Anda di halaman 1dari 164

KHARISMATIK 1

SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK


I) Sejarah singkat.

 Gereja Pentakosta mulai ada pada kurang lebih tahun 1901.

 Kalau pada awal abad ke 16 muncul gereja Protestan dari kalangan


gereja Roma Katolik, maka pada awal abad 20 muncul gereja Penta-
kosta dari kalangan gereja Protestan. Tetapi timbulnya Protestan
disebabkan karena penyimpangan-pengimpangan dalam gereja Roma
Katolik dan keinginan para tokoh Reformasi (Martin Luther, John
Calvin dsb) untuk kembali pada ajaran kristen yang sudah ada sejak
abad pertama (Back to the Bible). Sedangkan pecahnya Pentakosta
dari Protestan menimbulkan ajaran dan praktek yang baru.

Pentakosta

1901

Kristen
Protestan

Reformasi
(1517)

penyimpangan2 sehingga
menimbulkan Roma Katolik

Kristen mula2

Catatan:
Kalau saudara ingin tahu tentang munculnya gereja Protestan dari
antara gereja Roma Katolik, bacalah buku saya yang berjudul “Roma
Katolik vs Kristen Protestan”.

 Peristiwa ini dimulai dengan adanya seorang perempuan yang


bernama Agnes Ozman, yang dianggap sebagai orang pertama yang
mencari baptisan Roh Kudus dengan bahasa Roh dan menerimanya.
Peristiwa yang terjadi di Azusa Street pada tanggal 1 Januari 1901 dan
inilah yang melahirkan gerakan / gereja Pentakosta (John F.
MacArthur, Jr. dalam buku ‘The Charismatics’, p 62).

1
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK

 Selama lebih kurang 50 tahun aliran Pentakosta itu tetap merupakan


suatu aliran yang kecil, tetapi pada tahun 1955 mulai menyebar.

 Pada bulan April 1960, rektor dari Episcopal Church di Van Nuys,
California, yang bernama Dennis Bennet mengumumkan kepada jemaat
bahwa ia menerima baptisan Roh dan bahasa Roh / lidah. Peristiwa ini
masuk televisi dan surat kabar di Amerika, dan juga masuk buku-buku,
dan peristiwa ini disebut-sebut sebagai peristiwa yang menyebabkan ter-
sebarnya gerakan Kharismatik.

 Sesuatu yang perlu diperhatikan dari sejarah singkat Kharismatik ini


adalah bahwa Kharismatik baru muncul pada abad ke 20! Kalau memang
ajaran Kharismatik ini berasal dari Kitab Suci, mengapa dibutuhkan lebih
dari 19 abad untuk menemukannya?

II) Istilah ‘Kharismatik’.

Kata Yunani CHARIS berarti Grace (= kasih karunia).


Kata Yunani CHARISMA berarti Gift (= karunia).
Kata Yunani CHARISMATA berarti Gifts (= Karunia-karunia).
Penggunaan kata CHARISMA / CHARISMATA sangat luas:
 Dalam Ro 12:6 dan 1Kor 12:4, CHARISMA berarti karunia-karunia untuk
melayani.
 Dalam Ro 1:11, CHARISMA tidak menunjuk pada karunia-karunia untuk
melayani, tetapi mungkin menunjuk kepada penguatan iman (baca Ro
1:12).
 Dalam 2Kor 1:11, CHARISMA menunjuk pada pembebasan yang dialami
oleh Paulus (baca 2Kor 1:10). Karena itu, NASB menterjemahkan favor (=
kemurahan hati / bantuan / pertolongan), dan NIV menterjemahkan
gracious favor (= bantuan / pertolongan yang murah hati).
 Dalam 1Kor 7:7, CHARISMA menunjuk pada karunia menikah dan karu-
nia membujang (celibat).
 Dalam Ro 11:29, Kitab Suci Indonesia salah terjemahan karena kata
Yunani yang digunakan adalah CHARISMATA dan karena itu, seharus-
nya bukan diterjemahkan ‘kasih karunia’ tetapi ‘karunia-karunia’. Dan di
sini, kata itu menunjuk pada hak-hak istimewa yang diberikan Allah
kepada Israel.
 Dalam Ro 5:15a,16b, kata CHARISMA menunjuk kepada kebenaran dan
hidup di dalam Kristus.
 Dalam Ro 6:23, CHARISMA menunjuk pada hidup kekal.

Kesimpulan:
CHARISMA / CHARISMATA adalah suatu istilah yang sangat flexible, karena
istilah itu bisa digunakan dalam banyak arti. Tapi arti-arti yang banyak itu
bukannya tidak berhubungan satu dengan yang lain. Semua CHARISMA /
CHARISMATA adalah perwujudan dari CHARIS (= kasih karunia) dan setiap
perwujudan dari CHARIS adalah CHARISMA / CHARISMATA (bdk. Ro
12:6a).

2
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK

Dari sini kita bisa mendapatkan beberapa hal:

1) Menggunakan istilah ‘Kharismatik’ untuk menyebut satu golongan orang


kristen sebetulnya adalah salah! Seseorang bisa menjadi orang kristen
jelas karena kasih karunia Allah (bdk. Ef 2:8-9). Itu adalah karunia Allah
bagi orang itu. Jadi, sebetulnya setiap orang kristen adalah ‘orang
Kharismatik’! Dan karena keberadaan gereja juga adalah perwujudan
kasih karunia Allah, maka sebetulnya setiap gereja adalah ‘gereja
Kharismatik’!

Catatan:
Karena istilah ‘Kharismatik’ ini sudah terlanjur digunakan secara salah
(salah kaprah), maka dalam buku ini saya tetap menggunakan istilah itu
sesuai dengan penggunaan pada umumnya.

2) Ajaran yang memisahkan karunia-karunia untuk pelayanan menjadi 2


golongan, yaitu karunia-karunia yang bersifat kharismatik (seperti bahasa
roh, nubuat, dsb) dan karunia-karunia yang bersifat non kharismatik
(seperti mengajar, dsb) adalah salah! Semua karunia-karunia merupakan
perwujudan dari kasih karunia Allah, dan karena itu sebetulnya semua
karunia-karunia itu bersifat kharismatik!

3) Memisahkan sama sekali antara ‘karunia-karunia Roh’ (untuk pelayanan)


dan ‘buah Roh’ adalah sesuatu yang salah! Memang ‘karunia-karunia
Roh’ berbeda dengan ‘buah Roh’. Tetapi keduanya adalah perwujudan
dari kasih karunia Allah. Jadi, sebetulnya buah Roh juga termasuk ka-
runia!

III) Mengapa Kharismatik tumbuh begitu cepat?

1) Pada umumnya ajarannya enak didengar telinga (bdk. 2Tim 4:3-4).


Contoh:

 Pada umumnya mereka memang menegur dosa, tetapi lalu mengata-


kan bahwa hal itu disebabkan karena adanya roh tertentu dalam diri
kita (roh zinah, roh kemalasan, dsb). Cara mengkambinghitamkan roh
jahat / melemparkan kesalahan kepada roh jahat seperti ini menye-
babkan jemaat tidak merasa sakit hati / marah karena teguran itu.

 Pada umumnya mereka mengajarkan bahwa orang kristen yang sakit


pasti sembuh, orang kristen pasti kaya, bebas dari kesukaran, dsb.
Ajaran seperti ini jelas jauh lebih enak didengar telinga dari pada
ajaran yang menunjukkan bahwa kalau ikut Yesus berarti kita meng-
ambil jalan yang sempit (Mat 7:13-14), atau ajaran yang mengharus-
kan kita untuk menyangkal diri dan memikul salib (Mat 16:24), atau
ajaran yang mengatakan bahwa kalau kita mengikut Yesus kita pasti
akan mengalami segala penderitaan dan penganiayaan dari dunia
(Mat 5:10-12 Yoh 15:18-20) dsb.

3
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
Catatan: Tidak ada keseragaman dalam ajaran Kharismatik,
sehingga bisa terjadi perbedaan yang sangat besar antara orang
Kharismatik yang satu dan orang Kharismatik yang lain. Tidak
semua orang Kharismatik mengajarkan bahwa orang kristen
harus kaya, bebas dari problem, dsb. Tetapi ada banyak yang
mengajar begitu.

 Khotbah-khotbahnya pada umumnya dipenuhi dengan dongeng, ke-


saksian dan lelucon, yang jelas lebih mudah didengar dari pada suatu
khotbah yang betul-betul mendalami Kitab Suci.

2) Penekanan puji-pujian dan musik.


Ini bisa membuat orang yang sumpek menjadi senang / lega. Tetapi harus
diingat bahwa hal yang sama juga bisa terjadi kalau orang mendengar
musik duniawi. Pada umumnya ini merupakan kelegaan / sukacita yang
semu / sementara, kecuali kalau puji-pujian rohani dan musik itu disertai
dengan pengajaran Firman Tuhan yang baik.

3) Adanya claim bahwa mereka bisa melakukan mujijat.


Ada 2 hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan hal ini:

 Mujijat / sesuatu yang bersifat supranatural / gaib selalu menarik


perhatian manusia (pertunjukan debus, jaran kepang dan tenaga
dalampun ditonton banyak orang!).
Kalau ada 2 kesaksian dimana yang satu adalah kesaksian yang
‘biasa-biasa’ saja (misalnya seseorang bersaksi bahwa ia disembuh-
kan oleh Tuhan melalui seorang dokter), sedang yang satunya adalah
kesaksian tentang suatu mujijat kesembuhan, maka jelas bahwa
kesaksian yang kedua lebih menarik untuk didengar.

 Orang yang sakit berat yang secara medis sudah tidak ada harapan,
tentu akan coba-coba pergi ke gereja yang mengclaim bisa memberi-
kan kesembuhan ilahi.
Tetapi perlu diingat bahwa sekalipun mujijat bisa mengumpulkan
banyak orang, tetapi mujijat tidak menjamin terjadinya pertobatan yang
sejati. Contohnya bisa saudara lihat dalam Yoh 6 dimana lebih dari
5000 orang yang dikenyangkan secara mujijat oleh Yesus dengan
menggunakan 5 roti dan 2 ikan itu (Yoh 6:1-15) akhirnya meninggal-
kan Yesus (Yoh 6:66). Bandingkan juga dengan Yoh 2:23-25 dan Yoh
11:45-53 yang jelas menunjukkan bahwa mujijat tidak menyebabkan
orang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus..

4) Suamnya gereja-gereja Protestan pada umumnya!


Tidak adanya Injil, dan pemberitaan Firman Tuhan / khotbah yang ‘asal
jadi’ dalam banyak gereja Protestan yang liberal ataupun yang suam,
menyebabkan orang kristen yang haus secara rohani lalu menjadi liar dan
mencari kebutuhan rohani itu di gereja / persekutuan Kharismatik.
Kalaupun di situ mereka tidak mendapatkan Firman Tuhan yang bagus,
setidaknya pujian-pujian, musik, dan pembangkitan emosi dalam kebak-

4
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
tian-kebaktian itu membuat mereka menjadi lega (sekalipun mungkin
sekali kelegaan itu adalah sesuatu yang bersifat semu / sementara).

Karena itu, pendeta-pendeta gereja Protestan yang melihat dombanya


‘dicuri’ oleh gereja / persekutuan Kharismatik seharusnya bukannya
menjadi marah kepada ‘pencuri domba’ itu, tetapi seharusnya mengin-
trospeksi dan memperbaiki dirinya sendiri, khususnya dalam hal khotbah /
pemberitaan Firman Tuhan. Kalau mereka betul-betul memberikan ma-
kanan rohani yang baik, dan bukan khotbah yang ‘asal jadi’, pasti domba-
domba itu tidak akan lari (mungkin hanya kambing-kambingnya yang lari)!
Bdk. Yoh 10:3-5.

Catatan:
Bahwa gereja Kharismatik tumbuh pesat, tidak menjamin bahwa mereka
benar-benar tumbuh dalam pandangan Tuhan. Kalau orang-orang itu
datang ke gereja hanya untuk mendapat berkat / kesembuhan, jelas itu
tidak bisa disebut sebagai pertumbuhan yang sejati. Juga, ‘tumbuh pesat’
tidak menjamin bahwa mereka diberkati oleh Tuhan atau bahwa ajaran
mereka itu benar. Banyak agama-agama lain, bahkan sekte-sekte sesat,
yang juga ‘tumbuh pesat’!

IV) Hal-hal yang positif tentang Kharismatik.

1) Adanya Injil.
Dibandingkan dengan kebanyakan gereja Protestan, apalagi gereja-gere-
ja Protestan yang sudah dikuasai golongan Liberal (yang mempercayai
bahwa di luar Kristus ada jalan keselamatan), maka pada umumnya
dalam gereja-gereja Kharismatik lebih banyak pemberitaan Injil (sekalipun
juga ada banyak di antara mereka yang menyelewengkan Injil, karena
mereka tidak menekankan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, tetapi
sebagai Pelaku mujijat / Penyembuh / Pemberi berkat / kekayaan).

2) Pada umumnya mereka lebih berani.


Pada umumnya mereka lebih berani dalam melakukan sharing, dan juga
dalam menyatakan Yesus sebagai Tuhan / Juruselamat, dan juga Yesus
sebagai satu-satunya jalan ke surga, kepada orang-orang yang beragama
lain sekalipun.
Keberanian ini seharusnya ditiru oleh gereja-gereja Protestan, yang
biasanya selalu bersikap ‘bijaksana’ (atau ‘bijaksini’?) dengan tidak
memberitakan Injil kepada orang non kristen.

3) Pada umumnya mereka lebih berkobar-kobar bagi Tuhan, baik dalam hal
melayani, memberitakan Injil, mensharingkan pengalaman mereka / ber-
kat Tuhan yang mereka terima, mengajak orang lain ke gereja, maupun
dalam memberi persembahan (sekalipun dalam hal ini motivasinya
seringkali salah).
Adalah sesuatu yang aneh kalau orang Protestan, yang sering mengang-
gap bahwa dirinya lebih mengerti Firman Tuhan dari pada orang Kharis-
matik, ternyata menjadi suam dalam segala hal! Mungkin orang Protestan
perlu untuk membaca dan merenungkan Wah 3:15-16 yang berbunyi:

5
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
“Aku tahu segala pekerjaanmu; engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-
suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau
dari mulutKu”.

4) Mereka kelihatannya lebih berhasil menarik orang-orang beragama lain


untuk masuk ke gereja (termasuk orang-orang dari aliran kebatinan,
orang-orang yang mempunyai black magic, bahkan orang-orang dari
dunia artis seperti bintang-bintang film, penyanyi dan orang-orang duniawi
lainnya).

5) Puji-pujian dan musik.


Dalam hal ini mereka jauh lebih baik dan lebih bersemangat. Tapi, se-
kalipun ini adalah segi positif mereka, seringkali di sini juga terletak
kelemahan mereka karena:

 Puji-pujian yang terlalu lama itu (kadang-kadang mencapai satu


setengah jam atau lebih) mendesak pemberitaan Firman Tuhan. Pada
waktu Firman Tuhan diberitakan jemaat sudah lelah / loyo. Jemaat
memang masih tetap bisa mendengar khotbah kalau khotbahnya
hanya berupa dongeng, kesaksian dan lelucon. Tetapi kalau khot-
bahnya berupa ‘makanan keras’, mereka akan kesulitan untuk berkon-
sentrasi dalam keadaan loyo seperti itu.

 Puji-pujian yang terlalu lama, menyebabkan banyak jemaat lalu


sengaja datang terlambat / ngaret. Dan mereka ngaret secara tidak
tanggung-tanggung, karena ada yang ngaret 1 jam bahkan lebih!
Akhirnya banyak orang terbiasa ngaret dalam kebaktian lain.
Kalau saudara adalah orang kristen yang sering ngaret, pikirkan
bahwa saudara adalah tentara Kristus (2Tim 2:3-4), yang seharusnya
mempunyai disiplin tinggi dan karenanya tidak patut untuk ngaret!

 Emosi yang dibangkitkan secara berlebih-lebihan menyebabkan me-


reka mirip penggemar musik rock. Yang menjadi pertanyaan adalah:
apakah pada saat itu hati / pikiran mereka betul-betul memuji Tuhan?
Atau hanya sekedar melampiaskan emosi saja?

6) Emosi yang ikut dilibatkan dalam kebaktian:


Kita memang harus berbakti bukan hanya dengan otak, tapi juga dengan
perasaan / emosi kita (bdk. Mat 22:37). Tetapi, seringkali mereka terlalu
melibatkan emosi, sehingga menjadi histeris atau sehingga otak mereka
sama sekali tidak dipakai. Ini tentu saja salah!! Bandingkan dengan
1Kor 14:15 yang jelas mengharuskan penggunaan pikiran dalam kebak-
tian.

7) Pada umumnya mereka lebih banyak berdoa dibandingkan dengan orang


Protestan.
Tetapi perlu juga dipertanyakan: apa yang mereka doakan? Hanya minta
kesembuhan dan berkat / kekayaan? Kalau demikian, tentu saja salah!

6
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
8) Pada umumnya mereka lebih bisa mendengar Firman Tuhan (lebih tahan
lama) dibandingkan dengan orang Protestan, lebih-lebih dibandingkan
dengan orang Protestan dari gereja-gereja yang khotbahnya hanya se-
kitar 20-25 menit!

9) Pada umumnya mereka kelihatan lebih sukacita dibandingkan dengan


orang Protestan.

10)Pada umumnya gereja-gereja Kharismatik lebih bersatu.


Terhadap gereja Kharismatik yang ber’merk lain’ mereka tidak bersaing-
an, bahkan tetap mau mendukung pada waktu mengadakan KKR dsb. Ini
berbeda sekali dengan kebanyakan gereja Protestan, yang sama sekali
tidak mau tahu dengan sesama gereja Protestan yang ber’merk lain’, dan
yang bahkan seringkali menganggap gereja ‘merk lain’ itu sebagai saing-
annya! Ini tidak mirip dengan orang yang buka gereja tetapi mirip dengan
orang yang buka warung, yang lalu menganggap warung ‘merk lain’
sebagai saingannya.

V) Kesalahan Utama Kharismatik.

Kesalahan utama Kharismatik adalah dalam hal penggunaan Kitab Suci.

1) Ajaran mereka sering didasarkan pada ‘Kitab Suci + sesuatu’.


‘Sesuatu’ itu bisa berupa pengalaman, penglihatan, mimpi, nubuat, kata-
kata Tuhan secara langsung, Rhema, dsb.
Bahkan ada banyak orang Kharismatik yang lebih mengandalkan
‘sesuatu’ ini dari pada Kitab Suci / Firman Tuhannya sendiri.
Bandingkan dengan semboyan Reformasi, yaitu SOLA SCRIPTURA (=
hanya Kitab Suci).

2) Mereka sering menggunakan Hermeneutics (= ilmu penafsiran Kitab Suci)


yang salah.
Contoh:

a) Mereka hanya melihat / menyoroti ayat-ayat tertentu dari Kitab Suci


dan menutup / mengabaikan bagian-bagian Kitab Suci yang lain, yang
berhubungan dengan ayat-ayat yang mereka soroti itu.
Misalnya: mereka hanya melihat Mat 7:7-8 dan lalu berkata bahwa
semua doa pasti dikabulkan, dan mereka mengabaikan:
 Mat 7:11 yang berkata bahwa Tuhan hanya mengabulkan permin-
taan ‘yang baik’. Dan perlu diingat bahwa karena kebodohan kita,
maka ‘baik’ menurut Tuhan bisa saja ‘tidak baik’ menurut kita, dan
sebaliknya (bdk. Yes 55:8-9).
 1Yoh 5:14 yang berkata bahwa Tuhan hanya mengabulkan doa
kita kalau kita meminta sesuatu ‘menurut kehendakNya’.
 2Kor 12:1-10 yang menunjukkan bahwa doa Pauluspun bisa tidak
dikabulkan oleh Tuhan!

b) Dalam Kitab Suci ada:

7
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
 bagian-bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan).
Ini mencakup semua bagian Kitab Suci yang merupakan cerita
historis. Bagian-bagian ini hanya menggambarkan apa yang terjadi
pada saat itu, tetapi tidak memaksudkan untuk menggunakan hal
itu sebagai rumus / norma.
Contoh:
 Peristiwa Yesus dan Petrus berjalan di atas air (Mat 14:22-33)
memang betul-betul terjadi, dan Tuhan bisa saja mengulang hal
itu pada jaman ini, kalau Dia mau. Tetapi bagian ini tentu bukan
maksudnya untuk dijadikan hukum / norma dalam hidup kita,
seakan-akan semua orang kristen harus bisa berjalan di atas
air!
 Peristiwa kebangkitan Lazarus (Yoh 11) memang betul-betul
terjadi, dan Tuhan bisa saja mengulangnya pada jaman ini, ka-
lau Ia mau. Tetapi bagian ini tentu tidak boleh dijadikan dasar
untuk mengajar bahwa Tuhan selalu mau membangkitkan
orang kristen yang mati! Hal yang sama berlaku untuk
penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Itu
hanyalah bagian descriptive, dan karenanya bukan merupakan
norma / hukum!

 bagian-bagian yang bersifat didactic (= mengajar).


Ini mencakup semua bagian Kitab Suci yang bersifat pengajaran,
dan ini adalah bagian-bagian yang betul-betul merupakan hukum /
norma.
Contoh:
 Yoh 3:16 memang merupakan norma / hukum: semua / setiap
orang yang percaya kepada Yesus tidak akan binasa tetapi
beroleh hidup yang kekal!
 1Tes 5:16-18 memang merupakan norma: semua orang kristen
harus bersukacita, berdoa dan mengucap syukur senantiasa.
 10 hukum Tuhan (Kel 20:3-17) jelas juga merupakan hukum /
norma.

Tetapi, orang-orang Kharismatik pada umumnya tidak mengerti prinsip


Hermeneutics ini dan mereka menggunakan bagian-bagian yang ber-
sifat descriptive sebagai hukum / norma, seakan-akan itu adalah
bagian yang bersifat didactic.
Contoh:
 mereka menganggap Kis 2:1-13 (rasul-rasul berbahasa Roh pada
saat menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta) sebagai dasar
bahwa orang kristen harus berbahasa Roh / lidah. Padahal bagian
ini adalah bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan),
sehingga tidak boleh dijadikan hukum / norma.
 mereka menggunakan cerita-cerita dimana Yesus menyembuhkan
orang sakit sebagai dasar bahwa semua orang kristen yang sakit
pasti disembuhkan. Padahal ini adalah bagian yang bersifat
descriptive, sehingga tidak boleh dijadikan hukum / norma.

8
I. SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK
Mengapa bisa terjadi kesalahan-kesalahan seperti ini? Salah satu alasan
adalah karena orang Kharismatik menjadi pendeta / pengkhotbah /
pengajar Firman Tuhan tanpa melalui pendidikan Theologia. Ini disebab-
kan karena mereka percaya bahwa:

1. Roh Kudus bisa mengajar mereka secara langsung.


Sekalipun Roh Kudus bisa mengajar langsung, tetapi perlu diingat
bahwa Ia pada umumnya mengajar menggunakan manusia / hamba-
hamba Tuhan (bdk. Ef 4:11-dst).

2. Rasul-rasul juga tidak sekolah Theologia, tetapi tetap bisa dipakai


dengan hebat oleh Tuhan. Untuk ini perlu diingat bahwa sekalipun
rasul-rasul tidak sekolah Theologia, tetapi:
a. Mereka menguasai bahasa Ibrani dan Yunani, yang merupakan
bahasa asli Kitab Suci. Dengan demikian mereka tidak perlu
mempelajari hal itu. Ini tentu berbeda dengan kita yang tidak
menguasai bahasa Ibrani maupun Yunani, sehingga harus
mempelajarinya di sekolah Theologia.
b. Mereka hidup di Palestina pada jaman penulisan Kitab Suci
sehingga mereka tahu segala latar belakang, tradisi, kebudayaan
dsb, yang tidak kita ketahui kecuali kita mau mempelajarinya.
c. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang dari kecil dididik dalam
pengajaran Firman Tuhan yang kuat (jelas sangat berbeda dengan
Sekolah Minggu jaman sekarang).
d. Mereka ikut Yesus selama tiga setengah tahun dan melihat hidup
Yesus yang suci, melihat mujijat-mujijat Yesus, dan mendengar
ajaran-ajaran Yesus secara langsung. Ini tentu lebih hebat dari
sekolah Theologia yang manapun!

Memang sekarang ada banyak pendeta Kharismatik yang melalui


pendidikan sekolah Theologia, tetapi banyak dari mereka belajar di
sekolah Theologia dimana dosen-dosennya tidak pernah sekolah Theo-
logia! Ini seperti orang buta menuntun orang buta!

Tidak adanya pendidikan Theologia ini menyebabkan mereka tidak


mengerti Hermeneutics (= ilmu penafsiran Kitab Suci), sehingga mereka
menafsirkan banyak bagian Kitab Suci secara salah!

-o0o-

9
KHARISMATIK 2

PENGALAMAN DAN PETUNJUK TUHAN

DI LUAR KITAB SUCI


Pada pelajaran 1 telah kita pelajari bahwa kesalahan utama / dasar dari
Kharismatik adalah bahwa ajaran mereka didasarkan pada ‘Kitab Suci +
sesuatu’. Yang dimaksud dengan ‘sesuatu’ itu bisa berupa macam-macam hal
seperti:
 pengalaman.
 ajaran-ajaran yang didapatkan melalui nubuat / bahasa Roh / mimpi /
penglihatan / pendengaran.
 suara Roh Kudus yang berbicara dalam hati kita / RHEMA.

Pada pelajaran ini kita akan membahas hal-hal tersebut.

I) Pengalaman.

1) Dalam kalangan Kharismatik sering ada pengalaman-pengalaman yang


aneh-aneh, seperti:
 seseorang melihat Tuhan dalam acara televisi.
Yang dimaksud bukannya ada film dalam TV dan Tuhan mengguna-
kan film itu untuk berbicara kepadanya. Tetapi maksudnya adalah
bahwa tahu-tahu Tuhan muncul dalam acara TV untuk menggantikan
acara TV yang ada saat itu dan berbicara kepadanya!
 seseorang berhasil mengajar anjingnya memuji Tuhan dengan suatu
unknown bark [= salakan / gonggongan yang tidak dikenal].
 seseorang diperintahkan oleh Tuhan untuk membuat foto dari mata-
hari terbit, dan pada waktu foto itu jadi, ada bayangan Allah dalam foto
itu. Ia lalu menjual foto itu dengan harga $ 9.95 per buah.
 seseorang bersaksi bahwa ia mengalami kematian, pergi ke surga dan
neraka, lalu kembali ke bumi dan hidup lagi.
 seorang pengkhotbah mengaku berulang-ulang melihat Yesus pada
waktu ia sedang berkhotbah.
 seorang pengkhotbah mengaku bahwa ia diajar langsung oleh Tuhan
selama 40 hari dan 40 malam tentang arti dari seluruh Kitab Suci.

Cerita-cerita yang aneh-aneh seperti itu diterima dengan mudah oleh


kebanyakan orang Kharismatik tanpa memeriksa / menguji dahulu apakah
pengalaman-pengalaman itu sesuai dengan Kitab Suci atau tidak.
Padahal Kitab Suci dengan jelas menyuruh kita untuk menguji hal-hal
seperti itu (bdk. 1Tes 5:21 1Yoh 4:1).

1Tes 5:21 - “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik”.

10
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
1Yoh 4:1 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan se-
tiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab
banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia”.

Sekalipun kita percaya bahwa Allah itu mahakuasa dan bisa saja
melakukan hal yang aneh / spektakuler, tetapi perlu dipertanyakan:

a) Apakah pengalaman itu sesuai dengan Kitab Suci?


Ingat bahwa Allah tidak mungkin memberikan pengalaman yang ber-
tentangan dengan FirmanNya!
Misalnya kalau ada orang yang berkata bahwa Allah membawa dia ke
neraka supaya bisa menyaksikan neraka kepada orang-orang lain,
tetapi ia lalu menggambarkan neraka itu secara berbeda dengan apa
yang digambarkan oleh Kitab Suci (misalnya dengan mengatakan
bahwa neraka itu ada di perut bumi), maka itu jelas tidak boleh
dipercaya. Ada 2 kemungkinan: atau orang itu sekedar mengarang
bualan / cerita dusta, atau ia diberikan wahyu oleh setan!

b) Apa tujuan Allah memberikan pengalaman yang aneh itu?


Allah tidak mungkin sekedar memberikan sesuatu yang aneh tanpa
ada tujuan apa-apa! Misalnya orang yang anjingnya menggonggong
dengan gonggongan yang tidak dikenal. Apa gerangan maksud Allah
memberikan hal seperti itu? Allah selalu bekerja untuk mendatangkan
kebaikan bagi anak-anakNya (bdk. Ro 8:28), bukan memberikan hal
spektakuler yang tidak berguna!

2) Dalam Kharismatik, pengalaman sering lebih diutamakan / dipentingkan


dari Kitab Suci.
Seorang Kharismatik berkata: “Aku tidak peduli apa yang dikatakan oleh
Kitab Suci. Aku mempunyai pengalaman!”.
Sekalipun tidak semua orang Kharismatik mempunyai pandangan seperti
itu, tetapi ada banyak dari mereka yang mementingkan pengalamannya
lebih dari Kitab Suci. Kalau mereka menceritakan pengalamannya, dan
kita lalu mendebatnya dan menunjukkan bahwa pengalaman itu tidak
sesuai dengan Kitab Suci, maka reaksi yang sering muncul adalah:
“Pokoknya aku mengalami hal itu!”. Bukankah ini menunjukkan bahwa ia
lebih mementingkan pengalamannya dari Kitab Suci? Ini adalah sesuatu
yang berbahaya, karena pengalaman bisa diberikan oleh setan!

3) Dalam Kharismatik, pengalaman sering dianggap sebagai fakta.


Ada 2 hal yang perlu saudara ketahui:

a) Pengalaman belum tentu betul-betul adalah fakta / kebenaran.


Mengapa demikian? Karena pengalaman itu masih membutuhkan
penafsiran / analisa! Supaya saudara bisa mengerti apa yang saya
maksudkan, perhatikan contoh-contoh di bawah ini:

 ada seorang yang sembuh dari penyakitnya setelah didoakan oleh


seorang pendeta. Ia lalu bersaksi bahwa ia mengalami kesembuh-
an dari Tuhan. Apakah ini adalah suatu fakta / kebenaran? Sebe-

11
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
tulnya belum tentu! Karena bisa saja pendeta itu sebetulnya adalah
nabi palsu yang menyembuhkan dengan menggunakan nama
Yesus (bdk. Mat 7:22-23). Tetapi orang Kharismatik pada
umumnya tidak memikirkan kemungkinan seperti ini.

 ada orang kristen yang dirasuk setan. Orang Kharismatik lalu


menganggap itu sebagai fakta / kebenaran, dan mereka lalu
mengajarkan bahwa orang kristen bisa dirasuk setan. Tetapi,
bisakah dipastikan kalau orang yang kerasukan itu adalah orang
kristen yang sejati? Ingat bahwa 11 murid Yesus saja tidak tahu
kalau Yudas Iskariot bukanlah orang kristen sejati! Dan pastikah
bahwa orang itu kerasukan setan? Apakah bukan sekedar gejala
kejiwaan? Orang Kharismatik pada umumnya mengabaikan ke-
mungkinan-kemungkinan seperti ini.

b) Kalau suatu pengalaman betul-betul adalah fakta / kebenaran, maka


Kitab Suci tidak mungkin bertentangan dengan pengalaman itu.
Misalnya pada tahun 1492, Columbus mengalami dan membuktikan
bahwa bumi ini bulat. Maka Kitab Suci tidak boleh menabrak fakta ini.
Kata-kata ‘ujung bumi’ di dalam Kitab Suci (Misalnya: Maz 19:5 Yes
40:28) tidak boleh ditafsirkan sekan-akan Kitab Suci mengajarkan
bahwa bumi ini berbentuk seperti meja segi empat.

4) Dalam Kharismatik, pengalaman satu orang diharuskan menjadi penga-


laman orang yang lain. Ini adalah sesuatu yang sangat lazim dalam
kalangan Kharismatik.

Misalnya:
 ada seseorang yang sakit. Ia lalu berdoa dan ia disembuhkan secara
mujijat. Maka ia lalu beranggapan bahwa semua orang kristen yang
sakit pasti akan disembuhkan secara mujijat kalau mereka berdoa.
 ada orang kristen yang mendapatkan karunia bahasa Roh. Ini me-
nyebabkan ia lalu beranggapan bahwa semua orang kristen harus bisa
berbahasa Roh.

Sikap semacam ini jelas adalah sikap yang salah, karena dalam Kitab
Suci saja terlihat dengan jelas bahwa pengalaman seseorang belum tentu
bisa menjadi pengalaman orang yang lain.
Memang ada pengalaman yang berlaku umum. Ini adalah pengalaman
yang betul-betul mempunyai dasar Kitab Suci. Misalnya: Kitab Suci men-
janjikan bahwa orang yang percaya dan mentaati Yesus akan menda-
patkan damai dan sukacita (Mat 11:28 Yes 48:18 Yoh 14:27 Gal 5:22-
23). Maka kalau saya, atau siapapun juga, mau percaya kepada Yesus,
pasti akan mendapatkan damai dan sukacita.
Tetapi ada juga pengalaman yang hanya terjadi pada satu atau beberapa
orang saja.

Misalnya:

12
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
 sekalipun Lazarus dibangkitkan dari antara orang mati, itu tidak berarti
bahwa semua orang kristen yang mati juga akan dibangkitkan setelah
4 hari!
 sekalipun Petrus bisa berjalan di atas air, itu tidak berarti bahwa
semua orang kristen harus bisa berjalan di atas air!

Adanya pertentangan antara apa yang dialami oleh seseorang dan apa
yang dialami oleh orang yang lain, menunjukkan bahwa pengalaman
setiap orang tidak selalu sama.

Misalnya:
 apa yang dialami oleh orang yang menerima Roh Kudus? Dalam
Kis 2:1-4 ada bunyi seperti tiupan angin keras, lidah-lidah api yang
hinggap pada kepala mereka, dan lalu ada bahasa Roh. Dalam Kis
10:44-46 hanya ada bahasa Roh. Dalam Kis 19:6 ada bahasa Roh dan
nubuat. Dalam Kis 2:41 tidak ada apa-apa!
 Petrus masuk penjara 2 x dan 2 x juga ia dibebaskan secara mujijat
(Kis 5:19 Kis 12:6-11). Paulus juga mengalami hal seperti itu, sekali-
pun mujijatnya berbeda (Kis 16:19-dst). Tetapi Yohanes Pembaptis
masuk penjara dan lalu dipenggal (Mat 14:1-12). Demikian juga
dengan Yakobus (Kis 12:1-2).
 Seorang pendeta berkata: pada waktu Petrus berkhotbah (pada hari
Pentakosta - Kis 2), ia mendapatkan 3000 orang bertobat. Tetapi pada
waktu Stephanus berkhotbah, ia mendapatkan 3000 batu (Kis 6-7)!

II) Mimpi, nubuat, bahasa Roh, pendengaran, penglihatan.

Jelas sekali bahwa dalam Kitab Suci Tuhan memang sering menggunakan
cara-cara / hal-hal ini untuk berbicara kepada manusia. Tetapi persoalannya,
apakah sampai jaman sekarangpun Tuhan masih menggunakan cara-cara itu
untuk berbicara kepada manusia?

A) Pandangan Kharismatik.

1) Tuhan jelas masih menggunakan cara-cara tersebut untuk berbicara


kepada manusia, karena Tuhan itu tidak berubah (Ibr 13:8).

Tanggapan saya:

Terlepas dari masih atau tidaknya Tuhan berbicara kepada manusia


melalui hal-hal tersebut, perlu kita ketahui bahwa sekalipun Yesus
tidak berubah, itu tidak berarti bahwa Ia pasti terus melakukan apa
yang dahulu pernah Ia lakukan. Misalnya: Ia pernah menciptakan alam
semesta, tetapi Ia tidak mengulangi hal itu. Tuhan pernah menghukum
seluruh bumi dengan air bah, tetapi Ia bahkan berjanji tidak akan
melakukannya lagi (Kej 9:9-17). Yesus pernah mati di atas kayu salib,
dan Ia tidak melakukan hal itu lagi (Ibr 9:27-28). Dahulu Allah
berbicara kepada umatNya dengan perantaraan nabi-nabi, tetapi pada

13
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
zaman akhir Ia berbicara kepada umatNya dengan perantaraan Yesus
(Ibr 1:1). Jadi, sekalipun Yesus tidak berubah, bisa saja Ia tidak
melakukan lagi apa yang dahulu pernah Ia lakukan!

2) Kis 2:17-21 menunjukkan bahwa Tuhan masih menggunakan hal-hal


itu untuk berbicara kepada manusia. Jadi, mimpi, nubuat dll yang ada
dalam Kitab Suci hanyalah suatu model. Semua itu tetap terjadi pada
saat ini.

Tanggapan saya:

Perlu diketahui bahwa Kis 2:17-21 (kutipan Petrus tentang nubuat nabi


Yoel) bisa saja diartikan bahwa mimpi, penglihatan dsb itu hanya
terjadi setelah hari Pentakosta sampai selesainya penulisan Kitab
Suci, dan tidak mesti diartikan sampai Yesus datang kembali.

3) Banyak orang Kharismatik yang bahkan lebih menekankan ajaran-


ajaran yang mereka dapatkan melalui nubuat, bahasa Roh,
penglihatan, pendengaran dsb, dari pada Kitab Suci / Firman Tuhan
sendiri. Banyak orang Kharismatik, yang kalau ingin mengetahui
kehendak Tuhan, bukannya mencari / mempelajarinya dalam Kitab
Suci, tetapi meminta Tuhan memberinya petunjuk melalui nubuat,
penglihatan, dsb.

Tanggapan saya:

Ini jelas salah. Kitab Suci tidak boleh diabaikan, tetapi harus dipelajari
sehingga kita bisa mengetahui kehendak Tuhan.

B) Pandangan Anti Kharismatik.

1) Orang-orang yang anti Kharismatik, seperti John F. MacArthur, Jr. dan


Victor Budgen, menganggap bahwa jaman sekarang Tuhan sudah
tidak lagi menggunakan mimpi, nubuat, dll, untuk berbicara kepada
manusia. Mereka berpendapat bahwa kalau pada jaman sekarang hal
itu masih terjadi, maka itu akan merusak otoritas dari Kitab Suci dan
akan menyebabkan orang kristen mengabaikan Kitab Suci.

2) Dalam bukunya yang berjudul ‘The Charismatics and the Word of


God’, hal 135, Victor Budgen mengutip kata-kata dari Martin Luther
(1483-1546) yang berkata sebagai berikut:
“The Scripture is so full, that as for visions and revelations, nec curo, nec
desidero, I neither regard nor desire them” (= Kitab Suci begitu penuh,
sehingga untuk penglihatan dan wahyu, aku tidak mempedulikan mau-
pun menginginkannya).

Budgen melanjutkan dengan mengatakan: Waktu Luther mendapat


penglihatan tentang Kristus, setelah berdoa dan berpuasa selama 1
hari, maka Luther lalu berteriak:

14
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
“Avoid Satan, I know no image of Christ but the Scriptures” (=
Menjauhlah / pergilah setan, aku tidak tahu gambar Kristus selain Kitab
Suci).

Dalam buku yang sama, hal 138, Budgen mengutip kata-kata John
Owen, seorang ahli theologia Reformed yang hidup pada tahun 1616-
1683. John Owen berkata sebagai berikut tentang ‘revelations’ (=
wahyu):
“They are of two sorts - objective and subjective. Those of the former sort,
whether they contain doctrines contrary unto that of Scripture, or
additional thereunto, or seemingly confirmatory thereof, they are
universally to be rejected, the former being absolutely false, the latter
useless. ... By subjective revelations, nothing is intended but that work of
spiritual illumination whereby we are enabled to discern and understand
the mind of God in the Scripture; which the apostle prays for in the behalf
of believers (Eph 1:16-19) ...” [= Mereka (Wahyu-wahyu) terdiri dari 2
macam - obyektif dan subyektif. Yang tergolong jenis pertama (wahyu
obyektif), apakah itu berisikan ajaran yang bertentangan dengan Kitab
Suci, atau ajaran yang ditambahkan pada Kitab Suci, atau ajaran yang
kelihatannya meneguhkan Kitab Suci, harus ditolak secara universal,
yang pertama karena palsu, yang terakhir karena tidak berguna. ... Yang
dimaksud dengan wahyu subyektif tidak lain adalah pekerjaan
pencerahan rohani dengan mana kita dimampukan untuk melihat dan
mengerti pikiran Allah dalam Kitab Suci; yang untuknya sang rasul
berdoa demi orang percaya (Ef 1:16-19) ...].

Lalu dalam hal 183, Budgen mengutip lagi dari Charles Haddon
Spurgeon (1834-1892) sebagai berikut:
“Every now and then there comes up a heresy, some woman turns
prophetess and raves; or some lunatic gets the idea that God has inspired
him, and there are always fools ready to follow any impostor” (= sesekali
muncullah seorang penyesat, seorang wanita yang menjadi nabiah dan
mengoceh; atau seorang gila yang mempunyai gagasan bahwa Allah
mengilhaminya, dan selalu ada orang-orang tolol yang siap untuk meng-
ikuti seadanya penipu).

Catatan: 3 orang yang dikutip oleh Budgen ini semuanya hidup pada
jaman dimana Kharismatik (bahkan Pentakosta) belum ada! Perhati-
kan tahun dimana mereka hidup. Karena itu mereka ini tidak bisa
disebut sebagai ‘anti kharismatik’!

C) Pandangan saya.

1) Nubuat, bahasa Roh, penglihatan, pendengaran yang ada pada jaman


sekarang banyak sekali yang palsu. Bisa dipastikan sebagian besar
adalah palsu, artinya tidak datang dari Tuhan tetapi mungkin dari
orang itu sendiri, atau orangnya hanya membual, atau datang dari
setan. Ini sesuai dengan peringatan Yesus dan Kitab Suci bahwa
menjelang akhir jaman akan ada banyak pemalsuan dari setan.

15
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
Contoh:
 Penginjil Kharismatik dari Amerika, Oral Robert, mengatakan
bahwa Tuhan menuntut dari dia uang sebanyak 4,5 juta dollar atau
ia akan dipanggil pulang. Ini jelas adalah palsu, karena bagaimana
mungkin Tuhan menjadi seorang teroris yang begitu gila dengan
menyandera anakNya sendiri?
 Seorang penginjil berkata bahwa Yesus sering menampakkan diri
kepada dia (tanpa berbuat apa-apa, hanya tersenyum dsb) bahkan
pada saat kebaktian / khotbah sedang berlangsung. Ini juga pasti
palsu, karena Tuhan menghendaki kebaktian berlangsung dengan
tertib dan teratur (1Kor 14:33,40), sehingga tidak mungkin Ia sen-
diri lalu merusak ketertiban itu.

2) Nubuat, bahasa Roh, penglihatan, pendengaran, mimpi yang isinya


adalah pengajaran yang berlaku umum (untuk semua orang), saya
yakin sudah tidak ada lagi pada jaman ini. Alasannya: kalau hal-hal itu
masih ada, maka harus dituliskan menjadi Kitab Suci jilid II dan itu
jelas tidak mungkin.

Contoh:

 Ada seorang penginjil yang mengatakan bahwa ia diajar langsung


oleh Allah selama 40 hari tentang arti dari seluruh Kitab Suci. Ini
jelas merupakan ajaran yang berlaku untuk semua orang. Kalau
memang ajaran itu dari Tuhan, berarti pasti itu adalah ajaran yang
infallible & inerrant (= tidak ada salahnya), dan sudah seharusnya
ditulis menjadi Kitab Suci jilid II. Mengapa itu tidak dia lakukan? Hal
seperti ini jelas adalah palsu!

 Ada orang yang berkata bahwa Tuhan membawa dia ke neraka,


dan ia lalu menuliskan apa yang ia lihat itu dalam buku yang
berjudul ‘Wahyu Tuhan Yesus tentang Neraka’. Ini jelas meru-
pakan ajaran yang berlaku umum, dan merupakan kitab Suci jilid II.
Karena itu, ini pasti palsu!

3) Tentang nubuat, bahasa Roh, penglihatan, pendengaran, mimpi yang


isinya adalah tentang hal-hal yang hanya ditujukan kepada satu atau
sekelompok orang saja (tidak berlaku umum), pada saat / sikon
tertentu saja, saya ragu-ragu / tidak pasti apakah semua ini juga tidak
ada lagi pada jaman sekarang.
Misalnya ada orang kristen mengalami problem yang berat yang
menyebabkan ia mau bunuh diri. Tidak mungkinkah Tuhan melakukan
intervensi dan memberi dia penglihatan sehingga ia dikuatkan /
dihiburkan dan tidak jadi bunuh diri?

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a) Tidak ada satu ayat Kitab Sucipun yang secara jelas menyatakan
bahwa nubuat, bahasa Roh, penglihatan, pendengaran itu sudah
tidak ada lagi. Saya berpendapat bahwa kata-kata John Owen di

16
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
atas tidak mempunyai dasar Kitab Suci yang jelas dan meyakin-
kan.

b) Dalam Kitab Suci ada nubuat-nubuat yang terjadi, tetapi isi nubuat
itu tidak dimasukkan ke dalam Kitab Suci.
Contoh: Bil 11:27. Disini Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
NIV: Eldad and Medad are prophesying in the camp (= Eldad dan
Medad sedang bernubuat dalam kemah).
Mereka jelas bernubuat, dan nubuat itu datang dari Tuhan, tetapi isi
nubuat itu tidak dicatat dalam Kitab Suci.
Jadi, kalau jaman sekarang ada nubuat, bahasa Roh, dsb, tidak
harus menimbulkan Kitab Suci jilid II, dan dengan demikian tidak
merusak otoritas dari Kitab Suci.

c) Ada hal-hal penting yang tidak bisa kita ketahui dari Kitab Suci.
Misalnya: Siapa jodoh yang Tuhan kehendaki bagi kita? Dimana
kita harus bekerja?
Tuhan memang punya banyak cara untuk bisa menunjukkan
kehendakNya kepada kita dalam hal-hal seperti itu, tetapi tidak
mungkinkah untuk hal-hal ini Tuhan lalu menggunakan hal-hal
seperti nubuat, bahasa Roh, dsb untuk menunjukkan kehendakNya
kepada kita?

4) Kalau saudara mengalami nubuat, bahasa Roh, penglihatan, dsb,


periksalah / ujilah dengan Kitab Suci / Firman Tuhan. Ingat bahwa
setan juga bisa memberikan hal-hal seperti itu (bdk. Mat 24:23-25
2Kor 11:14 Gal 1:6-9).
Kalau saudara kurang mempunyai pengertian Kitab Suci, mintalah
seorang hamba Tuhan (yang sejati) untuk membantu saudara dalam
menguji dengan menggunakan Kitab Suci.
Contoh pengujian: Ada pendeta / penginjil yang berkata bahwa Yesus
berulang-ulang / terus menerus menampakkan diri kepadanya pada
waktu ia sedang berkhotbah (dan Yesusnya tidak melakukan apa-apa
kecuali hanya tersenyum, duduk dsb). Padahal dalam 1Kor 14:33,40
dikatakan bahwa Tuhan menghendaki ketertiban dalam kebaktian.
Karena itu, tidak mungkin Yesus menampakkan diri tanpa ada gu-
nanya dan merusak ketertiban dalam kebaktian. Karena ini berten-
tangan dengan Kitab Suci, maka ini pasti palsu (mungkin sekedar
merupakan isapan jempol pendeta / penginjil itu, atau penglihatan itu
datang dari setan).

III) Suara Roh Kudus dalam hati / pikiran kita.

Yang saya maksudkan dengan ‘suara Roh Kudus’ di sini bukanlah suara
yang bisa terdengar oleh telinga kita, tetapi juga bukan sekedar ‘dorongan
Roh Kudus’ dalam hati kita. Yang saya maksud betul-betul adalah ‘suara Roh
Kudus’ yang berbicara dalam hati / pikiran kita sehingga tanpa suatu proses
pemikiran, kita tahu apa yang Ia kehendaki.

17
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
Ada banyak orang yang menyatakan bahwa mereka pernah mengalami hal
seperti ini. Dalam banyak kasus bahkan dikatakan bahwa mereka berdialog
dengan Tuhan / Roh Kudus.

A) Pandangan Kharismatik.
Boleh dikatakan semua orang Kharismatik menerima hal ini.

B) Pandangan anti Kharismatik.


Mereka menolak adanya hal seperti ini pada jaman sekarang ini.
Mengapa? Karena mereka berpendapat bahwa sama seperti nubuat, ba-
hasa Roh, penglihatan dsb, maka ‘suara Roh Kudus’ dalam hati / pikiran
kita adalah sesuatu yang datang langsung dari Allah dan pasti tidak
mungkin salah. Kalau hal seperti itu masih ada pada jaman ini, itu akan
merusak keunikan dan otoritas Kitab Suci.

C) Pandangan saya.

1) Saya percaya bahwa Roh Kudus bisa mengingatkan kita akan Firman
Tuhan yang sudah pernah kita pelajari / dengar, untuk menegur,
menguatkan atau menghibur kita. Ini memang adalah salah satu tugas
Roh Kudus (Yoh 14:26) dan ini harus diterima oleh setiap orang
kristen, termasuk yang anti Kharismatik.

2) Tetapi suara Roh Kudus dalam hati / pikiran kita jelas tidak sama
dengan no 1 di atas. Melalui suara Roh Kudus ini Roh Kudus di-
katakan bisa berdialog, menjelaskan arti ayat Kitab Suci, atau menyu-
ruh kita melakukan hal-hal lain. Jadi berbeda dengan no 1 di atas
dimana Ia hanya mengingatkan kita akan hal-hal yang sudah pernah
kita pelajari / dengar, maka disini Ia memberikan sesuatu yang belum
pernah kita ketahui.
Apakah hal seperti ini masih ada atau tidak, saya ragu-ragu. Alasan
keragu-raguan saya adalah:

a) Tuhan adalah Gembala kita. Itu berarti Ia memimpin kita dalam


segala hal, termasuk yang kecil-kecil. Padahal Kitab Suci jelas
tidak mengajarkan segala sesuatu kepada kita. Lalu, bagaimana
Tuhan menunjukkan jalanNya kepada kita dalam hal-hal yang tidak
ada dalam Kitab Suci? Misalnya, bagaimana Ia menunjukkan ke-
pada seseorang jodoh dari orang itu? Memang karena kemaha-
kuasaanNya Ia bisa menggunakan banyak cara untuk menunjuk-
kan hal itu, misalnya dengan mengatur situasi dan kondisi di sekitar
kita, atau dengan memimpin kita dalam proses pemikiran kita.
Tetapi karena dalam Kitab Suci dikatakan bahwa Roh Kudus itu
diberikan untuk memimpin kita, tidak mungkinkah Roh Kudus itu
memimpin kita dalam hal itu melalui suaraNya dalam hati / pikiran
kita?

b) Bahwa ada banyak orang kristen mengaku pernah mendengar


suara seperti itu bukanlah bukti yang kuat untuk memastikan masih
adanya hal itu pada jaman ini. Karena persoalannya adalah:

18
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
bagaimana bisa dipastikan bahwa itu adalah suara Roh Kudus?
Apakah itu bukan sekedar suara hati atau naluri / indera ke 6?

c) Bahwa ada banyak orang kristen tidak pernah mengalami hal ini,
bukanlah merupakan bukti bahwa hal ini pasti tidak ada lagi.
Mungkin itu adalah semacam karunia khusus yang hanya diberikan
oleh Tuhan kepada orang-orang kristen tertentu saja.

3) Pesan saya:
Kalau saudara pernah / sering mendengar ‘suara’ seperti itu, maka:

a) Ingatlah bahwa suara itu bisa datang dari setan sekalipun suara itu
terbukti benar dan memberikan kebaikan kepada saudara.

Jonathan Edwards (1703-1758) mengatakan sebagai berikut:


“One erroneous principle, than which scarce any has proved more
mischievous to the present glorious work of God, is a notion that it is
God’s manner in these days, to guide his saints, at least some that are
more eminent, by inspiration or immediate revelation. They suppose he
makes known to them what shall come to pass hereafter, or what it is his
will that they should do, by impressions made upon their minds, either
with or without texts of Scripture; whereby something is made known to
them, that is not taught in Scripture. By such a notion the devil has a
great door opened for him; and if once this opinion should come to be
fully yielded to, and established in the church of God, Satan would have
opportunity thereby to set up himself as the guide and oracle of God’s
people, and to have his word regarded as their infallible rule, and so to
lead them where he would, and to introduce what he pleased, and soon
to bring the Bible into neglect and contempt. Late experience, in some
instances, has shown that the tendency of this notion is to cause persons
to esteem the Bible as in a great measure useless” (= Satu prinsip yang
salah, yang jarang ada tandingannya dalam merusak / merugikan
pekerjaan Allah yang mulia pada jaman ini, adalah suatu anggapan
bahwa adalah merupakan cara Allah pada jaman ini, untuk me-
mimpin para orang kudusNya, setidaknya beberapa orang yang lebih
menonjol, dengan menggunakan ilham atau wahyu langsung. Mereka
menganggap Ia memberitahu mereka apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang, atau apa yang Ia kehendaki untuk mereka
lakukan, dengan suatu kesan yang dibuat dalam pikiran mereka,
dengan atau tanpa text Kitab Suci; dengan mana sesuatu, yang tidak
diajarkan dalam Kitab Suci, dinyatakan kepada mereka. Dengan
adanya pandangan / anggapan seperti itu, setan mempunyai sebuah
pintu besar yang terbuka bagi dia; dan sekali pandangan ini diterima
secara penuh, dan ditegakkan dalam gereja Allah, maka setan akan
mempunyai kesempatan melalui hal ini untuk menjadikan dirinya
sendiri sebagai pemandu dan kata-kata ilahi dari umat Allah, dan
menjadikan kata-katanya sebagai peraturan yang tidak bisa salah
dari umat Allah, dan dengan demikian membawa mereka kemanapun
ia mau, dan mengajukan apapun yang ia senangi, dan dengan cepat
menyebabkan Alkitab diabaikan dan dihina. Pengalaman akhir-akhir

19
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
ini, dalam beberapa contoh, menunjukkan bahwa pandangan /
anggapan ini mempunyai kecondongan untuk menyebabkan orang-
orang menganggap Alkitab itu sia-sia) - Victor Budgen, ‘The Cha-
rismatics and the Word of God’, pp 176-177.

Jonathan Edwards memang termasuk orang yang tidak menerima


adanya suara Roh Kudus dalam hati / pikiran kita pada jaman ini.
Kalaupun saudara tidak bisa menyetujui dia dalam hal ini,
kata-katanya tetap penting untuk saudara perhatikan! Bahaya
yang ia kuatirkan adalah kalau setan yang memberikan suara itu.
Kalau saudara menganggap bahwa setan tidak mungkin membe-
rikan suara yang benar / baik, maka saudara perlu ingat bahwa
setan adalah pendusta yang sangat licik dan banyak akalnya. Ia
bisa saja mula-mula memberikan suara yang benar / baik, dan
sesudah suaranya itu saudara percayai secara mutlak, ia mulai
memberikan hal-hal yang salah!

Ul 13:1-3 memberikan peringatan tentang kemungkinan akan


terjadinya peristiwa sebagai berikut: ada seorang nabi / pemimpi
yang menubuatkan suatu tanda, dan tanda itu lalu terjadi (ini
menyebabkan ia dipercaya). Tetapi setelah itu ia mengajak orang
Israel untuk menyembah berhala. Tuhan berkata bahwa orang
Israel tidak boleh menurutinya.
Ini menunjukkan bahwa setan mula-mula bisa memberikan hal-hal
yang baik / benar, dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan
kita. Setelah kita mempercayainya, maka ia menyesatkan kita.

Illustrasi:
Ada orang yang pada waktu mau membunuh tikus-tikus di
rumahnya, mula-mula memberi makan tikus-tikus itu. Setelah
semua tikus-tikus itu ‘percaya’ kepadanya dan selalu memakan
habis makanan yang ia sediakan tanpa curiga, ia lalu memberi
makanan yang dicampur racun. Tikus-tikus yang sudah menaruh
kepercayaan kepadanya tertipu dan mereka mati semua di dalam
satu malam!

