Pentakosta
1901
Kristen
Protestan
Reformasi
(1517)
penyimpangan2 sehingga
menimbulkan Roma Katolik
Kristen mula2
Catatan:
Kalau saudara ingin tahu tentang munculnya gereja Protestan dari
antara gereja Roma Katolik, bacalah buku saya yang berjudul “Roma
Katolik vs Kristen Protestan”.
1
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
Pada bulan April 1960, rektor dari Episcopal Church di Van Nuys,
California, yang bernama Dennis Bennet mengumumkan kepada jemaat
bahwa ia menerima baptisan Roh dan bahasa Roh / lidah. Peristiwa ini
masuk televisi dan surat kabar di Amerika, dan juga masuk buku-buku,
dan peristiwa ini disebut-sebut sebagai peristiwa yang menyebabkan ter-
sebarnya gerakan Kharismatik.
Kesimpulan:
CHARISMA / CHARISMATA adalah suatu istilah yang sangat flexible, karena
istilah itu bisa digunakan dalam banyak arti. Tapi arti-arti yang banyak itu
bukannya tidak berhubungan satu dengan yang lain. Semua CHARISMA /
CHARISMATA adalah perwujudan dari CHARIS (= kasih karunia) dan setiap
perwujudan dari CHARIS adalah CHARISMA / CHARISMATA (bdk. Ro
12:6a).
2
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
Catatan:
Karena istilah ‘Kharismatik’ ini sudah terlanjur digunakan secara salah
(salah kaprah), maka dalam buku ini saya tetap menggunakan istilah itu
sesuai dengan penggunaan pada umumnya.
3
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
Catatan: Tidak ada keseragaman dalam ajaran Kharismatik,
sehingga bisa terjadi perbedaan yang sangat besar antara orang
Kharismatik yang satu dan orang Kharismatik yang lain. Tidak
semua orang Kharismatik mengajarkan bahwa orang kristen
harus kaya, bebas dari problem, dsb. Tetapi ada banyak yang
mengajar begitu.
Orang yang sakit berat yang secara medis sudah tidak ada harapan,
tentu akan coba-coba pergi ke gereja yang mengclaim bisa memberi-
kan kesembuhan ilahi.
Tetapi perlu diingat bahwa sekalipun mujijat bisa mengumpulkan
banyak orang, tetapi mujijat tidak menjamin terjadinya pertobatan yang
sejati. Contohnya bisa saudara lihat dalam Yoh 6 dimana lebih dari
5000 orang yang dikenyangkan secara mujijat oleh Yesus dengan
menggunakan 5 roti dan 2 ikan itu (Yoh 6:1-15) akhirnya meninggal-
kan Yesus (Yoh 6:66). Bandingkan juga dengan Yoh 2:23-25 dan Yoh
11:45-53 yang jelas menunjukkan bahwa mujijat tidak menyebabkan
orang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus..
4
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
tian-kebaktian itu membuat mereka menjadi lega (sekalipun mungkin
sekali kelegaan itu adalah sesuatu yang bersifat semu / sementara).
Catatan:
Bahwa gereja Kharismatik tumbuh pesat, tidak menjamin bahwa mereka
benar-benar tumbuh dalam pandangan Tuhan. Kalau orang-orang itu
datang ke gereja hanya untuk mendapat berkat / kesembuhan, jelas itu
tidak bisa disebut sebagai pertumbuhan yang sejati. Juga, ‘tumbuh pesat’
tidak menjamin bahwa mereka diberkati oleh Tuhan atau bahwa ajaran
mereka itu benar. Banyak agama-agama lain, bahkan sekte-sekte sesat,
yang juga ‘tumbuh pesat’!
1) Adanya Injil.
Dibandingkan dengan kebanyakan gereja Protestan, apalagi gereja-gere-
ja Protestan yang sudah dikuasai golongan Liberal (yang mempercayai
bahwa di luar Kristus ada jalan keselamatan), maka pada umumnya
dalam gereja-gereja Kharismatik lebih banyak pemberitaan Injil (sekalipun
juga ada banyak di antara mereka yang menyelewengkan Injil, karena
mereka tidak menekankan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, tetapi
sebagai Pelaku mujijat / Penyembuh / Pemberi berkat / kekayaan).
3) Pada umumnya mereka lebih berkobar-kobar bagi Tuhan, baik dalam hal
melayani, memberitakan Injil, mensharingkan pengalaman mereka / ber-
kat Tuhan yang mereka terima, mengajak orang lain ke gereja, maupun
dalam memberi persembahan (sekalipun dalam hal ini motivasinya
seringkali salah).
Adalah sesuatu yang aneh kalau orang Protestan, yang sering mengang-
gap bahwa dirinya lebih mengerti Firman Tuhan dari pada orang Kharis-
matik, ternyata menjadi suam dalam segala hal! Mungkin orang Protestan
perlu untuk membaca dan merenungkan Wah 3:15-16 yang berbunyi:
5
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
“Aku tahu segala pekerjaanmu; engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-
suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau
dari mulutKu”.
6
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
8) Pada umumnya mereka lebih bisa mendengar Firman Tuhan (lebih tahan
lama) dibandingkan dengan orang Protestan, lebih-lebih dibandingkan
dengan orang Protestan dari gereja-gereja yang khotbahnya hanya se-
kitar 20-25 menit!
7
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
bagian-bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan).
Ini mencakup semua bagian Kitab Suci yang merupakan cerita
historis. Bagian-bagian ini hanya menggambarkan apa yang terjadi
pada saat itu, tetapi tidak memaksudkan untuk menggunakan hal
itu sebagai rumus / norma.
Contoh:
Peristiwa Yesus dan Petrus berjalan di atas air (Mat 14:22-33)
memang betul-betul terjadi, dan Tuhan bisa saja mengulang hal
itu pada jaman ini, kalau Dia mau. Tetapi bagian ini tentu bukan
maksudnya untuk dijadikan hukum / norma dalam hidup kita,
seakan-akan semua orang kristen harus bisa berjalan di atas
air!
Peristiwa kebangkitan Lazarus (Yoh 11) memang betul-betul
terjadi, dan Tuhan bisa saja mengulangnya pada jaman ini, ka-
lau Ia mau. Tetapi bagian ini tentu tidak boleh dijadikan dasar
untuk mengajar bahwa Tuhan selalu mau membangkitkan
orang kristen yang mati! Hal yang sama berlaku untuk
penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Itu
hanyalah bagian descriptive, dan karenanya bukan merupakan
norma / hukum!
8
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
Mengapa bisa terjadi kesalahan-kesalahan seperti ini? Salah satu alasan
adalah karena orang Kharismatik menjadi pendeta / pengkhotbah /
pengajar Firman Tuhan tanpa melalui pendidikan Theologia. Ini disebab-
kan karena mereka percaya bahwa:
-o0o-
9
KHARISMATIK 2
I) Pengalaman.
10
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
1Yoh 4:1 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan se-
tiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab
banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia”.
Sekalipun kita percaya bahwa Allah itu mahakuasa dan bisa saja
melakukan hal yang aneh / spektakuler, tetapi perlu dipertanyakan:
11
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
tulnya belum tentu! Karena bisa saja pendeta itu sebetulnya adalah
nabi palsu yang menyembuhkan dengan menggunakan nama
Yesus (bdk. Mat 7:22-23). Tetapi orang Kharismatik pada
umumnya tidak memikirkan kemungkinan seperti ini.
Misalnya:
ada seseorang yang sakit. Ia lalu berdoa dan ia disembuhkan secara
mujijat. Maka ia lalu beranggapan bahwa semua orang kristen yang
sakit pasti akan disembuhkan secara mujijat kalau mereka berdoa.
ada orang kristen yang mendapatkan karunia bahasa Roh. Ini me-
nyebabkan ia lalu beranggapan bahwa semua orang kristen harus bisa
berbahasa Roh.
Sikap semacam ini jelas adalah sikap yang salah, karena dalam Kitab
Suci saja terlihat dengan jelas bahwa pengalaman seseorang belum tentu
bisa menjadi pengalaman orang yang lain.
Memang ada pengalaman yang berlaku umum. Ini adalah pengalaman
yang betul-betul mempunyai dasar Kitab Suci. Misalnya: Kitab Suci men-
janjikan bahwa orang yang percaya dan mentaati Yesus akan menda-
patkan damai dan sukacita (Mat 11:28 Yes 48:18 Yoh 14:27 Gal 5:22-
23). Maka kalau saya, atau siapapun juga, mau percaya kepada Yesus,
pasti akan mendapatkan damai dan sukacita.
Tetapi ada juga pengalaman yang hanya terjadi pada satu atau beberapa
orang saja.
Misalnya:
12
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
sekalipun Lazarus dibangkitkan dari antara orang mati, itu tidak berarti
bahwa semua orang kristen yang mati juga akan dibangkitkan setelah
4 hari!
sekalipun Petrus bisa berjalan di atas air, itu tidak berarti bahwa
semua orang kristen harus bisa berjalan di atas air!
Adanya pertentangan antara apa yang dialami oleh seseorang dan apa
yang dialami oleh orang yang lain, menunjukkan bahwa pengalaman
setiap orang tidak selalu sama.
Misalnya:
apa yang dialami oleh orang yang menerima Roh Kudus? Dalam
Kis 2:1-4 ada bunyi seperti tiupan angin keras, lidah-lidah api yang
hinggap pada kepala mereka, dan lalu ada bahasa Roh. Dalam Kis
10:44-46 hanya ada bahasa Roh. Dalam Kis 19:6 ada bahasa Roh dan
nubuat. Dalam Kis 2:41 tidak ada apa-apa!
Petrus masuk penjara 2 x dan 2 x juga ia dibebaskan secara mujijat
(Kis 5:19 Kis 12:6-11). Paulus juga mengalami hal seperti itu, sekali-
pun mujijatnya berbeda (Kis 16:19-dst). Tetapi Yohanes Pembaptis
masuk penjara dan lalu dipenggal (Mat 14:1-12). Demikian juga
dengan Yakobus (Kis 12:1-2).
Seorang pendeta berkata: pada waktu Petrus berkhotbah (pada hari
Pentakosta - Kis 2), ia mendapatkan 3000 orang bertobat. Tetapi pada
waktu Stephanus berkhotbah, ia mendapatkan 3000 batu (Kis 6-7)!
Jelas sekali bahwa dalam Kitab Suci Tuhan memang sering menggunakan
cara-cara / hal-hal ini untuk berbicara kepada manusia. Tetapi persoalannya,
apakah sampai jaman sekarangpun Tuhan masih menggunakan cara-cara itu
untuk berbicara kepada manusia?
A) Pandangan Kharismatik.
Tanggapan saya:
13
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
zaman akhir Ia berbicara kepada umatNya dengan perantaraan Yesus
(Ibr 1:1). Jadi, sekalipun Yesus tidak berubah, bisa saja Ia tidak
melakukan lagi apa yang dahulu pernah Ia lakukan!
Tanggapan saya:
Tanggapan saya:
Ini jelas salah. Kitab Suci tidak boleh diabaikan, tetapi harus dipelajari
sehingga kita bisa mengetahui kehendak Tuhan.
14
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
“Avoid Satan, I know no image of Christ but the Scriptures” (=
Menjauhlah / pergilah setan, aku tidak tahu gambar Kristus selain Kitab
Suci).
Dalam buku yang sama, hal 138, Budgen mengutip kata-kata John
Owen, seorang ahli theologia Reformed yang hidup pada tahun 1616-
1683. John Owen berkata sebagai berikut tentang ‘revelations’ (=
wahyu):
“They are of two sorts - objective and subjective. Those of the former sort,
whether they contain doctrines contrary unto that of Scripture, or
additional thereunto, or seemingly confirmatory thereof, they are
universally to be rejected, the former being absolutely false, the latter
useless. ... By subjective revelations, nothing is intended but that work of
spiritual illumination whereby we are enabled to discern and understand
the mind of God in the Scripture; which the apostle prays for in the behalf
of believers (Eph 1:16-19) ...” [= Mereka (Wahyu-wahyu) terdiri dari 2
macam - obyektif dan subyektif. Yang tergolong jenis pertama (wahyu
obyektif), apakah itu berisikan ajaran yang bertentangan dengan Kitab
Suci, atau ajaran yang ditambahkan pada Kitab Suci, atau ajaran yang
kelihatannya meneguhkan Kitab Suci, harus ditolak secara universal,
yang pertama karena palsu, yang terakhir karena tidak berguna. ... Yang
dimaksud dengan wahyu subyektif tidak lain adalah pekerjaan
pencerahan rohani dengan mana kita dimampukan untuk melihat dan
mengerti pikiran Allah dalam Kitab Suci; yang untuknya sang rasul
berdoa demi orang percaya (Ef 1:16-19) ...].
Lalu dalam hal 183, Budgen mengutip lagi dari Charles Haddon
Spurgeon (1834-1892) sebagai berikut:
“Every now and then there comes up a heresy, some woman turns
prophetess and raves; or some lunatic gets the idea that God has inspired
him, and there are always fools ready to follow any impostor” (= sesekali
muncullah seorang penyesat, seorang wanita yang menjadi nabiah dan
mengoceh; atau seorang gila yang mempunyai gagasan bahwa Allah
mengilhaminya, dan selalu ada orang-orang tolol yang siap untuk meng-
ikuti seadanya penipu).
Catatan: 3 orang yang dikutip oleh Budgen ini semuanya hidup pada
jaman dimana Kharismatik (bahkan Pentakosta) belum ada! Perhati-
kan tahun dimana mereka hidup. Karena itu mereka ini tidak bisa
disebut sebagai ‘anti kharismatik’!
C) Pandangan saya.
15
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
Contoh:
Penginjil Kharismatik dari Amerika, Oral Robert, mengatakan
bahwa Tuhan menuntut dari dia uang sebanyak 4,5 juta dollar atau
ia akan dipanggil pulang. Ini jelas adalah palsu, karena bagaimana
mungkin Tuhan menjadi seorang teroris yang begitu gila dengan
menyandera anakNya sendiri?
Seorang penginjil berkata bahwa Yesus sering menampakkan diri
kepada dia (tanpa berbuat apa-apa, hanya tersenyum dsb) bahkan
pada saat kebaktian / khotbah sedang berlangsung. Ini juga pasti
palsu, karena Tuhan menghendaki kebaktian berlangsung dengan
tertib dan teratur (1Kor 14:33,40), sehingga tidak mungkin Ia sen-
diri lalu merusak ketertiban itu.
Contoh:
a) Tidak ada satu ayat Kitab Sucipun yang secara jelas menyatakan
bahwa nubuat, bahasa Roh, penglihatan, pendengaran itu sudah
tidak ada lagi. Saya berpendapat bahwa kata-kata John Owen di
16
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
atas tidak mempunyai dasar Kitab Suci yang jelas dan meyakin-
kan.
b) Dalam Kitab Suci ada nubuat-nubuat yang terjadi, tetapi isi nubuat
itu tidak dimasukkan ke dalam Kitab Suci.
Contoh: Bil 11:27. Disini Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
NIV: Eldad and Medad are prophesying in the camp (= Eldad dan
Medad sedang bernubuat dalam kemah).
Mereka jelas bernubuat, dan nubuat itu datang dari Tuhan, tetapi isi
nubuat itu tidak dicatat dalam Kitab Suci.
Jadi, kalau jaman sekarang ada nubuat, bahasa Roh, dsb, tidak
harus menimbulkan Kitab Suci jilid II, dan dengan demikian tidak
merusak otoritas dari Kitab Suci.
c) Ada hal-hal penting yang tidak bisa kita ketahui dari Kitab Suci.
Misalnya: Siapa jodoh yang Tuhan kehendaki bagi kita? Dimana
kita harus bekerja?
Tuhan memang punya banyak cara untuk bisa menunjukkan
kehendakNya kepada kita dalam hal-hal seperti itu, tetapi tidak
mungkinkah untuk hal-hal ini Tuhan lalu menggunakan hal-hal
seperti nubuat, bahasa Roh, dsb untuk menunjukkan kehendakNya
kepada kita?
Yang saya maksudkan dengan ‘suara Roh Kudus’ di sini bukanlah suara
yang bisa terdengar oleh telinga kita, tetapi juga bukan sekedar ‘dorongan
Roh Kudus’ dalam hati kita. Yang saya maksud betul-betul adalah ‘suara Roh
Kudus’ yang berbicara dalam hati / pikiran kita sehingga tanpa suatu proses
pemikiran, kita tahu apa yang Ia kehendaki.
17
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
Ada banyak orang yang menyatakan bahwa mereka pernah mengalami hal
seperti ini. Dalam banyak kasus bahkan dikatakan bahwa mereka berdialog
dengan Tuhan / Roh Kudus.
A) Pandangan Kharismatik.
Boleh dikatakan semua orang Kharismatik menerima hal ini.
C) Pandangan saya.
1) Saya percaya bahwa Roh Kudus bisa mengingatkan kita akan Firman
Tuhan yang sudah pernah kita pelajari / dengar, untuk menegur,
menguatkan atau menghibur kita. Ini memang adalah salah satu tugas
Roh Kudus (Yoh 14:26) dan ini harus diterima oleh setiap orang
kristen, termasuk yang anti Kharismatik.
2) Tetapi suara Roh Kudus dalam hati / pikiran kita jelas tidak sama
dengan no 1 di atas. Melalui suara Roh Kudus ini Roh Kudus di-
katakan bisa berdialog, menjelaskan arti ayat Kitab Suci, atau menyu-
ruh kita melakukan hal-hal lain. Jadi berbeda dengan no 1 di atas
dimana Ia hanya mengingatkan kita akan hal-hal yang sudah pernah
kita pelajari / dengar, maka disini Ia memberikan sesuatu yang belum
pernah kita ketahui.
Apakah hal seperti ini masih ada atau tidak, saya ragu-ragu. Alasan
keragu-raguan saya adalah:
18
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
bagaimana bisa dipastikan bahwa itu adalah suara Roh Kudus?
Apakah itu bukan sekedar suara hati atau naluri / indera ke 6?
c) Bahwa ada banyak orang kristen tidak pernah mengalami hal ini,
bukanlah merupakan bukti bahwa hal ini pasti tidak ada lagi.
Mungkin itu adalah semacam karunia khusus yang hanya diberikan
oleh Tuhan kepada orang-orang kristen tertentu saja.
3) Pesan saya:
Kalau saudara pernah / sering mendengar ‘suara’ seperti itu, maka:
a) Ingatlah bahwa suara itu bisa datang dari setan sekalipun suara itu
terbukti benar dan memberikan kebaikan kepada saudara.
19
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
ini, dalam beberapa contoh, menunjukkan bahwa pandangan /
anggapan ini mempunyai kecondongan untuk menyebabkan orang-
orang menganggap Alkitab itu sia-sia) - Victor Budgen, ‘The Cha-
rismatics and the Word of God’, pp 176-177.
Illustrasi:
Ada orang yang pada waktu mau membunuh tikus-tikus di
rumahnya, mula-mula memberi makan tikus-tikus itu. Setelah
semua tikus-tikus itu ‘percaya’ kepadanya dan selalu memakan
habis makanan yang ia sediakan tanpa curiga, ia lalu memberi
makanan yang dicampur racun. Tikus-tikus yang sudah menaruh
kepercayaan kepadanya tertipu dan mereka mati semua di dalam
satu malam!
Maukah saudara mati diracun oleh setan dengan cara seperti itu?
Kalau saudara tidak mau diracun oleh setan dengan cara seperti itu
maka checklah setiap suara dengan menggunakan Kitab Suci! Roh
Kudus tidak mungkin memberikan suara / petunjuk yang berten-
tangan dengan Kitab Suci! Jadi jangan ada saat dimana saudara
sudah begitu mempercayai suara itu sehingga saudara langsung
menerimanya tanpa mengecheck dengan Kitab Suci!
20
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
berikan pimpinanNya melalui Kitab Suci (kalau tidak, apa gunanya
Ia memberikan Kitab Suci kepada kita?).
Kalaupun saudara sering mendapatkan pimpinan Roh Kudus
melalui suara Roh Kudus tersebut, ingatlah bahwa pada umumnya
Tuhan tetap memimpin melalui Kitab Suci. Bacalah Maz 119:105
dan Mat 22:29! Jadi, apapun yang terjadi, jangan sekali-kali meng-
abaikan Kitab Suci. Pelajarilah Kitab Suci dengan tekun untuk
mendapatkan pimpinan Tuhan!
-o0o-
21
KHARISMATIK 3
Bahwa banyak orang Kharismatik mempercayai ajaran di atas ini terlihat dari
kutipan-kutipan di bawah ini:
Dalam buku yang sama, hal 181-182, Peter Masters lalu melanjutkan dengan
mengatakan:
“He (John Wimber) insists that we must overcome our fears, because rational
control must be forfeited for tongue-speaking to occur; for soaring ecstatic
sensations to be felt in worship; for messages from God to be received directly
into the mind, and for miraculous events to happen, such as healings” [= Ia
(John Wimber) berkeras bahwa kita harus mengalahkan rasa takut kita,
karena kontrol pikiran harus ditinggalkan supaya bahasa lidah / Roh bisa
terjadi; supaya rasa gembira yang luar biasa dapat dirasakan dalam
kebaktian; supaya pesan-pesan Allah dapat diterima langsung pada otak,
dan supaya mujijat-mujijat, seperti kesembuhan, bisa terjadi].
“Increasing numbers of healers are practising the technique of putting sick
people into trance states which knock out their power of rational control” (=
makin banyak penyembuh-penyembuh yang mempraktekkan tehnik yang
membuat orang sakit masuk dalam keadaan trance / tak sadar yang
memukul K.O. kekuatan kontrol pikiran mereka).
“Most charismatic healing meetings now begin with strenuous efforts to help
people to surrender their rational control and behave in a completely un-
inhibited way. The goal is that worshippers should be ‘open’ to accept anything
that happens, no matter how strange, inexplicable or bizzare it may be. Loud,
rhythmic music forms the basis of worship, and all present are urged to join in
with arm-waving, body-swaying, foot-tapping, and even dancing and leaping in
the air. Rational control must at all costs be swept away because nothing which
occurs must be impeded, tested or evaluated by the intelligent mind, versed in
22
III. PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN
the Word of God” (= Kebanyakan kebaktian kesembuhan Kharismatik di-
mulai dengan usaha keras untuk menolong jemaat untuk membuang kontrol
pikiran mereka dan bertindak / bersikap tanpa rasa malu. Tujuannya
adalah supaya jemaat terbuka untuk menerima apapun yang terjadi, tidak
peduli betapa anehnya, tidak masuk akalnya, dan ajaibnya hal yang terjadi
itu. Musik yang keras adalah dasar dari kebaktian / ibadah itu, dan semua
orang yang hadir didorong untuk menggerak-gerakkan tangan, tubuh, kaki,
dan bahkan berdansa dan melompat-lompat. Apapun yang terjadi, kontrol
pikiran harus dibuang karena apapun yang terjadi tidak boleh dihalangi,
diuji atau dievaluasi oleh pikiran yang benar-benar mengetahui / mengenal
Firman Allah).
“By discarding the law of sound mind charismatics have rendered themselves
highly gullible in the face of false teaching, exaggeration and lies” (= Dengan
membuang hukum akal sehat, orang-orang Kharismatik telah membuat diri
mereka sendiri mudah tertipu dalam menghadapi ajaran sesat / palsu,
cerita-cerita yang dilebih-lebihkan, dan dusta).
B) Pandangan saya.
1) Adanya pikiran adalah salah satu ciri manusia sebagai peta dan teladan
Allah. Tanpa pikiran, manusia tidak berbeda dengan binatang (Ayub
39:16-20 Maz 32:9 Maz 49:21 Maz 73:22 Yudas 10). Jadi, orang yang
berusaha membuang pikirannya, sebetulnya sedang berusaha untuk
menjadi binatang!
23
III. PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN
2) Dengan pikiran saja, manusia memang tidak akan bisa mengenal Allah.
Harus ada Kitab Suci / Firman Tuhan dan Roh Kudus yang bekerja di
dalam diri manusia. Tetapi, hanya dengan Kitab Suci dan Roh Kudus,
tanpa otak, kita juga tidak akan bisa mengenal Allah!
Dasar Kitab Suci:
Mat 22:29 - kata ‘mengerti’ jelas menunjukkan penggunaan otak!
Mat 13:51 Mat 15:16 Mat 16:9,11 -- Yesus jelas menekankan penger-
tian. Dan ini tidak mungkin bisa ada tanpa penggunaan otak.
Ef 4:17-18 menunjukkan otak orang non kristen; Ef 4:20,21,23 me-
nunjukkan otak orang kristen. Ef 4:23 itu menunjukkan bahwa menjadi
orang kristen tidak berarti bahwa pikirannya dibuang, tetapi diperba-
harui.
Luk 24:45 berbunyi: “Lalu Ia membukakan pikiran mereka, sehingga
mereka mengerti Kitab Suci”. Ini menunjukkan pentingnya penggunaan
otak, Kitab Suci dan pekerjaan Tuhan.
24
III. PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN
Kata Yunani yang sama terdapat dalam Tit 1:8 Tit 2:2,5,12 (diterjemah-
kan ‘bijaksana’), dalam Tit 2:6 (diterjemahkan ‘menguasai diri’), dan da-
lam 1Pet 4:7 (diterjemahkan ‘kuasailah dirimu’).
Semua ayat ini jelas menunjukkan bahwa berpikiran sehat merupakan
keharusan bagi setiap orang kristen!
5) Kita harus menggunakan otak / pikiran, tetapi kita tidak boleh bersandar
pada pikiran! (Ams 3:5).
Kalau Kharismatik mengambil sikap extrim kiri yaitu membuang / tidak
menggunakan pikiran, maka liberalisme dan banyak orang Protestan
mengambil sikap extrim kanan yaitu bersandar pada pikiran. Kedua extrim
ini harus dijauhi!
Otak harus digunakan di bawah pimpinan Tuhan untuk mengerti Kitab
Suci, bukan untuk menghakimi Kitab Suci!
-o0o-
25
KHARISMATIK 4
b) “Roh Kudus itu mutlak perlu bagi setiap orang yang menyebut diri
kristen. Yang menjadi pertanyaan adalah: Dapatkah semua orang
kristen menerima Roh Kudus? .... Alkitab katakan bahwa semua orang
yang telah diselamatkan akibat percaya Tuhan Yesus, sudah dapat
menerima karunia tersebut, tidak ada perkecualian” (‘Roh Kudus’,
School of Ministry GBI Bethany, hal 25).
Perhatikan bahwa disatu pihak orang itu disebut dengan istilah ‘anak
Tuhan / orang kristen’, ‘sudah / telah diselamatkan’, ‘percaya Tuhan
Yesus’, tetapi pada saat yang sama ia tetap disebut sebagai ‘calon
penerima Roh Kudus’ atau ‘sudah dapat menerima karunia tersebut’, yang
menunjukkan bahwa ia belum mempunyai Roh Kudus.
26
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
b) “Saat menerima Roh Kudus, dengan iman kita harus memulai berbicara
Berbahasa Roh. The Holy Spirit gives utterance, but man does the speaking
(= Roh Kudus memberikan ucapan, tetapi manusialah yang
mengucapkannya / berbicara). ...
Dari semua keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua
orang yang dibaptis Roh Kudus mempunyai Bukti atau Tanda awal yaitu
berkata-kata dalam bahasa roh. Tidak ada bukti awal lain yang ditulis
dalam Perjanjian Baru setelah Pentakosta selain berkata-kata dalam
bahasa roh” (‘Roh Kudus’, School of Ministry GBI Bethany, hal
25,30,31).
