Anda di halaman 1dari 13

Apa ajaran pokok agama Kristen Protestan?

Percaya akan Allah Bapa, Yesus Kristus sebagai Putra Allah, dan Roh Kudus. Percaya
bahwa Kristus telah wafat, turun ke alam barzah, bangkit, dan naik ke surga. Percaya
akan kekudusan Gereja dan persekutuan orang-orang kudus.

Apa itu imam dalam agama Kristen?


Perjanjian Lama menyatakan bahwa imam adalah suatu golongan khusus yang
bertugas melambungkan doa sebagai perantara, menjalankan ibadah di Kenisah dan
mengajarkan Taurat kepada umat. Di antara tugas yang dijalankannya, seorang
imam pertama-tama adalah seorang pribadi yang ditahbiskan untuk tugas kultus
Ilahi.

study agama, agama protestan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari Kristen Protestan?

2.      Bagaimana asal-usul agama Kristen Protestan?

3.      Siapa pendiri agama Kristen Protestan?

4.      Bagaimana perkembangan Kristen Protestan di belahan dunia?

5.      Apa sajakah pokok ajaran Kristen Protestan?

6.      Bagaimana perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan?

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Kristen Protestan

Agama Kristen mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan
minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti orang-
orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut orang
telah diakui syah sebagai pengikut kristus (orang yang diurapi).Sesuai dengan kitab injil sebagai
berikut: ”…………. dan tiada Engkau beri orang sucimu”.
Dalam kalangan umat Kristen terdapat juga berbagai aliran dan golongan,yaitu bukan sedikit
pula jumlahnya.Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan faham tentang ketuhanan
Tritunggal,tentang injil,dan tentang hak kekuasaan gereja dan pedeta yaitu salah satunya adalah
agama Kristen Protestan.

Protestan adalah sebuah mashab dalam agama kisten. Mashab atau denominasi ini muncul
setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya. Kata Protetan berarti Pro-
testanum yang berarti kembali ke Injil (testanum). Kristen Protestan memiliki 2 ciri khas yang paling
menonjol, yaitu pembenaran karena iman, dan Asas Protestan. Dalam konsepsi Protestan,iman
bukan sekedar masalah kepercayaan, yaitu diterimanya suatu pengetahuan sebagai hal yang
pasti,tanpa perlu ada bukti.Iman adalah suatu tanggapan seluruh diri manusia,yang dalam kata-kata
Emil Brunner disebut sebagai: ”suatu keseluruhan tindakan dari seluruh pribadi.”Dengan
demikian,iman menyangkut suatu gerak naikdari pikiran:khususnya suatu keyakinan akan kekutan
kreatif tuhan yang tidak terbatas dan berada dimana-mana.[1]

2.      Asal Usul Kristen Protestan

Berawal dari dunia Katholik yang memberikan kekuasaan yang begitu besar kepada Paus
ternyata menimbulkan masalah. Terutama dari kalangan raja-raja yang merasa tersaingi khususnya
dalam hal kekayaan. Disamping itu beberapa factor lain seperti factor ekonomi, politik, nasionalisme,
paham individualism Renainsans, dan keperhatinan yang semakin meningkat terhadap
penyalahgunaan wewenang gereja, semua itu memang peranan penting terhadap timbulnya
perpecahan agama Roma Khatolik. Puncak krisis gereja Khatolik Roma adalah ketika Paus Leo X
menganjurkan penjualan surat-surat penebusan dosa secara besar-besaran untuk mengisi kah
gereja.

Anjuran Paus Leo X ini ditentang oleh seorang rahib bernama Luther (1483-1546 M). Dua
tokoh lainnya yaitu Zwingli (1484-1531M), dan Jhon Calvin (1509-1564 M) mengikuti Luther untuk
menentang gereja dengan mengadakan gerakan yang dikenal dengan “Reformasi”. Gerakan
Reformasi atau pembaharuan ini memperoleh sambutan dari raja-raja di sebelah Utara yang mulai
tidak mengakui wewenang Paus di Roma. Sampai akhirnya timbul perang tiga puluh tahun lamanya
di daratan Eropa mulai tahun 1618 M. Kesengsaraan rakyat sebagai akibat perang yang cukup lama
itu, yang akhirnya di akhiri dengan perundingan perdamaian di Westphalis, yang menghasilkan
diakuinya Negara-negara Protestan di Jerman, Netherland, Denmark, Norwegia, Swedia dan Inggris.
Dan demikian resmilah perpisahan dua sekte besar kembali dalam dunia Kristen yaitu Gereja Rum
Khatolik pada satu pihak dan Gereja Reformasi pada pihak lain, yang dikenal pula dengan Protestan.
[2]