Maukah saudara mati diracun oleh setan dengan cara seperti itu?
Kalau saudara tidak mau diracun oleh setan dengan cara seperti itu
maka checklah setiap suara dengan menggunakan Kitab Suci! Roh
Kudus tidak mungkin memberikan suara / petunjuk yang berten-
tangan dengan Kitab Suci! Jadi jangan ada saat dimana saudara
sudah begitu mempercayai suara itu sehingga saudara langsung
menerimanya tanpa mengecheck dengan Kitab Suci!

b) Jangan mengabaikan Kitab Suci dalam mencari pimpinan Tuhan.


Sekalipun dalam Kitab Suci banyak orang mendapatkan pimpinan
Tuhan melalui mimpi, nubuat, tanda, suara Tuhan / Roh Kudus
dsb, tetapi semua itu terjadi pada saat Kitab Suci belum lengkap!
Setelah Kitab Suci lengkap, maka pada umumnya Tuhan mem-

20
II. PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI
berikan pimpinanNya melalui Kitab Suci (kalau tidak, apa gunanya
Ia memberikan Kitab Suci kepada kita?).
Kalaupun saudara sering mendapatkan pimpinan Roh Kudus
melalui suara Roh Kudus tersebut, ingatlah bahwa pada umumnya
Tuhan tetap memimpin melalui Kitab Suci. Bacalah Maz 119:105
dan Mat 22:29! Jadi, apapun yang terjadi, jangan sekali-kali meng-
abaikan Kitab Suci. Pelajarilah Kitab Suci dengan tekun untuk
mendapatkan pimpinan Tuhan!

-o0o-

21
KHARISMATIK 3

PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN


A) Ajaran Kharismatik.

1) Penggunaan pikiran / otak adalah sesuatu yang menentang Roh Kudus /


pekerjaan Roh Kudus.

2) Kita harus membuang pikiran, supaya kita terbuka terhadap pekerjaan


Tuhan secara langsung.

3) Persekutuan terindah / tertinggi dengan Allah tercapai pada waktu pikiran


kita dibuang / disingkirkan / tidak digunakan.

Bahwa banyak orang Kharismatik mempercayai ajaran di atas ini terlihat dari
kutipan-kutipan di bawah ini:

Peter Masters mengutip kata-kata seorang tokoh Kharismatik yang bernama


John Wimber yang mengatakan:
“Fear of losing control is threathening to most Western Christians” (= Rasa takut
kehilangan kontrol adalah sesuatu yang mengancam / menakutkan bagi keba-
nyakan orang barat kristen) - Peter Masters, ‘The Healing Epidemic’, p 181.

Dalam buku yang sama, hal 181-182, Peter Masters lalu melanjutkan dengan
mengatakan:
 “He (John Wimber) insists that we must overcome our fears, because rational
control must be forfeited for tongue-speaking to occur; for soaring ecstatic
sensations to be felt in worship; for messages from God to be received directly
into the mind, and for miraculous events to happen, such as healings” [= Ia
(John Wimber) berkeras bahwa kita harus mengalahkan rasa takut kita,
karena kontrol pikiran harus ditinggalkan supaya bahasa lidah / Roh bisa
terjadi; supaya rasa gembira yang luar biasa dapat dirasakan dalam
kebaktian; supaya pesan-pesan Allah dapat diterima langsung pada otak,
dan supaya mujijat-mujijat, seperti kesembuhan, bisa terjadi].
 “Increasing numbers of healers are practising the technique of putting sick
people into trance states which knock out their power of rational control” (=
makin banyak penyembuh-penyembuh yang mempraktekkan tehnik yang
membuat orang sakit masuk dalam keadaan trance / tak sadar yang
memukul K.O. kekuatan kontrol pikiran mereka).
 “Most charismatic healing meetings now begin with strenuous efforts to help
people to surrender their rational control and behave in a completely un-
inhibited way. The goal is that worshippers should be ‘open’ to accept anything
that happens, no matter how strange, inexplicable or bizzare it may be. Loud,
rhythmic music forms the basis of worship, and all present are urged to join in
with arm-waving, body-swaying, foot-tapping, and even dancing and leaping in
the air. Rational control must at all costs be swept away because nothing which
occurs must be impeded, tested or evaluated by the intelligent mind, versed in

22
III. PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN
the Word of God” (= Kebanyakan kebaktian kesembuhan Kharismatik di-
mulai dengan usaha keras untuk menolong jemaat untuk membuang kontrol
pikiran mereka dan bertindak / bersikap tanpa rasa malu. Tujuannya
adalah supaya jemaat terbuka untuk menerima apapun yang terjadi, tidak
peduli betapa anehnya, tidak masuk akalnya, dan ajaibnya hal yang terjadi
itu. Musik yang keras adalah dasar dari kebaktian / ibadah itu, dan semua
orang yang hadir didorong untuk menggerak-gerakkan tangan, tubuh, kaki,
dan bahkan berdansa dan melompat-lompat. Apapun yang terjadi, kontrol
pikiran harus dibuang karena apapun yang terjadi tidak boleh dihalangi,
diuji atau dievaluasi oleh pikiran yang benar-benar mengetahui / mengenal
Firman Allah).

 “By discarding the law of sound mind charismatics have rendered themselves
highly gullible in the face of false teaching, exaggeration and lies” (= Dengan
membuang hukum akal sehat, orang-orang Kharismatik telah membuat diri
mereka sendiri mudah tertipu dalam menghadapi ajaran sesat / palsu,
cerita-cerita yang dilebih-lebihkan, dan dusta).

Contoh-contoh pikiran yang dibuang / di by pass:


 Orang yang ‘nggeblak’. Memang ada orang yang pura-pura saja / ikut-
ikutan nggeblak, tetapi ada juga yang betul-betul pingsan / kehilangan
kesadarannya. Ini jelas membuang pikiran / akal.
 Orang yang menjadi histeris pada saat penyembahan dalam kebaktian /
persekutuan Kharismatik. Ini tidak terlalu berbeda dengan orang-orang
yang nonton pagelaran musik Rock!
 Berdoa dengan bahasa roh. Ini adalah suatu usaha untuk berdoa tanpa
menggunakan otak, padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus
berdoa dengan menggunakan pikiran (Bdk. 1Kor 14:14,15).
 Banyak chairman (= pemimpin liturgi) yang berbicara, menyanyi dan
berdoa dengan cara sedemikian rupa sehingga terlihat jelas bahwa
mereka hanya menggunakan perasaan mereka, dan membuang pikiran
mereka! Juga banyak orang yang memberikan sharing dengan cara yang
sama.
 Mengaminkan segala sesuatu yang dikatakan pengkotbah / chairman dari
atas mimbar, tanpa peduli betapa tidak masuk akalnya dan betapa tidak
alkitabiahnya ajaran yang mereka berikan (bdk. Kis 17:11).
 Mempercayai segala kesaksian yang disharingkan tanpa mempedulikan
betapa tidak masuk akalnya dan betapa tidak alkitabiahnya cerita yang
disharingkan.
 Toronto Blessing adalah contoh yang paling mutakhir tentang pikiran yang
dibuang atau di-by pass!

B) Pandangan saya.

1) Adanya pikiran adalah salah satu ciri manusia sebagai peta dan teladan
Allah. Tanpa pikiran, manusia tidak berbeda dengan binatang (Ayub
39:16-20 Maz 32:9 Maz 49:21 Maz 73:22 Yudas 10). Jadi, orang yang
berusaha membuang pikirannya, sebetulnya sedang berusaha untuk
menjadi binatang!

23
III. PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN

2) Dengan pikiran saja, manusia memang tidak akan bisa mengenal Allah.
Harus ada Kitab Suci / Firman Tuhan dan Roh Kudus yang bekerja di
dalam diri manusia. Tetapi, hanya dengan Kitab Suci dan Roh Kudus,
tanpa otak, kita juga tidak akan bisa mengenal Allah!
Dasar Kitab Suci:
 Mat 22:29 - kata ‘mengerti’ jelas menunjukkan penggunaan otak!
 Mat 13:51 Mat 15:16 Mat 16:9,11 -- Yesus jelas menekankan penger-
tian. Dan ini tidak mungkin bisa ada tanpa penggunaan otak.
 Ef 4:17-18 menunjukkan otak orang non kristen; Ef 4:20,21,23 me-
nunjukkan otak orang kristen. Ef 4:23 itu menunjukkan bahwa menjadi
orang kristen tidak berarti bahwa pikirannya dibuang, tetapi diperba-
harui.
 Luk 24:45 berbunyi: “Lalu Ia membukakan pikiran mereka, sehingga
mereka mengerti Kitab Suci”. Ini menunjukkan pentingnya penggunaan
otak, Kitab Suci dan pekerjaan Tuhan.

3) Kitab Suci juga menunjukkan pentingnya penggunaan otak dalam ber-


bagai hal, seperti:
 Dalam pertobatan (Luk 15:17 - ‘menyadari’).
 Dalam menerima Firman Tuhan (Mat 13:23 - ‘mengerti’).
 Dalam pertumbuhan pengenalan akan Tuhan (2Pet 1:5-6 - ‘pengeta-
huan’).
 Dalam mengasihi Tuhan (Mat 22:37 - ‘akal budi’).
 Dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan (Kis 6:9-10 - ‘bersoal jawab’;
Kis 9:22 - ‘membuktikan’).
 Dalam berdoa dan menyanyi (1Kor 14:15 - ‘dengan akal budiku’).
 Dalam memecahkan perbedaan pendapat Theologia (Kis 15:7 - ‘per-
tukaran pikiran’).
 Dalam berusaha hidup sesuai kehendak Tuhan (1Tim 1:13 Ro 10:2).
Dalam kedua ayat ini terlihat bahwa karena tidak adanya pengertian
yang benar, Paulus (sebelum ia bertobat) dan orang-orang Yahudi
mengarahkan kehidupan mereka ke arah yang salah.
 Kitab Amsal menekankan hikmat. Hikmat menyangkut pengertian /
pengetahuan. Lihat Amsal 1:17 2:1-6 9:10 12:1 18:2-3 19:2. Jadi,
kalau kita membuang pikiran, itu berarti kita juga membuang hikmat
yang justru ditekankan pentingnya oleh Kitab Amsal!

4) Kitab Suci mengharuskan kita mempunyai akal sehat.


Dalam 1Tim 3:2, salah satu syarat untuk penilik jemaat adalah ‘bijaksana’.
Kata ini diterjemahkan berbeda-beda.
NASB: prudent (= bijaksana, hati-hati).
NIV: self-controlled (= menguasai diri).
RSV: sensible (= berpikiran sehat / bijaksana).
KJV: sober (= waras / bijaksana).
Kata bahasa Yunaninya adalah: SOPHRON (= soundminded / berpikiran
sehat) yang berasal dari 2 kata Yunani yaitu SOZO [= I save (= aku
menyelamatkan)] dan PHREN [= mind (= pikiran)].

24
III. PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN
Kata Yunani yang sama terdapat dalam Tit 1:8 Tit 2:2,5,12 (diterjemah-
kan ‘bijaksana’), dalam Tit 2:6 (diterjemahkan ‘menguasai diri’), dan da-
lam 1Pet 4:7 (diterjemahkan ‘kuasailah dirimu’).
Semua ayat ini jelas menunjukkan bahwa berpikiran sehat merupakan
keharusan bagi setiap orang kristen!

5) Kita harus menggunakan otak / pikiran, tetapi kita tidak boleh bersandar
pada pikiran! (Ams 3:5).
Kalau Kharismatik mengambil sikap extrim kiri yaitu membuang / tidak
menggunakan pikiran, maka liberalisme dan banyak orang Protestan
mengambil sikap extrim kanan yaitu bersandar pada pikiran. Kedua extrim
ini harus dijauhi!
Otak harus digunakan di bawah pimpinan Tuhan untuk mengerti Kitab
Suci, bukan untuk menghakimi Kitab Suci!

6) Ada beberapa hal yang bisa membuang pikiran sehat:


 minuman keras.
 narkotik.
 penyakit, misalnya gila.
 usia tua, dimana orang menjadi pikun.
 occultisme, yaitu praktek-praktek yang berhubungan dengan kuasa
gelap, seperti semedi, trance, hipnotis, dsb.
Empat hal yang pertama adalah persoalan jasmani, dan hanya occultisme
yang merupakan persoalan rohani. Kalau Kharismatik membuang pikiran,
maka Kharismatik sudah termasuk dalam occultisme! Dr. Kurt Koch,
seorang ahli occultisme, dalam bukunya yang berjudul ‘Occult ABC’ (hal
29-34) memang memasukkan ‘Charismatic Movements’ ke dalam daftar
hal-hal yang termasuk occultisme!

Pesan-pesan yang perlu diperhatikan:


Penggunaan otak / pikiran itu penting, dan karena itu jangan malas
menggunakan otak dalam segala sesuatu, seperti:
 pada waktu mendengar khotbah (bdk. Kis 17:11).
 pada waktu memberitakan Firman Tuhan / memberitakan Injil.
 dalam menentang ataupun menyetujui suatu pendapat.
 dalam menentang / menyetujui suatu praktek rohani tertentu.

-o0o-

25
KHARISMATIK 4

BAPTISAN ROH KUDUS


A) Pandangan Kharismatik.

1) Orang Kharismatik pada umumnya berpendapat bahwa orang kristen


yang sungguh-sungguh (sudah selamat, sudah menjadi anak Allah) bisa
saja belum mempunyai Roh Kudus. Jadi ada ‘gap’ (= selang waktu) anta-
ra saat seseorang itu percaya kepada Kristus dan saat orang itu mene-
rima Roh Kudus / baptisan Roh Kudus. Dengan demikian baptisan Roh
Kudus dianggap sebagai ‘second work of grace’ (= pekerjaan kasih
karunia yang kedua).
Bahwa ini memang merupakan ajaran Kharismatik, terlihat dari kutipan-
kutipan di bawah ini:

a) “Apa yang dapat kita perbuat untuk membantu seseorang untuk


menerima Roh Kudus? Kita harus membantu calon penerima Roh
Kudus untuk menyadari bahwa Tuhan telah memberikan Roh
KudusNya dan selanjutnya terserah kepadanya (calon yang
bersangkutan) untuk menerima Roh Kudus itu sekarang! Jelaskanlah
kepada calon itu bahwa ia tidak perlu mengemis-ngemis kepada Tuhan.
Kita adalah anak-anak Tuhan, ....
Berikanlah petunjuk kepada calon penerima Roh Kudus itu bahwa
sekarang juga ia sudah diselamatkan, sehingga iapun sudah siap untuk
dapat menerima Roh Kudus. ...
Akan tetapi apabila seseorang itu telah diselamatkan, maka keadaannya
memang sudah ‘beres’ dan sudah siap untuk dapat menerima Roh
Kudus” (Kenneth Hagin, ‘Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus’,
hal 3-4).

b) “Roh Kudus itu mutlak perlu bagi setiap orang yang menyebut diri
kristen. Yang menjadi pertanyaan adalah: Dapatkah semua orang
kristen menerima Roh Kudus? .... Alkitab katakan bahwa semua orang
yang telah diselamatkan akibat percaya Tuhan Yesus, sudah dapat
menerima karunia tersebut, tidak ada perkecualian” (‘Roh Kudus’,
School of Ministry GBI Bethany, hal 25).

Perhatikan bahwa disatu pihak orang itu disebut dengan istilah ‘anak
Tuhan / orang kristen’, ‘sudah / telah diselamatkan’, ‘percaya Tuhan
Yesus’, tetapi pada saat yang sama ia tetap disebut sebagai ‘calon
penerima Roh Kudus’ atau ‘sudah dapat menerima karunia tersebut’, yang
menunjukkan bahwa ia belum mempunyai Roh Kudus.

2) Orang Kharismatik pada umumnya juga mengharuskan setiap orang


kristen untuk berusaha mengalami baptisan Roh Kudus. Jadi, setiap
orang kristen harus mencari Baptisan Roh Kudus ini. Tiap orang kristen
harus mengalami ‘pentakosta’nya masing-masing / sendiri-sendiri.

26
IV. BAPTISAN ROH KUDUS

3) Orang Kharismatik pada umumnya menyamakan / mencampur-adukkan


‘Baptisan Roh Kudus’ dengan ‘kepenuhan Roh Kudus’.
Perhatikan kutipan di bawah ini:
“Istilah ‘penuh dengan Roh Kudus’ maupun ‘dibaptis dengan Roh Kudus’,
sesungguhnya yang dimaksud adalah ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’” (‘Roh
Kudus’, School of Ministry GBI Bethany, hal 24).

4) Orang Kharismatik pada umumnya juga berpendapat bahwa baptisan Roh


Kudus itu ditandai dengan bahasa Roh / lidah.
Ini terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini:

a) “Jelaskanlah kepada calon penerima Roh Kudus, bahwa dialah yang


harus berbicara. Roh Kudus akan bekerja melalui perantaraan organ
suaranya (bibir dan lidahnya), dan calon penerima itu harus menge-
luarkan suara dan berbicara untuk mengucapkan kata-kata. ...
Memang sudah dapat diharapkan bahwa apabila calon penerima Roh
Kudus itu menerima Roh Kudus, maka iapun akan berbicara dalam
bahasa roh sesuai dengan Roh yang memberikan pengucapannya kepa-
danya” (Kenneth Hagin, ‘Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus’,
hal 5-6).

b) “Saat menerima Roh Kudus, dengan iman kita harus memulai berbicara
Berbahasa Roh. The Holy Spirit gives utterance, but man does the speaking
(= Roh Kudus memberikan ucapan, tetapi manusialah yang
mengucapkannya / berbicara). ...
Dari semua keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua
orang yang dibaptis Roh Kudus mempunyai Bukti atau Tanda awal yaitu
berkata-kata dalam bahasa roh. Tidak ada bukti awal lain yang ditulis
dalam Perjanjian Baru setelah Pentakosta selain berkata-kata dalam
bahasa roh” (‘Roh Kudus’, School of Ministry GBI Bethany, hal
25,30,31).

5) Orang Kharismatik pada umumnya berpendapat bahwa dalam baptisan


Roh Kudus ini yang membaptis adalah Roh Kudus sendiri. Istilah dalam
bahasa Inggrisnya ‘Baptism of the Holy Spirit’ (= baptisan dari Roh Kudus)
menunjukkan Roh Kudus sebagai oknum yang membaptis.

6) Tentang cara menerima baptisan Roh Kudus ini tidak ada keseragaman
pendapat di kalangan orang Kharismatik.
a) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus itu harus menyucikan diri.
b) Ada yang berpendapat bahwa orang yang mau menerima baptisan
Roh Kudus tidak perlu menyucikan diri.
c) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus itu harus berdoa untuk minta baptisan Roh Kudus.
d) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus tidak perlu berdoa untuk meminta hal itu.
e) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus harus berpuasa.

27
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
f) Ada yang mengatakan bahwa supaya seseorang bisa menerima
baptisan Roh Kudus maka dibutuhkan penumpangan tangan seorang
hamba Tuhan.
Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:
“Dengan cara penumpangan tangan seorang hamba Tuhan, seorang
kristen dapat menerima karunia Roh Kudus” (‘Roh Kudus’, School of
Ministry GBI Bethany, hal 25).
g) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh
Kudus harus berbicara dalam bahasa Roh dengan iman, maka ia akan
menerima baptisan Roh Kudus.
Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:
“Katakanlah kepadanya supaya ia membuka mulutnya dengan lebar dan
bebas, serta mengambil napas sedalam-dalamnya dan menyatakan
kepada Tuhan di dalam jiwa nuraninya, ‘Saya menerima Roh Kudus
sekarang ini juga oleh karena saya percaya sepenuhnya’. Desaklah dia
untuk tidak usah mengucapkan sepatah kata pun bahasa yang
dipakainya sehari-hari. Sebab orang tidak mungkin bisa berbicara dalam
dua macam bahasa secara serentak ...
Apabila anda melihat Roh Tuhan mulai menggerakkan bibirnya, kata-
kanlah kepadanya dengan gamblang untuk berucap apa saja yang paling
mudah baginya. Apabila orang itu telah mengangkat suaranya melalui
imannya dan percaya sepenuhnya kepada Allah, dan apabila dia sendiri
dapat mendengar gema ucapan kata-katanya itu dalam bahasa yang
jelas, maka anda dapat mengetahui bahwa orang itu telah menerima Roh
Kudus. ...
Anda tidak mungkin minum air dengan keadaan mulut tertutup, maka
demikian pula Anda tidak mungkin menerima Roh Kudus dengan
keadaan mulut Anda tertutup. Berbicara dalam bahasa roh sebenarnya
merupakan suatu bentuk kerjasama antara Anda dengan Roh Kudus”
(‘Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus’, hal 8,9).

B) Pandangan saya / Reformed.

1) Tidak ada ‘gap’ antara saat percaya dan saat menerima Roh Kudus /
menerima baptisan Roh Kudus! Kita menerima baptisan Roh Kudus /
menerima Roh Kudus pada saat kita percaya kepada Kristus!
Catatan: Menerima baptisan Roh Kudus artinya sama dengan menerima
Roh Kudus (bdk. Kis 1:5,8 Kis 2:1-4 Kis 11:15-16).

Dasar Kitab Suci:

a) Perhatikan / baca ayat-ayat ini:


 Ef 1:13b - “... di dalam Dia kamu juga, KETIKA KAMU PERCAYA,
dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”.
Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa pemeteraian / pemberian
Roh Kudus itu terjadi pada saat kita percaya!
 Ef 3:17 - “sehingga OLEH IMANMU Kristus diam di dalam hatimu
dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih”.
 Gal 3:2,5,14 - “(2) Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada
kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum
28
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? ... (5) Jadi
bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada
kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di
antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum
Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? ... (14)
Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat
Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga OLEH IMAN
kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu”.
 Gal 4:6 - “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah TELAH
menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba,
ya Bapa!’”.
 1Yoh 4:13 - “Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di
dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia TELAH mengaruniakan kita
mendapat bagian dalam RohNya”.

b) Ro 8:9b mengatakan: “...jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia


bukan milik Kristus”.
Sedangkan orang yang percaya kepada Kristus menjadi anak Allah
(Yoh 1:12). Jadi, jelas bahwa orang yang percaya kepada Kristus itu
adalah milik Allah / Kristus! Jadi, jelas ia pasti punya Roh Kudus!

c) Penggunaan istilah ‘Baptisan Roh Kudus’ (Mat 3:11 Mark 1:8 Luk


3:16 Yoh 1:33 Kis 1:5 Kis 11:16 1Kor 12:13) menunjukkan bahwa
hal itu pasti terjadi pada saat pertama seseorang menjadi orang
kristen! Mengapa? Karena baptisan air merupakan tanda, sedangkan
baptisan Roh Kudus merupakan realitanya. Jadi, kalau baptisan air
merupakan tanda pertama yang diberikan pada waktu seseorang
menjadi orang kristen, maka baptisan Roh Kudus haruslah merupakan
realita pertama yang dialami seseorang pada waktu ia menjadi orang
kristen / percaya Yesus!

Dalam Kis 10:47 Kornelius menerima realitanya (yaitu baptisan Roh


Kudus) dan karena itu Petrus menganggap ia tidak boleh menahan
tandanya (yaitu baptisan air).
Kis 10:47 - “‘Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang
ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama
seperti kita?’”.

Dalam Kis 19:2-3 waktu Paulus mendengar bahwa mereka tidak


pernah mendengar tentang Roh Kudus (realita), maka Paulus lalu
menanyakan tentang baptisan air (tanda).
Kis 19:2-3 - “(2) Katanya kepada mereka: ‘Sudahkah kamu menerima
Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?’ Akan tetapi mereka
menjawab dia: ‘Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa
ada Roh Kudus.’ (3) Lalu kata Paulus kepada mereka: ‘Kalau begitu
dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?’ Jawab mereka:
‘Dengan baptisan Yohanes.’”.

Jadi, dari 2 bagian ini jelas bahwa baik Petrus maupun Paulus sangat
menghubungkan baptisan Roh Kudus dan baptisan air yang

29
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
merupakan hal-hal yang pertama yang harus diterima oleh seseorang
waktu ia pertama-tama menjadi orang kristen.

d) 1Kor 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu
Roh”.
Sekarang mari kita memperhatikan kata-kata yang saya garisbawahi
dalam 1Kor 12:13 itu:

1. ‘kita semua’.
Kata ‘semua’ jelas menunjukkan bahwa Paulus tidak berpendapat
bahwa ada orang kristen yang sudah mempunyai Roh Kudus dan
ada orang kristen yang belum mempunyai Roh Kudus. Semua
orang kristen (yang sejati!) pasti sudah mempunyai Roh Kudus!

2. ‘telah dibaptis’.
Ini menunjuk kepada masa lampau. Jadi, bagi semua orang kristen
(yang sejati!) penerimaan Roh Kudus itu sudah terjadi!

3. ‘menjadi’.
Ini salah terjemahan! Kata bahasa Yunaninya adalah EIS yang
artinya into (= ke dalam).
NIV: ‘For we were all baptized by one Spirit into one body’ (=
Karena kita semua telah dibaptis oleh satu Roh ke dalam satu
tubuh).
Jadi, baptisan Roh Kudus memasukkan kita ke dalam satu tubuh
(yaitu tubuh Kristus), dan karena itu jelaslah bahwa ‘baptisan Roh
Kudus’ dan ‘masuknya kita ke dalam tubuh Kristus’ terjadi pada
saat yang sama, yaitu pada saat kita percaya!

Satu hal penting yang harus diperhatikan tentang 1Kor 12:13 ini


adalah: ayat ini terletak dalam konteks di mana Paulus menekankan
kesatuan orang kristen. Bahwa kontex ini memang menekankan kesa-
tuan orang kristen terlihat dari:
a. 1Kor 12:4-6 - ‘satu’.
b. 1Kor 12:8,9 - ‘Roh yang sama’.
c. 1Kor 12:11 - ‘Roh yang satu dan yang sama’.
d. 1Kor 12:12 - ‘tubuh itu satu’.

Dan ay 13 adalah klimax dari kontex yang menekankan kesatuan


orang kristen ini! Jadi, baptisan Roh Kudus yang disebut oleh Paulus
dalam ay 13 itu dimaksudkan untuk menunjukkan kesatuan orang
kristen! Kesatuan ini terlihat karena semua orang kristen telah
mengalami baptisan Roh Kudus!

Untuk jelasnya saya berikan di sini 1Kor 12:4-13 - “(4) Ada rupa-rupa
karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu
Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah
satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (7) Tetapi kepada

30
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia
untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada
yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang
Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi
Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata
dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh
Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-
tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. (12) Karena
sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala
anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula
Kristus. (13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu
Roh”.

Tetapi dalam ajaran Kharismatik, maka doktrin tentang baptisan Roh


Kudus itu justru menjadi sesuatu yang memecah gereja menjadi 2
bagian / golongan, yaitu ‘orang yang sudah menerima’ dan ‘orang
yang belum menerima’ baptisan Roh Kudus! Ini jelas tidak sesuai
dengan maksud Paulus dalam menuliskan 1Kor 12:13!

e) Sekarang, saya akan membahas 3 peristiwa dalam Kitab Suci dimana


kelihatannya ada ‘gap’ (= selang waktu) antara saat seseorang
percaya kepada Yesus dan saat orang itu menerima baptisan Roh
Kudus.

1. Peristiwa pertama ialah dalam Kis 1-2.


Murid-murid Tuhan Yesus jelas sudah percaya, tetapi belum me-
nerima Roh Kudus dan baru menerimaNya dalam Kis 2:4. Di sini
memang ada ‘gap’! Tetapi ini terjadi sebelum hari Pentakosta (hari
turunnya / pencurahan Roh Kudus)! Mereka sudah percaya tetapi
belum menerima Roh Kudus, karena Roh Kudus memang belum
dicurahkan! (bdk. Yoh 7:39 16:7). Ini tentu berbeda dengan jaman
sekarang dimana hari Pentakosta sudah terjadi.

2. Perisiwa kedua ialah dalam Kis 8:14-17 - “(14) Ketika rasul-rasul di


Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman
Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. (15) Setibanya
di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu
beroleh Roh Kudus. (16) Sebab Roh Kudus belum turun di atas
seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam
nama Tuhan Yesus. (17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan
di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus”.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

31
IV. BAPTISAN ROH KUDUS

a. Ini adalah bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan)


dan karena itu tidak bisa dijadikan norma / rumus. Dalam
bagian-bagian lain tidak ada ‘gap’!

b. Ini adalah bagian yang istimewa / lain daripada yang lain.


Keistimewaannya terlihat dari datangnya rasul-rasul kepada
orang-orang Samaria itu. Tidak ada peristiwa lain dimana sese-
orang itu percaya dan lalu perlu didatangi oleh rasul. Lalu apa
istimewanya Kis 8:14-17 ini sehingga rasul-rasul perlu dida-
tangkan? Bagian ini istimewa karena:
 Yang diinjili saat itu adalah orang
Samaria (Kis 8:5,14).
 Orang Samaria sangat
bermusuhan dengan orang Yahudi (Yoh 4:9).
 Kalau orang Samaria masuk ke
dalam gereja begitu saja, maka bisa dipastikan hal itu akan
memecah gereja menjadi golongan Yahudi dan golongan
Samaria.
Untuk mencegah terjadinya perpecahan itu, maka Allah
menahan Roh KudusNya (tidak memberikan Roh KudusNya
waktu orang-orang itu percaya). Lalu Allah mengutus rasul-rasul
Yahudi untuk datang ke sana dan mendoakan / menum-pangi
tangan, dan orang-orang Samaria itu menerima Roh Kudus.
Dengan demikian orang Samaria itu akan tunduk kepada
otoritas dari rasul-rasul Yahudi itu, dan orang-orang Yahudi,
yang tahu bahwa orang Samaria menerima Roh Kudus melalui
doa / penumpangan tangan rasul-rasul Yahudi, akan menerima
orang-orang Samaria itu ke dalam gereja.

c. Peristiwa ini takkan terulang lagi. Dasarnya? Karena dalam


Kitab Suci, memang tidak pernah terulang lagi. Jadi, Samaria
dianggap sebagai wakil dari semua bangsa-bangsa lain.

3. Peristiwa ketiga ialah dalam Kis 19:1-7 - “(1) Ketika Apolos masih di
Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan
tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. (2) Katanya
kepada mereka: ‘Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika
kamu menjadi percaya?’ Akan tetapi mereka menjawab dia: ‘Belum,
bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.’ (3)
Lalu kata Paulus kepada mereka: ‘Kalau begitu dengan baptisan
manakah kamu telah dibaptis?’ Jawab mereka: ‘Dengan baptisan
Yohanes.’ (4) Kata Paulus: ‘Baptisan Yohanes adalah pembaptisan
orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak,
bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari
padanya, yaitu Yesus.’ (5) Ketika mereka mendengar hal itu, mereka
memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (6) Dan
ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh
Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam

32
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
bahasa roh dan bernubuat. (7) Jumlah mereka adalah kira-kira dua
belas orang”.
Perhatikan hal-hal ini:
a. Orang-orang itu tidak pernah mendengar tentang Roh Kudus
(ay 2).
b. Mereka dibaptis dengan baptisan Yohanes (ay 3).
Ini jelas menunjukkan bahwa orang-orang itu belum betul-betul
kristen. Rupa-rupanya mereka ‘bertobat’ karena penginjilan yang
tidak sempurna dari Apolos (bdk. Kis 18:24-26 yang menunjukkan
adanya kekurangan dalam pengertian Apolos, yang lalu diperbaiki
oleh Priskila dan Akwila). Karena itu Paulus lalu memberitakan Injil
lagi kepada mereka (Kis 19:4), dan ini menyebabkan mereka
bertobat / percaya dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka
lalu menerima Roh Kudus. Jadi, tidak ada ‘gap’ dalam Kis 19:1-7!

2) Tiap orang kristen yang sejati pasti sudah mengalami baptisan Roh
Kudus, sehingga tidak perlu lagi untuk meminta / mencari, dsb. Perlu
saudara camkan bahwa Kitab Suci tidak pernah menyuruh kita meminta /
mencari Baptisan Roh Kudus. Kitab Suci hanya menyuruh kita percaya
kepada Kristus (Misalnya Yoh 3:16 Kis 16:31), karena dengan percaya
kepada Kristus kita pasti menerima baptisan Roh Kudus.

3) Baptisan Roh Kudus tidak sama dengan kepenuhan Roh Kudus!

Baptisan Roh Kudus adalah penerimaan Roh Kudus. Ini hanya terjadi
sekali saja, karena sekali Roh Kudus itu masuk, Ia tidak akan keluar
selama-lamanya.
Dalam Yoh 14:16 Yesus berkata: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia
akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya”.

Tetapi kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi berulang-ulang. Ini terlihat dari:
a) Ef 5:18 - “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.
Kata bahasa Yunani PLEROUSTHE dalam Ef 5:18 ada dalam bentuk
present imperative (= kata perintah bentuk present). Berbeda dengan
aorist imperative (= kata perintah bentuk lampau) yang hanya perlu
ditaati sekali saja, maka present imperative ini harus ditaati terus-
menerus.
b) Petrus mengalami kepenuhan Roh Kudus berulang-ulang (Kis 2:4 Kis
4:8 Kis 4:31).

Catatan:
Memang dalam Kis 2:4 orang-orang yang menerima baptisan Roh Kudus
itu langsung dipenuhi dengan Roh Kudus. Tetapi tidak selalu terjadi
seperti itu.

4) Memang ada peristiwa-peristiwa dimana baptisan Roh Kudus disertai


dengan bahasa Roh / lidah (Kis 2:4 Kis 10:44-46 Kis 19:6 dan mungkin
juga Kis 8:17,18).

33
IV. BAPTISAN ROH KUDUS

Tetapi, ada juga peristiwa-peristiwa dimana baptisan Roh Kudus tidak


disertai bahasa Roh / lidah.
Contoh: Kis 2:41 Kis 8:36-38 Kis 16:14-15 Kis 16:31-33.

Orang-orang dalam peristiwa-peristiwa ini pasti menerima Roh Kudus,


khususnya 3000 orang dalam Kis 2:41, karena itulah yang dijanjikan oleh
Petrus, yang dalam Kis 2:38 berkata: “Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.
Tetapi tidak satupun di antara orang-orang itu yang berbicara dalam
bahasa roh!

Bahkan orang yang dipenuhi Roh Kuduspun tidak mesti berbahasa roh.
Contoh: Stefanus (Kis 6:8-8:1a). Dalam Kis 7:55 dikatakan bahwa ia
penuh dengan Roh Kudus, tetapi tidak pernah dikatakan bahwa ia
berbicara dalam bahasa roh!

5) Dalam baptisan Roh Kudus itu, yang menjadi pembaptis bukanlah Roh
Kudus, tetapi Yesus sendiri!

Dasar Kitab Sucinya:

a) Mat 3:11 Mark 1:8 Luk 3:16 dan Yoh 1:33 dengan jelas menunjukkan


bahwa Yesuslah yang akan membaptis dengan Roh Kudus!
Mat 3:11 - “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan,
tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku
dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu
dengan Roh Kudus dan dengan api”.
Yoh 1:33 - “Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus
aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau
engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya,
Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus”.

b) Dalam terjadinya suatu peristiwa baptisan, maka harus ada:


1. Pembaptis.
2. Yang dibaptis.
3. Elemen / zat untuk membaptis.

Yang membaptis Yang dibaptis Elemen / zat


1. Yohanes PembaptisOrang Yahudi air
2. Pendeta Orang kristen air
3. Yesus Orang kristen Roh Kudus

Keterangan:
No 1 adalah baptisan Yohanes, no 2 adalah baptisan kristen, no 3
adalah baptisan Roh Kudus.
Sekarang, kalau dalam no 3 itu Roh Kudus adalah yang membaptis,
lalu apa elemen untuk membaptisnya?

34
IV. BAPTISAN ROH KUDUS
c) 1Kor 12:13 (KJV, RSV, NIV, NASB): ‘by one Spirit’ (= oleh satu Roh).
Ini seolah-olah menunjukkan bahwa dalam peristiwa baptisan Roh
Kudus, yang membaptis adalah Roh Kudus.
Tetapi kata Yunani yang dipakai disini adalah EN yang bisa berarti in,
into, with, by (= dalam, ke dalam, dengan, oleh).
Adalah sesuatu yang aneh bahwa dalam 1Kor 12:13 ini dipilih
terjemahan by (= oleh). Mengapa? Karena dalam Kitab Suci hanya
ada 7 ayat yang menyebutkan baptisan Roh Kudus, yaitu Mat 3:11
Mark 1:8 Luk 3:16 Yoh 1:33 Kis 1:5 Kis 11:16 1Kor 12:13. Dalam
Mat 3:11 Mark 1:8 Luk 3:16 Yoh 1:33 Kis 1:5 Kis 11:16 kata Yunani
yang sama (EN) oleh KJV, RSV, NIV, NASB diterjemahkan dengan
with (= dengan), kecuali dalam Yoh 1:33, NASB menterjemahkan in (=
dalam). ASV lebih konsisten karena menterjemahkan semua dengan
in (= dalam).

KJV RSV NIV NASB ASV


Mat 3:11 with with with with in
Mark 1:8 with with with with in
Luk 3:16 with with with with in
Yoh 1:33 with with with in in
Kis 1:5 with with with with in
Kis 11:16 with with with with in
1Kor 12:13 by by by by in

John Stott mengatakan bahwa dalam 1Kor 12:13 itupun kata Yunani
EN itu seharusnya diterjemahkan with (= dengan). Jadi, Roh Kudus
adalah elemen pembaptisan dan bukan si pembaptis!

Kesimpulan:
Istilah ‘baptism of the Holy Spirit’ (= baptisan dari Roh Kudus) adalah
istilah yang salah karena menunjukkan Roh Kudus sebagai si
pembaptis. Istilah yang benar adalah ‘Baptism with the Holy Spirit’ (=
baptisan dengan Roh Kudus).

6) Cara menerima Baptisan Roh Kudus adalah dengan cara bertobat / per-
caya kepada Yesus (Kis 2:38).
Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.

Di atas sudah saya katakan bahwa Kitab Suci tidak pernah menyuruh kita
untuk mencari Baptisan Roh Kudus. Kitab Suci hanya menyuruh kita
untuk percaya kepada Yesus, karena dengan percaya kepada Yesus
otomatis kita menerima Roh Kudus.

-o0o-

35
KHARISMATIK 5

MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?


Pandangan Kharismatik: Ya, bahasa Roh jelas masih ada!

Pandangan Anti Kharismatik: Tidak! Bahasa Roh / lidah lenyap dengan le-
nyapnya rasul-rasul.
Dasar pandangan ini:

I) Sejarah.

 Bapa-bapa gereja tidak pernah menulis apa-apa tentang terjadinya ba-


hasa Roh / lidah. Clement of Rome, Justin Martyr, Origen, Chrysostom,
Augustine menganggap bahasa Roh terjadi pada saat-saat awal dari
kekristenan (jaman rasul-rasul).

 Dalam empat sampai lima abad yang pertama dalam kekristenan / gereja,
orang-orang yang dilaporkan telah berbicara dalam bahasa Roh hanyalah
pengikut Montanus yang sesat dan muridnya yang bernama Tertullian.

Vincent (tentang 1Kor 12:10): “Ecstatic


conditions and
manifestations marked the Montanists at the close of the
second century, and an account of such a case, in which a
woman was the subject, is given by Tertullian . Similar
phenomena have emerged at intervals in various sects, at
times of great religious excitement, as among the Camisards
in France, the early Quakers and Methodists, and especially
the Irvingites” (= ).

 Lalu pada abad ke 17 dilaporkan adanya bahasa Roh dalam grup yang
disebut Cevenol Priests di Perancis. Grup ini juga sesat.

 Pada tahun 1731 ada bahasa Roh dalam Roman Catholic Reformers
yang disebut the Jansenists. Ini jelas juga grup sesat.

 The Shakers, pengikut dari Mother Ann Lee, yang hidup pada tahun 1736-
1784, menggunakan bahasa Roh. Mother Ann Lee menganggap dirinya
sebagai ‘the female equivalent of Jesus Christ’ (= orang perem-puan yang
setara dengan Yesus Kristus) dan menganggap sex sebagai dosa,
sekalipun dilakukan di dalam pernikahan. Semua ini sudah cukup untuk
menganggapnya sebagai seorang yang sesat.

36
V. MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?
 Tahun 1830, seorang yang bernama Edward Irving (di London) men-
dirikan the Irvingites. Grup ini berbicara dalam bahasa Roh. Ini juga grup
yang sesat.

Kesimpulan:
Sejarah menunjukkan bahwa sejak lenyapnya rasul-rasul, maka orang-orang
yang berbicara dalam bahasa Roh hanyalah orang-orang dari aliran sesat.

Sanggahan Kharismatik:

Yoel 2:23 berbicara tentang ‘hujan awal dan hujan akhir’.


Hujan awal adalah pencurahan Roh Kudus dan bahasa Roh pada hari Penta-
kosta. Hujan akhir adalah pencurahan Roh Kudus pada abad ke 20. (Saya
berpendapat bahwa penafsiran semacam ini tidak dapat di pertanggung
jawabkan. Kata-kata ‘hujan awal dan hujan akhir’ dalam Yoel 2:23 jelas
mempunyai arti hurufiah, sehingga penafsirannya tidak boleh diallegorikan /
dilambangkan seperti itu).

Sanggahan saya:

Faktor sejarah tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar pandangan ini. Siapa
tahu ada bahasa Roh dari orang kristen yang sungguh-sungguh, tetapi tidak
dilaporkan?

II) Semua karunia mujijat lenyap bersama dengan rasul-rasul.

Bahasa Roh adalah salah satu dari karunia-karunia mujijat. Tujuan mujijat
adalah untuk membuktikan bahwa:
a) Suatu ajaran memang betul-betul merupakan wahyu dari Tuhan.
b) Seseorang betul-betul adalah hamba Tuhan (rasul / nabi).
Dasar Kitab Sucinya: Kel 4:1-9 Kel 19:9 Ul 34:10-12 2Raja-raja 5:8 Maz
74:9 Kis 14:3 2Kor 12:12 Ibr 2:3-4.
Sekarang Kitab Suci sudah lengkap, sehingga pasti tidak ada wahyu yang
baru lagi dari Tuhan. Rasul dan nabi sudah tidak ada lagi. Jadi, karunia mu-
jijat juga harus lenyap. Kalau karunia mujijat masih ada, maka itu memung-
kinkan terjadinya Kitab Suci jilid II.

Sanggahan saya:

 Tujuan mujijat bukan hanya untuk membuktikan bahwa suatu ajaran me-
rupakan wahyu Tuhan dan bahwa seseorang betul-betul hamba Tuhan
(rasul / nabi). Bisa saja hanya untuk menolong seseorang, Tuhan mela-
kukan mujijat.

 Kata-kata dari orang yang bernubuat / berbahasa Roh tidak mesti masuk
dalam Kitab Suci. Sehingga kalau jaman sekarang ada orang bernubuat /
berbahasa Roh, itu tidak perlu menimbulkan Kitab Suci jilid II.
Misalnya:
Bil 11:27 (NIV): “Eldad and Medad are prophesying in the camp” (= Eldad
dan Medad sedang bernubuat dalam perkemahan).
37
V. MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?
Ini jelas nubuat yang sungguh-sungguh / dari Tuhan, tetapi toh isi / berita
dari nubuat itu tidak dimasukkan ke dalam Kitab Suci. Hal yang sama
terjadi dalam Kis 19:6.

 Orang-orang Anti Kharismatik menganggap bahwa orang yang mempu-


nyai karunia mujijat sudah tidak ada lagi, tetapi mujijat masih ada pada
jaman ini. Bukankah analoginya adalah orang yang mempunyai karunia
berbahasa Roh sudah tidak ada, tetapi bahasa Roh masih ada? (artinya:
seseorang mungkin hanya berbahasa Roh satu atau dua kali saja, lalu
tidak pernah berbahasa Roh lagi).

III) 1Kor 13:8-13.

Bagian Kitab Suci ini digunakan baik oleh pihak Kharismatik maupun oleh
pihak Anti Kharismatik untuk mendukung pandangan masing-masing.
Orang Kharismatik menganggap bahwa 1Kor 13:10 menunjuk kepada akhir
jaman, sehingga mereka lalu berpendapat bahwa bahasa Roh baru berhenti
pada akhir jaman.
Tetapi, orang-orang Anti Kharismatik menganggap bahwa kata-kata ‘Jika
yang sempurna tiba’ dalam 1Kor 13:10 telah terjadi pada saat kanon Kitab
Suci sudah lengkap, yaitu pada akhir abad pertama.

Dasar pandangan orang-orang Anti Kharismatik ini:

a) Kata ‘yang sempurna’ (perfection) dalam 1Kor 13:10 dalam bahasa Yuna-


ninya adalah TO TELEION yang sebetulnya berarti ‘the completed thing’
(= benda lengkap). Kata ini digunakan 18 kali dalam Perjanjian Baru dan
tidak pernah menunjuk kepada akhir jaman / kedatangan Kristus ke dua
kalinya / surga.

b) 1Kor 13:10 harus menunjuk kepada Kitab Suci, karena 1Kor 13:12 juga


menunjuk kepada Kitab Suci.
Buktinya:
 Kata ‘cermin’ dalam 1Kor 13:12 dalam bahasa Yunaninya adalah
ESOPTRON. Ini hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru. Peng-
gunaan yang lain ada dalam Yak 1:23, dan di sana jelas menunjuk
pada Kitab Suci.
 Dalam 1Kor 13:12 ada kata-kata ‘melihat dalam cermin’. Melihat
siapa? Bandingkan dengan Yak 1:23-24. Jelas melihat diri sendiri!
Kitab Suci memang berfungsi untuk menunjukkan kepada kita siapa
diri kita yang sebenarnya.
 Dalam 1Kor 13:12 ada kata-kata ‘melihat muka dengan muka’. Apa
artinya? Bandingkan dengan Bil 12:6-8 dan Kel 33:9-11. Dalam kedua
bagian ini, Musa dikatakan berhadapan dengan Tuhan (muka dengan
muka) dan itu menunjukkan bahwa ia mendapat wahyu yang lebih
lengkap. Jadi, kalau dalam kedua bagian itu kata-kata ‘berhadapan
muka’ (muka dengan muka) digunakan untuk mengkontraskan wahyu
yang sebagian dan wahyu yang lebih penuh / lengkap, maka dalam
1Kor 13:12 kata-kata itu digunakan untuk mengkontraskan wahyu
yang sebagian dengan wahyu yang terakhir / seluruhnya.
38
V. MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?

c) Kalau 1Kor 13:10 menunjuk kepada akhir jaman / surga, maka 1Kor 13:13
menjadi sesuatu yang tidak masuk akal, karena di surga iman dan
pengharapan sudah tidak ada lagi (Ro 8:24 2Kor 5:7 Ibr 11:1). Jadi, jelas
bahwa 1Kor 13:10 menunjuk pada hidup di dunia ini.

Sanggahan saya:

a. Dalam Kitab Suci, kata bahasa Yunani ‘TO TELEION’ digunakan dalam
Mat 5:48 Mat 19:21 Ro 12:2 1Kor 2:6 1Kor 13:10 1Kor 14:20 Ef 4:13
Fil 3:15 Kol 1:28 Kol 4:12 Ibr 5:14 Ibr 9:11 Yak 1:4 Yak 1:17,25 Yak
3:2 1Yoh 4:18.
Kalau kita meneliti ayat-ayat ini satu-persatu, maka jelaslah bahwa kata
TO TELEION tidak mesti berarti ‘the completed thing’ (= benda lengkap).

b. Tentang 1Kor 13:12:

 Dalam Yak 1:23 tidak dikatakan secara jelas bahwa ‘cermin’ adalah


lambang Kitab Suci. Dan kalaupun dalam Yak 1:23, cermin adalah
lambang Kitab Suci, belum tentu dalam 1Kor 13:12 harus juga berarti
Kitab Suci. Kata ‘ular’ yang sering melambangkan setan, dalam Yoh
3:14,15 melambangkan / menjadi TYPE dari Yesus.

 ‘melihat dalam cermin’ dalam 1Kor 13:12 bisa ditafsirkan ‘melihat


Yesus / Allah’. Pada saat kita mati, kita akan melihat Allah (Ayub 19:26
1Yoh 3:2).

 Dalam Bil 12:6-8 dan Kel 33:9-11 kata-kata ‘berhadapan muka’ (muka
dengan muka) tidak berarti bahwa Musa mendapat wahyu yang lebih
lengkap. Kata-kata itu berarti bahwa Musa mempunyai hubungan yang
istimewa dengan Tuhan. Kalau kata-kata ‘berhadapan muka’ ditafsir-
kan ‘mendapat wahyu yang lengkap’, maka dari Ul 34:10 kita harus
menarik kesimpulan bahwa setelah Musa tidak ada lagi nabi yang
mendapat wahyu yang lebih lengkap dari Musa. Dan ini jelas salah!

c. Tentang 1Kor 13:13.


Terjemahan Indonesia tidak tepat. Ini sama dengan terjemahan RSV yang
juga tidak tepat. Tetapi, perhatikan terjemahan-terjemahan ini:
NIV : ‘And now these three remain ...’ (= Dan sekarang tinggallah ketiga
hal ini ...).
NASB: ‘But now abide ...’ (= Tetapi sekarang tinggallah ...).
KJV : ‘And now abideth ...’ (= Dan sekarang tinggallah ...).
Adanya kata ‘now / sekarang’ menunjukkan bahwa sekalipun 1Kor 13:10-
12 menunjuk kepada akhir jaman / saat kita di surga, tetapi 1Kor 13:13
tetap menunjuk kepada saat sekarang ini.

d. Kata ‘nanti’ dalam 1Kor 13:12 menunjuk pada saat yang sama dengan
‘jika yang sempurna tiba’ dalam 1Kor 13:10.
Dalam 1Kor 13:12 Paulus menggunakan kata ‘kita / we’ dan ‘aku / I’. Kita
tahu bahwa Paulus mati pada lebih kurang tahun 67 Masehi, sehingga

39
V. MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?
jelas bahwa Paulus mati sebelum Kitab Suci lengkap. Kalau kata-kata ‘jika
yang sempurna tiba’ dalam 1Kor 13:10 diartikan terjadi pada saat kanon
Kitab Suci lengkap, maka itu berarti bahwa pada saat Paulus mati, ia
belum mengalami 1Kor 13:12! Ini tidak mungkin!

e. Sebelum munculnya Kharismatik modern, sangat sedikit penafsir yang


menganggap 1Kor 13:10 menunjuk kepada lengkapnya Kitab Suci. Bah-
kan orang-orang Anti Kharismatik pada jaman inipun banyak yang meng-
anggap bahwa 1Kor 13:10 bukan menunjuk kepada lengkapnya Kitab
Suci, tetapi pada akhir jaman atau pada saat seseorang mati.
Jadi, jelas bahwa mayoritas penafsir tidak setuju dengan penafsiran
bahwa 1Kor 13:10 menunjuk kepada lengkapnya Kitab Suci.

Kesimpulan:

Bahasa Roh / lidah masih ada! Tetapi ini tidak berarti bahwa saya mempercayai
bahasa Roh yang sekarang banyak terdapat sebagai bahasa Roh yang betul-
betul datang dari Tuhan! Saya menganggap bahwa hampir semua bahasa Roh
yang saat ini banyak terdapat adalah buatan manusia atau datang dari setan.
Tapi saya percaya bahwa masih ada kemungkinan akan adanya bahasa Roh
yang asli!

-o0o-

40
KHARISMATIK 6

HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?

kalau mau merevisi tentang bahasa


Roh lihat tafsiran Charles Hodge,
tentang 1Kor 12:10, dan sebagainya.

Menghadapi pertanyaan ‘Haruskah orang kristen berbahasa Roh?’, mayoritas


orang Kharismatik akan menjawab: ‘Ya, orang kristen harus berbahasa Roh!’.
Lihat 2 kutipan di bawah ini!

“Berbicara dalam Bahasa Roh hendaknya merupakan semacam arus air yg tidak
boleh menjadi kering, karena ia akan memperkaya kehidupan rohani seseorang
secara pribadi” (Buku ‘Tujuh Langkah untuk Menerima Roh Kudus’ karangan
Kenneth E. Hagin, hal 13) .

“Bahasa lidah itu harus seperti aliran sungai yang tak pernah kering, karena
dengannya akan memperkaya kehidupan kerohanian dan kekristenan kita” (Buku
‘The Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan School of Ministry GBI Bethany, hal 27).

Alasan-alasan yang dikemukakan:

1) Bahasa Roh adalah bukti baptisan Roh / kepenuhan Roh (Kis 2:4 Kis 10:46).
Bahkan ada penulis Kharismatik yang mengatakan bahwa bukti dari baptisan
Roh / kepenuhan Roh bukanlah buah Roh, tetapi bahasa Roh.
Untuk ini lihat kutipan di bawah ini:

“Ada beberapa orang yang mengajarkan bahwa ‘buah Roh’ itulah bukti
seseorang telah atau belum menerima Roh Kudus. Sebenarnya, pengujian
tentang ‘buah Roh’ ini harus ditolak karena bertentangan dengan Alkitab
dengan alasan: buah Roh bukanlah pengujian yang diterapkan oleh para rasul
itu sendiri. Kis 10:45-46; Kis 8:14-20; Kis 19:6. Apakah yang menyakinkan
Petrus, Paulus dan rasul-rasul yang lain itu bahwa bangsa-bangsa lain juga
dapat mengalami keselamatan melalui iman kepada Yesus? Satu hal hanya satu
alasan: yaitu kenyataan bahwa mereka mendengar orang-orang itu berkata-
kata dalam bahasa roh. Dalam seluruh pertanggungjawaban itu, tidak pernah
ada anjuran sedikitpun, baik dari Petrus atau rasul yang lain, untuk mencari
bukti atau tanda lain dalam kehidupan mereka selain kenyataan bahwa mereka
berkata-kata dalam bahasa roh. Di sana tidak ada pertanyaan tentang buah
Roh. Dalam hal ini para rasul betul-betul logis. Bukan karena buah Roh tidak
penting, tetapi karena buah Roh itu berdasarkan sifatnya sungguh-sungguh
berbeda dari karunia. Karunia diterima sebagai suatu tindakan iman;

41
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
sedangkan buah Roh dihasilkan melalui proses yang perlahan-lahan dan
setahap demi setahap, dimana di dalamnya termasuk menanam, memelihara,
dan mengusahakannya. Baptisan Roh Kudus adalah karunia (suatu pengalaman
tersendiri) yang diterima dengan iman. Bukti seseorang telah menerima karunia
ini, ialah bahwa ia berkata-kata dalam bahasa roh. Sedangkan salah satu tujuan
penting karunia ini diberikan ialah agar memungkinkan seseorang
menghasilkan buah roh yang lebih baik daripada yang pernah dapat
dihasilkannya. Tidak salah untuk memberikan tekanan pada pentingnya buah
roh. Yang salah adalah bila kita mengacaukan antara karunia dan buah roh,
mengacaukan bukti penerimaan karunia dengan tujuan karunia itu diberikan”
(Buku ‘The Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan School of Ministry GBI Bethany,
hal 31).

Jawaban saya:

a) Bahasa Roh yang asli, karena itu merupakan suatu karunia, hanya bisa
dimiliki oleh orang kristen yang sejati (demikian juga dengan semua
karunia yang lain). Karena itu, dalam Kis 10, pada waktu Petrus melihat
orang-orang itu berbahasa Roh, ia yakin bahwa orang-orang itu sudah
mengalami baptisan Roh / menerima Roh Kudus. Tetapi persoalannya,
kalau Petrus bisa membedakan asli tidaknya bahasa Roh itu, kita tidak
bisa atau sukar sekali bisa membedakannya! Karena itu bahasa Roh
sukar dijadikan ukuran apakah seseorang itu sudah menerima Roh Kudus
atau tidak.

b) Kis 2:4 dan Kis 10:46 adalah bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive
(menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu). Bagian semacam ini
tidak bisa dijadikan rumus! Bahwa Yesus berpuasa 40 hari / malam, tidak
berarti bahwa orang kristen harus juga melakukan hal itu. Bahwa Yesus
hanya mempunyai 12 murid, tidak berarti bahwa seorang pendeta hanya
boleh mempunyai 12 jemaat. Bahwa Petrus bisa berjalan di atas air, tidak
berarti bahwa orang kristen sekarang harus bisa berjalan di atas air.
Mengapa? Karena semua ini adalah bagian Kitab Suci yang bersifat
descriptive. Ini tidak boleh dijadikan rumus / norma dalam hidup kita!

Dalam Luk 1:67 dikatakan bahwa Zakharia penuh Roh Kudus dan ia lalu
bernubuat. Juga dalam Kis 19:6 dikatakan ada orang-orang yang me-
nerima Roh Kudus dan mereka lalu berbahasa Roh dan bernubuat.
Apakah semua ini juga mau dijadikan rumus, dan kita lalu percaya bahwa
orang yang mempunyai Roh Kudus harus bernubuat? Tentu saja tidak,
karena bagian-bagian ini juga merupakan bagian Kitab Suci yang bersifat
descriptive!

