Anda di halaman 1dari 33

PROFIL AGAMA KRISTEN PROTESTAN

DAN PROSES PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

Disusun oleh:
MAULIDA HANIFATUL ILMA 16.9350
FINA NURUSSOFA 16.9542
NURUL HANIK ‘ILLIYUN 16.9414
ULIL MAUNAH
DINA NAHDZIA SHOFA
SISKA WIDIYANTI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYEKH JANGKUNG
PATI
2022
BAB I
1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama merupakan ciri kehidupan sosial manusia yang universal, dalam
arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola
perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut ‘agama’ (religious).1
Sejarah munculnya agama hampir bersamaan dengan awal kehidupan
manusia. Tidak ada suatu masyarakat manusia yang hidup tanpa ada suatu
bentuk agama. Seluruh agama tidak lain perpaduan kepercayaan keagamaan
dan sejumlah upacara. Tentu saja ini tidak mudah untuk dijelaskan sebab setiap
agama mempunyai pandangan masing-masing terhadap kepercayaan dan
keagamaan tersebut.2
Seorang ahli antropologi Inggris R.R. Marett mengatakan “Definition of
word are always troublsome, and religion is the most troublesome of all word
to define”. Definisi tentang suatu perkataan adalah selalu mendapatkan
kesulitan dan agama adalah yang paling sulit dari semua perkataan untuk
didefinisikan.3
Hal ini didasarkan oleh beberapa alasan. Pertama, karena pengalaman
agama itu adalah soal batin yang subjektif dan sangat individualis dalam arti
tiap orang mengartikan agama itu sesuai dengan pengalamannya sendiri.
Kedua, barangkali tidak ada orang yang berbicara begitu bersemangat lebih
daripada membicarakan agama. Ketiga, bahwa konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian tentang agama.
Agama secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu agama
buatan manusia / agama budaya (agama ‘ardli) dan agama wahyu (agama
samawi) yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya.4

1 ?
Endang Sarfuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama (Surabaya : Bina Ilmu, 1987),
hlm. 122-123.

2 ?
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2002)
hlm. 69.
3 ?
HM. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, cet. 8 (Jakarta : PT. Golden
Terayon Press, 1998) hlm.2.
4 ?
Rahmat Hidayat, “Agama Dalam Prespektif Al-Qur’an”, Jurnal Ulunuha, Vol. 8 No. 1 (Juni,
2019).
2
Tuhan telah mengirim para nabi dan para utusannya agar manusia
membuang agama-agama yang dibuat oleh tangan manusia dan menggunakan
agama yang diwahyukan. Tetapi adat istiadat lama sukar sekali dihilangkan.
Beberapa bagian dari agama buatan manusia tetap tinggal dan terserak dalam
agama wahyu. Para pendeta dari agama yang lama dan orang-orang yang
percaya dengan setengah hati kepada agama wahyu ini, mendapatkan bahwa
lebih enak dan menguntungkan untuk tetap menjalankan praktik-praktik adat
kebiasaan lama. Dengan berlalunya waktu, agama wahyu menjadi rusak dan
tafsiran-tafsiran buatan manusia menyusup kedalamnya. Maka kita dapati
bahwa sebagian besar agama-agama yang ada adalah campuran dari bagian-
bagian yang terambil oleh tangan-tangan manusia serta agama yang
duwahyukan.
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik 5 yang
berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan
kenaikan Yesus dari Nazaret ke Surga, sebagaimana dijelaskan dalam
Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang
dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (Kitab suci Yahudi).6
Sepeninggal Yesus, kepemimpinan orang Kristen diteruskan berdasarkan
penunjukan Petrus oleh Yesus (Matius 16:18, Yohanes 21:15-16). Setelah
Petrus meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang dipimpin
oleh uskup Roma. Setelah itu, Gereja Kristen mengalami dua kali perpecahan
yang besar : yang pertama terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Barat yang
berpusat di Roma (Gereja Katolik Roma) dengan Gereja Timur (Gereja
Ortodoks Timur) yang berpusat di Konstatinopel (sekarang Turki). Yang kedua
terjadi antara Gereja Katolik dengan Gereja Protestan pada tahun 1517 ketika
Mantin Luther memprotes ajaran Gereja yang dianggapnya telah menyimpang
dari kebenaran.

B. Rumusan Masalah
5

Yonky Karman, “Abraham Inklusif : Sebuah Titik Temu Trialog Agama-agama Abrahamik”,
?

Jurnal Jaffray, Vol. 17 No. 2 (Oktober, 2019).


6
Santosa ‘Irfaan, “Kebangkitan – Kenaikan Yesus Dan Isra’ Mi’raj Muhammad : Kajian
?

Perbandingan”, Al Qalam, Vol. 19 No. 94 (Juli-September, 2002).


3
1. Siapa pendiri / pembawa agama Kristen Protestan ?
2. Bagaimana asal usul dan sistem ketuhanan agama Kristen Protestan ?
3. Apa saja kitab suci yang dianut agama Kristen Protestan ?
4. Apa saja sekte-sekte dan bagaimana cara beribadah agama Kristen
Protestan ?
5. Bagaimana perkembangan agama Kristen Protestan dalam masyarakat
Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendiri / pembawa agama Kristen Protestan.
2. Untuk mengetahui asal usul dan sistem ketuhanan dalam agama Kristen
Protestan.
3. Untuk mengetahui kitab suci yang dianut agama Kristen Protestan.
4. Untuk mengetahui sekte-sekte dan ibadah keagamaan agama Kristen
Protestan.
5. Untuk mengetahui perkembangan agama Kristen Protestan dalam
masyarakat Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendiri Agama Kristen Protestan
Tokoh pendiri agama Kristen Protstan dapat dikatakan tidak lain
adalah Martin Luther yang lahir di Eisleben, 10 November 1483. Martin

4
Luther adalah anak seorang petani di Thuringe, Jerman.7 Ayahnya Hans
Luther sangat berambisi ingin Luther menjadi pengacara. Karena itu, di usia
tujuh tahun, ayahnya mengirim Luther ke sekolah bahasa Latin di Mansfeld,
kemudian ke Magdeburg pada tahun 1497. Setahun kemudian, dia kembali
ke Eisleben dan mempelajari tata bahasa, retorika, dan logika. Pada 1501
saat dia berusia 17 tahun, dia masuk Universitas Erfurt dan memperoleh
gelar Master of Art di bidang tata bahasa, logika, retorika, dan metafisika.
Salah satu momen terpenting dalam hidup Luther terjadi pada 2 Juli
1505. Saat itu dia sedang berada dalam perjalanan kembali ke kampus dan
terjadi hujan badai.8 Kemudian petir menyambar tepat di dekat Luther.
Karena merasa ketakutan, Luther berdoa “Santa Anna yang baik, tolonglah
aku, aku ingin menjadi Rohib”. Dua minggu setelah itu, Luther menepati
janjinya. Luther masuk biara ordo Eremit Agustin yang disiplinannya keras.
Pada 3 April 1507, Bishop Brandenburg Jerome menasbihkan Luther
sebagai imam di Katedral Erfurt.9 Pengalamannya sebagai imam
pengampunan membuatnya dilantik menjadi Komisioner Jenderal oleh
Uskup Agung Mainz Albrech Von Brandenburg.
Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1517, Luther menulis surat kepada
Von Branndenburg memprotes penjualan surat pengampunan demi
mendapat dana membangun Basilika Santo Petrus di Roma. Luther
berkesempatan menjadi delegasi konferensi Gereja Katolik di Roma.
Dua tahun kemudian, ketika mempersiapkan bahan kuliah tentang surat
Rasul Paulus kepada kepada jemaat di Roma, Luther membaca “Orang
benar bakal hidup oleh iman”. Dia sempat merenungkan kalimat tersebut
sebelum paham bahwa kunci keselamatan rohani bukan diperbudak dogma
agama, tetapi percaya bahwa iman itu sendiri yang membawa keselamatan.

