlihat dari:
 Maz 147:19-20 - “(19) Ia memberitakan firmanNya
kepada Yakub, ketetapan-ketetapanNya dan hukum-
hukumNya kepada Israel. (20) Ia tidak berbuat demikian
kepada segala bangsa, dan hukum-hukumNya tidak
mereka kenal. Haleluya!”.
 Kis 14:16,30 - “(16) Dalam zaman yang lampau Allah
membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-
masing, ... (30) Dengan tidak memandang lagi zaman
kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada
manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus
bertobat”.
 Kol 1:26 - “yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke
abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang
dinyatakan kepada orang-orang kudusNya”.
 Mat 11:25-26 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus:
‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan
bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi
orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan
kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan
kepadaMu”.
 Mat 13:10-17 - “(10) Maka datanglah murid-muridNya
dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-
kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab
Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui
rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12)
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan
diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-
kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena
sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun
mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak
mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat
Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan
mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat
dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati
bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat
mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar
dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. (16)
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan
telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar
ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar,
tetapi tidak mendengarnya”.

Owen (hal 347) juga mengatakan bahwa ‘semua manusia’


dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan kata-kata
‘semua orang’ dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen lalu
menyimpulkan bahwa ‘semua manusia’ di sini harus diartikan
sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis / golongan’,
dan ia membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan
sebagai ayat penafsir dari 1Tim 2:6 ini.
Wah 5:9 - “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli
mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum
dan bangsa”.

f) Pembahasan tentang 1Tim 4:10.


1Tim 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang,
karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang
hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang
percaya”.

1. Penafsiran Arminian tentang 1Tim 4:10.


Adam Clarke: “‘Who is the Saviour of all men’. Who has
provided salvation for the whole human race, and has freely
offered it to them in his word and by his Spirit. ‘Specially of
those that believe’. What God intends for ALL, he actually gives
to them that believe in Christ, who died for the sins of the world,
and tasted death for every man. As all have been purchased by
his blood so all may believe; and consequently all may be saved.
Those that perish, perish through their own fault” (= ‘Yang
adalah Juruselamat dari semua manusia’. Yang telah
menyediakan keselamatan untuk seluruh umat manusia, dan
telah menawarkannya secara cuma-cuma kepada mereka
dalam firmanNya dan oleh RohNya. ‘Khususnya dari mereka
yang percaya’. Apa yang Allah maksudkan untuk SEMUA, Ia
betul-betul memberikannya kepada mereka yang percaya
kepada Kristus, yang mati untuk dosa-dosa dunia, dan
merasakan kematian untuk setiap orang. Karena semua telah
dibeli oleh darahNya maka semua bisa percaya; dan karena
itu semua bisa diselamatkan. Mereka yang binasa, binasa
karena kesalahan mereka sendiri) - hal 603.

Keberatan: kalau Allah hanya menyediakan keselamatan itu


tetapi orang-orang itu tidak menerimanya (tidak percaya
kepada Kristus), bagaimana Allah bisa disebut sebagai
Juruselamat mereka?

Lenski: “All that we have said regarding ‘Savior’ in 1:1 and 2:3
might be repeated here. He wants all men to be saved (2:3) and is
thus called ‘Savior of all men.’ We know why so many are not
saved (Matt. 23:37). Therefore Paul adds: ‘especially of
believers’ just as in 1:1 he says ‘our Savior,’ and in 2:3: ‘he
wants all men to come to realization of truth.’ This does not
mean that his will to save some men is stronger than his will to
save others, or that there is a duality in God’s antecedent will
(Calvin). Μάλιστα, ‘especially,’ pertains to ‘believers’ because
God’s good and gracious saving will is being accomplished in
them and is not frustrated by obdurate unbelief. Paul is thinking
not only of the believers already brought to a realization of the
saving gospel truth, to godliness and to its sure and certain
promise, but also of all believers of the future” [= Semua yang
telah kami katakan berkenaan dengan ‘Juruselamat’ dalam
1:1 dan 2:3 bisa diulang di sini. Ia menginginkan semua
manusia diselamatkan (2:3) dan karena itu disebut
‘Juruselamat semua manusia’. Kita tahu mengapa begitu
banyak orang tidak diselamatkan (Mat 23:37). Karena itu,
Paulus menambahkan kata-kata ‘terutama mereka yang
percaya’ sama seperti dalam 1:1 ia berkata ‘Juruselamat kita’,
dan dalam 2:3: ‘Ia menghendaki semua orang memperoleh
pengetahuan akan kebenaran’. Ini tidak berarti bahwa
kehendakNya untuk menyelamatkan sebagian orang lebih
kuat dari pada kehendakNya untuk menyelamatkan orang-
orang lain, atau bahwa di sana ada suatu dualisme dalam
kehendak Allah yang mendahului (Calvin). Μάλιστα
(MALISTA), ‘terutama / khususnya’, menyinggung ‘orang-
orang percaya’ karena kehendak yang baik dan murah hati
yang menyelamatkan dari Allah sedang digenapi dalam
mereka dan tidak digagalkan oleh ketidak-percayaan yang
keras kepala. Paulus sedang memikirkan bukan hanya tentang
orang-orang percaya yang sudah dibawa kepada suatu
realisasi tentang kebenaran injil yang menyelamatkan, pada
kesalehan dan pada janji yang pasti, tetapi juga tentang semua
orang-orang percaya dari masa yang akan datang].
1Tim 1:1 - “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut
perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar
pengharapan kita,”.
1Tim 2:3-4 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada
Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua
orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran”.
Mat 23:37 - “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang
diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-
anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.

2. Penafsiran Reformed tentang 1Tim 4:10.

Tentang 1Tim 4:10 ini, John Owen berkata:


“That God the Father is often called Saviour I showed before,
and that he is here intended, as is agreed upon by all sound
interpreters, so also it is clear from the matter in hand, which is
the protecting providence of God, general towards all, special
and peculiar towards his church” (= Bahwa Allah Bapa sering
disebut Juruselamat telah saya tunjukkan sebelumnya, dan
bahwa di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang disetujui
oleh semua penafsir yang sehat; dan juga merupakan sesuatu
yang jelas dari persoalan yang sedang kita tangani, yang
merupakan providensia Allah yang melindungi, secara umum
bagi semua orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) -
‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal
190.

John Owen melanjutkan: “For the subject, ‘He,’ it is God the


Father, and not Christ the mediator; and for the predicate, it is a
providential preservation, and not a purchased salvation that is
intimated; - that is, the providence of God protecting and
governing all, but watching in an especial manner for the good
of them that are his” (= Untuk subyeknya, ‘Ia’ adalah Allah
Bapa, dan bukan Kristus sang Pengantara; dan untuk
predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang bersifat
providensial, dan bukan menyatakan suatu keselamatan yang
dibeli; - yaitu, providensia Allah yang melindungi dan
memerintah semua, tetapi menjaga dengan cara yang khusus
demi kebaikan mereka yang adalah milikNya) - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 191.

Jadi ada 2 hal yang ditekankan oleh John Owen dalam


kedua kutipan di atas, yaitu:
a. Subyek dari ayat itu bukanlah Yesus tetapi Bapa.
b. Kata ‘Juruselamat’ di sini bukanlah dalam persoalan
keselamatan rohani, tetapi keselamatan jasmani /
duniawi.

Calvin mempunyai pandangan / penafsiran yang sama


dengan Owen.

Calvin: “the word is here a general term, and denotes


one who defends and preserves. He means that the kindness of
God extends to all men” [= kata  (SOTER - Juruselamat)
di sini merupakan suatu istilah yang bersifat umum, dan
menunjuk pada seseorang yang mempertahankan / membela
dan memelihara. Ia memaksudkan bahwa kebaikan Allah
menjangkau semua manusia] - hal 112.

Calvin: “The word ‘Saviour’ is not here taken in what we call its
proper and strict meaning, in regard to the eternal salvation
which God promises to his elect, but it is taken for one who
delivers and protects. ... In this sense he is called ‘the Saviour of
all men;’ not in regard to the spiritual salvation of their souls,
but because he supports all his creatures. In this way, therefore,
our Lord is the Saviour of all men; that is, his goodness extends
to the most wicked, who are estranged from him” (= Kata
‘Juruselamat’ di sini tidak diambil dalam arti sebenarnya dan
ketat, berkenaan dengan keselamatan kekal yang dijanjikan
Allah kepada orang-orang pilihanNya, tetapi menunjuk
kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ...
Dalam arti ini Ia disebut ‘Juruselamat semua manusia’; bukan
berkenaan dengan keselamatan rohani dari jiwa-jiwa mereka,
tetapi karena Ia menyokong semua makhluk ciptaanNya.
Dengan cara ini Tuhan kita adalah Juruselamat semua
manusia; yaitu, kebaikanNya menjangkau orang-orang yang
paling jahat, yang jauh dari Dia) - hal 111-112 (footnote).

William Hendriksen memberikan bermacam-macam


penafsiran tentang ayat ini dengan jawaban dari pihaknya,
yaitu:

a. Allah adalah Juruselamat dari semua manusia, dalam arti


bahwa pada akhirnya Ia betul-betul menyelamatkan
semua manusia (Universalisme).
Bantahannya:
 Universalisme bertentangan dengan ajaran Kitab Suci.
 Kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir
dari 1Tim 4:10 itu menjadi tidak ada artinya.
1Tim 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan
berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada
Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama
mereka yang percaya”.

b. Allah betul-betul memberikan keselamatan kepada semua


golongan manusia.
Bantahannya: ini juga tak sesuai dengan kata-kata
‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari ayat ini.

c. Allah menginginkan / menghendaki keselamatan semua


manusia, tetapi kehendakNya digagalkan oleh ketidak-
percayaan. Ini merupakan tafsiran Arminian, seperti yang
diberikan oleh Adam Clarke dan Lenski di atas.
Bantahannya:
 text ini mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat,
berarti seharusnya Ia betul-betul menyelamatkan.
 kehendak / rencana Allah tidak mungkin gagal (bdk.
Ayub 42:2 Yes 14:24,26-27 Yes 46:10-11).

d. Allah mampu menyelamatkan semua manusia; tetapi


hanya orang-orang percaya yang betul-betul Ia
selamatkan.
Bantahannya: text itu mengatakan bahwa Allah adalah
Juruselamat semua manusia [Lit: ‘who is the Saviour of all
men’ (= yang adalah Juruselamat semua manusia)],
bukannya sekedar mampu menyelamatkan semua
manusia.

Lalu Hendriksen mengatakan bahwa untuk mengerti ayat ini


kita harus mempelajari arti dari kata ‘Juruselamat’, dan ia
lalu menunjukkan sederetan ayat-ayat yang dalam LXX /
Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani)
menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu:
 Hak 3:9 - “Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN,
maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi
orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb”.
 Neh 9:27 - “Lalu Engkau menyerahkan mereka ke tangan
lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada
waktu kesusahan mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau
mendengar dari langit dan karena kasih sayangMu yang
besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang
menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka”.
 Obaja 21 - “Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas
gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau;
maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu”.
 Ul 32:15 - “Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan
menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau,
gendut dan tambun - dan ia meninggalkan Allah yang telah
menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu
keselamatannya [Lit: ‘the rock of his Saviour’ (= batu karang
Juruselamatnya)]”.
Catatan: perhatikan bahwa dalam ayat-ayat di atas kata
SOTER (= Juruselamat) tidak digunakan dalam
hubungannya dengan keselamatan rohani / hidup yang
kekal, tetapi dalam hubungannya dengan keselamatan
jasmani / duniawi / sementara.
Ayat-ayat lain yang bisa diperhatikan dalam persoalan ini
adalah: Yes 43:3,11 Yes 45:15,21 Yes 49:26 Yes 60:16
Yer 14:8 Hos 13:4.

