Anda di halaman 1dari 306

© 2015 Turning Point for God

P.O. Box 3838


San Diego, CA 92163
Semua Hak Cipta Dilindungi

Diedit oleh Robert J. Morgan


Diterjemahkan oleh Kalvin Budiman

Kecuali diberikan catatan tambahan, semua kutipan Alkitab diambil dari ALKITAB
TERJEMAHAN BARU © LAI, 1997

Dicetak di Amerika Serikat.


Daftar Isi

Pendahuluan v
B A B S A T U
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita? 1
B A B D U A
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan? 31
B A B T I G A
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran? 59
B A B E M P A T
Bagaimaan Kita Dapat Menerima Pengampunan? 85
B A B L I M A
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah? 117
B A B E N A M
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah? 145
B A B T U J U H
Mengapa Doa kita Tidak Dijawab? 173
B A B D E L A P A N
Apakah Ada Dosa Yang Allah Tidak Dapat Ampuni? 201
B A B S E M B I L A N
Apakah Iman Itu? 227
B A B S E P U L U H
Apakah Perintah yang Paling Utama? 255

Kesimpulan 283
Catatan Kaki 288
Pendahuluan

Ketika Presiden Ronald Reagan berbicara di sebuah


klub wartawan di Hotel Capital Hilton, di Washington, D.C.,
pada tanggal 26 Maret 1988, ia membuka pidatonya dengan
sebuah sindiran khasnya yang tak terlupakan. “Sebelum saya
menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda,” ia
berkata, “Saya akan memberikan pernyataan pembukaan.”1
Semua hadirin tertawa terbahak-bahak, tetapi
sebenarnya memang ada kebenaran pada pernyataan
tersebut. Kebanyakan politikus lebih suka membuat
pernyataan daripada menjawab pertanyaan. Demikian pula
dengan pendeta, dan kebanyakan kita. Membuat pernyataan,
menyampaikan pendapat, berkhotbah, memberi nasihat,
menyatakan kebenaran, dan menyampaikan pemikiran
kita kepada orang lain adalah hal-hal yang mudah untuk
dilakukan. Bahkan Alkitab sendiri menasihati kita untuk
berbicara tentang kebenaran di dalam kasih. Kita harus

v
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

mau memproklamasikan Injil dan bersaksi. Yesus membuat


banyak pernyataan; tetapi dalam berbagai macam
kesempatan lainnya, Ia juga bertanya dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan.
Hal itu Ia lakukan dari sejak masa kecil-Nya. Pasal
dua dari Injil Lukas memberikan kepada kita satu-satunya
catatan tentang masa kecil Yesus, yaitu ketika Ia berumur
dua belas tahun dan ketika Ia tertinggal di Yerusalem
sesudah orangtua-Nya berpikir bahwa Yesus ada di antara
rombongan mereka dalam perjalanan pulang ke rumah.
Yusuf dan Maria membutuhkan tujuh puluh dua jam
untuk kembali ke Yerusalem dan mencari-Nya. Ketika
mereka menemukan Yesus, Ia sedang ada di Bait Allah dan
sedang bertanya jawab dengan para rabi.
Lukas menulis, “Sesudah tiga hari mereka menemukan
Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah
alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang
yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya
dan segala jawab yang diberikan-Nya” (Lukas 2:46-47).
Perhatikan bahwa Ia bukan hanya bertanya, tetapi juga
menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Di ayat berikutnya, ibu-Nya bertanya, mungkin dengan
sedikit kesal. “Nak,” Maria bertanya, “mengapakah Engkau
berbuat demikian terhadap kami?”
Yesus yang pada waktu itu masih berumur dua belas
tahun menjawab pertanyaan ibu-Nya bukan hanya dengan
satu pertanyaan balik, tapi dua pertanyaan balik: “Mengapa
kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa aku
harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”

vi
Pendahuluan

Itulah awal mula sebuah bentuk pelayanan berupa


menjawab pertanyaan. Jika Anda membaca keempat Injil
dan mencari tanda tanya, maka Anda akan menemukan
tanda tersebut tersebar di semua kitab. Yesus tahu
semua jawaban, tetapi Ia terus bertanya dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Dengan mempelajari cara Tuhan
Yesus memakai pertanyaan untuk mengajar, kita melihat
bagaimana hikmat-Nya menjawab kebutuhan manusia.

Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat


bagimu? Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?
Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? Siapa ibu-Ku?
Dan siapa saudara-saudara-Ku? Mengapa kamu
memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada
mereka ini? Siapa yang menjamah Aku? Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi
ia kehilangan nyawanya? Bukankah kamu jauh lebih
berharga daripada burung-burung itu? Mengapa
kamu kuatir akan hal-hal lain? Ibu, mengapa engkau
menangis? Siapakah yang engkau cari? Berapa
banyak roti yang ada padamu? Bukankah kesepuluh
orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di
manakah yang sembilan orang itu? Percayakah
kamu, bahwa Aku dapat melakukannya? Mengapa
kamu ribut dan menangis? Mengapa kamu berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak
melakukan apa yang Aku katakan? Nyawamu akan
kauberikan bagi-Ku? Tidakkah kamu sanggup
berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Apakah yang

vii
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

kamu percakapkan sementara kamu berjalan?


Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan
Bapa kepada-Ku? Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku? 2

Mulai dari pertanyaan yang sepertinya biasa-biasa saja


sampai pada pertanyaan yang sangat penting, Yesus
memakai pertanyaan untuk menarik minat pendengar-
Nya, menangkap perhatian mereka, menyingkapkan motif
si penanya, menyingkapkan kebutuhan orang-orang, dan
mendorong para pendengar untuk mengambil keputusan.
Seandainya Tuhan Yesus berkhotbah di gereja tempat
saya melayani, saya membayangkan, pertanyaan-pertanyaan
seperti apakah yang Ia akan ajukan dan jawaban-jawaban
seperti apakah yang Ia akan berikan. Yang pasti saya akan
berusaha untuk bertanya paling duluan. Saya tahu seperti
apa rasanya memendam sejumlah pertanyaan dalam hati.
Beberapa pertanyaan mungkin terlau memalukan sehingga
kita tidak berani menanyakannya. Pertanyaan-pertanyaan
lainnya barangkali sangat penting sehingga jawaban-
jawabannya dapat menjadi berkat bagi semua orang.
Dalam kehidupan saya pribadi, saya telah menghabiskan
sebagian besar waktu hidup saya untuk mencari jawaban-
jawaban kehidupan dari Firman Tuhan. Pertama-tama
tujuannya adalah untuk memuaskan pikiran dan hati saya
sendiri, tetapi juga untuk menjawab pergumulan orang-
orang lain. Dalam pengalaman pelayanan, saya belajar bahwa
saya merasa paling dekat dengan kebutuhan orang-orang
yang saya layani ketika saya bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada di hati mereka. Benar, saya suka

viii
Pendahuluan

berkhotbah dan menjelaskan tentang kebenaran, tetapi saya


tidak akan pernah mengabaikan pertanyaan-pertanyaan
yang secara tulus lahir dari pergumulan orang-orang
untuk menemukan kebenaran. Pertanyaan adalah sebuah
penyelidikan yang lahir dari pikiran yang mencari jawaban
dan desakan dari hati yang bertanya-tanya. Selama pikiran
dan hati kita dipenuhi dengan pertanyaan, maka hal itu
menunjukkan bahwa kita membutuhkan kebenaran dan
janji-janji dari Alkitab.
Berangkat dari pemikiran di atas, belum lama ini
saya meminta kepada anggota Komunitas Gereja Shadow
Mountain di San Diego, untuk mengirimkan kepada
saya pertanyaan-pertanyaan apa saja yang mereka ingin
ajukan seandainya kita bisa duduk-duduk bersama sambil
menikmati kopi. Apa yang ada dalam pikiran Anda? Apa
yang ada dalam hati Anda? Hal-hal apa saja yang membuat
Anda bertanya-tanya? Hal-hal apa saja yang meresahkan
Anda? Jawaban-jawaban apakah yang Anda butuhkan
untuk membuat Anda menjadi seseorang yang lebih
bahagia dan lebih kuat?
Dari surat-surat dan e-mail yang masuk, saya dengan
teliti membaca dan memilih beberapa pertanyaan yang
kemudian saya jawab dalam sebuah seri khotbah mingguan.
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang paling
sering saya terima.
Dari khotbah-khotbah mingguan tersebut lahirlah
buku ini. Saya berdoa semoga ketika Anda membaca buku
ini, Anda akan menemukan jawaban-jawaban yang Tuhan
sediakan bagi pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam hati
dan pikiran Anda, seperti . . .