7 ?
Y. Eko Budi Susilo, Gereja dan Negara (Hubungan Gereja Katolik Indonesia dengan
Negara Pancasila (Jakarta : Averros Press, 2002), hlm.1.
8 ?
Maman Sutarman, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, (Jakarta : PT. Kanisius,
2017.
9 ?
Akhmad Dimyati, Kiai Ibrahim dan Tempat-tempat Ibadat (Kisah Perjalanan Memahami
Perbedaan Agama dan Saling Menghormati dengan Umatnya), (Yogyakarta : CV. Budi Utama,
2018.
5
Pada periode inilah, dia mengalami perubahan besar dalam hidupnya
sekaligus menandai terjadinya Reformasi Protestan.10

B. Asal Usul dan Sistem Ketuhanan Agama Kristen Protestan


1. Asal usul agama Kristen Protestan
Kristen berasal dari kata Kristus, yang artinya gelar kehormatan
keagamaan untuk Yesus dari Nazaret. Kristus berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “diurapi” yaitu digosok dengan minyak suci sebagai suatu
upacara konsekrasi (penyucian). Jadi kata Kristen mengandung arti
orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan
pembaptisan tersebut orang telah diakui syah sebagai pengikut Kristus
(orang yang diurapi). Kristen dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
Kristen Katolik dan Kristen Protestan.11 Nama Protestan berasal dari kata
“Protes” yang dilancarkan oleh pangeran-pangeran Jerman yang
mendukung gerakan reformasi melawan keputusan mayoritas yang
beragama Katolik Roma. Kelahiran agama Kristen Protestan banyak
dipengaruhi oleh latar belakang perkembangan masyarakat Eropa Barat
pada abad ke-16.12
Kekristenan bermula dari ajaran Yesus saat dia di bumi. Meskipun
demikian, hanya setelah kematiannya pada tahun 33 M, sidang Kristen
mulai berkembang dan bertambah jumlahnya. Para rasul Yesus
melanjutkan pekerjaan pengabaran, terutama mengajar orang-orang
Yahudi dan juga orang-orang dari berbagai bangsa dari Gulungan-
gulungan Kuno atau Kitab Suci.
Dalam kalangan umat Kristen terdapat berbagai aliran dan
golongan. Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan faham tentang
ketuhanan Tritunggal, tentang Injil, ataupun tentang hak kekuasaan
gereja dan  pedeta.

10 ?
Georg Kirchberger, ”Latar Belakang, Warna Dasar dan Pengaruh Reformasi Protestan
Tahun 1517”, Jurnal Ledalero, Vol. 16 No. 2 (Desember : 2017).
11 ?
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN, Perbandingan Agama, (Jakarta : Pusat
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1981), hlm. 175.
12 ?
Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, (Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga, 1988), hlm. 383.
6
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab
atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517
dengan 95 dalilnya. Kata Protestan berarti Pro-testanum yang berarti
kembali ke Injil (testanum).
Kristen Protestan memiliki 2 ciri khas yang paling menonjol, yaitu
pembenaran karena iman dan Asas Protestan.13 Dalam konsepsi
Protestan, iman bukan sekedar masalah kepercayaan, yaitu diterimanya
suatu pengetahuan sebagai hal yang  pasti tanpa perlu ada bukti. Iman
adalah suatu tanggapan seluruh diri manusia, yang dalam kata-kata Emil
Brunner disebut sebagai : “suatu keseluruhan tindakan dari seluruh
pribadi”. Dengan demikian, iman menyangkut suatu gerak naik dari
pikiran, khususnya suatu keyakinan akan kekutan kreatif tuhan yang
tidak terbatas dan berada dimana-mana.
2. Sistem Ketuhanan Agama Kristen Protestan
Menurut kamus besar bahasa indonesia, Tuhan adalah sesuatu yang
diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang mahakuasa,
mahaperkasa, dan sebagainya. Ajaran ketuhanan dalam kekristenan,
baik Katolik maupun protestan pada dasarnya sama, yaitu Trinitas atau
Tritunggal.
Trinitas dalam Kristen disebut kata nama Allah yaitu “keagungan”
berasal dari kata Latin, yang berarti kebesaran. Ketika kita mengenakan
istilah keagungan pada seseorang, berarti kita mengakui kebesaran
orang itu dan menyatakan rasa hormat. Dalam bahasa Ibrani, frasa
“keagungan” melakukan tugas untuk “Allah” dua kali.14
Sebagaimana diuraikan dalam Kredo Iman Rosuli, ajaran
ketuhanan Kristen adalah Tritunggal, yakni terdiri dari Allah Bapa,
Allah Putera dan Roh Kudus. Ketiganya adalah pribadi Allah. Allah
Maha Kuasa, Maha Sempurna, Maha Tau, dan bersifat Kekal.
Ketiganya dihormati dan disembah dengan cara yang sama. Meskipun
13 ?
Hanny Poll, Manado Christian Center “Arsitektur Simbiolisme, Penekanan Simbol-simbol
Kristiani dan Filosofi Oikumene”, (Manado : UNSRAT, 2014), hlm. 148.
14 ?
Norasmah, Trinitas dalam Kristen Protestan dan Trimurti dalam Hindu, UIN Suska, Riau,
2010, hlm.21.

7
unsurnya tiga, tetap hanya satu Allah, karena tiga per satu maka disebut
Tritunggal Yang Maha Kudus.
Umat Kristiani pada umunya bersyukur kepada Allah Tritunggal,
karena Allah Bapa adalah pencipta segala sesuatu, Allah Putera (Yesus)
telah menebus dosa manusia dan Roh Kudus menyucikan manusia.
Secara ringkas kepercayaan umat Kristen mengenai Tritunggal
diuraikan sebagai berikut15 :
 Allah Bapa
Allah Bapa adalah pencipta langit dan bumi serta segala yang
terdapat didalamnya. Allah Bapa ada di dalam surga. Allah Maha
Kasih terhadap ciptaannya terutama kepada manusia. Allah
senantiasa menampakaan dirinya kepada manusia, sebagaimana
pernah dilakukannya kepada nabi Musa.16 Allah selalu bersadba
kepada manusia sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Lama,
yaitu Allah bersabda melalui bangsa-bangsa dan para nabi.
 Allah Putera (Yesus Kristus)
Dalam kredo disebutkan : “Dan akan Yesus Kristus Putra- Nya yang
tunggal, Tuhan kita”. Umat Kristiani pada umumnya yakin bahwa
Yesus adalah Tuhan. Ia adalah Putra Allah yang dijanjikan dalam
Perjanjian Lama. Tuhan yang Maha Kasih telah berjanji akan
mengutus seorang penebus ke dunia. Penebus tersebut tidak lain
adalah Yesus Kristus. Doktrin umat Kristiani memang mengajarkan
kepercayaan bahwa Yesus lah yang menanggung sengsara di kayu
salib, bukan orang lain, bukan penjahat, tetapi Tuhan sendiri. Yesus
Kristus rela mati disalib karena dia memenuhi kehendak Allah Bapa
untuk menebus dosa umat manusia. Ia adalah Imam yang banyak
menderita dan akan wafat demi kecintaannya kepada manusia.
Menurut Perjanjian Lama, Sang Penebus itu akan diurapi sehingga di
gelari dengan Messiah, al- Masih atau Kristus.
 Roh Kudus

15 ?
Ibid., hlm. 26.
16 ?
Stephen Tong, Allah Trituggal, (Jakarta : LRII, 2000) hlm. 50.
8
Roh Kudus diutus oleh Yesus Kristus dari Bapa kepada manusia,
karena Yesus tidak menghendaki manusia sendirian. Roh Kudus
turun ke dunia, yaitu kepada para rasul dan murid-murid Yesus dan
selanjutnya kepada gereja pada hari Pantekosta, hari ke-50 sesudah
Paskah atau hari ke-10 setelah kenaikan Yesus ke surga. Dapat
dikatakan bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini adalah Roh
Kudus.
Tegasnya, ibadah menurut Protestan berarti melayani firman Allah
dan Sakramen mengabdi kepada Allah dengan iman tobat, doa, dan
kasih sayang terhadap sesama manusia dalam Roh kudus.