6) Tentang cara menerima baptisan Roh Kudus ini tidak ada keseragaman
pendapat di kalangan orang Kharismatik.
a) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus itu harus menyucikan diri.
b) Ada yang berpendapat bahwa orang yang mau menerima baptisan
Roh Kudus tidak perlu menyucikan diri.
c) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus itu harus berdoa untuk minta baptisan Roh Kudus.
d) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus tidak perlu berdoa untuk meminta hal itu.
e) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus harus berpuasa.
27
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
f) Ada yang mengatakan bahwa supaya seseorang bisa menerima
baptisan Roh Kudus maka dibutuhkan penumpangan tangan seorang
hamba Tuhan.
Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:
“Dengan cara penumpangan tangan seorang hamba Tuhan, seorang
kristen dapat menerima karunia Roh Kudus” (‘Roh Kudus’, School of
Ministry GBI Bethany, hal 25).
g) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus harus berbicara dalam bahasa Roh dengan iman, maka ia akan
menerima baptisan Roh Kudus.
Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:
“Katakanlah kepadanya supaya ia membuka mulutnya dengan lebar dan
bebas, serta mengambil napas sedalam-dalamnya dan menyatakan
kepada Tuhan di dalam jiwa nuraninya, ‘Saya menerima Roh Kudus
sekarang ini juga oleh karena saya percaya sepenuhnya’. Desaklah dia
untuk tidak usah mengucapkan sepatah kata pun bahasa yang
dipakainya sehari-hari. Sebab orang tidak mungkin bisa berbicara dalam
dua macam bahasa secara serentak ...
Apabila anda melihat Roh Tuhan mulai menggerakkan bibirnya, kata-
kanlah kepadanya dengan gamblang untuk berucap apa saja yang paling
mudah baginya. Apabila orang itu telah mengangkat suaranya melalui
imannya dan percaya sepenuhnya kepada Allah, dan apabila dia sendiri
dapat mendengar gema ucapan kata-katanya itu dalam bahasa yang
jelas, maka anda dapat mengetahui bahwa orang itu telah menerima Roh
Kudus. ...
Anda tidak mungkin minum air dengan keadaan mulut tertutup, maka
demikian pula Anda tidak mungkin menerima Roh Kudus dengan
keadaan mulut Anda tertutup. Berbicara dalam bahasa roh sebenarnya
merupakan suatu bentuk kerjasama antara Anda dengan Roh Kudus”
(‘Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus’, hal 8,9).
1) Tidak ada ‘gap’ antara saat percaya dan saat menerima Roh Kudus /
menerima baptisan Roh Kudus! Kita menerima baptisan Roh Kudus /
menerima Roh Kudus pada saat kita percaya kepada Kristus!
Catatan: Menerima baptisan Roh Kudus artinya sama dengan menerima
Roh Kudus (bdk. Kis 1:5,8 Kis 2:1-4 Kis 11:15-16).
Jadi, dari 2 bagian ini jelas bahwa baik Petrus maupun Paulus sangat
menghubungkan baptisan Roh Kudus dan baptisan air yang
29
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
merupakan hal-hal yang pertama yang harus diterima oleh seseorang
waktu ia pertama-tama menjadi orang kristen.
d) 1Kor 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu
Roh”.
Sekarang mari kita memperhatikan kata-kata yang saya garisbawahi
dalam 1Kor 12:13 itu:
1. ‘kita semua’.
Kata ‘semua’ jelas menunjukkan bahwa Paulus tidak berpendapat
bahwa ada orang kristen yang sudah mempunyai Roh Kudus dan
ada orang kristen yang belum mempunyai Roh Kudus. Semua
orang kristen (yang sejati!) pasti sudah mempunyai Roh Kudus!
2. ‘telah dibaptis’.
Ini menunjuk kepada masa lampau. Jadi, bagi semua orang kristen
(yang sejati!) penerimaan Roh Kudus itu sudah terjadi!
3. ‘menjadi’.
Ini salah terjemahan! Kata bahasa Yunaninya adalah EIS yang
artinya into (= ke dalam).
NIV: ‘For we were all baptized by one Spirit into one body’ (=
Karena kita semua telah dibaptis oleh satu Roh ke dalam satu
tubuh).
Jadi, baptisan Roh Kudus memasukkan kita ke dalam satu tubuh
(yaitu tubuh Kristus), dan karena itu jelaslah bahwa ‘baptisan Roh
Kudus’ dan ‘masuknya kita ke dalam tubuh Kristus’ terjadi pada
saat yang sama, yaitu pada saat kita percaya!
Untuk jelasnya saya berikan di sini 1Kor 12:4-13 - “(4) Ada rupa-rupa
karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu
Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah
satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (7) Tetapi kepada
30
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia
untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada
yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang
Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi
Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata
dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh
Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-
tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. (12) Karena
sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala
anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula
Kristus. (13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu
Roh”.
31
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
3. Peristiwa ketiga ialah dalam Kis 19:1-7 - “(1) Ketika Apolos masih di
Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan
tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. (2) Katanya
kepada mereka: ‘Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika
kamu menjadi percaya?’ Akan tetapi mereka menjawab dia: ‘Belum,
bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.’ (3)
Lalu kata Paulus kepada mereka: ‘Kalau begitu dengan baptisan
manakah kamu telah dibaptis?’ Jawab mereka: ‘Dengan baptisan
Yohanes.’ (4) Kata Paulus: ‘Baptisan Yohanes adalah pembaptisan
orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak,
bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari
padanya, yaitu Yesus.’ (5) Ketika mereka mendengar hal itu, mereka
memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (6) Dan
ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh
Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam
32
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
bahasa roh dan bernubuat. (7) Jumlah mereka adalah kira-kira dua
belas orang”.
Perhatikan hal-hal ini:
a. Orang-orang itu tidak pernah mendengar tentang Roh Kudus
(ay 2).
b. Mereka dibaptis dengan baptisan Yohanes (ay 3).
Ini jelas menunjukkan bahwa orang-orang itu belum betul-betul
kristen. Rupa-rupanya mereka ‘bertobat’ karena penginjilan yang
tidak sempurna dari Apolos (bdk. Kis 18:24-26 yang menunjukkan
adanya kekurangan dalam pengertian Apolos, yang lalu diperbaiki
oleh Priskila dan Akwila). Karena itu Paulus lalu memberitakan Injil
lagi kepada mereka (Kis 19:4), dan ini menyebabkan mereka
bertobat / percaya dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka
lalu menerima Roh Kudus. Jadi, tidak ada ‘gap’ dalam Kis 19:1-7!
2) Tiap orang kristen yang sejati pasti sudah mengalami baptisan Roh
Kudus, sehingga tidak perlu lagi untuk meminta / mencari, dsb. Perlu
saudara camkan bahwa Kitab Suci tidak pernah menyuruh kita meminta /
mencari Baptisan Roh Kudus. Kitab Suci hanya menyuruh kita percaya
kepada Kristus (Misalnya Yoh 3:16 Kis 16:31), karena dengan percaya
kepada Kristus kita pasti menerima baptisan Roh Kudus.
Baptisan Roh Kudus adalah penerimaan Roh Kudus. Ini hanya terjadi
sekali saja, karena sekali Roh Kudus itu masuk, Ia tidak akan keluar
selama-lamanya.
Dalam Yoh 14:16 Yesus berkata: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia
akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya”.
Tetapi kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi berulang-ulang. Ini terlihat dari:
a) Ef 5:18 - “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.
Kata bahasa Yunani PLEROUSTHE dalam Ef 5:18 ada dalam bentuk
present imperative (= kata perintah bentuk present). Berbeda dengan
aorist imperative (= kata perintah bentuk lampau) yang hanya perlu
ditaati sekali saja, maka present imperative ini harus ditaati terus-
menerus.
b) Petrus mengalami kepenuhan Roh Kudus berulang-ulang (Kis 2:4 Kis
4:8 Kis 4:31).
Catatan:
Memang dalam Kis 2:4 orang-orang yang menerima baptisan Roh Kudus
itu langsung dipenuhi dengan Roh Kudus. Tetapi tidak selalu terjadi
seperti itu.
33
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
Bahkan orang yang dipenuhi Roh Kuduspun tidak mesti berbahasa roh.
Contoh: Stefanus (Kis 6:8-8:1a). Dalam Kis 7:55 dikatakan bahwa ia
penuh dengan Roh Kudus, tetapi tidak pernah dikatakan bahwa ia
berbicara dalam bahasa roh!
5) Dalam baptisan Roh Kudus itu, yang menjadi pembaptis bukanlah Roh
Kudus, tetapi Yesus sendiri!
Keterangan:
No 1 adalah baptisan Yohanes, no 2 adalah baptisan kristen, no 3
adalah baptisan Roh Kudus.
Sekarang, kalau dalam no 3 itu Roh Kudus adalah yang membaptis,
lalu apa elemen untuk membaptisnya?
34
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
c) 1Kor 12:13 (KJV, RSV, NIV, NASB): ‘by one Spirit’ (= oleh satu Roh).
Ini seolah-olah menunjukkan bahwa dalam peristiwa baptisan Roh
Kudus, yang membaptis adalah Roh Kudus.
Tetapi kata Yunani yang dipakai disini adalah EN yang bisa berarti in,
into, with, by (= dalam, ke dalam, dengan, oleh).
Adalah sesuatu yang aneh bahwa dalam 1Kor 12:13 ini dipilih
terjemahan by (= oleh). Mengapa? Karena dalam Kitab Suci hanya
ada 7 ayat yang menyebutkan baptisan Roh Kudus, yaitu Mat 3:11
Mark 1:8 Luk 3:16 Yoh 1:33 Kis 1:5 Kis 11:16 1Kor 12:13. Dalam
Mat 3:11 Mark 1:8 Luk 3:16 Yoh 1:33 Kis 1:5 Kis 11:16 kata Yunani
yang sama (EN) oleh KJV, RSV, NIV, NASB diterjemahkan dengan
with (= dengan), kecuali dalam Yoh 1:33, NASB menterjemahkan in (=
dalam). ASV lebih konsisten karena menterjemahkan semua dengan
in (= dalam).
John Stott mengatakan bahwa dalam 1Kor 12:13 itupun kata Yunani
EN itu seharusnya diterjemahkan with (= dengan). Jadi, Roh Kudus
adalah elemen pembaptisan dan bukan si pembaptis!
Kesimpulan:
Istilah ‘baptism of the Holy Spirit’ (= baptisan dari Roh Kudus) adalah
istilah yang salah karena menunjukkan Roh Kudus sebagai si
pembaptis. Istilah yang benar adalah ‘Baptism with the Holy Spirit’ (=
baptisan dengan Roh Kudus).
6) Cara menerima Baptisan Roh Kudus adalah dengan cara bertobat / per-
caya kepada Yesus (Kis 2:38).
Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.
Di atas sudah saya katakan bahwa Kitab Suci tidak pernah menyuruh kita
untuk mencari Baptisan Roh Kudus. Kitab Suci hanya menyuruh kita
untuk percaya kepada Yesus, karena dengan percaya kepada Yesus
otomatis kita menerima Roh Kudus.
-o0o-
35
KHARISMATIK 5
Pandangan Anti Kharismatik: Tidak! Bahasa Roh / lidah lenyap dengan le-
nyapnya rasul-rasul.
Dasar pandangan ini:
I) Sejarah.
Dalam empat sampai lima abad yang pertama dalam kekristenan / gereja,
orang-orang yang dilaporkan telah berbicara dalam bahasa Roh hanyalah
pengikut Montanus yang sesat dan muridnya yang bernama Tertullian.
Lalu pada abad ke 17 dilaporkan adanya bahasa Roh dalam grup yang
disebut Cevenol Priests di Perancis. Grup ini juga sesat.
Pada tahun 1731 ada bahasa Roh dalam Roman Catholic Reformers
yang disebut the Jansenists. Ini jelas juga grup sesat.
The Shakers, pengikut dari Mother Ann Lee, yang hidup pada tahun 1736-
1784, menggunakan bahasa Roh. Mother Ann Lee menganggap dirinya
sebagai ‘the female equivalent of Jesus Christ’ (= orang perem-puan yang
setara dengan Yesus Kristus) dan menganggap sex sebagai dosa,
sekalipun dilakukan di dalam pernikahan. Semua ini sudah cukup untuk
menganggapnya sebagai seorang yang sesat.
36
V. MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?
Tahun 1830, seorang yang bernama Edward Irving (di London) men-
dirikan the Irvingites. Grup ini berbicara dalam bahasa Roh. Ini juga grup
yang sesat.
Kesimpulan:
Sejarah menunjukkan bahwa sejak lenyapnya rasul-rasul, maka orang-orang
yang berbicara dalam bahasa Roh hanyalah orang-orang dari aliran sesat.
Sanggahan Kharismatik:
Sanggahan saya:
Faktor sejarah tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar pandangan ini. Siapa
tahu ada bahasa Roh dari orang kristen yang sungguh-sungguh, tetapi tidak
dilaporkan?
Bahasa Roh adalah salah satu dari karunia-karunia mujijat. Tujuan mujijat
adalah untuk membuktikan bahwa:
a) Suatu ajaran memang betul-betul merupakan wahyu dari Tuhan.
b) Seseorang betul-betul adalah hamba Tuhan (rasul / nabi).
Dasar Kitab Sucinya: Kel 4:1-9 Kel 19:9 Ul 34:10-12 2Raja-raja 5:8 Maz
74:9 Kis 14:3 2Kor 12:12 Ibr 2:3-4.
Sekarang Kitab Suci sudah lengkap, sehingga pasti tidak ada wahyu yang
baru lagi dari Tuhan. Rasul dan nabi sudah tidak ada lagi. Jadi, karunia mu-
jijat juga harus lenyap. Kalau karunia mujijat masih ada, maka itu memung-
kinkan terjadinya Kitab Suci jilid II.
Sanggahan saya:
Tujuan mujijat bukan hanya untuk membuktikan bahwa suatu ajaran me-
rupakan wahyu Tuhan dan bahwa seseorang betul-betul hamba Tuhan
(rasul / nabi). Bisa saja hanya untuk menolong seseorang, Tuhan mela-
kukan mujijat.
Kata-kata dari orang yang bernubuat / berbahasa Roh tidak mesti masuk
dalam Kitab Suci. Sehingga kalau jaman sekarang ada orang bernubuat /
berbahasa Roh, itu tidak perlu menimbulkan Kitab Suci jilid II.
Misalnya:
Bil 11:27 (NIV): “Eldad and Medad are prophesying in the camp” (= Eldad
dan Medad sedang bernubuat dalam perkemahan).
37
V. MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?
Ini jelas nubuat yang sungguh-sungguh / dari Tuhan, tetapi toh isi / berita
dari nubuat itu tidak dimasukkan ke dalam Kitab Suci. Hal yang sama
terjadi dalam Kis 19:6.
Bagian Kitab Suci ini digunakan baik oleh pihak Kharismatik maupun oleh
pihak Anti Kharismatik untuk mendukung pandangan masing-masing.
Orang Kharismatik menganggap bahwa 1Kor 13:10 menunjuk kepada akhir
jaman, sehingga mereka lalu berpendapat bahwa bahasa Roh baru berhenti
pada akhir jaman.
Tetapi, orang-orang Anti Kharismatik menganggap bahwa kata-kata ‘Jika
yang sempurna tiba’ dalam 1Kor 13:10 telah terjadi pada saat kanon Kitab
Suci sudah lengkap, yaitu pada akhir abad pertama.
c) Kalau 1Kor 13:10 menunjuk kepada akhir jaman / surga, maka 1Kor 13:13
menjadi sesuatu yang tidak masuk akal, karena di surga iman dan
pengharapan sudah tidak ada lagi (Ro 8:24 2Kor 5:7 Ibr 11:1). Jadi, jelas
bahwa 1Kor 13:10 menunjuk pada hidup di dunia ini.
Sanggahan saya:
a. Dalam Kitab Suci, kata bahasa Yunani ‘TO TELEION’ digunakan dalam
Mat 5:48 Mat 19:21 Ro 12:2 1Kor 2:6 1Kor 13:10 1Kor 14:20 Ef 4:13
Fil 3:15 Kol 1:28 Kol 4:12 Ibr 5:14 Ibr 9:11 Yak 1:4 Yak 1:17,25 Yak
3:2 1Yoh 4:18.
Kalau kita meneliti ayat-ayat ini satu-persatu, maka jelaslah bahwa kata
TO TELEION tidak mesti berarti ‘the completed thing’ (= benda lengkap).
Dalam Bil 12:6-8 dan Kel 33:9-11 kata-kata ‘berhadapan muka’ (muka
dengan muka) tidak berarti bahwa Musa mendapat wahyu yang lebih
lengkap. Kata-kata itu berarti bahwa Musa mempunyai hubungan yang
istimewa dengan Tuhan. Kalau kata-kata ‘berhadapan muka’ ditafsir-
kan ‘mendapat wahyu yang lengkap’, maka dari Ul 34:10 kita harus
menarik kesimpulan bahwa setelah Musa tidak ada lagi nabi yang
mendapat wahyu yang lebih lengkap dari Musa. Dan ini jelas salah!
d. Kata ‘nanti’ dalam 1Kor 13:12 menunjuk pada saat yang sama dengan
‘jika yang sempurna tiba’ dalam 1Kor 13:10.
Dalam 1Kor 13:12 Paulus menggunakan kata ‘kita / we’ dan ‘aku / I’. Kita
tahu bahwa Paulus mati pada lebih kurang tahun 67 Masehi, sehingga
39
V. MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?
jelas bahwa Paulus mati sebelum Kitab Suci lengkap. Kalau kata-kata ‘jika
yang sempurna tiba’ dalam 1Kor 13:10 diartikan terjadi pada saat kanon
Kitab Suci lengkap, maka itu berarti bahwa pada saat Paulus mati, ia
belum mengalami 1Kor 13:12! Ini tidak mungkin!
Kesimpulan:
Bahasa Roh / lidah masih ada! Tetapi ini tidak berarti bahwa saya mempercayai
bahasa Roh yang sekarang banyak terdapat sebagai bahasa Roh yang betul-
betul datang dari Tuhan! Saya menganggap bahwa hampir semua bahasa Roh
yang saat ini banyak terdapat adalah buatan manusia atau datang dari setan.
Tapi saya percaya bahwa masih ada kemungkinan akan adanya bahasa Roh
yang asli!
-o0o-
40
KHARISMATIK 6
“Berbicara dalam Bahasa Roh hendaknya merupakan semacam arus air yg tidak
boleh menjadi kering, karena ia akan memperkaya kehidupan rohani seseorang
secara pribadi” (Buku ‘Tujuh Langkah untuk Menerima Roh Kudus’ karangan
Kenneth E. Hagin, hal 13) .
“Bahasa lidah itu harus seperti aliran sungai yang tak pernah kering, karena
dengannya akan memperkaya kehidupan kerohanian dan kekristenan kita” (Buku
‘The Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan School of Ministry GBI Bethany, hal 27).
1) Bahasa Roh adalah bukti baptisan Roh / kepenuhan Roh (Kis 2:4 Kis 10:46).
Bahkan ada penulis Kharismatik yang mengatakan bahwa bukti dari baptisan
Roh / kepenuhan Roh bukanlah buah Roh, tetapi bahasa Roh.
Untuk ini lihat kutipan di bawah ini:
“Ada beberapa orang yang mengajarkan bahwa ‘buah Roh’ itulah bukti
seseorang telah atau belum menerima Roh Kudus. Sebenarnya, pengujian
tentang ‘buah Roh’ ini harus ditolak karena bertentangan dengan Alkitab
dengan alasan: buah Roh bukanlah pengujian yang diterapkan oleh para rasul
itu sendiri. Kis 10:45-46; Kis 8:14-20; Kis 19:6. Apakah yang menyakinkan
Petrus, Paulus dan rasul-rasul yang lain itu bahwa bangsa-bangsa lain juga
dapat mengalami keselamatan melalui iman kepada Yesus? Satu hal hanya satu
alasan: yaitu kenyataan bahwa mereka mendengar orang-orang itu berkata-
kata dalam bahasa roh. Dalam seluruh pertanggungjawaban itu, tidak pernah
ada anjuran sedikitpun, baik dari Petrus atau rasul yang lain, untuk mencari
bukti atau tanda lain dalam kehidupan mereka selain kenyataan bahwa mereka
berkata-kata dalam bahasa roh. Di sana tidak ada pertanyaan tentang buah
Roh. Dalam hal ini para rasul betul-betul logis. Bukan karena buah Roh tidak
penting, tetapi karena buah Roh itu berdasarkan sifatnya sungguh-sungguh
berbeda dari karunia. Karunia diterima sebagai suatu tindakan iman;
41
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
sedangkan buah Roh dihasilkan melalui proses yang perlahan-lahan dan
setahap demi setahap, dimana di dalamnya termasuk menanam, memelihara,
dan mengusahakannya. Baptisan Roh Kudus adalah karunia (suatu pengalaman
tersendiri) yang diterima dengan iman. Bukti seseorang telah menerima karunia
ini, ialah bahwa ia berkata-kata dalam bahasa roh. Sedangkan salah satu tujuan
penting karunia ini diberikan ialah agar memungkinkan seseorang
menghasilkan buah roh yang lebih baik daripada yang pernah dapat
dihasilkannya. Tidak salah untuk memberikan tekanan pada pentingnya buah
roh. Yang salah adalah bila kita mengacaukan antara karunia dan buah roh,
mengacaukan bukti penerimaan karunia dengan tujuan karunia itu diberikan”
(Buku ‘The Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan School of Ministry GBI Bethany,
hal 31).
Jawaban saya:
a) Bahasa Roh yang asli, karena itu merupakan suatu karunia, hanya bisa
dimiliki oleh orang kristen yang sejati (demikian juga dengan semua
karunia yang lain). Karena itu, dalam Kis 10, pada waktu Petrus melihat
orang-orang itu berbahasa Roh, ia yakin bahwa orang-orang itu sudah
mengalami baptisan Roh / menerima Roh Kudus. Tetapi persoalannya,
kalau Petrus bisa membedakan asli tidaknya bahasa Roh itu, kita tidak
bisa atau sukar sekali bisa membedakannya! Karena itu bahasa Roh
sukar dijadikan ukuran apakah seseorang itu sudah menerima Roh Kudus
atau tidak.
b) Kis 2:4 dan Kis 10:46 adalah bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive
(menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu). Bagian semacam ini
tidak bisa dijadikan rumus! Bahwa Yesus berpuasa 40 hari / malam, tidak
berarti bahwa orang kristen harus juga melakukan hal itu. Bahwa Yesus
hanya mempunyai 12 murid, tidak berarti bahwa seorang pendeta hanya
boleh mempunyai 12 jemaat. Bahwa Petrus bisa berjalan di atas air, tidak
berarti bahwa orang kristen sekarang harus bisa berjalan di atas air.
Mengapa? Karena semua ini adalah bagian Kitab Suci yang bersifat
descriptive. Ini tidak boleh dijadikan rumus / norma dalam hidup kita!
Dalam Luk 1:67 dikatakan bahwa Zakharia penuh Roh Kudus dan ia lalu
bernubuat. Juga dalam Kis 19:6 dikatakan ada orang-orang yang me-
nerima Roh Kudus dan mereka lalu berbahasa Roh dan bernubuat.
Apakah semua ini juga mau dijadikan rumus, dan kita lalu percaya bahwa
orang yang mempunyai Roh Kudus harus bernubuat? Tentu saja tidak,
karena bagian-bagian ini juga merupakan bagian Kitab Suci yang bersifat
descriptive!
Dalam Kitab Suci juga ada peristiwa-peristiwa lain di mana orang percaya
kepada Kristus (jelas mereka menerima baptisan Roh Kudus - bdk. Kis
2:38), tetapi tidak mengalami bahasa Roh (Kis 2:41 Kis 8:36-38 Kis
16:14-15,31-33). Stefanus yang penuh Roh Kudus (Kis 7:55) juga tidak
pernah dikatakan berbahasa Roh.
42
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
c) Kitab Suci jelas mengatakan bahwa ‘buah’ adalah bukti pertobatan yang
sejati! (Mat 3:7-10 Mat 7:16-20). Tugas Roh Kudus memang memimpin
kita ke dalam kebenaran (Yoh 16:13). Juga jelas bahwa buah Roh Kudus
(Gal 5:22,23) adalah hasil pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita. Tidak
adanya buah Roh menunjukkan secara jelas bahwa seseorang belum
bertobat / menerima Roh Kudus! Pandangan ini sejalan dengan kata-kata
Yakobus yang berbunyi ‘iman tanpa perbuatan adalah mati / kosong’ (Yak
2:17,26), dan juga dengan ajaran Tuhan Yesus tentang pokok anggur dan
rantingnya (Yoh 15:1-8 - perhatikan bahwa ranting yang tidak berbuah,
yang akhirnya dipotong dan dibakar itu, jelas menggambarkan orang
kristen KTP yang tidak mengeluarkan buah Roh Kudus).
Ada banyak orang Kharismatik yang mengaku telah dibaptis Roh Kudus /
penuh Roh Kudus karena telah berbahasa Roh. Tetapi kehidupan mereka
tidak berbeda sedikitpun dari orang kafir. Bahkan sering mereka mempu-
nyai kepercayaan yang jelas tidak injili / tidak alkitabiah, seperti:
tidak yakin masuk ke surga karena masih banyak dosanya.
yakin masuk surga karena sudah dibaptis.
Orang Katolik Kharismatik yang masih ‘memegang’ Marianya.
dsb.
Orang-orang seperti itu, sekalipun sudah berbahasa roh, jelas belum
sungguh-sungguh bertobat (dengan demikian jelas juga bahwa bahasa
roh mereka pasti palsu). Kalau mereka betul-betul bertobat, buah Roh
pasti ada!
2) Bahasa Roh membangun iman orang yang berbicara di dalam bahasa Roh
itu (1Kor 14:4 Yudas 20).
Jawaban saya:
43
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
Lalu apa arti 1Kor 14:4? Ini adalah sindiran / bahasa sinis. Surat Korintus
memang banyak mengandung sindiran / bahasa sinis. (1Kor 4:8,10 2Kor
10:1,2 2Kor 11:1,5b 2Kor 12:12-13). Jadi, adalah sangat beralasan untuk
mengatakan bahwa 1Kor 14:4 juga suatu sindiran / bahasa sinis! Mungkin
maksud Paulus dengan 1Kor 14:4 adalah untuk menunjukkan
ketidakbergunaan bahasa Roh, dan sekaligus untuk menyerang / me-
nyindir keegoisan orang Korintus. Tetapi ia sama sekali tidak memak-
sudkan bahwa bahasa Roh akan membangun diri sendiri!
c) Yang membangun iman bukanlah bahasa Roh, tetapi Firman Tuhan, ka-
rena Firman Tuhan adalah makanan rohani! (Kis 20:32 1Kor 3:2 Ibr 5:12-
14 1Pet 2:2-3).
44
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
mau mati untuk Yesus mau masuk penjara demi Yesus, tetapi pada
akhirnya dia meng-khianati Yesus). Lidah Petrus penuh dusta dan
kutuk; tetapi setelah ia penuh dengan Roh Kudus, maka Petrus berubah,
dengan ucapan lidahnya sekali berkotbah dapat mempertobatkan 3000
orang sekaligus (Kis 2:41). Dengan perkataan lidahnya dia bangkitkan
orang lumpuh (Kis 3:6); Lidah seseorang yang penuh dengan urapan
Roh kudus akan menjadi lidah yang terjinakkan lagi lidah yang penuh
dengan kuasa Allah” (Buku ‘Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan School of
Ministry GBI Bethany, hal 29).
c) Dalam hal-hal lain. bahasa Roh mengingatkan kita bahwa Roh Kudus
berada di dalam kita, dan ini menyebabkan kita menahan diri dari dosa.