Dalam Kitab Suci juga ada peristiwa-peristiwa lain di mana orang percaya
kepada Kristus (jelas mereka menerima baptisan Roh Kudus - bdk. Kis
2:38), tetapi tidak mengalami bahasa Roh (Kis 2:41 Kis 8:36-38 Kis
16:14-15,31-33). Stefanus yang penuh Roh Kudus (Kis 7:55) juga tidak
pernah dikatakan berbahasa Roh.

42
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
c) Kitab Suci jelas mengatakan bahwa ‘buah’ adalah bukti pertobatan yang
sejati! (Mat 3:7-10 Mat 7:16-20). Tugas Roh Kudus memang memimpin
kita ke dalam kebenaran (Yoh 16:13). Juga jelas bahwa buah Roh Kudus
(Gal 5:22,23) adalah hasil pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita. Tidak
adanya buah Roh menunjukkan secara jelas bahwa seseorang belum
bertobat / menerima Roh Kudus! Pandangan ini sejalan dengan kata-kata
Yakobus yang berbunyi ‘iman tanpa perbuatan adalah mati / kosong’ (Yak
2:17,26), dan juga dengan ajaran Tuhan Yesus tentang pokok anggur dan
rantingnya (Yoh 15:1-8 - perhatikan bahwa ranting yang tidak berbuah,
yang akhirnya dipotong dan dibakar itu, jelas menggambarkan orang
kristen KTP yang tidak mengeluarkan buah Roh Kudus).
Ada banyak orang Kharismatik yang mengaku telah dibaptis Roh Kudus /
penuh Roh Kudus karena telah berbahasa Roh. Tetapi kehidupan mereka
tidak berbeda sedikitpun dari orang kafir. Bahkan sering mereka mempu-
nyai kepercayaan yang jelas tidak injili / tidak alkitabiah, seperti:
 tidak yakin masuk ke surga karena masih banyak dosanya.
 yakin masuk surga karena sudah dibaptis.
 Orang Katolik Kharismatik yang masih ‘memegang’ Marianya.
 dsb.
Orang-orang seperti itu, sekalipun sudah berbahasa roh, jelas belum
sungguh-sungguh bertobat (dengan demikian jelas juga bahwa bahasa
roh mereka pasti palsu). Kalau mereka betul-betul bertobat, buah Roh
pasti ada!

2) Bahasa Roh membangun iman orang yang berbicara di dalam bahasa Roh
itu (1Kor 14:4 Yudas 20).

Jawaban saya:

a) Yudas 20 tidak berbicara tentang Bahasa Roh! Demikian juga dengan Ro


8:26 dan Ef 6:18!
‘Berdoa di dalam Roh’ berarti ‘doa yang dipimpin oleh Roh Kudus’. Ini
adalah doa biasa, bukan doa dengan bahasa Roh! Perlu saudara ketahui
bahwa istilah ‘bahasa Roh’ dalam Kitab Suci selalu ditunjukkan dengan
menggunakan kata bahasa Yunani GLOSSA, dan kata ini tidak muncul
baik dalam Yudas 20 maupun Ro 8:26 dan Ef 6:18! Karena itu adalah
sangat tidak beralasan untuk mengatakan bahwa istilah ‘berdoa di dalam
Roh’ dalam Yudas 20 ataupun Ro 8:26 dan Ef 6:18 menunjuk pada ‘doa
dalam bahasa Roh’.

b) Bahasa Roh adalah salah satu karunia-karunia Roh Kudus (1Kor 12:7-


11,27-30). Tujuan karunia-karunia itu adalah untuk membangun jemaat /
gereja (1Kor 12:7 1Kor 14:5,12,17,26 Ef 4:11-12 1Pet 4:10).
Tuhan tidak pernah memberikan karunia yang berguna untuk mem-
bangun diri kita sendiri. Semua karunia diberikan untuk membangun
gereja / tubuh Kristus dan bukannya diri sendiri!
Illustrasi: Dalam tubuh tidak ada anggota tubuh yang mempunyai
kegunaan / fungsi hanya untuk dirinya sendiri. Semua anggota berfungsi
untuk seluruh tubuh atau untuk anggota tubuh yang lain!

43
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
Lalu apa arti 1Kor 14:4? Ini adalah sindiran / bahasa sinis. Surat Korintus
memang banyak mengandung sindiran / bahasa sinis. (1Kor 4:8,10 2Kor
10:1,2 2Kor 11:1,5b 2Kor 12:12-13). Jadi, adalah sangat beralasan untuk
mengatakan bahwa 1Kor 14:4 juga suatu sindiran / bahasa sinis! Mungkin
maksud Paulus dengan 1Kor 14:4 adalah untuk menunjukkan
ketidakbergunaan bahasa Roh, dan sekaligus untuk menyerang / me-
nyindir keegoisan orang Korintus. Tetapi ia sama sekali tidak memak-
sudkan bahwa bahasa Roh akan membangun diri sendiri!

c) Yang membangun iman bukanlah bahasa Roh, tetapi Firman Tuhan, ka-
rena Firman Tuhan adalah makanan rohani! (Kis 20:32 1Kor 3:2 Ibr 5:12-
14 1Pet 2:2-3).

3) Bahasa Roh menyucikan diri kita.


Lihat kutipan di bawah ini:
“Kalau orang yang menerima Roh Kudus masih belum berubah sifatnya, pasti
pada hari itu mereka tidak berdoa dalam bahasa roh dan tidak melakukan
persekutuan yang mantap dengan Allah. Saya tahu betul hal ini berdasarkan
pengalaman pribadi saya sendiri.
Akan tetapi apabila seseorang mau membuang waktu cukup untuk melakukan
persekutuan dengan Allah, berbicara dalam bahasa roh, maka ia akan
memperoleh kesadaran yang dalam tentang kehadiran dan bermukimnya
Tuhan di dalam dirinya, sehingga tidak mungkin lagi ia berkata-kata atau
berbuat sesuatu yang tidak pantas” (Buku ‘Tujuh Langkah Untuk Menerima
Roh Kudus’ karangan Kenneth E. Hagin, hal 19).

Penyucian diri itu terjadi dalam hal-hal seperti:

a) Membuang egoisme. Kalau seseorang berdoa biasa, maka ia akan ber-


doa untuk kepentingan dirinya. Ini doa yang egois! Tetapi, kalau sese-
orang berdoa dengan bahasa Roh, Roh Kuduslah yang memberikan kata-
katanya, sehingga ia bebas dari egoisme.

b) Menguasai lidah. Lihat 2 buah kutipan di bawah ini:

 “Dalam Yakobus 3:8 dikatakan: ‘Tetapi tidak seorangpun berkuasa


menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan
penuh dengan racun yang mematikan’. Tetapi apabila kita berbicara
bahasa roh, maka kita akan mengekang lidah kita menurut kuasa Roh
Kudus untuk berbicara dalam bahasa roh. Hal ini merupakan langkah
panjang menuju pengekangan penuh bagi anggota-anggota tubuh kita
untuk berserah kepada Tuhan. Sebab apabila anda bisa mengendalikan
lidah maka anda pun dapat mengendalikan setiap anggota tubuh anda
yang lain” (Buku ‘Tujuh Langkah untuk Menerima Roh Kudus’
karangan Kenneth E. Hagin, hal 31).
 “Berbahasa lidah akan membuat atau membawa lidah senantiasa ada
dalam kontrol Roh......
Kita melihat kehidupan murid Yesus sendiri yang bernama Petrus.
Sebelum ia penuh dengan Roh Kudus walaupun ia adalah seorang murid
tetapi ia tidak dapat menjinakkan dan menguasai lidahnya (ia berjanji

44
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
mau mati untuk Yesus mau masuk penjara demi Yesus, tetapi pada
akhirnya dia meng-khianati Yesus). Lidah Petrus penuh dusta dan
kutuk; tetapi setelah ia penuh dengan Roh Kudus, maka Petrus berubah,
dengan ucapan lidahnya sekali berkotbah dapat mempertobatkan 3000
orang sekaligus (Kis 2:41). Dengan perkataan lidahnya dia bangkitkan
orang lumpuh (Kis 3:6); Lidah seseorang yang penuh dengan urapan
Roh kudus akan menjadi lidah yang terjinakkan lagi lidah yang penuh
dengan kuasa Allah” (Buku ‘Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan School of
Ministry GBI Bethany, hal 29).

c) Dalam hal-hal lain. bahasa Roh mengingatkan kita bahwa Roh Kudus
berada di dalam kita, dan ini menyebabkan kita menahan diri dari dosa.
Lihat kutipan di bawah ini:
“Dengan berbahasa lidah kita akan senantiasa diingatkan bahwa Roh Kudus
di dalam kita. Dan ini akan mempengaruhi seluruh roda kehidupan kita
sehari-hari ke arah kehidupan yang serba positif (kalau engkau berbahasa
lidah, kau akan sadar adanya Roh Kudus di dalammu, maka Dia akan
menjadi rem akan perbuatan jahat najis, dosa yang akan kau kerjakan). Tak
mungkin seseorang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan mendukakan
Roh Kudus. Tak mungkin seorang percaya berbahasa lidah sambil berzina,
mencuri, marah, dll. Bahasa lidah akan senantiasa mengingatkan kita bahwa
ada Roh Kudus di dalam kita” (Buku ‘Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan
School of Ministry GBI Bethany, hal 27,28).

Jawaban saya:

a) Kita toh tidak mungkin berbicara / berdoa dengan bahasa Roh 24 jam /
hari. Lalu bagaimana dengan egoisme dan penggunaan lidah yang salah
pada saat kita tidak berbahasa Roh?

b) Kitab Suci tidak pernah mengajar bahwa bahasa Roh itu bisa menyucikan
kita. Bahasa Roh adalah suatu karunia! Tujuannya untuk pelayanan,
bukan untuk menyucikan diri!

c) Kitab Suci berkata bahwa Firman Tuhanlah yang dipakai oleh Roh Kudus
untuk menyucikan kita (Yer 23:29 Maz 119:9 Yoh 15:3 Ef 6:17).

d) Mengingat bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita memang penting
untuk usaha menyucikan diri (bdk. 1Kor 3:16 1Kor 6:19-20). Tetapi, kita
bisa mengingat bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita tanpa mengguna-
kan bahasa Roh!

e) Doa dengan bahasa Roh memang tidak egois. Tetapi doa dengan bahasa
Roh pada hakekatnya tidak meminta apa-apa. Kata-kata dalam doa itu
tidak berasal dari diri kita sendiri dan tidak kita mengerti! Jadi, kita sendiri
tidak meminta apa-apa. Pada-hal Yesus memerintahkan kita untuk me-
minta kepadaNya (Mat 7:7 Yoh 16:24). Kalau kita tidak meminta apa-apa,
kita justru berdosa!

45
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
f) Doa biasa (tanpa menggunakan bahasa Roh) tidak harus merupakan doa
yang egois. Kalimat pertama yang Yesus ucapkan di atas kayu salib (‘Ya
Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat’ - Luk 23:34) jelas merupakan suatu doa biasa, tetapi sama sekali
tidak kelihatan egoisme dalam doa ini!

4) Kita tidak tahu bagaimana seharusnya kita berdoa. Dalam doa dengan ba-
hasa Roh, Roh Kudus menolong kita untuk berdoa (Ro 8:26 1Kor 14:14
diterjemahkan ‘rohku, dengan bantuan Roh Kudus dalam diriku, berdoa....’).
Orang-orang Kharismatik tertentu juga mengatakan bahwa:

 Dengan menggunakan doa bahasa Roh, kita bisa berdoa untuk kebutuh-
an yang tidak kita sadari.

 Roh Kudus bukan hanya mengajar kita berdoa, tetapi bahkan juga
mengajari posisi doa yang benar! Baca Kutipan di bawah ini:
“Sementara berdoa dalam bahasa roh itu saya meletakkan satu kepalan
tanganku atas yang lainnya; lalu terasa seperti ada suatu tarikan yang kuat
sekali yang hendak menyeret tanganku ke samping. Dengan sekuat tenaga
yang ada padaku saya berusaha mengepalkan tanganku, akan tetapi secara
bergantian tangan saya itu ditarik lagi ke sebelah samping yang lainnya. Hal
yang sama terjadi 3x berturut-turut. Lalu Roh Tuhan berbicara kepada
saya: ‘Orang yang cara berdoanya keliru akan membuat semua hal meleset
dari tempat seharusnya’. Sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya
berdoa” (Buku ‘Tujuh Langkah untuk Menerima Roh Kudus’ karangan
Kenneth E. Hagin, hal 22).

 Karena doa Bahasa Roh adalah doa yang dipimpin oleh Roh Kudus,
maka orang yang mentertawakan orang yang sedang berdoa dengan
bahasa Roh sama dengan mentertawakan Roh Kudus!

Jawaban saya:

a) Ro 8:26 tidak mempersoalkan doa dengan bahasa Roh! Kata bahasa


Yunani GLOSSA yang selalu muncul kalau Kitab Suci memaksudkan
‘bahasa Roh’ ternyata tidak muncul dalam Ro 8:26 ini. Jadi ayat ini tidak
berbicara tentang ‘doa dalam bahasa Roh’ tetapi berbicara tentang doa
biasa! Dalam doa biasapun kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus!

b) Pada waktu mau menafsirkan 1Kor 14:14 kita harus membaca seluruh


kontexnya lebih dulu! Bacalah 1Kor 14:13-17, bahkan lebih baik lagi,
bacalah seluruh 1Kor 14!! Saudara akan melihat bahwa 1Kor 14 mene-
kankan bahwa nubuat lebih penting / berguna daripada bahasa Roh!
1Kor 14:13-17 justru menekankan pentingnya penggunaan akal / otak
dalam memuji / bersyukur / berdoa! Jadi, jelas bahwa ayat ini tidak
mungkin mendukung penggunaan bahasa Roh dalam doa!

c) Kitab Suci tidak pernah menuntut posisi doa tertentu!! Tidak mungkin Roh
Kudus lalu menuntut apa yang tidak dituntut oleh Kitab Suci, atau me-
nyalahkan apa yang tidak disalahkan oleh Kitab Suci. Saya yakin bahwa

46
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
pengalaman Kenneth Hagin yang ia ceritakan di atas, sekedar me-
rupakan isapan jempolnya, atau diberikan oleh setan!

5) Paulus berkata bahwa pengucapan syukur dengan menggunakan bahasa


Roh adalah sesuatu yang sangat baik (1Kor 14:17).

Jawaban saya:

Ini jelas adalah suatu penafsiran yang hanya memperhatikan suatu bagian
ayat, tetapi mengabaikan kontexnya! Kontex dari ayat yang dipersoalkan
(1Kor 14:13-17) justru menekankan penggunaan akal / pikiran!
Juga perhatikan kata ‘sekalipun’ dalam 1Kor 14:17 itu! Ini jelas hanya meru-
pakan suatu pengandaian! Jadi, maksud Paulus adalah ‘andaikatapun peng-
ucapan syukurmu (yang menggunakan bahasa Roh) itu sangat baik, itu sia-
sia karena tidak ada yang mengerti’.

6) Paulus bersyukur atas bahasa Roh dan Paulus banyak berbahasa Roh (1Kor
14:18).

Jawaban saya:

a) Paulus memang tidak menghina bahasa Roh. Ini terlihat dari kata-
katanya dalam 1Kor 14:5a,18,39b.

b) Tapi bagaimanapun dalam 1Kor 14:18 ini Paulus tidak mendorong orang


untuk berbahasa Roh! Lalu apa arti 1Kor 14:18 ini? Perlu kita ingat bahwa
dalam seluruh 1Kor 14 Paulus menekankan bahwa nubuat lebih penting /
berguna dari bahasa Roh. Orang Korintus bisa saja lalu menganggap
bahwa Paulus mengatakan demikian karena Paulus iri hati dengan
bahasa Roh yang dimiliki oleh orang Korintus. Tetapi ternyata Paulus
sendiri banyak berbahasa Roh! Ia bersyukur akan hal itu, karena
seandainya ia tidak pernah berbahasa Roh, maka mungkin sekali orang
Korintus akan menuduhnya iri hati. Tetapi karena ia sendiri banyak
berbahasa Roh, maka tidak ada alasan bagi orang Korintus untuk
menganggap Paulus iri hati.

c) 1Kor 14:18 ini jelas tidak mengharuskan orang kristen berbahasa Roh!


Sekalipun Paulus banyak berbahasa Roh dan andaikatapun ia bersyukur
atas hal itu, itu tidak berarti orang kristen harus berbahasa Roh!

7) Paulus suka supaya semua orang Korintus berbahasa Roh (1Kor 14:5).

Jawaban saya:

a) Bacalah seluruh 1Kor 14:5! Kalau 1Kor 14:5 itu lalu ditafsirkan seakan-


akan Paulus mengharuskan orang kristen untuk berbahasa Roh, maka
konsekwensinya orang kristen juga harus bernubuat! Tetapi jarang atau
bahkan tidak ada orang Kharismatik yang berpendapat seperti itu!

47
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
b) Perhatikan kata-kata ‘lebih daripada itu’ dalam 1Kor 14:5. Penekanan
1Kor 14:5 adalah: nubuat lebih penting daripada bahasa roh!! Jadi, 1Kor
14:5 ini bisa diucapkan dengan kata-kata sendiri sebagai berikut: ‘Aku
senang semua kamu berbahasa Roh. Itu tidak jelek! Tetapi aku lebih
senang lagi kalau kamu semua bernubuat! Itu jauh lebih baik!’

8) 1Kor 14:22a berkata bahwa bahasa Roh adalah tanda untuk orang yang tak
beriman. Seorang penulis Kharismatik mengartikan ayat ini sebagai berikut:
orang yang mempersoalkan / menolak bahasa Roh menandakan orang itu
tidak ada iman kesana. Lihat kutipan di bawah ini.
“Yang terakhir sekarang adalah: Mengapa Paulus berkata bahwa ‘bahasa roh
adalah tanda untuk orang yang tidak beriman?’ 1Kor 14:22. Yang jelas Paulus
tidak bermaksud mengatakan bahwa orang yang berkata-kata dengan bahasa
roh itu orang yang tidak beriman, karena ayat-ayat sebelumnya Paulus
menunjukkan bahwa bahasa roh itu penting untuk membangun diri sendiri, dan
Paulus suka kalau semua orang berbahasa roh seperti dia yang berbahasa roh
lebih dari semua orang Korintus. Yang dimaksudkan Paulus adalah: Jika ada
orang yang tidak percaya atau mempersoalkan bahkan menolak dan menentang
bahasa roh, itu adalah ‘tanda’ bahwa mereka adalah orang yang tidak ada iman
ke sana . Jadi bahasa roh adalah patokan yang mendasar; jika menolak, itu
tanda tidak ada iman” (Dari buku ‘The Holy Spirit / Roh Kudus’ terbitan
School of Ministry GBI Bethany, hal 34).

Jawaban saya:

a) Tafsiran ini jelas sekali membengkokkan arti ayat itu! Lagi pula, kalau
1Kor 14:22a ditafsirkan seperti itu, bagaimana kita harus mengartikan
1Kor 14:22b? Disamping itu, apa artinya kata-kata ‘tidak ada iman ke
sana’? Ini suatu istilah baru dalam dunia Theologia!

b) 1Kor 14:22a memang tidak berarti bahwa orang-orang yang berbahasa


Roh itu adalah orang yang tidak beriman. Rasul-rasul berbahasa Roh
dalam Kis 2. Dan jelas bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman!

c) Lalu apa arti 1Kor 14:22a? Ada 2 kemungkinan arti:


 Artinya: bahasa Roh adalah hukuman untuk orang Yahudi yang tidak
beriman.
Baca 1Kor 14:21 dan bandingkan dengan Yes 28:9-12. Dalam Yes 28
itu orang-orang Israel / Yahudi tidak mau percaya / taat pada waktu
mendengar Firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri. Karena itu
Tuhan berkata melalui Yesaya bahwa Ia akan berfirman dengan
menggunakan bahasa asing (bangsa asing yang akan menindas
mereka).
 1Kor 14:22a bisa diartikan secara lain. Dalam hal ini 1Kor 14:22 tidak
dihubungkan dengan 1Kor 14:21, tetapi dengan seluruh bagian yang
mendahuluinya. Jadi, artinya adalah: bahasa Roh, karena itu adalah
suatu mujijat, maka itu lebih cocok untuk orang yang tidak beriman.
Mujijat itu akan menarik perhatian mereka, sehingga mereka mau
mendengar Firman Tuhan (bdk. Kis 2:1-13). Tetapi kalau orangnya

48
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
sudah beriman, tidak lagi dibutuhkan mujijat / bahasa Roh. Untuk
orang beriman ini digunakan nubuat.

Saya lebih condong pada penafsiran yang kedua, tetapi yang manapun
dari dua arti ini yang benar, itu tetap menahan orang kristen dari peng-
gunaan bahasa Roh di dalam gereja, yang merupakan kumpulan orang
beriman!

9) Bahasa Roh adalah bahasa rahasia, sehingga setanpun tidak mengerti (1Kor
14:2). Karena itu penting sekali bagi kita untuk berdoa dengan bahasa Roh!

Jawaban saya:

Kita perlu menyelidiki arti kata ‘rahasia’ (Inggris: mystery; Yunani: MUS-
TERION) yang digunakan dalam 1Kor 14:2 ini.
Kata ini dipakai juga dalam Ro 16:25 1Kor 2:7 Ef 3:3 dan Kol 1:26. Untuk
bisa mengerti artinya bacalah Ro 16:25-27 1Kor 2:7 Ef 3:2-6 Kol 1:25-27!
Dari bagian-bagian itu jelaslah bahwa ‘mystery / rahasia’ itu adalah berita Injil!
Dahulu memang tersembunyi, tetapi saat itu sudah dinyatakan oleh Allah.
Tetapi mengapa dalam 1Kor 14:2 dikatakan bahwa orang itu berkata-kata
kepada Allah? Ini lagi-lagi hanya suatu sindiran / bahasa sinis! Dengan kata
lain, Paulus berkata: ‘Kamu yang berbahasa Roh, kamu sebetulnya mem-
beritakan Injil, tetapi karena tidak ada yang mengerti kamu, kamu pada
hakekatnya sedang berkhotbah kepada Allah!’
Jelas bahwa 1Kor 14:2 tidak bisa diartikan seakan-akan ‘bahasa Roh adalah
bahasa rahasia yang tak dimengerti oleh siapapun juga termasuk setan’!

10)Doa menggunakan bahasa Roh adalah doa yang sempurna, karena kata-
katanya diberikan oleh Roh Kudus.

Jawaban saya:

a) Kita memang harus berdoa sesuai kehendak Tuhan, supaya doa kita bisa
dikabulkan oleh Tuhan (1Yoh 5:14). Tetapi kita hanya bisa mengetahui
kehendak Allah kalau kita belajar Firman Tuhan! Jadi, dengan belajar
Firman Tuhan kita bisa menyempurnakan doa kita.

b) Dalam doa biasapun, Roh Kudus membantu kita! (Ro 8:26)

c) Kalau toh doa kita tidak sempurna, Allah akan menyempurnakan / me-
nyensor doa itu. Ia hanya akan mengabulkan permintaan kita yang baik
(Mat 7:11). Jadi, tidak ada yang perlu dikuatirkan!!

d) Orang-orang yang berdoa dalam bahasa Roh itu pada hakekatnya tidak
meminta apa-apa kepada Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Roh Kudus
yang memberikan kata-kata itu dan mereka tidak mengerti apa-apa
tentang doanya.

11)Yes 28:11-12. Yang dimaksud tempat perhentian / peristirahatan adalah doa


dengan bahasa Roh!

49
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?

Jawaban saya:

Yes 28:11 merupakan nubuat bahwa Allah akan menggunakan orang yang
berbahasa asing untuk mengajar bangsa Israel. Jadi, sebetulnya ayat ini
bukanlah nubuat akan datangnya bahasa Roh!
Yes 28:12 lebih-lebih lagi tidak berbicara tentang bahasa Roh! Kata-kata
‘tempat perhentian / peristirahatan’ artinya sama seperti kata ‘kelegaan’
dalam Mat 11:28.

12)Dalam Mark 16:17 dikatakan bahwa bahasa Roh adalah tanda orang ber-
iman.

Jawaban saya:

a) Perlu diketahui bahwa Mark 16:9-20 sangat diperdebatkan keasliannya


(yang memperdebatkan hal ini bukanlah orang liberal yang tidak
menghargai otoritas Kitab Suci, tetapi orang-orang injili / alkitabiah).
Memang mungkin sekali Mark 16:9-20 bukanlah bagian orisinil dari Kitab
Suci tetapi merupakan suatu penambahan! Alasannya:

 Manuscript-manuscript berbeda satu dengan yang lain dalam bagian


ini.
 ada manuscript-manuscript yang memuat Mark 16:9-20.
 ada manuscript-manuscript (Yang paling kuno dan yang bisa di-
percaya) yang hanya terhenti sampai Mark 16:8 [headnote NIV:
‘the two most reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20’ (=
Dua manuscript yang paling kuno dan paling bisa dipercaya tidak
mempunyai Mark 16:9-20). Footnote NASB: ‘Some of the oldest mss.
do not contain vv 9-20’ (= Beberapa dari manuscript yang paling kuno
tidak mempunyai ay 9-20)].
 ada 1 manucript yang tidak memuat Mark 16:9-20, tetapi menam-
bahkan Mark 16:8b “Dengan singkat mereka sampaikan semua
pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus
sendiri dengan perantaraan murid-muridNya memberitakan dari
Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang
keselamatan yang kekal itu” (lihat Footnote / catatan kaki RSV yang
berbunyi sebagai berikut: “Some of the most ancient authorities bring
the book to a close at the end of verse 8. One authority concludes the
book by adding after verse 8 the following: But they reported briefly to
Peter and those with him all that they had been told. And after this,
Jesus himself sent out by means of them, from east to west, the sacred
and imperishable proclamation of eternal salvation. Other authorities
include the preceding passage and continue with verses 9-20. In most
authorities verses 9-20 follow immediately after verse 8; a few
authorities insert additional material after verse 14” (= beberapa
otoritas / manuscript yang paling kuno mengakhiri kitab ini pada
akhir ayat 8. Satu otoritas / manuscript menyimpulkan kitab ini
dengan menambahkan setelah ayat 8 kata-kata ini: Tetapi mereka
menyampaikan secara singkat kepada Petrus dan mereka yang

50
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
bersama dengan dia semua yang telah diceritakan kepada mereka.
Sesudah ini, Yesus sendiri memberitakannya dengan perantaraan
mereka, dari Timur ke Barat, proklamasi keselamatan yang kudus /
sakral dan tak bisa binasa itu. Otoritas / manuscript yang lain
memasukkan bagian sebelumnya dan melanjutkan dengan ayat 9-20.
Dalam kebanyakan otoritas / manuscript ayat 9-20 langsung
menyusul ayat 8; sedikit otoritas / manuscript memasukkan tam-
bahan materi setelah ayat 14).

Catatan: Kitab Suci Indonesia menulis baik Mark 16:8b maupun Mark


16:9-20 (KJV / RSV / NIV / NASB tidak ada yang menulis Mark 16:8b).

 Bentuk dan kata-kata Mark 16:9-20 berbeda dengan bentuk dan kata-


kata dalam seluruh Markus.
Contoh:
Mark 16:9, secara hurufiah: ‘the first day’ (= hari pertama).
Mark 16:2, secara hurufiah: ‘day one’ (= hari satu).

b) Kalaupun Mark 16:9-20 itu mau diterima sebagai Kitab Suci, maka kita
perlu memperhatikan bahwa dalam Mark 16:17-18, ada 5 tanda yang
menyertai orang kristen:
 mengusir setan.
 berbicara dalam bahasa baru / Roh.
 memegang ular.
 minum racun maut tetapi tidak celaka.
 menyembuhkan orang sakit.
Tanda ke 3 dan ke 4 tidak di claim oleh kebanyakan orang Kharismatik.
Mereka hanya menekankan pengusiran setan, penyembuhan penyakit,
dan bahasa Roh. Mengapa? Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan!

c) Kalau bahasa Roh merupakan tanda orang beriman, mengapa Stefanus


(Kis 6-7) tidak pernah berbahasa Roh? Dan apakah semua orang Pro-
testan (termasuk John Calvin, Martin Luther, Billy Graham, dsb) tidak
beriman? Dan apakah selama lebih dari 18 abad, dalam gereja tidak ada
orang beriman? (Ingat bahwa bahasa Roh baru mulai populer pada awal
abad 20, dan makin menjadi-jadi mulai sekitar 1960-an).
Ada orang Kharismatik yang lalu berkata: ‘orang-orang Protestan itu
bukannya tidak beriman, tetapi tidak dewasa dalam iman’. Tetapi ini tidak
masuk akal sebab:
 Mark 16:17-18 mengatakan bahwa itu adalah tanda orang percaya,
bukan tanda orang yang dewasa dalam iman!
 Kis 10:44-46, orang yang berbahasa Roh itu baru bertobat! Bagai-
mana mungkin mereka dewasa dalam iman?
 Bahasa Roh adalah suatu karunia yang tujuannya untuk melayani,
bukan untuk mengukur kedewasaan iman seseorang! Ini sama saja
dengan karunia berkhotbah, karunia menyanyi dsb, yang sama sekali
tidak menunjukkan kedewasaan iman seseorang.
 Orang Korintus yang berbahasa Roh itu ternyata dianggap ‘bayi’ oleh
Paulus (1Kor 3:1-2).

51
VI. HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?
 Apakah selama 18 abad tidak ada orang yang dewasa imannya dalam
gereja?

Kesimpulan:

Semua dasar yang dipakai untuk mengatakan bahwa orang kristen harus
berbahasa Roh, ternyata tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu saya
menyimpulkan bahwa orang kristen tidak harus berbahasa Roh! Ini sesuai
dengan:

1) 1Kor 12:7-11, yang berbunyi sebagai berikut:


“Tetapi kepada tiap-tiap orang diberikan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-
kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia
berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama
memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia
kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”.
.
2) 1Kor 12:28-30 yang berbunyi sebagai berikut:
“Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: per-tama sebagai
rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang
mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk
melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah
mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua
mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan,
atau untuk berkata-kata dengan bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa
roh?

Pertanyaan dalam 1Kor 12:29-30 ini jelas harus dijawab dengan ‘tidak’!

Karena itu, kalau saudara tidak bisa berbahasa Roh, jangan menjadikan hal itu
suatu alasan untuk meragukan iman saudara, ataupun untuk meragukan sudah
tidaknya saudara dibaptis dengan Roh Kudus! Yang penting adalah bahwa
saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan; sedangkan
berbahasa Roh atau tidak, itu tidak penting!

-o0o-

52
KHARISMATIK 7

AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH


Banyak orang kristen yang beranggapan bahwa doktrin Kharismatik yang
mengharuskan orang kristen berbahasa Roh bukanlah ajaran yang terlalu
berbahaya. Tetapi perlu diingat bahwa doktrin ini menimbulkan akibat-akibat
negatif seperti:

I) Banyak orang kristen yang meragukan imannya.

Karena dikatakan bahwa orang kristen harus bisa berbahasa Roh, maka
orang kristen yang tidak bisa berbahasa Roh, dan yang tidak punya pe-
ngertian Firman Tuhan yang terlalu baik, lalu menjadi ragu-ragu terhadap
iman mereka sendiri. Mereka lalu bertanya-tanya: ‘Benarkah saya sudah
percaya kepada Yesus? Apakah saya sudah mempunyai Roh Kudus? Kalau
ya, mengapa saya tidak bisa berbahasa Roh? Apa yang salah dengan iman /
kekristenan saya?’.

Kalau saudara adalah orang kristen yang meragukan iman / kekristenan


saudara, maka pikirkan / renungkan 2 hal di bawah ini:

1) Kalau saudara meragukan iman / kekristenan saudara karena:


 saudara ragu-ragu tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
 saudara ragu-ragu tentang penebusan / penghapusan seluruh dosa
saudara.
 saudara tidak cinta / rindu Firman Tuhan.
 saudara tidak mengalami perubahan hidup ke arah yang positif.
Maka harus saya katakan bahwa keraguan saudara tentang iman /
kekristenan saudara itu memang sah! Mungkin sekali saudara memang
bukan orang kristen yang sejati dan belum diselamatkan. Bertobatlah dan
percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka
saudara akan diselamatkan!

2) Tetapi kalau saudara meragukan iman / kekristenan saudara, hanya


karena saudara tidak bisa berbahasa Roh, maka itu bukanlah keraguan
yang sah. Saudara sudah ditipu oleh setan melalui ajaran Kharismatik
jaman ini!

II) Banyak orang kristen ‘mencari’ bahasa Roh.

Mereka ‘mencari’ / berusaha mendapatkan bahasa Roh dengan bermacam-


macam cara seperti berdoa / meminta kepada Tuhan, belajar berbahasa Roh,
dsb. Disamping itu juga ada ‘hamba-hamba Tuhan’ yang mengajarkan cara-
cara untuk bisa berbahasa Roh (kursus bahasa Roh) dan bahkan ada banyak
gereja-gereja yang punya hari pertemuan khusus untuk orang-orang yang
ingin mendapatkan bahasa Roh.

53
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH

Sekarang, yang perlu kita pertanyakan adalah: bisakah / bolehkah orang


kristen mencari / berusaha mendapatkan suatu karunia tertentu?

Orang-orang Kharismatik pasti menjawab dengan jawaban: Ya! Dasar Kitab


Suci yang biasanya mereka pakai untuk jawaban ini adalah 1Kor 12:31 1Kor
14:1,12,13,39 yang seolah-olah menunjukkan bahwa kita memang bisa
berusaha (bahkan ‘harus berusaha’) mendapatkan karunia-karunia tertentu
yang tadinya tidak kita miliki.

Tanggapan saya:

1) Kitab Suci jelas berkata bahwa pemberian karunia-karunia dilakukan oleh


Allah / Roh Kudus sesuai dengan kehendakNya (bukan sesuai kehendak
kita / orang kristen!).
Dasar Kitab Sucinya adalah:
 1Kor 12:7-11.
Perhatikan khususnya kata-kata ‘seperti yang dikehendakiNya’,
dimana kata ‘Nya’ menunjuk kepada Roh Kudus’. Ini jelas menunjuk-
kan bahwa pemberian karunia tergantung kehendak Roh Kudus,
bukan kehendak kita / orang kristen.
 Ibr 2:4.
 Ibr 2:4 dalam terjemahan bahasa Indonesia hanya menyebutkan
‘Roh Kudus’, tetapi KJV / RSV / NIV / NASB semua menyebutkan
‘gifts of the Holy Ghost / Spirit’ (= karunia-karunia Roh Kudus).
 Ayat ini juga diakhiri dengan kata-kata ‘menurut kehendakNya’, dan
ini lagi-lagi menunjukkan bahwa pembagain karunia-karunia Roh
Kudus itu terjadi sesuai dengan kehendak Roh Kudus, bukan
sesuai kehendak / keinginan orang kristen.

Jadi, jelas bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa pemberian karunia-


karunia itu dilakukan sesuai kehendak Allah [the sovereign will of God (=
kehendak yang berdaulat dari Allah)]. Jadi, kalau kita sudah mempunyai
suatu karunia tertentu, maka jelas bahwa merupakan kehendak Allah
bahwa kita mempunyai karunia itu, dan bukan merupakan kehendak Allah
bahwa kita mempunyai karunia yang lain. Karena itu, kalau kita diberi
suatu karunia dan kita lalu berdoa untuk meminta karunia yang lain, maka
itu jelas merupakan doa yang tidak akan dikabulkan oleh Tuhan karena
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan (1Yoh 5:14).

2) Setiap orang kristen adalah anggota-anggota tubuh Kristus (1Kor


12:12,13,27).
Jelas bahwa tiap anggota tubuh mempunyai kemampuan dan fungsinya
sendiri-sendiri dan tidak mungkin satu anggota tubuh menginginkan
kemampuan dari anggota tubuh yang lain.
Misalnya: jari ingin melihat, atau telinga ingin berbicara. Ini pasti tidak
mungkin!

3) Penjelasan tentang 1Kor 12:31 (bdk. 1Kor 14:1,12,39).

54
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
a) Peter Masters dan John C. Whitcomb dalam buku ‘The Charismatic
Phenomenon’ berkata bahwa:

 ayat ini tidak ditujukan kepada pribadi-pribadi dalam gereja tetapi


kepada gereja secara keseluruhan / kolektif. Jadi, yang dimaksud
oleh Paulus bukanlah supaya setiap orang kristen mencari karunia
yang terutama, tetapi supaya gereja secara keseluruhan mencari
karunia-karunia yang terutama. Karena dalam 1Kor 14 Paulus lalu
mengatakan bahwa karunia bernubuat adalah karunia yang ter-
utama, maka gereja secara keseluruhan harus mencari karunia ini.
Jadi misalnya pada waktu gereja mencari pendeta, gereja harus
mencari orang yang memang mempunyai karunia berkhotbah /
mengajarkan Firman Tuhan.

Catatan:
Ini seperti perintah untuk bersaksi sampai ke ujung bumi dalam Kis
1:8. Ini bukan perintah untuk setiap individu Kristen, seakan-akan
setiap orang Kristen harus keliling dunia untuk memberitakan Injil!
Ini adalah perintah yang diberikan kepada Gereja yang Kudus dan
Am secara kolektif. Jadi bisa saja ada orang kristen yang ter-
panggil untuk memberitakan Injil kepada bangsanya sendiri /
kotanya sendiri, tetapi ada juga yang terpanggil untuk menjadi
missionaris untuk pergi memberitakan Injil ke pelosok-pelosok
dunia.

 Kata Yunani yang diterjemahkan ‘berusahalah untuk memperoleh’


dalam 1Kor 12:31 adalah ZELOUTE (Kata ZELOUTE ini juga
digunakan dalam 1Kor 14:1,12,39). Sekarang perlu dipertanya-
kan: betulkah ZELOUTE berarti ‘berusahalah untuk memperoleh’?
Kata ZELOUTE sebetulnya berarti ‘to be zealous for something’ (=
bersemangat untuk sesuatu). ‘Bersemangat untuk sesuatu’ tentu
tidak sama dengan ‘berusahalah untuk memperoleh’! Kalau kita
dikatakan harus bersemangat untuk suatu karunia Roh Kudus
tertentu, tentu itu tidak bisa diartikan bahwa kita disuruh berusaha
untuk memperoleh karunia itu!

b) John Calvin (ingat bahwa ia hidup pada abad 16, jauh sebelum ada
gerakan Kharismatik) mengatakan bahwa:
 ZELOUTE artinya adalah ‘seek after’ (= carilah), tetapi juga bisa
diterjemahkan ‘value highly’ (= hargailah / nilailah tinggi).
 Orang-orang Korintus menginginkan karunia-karunia untuk ‘show’
(= dipamerkan) seperti karunia bahasa Roh. Melalui ayat ini Paulus
ingin membetulkan keinginan mereka. Paulus ingin mereka lebih
menghargai karunia bernubuat, bukan karunia bahasa Roh.
 Calvin juga beranggapan bahwa ayat ini ditujukan untuk gereja,
bukan untuk pribadi.

Kesimpulan:
1Kor 12:31 menunjukkan bahwa Paulus menginginkan supaya gereja
lebih menghargai karunia-karunia yang terutama yaitu ‘karunia bernu-

55
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
buat’ (bdk. 1Kor 14:1,12,39). Ayat ini jelas tidak menyuruh orang kristen
mencari / mengusahakan suatu karunia tertentu!

4) Andaikatapun kata ZELOUTE diterjemahkan ‘berusahalah untuk memper-


oleh’, tetap saja dari sini kita tidak akan mendapatkan doktrin bahwa
orang kristen harus mencari karunia bahasa Roh. Karena apa? Dalam
1Kor 12:31 dikatakan bahwa ‘berusahalah untuk memperoleh karunia-
karunia yang paling utama’. Dan bahasa Roh jelas bukan karunia yang
paling utama! Mengapa?
 Karena baik dalam daftar karunia dalam 1Kor 12:8-10 maupun dalam
1Kor 12:28-30, bahasa Roh dan penafsiran bahasa Roh selalu
diletakkan di tempat yang terakhir!
 Bacalah seluruh 1Kor 14 dan saudara akan melihat dengan jelas
bahwa Paulus / Firman Tuhan mengajarkan bahwa karunia bernubuat
jauh lebih penting / berguna dari karunia bahasa Roh. Dan 1Kor
14:1,39 menyebutkan secara explicit bahwa yang harus dicari adalah
karunia bernubuat, bukan karunia bahasa Roh!

5) Lalu mengapa dalam 1Kor 14:13 seseorang yang mempunyai karunia


bahasa Roh diharuskan meminta karunia penafsiran bahasa Roh?
Ini suatu perkecualian. Mengapa dikecualikan? Rupa-rupanya karena
karunia bahasa Roh dan karunia penafsiran bahasa Roh adalah dua
karunia yang berpasangan. Karena itu seringkali disebutkan secara
berurutan (1Kor 12:10,30) dan dikatakan bahwa karunia bahasa Roh tidak
ada gunanya, kalau tidak disertai karunia penafsiran bahasa Roh (1Kor
14:5-9,26-28), dan jelas bahwa karunia penafsiran bahasa Roh juga tidak
ada gunanya kalau tidak disertai karunia bahasa Roh. Karena itulah maka
orang yang mempunyai karunia bahasa Roh disuruh meminta karunia
penafsiran bahasa Roh.
Dalam perkecualian ini sajalah kita bisa meminta suatu karunia, tetapi
tidak bisa dalam hal-hal yang lain.

III)Timbul bahasa roh yang palsu.

Gereja (dan persekutuan) Pentakosta dan Kharismatik jaman sekarang dipe-


nuhi dengan ‘bahasa roh’. Dalam setiap pertemuan ibadah / persekutuan,
bahkan tiap hari secara pribadi, berjuta-juta orang Kharismatik di seluruh
dunia ‘berbahasa roh’. Perlu saudara perhatikan bahwa ini adalah suatu
keadaan yang bahkan dalam Kitab Sucipun tidak pernah terjadi!
Dalam Kitab Suci peristiwa bahasa Roh hanya terjadi pada Kis 2:1-13 Kis
10:44-46 Kis 19:1-6. Lalu ada beberapa bagian lain yang membicarakan
bahasa Roh yaitu dalam Mark 16:17 1Kor 12-14. Mengapa dalam Kitab Suci
sendiri begitu sedikit, sedangkan jaman sekarang begitu sering / banyak
orang berbahasa roh? Jelas bahwa sekarang ada banyak bahasa roh yang
palsu, bahkan mayoritas dari bahasa roh jaman sekarang ini adalah bahasa
roh yang palsu!

Sekarang saya akan membahas bahasa roh yang palsu:

A) Bahasa roh yang dipelajari / diusahakan.


56
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH

1) Ada seorang penulis Kharismatik yang berkata:


“Experience seems to prove that the majority of those who reach out simply
to God, do receive the gift of speaking in another language. Psychologically
the only explanation that satisfies me is the fact that this is a potential
capacity, dormant in most people, awakened in the Christian by the Holy
Spirit and filled with meaning” (= Pengalaman kelihatannya
membuktikan bahwa mayoritas dari mereka yang hanya mengulurkan
tangannya kepada Allah, menerima karunia untuk berbicara dalam
bahasa yang lain. Secara psikologis satu-satunya penjelasan yang
memuaskan saya adalah fakta bahwa ini merupakan kapasitas yang
potensial, tidur dalam kebanyakan orang, dibangunkan dalam diri orang
kristen oleh Roh Kudus dan diisi dengan arti) - dikutip oleh Victor
Budgen dalam bukunya yang berjudul ‘The Charismatics and the Word
of God’, p 66.

2) Dalam terjadinya bahasa roh, Roh Kudus tidak berbicara; manusialah


yang berbicara.
“The Holy Spirit gives utterance, but man does the speaking” (= Roh
Kudus memberikan ucapan, tetapi manusialah yang mengucapkannya) -
dari Buku ‘Roh Kudus’, SOM GBI Bethany, hal. 25).
Dasar Kitab Suci yang mereka pakai:
 Kis 2:4 - ‘mereka mulai berkata-kata’.
 Kis 19:6 - ‘mereka berkata-kata’.

Dari dua ajaran tersebut diatas, lalu timbullah teori-teori untuk belajar
bahasa Roh!

Teori 1:

a) Berhentilah berbicara dalam bahasa saudara sendiri, bahkan jangan


mengucapkan sepatah katapun yang saudara kenal.
b) Jangan takut menerima bahasa Roh yang palsu.
c) Berbicaralah dengan penuh keyakinan, dengan iman bahwa Tuhan
akan membentuk kata-kata itu menjadi bahasa Roh.
d) Jangan pikirkan apa yang kau katakan.
e) Kata-kata pertama akan terasa aneh, tetapi kalau diteruskan, maka
bibir / lidah akan bergerak dengan bebas dan Roh Kudus akan mulai
membentuk bahasa Roh yang indah.

Contoh:

1. Assemblies of God handbook:


“Help the candidate see that the Gift is already given and that all that he
has to do is receive it. Lead him to realize that anyone who is saved through
baptism is prepared to receive a Baptism of the Spirit. Tell him that when
hands are laid on him he is to receive the Holy Spirit: tell the candidate to
move on his vocal cords, but that he must co-operate with the experience as
well: tell him to throw away all fear that this experience may be false: tell
him to open his mouth wide and breathe as deeply as possible at the same

57
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
time telling himself that he is receiving the Spirit now” (= Tolonglah calon
itu untuk melihat bahwa Karunia itu telah diberikan dan apa yang harus
ia lakukan hanyalah menerimanya. Bimbinglah ia untuk menyadari
bahwa setiap orang yang telah diselamatkan melalui baptisan telah siap
untuk menerima Baptisan Roh Kudus. Katakanlah kepadanya bahwa
pada waktu tangan diletakkan di atasnya ia akan menerima Roh Kudus:
suruhlah calon itu untuk menggerakkan pita suaranya, tetapi ia juga
harus bekerja sama dengan pengalaman itu: suruhlah ia untuk mem-
buang semua rasa takut bahwa pengalaman itu bisa palsu: suruhlah ia
membuka mulutnya lebar-lebar dan bernafas sedalam mungkin dan
pada saat yang sama memberitahu dirinya sendiri bahwa sekarang ia
sedang menerima Roh) - dikutip oleh Victor Budgen dalam bukunya
yang berjudul ‘The Charismatics and the Word of God’, p 65.

2. Anglican Charismatic:
“Open your mouth and show that you believe the Lord has baptized you in
the Spirit by beginning to speak. Don’t speak English, or any other
language you know, for God can’t guide you to speak in tongues if you are
speaking in a language known to you” (= Bukalah mulutmu dan
tunjukkanlah bahwa kamu percaya bahwa Tuhan telah membaptis kamu
dalam Roh dengan mulai berbicara. Jangan berbicara dalam bahasa
Inggris, atau bahasa apapun yang kamu kenal, karena Allah tidak dapat
membimbing kamu untuk berbicara dalam bahasa Roh jika kamu
sedang berbicara dalam bahasa yang kamu kenal) - dikutip oleh Victor
Budgen dalam bukunya yang berjudul ‘The Charismatics and the Word
of God’, p 65.

Victor Budgen lalu menambahkan:


“The same writer says that on these occasions people may experience
‘involuntary tremblings, stammering lips, or chattering teeth’. He reassures
them that it is all part of the package and may simply indicate that they have
resisted him with their lips hitherto” (= Penulis yang sama mengatakan
bahwa pada peristiwa-peristiwa ini orang bisa mengalami ‘gemetar yang
tidak disengaja, bibir yang menggagap, atau gigi yang gemeletuk’. Ia
menenteramkan hati mereka dengan mengatakan bahwa itu merupakan
bagian dari paket dan mungkin hanya menunjukkan bahwa sampai saat
itu mereka telah menahan / menolak Dia dengan bibir mereka).

3. Dalam buku yang berjudul ‘Prison to Praise’, yang ditulis oleh Merlin R.
Carothers, pp 33-34, ada cerita sebagai berikut (langsung saya
berikan terjemahan bebas):
Ada orang yang ditumpangi tangan dan didoakan untuk bisa menerima
baptisan Roh Kudus. Tetapi tidak terjadi apa-apa, dan orang itu tidak
merasa apa-apa.
Lalu si penumpang tangan mulai berdoa dengan bahasa roh, tetapi
orang itu tetap tidak melihat, mendengar atau merasa apa-apa.
Lalu si penumpang tangan bertanya: ‘Apakah dalam hatimu ada kata-
kata yang tidak kaumengerti?’.
Orang itu menjawab: ‘Ya’.

58
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Penumpang tangan bertanya lagi: ‘Kalau kata-kata itu kauucapkan,
apakah kamu merasa dirimu tolol?’.
Orang itu menjawab: ‘Ya’.
‘Maukah kamu menjadi tolol atau dianggap tolol demi Kristus?’.
Lalu orang itu mengucapkan kata-kata itu dan ia berbahasa roh.

Teori 2:

Teori ini lebih ‘sederhana’ dari teori 1 di atas. Caranya hanyalah dengan
mengucapkan kata-kata yang sama secara cepat dan terus-menerus
dalam waktu yang cukup lama (15 - 30 menit atau bahkan lebih).
Contoh kata-kata yang bisa digunakan:
 La-la-la-la-la...
 Glory-glory-glory-glory...
 Haleluya-haleluya-haleluya...
 Praise Him-praise Him-praise Him...

Perlu saudara perhatikan bahwa teori 2 ini jelas bertentangan dengan


teori 1, karena dalam teori 2 ini mereka mengucapkan kata-kata yang
mereka mengerti seperti Haleluya, Praise Him, dsb, padahal dalam teori 1
mereka tidak boleh mengucapkan kata yang mereka kenal.

Tanggapan saya:

1) Kalau bahasa Roh dianggap sebagai ‘potential capacity, dormant in


most people’ (= kapasitas yang potensial, tidur dalam kebanyakan
orang), maka:
a) Itu bertentangan dengan 1Kor 12:10-11 yang jelas menunjukkan
bahwa bahasa Roh tidak diberikan kepada semua orang.
b) Itu berarti bahwa bahasa Roh itu dari manusia, bukan dari Allah.

2) Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang berbahasa Roh karena
kehendak / usahanya sendiri! Di antara orang-orang yang berbahasa
Roh dalam Kis 2:1-13, Kis 10:44-48 maupun Kis 19:1-7, tidak ada
satupun yang mengusahakan bahasa Roh itu dengan cara seperti teori
1 maupun teori 2.
Juga, sebetulnya bahasa Roh hampir sama dengan nubuat;
perbedaannya hanyalah nubuat dilakukan dalam bahasa biasa,
sedangkan bahasa Roh dalam bahasa asing yang tidak pernah
dipelajari. Sedangkan tentang nubuat, dikatakan dalam 2Pet 1:21 -
“sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi
oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”.
Saya yakin bahwa prinsip tentang nubuat ini berlaku juga untuk
bahasa Roh. Jadi, bahasa Rohpun tidak mungkin dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi harus oleh dorongan Roh Kudus.
Bahasa roh yang dipelajari / diusahakan baik dengan mengunakan
teori 1 atau teori 2 itu, jelas adalah bahasa roh ciptaan manusia karena
diusahakan oleh manusia dan dilakukan karena kehendak manusia!
Bahkan mungkin juga bahwa bahasa roh itu memang datang bukan
dari manusia itu sendiri tetapi dari roh jahat!

59
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Terhadap serangan seperti ini, orang Kharismatik mengatakan bahwa
kalau mereka memulai dengan bunyi-bunyi seperti itu, itu tidak berarti
bahasa Roh itu adalah ciptaan manusia. Mereka mengeluarkan bunyi-
bunyi itu sebagai tindakan iman, dan Roh Kudus akan menghargai tin-
dakan iman itu dengan memberikan bahasa Roh yang sebenarnya.
Tetapi perlu diingat bahwa dalam seluruh Kitab Suci tidak ada dasar
secuilpun untuk mendukung ajaran seperti ini! Coba cari sendiri, dalam
Kitab Suci bagian mana ada orang belajar bahasa Roh dengan cara
seperti ini (berbicara sebagai tindakan iman)? Bagaimana mungkin itu
disebut sebagai tindakan iman, padahal tidak ada dasar Kitab Suci /
Firman Tuhannya? Bukankah sesuatu hanya bisa disebut sebagai
‘tindakan iman’ kalau itu dilakukan berdasarkan Firman Tuhan?

3) Dalam Kitab Suci memang dikatakan bahwa manusianyalah yang


berbicara dalam bahasa Roh. Tetapi tidak pernah dikatakan bahwa
manusianya yang harus bicara dulu, baru nanti bahasa Rohnya
menyusul!

4) Mereka mengatakan ‘jangan pikirkan apa yang kau katakan’. Ini lagi-
lagi merupakan suatu contoh yang menunjukkan bahwa ajaran Kharis-
matik sering membuang pikiran! Tetapi Kitab Suci / Firman Tuhan tidak
pernah mengajar kita untuk membuang ratio / pikiran. Memang Firman
Tuhan berkata bahwa kita tidak boleh bersandar pada ratio / pikiran
(Amsal 3:5), tetapi Firman Tuhan tidak pernah mengajar kita untuk
tidak menggunakan pikiran! Pikiran yang dipenuhi Firman Tu-han dan
dipimpin oleh Roh Kudus adalah sesuatu yang mutlak perlu supaya
kita bisa membedakan antara yang benar dan yang palsu!

5) Ajaran yang mengatakan untuk tidak boleh takut akan menerima


bahasa Roh yang palsu, jelas adalah ajaran yang berbahaya! Kitab
Suci / Firman Tuhan menyuruh kita untuk menguji segala sesuatu
(1Yoh 4:1 1Tes 5:21). Bagaimana mungkin mereka bisa mengatakan
bahwa calon itu tidak perlu takut untuk menerima bahasa Roh yang
palsu?
Kenneth Hagin (seorang tokoh Kharismatik) dalam bukunya yang
berjudul ‘Tujuh Langkah untuk Menerima Roh Kudus’, bahkan menga-
takan “Tidak ada bahayanya apabila kita menerima sesuatu yang keliru
atau palsu!” (hal 7). Ini betul-betul adalah ajaran yang tolol! Kalau yang
palsu itu memang tidak berbahaya, apa gunanya setan memberikan
yang palsu?

Pada akhir jaman ini dimana sesuai dengan nubuat Tuhan Yesus ada
banyak nabi palsu, ajaran palsu / sesat, mujijat palsu, dsb (Mat 24:23-
24), maka jelaslah bahwa kita harus berhati-hati terhadap semua
kepalsuan, khususnya yang bersifat rohani (hamba Tuhan, gereja,
ajaran, mujijat, bahasa Roh, nubuat, penglihatan, dsb).

6) Ada karunia-karunia yang tidak bersifat mujijat, seperti karunia


mengajar, menyanyi, berkhotbah, dsb. Orang yang tidak mempunyai
karunia ini tetap tidak akan bisa melakukannya dengan baik sekalipun

60
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
ia belajar. Tetapi orang yang mempunyai karunia itu tetap harus
belajar untuk mengasah karunia itu sehingga makin baik.
Tetapi juga ada karunia-karunia yang bersifat mujijat seperti bahasa
roh, bernubuat, menyembuhkan orang sakit, dsb. Yang ini tidak pernah
bisa dipelajari / diusahakan / diasah / ditingkatkan dsb.

7) Teori 1 mengatakan bahwa orang yang ingin mendapatkan bahasa


Roh itu harus berbicara dengan penuh keyakinan. Jadi, mereka harus
mengucapkan apa saja yang ada dalam hatinya (kata-kata yang tidak
dimengerti!).

Kenneth Hagin dalam bukunya ‘Tujuh Langkah untuk Menerima Roh


Kudus’ mengatakan bahwa calon penerima Roh Kudus itu harus
“membuka mulutnya dengan lebar dan bebas, serta mengambil nafas
sedalam-dalamnya”. Juga supaya orang itu lalu “dengan gamblang
untuk berucap apa saja yang paling mudah baginya” (hal 8).

Untuk mendukung teorinya ini Kenneth Hagin lalu menggunakan Yoh


7:37. Ia berkata: “Yesus berkata: ‘Marilah datang kepadaku dan
minumlah’. Yang dimaksud oleh Yesus disini adalah Roh Kudus. Apabila
seseorang mau minum air, maka iapun membuka mulutnya dan
mengambil napas dalam-dalam. Anda tidak mungkin minum air dengan
keadaan mulut tertutup, maka demikian pula anda tidak mungkin
menerima Roh Kudus dengan keadaan mulut anda tertutup.” (hal 9).