C. Kitab Suci Agama Kristen Protestan


Kitab suci Kristen Protestan sama dengan kitab suci Kristen
Katolik, yakni Alkitab (Bibel) dengan penyebutan nama Injil yang diambil
dari Perjanjian Baru. Namun perbedaannya, kitab suci Protestan dalam
Perjanjian Lama (Alkitab Ibrani) ada 39 kitab sedangkan Katolik 45 kitab,
didalam Perjanjian Baru dalam Protestan dan Katolik ada 27 kitab.17
Kitab-kitab yang membentuk Alkitab Protestan dengan penamaan
yang diterima luas dikalangan gereja Protestan, antara lain : Matius,
Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus, 2 Korintus,
Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2
Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes,
2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, Wahyu (dalam Perjanjian Baru)18 dan
Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1
Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra,
Nehemis, Ester, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung,
Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja,
Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi
(dalam Perjanjian Lama).19
17 ?
Howsham, L. Cheap Bibles : Nineteenth Century Publishing and The British and Foreign
Bible Society, (Cambridge : Cambridge University Press), 2002.
18 ?
M. Darojat Ariyanto, “Ketidakaslian Kitab taurat dalam Perjanjian Lama dan Empat Injil
dalam Perjanjian Baru”, Jurnal Ishraqi, Vol. 4 No.1, (Januari-Juni : 2008), hlm. 47.
19 ?
Ibid., hlm. 42.
9
Perjanjian Baru memiliki 27 kitab, mulai dari kitab Matius dan
berakhir pada kitab Wahyu. Perjanjian Baru adalah bagian Alkitab yang
menceritakan tentang kehidupan Tuhan Yesus, mulai dari kelahirannya
(Natal), pelayanannya, kematiannya (Jumat Agung), kebangkitannya
(Paskah), kenaikannya ke surga sampai Roh Kudus dicurahkan
(Pentakosta) bagi semua orang percaya sehingga bisa bersaksi dan
memenangkan banyak jiwa bagi kemuliaan Allah.20
Perjanjian Lama menolong kita untuk memahami tentang fakta
alam semesta dan isinya yang diciptakan oleh Allah. Allah menyatakan
diri secara umum melalui alam semesta ciptaannya. Pernyataan ini
merupakan pernyataan umum yang dilakukan Allah. Dalam Perjanjian
Lama Allah memilih suatu bangsa yaitu Bangsa Israel untuk mewujudkan
rencananya.21

D. Sekte-Sekte dan Ibadah Agama Kristes Protestan


1. Sekte-sekte
Sosiologi agama mendefinisikan aliran-aliran dalam agama
Kristen sebagai kelompok-kelompok orang Kristen (gereja) dengan
kepercayaan-kepercayaan doktrinal yang sama yang memiliki tradisi-
tradisi dan latar belakang yang sama, dan yang memiliki tujuan-tujuan
pelayanan bersama dengan semangat persekutuan untuk saling
mendorong satu sama lain serta mengikat diri mereka sendiri secara
organisasional untuk visi dan misi bersama.22
Pemahaman ideologi agama merupakan salah satu akibat
perpecahan yang melahirkan beberapa aliran-aliran dalam gereja.
a) LUTHERAN23
1)Awal Kemunculan

20
Naomi Endah Puji Astuti, Pengetahuan Alkitab SDTK, (Jakarta : Kementerian Agama
?

Republik Indonesia, 2019) hlm. 33.


21

?
Ibid., hlm. 6
22 ?
Achmad Faesol, Sosiologi Agama, (Jember : IAIN Jember, 2020), hlm. 8.
23
Junihot M. Simanjutak, “Implikasi Teori PAK Martin Luther Bagi Pengembangan PAK di
?

Indonesia”, Jurnal Kharis, Edisi VIII, (Juni-Desember : 2011) hlm.3-6.


10
Lutheran adalah sebuah nama yang diberikan oleh para pengikut
Martin Luther, sang Reformator Gereja. Sulit ditentukan dengan
pasti kapan aliran ini mulai muncul. Sebab hingga aliran ini
diberi nama Lutheran, ia melalui proses yang cukup panjang dan
rumit. Tetapi jika kita mengacu pada proses “pembakuan” ajaran
Lutheran, tahun 1530 dapat kita sebut sebagai awal kemunculan
aliran Lutheran. Sebab pada tahun tersebut untuk pertama kali
terbit sebuah dokumen yang berisikan ajaran Martin Luther.
Dokumen ini dikenal dengan nama Konfesi Augsburg, dan
disusun oleh para teolog pengikut Luther, terutama Philip
Melanchton. Di kemudian hari muncul pula dokumen-dokumen
lain yang berisikan ajaran-ajaran Martin Luther. Dokumen-
dokumen tersebut pada gilirannya dihimpun dalam sebuah kitab
yang diberi nama Kitab Konkord, yang diterbitkan pada 25 Juni
1580. Kitab inilah yang menjadi semacam kanon (patokan
ajaran) bagi gereja-gereja Lutheran, yang sejak akhir abad ke-16
sudah semakin menjelma menjadi gereja yang mapan.
2)Pokok-pokok Penting Ajaran
 Firman dan Sakramen adalah kata-kata kunci dalam kehidupan
gereja-gereja Lutheran dan merupakan pusat ajaran Luther.
“Firman” semata-mata mengacu pada Alkitab sebagaimana
dinyatakan lewat semboyan sola scriptura. Sedangkan
“Sakramen” mengacu pada penghargaan tinggi atas kedua
sakramen : Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Bagi Luther
sakramen adalah Firman yang kelihatan, atau diperagakan.
 Jabatan dan Tata Gereja
Berdasarkan penelitian atas Alkitab, antara lain surat Ibrani dan
I Petrus, Luther melihat bahwa secara hakiki tidak ada
pemisahan antara kaum klerus dan awam ataupun hierarki atau
penjenjangan di antara jabatan-jabatan gerejawi. Berdasarkan
imamat dan pengorbanan Kristus, semua orang percaya adalah

11
imam. Inilah yang disebut Luther (bersama para reformator
lainnya) Imamat Am Semua Orang Percaya.
 Tata Ibadah
Suasana dan liturgi dalam ibadah di gereja-gereja Lutheran tidak
banyak berbeda dari Gereja Katolik Roma. Bagi Lutheran yang
terpenting dalam ibadah adalah, bagaimana agar jemaat
mengalami dengan nyata tindakan penyelamatan Allah di dalam
Kristus, dan itu hanya bisa dialami bila kepada mereka Firman
diberitakan dengan murni dan dalam bahasa yang dapat
dimengerti jemaat, dan sakramen dilayankan dengan benar.
Dalam setiap ibadah Minggu harus ada pemberitaan Firman
yang murni (semata-mata dari Alkitab). Sedangkan Perjamuan
Kudus tidak mesti diselenggarakan pada setiap ibadah Minggu.

b) CALVINIS24
1) Awal Kemunculan
Sama seperti aliran Lutheran, sulit ditentukan dengan tepat
kapan awal kemunculan aliran Calvinis ini. Sebab hingga aliran
ini diberi nama Calvinis (diambil dari nama Johannes Calvin,
sang reformator), prosesnya cukup panjang dan rumit pula. Jika
kita mengacu pada “pembakuan” ajaran Calvin, tahun 1536
dapat disebut sebagai awal kemunculan aliran Calvinis. Sebab
pada tahun tersebut muncul suatu karya besar dari Calvin sendiri
yang berjudul Relegious Christianae Institutio, disingkat
Institutio. Kitab inilah yang di kemudian hari menjadi ciri dan
sekaligus pusat teologi Calvinis. Tetapi jika kita mengacu pada
kelembagaan/organisasi, tahun 1559 dapat disebut pula sebagai
awal kemunculan aliran Calvinis. Sebab pada tahun tersebut
Sidang Sinode pertama para pengikut Calvin diadakan di
Perancis. Aliran Calvinis ini pertama kali bertumbuh dan
berkembang di Swiss dan Perancis. Tetapi perkembangan pesat
24 ?
Kinurung Maleh Maden, Perspektif “Reformasi” Ekonimi John Calvin, Jurnal Teologi,
Vol.1 No.02 (November : 2009) hlm.1-15.
12
aliran ini justru terjadi di Belanda. Perlu dicatat bahwa berbeda
dengan Gereja Lutheran, tidak ada satu pun gereja pengikut
Calvin yang menamakan dirinya Gereja Calvinis. Pada
umumnya mereka menamakan diri Gereja Reformed. Ada pula
yang menamakan diri Gereja Presbyterian, dan ada pula yang
menamakan diri Gereja Congregational.
2) Pokok-pokok Penting Ajaran
 Kedaulatan dan Kemuliaan Allah
Pokok ajaran/teologi Calvin adalah Kedaulatan dan
Kemuliaan Allah. Kedaulatan Allah terutama tampak dalam
perkara penciptaan dan keselamatan. Sedangkan mengenai
Kemuliaan Allah, Calvin menegaskan bahwa Allah
menciptakan dunia dan manusia demi untuk kemuliaanNya.
Karena itu segala yang terjadi di dunia ini dan segala yang
dikerjakan manusia mestinya bertujuan memuliakan Dia.
 Hakikat Gereja
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang telah
diselamatkan di dalam Yesus telah dibenarkan kendati tetap
merupakan manusia berdosa, yang kesemuanya disambut dan
diterima manusia melalui iman. Gereja adalah tempat yang
bisa ditemukan dimana saja, asalkan di sana Firman atau injil
yang murni diberitakan dan sakramen yang murni dilayankan
(Baptisan dan Perjamuan Kudus).
 Tata Gereja dan jabatan. Menurut Calvin, di dalam gereja ada
empat jabatan, yakni: gembala/pendeta, pengajar, penatua,
dan syamas/diaken. Khusus mengenai “pengajar”, jabatan ini
mencakup semua fungsionaris gereja yang terlibat dalam
tugas pengajaran yang berhubungan dengan iman kristiani,
mulai dari guru agama (di sekolah), guru katekisasi, sampai
dengan dosen-dosen teologi. Sedangkan mengenai Tata
Gereja, gereja-gereja beraliran Calvinis pada umumnya
menganut sistem Presbyterial-Synodal. Sistem ini disebut