3.      Pendiri Agama Kristen Protestan

a)      Martin Luther

Tokoh pendiri agama Kristen Protestan dapat dikatakan tidak lain adalah Martin Luther. Ia
berasal dari keluarga petani di Thuringen dan dilahirkan pada 10 November 1483 di Eisleben Jerman.
Ayahnya Hans Luther menginginkan agar Martin menjadi sarjana hokum, maka ia harus mempelajari
filsafat terlebih dahulu. Ketika itu di Erfurt yang dominan adalah mata ajaran skolastik. Setelah ia
menyelesaikan pelajarannya, maka suatu ketika ditengah perjalanannya ke Erfurt ia tertimpa Hujan
deras dengan halilintar yang sambar menyambar. Karena ia merasa takut lalu ia berdo’a, katanya
Santa Anna yang baik, tolonglah aku, aku ingin menjadi Rahib. Dua minggu setelah itu ditepati
janjinya, ia masuk biara ordo Eremit Agustin yang disiplinnya keras.

Selama dalam biara ia mendalami teologis dan pada tahun 1507 ia ditahbiskan menjadi imam.
Sesungguhnya ia adalah Rahib yang serius, namun setiap kali ia melakukan perjalanan batinya
menjadi gelisah melihat apa yang dialaminya. Pada tahun 1510 ia diutus ke Roma, namu apa yang
dilihatnya di kapel-kapel, di gereja-gereja di Roma, ialah prilaku para klerius yang menggetarkan
hatinya. Dilihatnya para rohaniawan yang bermewah-mewah dan boros, dilihatnya para musafir
yang dating mendapatkan berbagai indulgensi dan absolusi dengan mudah.

Pada tahun 1512 dia berhasil meraih gelar doctor dalam teologi dari Universitas Wittenberg.
Berangsur-angsur ia melepaskan kebimbangan dan keraguannya dan menemukan kepastian bahwa
Rahmat Tuhan itu bukanlah dicurahkan dengan sekramen ke dalam jiwa manusia, melainkan kepada
firman keampunan Tuhan semata. Tuhan dapat memberikan kebebasan kepada menusia dari dosa-
dosanya, namun Tuhan tidak menuntut sesuatu dari manusia. Yang penting adalah iman. Luther
menyerang cita hidup mistik dalam gereja, yang berusaha mendapatkan keselamatan dan
persekutuan rohani langsung dari Yesus. Ia mendasarkan ajarannya pada iman danRahmat sebagai
sumber hidup manusia.

Titik dasar ajaran Luther ialah pertemuannya dengan Tuhan di dalam Al Kitab yang berbeda
dengan ajaran Katolik tentang hubungan Tuhan dengan manusia. Ia berpendirian bahwa Tuhan itu
hanya di atas tidak ada Tuhan yang menjelma dalam diri manusia, pengalaman manusia tidak akan
dapat mencapai kemauan Tuhan, perbuatan manusia itu mempunyai nilai sedangkan Tuhan tidak
dapat dinilai. Manusia hanya dapat mencari jalan keselamatan dengan imannya.

b)     Ulrich Zwingi

Sejak peristiwa 13 Oktober 1517 di Wittenberg di mana Luther mengumumkan 95 dalilnya,


perkembangan reformasi gereja berjalan terus walaupun banyak mengalami hambatan. Pada tahun
1915 Ulrich Zwingli, mendukung gerakan Luther dan sejak tahun1520 mulai aktif menyebarkan
kegiatan pembaharuan, sehingga pada tahun 1522 kegiatannya itu dilarang oleh Dewan Kota Zurich
(Swiss). Zwingli bukan mundur melainkan mengajukan suatu perdebatan umum. Dalam perdebatan
itu ia mengemukakan 27 dalil dari Al-Kitab. Selanjutnya Dewan Kota mengambil kebijaksanaan agar
para pengkhotbah mulai saat itu hanya mengabarkan injil yang sejati.

Pada tahun 1523 dilaksanakan lagi perdebatan yang kedua, setelah selesai perdebatan Dewan
Kota memerintahkan agar mengeluarkan salib, mezbah, patung dan orgel dari bangunan gereja, dan
misa dihilangkan. Akibat pertentangan Zwingli dengan golongan Katolik Roma, terjadilah perang.
Peperangan itu dimenangkan gereja Roma dan Zwingili mati dalam pertempuran di dekat Kapel pada
tanggal 11 Oktober 1531. Jenazahnya dipotong-potong dan dibakar habis. Kaum Protestan terpaksa
menerima syarat-syarat perdamaian yang merugikan.