Lihat kutipan di bawah ini:
“Dengan berbahasa lidah kita akan senantiasa diingatkan bahwa Roh Kudus
di dalam kita. Dan ini akan mempengaruhi seluruh roda kehidupan kita
sehari-hari ke arah kehidupan yang serba positif (kalau engkau berbahasa
lidah, kau akan sadar adanya Roh Kudus di dalammu, maka Dia akan
menjadi rem akan perbuatan jahat najis, dosa yang akan kau kerjakan). Tak
mungkin seseorang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan mendukakan
Roh Kudus. Tak mungkin seorang percaya berbahasa lidah sambil berzina,
mencuri, marah, dll. Bahasa lidah akan senantiasa mengingatkan kita bahwa
ada Roh Kudus di dalam kita” (Buku ‘Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan
School of Ministry GBI Bethany, hal 27,28).
Jawaban saya:
a) Kita toh tidak mungkin berbicara / berdoa dengan bahasa Roh 24 jam /
hari. Lalu bagaimana dengan egoisme dan penggunaan lidah yang salah
pada saat kita tidak berbahasa Roh?
b) Kitab Suci tidak pernah mengajar bahwa bahasa Roh itu bisa menyucikan
kita. Bahasa Roh adalah suatu karunia! Tujuannya untuk pelayanan,
bukan untuk menyucikan diri!
c) Kitab Suci berkata bahwa Firman Tuhanlah yang dipakai oleh Roh Kudus
untuk menyucikan kita (Yer 23:29 Maz 119:9 Yoh 15:3 Ef 6:17).
d) Mengingat bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita memang penting
untuk usaha menyucikan diri (bdk. 1Kor 3:16 1Kor 6:19-20). Tetapi, kita
bisa mengingat bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita tanpa mengguna-
kan bahasa Roh!
e) Doa dengan bahasa Roh memang tidak egois. Tetapi doa dengan bahasa
Roh pada hakekatnya tidak meminta apa-apa. Kata-kata dalam doa itu
tidak berasal dari diri kita sendiri dan tidak kita mengerti! Jadi, kita sendiri
tidak meminta apa-apa. Pada-hal Yesus memerintahkan kita untuk me-
minta kepadaNya (Mat 7:7 Yoh 16:24). Kalau kita tidak meminta apa-apa,
kita justru berdosa!
45
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
f) Doa biasa (tanpa menggunakan bahasa Roh) tidak harus merupakan doa
yang egois. Kalimat pertama yang Yesus ucapkan di atas kayu salib (‘Ya
Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat’ - Luk 23:34) jelas merupakan suatu doa biasa, tetapi sama sekali
tidak kelihatan egoisme dalam doa ini!
4) Kita tidak tahu bagaimana seharusnya kita berdoa. Dalam doa dengan ba-
hasa Roh, Roh Kudus menolong kita untuk berdoa (Ro 8:26 1Kor 14:14
diterjemahkan ‘rohku, dengan bantuan Roh Kudus dalam diriku, berdoa....’).
Orang-orang Kharismatik tertentu juga mengatakan bahwa:
Dengan menggunakan doa bahasa Roh, kita bisa berdoa untuk kebutuh-
an yang tidak kita sadari.
Roh Kudus bukan hanya mengajar kita berdoa, tetapi bahkan juga
mengajari posisi doa yang benar! Baca Kutipan di bawah ini:
“Sementara berdoa dalam bahasa roh itu saya meletakkan satu kepalan
tanganku atas yang lainnya; lalu terasa seperti ada suatu tarikan yang kuat
sekali yang hendak menyeret tanganku ke samping. Dengan sekuat tenaga
yang ada padaku saya berusaha mengepalkan tanganku, akan tetapi secara
bergantian tangan saya itu ditarik lagi ke sebelah samping yang lainnya. Hal
yang sama terjadi 3x berturut-turut. Lalu Roh Tuhan berbicara kepada
saya: ‘Orang yang cara berdoanya keliru akan membuat semua hal meleset
dari tempat seharusnya’. Sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya
berdoa” (Buku ‘Tujuh Langkah untuk Menerima Roh Kudus’ karangan
Kenneth E. Hagin, hal 22).
Karena doa Bahasa Roh adalah doa yang dipimpin oleh Roh Kudus,
maka orang yang mentertawakan orang yang sedang berdoa dengan
bahasa Roh sama dengan mentertawakan Roh Kudus!
Jawaban saya:
c) Kitab Suci tidak pernah menuntut posisi doa tertentu!! Tidak mungkin Roh
Kudus lalu menuntut apa yang tidak dituntut oleh Kitab Suci, atau me-
nyalahkan apa yang tidak disalahkan oleh Kitab Suci. Saya yakin bahwa
46
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
pengalaman Kenneth Hagin yang ia ceritakan di atas, sekedar me-
rupakan isapan jempolnya, atau diberikan oleh setan!
Jawaban saya:
Ini jelas adalah suatu penafsiran yang hanya memperhatikan suatu bagian
ayat, tetapi mengabaikan kontexnya! Kontex dari ayat yang dipersoalkan
(1Kor 14:13-17) justru menekankan penggunaan akal / pikiran!
Juga perhatikan kata ‘sekalipun’ dalam 1Kor 14:17 itu! Ini jelas hanya meru-
pakan suatu pengandaian! Jadi, maksud Paulus adalah ‘andaikatapun peng-
ucapan syukurmu (yang menggunakan bahasa Roh) itu sangat baik, itu sia-
sia karena tidak ada yang mengerti’.
6) Paulus bersyukur atas bahasa Roh dan Paulus banyak berbahasa Roh (1Kor
14:18).
Jawaban saya:
a) Paulus memang tidak menghina bahasa Roh. Ini terlihat dari kata-
katanya dalam 1Kor 14:5a,18,39b.
7) Paulus suka supaya semua orang Korintus berbahasa Roh (1Kor 14:5).
Jawaban saya:
47
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
b) Perhatikan kata-kata ‘lebih daripada itu’ dalam 1Kor 14:5. Penekanan
1Kor 14:5 adalah: nubuat lebih penting daripada bahasa roh!! Jadi, 1Kor
14:5 ini bisa diucapkan dengan kata-kata sendiri sebagai berikut: ‘Aku
senang semua kamu berbahasa Roh. Itu tidak jelek! Tetapi aku lebih
senang lagi kalau kamu semua bernubuat! Itu jauh lebih baik!’
8) 1Kor 14:22a berkata bahwa bahasa Roh adalah tanda untuk orang yang tak
beriman. Seorang penulis Kharismatik mengartikan ayat ini sebagai berikut:
orang yang mempersoalkan / menolak bahasa Roh menandakan orang itu
tidak ada iman kesana. Lihat kutipan di bawah ini.
“Yang terakhir sekarang adalah: Mengapa Paulus berkata bahwa ‘bahasa roh
adalah tanda untuk orang yang tidak beriman?’ 1Kor 14:22. Yang jelas Paulus
tidak bermaksud mengatakan bahwa orang yang berkata-kata dengan bahasa
roh itu orang yang tidak beriman, karena ayat-ayat sebelumnya Paulus
menunjukkan bahwa bahasa roh itu penting untuk membangun diri sendiri, dan
Paulus suka kalau semua orang berbahasa roh seperti dia yang berbahasa roh
lebih dari semua orang Korintus. Yang dimaksudkan Paulus adalah: Jika ada
orang yang tidak percaya atau mempersoalkan bahkan menolak dan menentang
bahasa roh, itu adalah ‘tanda’ bahwa mereka adalah orang yang tidak ada iman
ke sana . Jadi bahasa roh adalah patokan yang mendasar; jika menolak, itu
tanda tidak ada iman” (Dari buku ‘The Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan
School of Ministry GBI Bethany, hal 34).
Jawaban saya:
a) Tafsiran ini jelas sekali membengkokkan arti ayat itu! Lagi pula, kalau
1Kor 14:22a ditafsirkan seperti itu, bagaimana kita harus mengartikan
1Kor 14:22b? Disamping itu, apa artinya kata-kata ‘tidak ada iman ke
sana’? Ini suatu istilah baru dalam dunia Theologia!
48
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
sudah beriman, tidak lagi dibutuhkan mujijat / bahasa Roh. Untuk
orang beriman ini digunakan nubuat.
Saya lebih condong pada penafsiran yang kedua, tetapi yang manapun
dari dua arti ini yang benar, itu tetap menahan orang kristen dari peng-
gunaan bahasa Roh di dalam gereja, yang merupakan kumpulan orang
beriman!
9) Bahasa Roh adalah bahasa rahasia, sehingga setanpun tidak mengerti (1Kor
14:2). Karena itu penting sekali bagi kita untuk berdoa dengan bahasa Roh!
Jawaban saya:
Kita perlu menyelidiki arti kata ‘rahasia’ (Inggris: mystery; Yunani: MUS-
TERION) yang digunakan dalam 1Kor 14:2 ini.
Kata ini dipakai juga dalam Ro 16:25 1Kor 2:7 Ef 3:3 dan Kol 1:26. Untuk
bisa mengerti artinya bacalah Ro 16:25-27 1Kor 2:7 Ef 3:2-6 Kol 1:25-27!
Dari bagian-bagian itu jelaslah bahwa ‘mystery / rahasia’ itu adalah berita Injil!
Dahulu memang tersembunyi, tetapi saat itu sudah dinyatakan oleh Allah.
Tetapi mengapa dalam 1Kor 14:2 dikatakan bahwa orang itu berkata-kata
kepada Allah? Ini lagi-lagi hanya suatu sindiran / bahasa sinis! Dengan kata
lain, Paulus berkata: ‘Kamu yang berbahasa Roh, kamu sebetulnya mem-
beritakan Injil, tetapi karena tidak ada yang mengerti kamu, kamu pada
hakekatnya sedang berkhotbah kepada Allah!’
Jelas bahwa 1Kor 14:2 tidak bisa diartikan seakan-akan ‘bahasa Roh adalah
bahasa rahasia yang tak dimengerti oleh siapapun juga termasuk setan’!
10)Doa menggunakan bahasa Roh adalah doa yang sempurna, karena kata-
katanya diberikan oleh Roh Kudus.
Jawaban saya:
a) Kita memang harus berdoa sesuai kehendak Tuhan, supaya doa kita bisa
dikabulkan oleh Tuhan (1Yoh 5:14). Tetapi kita hanya bisa mengetahui
kehendak Allah kalau kita belajar Firman Tuhan! Jadi, dengan belajar
Firman Tuhan kita bisa menyempurnakan doa kita.
c) Kalau toh doa kita tidak sempurna, Allah akan menyempurnakan / me-
nyensor doa itu. Ia hanya akan mengabulkan permintaan kita yang baik
(Mat 7:11). Jadi, tidak ada yang perlu dikuatirkan!!
d) Orang-orang yang berdoa dalam bahasa Roh itu pada hakekatnya tidak
meminta apa-apa kepada Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Roh Kudus
yang memberikan kata-kata itu dan mereka tidak mengerti apa-apa
tentang doanya.
49
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
Jawaban saya:
Yes 28:11 merupakan nubuat bahwa Allah akan menggunakan orang yang
berbahasa asing untuk mengajar bangsa Israel. Jadi, sebetulnya ayat ini
bukanlah nubuat akan datangnya bahasa Roh!
Yes 28:12 lebih-lebih lagi tidak berbicara tentang bahasa Roh! Kata-kata
‘tempat perhentian / peristirahatan’ artinya sama seperti kata ‘kelegaan’
dalam Mat 11:28.
12)Dalam Mark 16:17 dikatakan bahwa bahasa Roh adalah tanda orang ber-
iman.
Jawaban saya:
50
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
bersama dengan dia semua yang telah diceritakan kepada mereka.
Sesudah ini, Yesus sendiri memberitakannya dengan perantaraan
mereka, dari Timur ke Barat, proklamasi keselamatan yang kudus /
sakral dan tak bisa binasa itu. Otoritas / manuscript yang lain
memasukkan bagian sebelumnya dan melanjutkan dengan ayat 9-20.
Dalam kebanyakan otoritas / manuscript ayat 9-20 langsung
menyusul ayat 8; sedikit otoritas / manuscript memasukkan tam-
bahan materi setelah ayat 14).
b) Kalaupun Mark 16:9-20 itu mau diterima sebagai Kitab Suci, maka kita
perlu memperhatikan bahwa dalam Mark 16:17-18, ada 5 tanda yang
menyertai orang kristen:
mengusir setan.
berbicara dalam bahasa baru / Roh.
memegang ular.
minum racun maut tetapi tidak celaka.
menyembuhkan orang sakit.
Tanda ke 3 dan ke 4 tidak di claim oleh kebanyakan orang Kharismatik.
Mereka hanya menekankan pengusiran setan, penyembuhan penyakit,
dan bahasa Roh. Mengapa? Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan!
51
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
Apakah selama 18 abad tidak ada orang yang dewasa imannya dalam
gereja?
Kesimpulan:
Semua dasar yang dipakai untuk mengatakan bahwa orang kristen harus
berbahasa Roh, ternyata tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu saya
menyimpulkan bahwa orang kristen tidak harus berbahasa Roh! Ini sesuai
dengan:
Pertanyaan dalam 1Kor 12:29-30 ini jelas harus dijawab dengan ‘tidak’!
Karena itu, kalau saudara tidak bisa berbahasa Roh, jangan menjadikan hal itu
suatu alasan untuk meragukan iman saudara, ataupun untuk meragukan sudah
tidaknya saudara dibaptis dengan Roh Kudus! Yang penting adalah bahwa
saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan; sedangkan
berbahasa Roh atau tidak, itu tidak penting!
-o0o-
52
KHARISMATIK 7
Karena dikatakan bahwa orang kristen harus bisa berbahasa Roh, maka
orang kristen yang tidak bisa berbahasa Roh, dan yang tidak punya pe-
ngertian Firman Tuhan yang terlalu baik, lalu menjadi ragu-ragu terhadap
iman mereka sendiri. Mereka lalu bertanya-tanya: ‘Benarkah saya sudah
percaya kepada Yesus? Apakah saya sudah mempunyai Roh Kudus? Kalau
ya, mengapa saya tidak bisa berbahasa Roh? Apa yang salah dengan iman /
kekristenan saya?’.
53
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Tanggapan saya:
54
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
a) Peter Masters dan John C. Whitcomb dalam buku ‘The Charismatic
Phenomenon’ berkata bahwa:
Catatan:
Ini seperti perintah untuk bersaksi sampai ke ujung bumi dalam Kis
1:8. Ini bukan perintah untuk setiap individu Kristen, seakan-akan
setiap orang Kristen harus keliling dunia untuk memberitakan Injil!
Ini adalah perintah yang diberikan kepada Gereja yang Kudus dan
Am secara kolektif. Jadi bisa saja ada orang kristen yang ter-
panggil untuk memberitakan Injil kepada bangsanya sendiri /
kotanya sendiri, tetapi ada juga yang terpanggil untuk menjadi
missionaris untuk pergi memberitakan Injil ke pelosok-pelosok
dunia.
b) John Calvin (ingat bahwa ia hidup pada abad 16, jauh sebelum ada
gerakan Kharismatik) mengatakan bahwa:
ZELOUTE artinya adalah ‘seek after’ (= carilah), tetapi juga bisa
diterjemahkan ‘value highly’ (= hargailah / nilailah tinggi).
Orang-orang Korintus menginginkan karunia-karunia untuk ‘show’
(= dipamerkan) seperti karunia bahasa Roh. Melalui ayat ini Paulus
ingin membetulkan keinginan mereka. Paulus ingin mereka lebih
menghargai karunia bernubuat, bukan karunia bahasa Roh.
Calvin juga beranggapan bahwa ayat ini ditujukan untuk gereja,
bukan untuk pribadi.
Kesimpulan:
1Kor 12:31 menunjukkan bahwa Paulus menginginkan supaya gereja
lebih menghargai karunia-karunia yang terutama yaitu ‘karunia bernu-
55
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
buat’ (bdk. 1Kor 14:1,12,39). Ayat ini jelas tidak menyuruh orang kristen
mencari / mengusahakan suatu karunia tertentu!
Dari dua ajaran tersebut diatas, lalu timbullah teori-teori untuk belajar
bahasa Roh!
Teori 1:
Contoh:
57
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
time telling himself that he is receiving the Spirit now” (= Tolonglah calon
itu untuk melihat bahwa Karunia itu telah diberikan dan apa yang harus
ia lakukan hanyalah menerimanya. Bimbinglah ia untuk menyadari
bahwa setiap orang yang telah diselamatkan melalui baptisan telah siap
untuk menerima Baptisan Roh Kudus. Katakanlah kepadanya bahwa
pada waktu tangan diletakkan di atasnya ia akan menerima Roh Kudus:
suruhlah calon itu untuk menggerakkan pita suaranya, tetapi ia juga
harus bekerja sama dengan pengalaman itu: suruhlah ia untuk mem-
buang semua rasa takut bahwa pengalaman itu bisa palsu: suruhlah ia
membuka mulutnya lebar-lebar dan bernafas sedalam mungkin dan
pada saat yang sama memberitahu dirinya sendiri bahwa sekarang ia
sedang menerima Roh) - dikutip oleh Victor Budgen dalam bukunya
yang berjudul ‘The Charismatics and the Word of God’, p 65.
2. Anglican Charismatic:
“Open your mouth and show that you believe the Lord has baptized you in
the Spirit by beginning to speak. Don’t speak English, or any other
language you know, for God can’t guide you to speak in tongues if you are
speaking in a language known to you” (= Bukalah mulutmu dan
tunjukkanlah bahwa kamu percaya bahwa Tuhan telah membaptis kamu
dalam Roh dengan mulai berbicara. Jangan berbicara dalam bahasa
Inggris, atau bahasa apapun yang kamu kenal, karena Allah tidak dapat
membimbing kamu untuk berbicara dalam bahasa Roh jika kamu
sedang berbicara dalam bahasa yang kamu kenal) - dikutip oleh Victor
Budgen dalam bukunya yang berjudul ‘The Charismatics and the Word
of God’, p 65.
3. Dalam buku yang berjudul ‘Prison to Praise’, yang ditulis oleh Merlin R.
Carothers, pp 33-34, ada cerita sebagai berikut (langsung saya
berikan terjemahan bebas):
Ada orang yang ditumpangi tangan dan didoakan untuk bisa menerima
baptisan Roh Kudus. Tetapi tidak terjadi apa-apa, dan orang itu tidak
merasa apa-apa.
Lalu si penumpang tangan mulai berdoa dengan bahasa roh, tetapi
orang itu tetap tidak melihat, mendengar atau merasa apa-apa.
Lalu si penumpang tangan bertanya: ‘Apakah dalam hatimu ada kata-
kata yang tidak kaumengerti?’.
Orang itu menjawab: ‘Ya’.
58
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Penumpang tangan bertanya lagi: ‘Kalau kata-kata itu kauucapkan,
apakah kamu merasa dirimu tolol?’.
Orang itu menjawab: ‘Ya’.
‘Maukah kamu menjadi tolol atau dianggap tolol demi Kristus?’.
Lalu orang itu mengucapkan kata-kata itu dan ia berbahasa roh.
Teori 2:
Teori ini lebih ‘sederhana’ dari teori 1 di atas. Caranya hanyalah dengan
mengucapkan kata-kata yang sama secara cepat dan terus-menerus
dalam waktu yang cukup lama (15 - 30 menit atau bahkan lebih).
Contoh kata-kata yang bisa digunakan:
La-la-la-la-la...
Glory-glory-glory-glory...
Haleluya-haleluya-haleluya...
Praise Him-praise Him-praise Him...
Tanggapan saya:
2) Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang berbahasa Roh karena
kehendak / usahanya sendiri! Di antara orang-orang yang berbahasa
Roh dalam Kis 2:1-13, Kis 10:44-48 maupun Kis 19:1-7, tidak ada
satupun yang mengusahakan bahasa Roh itu dengan cara seperti teori
1 maupun teori 2.
Juga, sebetulnya bahasa Roh hampir sama dengan nubuat;
perbedaannya hanyalah nubuat dilakukan dalam bahasa biasa,
sedangkan bahasa Roh dalam bahasa asing yang tidak pernah
dipelajari. Sedangkan tentang nubuat, dikatakan dalam 2Pet 1:21 -
“sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi
oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”.
Saya yakin bahwa prinsip tentang nubuat ini berlaku juga untuk
bahasa Roh. Jadi, bahasa Rohpun tidak mungkin dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi harus oleh dorongan Roh Kudus.
Bahasa roh yang dipelajari / diusahakan baik dengan mengunakan
teori 1 atau teori 2 itu, jelas adalah bahasa roh ciptaan manusia karena
diusahakan oleh manusia dan dilakukan karena kehendak manusia!
Bahkan mungkin juga bahwa bahasa roh itu memang datang bukan
dari manusia itu sendiri tetapi dari roh jahat!
59
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Terhadap serangan seperti ini, orang Kharismatik mengatakan bahwa
kalau mereka memulai dengan bunyi-bunyi seperti itu, itu tidak berarti
bahasa Roh itu adalah ciptaan manusia. Mereka mengeluarkan bunyi-
bunyi itu sebagai tindakan iman, dan Roh Kudus akan menghargai tin-
dakan iman itu dengan memberikan bahasa Roh yang sebenarnya.
Tetapi perlu diingat bahwa dalam seluruh Kitab Suci tidak ada dasar
secuilpun untuk mendukung ajaran seperti ini! Coba cari sendiri, dalam
Kitab Suci bagian mana ada orang belajar bahasa Roh dengan cara
seperti ini (berbicara sebagai tindakan iman)? Bagaimana mungkin itu
disebut sebagai tindakan iman, padahal tidak ada dasar Kitab Suci /
Firman Tuhannya? Bukankah sesuatu hanya bisa disebut sebagai
‘tindakan iman’ kalau itu dilakukan berdasarkan Firman Tuhan?
4) Mereka mengatakan ‘jangan pikirkan apa yang kau katakan’. Ini lagi-
lagi merupakan suatu contoh yang menunjukkan bahwa ajaran Kharis-
matik sering membuang pikiran! Tetapi Kitab Suci / Firman Tuhan tidak
pernah mengajar kita untuk membuang ratio / pikiran. Memang Firman
Tuhan berkata bahwa kita tidak boleh bersandar pada ratio / pikiran
(Amsal 3:5), tetapi Firman Tuhan tidak pernah mengajar kita untuk
tidak menggunakan pikiran! Pikiran yang dipenuhi Firman Tu-han dan
dipimpin oleh Roh Kudus adalah sesuatu yang mutlak perlu supaya
kita bisa membedakan antara yang benar dan yang palsu!
Pada akhir jaman ini dimana sesuai dengan nubuat Tuhan Yesus ada
banyak nabi palsu, ajaran palsu / sesat, mujijat palsu, dsb (Mat 24:23-
24), maka jelaslah bahwa kita harus berhati-hati terhadap semua
kepalsuan, khususnya yang bersifat rohani (hamba Tuhan, gereja,
ajaran, mujijat, bahasa Roh, nubuat, penglihatan, dsb).
60
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
ia belajar. Tetapi orang yang mempunyai karunia itu tetap harus
belajar untuk mengasah karunia itu sehingga makin baik.
Tetapi juga ada karunia-karunia yang bersifat mujijat seperti bahasa
roh, bernubuat, menyembuhkan orang sakit, dsb. Yang ini tidak pernah
bisa dipelajari / diusahakan / diasah / ditingkatkan dsb.
a) Karena dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang menerima Roh
Kudus dengan mulut terbuka dan sebagainya!
61
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
a) Malaikatpun tidak mungkin hanya menggunakan 1 atau 2 bunyi
untuk memaksudkan banyak hal.
9) Hal lain yang perlu disoroti dan dianggap aneh adalah fakta bahwa
para pembicara bahasa roh itu pada umumnya menggunakan bunyi-
bunyi / suara-suara yang sama.
“It is striking that many of the different tongue speakers use the same terms
and sounds. They all generally speak the same way” (= Adalah sesuatu
yang menyolok bahwa banyak dari orang-orang yang berbahasa Roh itu
menggunakan istilah-istilah dan bunyi-bunyi yang sama. Pada umumnya
mereka semua berbicara dengan cara yang sama) - John F. MacArthur,
Jr. dalam bukunya ‘The Charismatics’, p 176.
Ini menunjukkan bahwa bahasa Roh mereka adalah hasil dari ‘kursus
bahasa Roh’.
Ini adalah cara yang sama dengan cara yang banyak dipakai oleh
orang-orang Kharismatik untuk mengajarkan bahasa Roh. Sesuatu
yang sangat menarik adalah bahwa John F. MacArthur, Jr. mengata-
kan bahwa kata-kata ini diucapkan oleh Joseph Smith yang adalah
pendiri gereja Mormon! Bagaimana mungkin ajaran Kharismatik jaman
ini bisa sama dengan ajaran dari pendiri gereja Mormon, yang jelas-
jelas adalah gereja yang sesat?
62
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
tism’, yang secara klinis digambarkan sebagai suatu pemutusan radikal di
dalam dirinya dari hal-hal di sekelilingnya. Motor automatism itu meng-
hasilkan pemutusan dari hampir semua otot-otot dari kontrol otak.
Ia juga berkata bahwa orang-orang yang menerima bahasa roh jenis ini
serupa dengan orang-orang yang menonton musik Rock. Dalam kegembi-
raan dan emosi yang meluap-luap, ditengah-tengah musik / lagu yang
keras, mereka menyerahkan kontrol dari pita suara dan sebagian besar
otot-otot mereka. Mereka jatuh ke tanah, meloncat-loncat, dsb.
Karena itu tidak heran bahwa dalam persekutuan / kebaktian Kharismatik,
musik selalu begitu keras dan emosi selalu diusahakan untuk dibang-
kitkan! Dalam gereja-gereja Protestan, dimana hal-hal ini tidak ada, juga
tidak ada bahasa roh.
1) Perlu kita sadari bahwa setan selalu berusaha memalsu hal-hal yang
dari Tuhan, seperti: Mesias palsu, nabi palsu, rasul palsu, malaikat
palsu, pelayan palsu, Injil palsu, mujijat / tanda palsu, nubuat palsu,
pengusiran setan yang palsu, dsb (Mat 24:4,5,11,23,24 Mat 7:21-23
2Kor 11:13-15 Gal 1:6-7 Kel 7:10-12,20-22 Kel 8:5-7,17-18).
Jelas bahwa dalam hal bahasa Roh, setan juga berusaha memalsu.
Berbeda dengan bahasa roh buatan manusia, atau bahasa roh yang
timbul karena effek psikologis, maka bahasa roh dari setan ini betul-
betul terlihat sebagai mujijat.
Beberapa waktu yang lalu di sebuah surat kabar diberitakan bahwa
pegawai-pegawai suatu pabrik rokok tertentu tahu-tahu berbicara da-
lam bahasa asing yang sama sekali tidak mereka ketahui sebelumnya,
padahal para pegawai itu sama sekali bukan orang kristen. Bisa
dipastikan bahwa ini adalah bahasa roh dari setan.
Adanya bahasa roh dari setan ini juga terbukti dari adanya bahasa roh
dalam banyak agama-agama lain diluar kristen, bahkan dalam aliran-
aliran setan seperti Voodoo dan Spiritist.
63
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
dengan putus asa: ‘Aku telah begitu lama meminta baptisan Roh, dan
Engkau belum mengabulkan permintaanku. Jika Engkau tidak
memberiku baptisan Roh, aku akan berbicara dengan ibumu (Maria)
tentang hal ini’. Pada saat itu juga ia mulai berbicara dalam bahasa roh.