13
Presbyterial-Synodal oleh karena semua keputusan jemaat
diambil pada tingkat presbyterium (majelis para penatua,
termasuk pendeta sebagai presbyter yang berkhotbah dan
mengajar), sedangkan perkara-perkara yang menyangkut
kepentingan seluruh gereja diputuskan pada tingkat sinode,
yang dalam hal ini diwakili oleh wakil-wakil presbyterium
dari setiap jemaat.

c) BAPTIS25
1) Awal kemunculan
Ada tiga versi tentang sejarah awal kemunculan gereja/aliran
Baptis ini. Versi pertama mengatakan bahwa aliran ini bermula
pada pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis di Sungai
Yordan. Versi kedua mengatakan bahwa aliran ini
berakar/bermula pada gerakan Anabaptis yang muncul di
Munster, Jerman, pada tahun 1522. Sedangkan versi ketiga
mengatakan bahwa aliran ini bermula pada awal abad ke-17,
ketika John Smyth berupaya mengembalikan Gereja Anglican di
Inggris kepada model gereja zaman Perjanjian Baru. Pendapat
terakhir inilah yang diakui para sejarahwan masa kini. Jika kita
sependapat dengan pendapat ketiga (terakhir) di atas, ini berarti
bahwa aliran Baptis muncul di Inggris pada awal abad ke-17,
sebagai koreksi terhadap Gereja Anglican. Gereja Anglican di
Inggris ini dapat disebut sebagai Gereja Negara, oleh karena
Raja/Ratu Inggris adalah kepala Gereja.
2) Pokok-pokok Penting Ajaran
Gereja Baptis sering disebut sebagai gereja yang menganut
teologi Non Creedal, dalam arti tidak terikat pada rumusan
pengakuan iman tertentu, seperti di gereja-gereja Protestan
lainnya. Meskipun demikian ada beberapa pokok ajarannya
yang perlu kita perhatikan, antara lain:
25 ?
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran didalam dan disekitar Gereja, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2013), hlm.134-138.
14
 Gereja dipahami sebagai persekutuan dari pribadi-pribadi yang
telah diselamatkan Allah melalui pengorbanan dan penebusan
Kristus. Orang atau jiwa yang sudah bertobat dibaptis dengan
cara diselamkan, merekalah yang layak menjadi anggota-
anggota gereja.
 Kemerdekaan setiap jemaat merupakan perwujudan dari gereja
yang sejati. Setiap jemaat lokal adalah badan yang otonom dan
harus diselenggarakan secara demokratis di bawah tuntunan
Roh Kudus dan pengajaran Yesus Kristus. Gereja tidak boleh
tunduk pada perintah badan atau organisasi keagamaan
manapun, tetapi hanya tunduk pada Yesus Kristus, yang adalah
kepala setiap jemaat.
 Gereja harus terpisah dari negara dan harus ada jaminan
kebebasan beragama bagi setiap pribadi. Gereja atau jemaat
tidak tunduk pada pemerintah negara. Negara tidak boleh
mencampuri urusan gereja, dan sebaliknya gereja juga tidak
boleh mencampuri urusan negara, karena masing-masing
punya wilayah pelayanan (dan kekuasaan). Karena itu negara
tidak boleh menggunakan kekuasaan menindak kelompok
agama tertentu karena dianggap menyimpang atau sesat.
d) METHODIS26
1) Awal Kemunculan
Aliran ini muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-18
sebagai akibat dari pengaruh gerakan Pietisme (kesucian hidup)
yang mulai merebak di Eropa Barat sejak abad ke-17. Salah
seorang anak pendeta dari Gereja Anglican, John Wesley (yang
juga pendeta), tertarik pada gerakan Pietisme ini. Bersama
adiknya, Charles Wesley, mereka mendirikan Holy Club yang
bertujuan memperkaya kehidupan rohani anggotanya dengan
jalan mengadakan penelaan Alkitab. Perkumpulan ini sangat
26 ?
Yehezkiel Richard Halomoan Siagian, Gereja Methodist Indonesia dan Theodramatic
Horizon : Studi Empiris terhadap Pembentukan Gereja Methodist Indonesia Konferensi Tahunan
Tionghoa dalam Upaya Menumbuhkembangkan Perilaku Interkultural melalui Wawasan
Theodramatik,(Yogyakarta : UKDW, 2020), hlm. 58.
15
terkenal dengan disiplin dan “metode” kerjanya yang sangat
ketat. Dari sinilah lahir istilah “Methodis”, yang semula
merupakan cemohan terhadap warga perkumpulan ini.
Sebenarnya John Wesley dan para pengikutnya tidak bermasud
untuk mendirikan gereja tersendiri terpisah dari Gereja
Anglican. Tetapi karena mereka ditentang dengan keras oleh
pimpinan Gereja Anglican, pada tahun 1740-an mereka mulai
memprakarsai pembentukan persekutuan (gereja) tersendiri.
2) Pokok-pokok Penting Ajaran
 Kelahiran Kembali (lahir baru) : Ini adalah tindakan Allah dan
melaluinya seseorang dibawa masuk ke dalam kerajaanNya
dan mengalami perubahan di dalam hati. Hanya dengan
mengalami kelahiran kembali inilah seseorang bisa menjadi
Kristen yang sungguh-sungguh.
 Kesaksian Roh : “Yang kumaksud dengan kesaksian Roh”,
kata Wesley adalah “kesan batiniah di dalam jiwa, yang
dengan Roh Allah segera dan langsung bersaksi kepada rohku
bahwa aku adalah anak Allah ; bahwa Yesus Kristus
mengasihiku dan telah memberi diriNya bagiku; bahwa semua
dosaku telah dihanyutkan, dan aku pun diperdamaikan dengan
Allah”.
 Kesucian dan Kesempurnaan Hidup Kristiani : Kendati sangat
menekankan kesucian dan kesempurnaan hidup, Wesley dan
umat Metodis cukup moderat tentang hal ini. Di satu pihak
kesempurnaan itu merupakan tujuan yang diupayakan
pencapaiannya di dalam kehidupan masa kini, tetapi di lain
pihak merupakan upaya tidak pernah berakhir. Dengan begitu
kesempurnaan itu harus dikejar dan diupayakan terus menerus
sepanjang hidup, dan lebih dititikberatkan pada kesempurnaan
motivasi dan kerinduan.