Antara Luther dan Zwingli terdapat perbedaan. Luther masih mempertahankan gereja lama asal
isinya berubah, sedangkan Zwingili menghendaki perubahan kesemuanya, baik isi maupun
bentuknya. Menurut Luther soal perjamuan kudus adalah bukan perbuatan manusia tetapi suatu
anugrah Tuhan yang dikaruniakanNya untuk menyatakan bahwa Tuhan telah mampu membenarkan
manusia yang berdosa karena kasihNya Dan anugrahNya. Sedangkan menurut Zwingili bahwa
perjamuan kudus itu adalah hubungan persaudaraan dan sebagai pernyataan jemaat Kristen yang
oleh Tuhan disadarkan sebagai kepunyaannya dan tugasnya.
c)      Jean Calvin

Jean Calvin (1509-1564) adalah seorang sarjana hokum dari Prancis yang sebagaimana Zwingli
adalah juga pengikut dan juga Erasmus. Ia memasuki gerakan reformasi sejak tahun 1533,
dikarenakan ajarannya yang mengarah pada bentuk pemerintahan tokrasi yang berdisiplin keras
maka ia diusir dari Prancis. Pada tahun 1536-1538 ia melanjutkan ajarannya di Geneva, dikarenakan
di sini juga tidak dapat diterima masyarakat maka ia diusir pula dan pindah ke Strassburg, di kota ini
ajarannya mendapat sambutan baik, kemudian ia kembali lagi ke Genava tahun 1541 sampai akhir
hayatnya pada tahun 1564.

Ajaran Calvin yang dikenal dengan sebutan “Institusio”  merupakan suatu buku “katekisasi”  yang
kecil bagi jemaat Kristen. Bukunya menjadi pegangan bagi kaum Protestan selain buku besar dari
Luther.

Dalam hal ajaran pembenaran oleh iman, Calvin sejalan dengan Luther, tetapi Calvin
menekankan pentingnya “penyucian”  bagi kehidupan baru umat Kristen. Perbedaan antara ajaran
Luther dan Calvin berkisar sebagai berikut:

a.       Semuanya yang bertentangan dengan Al-Kitab menyrut Luther boleh dipakai, misalnya lilin, patung,
salib dan sebagainya, sedangkan menurut Calvin semua yang tidak diatur oleh Al-Kitab harus
ditinggalkan.

b.      Luther lebih menekankan pada iman, yaitu pembenaran. Sedangkan Calvin menekankan pada akar
pembenaran, yaitu predistinasi dan buah pembenaran adalah pengudusan.

c.       Menurut Luther gereja dan penataannya adalah sesuatu yang objektif, sebagai apa yang diberikan
Tuhan, sebagai tempat mengabarkan Injil tentang pembenaran manusia atas anugerah Tuhan yang
disampaikan dalam khotbah dan sakramen. Sedangkan menurut Calvin gereja itu bukan sekedar
tempat yang objektif untuk memberitakan keselamatan orang yang beriman tetapi juga subjektif
merupakan persekutuan orang-orang beriman dengan Kristus satu sama lain. Jemaah kudus itu
hanya diperintah oleh Kristus saja dan wajib mengajarkan kehormatan Kerajaan Allah di dunia.

d.      Organisasi gereja menurut Luther telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemerintah,
sedangkan menurut Calvin gereja itu tidak bergantung dengan pemerintah. Gereja itu memerintah
diri sendiri karena Yesus Kristus satu-satunya pemerintah mereka.

e.       Menurut Luther dalam perjamuan kudus bahwa roti dan anggur hanya lambang, dan tubuh Kristus
yang dimuliakan itu hadir di mana-mana. Menurut Calvin, roti dan anggur adalah alat yang di
gunakan untuk memberikan tubuh dan darah Kristus yang sebenarnya kepada umat Kristiani, oleh
karena tubuh itu sudah mati dan bangkit kembali untuk kehidupan Kristiani yang sekarang di dalam
Surga, maka roti dan anggur tidak boleh dianggap sama dengan tubuh dan darahnya, melainkan
hanya sebagai tanda anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus Kristus.[3]

4.      Perkembangan Protestan

a.      Perkembangan di dunia Barat

Timbulnya berbagai aliran dan sekte-sekte gereja Protestan adalah karena dipengaruhi oleh
adanya gereja “Pencerahan” (Aufklarung) pada pertengahan abad ke-17 dan
“revivalisme”  (kebangkitan kembali). Selain itu terdapat beberapa paham yang rasional yang telah
menyebabkan manusia semakin kritis terhadap segala sesuatu yang berasal dari nenek moyangnya,
dan melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat di Eropa.

Menurut paham pencerahan kepercayaan agama Kristen adalah bersifat kuno dan tidak rasional,
maka harus diganti yang ilmiah, dengan ilmu agama yang modern dan liberal di mana gereja harus
terpisah dengan Negara Sebagian masyarakat Barat ada yang telah menerima teologi modern, tetapi
sebagian juga masih bertahan pada Al-Kitab.

