Anda di halaman 1dari 3

2.1.

Pengertian Septuaginta

Septuaginta adalah terjemahan Kitab-kitab dalam Alkitab Ibrani atau Tanakh, yang juga
merupakan anggota Kontrak Lama di Alkitab Kristen, dari Bahasa Ibrani (ditulis dalam huruf
Ibrani kuno) ke dalam bahasa Yunani gaya Koine pada masa seratus tahun ke-3 sM. Terjemahan
tersebut disebut “Septuaginta” yang dalam bahasa Yunani artinya adalah 70 (tujuh puluh) dan
sering ditulis sebagai “LXX” sebab kanon disusun 70 orang imam Yahudi yang diberi tugas
oleh Ptolemaios II Philadelphos (285-247 sM), Raja Mesir untuk diisikan ke Perpustakaan
Alexandria (Iskandariyah), Naskah ini memasukkan sejumlah terjemahan kuno yang berada saat
itu dan dalam dunia ilmiah di beri kode naskah atau G.1

Ada yang mengatakan juga Kitab Septuaginta merupakan terjemahan Perjanjian Lama ke dalam
bahasa Yunani yang diperkirakan diterjemahkan sekitar abad ke-3 sM. Kitab Septuaginta
dikerjakan di Alexsandria, Mesir untuk memenuhi kebutuhan orang Yahudi diaspora yang
berbicara bahasa Yunani. Septuaginta dapat juga ditulis dengan angka Romawi “LXX” (artinya
70) karena diperkirakan diterjemahkan oleh sekitar 72 orang dalam jangka waktu sekitar 72 hari.
Ptolomeus II Philadelpos menulis surat kepada imam besar di Yerusalem supaya dapat
mengirimkan gulungan Kitab Taurat (Perjanjian Lama) dan dipilih masing-masing enam orang
serjana yang fasih berbahasaa Ibrani dan Yunani dari setiap suku bangsa Israel (12 suku),
sehingga jumlah para serjana tersebut ada72 orang. Kabarnya para penerjemah ini bekera secara
terpisah dan diilhami oleh Allah sehingga setiap penerjemah menerjemahkan teks yang sama
dengan kata-kata yang sama, seakan-akan mereka didikte bersama-sama. Baahkan semua huruf
yang dipakai dalam setiap terjemahan tersebut persis sama. Diperkirakan hanya kitab-kitab
Pentateukh yang diterjemahkan di Alexsandria, kemudian lambat laun diterjemahkan juga kitab-
kitab Perjanjian Lama sampai masa menjelang sekitar 100 tahun sM. Orang-orang Yahudi di
Alexsandria menyebut Septuaginta dengan tangan terbuka. Namun, orang Yahudi di Plestina
menolaknya karena mereka hanya mengakui versi-versi dalam bahasa Ibrani.2

2.2. Sejarah Munculnya Septuaginta (LXX)

Sejarah Septuaginta tidak saja terselubung dalam kekunoan tetapi ditutupi oleh legenda-
legenda Yahudi dan Kristen yang menonjolkan sumbernya yang ajaib. Menurut legenda-legenda
ini, para penerejmah bekerja seacra terpisah satu dengan yang lain, namun menghasilkan
terjemahan-terjemahan yang memiliki kecocokan secra harfiah satu sama lain. Karena
Septuaginta dinamai menurut jumlah para penejermah yang dalam tradisi dinyatakan sebanyak
tujuh puluh orang (bahasa Latin Septuaginta ‘tujuh puluh’, sehingga namanya disebut juga

1 https://p2k.um-surabaya.ac.id/id3/2-3045-2942/Biografi-pilihan/Septuaginta_25991_p2k-um-
surabaya.html
2 https://www.alkitab.or.id/layanan/berita-detail/septuaginta
LXX. Rupanya Septuaginta berasal dari komunikasi Yahudi di Alexsandria anatar tahun 250
samapai tahun 100 sM. Perkembangannya serupa dengan perkembangan targum-targum.
Berbagai terjemahan tidak resmi dibuat sesuai deangan kebutuhan, lalu teksnya ditetapkan pada
awal tarikh Masehi, pada saat terjemahan tersebut menajadi Perjanjian Lama yang terotoritas
dalam jemaat Kristen.