Ini betul-betul adalah ajaran tolol yang menggelikan! Mengapa?

a) Karena dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang menerima Roh
Kudus dengan mulut terbuka dan sebagainya!

b) Yoh 7:37 jelas tidak bisa diartikan secara hurufiah begitu! Kalau


Yoh 7:37 boleh diartikan begitu, maka:
 berdasarkan Yoh 6:53 (‘makan daging Anak Manusia’) maka
orang yang mau percaya Yesus harus mengunyah (memamah
biak seperti sapi?).
 berdasarkan Mat 16:24 (‘memikul salib’), semua orang kristen /
orang yang mengikut Yesus harus berjalan dengan membung-
kuk!
 berdasarkan Gal 5:24 (‘menyalibkan daging’), maka semua
orang kristen harus betul-betul menyalibkan dirinya.
 berdasarkan Wah 3:20 (‘membukakakan pintu’) orang yang
mau menerima Yesus harus membuka pintu rumahnya (atau
bajunya, supaya Yesus bisa masuk ke dalam hatinya?).
Ini jelas adalah hal-hal yang hanya bisa dipercaya oleh orang yang
tidak waras!

8) Mereka berbahasa Roh dengan mengeluarkan bunyi yang sama terus-


menerus!

61
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
a) Malaikatpun tidak mungkin hanya menggunakan 1 atau 2 bunyi
untuk memaksudkan banyak hal.

b) Tidak ada grammar (= tata bahasa) maupun vocabulary (=


perbendaharaan kata) yang berbeda dalam bahasa Roh itu, kare-
na mereka hanya mengucapkan kata yang sama terus-menerus.
Seseorang memberikan komentar tentang bahasa Roh mereka
“The total absence of language characteristics” (= Tidak ada ciri-ciri
bahasa sama sekali).

Terhadap serangan ini orang Kharismatik menjawab: itu seperti


telegram, yang mengeluarkan bunyi yang sama, tetapi bunyi yang
sama itu nantinya menghasilkan kata-kata yang berbeda.

Tetapi tidak ada dasar Kitab Suci sedikitpun tentang jawaban /


penjelasan itu, dan karenanya penjelasan itu tidak bisa diterima!

9) Hal lain yang perlu disoroti dan dianggap aneh adalah fakta bahwa
para pembicara bahasa roh itu pada umumnya menggunakan bunyi-
bunyi / suara-suara yang sama.
“It is striking that many of the different tongue speakers use the same terms
and sounds. They all generally speak the same way” (= Adalah sesuatu
yang menyolok bahwa banyak dari orang-orang yang berbahasa Roh itu
menggunakan istilah-istilah dan bunyi-bunyi yang sama. Pada umumnya
mereka semua berbicara dengan cara yang sama) - John F. MacArthur,
Jr. dalam bukunya ‘The Charismatics’, p 176.
Ini menunjukkan bahwa bahasa Roh mereka adalah hasil dari ‘kursus
bahasa Roh’.

10)John F. MacArthur, Jr. memberikan suatu kutipan yang menarik


sebagai berikut:
“Rise upon your feet, speak or make some sound and continue to make
sounds of some kind and the Lord will make a tongue or language of it” (=
Berdirilah, dan ucapkanlah atau buatlah bunyi dan teruslah membuat
bunyi-bunyi tertentu dan Tuhan akan membuatnya menjadi bahasa Roh)
- John F. MacArthur, Jr. dalam bukunya ‘The Charismatics’, p 178.

Ini adalah cara yang sama dengan cara yang banyak dipakai oleh
orang-orang Kharismatik untuk mengajarkan bahasa Roh. Sesuatu
yang sangat menarik adalah bahwa John F. MacArthur, Jr. mengata-
kan bahwa kata-kata ini diucapkan oleh Joseph Smith yang adalah
pendiri gereja Mormon! Bagaimana mungkin ajaran Kharismatik jaman
ini bisa sama dengan ajaran dari pendiri gereja Mormon, yang jelas-
jelas adalah gereja yang sesat?

B) Bahasa Roh yang timbul karena effek psikologis.

John F. MacArthur, Jr. dalam bukunya ‘The Charismatics’ (p 177) me-


ngatakan bahwa beberapa kasus bahasa roh bisa dijelaskan secara
psikologis. Orang yang berbahasa roh itu masuk dalam ‘motor automa-

62
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
tism’, yang secara klinis digambarkan sebagai suatu pemutusan radikal di
dalam dirinya dari hal-hal di sekelilingnya. Motor automatism itu meng-
hasilkan pemutusan dari hampir semua otot-otot dari kontrol otak.
Ia juga berkata bahwa orang-orang yang menerima bahasa roh jenis ini
serupa dengan orang-orang yang menonton musik Rock. Dalam kegembi-
raan dan emosi yang meluap-luap, ditengah-tengah musik / lagu yang
keras, mereka menyerahkan kontrol dari pita suara dan sebagian besar
otot-otot mereka. Mereka jatuh ke tanah, meloncat-loncat, dsb.
Karena itu tidak heran bahwa dalam persekutuan / kebaktian Kharismatik,
musik selalu begitu keras dan emosi selalu diusahakan untuk dibang-
kitkan! Dalam gereja-gereja Protestan, dimana hal-hal ini tidak ada, juga
tidak ada bahasa roh.

C) Bahasa roh dari setan.

1) Perlu kita sadari bahwa setan selalu berusaha memalsu hal-hal yang
dari Tuhan, seperti: Mesias palsu, nabi palsu, rasul palsu, malaikat
palsu, pelayan palsu, Injil palsu, mujijat / tanda palsu, nubuat palsu,
pengusiran setan yang palsu, dsb (Mat 24:4,5,11,23,24 Mat 7:21-23
2Kor 11:13-15 Gal 1:6-7 Kel 7:10-12,20-22 Kel 8:5-7,17-18).
Jelas bahwa dalam hal bahasa Roh, setan juga berusaha memalsu.
Berbeda dengan bahasa roh buatan manusia, atau bahasa roh yang
timbul karena effek psikologis, maka bahasa roh dari setan ini betul-
betul terlihat sebagai mujijat.
Beberapa waktu yang lalu di sebuah surat kabar diberitakan bahwa
pegawai-pegawai suatu pabrik rokok tertentu tahu-tahu berbicara da-
lam bahasa asing yang sama sekali tidak mereka ketahui sebelumnya,
padahal para pegawai itu sama sekali bukan orang kristen. Bisa
dipastikan bahwa ini adalah bahasa roh dari setan.
Adanya bahasa roh dari setan ini juga terbukti dari adanya bahasa roh
dalam banyak agama-agama lain diluar kristen, bahkan dalam aliran-
aliran setan seperti Voodoo dan Spiritist.

2) Kalau seseorang meminta sesuatu secara paksa (mendesak Tuhan),


maka bukan tidak mungkin kalau setanlah yang lalu datang dan
mengabulkan permintaannya.
Dr Kurt Koch, seorang ahli Occultisme, dalam bukunya yang berjudul
‘Occult ABC’, hal 32, mengutip suatu cerita dari buku yang ditulis oleh
seorang yang bernama Vim Malgo sebagai berikut:
“A lady who belonged to the Roman Catholic charismatic movement prayed
for a long time for the baptism of the Spirit. Nothing obvious happened. She
did not speak in tongues. Finally she cried out to the Lord in desperation, ‘I
have now been asking You so long, and You have not given me my request.
If You do not give me the baptism of the Spirit, I will speak to Your mother
about it’. At that very moment she began to speak in tongues. Vim Malgo
adds: ‘Here again we cannot speak of a baptism of the Spirit, but rather of
baptism with spirits’” [= Seorang perempuan dari kalangan Roma Katolik
Kharismatik berdoa untuk waktu yang lama untuk mendapatkan
baptisan Roh Kudus. Tidak ada hal yang jelas yang terjadi. Ia tidak
berbicara dalam bahasa Roh. Akhirnya ia berteriak kepada Tuhan

63
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
dengan putus asa: ‘Aku telah begitu lama meminta baptisan Roh, dan
Engkau belum mengabulkan permintaanku. Jika Engkau tidak
memberiku baptisan Roh, aku akan berbicara dengan ibumu (Maria)
tentang hal ini’. Pada saat itu juga ia mulai berbicara dalam bahasa roh.
Vim Malgo menambahkan: ‘Di sini lagi-lagi kita tidak bisa berbicara
tentang baptisan Roh, tetapi tentang baptisan roh-roh].

IV)Apa bahayanya bahasa roh yang palsu?

1) Yang dari setan:


Sekalipun tidak bisa dipastikan apa bahayanya / apa tujuan setan
memberikan bahasa roh, tetapi ini jelas berbahaya, karena kalau tidak,
setan tidak akan memalsu.
Hal-hal yang mungkin menjadi tujuan setan adalah:

a) Seseorang mengatakan bahwa bahasa roh palsu itu menjadi jalan bagi
setan untuk masuk dan menguasai gereja itu! Memang kalau bahasa
roh itu dari setan, jelas bahwa itu termasuk occultisme, dan itu tentu
bisa menjadi jalan masuk bagi setan untuk menguasai orang-orang
dalam gereja itu!

b) Supaya orang kristen terus mengarahkan perhatiannya pada bahasa


roh, sehingga lalu mengabaikan Firman Tuhan, Pemberitaan Injil, dsb.
Juga supaya mereka terus berdoa dengan bahasa roh, dimana pada
hakekatnya mereka tidak minta apa-apa dan bisa dikatakan sebetul-
nya tidak berdoa.

c) Membuat orang itu menjadi sombong rohani, karena merasa diri


sangat rohani dan penuh dengan Roh Kudus. Dalam kesombongan-
nya mereka bahkan sering beranggapan bahwa gereja Protestan tidak
mempunyai Roh Kudus. Perlu diingat bahwa ‘penuh dengan Roh
Kudus’ dan ‘sombong’ adalah 2 hal yang sangat bertentangan!

d) Hal lain yang mungkin adalah: supaya orang itu mempunyai rasa
aman / keyakinan keselamatan yang palsu. Banyak orang kristen KTP
yang mempunyai iman dan pengertian yang kacau tentang Injil dan
keselamatan, tetapi merasa yakin bahwa dirinya betul-betul adalah
orang kristen / anak Allah yang pasti akan masuk surga, hanya karena
mereka sudah berbahasa roh! Pada akhir jaman orang-orang ini akan
mengalami hal yang mirip dengan apa yang Yesus katakan dalam Mat
7:22-23 yang berbunyi sebagai berikut:
“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan
demi namaMu, dan mengadakan banyak mujijat demi namaMu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu,
kamu sekalian pembuat kejahatan!”.

2) Yang dari manusia:

64
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
a) Itu adalah suatu dusta sengaja, karena orang yang sebetulnya tidak
punya bahasa Roh, lalu berbuat seakan-akan punya bahasa Roh.
Dengan ini mereka bersikap munafik dan mendustai orang-orang di
sekelilingnya!

b) Itu merupakan suatu kesengajaan untuk memalsukan sesuatu yang


dari Allah.
Jangan lupa bahwa bahasa Roh yang benar adalah suatu karunia dari
Allah. Dengan seseorang mengusahakannya sendiri, ia menjadi se-
orang pemalsu karunia Allah.

c) Ini bisa menjadikan seseorang jadi kecanduan.


Ini sama dengan musik / nyanyian (dan juga sama dengan morfin,
ecstasy, ganja, dsb). Mula-mula mungkin hanya membutuhkan waktu
15 menit dan orang sudah merasa ‘high’ dimana mereka terbangkit
semangatnya / emosinya. Tetapi makin lama membutuhkan waktu
yang makin banyak dan makin lama makin sukar untuk mendapatkan
rasa ‘high’ itu. Dan ini bisa menyebabkan rasa bosan, frustrasi, putus
asa dsb.

V) Cara mengecheck bahasa Roh asli / palsu.

1) Orang yang berbahasa Roh itu Kristen sungguh-sungguh atau tidak?

a) Periksalah kepercayaan / pengertian orang itu tentang hal-hal dasar


dari kekristenan. Misalnya:
 Apakah ia mengerti dan percaya bahwa Yesus adalah sungguh-
sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia?
 Apakah ia mengerti dan percaya bahwa keselamatan terjadi karena
iman, bukan karena perbuatan baik?
 Apakah ia mengerti dan percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya
Juruselamat dan satu-satunya jalan ke surga?
 Apakah ia mempunyai keyakinan selamat / masuk surga, dan
apakah keyakinan ini mempunyai dasar yang benar?

Kalau pengertian dan kepercayaannya tentang hal-hal dasar ini sudah


salah, ia pasti bukanlah orang kristen yang sejati.

b) Periksalah hidup orang itu (bdk. Mat 7:15-20).


Kalau orang itu:
 sama sekali tidak mengalami perubahan hidup ke arah yang positif,
maka ia pasti bukan kristen (Yak 2:17,26).
 hidup dalam dosa / berbuat dosa dengan sengaja dan terus
menerus, meremehkan dosa, bangga pada waktu berbuat dosa,
atau tidak membenci dosa, maka ia juga pasti bukan kristen.
 kalau orang itu tidak cinta Firman Tuhan / tidak senang belajar
Firman Tuhan, itu lagi-lagi menandakan bahwa ia adalah orang
kristen KTP!

65
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Kalau ia bukan orang Kristen yang sejati, sudah pasti bahasa rohnya
palsu, karena bahasa Roh, sama dengan karunia-karunia Roh yang lain,
hanya diberikan kepada orang yang betul-betul percaya kepada Kristus.

2) Apakah orang itu dalam berbahasa Roh menuruti peraturan Tuhan dalam
1Kor 14:26-28 tentang penggunaan bahasa Roh dalam kebaktian? Ada 3
peraturan tentang penggunaan bahasa Roh dalam kebaktian:
a) Maksimum 2-3 orang.
b) Harus satu persatu, tidak boleh berbarengan.
c) Harus ada penafsiran / penterjemahan.
Kalau peraturan ini dilanggar (dan hampir semua orang yang berbahasa
roh pada jaman ini melanggar peraturan ini!), maka mungkin sekali itu
adalah bahasa roh yang palsu!

3) Bahasa Rohnya harus betul-betul bahasa manusia (real human


language).
Orang-orang Kharismatik menganggap bahwa ada bahasa Roh yang ada-
lah bahasa manusia dan ada bahasa Roh yang adalah bahasa malaikat.
Dasar Kitab Suci mereka:
 1Kor 13:1 - ‘bahasa malaikat’.
 1Kor 14:2 - ‘rahasia’ dan ‘tak ada orang yang mengerti bahasanya’.

Tanggapan saya:

a) 1Kor 13:1-3 jelas merupakan gaya bahasa Hyperbole (= gaya bahasa


yang melebih-lebihkan)! Perhatikan 1Kor 13:2,3 yang juga melebih-
lebihkan dan bahkan tidak pernah betul-betul terjadi.
Jadi, tidak bisa diartikan bahwa memang ada bahasa Roh yang ada-
lah bahasa malaikat.

b) 1Kor 14:2.
Kata ‘rahasia’ (Inggris: mystery; Yunani: MUSTERION).
Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani MUSTERION itu dipakai di:
 Mat 13:11 / Mar 4:11 / Luk 8:10.
 Ro 11:25 Ro 16:25.
 1Kor 2:7 4:1 13:2 14:2 15:51.
 Ef 1:9 3:3,4,9 5:32 6:19.
 Kol 1:26-27 2:2 4:3.
 2Tes 2:7.
 1Tim 3:9,16.
 Wah 1:20 10:7 17:5-7.

Bacalah semua ayat-ayat itu dan periksalah apa arti dari kata ‘rahasia’
itu. Dengan 2Tes 2:7 sebagai perkecualian, jelas semua ayat-ayat
yang lain menunjukkan bahwa ‘rahasia’ itu:
 Bukanlah sesuatu yang tersembunyi yang tidak diketahui orang.
 Adalah kebenaran Allah / Injil yang dulunya tersembunyi, tetapi
yang sekarang sudah dinyatakan oleh Allah.

66
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
Jadi, jelaslah bahwa kata ‘rahasia’ dalam 1Kor 14:2 tidak berarti
bahwa itu adalah bahasa malaikat yang tidak dimengerti oleh
seorangpun.

c) 1Kor 14:2 - ‘sebab tak ada seorangpun yang mengerti bahasanya’.

 Kata ‘bahasanya’ ini sebetulnya tidak ada!


NASB: ‘for no one understands’ (= karena tidak seorangpun
mengerti).
NIV / RSV: ‘no one understands him’ (= tidak seorangpun mengerti
dia).
KJV: ‘for no man understandeth him’ (= karena tidak seorangpun
mengerti dia).

 Yang dimaksud dengan ‘tidak ada seorangpun yang mengerti’


adalah ‘tidak ada seorangpun dari orang-orang yang hadir saat itu
di tempat itu yang mengerti’ (bukan ‘tidak ada seorangpun di
seluruh dunia yang mengerti’). Bandingkan dengan 1Kor 14:16
yang mengatakan ‘yang hadir’.

d) Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa bahasa roh itu haruslah
bahasa manusia:

 John F. MacArthur, Jr mengatakan bahwa kata Yunani ‘GLOSSA’


dalam Kitab Suci umumnya berarti bahasa manusia. Memang se-
kalipun kata ‘GLOSSA’ sering diartikan ‘lidah’ biasa (Mark 7:33,35
Ro 3:13 Yak 3:5 Kis 2:3) tetapi kalau kata ‘GLOSSA’ ini menunjuk
pada ‘bahasa’ maka itu selalu berarti ‘bahasa manusia’ (seperti
dalam Wah 5:9 7:9 10:11 13:7 14:6 17:15).

 Ada 3 kata bahasa Yunani yang bisa diartikan ‘menafsirkan’:


 ‘HERMENEUO’.
Ini dipakai dalam 1Kor 12:10 1Kor 14:26. Kata ini juga dipakai
dalam Yoh 1:38,42 Yoh 9:7 Ibr 7:2. Dari ayat-ayat itu, jelas
bahwa kata itu harus diartikan ‘menterjemahkan’.
 ‘DIERMENEUO’.
Ini dipakai dalam 1Kor 12:30 1Kor 14:5,13,27,28. Kata ini juga
dipakai dalam Kis 9:36 dan Luk 24:27.
 ‘METHERMENUO’.
Ini dipakai dalam Mat 1:23 Mark 5:41 Mark 15:22,34 Yoh 1:41
Kis 4:36 Kis 13:8.

Ketiga kata ini sebetulnya artinya sama yaitu ‘menafsirkan’,


‘menjelaskan’, ‘menterjemahkan’. Tetapi dalam Perjanjian Baru
selalu diambil arti ‘menterjemahkan’, kecuali dalam Luk 24:27
dimana harus diartikan ‘menafsirkan’ / ‘menjelaskan’. Karena itu,
dalam 1Kor 12:10,30 dan 1Kor 14:5,13,26,27,28 besar kemungkin-
annya juga harus diambil arti ‘menterjemahkan’. Dan kalau ini
benar, maka itu harus berarti bahwa bahasa roh itu adalah bahasa
manusia (bukan sekedar bunyi yang aneh-aneh yang sama terus-
67
VII. AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH
menerus dan tidak mengandung arti apa-apa! Yang seperti itu tidak
bisa diterjemahkan, karena bukan bahasa!)

Editor dari Calvin’s Commentary: “... every language is intelligible to


some nation or other; ... The very use of the term ‘interpret’ and
‘interpretation’, as applied to this subject, also proves that he could only
have intelligent language in view: it being a contradiction in terms to
speak of interpreting that which has no meaning” (= ... setiap bahasa
bisa dimengerti bagi beberapa bangsa atau lainnya; ... Penggunaan
dari istilah ‘menafsirkan’ dan ‘penafsiran’, seperti yang diterapkan
pada pokok ini, juga membuktikan bahwa ia hanya bisa mempunyai
bahasa yang bisa dimengerti dalam pandangannya: merupakan suatu
istilah yang kontradiksi untuk berbicara tentang penafsiran yang
tidak mempunyai arti) - hal 440-441 (footnote).

 Dalam 1Kor 14:10-11 secara implicit ditunjukkan bahwa bahasa roh


harus merupakan bahasa manusia / asing.

Kesimpulan:
Sekalipun tidak 100 % yakin, tetapi saya mempunyai kecondongan sangat
kuat bahwa bahasa roh haruslah bahasa manusia (bahasa asing). Jadi,
kalau ada orang yang ‘berbahasa roh’ dengan mengeluarkan bunyi yang
sama terus-menerus, yang jelas bukan bahasa manusia, maka saya
mempunyai kecondongan sangat kuat untuk menganggapnya sebagai
bahasa roh yang palsu.

-o0o-

68
KHARISMATIK 8

DOA / DIALOG DENGAN BAHASA ROH


Kebanyakan orang Kharismatik menyetujui dan bahkan menganjurkan dilaku-
kannya doa dalam bahasa Roh. Ayat Kitab Suci yang sering dipakai sebagai
dasar adalah:

1) 1Kor 14:2 yang berbunyi sebagai berikut:


“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada
manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti
bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia”.

Ada 2 hal mereka soroti dari ayat ini:


a) 1Kor 14:2a mengatakan bahwa orang yang berkata-kata dengan bahasa
roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Berkata-kata
kepada Allah adalah berdoa. Jadi, ini menunjukkan bahwa bahasa roh
memang boleh dipakai untuk berdoa.
b) 1Kor 14:2b berbicara tentang ‘hal-hal yang rahasia’ yang diucapkan oleh
orang yang berbahasa roh, sehingga tidak dimengerti oleh siapapun. Ini
mereka pakai sebagai dasar untuk menggunakan bahasa roh dalam doa.
Mereka beranggapan bahwa kalau kita berdoa dengan bahasa biasa,
maka setan akan mengerti / mengetahui permintaan kita, dan ia bisa
menyabot jawaban Tuhan sehingga tidak kita terima. Tetapi kalau kita
berdoa dengan bahasa roh, maka setanpun tidak mengerti permintaan
kita, sehingga tidak bisa menyabot jawaban Tuhan!

2) 1Kor 14:14-15 yang berbunyi sebagai berikut:


“Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi
akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan
berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku
akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan
memuji juga dengan akal budiku”.

Dalam ayat ini Paulus secara explicit / jelas berbicara tentang ‘berdoa dengan
bahasa roh’.

3) 1Kor 14:28 yang berbunyi sebagai berikut:


“Jika tidak ada seorangpun yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka
berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada
dirinya sendiri dan kepada Allah”.

Dalam ayat ini dikatakan bahwa kalau dalam pertemuan jemaat kita ingin
berbahasa roh tetapi tidak ada yang dapat menafsirkannya, maka kita harus
berdiam diri, dan hanya berkata-kata kepada diri sendiri dan kepada Allah.
Lagi-lagi, ‘berkata-kata kepada Allah’ adalah sama dengan berdoa. Jadi ayat
ini menunjukkan bahwa kalau tidak ada penterjemah / orang yang mem-

69
VIII. DOA / DIALOG DENGAN BAHASA ROH
punyai karunia menafsirkan bahasa roh, maka bahasa roh itu boleh dipakai
untuk berdoa kepada Allah.

Tanggapan saya:

1) 1Kor 14:2 tidak mendukung doa dengan bahasa Roh, karena ayat ini hanya
merupakan suatu sindiran.
Jadi arti ayat ini adalah: sekalipun / andaikatapun pada waktu berbahasa Roh
seseorang memberitakan kebenaran ilahi / Injil, tetapi karena tidak ada yang
mengerti, maka Allah adalah satu-satunya pendengar!
Sedangkan tentang arti kata ‘rahasia’ telah dibahas dalam pelajaran
Kharismatik 7. Dan kalau kita mengerti arti kata ‘rahasia’ itu maka kita juga
akan mengerti bahwa kata itu tidak bisa diartikan bahwa tidak ada seorang-
pun, termasuk setan, yang mengerti.
Kesimpulan: ayat ini tidak mengajar doa dengan bahasa Roh.

2) Tentang 1Kor 14:14-15 ada beberapa hal yang perlu diketahui / diperhatikan:

a) Ay 14: ‘rohkulah yang berdoa’.


Kata ‘rohku’ di sini ditafsirkan bermacam-macam oleh para penafsir:
1. Roh Kudus.
2. ‘roh’ diartikan ‘nafas’. Jadi, nafas dan organ-organ kita dipakai untuk
berdoa.
3. Karunia rohani / karunia bahasa Roh.

b) Ay 14: ‘akal budiku tidak turut berdoa’. Ini salah terjemahan.


KJV/RSV/NIV/NASB: unfruitful (= tidak berbuah).
Untuk ini juga ada beberapa penafsiran:
1. Otakku tidak mengerti apa yang aku katakan.
2. Otakku tidak dipakai untuk menyusun / membentuk doa itu.
3. Otakku tidak berbuah dalam diri orang yang mendengar (karena mere-
ka tidak mengerti).

c) Ay 14 ini hanyalah suatu illustrasi / contoh untuk menekankan pentingnya


penggunaan akal / pikiran, dan tidak boleh diartikan bahwa hal itu (doa
dengan bahasa Roh) betul-betul terjadi dalam hidup Paulus.

d) Hal yang terpenting adalah: ay 14 ini terletak dalam kontex (ay 13-17)
yang menekankan penggunaan akal budi / pikiran. Dan karena itu tidak
mungkin ay 14 itu justru menganjurkan orang untuk berdoa dengan
bahasa Roh, dimana akal / pikiran justru tidak dipakai!
Saya berpendapat bahwa ay 14 ini justru melarang doa dengan bahasa
Roh! Bacalah ay 13-17 sekali lagi!

3) 1Kor 14:28.
Perhatikan bahwa kontex ayat ini (ay 26-28) tidak berbicara tentang ‘doa
dengan bahasa Roh’ tetapi ‘bahasa Roh’ biasa. Jadi jelas bahwa 1Kor 14:28
itu bukannya menyuruh / mengijinkan orang berdoa dengan bahasa Roh.

70
VIII. DOA / DIALOG DENGAN BAHASA ROH
Arti 1Kor 14:28 adalah: bahasa Roh (bukan doa dengan bahasa Roh!) tanpa
penterjemahan, hanya boleh digunakan dalam saat teduh pribadi, dimana
seseorang sedang sendirian dengan Allah.

4) Bahasa Roh berisi berita dari Allah untuk manusia, dan bukannya berita dari
manusia kepada Allah. Dasar Kitab Sucinya:
a) Dalam Kis 2:4,11 dikatakan bahwa pada waktu rasul-rasul berbahasa Roh
pada hari Pentakosta, mereka menceritakan perbuatan-perbuatan besar
yang dilakukan oleh Allah. Jelas bahwa ini mencakup salib dan ke-
bangkitan Yesus, dan semua ini jelas merupakan berita dari Allah untuk
manusia.
b) Dalam 1Kor 14:2 ‘hal-hal yang rahasia’ menunjuk pada kebenaran ilahi /
Injil (tentang arti kata ‘rahasia’ lihat pelajaran Kharismatik 7). Ini lagi-lagi
menunjukkan bahwa bahasa Roh berisikan berita dari Allah untuk ma-
nusia.
c) Dalam 1Kor 14:5 dikatakan bahwa bahasa Roh yang ditafsirkan / diterje-
mahkan menjadi seperti nubuat (membangun jemaat). Jadi jelas bahwa
isinya juga seperti nubuat, yaitu berita dari Allah untuk manusia.
d) Dalam 1Kor 14:6 dikatakan bahwa bahasa Roh seharusnya berisikan ‘pe-
nyataan Allah’ (Inggris: ‘God’s revelation’), ‘pengetahuan’, ‘nubuat’,
‘penga-jaran’. Kalau tidak, itu tidak ada gunanya. Semua hal-hal itu jelas
berisikan berita dari Allah untuk manusia.
e) Ay 13,27,28 menunjukkan bahwa bahasa Roh harus disertai penafsiran /
penterjemahan. Ini jelas menunjukkan bahwa bahasa Roh itu ditujukan
kepada manusia, karena kalau ditujukan kepada Allah, apa gunanya
penterjemahan?
f) Dalam Kis 10:46 istilah ‘memuliakan Allah’ tidak menunjukkan bahwa
mereka memuji Tuhan, tetapi bisa diartikan seperti dalam Kis 2:11, di-
mana mereka menceritakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah. Ini lagi-lagi merupakan berita dari Allah bagi manusia.

Kesimpulan: kalau bahasa Roh harus berisi berita dari Allah untuk manusia,
maka jelas bahwa berdoa dalam bahasa Roh adalah sesuatu yang mustahil,
karena doa berisikan berita dari manusia kepada Allah

Hal ini jelas juga bisa digunakan untuk menentang praktek ‘dialog dalam
bahasa roh’ (antara manusia dengan manusia). Seorang penginjil
menceritakan kepada saya bahwa Rodney Howard Browne (tokoh Toronto
Blessing) berdialog dengan Kenneth Copeland (yang juga tokoh Toronto
Blessing) dalam bahasa roh. Ini lagi-lagi jelas merupakan suatu kegilaan
yang tidak alkitabiah, karena memang tidak ada dasarnya sedikitpun dalam
Alkitab! Karena bahasa Roh menyampaikan berita dari Allah kepada
manusia, maka pada waktu digunakan seseorang untuk menyampaikan
berita dari Allah kepada orang lain, pembicaraannya hanya bisa terjadi dalam
satu arah, seperti dalam Kis 2:1-13, bukan dalam dua arah / dialog! Saya
percaya bahwa 2 orang itu melakukannya sebagai suatu sandiwara supaya
dianggap hebat / rohani!
-o0o-

71
KHARISMATIK 9

NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH


Dalam banyak gereja / persekutuan kharismatik sering terjadi adanya orang yang
ditumpangi tangan, lalu orang itu jatuh pingsan (ke depan / ke belakang):
 ada yang hanya sekedar ikut-ikutan / pura-pura.
 ada yang jatuh karena didorong oleh orang yang menumpangi tangan.
 ada yang betul-betul jatuh karena pingsan / kehilangan kesadarannya.

I) Pandangan Kharismatik.

1) Hal ini (nggeblak) terjadi pada saat orang itu menerima baptisan /
pengurapan Roh Kudus. Bisa terjadi dalam kelompok ataupun secara
pribadi. Perhatikan kutipan di bawah ini:
“....hal ‘tumbang dalam Roh’, yang terjadi pada saat seseorang itu menerima
baptisan / pengurapan Roh Kudus, baik orang percaya tsb menerimanya
melalui penumpangan tangan dari seorang hamba Tuhan ataupun tidak.
Tumbang dalam Roh yang dalam bahasa Inggrisnya dikatakan ‘slain in the
Spirit’, terjadi bisa dalam suatu kelompok (orang banyak) di dalam
kebaktian persekutuan umum atau pada kebaktian di gereja, juga pada
pelayanan-pelayanan pribadi” (‘Warta Bethany’ edisi no. 30, hal 3, kol 1).

2) Ada orang Kharismatik yang berpendapat bahwa hal ini harus terjadi
setidaknya 2-3 minggu sekali, bahkan ada yang berkata bahwa hal itu
harus terjadi sesering mungkin.
John F. MacArthur Jr. menuliskan pembicaraannya dengan seorang
Kharismatik sebagai berikut:
“I have talked with one charismatic who said: ‘Oh, Yes, it’s vital to be slain in
the Spirit. In fact, you should never go for more than 2 or 3 weeks without
being slain in the Spirit’. Another fellow told me that there are no limits to it. It
becomes a contest to see who can get ‘slain’ the most often” (= Saya telah
berbicara dengan seorang kharismatik yang berkata: ‘O ya, adalah
merupakan sesuatu yang vital / penting untuk tumbang / rebah di dalam
Roh. Bahkan kamu tidak boleh hidup lebih dari 2 atau 3 minggu tanpa
tumbang / rebah di dalam Roh’. Seorang lain berkata kepada saya bahwa
tidak ada batasan terhadap hal itu. Itu menjadi suatu pertandingan untuk
melihat siapa yang bisa tumbang / rebah paling sering) - ‘The Charismatics’,
p 31.

3) Ada orang Kharismatik lain yang berkata bahwa ‘nggeblak itu enak, karena
dari Roh Kudus’.

4) Ada yang mengatakan bahwa hal itu akan didahului dengan tanda-tanda
seperti bibir bergetar, adanya semacam aliran listrik, air mata yang tidak
dapat ditahan, getaran pada badan, sentuhan kuat, sehingga akhirnya
jatuh.

72
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
‘Pada saat seperti itu, bagi seseorang Kuasa Tuhan dirasakan sehingga bibir
yang terus-menerus bergetar dengan tidak dapat ditahan. Bagi orang yang
lain, Kuasa Tuhan dapat dirasakan seolah-olah ada aliran listrik yang
mengalir dari ujung kepala terus bergerak sampai ke ujung kaki.
Pengalaman lain yang dapat terjadi yaitu mengalirnya air mata yang tidak
terbendung, dan terus-menerus membasahi pipi. Ada pula dirasakan sebagai
adanya getaran- getaran pada badan yang terus-menerus. Dan Kuasa Tuhan
dapat juga dirasakan sebagai adanya suatu sentuhan yang kuat, sehingga
kita tidak sanggup bertahan, dan akhirnya jatuh dan terlentang di lantai’
(‘Warta Bethany’ Edisi no. 30, hal 3, kol 3).

Ayat-ayat Kitab Suci yang dipakai sebagai dasar:

1) Daniel 10:7-9.
“Dari ayat ini kita mengetahui bahwa bagaimana Kuasa Roh Kudus dapat
membuat Daniel tak berdaya, tak mempunyai tenaga lagi., sehingga ia
terjatuh, tertelungkup dengan muka ke tanah ..... Disini kita juga ketahui
bahwa oleh karena Kuasa Roh Kudus, seseorang dapat terjatuh bukan ke
arah belakang, tetapi terjatuh ke depan” (‘Warta Bethany’ edisi no. 30, hal
3 kol 1,2).

2) 2Taw 5:1-14 (khususnya ay 13,14).


Tentang text Kitab Suci ini dikatakan:
“Oleh karena awan kemuliaan Tuhan, maka para imam-imam itu tidak
tahan berdiri..... ‘the priest could not stand’....tidak sanggup berdiri adalah
berarti tumbang atau terkulai dalam kemuliaan Tuhan atau tumbang dalam
Roh”.
Sedangkan tentang 2Taw 7:3 dikatakan sebagai berikut:
“Dengan demikian tidak saja para imam yang tumbang dalam Roh, oleh
karena kemuliaan Tuhan, tetapi juga ‘segenap orang Israel’ atau segenap
umat Tuhan dapat tumbang dalam Roh” (‘Warta Bethany’ edisi no. 30, hal
3 kol 2).

3) Wah 1:10-17, khususnya ay 17, yang menunjukkan bahwa ketika melihat


Yesus, rasul Yohanes tersungkur di depan kaki Yesus sama seperti orang
mati.

4) Yoh 18:1-6, khususnya ay 6, yang menunjukkan bahwa pada waktu


Yesus berkata ‘Akulah Dia’, maka orang yang mau menangkap Yesus
mundur dan jatuh ke tanah.

II) Tanggapan saya.

1) Dalam Kitab Suci memang sering ada orang-orang yang jatuh / rebah /
pingsan, tetapi tidak pernah ada orang yang jatuh / rebah / pingsan
karena menerima Roh Kudus!

Mari kita perhatikan keempat bagian Kitab Suci yang mereka pakai di
atas:

73
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
a) Daniel 10:7-9.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Daniel jatuh bukan karena ia menerima Roh Kudus!
2. Daniel jatuh karena takut melihat penglihatan itu.
Ini adalah sesuatu yang sering terjadi dalam Kitab Suci. Perhatikan
Kel 19:16-25 dan 20:18-21 Hak 6:22-23 Hak 13:20-22 1Raja-raja
19:12,13 Yes 6:1-5 Luk 1:11-13,26-30,65 Luk 2:8-10 Mat 17:6
Mat 28:1-5 Mark 16:4-8 Luk 24:4,5 Wah 22:8. Saya berpendapat
bahwa ini adalah sesuatu yang wajar, karena kalau melihat setan
saja orang bisa begitu takut sampai pingsan, lebih-lebih kalau
seseorang melihat malaikat atau Tuhan sendiri!
Karena Daniel jatuh disebabkan rasa takut, maka jelas bahwa
bukan Tuhan yang menjatuhkan Daniel!
3. Pada waktu Daniel jatuh / pingsan, ia dibangunkan oleh Tuhan
(Daniel 10:10). Lalu Tuhan berkata kepadanya ‘jangan takut’
(Daniel 10:12). Ia lalu ditolong sehingga bisa berbicara (Daniel
10:15-16), dan diberi kekuatan (Daniel 10:16-19).
Sehubungan dengan ini ada 2 hal yang perlu dipertanyakan:
a. Mengapa dalam kalangan Kharismatik hanya ada nggeblaknya,
tetapi tidak ada peristiwa dimana Tuhan membangunkan orang
yang nggeblak, seperti yang dialami oleh Daniel di sini?
b. Kalau dalam kalangan Kharismatik ada orang yang ‘nggeblak’,
pada saat itu orang itu tidak boleh dibangunkan! Mengapa?

b) 2Taw 5:1-14 2Taw 7:1-3 (bdk. 1Raja-raja 8:1-11).


Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Ini juga bukan penerimaan Roh Kudus!
2. Disini para imam tidak pingsan, bahkan tidak terkulai / jatuh / rebah
dsb! Yang dimaksud adalah bahwa mereka tidak bisa meneruskan
tugas / pelayanan mereka sebagai imam, karena adanya kemu-
liaan Allah yang memenuhi Bait Allah itu. Bandingkan ini dengan:
a. 2Taw 5:14 (NIV): “and the priests could not perform their
service because of the cloud, for the glory of the LORD filled the
temple of God” (= dan para imam tidak bisa menyelenggarakan
pelayanan / kebaktian disebabkan oleh awan itu, karena kemu-
liaan TUHAN memenuhi Bait Allah)
b. Kel 40:34,35 dimana Musa mengalami hal yang sama. Ia tidak
jatuh, tetapi tidak bisa masuk. Bdk. Kis 7:32b.
c. Wah 15:8.
3. 2Taw 7:3 jelas sekali menunjukkan bahwa bangsa Israel bukannya
jatuh / rebah / pingsan, tetapi sujud menyembah Allah.

c) Wah 1:10-17.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Ay 10 mengatakan bahwa waktu itu rasul Yohanes ‘dikuasai oleh
Roh Kudus’ (ini bukan baptisan Roh, karena Baptisan Roh hanya
terjadi sekali dan itu terjadi dalam Kis 2 pada diri Yohanes).
2. Yang menyebabkan Yohanes jatuh bukanlah penguasaan oleh Roh
Kudus ini! Yang menjatuhkan Yohanes adalah penglihatan yang ia
lihat (baca ay 17!).

74
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
3. Jadi, sama seperti dalam peristiwa Daniel di atas, di sini Yohanes
juga sangat takut, sehingga ‘paralyzed’ / ‘lumpuh’ dan lalu jatuh
(perhatikan kata-kata ‘jangan takut’ pada ay 17b).
4. Sekalipun jatuh, Yohanes tidak pingsan karena dalam ay 17b-dst
Tuhan mengajak dia bicara!

d) Yoh 18:1-6.
Orang-orang ini memang jatuh karena kuasa Tuhan. Tetapi, ini jelas
bukan penerimaan Roh Kudus, karena mereka bukan orang percaya.
Juga tidak dikatakan bahwa mereka pingsan!

Sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat Kitab Suci lain yang serupa:

a. Yeh 1:28 2:1-2 3:23-24.


Yeh 2:2 seharusnya berbunyi (NIV) “as he spoke, the Spirit came into
me dan raised me to my feet” [= sementara Ia berbicara, Roh (Kudus)
datang kepadaku dan membangunkan aku].
Yeh 3:24 seharusnya berbunyi (NIV) “Then the Spirit came into me
and raised me into my feet” [= Lalu Roh (Kudus) datang kepadaku dan
membangunkan aku].
Jadi, dalam bagian ini bisa kita lihat bahwa Yehezkiel jatuh, karena
melihat penglihatan, tetapi ia justru diperintahkan untuk berdiri (Yeh
2:1) dan waktu Roh Kudus datang kepadanya, Roh Kudus itu justru
membangunkan dia! Jadi, Roh Kudus tidak menjatuhkan dia, malah
membangunkan dia! Ini tidak cocok dengan doktrin Kharismatik ten-
tang ‘tumbang dalam Roh’!

b. Kis 9:4-9.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Paulus memang rebah, tetapi tidak pingsan!
(2) Ini bukan saat Paulus terima Roh Kudus, karena saat itu ia belum
bertobat!
(3) Ia jatuh karena penglihatan (cahaya) itu, bukan karena Roh Kudus!

c. 1Sam 19:23-24.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:

(1) Bagian ini salah terjemahan!


NIV: ”So Saul went to Naioth at Ramah. But the Spirit of God came
upon him, and he walked along prophesying until he came to
Naioth. He stripped off his robes and also prophesied in Samuel’s
presence. He...” (= Lalu Saul pergi ke Nayot di Rama. Tetapi Roh
Allah datang kepadanya, dan ia berjalan sambil bernubuat sampai
ia tiba di Nayot. Ia membuka jubahnya dan juga bernubuat di
hadapan Samuel. Ia ...).
Jadi, Saul bukannya kepenuhan Roh, tetapi bernubuat! (kesalahan
penterjemahan yang sama terjadi pada ay 20 akhir, ay 21 tengah,
dan ay 21 akhir!).

75
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
(2) Untuk mengerti bagian ini, kita perlu memperhatikan seluruh
kontex!
(a) Dalam 1Sam 17 kita melihat bahwa Daud mengalahkan Goliat.
(b) Dalam 1Sam 18:6-7 kita melihat bahwa rakyat menyanjung
Daud lebih dari Saul.
(c) Dalam 1Sam 18:8-11 kita melihat bahwa Saul menjadi iri hati
kepada Daud. Lalu ada roh jahat yang berkuasa atasnya dan ia
berusaha membunuh Daud.
(d) Dalam 1Sam 19:9-10 kita melihat bahwa Saul kembali dikuasai
roh jahat dan ia berusaha membunuh Daud lagi.
(e) Lalu dalam 1Sam 19:18-24 kita melihat bahwa 3 x Saul mengi-
rim orang-orangnya untuk membunuh Daud, tetapi 3 x juga Roh
Kudus datang pada orang-orang itu, sehingga mereka bukan-
nya membunuh Daud, tetapi bernubuat. Akhirnya Saul sendiri
datang untuk membunuh Daud dan untuk ke 4 x nya Roh Ku-
dus datang (sekali ini kepada Saul) dan menyebabkan Saul
tidak bisa membunuh Daud, tetapi juga bernubuat.

Jadi, kesimpulannya: Dalam bagian ini, Roh Kudus datang bukan


demi kebaikan orang kepada siapa Ia datang. Ia datang kepada
orang-orang Saul dan kepada Saul sendiri (yang jelas bukan anak-
anak Tuhan) untuk melakukan intervensi guna mencegah mereka
membunuh Daud!
Jadi jelas bahwa bagian inipun tidak bisa dipakai sebagai dasar
untuk membenarkan ajaran / praktek ‘tumbang dalam Roh’.

Dari semua penjelasan ini jelas bahwa dalam seluruh Kitab Suci tidak
pernah ada orang jatuh / rebah / pingsan karena menerima Roh Kudus /
dipenuhi Roh Kudus! Doktrin Kharismatik tentang ‘rebah / tumbang dalam
Roh’ bukanlah ajaran Alkitab!

2) Doktrin ‘tumbang dalam Roh’ bukan saja tidak ada dalam Kitab Suci,
tetapi juga tidak ada dalam sejarah gereja (baik ajarannya maupun
prakteknya!).
Ajaran maupun praktek dari doktrin ‘tumbang dalam Roh’ baru muncul
mulai sekitar tahun 1960. Kalau ajaran ini memang berasal dari Kitab
Suci, mengapa dibutuhkan waktu lebih dari 19 abad untuk menemukan-
nya?

3) Salah satu dari hal-hal yang merupakan buah dari Roh Kudus adalah
‘penguasaan diri’ (Gal 5:22-23). Karena itu, kalau seseorang menerima
Roh Kudus / dipenuhi Roh Kudus, seharusnya ia makin bisa menguasai
diri! Tetapi orang-orang yang nggeblak itu justru kehilangan kesadaran-
nya, bahkan ada yang lalu mulutnya berbuih / berbusa, kaki, dan
tangannya kejang-kejang seperti orang sakit ayan / epilepsi. Mereka justru
kehilangan penguasaan dirinya dan lebih mirip orang mabuk / gila /
kerasukan setan daripada orang Kristen. Bagaimana mungkin Roh Kudus
masuk dalam diri seseorang dan memenuhinya tetapi justru
menghancurkan penguasaan diri, yang merupakan buah Roh Kudus?

76
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
4) Dalam Kitab Suci Tuhan / Roh Kudus tidak pernah membanting-banting
anak-anakNya. Kalau ada satu oknum yang suka / sering membanting-
banting orang dan membuat mulut orang menjadi berbusa, maka oknum
itu adalah setan! Perhatikan ayat-ayat ini:
Mat 17:15 - “katanya: ‘Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat
menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air”.
Mark 9:25-27 - “Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang
berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kataNya: ‘Hai kau roh
yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan
engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!’ Lalu
keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu
dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga
banyak orang yang berkata: ‘Ia sudah mati.’ Tetapi Yesus memegang
tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri”.
Luk 9:38-43 - “Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: ‘Guru, aku
memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya
anakku. Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan
roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu
terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya.
Dan aku telah meminta kepada murid-muridMu supaya mereka mengusir
roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’ Maka kata Yesus: ‘Hai kamu angkatan
yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di
antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!’ Dan
ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan
menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras
dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya”.
Karena itu, saya lebih percaya bahwa orang-orang yang nggeblak /
pingsan itu, apalagi yang mulutnya berbusa, sedang kerasukan setan dan
bukannya sedang menerima / dipenuhi Roh Kudus!
Perlu saudara ingat bahwa dengan menggunakan hipnotisme, yang jelas
termasuk occultisme / penggunaan kuasa gelap, seseorang bisa mem-
buat orang lain pingsan / rebah! Ada kemungkinan besar bahwa banyak
orang menggunakan hal ini di dalam gereja, supaya dianggap ‘mem-
punyai kuasa Tuhan’, padahal sebetulnya mereka menggunakan kuasa
setan!

Catatan:
Kalau saudara mau melihat penjelasan saya yang lebih terperinci tentang
hal ini, saudara bisa membacanya dalam buku saya yang berjudul
“Toronto Blessing, Alkitabiahkah?”.

5) Orang yang kerasukan setan, kalau setannya diusir dan lalu mening-
galkan orang itu, memang bisa rebah (bdk. Mark 9:25-27). Mungkin ini
terjadi karena tubuh yang tadinya dipakai oleh setan untuk mengamuk,
lalu menjadi kehabisan tenaga pada waktu setan meninggalkannya.

6) Satu hal lagi yang ingin saya tambahkan adalah: dalam Majalah Intisari
bulan September 1992, Dr. Luh Ketut Suryani, kepala bidang Labora-
torium Psikiatri Universitas Udayana Bali mengatakan:

77
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
a) “Ada beberapa cara yang memungkinkan seseorang mencapai trance.
Antara lain lewat meditasi, hipnotisme, obat-obatan, pemusatan pikiran
pada sepenggal pengalaman, yang bisa pula berbarengan dengan situasi
yang monoton, rangsangan berirama, keletihan fisik, ketegangan atau
pengharapan emosional. ... trance terjadi karena adanya kekuatan
hipnotis (oleh diri sendiri atau orang lain), dan dipicu oleh iringan
tetabuhan yang monoton” (hal 106).
b) “Pertunjukan debus yang dipimpin seorang syeh juga disertai alunan
alat musik sederhana untuk mengiringi para pezikir yang selalu me-
nyanyikan lagu puji-pujian kepada Tuhan. Demikian pula pada kuda
lumping yang diiringi seperangkat tetabuhan dan disertai seorang ‘du-
kun’ sebagai penanggung jawab atas keselamatan pemain. Irama musik
pengiring kedua bentuk kesenian ini sama-sama monoton. Jadi apapun
yang monoton yang diarahkan terhadap seseorang pada dasarnya
mampu menjadikan kesurupan” (hal 138).

Catatan:
1. Kata-kata Dr. Luh Ketut Suryani ini bisa menjelaskan mengapa dalam
persekutuan dan kebaktian gereja-gereja Pentakosta dan Kharismatik,
sering terjadi trance, tumbang dalam roh dsb. Itu semua terjadi karena
musik / lagu yang monoton (ingat bahwa lagu yang sama yang
diulang-ulang terus menerus sampai puluhan kali, jelas merupakan
sesuatu yang monoton).
2. Ini juga menjelaskan mengapa orang yang ‘belajar bahasa Roh’
dengan mengucapkan kata yang sama terus menerus, akhirnya meng-
alami trance dan betul-betul berbahasa roh (tentu bukan bahasa Roh
dari Tuhan!). Persoalannya adalah bahwa pengucapan kata yang
sama secara terus menerus juga merupakan sesuatu yang monoton.

Selanjutnya, Dr. Luh Ketut Suryani juga menambahkan lagi:


“Tapi kalau penari Bali puasnya tak terlukiskan. Bahkan, dalam tarian
keagamaan di pura, kepuasan itu berwujud ketenangan batin yang masih
berlangsung sampai tiga hari” (hal 138).

Ketenangan batin semacam ini juga disaksikan oleh seorang kristen


bernama Yan Solihin, yang bertobat dari praktek Yoga dan penyembuhan
menggunakan Yoga. Dalam bukunya yang berjudul ‘Lepas dari belenggu
Yoga’, hal 39-40, ia berkata:

“Setelah itu, penyembuh akan menyalurkan prana ke pasien-pasiennya.


Metode yang umum digunakan adalah dengan menumpangkan tangan di
dahi pasien. ... Pada waktu itu pasien akan merasakan tubuhnya seolah-olah
dialiri arus listrik yang halus atau rasa hangat yang menjalari tubuhnya,
yang merupakan ciri dari prana. Sesudah pasien dipenuhi prana, biasanya ia
akan mengalami ekstase, yaitu perasaan bahagia yang sangat mendalam di
dalam hatinya. Perasaan itu bisa berupa rasa haru yang sangat dalam,
ataupun perasaan-perasaan lain”.

Catatan: yang dimaksud dengan ‘prana’ adalah tenaga / energi dalam


Yoga.

78
IX. NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH
Jadi, baik tarian Bali, maupun Yoga (dan mungkin banyak praktek-praktek
occultisme yang lain), bisa memberikan ketenangan batin / damai. Ini bisa
menjelaskan mengapa orang-orang yang mengalami ‘tumbang dalam
Roh’, Toronto Blessing dsb, berkata bahwa hal itu enak, atau berkata
bahwa mereka merasa sukacita / damai sejahtera, dsb (Catatan: saya
berpendapat ini hanya damai yang semu, bukan damai dan sukacita sejati
yang dari Tuhan. Tuhan tidak pernah memberikan damai dengan
membuat anakNya rebah!).

Kesimpulan:

1) Orang yang kerasukan setan, setelah setan diusir, bisa (tetapi tidak harus)
jatuh / pingsan.
2) Orang yang menerima Roh Kudus tidak mungkin jatuh / rebah / pingsan!
3) ‘Nggeblak’ yang terjadi pada seseorang yang tidak kerasukan setan
(terjadi bukan pada peristiwa pengusiran setan), adalah pekerjaan setan!
Mungkin ini adalah semacam hipnotisme, atau praktek occultisme yang
lain!

Karena itu, kalau hal semacam itu terjadi di sekitar saudara, maka:

1) Berdoalah supaya Tuhan melindungi saudara, maupun orang-orang lain


dari pekerjaan setan.

2) Hati-hati terhadap hamba Tuhan yang bisa membuat orang pingsan.


Mereka mungkin sekali adalah nabi palsu (serigala berbulu domba) yang
menggunakan ilmu hitam, supaya dianggap ‘sakti’, sehingga dipercaya /
diikuti banyak orang.

3) Hati-hati juga terhadap orang yang nggeblak itu. Kalau orang itu betul-
betul orang Kristen, tidak mungkin setan bisa menjatuhkan dia. Bahwa dia
bisa dijatuhkan oleh kuasa gelap, mungkin sekali menunjukkan bahwa ia
bukan orang Kristen sejati.

-o0o-

79
KHARISMATIK 10

HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?

Banyak orang Kharismatik yang beranggapan bahwa orang Kristen tidak boleh
sakit atau bahwa orang Kristen harus sembuh dari semua penyakit!

Alasan-alasan dan Sanggahannya:

1) Dalam Kitab Suci, baik Yesus maupun rasul-rasul selalu menyembuhkan


semua orang sakit (Mat 4:23,24 Kis 5:15-16, dsb).

Sanggahan:

Dalam Kitab Suci, baik Yesus maupun rasul-rasul tidak selalu menyem-
buhkan semua orang sakit. Ada orang-orang yang tidak disembuhkan.
 dalam Yoh 5:1-18 ada banyak orang sakit, tetapi hanya satu yang disem-
buhkan oleh Yesus, yaitu orang yang lumpuh selama 38 tahun.
 dalam 1Tim 5:23 dan 2Tim 4:20, Timotius dan Trofimus sakit, tetapi Pau-
lus tidak menyembuhkan mereka.
 dalam 2Kor 12:7-10, Paulus sendiri mengalami ‘duri dalam daging’. Seka-
lipun tidak jelas dengan apa yang dimaksud dengan ‘duri dalam daging’
itu, tetapi rasa-rasanya tidak bisa tidak istilah ini menunjuk pada suatu
penyakit jasmani yang menyakitkan. Untuk ini Paulus berdoa sebanyak
tiga kali, tetapi Tuhan tidak menyembuhkan dia!
 dalam Luk 5:15-16 banyak orang datang kepada Yesus untuk disembuh-
kan, tetapi Yesus tidak menyembuhkan mereka, sebaliknya Yesus me-
ninggalkan mereka.
 dalam Luk 4:27 Yesus berkata bahwa pada jaman nabi Elisa ada banyak
orang sakit kusta di Israel, tetapi mereka tidak ditahirkan seperti Naaman.

2) Penyakit itu dari setan, dan orang Kristen harus menang atas setan.

Sanggahan:

a) Penyakit pertama kali masuk ke dalam dunia sebagai hukuman dari


Tuhan (bukan dari setan!) atas dosa manusia.

b) Setan memang bisa memberi penyakit, tetapi hanya kalau Tuhan


mengijinkan (Ayub 1-2 2Kor 12:7-10).

c) Tidak semua penyakit datang dari setan. Misalnya: Kej 48:1. Juga kalau
dalam Mat 4:24 terlihat bahwa ‘orang yang menderita pelbagai penyakit’
dibedakan dari ‘orang yang kerasukan’. Demikian juga dalam Mat 10:1,8.

80
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
d) Menang atas setan tidak harus diwujudkan melalui kesembuhan. Kalau
seseorang tetap sakit, tetapi dalam sakitnya ia tetap setia kepada Tuhan
dan hidup bagi Tuhan, apakah ia tidak menang atas setan?

3) Penyakit itu disebabkan oleh dosa. Karena itu kalau seseorang bertobat ia
pasti sembuh dari penyakit!

Sanggahan:

a) Penyakit pertama masuk ke dalam dunia memang karena dosa Adam dan
Hawa.

b) Memang ada orang-orang yang sakit sebagai akibat langsung dari dosa
mereka (bdk. Maz 107:17-18 2Raja 5:27).

c) Tetapi tidak semua orang sakit sebagai akibat langsung dari dosanya (Kej
48:1 Ayub 1-2 2Kor 12:7-10 Fil 2:25-27 1Raja 14;1,12,13 Yoh 9:1-3).

d) Orang percaya baru bisa bebas dari penyakit sebagai akibat dosa, pada
saat ia masuk ke surga.

4) Yesus sudah mati menebus tubuh dan jiwa / roh kita. Karena itu kalau
seseorang percaya Yesus / menjadi orang kristen, maka bukan saja dosanya
diampuni, tetapi ia juga harus sembuh dari semua penyakit jasmani.