Vim Malgo menambahkan: ‘Di sini lagi-lagi kita tidak bisa berbicara
tentang baptisan Roh, tetapi tentang baptisan roh-roh].
a) Seseorang mengatakan bahwa bahasa roh palsu itu menjadi jalan bagi
setan untuk masuk dan menguasai gereja itu! Memang kalau bahasa
roh itu dari setan, jelas bahwa itu termasuk occultisme, dan itu tentu
bisa menjadi jalan masuk bagi setan untuk menguasai orang-orang
dalam gereja itu!
d) Hal lain yang mungkin adalah: supaya orang itu mempunyai rasa
aman / keyakinan keselamatan yang palsu. Banyak orang kristen KTP
yang mempunyai iman dan pengertian yang kacau tentang Injil dan
keselamatan, tetapi merasa yakin bahwa dirinya betul-betul adalah
orang kristen / anak Allah yang pasti akan masuk surga, hanya karena
mereka sudah berbahasa roh! Pada akhir jaman orang-orang ini akan
mengalami hal yang mirip dengan apa yang Yesus katakan dalam Mat
7:22-23 yang berbunyi sebagai berikut:
“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan
demi namaMu, dan mengadakan banyak mujijat demi namaMu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu,
kamu sekalian pembuat kejahatan!”.
64
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
a) Itu adalah suatu dusta sengaja, karena orang yang sebetulnya tidak
punya bahasa Roh, lalu berbuat seakan-akan punya bahasa Roh.
Dengan ini mereka bersikap munafik dan mendustai orang-orang di
sekelilingnya!
65
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Kalau ia bukan orang Kristen yang sejati, sudah pasti bahasa rohnya
palsu, karena bahasa Roh, sama dengan karunia-karunia Roh yang lain,
hanya diberikan kepada orang yang betul-betul percaya kepada Kristus.
2) Apakah orang itu dalam berbahasa Roh menuruti peraturan Tuhan dalam
1Kor 14:26-28 tentang penggunaan bahasa Roh dalam kebaktian? Ada 3
peraturan tentang penggunaan bahasa Roh dalam kebaktian:
a) Maksimum 2-3 orang.
b) Harus satu persatu, tidak boleh berbarengan.
c) Harus ada penafsiran / penterjemahan.
Kalau peraturan ini dilanggar (dan hampir semua orang yang berbahasa
roh pada jaman ini melanggar peraturan ini!), maka mungkin sekali itu
adalah bahasa roh yang palsu!
Tanggapan saya:
b) 1Kor 14:2.
Kata ‘rahasia’ (Inggris: mystery; Yunani: MUSTERION).
Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani MUSTERION itu dipakai di:
Mat 13:11 / Mar 4:11 / Luk 8:10.
Ro 11:25 Ro 16:25.
1Kor 2:7 4:1 13:2 14:2 15:51.
Ef 1:9 3:3,4,9 5:32 6:19.
Kol 1:26-27 2:2 4:3.
2Tes 2:7.
1Tim 3:9,16.
Wah 1:20 10:7 17:5-7.
Bacalah semua ayat-ayat itu dan periksalah apa arti dari kata ‘rahasia’
itu. Dengan 2Tes 2:7 sebagai perkecualian, jelas semua ayat-ayat
yang lain menunjukkan bahwa ‘rahasia’ itu:
Bukanlah sesuatu yang tersembunyi yang tidak diketahui orang.
Adalah kebenaran Allah / Injil yang dulunya tersembunyi, tetapi
yang sekarang sudah dinyatakan oleh Allah.
66
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Jadi, jelaslah bahwa kata ‘rahasia’ dalam 1Kor 14:2 tidak berarti
bahwa itu adalah bahasa malaikat yang tidak dimengerti oleh
seorangpun.
d) Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa bahasa roh itu haruslah
bahasa manusia:
Kesimpulan:
Sekalipun tidak 100 % yakin, tetapi saya mempunyai kecondongan sangat
kuat bahwa bahasa roh haruslah bahasa manusia (bahasa asing). Jadi,
kalau ada orang yang ‘berbahasa roh’ dengan mengeluarkan bunyi yang
sama terus-menerus, yang jelas bukan bahasa manusia, maka saya
mempunyai kecondongan sangat kuat untuk menganggapnya sebagai
bahasa roh yang palsu.
-o0o-
68
KHARISMATIK 8
Dalam ayat ini Paulus secara explicit / jelas berbicara tentang ‘berdoa dengan
bahasa roh’.
Dalam ayat ini dikatakan bahwa kalau dalam pertemuan jemaat kita ingin
berbahasa roh tetapi tidak ada yang dapat menafsirkannya, maka kita harus
berdiam diri, dan hanya berkata-kata kepada diri sendiri dan kepada Allah.
Lagi-lagi, ‘berkata-kata kepada Allah’ adalah sama dengan berdoa. Jadi ayat
ini menunjukkan bahwa kalau tidak ada penterjemah / orang yang mem-
69
VIII. DOA / DIALOG DENGAN BAHASA ROH
punyai karunia menafsirkan bahasa roh, maka bahasa roh itu boleh dipakai
untuk berdoa kepada Allah.
Tanggapan saya:
1) 1Kor 14:2 tidak mendukung doa dengan bahasa Roh, karena ayat ini hanya
merupakan suatu sindiran.
Jadi arti ayat ini adalah: sekalipun / andaikatapun pada waktu berbahasa Roh
seseorang memberitakan kebenaran ilahi / Injil, tetapi karena tidak ada yang
mengerti, maka Allah adalah satu-satunya pendengar!
Sedangkan tentang arti kata ‘rahasia’ telah dibahas dalam pelajaran
Kharismatik 7. Dan kalau kita mengerti arti kata ‘rahasia’ itu maka kita juga
akan mengerti bahwa kata itu tidak bisa diartikan bahwa tidak ada seorang-
pun, termasuk setan, yang mengerti.
Kesimpulan: ayat ini tidak mengajar doa dengan bahasa Roh.
2) Tentang 1Kor 14:14-15 ada beberapa hal yang perlu diketahui / diperhatikan:
d) Hal yang terpenting adalah: ay 14 ini terletak dalam kontex (ay 13-17)
yang menekankan penggunaan akal budi / pikiran. Dan karena itu tidak
mungkin ay 14 itu justru menganjurkan orang untuk berdoa dengan
bahasa Roh, dimana akal / pikiran justru tidak dipakai!
Saya berpendapat bahwa ay 14 ini justru melarang doa dengan bahasa
Roh! Bacalah ay 13-17 sekali lagi!
3) 1Kor 14:28.
Perhatikan bahwa kontex ayat ini (ay 26-28) tidak berbicara tentang ‘doa
dengan bahasa Roh’ tetapi ‘bahasa Roh’ biasa. Jadi jelas bahwa 1Kor 14:28
itu bukannya menyuruh / mengijinkan orang berdoa dengan bahasa Roh.
70
VIII. DOA / DIALOG DENGAN BAHASA ROH
Arti 1Kor 14:28 adalah: bahasa Roh (bukan doa dengan bahasa Roh!) tanpa
penterjemahan, hanya boleh digunakan dalam saat teduh pribadi, dimana
seseorang sedang sendirian dengan Allah.
4) Bahasa Roh berisi berita dari Allah untuk manusia, dan bukannya berita dari
manusia kepada Allah. Dasar Kitab Sucinya:
a) Dalam Kis 2:4,11 dikatakan bahwa pada waktu rasul-rasul berbahasa Roh
pada hari Pentakosta, mereka menceritakan perbuatan-perbuatan besar
yang dilakukan oleh Allah. Jelas bahwa ini mencakup salib dan ke-
bangkitan Yesus, dan semua ini jelas merupakan berita dari Allah untuk
manusia.
b) Dalam 1Kor 14:2 ‘hal-hal yang rahasia’ menunjuk pada kebenaran ilahi /
Injil (tentang arti kata ‘rahasia’ lihat pelajaran Kharismatik 7). Ini lagi-lagi
menunjukkan bahwa bahasa Roh berisikan berita dari Allah untuk ma-
nusia.
c) Dalam 1Kor 14:5 dikatakan bahwa bahasa Roh yang ditafsirkan / diterje-
mahkan menjadi seperti nubuat (membangun jemaat). Jadi jelas bahwa
isinya juga seperti nubuat, yaitu berita dari Allah untuk manusia.
d) Dalam 1Kor 14:6 dikatakan bahwa bahasa Roh seharusnya berisikan ‘pe-
nyataan Allah’ (Inggris: ‘God’s revelation’), ‘pengetahuan’, ‘nubuat’,
‘penga-jaran’. Kalau tidak, itu tidak ada gunanya. Semua hal-hal itu jelas
berisikan berita dari Allah untuk manusia.
e) Ay 13,27,28 menunjukkan bahwa bahasa Roh harus disertai penafsiran /
penterjemahan. Ini jelas menunjukkan bahwa bahasa Roh itu ditujukan
kepada manusia, karena kalau ditujukan kepada Allah, apa gunanya
penterjemahan?
f) Dalam Kis 10:46 istilah ‘memuliakan Allah’ tidak menunjukkan bahwa
mereka memuji Tuhan, tetapi bisa diartikan seperti dalam Kis 2:11, di-
mana mereka menceritakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah. Ini lagi-lagi merupakan berita dari Allah bagi manusia.
Kesimpulan: kalau bahasa Roh harus berisi berita dari Allah untuk manusia,
maka jelas bahwa berdoa dalam bahasa Roh adalah sesuatu yang mustahil,
karena doa berisikan berita dari manusia kepada Allah
Hal ini jelas juga bisa digunakan untuk menentang praktek ‘dialog dalam
bahasa roh’ (antara manusia dengan manusia). Seorang penginjil
menceritakan kepada saya bahwa Rodney Howard Browne (tokoh Toronto
Blessing) berdialog dengan Kenneth Copeland (yang juga tokoh Toronto
Blessing) dalam bahasa roh. Ini lagi-lagi jelas merupakan suatu kegilaan
yang tidak alkitabiah, karena memang tidak ada dasarnya sedikitpun dalam
Alkitab! Karena bahasa Roh menyampaikan berita dari Allah kepada
manusia, maka pada waktu digunakan seseorang untuk menyampaikan
berita dari Allah kepada orang lain, pembicaraannya hanya bisa terjadi dalam
satu arah, seperti dalam Kis 2:1-13, bukan dalam dua arah / dialog! Saya
percaya bahwa 2 orang itu melakukannya sebagai suatu sandiwara supaya
dianggap hebat / rohani!
-o0o-
71
KHARISMATIK 9
I) Pandangan Kharismatik.
1) Hal ini (nggeblak) terjadi pada saat orang itu menerima baptisan /
pengurapan Roh Kudus. Bisa terjadi dalam kelompok ataupun secara
pribadi. Perhatikan kutipan di bawah ini:
“....hal ‘tumbang dalam Roh’, yang terjadi pada saat seseorang itu menerima
baptisan / pengurapan Roh Kudus, baik orang percaya tsb menerimanya
melalui penumpangan tangan dari seorang hamba Tuhan ataupun tidak.
Tumbang dalam Roh yang dalam bahasa Inggrisnya dikatakan ‘slain in the
Spirit’, terjadi bisa dalam suatu kelompok (orang banyak) di dalam
kebaktian persekutuan umum atau pada kebaktian di gereja, juga pada
pelayanan-pelayanan pribadi” (‘Warta Bethany’ edisi no. 30, hal 3, kol 1).
2) Ada orang Kharismatik yang berpendapat bahwa hal ini harus terjadi
setidaknya 2-3 minggu sekali, bahkan ada yang berkata bahwa hal itu
harus terjadi sesering mungkin.
John F. MacArthur Jr. menuliskan pembicaraannya dengan seorang
Kharismatik sebagai berikut:
“I have talked with one charismatic who said: ‘Oh, Yes, it’s vital to be slain in
the Spirit. In fact, you should never go for more than 2 or 3 weeks without
being slain in the Spirit’. Another fellow told me that there are no limits to it. It
becomes a contest to see who can get ‘slain’ the most often” (= Saya telah
berbicara dengan seorang kharismatik yang berkata: ‘O ya, adalah
merupakan sesuatu yang vital / penting untuk tumbang / rebah di dalam
Roh. Bahkan kamu tidak boleh hidup lebih dari 2 atau 3 minggu tanpa
tumbang / rebah di dalam Roh’. Seorang lain berkata kepada saya bahwa
tidak ada batasan terhadap hal itu. Itu menjadi suatu pertandingan untuk
melihat siapa yang bisa tumbang / rebah paling sering) - ‘The Charismatics’,
p 31.
3) Ada orang Kharismatik lain yang berkata bahwa ‘nggeblak itu enak, karena
dari Roh Kudus’.
4) Ada yang mengatakan bahwa hal itu akan didahului dengan tanda-tanda
seperti bibir bergetar, adanya semacam aliran listrik, air mata yang tidak
dapat ditahan, getaran pada badan, sentuhan kuat, sehingga akhirnya
jatuh.
72
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
‘Pada saat seperti itu, bagi seseorang Kuasa Tuhan dirasakan sehingga bibir
yang terus-menerus bergetar dengan tidak dapat ditahan. Bagi orang yang
lain, Kuasa Tuhan dapat dirasakan seolah-olah ada aliran listrik yang
mengalir dari ujung kepala terus bergerak sampai ke ujung kaki.
Pengalaman lain yang dapat terjadi yaitu mengalirnya air mata yang tidak
terbendung, dan terus-menerus membasahi pipi. Ada pula dirasakan sebagai
adanya getaran- getaran pada badan yang terus-menerus. Dan Kuasa Tuhan
dapat juga dirasakan sebagai adanya suatu sentuhan yang kuat, sehingga
kita tidak sanggup bertahan, dan akhirnya jatuh dan terlentang di lantai’
(‘Warta Bethany’ Edisi no. 30, hal 3, kol 3).
1) Daniel 10:7-9.
“Dari ayat ini kita mengetahui bahwa bagaimana Kuasa Roh Kudus dapat
membuat Daniel tak berdaya, tak mempunyai tenaga lagi., sehingga ia
terjatuh, tertelungkup dengan muka ke tanah ..... Disini kita juga ketahui
bahwa oleh karena Kuasa Roh Kudus, seseorang dapat terjatuh bukan ke
arah belakang, tetapi terjatuh ke depan” (‘Warta Bethany’ edisi no. 30, hal
3 kol 1,2).
1) Dalam Kitab Suci memang sering ada orang-orang yang jatuh / rebah /
pingsan, tetapi tidak pernah ada orang yang jatuh / rebah / pingsan
karena menerima Roh Kudus!
Mari kita perhatikan keempat bagian Kitab Suci yang mereka pakai di
atas:
73
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
a) Daniel 10:7-9.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Daniel jatuh bukan karena ia menerima Roh Kudus!
2. Daniel jatuh karena takut melihat penglihatan itu.
Ini adalah sesuatu yang sering terjadi dalam Kitab Suci. Perhatikan
Kel 19:16-25 dan 20:18-21 Hak 6:22-23 Hak 13:20-22 1Raja-raja
19:12,13 Yes 6:1-5 Luk 1:11-13,26-30,65 Luk 2:8-10 Mat 17:6
Mat 28:1-5 Mark 16:4-8 Luk 24:4,5 Wah 22:8. Saya berpendapat
bahwa ini adalah sesuatu yang wajar, karena kalau melihat setan
saja orang bisa begitu takut sampai pingsan, lebih-lebih kalau
seseorang melihat malaikat atau Tuhan sendiri!
Karena Daniel jatuh disebabkan rasa takut, maka jelas bahwa
bukan Tuhan yang menjatuhkan Daniel!
3. Pada waktu Daniel jatuh / pingsan, ia dibangunkan oleh Tuhan
(Daniel 10:10). Lalu Tuhan berkata kepadanya ‘jangan takut’
(Daniel 10:12). Ia lalu ditolong sehingga bisa berbicara (Daniel
10:15-16), dan diberi kekuatan (Daniel 10:16-19).
Sehubungan dengan ini ada 2 hal yang perlu dipertanyakan:
a. Mengapa dalam kalangan Kharismatik hanya ada nggeblaknya,
tetapi tidak ada peristiwa dimana Tuhan membangunkan orang
yang nggeblak, seperti yang dialami oleh Daniel di sini?
b. Kalau dalam kalangan Kharismatik ada orang yang ‘nggeblak’,
pada saat itu orang itu tidak boleh dibangunkan! Mengapa?
c) Wah 1:10-17.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Ay 10 mengatakan bahwa waktu itu rasul Yohanes ‘dikuasai oleh
Roh Kudus’ (ini bukan baptisan Roh, karena Baptisan Roh hanya
terjadi sekali dan itu terjadi dalam Kis 2 pada diri Yohanes).
2. Yang menyebabkan Yohanes jatuh bukanlah penguasaan oleh Roh
Kudus ini! Yang menjatuhkan Yohanes adalah penglihatan yang ia
lihat (baca ay 17!).
74
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
3. Jadi, sama seperti dalam peristiwa Daniel di atas, di sini Yohanes
juga sangat takut, sehingga ‘paralyzed’ / ‘lumpuh’ dan lalu jatuh
(perhatikan kata-kata ‘jangan takut’ pada ay 17b).
4. Sekalipun jatuh, Yohanes tidak pingsan karena dalam ay 17b-dst
Tuhan mengajak dia bicara!
d) Yoh 18:1-6.
Orang-orang ini memang jatuh karena kuasa Tuhan. Tetapi, ini jelas
bukan penerimaan Roh Kudus, karena mereka bukan orang percaya.
Juga tidak dikatakan bahwa mereka pingsan!
Sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat Kitab Suci lain yang serupa:
b. Kis 9:4-9.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Paulus memang rebah, tetapi tidak pingsan!
(2) Ini bukan saat Paulus terima Roh Kudus, karena saat itu ia belum
bertobat!
(3) Ia jatuh karena penglihatan (cahaya) itu, bukan karena Roh Kudus!
c. 1Sam 19:23-24.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
75
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
(2) Untuk mengerti bagian ini, kita perlu memperhatikan seluruh
kontex!
(a) Dalam 1Sam 17 kita melihat bahwa Daud mengalahkan Goliat.
(b) Dalam 1Sam 18:6-7 kita melihat bahwa rakyat menyanjung
Daud lebih dari Saul.
(c) Dalam 1Sam 18:8-11 kita melihat bahwa Saul menjadi iri hati
kepada Daud. Lalu ada roh jahat yang berkuasa atasnya dan ia
berusaha membunuh Daud.
(d) Dalam 1Sam 19:9-10 kita melihat bahwa Saul kembali dikuasai
roh jahat dan ia berusaha membunuh Daud lagi.
(e) Lalu dalam 1Sam 19:18-24 kita melihat bahwa 3 x Saul mengi-
rim orang-orangnya untuk membunuh Daud, tetapi 3 x juga Roh
Kudus datang pada orang-orang itu, sehingga mereka bukan-
nya membunuh Daud, tetapi bernubuat. Akhirnya Saul sendiri
datang untuk membunuh Daud dan untuk ke 4 x nya Roh Ku-
dus datang (sekali ini kepada Saul) dan menyebabkan Saul
tidak bisa membunuh Daud, tetapi juga bernubuat.
Dari semua penjelasan ini jelas bahwa dalam seluruh Kitab Suci tidak
pernah ada orang jatuh / rebah / pingsan karena menerima Roh Kudus /
dipenuhi Roh Kudus! Doktrin Kharismatik tentang ‘rebah / tumbang dalam
Roh’ bukanlah ajaran Alkitab!
2) Doktrin ‘tumbang dalam Roh’ bukan saja tidak ada dalam Kitab Suci,
tetapi juga tidak ada dalam sejarah gereja (baik ajarannya maupun
prakteknya!).
Ajaran maupun praktek dari doktrin ‘tumbang dalam Roh’ baru muncul
mulai sekitar tahun 1960. Kalau ajaran ini memang berasal dari Kitab
Suci, mengapa dibutuhkan waktu lebih dari 19 abad untuk menemukan-
nya?
3) Salah satu dari hal-hal yang merupakan buah dari Roh Kudus adalah
‘penguasaan diri’ (Gal 5:22-23). Karena itu, kalau seseorang menerima
Roh Kudus / dipenuhi Roh Kudus, seharusnya ia makin bisa menguasai
diri! Tetapi orang-orang yang nggeblak itu justru kehilangan kesadaran-
nya, bahkan ada yang lalu mulutnya berbuih / berbusa, kaki, dan
tangannya kejang-kejang seperti orang sakit ayan / epilepsi. Mereka justru
kehilangan penguasaan dirinya dan lebih mirip orang mabuk / gila /
kerasukan setan daripada orang Kristen. Bagaimana mungkin Roh Kudus
masuk dalam diri seseorang dan memenuhinya tetapi justru
menghancurkan penguasaan diri, yang merupakan buah Roh Kudus?
76
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
4) Dalam Kitab Suci Tuhan / Roh Kudus tidak pernah membanting-banting
anak-anakNya. Kalau ada satu oknum yang suka / sering membanting-
banting orang dan membuat mulut orang menjadi berbusa, maka oknum
itu adalah setan! Perhatikan ayat-ayat ini:
Mat 17:15 - “katanya: ‘Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat
menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air”.
Mark 9:25-27 - “Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang
berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kataNya: ‘Hai kau roh
yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan
engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!’ Lalu
keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu
dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga
banyak orang yang berkata: ‘Ia sudah mati.’ Tetapi Yesus memegang
tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri”.
Luk 9:38-43 - “Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: ‘Guru, aku
memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya
anakku. Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan
roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu
terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya.
Dan aku telah meminta kepada murid-muridMu supaya mereka mengusir
roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’ Maka kata Yesus: ‘Hai kamu angkatan
yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di
antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!’ Dan
ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan
menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras
dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya”.
Karena itu, saya lebih percaya bahwa orang-orang yang nggeblak /
pingsan itu, apalagi yang mulutnya berbusa, sedang kerasukan setan dan
bukannya sedang menerima / dipenuhi Roh Kudus!
Perlu saudara ingat bahwa dengan menggunakan hipnotisme, yang jelas
termasuk occultisme / penggunaan kuasa gelap, seseorang bisa mem-
buat orang lain pingsan / rebah! Ada kemungkinan besar bahwa banyak
orang menggunakan hal ini di dalam gereja, supaya dianggap ‘mem-
punyai kuasa Tuhan’, padahal sebetulnya mereka menggunakan kuasa
setan!
Catatan:
Kalau saudara mau melihat penjelasan saya yang lebih terperinci tentang
hal ini, saudara bisa membacanya dalam buku saya yang berjudul
“Toronto Blessing, Alkitabiahkah?”.
5) Orang yang kerasukan setan, kalau setannya diusir dan lalu mening-
galkan orang itu, memang bisa rebah (bdk. Mark 9:25-27). Mungkin ini
terjadi karena tubuh yang tadinya dipakai oleh setan untuk mengamuk,
lalu menjadi kehabisan tenaga pada waktu setan meninggalkannya.
6) Satu hal lagi yang ingin saya tambahkan adalah: dalam Majalah Intisari
bulan September 1992, Dr. Luh Ketut Suryani, kepala bidang Labora-
torium Psikiatri Universitas Udayana Bali mengatakan:
77
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
a) “Ada beberapa cara yang memungkinkan seseorang mencapai trance.
Antara lain lewat meditasi, hipnotisme, obat-obatan, pemusatan pikiran
pada sepenggal pengalaman, yang bisa pula berbarengan dengan situasi
yang monoton, rangsangan berirama, keletihan fisik, ketegangan atau
pengharapan emosional. ... trance terjadi karena adanya kekuatan
hipnotis (oleh diri sendiri atau orang lain), dan dipicu oleh iringan
tetabuhan yang monoton” (hal 106).
b) “Pertunjukan debus yang dipimpin seorang syeh juga disertai alunan
alat musik sederhana untuk mengiringi para pezikir yang selalu me-
nyanyikan lagu puji-pujian kepada Tuhan. Demikian pula pada kuda
lumping yang diiringi seperangkat tetabuhan dan disertai seorang ‘du-
kun’ sebagai penanggung jawab atas keselamatan pemain. Irama musik
pengiring kedua bentuk kesenian ini sama-sama monoton. Jadi apapun
yang monoton yang diarahkan terhadap seseorang pada dasarnya
mampu menjadikan kesurupan” (hal 138).
Catatan:
1. Kata-kata Dr. Luh Ketut Suryani ini bisa menjelaskan mengapa dalam
persekutuan dan kebaktian gereja-gereja Pentakosta dan Kharismatik,
sering terjadi trance, tumbang dalam roh dsb. Itu semua terjadi karena
musik / lagu yang monoton (ingat bahwa lagu yang sama yang
diulang-ulang terus menerus sampai puluhan kali, jelas merupakan
sesuatu yang monoton).
2. Ini juga menjelaskan mengapa orang yang ‘belajar bahasa Roh’
dengan mengucapkan kata yang sama terus menerus, akhirnya meng-
alami trance dan betul-betul berbahasa roh (tentu bukan bahasa Roh
dari Tuhan!). Persoalannya adalah bahwa pengucapan kata yang
sama secara terus menerus juga merupakan sesuatu yang monoton.
78
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
Jadi, baik tarian Bali, maupun Yoga (dan mungkin banyak praktek-praktek
occultisme yang lain), bisa memberikan ketenangan batin / damai. Ini bisa
menjelaskan mengapa orang-orang yang mengalami ‘tumbang dalam
Roh’, Toronto Blessing dsb, berkata bahwa hal itu enak, atau berkata
bahwa mereka merasa sukacita / damai sejahtera, dsb (Catatan: saya
berpendapat ini hanya damai yang semu, bukan damai dan sukacita sejati
yang dari Tuhan. Tuhan tidak pernah memberikan damai dengan
membuat anakNya rebah!).
Kesimpulan:
1) Orang yang kerasukan setan, setelah setan diusir, bisa (tetapi tidak harus)
jatuh / pingsan.
2) Orang yang menerima Roh Kudus tidak mungkin jatuh / rebah / pingsan!
3) ‘Nggeblak’ yang terjadi pada seseorang yang tidak kerasukan setan
(terjadi bukan pada peristiwa pengusiran setan), adalah pekerjaan setan!
Mungkin ini adalah semacam hipnotisme, atau praktek occultisme yang
lain!
Karena itu, kalau hal semacam itu terjadi di sekitar saudara, maka:
3) Hati-hati juga terhadap orang yang nggeblak itu. Kalau orang itu betul-
betul orang Kristen, tidak mungkin setan bisa menjatuhkan dia. Bahwa dia
bisa dijatuhkan oleh kuasa gelap, mungkin sekali menunjukkan bahwa ia
bukan orang Kristen sejati.
-o0o-
79
KHARISMATIK 10
Banyak orang Kharismatik yang beranggapan bahwa orang Kristen tidak boleh
sakit atau bahwa orang Kristen harus sembuh dari semua penyakit!
Sanggahan:
Dalam Kitab Suci, baik Yesus maupun rasul-rasul tidak selalu menyem-
buhkan semua orang sakit. Ada orang-orang yang tidak disembuhkan.
dalam Yoh 5:1-18 ada banyak orang sakit, tetapi hanya satu yang disem-
buhkan oleh Yesus, yaitu orang yang lumpuh selama 38 tahun.
dalam 1Tim 5:23 dan 2Tim 4:20, Timotius dan Trofimus sakit, tetapi Pau-
lus tidak menyembuhkan mereka.
dalam 2Kor 12:7-10, Paulus sendiri mengalami ‘duri dalam daging’. Seka-
lipun tidak jelas dengan apa yang dimaksud dengan ‘duri dalam daging’
itu, tetapi rasa-rasanya tidak bisa tidak istilah ini menunjuk pada suatu
penyakit jasmani yang menyakitkan. Untuk ini Paulus berdoa sebanyak
tiga kali, tetapi Tuhan tidak menyembuhkan dia!
dalam Luk 5:15-16 banyak orang datang kepada Yesus untuk disembuh-
kan, tetapi Yesus tidak menyembuhkan mereka, sebaliknya Yesus me-
ninggalkan mereka.
dalam Luk 4:27 Yesus berkata bahwa pada jaman nabi Elisa ada banyak
orang sakit kusta di Israel, tetapi mereka tidak ditahirkan seperti Naaman.