Hendriksen juga mengatakan bahwa Allah sering disebut


sebagai Juruselamat, karena Ia telah menyelamatkan Israel
dari Mesir, seperti dalam:
 Maz 25:5 - “Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu
dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang
menyelamatkan aku [NIV: ‘you are God my Saviour’ (=
Engkau adalah Allah Juruselamatku)], Engkau kunanti-
nantikan sepanjang hari”.
 Maz 106:21 - “Mereka melupakan Allah yang telah
menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang
besar di Mesir”.
Tetapi Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari
mereka’ (1Kor 10:5).

William Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore,


he was the Saviour or Soter of all, but especially of those who
believed. With the latter, with them alone, he was ‘well pleased.’”
(= Karena itu, dalam arti tertentu Ia adalah Juruselamat atau
SOTER dari semua, tetapi terutama dari mereka yang
percaya. Hanya kepada yang terakhir inilah Ia berkenan) - hal
155.

Hendriksen juga menyoroti Yes 63:8-10 - “(8) Bukankah Ia


berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang
tidak akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat
mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang
duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang
menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam
kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan
menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (10) Tetapi
mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya;
maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri
berperang melawan mereka”.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang
yang dibicarakan itu mempunyai Allah sebagai Juruselamat
mereka (dalam persoalan jasmani), tetapi mereka tidak
diselamatkan (secara rohani).

Hendriksen lalu menyimpulkan: “According to the Old


Testament, then, God is Soter not only of those who enter his
everlasting kingdom but in a sense also of others, indeed, of all
those whom he delivers from temporary disaster” [= Jadi,
menurut Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat)
bukan hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang
kekal, tetapi dalam arti tertentu juga dari orang-orang lain,
dari semua mereka yang Ia bebaskan dari bencana sementara]
- hal 155.

Ia menambahkan lagi bahwa baik dalam Perjanjian Lama


maupun Perjanjian Baru kebaikan Allah ditunjukkan kepada
semua orang dan bahkan kepada binatang dan tanaman
(Maz 36:7 Maz 104:25-28 Maz 145:9,16,17 Yun 4:10-11
Mat 5:45 Luk 6:35 Kis 17:25,28).

William Hendriksen: “In the New Testament this teaching is


continued, ... He preserves, delivers, and in that sense ‘saves,’
and that ‘saving’ activity is by no means confined to the elect!
On the Voyage Dangerous (to Rome) God ‘saved’ not only Paul
but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)” [= Dalam
Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara,
membebaskan, dan dalam arti itu ‘menyelamatkan’, dan
aktivitas ‘penyelamatan’ itu sama sekali tidak terbatas pada
orang-orang pilihan! Dalam pelayaran yang berbahaya ke
Roma, Allah ‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi
semua mereka yang ada bersama dengan dia (Kis 27:22,31,44)]
- hal 155.
Bdk. Kis 27:22,31,44 - “(22) Tetapi sekarang, juga dalam
kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap
bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang
akan binasa, kecuali kapal ini. ... (31) Karena itu Paulus
berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: ‘Jika
mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin
selamat.’ ... (44) dan supaya orang-orang lain menyusul
dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal.
Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat”.

William Hendriksen: “This is really all that is needed in


clarification of our present passage, 1Tim 4:10. What the apostle
teaches amounts, accordingly, to this, ‘We have our hope set on
the living God, and in this hope we shall not be disappointed, for
not only is he a kind God, hence the Soter (Perserver, Deliverer)
of all men, showering blessings upon them, but he is in a very
special sense the Soter (Savior) of those who by faith embrace
him and his promise, for to them he imparts salvation,
everlasting life in all its fulness’” [= Inilah yang dibutuhkan
dalam penjelasan tentang text kita saat ini, 1Tim 4:10. Apa
yang diajarkan oleh sang rasul adalah ini: ‘Kami meletakkan
pengharapan kami pada Allah yang hidup, dan dalam
pengharapan ini kami tidak akan dikecewakan, karena Ia
bukan hanya merupakan Allah yang baik, yang merupakan
SOTER (Pemelihara, Pembebas) dari semua orang, yang
mencurahkan berkatNya kepada mereka, tetapi dalam arti
yang sangat khusus Ia adalah SOTER (Juruselamat) dari
mereka yang dengan iman memeluk Dia dan janjiNya, karena
kepada mereka Ia memberikan keselamatan, hidup yang kekal
dalam seluruh kepenuhannya’] - hal 156.

Kesimpulan: kata SOTER bisa menunjuk pada Juruselamat


dalam keselamatan jasmani, bisa juga menunjuk pada
Juruselamat dalam keselamatan rohani. Dalam arti pertama,
Allah adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua
Allah hanyalah SOTER dari orang-orang pilihan. Karena
itulah maka ada kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’.

Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini tidak mendukung


Universal Atonement (= Penebusan Universal) ataupun
menentang Limited Atonement (= Penebusan terbatas).

g) Tit 2:11 - “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan


semua manusia sudah nyata”.
Catatan: ayat ini diterjemahkan secara berbeda-beda.
KJV: ‘For the grace of God that bringeth salvation hath
appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang
membawa keselamatan telah muncul / tampak kepada semua
orang).
RSV: ‘For the grace of God has appeared for the salvation of
all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul / tampak
untuk keselamatan semua orang).
NIV: ‘For the grace of God that brings salvation has appeared
to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang membawa
keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang).
NASB: ‘For the grace of God has appeared, bringing salvation
to all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul /
tampak, membawa keselamatan bagi semua orang).

Dari terjemahan KJV / NIV tak terlihat bahwa Allah


menyelamatkan semua orang, tetapi hanya bahwa
keselamatan itu muncul / tampak (= ditawarkan) kepada semua
orang, sehingga jelas bahwa ayat ini tidak bertentangan
dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas).

Adam Clarke: “Literally translated, the words stand thus: ‘For the
grace of God, that which saves, hath shone forth upon all men.’ Or,
as it is expressed in the margin of our King James Version: ‘The
grace of God, that bringeth salvation to all men, hath appeared.’
Since God’s grace signifies God’s favour, any benefit received from
him may be termed God’s grace. In this place, and in Col 1:6, the
Gospel, which points out God’s infinite mercy to the world, is
termed the grace of God; for it is not only a favour of infinite worth
in itself, but it announces that greatest gift of God to man, the
incarnation and atoning sacrifice of Jesus Christ. Now it cannot be
said, except in a very refined and spiritual sense, that this Gospel
had then appeared to all men; but it may be well said that it
bringeth salvation to all men; this is its design; and it was to taste
death for every man that its author came into the world. There is a
beauty and energy in the word EPEPHANEE, hath shined out, that
is rarely noted; it seems to be a metaphor taken from the sun. As by
his rising in the east and shining out, he enlightens, successively,
the whole world; so the Lord Jesus, who is called the Sun of
righteousness, Mal 4:2, arises on the whole human race with
healing in his wings. And as the light and heat of the sun are
denied to no nation nor individual, so the grace of the Lord Jesus,
this also shines out upon all; and God designs that all mankind
shall be as equally benefited by it in reference to their souls, as they
are in respect to their bodies by the sun that shines in the firmament
of heaven. But as all the parts of the earth are not immediately
illuminated, but come into the solar light successively, not only in
consequence of the earth’s diurnal revolution round its own axis,
but in consequence of its annual revolution round its whole orbit;
so this Sun of righteousness, who has shined out, is bringing every
part of the habitable globe into his divine light; that light is shining
more and more to the perfect day; so that gradually and
successively he is enlightening every nation, and every man; and,
when his great year is filled up, every nation of the earth shall be
brought into the light and heat of this unspotted, uneclipsed, and
eternal Sun of righteousness and truth. Wherever the Gospel
comes, it brings salvation - it offers deliverance from all sin to every
soul that hears or reads it. As freely as the sun dispenses his genial
influences to every inhabitant of the earth, so freely does Jesus
Christ dispense the merits and blessings of his passion and death to
every soul of man. From the influences of this spiritual Sun no soul
is reprobated anymore than from the influences of the natural sun.
In both cases, only those who willfully shut their eyes, and hide
themselves in darkness, are deprived of the gracious benefit” (=
Diterjemahkan secara hurufiah, kata-katanya adalah demikian:
‘Karena kasih karunia Allah, itu yang menyelamatkan, telah
bersinar / memancar kepada semua orang’. Atau, seperti
dinyatakan di catatan tepi dari KJV kita: ‘kasih karunia Allah,
yang membawa keselamatan kepada semua orang, telah tampak /
muncul’. Karena kasih karunia Allah menunjukkan kebaikan
Allah, manfaat apapun yang diterima dari Dia bisa disebut kasih
karunia Allah. Di tempat ini, dan dalam Kol 1:6, Injil, yang
menunjukkan belas kasihan yang tak terbatas dari Allah kepada
dunia, disebut kasih karunia Allah; karena itu bukan hanya
suatu kebaikan yang nilainya tak terbatas dalam dirinya sendiri,
tetapi itu mengumumkan karunia terbesar dari Allah kepada
manusia itu, inkarnasi dan korban penebusan dari Yesus Kristus.
Tak bisa dikatakan, kecuali dalam arti yang sangat diperhalus
dan rohani, bahwa Injil ini pada saat itu sudah muncul / tampak
kepada semua orang; tetapi bisa dikatakan dengan baik bahwa
Injil itu membawa keselamatan kepada semua orang; ini adalah
rancangan dari Injil; dan ADALAH UNTUK MENCICIPI
KEMATIAN UNTUK SETIAP ORANGLAH PENCIPTANYA
DATANG KE DALAM DUNIA. Di sini ada suatu keindahan dan
kekuatan dalam kata EPEPHANEE, telah bersinar / memancar,
yang jarang diperhatikan; itu kelihatannya merupakan suatu
kiasan yang diambil dari matahari. Seperti terbitnya dan
memancarnya matahari di Timur dan, ia menerangi seluruh
dunia secara berurutan; demikianlah Tuhan Yesus, yang disebut
Surya kebenaran, Mal 4:2, muncul kepada seluruh umat manusia
dengan kesembuhan pada sayapNya. Dan seperti terang dan
panas dari matahari tidak ditahan dari bangsa atau individu
manapun, demikian juga kasih karunia dari Tuhan Yesus, ini
juga bersinar kepada semua orang; dan Allah merancang supaya
seluruh umat manusia akan mendapatkan manfaat secara sama
olehnya berkenaan dengan jiwa mereka, seperti mereka
mendapat manfaat berkenaan dengan tubuh mereka oleh
matahari yang bersinar di cakrawala dari langit. Tetapi seperti
tidak semua bagian dari bumi diterangi dengan segera, tetapi
datang pada sinar matahari berturut-turut, bukan hanya dalam
konsekwensi dari perputaran tiap hari pada porosnya, tetapi
dalam konsekwensi dari perputaran tahunan sekeliling orbitnya;
demikian juga Surya kebenaran ini, yang telah bersinar, sedang
membawa setiap bagian dari dunia yang dihuni kepada terang
ilahiNya; sehingga terang itu bersinar makin lama makin terang
sampai tengah hari; sehingga perlahan-lahan dan berturut-turut,
Ia sedang menerangi setiap bangsa, dan setiap orang; dan pada
waktu tahunNya yang agung dipenuhi, setiap bangsa dari bumi
akan dibawa ke dalam terang dan panas dari Surya kebenaran
yang tak berbercak, tak tertutup dan kekal ini. Dimanapun Injil
datang, itu MEMBAWA keselamatan - itu MENAWARKAN
pembebasan dari semua dosa kepada setiap jiwa yang mendengar
atau membacanya. Seperti bebasnya matahari membagikan
pengaruhnya yang ramah / periang kepada setiap penduduk
bumi, demikian juga Yesus Kristus membagikan jasa / manfaat
dan berkat dari penderitaan dan kematianNya kepada setiap
jiwa manusia. Dari pengaruh dari Surya rohani ini TAK ADA
JIWA YANG DITENTUKAN BINASA seperti tak ada jiwa yang
tidak mendapat pengaruh dari matahari alamiah. Dalam kedua
kasus, hanya mereka yang secara sengaja menutup mata mereka,
dan menyembunyikan diri mereka sendiri dalam kegelapan,
tidak mendapatkan manfaat yang penuh kasih karunia).
Kol 1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah
dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu
sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia
Allah dengan sebenarnya”.
Mal 4:2 - “Tetapi kamu yang takut akan namaKu, bagimu akan
terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.
Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu
lepas kandang”.