Hal tersebut menyebabkan timbulnya gerakan-gerakan keagamaan yang


bersifat “reviva” (kebangkitan kembali) seperti di Inggris dan Amerika, yang di Belanda atau Jerman
disebut “pletisme”.

b.      Perkembangan di Amerika

Gereja Kristen di Amerika sampai tahun 1783 dipengaruhi oleh gereja Angklikan Inggris, oleh
karena Amerika jajahan Inggris. Sejak abad 18 agama Kristen Protestan di Amerika meningkat,
dikarenakan usaha dari Jonathan Edwards (1703-1758). Tokoh bangkitnya “The Great Awakening”
dalam tahun 1740 dengan gerakan reveval. Tujuannya ialah untuk memperbaiki kerusakan sebagai
akibat kekacauan ortodoksi sebagai akibat Pencerahan yang angkuh.

Dalam abad 19-20 masyarakat Kristen Protestan di Amerika lalu terpecah-pecah di antara
penganut yang liberal dan fundamental. Aliran liberal terbuka dalam rangka pengembangan ilmiah,
sehingga timbul pandangan bahwa antara ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan adalah sejajar dan
selaras. Kaum liberal yang radikal dipimpin oleh William Channing dalam membahas Al-Kitab
menyerang Trinitas. Dari aliran liberal ini lahirlah yang disebut “Social Gospel”(Injil Sosial) dengan
latar belakang perkembangan industry di mana keadaan buruh tetap dalam keadaan menyedihkan,
sehingga gereja bergerak di bawah pimpinan Walter Rauschenbusch (1861-1918) memberantas
kemiskinan kaum buruh.

Sedangkan aliran fundamental bergerak dan mengusahakan kembali agar gereja berpegang
teguh kepada asas-asas iman Kristen dan menolak pikiran yang modern. Pada tahun 1906 di
Calnifornia muncul pula sekte “Pantekosta” yang ajarannya menitikberatkan pada kegiatan
bernubuat, berbahasa lidah, berusaha menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya. Dengan ciiri-ciri
khasnya kegembiraan dan ekstae, Pantekosta memasuki Indonesia sekitar tahun 1925 dengan salah
satu cabangnya yang disebut Gereja Bethel Injil Penuh.

c.       Perkembangan di Afrika

Masuknya Kristen di benua hitam ini sejalan dengan masa penjajahan orang-orang Barat
terutama pada abad ke-18. Tercatat tokoh perintis Kristen seperti Samuel Crowter (1810-1892) di
daerah Afrika Barat dan David Livingstonem (1813-1892) di bagian selatan.

Di negara-negara terutama bekas jajahan Inggris kebanyakan yang menonjol adalah Kristen
Protestan seperti di negara-negara Nigeria, Kenya, dan juga Afrika Selatan. Sedangkan dinegara-
negara seperti Angola, Mozambiquee, Zaire, yang lebih berpengaruh adalah Katolik.

Tantangan yang dihadapi oleh misi Kristen di Afrika adalah sebagai berikut:
·         Keadaan social ekonomi yang lahir dari pila kehidupan yang tidak sesuai dengan budaya Afrika.

·         Adanya kesenjangan di kalangan buruh industry dan masalah urbanisasi.

·         Nilai-nilai kristiani yang berasal dari dunia Barat yang dianggap merusak nilai-nilai budaya asli.

·         Kesulitan gerja menghadapi masalah poligami, kepercayaan terhadap roh-roh leluhur yang masih
kuat.

·         Gereja-gereja Ethiopia yang reflektif terhadap gereja-gereja Barat.

·         Gereja-gereja Zionis (yang berlainan dari gereja Yahudi) yang bercorak sinkretis, dan sebagainya.

d.      Perkembangan di Asia

Agama Kristen Protestan mulai berkembang di Asia pada abad 17-18 beriringan dengan
masuknya kolonialisme dari Eropa dan Inggris.

a)      Di India

Kristen Protestan masuk di India mulai dari India Selatan, terutama sejak datangnya
Bartholomeus Ziegenbalg (1684-1719) yang membawa ajaran yang sudah dipengaruhi gerakan Pietis
dan Revival. Yang penyebarannya dilanjutkan oleh William Casey yang terkenal dengan lima pokok
ajarannya, sebagai berikut:

·         Gereja dan sekolah harus berjalan berdampingan dan setiap orang Kristen diusahakan agar dapat
membaca Al-Kitab.

·         Al-Kitab harus diterjemahkan ke dalam bahasa setempat.

·         Pemberitaan Injil harus didasarkan pada hasil penelitian terhadap masyarakat yang akan
mendengarnya.