2) Penyakit itu dari setan, dan orang Kristen harus menang atas setan.
Sanggahan:
c) Tidak semua penyakit datang dari setan. Misalnya: Kej 48:1. Juga kalau
dalam Mat 4:24 terlihat bahwa ‘orang yang menderita pelbagai penyakit’
dibedakan dari ‘orang yang kerasukan’. Demikian juga dalam Mat 10:1,8.
80
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
d) Menang atas setan tidak harus diwujudkan melalui kesembuhan. Kalau
seseorang tetap sakit, tetapi dalam sakitnya ia tetap setia kepada Tuhan
dan hidup bagi Tuhan, apakah ia tidak menang atas setan?
3) Penyakit itu disebabkan oleh dosa. Karena itu kalau seseorang bertobat ia
pasti sembuh dari penyakit!
Sanggahan:
a) Penyakit pertama masuk ke dalam dunia memang karena dosa Adam dan
Hawa.
b) Memang ada orang-orang yang sakit sebagai akibat langsung dari dosa
mereka (bdk. Maz 107:17-18 2Raja 5:27).
c) Tetapi tidak semua orang sakit sebagai akibat langsung dari dosanya (Kej
48:1 Ayub 1-2 2Kor 12:7-10 Fil 2:25-27 1Raja 14;1,12,13 Yoh 9:1-3).
d) Orang percaya baru bisa bebas dari penyakit sebagai akibat dosa, pada
saat ia masuk ke surga.
4) Yesus sudah mati menebus tubuh dan jiwa / roh kita. Karena itu kalau
seseorang percaya Yesus / menjadi orang kristen, maka bukan saja dosanya
diampuni, tetapi ia juga harus sembuh dari semua penyakit jasmani.
Sanggahan:
5) Allah itu Mahakuasa dan karena itu Ia pasti bisa menyembuhkan anakNya
yang sakit!
81
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
Sanggahan:
Ia lalu mengutip 3Yoh 2 dan Mat 8:7 untuk mendukung pandangannya ini.
Sanggahan:
b) 3Yoh 2 adalah suatu salam yang jelas tidak bisa diartikan bahwa Allah
tidak menghendaki seorangpun sakit!
82
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
(Yes 55:8-9). Allah bisa memberi berkat / hal yang baik melalui hal-hal
yang bagi kita kelihatannya tidak baik, seperti penyakit dan penderitaan
(2Kor 12:7-10 2Kor 1:8- 9 Fil 1:12 bdk. Ro 8:28).
Illustrasi:
Kalau saudara membawa anak saudara ke dokter, dan anak itu harus
disuntik, maka saudara merelakan anak itu menderita sakit, karena semua
itu adalah untuk kebaikannya sendiri. Lalu mengapa Tuhan tidak boleh
membiarkan kita sakit / menderita, kalau semua itu adalah untuk kebaikan
kita?
Sanggahan:
a) Janji itu hanya berlaku untuk bangsa Israel pada saat itu. Itupun dengan
syarat, mereka taat total (Kel 15:26).
Sanggahan:
b) Orang kristen yang sakit tidak memalukan Tuhan. Ini terlihat dari Paulus
yang pada waktu mengalami duri dalam daging bukan saja tidak
memalukan Tuhan, tetapi akhirnya justru membawa kemuliaan bagi
Tuhan (2Kor 12:7-10).
Memang kalau ada orang yang sehat dan kaya bisa percaya kepada
Tuhan, hidup sesuai kehendak Tuhan, setia kepada Tuhan dsb, maka ini
tentu memuliakan Tuhan. Tetapi kalau ada orang yang sakit, miskin, dan
menderita terus menerus, dan dalam kondisi seperti itu ia bisa tetap
percaya kepada Tuhan, hidup sesuai kehendak Tuhan, dan setia kepada
Tuhan, maka tentu peristiwa ini akan lebih memuliakan Tuhan!
83
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
c) Yang memalukan Tuhan ialah kalau kita sebagai anak-anakNya berbuat
dosa. Ini terlihat dari:
Mat 5:16 mengatakan bahwa perbuatan baik kita memuliakan Bapa di
sorga. Secara implicit ini menunjukkan bahwa dosa kita memalukan
Allah.
Dalam Wah 3:18, kata-kata ‘ketelanjanganmu yang memalukan’ jelas
menunjuk pada dosa-dosa mereka yang memalukan Allah.
Karena itu Paulus / Kitab Suci memberi peraturan bahwa orang Kristen
yang berdosa (dosa sengaja terhadap mana ia tidak mau bertobat) harus
dikucilkan (1Kor 5:1-13).
d) Baca juga 1Kor 1:25-29 - “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar
hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari
pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu,
ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang
bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang
terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia,
dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak
terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak
berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan
ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah”.
Text Kitab Suci ini tidak mengatakan bahwa Allah malu karena orang-
orang yang lemah, bodoh, tidak terpandang, dsb! Ia bahkan memilih
mereka untuk mempermalukan orang berhikmat, kuat, dsb. Kalau Allah
tidak malu karena orang kristen yang bodoh, lemah, tak terpandang, dsb,
mungkinkah Ia malu karena orang kristen yang sakit?
9) Yesus sering berkata ‘imanmu telah menyembuhkan engkau’ (Mat 8:13 Mat
9:22,29). Jadi, ‘tidak sembuh’ menunjukkan ‘tidak beriman’.
Sanggahan:
84
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
Jadi, orang tidak berimanpun bisa sembuh kalau Tuhan mau! Yang
menentukan bukan iman kita, tetapi kehendak Tuhan!
d) Banyak orang beranggapan bahwa kalau ada orang sakit, lalu orang itu
berdoa dalam nama Yesus dengan iman, maka ia pasti disembuhkan. Ini
didasarkan pada ayat-ayat seperti Mark 11:22-24 Mat 7:7-10 Yoh 14:13-
14 Yoh 15:7b dsb. Tetapi perlu diingat bahwa pada waktu menafsirkan
ayat-ayat seperti Mark 11:22-24 Mat 7:7-10 Yoh 14:13-14 Yoh 15:7b
dsb, kita juga harus memperhatikan ayat-ayat seperti 1Yoh 5:14 Mat 7:11
Yoh 15:7a, yang menjadi syarat pengabulan doa, yaitu:
permintaan kita sesuai dengan kehendak / rencana Tuhan (1Yoh
5:14). Ingat juga bahwa beriman pada sesuatu yang bukan kehendak
Tuhan, tidak bisa dikatakan beriman!
yang kita minta itu merupakan sesuatu yang baik dalam pandangan
Tuhan (Mat 7:11).
kita tinggal dalam Yesus, dan firman Tuhan tinggal dalam kita (Yoh
15:7a). Dengan kata lain, kita dekat dengan Tuhan dan tunduk pada
firman Tuhan.
e) Kalau seseorang berdoa untuk kesembuhan orang sakit, dan orang sakit
itu tidak sembuh, bisa saja yang tidak / kurang beriman bukanlah si sakit
tetapi si penyembuh. Ini terjadi dalam Mat 17:14-20. Pada waktu itu ada
seseorang yang anaknya sakit ayan (ini terjadi karena kerasukan setan -
bdk. Mark 9:17-18). Ia membawa anak itu kepada murid-murid Yesus,
tetapi ternyata murid-murid itu tidak bisa menyembuhkan anak itu /
mengusir setannya. Setelah anak itu dibawa kepada Yesus, maka barulah
setannya bisa diusir dan anak itu disembuhkan. Waktu murid-murid
bertanya mengapa mereka tidak bisa mengusir setan itu, Yesus berkata:
‘Karena kamu kurang percaya’ (Mat 17:20).
Tetapi ingat bahwa cerita ini tidak boleh diartikan seakan-akan setiap kali
seseorang gagal menyembuhkan orang sakit, itu menunjukkan bahwa ia
tidak / kurang beriman. Bisa saja orang sakit itu tidak sembuh, bukan
karena orang yang mendoakannya kurang beriman, tetapi karena Tuhan
memang tidak menghendaki kesembuhan itu.
Sanggahan:
Perintah ini hanya diberikan untuk rasul-rasul pada saat itu! Ini terlihat dari:
85
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
b) Mereka disuruh ‘membangkitkan orang mati’ (Mat 10:8). Ini jelas bukan
perintah untuk kita!
c) Pada saat itu mereka tidak boleh membawa bekal (Mat 10:9-10). Ban-
dingkan ini dengan Luk 22:35-36 dimana mereka boleh membawa bekal.
Sanggahan:
Sanggahan:
b) Kalau Yes 53 itu memang tentang penyakit rohani (dosa), lalu mengapa
Matius mengutip Yes 53:4 dan menerapkannya pada kesembuhan jas-
mani dalam Mat 8:17?
Jawabnya: karena Yesus sering melakukan sesuatu yang bersifat jasmani
untuk mengajar suatu kebenaran rohani. Ini bukan suatu pengallegorian!
Contoh:
Ia mencelikkan mata orang buta dalam Yoh 9. Ini mengilustrasikan
diriNya sebagai Terang dunia (Yoh 9:5).
Ia membangkitkan orang mati / Lazarus (Yoh 11). Lalu Ia mengajar
bahwa Ia adalah Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25-26).
Ia melipat gandakan roti (Yoh 6), lalu Ia mengajar bahwa Ia adalah
Roti Hidup (Yoh 6:35).
Kesimpulan:
Orang-orang kebiri ini tentu tidak bisa mempunyai anak. Pada saat
mereka bertobat, dan taat kepada Tuhan, mereka diberi janji berkat, tetapi
bukan dalam arti akan mempunyai anak! Jadi, mereka tidak disembuhkan
dari keadaan tidak bisa mempunyai anak itu!
87
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
Jelas sekali bahwa banyak orang Kristen yang sakit! Bahkan para
penyembuhnya sering memakai kaca mata. Apakah itu bukan pe-
nyakit? Apa bedanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri / kuman
dan penyakit yang disebabkan oleh usia tua? Bukankah semua itu
sama-sama masuk ke dalam dunia karena dosa Adam?
Para penyembuh itu sendiri juga pergi ke dokter / dokter gigi, sekali-
pun banyak yang pergi secara diam-diam! Bukankah ini adalah ke-
palsuan dan kemunafikan yang terkutuk?
Tetapi perlu saya tekankan di sini, supaya orang-orang kristen tidak jatuh
pada extrim sebaliknya, yang juga salah dan merugikan, yaitu ‘terlalu cepat
menyerah dalam mengharapkan kesembuhan / berdoa untuk suatu
kesembuhan’.
-o0o-
88
KHARISMATIK 11
MACAM-MACAM KESEMBUHAN
I) Kesembuhan biasa.
Kalau dikatakan bahwa ini adalah kesembuhan biasa, itu tidak berarti bahwa
itu tidak datang dari Tuhan! Kesembuhan ini tetap datang dari Tuhan, tetapi
89
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
Tuhan menggunakan hal-hal tertentu untuk menyembuhkan. Jadi, Tuhan
menyembuhkan secara tidak langsung.
Setiap kali kita sakit, selain kita harus berdoa, kita juga harus menggunakan
hal-hal tersebut di atas untuk mendapatkan kesembuhan biasa ini!
90
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
morning send it back to me in the green envelope. Do not keep this
prayer cloth; return it to me. I’ll take it, pray over it all night. Miracle
power will flow like a river. God has something better for you, a special
miracle to meet your needs” (= Ambillah kain doa mujijat yang spesial
ini dan letakkanlah di bawah bantalmu dan tidurlah di atasnya
malam ini. Atau engkau dapat meletakkannya pada tubuhmu atau
pada orang yang engkau cintai. Gunakanlah untuk mengurangi rasa
sakit dimanapun engkau merasa sakit. Hal pertama yang harus
engkau lakukan pada esok pagi adalah mengi-rimkannya kembali
kepada saya di dalam amplop hijau. Janganlah menahan /
menyimpan kain doa ini; kembalikanlah kepada saya. Saya akan
mengambilnya, mendoakannya sepanjang malam. Kuasa mujijat
akan mengalir seperti sungai. Allah mempunyai sesuatu yang lebih
baik untuk engkau, suatu mujijat spesial yang sesuai untuk
kebutuhanmu) - ‘The Charismatics’, p 130.
Tanggapan saya:
91
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
a) Tidak ada satupun ayat Kitab Suci yang mengatakan bahwa karu-
nia kesembuhan sudah tidak ada lagi.
Tanggapan saya:
92
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
Ini hanya cara yang umum. Ini tidak berarti bahwa tidak ada cara yang
khusus, dan ini tidak berarti bahwa karunia kesembuhan sudah tidak
ada lagi.
Tanggapan saya:
Kesimpulan:
93
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
2) Kesembuhan itu harus bersifat total (penyakitnya sembuh total).
Dalam Kitab Suci semua kesembuhan ilahi terjadi seperti itu. Tidak ada
orang lumpuh, yang setelah mengalami kesembuhan ilahi, lalu bisa
berjalan tetapi pincang! Tidak ada orang buta, yang setelah mengalami
kesembuhan ilahi, lalu bisa melihat tetapi harus menggunakan kaca mata
minus 15! Tidak ada orang tuli, yang setelah mengalami kesembuhan
ilahi, lalu bisa mendengar tetapi harus menggunakan hearing aids (= alat
bantu untuk mendengar)!
Tetapi lihatlah ‘kesembuhan-kesembuhan ilahi’ jaman sekarang ini! Bukan
main banyaknya orang yang sembuh setengah-setengah tetapi mengaku
telah mengalami kesembuhan ilahi! Ini jelas bukan kesembuhan ilahi!
Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang setelah mengalami
kesembuhan ilahi, lalu kambuh lagi penyakitnya! Bahkan 9 orang kusta
yang tidak tahu terima kasih dalam Luk 17:11-19 juga tidak kambuh
penyakitnya.
Tetapi jaman sekarang, sering sekali ada orang yang katanya mengalami
kesembuhan ilahi, tetapi lalu kambuh kembali penyakitnya. Ini omong
kosong! Ini pasti bukan kesembuhan ilahi, tetapi kesembuhan psikologis!
Dalam suatu kesembuhan ilahi, tidak harus terjadi pertobatan dari orang yang
disembuhkan itu. Itu memang bisa terjadi, tetapi tidak selalu terjadi.
94
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
Misalnya dalam Luk 17:11-19, kesembilan orang kusta yang tidak tahu
berterima kasih itu jelas sekali tidak bertobat! Tetapi mereka toh mengalami
kesembuhan ilahi!
1) Dasar Kitab Suci akan adanya kesembuhan dari setan: Mat 7:22-23 Mat
24:24 2Tes 2:9-12 Wah 13:13-14 Wah 16:13-14.
Semua ayat-ayat ini menyebabkan kita harus berhati-hati pada saat suatu
‘kesembuhan’ / ‘mujijat’ terjadi. Karena Kitab Suci sudah menubuatkan
bahwa pada akhir jaman ini akan ada banyak kesembuhan / mujijat yang
palsu yang berasal dari setan.
2) Karena setan adalah seorang yang hebat sekali dalam menipu / memalsu,
maka bisa saja keempat ciri kesembuhan ilahi di atas terpenuhi semua,
tetapi itu toh merupakan kesembuhan dari setan!
3) Harus diakui bahwa memang sangat sukar untuk bisa membedakan an-
tara kesembuhan ilahi dengan kesembuhan dari setan. Tetapi kadang-
kadang bisa terlihat bahwa kesembuhan itu dari setan kalau:
-o0o-
95
KHARISMATIK 12
MUJIJAT
Pandangan Kharismatik tentang mujijat dan tanggapan / jawabannya:
Tanggapan saya:
1) Dalam Kitab Suci sekalipun mujijat tidak dilakukan / dialami oleh tiap
orang percaya pada setiap saat!
Mari kita melihat mujijat-mujijat dalam setiap jaman dalam Kitab Suci:
Mulai Adam dan Hawa sampai Nuh, hanya tercatat 1 mujijat, yaitu
pengangkatan Henokh (Kej 5:24).
Mulai Nuh sampai Abraham, juga tercatat hanya 1 mujijat, yaitu
peristiwa menara Babil (Kej 11:1-9).
Mulai Abraham sampai Yusuf, ada beberapa mujijat, tetapi bisa
dikatakan bahwa pada masa ini tetap jarang sekali terjadi mujijat.
Selama bangsa Israel di Mesir (lebih kurang 400 tahun), boleh dikata-
kan tidak ada mujijat.
Jaman Musa dan Yosua, banyak sekali mujijat.
Jaman Hakim-hakim, kadang-kadang saja ada mujijat.
Jaman Saul, Daud dan Salomo, jarang sekali ada mujijat.
Jaman raja-raja (setelah Israel pecah menjadi dua), jarang sekali ada
mujijat.
Jaman Elia, Elisa, dan nabi-nabi, banyak sekali mujijat.
Jaman Ezra dan Nehemia (setelah kembali dari pembuangan Babil-
onia), tidak ada mujijat.
selama 400 tahun antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tidak
ada mujijat.
Pada masa Yohanes Pembaptis dikatakan bahwa ia tidak melakukan
satu tandapun (Yoh 10:41).
Pada masa tiga setengah tahun pelayanan Yesus, ada banyak sekali
mujijat.
Pada jaman rasul-rasul, juga ada banyak sekali mujijat.
96
XII. MUJIJAT
Dasar Kitab Suci: Kel 19:9 Kis 14:3 2Kor 12:12 Ibr 2:3,4.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang tertentu bisa melakukan
mujijat untuk membuktikan bahwa mereka adalah nabi / rasul dan untuk
membuktikan / mengesahkan bahwa ajaran mereka betul-betul datang
dari Allah.
2) Sekarang Kitab Suci sudah lengkap. Tidak ada wahyu yang baru lagi!
Memang banyak orang Kharismatik yang percaya bahwa sekarangpun
masih ada wahyu Allah. Perhatikan kutipan di bawah ini:
“Kunci penulisan buku ini ialah hikmat dan wahyu yang bergantung pada
kenyataan keberadaan Yesus yang tidak pernah berubah baik kemarin, hari
ini dan untuk selama-lamanya (Ibr 13:8 ...”.
“Demikian pula halnya pengalaman para nabi dan rasul dalam penerimaan
hikmat dan wahyu seperti yang kami alami”.
“Pelayanan kami mengalami perkembangan melalui kuasa pernyataan
FirmanNya yang Mujizat dan yang nyata melalui peranan theologia
sempurna: hikmat dan wahyu”.
“Oleh kemurahan Tuhan, melalui getaran hikmat dan wahyu ini, Tuhan
mulai memakai kami, masing-masing David berusia 6 1/2 tahun dan Ribka 5
tahun, dalam penglihatan dan pendengaran rohani. Hal ini terus
berlangsung hingga kini sesudah kami dipakai Tuhan untuk berkhotbah
(David 8 tahun dan Ribka 6 1/2 tahun)”.
“Sewaktu penulis menulis buku ini akal pikirannya dipengaruhi / dikuasai
oleh Roh Kudus”.
“Wahyu adalah perkataan Kristus yang diterima secara langsung oleh roh
manusia / penulis yang selanjutnya dicetuskan dalam penulisan buku ini
melalui penglihatan dan pendengaran rohani. Di dalam buku ini kita dapat
menemukan kata ‘Aku’ maksudnya adalah Tuhan yang berbicara kepada
penulis / berdialog dalam alam roh” - (David dan Ribka Moningka,
‘Pernyataan Firman yang Mujizat’, hal III,IV,VI).
Tetapi kalau memang jaman sekarang ini masih ada wahyu Tuhan, itu
berarti bahwa wahyu yang baru itu harus dijadikan Kitab Suci jilid II! Ini
berarti menambahi Kitab Suci / Firman Tuhan! Bandingkan ini dengan
ayat-ayat seperti Ul 4:2 Ul 12:32 Amsal 30:6 Mat 5:19 Wah 22:18-19
yang jelas mengajarkan bahwa kita tidak boleh menambahi ataupun
mengurangi Kitab Suci / Firman Tuhan.
Karena jaman sekarang tidak ada wahyu lagi, dan karena fungsi utama
dari mujijat adalah membuktikan / mengesahkan wahyu Tuhan, maka
jelas bahwa pada jaman sekarang mujijat harus berkurang frekwensinya.
Tetapi ingat, jangan sampai kita terjerumus ke dalam pandangan golong-
an Liberal yang sama sekali tidak percaya mujijat. Itu jelas adalah pan-
dangan yang tidak alkitabiah. Mujijat tetap ada, tetapi tidak bisa diharap-
97
XII. MUJIJAT
kan terjadi sesering seperti dalam Kitab Suci. Ingat bahwa sekalipun
tujuan utama dari mujijat adalah mengesahkan wahyu Tuhan, tetapi tetap
ada tujuan yang lain.
John Stott:
“What then, should be our response to miraculous claims today? It should be
neither a stubborn incredulity (‘but miracles don’t happen today’) nor an
uncritical gullibility (‘of course! miracles are happening all the time’), but
rather a spirit of open-minded enquiry: ‘I don’t expect miracles as a common-
place today, because the special revelation they were given to authenticate is
complete; but of course God is sovereign and God is free, and there may well be
particular situation in which he pleases to perform them’” [= Lalu apa
tanggapan kita yang seharusnya terhadap claim mujijat jaman ini? Bukan
suatu ketidakpercayaan yang bandel (‘tetapi mujijat tidak terjadi pada
jaman ini’), juga bukan sikap mudah tertipu yang tidak kritis (‘tentu saja!
mujijat terus terjadi setiap waktu’), tetapi suatu roh penyelidikan dengan
pikiran terbuka: ‘Aku tidak mengharapkan mujijat sebagai kejadian sehari-
hari, karena wahyu khusus, terhadap mana mereka diberikan untuk menge-
sahkan, telah lengkap; tetapi tentu saja Allah itu berdaulat dan Allah itu be-
bas, dan mungkin saja ada suatu situasi tertentu dimana Ia berkenan untuk
melakukan mujijat] - John R. W. Stott, ‘Baptism and Fullness’, p 98-99.
Misalnya semua orang bisa berjalan di atas air, bukankah hal itu menjadi
hal biasa / lumrah, dan bukan lagi merupakan mujijat? Dan sebaliknya
bukankah orang yang tenggelam justru menjadi sesuatu yang luar biasa /
mujijat?
Jadi, menghendaki mujijat terjadi terus menerus adalah suatu omong
kosong yang tolol. Bahkan pada jaman Yesus dan rasul-rasulpun mujijat
tidak terjadi secara terus menerus! Bdk. Mat 26:53-54 Kis 4:1-22 Kis
5:26-42 Kis 7:57-60 Kis 9:23-25 Kis 12:1-2 Kis 14:19-20 Kis 27. Dalam
semua ayat-ayat ini tidak terjadi mujijat padahal bisa dikatakan ‘dibutuh-
98
XII. MUJIJAT
kan mujijat’ karena adanya kematian, atau bahaya / penganiayaan di
depan mata.
Ayat-ayat yang dipakai sebagai dasar pandangan ini ialah: Mark 6:5 Mat
17:19-20 Mark 11:22-24.
Juga perhatikan kutipan di bawah ini:
“Ada begitu banyak umatKu yang menutup mata dari setiap ren-canaKu.
Mereka bertanya-tanya apakah Aku masih terus bekerja hingga saat ini ...
Mereka pula bertanya-tanya mengapa mereka sama sekali tidak mengalami
bukti pekerjaanKu. Ketahuilah ... bagaimana Aku dapat menyatakan bukti
kuasaKu kepada mereka jika mereka akhirnya tidak dapat menerima dan tidak
dapat mengakui hal itu sebagai pernyataan kuasaKu yang berlaku hingga saat
ini. Aku tidak pernah dan memang tidak akan pernah berubah. Demikian pula
halnya dengan keajaibanKu ...
Mereka tidak akan mengalami mujizat kemenangan yang sempurna dalam
segala perkara karena mereka sendiri yang menutup diri dari hal demikian itu”
- (David dan Ribka Moningka, ‘Pernyataan Firman yang Mujizat’, hal 1).
Tanggapan saya:
2) Sebaliknya, ada banyak orang yang imannya hebat, tetapi tidak meng-
alami mujijat.
Contoh:
Yohanes Pembaptis dalam Yoh 10:41 Mat 14:1-12.
Paulus dalam 2Kor 12:7-10.
99
XII. MUJIJAT
harus memperhatikan ayat seperti 1Yoh 5:14 yang berbunyi: “Dan inilah
keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
Karena Yesus tidak berubah, maka kalau dahulu Yesus melakukan banyak
mujijat, sekarang pasti juga demikian.
Tanggapan saya:
Tuhan Yesus memang tidak berubah, tetapi dalam hal apa? Dalam sifat-
sifatNya! Baik dahulu, sekarang maupun selama-lamanya Ia tetap maha
kuasa, maha suci, maha adil, berdaulat, dsb. Jadi memang sekarangpun Dia
pasti bisa melakukan apa yang dahulu Ia pernah lakukan. Tetapi kalau Yesus
bisa melakukan, itu tidak berarti Ia mau melakukan! Dalam Kitab Suci
ditunjukkan banyak hal yang pernah Ia lakukan tetapi tidak Ia lakukan lagi,
seperti:
peristiwa penciptaan alam semesta beserta isinya (Kej 1-2 Yoh 1:1-3). Ini
pernah Ia lakukan tetapi tidak pernah Ia ulangi.
inkarnasi, kematian dan kebangkitanNya. Inipun Ia lakukan hanya satu
kali saja.
Ia pernah menyuruh Petrus berjalan di atas air, tetapi Ia tidak pernah
mengulang hal itu pada orang lain.
Ia pernah menghancurkan dunia dengan menggunakan air bah pada
jaman Nuh (peristiwa dahsyat ini jelas merupakan mujijat), tetapi Ia bah-
kan berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi (Kej 9:11-17).
Ia pernah memimpin bangsa Israel dengan menggunakan tiang awan dan
tiang api pada waktu mereka ada di padang gurun (Kel 13:21-22), tetapi Ia
tidak pernah mengulangi hal itu.
Kesimpulannya: kalau pada jaman ini Ia melakukan hanya sedikit mujijat, itu
tidak berarti Ia berubah!
Tanggapan saya:
1) Kis 2:17-18:
a) ‘Bernubuat’.
Ada 2 penafsiran tentang kata ‘bernubuat’ ini:
memberitakan Firman Tuhan setelah mendapat wahyu langsung
dari Allah (seperti nabi-nabi Perjanjian Lama).
memberitakan Firman Tuhan setelah mendapat pengertian dari Ki-
tab Suci (seperti pengkhotbah jaman sekarang).
100
XII. MUJIJAT
kata-kata ini diartikan secara hurufiah.
kata-kata ini dianggap sebagai kiasan / simbol yang artinya: Allah
akan menyatakan diri kepada manusia (bdk. Bil 12:6).
Alasan untuk memilih tafsiran ke 2 ini ialah: pada hari Pentakosta
itu, tidak ada penglihatan ataupun mimpi, sehingga kalau diarti-kan
secara hurufiah, berarti nubuat ini tidak tergenapi.
Yang manapun yang benar dari arti-arti ini, jelas bahwa semua ini sudah
digenapi pada abad pertama itu.
2) Kis 2:19-20.
Ada 2 penafsiran juga tentang bagian ini:
Kesimpulannya: Kis 2:17-20 tidak bisa dijadikan dasar untuk berkata bahwa
pada akhir jaman akan ada banyak mujijat. Nubuat nabi Yoel itu sudah
digenapi pada abad pertama, dan kata-kata ‘mujijat’ dan ‘tanda’ pada
Kis 2:19 menunjuk pada ancaman hukuman.