Septuaginta memperlihatkan banyak variasi dalam pandangan teologis dan dalam


kesesuaian haarfiah maupun ketelitian terjemahannya, sehingga bacaan-bacaannya tidak dapat
diterima secara sembarangan. Walaupun demikian, Septuaginta sangat penting dalam penelitian
teks, karena mewakili bentuk teks Ibrani sebelum adanya pembakuan pada abad-abad permulaan
tarikh Masehi. Bersama-saama dengan Taurat Samaria dan Naskah-naskah Laut Mati,
Septuaginta merupakan bukti terpenting dari bentuk-bentuk teks Ibrani sebelum ada teks
Masora.3

Septuaginta pada permulaannya hanyalah terjemahan darai Taurat yaitu lima kitab
pertama dalam Alkitab yang merupakan kitab suci orang Yahudi dan diyakini hasil susunan
Musa bahasa Yunani Koine merupakan bahasa umum (lingua franca) di kawasan Laut Tengah
pada zaman sejak matinya Alexsander Luhur (tahun 323 sM) hingga berdirinya kerajaan
Bizantin Yunani (tahun 600 M). Karena belakang ditemukan aci intinya terjemahan lengkap
seluruh Alkitab Ibrani, maka dalam perkembangan agama Kristen disebut sebagai Kontrak Lama
Kristen atau Kontrak Lam Yunani (“ Greek Old Testament”). Pada kenyataannya Septuaginta
dikerjakan oleh 72 orang berbakat yang mengenal adun mengenai hukum-hukum Yahudi dan
dapat menterjemahakan dengan adun ke dalam bahasa Yunani. Berada juga yang mengatakan
bahwa ke 72 orang tersebut bersumber dari 6 orang dari tiap suku Israel yang berjumlah 12 (6 x
12 =72), Tetapi argumen ini masih perlu dipertanyakan (baca: Important Early Translations of
the Bible).

Pada masa seratus tahun 19 dan masa seratus tahun 20 tersedia banyak sekali translasi
Alkitab ke dalam berbagai bahasa. Namun sebelumnya, Alkitab yang tersedia hanya terdapat
dalam sebagain penerjemahan saja. Penerjemahan Alkitab mula-mula terjadi k dalam bahasa
Yunani yaitu Septuaginta tercatat dari masa seratus tahun ke 3 hingga ke 2 sebelum Kristus
(abad ke-3 hingga masa seratus tahun ke-2 sM). Bukan hanya sebagai terjemahan yang tertua
tetapi juga berjasa sebagi penghubung selang Kitab Kontrak Lama dengan Kontrak Baru yang
mempergunakan bahasa Yunani sebagai bahasa penulisannya. Argumen sebenarnya untuk
memainkan penerjemahan ini adalah untuk memenuhi keperluan pendidikan dan liturgus dari
komunitas Yahudi di Aleksandria yang banyaknya cukup luhur. Lebih banyak dari mereka telah

3 W. S. Lasor, D. A. Hubbard & F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2001), 70, diakses pada 7 November 2021
https://drive,google.com/file/d/1QzHogi8_O5OHUYD8f1LFeLrFtBRtF8W-/view?usp=drivesdk
lepas sama sekali dari ingatan bahasa Ibrani atau telah tumbuh dan cakap sehari-hari dengan
bahasa Yunani Umum. Tetapi mereka adalah orang Yahudi dan berhasrat mengerti Kitab-kitab
suci Tua, dimana tempat bergantungnya Iman dan hidup mereka. Keperluan Septuaginta sangat
jelas. Disamping sebagai terjemahan pertama yang pernah di buat dari Kitab bercakap Ibrani,
juga merupakan media untuk membawa pemikiran keagamaan orang-orng Ibrani untuk dunia,
Septuaginta juga merupakan Kitab yang dipakai pada saat Jemaat Kristen mula-mula, dan para
penulis Kontrak Baru sering mengutip dari Septuaginta. Pengaruh lanjutan dari Septuaginta juga
membuat Origen menggabungkan Septuaginta ke dalam karya bernama Hexapla, yaitu edisi
kesarjanaan yang cukup berlilit dari Kontrak Lama. Berabad-abad Septuagintaa mempunyai
pengaruh yang lebar, seperti menjadi dasar penerjemahan Kontrak Lama ke dalam bahasa Latin,
Koptik, Gothic, Armenian, Georgia, Etiopia, Aram Kristen Palestina, Syria, Arab, dan Slavonic.
Dan yang saangat terpenting saat ini dipakai Otoritas dalam teks Akitabiah dari Kontrak Lama
untuk Gereja Ortodok Yunani.4

4 https://p2k.um-surabaya.ac.id/id3/2-3045-2942/Biografi-pilihan/Septuaginta_25991_p2k-um-
surabaya.html

Anda mungkin juga menyukai