ix
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan kita?
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?
Bagaimaan Kita Dapat Menerima Pengampunan?
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?
Mengapa Doa Kita Tidak Dijawab?
Apakah Ada Dosa Yang Allah Tidak Dapat Ampuni?
Apakah Iman Itu?
Apakah Perintah yang Paling Utama?

Francis Bacon berkata, “Sebuah pertanyaan yang baik


adalah setengah dari hikmat.”3 Semoga halaman-halaman
berikut ini menambahkan setengah berikutnya ketika
pembaca membuka hati bagi jawaban-jawaban dari Firman
Tuhan untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
banyak orang. Saya percaya Firman Tuhan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam hidup kita sehingga kita
dapat berkata seperti pemazmur: “Aku bersyukur kepada-
Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi
keselamatanku” (Mazmur 118:21).
Tuhan memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
di hati orang-orang Kristen.
Ia memiliki jawaban bagi Anda, dan tangan-Nya yang
penuh kuasa akan sanggup mengubah pertanyaan Anda
yang paling berat menjadi pegangan iman dan pujian.
B A B S A T U

Bagaimana Kita Dapat Yakin


tentang Keselamatan Kita?

Apakah Anda tahu ke mana Anda pergi? Apakah


Anda yakin?
Dr. Albert Einstein, ahli teori fisika dari Jerman yang
mengembangkan teori tentang relativitas, adalah tokoh
yang sangat disenangi di kalangan universitas di New Jersey.
Ia selalu memiliki banyak rekan yang menjaganya karena
ia adalah seorang pelupa. Saya tidak tahu cerita berikut ini
sungguh-sungguh terjadi atau tidak, tapi dikisahkan suatu
hari Einstein pergi naik kereta dari Princeton. Kondektur
kereta tersebut berjalan keliling memeriksa tiket kereta
dari setiap penumpang. Pada waktu sampai di Einstein, ia
menunggu Einstein untuk menunjukkan tiketnya. Einstein
mencari-cari tiketnya di kantong jaketnya, tapi tiketnya
tidak ketemu. Ia mencari di kantong celananya, tapi tiketnya
juga tidak ada di sana. Ia mencari dalam tasnya, tapi ia juga
tidak menemukan tiketnya. Ia bahkan juga mencarinya

1
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

di bawah temat duduknya, tapi tetap tidak ketemu juga.


Kondektur itu akhirnya berkata, “Dr. Einstein, jangan
kuatir. Saya kenal siapa bapak. Kami semua tahu siapa
bapak. Saya yakin bapak sudah membayar tiket kereta.”
Einstein menganggukkan kepala dengan rasa terima
kasih, dan kondektur itu pun melanjutkan memeriksa
tiket ke penumpang-penumpang berikutnya. Ketika ia
akan pindah ke gerbong yang berikutnya, ia menengok
dan melihat bahwa Einstein masih mencari-cari tiketnya
di sekitar tempat duduknya. Kondektur itu pun segera
kembali mendekatinya dan berkata, “Dr. Einstein, Dr.
Einstein, jangan kuatir. Saya kenal siapa bapak. Bapak
tidak perlu menunjukkan tiket bapak. Saya yakin bapak
sudah membayar tiket kereta.”
Sambil memandang ke arah sang kondektur, Einsten
berkata, “Anak muda, saya juga tahu saya ini siapa. Tapi
saya tidak tahu tujuan saya ke mana.”4
Banyak orang pada hari ini, apapun level kepandaian
mereka, ada dalam situasi seperti Einstein—tidak tahu ke
mana mereka pergi. Banyak orang sering bertanya kepada
saya pertanyaan-pertanyaan semacam ini: “Apakah saya
pasti masuk surga? Bagaimana saya bisa tahu? Apakah ada
caranya untuk tahu dengan pasti bahwa saya adalah orang
Kristen sejati? Dapatkah saya tahu dengan pasti bahwa
ketika saya mati, saya akan ada bersama dengan Tuhan?
Dapatkah kita mengetahuinya dengan pasti?”
Hal yang cukup mengejutkan bagi saya adalah, mereka
yang menanyakan pertanyaan-pertanyaan semacam ini
adalah orang-orang yang rajin ke gereja. Bahkan banyak di
antara mereka yang sudah ke gereja seumur hidup mereka.