Sanggahan:

a) Memang Yesus mati untuk menebus kita secara keseluruhan (tubuh +


jiwa / roh).

b) Memang orang yang percaya kepada Yesus langsung diampuni dosa-


dosanya pada saat ia percaya, tetapi:
 ia baru mengalami penyempurnaan jiwa / roh pada saat ia mati (Ibr
12:23). Pada saat sudah mengalami penyempurnaan jiwa / roh, maka
ia tidak lagi bisa berbuat dosa. Tetapi sebelum saat itu, ia belum
disempurnakan, sehingga masih bisa berbuat dosa (penyakit rohani).
 ia baru mengalami penyempurnaan tubuh pada akhir jaman / hari
kebangkitan. Pada saat sudah mengalami penyempurnaan tubuh,
maka ia tidak lagi bisa mengalami penyakit, penderitaan, kematian,
dsb (Wah 7:16 21:4). Tetapi sebelum saat itu, ia belum disempurna-
kan, sehingga masih bisa sakit (penyakit jasmani). Perhatikan bahwa
dalam 2Kor 4:16 Paulus berkata bahwa “manusia lahiriah kami
semakin merosot” (maksudnya tentu dalam kesehatan / kekuatan).
Dan dalam 1Kor 15:43, ia mengkontraskan tubuh jasmani kita yang
sekarang ini dengan tubuh kebangkitan nanti dengan berkata:
“Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan”.

5) Allah itu Mahakuasa dan karena itu Ia pasti bisa menyembuhkan anakNya
yang sakit!

81
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?

Sanggahan:

Allah memang mahakuasa sehingga pasti bisa menyembuhkan, tetapi Ia


belum tentu mau menyembuhkan. Banyak orang beranggapan bahwa Allah
pasti mau menyembuhkan kita karena adalah sesuatu yang baik kalau kita itu
sehat. Orang-orang ini perlu mengingat bahwa pikiran Allah dan pikiran kita
berbeda seperti langit dengan bumi (Yes 55:8-9)! Dalam 2Kor 12:7-10,
Paulus sendiri berdoa supaya duri dalam dagingnya diangkat, tetapi ia tidak
disembuhkan! Allah tidak mau menyembuhkan Paulus, karena penyakit
Paulus justru akan menyebabkan Paulus bersandar kepada Tuhan sehingga
kuasa Allah bisa mengalir melalui Paulus. Dengan kata lain, dari sudut Allah,
penyakit Paulus ini membawa kebaikan baginya dan bagi pelayanannya. Bagi
kitapun hal seperti ini bisa terjadi. Kadang-kadang Allah tidak mau
menyembuhkan kita karena Ia mempunyai maksud tertentu, yang tentunya
berguna untuk kemuliaanNya dan juga untuk kebaikan kita sendiri (bdk. Ro
8:28).

6) Allah tidak menghendaki orang sakit.


Dalam bukunya yang berjudul ‘Jangan Batasi Allah Bila Ingin Bahagia-
Sejahtera’, hal 33-34, Morris Cerullo berkata sebagai berikut:
“Baiklah saya nyatakan kepada anda sekarang juga, bahwa bukanlah kehendak
Allah agar anda menderita sakit. Allah tidak menghendaki manusia itu
menderita. Bukanlah kehendak Allah anda harus menderita lapar atau dilanda
kemiskinan. Kehendak Tuhan ialah mencurahkan berkatNya atas diri anda dan
memenuhi segala kebutuhan anda. Tuhan menghendaki agar anda dapat hidup
sehat, berbahagia dan serba berkecukupan”.

Ia lalu mengutip 3Yoh 2 dan Mat 8:7 untuk mendukung pandangannya ini.

Sanggahan:

a) Kata-kata Yesus dalam ayat-ayat seperti Mat 8:3,7 dsb tidak berlaku


umum, sama seperti kata-kataNya dalam Mat 14:29 (waktu Ia menyuruh
Petrus berjalan di atas air) dan dalam Yoh 11:23,40,43 (kata-kataNya
berhubungan dengan kebangkitan Lazarus) juga tidak berlaku umum!.
Jadi, untuk orang-orang tertentu Ia memang bersedia menyembuhkan,
tetapi untuk orang-orang lain bisa saja Ia tidak bersedia menyembuhkan,
karena Ia mempunyai tujuanNya sendiri!

b) 3Yoh 2 adalah suatu salam yang jelas tidak bisa diartikan bahwa Allah
tidak menghendaki seorangpun sakit!

c) Orang-orang Kharismatik sering menyalahartikan kata ‘baik’, ‘berkat’, dsb,


karena mereka menafsirkan ‘baik’ dan ‘berkat’ itu sebagai ‘baik’ dan
‘berkat’ menurut pandangan manusia. Tuhan memang pasti memberi
berkat / hal-hal yang baik kepada anak-anakNya (Mat 7:11 Yak 1:17),
tetapi yang dimaksud dengan ‘baik’ dan ‘berkat’ adalah ‘baik’ dan ‘berkat’
dalam pandangan Allah! Lagi-lagi perlu diingat bahwa pikiran / rencana
Allah berbeda seperti langit dengan bumi dibanding pikiran / rencana kita

82
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
(Yes 55:8-9). Allah bisa memberi berkat / hal yang baik melalui hal-hal
yang bagi kita kelihatannya tidak baik, seperti penyakit dan penderitaan
(2Kor 12:7-10 2Kor 1:8- 9 Fil 1:12 bdk. Ro 8:28).

Illustrasi:
Kalau saudara membawa anak saudara ke dokter, dan anak itu harus
disuntik, maka saudara merelakan anak itu menderita sakit, karena semua
itu adalah untuk kebaikannya sendiri. Lalu mengapa Tuhan tidak boleh
membiarkan kita sakit / menderita, kalau semua itu adalah untuk kebaikan
kita?

7) Allah menjanjikan kesehatan (Kel 15:26).

Sanggahan:

a) Janji itu hanya berlaku untuk bangsa Israel pada saat itu. Itupun dengan
syarat, mereka taat total (Kel 15:26).

b) Ada perbedaan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.


Dalam Perjanjian Lama, ada banyak janji berkat jasmani yang berkelim-
pahan (Ul 28:1-14 Mal 3:10-12), tetapi dalam Perjanjian Baru tidak! (bdk.
Mat 6:11,25-34) Karena apa? Karena dalam Perjanjian Lama belum ada
salib! Jadi mereka sukar melihat kasih Allah, kecuali ada berkat jasmani
yang berkelimpahan. Tetapi bagi orang-orang Perjanjian Baru, karena
salib yang merupakan puncak pernyataan kasih Allah sudah terjadi, maka
sekalipun tidak ada berkat jasmani yang berkelimpahan, tetap bisa
melihat kasih Allah melalui salib itu!
Jadi, sekalipun kita sakit, kita tetap bisa yakin bahwa Allah mengasihi kita.
Buktinya Ia mau menjadi manusia dan mati bagi kita dalam diri Tuhan kita
Yesus Kristus (Ro 5:8).

8) Orang Kristen yang sakit memalukan Tuhan.

Sanggahan:

a) Ini lagi-lagi salah pengertian tentang istilah ‘memalukan / memuliakan


Tuhan’. Kalau orang Kristen sakit dikatakan memalukan Tuhan; itu karena
mereka menilai Tuhan seakan-akan Tuhan itu adalah manusia.

b) Orang kristen yang sakit tidak memalukan Tuhan. Ini terlihat dari Paulus
yang pada waktu mengalami duri dalam daging bukan saja tidak
memalukan Tuhan, tetapi akhirnya justru membawa kemuliaan bagi
Tuhan (2Kor 12:7-10).
Memang kalau ada orang yang sehat dan kaya bisa percaya kepada
Tuhan, hidup sesuai kehendak Tuhan, setia kepada Tuhan dsb, maka ini
tentu memuliakan Tuhan. Tetapi kalau ada orang yang sakit, miskin, dan
menderita terus menerus, dan dalam kondisi seperti itu ia bisa tetap
percaya kepada Tuhan, hidup sesuai kehendak Tuhan, dan setia kepada
Tuhan, maka tentu peristiwa ini akan lebih memuliakan Tuhan!

83
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
c) Yang memalukan Tuhan ialah kalau kita sebagai anak-anakNya berbuat
dosa. Ini terlihat dari:
 Mat 5:16 mengatakan bahwa perbuatan baik kita memuliakan Bapa di
sorga. Secara implicit ini menunjukkan bahwa dosa kita memalukan
Allah.
 Dalam Wah 3:18, kata-kata ‘ketelanjanganmu yang memalukan’ jelas
menunjuk pada dosa-dosa mereka yang memalukan Allah.
Karena itu Paulus / Kitab Suci memberi peraturan bahwa orang Kristen
yang berdosa (dosa sengaja terhadap mana ia tidak mau bertobat) harus
dikucilkan (1Kor 5:1-13).

d) Baca juga 1Kor 1:25-29 - “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar
hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari
pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu,
ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang
bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang
terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia,
dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak
terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak
berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan
ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah”.

Text Kitab Suci ini tidak mengatakan bahwa Allah malu karena orang-
orang yang lemah, bodoh, tidak terpandang, dsb! Ia bahkan memilih
mereka untuk mempermalukan orang berhikmat, kuat, dsb. Kalau Allah
tidak malu karena orang kristen yang bodoh, lemah, tak terpandang, dsb,
mungkinkah Ia malu karena orang kristen yang sakit?

9) Yesus sering berkata ‘imanmu telah menyembuhkan engkau’ (Mat 8:13 Mat
9:22,29). Jadi, ‘tidak sembuh’ menunjukkan ‘tidak beriman’.

Sanggahan:

a) Kadang-kadang iman memang dijadikan syarat terjadinya mujijat / ke-


sembuhan (Mat 13:58).

b) Tetapi Yesus maupun rasul-rasul tidak selalu menuntut iman sebagai


syarat kesembuhan!
 Bacalah Yoh 5:1-18, khususnya ay 13! Orang buta itu sudah sembuh,
tapi tidak / belum mengenal Yesus. Jelas bahwa disini tidak dituntut
iman sebagai syarat kesembuhan.
 Kis 3:1-10 Petrus juga tidak bertanya kepada pengemis yang lumpuh
itu apakah ia beriman atau tidak!
 Dalam 2Raja 5, Naaman jelas tidak beriman, dan boleh dikatakan
bahwa tindakannya untuk menuruti Elisa adalah tindakan coba-coba!
Tetapi ia toh disembuhkan!
 Dalam Yoh 11, pada saat Lazarus dibangkitkan, baik ia maupun Maria
dan Marta jelas tidak beriman bahwa Yesus akan membangkitkannya.

84
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
Jadi, orang tidak berimanpun bisa sembuh kalau Tuhan mau! Yang
menentukan bukan iman kita, tetapi kehendak Tuhan!

c) Orang berimanpun tidak selalu sembuh (2Kor 12:7-10 1Tim 5:23 2Tim


4:20). Jadi, jelas bahwa ayat-ayat seperti Mat 8:13 Mat 9:22,29 tidak
berlaku umum!

d) Banyak orang beranggapan bahwa kalau ada orang sakit, lalu orang itu
berdoa dalam nama Yesus dengan iman, maka ia pasti disembuhkan. Ini
didasarkan pada ayat-ayat seperti Mark 11:22-24 Mat 7:7-10 Yoh 14:13-
14 Yoh 15:7b dsb. Tetapi perlu diingat bahwa pada waktu menafsirkan
ayat-ayat seperti Mark 11:22-24 Mat 7:7-10 Yoh 14:13-14 Yoh 15:7b
dsb, kita juga harus memperhatikan ayat-ayat seperti 1Yoh 5:14 Mat 7:11
Yoh 15:7a, yang menjadi syarat pengabulan doa, yaitu:
 permintaan kita sesuai dengan kehendak / rencana Tuhan (1Yoh
5:14). Ingat juga bahwa beriman pada sesuatu yang bukan kehendak
Tuhan, tidak bisa dikatakan beriman!
 yang kita minta itu merupakan sesuatu yang baik dalam pandangan
Tuhan (Mat 7:11).
 kita tinggal dalam Yesus, dan firman Tuhan tinggal dalam kita (Yoh
15:7a). Dengan kata lain, kita dekat dengan Tuhan dan tunduk pada
firman Tuhan.

e) Kalau seseorang berdoa untuk kesembuhan orang sakit, dan orang sakit
itu tidak sembuh, bisa saja yang tidak / kurang beriman bukanlah si sakit
tetapi si penyembuh. Ini terjadi dalam Mat 17:14-20. Pada waktu itu ada
seseorang yang anaknya sakit ayan (ini terjadi karena kerasukan setan -
bdk. Mark 9:17-18). Ia membawa anak itu kepada murid-murid Yesus,
tetapi ternyata murid-murid itu tidak bisa menyembuhkan anak itu /
mengusir setannya. Setelah anak itu dibawa kepada Yesus, maka barulah
setannya bisa diusir dan anak itu disembuhkan. Waktu murid-murid
bertanya mengapa mereka tidak bisa mengusir setan itu, Yesus berkata:
‘Karena kamu kurang percaya’ (Mat 17:20).
Tetapi ingat bahwa cerita ini tidak boleh diartikan seakan-akan setiap kali
seseorang gagal menyembuhkan orang sakit, itu menunjukkan bahwa ia
tidak / kurang beriman. Bisa saja orang sakit itu tidak sembuh, bukan
karena orang yang mendoakannya kurang beriman, tetapi karena Tuhan
memang tidak menghendaki kesembuhan itu.

10)Yesus menyuruh kita menyembuhkan orang sakit (Mat 10:5-8).

Sanggahan:

Perintah ini hanya diberikan untuk rasul-rasul pada saat itu! Ini terlihat dari:

a) Mereka disuruh memberitakan Injil hanya kepada orang Yahudi. Banding-


kan dengan Mat 28:19 yang menyuruh kita menjadikan semua bangsa
murid Kristus.

85
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
b) Mereka disuruh ‘membangkitkan orang mati’ (Mat 10:8). Ini jelas bukan
perintah untuk kita!

c) Pada saat itu mereka tidak boleh membawa bekal (Mat 10:9-10). Ban-
dingkan ini dengan Luk 22:35-36 dimana mereka boleh membawa bekal.

11)Mark 16:17-18 mengatakan bahwa menyembuhkan orang sakit adalah tanda


orang beriman.

Sanggahan:

a) Mark 16:17-18 terletak dalam kontext Mark 16:9-20 yang diperdebatkan


keasliannya. Untuk jelasnya lihat pelajaran Kharismatik 6 (‘Haruskah kita
berbahasa Roh?’) - pada no 12 (hal 51-52).

b) Mark 16:17-18 menyebutkan bahwa tanda orang beriman bukan hanya


menyembuhkan orang sakit, tetapi juga minum racun / memegang ular
tanpa celaka dsb. Kalau orang Kharismatik mau menggunakan ayat ini
secara konsekwen, maka mereka juga harus berani melakukan hal ini /
bisa mengalami hal ini!

12)Mat 8:16-17 bdk. Yes 53:4-5.


Kesembuhan jasmani yang Yesus lakukan, oleh Matius dihubungkan dengan
nubuat nabi Yesaya yang berbunyi: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan
menanggung penyakit kita”.
Yes 53:4-5 - “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan
kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh”.

Sanggahan:

a) ‘Penyakit’ / ‘kesembuhan’ dalam Yes 53:4-5 itu bersifat jasmani atau


rohani? Ada 2 pandangan:

1. Jasmani dan rohani.


Tetapi bagaimanapun, penyempurnaan jasmani terjadi pada akhir
jaman (2Kor 4:16 1Kor 15:43-44).

2. Hanya rohani. Jadi, ‘penyakit’ menunjuk pada dosa.


 Baca kontex Yes 53!
 Ay 5: ‘pemberontakan’, ‘kejahatan’.
 Ay 6: ‘sesat seperti domba’, ‘mengambil jalannya sendiri’,
‘kejahatan’.
 Ay 8: ‘pemberontakan’.
 Ay 10: ‘korban penebus salah’.
 Ay 11: ‘kejahatan’.
 Ay 12: ‘dosa’.
86
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
Jadi jelas bahwa kontex Yes 53 adalah rohani!
 Untuk lebih jelas tentang kontex, baca juga Yes 1:4-6!
 Bandingkan juga dengan 1Pet 2:22-25, dimana Petrus mengutip
Yes 53 ini! Ia jelas menerapkan pada dosa / penyakit rohani!

b) Kalau Yes 53 itu memang tentang penyakit rohani (dosa), lalu mengapa
Matius mengutip Yes 53:4 dan menerapkannya pada kesembuhan jas-
mani dalam Mat 8:17?
Jawabnya: karena Yesus sering melakukan sesuatu yang bersifat jasmani
untuk mengajar suatu kebenaran rohani. Ini bukan suatu pengallegorian!
Contoh:
 Ia mencelikkan mata orang buta dalam Yoh 9. Ini mengilustrasikan
diriNya sebagai Terang dunia (Yoh 9:5).
 Ia membangkitkan orang mati / Lazarus (Yoh 11). Lalu Ia mengajar
bahwa Ia adalah Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25-26).
 Ia melipat gandakan roti (Yoh 6), lalu Ia mengajar bahwa Ia adalah
Roti Hidup (Yoh 6:35).

Dalam Mat 8 juga demikian. Ia menyembuhkan secara jasmani (Mat 8:15-


16) untuk menunjukkan diriNya sebagai penyembuh rohani / dosa (Mat
8:17 bdk. Yes 53:4-5).
Jadi, sebetulnya sekalipun Mat 8:15-16 berbicara tentang kesembuhan /
penyakit jasmani, tetapi Mat 8:17 berbicara tentang kesembuhan /
penyakit secara rohani, yaitu dosa. Karena itu Matius lalu menganggap ini
sebagai penggenapan dari Yes 53:4-5!

Kesimpulan:

1) Kesembuhan illahi itu ada!

2) Tetapi ajaran yang mengatakan bahwa orang Kristen harus sembuh:

a) Bertentangan dengan Alkitab.

Saya ingin menambahkan satu text Kitab Suci di sini.


Yes 56:4-5 - “(4) Sebab beginilah firman TUHAN: ‘Kepada orang-orang
kebiri yang memelihara hari-hari SabatKu dan yang memilih apa yang
Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjianKu, (5) kepada mereka
akan Kuberikan dalam rumahKu dan di lingkungan tembok-tembok
kediamanKu suatu tanda peringatan dan nama - itu lebih baik dari pada
anak-anak lelaki dan perempuan - , suatu nama abadi yang tidak akan
lenyap akan Kuberikan kepada mereka”.

Orang-orang kebiri ini tentu tidak bisa mempunyai anak. Pada saat
mereka bertobat, dan taat kepada Tuhan, mereka diberi janji berkat, tetapi
bukan dalam arti akan mempunyai anak! Jadi, mereka tidak disembuhkan
dari keadaan tidak bisa mempunyai anak itu!

b) Bertentangan dengan fakta / realita.

87
X. HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?
 Jelas sekali bahwa banyak orang Kristen yang sakit! Bahkan para
penyembuhnya sering memakai kaca mata. Apakah itu bukan pe-
nyakit? Apa bedanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri / kuman
dan penyakit yang disebabkan oleh usia tua? Bukankah semua itu
sama-sama masuk ke dalam dunia karena dosa Adam?
 Para penyembuh itu sendiri juga pergi ke dokter / dokter gigi, sekali-
pun banyak yang pergi secara diam-diam! Bukankah ini adalah ke-
palsuan dan kemunafikan yang terkutuk?

Tetapi perlu saya tekankan di sini, supaya orang-orang kristen tidak jatuh
pada extrim sebaliknya, yang juga salah dan merugikan, yaitu ‘terlalu cepat
menyerah dalam mengharapkan kesembuhan / berdoa untuk suatu
kesembuhan’.

-o0o-

88
KHARISMATIK 11

MACAM-MACAM KESEMBUHAN
I) Kesembuhan biasa.

Ciri-ciri kesembuhan biasa:

1) Kesembuhan itu tidak terjadi seketika, tetapi melalui suatu proses.

2) Adanya penggunaan hal-hal yang secara medis memang bisa memberi-


kan kesembuhan seperti: dokter, obat, diet, makanan bergizi, istirahat,
olah raga, perubahan cara hidup, berhenti merokok, dsb.

Perlu diketahui bahwa berbeda dengan pandangan / ajaran banyak orang


Pentakosta / Kharismatik yang mengatakan bahwa dokter / obat itu
dilarang dan bertentangan dengan iman, Kitab Suci tidak menentang
penggunaan dokter / obat. Ini terlihat dari:
 Yak 5:14 yang berbunyi: “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit,
baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan
dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan”.
‘Minyak’ di sini mungkin sekali berfungsi sebagai obat (bdk. Yes 1:6
Luk 10:34). Pemberian obat oleh penatua ini mungkin disebabkan
pada saat itu banyak orang kristen yang miskin, sehingga tidak bisa
membeli obat sendiri.
 Mat 9:12 yang berbunyi: “Yesus mendengarnya dan berkata: ‘Bukan
orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit’”.
Dari sini terlihat dengan jelas bahwa Yesus sendiri tidak menentang
penggunaan tabib / dokter untuk orang sakit.
 1Tim 5:23 yang berbunyi: “Janganlah lagi minum air saja, melainkan
tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan
tubuhmu sering lemah”.
Ini merupakan nasehat dari rasul Paulus kepada Timotius yang sakit.
Aneh sekali bahwa Paulus yang jelas mempunyai karunia kesembuh-
an itu, ternyata tidak menyembuhkan Timotius secara mujijat, tetapi
menyuruhnya menggunakan anggur sebagai obat!
 Lukas adalah tabib (Kol 4:14).
Kalau orang kristen tidak boleh menggunakan dokter / obat, maka
jelas bahwa dokter / tabib dan penjual obat semuanya harus bertobat.
Tetapi sekalipun Lukas adalah seorang tabib, ia tidak pernah dikecam
atau disuruh bertobat.

Kalaupun hal-hal yang secara medis bisa memberikan kesembuhan


tersebut di atas digabungkan dengan doa, sehingga lalu terjadi kesem-
buhan yang luar biasa cepatnya, itu tetap merupakan kesembuhan biasa!

Kalau dikatakan bahwa ini adalah kesembuhan biasa, itu tidak berarti bahwa
itu tidak datang dari Tuhan! Kesembuhan ini tetap datang dari Tuhan, tetapi

89
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
Tuhan menggunakan hal-hal tertentu untuk menyembuhkan. Jadi, Tuhan
menyembuhkan secara tidak langsung.
Setiap kali kita sakit, selain kita harus berdoa, kita juga harus menggunakan
hal-hal tersebut di atas untuk mendapatkan kesembuhan biasa ini!

II) Kesembuhan psikologis.

Ada banyak penyakit yang ditimbulkan / diperparah / dikambuhkan oleh hal-


hal yang bersifat psikologis seperti takut, kuatir, marah, sedih, benci /
dendam, stress, dsb.
Dalam Amsal 17:22 dikatakan bahwa ‘hati yang gembira adalah obat yang
manjur’. Ini tentu tidak berlaku untuk semua penyakit! Misalnya
bagaimanapun orang yang menderita patah tulang bergembira, ia tidak akan
disembuhkan oleh kegembiraannya itu! Jadi, ayat ini hanya berlaku untuk
penyakit-penyakit yang memang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat
psikologis.
Di dalam suatu kebaktian kesembuhan, selalu diadakan pembangkitan emosi
menggunakan musik yang keras, nyanyian yang diulang-ulang, kata-kata
chairman / pengkotbah yang menggerakkan emosi, bahasa lidah, self-
suggestion tentang ‘iman’ (penyugestian diri sendiri bahwa dirinya akan
sembuh / sudah sembuh), dsb. Hal-hal ini memang bisa menyebabkan
terjadinya kesembuhan secara psikologis terhadap penyakit-penyakit yang
memang disebabkan oleh hal-hal psikologis itu! Tetapi, begitu emosi turun
(kembali seperti semula), penyakitnya akan kembali / kambuh lagi. Karena
itu, ini pada hakekatnya bukan suatu kesembuhan. Ini hanya kesembuhan
semu saja!

III) Kesembuhan ilahi.

A) Ada yang menggunakan benda-benda:

1) Benda milik si penyembuh, seperti:


a) Jubah Yesus (Mat 9:20-22 Mat 14:34-36).
b) Sapu tangan / kain Paulus (Kis 19:12).
Ayat-ayat Kitab Suci ini dipakai sebagai dasar oleh sebagian orang
Kharismatik untuk melakukan hal yang serupa!
Contoh:
 Penginjil Televisi dari Amerika Serikat, Oral Roberts, pernah mem-
bagikan 6 juta kantong plastik berisi air kepada semua pengikut-
nya di seluruh Amerika, dan lalu dalam siaran TV ia mengajak
mereka bersama-sama untuk memecahkan kantong plastik itu
pada bagian tubuh yang sakit untuk menyembuhkannya.
 John F. MacArthur, Jr. menceritakan dalam bukunya bahwa ia
pernah menerima ‘miracle prayer cloth’ (= kain doa mujijat), dan
bersama dengan kain doa mujijat itu ada suatu pesan yang
berbunyi:
“Take this special miracle prayer cloth and put it under your pillow and
sleep on it tonight. Or you may want to place it on your body or on a
loved one. Use it as a release point wherever you hurt. First thing in the

90
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
morning send it back to me in the green envelope. Do not keep this
prayer cloth; return it to me. I’ll take it, pray over it all night. Miracle
power will flow like a river. God has something better for you, a special
miracle to meet your needs” (= Ambillah kain doa mujijat yang spesial
ini dan letakkanlah di bawah bantalmu dan tidurlah di atasnya
malam ini. Atau engkau dapat meletakkannya pada tubuhmu atau
pada orang yang engkau cintai. Gunakanlah untuk mengurangi rasa
sakit dimanapun engkau merasa sakit. Hal pertama yang harus
engkau lakukan pada esok pagi adalah mengi-rimkannya kembali
kepada saya di dalam amplop hijau. Janganlah menahan /
menyimpan kain doa ini; kembalikanlah kepada saya. Saya akan
mengambilnya, mendoakannya sepanjang malam. Kuasa mujijat
akan mengalir seperti sungai. Allah mempunyai sesuatu yang lebih
baik untuk engkau, suatu mujijat spesial yang sesuai untuk
kebutuhanmu) - ‘The Charismatics’, p 130.

Ingat, bahwa sekalipun dalam Kitab Suci pernah terjadi kesembuhan


melalui benda seperti jubah Yesus atau sapu tangan Paulus, tetapi
Kitab Suci tidak pernah memerintahkan siapapun juga untuk melaku-
kan hal itu!
Hal yang harus diperhatikan adalah: Kitab Suci tidak pernah menyuruh
/ mengijinkan untuk menggunakan benda apapun sebagai jimat. Ini
perlu diwaspadai karena adanya gereja di Indonesia yang memberikan
sapu tangan yang sudah didoakan untuk disimpan oleh jemaatnya
(mirip dengan cerita John F. MacArthur, Jr. di atas). Ini sudah
termasuk jimat, dan tentu saja tidak alkitabiah!

2) Benda-benda yang secara medis tidak bisa menyembuhkan.


Contoh:
Dalam Yoh 9:6-7 Yesus menggunakan ludahnya yang diaduk dengan
tanah untuk menyembuhkan orang buta. Secara medis ini bukan saja
mustahil untuk menyembuhkan orang buta, tetapi bahkan orang
melekpun akan menjadi buta kalau diberi ‘obat’ seperti itu!
Ini berbeda dengan penggunaan obat dalam kesembuhan biasa,
karena obat memang bisa memberi kesembuhan (secara medis).

B) Ada yang menggunakan perintah ‘Dalam nama Yesus....’.


Contoh: Kis 3:6 Kis 9:34 dsb.
Orang-orang anti Kharismatik menganggap ini sebagai karunia kesem-
buhan dan mereka beranggapan bahwa hal ini tidak ada lagi jaman ini.
Dasar anggapan ini:

1) Itu adalah karunia untuk membuktikan kenabian / kerasulan dan juga


membuktikan bahwa mereka betul-betul menyampaikan Firman Tuhan
(Kel 19:9 2Raja-raja 5:8 Maz 74:9 Mat 9:6 Yoh 3:2 Yoh 6:14 Yoh
11:47 Kis 4:16 Kis 14:3 2Kor 12:12 Ibr 2:3-4).
Karena itulah mereka beranggapan bahwa hal itu tidak ada lagi pada
saat ini.

Tanggapan saya:

91
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN

a) Tidak ada satupun ayat Kitab Suci yang mengatakan bahwa karu-
nia kesembuhan sudah tidak ada lagi.

b) Ayat-ayat seperti Kis 14:3 2Kor 12:12 Ibr 2:3,4 tidak berkata bah-


wa itu adalah satu-satunya tujuan pemberian karunia itu.

John Stott mengatakan: “The major purpose of miracles was to


authenticate each fresh stage of revelation” (= Tujuan utama dari
mujijat adalah untuk membuktikan / mengesahkan setiap tahap
wahyu yang baru) - ‘Baptism and Fullness’, p 97.
Ini jelas menunjukkan bahwa ada tujuan sekunder dari mujijat.

Dan Thomas R. Edgar mengatakan:


“It is also clear that miracles were performed primarily to confirm the
gospel and only secondarily for the benefit of the recepients” (= Juga
jelas bahwa mujijat dilakukan pertama-tama untuk meneguhkan
Injil dan hanya secara sekunder untuk keuntungan si penerima
mujijat) - ‘Miraculous Gifts’, p 99.
Jadi, bisa saja bahwa pada jaman ini karunia itu diberikan dengan
tujuan lain.

c) Kalau dulu Allah memberikan karunia itu dengan tujuan membukti-


kan kerasulan / kenabian, itu tidak berarti bahwa sekarang Allah
tidak bisa memberikan dengan tujuan yang lain.
Yesus sering menyembuhkan karena belas kasihan (Mat 14:14
Mark 1:41-42 Luk 7:13-14); juga Ia pernah menyembuhkan karena
itu adalah perbuatan baik (Mat 12:9-13).
Jadi, tidak mungkinkah pada jaman ini Allah memberikan karunia
kesembuhan dengan tujuan yang seperti itu?

d) Dalam 1Kor 12:9,30 tidak kelihatan bahwa karunia ini hanya untuk


rasul saja, karena kata ‘seorang’ / ‘yang lain’ dalam 1Kor 12:9 tidak
mesti menunjuk kepada seorang rasul. Jadi jelas bahwa karunia ini
tidak dimonopoli oleh rasul-rasul saja!

e) Misionaris-misionaris yang melayani di daerah-daerah dimana ke-


kristenan sama sekali tidak dikenal, bisa saja diberi karunia ke-
sembuhan oleh Tuhan untuk membuktikan bahwa mereka memang
utusan Tuhan.

2) Dalam Yak 5:14-16, Tuhan sudah memberitahu apa yang Ia kehen-


daki untuk kita lakukan pada waktu kita sakit. Kita harus memanggil
tua-tua, yang akan berdoa dan memberi obat (minyak). Mengapa
Tuhan tidak menyuruh kita untuk pergi kepada orang yang mempunyai
karunia kesembuhan? Karena karunia kesembuhan sudah tidak ada
lagi.

Tanggapan saya:

92
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
Ini hanya cara yang umum. Ini tidak berarti bahwa tidak ada cara yang
khusus, dan ini tidak berarti bahwa karunia kesembuhan sudah tidak
ada lagi.

3) Dalam Kitab Suci, yang melakukan kesembuhan hanyalah rasul-rasul


dan orang-orang di sekitarnya / orang dalam kalangan rasul, seperti
Barnabas (Kis 14:3), Stefanus (Kis 6:8), dan Filipus (Kis 8:6-7).

Tanggapan saya:

a) Tidak diceritakan tidak berarti tidak ada.

b) 1Kor 12:9,30 menunjukkan bahwa karunia itu tidak hanya untuk


rasul-rasul (kata ‘seorang’ / ‘yang lain’ tidak berarti rasul).

Kesimpulan:

Saya beranggapan bahwa karunia kesembuhan masih tetap ada. Tetapi


perlu juga diingat bahwa sama seperti bahasa Roh, jaman sekarang ada
banyak karunia kesembuhan yang sekalipun menggunakan nama Yesus
tetapi merupakan karunia kesembuhan yang palsu (bdk. Mat 7:22-23).

C) Ada yang menggunakan doa (bdk. Kis 28:8).


Orang-orang anti Kharismatik membedakan kesembuhan mujijat yang
terjadi karena doa dengan kesembuhan mujijat yang terjadi karena
karunia kesembuhan. Kesembuhan mujijat yang terjadi karena karunia
kesembuhan, itu seperti dalam Kis 3:6, dimana si penyembuh langsung
memerintahkan dalam nama Yesus supaya orang yang sakit itu sembuh.
Ini dianggap tidak ada lagi. Sedangkan kalau kesembuhan mujijat yang
terjadi karena doa, itu seperti dalam Kis 28:8, dan ini dianggap masih ada
sampai jaman sekarang.
Jadi, orang-orang anti Kharismatikpun percaya bahwa kesembuhan
mujijat yang terjadi melalui doa masih ada sampai jaman sekarang, dan
karena itu hal ini tidak menjadi bahan perdebatan.

Ciri-ciri kesembuhan ilahi:

1) Kesembuhan itu harus terjadi secara langsung / seketika.


Ada yang menganggap Mark 8:22-25 sebagai dasar untuk percaya akan
adanya kesembuhan ilahi yang terjadi secara bertahap (melalui suatu
proses). Tetapi saya berpendapat bahwa sekalipun dalam Mark 8:22-25
itu terjadi 2 tahap kesembuhan, tetapi selang waktunya hanyalah bebe-
rapa detik, sehingga sebetulnya tetap merupakan kesembuhan seketika
(bukan proses). Karena itu saya tetap beranggapan bahwa kesembuhan
ilahi harus terjadi secara langsung.
Jaman ini sering terdengar ada orang yang katanya mengalami kesem-
buhan ilahi tetapi sembuhnya berangsur-angsur. Saya berpendapat
bahwa itu bukan kesembuhan ilahi. Dalam Kitab Suci kesembuhan ilahi
selalu terjadi langsung.

93
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
2) Kesembuhan itu harus bersifat total (penyakitnya sembuh total).
Dalam Kitab Suci semua kesembuhan ilahi terjadi seperti itu. Tidak ada
orang lumpuh, yang setelah mengalami kesembuhan ilahi, lalu bisa
berjalan tetapi pincang! Tidak ada orang buta, yang setelah mengalami
kesembuhan ilahi, lalu bisa melihat tetapi harus menggunakan kaca mata
minus 15! Tidak ada orang tuli, yang setelah mengalami kesembuhan
ilahi, lalu bisa mendengar tetapi harus menggunakan hearing aids (= alat
bantu untuk mendengar)!
Tetapi lihatlah ‘kesembuhan-kesembuhan ilahi’ jaman sekarang ini! Bukan
main banyaknya orang yang sembuh setengah-setengah tetapi mengaku
telah mengalami kesembuhan ilahi! Ini jelas bukan kesembuhan ilahi!

3) Penyakitnya tidak boleh kambuh.


Ada 3 hal yang bisa dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa
orang yang mengalami kesembuhan ilahi bisa kambuh lagi penyakitnya:
a) Dalam Kitab Suci orang-orang yang dibangkitkan dari kematian, akhir-
nya akan mati lagi.
Tetapi ini tidak bisa diterima karena kematian berbeda dengan pe-
nyakit.
b) Orang yang disembuhkan dari kerasukan setan, bisa kerasukan lagi
(Mat 12:43-45).
Ini juga tidak bisa diterima karena kerasukan setan tidak bisa disama-
kan dengan penyakit.
c) Dalam Yoh 5:14 Yesus berkata kepada orang lumpuh yang telah Ia
sembuhkan: ‘Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya
padamu jangan terjadi yang lebih buruk’. Ini dijadikan dasar untuk
mengatakan bahwa penyakit seseorang yang mengalami kesembuhan
ilahi bisa kambuh kalau ia berbuat dosa.
Inipun tidak bisa diterima karena ‘lebih buruk’ tidak berarti penyakit
yang sama akan kembali. Artinya: ia akan mengalami hukuman Tuhan
yang lebih berat.

Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang setelah mengalami
kesembuhan ilahi, lalu kambuh lagi penyakitnya! Bahkan 9 orang kusta
yang tidak tahu terima kasih dalam Luk 17:11-19 juga tidak kambuh
penyakitnya.
Tetapi jaman sekarang, sering sekali ada orang yang katanya mengalami
kesembuhan ilahi, tetapi lalu kambuh kembali penyakitnya. Ini omong
kosong! Ini pasti bukan kesembuhan ilahi, tetapi kesembuhan psikologis!

4) Tidak digunakan dokter / obat.


Semua kesembuhan ilahi dalam Kitab Suci tidak menggunakan obat /
dokter.

Ciri yang tidak harus ada dalam kesembuhan ilahi:

Dalam suatu kesembuhan ilahi, tidak harus terjadi pertobatan dari orang yang
disembuhkan itu. Itu memang bisa terjadi, tetapi tidak selalu terjadi.

94
XI. MACAM-MACAM KESEMBUHAN
Misalnya dalam Luk 17:11-19, kesembilan orang kusta yang tidak tahu
berterima kasih itu jelas sekali tidak bertobat! Tetapi mereka toh mengalami
kesembuhan ilahi!

IV) Kesembuhan dari setan.

1) Dasar Kitab Suci akan adanya kesembuhan dari setan: Mat 7:22-23 Mat
24:24 2Tes 2:9-12 Wah 13:13-14 Wah 16:13-14.
Semua ayat-ayat ini menyebabkan kita harus berhati-hati pada saat suatu
‘kesembuhan’ / ‘mujijat’ terjadi. Karena Kitab Suci sudah menubuatkan
bahwa pada akhir jaman ini akan ada banyak kesembuhan / mujijat yang
palsu yang berasal dari setan.

2) Karena setan adalah seorang yang hebat sekali dalam menipu / memalsu,
maka bisa saja keempat ciri kesembuhan ilahi di atas terpenuhi semua,
tetapi itu toh merupakan kesembuhan dari setan!

3) Harus diakui bahwa memang sangat sukar untuk bisa membedakan an-
tara kesembuhan ilahi dengan kesembuhan dari setan. Tetapi kadang-
kadang bisa terlihat bahwa kesembuhan itu dari setan kalau:

a) Ada penggunaan hal-hal yang berbau mistik / perdukunan.


Misalnya:
 harus berdoa pada hari / jam tertentu, supaya bisa sembuh.
 harus berdoa / tidur dengan telanjang.
 menggunakan air dan kembang tertentu.
 disuruh menyimpan jimat / benda-benda tertentu (bahkan salib /
kitab Suci / kertas bertuliskan ayat tertentu dari Kitab Suci!).
 adanya penggunaan mantera.
 dsb.

Sekalipun hal-hal di atas ini digabungkan dengan:


 doa / kata-kata ‘dalam nama Yesus’.
 doa Bapa kami.
 penggunaan ayat-ayat Kitab Suci.
 tanda salib, dsb.
itu tetap dari setan.
Karena itu janganlah membiarkan diri saudara dikelabui hanya dengan
penggunaan nama Yesus, doa Bapa Kami, pengutipan ayat Kitab Suci
dsb!

b) Kalau terjadi hal-hal yang tidak Alkitabiah seperti ‘nggeblak’ dsb.


Pada kasus pengusiran setan, orang memang bisa pingsan / diban-
ting-banting dsb, tetapi hal itu tidak mungkin terjadi pada kasus ke-
sembuhan!

-o0o-

95
KHARISMATIK 12

MUJIJAT
Pandangan Kharismatik tentang mujijat dan tanggapan / jawabannya:

I) Orang kristen harus terus / selalu mengalami mujijat seperti pada


jaman Kitab Suci.

Tanggapan saya:

1) Dalam Kitab Suci sekalipun mujijat tidak dilakukan / dialami oleh tiap
orang percaya pada setiap saat!
Mari kita melihat mujijat-mujijat dalam setiap jaman dalam Kitab Suci:
 Mulai Adam dan Hawa sampai Nuh, hanya tercatat 1 mujijat, yaitu
pengangkatan Henokh (Kej 5:24).
 Mulai Nuh sampai Abraham, juga tercatat hanya 1 mujijat, yaitu
peristiwa menara Babil (Kej 11:1-9).
 Mulai Abraham sampai Yusuf, ada beberapa mujijat, tetapi bisa
dikatakan bahwa pada masa ini tetap jarang sekali terjadi mujijat.
 Selama bangsa Israel di Mesir (lebih kurang 400 tahun), boleh dikata-
kan tidak ada mujijat.
 Jaman Musa dan Yosua, banyak sekali mujijat.
 Jaman Hakim-hakim, kadang-kadang saja ada mujijat.
 Jaman Saul, Daud dan Salomo, jarang sekali ada mujijat.
 Jaman raja-raja (setelah Israel pecah menjadi dua), jarang sekali ada
mujijat.
 Jaman Elia, Elisa, dan nabi-nabi, banyak sekali mujijat.
 Jaman Ezra dan Nehemia (setelah kembali dari pembuangan Babil-
onia), tidak ada mujijat.
 selama 400 tahun antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tidak
ada mujijat.
 Pada masa Yohanes Pembaptis dikatakan bahwa ia tidak melakukan
satu tandapun (Yoh 10:41).
 Pada masa tiga setengah tahun pelayanan Yesus, ada banyak sekali
mujijat.
 Pada jaman rasul-rasul, juga ada banyak sekali mujijat.

Kesimpulannya: dalam Kitab Suci mujijat-mujijat itu bergerombol di 4


tempat / masa yaitu:
a) Jaman Musa dan Yosua.
b) Jaman Elia, Elisa dan nabi-nabi.
c) Jaman pelayanan Tuhan Yesus.
d) Jaman rasul-rasul.
Pertanyaannya adalah: mengapa mujijat-mujijat itu bergerombol seperti
itu? John Stott menjawab sebagai berikut:

96
XII. MUJIJAT

“The major purpose of miracles was to authenticate each fresh stage of


revelation” (= tujuan utama dari mujijat-mujijat adalah membuktikan /
mengesahkan setiap tahap baru dari wahyu / penyataan) - John R. W. Stott,
‘Baptism and Fullness’, p 97.

Dasar Kitab Suci: Kel 19:9 Kis 14:3 2Kor 12:12 Ibr 2:3,4.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang tertentu bisa melakukan
mujijat untuk membuktikan bahwa mereka adalah nabi / rasul dan untuk
membuktikan / mengesahkan bahwa ajaran mereka betul-betul datang
dari Allah.

2) Sekarang Kitab Suci sudah lengkap. Tidak ada wahyu yang baru lagi!
Memang banyak orang Kharismatik yang percaya bahwa sekarangpun
masih ada wahyu Allah. Perhatikan kutipan di bawah ini:
“Kunci penulisan buku ini ialah hikmat dan wahyu yang bergantung pada
kenyataan keberadaan Yesus yang tidak pernah berubah baik kemarin, hari
ini dan untuk selama-lamanya (Ibr 13:8 ...”.
“Demikian pula halnya pengalaman para nabi dan rasul dalam penerimaan
hikmat dan wahyu seperti yang kami alami”.
“Pelayanan kami mengalami perkembangan melalui kuasa pernyataan
FirmanNya yang Mujizat dan yang nyata melalui peranan theologia
sempurna: hikmat dan wahyu”.
“Oleh kemurahan Tuhan, melalui getaran hikmat dan wahyu ini, Tuhan
mulai memakai kami, masing-masing David berusia 6 1/2 tahun dan Ribka 5
tahun, dalam penglihatan dan pendengaran rohani. Hal ini terus
berlangsung hingga kini sesudah kami dipakai Tuhan untuk berkhotbah
(David 8 tahun dan Ribka 6 1/2 tahun)”.
“Sewaktu penulis menulis buku ini akal pikirannya dipengaruhi / dikuasai
oleh Roh Kudus”.
“Wahyu adalah perkataan Kristus yang diterima secara langsung oleh roh
manusia / penulis yang selanjutnya dicetuskan dalam penulisan buku ini
melalui penglihatan dan pendengaran rohani. Di dalam buku ini kita dapat
menemukan kata ‘Aku’ maksudnya adalah Tuhan yang berbicara kepada
penulis / berdialog dalam alam roh” - (David dan Ribka Moningka,
‘Pernyataan Firman yang Mujizat’, hal III,IV,VI).

Tetapi kalau memang jaman sekarang ini masih ada wahyu Tuhan, itu
berarti bahwa wahyu yang baru itu harus dijadikan Kitab Suci jilid II! Ini
berarti menambahi Kitab Suci / Firman Tuhan! Bandingkan ini dengan
ayat-ayat seperti Ul 4:2 Ul 12:32 Amsal 30:6 Mat 5:19 Wah 22:18-19
yang jelas mengajarkan bahwa kita tidak boleh menambahi ataupun
mengurangi Kitab Suci / Firman Tuhan.

Karena jaman sekarang tidak ada wahyu lagi, dan karena fungsi utama
dari mujijat adalah membuktikan / mengesahkan wahyu Tuhan, maka
jelas bahwa pada jaman sekarang mujijat harus berkurang frekwensinya.
Tetapi ingat, jangan sampai kita terjerumus ke dalam pandangan golong-
an Liberal yang sama sekali tidak percaya mujijat. Itu jelas adalah pan-
dangan yang tidak alkitabiah. Mujijat tetap ada, tetapi tidak bisa diharap-

97
XII. MUJIJAT
kan terjadi sesering seperti dalam Kitab Suci. Ingat bahwa sekalipun
tujuan utama dari mujijat adalah mengesahkan wahyu Tuhan, tetapi tetap
ada tujuan yang lain.

John Stott:
“What then, should be our response to miraculous claims today? It should be
neither a stubborn incredulity (‘but miracles don’t happen today’) nor an
uncritical gullibility (‘of course! miracles are happening all the time’), but
rather a spirit of open-minded enquiry: ‘I don’t expect miracles as a common-
place today, because the special revelation they were given to authenticate is
complete; but of course God is sovereign and God is free, and there may well be
particular situation in which he pleases to perform them’” [= Lalu apa
tanggapan kita yang seharusnya terhadap claim mujijat jaman ini? Bukan
suatu ketidakpercayaan yang bandel (‘tetapi mujijat tidak terjadi pada
jaman ini’), juga bukan sikap mudah tertipu yang tidak kritis (‘tentu saja!
mujijat terus terjadi setiap waktu’), tetapi suatu roh penyelidikan dengan
pikiran terbuka: ‘Aku tidak mengharapkan mujijat sebagai kejadian sehari-
hari, karena wahyu khusus, terhadap mana mereka diberikan untuk menge-
sahkan, telah lengkap; tetapi tentu saja Allah itu berdaulat dan Allah itu be-
bas, dan mungkin saja ada suatu situasi tertentu dimana Ia berkenan untuk
melakukan mujijat] - John R. W. Stott, ‘Baptism and Fullness’, p 98-99.

3) Mujijat adalah suatu peristiwa yang bertentangan dengan hukum alam


atau bertentangan dengan apa yang biasanya terjadi.
Misalnya: manusia tidak bisa berjalan di atas air. Ini adalah hukum alam
dan inilah yang biasanya terjadi. Pada saat Yesus dan Petrus bisa
berjalan di atas air, itu bertentangan dengan hukum alam / apa yang
biasanya terjadi. Jadi, itu adalah mujijat.
Sekarang, kalau mujijat itu harus selalu terjadi (terus menerus), maka
mujijat itu menjadi sesuatu yang biasa terjadi dan mujijat itu bukan lagi
mujijat!

John Stott berkata:


“... a miracle by definition is an extraordinary event, a creative deviation from
God’s normal and natural ways of working. If miracles were to become
commonplace they would cease to be miracles” (= ... definisi mujijat adalah
suatu kejadian yang luar biasa, suatu penyimpangan dari cara kerja Allah
yang normal dan alamiah. Kalau mujijat itu menjadi sesuatu yang biasa /
terjadi sehari-hari, maka mujijat itu berhenti menjadi mujijat) - John R. W.
Stott, ‘Baptism and Fullness’, p 96.

Misalnya semua orang bisa berjalan di atas air, bukankah hal itu menjadi
hal biasa / lumrah, dan bukan lagi merupakan mujijat? Dan sebaliknya
bukankah orang yang tenggelam justru menjadi sesuatu yang luar biasa /
mujijat?
Jadi, menghendaki mujijat terjadi terus menerus adalah suatu omong
kosong yang tolol. Bahkan pada jaman Yesus dan rasul-rasulpun mujijat
tidak terjadi secara terus menerus! Bdk. Mat 26:53-54 Kis 4:1-22 Kis
5:26-42 Kis 7:57-60 Kis 9:23-25 Kis 12:1-2 Kis 14:19-20 Kis 27. Dalam
semua ayat-ayat ini tidak terjadi mujijat padahal bisa dikatakan ‘dibutuh-

98
XII. MUJIJAT
kan mujijat’ karena adanya kematian, atau bahaya / penganiayaan di
depan mata.

II) Orang kristen (protestan) tidak mengalami mujijat karena mereka


tidak percaya / mengharapkan mujijat.

Ayat-ayat yang dipakai sebagai dasar pandangan ini ialah: Mark 6:5 Mat
17:19-20 Mark 11:22-24.
Juga perhatikan kutipan di bawah ini:
“Ada begitu banyak umatKu yang menutup mata dari setiap ren-canaKu.
Mereka bertanya-tanya apakah Aku masih terus bekerja hingga saat ini ...
Mereka pula bertanya-tanya mengapa mereka sama sekali tidak mengalami
bukti pekerjaanKu. Ketahuilah ... bagaimana Aku dapat menyatakan bukti
kuasaKu kepada mereka jika mereka akhirnya tidak dapat menerima dan tidak
dapat mengakui hal itu sebagai pernyataan kuasaKu yang berlaku hingga saat
ini. Aku tidak pernah dan memang tidak akan pernah berubah. Demikian pula
halnya dengan keajaibanKu ...
Mereka tidak akan mengalami mujizat kemenangan yang sempurna dalam
segala perkara karena mereka sendiri yang menutup diri dari hal demikian itu”
- (David dan Ribka Moningka, ‘Pernyataan Firman yang Mujizat’, hal 1).

Tanggapan saya:

1) Memang kadang-kadang Tuhan menjadikan iman sebagai syarat terja-


dinya mujijat seperti pada ayat-ayat yang dijadikan dasar di atas. Tetapi
perlu diketahui bahwa sering juga Tuhan melakukan mujijat, tanpa me-
nuntut iman / sekalipun orangnya tidak percaya bahwa mujijat akan ter-
jadi.
Contoh:
 Kebangkitan Lazarus dalam Yoh 11. Tidak seorangpun, baik murid-
murid Yesus, maupun Maria atau Marta, dan lebih-lebih Lazarusnya
yang sudah mati itu, yang percaya / mengharapkan terjadinya mujijat
kebangkitan Lazarus dari antara orang mati, tetapi toh mujijat itu ter-
jadi!
 Mat 11:20-24 menunjukkan bahwa orang-orang yang ada dalam kota
itu adalah orang-orang yang tak beriman / tak bertobat, tetapi toh
banyak mujijat dilakukan oleh Yesus di sana.
 Dalam Mark 6:5 sekalipun, juga terjadi mujijat (sekalipun tidak ba-
nyak), padahal orang-orangnya tidak percaya.

2) Sebaliknya, ada banyak orang yang imannya hebat, tetapi tidak meng-
alami mujijat.
Contoh:
 Yohanes Pembaptis dalam Yoh 10:41 Mat 14:1-12.
 Paulus dalam 2Kor 12:7-10.

Kesimpulannya: mujijat terjadi atau tidak, tergantung pada kehendak Tuhan.


Karena itu dalam menafsirkan ayat-ayat seperti Mark 11:22-24, yang menun-
jukkan bahwa doa yang disertai iman bisa menghasilkan muijijat, kita juga

99
XII. MUJIJAT
harus memperhatikan ayat seperti 1Yoh 5:14 yang berbunyi: “Dan inilah
keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.

III) Tuhan Yesus tidak berubah (Ibr 13:8).

Karena Yesus tidak berubah, maka kalau dahulu Yesus melakukan banyak
mujijat, sekarang pasti juga demikian.

Tanggapan saya:

Tuhan Yesus memang tidak berubah, tetapi dalam hal apa? Dalam sifat-
sifatNya! Baik dahulu, sekarang maupun selama-lamanya Ia tetap maha
kuasa, maha suci, maha adil, berdaulat, dsb. Jadi memang sekarangpun Dia
pasti bisa melakukan apa yang dahulu Ia pernah lakukan. Tetapi kalau Yesus
bisa melakukan, itu tidak berarti Ia mau melakukan! Dalam Kitab Suci
ditunjukkan banyak hal yang pernah Ia lakukan tetapi tidak Ia lakukan lagi,
seperti:
 peristiwa penciptaan alam semesta beserta isinya (Kej 1-2 Yoh 1:1-3). Ini
pernah Ia lakukan tetapi tidak pernah Ia ulangi.
 inkarnasi, kematian dan kebangkitanNya. Inipun Ia lakukan hanya satu
kali saja.
 Ia pernah menyuruh Petrus berjalan di atas air, tetapi Ia tidak pernah
mengulang hal itu pada orang lain.
 Ia pernah menghancurkan dunia dengan menggunakan air bah pada
jaman Nuh (peristiwa dahsyat ini jelas merupakan mujijat), tetapi Ia bah-
kan berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi (Kej 9:11-17).
 Ia pernah memimpin bangsa Israel dengan menggunakan tiang awan dan
tiang api pada waktu mereka ada di padang gurun (Kel 13:21-22), tetapi Ia
tidak pernah mengulangi hal itu.

Kesimpulannya: kalau pada jaman ini Ia melakukan hanya sedikit mujijat, itu
tidak berarti Ia berubah!

IV) Kisah 2:17-19 mengharuskan banyak mujijat.

Tanggapan saya:

1) Kis 2:17-18:

a) ‘Bernubuat’.
Ada 2 penafsiran tentang kata ‘bernubuat’ ini:
 memberitakan Firman Tuhan setelah mendapat wahyu langsung
dari Allah (seperti nabi-nabi Perjanjian Lama).
 memberitakan Firman Tuhan setelah mendapat pengertian dari Ki-
tab Suci (seperti pengkhotbah jaman sekarang).

b) ‘Penglihatan dan mimpi’.


Juga ada 2 penafsiran tentang kata-kata ini:

100
XII. MUJIJAT
 kata-kata ini diartikan secara hurufiah.
 kata-kata ini dianggap sebagai kiasan / simbol yang artinya: Allah
akan menyatakan diri kepada manusia (bdk. Bil 12:6).
Alasan untuk memilih tafsiran ke 2 ini ialah: pada hari Pentakosta
itu, tidak ada penglihatan ataupun mimpi, sehingga kalau diarti-kan
secara hurufiah, berarti nubuat ini tidak tergenapi.

Yang manapun yang benar dari arti-arti ini, jelas bahwa semua ini sudah
digenapi pada abad pertama itu.

2) Kis 2:19-20.
Ada 2 penafsiran juga tentang bagian ini:

a) Ini menunjuk pada apa yang akan terjadi menjelang kedatangan


Tuhan Yesus yang keduakalinya.

b) Ini adalah ancaman hukuman (kontras dengan Kis 2:17-18 di atas).


Calvin mengatakan bahwa:
 ‘matahari’ dan ‘bulan’ menunjuk pada kasih Allah.
 ‘kegelapan’, ‘api’, dan ‘darah’ menunjuk pada penghukuman / mur-
ka Allah.

Arti kedua ini lebih cocok dengan kontexnya karena:


 Kis 2:17-18 menunjukkan berkat Tuhan.
 Kis 2:19-20 menunjukkan ancaman hukuman / murka Allah.
 Kis 2:21 menunjukkan bahwa sekalipun ada ancaman hukuman
dalam Kis 2:19-20, tetapi orang yang percaya akan selamat.

Kesimpulannya: Kis 2:17-20 tidak bisa dijadikan dasar untuk berkata bahwa
pada akhir jaman akan ada banyak mujijat. Nubuat nabi Yoel itu sudah
digenapi pada abad pertama, dan kata-kata ‘mujijat’ dan ‘tanda’ pada
Kis 2:19 menunjuk pada ancaman hukuman.

V) Yoh 14:12 mengatakan bahwa orang percaya akan melakukan


pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaan yang Yesus lakukan.

Tanggapan saya:

1) Yoh 14:10,11,12 masing-masing mengandung kata ‘pekerjaan-pekerjaan’.


Ada bermacam-macam penafsiran tentang arti kata tersebut:

a) Kata ‘pekerjaan-pekerjaan’ hanya menunjuk pada mujijat-mujijat yang


Yesus lakukan.