Tanggapan saya:
101
XII. MUJIJAT
dalam Yoh 14:12 ini tidak mungkin sekedar diartikan ‘tindakan
melakukan mujijat’. Penafsiran seperti ini bertentangan dengan fakta
dalam Kitab Suci sendiri!
102
XII. MUJIJAT
Pekerjaan rasul-rasul / orang-orang kristen secara mayoritas terjadi
dalam dunia rohani, dimana pengaruhnya adalah: banyak orang-orang
yang bertobat.
Catatan:
Satu hal yang perlu diperhatikan dari kata-kata Hendriksen ini ialah bahwa
pertobatan merupakan suatu mujijat (dalam dunia rohani)!
Kesimpulannya: sekalipun saat ini kita tidak melakukan mujijat, itu tidak
berarti bahwa Yoh 14:12 tidak tergenapi!
VI) Mujijat harus banyak terjadi supaya orang kafir mau percaya
kepada Yesus.
Peter Masters, pada waktu berbicara tentang Dr. Paul Yonggi Cho dan
ajarannya, mengatakan:
“This is his own explanation of how he arrived at his teaching on incubating
prayer answers and healing diseases. He tells us that he was driven to finding an
explanation of how Buddhist monks in Korea managed to perform better miracles
than those which his own Pentecostalist churches could perform. It worried him
greatly that many Koreans got healing through yoga meditation, and through
attending meetings of the Soka Gakkai, a Japanese Buddhist sect with twenty
millions members. According to Cho many deaf, dumb and blind people had
recovered their faculties through these religious groups. Cho was very jealous of
the success which these other religions had in attracting followers. He wrote:
‘While Christianity has been in Japan for more than a hundred years, with only
half a percent of the population claiming to be Christians, Soka Gakkai has
millions of followers ... Without seeing miracles people cannot be satisfied that God
is powerful. It is you (Christians) who are responsible to supply miracles for these
people’” [= Ini adalah penjelasannya sendiri tentang bagaimana ia sampai pada
ajarannya tentang mengerami jawaban-jawaban doa dan penyembuhan
penyakit. Ia menceritakan kepada kami bahwa ia didorong untuk menemukan
penjelasan bagaimana biarawan-biarawan Buddha di Korea berhasil
mengadakan mujijat-mujijat yang lebih baik dari mujijat-mujijat yang bisa
diadakan oleh gereja-gereja Pentakostanya. Merupakan hal yang sangat
103
XII. MUJIJAT
mencemaskan baginya bahwa banyak orang Korea yang mendapatkan
kesembuhan melalui meditasi yoga, dan melalui kehadiran mereka dalam
pertemuan-pertemuan Soka Gakkai, suatu sekte Buddha bangsa Jepang dengan
20 juta anggota. Menurut Cho banyak orang-orang tuli, bisu dan buta
dipulihkan pancainderanya melalui grup agama ini. Cho sangat cemburu / iri
dengan kesuksesan agama-agama lain ini dalam menarik pengikut. Ia menulis:
‘Sementara kekristenan telah ada di Jepang selama lebih dari 100 tahun,
dengan hanya setengah persen dari jumlah penduduk mengaku sebagai orang
kristen, Soka Gakkai mempunyai jutaan pengikut .... Tanpa melihat mujijat-
mujijat orang tidak bisa percaya bahwa Allah itu berkuasa. Kamulah (orang-
orang kristen) yang bertanggung jawab untuk menyuplai mujijat untuk orang-
orang ini’] - Peter Masters, ‘The Healing Epidemic’, pp 26-27.
Tanggapan saya:
104
XII. MUJIJAT
dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan
tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”.
Apa artinya ‘tanda nabi Yunus’? Ada yang menganggap ay 40 sebagai
penekanan / inti bagian ini dan lalu berkata bahwa tanda itu adalah
kebangkitan Yesus. Tetapi kelihatannya ay 40 ini hanya merupakan
tambahan saja dan bukan merupakan inti / penekanan dari bagian ini.
Alasannya:
Luk 11:29-30 maupun Mat 16:1-4 menyebut tentang Yunus tetapi tidak
menyebut tentang ‘3 hari dan 3 malam’.
Luk 11:27-30 - “Ketika orang banyak mengerumuniNya, berkatalah
Yesus: ‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki
suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain
tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-
orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda
untuk angkatan ini”.
Mat 16:1-4 - “Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki
hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan
suatu tanda dari sorga kepada mereka. Tetapi jawab Yesus: ‘Pada
petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan
pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari
buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda
zaman tidak. Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu
tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda
nabi Yunus.’ Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi”.
Mark 8:11-12 bahkan hanya berkata bahwa mereka tidak akan diberi
tanda. Bagian ini sama sekali tidak menyinggung tentang Yunus!
Mark 8:11-12 - “Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab
dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari padaNya suatu
tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hatiNya dan berkata:
‘Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.’”.
Ini semua menunjukkan bahwa Mat 12:40 bukanlah bagian inti tetapi
hanya merupakan tambahan saja, karena kalau Mat 12:40 merupakan
penekanan / inti, maka tidak mungkin 3 bagian Kitab Suci yang lain
menghapuskan bagian ini.
Kesimpulan: arti bagian ini adalah: mereka tidak akan diberi tanda, tetapi
hanya diberi pemberitaan Firman Tuhan! Yunus sendiri juga tidak
memberi mujijat apa-apa kepada orang Niniwe; ia hanya memberitakan
Firman Tuhan. Mereka harus percaya pada Firman Tuhan tanpa tanda /
mujijat.
105
XII. MUJIJAT
Memang sebetulnya, penekanan mujijat dan kesembuhan dalam kekristenan
merupakan suatu kebodohan. Mengapa? Karena dalam agama-agama lain
dan sekte-sekte sesat, dan bahkan dalam kalangan orang yang mempelajari
magic, tenaga dalam, kebatinan, dsb, hal-hal ini juga banyak. Kalau
kekristenan menekankan hal-hal itu, kekristenan tidak kelihatan istimewa.
Yang istimewa dalam kekristenan dan yang tidak dipunyai agama lain
adalah keselamatan / pengampunan karena penebusan Kristus (Injil), dan
ini yang harus ditekankan!
4) Pertanyaan yang harus diajukan kepada Pdt. Paul Yonggi Cho adalah:
mengapa Abraham, Yesus, dan Paulus tidak menunjukkan kuasa Allah,
dan menyuplai mujijat, dalam text-text ini? Dan kalau Abraham, Yesus
dan Paulus tidak menunjukkan kuasa Allah atau menyuplai mujijat di sini,
mengapa orang kristen / hamba Tuhan jaman sekarang salah, kalau
mereka hanya memberitakan Injil / Firman Tuhan, tanpa menunjukkan
kuasa Allah dalam bentuk mujijat-mujijat?
Penutup:
Orang Kharismatik selalu mencari kuasa / mujijat. Banyak di antara mereka yang
membanggakan diri karena mujijat-mujijat itu, dan mereka yang bisa mengada-
kan mujijat merasa diri mereka ‘sakti’ dan disanjung oleh banyak orang.
Tetapi marilah kita perhatikan beberapa hal di bawah ini:
Orang yang selalu tergila-gila pada mujijat, apalagi yang menerima seadanya
mujijat tanpa mengujinya dahulu, mempunyai potensi yang sangat besar untuk
disesatkan oleh para nabi palsu yang bisa mengadakan mujijat!
106
XII. MUJIJAT
1:18)” [= Orang Kharismatik selalu mencari kuasa; mereka gembira / berbesar
hati oleh kuasa rohani, dan selalu mencari jalan pintas menuju kuasa. Hal yang
sama terjadi pada masa ini. Jawaban Paulus adalah memegahkan diri bukan
karena kuasanya tetapi karena kelemahannya, yang merupakan satu-satunya
jalan melalui mana kuasa Kristus bisa bersinar. Paulus tahu tentang tanda-
tanda / ciri-ciri seorang rasul, dalam tanda-tanda, mujijat-mujijat, dan perbu-
atan-perbuatan ajaib (2Kor 12:12) tetapi ia tahu bahwa kuasa seorang rasul,
atau orang kristen yang manapun juga, datang dari sikap bertahan yang sabar
dalam penderitaan, seperti yang ia miliki dengan duri dalam dagingnya, atau
sikap bertahan yang sabar terhadap caci maki dan kesukaran terhadap mana ia
diserahkan dalam perjalanan misionarisnya (1Kor 4). Orang Kharismatik
mempunyai theologia kebangkitan dan kuasanya; mereka perlu untuk mem-
pelajari lagi rahasia dari salib dan kehinaannya .... yang menghasilkan kuasa
Allah (1Kor 1:18)] - John F. MacArthur, Jr. dalam buku ‘The Charismatics’, p
104. Ia mengutip dari buku karangan Michael Green yang berjudul ‘I believe
in the Holy Spirit’, p 208.
-o0o-
107
KHARISMATIK 13
ROH JAHAT
I) Roh jahat dan benda.
Tanggapan saya:
108
XIII. ROH JAHAT
2) Kitab Suci tidak melarang pembuatan seadanya patung! Yang dilarang
adalah pembuatan patung untuk disembah (Kel 20:4-5). Perlu diketahui
bahwa Kel 20:4 dan Kel 20:5 tidak boleh dipisahkan, seakan-akan Kel
20:4 melarang pembuatan patung dan Kel 20:5 melarang penyembahan
patung. Ini penafsiran yang salah! Kel 20:4 dan Kel 20:5 harus digabung-
kan sehingga artinya adalah: dilarang membuat patung untuk disembah.
Bahwa membuat patung (yang tidak untuk disembah) tidak dilarang oleh
Kitab Suci terlihat dari:
a) Tuhan sendiri menyuruh membuat patung ular tembaga (Bil 21:4-9).
Patung ini nantinya memang dihancurkan, tetapi itu terjadi karena
akhirnya patung itu disembah (2Raja-raja 18:4).
b) Tuhan menyuruh membuat patung kerub / malaikat pada tutup tabut
perjanjian (Kel 25:18-20).
Karena itu jelas bahwa kita tidak perlu menghancurkan seadanya patung,
lukisan, souvenir, dsb. Tetapi juga harus diingat bahwa ada daerah-
daerah, seperti pulau Bali, dimana pembuatan patung / souvenir dilakukan
dengan menggunakan kuasa gelap.
Dr. Kurt Koch, dalam bukunya yang berjudul ‘Occult ABC’, berkata:
“Objects carved from new wood and those which were not consecrated to any
deity are not dangerous. Unfortunately, it is the custom in some areas, like the
island of Bali, to consecrate even the newly carved figures of gods to some
demon” (= Benda yang dipahat dari kayu yang baru dan yang tidak pernah
dipersembahkan kepada dewa manapun, tidaklah berbahaya. Sayangnya,
ada daerah-daerah, seperti pulau Bali, yang mempunyai kebiasaan untuk
mempersembahkan bahkan patung-patung dewa yang baru dipahat kepada
setan / roh jahat) - ‘Occult ABC’, p290.
Hal-hal ini tidak mungkin bisa kita hindari, sehingga kalau Tuhan tidak
menjaga kita dan Ia mengijinkan hal-hal itu dipakai oleh setan untuk me-
nyerang / merasuk kita, maka pasti semua orang kristen sudah kerasukan
setan.
Jadi jelaslah bahwa kita tidak boleh terlalu takut, seakan-akan seadanya
barang bisa menyebabkan kita dirasuk setan. Kita mempunyai Tuhan
yang maha kuasa yang melindungi kita! Tanpa ijinNya, setan tidak bisa
mengganggu / merugikan kita sama sekali!
109
XIII. ROH JAHAT
II) Roh jahat dan manusia.
Tanggapan saya:
2) Kitab Suci juga mengatakan bahwa setan juga bisa memberi penyakit
tanpa merasuk, misalnya dalam kasus Ayub (Ayub 2:7-8) dan Paulus
(2Kor 12:7).
3) Tetapi Kitab Suci juga mengatakan bahwa ada penyakit biasa yang
tidak berhubungan dengan setan, misalnya dalam Kej 48:1.
Hal ini juga terlihat dari Mat 4:24 yang membedakan ‘orang yang
menderita penyakit’ dengan ‘orang yang kerasukan setan’.
110
XIII. ROH JAHAT
2Kor 4:13 - ‘roh iman’.
2Tim 1:7 - ‘roh kekuatan, kasih, ketertiban’.
1Pet 3:4 - ‘roh yang lemah lembut dan tenteram’.
Tanggapan saya:
2) Hal-hal yang baik dalam diri kita (kasih, kesabaran, dsb) terjadi karena
pekerjaan Roh Kudus (Gal 5:22-23). Bandingkan juga Kel 28:3 dan Kel
31:3, maka akan terlihat bahwa keahlian itu datang dari Allah.
Kitab Suci tidak pernah mengajar akan adanya roh-roh (selain dari
Roh Kudus) yang membuat kita menjadi baik! Kita memang percaya
akan adanya malaikat, tetapi malaikat tidak menolong kita untuk
menjadi baik. Hanya Roh Kudus yang menolong kita untuk menjadi
baik.
3) Kata ‘roh’ dalam bahasa Ibraninya adalah RUACH dan dalam bahasa
Yunaninya adalah PNEUMA. Kedua kata ini artinya bisa bermacam-
macam:
a) Roh.
Ini bisa menunjuk pada roh manusia, malaikat, setan / roh jahat,
maupun Roh Allah.
111
XIII. ROH JAHAT
kata ‘jiwa’ dalam Bil 14:24 seharusnya adalah ‘roh’ (Ibrani:
RUACH), dan ini menunjuk pada cara berpikir / sikap.
kata ‘hati’ dalam 1Raja-raja 21:5 seharusnya juga adalah ‘roh
(Ibrani: RUACH), dan ini menunjuk pada pikiran / hati.
Yes 57:15 (NIV): ‘but also with him who is contrite and lowly in
spirit to revive the spirit of the lowly’ (= tetapi juga bersama-
sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan
semangat orang-orang yang rendah hati).
Di sini kata ‘spirit’ yang pertama jelas menunjuk pada sikap hati.
Amsal 17:27 - ‘berkepala dingin’ (NIV: is even tempered).
Dalam bahasa Ibraninya sebetulnya ayat ini mengandung kata
RUACH, dan ini tentu juga menunjuk pada sikap hati.
kata ‘hati’ dalam Kej 41:8 [NIV: mind (= pikiran)] dalam bahasa
Ibraninya adalah RUACH dan ini menunjuk pada hati / pikiran.
kata ‘jiwa’ dalam Maz 32:2 dalam bahasa Ibraninya adalah
RUACH dan ini menunjuk pada kecondongan hati / pikiran.
kata ‘roh’ dalam 2Kor 12:18 (Yunani: PNEUMA) menunjuk pada
hati / pikiran / tujuan.
kata ‘roh’ dalam Fil 1:27 (Yunani: PNEUMA) menunjuk pada
hati / pikiran / tujuan.
Kesimpulan:
Setelah melihat banyaknya arti dari kata RUACH / PNEUMA maka
jelas bahwa: kata-kata ‘roh dusta’ belum tentu menunjuk, atau
bahkan tidak menunjuk, pada setan yang mempunyai keahlian
mendorong manusia pada dusta. Orang yang mempunyai roh
dusta adalah orang yang hati / pikirannya condong pada dusta!
Hal yang sama berlaku untuk roh zinah, roh pemecah, dsb.
Problem:
Hakim-hakim 9:23 (NIV/NASB): ‘God sent an evil spirit’ (= Allah
mengirimkan roh jahat).
Kata ‘roh’ di sini berasal dari kata Ibrani RUACH dan bisa diartikan
roh jahat, tetapi bisa juga sekedar diartikan ‘pikiran’.
2Raja-raja 19:7.
Ini juga sama. Kata RUACH bisa diartikan roh jahat atau sekedar
‘pikiran’.
1Raja-raja 22:21-23.
Ada macam-macam penafsiran:
ada yang mengatakan bahwa ini cuma penglihatan / perumpa-
maan.
ada yang mengatakan bahwa ‘roh’ ini adalah malaikat.
ada yang menafsir ‘roh’ itu adalah setan.
112
XIII. ROH JAHAT
Bagaimanapun, ketiga bagian Kitab Suci ini tidak bisa dijadikan dasar
untuk mengatakan bahwa orang kristen bisa mempunyai roh jahat,
karena ketiga orang yang diceritakan di sini bukanlah orang percaya.
Orang kristen bisa dikuasai setan, tetapi tidak bisa dirasuk setan. Dan
menghadapi orang yang dikuasai setan, Kitab Suci tidak pernah
mengajar untuk menengking setan.
5) Orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa tetap mempunyai kuasa
gelap atau dirasuk setan, dan karenanya tidak membutuhkan doa pe-
lepasan / penengkingan.
Dasar pandangan ini:
a) Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang setelah jadi kristen
yang sungguh-sungguh lalu bisa dirasuk setan atau tetap mempu-
nyai roh jahat dalam dirinya, sehingga membutuhkan penengking-
an / doa pelepasan dsb!
Raja Saul dan Yudas Iskariot sering dianggap sebagai orang yang
sudah percaya yang lalu dirasuk setan, tetapi ini jelas salah karena
mereka berdua jelas bukan orang yang sungguh-sungguh percaya!
Juga Mat 16:23 sering ditafsirkan seakan-akan Petrus saat itu
dirasuk setan. Tetapi ini merupakan penafsiran yang salah.
Kata-kata Yesus pada saat itu secara hurufiah berbunyi: ‘Go
behind me satan’ (= pergilah ke belakangKu setan). Pada waktu itu
Petrus sedang menghalangi Yesus yang mau pergi ke Yerusalem
dan karena itu Yesus menegur Petrus dengan keras (bukan
menegur / menengking setan; hanya saja Petrus disebut ‘setan’)
dan menyuruhnya pergi ke belakangNya (mengikut Dia, bukan
memimpin Dia).
c) Sebagai orang percaya, kita adalah Bait Roh Kudus (1Kor 6:19),
bukan bait setan (Catatan: kata ‘bait’ artinya ‘rumah’). Jadi tidak
113
XIII. ROH JAHAT
mungkin setan tetap menghuni diri kita bersama-sama dengan Roh
Kudus.
6) Ajaran tentang adanya roh zinah, roh dusta dsb ini mengkambing-
hitamkan setan / mengoper kesalahan kepada setan, seakan-akan
yang salah bukanlah orang yang berzinah, tetapi roh zinahnya.
Pengoperan kesalahan seperti ini sama seperti yang dilakukan oleh
Hawa dalam Kej 3:13. Tetapi sebagaimana saat itu Allah tetap meng-
hukum Hawa, demikian juga kita tidak akan terlepas dari hukuman
dengan jalan mengkambing-hitamkan setan! Sekalipun kita berbuat
dosa / jatuh ke dalam dosa karena bujukan setan, tetapi kitalah yang
berbuat dosa dan kitalah yang bertanggung jawab! Jadi jangan meng-
operkan kesalahan saudara kepada setan!
114
XIII. ROH JAHAT
sama sekali tidak tertarik kepada perempuan lain dan hanya
mencintai dan tertarik kepada istrinya sendiri.
Menurut saya ini adalah sekedar suatu bualan / omong kosong dari
orang yang ingin meninggikan / menyombongkan kesucian dirinya
sendiri dengan menggunakan cerita dusta! Mengapa saya
berpendapat demikian? Alasannya adalah:
seperti sudah saya katakan di atas, pengudusan adalah suatu
proses, sehingga tidak bisa terjadi secara mendadak!
dalam Gal 5:22-23 dikatakan bahwa hal yang ke sembilan dari
buah Roh Kudus adalah ‘penguasaan diri’. Kalau orangnya
sudah tidak tertarik kepada perempuan lain, dan hanya men-
cintai dan tertarik kepada istrinya sendiri, maka jelas bahwa
penguasaan diri tidak dibutuhkan!
Mat 26:41 Ro 7:15-19 Gal 5:17 jelas menunjukkan bahwa
daya tarik dosa terus ada dalam diri kita.
Karena itu dalam diri orang kristen seharusnya tetap ada keinginan
berbuat dosa, tetapi karena pertolongan Roh Kudus, ia bisa me-
nguasai dirinya sehingga tidak melakukan dosa itu.
-o0o-
115
KHARISMATIK 14
RHEMA / LOGOS
DAN
PENUMPANGAN TANGAN
I) Rhema vs Logos.
Baik RHEMA maupun LOGOS adalah kata-kata dalam bahasa Yunani yang
dalam Kitab Suci biasanya diterjemahkan secara sama yaitu ‘firman / kata /
perkataan’ (Inggris: word).
Dan dalam buku yang sama hal 70 John F. MacArthur, Jr. berkata bahwa
Charles Farah juga berkata bahwa:
“The LOGOS becomes RHEMA when it speaks to you” (= LOGOS
menjadi RHEMA kalau itu berbicara kepadamu).
“The LOGOS is legal while the RHEMA is experiential” [= LOGOS itu
bersifat hukum (?) sedangkan RHEMA adalah sesuatu yang dialami].
“The LOGOS does not always become the RHEMA, God’s word to you’”(=
LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA, firman Allah bagimu).
Tanggapan saya:
1) Mark 14:72 dan Mat 26:75 mempunyai ayat paralel yang lain yaitu Luk
22:61. Tetapi anehnya, kalau Mark 14:72 dan Mat 26:75 menggunakan
116
XIV. RHEMA / LOGOS & PENUMPANGAN TANGAN
kata Yunani RHEMA, maka Luk 22:61 ternyata menggunakan kata Yunani
LOGOS!
Demikian juga, kalau Luk 24:8 dan Kis 11:16 menggunakan kata RHEMA,
maka Kis 20:35 menggunakan kata LOGOS, padahal ketiga ayat ini
sama-sama berbicara tentang seseorang yang teringat akan kata-kata
Yesus!
Dari contoh-contoh ini terlihat bahwa LOGOS dan RHEMA digunakan
secara interchangeable (= bisa dibolak-balik) dan tidak ada batasan yang
terlalu jelas antara RHEMA dan LOGOS!
Karena itu membedakan RHEMA dan LOGOS seperti yang dilakukan oleh
orang-orang Kharismatik, adalah sesuatu yang tidak berdasar!
3) Ajaran yang berkata “The LOGOS does not always become the RHEMA,
God’s word to you” (= LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA, firman Allah
bagimu), jelas sekali berbau ajaran sesat Neo Orthodox, karena ajaran
Neo Orthodox juga berkata bahwa kata-kata dalam Kitab Suci hanya
menjadi firman Allah kalau berbicara kepada kita.
Ini jelas merupakan ajaran salah / sesat, karena kita harus percaya bahwa
seluruh Kitab Suci adalah firman Allah secara obyektif! Jadi, apakah kita
membaca / mendengarnya atau tidak, mengerti atau tidak, merasa Tuhan
berbicara kepada kita atau tidak, mentaati atau tidak, Kitab Suci itu tetap
adalah firman Allah!
Kalau Kitab Suci hanya menjadi firman Allah kalau berbicara kepada kita,
maka orang-orang yang tidak mau bertobat karena tidak merasa Allah
berbicara kepada mereka tidak bersalah karena mereka memang belum
pernah mendapatkan firman Allah yang menegur / memperingati mereka.
117
XIV. RHEMA / LOGOS & PENUMPANGAN TANGAN
2) Manusia.
a) Pada pentahbisan (Bil 8:10 Bil 27:18-23 Ul 34:9 Kis 6:6 Kis 13:3).
b) Pada pemberkatan (Kej 48:14 Mat 19:15).
c) Pada penyembuhan (Mark 6:5 Mark 7:32 Luk 4:40 Luk 13:13 Kis
28:8).
d) Pada waktu memberikan Roh Kudus / karunia-karunia Roh Kudus (Kis
8:17 Kis 19:6 1Tim 4:14 2Tim 1:6).
e) Dalam penjatuhan hukuman mati (Im 24:14).
Tetapi, sepanjang yang saya ketahui, dalam seluruh Kitab Suci tidak ada
penumpangan tangan terhadap benda.
Jadi, praktek-praktek orang Kharismatik di mana mereka menumpang-
tangani seadanya benda, seperti dompet, mobil, rumah, dsb, adalah tindakan
yang tidak punya dasar kitab Suci!
-o0o-
118
APENDIX 1
THEOLOGIA KEMAKMURAN
Sekarang banyak gereja / pendeta / orang kristen yang percaya / mengajarkan
Theologia Kemakmuran, dimana mereka percaya / mengajarkan bahwa orang
kristen yang sungguh-sungguh beriman dan mengikut Tuhan, pasti akan kaya
atau harus kaya.
Banyak orang kristen yang hanya bisa merasakan bahwa ajaran semacam itu
adalah ajaran yang salah / sesat, tetapi pada waktu para penganut / pengajar
Theologia Kemakmuran itu memberikan argumentasi-argumentasi mereka, baik
berdasarkan Kitab Suci maupun berdasarkan ‘fakta’, maka banyak sekali orang
kristen yang tidak bisa menjawab argumentasi-argumentasi itu.
3) Mempelajari ajaran Kitab Suci yang benar tentang kekayaan dan sikap yang
benar terhadap kekayaan.
119
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
kalau kita tidak kaya, itu berarti kita tidak / kurang beriman, dan / atau
kita tidak / kurang taat kepada Tuhan.
Kalau kita bisa menunjukkan ayat-ayat KItab Suci yang menentang ajaran
Theologia Kemakmuran, maka para penganut Theologia Kemakmuran ini
sering menggunakan argumentasi yang berdasarkan ‘fakta’, dimana me-
reka lalu berkata bahwa ‘fakta’ menunjukkan bahwa:
120
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
II) Tanggapan / jawaban saya.
1) Kalau kita mau menafsirkan Kitab Suci dengan benar, maka kita harus
menafsirkan suatu bagian Kitab Suci dengan memperhatikan semua
bagian-bagian lain dalam Kitab Suci yang berhubungan dengan ba-
gian yang akan kita tafsirkan itu. Dan kita harus menafsirkan bagian itu
sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan bagian-bagian
lain dari Kitab Suci.
Mengapa harus demikian? Karena Allah itu bukan pendusta, dan
karena itu kata-kataNya tidak mungkin bisa bertentangan satu sama
lain! Kitab Suci adalah firman / kata-kata Allah, sehingga tidak mungkin
bertentangan satu sama lain.
Tetapi, para penganut Theologia Kemakmuran ini hanya melihat /
menyoroti bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci yang mendukung
pandangan mereka, dan mereka mengabaikan bagian-bagian lain dari
Kitab Suci yang jelas-jelas menentang penafsiran mereka.
Catatan:
Ingatlah bahwa cara penafsiran seperti ini adalah sumber timbulnya
semua ajaran sesat, dan juga bahwa cara penafsiran seperti ini
merupakan cara dari hampir semua nabi palsu dalam mempertahan-
kan ajaran sesat mereka!
Contoh:
b) Allah memang adalah Bapa kita, tetapi Ia adalah Bapa kita secara
rohani (Yoh 1:12-13)! Dan Ia adalah Bapa yang bijaksana (Ro
11:33)! Kitab Suci bahkan berkata bahwa Ia menghajar kita pada
saat diperlukan (Ibr 12:5-11), dan ini menunjukkan bahwa Ia
bukanlah seorang Bapa yang memanjakan anak-anakNya!
Kalau seorang bapa duniawi / jasmani yang bijaksana saja pasti
tidak akan memanjakan anaknya dengan memberikan uang sebe-
121
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
rapa dia kehendaki, maka jelas bahwa Allah, sebagai Bapa rohani
kita yang bijaksana, juga tidak akan melakukan hal itu!