16
e) PENTAKOSTAL27
1) Awal Kemunculan
Gerakan/aliran Pentakostal ini muncul di Amerika Serikat pada
awal abad ke-20, sebagai lanjutan dari suatu gerakan yang
mendahuluinya, yakni Holiness Movement (Gerakan Kesucian)
yang muncul di Amerika Serikat pada dasawarsa 1830-an.
Gerakan ini muncul terutama dalam Gereja Metodis dan Baptis.
Ada dua versi/pendapat tentang awal kemunculan gerakan/aliran
Pentakostal. Versi pertama mengatakan bahwa awal kemunculan
Pentakostal adalah tanggal 1 Januari 1910 di kota Topeka,
Amerika Serikat, oleh karena pada tanggal tersebut Agnes N.
Ozman (salah seorang murid Sekolah Alkitab Bethel)
memperoleh Baptisan Roh disertai dengan bukti berbahasa
lidah, setelah Pdt. Charles F.Praham menumpangkan tangan ke
atas kepalanya. Sementara versi kedua mengatakan bahwa awal
kemunculan Pentakostal adalah pada tanggal 9 April 1906 di
kota Los Angeles, oleh karena pada tanggal tersebut Roh Kudus
turun dan terdengar bahasa lidah di kawasan pantai barat negeri
itu, setelah tiga hari berturut-turut Pdt. William J. Seymour
(seorang pendeta kulit hitam) berkhotbah di Los Angeles.
2) Pokok-pokok Penting Ajaran
 Baptisan terdiri atas dua jenis, yakni Baptisan air dan Baptisan
Roh (dan api). Baptisan air, yakni lambang kematian dan
penguburan kemanusiaan yang lama, dengan cara
menyelamkan ke dalam air orang yang sudah menyatakan
pertobatan dan percaya sungguh-sungguh bahwa Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Dengan itu tubuhnya yang
berdosa telah dibersihkan, sedangkan hati dan batinnya telah
diperciki dan disucikan oleh darah Kristus. Sedangkan tentang
Baptisan Roh (dan api), ini dijanjikan oleh Allah Bapa sesuai
dengan perintah Tuhan Yesus Kristus. Dengan Baptisan ini
27 ?
Hendarto Supatra, “Mengenal Pentakolisme Indonesia”, Jurnal Abdiel, Vol. 3 No. 2,
(Oktober : 2019), hlm. 12-16.
17
orang yang menerimanga beroleh kuasa untuk hidup dan
pelayanannya, dikokohkan karunia-karunianya dan
penggunaannya dalam karya pelayanan. Pengalaman ajaib ini
merupakan bentuk yang nyata dan kelanjutan dari pengalaman
kelahiran baru.
 Berbahasa lidah : Baptisan atas orang-orang percaya di dalam
Roh Kudus diawali dan disaksikan oleh tanda lahiriah berupa
berbicara dalam bahasa lidah, sebagaimana kemampuan yang
diberikan Allah kepada para rasul (Kis.2:4). Berbahasa lidah
dalam nats ini pada hakikatnya sama dengan karunia lidah
dalam I Korintus 12:4-10, 28, tetapi berbeda dalam maksud
dan penggunaannya.
 Penyembuhan ilahi (penyembuhan rohani) merupakan salah
satu dari karunia Roh yang pada prinsipnya diberikan kepada
semua orang percaya, tetapi dalam prakteknya hanya diperoleh
orang-orang tertentu.

f) KHARISMATIK28
1) Awal kemunculan
Gerakan/aliran Kharismatik dikenal juga dengan nama “Gerakan
Pentakostal Baru”. Dengan demikian jelaslah bahwa gerakan
Kharismatik berpangkal pada gerakan Pentakostal. Ciri utama
yang menunjukkan bahwa gerakan Kharismatik berpangkal dan
mirip dengan gerakan Pentakostal ialah, keduanya memberi
tekanan pada “Baptisan Roh” dan “Penyembuhan Ilahi”. Cikal
bakal Gerakan Kharismatik ini adalah sebuah organisasi para
pengusaha Kristen yang bernama The Full Gospel Business
Men’s Fellowship (FGBMF), yang dibentuk oleh Demos
Shakarian, seorang milyuner di kota California, Amerika Serikat.
Sejak semula kalangan FGBMF sudah menggunakan nama
“Persekutuan Kharismatik” untuk pertemuan-pertemuan mereka.
28
Adison Adrianus Sihombing, “Gerakan Kharismatik Katolik dan Protestan”, Jurnal
?

Penamas, Vol. 32 No. 2, (Juli-Desember : 2019) hlm.359-372.


18
Suatu peristiwa yang sering diacu sebagai awal kemunculan
gerakan Kharismatik ini ialah peristiwa yang terjadi di lingkungan
Gereja Episkopal di sekitar kota Los Angeles California, pada
tahun 1959. Dalam peristiwa tersebut sepasang suami-istri yang
masih muda, John dan Joan Baker, menerima Baptisan Roh
disertai tanda berbahasa lidah, setelah bersentuhan dengan
kalangan Pentakostal. Segera menyusul 10 orang lagi, lalu mereka
berhimpun mengadakan kebaktian sendiri. Peristiwa ini (Baptisan
Roh) kemudian dialami pula oleh jemaat-jemaat Episkopal di
sekitarnya, dan mengakibatkan api kharismatik menyulut kobaran
di mana-mana.
2) Pokok-pokok Penting Ajaran
 Pujian
Hasil pertama dari kedatangan Roh Kudus lewat Baptisan Roh
adalah luapan pujian dari lubuk hati orang percaya. Hasilnya,
orang percaya memiliki kemampuan baru memuliakan Allah,
sebagaimana nampak dalam lagu-lagu pujian Kharismatik yang
spontan dan pada sebagian dilambangkan oleh pemberian
karunia berbahasa lidah.
 Penginjilan
Kedatangan Roh Kudus melalui Baptisan Roh memimpin
kepada penginjilan. Bagi sebagian orang hal ini mendorong
mereka untuk menginjili lebih efektif lagi, sedangkan bagi
sebagian orang yang lain merupakan dorongan untuk menginjili
untuk pertama kalinya. Sama seperti orang-orang Kristen yang
dibaptis dalam Roh menerima kemampuan baru untuk berbicara
secara bebas kepada Allah di dalam pujian, begitu juga mereka
memiliki kemampuan dan keberanian baru untuk berbicara
kepada orang lain tentang Tuhan.
 Karunia-karunia Roh
Hal yang paling banyak disebut sebagai ciri Kharismatik adalah
karunia-karunia Roh yang didaftarkan antara lain dalam I

19
Korintus 12:8-10. Kendati daftar ini memuat sembilan
charismata, namun karunia yang paling utama dan paling
banyak dibicarakan adalah glossolalia (bahasa lidah), nubuat
dan penyembuhan.
 Kuasa Rohani
Unsur ini merangkumi seluruh aspek pandangan dan praktek
gerakan Kharismatik. Kuasa Rohani yang mendampingi
Baptisan Roh mewujud-nyata dalam kemampuan memuji Allah,
menginjili, mengusir dan mengalahkan si jahat, serta
mempraktekkan karunia-karunia Roh.

g) INJILI (EVANGELICAL)29
1)Awal Kemunculan
Sama seperti beberapa gerakan/aliran yang telah diuraikan di
depan, sulit ditentukan dengan tepat kapan sebenarnya awal
kelahiran/kemunculan gerakan/aliran Injili ini. Tetapi sebagian
besar peneliti berpendapat bahwa untuk memahami aliran ini, kita
harus memulainya dengan melihat pada “Fundamentalisme”,
karena aliran ini (Injili) secara langsung melanjutkan dan
mengembangkan semangat dan paham Fundamentalisme.
Fundamentalisme adalah suatu gerakan yang muncul di Amerika
Serikat pada awal abad ke-20 dan bersifat antar-denominasi dan
antar-konfesi. Fundamentalisme ini dicirikan oleh pembelaan dan
kesetiaan yang teguh dan militan atas seperangkat dasar-dasar
iman (fundamental of faith) terutama kelima butir berikut:
a. Pengilhaman dan kemutlakan Alkitab
b. Keilahian Kristus dan kelahirannya dari anak dara
c. Kematian Kristus sebagai ganti dan penebus manusia
29 ?
Enggar Objantoro, “Sejarah dan Pemikiran Kaum Injili di Tengah-tengah Perubahan dan
Tantangan Zaman”, Jurnal Evangelikal, Vol. 1 No. 2, (Juli : 2017) hlm. 232-238.
20
d. KebangkitanNya secara jasmani
e. KedatanganNya kedua kali
Di samping itu, gerakan ini ditandai pula oleh “mentalitas
separatis”, yakni membenarkan pemisahan secara religius dari
siapa saja yang tidak menyatakan bersedia menerima dasar-dasar
iman di atas.
2) Pokok-pokok Penting Ajarannya
 Kitab Suci (Alkitab) adalah bagian hakiki dan rekaman yang patut
dipercaya tentang penyingkapan diri yang ilahi. Semua kitab di
dalam Perjanjian Lama dan Baru, yang diberikan oleh
pengilhaman ilahi, adalah Firman Allah yang tertulis, satusatunya
ajaran yang mutlak bagi iman dan kelakuan.
 Roh yang bekerja di dalam kita : Roh Kudus, melalui proklamasi
Injil, membarui hati kita, membujuk kita agar bertobat dari dosa-
dosa kita dan mengakui Yesus sebagai Tuhan. Oleh Roh yang
sama kita dipimpin untuk percaya pada belas kasihan ilahi, yang
olehnya kita diampuni dari semua dosa kita, dibenarkan oleh iman
sematamata melalui jasa Kristus Juruselamat kita, dan terjamin
mendapat anugerah CumaCuma berupa kehidupan kekal.
 Gereja yang di dalamnya kita melayani: Gereja diundang oleh
Kristus untuk mempersembahkan ibadah yang berkenan kepada
Allah dan melayani Dia dengan memberitakan Injil dan
menjadikan segala bangsa muridNya, dengan menggembalakan
kawanan domba itu melalui pelayanan firman dan sakramen serta
perawatan pastoral sehari-hari, dengan memperjuangkan keadilan
sosial dan menyembuhkan duka dan derita manusia.