Keberatan terhadap penafsiran ini:


Pada saat menafsirkan Yoh 14:12, kita harus memperhatikan fakta
bahwa dalam Kitab Suci sekalipun tidak ada satu rasulpun yang bisa
melakukan mujijat-mujijat yang lebih banyak dan lebih hebat dari
mujijat-mujijat yang Yesus lakukan! Jadi jelas bahwa kata ‘pekerjaan’

101
XII. MUJIJAT
dalam Yoh 14:12 ini tidak mungkin sekedar diartikan ‘tindakan
melakukan mujijat’. Penafsiran seperti ini bertentangan dengan fakta
dalam Kitab Suci sendiri!

b) Pemberitaan Injil / Firman Tuhan yang Yesus lakukan.


Ada juga orang yang menambahkan bahwa di dalam kata ‘pekerjaan-
pekerjaan’ itu juga tercakup kesembuhan jiwa dari orang-orang yang
bertobat karena pemberitaan Injil tersebut.

Calvin kelihatannya termasuk dalam golongan kedua ini karena dalam


tafsirannya tentang Yoh 14:12 ini ia berkata:
“Now the ascension of Christ was soon afterwards followed by a wonderful
conversion in the world, in which the Divinity of Christ was more
powerfully displayed than while he dwelt among men. Thus, we see that the
proof of his Divinity was not confined to the person of Christ, but was
diffused through the whole body of the Church” (= Kenaikan Kristus ke
surga segera disusul oleh suatu pertobatan yang luar biasa dalam dunia,
dimana keilahian Kristus ditunjukkan dengan lebih hebat dari pada
waktu Ia diam / tinggal di antara manusia. Jadi, kita lihat bahwa bukti
keilahianNya tidak dibatasi pada pribadi Kristus, tetapi disebarkan
dalam seluruh tubuh Gereja).

William Hendriksen juga termasuk dalam golongan kedua ini. Ini


terlihat dari kata-katanya di bawah (di bawah no 2b).

c) Gabungan a) dan b).


Kalau dilihat Yoh 14:10 maka kelihatannya arti b) yang lebih cocok.
Kalau dilihat Yoh 14:11 maka kelihatannya arti a) yang lebih cocok.
Karena itu ada orang yang menggabungkan kedua arti ini.
Jadi, ‘pekerjaan’ = mujijat + kesembuhan jiwa / pertobatan yang
disebabkan karena Pemberitaan Injil / Firman Tuhan.

Kalau pandangan ketiga ini yang benar, maka sekalipun rasul-rasul /


orang kristen melakukan mujijat lebih sedikit dari Yesus (atau bahkan
tidak melakukan mujijat sama sekali), tetapi tetap bisa melakukan
‘pekerjaan’ yang lebih besar dari ‘pekerjaan’ Yesus, yaitu kalau
mereka mempertobatkan lebih banyak jiwa melalui pemberitaan Injil /
Firman Tuhan dibandingkan dengan Tuhan Yesus.

2) Aspek lain yang harus diperhatikan dimana rasul-rasul / orang percaya


bisa melakukan pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaan Yesus adalah:

a) Lebih besar dalam ruang lingkup.


Yesus hanya mencakup orang Yahudi di Palestina, tetapi rasul-rasul
dan orang-orang kristen mencakup segala bangsa di seluruh dunia.

b) Lebih besar dalam hal pengaruh / kwalitet.


Pekerjaan Yesus secara mayoritas terjadi dalam dunia fisik, dimana
orang-orang cuma kagum / heran, tetapi tidak bertobat (yang bertobat
tentu saja ada, tetapi sangat sedikit).

102
XII. MUJIJAT
Pekerjaan rasul-rasul / orang-orang kristen secara mayoritas terjadi
dalam dunia rohani, dimana pengaruhnya adalah: banyak orang-orang
yang bertobat.

William Hendriksen menekankan kedua hal ini dengan berkata:


“... greater works than these, namely, miracles in the spiritual realm. ... Christ’s
works had consisted to a considerable extent of miracles in the physical realm,
performed largely among the Jews. When he now speaks about the greater
works, he is in all probability thinking of those in connection with the
conversion of the Gentiles. Such works were of a higher character and vaster in
extent” (= pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari ini, yaitu, mujijat-
mujijat dalam dunia rohani. ... Sebagian besar pekerjaan-pekerjaan Kristus
terdiri dari mujijat-mujijat dalam dunia fisik, pada umumnya dilakukan di
antara orang-orang Yahudi. Sekarang pada waktu Ia berbicara tentang
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar, mungkin sekali Ia berpikir tentang
hal itu dalam hubungannya dengan pertobatan orang-orang non Yahudi.
Pekerjaan-pekerjaan seperti itu mempunyai sifat / karakter yang lebih besar
dan luas yang lebih luas).

Catatan:
Satu hal yang perlu diperhatikan dari kata-kata Hendriksen ini ialah bahwa
pertobatan merupakan suatu mujijat (dalam dunia rohani)!

Kesimpulannya: sekalipun saat ini kita tidak melakukan mujijat, itu tidak
berarti bahwa Yoh 14:12 tidak tergenapi!

VI) Mujijat harus banyak terjadi supaya orang kafir mau percaya
kepada Yesus.

Peter Masters, pada waktu berbicara tentang Dr. Paul Yonggi Cho dan
ajarannya, mengatakan:
“This is his own explanation of how he arrived at his teaching on incubating
prayer answers and healing diseases. He tells us that he was driven to finding an
explanation of how Buddhist monks in Korea managed to perform better miracles
than those which his own Pentecostalist churches could perform. It worried him
greatly that many Koreans got healing through yoga meditation, and through
attending meetings of the Soka Gakkai, a Japanese Buddhist sect with twenty
millions members. According to Cho many deaf, dumb and blind people had
recovered their faculties through these religious groups. Cho was very jealous of
the success which these other religions had in attracting followers. He wrote:
‘While Christianity has been in Japan for more than a hundred years, with only
half a percent of the population claiming to be Christians, Soka Gakkai has
millions of followers ... Without seeing miracles people cannot be satisfied that God
is powerful. It is you (Christians) who are responsible to supply miracles for these
people’” [= Ini adalah penjelasannya sendiri tentang bagaimana ia sampai pada
ajarannya tentang mengerami jawaban-jawaban doa dan penyembuhan
penyakit. Ia menceritakan kepada kami bahwa ia didorong untuk menemukan
penjelasan bagaimana biarawan-biarawan Buddha di Korea berhasil
mengadakan mujijat-mujijat yang lebih baik dari mujijat-mujijat yang bisa
diadakan oleh gereja-gereja Pentakostanya. Merupakan hal yang sangat
103
XII. MUJIJAT
mencemaskan baginya bahwa banyak orang Korea yang mendapatkan
kesembuhan melalui meditasi yoga, dan melalui kehadiran mereka dalam
pertemuan-pertemuan Soka Gakkai, suatu sekte Buddha bangsa Jepang dengan
20 juta anggota. Menurut Cho banyak orang-orang tuli, bisu dan buta
dipulihkan pancainderanya melalui grup agama ini. Cho sangat cemburu / iri
dengan kesuksesan agama-agama lain ini dalam menarik pengikut. Ia menulis:
‘Sementara kekristenan telah ada di Jepang selama lebih dari 100 tahun,
dengan hanya setengah persen dari jumlah penduduk mengaku sebagai orang
kristen, Soka Gakkai mempunyai jutaan pengikut .... Tanpa melihat mujijat-
mujijat orang tidak bisa percaya bahwa Allah itu berkuasa. Kamulah (orang-
orang kristen) yang bertanggung jawab untuk menyuplai mujijat untuk orang-
orang ini’] - Peter Masters, ‘The Healing Epidemic’, pp 26-27.

Tanggapan saya:

1) Mujijat tidak mempertobatkan orang.

a) Yesus melakukan begitu banyak mujijat, tetapi toh hanya


mempertobatkan sedikit orang.
Pada waktu Yesus membangkitkan Lazarus, tidak ada tokoh-tokoh
agama Yahudi yang bisa menyangkal hal itu. Tetapi apa tanggapan
mereka? Mereka ingin membunuh baik Yesus maupun Lazarus (Yoh
11:49-53 Yoh 12:10-11).

b) Juga perhatikan sikap Abraham terhadap permintaan orang kaya


dalam cerita Yesus tentang Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31).
Dalam cerita itu terlihat bahwa orang kaya yang sudah masuk neraka
itu meminta mujijat kepada Abraham, yaitu supaya Lazarus
dibangkitkan dari antara orang mati supaya bisa memberitakan Injil
kepada 5 saudaranya yang masih hidup (Luk 16:27-28). Tetapi
Abraham menjawab bahwa pada kelima orang itu ada kesaksian Musa
dan para nabi (yaitu Firman Tuhan / Perjanjian Lama), dan mereka
harus memperhatikan Firman Tuhan tersebut (Luk 16:29). Tetapi
orang kaya itu lalu berkata bahwa kelima saudaranya itu akan bertobat
kalau ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka
(Luk 16:30). Dengan kata lain, orang kaya itu beranggapan bahwa
Firman Tuhan saja tidak akan mempertobatkan mereka, tetapi mujijat
pasti akan mempertobatkan mereka (perhatikan bahwa dalam
nerakapun ia masih punya pandangan yang sesat!). Tetapi dalam
Luk 16:31, Abraham, yang jelas tidak setuju dengan pandangan orang
kaya yang sesat itu, lalu menjawab: “Jika mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan mau diyakinkan,
sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati”.

2) Yesus tidak mau memberi tanda.


Mat 12:38-40 - “(38) Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan
orang Farisi kepada Yesus: ‘Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari
padaMu.’ (39) Tetapi jawabNya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan
tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan
diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (40) Sebab seperti Yunus tinggal di

104
XII. MUJIJAT
dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan
tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”.
Apa artinya ‘tanda nabi Yunus’? Ada yang menganggap ay 40 sebagai
penekanan / inti bagian ini dan lalu berkata bahwa tanda itu adalah
kebangkitan Yesus. Tetapi kelihatannya ay 40 ini hanya merupakan
tambahan saja dan bukan merupakan inti / penekanan dari bagian ini.
Alasannya:
 Luk 11:29-30 maupun Mat 16:1-4 menyebut tentang Yunus tetapi tidak
menyebut tentang ‘3 hari dan 3 malam’.
Luk 11:27-30 - “Ketika orang banyak mengerumuniNya, berkatalah
Yesus: ‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki
suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain
tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-
orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda
untuk angkatan ini”.
Mat 16:1-4 - “Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki
hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan
suatu tanda dari sorga kepada mereka. Tetapi jawab Yesus: ‘Pada
petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan
pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari
buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda
zaman tidak. Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu
tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda
nabi Yunus.’ Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi”.
 Mark 8:11-12 bahkan hanya berkata bahwa mereka tidak akan diberi
tanda. Bagian ini sama sekali tidak menyinggung tentang Yunus!
Mark 8:11-12 - “Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab
dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari padaNya suatu
tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hatiNya dan berkata:
‘Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.’”.
Ini semua menunjukkan bahwa Mat 12:40 bukanlah bagian inti tetapi
hanya merupakan tambahan saja, karena kalau Mat 12:40 merupakan
penekanan / inti, maka tidak mungkin 3 bagian Kitab Suci yang lain
menghapuskan bagian ini.
Kesimpulan: arti bagian ini adalah: mereka tidak akan diberi tanda, tetapi
hanya diberi pemberitaan Firman Tuhan! Yunus sendiri juga tidak
memberi mujijat apa-apa kepada orang Niniwe; ia hanya memberitakan
Firman Tuhan. Mereka harus percaya pada Firman Tuhan tanpa tanda /
mujijat.

3) Dalam 1Kor 1:22-23 Paulus mengatakan bahwa orang Yahudi meminta


tanda / mujijat, tetapi Paulus tidak menuruti keinginan mereka!
Sebaliknya, Paulus memberitakan Kristus yang tersalib, yang bagi orang-
orang Yahudi itu merupakan suatu batu sandungan. Mengapa Paulus
melakukan hal itu? Karena memang Injil (bukan mujijat, tetapi Injil!) adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Ro
1:16).

105
XII. MUJIJAT
Memang sebetulnya, penekanan mujijat dan kesembuhan dalam kekristenan
merupakan suatu kebodohan. Mengapa? Karena dalam agama-agama lain
dan sekte-sekte sesat, dan bahkan dalam kalangan orang yang mempelajari
magic, tenaga dalam, kebatinan, dsb, hal-hal ini juga banyak. Kalau
kekristenan menekankan hal-hal itu, kekristenan tidak kelihatan istimewa.
Yang istimewa dalam kekristenan dan yang tidak dipunyai agama lain
adalah keselamatan / pengampunan karena penebusan Kristus (Injil), dan
ini yang harus ditekankan!

4) Pertanyaan yang harus diajukan kepada Pdt. Paul Yonggi Cho adalah:
mengapa Abraham, Yesus, dan Paulus tidak menunjukkan kuasa Allah,
dan menyuplai mujijat, dalam text-text ini? Dan kalau Abraham, Yesus
dan Paulus tidak menunjukkan kuasa Allah atau menyuplai mujijat di sini,
mengapa orang kristen / hamba Tuhan jaman sekarang salah, kalau
mereka hanya memberitakan Injil / Firman Tuhan, tanpa menunjukkan
kuasa Allah dalam bentuk mujijat-mujijat?

Penutup:

Orang Kharismatik selalu mencari kuasa / mujijat. Banyak di antara mereka yang
membanggakan diri karena mujijat-mujijat itu, dan mereka yang bisa mengada-
kan mujijat merasa diri mereka ‘sakti’ dan disanjung oleh banyak orang.
Tetapi marilah kita perhatikan beberapa hal di bawah ini:

1) Kitab Suci memperingatkan kita akan banyak mujijat-mujijat palsu, khususnya


menjelang kedatangan Yesus yang keduakalinya (Mat 7:22-23 Mat 24:24
2Tes 2:9-12 Wah 13:13-14 Wah 16:13-14).

Orang yang selalu tergila-gila pada mujijat, apalagi yang menerima seadanya
mujijat tanpa mengujinya dahulu, mempunyai potensi yang sangat besar untuk
disesatkan oleh para nabi palsu yang bisa mengadakan mujijat!

2) Paulus tidak membanggakan mujijat yang ia alami, tetapi sebaliknya ia


membanggakan penderitaan / kelemahannya (2Kor 11:30 2Kor 12:1-10).

3) John F. MacArthur, Jr. mengutip kata-kata dari Michael Green, yang


disebutnya sebagai orang yang ‘not unfriendly to the Charismatic position’ (=
orang yang bukannya tidak bersahabat dengan posisi Kharismatik), sebagai
berikut:
“The Charismatic were always out for power; they were elated by spiritual power,
and were always seeking short cuts to power. It is the same today. Paul’s reply is to
boast not of his power but of his weakness, through which alone the power of
Christ can shine. Paul knew about the marks of an apostle, in signs, and wonders,
and mighty deeds (2Cor 12:12) but he knew that the power of an apostle, or of any
other Christian, came from the patient endurance of suffering, such as he had with
his torn in the flesh, or the patient endurance of reviling and hardship such as he
was submitted to in the course of his missionary work (1Cor 4). The Charismatic
had a theology of the resurrection and its power; they needed to learn afresh the
secret of the cross and its shame ... which yet produced the power of God (1Cor

106
XII. MUJIJAT
1:18)” [= Orang Kharismatik selalu mencari kuasa; mereka gembira / berbesar
hati oleh kuasa rohani, dan selalu mencari jalan pintas menuju kuasa. Hal yang
sama terjadi pada masa ini. Jawaban Paulus adalah memegahkan diri bukan
karena kuasanya tetapi karena kelemahannya, yang merupakan satu-satunya
jalan melalui mana kuasa Kristus bisa bersinar. Paulus tahu tentang tanda-
tanda / ciri-ciri seorang rasul, dalam tanda-tanda, mujijat-mujijat, dan perbu-
atan-perbuatan ajaib (2Kor 12:12) tetapi ia tahu bahwa kuasa seorang rasul,
atau orang kristen yang manapun juga, datang dari sikap bertahan yang sabar
dalam penderitaan, seperti yang ia miliki dengan duri dalam dagingnya, atau
sikap bertahan yang sabar terhadap caci maki dan kesukaran terhadap mana ia
diserahkan dalam perjalanan misionarisnya (1Kor 4). Orang Kharismatik
mempunyai theologia kebangkitan dan kuasanya; mereka perlu untuk mem-
pelajari lagi rahasia dari salib dan kehinaannya .... yang menghasilkan kuasa
Allah (1Kor 1:18)] - John F. MacArthur, Jr. dalam buku ‘The Charismatics’, p
104. Ia mengutip dari buku karangan Michael Green yang berjudul ‘I believe
in the Holy Spirit’, p 208.

-o0o-

107
KHARISMATIK 13

ROH JAHAT
I) Roh jahat dan benda.

Banyak orang Kharismatik yang beranggapan bahwa seadanya patung, gam-


bar / lukisan (apalagi yang menggambarkan naga / ular, orang yang matanya
menyeramkan, dsb), bahkan souvenir-souvenir sekalipun adalah benda-
benda yang mengandung roh jahat dan karena itu harus ditengking dan
bahkan dimusnahkan.

Tanggapan saya:

1) Kitab Suci memerintahkan pemusnahan berhala / benda-benda yang


berhubungan dengan kuasa gelap, bukan seadanya patung (Ul 7:1-5 Ul
12:3 Kel 32:20 Kis 19:19).
Mengapa benda-benda itu harus dimusnahkan?
 Apakah karena benda-benda itu ‘ada isinya’ sehingga bisa ‘meng-
ganggu’?
Pertanyaan ini sukar dijawab, karena Kitab Suci tidak pernah menga-
takan tentang adanya benda yang ‘ada isinya’ sehingga bisa ‘meng-
ganggu’. Tetapi Kitab Suci juga tidak pernah mengatakan bahwa hal
seperti itu tidak mungkin terjadi. Jadi kemungkinan ini masih tetap
terbuka.
 Supaya benda-benda itu tidak disembah, baik oleh mereka sendiri
maupun oleh orang lain (Ul 7:4-5).
Jadi, patung / benda yang termasuk berhala (patung Maria / Yesus /
orang suci yang disembah, keris, jimat, hu, patkwa, cincin / batu pusa-
ka, dsb) harus dihancurkan sekalipun benda-benda itu terbuat dari
emas dsb (Kel 32:20 Ul 7:25). Kalau dalam keristenan ada orang yang
extrim kiri dengan menyuruh menghancurkan seadanya patung, maka
perlu diingat akan adanya orang yang extrim kanan, yang de-ngan
mengandalkan ‘iman’ atau kuasa Tuhan, lalu tetap menyimpan benda-
benda yang seharusnya dihancurkan. Lebih-lebih kalau benda-benda
itu terbuat dari emas / perak, maka ada orang tamak yang
menggunakan ‘iman’ sebagai kedok, dan tetap menyimpan benda-
benda seperti itu. Kalau saudara adalah orang seperti itu, perhatikan-
lah Ul 7:25-26 yang berbunyi: “Patung-patung allah mereka haruslah
kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah
kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau
terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allah-
mu. Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam
rumahmu, sehingga engkaupun di-tumpas seperti itu; haruslah engkau
benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu
dikhususkan untuk dimusnahkan”.

108
XIII. ROH JAHAT
2) Kitab Suci tidak melarang pembuatan seadanya patung! Yang dilarang
adalah pembuatan patung untuk disembah (Kel 20:4-5). Perlu diketahui
bahwa Kel 20:4 dan Kel 20:5 tidak boleh dipisahkan, seakan-akan Kel
20:4 melarang pembuatan patung dan Kel 20:5 melarang penyembahan
patung. Ini penafsiran yang salah! Kel 20:4 dan Kel 20:5 harus digabung-
kan sehingga artinya adalah: dilarang membuat patung untuk disembah.
Bahwa membuat patung (yang tidak untuk disembah) tidak dilarang oleh
Kitab Suci terlihat dari:
a) Tuhan sendiri menyuruh membuat patung ular tembaga (Bil 21:4-9).
Patung ini nantinya memang dihancurkan, tetapi itu terjadi karena
akhirnya patung itu disembah (2Raja-raja 18:4).
b) Tuhan menyuruh membuat patung kerub / malaikat pada tutup tabut
perjanjian (Kel 25:18-20).

Karena itu jelas bahwa kita tidak perlu menghancurkan seadanya patung,
lukisan, souvenir, dsb. Tetapi juga harus diingat bahwa ada daerah-
daerah, seperti pulau Bali, dimana pembuatan patung / souvenir dilakukan
dengan menggunakan kuasa gelap.

Dr. Kurt Koch, dalam bukunya yang berjudul ‘Occult ABC’, berkata:
“Objects carved from new wood and those which were not consecrated to any
deity are not dangerous. Unfortunately, it is the custom in some areas, like the
island of Bali, to consecrate even the newly carved figures of gods to some
demon” (= Benda yang dipahat dari kayu yang baru dan yang tidak pernah
dipersembahkan kepada dewa manapun, tidaklah berbahaya. Sayangnya,
ada daerah-daerah, seperti pulau Bali, yang mempunyai kebiasaan untuk
mempersembahkan bahkan patung-patung dewa yang baru dipahat kepada
setan / roh jahat) - ‘Occult ABC’, p290.

3) Kita memang tidak boleh bersikap gegabah terhadap benda-benda yang


ada kuasa gelapnya (misalnya dengan sengaja menyimpan benda-benda
seperti itu), tetapi kita juga tidak boleh terlalu takut terhadap benda-benda
itu. Kita percaya bahwa Yesus sudah menang atas setan dan Ia me-
lindungi kita (Maz 23:4).
Perlu diketahui bahwa:
 di Indonesia, padi dipersembahkan kepada Dewi Sri.
 banyak restoran, toko, dsb yang menggunakan kuasa gelap untuk
membuat dagangannya laris.
 banyak cassette-cassette rock yang masternya dipersembahkan ke-
pada setan.

Hal-hal ini tidak mungkin bisa kita hindari, sehingga kalau Tuhan tidak
menjaga kita dan Ia mengijinkan hal-hal itu dipakai oleh setan untuk me-
nyerang / merasuk kita, maka pasti semua orang kristen sudah kerasukan
setan.
Jadi jelaslah bahwa kita tidak boleh terlalu takut, seakan-akan seadanya
barang bisa menyebabkan kita dirasuk setan. Kita mempunyai Tuhan
yang maha kuasa yang melindungi kita! Tanpa ijinNya, setan tidak bisa
mengganggu / merugikan kita sama sekali!

109
XIII. ROH JAHAT
II) Roh jahat dan manusia.

A) Roh jahat dan orang sakit:


Banyak orang Kharismatik yang berpendapat bahwa orang bisa sakit
disebabkan oleh pekerjaan setan, sehingga setiap kali mereka meng-
hadapi orang sakit, mereka menengking setan.

Tanggapan saya:

1) Kitab Suci memang mengajarkan adanya orang yang sakit karena


kerasukan setan, misalnya dalam Luk 11:14.

2) Kitab Suci juga mengatakan bahwa setan juga bisa memberi penyakit
tanpa merasuk, misalnya dalam kasus Ayub (Ayub 2:7-8) dan Paulus
(2Kor 12:7).

3) Tetapi Kitab Suci juga mengatakan bahwa ada penyakit biasa yang
tidak berhubungan dengan setan, misalnya dalam Kej 48:1.
Hal ini juga terlihat dari Mat 4:24 yang membedakan ‘orang yang
menderita penyakit’ dengan ‘orang yang kerasukan setan’.

Kesimpulannya: Orang menjadi sakit tidak selalu disebabkan oleh peker-


jaan setan / kerasukan setan. Ini perlu saudara ingat baik pada saat sau-
dara sendiri sakit maupun pada saat saudara menghadapi orang lain yang
sakit.

B) Roh jahat dan orang yang berbuat dosa:


Banyak orang Kharismatik yang berpendapat bahwa seseorang berbuat
dosa karena adanya roh jahat dalam diri orang itu (roh zinah, roh dusta,
dsb). Ini bahkan bisa terjadi pada diri orang kristen / anak Allah. Supaya
dosa itu bisa dihilangkan, maka roh jahat itu harus ditengking. Ada penulis
buku yang bersaksi bahwa dari dirinya pernah ditengking 99 ma-cam roh
jahat, dan lalu tinggal 1 roh jahat, yang lalu juga ditengking dan akhirnya
semua roh jahat dalam dirinya (jadi suci mendadak?).
Bahkan ada yang percaya bahwa suatu keadaan yang tidak menyenang-
kan (misalnya menjadi perawan tua) bisa terjadi karena adanya roh jahat
(roh perawan tua) dalam diri orang itu.
Dan ada juga yang percaya bahwa pada waktu kita berbuat baik, itu
terjadi karena ada roh yang baik (roh kasih, roh kesabaran, dsb).

Dasar-dasar Kitab Suci yang mereka pakai:

a) Tentang roh yang baik:


 Kel 28:3 - ‘roh keahlian’.
 Ul 34:9 - ‘roh kebijaksanaan’.
 Maz 51:14 - ‘roh yang rela’.
 Yes 28:6 - ‘roh keadilan’.
 Ro 8:15 (NASB) - ‘a spirit of adoption’ (= roh adopsi).
 1Kor 4:21 (NIV) - ‘a gentle spirit’ (= roh yang lembut).

110
XIII. ROH JAHAT
 2Kor 4:13 - ‘roh iman’.
 2Tim 1:7 - ‘roh kekuatan, kasih, ketertiban’.
 1Pet 3:4 - ‘roh yang lemah lembut dan tenteram’.

b) Tentang roh yang jahat:


 Bil 5:14,30 - ‘roh cemburu’.
 1Raja-raja 22:21-23 - ‘roh dusta’.
 Yes 19:14 - ‘roh kekacauan’.
 Hos 4:12 & 5:4 - ‘roh perzinahan’.
 Zakh 13:2 - ‘roh najis’.
 Ro 8:15 (NASB) - ‘a spirit of slavery’ (= roh perbudakan).
 Ro 11:8 (NIV) - ‘a spirit of stupor’ (= roh tidur / pingsan / teler).
 Gal 5:20 - ‘roh pemecah’.
 2Tim 1:7 - ‘roh ketakutan’.
 1Yoh 4:6 - ‘roh yang menyesatkan’.

Tanggapan saya:

1) Kitab Suci tidak pernah mengajarkan bahwa keadaan yang tidak


menyenangkan seperti menjadi perawan tua / tidak menikah dsb,
disebabkan oleh suatu dosa ataupun disebabkan oleh roh jahat.
Jangan lupa bahwa Yesus sendiri tidak pernah menikah.
Memang ada orang yang karena dosanya (hidupnya jahat) akhirnya
tidak ada yang mau menikah dengannya, sehingga ia menjadi pera-
wan tua. Tetapi ini tentu tidak berlaku umum!

2) Hal-hal yang baik dalam diri kita (kasih, kesabaran, dsb) terjadi karena
pekerjaan Roh Kudus (Gal 5:22-23). Bandingkan juga Kel 28:3 dan Kel
31:3, maka akan terlihat bahwa keahlian itu datang dari Allah.
Kitab Suci tidak pernah mengajar akan adanya roh-roh (selain dari
Roh Kudus) yang membuat kita menjadi baik! Kita memang percaya
akan adanya malaikat, tetapi malaikat tidak menolong kita untuk
menjadi baik. Hanya Roh Kudus yang menolong kita untuk menjadi
baik.

3) Kata ‘roh’ dalam bahasa Ibraninya adalah RUACH dan dalam bahasa
Yunaninya adalah PNEUMA. Kedua kata ini artinya bisa bermacam-
macam:

a) Roh.
Ini bisa menunjuk pada roh manusia, malaikat, setan / roh jahat,
maupun Roh Allah.

b) Angin (Kej 8:1 Yoh 3:8).

c) Nafas (Ayub 19:17 2Tes 2:8).

d) Pikiran / kecondongan pikiran / sikap.


Contoh:

111
XIII. ROH JAHAT
 kata ‘jiwa’ dalam Bil 14:24 seharusnya adalah ‘roh’ (Ibrani:
RUACH), dan ini menunjuk pada cara berpikir / sikap.
 kata ‘hati’ dalam 1Raja-raja 21:5 seharusnya juga adalah ‘roh
(Ibrani: RUACH), dan ini menunjuk pada pikiran / hati.
 Yes 57:15 (NIV): ‘but also with him who is contrite and lowly in
spirit to revive the spirit of the lowly’ (= tetapi juga bersama-
sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan
semangat orang-orang yang rendah hati).
Di sini kata ‘spirit’ yang pertama jelas menunjuk pada sikap hati.
 Amsal 17:27 - ‘berkepala dingin’ (NIV: is even tempered).
Dalam bahasa Ibraninya sebetulnya ayat ini mengandung kata
RUACH, dan ini tentu juga menunjuk pada sikap hati.
 kata ‘hati’ dalam Kej 41:8 [NIV: mind (= pikiran)] dalam bahasa
Ibraninya adalah RUACH dan ini menunjuk pada hati / pikiran.
 kata ‘jiwa’ dalam Maz 32:2 dalam bahasa Ibraninya adalah
RUACH dan ini menunjuk pada kecondongan hati / pikiran.
 kata ‘roh’ dalam 2Kor 12:18 (Yunani: PNEUMA) menunjuk pada
hati / pikiran / tujuan.
 kata ‘roh’ dalam Fil 1:27 (Yunani: PNEUMA) menunjuk pada
hati / pikiran / tujuan.

e) Semangat (Yos 2:11 Yos 5:1 Yes 19:3 Luk 1:17).


Sebetulnya ini juga termasuk dalam no d) di atas, karena sema-
ngat juga merupakan kecondongan hati / pikiran.

Kesimpulan:
Setelah melihat banyaknya arti dari kata RUACH / PNEUMA maka
jelas bahwa: kata-kata ‘roh dusta’ belum tentu menunjuk, atau
bahkan tidak menunjuk, pada setan yang mempunyai keahlian
mendorong manusia pada dusta. Orang yang mempunyai roh
dusta adalah orang yang hati / pikirannya condong pada dusta!
Hal yang sama berlaku untuk roh zinah, roh pemecah, dsb.

Problem:
 Hakim-hakim 9:23 (NIV/NASB): ‘God sent an evil spirit’ (= Allah
mengirimkan roh jahat).
Kata ‘roh’ di sini berasal dari kata Ibrani RUACH dan bisa diartikan
roh jahat, tetapi bisa juga sekedar diartikan ‘pikiran’.
 2Raja-raja 19:7.
Ini juga sama. Kata RUACH bisa diartikan roh jahat atau sekedar
‘pikiran’.
 1Raja-raja 22:21-23.
Ada macam-macam penafsiran:
 ada yang mengatakan bahwa ini cuma penglihatan / perumpa-
maan.
 ada yang mengatakan bahwa ‘roh’ ini adalah malaikat.
 ada yang menafsir ‘roh’ itu adalah setan.

112
XIII. ROH JAHAT
Bagaimanapun, ketiga bagian Kitab Suci ini tidak bisa dijadikan dasar
untuk mengatakan bahwa orang kristen bisa mempunyai roh jahat,
karena ketiga orang yang diceritakan di sini bukanlah orang percaya.

4) Kita harus membedakan antara ‘dikuasai setan’ dan ‘dirasuk setan’.


a) ‘Dikuasai setan’ adalah suatu keadaan dimana setan membujuk
seseorang sehingga orang itu tunduk dengan kemauannya, dan
mengikuti setan dengan sukarela.
Contoh: Kis 5:3 1Tim 4:1 2Tim 2:26 menunjukkan orang-orang
yang dikuasai setan.
b) ‘Dirasuk setan’ adalah suatu keadaan dimana setan menguasai
secara paksa. Orang itu belum tentu menyerahkan kemauannya
kepada setan, tetapi ia terpaksa tunduk.
Kalau tidak ada hal-hal yang luar biasa yang jelas menunjukkan
kerasukan setan, maka kita tidak boleh sembarangan berkata
bahwa seseorang itu dirasuk setan.

Orang kristen bisa dikuasai setan, tetapi tidak bisa dirasuk setan. Dan
menghadapi orang yang dikuasai setan, Kitab Suci tidak pernah
mengajar untuk menengking setan.

5) Orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa tetap mempunyai kuasa
gelap atau dirasuk setan, dan karenanya tidak membutuhkan doa pe-
lepasan / penengkingan.
Dasar pandangan ini:

a) Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang setelah jadi kristen
yang sungguh-sungguh lalu bisa dirasuk setan atau tetap mempu-
nyai roh jahat dalam dirinya, sehingga membutuhkan penengking-
an / doa pelepasan dsb!
Raja Saul dan Yudas Iskariot sering dianggap sebagai orang yang
sudah percaya yang lalu dirasuk setan, tetapi ini jelas salah karena
mereka berdua jelas bukan orang yang sungguh-sungguh percaya!
Juga Mat 16:23 sering ditafsirkan seakan-akan Petrus saat itu
dirasuk setan. Tetapi ini merupakan penafsiran yang salah.
Kata-kata Yesus pada saat itu secara hurufiah berbunyi: ‘Go
behind me satan’ (= pergilah ke belakangKu setan). Pada waktu itu
Petrus sedang menghalangi Yesus yang mau pergi ke Yerusalem
dan karena itu Yesus menegur Petrus dengan keras (bukan
menegur / menengking setan; hanya saja Petrus disebut ‘setan’)
dan menyuruhnya pergi ke belakangNya (mengikut Dia, bukan
memimpin Dia).

b) Yesus adalah Terang dunia (Yoh 8:12 Yoh 9:5). Kalau Yesus


masuk ke dalam diri kita, bagaimana mungkin setan yang adalah
kegelapan / penguasa kegelapan bisa bertahan dalam diri kita?
Pada waktu terang masuk, gelapnya otomatis pergi!

c) Sebagai orang percaya, kita adalah Bait Roh Kudus (1Kor 6:19),
bukan bait setan (Catatan: kata ‘bait’ artinya ‘rumah’). Jadi tidak

113
XIII. ROH JAHAT
mungkin setan tetap menghuni diri kita bersama-sama dengan Roh
Kudus.

d) Kalau Allah mengijinkan orang kristen dirasuk setan, maka 1Kor


10:13, yang mengajarkan bahwa Allah berjanji menyensor penco-
baan yang kita alami supaya tidak lebih dari kekuatan kita, sudah
dilanggar.

6) Ajaran tentang adanya roh zinah, roh dusta dsb ini mengkambing-
hitamkan setan / mengoper kesalahan kepada setan, seakan-akan
yang salah bukanlah orang yang berzinah, tetapi roh zinahnya.
Pengoperan kesalahan seperti ini sama seperti yang dilakukan oleh
Hawa dalam Kej 3:13. Tetapi sebagaimana saat itu Allah tetap meng-
hukum Hawa, demikian juga kita tidak akan terlepas dari hukuman
dengan jalan mengkambing-hitamkan setan! Sekalipun kita berbuat
dosa / jatuh ke dalam dosa karena bujukan setan, tetapi kitalah yang
berbuat dosa dan kitalah yang bertanggung jawab! Jadi jangan meng-
operkan kesalahan saudara kepada setan!

7) Pengudusan adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup.

a) Pengudusan tentu berhubungan dengan ‘buah Roh Kudus’ dalam


Gal 5:22-23. Tidak ada buah yang langsung besar dan matang.
Semua buah mula-mula kecil, lalu menjadi makin besar dan makin
matang melalui suatu proses. Padahal kalau ajaran Kharismatik
tentang penengkingan roh dusta, roh zinah dsb itu memang benar,
maka kita bisa menengking semua roh jahat dalam diri kita dan
menjadi suci dalam sekejap mata! Ini jelas tidak mungkin!

b) Pengudusan kilat dengan cara menengking setan itu juga berten-


tangan dengan:
 ayat-ayat seperti Mat 26:41 Ro 7:15-19 Gal 5:17, yang me-
nunjukkan bahwa dalam hidup orang kristen yang salehpun
selalu ada konflik antara baik dan jahat.
 Ibr 12:23b yang menunjukkan bahwa penyempurnaan pengu-
dusan terjadi pada saat / setelah kita mati.

c) Pengudusan kita terjadi melalui Firman Tuhan, doa / bersandar ke-


pada Roh Kudus, usaha menguduskan diri, iman, menjauhi penco-
baan dsb. Kitab Suci tidak pernah mengajarkan cara pengudusan
dengan penengkingan setan / roh jahat!

d) Pengudusan tentu juga berhubungan dengan cara menghadapi


godaan setan yang ada dalam Yak 4:7-8 dan 1Pet 5:8-9. Mengapa
dalam kedua bagian itu Tuhan tidak menyuruh menengking setan
yang menggoda kita?

e) Saya sering mendengar adanya orang / pendeta / pengkhotbah


yang bersaksi bahwa setelah roh jahat diusir dari diri mereka,
mendadak mereka yang tadinya senang berzinah lalu menjadi

114
XIII. ROH JAHAT
sama sekali tidak tertarik kepada perempuan lain dan hanya
mencintai dan tertarik kepada istrinya sendiri.
Menurut saya ini adalah sekedar suatu bualan / omong kosong dari
orang yang ingin meninggikan / menyombongkan kesucian dirinya
sendiri dengan menggunakan cerita dusta! Mengapa saya
berpendapat demikian? Alasannya adalah:
 seperti sudah saya katakan di atas, pengudusan adalah suatu
proses, sehingga tidak bisa terjadi secara mendadak!
 dalam Gal 5:22-23 dikatakan bahwa hal yang ke sembilan dari
buah Roh Kudus adalah ‘penguasaan diri’. Kalau orangnya
sudah tidak tertarik kepada perempuan lain, dan hanya men-
cintai dan tertarik kepada istrinya sendiri, maka jelas bahwa
penguasaan diri tidak dibutuhkan!
 Mat 26:41 Ro 7:15-19 Gal 5:17 jelas menunjukkan bahwa
daya tarik dosa terus ada dalam diri kita.
Karena itu dalam diri orang kristen seharusnya tetap ada keinginan
berbuat dosa, tetapi karena pertolongan Roh Kudus, ia bisa me-
nguasai dirinya sehingga tidak melakukan dosa itu.

-o0o-

115
KHARISMATIK 14

RHEMA / LOGOS

DAN

PENUMPANGAN TANGAN
I) Rhema vs Logos.

Baik RHEMA maupun LOGOS adalah kata-kata dalam bahasa Yunani yang
dalam Kitab Suci biasanya diterjemahkan secara sama yaitu ‘firman / kata /
perkataan’ (Inggris: word).

Penggunaan kata RHEMA dan LOGOS oleh orang-orang Kharismatik:

1) John F. MacArthur, Jr. dalam bukunya yang berjudul ‘The Charismatics’ p


69, berkata bahwa Charles Farah, seorang profesor di Oral Roberts
University mengatakan bahwa:
“LOGOS is the objective, historic word and RHEMA is the personal, subjective
word” (= LOGOS adalah firman yang bersifat sejarah dan obyektif dan
RHEMA adalah firman yang bersifat pribadi dan subyektif).

Dan dalam buku yang sama hal 70 John F. MacArthur, Jr. berkata bahwa
Charles Farah juga berkata bahwa:
 “The LOGOS becomes RHEMA when it speaks to you” (= LOGOS
menjadi RHEMA kalau itu berbicara kepadamu).
 “The LOGOS is legal while the RHEMA is experiential” [= LOGOS itu
bersifat hukum (?) sedangkan RHEMA adalah sesuatu yang dialami].
 “The LOGOS does not always become the RHEMA, God’s word to you’”(=
LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA, firman Allah bagimu).

2) Orang Kharismatik juga sering berkata: ‘Kalau RHEMAnya turun ...’.


Ini berarti bahwa ia mendapat suatu pimpinan / perintah secara pribadi
dari Tuhan, langsung kepada hati / pikirannya. Dan RHEMA yang turun itu
bisa berupa ayat Kitab Suci ataupun tidak.

Dasar Kitab Suci yang dipakai oleh orang-orang Kharismatik:


 Luk 3:2 - ‘datanglah firman (RHEMA) Allah kepada Yohanes’.
 Mark 14:72 dan Mat 26:75 (dua ayat ini paralel) - Petrus teringat akan
kata-kata (RHEMA) Tuhan Yesus.
 Juga Luk 24:8 dan Kis 11:16 menggunakan kata RHEMA.

Tanggapan saya:

1) Mark 14:72 dan Mat 26:75 mempunyai ayat paralel yang lain yaitu Luk
22:61. Tetapi anehnya, kalau Mark 14:72 dan Mat 26:75 menggunakan

116
XIV. RHEMA / LOGOS & PENUMPANGAN TANGAN
kata Yunani RHEMA, maka Luk 22:61 ternyata menggunakan kata Yunani
LOGOS!
Demikian juga, kalau Luk 24:8 dan Kis 11:16 menggunakan kata RHEMA,
maka Kis 20:35 menggunakan kata LOGOS, padahal ketiga ayat ini
sama-sama berbicara tentang seseorang yang teringat akan kata-kata
Yesus!
Dari contoh-contoh ini terlihat bahwa LOGOS dan RHEMA digunakan
secara interchangeable (= bisa dibolak-balik) dan tidak ada batasan yang
terlalu jelas antara RHEMA dan LOGOS!
Karena itu membedakan RHEMA dan LOGOS seperti yang dilakukan oleh
orang-orang Kharismatik, adalah sesuatu yang tidak berdasar!

2) Orang-orang Kharismatik berkata bahwa kalau firman itu berbicara


kepada kita, maka LOGOS itu berubah menjadi RHEMA.
Tetapi dalam Kis 2:41 4:4 8:14 11:1 13:48 sekalipun firman itu jelas
berbicara kepada orang-orang itu (karena mereka bertobat), tetapi toh
digunakan kata LOGOS dan bukannya RHEMA!
Demikian juga 1Pet 1:23 menggunakan kata LOGOS, padahal firman di
sini adalah firman yang melahirbarukan!

3) Ajaran yang berkata “The LOGOS does not always become the RHEMA,
God’s word to you” (= LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA, firman Allah
bagimu), jelas sekali berbau ajaran sesat Neo Orthodox, karena ajaran
Neo Orthodox juga berkata bahwa kata-kata dalam Kitab Suci hanya
menjadi firman Allah kalau berbicara kepada kita.
Ini jelas merupakan ajaran salah / sesat, karena kita harus percaya bahwa
seluruh Kitab Suci adalah firman Allah secara obyektif! Jadi, apakah kita
membaca / mendengarnya atau tidak, mengerti atau tidak, merasa Tuhan
berbicara kepada kita atau tidak, mentaati atau tidak, Kitab Suci itu tetap
adalah firman Allah!
Kalau Kitab Suci hanya menjadi firman Allah kalau berbicara kepada kita,
maka orang-orang yang tidak mau bertobat karena tidak merasa Allah
berbicara kepada mereka tidak bersalah karena mereka memang belum
pernah mendapatkan firman Allah yang menegur / memperingati mereka.

4) Ajaran Kharismatik tentang RHEMA ini berbahaya, karena ini menyebab-


kan banyak orang lalu mencari RHEMA tersebut dalam hati mereka,
sehingga lalu mengabaikan Kitab Suci! Lihat kutipan kata-kata Jonathan
Edwards di depan (hal 20-21).
Memang Roh Kudus bisa mengingatkan kita akan Firman Tuhan (Yoh
14:26), tetapi kalau kita tidak pernah belajar / mengerti Kitab Suci / Firman
Tuhan, maka tidak ada sesuatu yang bisa Ia ingatkan kepada kita!
Karena itu, belajar Kitab Suci dengan sungguh-sungguh dan tekun
haruslah menjadi prioritas dalam hidup kita!

II) Penumpangan tangan.

Dalam Kitab Suci penumpangan tangan dilakukan terhadap:

1) Binatang (Im 1:4 3:2 4:15 16:21).

117
XIV. RHEMA / LOGOS & PENUMPANGAN TANGAN

2) Manusia.
a) Pada pentahbisan (Bil 8:10 Bil 27:18-23 Ul 34:9 Kis 6:6 Kis 13:3).
b) Pada pemberkatan (Kej 48:14 Mat 19:15).
c) Pada penyembuhan (Mark 6:5 Mark 7:32 Luk 4:40 Luk 13:13 Kis
28:8).
d) Pada waktu memberikan Roh Kudus / karunia-karunia Roh Kudus (Kis
8:17 Kis 19:6 1Tim 4:14 2Tim 1:6).
e) Dalam penjatuhan hukuman mati (Im 24:14).

Tetapi, sepanjang yang saya ketahui, dalam seluruh Kitab Suci tidak ada
penumpangan tangan terhadap benda.
Jadi, praktek-praktek orang Kharismatik di mana mereka menumpang-
tangani seadanya benda, seperti dompet, mobil, rumah, dsb, adalah tindakan
yang tidak punya dasar kitab Suci!

-o0o-

118
APENDIX 1

THEOLOGIA KEMAKMURAN
Sekarang banyak gereja / pendeta / orang kristen yang percaya / mengajarkan
Theologia Kemakmuran, dimana mereka percaya / mengajarkan bahwa orang
kristen yang sungguh-sungguh beriman dan mengikut Tuhan, pasti akan kaya
atau harus kaya.
Banyak orang kristen yang hanya bisa merasakan bahwa ajaran semacam itu
adalah ajaran yang salah / sesat, tetapi pada waktu para penganut / pengajar
Theologia Kemakmuran itu memberikan argumentasi-argumentasi mereka, baik
berdasarkan Kitab Suci maupun berdasarkan ‘fakta’, maka banyak sekali orang
kristen yang tidak bisa menjawab argumentasi-argumentasi itu.

Karena itu disini saya ingin mengajak saudara untuk:

1) Mempelajari argumentasi-argumentasi, baik berdasarkan Kitab Suci maupun


berdasarkan ‘fakta’, yang digunakan oleh para penganut Theologia Kemak-
muran itu.

2) Mempelajari kesalahan-kesalahan dari argumentasi-argumentasi mereka,


dan sekaligus melihat / mempelajari ayat-ayat Kitab Suci yang sengaja
dihindari / diabaikan oleh para penganut Theologia Kemakmuran.

3) Mempelajari ajaran Kitab Suci yang benar tentang kekayaan dan sikap yang
benar terhadap kekayaan.

I) Argumentasi-argumentasi Theologia Kemakmuran.

A) Argumentasi berdasarkan Kitab Suci.

1) Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak


Allah (Yoh 1:12 Roma 8:14-17 Gal 3:26 dsb).
Mereka mengatakan bahwa karena kita adalah anak Allah, sedangkan
Allah itu maha kaya, maka kita juga harus kaya. Mengaku diri sebagai
anak Allah, tetapi hidup dalam kemiskinan, adalah suatu kontradiksi.
Mereka bahkan berani mengatakan bahwa Allah malu mempunyai
anak-anak yang miskin!

2) Ayat-ayat Kitab Suci yang menceritakan tentang orang beriman yang


diberkati oleh Tuhan sehingga menjadi kaya. Dalam hal ini biasanya
mereka mengambil cerita-cerita tentang tokoh-tokoh Perjanjian Lama
yang adalah orang beriman dan sekaligus adalah orang kaya. Misal-
nya: Daud, Salomo, Ayub, Abraham, Ishak, Yakub dsb.
Mereka lalu mengatakan bahwa orang-orang itu beriman dan taat
kepada Tuhan, dan karena itu mereka diberkati oleh Tuhan sehingga
menjadi kaya. Jadi, kalau kita beriman dan taat kepada Tuhan, kita
pasti juga menjadi kaya. Mereka bahkan berani mengatakan bahwa

119
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
kalau kita tidak kaya, itu berarti kita tidak / kurang beriman, dan / atau
kita tidak / kurang taat kepada Tuhan.

3) Ayat-ayat Perjanjian Lama yang menunjukkan bahwa Tuhan berjanji


akan memberikan berkat jasmani yang berkelimpahan kepada orang
yang mentaati Dia, yang memberikan persembahan perpuluhan dsb.
Misalnya: Im 26:1-13 Ul 28:1-14 Amsal 3:9-10 Maleakhi 3:10-12.
Mereka berkata bahwa Firman Tuhan berlaku kekal dan Tuhan tidak
pernah berdusta / melanggar janjiNya, sehingga pada jaman inipun
janji-janji itu berlaku dan pasti akan Tuhan genapi, asal kita beriman
dan taat kepadaNya!

4) Ayat-ayat Perjanjian Baru seperti:


 Mat 6:33 yang menjanjikan bahwa Tuhan akan menambahkan /
memberikan ‘semuanya’ (yang mereka artikan sebagai ‘kekayaan’)
kepada kita, asal kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya.
 Yoh 10:10 yang mengatakan bahwa Yesus datang supaya kita
mempunyai ‘hidup yang berkelimpahan’ (yang mereka artikan
sebagai ‘hidup kaya’!).
 2Kor 8:9 yang mengatakan bahwa Yesus itu rela menjadi miskin,
supaya kita yang miskin menjadi kaya (ini mereka artikan ‘kaya
secara jasmani’).
 2Kor 9:6 yang mengatakan bahwa orang yang menabur sedikit
akan menuai sedikit dan orang yang menabur banyak akan menuai
banyak. Ini dipakai untuk mendorong jemaat untuk memberi per-
sembahan sebanyak mungkin, supaya menjadi kaya!

B) Argumentasi berdasarkan ‘fakta’.

Kalau kita bisa menunjukkan ayat-ayat KItab Suci yang menentang ajaran
Theologia Kemakmuran, maka para penganut Theologia Kemakmuran ini
sering menggunakan argumentasi yang berdasarkan ‘fakta’, dimana me-
reka lalu berkata bahwa ‘fakta’ menunjukkan bahwa:

1) Gereja yang mengajarkan Theologia Kemakmuran ternyata berkem-


bang pesat, yang jelas menunjukkan berkat Tuhan atas gereja itu.
Kalau memang ajarannya salah / sesat, mengapa gerejanya bisa
begitu diberkati oleh Tuhan?

2) Jemaat dari gereja itu memang betul-betul makmur / kaya. Bukankah


ini menunjukkan bahwa dengan beriman kepada Tuhan, taat kepada-
Nya dan memberikan persembahan persepuluhan, mereka betul-betul
dijadikan makmur / kaya oleh Tuhan?
Pdt. Dr. Paul Yonggi Cho bahkan pernah bersaksi bahwa dulu jemaat-
nya sedikit dan semuanya miskin. Lalu ia mulai mengajar mereka
bagaimana menjadi kaya, dan sekarang tidak ada orang miskin di
dalam gerejanya.

Bukankah kedua ‘fakta’ ini menunjukkan bahwa ajaran Theologia Kemak-


muran memang benar?

120
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
II) Tanggapan / jawaban saya.

A) Tentang argumentasi berdasarkan Kitab Suci.

1) Kalau kita mau menafsirkan Kitab Suci dengan benar, maka kita harus
menafsirkan suatu bagian Kitab Suci dengan memperhatikan semua
bagian-bagian lain dalam Kitab Suci yang berhubungan dengan ba-
gian yang akan kita tafsirkan itu. Dan kita harus menafsirkan bagian itu
sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan bagian-bagian
lain dari Kitab Suci.
Mengapa harus demikian? Karena Allah itu bukan pendusta, dan
karena itu kata-kataNya tidak mungkin bisa bertentangan satu sama
lain! Kitab Suci adalah firman / kata-kata Allah, sehingga tidak mungkin
bertentangan satu sama lain.
Tetapi, para penganut Theologia Kemakmuran ini hanya melihat /
menyoroti bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci yang mendukung
pandangan mereka, dan mereka mengabaikan bagian-bagian lain dari
Kitab Suci yang jelas-jelas menentang penafsiran mereka.

Catatan:
Ingatlah bahwa cara penafsiran seperti ini adalah sumber timbulnya
semua ajaran sesat, dan juga bahwa cara penafsiran seperti ini
merupakan cara dari hampir semua nabi palsu dalam mempertahan-
kan ajaran sesat mereka!

Contoh:

a) Kitab Suci memang menggambarkan hubungan Allah dengan kita


sebagai Bapa dengan anakNya. Tetapi Kitab Suci juga menggam-
barkan hubungan Allah dengan kita sebagai Tuan dengan hamba
(Misalnya: Yoh 13:16), dan juga sebagai Komandan dan prajurit /
tentara (2Tim 2:3-4).
Gambaran bahwa kita adalah anak memang bisa menimbulkan
pemikiran bahwa hidup kristen itu enak, kaya dsb. Tetapi gam-
baran bahwa kita adalah hamba / tentara jelas menimbulkan kesan
yang jauh berbeda. Seharusnya, kita meninjau semua gambaran-
gambaran itu dan bukan salah satu saja. Itu akan menunjukkan
bahwa di dalam hidup kristen itu bukan hanya terdapat hal-hal yang
enak saja, tetapi juga ada ketundukan mutlak, pelayanan,
peperangan, penderitaan, bahkan kemiskinan!
Hal-hal seperti ini tidak pernah mereka perhatikan / soroti, atau
bahkan sengaja mereka abaikan!

b) Allah memang adalah Bapa kita, tetapi Ia adalah Bapa kita secara
rohani (Yoh 1:12-13)! Dan Ia adalah Bapa yang bijaksana (Ro
11:33)! Kitab Suci bahkan berkata bahwa Ia menghajar kita pada
saat diperlukan (Ibr 12:5-11), dan ini menunjukkan bahwa Ia
bukanlah seorang Bapa yang memanjakan anak-anakNya!
Kalau seorang bapa duniawi / jasmani yang bijaksana saja pasti
tidak akan memanjakan anaknya dengan memberikan uang sebe-
121
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
rapa dia kehendaki, maka jelas bahwa Allah, sebagai Bapa rohani
kita yang bijaksana, juga tidak akan melakukan hal itu!
Lagi-lagi ini merupakan bagian yang sengaja diabaikan oleh para
penganut Theologia Kemakmuran!

Terhadap orang yang mengatakan bahwa Allah itu malu kalau


mempunyai seorang anak yang miskin, saya ingin tanyakan: di
bagian mana dari Kitab Suci ada ajaran seperti itu? Dalam Kitab
Suci disebutkan ada banyak orang percaya yang miskin. Tetapi
tidak pernah dikatakan bahwa Allah malu karena kemiskinan
mereka!
Orang yang mengajarkan hal seperti ini memandang Allah secara
jasmani / duniawi, seakan-akan Ia adalah seorang manusia seperti
kita! Manusia yang kaya memang akan malu kalau anaknya miskin!
Tetapi Allah tidak demikian! Allah tidak malu mempunyai anak
yang miskin, sakit dsb. Ia bahkan akan senang kalau mempu-nyai
anak yang dalam kemiskinan, kesakitan dan penderitaan, tetap
beriman kepadaNya, mengasihiNya, dan mentaatiNya! Hal yang
memalukan Allah ialah kalau kita sebagai anak-anakNya hidup
dalam dosa (Wah 3:18 bdk. juga Mat 5:16)! Juga kalau kita
menekankan keduniawian dan kekayaan lebih dari pada keroha-
nian, seperti yang dilakukan oleh para penganut / pengajar Theo-
logia Kemakmuran!

c) Dalam Kitab Suci memang ada banyak orang beriman yang kaya,
tetapi juga ada banyak yang tidak kaya, bahkan yang miskin.
Misalnya: Yesus sendiri (Luk 9:58), rasul-rasul (Kis 3:6), jemaat
kristen abad pertama (Kis 2:45b Kis 4:35b Kis 6:1 Roma 15:26
2Kor 8:2 Wah 2:9).
Memang ada orang Kharismatik yang berkata sebaliknya:
 Frederick K. C. Price berkata bahwa Yesus itu kaya pada waktu
hidup di dunia. Buktinya Ia sampai membutuhkan bendahara
(Yoh 12:6) - ‘Christianity in Crisis’, p 25, 382.
 John Avanzini berkata bahwa Paulus juga kaya. Buktinya
seorang pejabat pemerintah sampai menginginkan suap dari dia
(Kis 24:26) - ‘Christianity in Crisis’, p 25, 382.
Tetapi penafsiran-penafsiran tolol semacam ini jelas tidak perlu
dipedulikan! Ayat-ayat di atas jelas menunjukkan bahwa Yesus,
rasul-rasul, dan banyak jemaat kristen abad pertama adalah orang-
orang yang miskin!