Lagi-lagi ini merupakan bagian yang sengaja diabaikan oleh para
penganut Theologia Kemakmuran!
c) Dalam Kitab Suci memang ada banyak orang beriman yang kaya,
tetapi juga ada banyak yang tidak kaya, bahkan yang miskin.
Misalnya: Yesus sendiri (Luk 9:58), rasul-rasul (Kis 3:6), jemaat
kristen abad pertama (Kis 2:45b Kis 4:35b Kis 6:1 Roma 15:26
2Kor 8:2 Wah 2:9).
Memang ada orang Kharismatik yang berkata sebaliknya:
Frederick K. C. Price berkata bahwa Yesus itu kaya pada waktu
hidup di dunia. Buktinya Ia sampai membutuhkan bendahara
(Yoh 12:6) - ‘Christianity in Crisis’, p 25, 382.
John Avanzini berkata bahwa Paulus juga kaya. Buktinya
seorang pejabat pemerintah sampai menginginkan suap dari dia
(Kis 24:26) - ‘Christianity in Crisis’, p 25, 382.
Tetapi penafsiran-penafsiran tolol semacam ini jelas tidak perlu
dipedulikan! Ayat-ayat di atas jelas menunjukkan bahwa Yesus,
rasul-rasul, dan banyak jemaat kristen abad pertama adalah orang-
orang yang miskin!
122
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
mana dengan rasul-rasul dan jemaat gereja abad pertama yang
miskin?
123
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
Pernahkah para penganut Theologia Kemakmuran itu menyoroti
dan merenungkan ayat-ayat ini? Atau apakah mereka sengaja
mengabaikan ayat-ayat itu karena tidak sesuai dengan ajaran sesat
mereka?
Semua ayat-ayat ini menunjukkan bahwa hidup kristen bukanlah
hidup yang enak terus! Sebaliknya, hidup kristen adalah hidup
yang penuh dengan penderitaan, kesukaran dan tantangan!
Karena itu ada satu orang yang pernah berkata:
“Allah punya satu anak yang tidak pernah berbuat dosa (yaitu
Yesus), tetapi Ia tidak punya anak yang tidak pernah menderita!”
Kalau kita melihat hidup Yesus sendiri, maka kita melihat bahwa
hidupNya ‘turun’ dahulu (menjadi manusia, menderita dan mati,
dikuburkan), dan setelah itu baru ‘naik’ (bangkit dari antara orang
mati, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, dan akan da-
tang keduakalinya sebagai Hakim).
Karena itu, kalau kita adalah pengikut Kristus, hidup kita juga akan
‘turun’ dulu (mengalami banyak penderitaan, kesukaran dan tan-
tangan di dunia ini), dan setelah itu baru ‘naik’ (mengalami ke-
muliaan di surga). Bdk. Ro 8:18 2Kor 4:17.
Tetapi, para penganut Theologia Kemakmuran itu mem-by-pass
jalan yang menurun itu. Mereka mengajarkan bahwa hidup kristen
itu enak dan kaya di dunia, dan juga mulia di surga. Hidup mereka
adalah hidup tanpa salib! Tetapi bahwa ini bukanlah hidup
Kristen, terlihat dengan jelas dari deretan ayat-ayat di atas!
Kalau memang hidup kristen itu penuh dengan penderitaan dan
kesukaran, maka itu berarti bahwa orang kristen bisa saja menjadi
miskin, justru karena ia menjadi kristen dan karena ia hidup sesuai
dengan firman Tuhan!
124
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
apa yang betul-betul terjadi pada saat itu, tetapi tidak dimaksudkan
untuk dijadikan rumus / norma / pedoman dalam kehidupan kita.
Contoh:
Dalam Mat 14:22-33, diceritakan tentang Yesus dan Petrus yang
berjalan di atas air. Ini adalah penggambaran dari sesuatu yang
betul-betul terjadi, tetapi cerita ini tentu tidak berarti bahwa setiap
orang yang beriman pasti bisa berjalan di atas air!
Dalam Yoh 11 kita melihat Yesus membangkitkan Lazarus. Ini
memang betul-betul terjadi, tetapi tentu tidak berarti bahwa setiap
orang kristen yang mati akan dibangkitkan kembali setelah 4 hari!
Dalam Kis 5:17-25 dan Kis 12:1-19, rasul-rasul dimasukkan ke
penjara, tetapi lalu dibebaskan oleh Tuhan secara mujijat. Ini tentu
tidak boleh diartikan bahwa semua orang kristen yang dimasukkan
ke penjara demi Tuhan, juga akan dibebaskan secara mujijat!
Kenyataannya, banyak orang beriman dimasukkan ke penjara demi
Tuhan dan akhirnya mati di bunuh / mati syahid, termasuk Yohanes
Pembaptis (Mat 14:1-12), dan rasul Yakobus (Kis 12:1-2), dan
rasul-rasul yang lain.
Tetapi dalam Kitab Suci juga ada bagian-bagian yang bersifat Didactic
(= bersifat mengajar). Ini adalah bagian-bagian yang betul-betul
dimaksudkan untuk mengajar, dan harus dijadikan norma / hukum
dalam kehidupan kita.
Contoh:
Yoh 3:16 mengajarkan bahwa setiap orang yang percaya kepada
Yesus tidak akan binasa, tetapi akan mendapat hidup yang kekal.
Ini adalah hukum / norma yang berlaku untuk setiap orang!
Fil 4:4 dan 1Tes 5:16-18 mengajarkan bahwa orang kristen harus
selalu bersukacita, berdoa dan bersyukur kepada Tuhan.
Catatan:
126
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
Perlu saudara ketahui bahwa ini adalah ajaran dari John Calvin,
yang hidup pada abad ke 16, jauh sebelum ajaran Theologia
Kemakmuran muncul.
127
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
c) 2Kor 8:9 juga harus kita teliti kontexnya, supaya kita bisa mengerti
apakah ayat itu memaksudkan kaya secara jasmani atau secara
rohani. Bacalah mulai 2Kor 8:1-9! Maka dalam ay 7 saudara akan
melihat bahwa Paulus berkata bahwa sekarang mereka kaya
dalam segala sesuatu. Tetapi apa yang ia maksudkan dengan
‘segala sesuatu’ itu? Baca terus ay 7! Paulus berkata “dalam
iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan
untuk membantu, dan dalam kasihmu kepada kami”.
Ini semua jelas menunjuk pada hal rohani, bukan jasmani! Karena
itu jelaslah bahwa ‘kaya’ dalam 2Kor 8:9 tidak menunjuk pada
kekayaan jasmani, tetapi pada kekayaan rohani!
128
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
(2Tim 4:3-4). Jadi, kalau banyak orang senang mendengar ajaran
Theologia Kemakmuran, itu hanyalah penggenapan dari nubuat ini!
b) Kalau memang benar bahwa mereka yang sekarang kaya itu dulu-
nya miskin, maka perlu dipertanyakan lagi:
III) KESIMPULAN:
2) Kalau ajarannya adalah ajaran yang sesat / tidak alkitabiah, maka jelaslah
bahwa para pengajar Theologia Kemakmuran itu adalah nabi-nabi palsu!
129
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
Karena itu para pengajar Theologia Kemakmuran itu sebaiknya memper-
hatikan peringatan Tuhan Yesus dalam Mat 18:7 yang berbunyi:
“Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus
ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya!”.
3) Kitab Suci memang tidak pernah melarang orang kristen untuk kaya
(Catatan: saya tidak menganut Theologia Kemelaratan!). Tetapi Kitab Suci
tidak mengharuskan orang kristen menjadi kaya!
4) Sekalipun kekayaan itu sendiri bukanlah dosa, tetapi kekayaan itu bisa
membahayakan kita, kalau kita tidak bersikap benar terhadap kekayaan.
Karena itu, janganlah menginginkan kekayaan duniawi (Amsal 23:4 Mat
6:19 1Tim 6:9-10); sebaliknya carilah harta yang kekal di surga (Mat
6:20), supaya saudara jangan menjadi seperti orang kaya yang bodoh
(Luk 12:16-21).
Karena itu, kalau saudara berdoa dalam persoalan uang, tirulah doa
dalam Amsal 30:8-9, yang berbunyi:
“Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkan-lah aku
menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang,
aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku
miskin, aku mencuri, dan mencemar-kan nama Allahku”.
-o0o-
130
APENDIX 2
EXPOSISI IKORINTUS 14
Baik golongan Kharismatik, maupun golongan anti Kharismatik sering menggu-
nakan ayat-ayat dari 1Kor 14 untuk mendukung pandangannya masing-masing.
Tetapi sering sekali terjadi bahwa dalam penggunaan ayat-ayat dalam 1Kor 14
ini, kontexnya tidak dipedulikan. Dengan kata lain, banyak orang menggunakan
ayat-ayat dalam 1Kor 14 terlepas dari kontexnya. Ini tentu saja merupakan
penggunaan / cara penafsiran yang keliru! Ayat Kitab Suci tidak pernah boleh
ditafsirkan terlepas dari kontexnya! Karena itu perlu sekali kita mempelajari
exposisi dari seluruh 1Kor 14 supaya kita bisa menafsirkan setiap ayat sesuai
dengan kontexnya! Untuk itu, sebelum saudara membaca exposisi ayat per ayat
di bawah ini, bacalah seluruh 1Kor 14 sedikitnya satu atau dua kali.
Ay 1-5:
b) Kasih memang adalah buah Roh Kudus (Gal 5:22), tetapi itu tidak berarti
bahwa dengan berdiam diri / bersikap pasif kita bisa menjadi orang yang
penuh kasih. Karena itu Paulus berkata ‘kejarlah kasih itu’!
Penerapan:
Boleh jadi saudara mengejar Firman Tuhan, tetapi apakah saudara
mengejar kasih?
c) Ada beberapa hal yang harus saudara lakukan kalau saudara mau
menjadi orang yang penuh kasih:
mendekatlah dan banyaklah bersekutu dengan Tuhan. Ini akan me-
nyebabkan saudara ‘ketularan’ kasih Tuhan. Alegori pokok anggur
dengan rantingnya dalam Yoh 15:1-8 menunjukkan bahwa kalau kita
mempunyai persekutuan yang baik dengan Yesus, barulah kita bisa
berbuah banyak! Karena itu banyaklah bersekutu dengan Tuhan!
buanglah segala dosa, baik besar maupun kecil, karena dosa me-
misahkan / menjauhkan saudara dari Tuhan, dan membuat kasih
saudara kepada Tuhan menjadi hambar! Terhadap jemaat Efesus
131
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
yang kehilangan kasih yang semula, Tuhan memerintahkan supaya
mereka bertobat (Wah 2:5).
janganlah mengasihi uang / dunia, karena itu akan menyebabkan
saudara tidak mungkin mengasihi Tuhan (Mat 6:24 Yak 4:4 1Yoh
2:15).
seringlah merenungkan cinta Tuhan bagi saudara, khususnya yang Ia
tunjukkan dengan mati di atas kayu salib bagi saudara! Saudara tidak
akan bisa mengasihi Tuhan kalau saudara tidak lebih dahulu me-
nyadari bahwa Tuhan betul-betul mengasihi saudara.
Penerapan:
Kalau suatu gereja mencari seorang hamba Tuhan, maka yang ter-
penting adalah bahwa hamba Tuhan itu mempunyai karunia membe-
ritakan Firman Tuhan (berkhotbah / mengajar)! Demikian juga guru
sekolah minggu haruslah orang yang betul-betul bisa mengajar!
3) Ay 2:
133
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Mungkin terjemahan KJV inilah yang mengilhami pemikiran / kepercayaan
adanya bahasa Roh yang bukan merupakan bahasa manusia. Tetapi
sebenarnya kata ‘unknown’ (= tidak dikenal) ini tidak ada dalam bahasa
Yunaninya. NKJV yang merevisi KJV, dan juga semua versi bahasa
Inggris yang lain, menghapuskan / tidak menggunakan kata ‘unknown’ (=
tidak dikenal) ini.
Arti sebenarnya dari kalimat ini adalah: tidak ada orang yang mengerti
kata-katamu kecuali Allah.
Ada yang menganggap bahwa ini adalah suatu sindiran bagi mereka.
Jadi Paulus menyindir mereka: apakah kamu mau berkhotbah kepada
Allah?
134
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
kata ‘tidak seorangpun’ dalam ay 2c ini jelas bukan menunjuk pada
semua orang di dunia, tetapi pada orang-orang yang hadir dalam
kebaktian.
Ada penafsir yang menganggap bahwa kata ‘Roh’ menunjuk pada ‘roh
manusia’ (Catatan: ingat bahwa dalam bahasa Yunaninya, kata ‘Roh’
ini tidak dimulai dengan huruf besar), tetapi kebanyakan penafsir
menganggap bahwa kata ‘Roh’ ini menunjuk kepada ‘Roh Kudus’.
Bisa juga kata MUSTERION ini diartikan ‘hal yang tidak dimengerti’
(tetapi ini tetap tidak bisa dijadikan dasar untuk melakukan doa dengan
bahasa Roh). Lalu ay 2 digabungkan dengan ay 3, maka kelihatan
dengan jelas bahwa di sini dikontraskan antara bahasa Roh (ay 2) dan
135
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
nubuat (ay 3). Sehingga mungkin saja artinya hanyalah: bahasa Roh
itu tidak dimengerti manusia, dan karena itu sia-sia; sedangkan nubuat
itu dimengerti manusia sehingga bisa membangun, menasehati dan
menghibur.
4) Ay 3:
Ay 3 ini menunjukkan alasan mengapa karunia bernubuat itu adalah karunia
yang terpenting, yaitu karena karunia itu berguna untuk membangun, me-
nasehati, dan menghibur jemaat.
5) Ay 4:
Orang yang berbahasa Roh itu sendiri mengerti apa yang ia katakan,
tetapi orang lain tidak. Karena itu hanya ia sendiri yang dibangun
imannya.
136
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
6) Ay 5:
a) Ay 5a: ‘Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh,
tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat’.
Orang Kharismatik sering memotong bagian ini dan hanya melihat kata-
kata ‘Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh’, dan
lalu menggunakannya sebagai dasar untuk mengharuskan orang kristen
berbahasa Roh.
Keberatan terhadap pandangan ini:
kalau bagian ini diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan keha-
rusan berbahasa roh, maka jelaslah bahwa ay 5a ini (baca seluruh
ay 5a!) juga mengharuskan, atau bahkan lebih mengharuskan, orang
kristen bernubuat! Bdk. Bil 11:29 (baca mulai Bil 11:26).
Tetapi kenyataannya, saya tidak pernah mendengar ada orang
Kharismatik yang mengharuskan orang kristen bernubuat. Ini
menunjukkan penafsiran yang tidak konsekwen!
Keharusan mempunyai suatu karunia tertentu jelas bertentangan
dengan 1Kor 12:7,8-10,28-30, yang jelas menunjukkan bahwa tiap
orang kristen menerima karunia yang berbeda-beda, ada yang
menerima karunia ini dan ada yang menerima karunia itu. Jelas bahwa
tidak ada karunia apapun yang harus dimiliki oleh setiap orang kristen.
b) Ay 5b: ‘Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang
berkata-kata dengan bahasa Roh, kecuali kalau orang itu dapat
menafsirkannya’.
‘Sebab’.
Kata ‘sebab’ pada awal ay 5b ini menunjukkan bahwa ay 5b ini adalah
alasan dari kata-kata Paulus dalam ay 5a. Jadi, Paulus lebih senang
orang bernubuat dari pada berbahasa Roh karena orang yang
bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berbahasa Roh.
‘kecuali orang itu dapat menafsirkannya’.
Kalau orang yang berbahasa Roh itu bisa menafsirkan bahasa Roh-
nya, maka bahasa Roh itu menjadi sesuatu yang bisa dimengerti,
sehingga menjadi sama berharganya dengan nubuat.
Tetapi kalau ada seorang yang berbahasa Roh, lalu ada seorang lain
yang menafsirkannya, kita tetap harus hati-hati, karena bagaimana kita
tahu bahwa itu memang penafsiran yang benar? Bagaimana kalau 2
orang itu ternyata cuma bersandiwara supaya dianggap hebat /
rohani / penuh Roh Kudus dsb? Ingat bahwa pada akhir jaman ada
banyak nabi-nabi palsu yang tidak akan segan-segan menipu jemaat
supaya diikuti banyak orang!
137
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
mempertobatkan orang yang belum percaya.
menumbuhkan iman orang yang sudah percaya.
Penerapan:
Apapun pelayanan saudara saat ini, renungkanlah: apakah pelayanan
itu saudara maksudkan untuk membangun jemaat / gereja? Atau
saudara melayani hanya karena dipaksa oleh orang lain, atau hanya
untuk ramai-ramai saja? Atau saudara punya tujuan yang lebih egois
lagi, yaitu untuk kepentingan diri saudara sendiri?
Penerapan:
Dalam pelayanan, usahakanlah supaya seluruh jemaat bisa
dibangun dalam pengertian Firman Tuhan. Kalau saudara sekedar
mengajak jemaat untuk memasang pohon Natal / menghias gereja,
atau datang dalam pesta-pesta yang diadakan oleh gereja, tetapi
saudara tidak pernah mengajak / mendorong jemaat untuk rajin ke
Kebaktian / Pemahaman Alkitab, maka mungkin sekali saudara
sedang giat menuju ke arah yang salah!
Kalau saudara melayani Tuhan dalam bentuk puji-pujian, guna-
kanlah nyanyian dalam bahasa yang bisa dimengerti jemaat. Kalau
toh harus menyanyikan lagu dalam bahasa asing, jelaskan lebih
dulu arti kata-kata lagu itu. Kalau tidak demikian, pada hakekatnya
saudara tidak berbeda dengan orang yang menggunakan bahasa
Roh tanpa penterjemahan.
Jaman sekarang juga sering ada pengkhotbah yang menggunakan
bahasa asing di mimbar, tanpa menterjemahkannya. Apa tujuan-
nya? Untuk pamer kepandaian? Lagi-lagi hal ini sebetulnya tidak
berbeda dengan orang yang menggunakan bahasa Roh tanpa
penterjemahan.
Ay 6-12:
1) Ay 6:
138
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
berguna bagi manusia dan diberikan oleh Allah kepada manusia,
bukan sebaliknya.
b) Ayat ini juga menunjukkan bahwa bahasa Roh yang tidak bisa dime-
ngerti adalah sia-sia (perhatikan kata-kata ‘apakah gunanya itu bagimu’).
Bahasa Roh seharusnya menyampaikan penyataan Allah / revelation,
pengetahuan (dalam hal rohani / Firman Tuhan), nubuat, pengajaran, dan
jelas bahwa kalau hal-hal itu disampaikan dalam suatu bahasa yang tidak
dimengerti, maka semua itu akan sia-sia belaka.
2) Ay 7-9:
Dengan menggunakan bermacam-macam penggambaran, bagian ini mengu-
atkan ay 6 dalam menunjukkan kesia-siaan bahasa Roh yang tidak dime-
ngerti.
a) Ay 7 menggambarkan bahasa Roh yang tidak dimengerti itu sebagai alat
musik yang tidak bisa mengeluarkan bunyi-bunyi / nada-nada yang
berbeda. Kalau suatu alat musik bisa mengeluarkan bunyi-bunyi / nada-
nada yang berbeda, maka alat musik itu bisa digunakan untuk
mengeluarkan suatu lagu. Tetapi kalau tidak, alat musik itu hanya bisa
mengeluarkan suara yang tidak berguna.
3) Ay 10:
Ayat ini menunjukkan kemustahilan adanya suatu bahasa yang mengguna-
kan bunyi-bunyi yang tidak ada artinya. Semua bahasa di dunia pasti
menggunakan bunyi-bunyi / kata-kata yang ada artinya. Karena itu, bahasa
Rohpun harus demikian!
Kesimpulannya: bahasa Roh itu haruslah betul-betul suatu bahasa, yang
mempunyai grammar (= tatabahasa), dan perbendaharaan kata / kata-kata
yang berbeda-beda.
139
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Ayat ini jelas bertentangan dengan praktek bahasa Roh yang jaman ini
banyak terdapat, dimana orangnya hanya menggunakan satu atau dua kata
yang tidak ada artinya dan yang diulang terus-menerus. Ini jelas bukan
bahasa (karena tidak adanya tatabahasa maupun perbendaharaan kata), dan
juga bukan bahasa Roh!
4) Ay 11-12a:
Ay 11 menunjukkan bahwa pembicara dan pendengar menjadi seperti orang
asing satu terhadap yang lain, kalau mereka tidak saling mengerti.
Kata-kata ‘demikian pula dengan kamu’ (ay 12a) menerapkan hal itu dalam
dunia bahasa Roh. Jadi, pembicara bahasa Roh itu menjadi seperti orang
asing bagi pendengarnya, kalau bahasa Rohnya tidak dimengerti. Ini lagi-lagi
menekankan kesia-siaan bahasa Roh yang tidak bisa dimengerti oleh pen-
dengarnya.
5) Ay 12b,c:
140
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
c) Jadi, kalau ay 12b dan ay 12c dihubungkan, maka artinya adalah: adalah
sesuatu yang bagus kalau kamu bersemangat / berkobar-kobar dalam hal
karunia-karunia rohani, tetapi arahmu harus benar, yaitu untuk pendidik-
an gereja.
Dari sini bisa didapatkan beberapa hal:
bahasa Roh tidak boleh dipakai untuk sombong-sombongan, pamer
dsb! Ini bukan mendidik gereja!
pendidikan gereja adalah sesuatu yang harus diutamakan dalam
gereja.
Penerapan:
gereja yang tidak mempunyai Pemahaman Alkitab, atau yang
mempunyai Pemahaman Alkitab yang ‘hidup segan mati tak mau’,
adalah gereja yang tidak beres!
dalam gereja, acara Pemahaman Alkitab tidak boleh ditabrak oleh
acara-acara lain seperti rapat, bezoek, latihan koor / vocal group
dsb! Mengapa? Supaya jemaat bisa hadir semua dalam acara
Pemahaman Alkitab itu, sehingga gereja betul-betul maju dalam
pendidikan!
semangat yang berkobar-kobar itu hanya baik kalau arahnya benar,
dan arah seseorang tidak mungkin benar kalau ia tidak mempunyai
pengetahuan Firman Tuhan! Bdk. Amsal 19:2 yang berkata: ‘tanpa
pengetahuan, kerajinanpun tidak baik’. Dalam terjemahan NIV
bunyinya adalah: “It is not good to have zeal without knowledge” (=
adalah tidak baik mempunyai semangat tanpa pengetahuan).
Ay 13-17:
1) Ay 13:
Kata-kata ‘karena itu’ pada awal dari ay 13, menunjuk pada ay 12c di atas.
Jadi maksud dari ay 13 adalah: karena kamu harus berlimpah-limpah dalam
hal pendidikan gereja (ay 12c), sedangkan bahasa Roh yang tidak dimenger-
ti tidak ada gunanya (bdk. ay 6-9), maka orang yang berbahasa Roh harus
meminta karunia untuk menafsirkannya / menterjemahkannya (ay 13).
Catatan:
Karunia penafsiran / penterjemahan bahasa Roh adalah satu-satunya karunia
yang bisa diminta dalam doa; itupun hanya bisa dilakukan oleh orang yang
sudah mempunyai karunia bahasa Roh. Ini disebabkan karena 2 karunia ini
(karunia berbahasa Roh dan karunia menterjemahkan bahasa Roh) memang
harus berpasangan (bdk. 12:10b,30b).
2) Ay 14: ‘Sebab jika aku berdoa dengan bahasa Roh, maka rohkulah yang
berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa’.
141
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
b) Kata ‘jika’ pada awal ay 14 menunjukkan bahwa ini adalah suatu
pengandaian. Jadi ay 14 ini tidak berarti bahwa Paulus betul-betul pernah
berdoa dalam bahasa Roh.
Bahkan dari ay 15a terlihat bahwa Paulus tidak senang dengan suatu doa
dimana pikiran tidak terlibat, dan ini menunjukkan bahwa ia tidak mau dan
tidak pernah berdoa dalam bahasa Roh.
e) Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa ay 14 ini adalah ayat yang
sangat sukar. Tetapi sebetulnya penekanan dari ay 14 ini jelas yaitu: doa
bahasa Roh adalah doa tanpa menggunakan otak, dan itu adalah salah!
a) Ini menunjuk kepada ‘rohku’ (ini seperti terjemahan Kitab Suci Indonesia
maupun NIV).
b) Ini menunjuk kepada ‘Roh Kudus’.
Jadi, artinya: pada waktu Paulus berdoa dipimpin oleh Roh Kudus sekali-
pun, tetap saja ia memakai otaknya dalam berdoa.
Ayat ini jelas sekali menunjukkan perlunya penggunaan otak, baik dalam
berdoa maupun dalam menyanyi! Otak harus betul-betul mengikuti kata-kata
dalam doa / nyanyian yang dinaikkan. Hal ini jelas tidak mungkin terjadi pada
waktu orang berdoa atau menyanyi dalam bahasa Roh, karena mereka tidak
mengerti apa yang mereka ucapkan.
142
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Penerapan:
Jaman sekarang kita bisa melihat dengan jelas bahwa ada banyak pemimpin
liturgi, orang yang melakukan sharing, pemimpin doa, dan bahkan
pengkhotbah yang sama sekali tidak menggunakan otak. Dari cara bicaranya
dan apa yang mereka katakan, terlihat dengan jelas bahwa mereka hanya
menuruti perasaannya dan mereka membuang pikirannya. Ini jelas tidak
sesuai dengan ajaran Paulus dalam bagian ini!
4) Ay 16-17:
Alasan 1:
Tradisi saat itu dalam melakukan persekutuan doa adalah: satu orang
saja yang berdoa dengan suara yang keras, sedangkan jemaat men-
dengar dan mengikuti doa itu dalam hati / pikiran, lalu pada akhirnya
mengaminkan doa itu.
143
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Sekalipun tidak disebutkan, tetapi dari kata-kata dalam mazmur ini
terlihat bahwa itu adalah suatu doa. Pada ay 48b (pada akhir dari
doa itu) maka semua jemaat mengucapkan ‘amin’.
Ul 27:14-26.
Ini adalah pembacaan Firman Tuhan / ayat Kitab Suci. Beberapa
orang membacakannya (ay 14), dan setiap ayat ditutup dengan
‘amin’ oleh seluruh jemaat.
Penerapan:
ini menunjukkan bahwa ‘doa bersuara’ (‘persekutuan’ doa dimana
semua orang berdoa sendiri-sendiri dengan suara keras) adalah
sesuatu yang bukan merupakan ajaran Kitab Suci!
Dalam memilih orang yang berdoa, kita harus memilih orang yang
mempunyai suara cukup keras, dan juga orang yang bisa berdoa
dengan terarah (bukan yang doanya mbulet tidak karuan), supaya
doanya bisa diikuti oleh semua jemaat.
Dengan tradisi seperti ini, maka kalau pemimpin doa menaikkan doa
dengan menggunakan bahasa Roh, maka jemaat jelas tidak bisa
mengaminkan, karena mereka tidak mengerti apa yang didoakan.
Penerapan:
jangan menyuruh misionaris / orang asing yang tidak bisa meng-
gunakan bahasa setempat untuk memimpin doa dalam gereja! Ini
menyebabkan jemaat tidak bisa mengikuti doanya.
penggunaan doa dalam bahasa Latin dalam gereja Katolik juga
merupakan sesuatu yang salah.
gereja-gereja yang khotbahnya diterjemahkan (Tionghoa-Indonesia
atau Jawa-Indonesia dsb) seringkali tidak menterjemahkan doanya,
sehingga doa dalam kebaktian dinaikkan dalam bahasa yang tidak
dimengerti oleh banyak jemaat. Ini jelas juga salah.