Tanggapan saya:

1. Dengan ilustrasi seperti itu, bagaimana Adam Clarke


menjelaskan fakta, dalam Alkitab maupun dalam kehidupan
sekarang ini, tentang banyak sekali orang, yang sampai mati
tak pernah mendengar Injil?

Clarke kelihatannya juga memikirkan hal ini, dan ia berusaha


memecahkan problem ini dengan berkata sebagai berikut:
“Light being created, and in a certain measure dispersed, at least
three whole days before the sun was formed; (for his creation
was a part of the fourth day’s work;) so, previously to the
incarnation of Christ, there was spiritual light in the world; for
he diffused his beams while his orb was yet unseen. And even
now, where by the preaching of his Gospel he is not yet
manifested, he is that true light which enlightens every man
coming into the world; so that the moral world is no more left to
absolute darkness, where the Gospel is not yet preached, than the
earth was the four days which preceded the creation of the sun,
or those parts of the world are where the Gospel has not yet been
preached” [= Terang diciptakan, dan dalam ukuran tertentu
disebarkan, sedikitnya 3 hari penuh sebelum matahari
dibentuk; (karena penciptaan matahari merupakan sebagian
dari pekerjaan pada hari keempat); demikian juga sebelum
inkarnasi Kristus, disana ada terang rohani dalam dunia;
karena Ia menyebarkan sinarNya sementara bulatan bumiNya
belum terlihat. Dan bahkan sekarang, dimana oleh
pemberitaan InjilNya Ia belum dinyatakan, Ia adalah terang
yang sejati itu, yang menerangi setiap orang yang datang ke
dalam dunia; sehingga dunia moral tidak ditinggalkan dalam
kegelapan mutlak, dimana Injil belum diberitakan, sama
seperti bumi ada selama 4 hari yang mendahului penciptaan
matahari, atau bagian-bagian dari dunia itu dimana Injil
belum diberitakan].

Jawaban saya:
Ini adalah penyamaan dari dua hal yang sama sekali tidak
sama dan merupakan pengalegorian yang tidak pada
tempatnya!
Memang sebelum inkarnasi, ada terang dari hukum Taurat,
sehingga orang-orang yang mempunyai hukum Taurat, bisa
saja selamat. Tetapi bagaimana dengan orang-orang yang
tidak punya hukum Taurat? Mereka memang mempunyai
hukum hati nurani, tetapi bisakah ‘terang itu’
menyelamatkan? Mustahil! Karena Ro 2:12 berbunyi: “Sebab
semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa
tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di
bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat”.
Dan keadaan ini (adanya banyak orang yang sampai mati
tidak pernah mendengar Injil) akan berlangsung sampai
kedatangan Kristus yang keduakalinya. Tetapi bagaimana
dengan Mat 24:14?
Mat 24:14 - “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di
seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah
itu barulah tiba kesudahannya.’”.
Ayat ini tidak bisa ditafsirkan secara mutlak, bahwa Kristus
baru akan datang kalau setiap orang sudah mendengar Injil.
Ayat ini hanya bisa diartikan bahwa secara umum Injil sudah
diberitakan di semua negara dan bangsa.

2. Dalam dua kalimat yang terakhir, ia menganggap bahwa


siapapun yang tidak mendapatkan manfaat dari Injil, itu
adalah karena kesalahan mereka sendiri, yang menutup
mata mereka sendiri, bukan karena mereka ditentukan untuk
binasa (reprobate). Tetapi dalam kasus orang yang sampai
mati tak pernah mendengar Injil, jelas bahwa mereka tidak
mendapat manfaat dari Injil bukan karena mereka sengaja
menutup mata! Berapapun lebarnya mereka membuka mata
mereka, mereka tak akan mendapatkan manfaat dari injil,
yang tidak pernah sampai ke mata / telinga mereka!
Ro 10:13-14,17 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru
kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi
bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka
tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya
kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia.
Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada
yang memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman timbul dari
pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”.

3. Pada bagian yang saya beri garis bawah ganda, Clarke


mula-mula mengatakan ‘MEMBAWA keselamatan’ tetapi lalu
mengubahnya menjadi ‘MENAWARKAN pembebasan’.
Padahal dua istilah ini sangat berbeda!

4. Clarke menggunakan ayat ini untuk menentang, baik


predestinasi maupun penebusan terbatas. Tetapi kalau ayat-
ayat ini diterjemahkan seperti dalam KJV / NIV, tentu saja
dengan penafsiran bahwa kata-kata ‘all men’ (= semua
orang) tidak dimutlakkan, maka ayat ini tidak menentang
kedua doktrin Reformed / Calvinisme ini!
Lenski: “Here is the universality of this saving grace, which is in
direct contradiction to Calvin’s limited grace” (= Di sini ada ke-
universal-an dari kasih karunia yang menyelamatkan, yang ada
dalam kontradiksi langsung dengan kasih karunia yang terbatas
dari Calvin).

Padahal di bagian awal dari tafsirannya tentang ayat ini Lenski


mengakui bahwa text dari ayat ini membicarakan golongan-
golongan manusia.
Lenski: “This summary of ‘the teaching’ presents the salvation
purchased and won for all men, ... Paul reserves this summary until
the last because it is not pertinent only to ‘slaves’ (v. 9), for he
admonishes all the different classes of Christians to do good works.
He speaks of slaves only as being one of these classes; nor can this
gospel summary be restricted to slaves” [= Ringkasan dari
‘pengajaran’ ini menyajikan keselamatan yang telah dibeli dan
dimenangkan untuk semua orang, ... Paulus mencadangkan
ringkasan ini sampai akhir karena itu berhubungan bukan hanya
dengan ‘budak-budak / hamba-hamba’ (ay 9), karena ia
menasehati semua golongan-golongan yang berbeda dari orang-
orang Kristen untuk melakukan perbuatan / pekerjaan baik. Ia
berbicara tentang budak-budak / hamba-hamba sebagai salah
satu dari golongan-golongan ini; juga ringkasan Injil ini tidak
bisa dibatasi kepada budak-budak / hamba-hamba].

Calvin (tentang Tit 2:11): “‘Bringing salvation to all men,’ That it


is common to all is expressly testified by him on account of the
slaves of whom he had spoken. Yet he does not mean individual
men, but rather describes individual classes, or various ranks of
life” (= ‘Membawa keselamatan kepada semua orang’, Bahwa itu
bersifat umum bagi semua orang disaksikan secara jelas olehnya
karena budak-budak tentang siapa ia telah berbicara. Tetapi ia
tidak memaksudkan orang-orang secara individu, tetapi
sebaliknya menggambarkan golongan-golongan individu, atau
bermacam-macam kedudukan dari kehidupan).
Catatan: kontext memang berkenaan dengan hamba-hamba.
Tit 2:9-11 - “(9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya
dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan
membantah, (10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus
dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal
memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. (11) Karena kasih
karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah
nyata”.
William Hendriksen: “It brought this salvation to ‘all men.’ ...
Here in Titus 2:11 the context makes the meaning very clear. Male
or female, old or young, rich or poor: all are guilty before God, and
from them all God gathers his people. Aged men, aged women,
young women, young(er) men, and even slaves (see verses 1–10)
should live consecrated lives, for the grace of God has appeared
bringing salvation to men of all these various groups or classes. ‘All
men’ here in verse 11 = ‘us’ in verse 12. Grace did not bypass the
aged because they are aged, nor women because they are women,
nor slaves because they are merely slaves, etc. It dawned upon all,
regardless of age, sex, or social standing. Hence, no one can derive,
from the particular group or caste to which he belongs, a reason for
not living a Christian life” [= Itu membawa keselamatan ini
kepada ‘semua orang’. ... Di sini dalam Tit 2:11 kontextnya
membuat sangat jelas. Laki-laki atau perempuan, tua atau muda,
kaya atau miskin: semua bersalah di hadapan Allah, dan dari
mereka semua Allah mengumpulkan umatNya. Laki-laki tua,
perempuan-perempuan tua, perempuan-perempuan muda, laki-
laki (yang lebih) muda, dan bahkan hamba-hamba (lihat ayat 1-
10) harus menjalani hidup yang dikuduskan, karena kasih
karunia Allah telah muncul / tampak membawa keselamatan
kepada orang-orang dari semua kelompok-kelompok dan
golongan-golongan yang bermacam-macam ini. ‘Semua orang’ di
sini dalam ay 11 = ‘kita’ dalam ay 12. Kasih karunia tidak mem-
by-pass / melewati yang tua karena mereka tua, atau perempuan
karena mereka adalah perempuan, atau hamba karena mereka
adalah semata-mata hamba, dsb. Itu menyingsing kepada semua,
tak tergantung pada usia, jenis kelamin, ataupun kedudukan
sosial. Jadi, tak seorangpun bisa mendapatkan, dari kelompok
atau kasta / golongan khusus dimana mereka termasuk, suatu
alasan untuk tidak menjalani suatu kehidupan Kristen].
Tit 2:1-12 - “(1) Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai
dengan ajaran yang sehat: (2) Laki-laki yang tua hendaklah
hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam
kasih dan dalam ketekunan. (3) Demikian juga perempuan-
perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-
orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba
anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik (4) dan
dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda
mengasihi suami dan anak-anaknya, (5) hidup bijaksana dan
suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada
suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang. (6) Demikian
juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka
menguasai diri dalam segala hal (7) dan jadikanlah dirimu
sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau
jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, (8) sehat
dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi
malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka
sebarkan tentang kita. (9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada
tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan
membantah, (10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus
dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal
memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. (11) Karena kasih
karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
(12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan
keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana,
adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini”.

h) Pembahasan Ibr 2:9.


Ibr 2:9 - “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat
sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus,
kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai
dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah
Ia mengalami maut bagi semua manusia”.
KJV: ‘he ... should taste death for every man’ (= Ia ...
merasakan / mengecap kematian untuk setiap orang).

Penafsiran Arminian tentang Ibr 2:9 ini.

1. Penafsiran Adam Clarke.


Adam Clarke: “It was a custom in ancient times to take off
criminals by making them drink a cup of poison. ... The
reference in the text seems to point out the whole human race as
being accused, tried, found guilty, and condemned, each having
his own poisoned cup to drink; and Jesus, the wonderful Jesus,
takes the cup out of the hand of each, and cheerfully and with
alacrity drinks off the dregs! Thus having drunk every man’s
poisoned cup, he tasted that death which they must have
endured, had not their cup been drunk by another” (=
Merupakan kebiasaan pada jaman kuno untuk membunuh
para kriminil dengan memaksa mereka meminum secawan
racun. ... Referensi dalam text ini kelihatannya menunjuk
seluruh umat manusia sebagai orang-orang yang dituduh,
diadili, dinyatakan bersalah, dan dijatuhi hukuman, masing-
masing mempunyai cawan racunnya sendiri untuk diminum;
dan Yesus, Yesus yang luar biasa, mengambil cawan itu dari
tangan masing-masing, dan dengan gembira dan rela
meminum sampah / ampas tersebut! Demikianlah setelah
meminum cawan beracun dari setiap orang, Ia merasakan
kematian yang harus mereka alami, seandainya cawan mereka
tidak diminum oleh orang lain) - hal 697.