2
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

Beberapa di antara mereka sudah mengaku percaya


sejak dari waktu mereka masih kanak-kanak. Tapi entah
bagaimana setelah bertahun-tahun menjadi orang percaya,
keragu-raguan mulai menguasai hati mereka dan mereka
mempertanyakan kebenaran tentang keselamatan mereka
sendiri. Bill Bright, pendiri dari Campus Crusade for
Christ (Penginjilan Kampus bagi Kristus) yang sekarang
diberi nama Cru, pernah berkata, “Melalui pengalaman
saya memberikan konseling kepada ribuan mahasiswa dan
orang-orang percaya, saya dapat menyimpulkan bahwa
ada begitu banyak orang yang telah menerima Kristus
secara pribadi dan rajin pergi ke gereja, tetapi sebenarnya
tetap meragukan keselamatan mereka.”5
Mungkin dalam perjalanan iman orang-orang tersebut,
mereka telah membiarkan dosa berakar dalam kehidupan
mereka dan sekarang mereka menjadi ragu apakah mereka
sebenarnya telah benar-benar menerima keselamatan.
Ada banyak orang yang mungkin secara perlahan-lahan
mulai menjauhi hubungan yang intim dengan Tuhan. Yang
lain lagi mungkin mengalami keraguan karena masalah
kehidupan yang datang bertubi-tubi. Pada waktu tubuh
kita sakit, terkadang jiwa kita juga menjadi lemah. Banyak
orang juga kehilangan pengharapan ketika impian mereka
sirna, keluarga atau keuangan ada dalam krisis, atau
semangat rohani mereka menjadi dingin.
Apakah Anda pernah merasa seperti itu?
Dari pengalaman membimbing mereka yang mengalami
keragu-raguan, saya juga mendapati adanya orang-orang
yang kehilangan keyakinan tentang keselamatan mereka
karena ajaran-ajaran yang salah yang mereka dengar di

3
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

radio atau televisi atau dari seorang teman. Ada juga yang
mempertanyakan keselamatan mereka karena mereka
merasa belum sungguh-sungguh bertobat. Banyak orang
sudah menjadi Kristen dari sejak masa kecil, tetapi mereka
tidak dapat mengingat tanggal dan pengalaman pertobatan
mereka dengan jelas. Akibatnya, mereka dikuasai oleh
perasaan ragu-ragu dalam hati mereka. Jika Anda bertanya
kepada mereka apakah mereka akan masuk surga, jawaban
mereka biasanya kurang lebih sebagai berikut, “Yah,
semoga saja.”
Teman saya, Tony Evans, mengamati, “Hari ini ada
sebuah penyakit rohani yang melanda gereja milik Yesus
Kristus. Kalau saya boleh memberi nama pada penyakit
tersebut, saya akan menyebutnya sebagai ADD: Assurance
Deficit Disorder (Gangguan Akibat Kurang Yakin).”6
Pada waktu Anda terjangkit penyakit ADD, Anda
akan kehilangan kemampuan untuk menjalani kehidupan
sebagai orang Kristen dengan penuh semangat. Doa akan
terasa sebagai beban yang berat. Anda juga akan jarang
bersaksi. Kalau Anda tidak yakin dengan keselamatan Anda
sendiri, bagaimana mungkin Anda dapat dengan semangat
membagikan iman Anda kepada orang lain? Khotbah akan
membuat Anda bukan semakin maju, tapi justru semakin
mundur. Ibadah dan penyembahan terasa hambar. Dan
damai dari Tuhan, yang dijanjikan dengan begitu limpah
dalam Alkitab tidak pernah sungguh-sungguh mengisi
hati Anda.
Melalui buku ini, saya ingin menjelaskan sejelas
mungkin bahwa Anda dapat memiliki pengetahuan yang
pasti tentang jaminan keselamatan. Anda dapat memiliki