Lalu mengapa hanya bagian-bagian Kitab Suci yang menceritakan


tentang orang beriman yang kaya saja yang diperhatikan dan
disoroti? Mengapa bagian-bagian Kitab Suci yang menceritakan
tentang orang beriman yang miskin diabaikan?
Beranikah mereka mengatakan bahwa Yesus dan rasul-rasul dan
jemaat gereja abad pertama itu miskin karena mereka kurang
beriman dan kurang taat? Untuk Yesusnya mungkin mereka akan
berkata bahwa Yesus memang rela menjadi miskin supaya kita
menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya (2Kor 8:9). Tetapi bagai-

122
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
mana dengan rasul-rasul dan jemaat gereja abad pertama yang
miskin?

d) Kitab Suci sering mengajar tentang orang-orang jahat yang kaya


dan orang saleh yang miskin.
Contoh:
 Maz 73 (bacalah seluruh Maz 73!).
 cerita orang kaya dan Lazarus (Luk 16:19-31).
 Wah 2:9 menunjukkan bahwa jemaat Smirna yang kaya secara
rohani justru miskin secara jasmani, dan sebaliknya, Wah 3:17
menunjukkan bahwa jemaat Laodikia yang miskin secara rohani
justru kaya secara jasmani.
 Pengkhotbah 8:14 berbunyi:
“Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: ada orang-
orang benar, yang menerima ganjaran yang layak untuk
perbuatan orang fasik, dan ada orang-orang fasik yang menerima
pahala yang layak untuk perbuatan orang benar”.
Ini jelas memungkinkan adanya orang saleh yang miskin dan
orang jahat yang kaya!

Mengapa para penganut Theologia Kemakmuran mengabaikan


bagian-bagian Kitab Suci seperti ini?

e) Ada banyak ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan sukarnya /


beratnya kehidupan orang kristen.
Contoh:
 Mat 7:13-14 yang berbunyi:
“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu
dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak
orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan
sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit
orang yang mendapatinya”.
 Luk 9:58 dimana Yesus berkata kepada seseorang yang mau
mengikut Dia:
“Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi
Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepalaNya”.
 Yoh 15:20 dimana Yesus sendiri berkata:
“Seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya. Jikalau mereka
telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu”.
 Kis 14:22b dimana Paulus dan Barnabas memperingati orang-
orang kristen bahwa “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita
harus mengalami banyak sengsara”.
 Fil 1:29 yang berbunyi:
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”.
 2Tim 3:12 yang berbunyi:
“Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam
Kristus Yesus akan menderita aniaya”.

123
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
Pernahkah para penganut Theologia Kemakmuran itu menyoroti
dan merenungkan ayat-ayat ini? Atau apakah mereka sengaja
mengabaikan ayat-ayat itu karena tidak sesuai dengan ajaran sesat
mereka?
Semua ayat-ayat ini menunjukkan bahwa hidup kristen bukanlah
hidup yang enak terus! Sebaliknya, hidup kristen adalah hidup
yang penuh dengan penderitaan, kesukaran dan tantangan!
Karena itu ada satu orang yang pernah berkata:
“Allah punya satu anak yang tidak pernah berbuat dosa (yaitu
Yesus), tetapi Ia tidak punya anak yang tidak pernah menderita!”

Kalau kita melihat hidup Yesus sendiri, maka kita melihat bahwa
hidupNya ‘turun’ dahulu (menjadi manusia, menderita dan mati,
dikuburkan), dan setelah itu baru ‘naik’ (bangkit dari antara orang
mati, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, dan akan da-
tang keduakalinya sebagai Hakim).
Karena itu, kalau kita adalah pengikut Kristus, hidup kita juga akan
‘turun’ dulu (mengalami banyak penderitaan, kesukaran dan tan-
tangan di dunia ini), dan setelah itu baru ‘naik’ (mengalami ke-
muliaan di surga). Bdk. Ro 8:18 2Kor 4:17.
Tetapi, para penganut Theologia Kemakmuran itu mem-by-pass
jalan yang menurun itu. Mereka mengajarkan bahwa hidup kristen
itu enak dan kaya di dunia, dan juga mulia di surga. Hidup mereka
adalah hidup tanpa salib! Tetapi bahwa ini bukanlah hidup
Kristen, terlihat dengan jelas dari deretan ayat-ayat di atas!
Kalau memang hidup kristen itu penuh dengan penderitaan dan
kesukaran, maka itu berarti bahwa orang kristen bisa saja menjadi
miskin, justru karena ia menjadi kristen dan karena ia hidup sesuai
dengan firman Tuhan!

f) Kitab Suci mengandung banyak ayat yang memperingatkan kita


akan bahaya dari kekayaan / keinginan untuk menjadi kaya,
seperti: Ul 6:10-12 Ul 8:10-18 Amsal 23:4-5 Pengkhotbah 5:9-16
Yer 9:23-24 Yeh 7:19 Mat 6:19-24 Mat 13:22 Mat 19:21-24 Luk
6:24 Luk 12:16-21 Luk 21:34-36 1Tim 6:6-10 1Tim 6:17-19 Yak
1:9-11 Yak 5:1-3 dsb.
Untuk bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang kerasnya
peringatan Kitab Suci terhadap kekayaan, bacalah semua ayat-
ayat tersebut di atas!
Ayat-ayat Kitab Suci ini jelas memberikan gambaran yang sangat
berbeda, bahkan bertentangan, dengan ajaran Theologia Kemak-
muran! Mengapa mereka tidak pernah menyoroti ayat-ayat ini?
Jelas bahwa mereka memang sengaja mengabaikan bagian-
bagian Kitab Suci yang tidak sesuai dengan ajaran sesat mereka!

2) Penafsiran mereka melanggar prinsip Hermeneutics (ilmu penafsiran


Kitab Suci) yang penting, yang sekalipun sudah saya jelaskan dalam
pelajaran Kharismatik 1 di depan, tetapi akan saya ulangi di sini.
Dalam Kitab Suci ada bagian-bagian yang bersifat Descriptive (=
bersifat menggambarkan). Bagian seperti ini hanya menggambarkan

124
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
apa yang betul-betul terjadi pada saat itu, tetapi tidak dimaksudkan
untuk dijadikan rumus / norma / pedoman dalam kehidupan kita.

Contoh:
 Dalam Mat 14:22-33, diceritakan tentang Yesus dan Petrus yang
berjalan di atas air. Ini adalah penggambaran dari sesuatu yang
betul-betul terjadi, tetapi cerita ini tentu tidak berarti bahwa setiap
orang yang beriman pasti bisa berjalan di atas air!
 Dalam Yoh 11 kita melihat Yesus membangkitkan Lazarus. Ini
memang betul-betul terjadi, tetapi tentu tidak berarti bahwa setiap
orang kristen yang mati akan dibangkitkan kembali setelah 4 hari!
 Dalam Kis 5:17-25 dan Kis 12:1-19, rasul-rasul dimasukkan ke
penjara, tetapi lalu dibebaskan oleh Tuhan secara mujijat. Ini tentu
tidak boleh diartikan bahwa semua orang kristen yang dimasukkan
ke penjara demi Tuhan, juga akan dibebaskan secara mujijat!
Kenyataannya, banyak orang beriman dimasukkan ke penjara demi
Tuhan dan akhirnya mati di bunuh / mati syahid, termasuk Yohanes
Pembaptis (Mat 14:1-12), dan rasul Yakobus (Kis 12:1-2), dan
rasul-rasul yang lain.

Tetapi dalam Kitab Suci juga ada bagian-bagian yang bersifat Didactic
(= bersifat mengajar). Ini adalah bagian-bagian yang betul-betul
dimaksudkan untuk mengajar, dan harus dijadikan norma / hukum
dalam kehidupan kita.

Contoh:
 Yoh 3:16 mengajarkan bahwa setiap orang yang percaya kepada
Yesus tidak akan binasa, tetapi akan mendapat hidup yang kekal.
Ini adalah hukum / norma yang berlaku untuk setiap orang!
 Fil 4:4 dan 1Tes 5:16-18 mengajarkan bahwa orang kristen harus
selalu bersukacita, berdoa dan bersyukur kepada Tuhan.

Kalau kita berhadapan dengan bagian yang bersifat Descriptive, tetapi


kita memperlakukannya sebagai bagian yang bersifat Didactic, dan
menafsirkannya sebagai hukum / norma, maka akan timbul ajaran-
ajaran yang salah, seperti:
 Orang kristen harus berbahasa roh, karena dalam Kis 2:1-11, rasul-
rasul berbahasa roh.
 Orang kristen harus sembuh dari penyakit, karena dalam Mat 4:23-
24 / Luk 6:17-19 semua orang yang minta kesembuhan, disem-
buhkan oleh Tuhan Yesus.

Ajaran Theologia Kemakmuran mendasarkan ajarannya pada bagian-


bagian Kitab Suci yang menunjukkan adanya orang-orang beriman
yang kaya seperti Salomo, Ayub dsb. Itu berarti bahwa mereka mem-
perlakukan bagian-bagian yang bersifat Descriptive sebagai rumus /
hukum, dan ini adalah cara penafsiran yang salah!

3) Terhadap ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang menunjukkan bahwa


Tuhan akan memberikan berkat jasmani yang berkelimpahan kepada
125
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
orang yang beriman dan taat kepadaNya / orang yang memberikan
persembahan persepuluhan, ada 2 hal yang akan saya berikan seba-
gai tanggapan:

a) Perjanjian Lama berbeda dengan Perjanjian Baru dalam persoalan


berkat Tuhan!
C. H. Spurgeon: “The promise of the old covenant was prosperity, but
the promise of the new covenant is adversity” (= Janji dari perjanjian
lama adalah kemakmuran, tetapi janji dari perjanjian baru adalah
kesengsaraan) - ‘Morning and Evening’, Jan 22, evening.
Dalam Perjanjian Lama memang ada banyak ayat yang menun-
jukkan janji berkat jasmani yang berkelimpahan, seperti Im 26:1-13
Ul 28:1-14 Amsal 3:9-10 Maleakhi 3:10-12 dsb.
Tetapi dalam Perjanjian Baru, terlihat bahwa Allah hanya menjanji-
kan berkat jasmani secara cukup saja (tidak berkelimpahan). Ini
terlihat dari:
 Mat 6:25-34.
Bagian ini berbicara tentang makanan, minuman dan pakaian,
dan karena itu jelas bahwa bagian ini hanya menekankan
kebutuhan-kebutuhan pokok saja, bukan kemewahan!
 Doa Bapa Kami, dimana Yesus tidak mengajar supaya kita
meminta kekayaan yang berlimpah-limpah, tetapi: “Berikanlah
kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat 6:11).
 1Tim 6:6,8 dimana Rasul Paulus berkata: “Memang ibadah itu
kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan yang besar ...
Asal ada makanan dan pakaian cukuplah”.

Hal yang perlu kita tanyakan adalah: mengapa ada perbedaan


seperti ini antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Ada 2
jawaban:

 Karena dalam jaman Perjanjian Baru, salib Kristus sudah


terjadi, sedangkan dalam Perjanjian Lama belum.
Dalam jaman Perjanjian Baru, karena salib (yang merupakan
pernyataan tertinggi dari kasih Allah kepada kita) itu sudah
terjadi, maka sekalipun kita tidak kaya, bahkan sekalipun kita
miskin, kita tetap bisa memandang ke belakang, kepada salib,
dan kita bisa yakin bahwa Allah mengasihi kita.
Tetapi dalam jaman Perjanjian Lama, kalau tidak ada berkat
jasmani yang berkelimpahan, agak sukar bagi seseorang untuk
bisa percaya bahwa Allah mengasihi dia, karena saat itu salib
belum terjadi!
Karena itulah, untuk menunjukkan kasihNya kepada orang-
orang beriman dalam Perjanjian Lama, maka pada saat itu Allah
lalu memberikan banyak janji berkat jasmani yang berke-
limpahan.

Catatan:

126
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
Perlu saudara ketahui bahwa ini adalah ajaran dari John Calvin,
yang hidup pada abad ke 16, jauh sebelum ajaran Theologia
Kemakmuran muncul.

 Ayat-ayat yang menunjukkan janji-janji berkat jasmani yang


berkelimpahan dalam Perjanjian Lama, merupakan TYPE (ini
adalah istilah Hermeneutics / ilmu penafsiran Alkitab) atau
bayangan dari janji berkat rohani yang berkelimpahan dalam
Perjanjian Baru. Setelah ANTI-TYPEnya (penggenapannya da-
lam Perjanjian Baru) datang, maka TYPEnya tidak berlaku lagi!

b) Cara para pengajar Theologia Kemakmuran mengajar jemaatnya


untuk memberikan persembahan (baik persembahan persepuluhan
maupun persembahan biasa) dengan menggunakan ayat-ayat
Perjanjian Lama seperti Maleakhi 3:10-12 dan Amsal 3:9-10 atau-
pun ayat Perjanjian Baru seperti 2Kor 9:6, adalah cara yang salah
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan! Mengapa? Karena de-
ngan demikian mereka mengajar jemaat untuk memberikan per-
sembahan kepada Tuhan dengan pamrih, karena jemaat memberi
dengan tujuan supaya Tuhan membalasnya dengan berkat yang
lebih besar! Saya memang percaya bahwa ada pahala untuk setiap
ketaatan / persembahan yang kita berikan kepada Tuhan, asalkan
kita melakukan / memberikan dengan motivasi yang benar, yaitu
dengan hati yang betul-betul mencintai Tuhan dan dengan tujuan
untuk memuliakan Tuhan (Yoh 14:15 1Kor 10:31).
Tetapi ketaatan ataupun persembahan dengan motivasi supaya
kita diberkati, jelas merupakan ketaatan yang dilandasi oleh
egoisme, dan pada hakekatnya bukanlah merupakan suatu ke-
taatan kepada Tuhan!

4) Mat 6:33 Yoh 10:10 2Kor 8:9 2Kor 9:6 mereka tafsirkan tanpa mem-


pedulikan kontexnya, sehingga apa yang seharusnya bersifat rohani
mereka tafsirkan sebagai hal yang bersifat jasmani.

a) Dalam menafsirkan Mat 6:33, kita harus memperhatikan dan mem-


baca kontexnya, yaitu Mat 6:25-34. Maka akan terlihat dengan jelas
bahwa bagian itu berbicara tentang kekuatiran terhadap tidak
adanya makanan, minuman dan pakaian (kebutuhan-kebutuhan
pokok). Karena itu, kata ‘semuanya’ dalam Mat 6:33 haruslah diar-
tikan ‘kebutuhan-kebutuhan pokok’, dan bukannya kekayaan yang
berlimpah-limpah!

b) Dalam Yoh 10:10, Yesus berkata:


“Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan”.
Yesus pasti tidak memaksudkan hidup jasmani, tetapi hidup rohani,
karena orang-orang yang Ia maksudkan dengan ‘mereka’, saat itu
sedang hidup secara jasmani! Kalau Yesus memaksudkan hidup
rohani, maka jelaslah bahwa kelimpahan yang Ia maksudkan, juga
adalah kelimpahan rohani!

127
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN

c) 2Kor 8:9 juga harus kita teliti kontexnya, supaya kita bisa mengerti
apakah ayat itu memaksudkan kaya secara jasmani atau secara
rohani. Bacalah mulai 2Kor 8:1-9! Maka dalam ay 7 saudara akan
melihat bahwa Paulus berkata bahwa sekarang mereka kaya
dalam segala sesuatu. Tetapi apa yang ia maksudkan dengan
‘segala sesuatu’ itu? Baca terus ay 7! Paulus berkata “dalam
iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan
untuk membantu, dan dalam kasihmu kepada kami”.
Ini semua jelas menunjuk pada hal rohani, bukan jasmani! Karena
itu jelaslah bahwa ‘kaya’ dalam 2Kor 8:9 tidak menunjuk pada
kekayaan jasmani, tetapi pada kekayaan rohani!

d) 2Kor 9:6 juga harus diperhatikan kontexnya.


Apakah ‘menuai banyak’ dalam 2Kor 9:6 itu harus diartikan berkat
jasmani / uang yang banyak? Saya berpendapat bahwa bisa saja
orang yang memberi persembahan uang lalu dibalas oleh Allah
juga dengan uang. Tetapi tentu saja tidak harus demikian. Ia bisa
membalas dengan cara lain. Ini bisa kita lihat dalam 2Kor 9:8
dimana dikatakan:
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada
kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala
sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan”.

Jelas ini menunjukkan bahwa orang yang menabur banyak itu


memang menuai banyak, tetapi ia menuai bukan berkat jasmani,
tetapi berkat rohani!

B) Tentang Argumentasi berdasarkan ‘fakta’.

1) Jemaat yang bertambah banyak, tidak membuktikan bahwa ajaran


mereka benar, ataupun bahwa mereka diberkati oleh Tuhan.
Sebagai contoh, dalam waktu 10 tahun (1942-1952), jumlah orang
Saksi Yehovah di Amerika Serikat berkembang 2 x lipat, di Asia 5 x
lipat, di Eropa 7 x lipat, dan di Amerika Latin 15 x lipat. Apakah itu
membuktikan bahwa ajaran mereka itu benar dan gereja mereka
diberkati oleh Tuhan?
Ingatlah bahwa kebenaran bukanlah persoalan demokrasi, dalam arti,
yang banyak belum tentu benar! Pada saat Yesus melayani secara
jasmani dalam dunia ini, hanya sedikit orang yang sungguh-sungguh
percaya dan mengikuti Dia. Apakah ini berarti ajaranNya salah dan
pelayananNya tidak diberkati Tuhan?
Ingatlah juga bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah menubuatkan bahwa
makin mendekati akhir jaman, makin banyak ajaran sesat, dan makin
banyak orang yang tersesat (Mat 18:7 Mat 24:5,11).
Juga ingatlah bahwa Paulus juga menubuatkan bahwa akan datang
waktunya orang tidak dapat lagi menerima ajaran yang benar dan
mereka akan mengumpulkan guru-guru palsu menurut kehendaknya
untuk memuaskan keinginan telinganya. Juga bahwa mereka akan
menutup telinganya bagi kebenaran dan membukanya bagi dongeng

128
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
(2Tim 4:3-4). Jadi, kalau banyak orang senang mendengar ajaran
Theologia Kemakmuran, itu hanyalah penggenapan dari nubuat ini!

2) Kalau mereka mengatakan bahwa jemaat dalam gereja mereka kaya-


kaya, maka ada 2 hal yang perlu dipertanyakan:

a) Benarkah bahwa mereka yang sekarang kaya itu dulunya miskin?


Saya lebih condong untuk percaya bahwa jemaat yang miskin itu
hilang, lalu digantikan oleh jemaat yang kaya. Mengapa bisa demi-
kian? Karena kalau setiap kali jemaat mendengar bahwa miskin
menunjukkan dosa, tidak beriman dsb, maka lama kelamaan pasti
jemaat yang miskin akan minggat dari gereja itu, sedangkan jemaat
yang kaya akan tetap tinggal, karena senang dibuai oleh segala
omong kosong itu (bandingkan dengan 2Tim 4:3-4).

b) Kalau memang benar bahwa mereka yang sekarang kaya itu dulu-
nya miskin, maka perlu dipertanyakan lagi:

 Dengan cara bagaimana mereka menjadi kaya? Apakah betul-


betul dengan cara yang benar / cara yang kristiani, seperti jujur,
kasih dsb? Atau dengan ‘seadanya cara’? Ada banyak orang
yang mendapatkan kekayaan dengan cara duniawi yang kotor
tetapi lalu bersaksi bahwa Tuhan memberkatinya dengan keka-
yaan!
Ingat bahwa ajaran yang mengatakan bahwa orang kristen
harus kaya itu bisa membuat orang berusaha mati-matian untuk
menjadi kaya, tanpa mempedulikan caranya halal atau tidak!
 Siapa yang memberi kekayaan itu? Tuhan atau setan? Memang
agak sukar untuk mengetahui hal ini, tetapi perlu diingat bahwa
setanpun bisa memberi kekayaan kepada orang-orang itu,
dengan tujuan supaya mereka tetap percaya pada ajaran sesat
itu! Dan kalau kekayaan itu didapatkan dengan cara-cara yang
kotor, sudah pasti itu bukan berkat Tuhan tetapi berkat setan!

III) KESIMPULAN:

1) Semua ini menunjukkan bahwa sekalipun para penganut Theologia


Kemakmuran itu bisa memberikan ayat-ayat Kitab Suci sebagai dasar
ajaran mereka, tetapi jelas bahwa ayat-ayat Kitab Suci itu sudah ditafsir-
kan secara salah!
Dengan kata lain, kita harus menyimpulkan bahwa ajaran Theologia
Kemakmuran itu adalah suatu ajaran sesat yang sama sekali tidak
Alkitabiah!
Selain dari itu, ajaran Theologia Kemakmuran ini menyebabkan ajaran
Kristen dihina / dipandang rendah oleh orang-orang non Kristen (dinilai
sebagai agama yang duniawi)! Dengan demikian, ajaran Theologia
Kemakmuran ini menjadi batu sandungan bagi banyak orang!

2) Kalau ajarannya adalah ajaran yang sesat / tidak alkitabiah, maka jelaslah
bahwa para pengajar Theologia Kemakmuran itu adalah nabi-nabi palsu!
129
APENDIX I - THEOLOGIA KEMAKMURAN
Karena itu para pengajar Theologia Kemakmuran itu sebaiknya memper-
hatikan peringatan Tuhan Yesus dalam Mat 18:7 yang berbunyi:
“Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus
ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya!”.

Ada banyak orang yang menanyakan pertanyaan ini: apakah para


pengajar Theologia Kemakmuran itu sendiri tahu bahwa ajaran mereka
adalah ajaran sesat yang bertentangan / tidak sesuai dengan Kitab Suci?
Dari begitu banyaknya bagian-bagian Kitab Suci yang bertentangan
secara sangat jelas dengan ajaran Theologia Kemakmuran, saya yakin
bahwa mereka tahu kalau ajaran mereka itu bertentangan / tidak sesuai
dengan Kitab Suci.
Kalau demikian, mengapa mereka tetap mengajarkannya? Jelas sekali
supaya mereka mendapat untung dan menjadi kaya! Memang, didalam
mereka mengajar mereka menekankan keharusan untuk memberikan
persembahan sebanyak-banyaknya (baik persembahan persepuluhan
maupun persembahan biasa), supaya jemaat diberkati berlimpah-limpah
oleh Tuhan. Tetapi apa motivasi mereka yang sebenarnya? Bukankah su-
paya mereka sendiri yang menja di kaya oleh semua persembahan itu?
Memang salah satu ciri nabi palsu adalah ‘mengajar demi keuntungan diri
sendiri’ (Yer 8:10 Tit 1:11 2Pet 2:3)!

3) Kitab Suci memang tidak pernah melarang orang kristen untuk kaya
(Catatan: saya tidak menganut Theologia Kemelaratan!). Tetapi Kitab Suci
tidak mengharuskan orang kristen menjadi kaya!

4) Sekalipun kekayaan itu sendiri bukanlah dosa, tetapi kekayaan itu bisa
membahayakan kita, kalau kita tidak bersikap benar terhadap kekayaan.
Karena itu, janganlah menginginkan kekayaan duniawi (Amsal 23:4 Mat
6:19 1Tim 6:9-10); sebaliknya carilah harta yang kekal di surga (Mat
6:20), supaya saudara jangan menjadi seperti orang kaya yang bodoh
(Luk 12:16-21).

Karena itu, kalau saudara berdoa dalam persoalan uang, tirulah doa
dalam Amsal 30:8-9, yang berbunyi:
“Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkan-lah aku
menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang,
aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku
miskin, aku mencuri, dan mencemar-kan nama Allahku”.

-o0o-

130
APENDIX 2

EXPOSISI IKORINTUS 14
Baik golongan Kharismatik, maupun golongan anti Kharismatik sering menggu-
nakan ayat-ayat dari 1Kor 14 untuk mendukung pandangannya masing-masing.
Tetapi sering sekali terjadi bahwa dalam penggunaan ayat-ayat dalam 1Kor 14
ini, kontexnya tidak dipedulikan. Dengan kata lain, banyak orang menggunakan
ayat-ayat dalam 1Kor 14 terlepas dari kontexnya. Ini tentu saja merupakan
penggunaan / cara penafsiran yang keliru! Ayat Kitab Suci tidak pernah boleh
ditafsirkan terlepas dari kontexnya! Karena itu perlu sekali kita mempelajari
exposisi dari seluruh 1Kor 14 supaya kita bisa menafsirkan setiap ayat sesuai
dengan kontexnya! Untuk itu, sebelum saudara membaca exposisi ayat per ayat
di bawah ini, bacalah seluruh 1Kor 14 sedikitnya satu atau dua kali.

Ay 1-5:

1) Ay 1a: ‘kejarlah kasih itu’.


Setelah menjelaskan tentang kasih dalam 1Kor 13, maka sekarang Paulus
berkata ‘kejarlah kasih itu’.

a) Ini menunjukkan bahwa kasih adalah hal yang sangat penting.


Dalam 1Kor 12 dan 1Kor 14 Paulus sebetulnya membahas tentang karu-
nia-karunia untuk melayani Tuhan, tetapi toh ia menyelipi kedua pasal itu
dengan 1Kor 13 yang membicarakan tentang kasih, dan lalu berkata
bahwa kita harus mengejar kasih. Ini menunjukkan bahwa kasih adalah
sesuatu yang mutlak harus ada dalam pelayanan. Tanpa kasih (baik ke-
pada Tuhan maupun kepada sesama manusia), pelayanan akan dilaku-
kan tanpa beban dan kesungguhan.
Karena itu renungkan: apakah ada kasih dalam diri saudara?

b) Kasih memang adalah buah Roh Kudus (Gal 5:22), tetapi itu tidak berarti
bahwa dengan berdiam diri / bersikap pasif kita bisa menjadi orang yang
penuh kasih. Karena itu Paulus berkata ‘kejarlah kasih itu’!
Penerapan:
Boleh jadi saudara mengejar Firman Tuhan, tetapi apakah saudara
mengejar kasih?

c) Ada beberapa hal yang harus saudara lakukan kalau saudara mau
menjadi orang yang penuh kasih:
 mendekatlah dan banyaklah bersekutu dengan Tuhan. Ini akan me-
nyebabkan saudara ‘ketularan’ kasih Tuhan. Alegori pokok anggur
dengan rantingnya dalam Yoh 15:1-8 menunjukkan bahwa kalau kita
mempunyai persekutuan yang baik dengan Yesus, barulah kita bisa
berbuah banyak! Karena itu banyaklah bersekutu dengan Tuhan!
 buanglah segala dosa, baik besar maupun kecil, karena dosa me-
misahkan / menjauhkan saudara dari Tuhan, dan membuat kasih
saudara kepada Tuhan menjadi hambar! Terhadap jemaat Efesus

131
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
yang kehilangan kasih yang semula, Tuhan memerintahkan supaya
mereka bertobat (Wah 2:5).
 janganlah mengasihi uang / dunia, karena itu akan menyebabkan
saudara tidak mungkin mengasihi Tuhan (Mat 6:24 Yak 4:4 1Yoh
2:15).
 seringlah merenungkan cinta Tuhan bagi saudara, khususnya yang Ia
tunjukkan dengan mati di atas kayu salib bagi saudara! Saudara tidak
akan bisa mengasihi Tuhan kalau saudara tidak lebih dahulu me-
nyadari bahwa Tuhan betul-betul mengasihi saudara.

2) Ay 1b: ‘usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama


karunia untuk bernubuat’.

a) ‘Usahakanlah ... memperoleh’ (bdk. ay 39 dan 12:31 yang menggunakan


kata Yunani yang sama).
Kata Yunani yang digunakan adalah ZELOUTE yang arti sebenarnya
adalah ‘be zealous for’ (= bersemangatlah / berkobar-kobarlah untuk).

Ada beberapa penafsiran tentang bagian ini:

 Ini diartikan ‘desire eagerly’ (= inginkanlah dengan sungguh-sungguh),


dan ini ditujukan kepada setiap orang kristen.
Jadi, setiap orang kristen harus berusaha mendapatkan karunia-
karunia rohani. Ini lalu dijadikan dasar untuk berusaha mendapatkan
karunia bahasa Roh.

Tetapi ada keberatan yang serius terhadap ajaran / penafsiran ini:


 dari 1Kor 12:11,18 jelas terlihat bahwa pemberian karunia dilaku-
kan sesuai kehendak Tuhan, bukan kehendak kita. Jadi kita tidak
bisa berusaha mendapatkan karunia sesuai keinginan kita!
 kalaupun bagian ini diartikan bahwa orang kristen harus berusaha
mendapatkan karunia, jelaslah dari ay 1 ini bahwa karunia yang
harus dicari / didapatkan bukanlah karunia bahasa Roh, tetapi
karunia bernubuat!

 Ini diartikan ‘desire eagerly’ (= inginkanlah dengan sungguh-sungguh),


tetapi ini tidak ditujukan kepada setiap orang kristen, tetapi kepada
setiap gereja lokal.
Dasar dari pandangan ini: kata ZELOUTE ini merupakan kata perintah
bentuk jamak (kata perintah yang ditujukan kepada banyak orang)!
Jadi artinya ialah: gereja lokal harus mencari orang-orang yang
mempunyai karunia-karunia rohani, terutama karunia bernubuat.

Penerapan:
Kalau suatu gereja mencari seorang hamba Tuhan, maka yang ter-
penting adalah bahwa hamba Tuhan itu mempunyai karunia membe-
ritakan Firman Tuhan (berkhotbah / mengajar)! Demikian juga guru
sekolah minggu haruslah orang yang betul-betul bisa mengajar!

 Ini diartikan ‘value highly’ (= hargailah / nilailah tinggi).


132
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Kalau diartikan seperti ini, maka jelas bahwa mereka bukan harus
berusaha mendapatkan, tetapi hanya harus menghargai karunia-
karunia Roh, khususnya karunia bernubuat.
Rupa-rupanya orang Korintus jaman itu, sama seperti kebanyakan
orang Kharismatik jaman ini, terlalu mengagungkan / menghargai
karunia bahasa Roh, sehingga dalam ay 1 ini Paulus lalu menyuruh
mereka menghargai karunia untuk bernubuat. Dan memang pene-
kanan utama dari seluruh 1Kor 14 ini adalah bahwa karunia ber-
nubuat jauh lebih berharga dari pada karunia bahasa Roh. Kalau
dalam membaca seluruh 1Kor 14 tadi saudara belum melihat pene-
kanan utama ini, bacalah seluruh 1Kor 14 sekali lagi!

b) ‘Terutama karunia untuk bernubuat’.

 Ini menunjukkan secara jelas bahwa karunia yang terpenting / ter-


hebat bukanlah karunia bahasa Roh, tetapi karunia bernubuat.
Penerapan:
 kalau selama ini saudara menganggap karunia bahasa Roh seba-
gai karunia yang terutama dan terpenting / terhebat, baca dan
renungkan seluruh 1Kor 14 ini, dan janganlah bersikap tegar teng-
kuk, tetapi sesuaikanlah pikiran / pengertian saudara yang salah itu
dengan Firman Tuhan!
 kalau saudara berjumpa dengan orang yang menganggap / meng-
ajarkan bahwa karunia bahasa Roh adalah karunia yang ter-
penting, ajaklah orang itu membaca seluruh 1Kor 14 ini, supaya ia
melihat sendiri bahwa apa yang ia percayai / ajarkan itu tidak
sesuai dengan Firman Tuhan.

 Apakah artinya karunia bernubuat itu? Ada 2 pandangan:


 karunia yang ada pada pengkhotbah, dimana ia membaca dan
mempelajari Firman Tuhan / Kitab Suci, dan lalu mengajarkannya
kepada orang lain.
 karunia yang ada pada seorang nabi, dimana ia mendapatkan
wahyu langsung dari Tuhan, dan lalu mengajarkannya kepada
orang lain.

Kalau kita membaca seluruh 1Kor 14 maka terlihat bahwa karunia


nubuat ini dipentingkan bukan karena melihat cara orang itu menda-
patkan beritanya (dengan belajar Kitab Suci atau mendapatkan lang-
sung dari Tuhan), tetapi karena melihat penyampaian Firman Tuhan
yang ia lakukan, karena inilah yang membangun jemaat.
Jadi saya berpendapat bahwa semua karunia pemberitaan Firman
Tuhan adalah karunia yang terutama / terpenting.

3) Ay 2:

a) ‘Berkata-kata dengan bahasa Roh’ (ay 2a).


KJV: ‘unknown tongue’ (= bahasa Roh / lidah yang tidak dikenal). Hal
yang sama terjadi pada ay 4,14,19,27.

133
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Mungkin terjemahan KJV inilah yang mengilhami pemikiran / kepercayaan
adanya bahasa Roh yang bukan merupakan bahasa manusia. Tetapi
sebenarnya kata ‘unknown’ (= tidak dikenal) ini tidak ada dalam bahasa
Yunaninya. NKJV yang merevisi KJV, dan juga semua versi bahasa
Inggris yang lain, menghapuskan / tidak menggunakan kata ‘unknown’ (=
tidak dikenal) ini.

b) ‘Tidak berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah’ (ay 2b).

 Bagian ini seringkali dijadikan dasar dari doa menggunakan bahasa


Roh.
Keberatan: kalimat ay 2b ini jelas tidak bisa diartikan seperti itu, karena
banyak bagian Kitab Suci yang menunjukkan bahwa pada saat
seseorang berbahasa Roh, ia bukan berbicara kepada Allah, tetapi ia
menyampaikan berita dari Allah kepada manusia, dan kita tidak boleh
menafsirkan satu ayat Kitab Suci sehingga bertentangan dengan ayat
Kitab Suci yang lain.
Contoh:
 Kis 2:4-13 jelas menunjukkan bahwa pada waktu rasul-rasul berba-
hasa Roh pada hari Pentakosta, mereka menyampaikan berita dari
Allah untuk manusia.
 Ay 5 menunjukkan bahwa bahasa Roh yang disertai penafsiran /
penterjemahan, menjadi sama seperti nubuat. Sedangkan bernu-
buat adalah menyampaikan sesuatu dari Allah kepada manusia.
 Ay 6 mengatakan bahwa bahasa Roh tidak berguna kalau tidak
menyampaikan penyataan Allah, pengetahuan, nubuat, atau
ajaran. Jadi jelas bahwa bahasa Roh harus ditujukan kepada ma-
nusia.
 Ay 13,27,28 menunjukkan bahwa bahasa Roh harus disertai penaf-
siran / penterjemahan. Ini jelas menunjukkan bahwa bahasa Roh
itu ditujukan kepada manusia, karena kalau ditujukan kepada Allah,
apa gunanya penterjemahan?

 Arti sebenarnya dari kalimat ini adalah: tidak ada orang yang mengerti
kata-katamu kecuali Allah.
Ada yang menganggap bahwa ini adalah suatu sindiran bagi mereka.
Jadi Paulus menyindir mereka: apakah kamu mau berkhotbah kepada
Allah?

c) ‘Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya’ (ay 2c).

 Ini lagi-lagi sering dijadikan dasar untuk mengatakan adanya bahasa


Roh yang bukan bahasa manusia.
Keberatan:
 kata ‘bahasa’ dalam ay 2c itu sebetulnya tidak ada.
NIV: ‘no one understands him’ (= tidak seorangpun mengerti dia).
NASB: ‘no one understands’ (= tidak seorangpun mengerti).

134
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
 kata ‘tidak seorangpun’ dalam ay 2c ini jelas bukan menunjuk pada
semua orang di dunia, tetapi pada orang-orang yang hadir dalam
kebaktian.

 Ay 2c ini hanya memperjelas ay 2b.

d) ‘Oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia’ (ay 2d).

 Ada penafsir yang menganggap bahwa kata ‘Roh’ menunjuk pada ‘roh
manusia’ (Catatan: ingat bahwa dalam bahasa Yunaninya, kata ‘Roh’
ini tidak dimulai dengan huruf besar), tetapi kebanyakan penafsir
menganggap bahwa kata ‘Roh’ ini menunjuk kepada ‘Roh Kudus’.

 ‘hal-hal yang rahasia’.


Banyak orang Kharismatik yang berdasarkan bagian ini lalu berang-
gapan bahwa doa menggunakan bahasa Roh adalah doa yang terbaik,
karena doa bahasa Roh menggunakan bahasa rahasia, yang hanya
dimengerti oleh Allah. Begitu rahasianya bahasa ini sehingga setanpun
tidak mengertinya, sehingga ia tidak bisa menyabot / meng-gagalkan
doa tersebut.

Tetapi kata ‘hal-hal yang rahasia’ ini (dalam bahasa Inggrisnya:


‘mysteries’) berasal dari kata bahasa Yunani MUSTERION. Dan dalam
Kitab Suci, kata MUSTERION itu hanya muncul dalam ayat-ayat di
bawah ini:
 Mat 13:11 / Mark 4:11 / Luk 8:10.
 Roma 11:25 16:25.
 1Kor 2:7 4:1 13:2 14:2 15:51.
 Ef 1:9 3:3,4,9 5:32 6:19.
 Kol 1:26-27 2:2 4:3.
 2Tes 2:7.
 1Tim 3:9,16.
 Wah 1:20 10:7 17:5-7.
Bacalah semua ayat-ayat tersebut di atas, dan saudara akan melihat
bahwa kata ‘rahasia’ (MUSTERION) ini pada umumnya bukan menun-
juk pada sesuatu yang tidak dapat diketahui / tidak dapat dimengerti,
tetapi sebaliknya menunjuk pada:
 suatu kebenaran yang bisa diketahui.
 suatu kebenaran yang dulunya tersembunyi, tetapi sekarang sudah
dinyatakan / diberitakan sehingga bisa diketahui / dimengerti.
Dengan demikian, kalau ay 2 ini mengatakan bahwa orang yang ber-
bahasa Roh itu mengucapkan hal-hal yang rahasia, maka artinya ada-
lah: orang yang berbahasa Roh itu menyampaikan kebenaran ilahi
(yang dulunya tersembunyi, tetapi sekarang sudah dibukakan).

Bisa juga kata MUSTERION ini diartikan ‘hal yang tidak dimengerti’
(tetapi ini tetap tidak bisa dijadikan dasar untuk melakukan doa dengan
bahasa Roh). Lalu ay 2 digabungkan dengan ay 3, maka kelihatan
dengan jelas bahwa di sini dikontraskan antara bahasa Roh (ay 2) dan

135
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
nubuat (ay 3). Sehingga mungkin saja artinya hanyalah: bahasa Roh
itu tidak dimengerti manusia, dan karena itu sia-sia; sedangkan nubuat
itu dimengerti manusia sehingga bisa membangun, menasehati dan
menghibur.

4) Ay 3:

Ay 3 ini menunjukkan alasan mengapa karunia bernubuat itu adalah karunia
yang terpenting, yaitu karena karunia itu berguna untuk membangun, me-
nasehati, dan menghibur jemaat.

5) Ay 4:

a) Ay 4a: ‘siapa yang berkata-kata dengan bahasa Roh, ia membangun dirinya


sendiri’.
Ada bermacam-macam tafsiran tentang bagian ini:

 Banyak orang Kharismatik menafsirkan bahwa dengan menggunakan


bahasa Roh, orang kristen bisa menguatkan imannya sendiri. Itu se-
babnya mereka menganjurkan setiap orang kristen untuk sesering
mungkin menggunakan bahasa Roh.
Keberatan terhadap pandangan ini:
 Kitab Suci mengatakan bahwa iman tumbuh karena Firman Tuhan
(ay 4b,5,31 Ro 10:17 1Pet 2:2). Kalau seseorang menggunakan
bahasa Roh yang ia sendiri tidak mengerti, maka jelas ia tidak
mendapatkan Firman Tuhan, sehingga tidak mungkin imannya di-
bangun!
 semua karunia diberikan untuk membangun jemaat (1Kor 12:7 -
‘untuk kepentingan bersama’), bukan untuk membangun diri sendiri!

 Orang yang berbahasa Roh itu sendiri mengerti apa yang ia katakan,
tetapi orang lain tidak. Karena itu hanya ia sendiri yang dibangun
imannya.

 Ini cuma suatu irony (= sindiran / ejekan).


Ingat bahwa surat Korintus mengandung banyak irony, misalnya:
1Kor 4:8,10 2Kor 10:1,12 11:1,5b 12:12-13.
Alasan penafsiran ini: suatu karunia diberikan oleh Tuhan kepada
seseorang, selalu dengan tujuan untuk membangun jemaat / gereja,
bukan diri orang itu sendiri (ay 5b,12,17,26 12:7), sehingga tidak
mungkin karunia bahasa Roh itu membangun iman sendiri.
Kalau memang ay 4 ini adalah suatu irony, maka ay 4 ini menunjukkan
betapa rendahnya karunia bahasa Roh itu dibandingkan dengan
karunia bernubuat. Karunia bernubuat membangun jemaat, tetapi ka-
runia bahasa Roh membangun dirimu sendiri (artinya: tidak memba-
ngun siapa-siapa).

b) Ay 4b: ‘tetapi siapa bernubuat ia membangun jemaat’.


Jadi terlihat bahwa lagi-lagi dikontraskan antara karunia bahasa Roh (ay
4a) dengan karunia bernubuat (ay 4b).

136
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14

6) Ay 5:

a) Ay 5a: ‘Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh,
tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat’.
Orang Kharismatik sering memotong bagian ini dan hanya melihat kata-
kata ‘Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh’, dan
lalu menggunakannya sebagai dasar untuk mengharuskan orang kristen
berbahasa Roh.
Keberatan terhadap pandangan ini:
 kalau bagian ini diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan keha-
rusan berbahasa roh, maka jelaslah bahwa ay 5a ini (baca seluruh
ay 5a!) juga mengharuskan, atau bahkan lebih mengharuskan, orang
kristen bernubuat! Bdk. Bil 11:29 (baca mulai Bil 11:26).
Tetapi kenyataannya, saya tidak pernah mendengar ada orang
Kharismatik yang mengharuskan orang kristen bernubuat. Ini
menunjukkan penafsiran yang tidak konsekwen!
 Keharusan mempunyai suatu karunia tertentu jelas bertentangan
dengan 1Kor 12:7,8-10,28-30, yang jelas menunjukkan bahwa tiap
orang kristen menerima karunia yang berbeda-beda, ada yang
menerima karunia ini dan ada yang menerima karunia itu. Jelas bahwa
tidak ada karunia apapun yang harus dimiliki oleh setiap orang kristen.

b) Ay 5b: ‘Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang
berkata-kata dengan bahasa Roh, kecuali kalau orang itu dapat
menafsirkannya’.
 ‘Sebab’.
Kata ‘sebab’ pada awal ay 5b ini menunjukkan bahwa ay 5b ini adalah
alasan dari kata-kata Paulus dalam ay 5a. Jadi, Paulus lebih senang
orang bernubuat dari pada berbahasa Roh karena orang yang
bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berbahasa Roh.
 ‘kecuali orang itu dapat menafsirkannya’.
Kalau orang yang berbahasa Roh itu bisa menafsirkan bahasa Roh-
nya, maka bahasa Roh itu menjadi sesuatu yang bisa dimengerti,
sehingga menjadi sama berharganya dengan nubuat.
Tetapi kalau ada seorang yang berbahasa Roh, lalu ada seorang lain
yang menafsirkannya, kita tetap harus hati-hati, karena bagaimana kita
tahu bahwa itu memang penafsiran yang benar? Bagaimana kalau 2
orang itu ternyata cuma bersandiwara supaya dianggap hebat /
rohani / penuh Roh Kudus dsb? Ingat bahwa pada akhir jaman ada
banyak nabi-nabi palsu yang tidak akan segan-segan menipu jemaat
supaya diikuti banyak orang!

c) Ay 5c: ‘Sehingga jemaat dapat dibangun’.

 Bagian ini menunjukkan bahwa tujuan karunia / pelayanan adalah


supaya jemaat dapat dibangun!
Memang tujuan utama / tertinggi kita dalam hidup / pelayanan kita
adalah untuk memuliakan Allah (1Kor 10:31), tetapi untuk mencapai
hal itu, maka kita harus membangun jemaat / gereja, yaitu dengan:

137
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
 mempertobatkan orang yang belum percaya.
 menumbuhkan iman orang yang sudah percaya.

Penerapan:
Apapun pelayanan saudara saat ini, renungkanlah: apakah pelayanan
itu saudara maksudkan untuk membangun jemaat / gereja? Atau
saudara melayani hanya karena dipaksa oleh orang lain, atau hanya
untuk ramai-ramai saja? Atau saudara punya tujuan yang lebih egois
lagi, yaitu untuk kepentingan diri saudara sendiri?

 Ini juga menunjukkan bahwa jemaat / gereja bisa dibangun hanya


dengan menambah pengertian Firman Tuhan.
Bahasa Roh yang tidak diterjemahkan tidak bisa memberikan penger-
tian, sehingga tidak bisa membangun jemaat. Tetapi nubuat, ataupun
bahasa Roh yang diterjemahkan, memberikan pengertian Firman
Tuhan kepada jemaat, sehingga jemaat bisa dibangun.

Penerapan:
 Dalam pelayanan, usahakanlah supaya seluruh jemaat bisa
dibangun dalam pengertian Firman Tuhan. Kalau saudara sekedar
mengajak jemaat untuk memasang pohon Natal / menghias gereja,
atau datang dalam pesta-pesta yang diadakan oleh gereja, tetapi
saudara tidak pernah mengajak / mendorong jemaat untuk rajin ke
Kebaktian / Pemahaman Alkitab, maka mungkin sekali saudara
sedang giat menuju ke arah yang salah!
 Kalau saudara melayani Tuhan dalam bentuk puji-pujian, guna-
kanlah nyanyian dalam bahasa yang bisa dimengerti jemaat. Kalau
toh harus menyanyikan lagu dalam bahasa asing, jelaskan lebih
dulu arti kata-kata lagu itu. Kalau tidak demikian, pada hakekatnya
saudara tidak berbeda dengan orang yang menggunakan bahasa
Roh tanpa penterjemahan.
 Jaman sekarang juga sering ada pengkhotbah yang menggunakan
bahasa asing di mimbar, tanpa menterjemahkannya. Apa tujuan-
nya? Untuk pamer kepandaian? Lagi-lagi hal ini sebetulnya tidak
berbeda dengan orang yang menggunakan bahasa Roh tanpa
penterjemahan.

Ay 6-12:

1) Ay 6:

a) Ayat ini menunjukkan juga bahwa bahasa Roh seharusnya menyam-


paikan berita dari Allah kepada manusia, dan bukan dari manusia kepada
Allah (doa dengan bahasa Roh).
Alasannya:
 adanya kata ‘kepadamu’ dalam ay 6 ini.
 keempat hal yang disebutkan dalam ay 6 ini, yaitu penyataan Allah /
revelation, pengetahuan, nubuat, pengajaran, merupakan hal-hal yang

138
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
berguna bagi manusia dan diberikan oleh Allah kepada manusia,
bukan sebaliknya.

b) Ayat ini juga menunjukkan bahwa bahasa Roh yang tidak bisa dime-
ngerti adalah sia-sia (perhatikan kata-kata ‘apakah gunanya itu bagimu’).
Bahasa Roh seharusnya menyampaikan penyataan Allah / revelation,
pengetahuan (dalam hal rohani / Firman Tuhan), nubuat, pengajaran, dan
jelas bahwa kalau hal-hal itu disampaikan dalam suatu bahasa yang tidak
dimengerti, maka semua itu akan sia-sia belaka.

2) Ay 7-9:
Dengan menggunakan bermacam-macam penggambaran, bagian ini mengu-
atkan ay 6 dalam menunjukkan kesia-siaan bahasa Roh yang tidak dime-
ngerti.

a) Ay 7 menggambarkan bahasa Roh yang tidak dimengerti itu sebagai alat
musik yang tidak bisa mengeluarkan bunyi-bunyi / nada-nada yang
berbeda. Kalau suatu alat musik bisa mengeluarkan bunyi-bunyi / nada-
nada yang berbeda, maka alat musik itu bisa digunakan untuk
mengeluarkan suatu lagu. Tetapi kalau tidak, alat musik itu hanya bisa
mengeluarkan suara yang tidak berguna.

b) Ay 8 menggambarkannya sebagai nafiri / terompet yang tidak ‘menge-


luarkan bunyi yang terang’.
Dalam ketentaraan pada saat itu, digunakan nafiri untuk memberikan
perintah kepada tentara. Nafiri itu bisa mengeluarkan bermacam-macam
bunyi, dan setiap bunyi mempunyai arti tertentu. Kalau nafiri itu ternyata
tidak bisa memberikan bunyi-bunyi seperti itu, sekalipun sebetulnya berita
yang disampaikan itu penting (misalnya: ada musuh menyerang!), maka
nafiri itu sama sekali tak berguna.
Ini gambaran orang yang berbicara dalam bahasa Roh yang tidak
dimengerti. Sekalipun berita yang ia sampaikan itu sangat penting, tetapi
kalau bahasa Rohnya tidak bisa dimengerti oleh para pendengarnya,
maka semua itu akan sia-sia belaka.

c) Ay 9b menggambarkannya sebagai orang yang mengucapkan kata-kata


di udara. ‘Mengucapkan kata-kata di udara’, jelas menunjukkan suatu
tindakan yang sia-sia. Bandingkan dengan 1Kor 9:26 dimana tindakan
yang sia-sia digambarkan sebagai ‘sembarangan saja memukul’ [NIV:
‘beating the air’ (= memukul udara)].

3) Ay 10:
Ayat ini menunjukkan kemustahilan adanya suatu bahasa yang mengguna-
kan bunyi-bunyi yang tidak ada artinya. Semua bahasa di dunia pasti
menggunakan bunyi-bunyi / kata-kata yang ada artinya. Karena itu, bahasa
Rohpun harus demikian!
Kesimpulannya: bahasa Roh itu haruslah betul-betul suatu bahasa, yang
mempunyai grammar (= tatabahasa), dan perbendaharaan kata / kata-kata
yang berbeda-beda.

139
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Ayat ini jelas bertentangan dengan praktek bahasa Roh yang jaman ini
banyak terdapat, dimana orangnya hanya menggunakan satu atau dua kata
yang tidak ada artinya dan yang diulang terus-menerus. Ini jelas bukan
bahasa (karena tidak adanya tatabahasa maupun perbendaharaan kata), dan
juga bukan bahasa Roh!

Orang Kharismatik memberikan penjelasan dengan mengibaratkan bahasa


Roh seperti itu sebagai suatu telegram, yang sekalipun pada pihak pengirim
mengeluarkan bunyi-bunyi yang sama, tetapi pada pihak penerima men-
dapatkan pesan dalam bentuk kata-kata yang bisa dimengerti.

Tanggapan terhadap penjelasan ini:


 tidak ada satupun dasar Kitab Suci yang bisa dipakai untuk mendukung
penjelasan tersebut. Penjelasan yang hanya menggunakan logika /
illustrasi, tetapi tidak punya dasar Kitab Suci harus ditolak!
 harus diingat bahwa bahasa Roh itu seharusnya ditujukan kepada manu-
sia dan bukan kepada Allah. Jadi, penerima ‘telegram’ itu bukan Allah
tetapi manusia. Sedangkan kenyataannya penerima ‘telegram’ itupun
cuma mendengar bunyi-bunyi yang sama terus-menerus. Jadi, jelas tak
cocok dengan penjelasan mereka.

4) Ay 11-12a:
Ay 11 menunjukkan bahwa pembicara dan pendengar menjadi seperti orang
asing satu terhadap yang lain, kalau mereka tidak saling mengerti.
Kata-kata ‘demikian pula dengan kamu’ (ay 12a) menerapkan hal itu dalam
dunia bahasa Roh. Jadi, pembicara bahasa Roh itu menjadi seperti orang
asing bagi pendengarnya, kalau bahasa Rohnya tidak dimengerti. Ini lagi-lagi
menekankan kesia-siaan bahasa Roh yang tidak bisa dimengerti oleh pen-
dengarnya.

5) Ay 12b,c:

a) Ay 12b: ‘kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh’.


NASB: ‘you are zealous of spiritual gifts’ (= kamu bersemangat / berkobar-
kobar tentang karunia-karunia rohani).
Catatan:
Kata yang diterjemahkan ‘zealous’ (= bersemangat / berkobar-kobar) itu,
dalam bahasa Yunaninya mempunyai kata dasar yang sama dengan
ZELOUTE dalam ay 1, ay 39 dan 12:31 (lihat pembahasan tentang kata
ZELOUTE dalam pembahasan ay 1 di atas).
Karena itu jelaslah bahwa ayat ini tidak bisa dijadikan dasar untuk
mengatakan bahwa karunia adalah sesuatu yang bisa dicari / diusaha-
kan.

b) Ay 12c: ‘hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun


jemaat’.
NASB / Literal: ‘seek to abound for the edification of the church’ (=
berusahalah untuk berlimpah-limpah untuk pendidikan gereja).

140
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
c) Jadi, kalau ay 12b dan ay 12c dihubungkan, maka artinya adalah: adalah
sesuatu yang bagus kalau kamu bersemangat / berkobar-kobar dalam hal
karunia-karunia rohani, tetapi arahmu harus benar, yaitu untuk pendidik-
an gereja.
Dari sini bisa didapatkan beberapa hal:
 bahasa Roh tidak boleh dipakai untuk sombong-sombongan, pamer
dsb! Ini bukan mendidik gereja!
 pendidikan gereja adalah sesuatu yang harus diutamakan dalam
gereja.
Penerapan:
 gereja yang tidak mempunyai Pemahaman Alkitab, atau yang
mempunyai Pemahaman Alkitab yang ‘hidup segan mati tak mau’,
adalah gereja yang tidak beres!
 dalam gereja, acara Pemahaman Alkitab tidak boleh ditabrak oleh
acara-acara lain seperti rapat, bezoek, latihan koor / vocal group
dsb! Mengapa? Supaya jemaat bisa hadir semua dalam acara
Pemahaman Alkitab itu, sehingga gereja betul-betul maju dalam
pendidikan!
 semangat yang berkobar-kobar itu hanya baik kalau arahnya benar,
dan arah seseorang tidak mungkin benar kalau ia tidak mempunyai
pengetahuan Firman Tuhan! Bdk. Amsal 19:2 yang berkata: ‘tanpa
pengetahuan, kerajinanpun tidak baik’. Dalam terjemahan NIV
bunyinya adalah: “It is not good to have zeal without knowledge” (=
adalah tidak baik mempunyai semangat tanpa pengetahuan).

Ay 13-17:

1) Ay 13:

Kata-kata ‘karena itu’ pada awal dari ay 13, menunjuk pada ay 12c di atas.
Jadi maksud dari ay 13 adalah: karena kamu harus berlimpah-limpah dalam
hal pendidikan gereja (ay 12c), sedangkan bahasa Roh yang tidak dimenger-
ti tidak ada gunanya (bdk. ay 6-9), maka orang yang berbahasa Roh harus
meminta karunia untuk menafsirkannya / menterjemahkannya (ay 13).
Catatan:
Karunia penafsiran / penterjemahan bahasa Roh adalah satu-satunya karunia
yang bisa diminta dalam doa; itupun hanya bisa dilakukan oleh orang yang
sudah mempunyai karunia bahasa Roh. Ini disebabkan karena 2 karunia ini
(karunia berbahasa Roh dan karunia menterjemahkan bahasa Roh) memang
harus berpasangan (bdk. 12:10b,30b).

2) Ay 14: ‘Sebab jika aku berdoa dengan bahasa Roh, maka rohkulah yang
berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa’.

a) Terjemahan ay 14 ini kurang tepat. Bandingkan dengan terjemahan di


bawah ini.
NIV/NASB: ‘For if I pray in a tongue, my spirit prays, but my mind is
unfruitful’ (= karena jika aku berdoa dalam bahasa Roh, rohku berdoa,
tetapi pikiranku tidak berbuah).

141
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14

b) Kata ‘jika’ pada awal ay 14 menunjukkan bahwa ini adalah suatu
pengandaian. Jadi ay 14 ini tidak berarti bahwa Paulus betul-betul pernah
berdoa dalam bahasa Roh.
Bahkan dari ay 15a terlihat bahwa Paulus tidak senang dengan suatu doa
dimana pikiran tidak terlibat, dan ini menunjukkan bahwa ia tidak mau dan
tidak pernah berdoa dalam bahasa Roh.

c) Ada bermacam-macam penafsiran / arti yang diberikan oleh para penafsir


tentang kata ‘my spirit / rohku’:
 itu menunjuk pada ‘Roh Kudus’.
Keberatan: dalam Kitab Suci, Roh Kudus tidak pernah disebut ‘rohku’.
 kata ‘roh’ bisa diterjemahkan ‘nafas’. Jadi bagian ini menjadi ‘nafasku
berdoa’. Maksudnya, pada saat ia berdoa, maka hanya nafas dan
organ yang berhubungan dengan suaralah yang bekerja (sedangkan
otaknya tidak).
 itu menunjuk pada ‘karunia rohani’.
 itu menunjuk pada ‘perasaan dan kehendak’, yang dikontraskan
dengan pikiran / pengertian.

d) Kata-kata ‘my mind is unfruitful / pikiranku tidak berbuah’ juga ditafsirkan


secara beraneka ragam:
 otakku tidak mengerti apa yang aku doakan.
 otakku tidak bekerja / tidak berdoa (seperti Kitab Suci Indonesia).
 doa itu tidak berbuah dalam diri orang yang mendengar.

e) Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa ay 14 ini adalah ayat yang
sangat sukar. Tetapi sebetulnya penekanan dari ay 14 ini jelas yaitu: doa
bahasa Roh adalah doa tanpa menggunakan otak, dan itu adalah salah!