Alasan 2:
Ay 18-19:
1) Ay 18:
Ayat ini sering dipakai oleh orang-orang Kharismatik untuk mengatakan bah-
wa bahasa Roh adalah karunia yang sangat penting / istimewa. Buktinya
Paulus bersyukur karena ia berbahasa Roh lebih dari semua orang Korintus.
144
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
kan dengan karunia bahasa Roh, atau merendahkan karunia bahasa Roh
dibandingkan karunia bernubuat. Penafsiran dari satu ayat yang bertentang-
an dengan arah seluruh pasal, adalah penafsiran yang out of context, yang
jelas merupakan penafsiran yang salah!
Arti yang benar adalah: Dalam ayat-ayat sebelum ay 18 ini, Paulus sudah
banyak kali merendahkan karunia bahasa Roh dibandingkan dengan karunia
bernubuat. Andaikata Paulus sendiri tidak pernah bisa berbahasa Roh, maka
besar kemungkinannya orang-orang Korintus akan menganggap bahwa
Paulus ‘menyerang’ karunia bahasa Roh karena ia sendiri tidak mempunyai
karunia itu, dan ia iri kepada orang-orang Korintus yang mempunyai karunia
itu. Tetapi karena Paulus sendiri mempunyai karunia bahasa Roh, bahkan ia
lebih banyak berbahasa Roh dari pada semua orang Korintus, maka tentu
tidak ada alasan bagi orang-orang Korintus untuk mengatakan bahwa Paulus
iri hati kepada mereka. Karena itulah maka Paulus bersyukur bahwa ia
mempunyai karunia itu.
2) Ay 19:
145
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
pendeta / pengkhotbah yang sering menggunakan bahasa asing
(Inggris, bahkan Ibrani / Yunani), tanpa diterjemahkan! Ini tidak berbe-
da dengan mengajar menggunakan bahasa Roh!
Ay 20:
1) Pembetulan terjemahan:
Dalam Kitab Suci Indonesia ada 2 x kata ‘anak-anak’ (sama seperti KJV
menggunakan 2 x kata ‘children’). Tetapi kata ‘anak-anak’ yang ke 2
seharusnya adalah ‘bayi’.
NIV: ‘Brothers, stop thinking like children. In regard to evil be infants, but in
your thinking be adults’ (= Saudara-saudara, berhentilah berpikir seperti
anak-anak. Dalam hal kejahatan jadilah bayi, tetapi dalam pemikiranmu
jadilah dewasa).
2) Arti / penjelasan:
a) Dalam hal kejahatan, kita tidak boleh menjadi dewasa (karena orang
dewasa banyak berbuat jahat), bahkan tidak seperti anak-anak (karena
anak-anakpun sudah bisa berbuat jahat), tetapi seperti bayi.
Ada beberapa hal yang bisa dibahas disini:
Ini sama sekali tidak berarti bahwa bayi itu suci. Kitab Suci jelas
mengajarkan adanya dosa asal yang menyebabkan semua orang
dilahirkan, bahkan dikandung, di dalam dosa (Kej 6:5 8:21 Ayub 25:4
Maz 51:7 58:4). Tetapi, bagaimanapun juga, bayi itu dianggap ber-
dosa karena dosa turunan, bukan karena dosanya sendiri. Sekalipun
kecondongan pada dosa sudah ada padanya, tetapi ia sendiri belum
berbuat dosa. Karena itulah dalam hal kejahatan kita harus seperti
bayi.
146
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Penerapan:
Apakah saudara berusaha menyucikan diri saudara sampai hal yang
sekecil-kecilnya? Kalau saudara hanya membuang dosa-dosa besar
dari hidup saudara, dan membiarkan dosa-dosa kecil / tertentu dalam
hidup saudara, atau kalau saudara mengabaikan bagian tertentu dari
Firman Tuhan, maka paling-paling saudara menjadi seperti anak-anak,
bukan seperti bayi, dalam hal kejahatan.
b) Dalam pemikiran, kita justru tidak boleh seperti bayi (tidak berpikir dan
tidak berpengetahuan), tidak juga seperti anak-anak (kurang bisa berpikir
dan kurang berpengetahuan), tetapi harus seperti orang dewasa (banyak
pengetahuan dan bisa berpikir dengan baik).
Ini perlu direnungkan oleh orang-orang kristen yang sekalipun tidak ba-
nyak mengerti tentang Firman Tuhan, tetapi tetap tidak mau berusaha
untuk belajar Firman Tuhan!
Supaya kita bisa menjadi dewasa dalam pemikiran, maka jelas bahwa kita
harus belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun (bdk. Ef 4:11-14),
termasuk bagian-bagian yang adalah ‘makanan keras’ (bdk. 1Kor 3:1-2
Ibr 5:11-14).
Ay 21-25:
1) Ay 21:
2) Ay 22:
3) Ay 23-25:
Catatan: satu hal yang menarik dari ay 23 ini ialah: kalau ada suatu gere-
ja penuh dengan bahasa roh, lalu ada orang luar yang masuk dan meng-
anggap mereka gila, maka yang disalahkan oleh Paulus bukanlah orang
148
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
luar itu, tetapi gerejanya! Tetapi anehnya, jaman sekarang kalau hal itu
terjadi, maka orang Kharismatik menganggap bahwa orang luar itu yang
salah karena ia menghujat Roh Kudus!
b) Ay 24-25:
kalau tadi dalam ay 22b dikatakan bahwa nubuat bukanlah tanda un-
tuk orang tak beriman, mengapa sekarang dalam ay 24-25 nubuat itu
justru berguna dan mempertobatkan orang yang tidak beriman?
Mungkin yang dimaksud dengan ‘orang tak beriman’ dalam ay 22b
adalah ‘orang tak beriman yang bukan termasuk orang pilihan’,
sedangkan ‘orang tak beriman’ dalam ay 24-25 adalah ‘orang tak ber-
iman yang adalah orang pilihan’ (orang pilihan yang belum bertobat).
c) Sekalipun ay 23-25 ini adalah bagian yang sangat sukar, tetapi tetap ada
satu hal yang sangat jelas disini, yaitu: dalam bagian ini Paulus lagi-lagi
merendahkan karunia berbahasa Roh dan meninggikan karunia ber-
nubuat.
ay 23 - bahasa Roh hanya menyebabkan orang kristen dianggap gila.
Ini jelas merendahkan bahasa Roh!
Catatan: kalau suatu gereja dimana semua orangnya berkata-kata
dalam bahasa Roh saja sudah dianggap gila, apalagi kalau seluruh
gereja terkena Toronto Blessing!
149
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
ay 24-25 - nubuat mempertobatkan orang. Ini jelas meninggikan
nubuat.
Dalam ay 2-5 sudah ditunjukkan bahwa nubuat lebih penting dan lebih
berguna dari bahasa Roh, tapi dalam ay 2-5 hal itu ditekankan untuk
orang-orang yang sudah percaya. Sekarang dalam ay 23-25 hal itu dite-
kankan untuk orang yang belum percaya.
Jadi kesimpulannya: baik untuk orang percaya maupun tidak percaya,
orang yang ada didalam atau di luar gereja, nubuat tetap lebih penting
dan lebih berguna dari bahasa Roh!
Ay 26-28:
1) Ay 26:
b) Sekalipun kata ‘hendaklah’ dalam ay 26 ini sebetulnya tidak ada, tetapi
ayat ini tetap menunjukkan bahwa dalam kebaktian, tiap orang kristen ha-
rus menggunakan karunianya untuk untuk memberikan suatu sumbangsih
/ pelayanan yang ditujukan untuk membangun gereja / jemaat (bdk.
1Pet 4:10).
Penerapan:
Apakah sampai saat ini saudara datang ke gereja hanya untuk
menerima Firman Tuhan saja? Memang, keinginan untuk menerima
Firman Tuhan adalah sesuatu yang baik dan harus dipertahankan,
tetapi juga harus ditambah dengan keinginan memberi dan keinginan
untuk bisa berguna bagi gereja / jemaat. Janganlah puas menjadi
orang kristen yang tidak bisa berguna untuk gereja / jemaat.
150
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Juga jangan merasa puas kalau saudara sudah memberikan persem-
bahan dalam kebaktian, karena hal itu belum cukup. Ay 26 ini me-
nunjukkan bahwa setiap orang harus memberikan sesuatu dalam hal
penggunaan karunia untuk melayani! Jadi, carilah karunia apa yang
saudara miliki, dan gunakanlah untuk membangun gereja saudara!
c) Ay 26 ini jelas menunjukkan bahwa tidak setiap / semua orang kristen
harus mempunyai karunia bahasa Roh, karena ayat ini mengatakan bah-
wa yang seorang memberikan mazmur, yang lain memberikan pengajar-
an, yang lain lagi memberikan bahasa Roh dst. Jadi jelas bahwa hanya
orang-orang tertentu saja yang mempunyai karunia bahasa Roh itu! Yang
tidak punya karunia itu pasti mempunyai karunia yang lain sehingga tetap
bisa berguna untuk gereja.
2) Ay 27:
3) Ay 28:
Ayat ini mengatakan bahwa kalau tidak ada orang yang bisa menafsirkan
bahasa Roh itu (artinya: dalam kebaktian itu tidak ada orang yang telah
diketahui mempunyai karunia penafsiran bahasa Roh), maka orang yang mau
berbahasa Roh itu harus diam, dan ‘hanya boleh berkata-kata kepada dirinya
sendiri dan kepada Allah’. Apa artinya kalimat ini? Ada 2 penafsiran:
a) Mereka boleh berdoa dengan bahasa Roh, secara pribadi.
b) Mereka boleh berbahasa Roh (bukan berdoa dengan bahasa Roh) pada
waktu mereka sendirian. Jadi mereka harus menunggu sampai mereka
sendirian, barulah mereka boleh berbahasa Roh.
Saya setuju dengan arti kedua ini.
Ay 29-33:
151
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
1) Ay 29:
a) Sama seperti dalam menggunakan bahasa Roh, maka orang yang bernu-
buatpun juga dibatasi sebanyak 2-3 orang.
2) Ay 30:
Ayat ini menunjukkan bahwa sama seperti dalam penggunaan karunia ba-
hasa Roh, maka karunia nubuatpun harus digunakan secara bergiliran. Jadi,
orang yang mau bernubuat harus menunggu sampai yang sedang bernubuat
selesai.
Ini sebetulnya bukan hanya berlaku untuk orang bernubuat dalam kebaktian,
tetapi juga kalau orang berbicara dalam rapat! Jangan bicara selagi ada
orang yang sedang bicara! Mengapa? Demi menghargai orang yang sedang
berbicara itu, dan juga demi keteraturan (bdk. ay 33,40).
3) Ay 31:
a) ‘Kamu semua’:
152
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Extrim ini banyak terdapat dalam kalangan gereja Pentakosta /
Kharismatik.
Dasarnya: setiap orang bisa dipimpin oleh Roh Kudus dalam me-
nyampaikan firman Tuhan.
Keberatan: kalau Tuhan mau memakai seseorang untuk berkhot-
bah, maka Tuhan pasti akan memberikan karunia untuk berkhot-
bah kepada orang itu. Jadi, kalau Tuhan tidak memberikan karunia
berkhotbah kepada orang itu, maka itu berarti bahwa Tuhan tidak
menghendaki orang itu berkhotbah!
hanya orang yang mempunyai gelar Sarjana Theologia (atau lebih
tinggi dari itu) yang boleh berkhotbah. Extrim ini banyak terdapat
dalam gereja Protestan.
Terhadap extrim ini perlu dikatakan bahwa ada orang-orang yang
mempunyai karunia berkhotbah, tetapi tidak mempunyai kesem-
patan untuk sekolah theologia, atau mempunyai kesempatan
sekolah hanya sebentar saja, atau mempunyai kesempatan
sekolah di sekolah theologia yang tidak mengeluarkan gelar,
sehingga orang itu tidak mempunyai gelar. Kalau kita melarang
orang seperti ini berkhotbah, maka itu berarti kita ‘mengubur
talenta’ orang itu (bdk. Mat 25:18)!
Ini tentu tidak berarti bahwa semua orang yang mempunyai karunia
bernubuat boleh bernubuat dalam satu kebaktian.
Dalam ay 29 tadi telah kita pelajari bahwa dalam satu kebaktian hanya
boleh 2-3 orang saja yang bernubuat. Jadi, kalau dalam suatu gereja
ada 10 orang yang mempunyai karunia bernubuat, maka bisa saja
dalam kebaktian minggu ini 3 diantaranya bernubuat, dan minggu
depan 3 orang yang lain dst.
c) ‘Beroleh kekuatan’.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kekuatan’ mempunyai arti yang luas
yang mencakup:
exhortation (= desakan).
encouragement (= pengobaran semangat).
consolation (= penghiburan).
admonition (= nasehat).
4) Ay 32:
Ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan di bawah
ini:
NIV: the spirits of prophets are subject to the control of prophets (= roh nabi-
nabi tunduk pada kontrol nabi-nabi).
NASB: the spirits of prophets are subject to prophets (= roh nabi-nabi tunduk
pada nabi-nabi).
153
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Artinya adalah: seorang nabi harus bisa menguasai diri dalam bernubuat dan
ini harus diwujudkan dengan tidak menyela / memotong nabi lain yang
sedang bernubuat.
Jadi, baik bagi orang yang bernubuat maupun bagi orang yang berbahasa
Roh (ay 27-28), penguasaan diri harus tetap ada! Orang yang bernubuat
ataupun yang berbahasa Roh tidak boleh out of control (= tak terkontrol),
menjadi histeris, berteriak-teriak tanpa terkendali dsb.
Tetapi pada jaman ini justru ada banyak orang yang kalau berbahasa Roh
lalu betul-betul menjadi tidak terkendali. Matanya terbeliak, mulutnya ber-
buih, teriakan-teriakannya tidak karuan, tangisannya histeris, badannya ber-
getar tanpa terkendali dsb. Lebih-lebih dengan adanya Toronto Blessing,
maka sikap tak terkontrol itu makin menjadi-jadi. Dan anehnya, ini sering
dianggap sebagai tanda kepenuhan Roh Kudus dan dikuasai oleh Roh
Kudus. Tetapi Roh Kudus tidak mungkin bekerja dengan cara yang berten-
tangan dengan firmanNya sendiri! Bdk. juga dengan Ef 5:18 yang mengkon-
traskan orang yang penuh Roh Kudus (ada penguasaan diri yang baik)
dengan orang yang mabuk oleh anggur (tak ada penguasaan diri)!
Karena itu kalau ada orang yang bernubuat / berbahasa Roh dalam keadaan
tak terkontrol seperti itu, maka hanya ada 2 kemungkinan:
Ia sedang kepenuhan roh jahat, bukan Roh Kudus.
Setan memang sering membuat orang menjadi kehilangan kontrol seperti
itu (Mark 9:18,20,22,26).
Ia memang kepenuhan Roh Kudus, dan semua itu adalah pekerjaan Roh
Kudus, tetapi pastilah ada sesuatu yang tidak beres dalam hidup orang
itu, sehingga Roh Kudus melakukan hal itu dengan tujuan untuk meng-
hajar orang itu.
Contoh: Saul bernubuat dengan telanjang semalam-malaman (1Sam
19:23-24).
5) Ay 33: ini merupakan dasar dari semua peraturan di atas! Tuhan memberi
peraturan tentang penggunaan bahasa Roh dan nubuat itu, demi keter-
aturan. Ia tidak menghendaki kebaktian dikacaukan oleh bahasa Roh, apa-
lagi oleh hal-hal seperti Toronto Blessing, yang banyak terdapat pada jaman
ini.
Catatan: kalau saudara ingin tahu lebih banyak tentang pandangan saya
tentang Toronto Blessing, bacalah buku saya yang berjudul ‘Toronto
Blessing, Alkitabiahkah?’.
Ay 34-35:
154
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Saya menganggap inilah yang benar. Kalau memang demikian, maka ini
menunjukkan bahwa peraturan tentang perempuan dalam ibadah ini,
dimana orang perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan jemaat,
adalah sesuatu yang bersifat tradisi dan karena itu tidak harus dilaksana-
kan pada saat ini.
2) Dalam bagian ini dikatakan bahwa dalam kebaktian, perempuan harus diam,
tidak boleh berbicara, harus tunduk (kepada pria / suami), bahkan tidak bo-
leh bertanya (kalau mau bertanya, harus bertanya kepada suami di rumah).
Juga dikatakan bahwa perempuan berbicara dalam kebaktian adalah se-
suatu yang tidak sopan.
Kata ‘tidak sopan’ itu sebetulnya kurang tepat terjemahannya.
KJV: a shame (= sesuatu yang memalukan).
NASB: improper (= tidak benar).
NIV: disgraceful (= memalukan).
RSV/NKJV: shameful (= memalukan).
Kata Yunani yang dipakai adalah AISCHROS yang digunakan untuk menun-
juk pada sesuatu yang menimbulkan kejijikan.
Ayat yang pro: 1Tim 2:11-12 yang berbunyi: “Seharusnya perempuan berdiam
diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan
mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki”.
Ay 36:
1) Ini terpisah dari ay 34-35, jadi tidak lagi berhubungan dengan perempuan
dalam ibadah.
Dasarnya: tadi dalam ay 34-35 Paulus menggunakan kata ganti orang ‘mere-
ka’, tetapi sekarang dalam ay 36 Paulus menggunakan kata ganti orang
155
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
‘kamu’, yang jelas tidak lagi menunjuk kepada ‘perempuan’ tetapi kepada
‘orang Korintus’.
Ay 37-38:
Ay 39-40:
1) Ay 39:
Ayat ini sering hanya dikutip sebagian oleh orang-orang Kharismatik, yaitu
bagian yang berbunyi: ‘Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan
156
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
bahasa Roh’, dan lalu dijadikan dasar untuk menyerang orang-orang Protes-
tan yang menyerang bahasa Roh. Tetapi ini adalah penggunaan ayat yang
tidak sesuai dengan kontexnya, karena dalam seluruh ay 39 ini sebetulnya
Paulus lagi-lagi mengkontraskan karunia bernubuat dengan karunia
berbahasa Roh, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa karunia
bernubuat lebih penting dari karunia bahasa Roh. Perhatikanlah kontras
itu di bawah ini:
Jadi seluruh ay 39 ini jelas menunjukkan bahwa Paulus jauh lebih memen-
tingkan karunia bernubuat dibandingkan dengan karunia bahasa Roh!
2) Ay 40 (bdk. ay 33) menunjukkan bahwa kita harus mengatur sedemikian rupa
sehingga suatu kebaktian berjalan dengan tertib dan teratur.
Ini bukan hanya kewajiban pendeta saja, tetapi juga majelis, pengurus dan
jemaat!
Penerapan:
penggunaan bahasa Roh dalam kebaktian dengan mengabaikan per-
aturan penggunaan bahasa Roh dalam ay 27-28, jelas merupakan suatu
praktek yang bertentangan dengan ay 40 ini.
Toronto Blessing jelas juga bertentangan dengan ay 40 ini.
pemilihan pengkhotbah dan chairman yang jelek bisa membuat kebaktian
jadi kacau dan karena itu hal ini harus dihindarkan.
adanya anak-anak kecil yang berlari-lari dan ribut dalam kebaktian jelas
merupakan sesuatu yang tidak bisa dibiarkan!
doa yang dilakukan bersama dengan alat musik / puji-pujian, jelas
merupakan suatu kekacauan. Pikirkan: dalam Kitab Suci bagian mana
ada doa yang diiringi alat musik? Pada waktu Yesus berdoa Ia mencari
ketenangan (Mark 1:35), lalu bagaimana mungkin orang kristen jaman
sekarang sengaja membuat musik dalam doa? Disamping itu hal ini
membuat pemain musik itu tidak bisa ikut berdoa!
‘doa bersuara’ (doa dimana semua orang sama-sama berdoa dengan me-
ngeluarkan suara) jelas juga merupakan suatu kekacauan! Kalau Paulus
melarang lebih dari satu orang berbahasa Roh / bernubuat dalam waktu
bersamaan, maka adalah sesuatu yang aneh kalau banyak orang boleh
berdoa bersama-sama (Catatan: sekalipun thema yang didoakan sama,
tetapi kata-katanya jelas berbeda satu sama lain!).
seruan keras ‘Amin’, ‘Haleluyah’, dsb dari orang-orang tertentu di tengah-
tengah doa / khotbah, jelas juga bertentangan dengan ay 40 ini! Kalau
157
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
mau mengaminkan, lakukan itu dalam hati saudara, supaya tidak meng-
ganggu orang lain / mengacaukan ketertiban!
-o0o-
158
DAFTAR ISI
KHARISMATIK 1 - SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK.........................................1
I) Sejarah singkat............................................................................................................. 1
II) Istilah ‘Kharismatik’......................................................................................................2
III) Mengapa Kharismatik tumbuh begitu cepat?..............................................................3
IV) Hal-hal yang positif tentang Kharismatik.....................................................................5
V) Kesalahan Utama Kharismatik.....................................................................................7
1) Mendasarkan ajaran pada ‘Kitab Suci + sesuatu’.....................................................7
2) Hermeneutics yang salah.........................................................................................7
I) Pengalaman................................................................................................................ 11
1) Pengalaman aneh-aneh..........................................................................................11
2) Pengalaman lebih diutamakan dari Kitab Suci........................................................12
3) Pengalaman dianggap sebagai fakta......................................................................12
4) Pengalaman satu orang harus menjadi pengalaman orang lain..............................13
II) Mimpi, nubuat, bahasa Roh, pendengaran, penglihatan............................................14
A) Pandangan Kharismatik.........................................................................................14
B) Pandangan Anti Kharismatik..................................................................................15
C) Pandangan saya....................................................................................................17
III) Suara Roh Kudus dalam hati / pikiran kita................................................................19
A) Pandangan Kharismatik.........................................................................................19
B) Pandangan Anti Kharismatik..................................................................................19
C) Pandangan saya....................................................................................................19
A) Ajaran Kharismatik.....................................................................................................23
B) Pandangan saya........................................................................................................25
1) Pikiran adalah ciri manusia yang membedakan manusia dengan binatang..........25
2) Tanpa pikiran kita tidak bisa mengenal Allah........................................................25
3) Kitab Suci menunjukkan pentingnya penggunaan pikiran.....................................25
4) Kitab Suci mengharuskan kita mempunyai akal sehat..........................................26
5) Boleh menggunakan, tetapi tidak bersandar pada pikiran.....................................26
6) Membuang pikiran termasuk occultisme...............................................................26
A) Pandangan Kharismatik.............................................................................................28
B) Pandangan saya / Reformed.....................................................................................30
1) Kita menerima baptisan Roh Kudus pada saat percaya........................................30
2) Orang kristen sejati tidak perlu mencari baptisan Roh Kudus..............................34
3) Baptisan Roh Kudus tidak sama dengan kepenuhan Roh Kudus.........................34
4) Baptisan Roh Kudus tidak harus disertai bahasa Roh...........................................34
5) Pembaptis dari baptisan Roh Kudus adalah Yesus...............................................35
6) Cara menerima baptisan Roh Kudus adalah dengan percaya kepada Yesus.......36
i
KHARISMATIK 5 - MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?..........................................37
1) Sejarah....................................................................................................................... 37
2) Semua karunia mujijat lenyap bersama dengan rasul-rasul.......................................38
3) 1Kor 13:8-13.............................................................................................................. 39
Kesimpulan.................................................................................................................... 41
I) Pandangan Kharismatik..............................................................................................73
1) Daniel 10:7-9........................................................................................................... 74
2) 2Taw 5:1-14 (khususnya ay 13,14).........................................................................74
3) Wah 1:10-17, khususnya ay 17...............................................................................74
4) Yoh 18:1-6, khususnya ay 6....................................................................................75
II) Tanggapan saya........................................................................................................75
Kesimpulan.................................................................................................................... 80
ii
KHARISMATIK 10 - HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?.................................81
I) Kesembuhan biasa.....................................................................................................89
II) Kesembuhan psikologis.............................................................................................90
III) Kesembuhan ilahi......................................................................................................90
A) Ada yang menggunakan benda-benda................................................................90
B) Ada yang menggunakan perintah ‘Dalam nama Yesus’.......................................91
C) Ada yang menggunakan doa...............................................................................93
Ciri-ciri kesembuhan ilahi.........................................................................................94
Ciri yang tidak harus ada dalam kesembuhan ilahi...................................................95
IV) Kesembuhan dari setan............................................................................................95
KHARISMATIK 12 - MUJIJAT.......................................................................................97
I) Orang kristen harus terus mengalami mujijat seperti pada jaman Kitab Suci..............97
II) Orang kristen (protestan) tidak mengalami mujijat karena tidak percaya mujijat......100
III) Tuhan Yesus tidak berubah (Ibr 13:8).....................................................................101
IV) Kisah 2:17-19 mengharuskan banyak mujijat.........................................................102
V) Orang percaya akan lakukan pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaan Yesus.....103
VI) Mujijat harus banyak terjadi supaya orang kafir mau percaya kepada Yesus.........105
Penutup........................................................................................................................ 106
I) Rhema vs Logos.......................................................................................................116
II) Penumpangan tangan..............................................................................................118
iii
I) ARGUMENTASI2 THEOLOGIA KEMAKMURAN.......................................................119
A) Argumentasi berdasarkan Kitab Suci....................................................................119
1) Kita adalah anak-anak Allah..............................................................................119
2) Orang beriman diberkati oleh Tuhan sehingga menjadi kaya............................119
3) Ayat-ayat Perjanjian Lama................................................................................120
4) Ayat-ayat Perjanjian Baru..................................................................................120
B) Argumentasi berdasarkan ‘fakta’...........................................................................120
1) Gereja mereka berkembang pesat....................................................................120
2) Jemaat mereka memang makmur / kaya..........................................................120
II) TANGGAPAN / JAWABAN SAYA............................................................................121
A) Tentang argumentasi berdasarkan Kitab Suci......................................................121
B) Tentang Argumentasi berdasarkan ‘fakta’.............................................................129
III) KESIMPULAN.........................................................................................................130
1Kor 14:1-5..................................................................................................................132
1Kor 14:6-12................................................................................................................139
1Kor 14:13-17..............................................................................................................142
1Kor 14:18-19..............................................................................................................146
1Kor 14:20....................................................................................................................147
1Kor 14:21-25..............................................................................................................149
1Kor 14:26-28..............................................................................................................152
1Kor 14:29-33..............................................................................................................153
1Kor 14:34-35..............................................................................................................156
1Kor 14:36....................................................................................................................157
1Kor 14:37-38..............................................................................................................158
1Kor 14:39-40..............................................................................................................158
-o0o-
iv
KHARIS
MATIK
(revised)
oleh:
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Tentang Luk 7:13
Pulpit Commentary: “In this instance, as in so many others, our Lord’s miracles were
worked, not from a distinct purpose to offer credentials of his mission, but proceeded
rather from his intense compassion with and his Divine pity for human sufferings” (=
Dalam kejadian ini, seperti dalam banyak kejadian lainnya, mujijat Tuhan kita
dilakukan, bukan dengan tujuan untuk memberikan ‘surat bukti’ tentang
missiNya, tetapi keluar dari belas kasihanNya yang kuat dan belas kasihan IlahiNya
untuk penderitaan manusia) - hal 171.
A. T. Robertson: “Often love and pity are mentioned as the motives for Christ’s
miracles (Matt. 14:14; 15:32, etc.)” [= Seringkali kasih dan belas kasihan disebutkan
sebagai motivasi dari mujijat Kristus (Mat 14:14; 15:32, dsb)] - ‘Word Pictures in
the New Testament’, vol 2, hal 101.
Tentang kata ‘mystery’ lihat William Hendriksen, the Gospel of Luke, hal 424.