4
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

keyakinan yang mutlak tentang pengharapan kekal Anda.


Alkitab menyingkapkan kepada kita semua bahwa relasi
kita dengan Tuhan dan janji tentang rumah yang kekal
adalah hal-hal yang pasti. Kita dapat memperoleh keyakinan
tersebut. Kita dapat mengalahkan keragu-raguan yang
sering menyerang iman kita. Memiliki jaminan keselamatan
bukan hanya mungkin, tetapi hal itu dikehendaki oleh Tuhan
sendiri untuk kita tanamkan dalam hati dan pikiran kita.
Tuhan tidak menghendaki anak-anak-Nya hidup dengan
keragu-raguan, ketidakpastian, atau kegelisahan tentang
kasih-Nya kepada kita dan tentang kemampuan-Nya untuk
memelihara iman kita sampai semua janji-Nya digenapi.
Di salah satu bukunya, Donald Whitney menjelaskan
tentang jaminan keselamatan sebagai berikut: Jika
pemerintah mengampuni seorang narapidana yang
akan dijatuhi hukuman mati, maka pemerintah akan
memberitahu orang tersebut dengan jelas. Pemerintah
tidak akan membuat narapidana tersebut menunggu
berita tentang keputusan mereka sampai detik sebelum
narapidana itu digantung mati. Demikian pula, ketika
Allah mengampuni kita dan mengangkat kita menjadi
anak-anak-Nya, Ia tidak akan menyembunyikan status
kita yang baru sampai hari di mana kita berdiri ketakutan
di hadapan takhta-Nya, sambil bertanya-tanya kapan kita
akan dilemparkan ke dalam neraka. Tuhan mau kita tahu
bahwa kita sudah diampuni.7
Jika pemerintah di dunia ini saja akan memberikan
kepastian tentang pengampunannya kepada seorang
narapidana, bukankah terlebih lagi Tuhan akan
memberikan kepastian kepada anak-anak-Nya tentang

5
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

pengampunan-Nya? Benar! Kita dapat memperoleh


kepastian keselamatan. Perhatikan kata-kata rasul Paulus
dalam Roma 8: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-
pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang
di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita” (ayat 38-39).
Di bagian lain, menjelang kematiannya, rasul Paulus
memakai kata yakin sekali lagi ketika ia berkata, “Itulah
sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak
malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku
yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah
dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan”
(2 Timotius 1:12).
Kita dapat yakin bahwa tidak ada apapun juga yang
akan memisahkan kita dari Allah, dari kasih-Nya, dan dari
janji keselamatan-Nya. Kita dapat yakin bahwa ia sanggup
untuk memelihara iman kita sampai semua janji-Nya
digenapi. Kita tahu apa yang kita percaya karena kita tahu
Siapa yang kita percaya.
Kata sungguh, sesungguhnya, dan kepastian adalah
istilah-istilah penting dalam kosa kata Perjanjian Baru.

• Kata Yesus kepadanya [penjahat di sebelah salib-Nya],


“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus.”—Lukas 23:43.

6
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

• Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa


mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia
yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
dalam maut ke dalam hidup.—Yohanes 5:24.

• Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa


percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
—Yohanes 6:47.

• Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan


kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga
dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu
kepastian yang kokoh.—1 Tesalonika 1:5.

• Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada


kebenaran yang telah engkau terima dan engkau
yakini.—2 Timotius 3:14.

• Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing


menunjukkan kesungguhan yang sama untuk
menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti
sampai pada akhirnya.—Ibrani 6:11.

• Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan


hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh.—Ibrani 10:22.

• Demikian pula kitab oleh menenangkan hati kita di


hadapan Allah.—1 Yohanes 3:19.

Alkitab memakai istilah-istilah seperti yakin, pasti, dan


mengetahui. Itulah sebabnya saya dapat berkata bahwa kita
bisa yakin, kita bisa mendapatkan kepastian, dan kita bisa
7
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

mengetahui dengan pasti tentang keselamatan kita. Ada


orang yang pernah berkata demikian, “Tuhan mau agar
kita tahu dengan pasti tentang keselamatan kita. Secara
figuratif dapat dikatakan bahwa Ia tidak mau Anda menjadi
seperti tanda tanya, bungkuk dengan kepala tergantung
tanpa kepastian. Ia mau Anda menjadi seperti tanda seru,
berdiri tegak dengan kepala menengadah ke atas karena
ditopang oleh keyakinan yang berasal dari Allah melalui
iman Anda kepada Dia.”8
Hampir seluruh Alkitab menekankan keyakinan dan
kepastian keselamatan, tetapi ada satu kitab yang membuat
tema ini sebagai fokus utama pembahasannya—yaitu,
surat 1 Yohanes. Surat ini ditulis oleh Yohanes yang secara
total menulis lima kitab dalam Perjanjian Baru: Injil yang
Keempat, kitab Wahyu, dan tiga surat yang kita sebut
sebagai 1 Yohanes, 2 Yohanes, dan 3 Yohanes.
Injil Yohanes dan surat 1 Yohanes keduanya ditutup
dengan pernyataan-pernyataan yang mirip, yang sekaligus
menyingkapkan tesis utama atau tujuan utama dari kedua
tulisan tersebut. Ambillah waktu untuk membandingkan
kedua pernyataan berikut ini dengan sungguh-sungguh:

• Injil Yohanes ditulis “supaya kamu percaya, bahwa


Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu
oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”
(Yohanes 20:31).

• Surat 1 Yohanes diakhiri dengan kalimat: “Semuanya


itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang
percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu
memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:13).

8
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

Perhatikan kemiripan
antara keduanya. Injil Yohanes “Darah menyebabkan
ditulis supaya kita percaya kita selamat; Kitab Suci
dan memperoleh hidup dalam menyebabkan kita pasti.”
~ Anonimus
nama-Nya. Surat 1 Yohanes
ditulis supaya kita yang percaya
dapat tahu bahwa kita miliki hidup yang kekal. Kata
kuncinya adalah tahu. Yohanes tidak berkata, “Semuanya
itu kutuliskan kepadamu supaya kamu yang percaya
kepada nama Anak Allah, berharap, menduga, berspekulasi
atau cemas apakah kamu memiliki hidup yang kekal.”
Kata-kata Yohanes tidak mengandung jika, seandainya,
semoga, barangkali, akan tetapi tentang keselamatan kita.
Sebagaimana yang Steven Lawson pernah tulis, “Hal
terbesar dalam dunia ini adalah keselamatan. Hal kedua
ada kaitannya dengan yang pertama, yaitu keyakinan
secara mutlak bahwa kita pasti akan diselamatkan.”9
Jadi rupanya ada sekelompok orang pada zaman rasul
Yohanes, yang membaca Injil Yohanes dan percaya kepada
Kristus sebagai Jurselamat, tetapi mereka masih dikuasai
oleh keragu-raguan tentang tujuan kekal mereka. Seperti
Einstein di awal bab ini, mereka tidak tahu ke mana
mereka pergi. Itulah salah satu alasan mengapa Yohanes
menuliskan suratnya, 1 Yohanes, yaitu untuk menunjukkan
kepada mereka yang telah percaya dalam Kristus bahwa
mereka dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka
sudah diselamatkan.
Jika kita membaca dengan teliti seluruh 1 Yohanes,
maka kita akan melihat lima macam argumen tentang
kepastian keselamatan. Lima kali dalam 1 Yohanes kita

9
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

menjumpai frasa “lahir dari Allah” dan “berasal dari


Allah.” Setiap kali frasa tersebut muncul, kita mendapatkan
sebuah bukti yang meyakinkan kita tentang pengharapan
kita. Setiap kali Yohanes memakai sebuah frasa tentang
kelahiran baru, ia memberikan sebuah penjelasan lain
yang membuktikan keselamatan kita. Inilah lima tanda
lahir baru yang dibawa oleh semua orang percaya.