Clarke lalu mambandingkan cawan beracun ini dengan


cawan dalam Mat 26:39 - “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud
dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki.’”.

Dan Clarke lalu mengatakan lagi: “But without his drinking it,
the salvation of the world would have been impossible; and
therefore he cheerfully drank it in the place of every human soul,
and thus made atonement for the sin of the whole world” (=
Tetapi jika Ia tidak meminumnya, keselamatan dari dunia
adalah mustahil; dan karena itu Ia dengan gembira
meminumnya untuk menggantikan setiap jiwa manusia, dan
dengan demikian membuat penebusan untuk dosa seluruh
dunia) - hal 697.

Ada 2 hal yang perlu diberikan sebagai komentar tentang


kata-kata Clarke ini:
a. Clarke terlalu gegabah dan terlalu cepat dalam
mengatakan bahwa text ini menunjuk kepada seluruh
umat manusia. Ia sama sekali tidak memperhatikan
kontext, seperti yang dilakukan oleh para penafsir
Reformed di bawah.
b. Kalau memang cawan beracun, yang merupakan
hukuman dosa setiap orang / seluruh umat manusia itu,
sudah diminum oleh Kristus, mengapa masih ada orang
yang akhirnya harus masuk neraka? Cawan beracun
mana lagi yang harus mereka minum?

2. Penafsiran Albert Barnes.


Barnes’ Notes: “‘For every man.’ For all - - for
each and all - whether Jew or Gentile, bond or free, high or low,
elect or non-elect. How could words affirm more clearly, that the
atonement made by the Lord Jesus was unlimited in its nature
and design? How can we express that idea in more clear or
intelligible language? That this refers to the atonement is evident
- for it says that he ‘tasted death’ for them. The friends of the
doctrine of general atonement do not desire any other than
Scripture language in which to express their belief. It expresses
it exactly - without any need of modification or explanation. The
advocates of the doctrine of limited atonement cannot thus use
Scripture language to express their belief. They cannot
incorporate it with their creeds, that the Lord Jesus ‘tasted death
for EVERY MAN.’ They are compelled to modify it, to limit it, to
explain it, in order to prevent error and misconceptions. But that
system cannot be true which requires men to shape and modify
the plain language of the Bible, in order to keep men from
error!” [= ‘Untuk setiap orang’. Untuk semua -  -
untuk setiap dan semua orang - baik Yahudi maupun non
Yahudi, budak atau orang merdeka, tinggi atau rendah,
pilihan dan non pilihan. Bagaimana kata-kata bisa
menegaskannya dengan lebih jelas, bahwa penebusan yang
dibuat oleh Tuhan Yesus adalah tak terbatas dalam sifatnya
dan rencana / tujuannya? Bagaimana kita bisa menyatakan
gagasan itu dalam bahasa yang lebih jelas / bisa dimengerti?
Bahwa text ini menunjuk pada penebusan adalah jelas -
karena text ini mengatakan bahwa Ia ‘merasakan kematian’
untuk mereka. Teman-teman dari doktrin penebusan umum
(tak terbatas) tidak menginginkan apapun selain bahasa Kitab
Suci untuk menyatakan kepercayaan mereka. Text itu
menyatakannya secara persis / tepat - dengan tidak
membutuhkan modifikasi / perubahan atau penjelasan. Para
pendukung dari doktrin penebusan terbatas tidak bisa
menggunakan bahasa Kitab Suci seperti itu untuk menyatakan
kepercayaan mereka. Mereka tidak bisa memasukkannya ke
dalam credo / pengakuan iman mereka, bahwa Tuhan Yesus
‘merasakan kematian untuk SETIAP ORANG’. Mereka
terpaksa memodifikasinya, membatasinya, menjelaskannya,
untuk mencegah kesalahan dan kesalah-pahaman. Tetapi
sistim yang mengharuskan orang untuk membentuk dan
memodifikasi bahasa yang jelas dari Alkitab untuk mencegah
manusia dari kesalahan, tidak mungkin benar] - hal 1238.

Tanggapan saya:
Ini lagi-lagi merupakan suatu ucapan bodoh dari orang yang
mau menerima Kitab Suci apa adanya. Kalau memang Kitab
Suci harus selalu diterima apa adanya, untuk apa Albert
Barnes sendiri menulis buku tafsiran? Memang ada ayat-
ayat Kitab Suci yang harus dimengerti apa adanya, tetapi
juga ada banyak ayat Kitab Suci yang tidak bisa diterima
apa adanya, tetapi harus ditafsirkan sambil memperhatikan
kontext atau ayat-ayat lain dari Kitab Suci, dan ayat-ayat
yang termasuk golongan kedua ini tentu saja tidak bisa
dimasukkan begitu saja ke dalam credo / pengakuan iman.
Misalnya: Yoh 14:28b, dimana Yesus berkata: ‘Bapa lebih
besar dari pada Aku’. Siapa yang mau menerima kata-kata
ini apa adanya dan memasukkan ke dalam credo /
pengakuan imannya, selain dari orang-orang sesat seperti
Saksi Yehuwa / Unitarian?
Bahkan Yoh 10:30 yang menunjukkan kesatuan Yesus
dengan Bapa, ataupun Fil 2:6 yang menunjukkan
kesetaraan Yesus dengan Allah, tidak bisa dimasukkan
begitu saja ke dalam credo tanpa penjelasan apa-apa.
Bandingkan dengan kata-kata dalam pengakuan Iman
Athanasius, no 31: “Equal to the Father in respect to his
divinity, less than the Father in respect to his humanity”
(= Setara dengan Sang Bapa dalam hal keilahianNya, lebih
rendah dari Sang Bapa dalam hal kemanusiaanNya).

Bandingkan juga dengan 2 text di bawah ini, yang jelas


menunjukkan bahwa Kitab Suci membutuhkan penjelasan
yang baik untuk bisa dimengerti dengan benar.
 Neh 8:9 - “Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat
Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-
keterangan, sehingga pembacaan dimengerti”.
 2Pet 3:15b-16 - “(15b) ... Paulus, saudara kita yang
kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang
dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua
suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini.
(16) Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar
difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya
dan yang tidak teguh, memutarbalikkannya menjadi
kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka
buat dengan tulisan-tulisan yang lain”.

Penafsiran Reformed tentang Ibr 2:9 ini.

1. Penjelasan John Owen.

a. Dalam Kitab Suci, kata-kata ‘semua manusia’ atau ‘setiap


orang’ sering digunakan dalam arti terbatas.
John Owen: “The whole question is, who these ‘all’ are,
whether all men universally, or only all those of whom the
apostle there treateth. That this expression, ‘every man’, is
commonly in the Scripture used to signify men under some
restriction, cannot be denied” (= Pertanyaannya adalah:
siapa ‘semua orang’ ini, apakah itu adalah semua manusia
secara universal, atau hanya mereka yang sedang dibahas
oleh sang rasul di sini. Bahwa ungkapan ‘setiap orang’ ini
sering digunakan dalam Kitab Suci untuk menunjuk
kepada orang-orang dalam batasan tertentu, tidak bisa
disangkal) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 349.
Owen memberi contoh:
 Kol 1:28 - “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap
orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam
segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan dalam Kristus”.
 1Kor 12:7 - “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama”.
Dalam kedua ayat di atas ini, jelas bahwa kata-kata ‘tiap-
tiap orang’ tidak mungkin berarti ‘semua dan setiap orang
di seluruh dunia’.

b. Kristus jelas hanya merasakan kematian untuk orang-


orang pilihan.
John Owen: “‘To taste death’, being to drink up the cup due
to sinners, certainly for whomsoever our Saviour did taste of
it, he left not one drop for them to drink after him; he tasted
or underwent death in their stead, that the cup might pass
from them which passed not from him. Now, the cup of death
passeth only from the elect, from believers; for whomsoever
our Saviour tasted death, he swallowed it up into victory” (=
‘Merasakan kematian’, meminum cawan yang seharusnya
untuk orang-orang berdosa, tentu untuk siapapun
Juruselamat kita merasakannya, Ia tidak meninggalkan
setetespun untuk mereka untuk diminum setelah Dia
meminumnya; Ia merasakan atau mengalami kematian di
tempat mereka, supaya cawan itu berlalu dari mereka tetapi
tidak berlalu dari Dia. Nah, cawan kematian berlalu hanya
dari orang-orang pilihan, dari orang-orang percaya; untuk
siapapun Juruselamat kita merasakan kematian, Ia
menelannya habis ke dalam kemenangan!) - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, hal 349-350.

c. Penulis surat Ibrani ini menuliskan suratnya untuk orang-


orang Yahudi, yang menganggap bahwa penebusan
Yesus hanya dimaksudkan untuk bangsa Yahudi. Untuk
itulah penulis surat Ibrani mengatakan bahwa ‘Yesus
merasakan kematian untuk semua orang’, maksudnya
bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi juga untuk orang
non Yahudi.
John Owen: “We see an evident appearing cause that should
move the apostle here to call those for whom Christ died ‘all,’
- namely, because he wrote to the Hebrews, who were deeply
tainted with an erroneous persuasion that all the benefits
purchased by Messiah belonged alone to men of their nation,
excluding all others; to root out which pernicious opinion, it
behoved the apostle to mention the extent of free grace under
the gospel, and to hold out a universality of God’s elect
throughout the world” (= Kita melihat penyebab yang jelas
yang menggerakkan sang rasul di sini menyebut mereka
untuk siapa Kristus mati dengan istilah ‘semua’, yaitu
karena ia menulis kepada orang-orang Ibrani / Yahudi,
yang mempunyai kepercayaan yang salah bahwa semua
manfaat yang dibeli oleh Mesias hanya menjadi milik dari
bangsa mereka, dengan membuang semua bangsa lain.
Untuk mencabut pandangan yang jahat / merusak ini,
adalah perlu bahwa sang rasul menyebutkan luasnya kasih
karunia cuma-cuma di bawah injil, dan bersikeras tentang
keuniversalan dari orang-orang pilihan Allah di seluruh
dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 350.

d. Kontext menunjukkan bahwa kata-kata ‘semua manusia’


atau ‘setiap orang’ di sini menunjuk hanya kepada orang-
orang percaya / pilihan (Owen, hal 350).
Ibr 2:9-15 - “(9) Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat
dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat,
yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh
kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua
manusia. (10) Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -
yang bagiNya dan olehNya segala sesuatu dijadikan -, yaitu
Allah yang membawa banyak orang [KJV/RSV/NIV/NASB:
‘many sons’ (= banyak anak-anak)] kepada kemuliaan,
juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka
kepada keselamatan, dengan penderitaan. (11) Sebab Ia
yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka
semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu
menyebut mereka saudara, (12) kataNya: ‘Aku akan
memberitakan namaMu kepada saudara-saudaraKu, dan
memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,’ (13) dan
lagi: ‘Aku akan menaruh kepercayaan kepadaNya,’ dan
lagi: ‘Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah
diberikan Allah kepadaKu.’ (14) Karena anak-anak itu
adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
(15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan
mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut”.
Kata-kata yang digaris-bawahi itu jelas tidak menunjuk
kepada ‘semua orang di dunia ini’, tetapi menunjuk
kepada ‘orang-orang pilihan / orang-orang percaya’ saja.