·         Tujuan pemberitaan Injil agar ditekankan kepada pertobatan pribadi.

·         Harus cepat didirikan gereja pribumi yang berdiri sendiri dengan pelayan-pelayan orang pribumi.

b)     Di Sri Langka

Pada tahun 1650 Sri Lngka dikuasai oleh  Perserikatan Dagang Belanda (V.O.C), maka agama
Kristen Protestan mulai masuk dengan pengaruh dari India Selatan. Tantangan yang dihadapi ialah
kuatnya agama asli (Budha) yang sudah membudaya dikalangan masyarakat, disamping itu ada juga
agama Katolik. Oleh Belanda orang-orang Katoli dipaksa masuk Protestan. Namun kenyataannya
walaupun mereka sudah menyatakan menjadi Protestan, hanya luarnya saja, mereka masih
mempertahankan agama Katoliknya. Hingga sekarang diperkirakan agama Protestan di sini hanya 1%
dan 9% adalah Katolik sedangkan yang 90% agama asli dan lainnya.

c)      Di Cina

Penyebar agama Kristen Protestan di Cina agaknya ialah pendeta dari Inggris bernama Robert
Marrison, namun usahanya kurang mendapat sambutan. Kemudian pada tahun 1833 datang lagi
penginjil Inggris yang lain ialah Hudson Tylor yang menyebarkan ajarannya dengan cara baru, yaitu
dengan membentuk organisasi yang disebut China Inland Mission. Gara-gara diusirnya orang asing
dari Cina pada tahun 1949 maka nama organisasi tersebut diubah menjadi Overseas Missionary
Fellowship.

d)     Di Jepang

Pembawa agama Kristen Protestan di Jepang belum diketahui, hanya diberitakan ada beberapa
guru Injil. Namun diantara orang Jepang yang menjadi tokohnya disebut Toyohiko Kagawa (1888-
1960). Sistem penyebaran Injil di Jepang adalah bersifat individual, dengan pendekatan perorangan,
dan dengan lembaga pendidikan system Barat. Di samping itu dilakukan pula pendekatan terhadap
masyarakat kelas bawah yang menderita kepincangan-kepincangan social sebagai akibat program
industrialisasi besar-besaran. Aliran Kristen di Jepang ini kebanyakan dipengaruhi oleh Protestan
Inggris terutama gerakan Methodis.

e)      Di Indonesia

Orang-orang Belanda memasuki Indonesia sejak tahun 1596, pada tahun 1602 mereka
mendirikan perserikatan dengan nama V.O.C. Setelah berakhirnya V.O.C dan kekuasaan
pemerintahan diambil oleh pemerintah Belanda, barulah agama Kristen Protestan mendapat
peluang yang terbuka.  Di kota-kota besar berdirilah gereja-gereja atas prakarsa pemerintah dan
dengan guru-guru Injil yang mendapat gaji dari pemerintah.

Pada abad ke-20 setelah gereja-gereja Protestan mengalami pembaruan, terlepasnya gereja dan
Negara, maka secara berangsur-angsur tumbuhlah berbagai aliran dan sekte Protestan di Indonesia.
Misi Protestan bukan saja dating dari Belanda tetapi juga dari Jerman. Misalnya “Rasul Orang
Batak”  ialah bermukim tetapnya Ludwing Ingwer Nommensen  (1834-1918) selama 56 tahu sejak
tahun 1862 yang memasuki tanah Batak dikirim oleh Rheinische Missionsgesellschaft sampai
wafatnya di Sigumpar tanggal 13 Mei 1918.

Di masa sekarang umat Kristen Protestan yang terpecah-pecah dalam berbagai macam gereja
sedah bersatu dalam bimbingan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia yang lahir sejak “oikumnene”dalam
konferensi Pekabaran Injil se-Dunia di Edinburg tahun 1910, yang diperkuat pada tahun 1948,
dengan anggota 200 gereja lebih.[4]    

5.      Pokok Ajaran Kristen Protestan

Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen adalah “Kristosentrisme”,  artinya bahwa


Yesus itu berkedudukan sebagai sentral dari seluruh kehidupan orang Kristen. Ajaran tersebut
terwujud dalam konsepsi Inkarnasi, Penebusan, dan Trinitas, sehingga menjadi suatu system
kepercayaan yang terdiri dari 12 pasal.

Sistem Kepercayaan

Asas yang menonjol menurut kepercayaan ajaran Protestan adalah “arti pemutlakan terhadap
hal-hal yang relative” dan “pembenaran iman”, di mana setiap umat Kristiani sebagai manusia dapat
bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu:

·         Dalam tatanan dan keagungan alam,

·         Dalam pribadi Yesus Kristus yang hidup dalam sejarah

·         Dalam hati nurani manusia.