h) ADVENTIS30
1)Awal Kemunculan

30 ?
Olivia Makaromase, Sejarah Perkembangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
(GMAHK) di Desa Ambia Kecamatan Essang Selatan Tahun 1967-2016, (Manado : UNSRAT,
2017).
21
Aliran ini muncul pertama kali di Amerika Serikat pada awal
abad ke-19. Aliran ini muncul di tengah-tengah kegundahan
masyarakat Amerika Serikat baik karena pertikaian sosial maupun
karena depresi ekonomi dan keuangan. Di tengah-tengah
kegundahan masyarakat Amerika Serikat ini muncul kelompok-
kelompok dari kaum “Injili” yang sangat bersemangat dalam
mengadakan penelaahan Alkitab. Bagian-bagian Alkitab yang
sangat digandrungi untuk ditelaah adalah bagian-bagian Alkitab
yang berbicara tentang Advent Kedua (parousia), yakni
kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, dan eskaton (akhir zaman).
Banyak di antara mereka yang mengambil bagian dalan penelaan
Alkitab ini yakin bahwa kedatangan kembali Kristus dan Hari
Penghakiman akan segera tiba, dan milenium (Kerajaan Seribu
Tahun) pun akan dimulai. Ada beberapa orang tokoh yang dapat
disebut sebagai pelopor/pendiri aliran Adventis ini. Salah seorang
di antara mereka yang sangat perlu dicatat di sini adalah William
Miller. Penelitiannya atas Alkitab (terutama Dan.8:14)
membawanya pada kesimpulan bahwa Kristus akan datang
kembali pada tahun 1843, atau selambat-lambatnya tahun 1844.
Kendati ramalan Miller ini (bahkan beberapa kali) tidak tepat,
sebagian pengikutnya tetap setia, dan mereka inilah yang pertama
kali membentuk Gereja Adventis.
2) Pokok-pokok Penting Ajaran
 Kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan gereja yang
penuh berkat, mahapuncak dari Injil. Kedatangan Juruselamat akan
berlangsung secara nyata, pribadi, kelihatan, dan seluas dunia.
Ketika Ia kembali orang-orang benar yang mati akan dibangkitkan,
dan bersama dengan orang-orang benar yang masih hidup akan
dimuliakan dan dibawa ke Sorga, tetapi orang-orang fasik akan
mati. Pemenuhan yang hampir tuntas dari kebanyakan nubuat,
bersama dengan keadaan dunia masa kini, mengisyaratkan bahwa
kedatangan Kristus segera terjadi. Saat berlangsungnya peristiwa

22
itu belum disingkapkan, dan karena itu kita diimbau agar siap sedia
di segala waktu.
 Milenium adalah seribu tahun pemerintahan Kristus dengan orang-
orang sucinya di sorga di antara kebangkitan pertama dan kedua.
Pada masa ini orang-orang jahat yang sudah mati akan dihakimi;
bumi akan sama sekali sunyi sepi, tidak ada manusia hidup yang
menghuni, melainkan diduduki oleh iblis dan malaikat-
malaikatnya. Pada akhir masa itu Kristus bersama orang-orang
sucinya dan kota suci akan turun dari sorga ke bumi. Lalu orang-
orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan, dan bersama iblis
dan malaikatmalaikatnya akan mengitari kota itu, tetapi api Allah
akan menelan mereka dan membersihkan bumi. Jadi alam semesta
akan dibebaskan dari dosa dan para pendosa untuk selama-
lamanya.

i) SAKSI JEHOVA31
(Catatan : sebenarnya Saksi Jehova adalah sebuah Sekte yang
bukan aliran Protestan dan tidak memiliki dasar pengakuan
apostolik bersama dengan umat Kristen. Namun karena Sekte
tersebut di Indonesia sering “dipaksa” dikotakkan sebagai Gereja
Kristen/ Protestan, kami juga membahasnya disini secara singkat.)
1)Awal Kemunculan
Saksi Jehova berawal dari sebuah organisasi yang bernama Zion’s
Watch Tower Bible and Tract Society, yang didirikan di Amerika
Serikat pada tahun 1881. Di kemudian hari organisasi ini berubah
nama menjadi Watch Tower Siciety. Pendiri organisasi ini adalah
Charles Taze Russel yang berlatarbelakang Presbyterian
Skotland-Irlandia. Tetapi sejak tahun 1870 ia bergabung dengan
sebuah kelompok yang bercorak Adventis. Sejak semula Russel
berkata bahwa sebenarnya ia tidak bermaksud mendirikan gereja
ataupun organisasi keagamaan baru, melainkan hanya sekedar
31
Arifudin Ismail, “Kontradiksi Kehadiran Saksi-sakti Yehuwa sebagai Denominasi Kristen di
?

Yogyakarta”, Jurnal Analisa, Vol.19 No.1 (Juli-Desember 2012) hlm.172-185.


23
“penerbitan” yang menyebarkan produknya, teutama lewat pos.
Tetapi kemudian “agama pos” ini, demikian Russel, telah
berkembang menjadi “organisasi Allah, dan satu-satunya bahtera
keselamatan (sampai sekarang kaum Saksi Jehova selalu berkata
bahwa organisasi mereka bukan gereja).
2) Pokok-pokok Penting Ajarannya
 Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus: Allah Bapa dan Putera
Allah (Yesus Kristus) adalah dua pribadi dan Roh yang secara
hakiki berbeda dan terpisah satu sama lain. Allah Bapa, Jehova,
sang Pencipta, lebih tinggi dari sang Putera. Yesus Kristus adalah
saksi dan pelayan utama dari Jehova, dan setiap saksi (warga Saksi
Jehova) adalah pelayan yang mengikuti teladan Yesus Kristus. Roh
Kudus bukanlah pribadi ke-Allah-an yang tersendiri, melainkan
kuasa, daya atau pengaruh dari Allah Bapa.
 Kedatangan Kristus kedua kali dan Milenium: Kedatangan Kristus
kedua kali ke bumi akan didahului oleh Perang Harmagedon di
bumi. Tetapi peristiwa itu didahului oleh perang antara Mikhael
dan iblis. Setelah kalah, iblis “sang naga” dijatuhkan dan
dipenjarakan di bumi. Setelah itu berlangsunglah Kerajaan Seribu
Tahun di bumi, alias “Zaman Akhir Dunia Ini”, di mana Kristus
memerintah sebagai raja, didampingi 144.000 orang-orang pilihan
yang nantinya mewarisi sorga.
 Kebangkitan dan Penghakiman : Kendati Yesus bangkit dari kubur
dan tampil seperti seorang manusia, bentuk kebangkitanNya yang
sebenarnya adalah seperti Jehova, yaitu Roh, yang bukan duniawi
atau manusiawi atau sesuatu apapun yang memiliki bentuk tertentu.
Tentang kematian, kebangkitan dan penghakiman atas manusia
dikemukakan bahwa roh dan tubuh manusia tidak pernah terpisah;
karena itu jiwa manusia tidur setelah ia mati. Pada saat
penghakiman umat manusia tidak serempak dihakimi. Mereka yang
menjalani kehidupan yang tidak benar di bumi dan telah berdosa
terhadap Roh Kudus telah dihakimi sebelum Hari Penghakiman