2. Penjelasan Arthur W. Pink.


Ibr 2:9b - “Ia mengalami maut bagi semua manusia”.
KJV: ‘he ... should taste death for every man’ (= Ia ...
merasakan / mengecap kematian untuk setiap orang).
Arthur W. Pink mengatakan bahwa sebetulnya dalam
bahasa Yunaninya tidak ada kata ‘manusia’. Jadi
terjemahannya seharusnya adalah ‘Ia mengalami maut bagi
setiap ...’.
Arthur W. Pink: “There is no word whatever in the Greek
corresponding to ‘man’ in our English version. In the Greek it is
left in the abstract - ‘He tasted death for every.’” (= Tidak ada
kata apapun dalam bahasa Yunaninya yang sesuai dengan
kata ‘manusia’ dalam versi bahasa Inggris kita. Dalam bahasa
Yunani itu dibiarkan dalam keadaan abstrak - ‘Ia merasakan
kematian untuk setiap’) - ‘The Sovereignty of God’, hal 67.
Dan Arthur W. Pink mengatakan bahwa kata-kata
selanjutnya, yaitu Ibr 2:10, harus digunakan untuk
menjelaskan bagian terakhir dari Ibr 2:9 itu. Dan Ibr 2:10
berbunyi sebagai berikut: “Sebab memang sesuai dengan
keadaan Allah - yang bagiNya dan olehNya segala sesuatu
dijadikan -, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada
kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin
mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan”.
Kata ‘orang’ yang saya garis bawahi merupakan terjemahan
yang salah. KJV/RSV/NIV/NASB menterjemahkan ‘sons’ (=
anak-anak), karena kata Yunani yang dipakai adalah
HUIOUS yang artinya memang adalah ‘sons’ (= anak-anak).

A. W. Pink lalu mengatakan (hal 67) bahwa di sini terjadi


suatu ellipsis (= penghapusan suatu kata yang sebetulnya
dibutuhkan untuk pengertian kalimat itu, tetapi bisa
dimengerti dari kontextnya). Dan kata itu adalah ‘sons’ (=
anak-anak). Jadi, kata ‘anak-anak’ seharusnya disuplai ke
dalam ayat itu tetapi ditulis dengan huruf miring (untuk
menandakan bahwa dalam bahasa aslinya kata itu tidak
ada).

A. W. Pink menambahkan lagi: “Thus instead of teaching the


unlimited design of Christ’s death, Heb. 2:9-10 is in perfect
accord with the other scriptures we have quoted which sets forth
the restricted purpose in the Atonement: it was for the ‘sons’ and
not the human race our Lord ‘tasted death.’” (= Karena itu Ibr
2:9-10 bukannya mengajarkan rencana / tujuan yang tak
terbatas dari kematian Kristus, tetapi sesuai secara sempurna
dengan ayat-ayat Kitab Suci lain yang telah kami kutip, yang
menyatakan tujuan yang terbatas dalam penebusan: adalah
untuk ‘anak-anak’ dan bukannya untuk seluruh umat
manusia Tuhan kita ‘merasakan kematian’) - ‘The
Sovereignty of God’, hal 67.

Arthur W. Pink: “‘But we see Jesus, who was made a little lower
than the angels for the suffering of death, crowned with glory and
honor; that He by the grace of God should taste death for every
man’ (Hebrews 2:9). This passage need not detain us long. A false
doctrine has been erected here on a false translation. There is no
word whatever in the Greek corresponding to ‘man’ in our English
version. In the Greek it is left in the abstract - ‘He tasted death for
every.’ The Revised Version has correctly omitted ‘man’ from the
text, but has wrongly inserted it in italics. Others suppose the word
‘thing’ should be supplied - ‘He tasted death for every thing’ - but
this, too, we deem a mistake. It seems to us that the words which
immediately follow explain our text: ‘For it became Him, for whom
are all things, and by whom are all things, in bringing many sons
unto glory, to make the captain of their salvation perfect through
sufferings.’ It is of ‘sons’ the apostle is here writing, and we suggest
an ellipsis of ‘son’ - thus: ‘He tasted death for every’ - and supply
son in italics. Thus instead of teaching the unlimited design of
Christ’s death, Hebrews 2:9, 10 is in perfect accord with the other
Scriptures we have quoted which set forth the restricted purpose in
the Atonement: it was for the ‘sons’ and not the human race our
Lord ‘tasted death’” - ‘The Sovereignty of God’ (AGES), hal 63-
64.
Catatan: kutipan dari A. W. Pink ini tidak saya terjemahkan
karena intinya sudah saya berikan di atas.

i) Pembahasan 2Pet 3:9.


Tentang 2Pet 3:9 - “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya,
sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian,
tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya
jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik
dan bertobat.”.

Ayat ini biasanya lebih sering digunakan untuk menentang


doktrin tentang Predestinasi, tetapi kadang-kadang / bisa juga
digunakan untuk menyerang doktrin tentang Limited
Atonement (= Penebusan Terbatas) ini.

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dan diartikan dengan benar


tentang ayat ini, yaitu:
 kata ‘menghendaki’.
 kata-kata ‘jangan ada’ dan ‘semua orang’.

Kalau ‘kehendak’ di sini diartikan sebagai kehendak / rencana


Allah yang kekal yang tidak mungkin gagal (Ayub 42:2b), dan
kata-kata ‘jangan ada’ dan ‘semua orang’ diartikan ‘semua
orang secara mutlak’, maka ayat ini akan mengajarkan
Universalisme (= ajaran yang mengatakan bahwa akhirnya
semua orang akan selamat), yang jelas merupakan ajaran
sesat, dan yang jelas ditentang baik oleh Arminianisme
maupun Reformed / Calvinisme.

Untuk menghindari ajaran Universalisme ini, ada 2 cara untuk


menafsirkan 2Pet 3:9 ini:

1. Kata ‘menghendaki’ ditafsirkan ‘mengingini’ atau diartikan


sebagai ‘kehendak yang bisa tidak terjadi’; sedangkan kata-
kata ‘jangan ada’ dan ‘semua / semua orang’ diartikan secara
mutlak.

Barnes’ Notes: “‘Not willing that any should perish.’ That is, he
does not desire it or wish it. His nature is benevolent, and he
sincerely desires the eternal happiness of all, ... the passage does
not refer to what God will do as the final Judge of mankind, but
to what are his feelings and desire now towards men. ... it would
be agreeable to the nature of God, and to his arrangements in
the plan of salvation, if all men should come to repentance, and
accept the offers of mercy; ... since it is in accordance with his
nature that he should desire that all men may be saved; it may be
presumed that he has made an arrangement by which it is
possible that they should be” (= ‘Tidak menghendaki siapapun
untuk binasa’. Yaitu, Ia tidak menginginkannya atau
mengharapkannya. SifatNya adalah penuh kebaikan, dan Ia
dengan sungguh-sungguh menginginkan kebahagiaan kekal
dari semua, ... text ini tidak menunjuk pada apa yang Allah
akan lakukan sebagai Hakim terakhir bagi umat manusia,
tetapi pada perasaanNya dan keinginanNya sekarang ini
tentang manusia. ... adalah cocok dengan sifat dari Allah, dan
dengan pengaturanNya dalam rencana keselamatan, jika
semua orang bertobat, dan menerima tawaran belas
kasihan; ... karena itu cocok dengan sifatNya bahwa Ia
menginginkan supaya semua orang bisa diselamatkan; bisa
dianggap bahwa Ia telah membuat suatu pengaturan / rencana
yang memungkinkan mereka untuk diselamatkan) - hal 1458.
Catatan:
 kalau kita membandingkan kata-kata Barnes di sini
dengan kata-katanya di atas (tentang Ibr 2:9), maka
terlihat bahwa ia tidak konsisten dengan kata-katanya
sendiri, karena di sini ia tidak menerima kata-kata Kitab
Suci itu apa adanya, tetapi menafsirkannya /
menjelaskannya untuk menghindari Universalisme.
 kata-kata Barnes yang saya beri garis bawah ganda jelas
berbau ‘Universal Atonement’ (= Penebusan Universal).

Adam Clarke: “as he is willing that all should come to


repentance, consequently he has never devised nor decreed the
damnation of any man, nor has he rendered it impossible for any
soul to be saved, either by necessitating him to do evil, that he
might die for it, or refusing him the means of recovery, without
which he could not be saved” (= karena Ia menghendaki supaya
semua bertobat, konsekwensinya Ia tidak pernah
merencanakan ataupun menetapkan kehancuran / hukuman
kekal dari siapapun, ataupun membuat mustahil bagi jiwa
yang manapun untuk diselamatkan, apakah itu dilakukan
dengan memastikan orang itu untuk melakukan kejahatan,
supaya ia mati karenanya, atau menolak untuk memberinya
cara pemulihan, tanpa hal mana ia tidak bisa diselamatkan) -
hal 892.

Baik Barnes maupun Clarke bukan hanya menghindari


Universalisme, tetapi juga mengarahkan ayat ini pada
Arminianisme. Tetapi sebetulnya memungkinkan untuk
mengambil tafsiran pertama ini tanpa mengarahkannya pada
Arminianisme, seperti yang kelihatannya dilakukan oleh
Calvin sendiri. Calvin mengatakan bahwa kehendak Allah di
sini tidak menunjuk kepada rencana kekal dari Allah, tetapi
menunjuk kepada kehendak Allah seperti yang dinyatakan
dalam Injil, yang menawarkan keselamatan kepada semua
orang.

Calvin: “But it may be asked, If God wishes none to perish, why


is it that so many do perish? To this my answer is, that no
mention is here made of the hidden purpose of God, according to
which the reprobate are doomed to their own ruin, but only of
his will as made known to us in the gospel. For God there
stretches forth his hand without a difference to all, but lays hold
only of those, to lead them to himself, whom he has chosen
before the foundation of the world” [= Tetapi bisa ditanyakan:
Jika Allah tidak menginginkan seorangpun untuk binasa,
mengapa ada banyak yang binasa? Terhadap pertanyaan ini
jawaban saya adalah bahwa di sini tidak dibicarakan tentang
rencana yang tersembunyi dari Allah, yang menetapkan
orang-orang yang ditentukan untuk binasa (reprobate) pada
kehancuran mereka sendiri, tetapi hanya tentang
kehendakNya seperti yang dinyatakan kepada kita dalam injil.
Karena disana Allah mengulurkan tanganNya tanpa
pembedaan kepada semua orang, tetapi hanya menangkap
mereka, untuk membimbing mereka kepada diriNya sendiri,
yang telah Ia pilih sebelum penciptaan dunia ini] - hal 419-
420.

Bandingkan juga dengan:


a. Yeh 18:23 - “Apakah Aku berkenan kepada kematian
orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?”.
b. Yeh 18:32 - “Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian
seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman
Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu
hidup!’”.
c. Yeh 33:11 - “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak
berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku
berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari
kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari
hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai
kaum Israel?”.

2. Kata ‘menghendaki’ diartikan sebagai rencana yang kekal


dari Allah, tetapi kata-kata ‘jangan ada’ dan ‘semua orang’
tidak diartikan secara mutlak, tetapi diartikan sesuai dengan
kontexnya.
Pertama-tama kita perlu untuk mengetahui terjemahan yang
benar dari ayat ini.
2Pet 3:9 - “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun
ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia
sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua (orang) berbalik
dan bertobat”.
Kata ‘orang’ saya letakkan dalam tanda kurung, karena
sebetulnya tidak ada dalam bahasa Yunaninya.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘all’ (= semua).

Selanjutnya, kata-kata ‘jangan ada’ maupun ‘semua’ harus


diartikan sesuai dengan kontextnya, yang membicarakan
‘kamu’ (2Pet 3:9a). Untuk menafsirkan kata ‘kamu’ ini
maka:

a. Perlu diperhatikan bahwa Petrus menujukan suratnya ini


kepada ‘mereka yang bersama-sama dengan kami
memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus’ (2Pet 1:1). Ini adalah
orang-orang yang sama dengan yang dikatakan
‘dianugerahi janji-janji yang berharga dan yang sangat
besar’ (2Pet 1:4). Ini jelas menunjuk kepada orang-orang
Kristen.

b. Kita harus memperhatikan kontext dari 2Pet 3 ini, dan


akan terlihat bahwa ‘kamu’ ini adalah orang-orang yang:
 disebut dengan istilah ‘saudara-saudaraku yang
kekasih’ (2Pet 3:1).
 dikontraskan dengan ‘pengejek-pengejek’ / ‘orang-orang
yang hidup menuruti hawa nafsunya’ dalam 2Pet 3:3,
untuk siapa digunakan kata ganti orang ‘mereka / nya’.