Segi-segi kehidupan tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Roh Tuhan.

(a)   Pengakuan Iman Rasuli

Adanya pengakuan iman ini asalnya dibuat para Rasul yang kemudian disusun secara bertahap
sejak tahun 150 M dengan bunyinya sebai  berikut:

                      I.                        1.   Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, penguasa langit dan  bumi.

                   II.                        2.   Dan kepeda Yesus Kristus, anak Tuhan yang tunggal, Tuhan kita.

3.   Yang terakndungn dalam Roh Kudus, lahir dari perawan Maria.

4.   Yang menderita dibawah pemerintahan Pointus Pilatus, disalibkan, wafat dan dikuburkan turun
dalam kerajaan maut.

5.   Pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang mati.

6.   Naik ke surga, duduk di sebalah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.

7.   Dan akan dating dari sana untuk menghakimi orang-orang yang  hidup dan mati.

III.         8.    Aku percaya kepada Roh Kudus.

              9.    Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.

             10.   Pengampunan dosa.

             11.   Kebangkitan daging.

             12.   Dan hidup yang kekal.

Dari urutan di atas maka dapat diuraikan bahwa pada mulanya pengakuan gereja Kristen cukup
dengan rumusan singkat “Yesus adalah Tuhan atau Yesus adalah Kristus”. Dengan pengakuan
tersebut maka seseorang dapat dibabtis. Saat itu gereja Kristen masih berada di tengah kaum
Yahudi. Tapi karena orang Yahudi sudah mempercayai Tuhannya Israel, sedangkan umat Kristen
percaya kepada “Yesus Kristus”, maka untuk pelaksanaan pembabtisan diperlukan satu pasal
tambahan yaitu pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah “Anak Allah”, Sang Mesias yang telah
dijanjikan Tuhan.

Kemudian yang menumbuhkan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah “Roh Kudus”. Dalam hal
ini Roh Kudus menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Jadi Roh Kudus adalah Tuhan yang berbicara
dalam hati manusia. Demikian seterusnya, sehingga pengakuan itu terdiri dari tiga bagian, yaitu
tentang Tuhan Bapa, Yesus Kristus dan tentang Roh Kudus. Yang mana diyakini dalam Tritunggal.

(b)   Kepercayaan tentang Tuhan

        Menurut ajaran Kristen tentang Tuhan harus dilihat dari dua pihak, di satu pihak bahwa Allah itu
tidak boleh turun dari surga di lain pihak Allah menjadi manusia di dalam diri Yesus. Hal ini
digambarkan dalam kedatangan Yesus, bahwa Allah yang hidup itu telah menyatakan diri sebagai Dia
yang sungguh-sungguh Allah dan yang sungguh-sungguh manusia. Sebagaimana dikatakan dalam
Yohanes 4: 24, bahwa:

        Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan
kebenaran.
Artinya Allah itu bukan makhluk yang tidak dibatasi ole ruang dan waktu.

        Allah itu Esa (U1. 6:4; 1 Kor. 8:4) artinya bahwa Allah itu tidak dua atau tidak lebih dari satu.

        Allah itu kekal, artinya tidak berubah karena keadaan dan waktu, tidak pernah bergantung
dengan makhluk lain, tidak pernah tidak ada, baik dulu maupun sekarang.

        Allah itu mempunyai sifat, dalam keadaanNya yang selalu tepat dan benar, dan tidak terbatas,
maka sifat-sifatnya tidak diketahui oleh manusia.

        Allah berada dalam Kristus, khusus tentang nisbah antara “Allah Bapa” dan “Anak Allah”,
menurut dogma Kristen adalah “rahasia Illahi”.

(c)    Yesus Kristus

        Sebagaimana dinyatakan dalam bagian kedua Pengakuan Iman Rasuli, Yesus Kristus mendapat
kehormatan yang sama dengan Allah Bapa, dalam arti gereja menyakini bahwa Yesus adalah
sesungguhnya Allah dan sekaligus manusia. Ditemukan dua segi pokok dalam diri Yesus, yaitu
pertama Yesus adalah manusia seperti halnya manusia pada umumnya, hanya saja tanpa dosa. Ia
lahir dari wanita, ia merasa haus dan lapar, suka dan duka, dan mati yang dikuburkan. Kedua Yesus
tergolong Allah (Yosua: penolong), karena ia adalah juru selamat yang dating dari Allah untuk
menyelamatkan dunia dan manusia adalah anak Allah yang sudah dibangkitkan dan hidup, maka Dia
berkata “Aku dan Bapa adalah Satu”.

        Yesus juga disebut “Anak Allah Yang Tunggal” kata “Anak Allah” bukan berarti Allah mempunyai
anak kandung, melainkan “Allah Yang Anak”, dalam arti Allah yang datang dalam diri manusia Yesus.