24
Agung. Mereka ini berada di luar pembaruan dan perbaikan dan
tidak akan berdiri di hadapan Kristus pada Hari penghakiman
agung, melainkan tertidur terus selama-lamanya.
2. Ibadah Agama Kristen Protestan
Ibadah menjadi sesuatu yang wajib dilakukan oleh orang yang
beragama Kristen. Karena secara teologis ibadah merupakan
penyataan diri Allah di dalam Yesus Kristus dan menjadi tanggapan
manusia terhadapNya.32
Gereja dalam melaksanakan peribadahan selalu menyesuaikan
dengan kalender tahun gerejawi. Oleh karena itu sering dilakukan
penyesuaian terhadap liturgi ibadah. Pertimbangannya setiap unsur
dalam liturgi ibadah mempunyai maksud dan tujuannya masing-
masing.33 Contoh ada tata ibadah khusus untuk perayaan hari
pentakosta, tahun baru, festival musim gugur hari kemerdekaan, duka
dan sebagainya.34 Peribadahan, sejak dahulu telah diatur sedemikian
rupa sesuai dengan kebutuhan umat. Seperti orang Yahudi yang sejak
dahulu telah mengenal doa setiap hari yang dilakukan pagi dan malam
maupun terdapat doa yang diatur berdasarkan penanggalan atau
bulan.35
Pada umumnya, selama kegiatan ibadah hari Minggu, umat Kristen
Protestan akan :36
 Berdoa
 Membaca kitab suci
 Menyanyikan lagu pujian
 Mendengarkan ceramah keagamaan sesuai dengan ayat utama
pada hari tersebut.
32 ?
James. F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001), hlm. 6-7.

33 ?
J.L. Ch. Abineno. Unsur-Unsur Liturgia yang Dipakai Gereja-gereja di Indonesia,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012), hlm.1-6.
34
Rasyid Rachman, Hari Raya Liturgi Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja, (Jakarta : BPK
?

Gunung Mulia, 2011), hlm. 5-27.


35 ?
Ibid., hlm. 21.
36 ?
E. Martasudjita, Panduan Tim Laturgi Piroki, (Yogyakarta : Kanisius, 1998), hlm.7.
25
Pada permulaan ibadah, mereka akan mengambil waktu hening
yang dikenal sebagai “saat teduh”. Pada kesempatan ini, mereka
berdoa pribadi selama satu sampai dua menit. Kemudian mereka akan
mengikuti proses pembukaan ibadah yang terdiri dari :37
 Doa pembukaan ibadah yang dipimpin oleh Liturgos / pemimpin
jalannya ibadah (biasanya dari kalangan pena tua)
 Nyanyian pembukaan
 Prosesi masuknya pendeta dan Alkitab. Mereka biasanya berdiri
sampai proses ini selesai. Sebab, Alkitab disini adalah
perlambangan hadirnya Allah dalam wujud firman-Nya. Pada
ibadah ini pendeta akan masuk bersamaan dengan prosesi dibawa
masuknya Alkitab oleh pena tua yang bertugas.

Setelah prosesi masuk tersebut, mereka akan menyanyikan satu


atau dua lagu pujian, membaca kitab suci, kemudian doa pengakuan
dosa. Bagian ini terdiri dari :
 Lagu pengantar pengakuan dosa
 Doa pengakuan dosa
 Pembacaan kitab suci
Kemudian, mereka akan memasuki sesi menjelang khutbah.
Mereka akan bernyanyi lagi, membacakan ayat Alkitab utama hari
itu, dan memberikan kesempatan jika ada kesaksian (seperti
penampilan lagu rohani dan sebagai macamnya), kemudian baru
mereka berdoa meminta pertolongan Roh Kudus (dalam memahami
firman dan khutbah yang akan disampaikan dan supaya bisa
menerapkannya, kemudian mereka bernyanyi lagi.
Setelah itu semua, mereka akan mendengarkan khotbah yang
disampaikan oleh pendeta. Khotbah berlangsung selama 30 sampai
45 menit.
Setelah khotbah selesai, maka mereka akan masuk kedalam sesi
saat teduh yang lebih pendek daripada daripada saat teduh saat
37 ?
Lucyana Henny, “Konsep Ibadah yang benar dalam Alkitab”, Jurnal Teologi, Misiologi,
dan Pendidikan, Vol. 4 No. 1, (Juni : 2020), hlm. 74-88.
26
pembukaan. Tujuannya adalah agar mereka dapat merenungkan
khotbah dan firman yang barusaja disampaikan atau berdoa secara
pribadi.
Setelah itu selesai, mereka akan bernyanyi lagi. Setelah bernyanyi,
mereka akan mengucapkan Pengakuan Iman. Kemudian mereka akan
memasuki sesi persembahan. Setelah pembacaan Alkitab, mereka
akan memberikan persembahan. Kemudian, kami akan berdoa
(biasanya dengan posisi berdiri) mengucap syukur atas berkat yang
telah tuhan berikan selama seminggu ini
Kemudian mereka masuk ke bagian pengutusan dan berkat, yaitu
penghujung acara . Warta jemaat akan dibacakan, kemudian pesan
pengutusan ; “pulanglah dengan damai sejahtera....”. Baru kemudian
berkat. Setelah itu mereka akan menyanyikan lagu pujian lagi.
Mereka akan berdiri setelahnya. Mengikuti proses turunnya pendeta
dari mimbar dan dibawanya Alkitab ke luar ruang ibadah. Setelahnya,
mereka akan menjalani saat teduh selama satu menit. San liturgos
akan menyatakan bahwa ibadah telah selesai.
Kegiatan setelah ibadah biasanya adalah bersalam salaman dengan
jeluarga dan jemaat lain. Saling berucap “Selamat Hari Minggu” dan
mengobrol. Baru setelahnya mereka akan mengantre untuk
bersalaman dengan pendeta dan petugas lainnya di pintu depan.38

E. Perkembangan Agama Kristen Protestan di Indonesia


Pada masa penjajahan, bangsa barat berlayar untuk berdagang ke
wilayah-wilayah timur hingga ke Indonesia. Hal ini dikenal juga sebagai
istilah Gold, Glory dan Gospel, yang mana bangsa barat menjajah sambil
mencari komoditas perdagangan sebanyak banyaknya, mencari kejayaan
agar menjadi negara yang paling unggul dan juga sambil menyebarkan
agama Kristen ke wilayah perdagangannya ataupun ke wilayah
penjajahannya. Indonesia juga menjadi salah satu sasaran penyebaran
38
Haryanti, Liturgi Hari Minggu dalam Perspektif Kristen Protestan dan Katolik (Studi
?

Perbandingan di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Bukit Zaitun Makassar dan Gereja
Santo Yakobus Mariso), (Makassar : UIN Alaudin, 2018), hlm. 15.

27
agama Kristen oleh bangsa barat pada masa itu, Indonesia masih dikenal
dengan sebutan negara India atau Hindia.
Masuknya agama Kristen ke Indonesia berawal dari bangsa
portugis yang mendarat di Aceh, kemudian ke wilayah timur Indonesia
dan penyebaran agama Kristen kemudian lebih berkembang di wilayah
timur Indonesia. Namun ada teori juga yang menyatakan bahwa agama
Kristen masuk ke Indonesia sudah ada sejak lama, jauh sebelum
kedatangan bangsa portugis ke Indonesia. hal ini dibuktikan dengan
adanya catatan sejarah bangsa eropa yang menyebutkan bahwa ada sebuah
gereja yang berdiri di wilayah Hindia (Indonesia saat ini) yaitu di wilayah
barat Tapanuli Tengah dan di wilayah Sumatera Utara.
Penyebaran agama Kristen di wilayah timur Indonesia diterima
baik oleh masyarakat di sana, sehingga wilayah timur Indonesia menjadi
salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pemeluk agama Kristen
terbanyak di Indonesia. Selain di wilayah timur Indonesia, agama Kristen
juga banyak dipeluk oleh masyarakat keturunan etnis Tionghoa.
Pada tahun 60-an hingga tahun 70-an Indonesia melarang adanya
aliran komunisme sehingga para masyarakat etnis tionghoa kemudian
berpura-pura memeluk agama Kristen agar tidak melanggar aturan
pemerintah tentang komunisme. Namun pada akhirnya sebagian etnis
tionghoa kemudian benar-benar memeluk agama Kristen, meskipun tidak
semuanya. Hampir sebagian besar etnis tionghoa di Indonesia saat ini
memeluk agama Kristen.
Agama Kristen menjadi agama dengan pemeluk terbesar saat ini di
seluruh dunia, meskipun di Indonesia agama Kristen adalah agama
minoritas namun masyarakat Indonesia tetap saling menghargai satu sama
lain dan tidak mempermasalahkan perbedaan. Toleransi antar umat
beragama di Indonesia yang tinggi menjadikan Indonesia menjadi salah
satu Negara dengan tingkat toleransi umat beragama yang patut di contoh.
Sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yakni Bhineka Tunggal Ika
yang berarti meskipun berbeda-beda namun tetap satu jua.