2Pet 3:1-9 - “(1) Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah


surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua
surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang
murni oleh peringatan-peringatan, (2) supaya kamu
mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan
oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan
dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-
rasulmu kepadamu. (3) Yang terutama harus kamu ketahui
ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil
pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-
orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (4) Kata mereka:
‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak
bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap
seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’ (5) Mereka
sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit
telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air
dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, (6) bumi yang dahulu
telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (7) Tetapi oleh
firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara
dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan
kebinasaan orang-orang fasik. (8) Akan tetapi, saudara-
saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu
lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama
seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu
hari. (9) Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada
orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia
sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya
jangan ada yang binasa, melainkan supaya SEMUA
ORANG berbalik dan bertobat”.

Bacaan ini memang membicarakan dan mengkontraskan


2 golongan. Mula-mula Petrus berbicara kepada golongan
yang pertama, yaitu ‘saudara-saudara yang kekasih’
(ay 1), dan ia menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘mu’
(ay 1,2,3).

Lalu Petrus mulai berbicara tentang golongan yang


kedua, yaitu ‘pengejek-pengejek’ atau ‘orang-orang yang
hidup menuruti hawa nafsunya’ (ay 3b), dan ia
menggunakan kata ‘mereka’ atau ‘nya’ (ay 3b,4,5).

Tetapi mulai ay 8 Petrus kembali berbicara kepada


‘saudara-saudara yang kekasih’ (ay 8a), dan karena itu ia
kembali menggunakan kata ‘kamu’ (ay 8,9).
Karena itu jelaslah bahwa kata-kata ‘kamu’ dan ‘semua
orang’ dalam ay 9 menunjuk kepada orang kristen / orang
pilihan.

John Owen: “The text is clear, that it is all and only the elect
whom he would not have to perish” (= Textnya jelas, bahwa
adalah semua dan hanya orang pilihan yang tidak Ia
kehendaki untuk binasa) - ‘The Works of John Owen’, vol
10, hal 349.
j) Pembahasan Kol 1:20 - “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan
segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh
darah salib Kristus”.

Ayat ini agak berbeda dengan ayat-ayat lain dalam kelompok


ini, karena tidak menggunakan kata-kata ‘semua orang’, tetapi
‘segala sesuatu’. Ini saja sudah membingungkan, apalagi masih
ditambah dengan anak kalimat selanjutnya yang mengatakan -
‘baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia
mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus’.

Adam Clarke (tentang Kol 1:20): “‘Things in earth, or things in


heaven.’ ... If the phrase be not a kind of collective phrase to signify
all the world, or all mankind, as Dr. Hammond supposed the things
in heaven may refer, according to some, to those persons who died
under the Old Testament dispensation, and who could not have a
title to glory but through the sacrificial death of Christ: and the
apostle may have intended these merely to show, that without this
sacrifice no human beings could be saved, not only those who were
then on the earth, and to whom in their successive generations the
Gospel should be preached, but even those who had died before the
incarnation; and, as those of them that were faithful were now in a
state of blessedness, they could not have arrived there but through
the blood of the cross, for the blood of calves and goats could not
take away sin. After all, the apostle probably means the Jews and
the Gentiles; the state of the former being always considered a sort
of divine or celestial state, while that of the latter was reputed to be
merely earthly, without any mixture of spiritual or heavenly good. It
is certain that a grand part of our Lord’s design, in his incarnation
and death, was to reconcile the Jews and the Gentiles, and make
them one fold under himself, the great Shepherd and Bishop of
souls. That the enmity of the Jews was great against the Gentiles is
well known, and that the Gentiles held them in supreme contempt is
not less so. It was therefore an object worthy of the mercy of God to
form a scheme that might reconcile these two grand divisions of
mankind; and, as it was his purpose to reconcile and make them
one, we learn from this circumstance, as well as from many others,
that HIS DESIGN WAS TO SAVE THE WHOLE HUMAN
RACE” (= ‘Hal-hal di bumi, atau hal-hal di surga’. ... Jika
ungkapan ini bukannya sejenis ungkapan kolektif untuk
menunjuk seluruh dunia, atau semua umat manusia, seperti Dr.
Hammond menganggap ‘hal-hal di surga’ bisa menunjuk, maka
menurut sebagian orang, itu menunjuk kepada orang-orang itu
yang telah mati dalam jaman Perjanjian Lama, dan yang tidak
bisa mempunyai suatu hak pada kemuliaan kecuali melalui
kematian yang bersifat pengorbanan dari Kristus: dan sang rasul
bisa memaksudkan orang-orang ini semata-mata untuk
menunjukkan, bahwa tanpa korban ini tak ada manusia yang
bisa diselamatkan, bukan hanya mereka yang pada saat itu ada
di bumi, dan bagi siapa dalam generasi-generasi mereka yang
berikutnya Injil harus diberitakan, tetapi bahkan mereka yang
telah mati sebelum inkarnasi; dan, karena mereka yang setia
sekarang ada dalam keadaan diberkati, mereka tidak bisa telah
sampai di sana kecuali melalui darah dari salib, karena darah
dari lembu dan kambing tidak bisa menghapus dosa.
Bagaimanapun juga, sang rasul mungkin memaksudkan orang-
orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi; keadaan yang
pertama selalu dianggap sebagai sejenis keadaan ilahi atau
surgawi, sementara keadaan yang terakhir dianggap sebagai
semata-mata duniawi, tanpa campuran apapun dari kebaikan
rohani atau surgawi. Adalah pasti bahwa suatu bagian yang
agung / hebat dari rancangan Tuhan kita, dalam inkarnasi dan
kematianNya, adalah untuk mendamaikan orang-orang Yahudi
dan orang-orang non Yahudi, dan membuat mereka satu
kandang di bawah diriNya sendiri, Gembala yang Agung dan
Uskup dari jiwa-jiwa (1Pet 2:25). Bahwa permusuhan dari orang-
orang Yahudi sangat besar terhadap orang-orang non Yahudi
merupakan sesuatu yang sangat terkenal, dan bahwa orang-
orang non Yahudi menganggap mereka dalam kejijikan yang
tertinggi juga tidak kurang dikenal. Karena itu, itu merupakan
suatu obyek / tujuan yang layak dari belas kasihan Allah untuk
membentuk suatu rencana yang bisa memperdamaikan dua
bagian besar dari umat manusia ini; dan, sebagaimana
merupakan rencana / tujuanNya untuk memperdamaikan dan
membuat mereka satu, kita belajar dari keadaan ini, maupun
dari banyak yang lain, bahwa RANCANGANNYA ADALAH
UNTUK MENYELAMATKAN SELURUH UMAT MANUSIA).
Catatan: kontext dari Kol 1:20 itu tidak memungkinkan untuk
mengartikan kata-kata ‘segala sesuatu’ HANYA kepada
manusia yang manapun. Kelihatannya kata-kata ‘segala
sesuatu’ itu harus menunjuk kepada ‘semua ciptaan’ dalam arti
yang mutlak.

Kol 1:14-22 - “(14) di dalam Dia kita memiliki penebusan kita,


yaitu pengampunan dosa. (15) Ia adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
(16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang
ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia. (17) Ia ada terlebih dahulu dari segala
sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. (18) Ialah kepala
tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit
dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam
segala sesuatu. (19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan
diam di dalam Dia, (20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan
segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh
darah salib Kristus. (21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti
yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (22) sekarang
diperdamaikanNya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh
kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela
dan tak bercacat di hadapanNya.”.

Lenski (tentang Kol 1:20): “All would be perfectly clear and


simple if Paul had not written ‘all the things - whether those on the
earth or those in the heavens,’ especially the latter. We have no
difficulty in understanding the effect of Christ’s redemption on the
world in view of Rom. 8:19, etc., and Rev. 21:1, etc. The difficulty
lies in a reference to the good angels in heaven and a statement
such as that found in Heb. 2:16” (= Semua akan jelas dan
sederhana seandainya Paulus tidak menulis ‘segala sesuatu -
apakah hal-hal di bumi atau hal-hal di surga’, khususnya yang
terakhir. Kita tidak mempunyai kesukaran dalam mengerti
akibat / hasil dari penebusan Kristus terhadap dunia / alam
semesta mengingat Ro 8:19, dsb., dan Wah 21:1, dsb.
Kesukarannya terletak dalam suatu hubungan dengan malaikat-
malaikat yang baik di surga dan suatu pernyataan seperti yang
terdapat dalam Ibr 2:16).
Ro 8:19-22 - “(19) Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. (20) Karena
seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan
oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah
menaklukkannya, (21) tetapi dalam pengharapan, karena
makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan
kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-
anak Allah. (22) Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala
makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit
bersalin”.
Wah 21:1 - “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang
baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah
berlalu, dan lautpun tidak ada lagi”.
Ibr 2:16 - “Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang
Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani”.