        Kedatangan Yesus merupakan berita gembira sebagai tanda Allah mengasihi manusia. Betapa
besar cinta kasih Allah kepada manusia, sehingga Yesus melaksanakan penderitaannya, menurut apa
yang sudah direncanakan Allah untuk menebus dosa manusia.

        Sehingga maksud penderitaan dan kematian Yesus adalah:

·         Untuk mencukupkan apa yang telah dalam Al-Kitab,

·         Untuk menyatakan cinta kasih kepada manusia,

·         Untuk memikul dan menanggung dosa manusia yang percaya kepadanya

·         Untuk mendamaikan manusia dengan Allah melalui dirinya.

       Sedangkan kebangkitan Yesus menurut umat Kristen mengandung arti sebagai berikut:

·         Memperoleh pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan berdasarkan
kemenangan yang diperjuangkan Kristus sebagai penebus.

·         Karena ‘manusia lama’ itu sudah disalib bersama Kristus, maka dalam kehidupan manusia
dibangkitkan untuk memulai kehidupan yang baru.

·         Karena Yesus adalah manusia pertama  yang sudah dibangkitkan maka setiap umat Kristen
emnantikan kebangkitan mereka pada waktu kemenangan Yesus yang akan dinyatakan kelak.

(d)   Roh Kudus
Di dalam bahasa arab/ibrani Ruhuk kudus artinya roh suci, semangat kekuatan yang di berikan oleh
Allah. Kalimat roh terkadang-kadang di artikan nyawa atau malaikat. Nabi Isa di beri oleh Tuhan Roh
Kudus. Tidak saja beliau tapi Tuhan telah memberikan roh kudus kepada nabi-nabi dan orang yang di
kehendakinya. [5]

        Dilihat dari namanya, sifat dan peranan karyanya Roh Kudus juga adalah Allah.Karya dan
peranan Roh Kudus adalah  dalam rangka menuju keselamatan manusia sebagai berikut:

·         Menginsafkan manusia akan pertemuannya dengan Yesus Kristus melalui penginsafan dosa manusia
karena tidak percaya kepadanya. Penginsafan tentang kebenaran karena Yesus telah pergi kepada
Bapa dan penginsafan tentang penghakiman karena penguasa dunia, yaitu iblis sudah dihukum.

·         Melahirkan kembali manusia secara rohani dengan syarat menusia harus beriman terlebih dahulu
kepada Yesus, sehingga ia menjadi ciptaan baru dan menerima hidup baru.

·         Mencap manusia sebagai kepunyaan Allah bagi yang percaya dan bertobat.

·         Membabtiskan orang yang percaya untuk menjadi anggota tubuh Kristus, yang terjadi hanya satu
kali.

·         Mendiami orang yang percaya artinya didiami Roh Kudus dalam hidupnya.

·         Memenuhi hidup orang yang percaya yang meliputi perasaan, kemauan, pikiran, yang dipimpin dan
dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu dengan cara hidup penuh penyerahan, melaksanakan firman Allah,
sepenuhnya tergantung pada Allah dan mengakui segala dosa.

(e)    Sakramen

        Sakramen adalah merupakan pusat dari ibadah (liturgy) yang merupakan perbuatan lahir yang
ilahi (firman yang nyata). Sakramen disusun dan ditetapkan di Konsili Trente yang menyimpulkan
bahwa sakramen adalah alat anugerah yang bukan saja sebagai tanda dan cap anugerah tetapi juga
mengandung anugerah.

        Diperlukannya sakramen adalah untuk keselamatan agar manusia mendapat anugerah
pembenaran. Menurut Kristen Protestan sakramen itu ada dua macam yaitu “sakramen
pemandian”  atau “sakramen pembabtisan”  dan “sakramen ekaristi”  atau “sakramen perjamuan
suci”  yang juga disebut “komuni suci”, “jamuan suci”, “misa”,  atau “korban suci”  dan sebagainya.

        Sakramen perjamuan suci berarti ucapan syukur, dimana ketika pelaksanannya Yesus secara
rohani dan maknawi berbentuk roti dan anggur yang menjadi makanan. Yang merupakan santapan
rohani adalah roti (Yesus Kristus) dimaksudkan agar ikatan batin antara orang-orang yang percaya
bertambah erat dengan Yesus. Di dalam perjamuan suci itu Yesus hadir dalam rohnya dan dia akan
berada dalan diri manusia yang percaya. Roti melambangkan tubuh Yesus dan anggur
melambangkan tubuh Yesus sebagai air hidup yang harus diminum.[6]

6.      Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan

Akibat dari berpisahnya umat Kristen Protestan dari gereja Katolik dengan ciri-ciri
Protestianismenya yang membuat tradisi tunduk pada Al-Kitab sebagai dasar doktrin dan
menegaskan “justification  by faith” (pembenaran atau kebenaran melalui agama), dengan cara
menghotbah Al-Kitab dan ketinggian moral atau peradaban pribadi, serta menolak kekuasaan Paus,
menolak Mis dan memuja para Santa. Maka sejak perlawanan tersebut lahirlah berbagai sekte
agama Kristen yang pada mulanya merupakan sekte-sekte aliran Luther, Calvin, Anglican, Zwingli dan
sekte-sekte Anabaptis.