3) Ay 15: ayat ini terjemahannya kurang tepat.


NASB / Lit: ‘I shall pray with the spirit and I shall pray with the mind also; I
shall sing with the spirit and I shall sing with the mind also’ (= Aku akan ber-
doa dengan roh dan aku akan berdoa dengan pikiranku; aku akan menyanyi
dengan roh dan aku akan menyanyi dengan pikiranku juga).
Jadi, kalau dalam ay 14 memang dikatakan ‘my spirit / rohku’, maka pada
ay 15 dikatakan ‘the spirit / roh’.
Ada 2 penafsiran tentang kata ‘the spirit / roh’ dalam ay 15 ini:

a) Ini menunjuk kepada ‘rohku’ (ini seperti terjemahan Kitab Suci Indonesia
maupun NIV).
b) Ini menunjuk kepada ‘Roh Kudus’.
Jadi, artinya: pada waktu Paulus berdoa dipimpin oleh Roh Kudus sekali-
pun, tetap saja ia memakai otaknya dalam berdoa.

Ayat ini jelas sekali menunjukkan perlunya penggunaan otak, baik dalam
berdoa maupun dalam menyanyi! Otak harus betul-betul mengikuti kata-kata
dalam doa / nyanyian yang dinaikkan. Hal ini jelas tidak mungkin terjadi pada
waktu orang berdoa atau menyanyi dalam bahasa Roh, karena mereka tidak
mengerti apa yang mereka ucapkan.
142
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14

Penerapan:
Jaman sekarang kita bisa melihat dengan jelas bahwa ada banyak pemimpin
liturgi, orang yang melakukan sharing, pemimpin doa, dan bahkan
pengkhotbah yang sama sekali tidak menggunakan otak. Dari cara bicaranya
dan apa yang mereka katakan, terlihat dengan jelas bahwa mereka hanya
menuruti perasaannya dan mereka membuang pikirannya. Ini jelas tidak
sesuai dengan ajaran Paulus dalam bagian ini!

4) Ay 16-17:

a) Ay 16a: ‘mengucap syukur’ [NIV: praise (= memuji); NASB: bless (=


memberkati)].
Ay 16b: ‘pengucapan syukur’ [NIV: thanksgiving (= pengucapan syukur);
NASB: giving of thanks (= mengucap syukur)].
Memang istilah ‘mengucap syukur’ dan ‘memuji / memberkati’ sering bisa
dibolak-balik (interchangeable).

b) Ay 16-17 ini menunjukkan alasan mengapa orang memuji Tuhan /


bersyukur kepada Tuhan dengan bahasa Roh itu adalah salah.
Catatan: pada saat itu orang itu berfungsi sebagai pemimpin doa dalam
gereja.

Alasan 1:

 Tradisi saat itu dalam melakukan persekutuan doa adalah: satu orang
saja yang berdoa dengan suara yang keras, sedangkan jemaat men-
dengar dan mengikuti doa itu dalam hati / pikiran, lalu pada akhirnya
mengaminkan doa itu.

Calvin: “Paul’s expression, however, intimates, that some one of the


ministers uttered or pronounced prayers in a distinct voice, and that the
whole assembly followed in their minds the words of that one person, until
he had come to a close, and they all said Amen - to intimate, that the prayer
offered up by that one person was that of all of them in common” (=
Ungkapan Paulus menunjukkan bahwa salah seorang pendeta
menaikkan doa dengan suara yang jelas dan seluruh jemaat mengikuti
dalam pikiran mereka kata-kata dari orang itu, sampai ia selesai, dan
mereka semua berkata Amin - untuk menunjukkan bahwa doa yang
dinaikkan oleh satu orang itu adalah doa mereka semua).

Hal ini juga terlihat dari:


 1Taw 16:7-36.
Dalam ay 7 ditunjukkan bahwa beberapa orang memimpin nyanyi-
an (dalam menyanyi bisa saja beberapa orang menyanyi bersama-
sama, tetapi dalam berdoa tidak!); nyanyian itu ada dalam ay 8-
36a, lalu pada ay 36b jemaat mengucapkan ‘amin’.
 Maz 106:1-48.

143
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Sekalipun tidak disebutkan, tetapi dari kata-kata dalam mazmur ini
terlihat bahwa itu adalah suatu doa. Pada ay 48b (pada akhir dari
doa itu) maka semua jemaat mengucapkan ‘amin’.
 Ul 27:14-26.
Ini adalah pembacaan Firman Tuhan / ayat Kitab Suci. Beberapa
orang membacakannya (ay 14), dan setiap ayat ditutup dengan
‘amin’ oleh seluruh jemaat.

Penerapan:
 ini menunjukkan bahwa ‘doa bersuara’ (‘persekutuan’ doa dimana
semua orang berdoa sendiri-sendiri dengan suara keras) adalah
sesuatu yang bukan merupakan ajaran Kitab Suci!
 Dalam memilih orang yang berdoa, kita harus memilih orang yang
mempunyai suara cukup keras, dan juga orang yang bisa berdoa
dengan terarah (bukan yang doanya mbulet tidak karuan), supaya
doanya bisa diikuti oleh semua jemaat.

 Dengan tradisi seperti ini, maka kalau pemimpin doa menaikkan doa
dengan menggunakan bahasa Roh, maka jemaat jelas tidak bisa
mengaminkan, karena mereka tidak mengerti apa yang didoakan.

Penerapan:
 jangan menyuruh misionaris / orang asing yang tidak bisa meng-
gunakan bahasa setempat untuk memimpin doa dalam gereja! Ini
menyebabkan jemaat tidak bisa mengikuti doanya.
 penggunaan doa dalam bahasa Latin dalam gereja Katolik juga
merupakan sesuatu yang salah.
 gereja-gereja yang khotbahnya diterjemahkan (Tionghoa-Indonesia
atau Jawa-Indonesia dsb) seringkali tidak menterjemahkan doanya,
sehingga doa dalam kebaktian dinaikkan dalam bahasa yang tidak
dimengerti oleh banyak jemaat. Ini jelas juga salah.

Alasan 2:

Ay 17 menunjukkan bahwa sekalipun pengucapan syukur dari orang yang


berdoa itu sangat baik, tetapi itu tidak membangun jemaat, karena mereka
tidak mengerti.

Ay 18-19:

1) Ay 18:

Ayat ini sering dipakai oleh orang-orang Kharismatik untuk mengatakan bah-
wa bahasa Roh adalah karunia yang sangat penting / istimewa. Buktinya
Paulus bersyukur karena ia berbahasa Roh lebih dari semua orang Korintus.

Keberatan terhadap penafsiran / pandangan ini:


Penafsiran ini bertentangan dengan arah dari seluruh pasal, karena pene-
kanan utama dari 1Kor 14 adalah meninggikan karunia bernubuat dibanding-

144
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
kan dengan karunia bahasa Roh, atau merendahkan karunia bahasa Roh
dibandingkan karunia bernubuat. Penafsiran dari satu ayat yang bertentang-
an dengan arah seluruh pasal, adalah penafsiran yang out of context, yang
jelas merupakan penafsiran yang salah!

Arti yang benar adalah: Dalam ayat-ayat sebelum ay 18 ini, Paulus sudah
banyak kali merendahkan karunia bahasa Roh dibandingkan dengan karunia
bernubuat. Andaikata Paulus sendiri tidak pernah bisa berbahasa Roh, maka
besar kemungkinannya orang-orang Korintus akan menganggap bahwa
Paulus ‘menyerang’ karunia bahasa Roh karena ia sendiri tidak mempunyai
karunia itu, dan ia iri kepada orang-orang Korintus yang mempunyai karunia
itu. Tetapi karena Paulus sendiri mempunyai karunia bahasa Roh, bahkan ia
lebih banyak berbahasa Roh dari pada semua orang Korintus, maka tentu
tidak ada alasan bagi orang-orang Korintus untuk mengatakan bahwa Paulus
iri hati kepada mereka. Karena itulah maka Paulus bersyukur bahwa ia
mempunyai karunia itu.

Hal yang sama terjadi dalam Fil 3:


 dalam Fil 3:2-3 Paulus menyerang sunat dan hal-hal lahiriah yang lain.
 dalam Fil 3:4-6 Paulus menunjukkan bahwa ia sendiri disunat dan mem-
punyai hal-hal lahiriah itu secara berlimpah-limpah. Dengan menunjukkan
hal ini maka orang-orang Yahudi tidak mungkin menuduh bahwa Paulus
menyerang sunat / hal-hal lahiriah itu karena iri hati.

2) Ay 19:

a) Ini merupakan sambungan dari ay 18.

b) Kata ‘beribu-ribu’ dalam ay 19b seharusnya adalah ‘sepuluh ribu’.

c) Ayat ini menunjukkan bahwa sekalipun Paulus sendiri banyak berbahasa


Roh, tetapi dalam kebaktian / gereja ia lebih suka mengucapkan 5 kata
yang bisa dimengerti untuk mengajar orang, dari pada 10.000 kata dalam
bahasa Roh yang tidak dimengerti orang.
Mengapa? Karena mengucapkan 5 kata yang bisa dimengerti (bahkan
kurang dari 5 kata sekalipun) bisa mempertobatkan / membangun / me-
nguatkan / menasehati orang, misalnya:
 Bertobatlah, Kerajaan Surga sudah dekat!
 Allah mengasihi orang berdosa.
 Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus.
 Yesus mati untuk menebus dosamu!
Sebaliknya, mengucapkan 10.000 kata (Catatan: perlu saudara ketahui
bahwa dibutuhkan waktu yang cukup lama yaitu kira-kira 90 menit untuk
mengucapkan 10.000 kata!) dalam bahasa Roh yang tidak dimengerti,
tidak akan berguna / membangun siapapun juga!
Karena itu adalah sesuatu yang aneh dan tidak alkitabiah kalau ada:
 pengkhotbah atau pemimpin liturgi (chairman) yang sebentar-sebentar
menggunakan bahasa Roh di mimbar!

145
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
 pendeta / pengkhotbah yang sering menggunakan bahasa asing
(Inggris, bahkan Ibrani / Yunani), tanpa diterjemahkan! Ini tidak berbe-
da dengan mengajar menggunakan bahasa Roh!

Ay 20:

1) Pembetulan terjemahan:
Dalam Kitab Suci Indonesia ada 2 x kata ‘anak-anak’ (sama seperti KJV
menggunakan 2 x kata ‘children’). Tetapi kata ‘anak-anak’ yang ke 2
seharusnya adalah ‘bayi’.
NIV: ‘Brothers, stop thinking like children. In regard to evil be infants, but in
your thinking be adults’ (= Saudara-saudara, berhentilah berpikir seperti
anak-anak. Dalam hal kejahatan jadilah bayi, tetapi dalam pemikiranmu
jadilah dewasa).

2) Arti / penjelasan:

a) Dalam hal kejahatan, kita tidak boleh menjadi dewasa (karena orang
dewasa banyak berbuat jahat), bahkan tidak seperti anak-anak (karena
anak-anakpun sudah bisa berbuat jahat), tetapi seperti bayi.
Ada beberapa hal yang bisa dibahas disini:

 Ini tidak bertentangan dengan Mat 18:3 dimana Yesus menyuruh kita


menjadi seperti anak-anak, karena:
 ini merupakan ilustrasi / perumpamaan yang berbeda / terpisah.
 Dua perumpamaan ini punya arah yang sama
Contoh:
Kalau saya melihat sesuatu yang terang, lalu saya mengatakan
bahwa benda itu seperti lampu halogen, dan sebentar lagi saya
mengatakan bahwa benda itu bersinar seperti matahari, maka itu
tentu tidak bertentangan.

 Kata ‘bayi’ itu dalam bahasa Yunaninya adalah NEPIAZETE, yang


berasal dari 2 kata bahasa Yunani yaitu:
 NE, yang berarti ‘not’ (= tidak).
 EIPO, yang berarti ‘I speak’ (= aku berkata / berbicara).
Jadi, kata NEPIAZETE itu menunjuk pada ‘one that can not speak’ (=
orang yang tidak / belum bisa berbicara).
Jadi, Paulus memaksudkan bayi berusia di bawah 6 bulan.

 Ini sama sekali tidak berarti bahwa bayi itu suci. Kitab Suci jelas
mengajarkan adanya dosa asal yang menyebabkan semua orang
dilahirkan, bahkan dikandung, di dalam dosa (Kej 6:5 8:21 Ayub 25:4
Maz 51:7 58:4). Tetapi, bagaimanapun juga, bayi itu dianggap ber-
dosa karena dosa turunan, bukan karena dosanya sendiri. Sekalipun
kecondongan pada dosa sudah ada padanya, tetapi ia sendiri belum
berbuat dosa. Karena itulah dalam hal kejahatan kita harus seperti
bayi.

146
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Penerapan:
Apakah saudara berusaha menyucikan diri saudara sampai hal yang
sekecil-kecilnya? Kalau saudara hanya membuang dosa-dosa besar
dari hidup saudara, dan membiarkan dosa-dosa kecil / tertentu dalam
hidup saudara, atau kalau saudara mengabaikan bagian tertentu dari
Firman Tuhan, maka paling-paling saudara menjadi seperti anak-anak,
bukan seperti bayi, dalam hal kejahatan.

b) Dalam pemikiran, kita justru tidak boleh seperti bayi (tidak berpikir dan
tidak berpengetahuan), tidak juga seperti anak-anak (kurang bisa berpikir
dan kurang berpengetahuan), tetapi harus seperti orang dewasa (banyak
pengetahuan dan bisa berpikir dengan baik).
Ini perlu direnungkan oleh orang-orang kristen yang sekalipun tidak ba-
nyak mengerti tentang Firman Tuhan, tetapi tetap tidak mau berusaha
untuk belajar Firman Tuhan!

Ciri-ciri pemikiran anak:


 Tidak berpikir panjang.
Kalau saudara sering melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang,
maka saudara mempunyai pikiran anak-anak!
 Mudah terombang-ambing (bdk. Ef 4:14).
Kalau saudara selalu mengaminkan / mengiyakan seadanya ajaran
yang saudara dengar / baca, maka saudara mempunyai pikiran anak-
anak.
 Mengutamakan / mengagungkan hal-hal yang spektakuler.
Dalam kontex 1Kor 14 ini maka jelaslah bahwa hal yang ke 3 inilah
yang paling ditekankan. Mujijat dan bahasa Roh adalah hal-hal yang
spektakuler, sehingga sering dianggap sebagai hal-hal yang hebat.
Tetapi bagian ini menunjukkan bahwa orang yang mengagungkan /
mengutamakan hal-hal yang spektakuler seperti ini adalah orang yang
childish (= kekanak-kanakan)!

Supaya kita bisa menjadi dewasa dalam pemikiran, maka jelas bahwa kita
harus belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun (bdk. Ef 4:11-14),
termasuk bagian-bagian yang adalah ‘makanan keras’ (bdk. 1Kor 3:1-2
Ibr 5:11-14).

Ay 21-25:

1) Ay 21:

a) Ini merupakan kutipan dari Yes 28:11,12b (bdk. Ul 28:47-49).

b) Kontex Yesaya 28:


Mula-mula Tuhan berfirman dengan bahasa biasa, tetapi Israel tidak
menghiraukan firman itu dan menganggap bahwa firman itu hanya cocok
untuk bayi (bdk. Yes 28:9-10). Karena itu Tuhan lalu menghukum mereka
dengan menggunakan orang-orang yang berbicara dalam bahasa asing,
yaitu bangsa Babilonia (Yes 28:11-12a). Tetapi sekalipun demikian, Israel
tetap tidak mau taat (Yes 28:12b).
147
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14

c) Maksud Paulus mengutip Yes 28:11-12 ialah:


 Menunjukkan bahwa mendapat guru yang berbicara dalam bahasa
asing bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, karena itu meru-
pakan suatu bentuk penghukuman akibat dosa yang mereka lakukan.
Karena itu janganlah terlalu bangga dengan bahasa Rohmu!
 Penggunaan bahasa asing / bahasa Roh tidak menyebabkan ke-
taatan.

2) Ay 22:

Calvin memberikan 2 kemungkinan arti untuk ayat ini:

a) Ay 22 ini dihubungkan dengan ay 21.


Jadi, ‘orang yang tidak beriman’ dalam ay 22 menunjuk kepada orang-
orang Israel yang tidak percaya, yang akhirnya dihukum oleh Tuhan
dengan menggunakan orang asing / bangsa Babilonia (ay 21).

b) Ay 22 dipisahkan dari ay 21.


Bahasa Roh dikatakannya merupakan tanda untuk orang yang tidak
beriman, karena dalam Kis 2:1-13 rasul-rasul memberitakan Injil kepada
orang-orang yang tidak percaya dengan menggunakan bahasa Roh. Sifat
mujijat dari bahasa Roh itu menyebabkan orang-orang yang tidak beriman
itu mau mendengar Injil itu.
Tetapi orang yang percaya tidak membutuhkan pemberitaan Firman
Tuhan yang bersifat mujijat, dan karena itu untuk mereka tidak dibutuhkan
bahasa Roh. Jadi nubuatlah yang cocok untuk mereka.

Saya lebih condong pada arti yang ke 2.

3) Ay 23-25:

a) Ay 23 (bdk. Kis 2:13):


Kalau tadi dalam ay 22a dikatakan bahwa bahasa Roh adalah tanda untuk
orang yang tidak beriman, lalu mengapa ay 23 mengatakan bahwa pada
waktu orang-orang tidak beriman itu melihat orang-orang kristen
berbahasa Roh, mereka menganggap orang-orang kristen itu gila?
Ada 2 kemungkinan jawaban:
 Sekalipun bahasa Roh merupakan tanda untuk orang tidak beriman,
tetapi itu tidak berarti bahwa bahasa Roh itu akan mempertobatkan
mereka (bdk. ay 21b yang menunjukkan penggunaan bahasa asing
ternyata sia-sia).
 Sekalipun bahasa Roh itu adalah tanda untuk orang tidak beriman,
tetapi karena orang Korintus menggunakan bahasa Roh itu secara
salah (tanpa penterjemahan), maka orang tidak beriman itu akhirnya
menganggap mereka gila.

Catatan: satu hal yang menarik dari ay 23 ini ialah: kalau ada suatu gere-
ja penuh dengan bahasa roh, lalu ada orang luar yang masuk dan meng-
anggap mereka gila, maka yang disalahkan oleh Paulus bukanlah orang

148
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
luar itu, tetapi gerejanya! Tetapi anehnya, jaman sekarang kalau hal itu
terjadi, maka orang Kharismatik menganggap bahwa orang luar itu yang
salah karena ia menghujat Roh Kudus!

b) Ay 24-25:

 ‘semua bernubuat’ (ay 24a) tentu tidak berarti bahwa semua bernubuat


pada saat yang sama (bdk. ay 29-31).

 ‘orang baru’ (ay 24). Ini salah terjemahan.


NIV: ‘someone who does not understand’ (= seseorang yang tidak
mengerti).
Footnote NIV: ‘some inquirer’ (= orang yang bertanya-tanya).
NASB: ‘ungifted man’ (= orang yang tidak berkarunia).
RSV: ‘outsider’ (= orang luar).
KJV: ‘one unlearned’ (= orang yang tidak terpelajar).
NKJV: ‘an uninformed person’ (= orang yang belum diberi informasi).
Kata bahasa Yunaninya adalah IDIOTES (kata yang diterjemahkan
‘orang-orang luar’ dalam ay 23 dalam bahasa Yunaninya adalah
IDIOTAI, yang merupakan bentuk jamak dari IDIOTES).
Adalah sesuatu yang menarik bahwa kata bahasa Inggris ‘idiot’ (=
orang yang mempunyai I.Q. dibawah 20) diturunkan dari kata Yunani
ini. Memang, orang tidak percaya / orang yang secara rohani tidak
mengerti apa-apa adalah orang yang idiot!

 kata-kata dalam ay 24-25 seperti ‘diyakinkan oleh semua’, ‘diselidiki


oleh semua’ dsb, tidak perlu diartikan satu per satu. Seluruhnya jelas
menunjukkan bahwa orang itu lalu menjadi sadar dan bertobat.
Catatan: tentu Paulus tidak memaksudkan bahwa pertobatan ini selalu
terjadi! Maksudnya: ini adalah hal yang seharusnya terjadi, atau hal
yang diharapkan untuk terjadi.

 kalau tadi dalam ay 22b dikatakan bahwa nubuat bukanlah tanda un-
tuk orang tak beriman, mengapa sekarang dalam ay 24-25 nubuat itu
justru berguna dan mempertobatkan orang yang tidak beriman?
Mungkin yang dimaksud dengan ‘orang tak beriman’ dalam ay 22b
adalah ‘orang tak beriman yang bukan termasuk orang pilihan’,
sedangkan ‘orang tak beriman’ dalam ay 24-25 adalah ‘orang tak ber-
iman yang adalah orang pilihan’ (orang pilihan yang belum bertobat).

c) Sekalipun ay 23-25 ini adalah bagian yang sangat sukar, tetapi tetap ada
satu hal yang sangat jelas disini, yaitu: dalam bagian ini Paulus lagi-lagi
merendahkan karunia berbahasa Roh dan meninggikan karunia ber-
nubuat.
 ay 23 - bahasa Roh hanya menyebabkan orang kristen dianggap gila.
Ini jelas merendahkan bahasa Roh!
Catatan: kalau suatu gereja dimana semua orangnya berkata-kata
dalam bahasa Roh saja sudah dianggap gila, apalagi kalau seluruh
gereja terkena Toronto Blessing!

149
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
 ay 24-25 - nubuat mempertobatkan orang. Ini jelas meninggikan
nubuat.

Dalam ay 2-5 sudah ditunjukkan bahwa nubuat lebih penting dan lebih
berguna dari bahasa Roh, tapi dalam ay 2-5 hal itu ditekankan untuk
orang-orang yang sudah percaya. Sekarang dalam ay 23-25 hal itu dite-
kankan untuk orang yang belum percaya.
Jadi kesimpulannya: baik untuk orang percaya maupun tidak percaya,
orang yang ada didalam atau di luar gereja, nubuat tetap lebih penting
dan lebih berguna dari bahasa Roh!

d) Banyak orang-orang Kharismatik menganggap bahwa bahasa Roh


merupakan bukti bahwa Allah itu hadir. Jadi, karena dalam gereja mereka
banyak orang berbahasa Roh dalam kebaktian, maka mereka mengang-
gap gereja mereka penuh dengan Roh Kudus. Sedangkan karena dalam
gereja-gereja Protestan tidak ada orang berbahasa Roh dalam kebaktian,
maka mereka menganggapnya sebagai gereja yang tidak mempunyai
Roh Kudus!
Tetapi benarkah pandangan seperti itu?
Ay 23 menunjukkan bahwa gereja yang penuh bahasa Roh (bukankah ini
seperti gereja Kharismatik?) hanya menyebabkan orang kafir mengang-
gap mereka gila.
Dan ay 24-25 menunjukkan bahwa gereja yang penuh nubuat / tanpa ba-
hasa Roh (bukankah ini seperti gereja Protestan?) menyebabkan orang
kafir sadar akan dosanya dan bertobat, sehingga mereka menyadari, me-
rasakan dan mengalami kehadiran Allah dalam gereja itu (perhatikan
kata-kata ‘sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu’ dalam akhir ay 25).
Pikirkan sendiri, gereja seperti apa yang saudara inginkan? Seperti dalam
ay 23 atau seperti dalam ay 24-25?

Ay 26-28:

1) Ay 26:

a) Kata-kata ‘bilamana kamu berkumpul’ menunjukkan bahwa hal-hal ini


hanya berlaku untuk suatu kebaktian / persekutuan.

b) Sekalipun kata ‘hendaklah’ dalam ay 26 ini sebetulnya tidak ada, tetapi
ayat ini tetap menunjukkan bahwa dalam kebaktian, tiap orang kristen ha-
rus menggunakan karunianya untuk untuk memberikan suatu sumbangsih
/ pelayanan yang ditujukan untuk membangun gereja / jemaat (bdk.
1Pet 4:10).

Penerapan:
 Apakah sampai saat ini saudara datang ke gereja hanya untuk
menerima Firman Tuhan saja? Memang, keinginan untuk menerima
Firman Tuhan adalah sesuatu yang baik dan harus dipertahankan,
tetapi juga harus ditambah dengan keinginan memberi dan keinginan
untuk bisa berguna bagi gereja / jemaat. Janganlah puas menjadi
orang kristen yang tidak bisa berguna untuk gereja / jemaat.
150
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
 Juga jangan merasa puas kalau saudara sudah memberikan persem-
bahan dalam kebaktian, karena hal itu belum cukup. Ay 26 ini me-
nunjukkan bahwa setiap orang harus memberikan sesuatu dalam hal
penggunaan karunia untuk melayani! Jadi, carilah karunia apa yang
saudara miliki, dan gunakanlah untuk membangun gereja saudara!

c) Ay 26 ini jelas menunjukkan bahwa tidak setiap / semua orang kristen
harus mempunyai karunia bahasa Roh, karena ayat ini mengatakan bah-
wa yang seorang memberikan mazmur, yang lain memberikan pengajar-
an, yang lain lagi memberikan bahasa Roh dst. Jadi jelas bahwa hanya
orang-orang tertentu saja yang mempunyai karunia bahasa Roh itu! Yang
tidak punya karunia itu pasti mempunyai karunia yang lain sehingga tetap
bisa berguna untuk gereja.

2) Ay 27:

a) Kata ‘jika’ di sini menunjukkan bahwa dalam suatu kebaktian / perseku-


tuan, tidak selalu harus ada orang yang berbahasa Roh!

b) Ay 27 ini memberikan syarat berbahasa Roh dalam kebaktian / perse-


kutuan yaitu:
 yang berbahasa Roh hanya boleh 2-3 orang.
 mereka harus bergiliran dalam berbahasa Roh.
 harus ada penafsiran.

Penggunaan bahasa Roh dalam gereja / persekutuan Pentakosta /


Kharismatik pada jaman ini, dimana puluhan / ratusan / ribuan orang
berbahasa Roh secara bersama-sama dan tanpa ada penafsiran, jelas
bertentangan dengan syarat yang ditetapkan oleh Paulus di sini! Tetapi
kalau mereka dihadapkan pada ayat ini maka mereka berkata bahwa ada
2 jenis bahasa Roh; untuk jenis yang pertama berlaku syarat-syarat ini,
tetapi untuk jenis yang kedua tidak. Dan mereka menggunakan jenis yang
kedua ini. Tetapi penjelasan atau jawaban ini sama sekali tidak mempu-
nyai dasar Kitab Suci!

3) Ay 28:

Ayat ini mengatakan bahwa kalau tidak ada orang yang bisa menafsirkan
bahasa Roh itu (artinya: dalam kebaktian itu tidak ada orang yang telah
diketahui mempunyai karunia penafsiran bahasa Roh), maka orang yang mau
berbahasa Roh itu harus diam, dan ‘hanya boleh berkata-kata kepada dirinya
sendiri dan kepada Allah’. Apa artinya kalimat ini? Ada 2 penafsiran:
a) Mereka boleh berdoa dengan bahasa Roh, secara pribadi.
b) Mereka boleh berbahasa Roh (bukan berdoa dengan bahasa Roh) pada
waktu mereka sendirian. Jadi mereka harus menunggu sampai mereka
sendirian, barulah mereka boleh berbahasa Roh.
Saya setuju dengan arti kedua ini.

Ay 29-33:

151
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
1) Ay 29:

a) Sama seperti dalam menggunakan bahasa Roh, maka orang yang bernu-
buatpun juga dibatasi sebanyak 2-3 orang.

b) Ay 29b: ‘yang lain menanggapi apa yang mereka katakan’.

 kata ‘menanggapi’ ini merupakan terjemahan yang salah.


RSV: weigh (= menimbang).
NIV: weigh carefully (= menimbang dengan hati-hati).
NASB: pass judgment (= memberikan penghakiman).
KJV/NKJV: judge (= menghakimi).
Kata Yunaninya adalah DIAKRINETOSAN, yang sebetulnya berarti
discern (= membedakan / melihat perbedaan).

 kata ‘yang lain’ ditafsirkan bermacam-macam:


 orang yang mempunyai karunia membedakan roh (bdk. 1Kor
12:10).
Dasarnya: kata Yunani DIAKRISEIS, yang diterjemahkan
‘membedakan’ dalam 1Kor 12:10, mempunyai akar kata yang sama
dengan kata DIAKRINETOSAN dalam ay 29b ini.
 orang-orang lain yang juga mempunyai karunia bernubuat.
 semua jemaat yang lain.
Saya setuju dengan arti ke 3. Ini menunjukkan bahwa semua orang
kristen mempunyai kewajiban untuk menilai apakah suatu nubuat /
ajaran itu betul-betul adalah firman Tuhan atau bukan (bdk. Kis 17:11
1Tes 5:20-21 1Yoh 4:1-3).

2) Ay 30:

Ayat ini menunjukkan bahwa sama seperti dalam penggunaan karunia ba-
hasa Roh, maka karunia nubuatpun harus digunakan secara bergiliran. Jadi,
orang yang mau bernubuat harus menunggu sampai yang sedang bernubuat
selesai.
Ini sebetulnya bukan hanya berlaku untuk orang bernubuat dalam kebaktian,
tetapi juga kalau orang berbicara dalam rapat! Jangan bicara selagi ada
orang yang sedang bicara! Mengapa? Demi menghargai orang yang sedang
berbicara itu, dan juga demi keteraturan (bdk. ay 33,40).

3) Ay 31:

a) ‘Kamu semua’:

 Ini hanya menunjuk kepada orang-orang yang mempunyai karunia


bernubuat. Hanya merekalah yang boleh bernubuat dalam gereja!
Dalam persoalan menentukan siapa yang boleh berkhotbah dalam
gereja, maka banyak gereja jatuh dalam salah satu dari 2 extrim yang
salah di bawah ini:
 seadanya orang boleh berkhotbah.

152
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Extrim ini banyak terdapat dalam kalangan gereja Pentakosta /
Kharismatik.
Dasarnya: setiap orang bisa dipimpin oleh Roh Kudus dalam me-
nyampaikan firman Tuhan.
Keberatan: kalau Tuhan mau memakai seseorang untuk berkhot-
bah, maka Tuhan pasti akan memberikan karunia untuk berkhot-
bah kepada orang itu. Jadi, kalau Tuhan tidak memberikan karunia
berkhotbah kepada orang itu, maka itu berarti bahwa Tuhan tidak
menghendaki orang itu berkhotbah!
 hanya orang yang mempunyai gelar Sarjana Theologia (atau lebih
tinggi dari itu) yang boleh berkhotbah. Extrim ini banyak terdapat
dalam gereja Protestan.
Terhadap extrim ini perlu dikatakan bahwa ada orang-orang yang
mempunyai karunia berkhotbah, tetapi tidak mempunyai kesem-
patan untuk sekolah theologia, atau mempunyai kesempatan
sekolah hanya sebentar saja, atau mempunyai kesempatan
sekolah di sekolah theologia yang tidak mengeluarkan gelar,
sehingga orang itu tidak mempunyai gelar. Kalau kita melarang
orang seperti ini berkhotbah, maka itu berarti kita ‘mengubur
talenta’ orang itu (bdk. Mat 25:18)!

 Ini tentu tidak berarti bahwa semua orang yang mempunyai karunia
bernubuat boleh bernubuat dalam satu kebaktian.
Dalam ay 29 tadi telah kita pelajari bahwa dalam satu kebaktian hanya
boleh 2-3 orang saja yang bernubuat. Jadi, kalau dalam suatu gereja
ada 10 orang yang mempunyai karunia bernubuat, maka bisa saja
dalam kebaktian minggu ini 3 diantaranya bernubuat, dan minggu
depan 3 orang yang lain dst.

b) ‘Sehingga kamu semua dapat belajar’.


Ini menunjukkan bahwa nabipun harus mau belajar dari nabi yang lain.
Nabi yang hanya mau belajar langsung dari Allah (anti buku tafsiran dsb),
adalah nabi yang sombong, yang mungkin sekali justru adalah nabi palsu!

c) ‘Beroleh kekuatan’.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kekuatan’ mempunyai arti yang luas
yang mencakup:
 exhortation (= desakan).
 encouragement (= pengobaran semangat).
 consolation (= penghiburan).
 admonition (= nasehat).

4) Ay 32:
Ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan di bawah
ini:
NIV: the spirits of prophets are subject to the control of prophets (= roh nabi-
nabi tunduk pada kontrol nabi-nabi).
NASB: the spirits of prophets are subject to prophets (= roh nabi-nabi tunduk
pada nabi-nabi).

153
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Artinya adalah: seorang nabi harus bisa menguasai diri dalam bernubuat dan
ini harus diwujudkan dengan tidak menyela / memotong nabi lain yang
sedang bernubuat.
Jadi, baik bagi orang yang bernubuat maupun bagi orang yang berbahasa
Roh (ay 27-28), penguasaan diri harus tetap ada! Orang yang bernubuat
ataupun yang berbahasa Roh tidak boleh out of control (= tak terkontrol),
menjadi histeris, berteriak-teriak tanpa terkendali dsb.
Tetapi pada jaman ini justru ada banyak orang yang kalau berbahasa Roh
lalu betul-betul menjadi tidak terkendali. Matanya terbeliak, mulutnya ber-
buih, teriakan-teriakannya tidak karuan, tangisannya histeris, badannya ber-
getar tanpa terkendali dsb. Lebih-lebih dengan adanya Toronto Blessing,
maka sikap tak terkontrol itu makin menjadi-jadi. Dan anehnya, ini sering
dianggap sebagai tanda kepenuhan Roh Kudus dan dikuasai oleh Roh
Kudus. Tetapi Roh Kudus tidak mungkin bekerja dengan cara yang berten-
tangan dengan firmanNya sendiri! Bdk. juga dengan Ef 5:18 yang mengkon-
traskan orang yang penuh Roh Kudus (ada penguasaan diri yang baik)
dengan orang yang mabuk oleh anggur (tak ada penguasaan diri)!
Karena itu kalau ada orang yang bernubuat / berbahasa Roh dalam keadaan
tak terkontrol seperti itu, maka hanya ada 2 kemungkinan:
 Ia sedang kepenuhan roh jahat, bukan Roh Kudus.
Setan memang sering membuat orang menjadi kehilangan kontrol seperti
itu (Mark 9:18,20,22,26).
 Ia memang kepenuhan Roh Kudus, dan semua itu adalah pekerjaan Roh
Kudus, tetapi pastilah ada sesuatu yang tidak beres dalam hidup orang
itu, sehingga Roh Kudus melakukan hal itu dengan tujuan untuk meng-
hajar orang itu.
Contoh: Saul bernubuat dengan telanjang semalam-malaman (1Sam
19:23-24).

5) Ay 33: ini merupakan dasar dari semua peraturan di atas! Tuhan memberi
peraturan tentang penggunaan bahasa Roh dan nubuat itu, demi keter-
aturan. Ia tidak menghendaki kebaktian dikacaukan oleh bahasa Roh, apa-
lagi oleh hal-hal seperti Toronto Blessing, yang banyak terdapat pada jaman
ini.

Catatan: kalau saudara ingin tahu lebih banyak tentang pandangan saya
tentang Toronto Blessing, bacalah buku saya yang berjudul ‘Toronto
Blessing, Alkitabiahkah?’.

Ay 34-35:

1) Kata-kata ‘sama seperti dalam semua jemaat orang-orang kudus’ (ay 34a),


dalam Kitab Suci bahasa Inggris ditempatkan pada ay 33b. Di samping itu:
 Oleh NASB/KJV/NKJV bagian ini dihubungkan dengan ay 33.
NASB: ‘for God is not a God of confusion but of peace, as in all the
churches of the saints’ (= karena Allah bukanlah Allah dari kekacauan
tetapi dari damai, seperti dalam semua gereja orang-orang kudus).
 Oleh NIV/RSV bagian ini dihubungkan dengan ay 34 (ini sama seperti
Kitab Suci bahasa Indonesia).

154
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
Saya menganggap inilah yang benar. Kalau memang demikian, maka ini
menunjukkan bahwa peraturan tentang perempuan dalam ibadah ini,
dimana orang perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan jemaat,
adalah sesuatu yang bersifat tradisi dan karena itu tidak harus dilaksana-
kan pada saat ini.

2) Dalam bagian ini dikatakan bahwa dalam kebaktian, perempuan harus diam,
tidak boleh berbicara, harus tunduk (kepada pria / suami), bahkan tidak bo-
leh bertanya (kalau mau bertanya, harus bertanya kepada suami di rumah).
Juga dikatakan bahwa perempuan berbicara dalam kebaktian adalah se-
suatu yang tidak sopan.
Kata ‘tidak sopan’ itu sebetulnya kurang tepat terjemahannya.
KJV: a shame (= sesuatu yang memalukan).
NASB: improper (= tidak benar).
NIV: disgraceful (= memalukan).
RSV/NKJV: shameful (= memalukan).
Kata Yunani yang dipakai adalah AISCHROS yang digunakan untuk menun-
juk pada sesuatu yang menimbulkan kejijikan.

3) Bagian ini digunakan untuk mengatakan bahwa perempuan tidak boleh


mengajar dalam gereja, karena mengajar berarti berbicara, dan juga berarti
perempuan itu menjadi superior dan mempunyai otoritas.
Tentang hal ini ada orang yang pro dan kontra karena ayat-ayat Kitab Suci
kelihatannya memang juga ada yang pro dan kontra.

Ayat yang pro: 1Tim 2:11-12 yang berbunyi: “Seharusnya perempuan berdiam
diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan
mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki”.

Ayat yang kontra:


 Kel 15:20 - Miryam, kakak Musa, adalah seorang perempuan, tetapi ia
bernubuat / memberitakan Firman Tuhan.
 Hakim-hakim 4:4 - Debora juga adalah seorang perempuan, tetapi ia
adalah seorang nabiah dan hakim!
 2Raja-raja 22:14-15 / 2Taw 34:22 - Hulda juga adalah seorang perem-
puan, tetapi ia memberitakan Firman Tuhan kepada seorang raja.
 Kis 21:9 - Filipus mempunyai 4 orang anak perempuan yang mempunyai
karunia bernubuat..

4) ‘Seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat’ (ay 34b).


Ini hanya berhubungan dengan ketundukan perempuan kepada laki-laki, dan
ini memang ada dalam hukum Taurat. Misalnya: Kej 3:16.

Ay 36:

1) Ini terpisah dari ay 34-35, jadi tidak lagi berhubungan dengan perempuan
dalam ibadah.
Dasarnya: tadi dalam ay 34-35 Paulus menggunakan kata ganti orang ‘mere-
ka’, tetapi sekarang dalam ay 36 Paulus menggunakan kata ganti orang

155
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
‘kamu’, yang jelas tidak lagi menunjuk kepada ‘perempuan’ tetapi kepada
‘orang Korintus’.

2) Ini diucapkan oleh Paulus karena orang Korintus ‘aneh’ sendirian.


Arti pertanyaannya adalah:
 Apakah kamu adalah gereja induk? (ay 36a).
 Apakah kamu adalah satu-satunya gereja? (ay 36b).
Tentu saja jawabannya seharusnya adalah ‘tidak’. Tetapi kalau memang
tidak, lalu mengapa kamu aneh sendirian / lain dari pada yang lain?
Ini menunjukkan bahwa membandingkan gereja kita dengan gereja-gereja
yang lain, adalah sesuatu yang penting. Perlu juga diperhatikan bahwa pada
akhir jaman ini ada begitu banyak gereja yang menyimpang dari Kitab Suci,
sehingga kita tidak bisa asal meniru seadanya gereja pada jaman ini! Kita
juga harus membandingkan:

a) Dengan gereja-gereja dalam sepanjang sejarah.


Sekalipun pada jaman sekarang ada begitu banyak penggunaan bahasa
Roh dalam kebaktian, tetapi kalau kita melihat dalam sepanjang sejarah
gereja, tentu tidak demikian halnya!

b) Dengan Kitab Suci sendiri!


Ingatlah selalu untuk tidak sembarangan meniru gereja lain. Kitab Suci
adalah standard bagi kita!

Ay 37-38:

1) Ay 37: ‘ia harus sadar’.


Ini salah terjemahan.
KJV/NKJV/RSV/NIV: acknowledge (= mengakui).
NASB: recognize (= mengakui).
Jadi ay 37 ini menunjukkan bahwa orang yang menganggap dirinya adalah
nabi atau orang yang mempunyai karunia rohani, harus mengakui bahwa
ajaran / kata-kata Paulus ini adalah Firman Tuhan! bdk. 1Yoh 4:6.

2) Ay 38: ada bermacam-macam terjemahan.


NIV: if he ignores this, he himself will be ignored (= kalau ia mengabaikan hal
ini, ia sendiri akan diabaikan).
RSV/NASB: if anyone does not recognize this, he is not recognized (= kalau
seseorang tidak mengakui ini, ia tidak diakui).
KJV/NKJV: if anyman be ignorant, let him be ignorant (= kalau ada orang
yang tidak tahu, biarlah ia tidak tahu).

Ay 39-40:

Ini menunjukkan kesimpulan dari seluruh 1Kor 14!

1) Ay 39:
Ayat ini sering hanya dikutip sebagian oleh orang-orang Kharismatik, yaitu
bagian yang berbunyi: ‘Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan

156
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
bahasa Roh’, dan lalu dijadikan dasar untuk menyerang orang-orang Protes-
tan yang menyerang bahasa Roh. Tetapi ini adalah penggunaan ayat yang
tidak sesuai dengan kontexnya, karena dalam seluruh ay 39 ini sebetulnya
Paulus lagi-lagi mengkontraskan karunia bernubuat dengan karunia
berbahasa Roh, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa karunia
bernubuat lebih penting dari karunia bahasa Roh. Perhatikanlah kontras
itu di bawah ini:

a) Ay 39a: ‘Usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernu-


buat’.
Ini menunjukkan bahwa kalau untuk karunia bernubuat maka Paulus
berkata bahwa itu harus ‘diusahakan untuk diperoleh’ (ini mem-
pergunakan kata Yunani ZELOUTE yang telah dibahas dalam ay 1).

b) Ay 39b: ‘Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh’.


Ini menunjukkan bahwa kalau untuk karunia bahasa Roh, Paulus hanya
berkata bahwa itu jangan dilarang. Itupun tentu saja kalau penggunaan-
nya benar (sesuai dengan ay 27-28).

Jadi seluruh ay 39 ini jelas menunjukkan bahwa Paulus jauh lebih memen-
tingkan karunia bernubuat dibandingkan dengan karunia bahasa Roh!

2) Ay 40 (bdk. ay 33) menunjukkan bahwa kita harus mengatur sedemikian rupa
sehingga suatu kebaktian berjalan dengan tertib dan teratur.
Ini bukan hanya kewajiban pendeta saja, tetapi juga majelis, pengurus dan
jemaat!
Penerapan:
 penggunaan bahasa Roh dalam kebaktian dengan mengabaikan per-
aturan penggunaan bahasa Roh dalam ay 27-28, jelas merupakan suatu
praktek yang bertentangan dengan ay 40 ini.
 Toronto Blessing jelas juga bertentangan dengan ay 40 ini.
 pemilihan pengkhotbah dan chairman yang jelek bisa membuat kebaktian
jadi kacau dan karena itu hal ini harus dihindarkan.
 adanya anak-anak kecil yang berlari-lari dan ribut dalam kebaktian jelas
merupakan sesuatu yang tidak bisa dibiarkan!
 doa yang dilakukan bersama dengan alat musik / puji-pujian, jelas
merupakan suatu kekacauan. Pikirkan: dalam Kitab Suci bagian mana
ada doa yang diiringi alat musik? Pada waktu Yesus berdoa Ia mencari
ketenangan (Mark 1:35), lalu bagaimana mungkin orang kristen jaman
sekarang sengaja membuat musik dalam doa? Disamping itu hal ini
membuat pemain musik itu tidak bisa ikut berdoa!
 ‘doa bersuara’ (doa dimana semua orang sama-sama berdoa dengan me-
ngeluarkan suara) jelas juga merupakan suatu kekacauan! Kalau Paulus
melarang lebih dari satu orang berbahasa Roh / bernubuat dalam waktu
bersamaan, maka adalah sesuatu yang aneh kalau banyak orang boleh
berdoa bersama-sama (Catatan: sekalipun thema yang didoakan sama,
tetapi kata-katanya jelas berbeda satu sama lain!).
 seruan keras ‘Amin’, ‘Haleluyah’, dsb dari orang-orang tertentu di tengah-
tengah doa / khotbah, jelas juga bertentangan dengan ay 40 ini! Kalau

157
APENDIX II - EXPOSISI 1KORINTUS 14
mau mengaminkan, lakukan itu dalam hati saudara, supaya tidak meng-
ganggu orang lain / mengacaukan ketertiban!

-o0o-

158
DAFTAR ISI
KHARISMATIK 1 - SEKELUMIT TENTANG KHARISMATIK.........................................1

I) Sejarah singkat............................................................................................................. 1
II) Istilah ‘Kharismatik’......................................................................................................2
III) Mengapa Kharismatik tumbuh begitu cepat?..............................................................3
IV) Hal-hal yang positif tentang Kharismatik.....................................................................5
V) Kesalahan Utama Kharismatik.....................................................................................7
1) Mendasarkan ajaran pada ‘Kitab Suci + sesuatu’.....................................................7
2) Hermeneutics yang salah.........................................................................................7

KHARISMATIK 2 - PENGALAMAN & PETUNJUK TUHAN DI LUAR KITAB SUCI.....11

I) Pengalaman................................................................................................................ 11
1) Pengalaman aneh-aneh..........................................................................................11
2) Pengalaman lebih diutamakan dari Kitab Suci........................................................12
3) Pengalaman dianggap sebagai fakta......................................................................12
4) Pengalaman satu orang harus menjadi pengalaman orang lain..............................13
II) Mimpi, nubuat, bahasa Roh, pendengaran, penglihatan............................................14
A) Pandangan Kharismatik.........................................................................................14
B) Pandangan Anti Kharismatik..................................................................................15
C) Pandangan saya....................................................................................................17
III) Suara Roh Kudus dalam hati / pikiran kita................................................................19
A) Pandangan Kharismatik.........................................................................................19
B) Pandangan Anti Kharismatik..................................................................................19
C) Pandangan saya....................................................................................................19

KHARISMATIK 3 - PENGGUNAAN OTAK / PIKIRAN..................................................23

A) Ajaran Kharismatik.....................................................................................................23
B) Pandangan saya........................................................................................................25
1) Pikiran adalah ciri manusia yang membedakan manusia dengan binatang..........25
2) Tanpa pikiran kita tidak bisa mengenal Allah........................................................25
3) Kitab Suci menunjukkan pentingnya penggunaan pikiran.....................................25
4) Kitab Suci mengharuskan kita mempunyai akal sehat..........................................26
5) Boleh menggunakan, tetapi tidak bersandar pada pikiran.....................................26
6) Membuang pikiran termasuk occultisme...............................................................26

KHARISMATIK 4 - BAPTISAN ROH KUDUS...............................................................28

A) Pandangan Kharismatik.............................................................................................28
B) Pandangan saya / Reformed.....................................................................................30
1) Kita menerima baptisan Roh Kudus pada saat percaya........................................30
2) Orang kristen sejati tidak perlu mencari baptisan Roh Kudus..............................34
3) Baptisan Roh Kudus tidak sama dengan kepenuhan Roh Kudus.........................34
4) Baptisan Roh Kudus tidak harus disertai bahasa Roh...........................................34
5) Pembaptis dari baptisan Roh Kudus adalah Yesus...............................................35
6) Cara menerima baptisan Roh Kudus adalah dengan percaya kepada Yesus.......36

i
KHARISMATIK 5 - MASIH ADAKAH BAHASA ROH ITU?..........................................37

1) Sejarah....................................................................................................................... 37
2) Semua karunia mujijat lenyap bersama dengan rasul-rasul.......................................38
3) 1Kor 13:8-13.............................................................................................................. 39
Kesimpulan.................................................................................................................... 41

KHARISMATIK 6 - HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?........................................42

1) Bahasa Roh adalah bukti baptisan Roh / kepenuhan Roh.........................................42


2) Bahasa Roh membangun iman..................................................................................44
3) Bahasa Roh menyucikan diri kita...............................................................................45
4) Dengan bahasa Roh, Roh Kudus menolong kita untuk bisa berdoa..........................47
5) Pengucapan syukur dengan bahasa Roh adalah sesuatu yang sangat baik..............48
6) Paulus bersyukur atas bahasa Roh dan Paulus banyak berbahasa Roh...................48
7) Paulus suka supaya semua orang Korintus berbahasa Roh......................................49
8) Orang yang menolak bahasa Roh menandakan tidak ada iman kesana....................49
9) Doa dengan bahasa Roh penting karena setanpun tidak mengerti............................50
10) Doa dengan bahasa Roh itu sempurna, karena diberikan oleh Roh Kudus..............51
11) Doa dengan bahasa Roh adalah tempat perhentian / peristirahatan........................51
12) Bahasa Roh adalah tanda orang beriman................................................................51
Kesimpulan.................................................................................................................... 53

KHARISMATIK 7 - AKIBAT KEHARUSAN BERBAHASA ROH..................................54

I) Banyak orang kristen yang meragukan imannya.........................................................54


II) Banyak orang kristen ‘mencari’ bahasa Roh..............................................................54
III) Timbul bahasa roh yang palsu..................................................................................57
A) Bahasa roh yang dipelajari / diusahakan.............................................................58
B) Bahasa roh yang timbul karena effek psikologis..................................................64
C) Bahasa roh dari setan..........................................................................................64
IV) Apa bahayanya bahasa roh yang palsu?..................................................................65
V) Cara mengecheck bahasa Roh asli / palsu................................................................67

KHARISMATIK 8 - DOA / DIALOG DENGAN BAHASA ROH......................................70

‘Dasar Kitab Suci’ doa bahasa roh.................................................................................70


Tanggapan saya............................................................................................................ 71
Dialog dalam bahasa roh...............................................................................................72

KHARISMATIK 9 - NGGEBLAK / TUMBANG DALAM ROH........................................73

I) Pandangan Kharismatik..............................................................................................73
1) Daniel 10:7-9........................................................................................................... 74
2) 2Taw 5:1-14 (khususnya ay 13,14).........................................................................74
3) Wah 1:10-17, khususnya ay 17...............................................................................74
4) Yoh 18:1-6, khususnya ay 6....................................................................................75
II) Tanggapan saya........................................................................................................75
Kesimpulan.................................................................................................................... 80

ii
KHARISMATIK 10 - HARUSKAH KITA SEMBUH DARI SAKIT?.................................81

1) Yesus & rasul-rasul menyembuhkan semua orang sakit............................................81


2) Penyakit itu dari setan, dan orang Kristen harus menang atas setan.........................81
3) Penyakit itu disebabkan oleh dosa.............................................................................82
4) Yesus sudah mati menebus tubuh kita.......................................................................82
5) Allah itu mahakuasa dan pasti bisa menyembuhkan anakNya...................................82
6) Allah tidak menghendaki orang sakit..........................................................................83
7) Allah menjanjikan kesehatan......................................................................................84
8) Orang Kristen yang sakit memalukan Tuhan.............................................................84
9) Tidak sembuh menunjukkan tidak beriman................................................................85
10) Yesus menyuruh kita menyembuhkan orang sakit...................................................86
11) Menyembuhkan orang sakit adalah tanda orang beriman........................................86
12) Mat 8:16-17 bdk. Yes 53:4-5....................................................................................87
Kesimpulan.................................................................................................................... 88

KHARISMATIK 11 - MACAM-MACAM KESEMBUHAN...............................................89

I) Kesembuhan biasa.....................................................................................................89
II) Kesembuhan psikologis.............................................................................................90
III) Kesembuhan ilahi......................................................................................................90
A) Ada yang menggunakan benda-benda................................................................90
B) Ada yang menggunakan perintah ‘Dalam nama Yesus’.......................................91
C) Ada yang menggunakan doa...............................................................................93
Ciri-ciri kesembuhan ilahi.........................................................................................94
Ciri yang tidak harus ada dalam kesembuhan ilahi...................................................95
IV) Kesembuhan dari setan............................................................................................95

KHARISMATIK 12 - MUJIJAT.......................................................................................97

I) Orang kristen harus terus mengalami mujijat seperti pada jaman Kitab Suci..............97
II) Orang kristen (protestan) tidak mengalami mujijat karena tidak percaya mujijat......100
III) Tuhan Yesus tidak berubah (Ibr 13:8).....................................................................101
IV) Kisah 2:17-19 mengharuskan banyak mujijat.........................................................102
V) Orang percaya akan lakukan pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaan Yesus.....103
VI) Mujijat harus banyak terjadi supaya orang kafir mau percaya kepada Yesus.........105
Penutup........................................................................................................................ 106

KHARISMATIK 13 - ROH JAHAT...............................................................................108

I) Roh jahat dan benda.................................................................................................108


II) Roh jahat dan manusia............................................................................................110
A) Roh jahat dan orang sakit....................................................................................110
B) Roh jahat dan orang yang berbuat dosa..............................................................110

KHARISMATIK 14 - RHEMA / LOGOS & PENUMPANGAN TANGAN......................116

I) Rhema vs Logos.......................................................................................................116
II) Penumpangan tangan..............................................................................................118

APENDIX 1 - THEOLOGIA KEMAKMURAN...............................................................119

iii
I) ARGUMENTASI2 THEOLOGIA KEMAKMURAN.......................................................119
A) Argumentasi berdasarkan Kitab Suci....................................................................119
1) Kita adalah anak-anak Allah..............................................................................119
2) Orang beriman diberkati oleh Tuhan sehingga menjadi kaya............................119
3) Ayat-ayat Perjanjian Lama................................................................................120
4) Ayat-ayat Perjanjian Baru..................................................................................120
B) Argumentasi berdasarkan ‘fakta’...........................................................................120
1) Gereja mereka berkembang pesat....................................................................120
2) Jemaat mereka memang makmur / kaya..........................................................120
II) TANGGAPAN / JAWABAN SAYA............................................................................121
A) Tentang argumentasi berdasarkan Kitab Suci......................................................121
B) Tentang Argumentasi berdasarkan ‘fakta’.............................................................129
III) KESIMPULAN.........................................................................................................130

APENDIX 2 - EXPOSISI I KOR 14...............................................................................132

1Kor 14:1-5..................................................................................................................132
1Kor 14:6-12................................................................................................................139
1Kor 14:13-17..............................................................................................................142
1Kor 14:18-19..............................................................................................................146
1Kor 14:20....................................................................................................................147
1Kor 14:21-25..............................................................................................................149
1Kor 14:26-28..............................................................................................................152
1Kor 14:29-33..............................................................................................................153
1Kor 14:34-35..............................................................................................................156
1Kor 14:36....................................................................................................................157
1Kor 14:37-38..............................................................................................................158
1Kor 14:39-40..............................................................................................................158

-o0o-

iv
KHARIS
MATIK

(revised)

oleh:
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Tentang Luk 7:13
Pulpit Commentary: “In this instance, as in so many others, our Lord’s miracles were
worked, not from a distinct purpose to offer credentials of his mission, but proceeded
rather from his intense compassion with and his Divine pity for human sufferings” (=
Dalam kejadian ini, seperti dalam banyak kejadian lainnya, mujijat Tuhan kita
dilakukan, bukan dengan tujuan untuk memberikan ‘surat bukti’ tentang
missiNya, tetapi keluar dari belas kasihanNya yang kuat dan belas kasihan IlahiNya
untuk penderitaan manusia) - hal 171.
A. T. Robertson: “Often love and pity are mentioned as the motives for Christ’s
miracles (Matt. 14:14; 15:32, etc.)” [= Seringkali kasih dan belas kasihan disebutkan
sebagai motivasi dari mujijat Kristus (Mat 14:14; 15:32, dsb)] - ‘Word Pictures in
the New Testament’, vol 2, hal 101.

Tentang kata ‘mystery’ lihat William Hendriksen, the Gospel of Luke, hal 424.

Anda mungkin juga menyukai