Lenski (tentang Kol 1:20): “A great variety of interpretations is


offered, among the most unlikely being an angelology which is built
up on the basis of Jewish material and is then attributed to Paul,
which claims that the good angels were faulty and thus themselves
needed a reconciliation and the making of peace. ... It is enough to
say that the Scriptures know of no moral fault in the good angels. ...
The difficulty clears when we note that not all the objects of the
God-man’s reconciling act are affected alike by that act, but that
each class is affected according to its nature, its condition, and its
relation. We should also remember that ‘all creation’ is a unit, is
never viewed otherwise by the Scriptures, and always includes the
whole angel world. ‘All creation’ was disrupted: sin arose in heaven
and entered men and the physical universe. The Son of God came
to the rescue. ... His work of rescue was accomplished ‘through the
blood of his cross.’ Now the effects. The evil angels were eliminated
eo ipso. The blood of the cross has the same effect for all men who
follow these angels and despise this blood; it rescues only the
believers (v. 13). This rescue includes the physical creature world.
How this is to be understood is shown in Rom. 8:19, etc. This
creature world was ‘subject to vanity not willingly,’ it never willed
sin. It shall be affected accordingly, i.e., according to its nature and
its relation to us: a glorious liberation shall turn it into a new earth
(Rom. 8:20), one that is joined to heaven (Rev. 21:1, etc.). Thus as
‘the blood of the cross’ has its effects by eo ipso excluding the evil
angels and then also all unbelieving men, as it establishes the
eternal kingdom of the Son of God’s love, it has its effects also on
the good angels and on all ‘the things in the heaven,’ not, indeed,
as though they needed a change in themselves (ἀποκαταλλάσσειν), a
‘being made other’ (ἄλλος) in themselves, but as requiring a change
and a new relation to the restored universe. Once there was war
(note, for instance, Rev. 12:7) that involved all the good angels; by
his cross ‘the first-born from the dead’ has created peace, and this
peace shall soon be absolute when the whole universe, heaven and
earth united in one (Rev. 21:1, etc.), shall be one kingdom of
eternal peace. The cross affects ‘all creation.’ Each part of it is not
affected in the identical way but according to the nature, the
condition, and the relation of each part to the whole. We distinguish
four grand parts. The cross affects each of them, but each of them
differently: evil angels - good angels - man, believing or
unbelieving - the physical universe. When we say ‘the blood of his
cross,’ this means the act of reconciliation, the act of establishing
peace. No less than ‘all creation’ is involved in the act of ‘the first-
born of all creation.’ ... The root idea lies in ἄλλος, ‘other,’ placing
into a relation or a situation that is very much ‘other’ than the
existing one. ... The change was made by his establishing peace. We
see the full, eternal results in his everlasting kingdom of peace.” [=
Sejumlah besar penafsiran yang bermacam-macam ditawarkan,
di antara yang paling tidak mungkin adalah doktrin tentang
malaikat yang dibangun pada dasar dari bahan Yahudi dan lalu
dihubungkan dengan Paulus, yang mengclaim bahwa malaikat-
malaikat yang baik juga bersalah / bercacat dan dengan
demikian mereka sendiri membutuhkan suatu pendamaian dan
pembuatan damai. ... Adalah cukup untuk mengatakan bahwa
Kitab Suci tidak mengenal kesalahan moral dalam malaikat-
malaikat yang baik. ... Kesukarannya hilang pada waktu kita
memperhatikan bahwa tidak semua obyek-obyek dari tindakan
pendamaian manusia-Allah dipengaruhi secara sama oleh
tindakan itu, tetapi bahwa setiap golongan dipengaruhi sesuai
dengan sifat dasarnya / hakekatnya, kondisi / keadaannya, dan
hubungannya. Kita juga harus mengingat bahwa ‘semua ciptaan’
merupakan satu unit, yang tidak pernah dilihat secara berbeda
oleh Kitab Suci, dan selalu mencakup seluruh dunia malaikat.
‘Semua ciptaan’ dikacaukan: dosa muncul di surga dan
memasuki manusia dan alam semesta fisik. Anak Allah datang
untuk menolong. ... Pekerjaan pertolonganNya tercapai ‘melalui
darah dari salibNya’. Sekarang akibat / hasilnya. Malaikat-
malaikat yang jahat disingkirkan dengan sendirinya. Darah dari
salib mempunyai hasil / akibat yang sama untuk semua manusia
yang mengikuti malaikat-malaikat yang jahat ini dan menghina /
memandang rendah darah ini; itu hanya menolong orang-orang
percaya (ay 13). Pertolongan ini mencakup dunia makhluk-
makhluk fisik. Bagaimana ini dimengerti ditunjukkan dalam Ro
8:19-dst. Dunia makhluk ciptaan ini ‘tunduk pada kesia-siaan
tidak dengan sukarela / bukan oleh kehendaknya sendiri’; ia
tidak pernah mau berdosa. Itu akan dipengaruhi sesuai dengan
hal itu, yaitu sesuai dengan sifat dasar / hakekatnya dan
hubungannya dengan kita: suatu pembebasan yang mulia akan
mengubahnya menjadi bumi yang baru (Ro 8:20), suatu bumi
yang bergabung dengan surga (Wah 21:1-dst.). Jadi, sama seperti
‘darah dari salib’ mempunyai akibat / hasilnya yang dengan
sendirinya mengeluarkan malaikat-malaikat yang jahat dan lalu
juga semua orang-orang yang tidak percaya, pada waktu itu
menegakkan kerajaan kekal dari kasih Anak Allah, itu juga
mempunyai akibat / hasil pada malaikat-malaikat yang baik dan
pada semua ‘hal-hal di surga’, memang bukan, seakan-akan
mereka membutuhkan suatu perubahan dalam diri mereka
sendiri (ἀποκαταλλάσσειν / APOKATALLASSEIN), suatu
‘pembuatan menjadi yang lain’ (ἄλλος / ALLOS) dalam diri
mereka sendiri, tetapi sebagai membutuhkan suatu perubahan
dan suatu hubungan yang baru pada alam semesta yang
dipulihkan. Pernah terjadi suatu perang (perhatikan, sebagai
contoh, Wah 12:7) yang melibatkan semua malaikat-malaikat
yang baik; oleh salibNya ‘yang sulung dari orang mati’ telah
menciptakan damai, dan damai ini akan segera menjadi mutlak
pada waktu seluruh alam semesta, surga / langit dan bumi
bersatu menjadi satu (Wah 21:1-dst), akan menjadi satu
kerajaan dari damai yang kekal. Salib ini mempengaruhi ‘semua
ciptaan’. Setiap bagiannya tidak dipengaruhi dengan cara yang
sama, tetapi sesuai dengan sifat dasar / hakekat, kondisi /
keadaan, dan hubungan dari setiap bagian dengan
keseluruhannya. Kami membedakan empat bagian besar. Salib
mempengaruhi setiap mereka, tetapi masing-masing dari mereka
secara berbeda: malaikat-malaikat yang jahat - malaikat-
malaikat yang baik - manusia, yang percaya atau yang tidak
percaya - alam semesta secara fisik. Pada waktu kami
mengatakan ‘darah dari salibNya’ ini berarti tindakan
pendamaian, tindakan menegakkan damai. Tak kurang dari
‘semua ciptaan’ tercakup dalam tindakan dari ‘yang sulung dari
semua ciptaan’. ... Gagasan dasar terletak dalam ἄλλος / ALLOS,
‘yang lain’, menempatkan ke dalam suatu hubungan atau
keadaan yang sangat berbeda dari pada hubungan atau keadaan
yang ada pada saat ini. ... Perubahan dibuat oleh penegakan
damaiNya. Kita melihat hasil-hasil yang penuh, kekal, dalam
kerajaan damai yang kekalNya.].
Kol 1:13 - “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan
memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih;”.
Ibr 2:16 - “Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang
Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani”.
Ro 8:19-20 - “(19) Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. (20) Karena
seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan
oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah
menaklukkannya”.
Wah 12:7 - “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan
malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu
dibantu oleh malaikat-malaikatnya”.
Wah 21:1 - “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang
baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah
berlalu, dan lautpun tidak ada lagi”.
Catatan:
 tentang bagian yang saya beri garis bawah ganda,
bandingkan dengan tafsiran Calvin di bawah.
 saya tak tahu persis apa arti dari kata-kata Latin EO IPSO
yang Lenski gunakan 2x dalam kutipan ini. Tetapi kira-kira
artinya adalah ‘by itself’ (= dengan sendirinya).
 saya menganggap contoh Wah 12:7 itu sama sekali tidak
cocok, dalam dalam ayat itu malaikat-malaikat yang baik
berperang melawan malaikat-malaikat yang jahat, lalu darah
Kristus mendamaikan apanya?
 Yang jelas, Lenski tidak menganggap bahwa Kol 1:20 ini
menentang ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).

Calvin (tentang Kol 1:20): “‘Both upon earth and in heaven.’ ...
There were, it is true, no absurdity in extending it to all without
exception; ... I prefer to understand it as referring to angels and
men; and as to the latter, there is no difficulty as to their having
need of a peace maker in the sight of God. ... Hence the nature of
the peace making between God and men was this, that enmities
have been abolished through Christ, and thus God becomes a
Father instead of a Judge. Between God and angels the state of
matters is very different, for there was there no revolt, no sin, and
consequently no separation. It was, however, necessary that angels,
also, should be made to be at peace with God, for, being creatures,
they were not beyond the risk of falling, had they not been
confirmed by the grace of Christ. This, however, is of no small
importance for the perpetuity of peace with God, to have a fixed
standing in righteousness, so as to have no longer any fear of fall
or revolt. Farther, in that very obedience which they render to God,
there is not such absolute perfection as to give satisfaction to God
in every respect, and without the need of pardon. And this beyond
all doubt is what is meant by that statement in Job 4:18, He will
find iniquity in his angels. For if it is explained as referring to the
devil, what mighty thing were it? But the Spirit declares there, that
the greatest purity is vile, if it is brought into comparison with the
righteousness of God. We must, therefore, conclude, that there is
not on the part of angels so much of righteousness as would suffice
for their being fully joined with God. They have, therefore, need of
a peace maker, through whose grace they may wholly cleave to
God. Hence it is with propriety that Paul declares, that the grace of
Christ does not reside among mankind alone, and on the other
hand makes it common also to angels. Nor is there any injustice
done to angels, in sending them to a Mediator, that they may,
through his kindness, have a well grounded peace with God” (=
‘Baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga’. ... Adalah
benar bahwa tak ada kemustahilan / kelucuan untuk
memperluasnya kepada semua tanpa kecuali; ... Saya lebih
memilih untuk mengartikannya sebagai menunjuk kepada
malaikat-malaikat dan manusia; dan berkenaan dengan yang
terakhir, di sana tidak ada kesukaran berkenaan dengan
kebutuhan mereka akan seorang pembuat damai dalam
pandangan Allah. ... Maka sifat dasar dari pembuatan damai
antara Allah dan manusia adalah ini, bahwa permusuhan telah
dihapuskan melalui Kristus, dan dengan demikian Allah menjadi
seorang Bapa dan bukannya seorang Hakim. Antara Allah dan
malaikat-malaikat keadaannya sangat berbeda, karena di sana
tidak ada pemberontakan, tak ada dosa, dan sebagai akibatnya,
tak ada pemisahan. Tetapi adalah perlu bahwa malaikat-
malaikat, juga, harus didamaikan dengan Allah, karena, sebagai
makhluk-makhluk ciptaan, mereka tidak ada di luar resiko
untuk jatuh, seandainya mereka tidak diteguhkan oleh kasih
karunia Kristus. Ini, bagaimanapun, bukanlah suatu kepentingan
yang kecil untuk keabadian dari damai dengan Allah, untuk
mempunyai kedudukan yang tetap dalam kebenaran, sehingga
tidak lagi mempunyai rasa takut apapun tentang kejatuhan atau
pemberontakan. Selanjutnya, dalam ketaatan yang mereka
berikan kepada Allah, di sana tidak ada kesempurnaan mutlak
sehingga memberikan kepuasan kepada Allah dalam setiap segi /
hal, dan tanpa kebutuhan pengampunan. Dan ini tanpa
diragukan adalah apa yang dimaksudkan dengan pernyataan itu
dalam Ayub 4:18, Ia akan mendapati kesalahan dalam malaikat-
malaikatNya. Karena jika itu dijelaskan sebagai menunjuk
kepada Iblis, hal hebat apakah itu? Tetapi Roh menyatakan di
sana, bahwa kemurnian yang terbesar adalah kotor / buruk /
hina, jika itu dibawa ke dalam perbandingan dengan kebenaran
Allah. Karena itu, kita harus menyimpulkan bahwa pada
malaikat-malaikat tidak ada kebenaran yang begitu banyak
sehingga cukup bagi penggabungan mereka dengan Allah .
Karena itu, mereka mempunyai kebutuhan akan seorang
pembuat damai, melalui kasih karunia siapa mereka bisa
sepenuhnya berpegang erat-erat kepada Allah. Maka dengan
benar Paulus menyatakan, bahwa kasih karunia Kristus tidak
tinggal / terletak di antara manusia saja, dan pada sisi yang lain
membuatnya umum bagi malaikat-malaikat juga. Juga di sana
tidak ada ketidak-adilan yang dilakukan terhadap malaikat-
malaikat, dalam mengutus mereka kepada seorang Pengantara,
supaya mereka bisa, melalui kebaikanNya, mempunyai damai
yang mempunyai dasar yang baik dengan Allah).

Ayub 4:18 - “Sesungguhnya, hamba-hambaNya tidak


dipercayaiNya, malaikat-malaikatNya didapatiNya tersesat”.
KJV: ‘and his angels he charged with folly:’ (= dan malaikat-
malaikatNya Ia tuduh dengan kebodohan).
RSV: ‘and his angels he charges with error;’ (= dan malaikat-
malaikatNya Ia tuduh dengan kesalahan).
NIV: ‘if he charges his angels with error,’ (= jika ia menuduh
malaikat-malaikatNya dengan kesalahan).
NASB: ‘And against His angels He charges error.’ (= Dan
terhadap malaikat-malaikatnya Ia menuduhkan kesalahan).