Akibat dari cara pembahasan Al-Kitab secara perorangan dengan penekanan ajaran tertentu,
maka cenderung melahirkan berbagai macam sekte keagamaan yang kecil-kecil seperti adanya
Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker, Metodis, Moravia, Tentara Bala Keselamatan, Advent,
Pantekosta dan lainnya.Gereja tersebut juga Nampak di Indonesia.[7]

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.      Agama Kristen mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan minyak suci
sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti orang-orang yang
telah dibaptiskan dengan perminyakan suci.

2.      Nama Protestan berasal dari kata “protes” yang dilancarkan oleh raja atau pangeran Jerman yang
mendukung reformasi melawan keputusan mayoritas yang beragama Katolik. Pangeran Jerman
tersebut ialah pengikut Injil kaum Luther yang menentang tekanan yang kuat dari penguasa Roma
Katolik. Dari adanya protes mereka dalam siding di Speyer itu, maka lahirlah kaum Protestan.

3.      Pendiri agama Kristen Protestan yaitu; Martin Luther, Ulrich Zwingli, dan Jean Calvin.

4.      Perkembangan agama Kristen protestan terjadi di berbagai dunia, di antaranya:di dunia


barat,Amerika,Afrika dan Asia (India,Srilanka,Jepang,cina, Indonesia)

5.      Pokok ajaran Kristen Protestan adalah Pengakuan Iman Rasuli,             Kepercayaan tentang Tuhan,
Yesus Kristus, Roh Kudus, Sakramen.

6.      Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan melahirkan berbagai macam sekte keagamaan yang kecil-kecil
seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker, Metodis, Moravia, Tentara Bala
Keselamatan, Advent,dan Pantekosta.

B.     Saran

Sebaiknya para pembaca dapat menyeimbangkan antara ilmu teknologi dengan agama,
sehingga tidak menyalahi norma-norma agama.

DAFTAR PUSTAKA

·         http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html

·         Abdul Manaf Mudjahid.1994, Sejarah Agama-Agama. Jakarta

·         Hadikusuma Hilman,1993. Antropologi Agama.citra aditia bakti,Bandung

·         Hakim agus,2009. Perbandingan agama. Penerbit di penogoro, Bandung

[1] http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html

[2] Drs. Mudjahid Abdul Manaf. Sejarah Agama-Agama. Jakarta 1994. Hal: 100

[3] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 132-140

[4] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama.  Bandung 1993. Hal: 142-148


[5] .agus hakim, perbandingan agama, hal 100

[6] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 149-159

Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi


Agama. Bandung 1993. Hal: 164

_______________________

Dalam paparannya, mantan Ketua Umum Pengurus Besar AMGPM itu menjelaskan
secara detail 5 pokok ajaran gereja yang dianut oleh Gereja Protestan Maluku, yaitu:

1. FIRMAN TUHAN sebagaimana tertuang dalam Alkitab yang terdiri dari Perjanjian
Lama sebanyak 39 kitab dan Perjanjian Baru sebanyak. 27 kitab.

2. TUHAN ALLAH yang dipahami dalam konsep Tritunggal Allah yang sempurna
dalam sifatnya yaitu : Allah Bapa sebagai Pencipta, Yesus Kristus Sang Penebus, dan
Roh Kudus Sang Pemelihara.

3. KERAJAAN ALLAH, yang membahas tentang konsep eskhatologis yang intinya


tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

4. GEREJA, yang dipahami sebagai persekutuan orang percaya kepada Kristus yang


dibentuk oleh Allah, melalui pekerjaan Roh Kudus. Gereja mengemban misi eklesia
yakni selaku persekutuan orang yang percaya kepada Kristus dan dipanggil dari
dalam dunia selanjutnya diutus ke dalam dunia.

5. CIPTAAN ALLAH dengan pembahasan pada 10 aspek yaitu alam semesta,


Manusia, Dosa, Iblis/setan roh jahat, Kematian, Aliran ideologi, Pluralisme, Ilmu
pengetahuan dan teknologi, Budaya dan uang.

Anda mungkin juga menyukai