Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andi Lestari Gurusinga

Mata Kuliah : Pembimbing PB2


Tugas : Presentase Tokoh Perjanjian Baru

YUSTINUS MARTIR

Flavius Yustinus adalah salah seorang penulis Kristen paling terkenal lewat
karyanya Liber Apologeticus – “Apologi Pertama”. Ia dilahirkan di Samaria pada tahun 95. Umat
Kristen abad pertama disebut sebagai "atheis" oleh pemerintah Roma. Mereka dieksekusi karena
tidak menyembah dewa-dewa Romawi. Kekristenan merupakan perbuatan ilegal.
Pada akhir hayatnya ia mati syahid menjadi martir sehingga namanya disebut sebagai Yustinus
Martir.

A. Riwayat Hidup
Yustinus Martir juga adalah seorang filsuf yang aktif mempelajari ajaran-ajaran Stoa1,
Aristoteles2, dan Phytagoras3, tetapi ia menganut sistem Plato4. Yustinus menjadi seorang Kristen
ketika ia merenungkan tulisan-tulisan Taurat dan membaca Injil serta surat-surat Paulus.
Kemudian Yustinus bertemu dengan seorang tua yang bertapa di padang sunyi di Palestina.
Orang tua ini mengajarkan kepadanya tentang Kitab Suci, tentang para nabi dalam Perjanjian
Lama. Yustinus menemukan bahwa sekarang ia menemukan kebenaran sejati dalam
agama Kristen. Oleh karena itu ia bertobat menjadi Kristen pada tahun 130. Sesudah
pertobatannya, Yustinus mengajar di Efesus. Ia memandang pengajaran Kristen sebagai filsafat,
yang nilainya lebih tinggi dari filsafat Yunani.
Dalam banyak hal, kehidupan Yustinus mirip dengan kehidupan Paulus. Rasul ini adalah
orang Yahudi yang lahir di daerah bukan Yahudi (Tarsus), sedangkan Yustinus adalah orang
bukan Yahudi yang lahir di daerah Yahudi (Sikhem kuno). Keduanya terpelajar dan tangguh
berargumentasi untuk meyakinkan orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi akan kebenaran
Kristus. Keduanya mati syahid di Roma karena keyakinan mereka.

1
Pengikut-pengikut Stoa adalah orang-orang yang mengikuti pengajaran Zeno dari Citium (guru di Atena
yang meninggal pada tahun 265 Sebelum Masehi). Zeno mengajar bahwa kebahagiaan dapat dicapai oleh
manusia yang mampu bersikap bebas terhadap kesenangan maupun penderitaan.- Kis 17:18
2
Aristoteles (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander
yang Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika,
retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi
3
Pythagoras (570 SM – 495 SM) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal
melalui teoremanya.
4
Plato (427 SM - 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical
dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia
adalah murid Socrates
B. Perjuangan Bagi Kekristenan
Yustinus hidup pada masa gereja dan orang Kristen berada pada keadaan yang tidak
menguntungkan. Ia sering melihat bahwa banyak orang Kristen yang dihambat dan dianiaya.
Oleh karena rasa keprihatinannya, ia membela kekristenan dari serangan yang dilancarkan oleh
pemerintah yang tidak beragama Kristen.
Yustinus, “Apologi Pertama”, ditujukan pada Kaisar Antoninus Pius5 (dalam bahasa
Yunani berjudul Apologia, yaitu suatu kata yang mengacu pada logika yang menjadi dasar
kepercayaan seseorang). Dalam tulisannya ini, Yustinus menyatakan bahwa orang Kristen
menuntut keadilan. Jika orang Kristen bersalah, ia harus diadili. Ia menolak bila orang Kristen
dihukum karena mereka seorang Kristen. Ia juga menjelaskan mengenai ibadah Kristen
dan Perjamuan Kudus, sehingga kecurigaan kekaisaran Roma terhadap orang Kristen sebagai
kelompok subversif6, amoral, dan kriminal pun terhapus. Seperti Paulus, Yustinus tidak
meninggalkan orang-orang Yahudi ketika ia berpaling kepada orang-orang Yunani. Dalam karya
besar Yustinus lainnya, “Dialog dengan Tryfo”, ia menulis kepada seorang Yahudi kenalannya,
bahwa Kristus adalah penggenapan tradisi Ibrani.
Tidak hanya itu saja, Yustinus juga memberikan informasi mengenai tata ibadah,
Baptisan, dan Perjamuan Kudus dalam gereja pada abad ke 2. Mengenai tata ibadah dikatakan
bahwa ibadah dilakukan pada hari Minggu. Hal ini dikarenakan Allah beristirahat pada hari
ketujuh. Selain itu, jemaat beribadah pada hari minggu juga karena Kristus bangkit pada hari
tersebut. Mengenai praktek baptisan, Yustinus menyatakan bahwa mereka yang dibaptis adalah
mereka yang telah percaya kepada pengajaran Kristen dan yang telah berjanji hidup mengikuti
ajaran-ajaran tersebut.
Karya-karya penting Yustinus tidak hanya terbatas dalam hal menulis saja, Yustinus juga
mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanannya ia selalu berargumentasi tentang
iman yang diyakininya. Di Efesus, ia bertemu dengan Tryfo. Di Roma, ia bertemu Marcion7,

5
Antoninus Pius ( 86 M - 161 M), dikenal pula sebagai Antoninus, adalah kaisar Romawi pada tahun 138
M - 161 M. Dia adalah anggota dinasti Nerva-Antoninus dan Aurelii.[3] Dia memperoleh nama Pius setelah
penobatannya, mungkin karena memaksa Senat Romawi untuk mendewakan ayah angkatnya Hadrianus
6
Subversif merujuk kepada salah satu upaya pemberontakan dalam merobohkan struktur kekuasaan
termasuk negara
7
Marsion dari kota Sinope (85-160) adalah seorang uskup dalam gereja mula-mula di kota Sinope. Salah
satu pemikirannya yang banyak memicu perdebatan adalah pemisahan radikal antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
pemimpin kelompok Gnostik8. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak
ramah terhadap seseorang yang bernama Crescens, seorang Cynic9. Ketika Yustinus kembali ke
Roma pada tahun 165, Crescens mengadukannya kepada penguasa atas tuduhan memfitnah.
Yustinus pun ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang
percaya lainnya.
Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang Kristen yang saleh, dan ia bertekad
meluhurkan kekristenan dengan hidupnya. Dalam bukunya, "Percakapan dengan Truphon
Yahudi", Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau
dibuang ke moncong-moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu api, kami tidak
akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi
nama Yesus, bertobat dan menjadi saleh."

8
Gnostisisme (bahasa Yunani: γνῶσις gnōsis, pengetahuan) merujuk pada bermacam-macam gerakan
keagamaan yang beraliran sinkretisme pada zaman dahulu kala. Gerakan ini mencampurkan pelbagai ajaran
agama, yang biasanya pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya adalah jiwa yang
terperangkap di dalam alam semesta yang diciptakan oleh tuhan yang tidak sempurna
9
Kompleksitas Identitas Religius Yesus (Cynic), Yesus dipandang sebagai penyembuh, guru moral,
pengkhotbah apokaliptik, dan akhirnya Messiah

Anda mungkin juga menyukai