Bdk. Ayub 15:15 - “Sesungguhnya, para suciNya tidak


dipercayaiNya, seluruh langitpun tidak bersih pada
pandanganNya”.
KJV: ‘Behold, he putteth no trust in his saints; yea, the heavens
are not clean in his sight’ (= Lihatlah, Ia tidak meletakkan
kepercayaan dalam orang-orang kudusNya; ya, surga tidak
bersih dalam pandanganNya).
RSV: ‘Behold, God puts no trust in his holy ones, and the
heavens are not clean in his sight’ (= Lihatlah, Allah tidak
meletakkan kepercayaan dalam para suciNya, dan surga tidak
bersih dalam pandanganNya).
NIV: ‘If God places no trust in his holy ones, if even the
heavens are not pure in his eyes’ (= Jika Allah tidak
menempatkan kepercayaan dalam para suciNya, jika bahkan
surga tidak murni dalam pandangan mataNya).
NASB: “‘Behold, He puts no trust in His holy ones, And the
heavens are not pure in His sight” (= ‘Lihatlah, Ia tidak
meletakkan kepercayaan dalam para suciNya, Dan surga tidak
murni dalam pandanganNya).
Catatan: Kata-kata ‘His holy ones’ (= para suciNya) rasanya
lebih memungkinkan untuk menunjuk kepada malaikat-
malaikat yang baik, bukan pada orang-orang kudus (KJV) yang
sudah masuk surga.

Lalu bagaimana dengan Ibr 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak


itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia,
yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan
jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya
berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
(16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia
kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang
menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk
mendamaikan dosa seluruh bangsa”?

Saya berpendapat bahwa Ibr 2:16 berbicara tentang malaikat-


malaikat yang jatuh; sedangkan Calvin berbicara tentang
malaikat-malaikat yang baik.

Calvin (tentang Kol 1:20): “Should any one, on the pretext of the
universality of the expression, move a question in reference to
devils, whether Christ be their peace-maker also? I answer, No, not
even of the wicked men: though I confess that there is a difference,
inasmuch as the benefit of redemption is offered to the latter, but
not to the former. This, however, has nothing to do with Paul’s
words, which include nothing else than this, that it is through
Christ alone, that, all creatures, who have any connection at all
with God, cleave to him.” (= Jika ada orang, dengan dalih
keuniversalan pernyataan ini, menanyakan pertanyaan
berkenaan dengan setan, apakah Kristus juga adalah pendamai
mereka? Saya menjawab, Tidak, bahkan tidak tentang orang-
orang jahat: sekalipun saya mengakui bahwa ada perbedaan,
karena keuntungan penebusan ditawarkan kepada orang-orang
jahat, tetapi tidak kepada setan. Tetapi ini tak ada hubungannya
dengan kata-kata Paulus, yang tidak mencakup yang lain selain
ini, bahwa melalui Kristus sajalah bahwa semua makhluk-
makhluk ciptaan, yang mempunyai hubungan apapun dengan
Allah berpegang erat-erat kepada Dia).
Catatan: yang dimaksud dengan ‘wicked men’ (= orang-orang
jahat), jelas adalah orang jahat yang tidak percaya, atau
‘reprobate’ (= orang yang ditentukan untuk binasa).

William Hendriksen (tentang ay 15-20): “The passage also


clearly teaches that Christ’s redemptive activity is universe-
embracing. In Christ God was pleased to reconcile all things to
himself. See on 1:20” (= Text ini juga dengan jelas mengajarkan
bahwa aktivitas penebusan Kristus mencakup alam semesta.
Dalam Kristus Allah berkenan untuk memperdamaikan segala
sesuatu dengan diriNya sendiri. Lihat tentang 1:20).

William Hendriksen (tentang ay 20): “The real meaning of Col.


1:20 is probably as follows: Sin ruined the universe. It destroyed the
harmony between one creature and the other, also between all
creatures and their God. Through the blood of the cross (cf. Eph
2:11-18), however, sin, in principle, has been conquered. The
demand of the law has been satisfied, its curse born (Rom. 3:25;
Gal. 3:13). Harmony, accordingly, has been restored. Peace was
made. Through Christ and his cross the universe is brought back or
restored to its proper relationship to God in the sense that as a just
reward of his obedience Christ was exalted to the Father’s right
hand, from which position of authority and power he rules the
entire universe in the interest of the church and to the glory of God.
... There is, of course, a difference in the manner in which various
creatures submit to Christ’s rule and are ‘reconciled to God.’ Those
who are and remain evil, whether men or angels, submit ruefully,
unwillingly. In their case peace, harmony, is imposed, not
welcomed. ... The good angels, on the other hand, submit joyfully,
eagerly. So do also the redeemed among men. This group includes
the members of the Colossian church as far as they are true
believers, a thought to which Paul gives expression in the following
verses” (= Arti yang sebenarnya dari Kol 1:20 mungkin adalah
sebagai berikut: Dosa merusak alam semesta. Itu
menghancurkan keharmonisan antara satu makhluk dengan
makhluk yang lain, juga antara semua makhluk ciptaan dan
Allah mereka. Melalui darah dari salib (bdk. Ef 2:11-18),
bagaimanapun, dosa, pada dasarnya, telah ditaklukkan.
Tuntutan dari hukum Taurat telah dipuaskan, kutuknya telah
dipikul / ditanggung (Ro 3:25; Gal 3:13). Karena itu,
keharmonisan telah dipulihkan. Damai telah dibuat. Melalui
Kristus dan salibNya alam semesta dibawa kembali atau
dipulihkan pada hubungan yang benar dengan Allah dalam arti
bahwa sebagai suatu pahala yang benar / adil bagi ketaatanNya,
Kristus telah ditinggikan pada tangan kanan Bapa, dari posisi
otoritas dan kuasa mana Ia memerintah seluruh alam semesta
demi kepentingan dari gereja dan bagi kemuliaan Allah. ... Tentu
di sana ada suatu perbedaan dalam cara dalam mana bermacam-
macam makhluk ciptaan tunduk pada pemerintahan Kristus dan
‘diperdamaikan dengan Allah’. Mereka yang adalah jahat dan
tetap jahat, apakah itu manusia atau malaikat, tunduk dengan
sedih / menyesal, dengan terpaksa. Dalam kasus mereka, damai,
keharmonisan, dipaksakan / ditentukan, bukan diterima dengan
baik. ... Pada sisi yang lain, malaikat-malaikat yang baik tunduk
dengan sukacita dan dengan keinginan yang besar. Demikian
juga dengan orang-orang yang ditebus dari antara manusia.
Kelompok ini mencakup anggota-anggota gereja Kolose sejauh
mereka adalah orang-orang percaya yang sejati, suatu pemikiran
pada mana Paulus memberikan pernyataan dalam ayat-ayat
yang berikutnya) - hal 81-82.

Herbert M. Carson (Tyndale): “this reconciliation is not limited to


men. It applies to the whole order of created being. It is significant
that Paul does not here say ‘all men’, which would be contrary to
his normal teaching, but ‘all things’. The phrase is indefinite and
suggests the completeness of the plan of God. Not only is sinful
man reconciled, but the created order which has been made subject
to vanity because of sin (see Rom. 8:20 ff.) will share also in the
fruit of the mighty act of atonement of the cross. It is also
significant that in this wide sweep of the scope of reconciliation
Paul does not include ‘things under the earth’ as in Philippians
2:10. There he is dealing with the ultimate sovereignty of Christ;
and so he insists that one day even Satan and his hosts will be
forced to bend the knee. But here he is dealing with reconciliation
and its outcome as seen in a new heaven and a new earth wherein
dwells righteousness; but from this all finally rebellious beings,
whether devils or men, are excluded” (= pendamaian ini tidak
dibatasi bagi / pada manusia. Itu diterapkan kepada semua
golongan dari mahkluk ciptaan. Merupakan sesuatu yang
penting / berarti bahwa Paulus di sini tidak mengatakan ‘semua
manusia / orang’, yang akan bertentangan dengan pengajaran
normalnya, tetapi ‘segala sesuatu’. Ungkapan ini tak terbatas dan
memberikan kesan kelengkapan / ke-menyeluruh-an dari
rencana Allah. Bukan hanya manusia berdosa diperdamaikan,
tetapi tata tertib / keteraturan ciptaan yang telah dijadikan
sasaran kesia-siaan karena dosa (lihat Ro 8:20-dst) juga akan
ikut ambil bagian dalam buah dari tindakan penebusan yang
hebat dari salib. Juga merupakan sesuatu yang penting / berarti
bahwa dalam keluasan yang lebar dari ruang lingkup dari
pendamaian ini Paulus tidak mencakup ‘hal-hal di bawah bumi’
seperti dalam Fil 2:10. Di sana ia sedang menangani kedaulatan
maximum dari Kristus; maka ia berkeras bahwa suatu hari
bahkan Iblis dan pasukannya akan dipaksa untuk berlutut.
Tetapi di sini ia sedang menangani perdamaian dan hasil /
akibatnya seperti yang terlihat dalam langit yang baru dan bumi
yang baru dimana tinggal kebenaran; tetapi dari hal ini akhirnya
semua makhluk-makhluk pemberontak, apakah setan-setan atau
manusia, dikeluarkan) - hal 46-47.
Ro 8:19-23 - “(19) Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. (20) Karena
seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan
oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah
menaklukkannya, (21) tetapi dalam pengharapan, karena
makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan
kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-
anak Allah. (22) Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala
makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit
bersalin. (23) Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang
telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam
hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu
pembebasan tubuh kita”.
Fil 2:10 - “supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang
ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah
bumi”.
2Pet 3:13 - “Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan
langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat
kebenaran”.

A. T. Robertson: “The use of TA PANTA (‘the all things,’ ‘the


universe’) as if the universe were somehow out of harmony reminds
us of the mystical passage in Rom 8:19-23 which see for discussion.
Sin somehow has put the universe out of joint. Christ will set it
right” [= Penggunaan dari TA PANTA (‘segala sesuatu’, ‘alam
semesta’) seakan-akan alam semesta entah bagaimana menjadi
tidak harmonis, mengingatkan kita tentang text yang bersifat
mistik dalam Ro 8:19-23 yang lihatlah untuk diskusi. Dosa entah
bagaimana telah meletakkan alam semesta keluar dari sendinya /
kesleo. Kristus akan membuatnya benar].

Kesimpulan tentang Kol 1:20 - “dan oleh Dialah Ia


memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada
di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan
pendamaian oleh darah salib Kristus”.

1. Ayat ini bukan hanya berbicara tentang manusia, tetapi


tentang segala sesuatu dalam arti yang mutlak, yaitu seluruh
ciptaan Allah.
2. Dosa menyebabkan seluruh ciptaan Allah mengalami
kekacauan.
3. Kristus datang untuk membereskan seluruh ciptaan Allah itu,
tetapi hasilnya berbeda-beda untuk setiap golongan.

Jadi, kata-kata ‘memperdamaikan’ dan ‘mengadakan


perdamaian’ dalam ayat ini diartikan dalam arti yang sama
sekali berbeda dengan dalam seluruh bagian Alkitab yang lain,
mungkin paling cocok diartikan ‘membereskan’.
Kita tak perlu merasa aneh kalau kata-kata ini diartikan secara
khusus, karena kontext menuntut demikian. Ini sama seperti
kata ‘roh’ bisa diartikan ‘pengajar firman’ dalam 1Yoh 4:1-3 -
“(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan
setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan
pergi ke seluruh dunia. (2) Demikianlah kita mengenal Roh
Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah
datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (3) dan setiap roh,
yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu
adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa
ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia”.

Dengan demikian, tidak mungkin Kol 1:20 ini ditabrakkan


dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas)
yang sedang kita bahas ini, karena untuk setan-setan dan
orang-orang yang termasuk reprobate (= orang yang
ditentukan untuk binasa), mereka ‘dibereskan’ dalam arti
mereka dipaksa masuk neraka, tak lagi bisa berbuat jahat
kepada orang-orang percaya / orang-orang pilihan.

Anda mungkin juga menyukai