28
Toleransi yang tinggi ini telah diterapkan secara turun temurun
oleh masyarakat Indonesia dan sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat Indonesia sehingga tidak ada ketimpangan ataupun
perselisihan yang berarti yang menyebabkan kekacauan meskipun kadang
masih banyak isu-isu SARA yang ingin mengusik toleransi di Indonesia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang
berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan
kenaikan Yesus dari Nazaret ke Surga, sebagaimana dijelaskan dalam
Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang
dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (Kitab suci Yahudi).
Sepeninggal Yesus, kepemimpinan orang Kristen diteruskan
berdasarkan penunjukan Petrus oleh Yesus (Matius 16:18, Yohanes 21:15-16).
Setelah Petrus meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang
dipimpin oleh uskup Roma.
Dalam kalangan umat Kristen terdapat berbagai aliran dan golongan.
Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan faham tentang ketuhanan Tritunggal,
tentang Injil, ataupun tentang hak kekuasaan gereja dan pedeta. Protestan
adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Kristen Protestan memiliki 2 ciri
khas yang paling menonjol, yaitu pembenaran karena iman dan Asas Protestan.
Ajaran ketuhanan dalam kekristenan, baik Katolik maupun protestan
pada dasarnya sama, yaitu Trinitas atau Tritunggal. Trinitas dalam Kristen
disebut kata nama Allah yaitu “keagungan”. Meskipun unsurnya tiga, tetap
hanya satu Allah, karena tiga per satu maka disebut Tritunggal Yang Maha
Kudus.
Masuknya agama Kristen ke Indonesia berawal dari bangsa portugis
yang mendarat di Aceh, kemudian ke wilayah timur Indonesia dan penyebaran

29
agama Kristen kemudian lebih berkembang di wilayah timur Indonesia. Namun
ada teori juga yang menyatakan bahwa agama Kristen masuk ke Indonesia
sudah ada sejak lama, jauh sebelum kedatangan bangsa portugis ke Indonesia.
Selain di wilayah timur Indonesia, agama Kristen juga banyak dipeluk oleh
masyarakat keturunan etnis Tionghoa. Pada tahun 60-an hingga tahun 70-an
Indonesia melarang adanya aliran komunisme sehingga para masyarakat etnis
tionghoa kemudian berpura-pura memeluk agama Kristen agar tidak melanggar
aturan pemerintah tentang komunisme.
Toleransi antar umat beragama di Indonesia yang tinggi menjadikan
Indonesia menjadi salah satu Negara dengan tingkat toleransi umat beragama
yang patut di contoh. Sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yakni
Bhineka Tunggal Ika yang berarti meskipun berbeda-beda namun tetap satu
jua.

30
DAFTAR PUSTAKA

Sarfuddin, Endang. (1987). Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya : Bina Ilmu.

Muchtar, Adeng. (2002). Ilmu Perbandingan Agama. Bandung : Pustaka


Setia.

Arifin, HM. (1998). Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta :


PT. Golden Terayon Press.

Hidayat, R. (2019). Agama dalam Prespektif al-Qur’an. Jurnal Ulunuha, 8


(2): 13-17.

Karman, Y. (2019). Sebuah Titik Temu Trialog Agama-Agama Abrahamik.


Jurnal Jaffray, 17 (2) : 18-24.

Irfan, S. (2002). Kebangkitan-Kenaikan Yesus dan Isra’ Mi’raj Muhammad.


Al-Qalam, 19 (94) : 33

Budi, Eko. (2002). Gereja dan Negara (Hubungan Gereja Katolik Imdonesia
dengan Negara Pancasila). Jakarta : Averos Press.

Sutarman, Maman. (2017). Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.


Jakarta : PT. Kanisius.

Dimyati, Akhmad (2018). Kyai Ibrahim dan Tempat Ibadat (kisah Perjalanan
Memahami Perbedaan Agama dan Saling Menghormati dengan Umatnya).
Yogyakarta : CV. Budi Utama.

Kirchberger, G. (2017). Latar Belakang, Warna Dasar dan Pengaruh


Reformasi Protestan Tahun 1517. Jurnal Ledalero, 16 (2) : 32-37.

Ali, Mukti. (1998). Agama-agama di Dunia. Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga.

31
Poll, Hanny. (2014). Manado Christian Center “Arsitektur Simbiolisme, Penekanan
Simbol-simbol Kristiani dan Filosofi Oikumene”. Manado : UNSRAT.

Norasmah. (2010). Trinitas dalam Kristen Protestan dan Trimurti dalam Hindu. Riau
: UIN Suska.

Tong, Stepthen. (2000). Allah Trituggal. Jakarta : LRII.

Howsham. (2002). L. Cheap Bibles : Nineteenth Century Publishing and The British
and Foreign Bible Society. Cambridge : Cambridge University Press.

Darojat, M. (2008). “Ketidakaslian Kitab taurat dalam Perjanjian Lama dan Empat Injil dalam
Perjanjian Baru”, Jurnal Ishraqi, 4(1) : 33-38.

Naomi, Endah. 2019. Pengetahuan Alkitab SDTK. Jakarta : Kementerian Agama Republik
Indonesia.

Achmad Faesol, Sosiologi Agama, (Jember : IAIN Jember, 2020), hlm. 8.

Junihot M. Simanjutak, “Implikasi Teori PAK Martin Luther Bagi Pengembangan PAK di
Indonesia”, Jurnal Kharis, Edisi VIII, (Juni-Desember : 2011) hlm.3-6.
Kinurung Maleh Maden, Perspektif “Reformasi” Ekonimi John Calvin, Jurnal Teologi, Vol.1
No.02 (November : 2009) hlm.1-15.
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran didalam dan disekitar Gereja, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2013), hlm.134-138.
Yehezkiel Richard Halomoan Siagian, Gereja Methodist Indonesia dan Theodramatic
Horizon : Studi Empiris terhadap Pembentukan Gereja Methodist Indonesia Konferensi Tahunan
Tionghoa dalam Upaya Menumbuhkembangkan Perilaku Interkultural melalui Wawasan
Theodramatik,(Yogyakarta : UKDW, 2020), hlm. 58.
Hendarto Supatra, “Mengenal Pentakolisme Indonesia”, Jurnal Abdiel, Vol. 3 No. 2, (Oktober
: 2019), hlm. 12-16.
Adison Adrianus Sihombing, “Gerakan Kharismatik Katolik dan Protestan”, Jurnal Penamas,
Vol. 32 No. 2, (Juli-Desember : 2019) hlm.359-372.
Enggar Objantoro, “Sejarah dan Pemikiran Kaum Injili di Tengah-tengah Perubahan dan
Tantangan Zaman”, Jurnal Evangelikal, Vol. 1 No. 2, (Juli : 2017) hlm. 232-238.
Olivia Makaromase, Sejarah Perkembangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK)
di Desa Ambia Kecamatan Essang Selatan Tahun 1967-2016, (Manado : UNSRAT, 2017).
Arifudin Ismail, “Kontradiksi Kehadiran Saksi-sakti Yehuwa sebagai Denominasi Kristen di
Yogyakarta”, Jurnal Analisa, Vol.19 No.1 (Juli-Desember 2012) hlm.172-185.
James. F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001), hlm. 6-7.

J.L. Ch. Abineno. Unsur-Unsur Liturgia yang Dipakai Gereja-gereja di Indonesia, (Jakarta :
BPK Gunung Mulia, 2012), hlm.1-6.

Rasyid Rachman, Hari Raya Liturgi Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja, (Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 2011), hlm. 5-27.
E. Martasudjita, Panduan Tim Laturgi Piroki. Yogyakarta : Kanisius.
Henny, L. (2020). “Konsep Ibadah yang benar dalam Alkitab”, Jurnal Teologi, Misiologi,
dan Pendidikan, 8(1) : 74-88.

Haryanti. 2018. Liturgi Hari Minggu dalam Perspektif Kristen Protestan dan Katolik (Studi
Perbandingan di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Bukit Zaitun Makassar dan Gereja
Santo Yakobus Mariso). Makassar : UIN Alaudin. 15.

32
33

Anda mungkin juga menyukai