Tanda Lahir Pengakuan


1 Yohanes 5:1
Tanda lahir yang pertama adalah pengakuan, sebagaimana
dijelaskan dalam 1 Yohanes 5:1: “Setiap orang yang percaya,
bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah.” Sebelum kita
memiliki kepastian keselamatan, kita harus percaya dan
diselamatkan lebih dulu. Kita harus mengakui Yesus Kristus
sebagai Tuhan. Bisa saja terjadi bahwa seseorang memiliki
kepastian keselamatan yang palsu. Ada orang-orang yang
mungkin berpikir bahwa mereka sudah diselamatkan
karena mereka tinggal di tengah-tengah budaya Kristen,
atau mereka rajin pergi ke gereja seumur hidup mereka,
atau mereka sudah dibaptis, atau mereka sudah mencoba
untuk hidup baik. Tetapi mereka tidak pernah secara jelas
dan secara pribadi mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamatnya.
Alkitab berkata bahwa kita semua adalah orang-orang
berdosa; kita terpisah dari Allah karena keberadaan kita
yang berdosa. Kita tidak akan pernah dapat meraih,
membeli, atau membuat jalan sendiri untuk sampai ke
surga. Berdasarkan usaha atau kebaikan kita sendiri, kita
tidak akan pernah dapat diselamatkan. Itulah sebabnya

10
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

mengapa Allah menjadi


manusia dan hidup dalam “Ujilah dirimu sendiri,
kebenaran, mati di atas kayu apakah kamu tetap tegak
salib, mencurahkan darah- di dalam iman.
Nya bagi kita, dan bangit Selidikilah dirimu!”
2 Korintus 13:5
dari kematian. Ia membayar
hutang kita, menanggung
hukuman, dan memanggil kita untuk dilahirkan kembali.
Dalam Yohanes 3, Yesus berkata kepada Nikodemus,
“Kamu harus dilahirkan kembali” (Yohanes 3:7). Kita
dilahirkan kembali pada waktu kita bertobat dari semua
dosa kita, dan percaya bahwa Yesus Kristus telah menebus
kita, serta mengakui Dia sebagai Tuhan atas hidup kita.
Roma 10:9 berkata, “Sebab jika kamu mengaku dengan
mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”
Perhatikanlah bahwa ayat di atas tidak berkata kamu
mungkin akan diselamatkan, atau semoga kamu akan
diselamatkan, atau mungkin saja kamu akan diselamatkan.
Ayat itu dengan tegas berkata, kamu akan diselamatkan.
Kita diselamatkan oleh anugerah Allah melalui iman;
itu bukan karena hasil usaha kita, tetapi karena karya
penebusan Kristus di atas kayu salib. Yesus berkata dalam
Yohanes 5:24, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada
Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam
maut ke dalam hidup.”

11
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Jika Anda tidak percaya bahwa Yesus Kristus adalah


Tuhan dan bahwa Ia adalah Mesias dan Juruselamat, maka
berarti Anda belum mengalami kelahiran baru. Penting
sekali untuk kita memahami semua kebenaran alkitabiah
ini; Anda memiliki seluruh sisa umur hidup Anda untuk
bertumbuh dalam anugerah dan pengetahuan yang benar.
Tetapi titik berangkatnya adalah percaya kepada Kristus
sebagai Juruselamat Anda, dan Anda sungguh-sungguh
beriman kepada Dia.
Di zaman sekarang, banyak orang yang berkata bahwa
mereka adalah orang Kristen, tetapi tidak sungguh-
sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Hal yang
sama juga terjadi pada zaman rasul Yohanes. “Saudara-
saudaraku yang kekasih,” Yohanes menulis di 1 Yohanes
4:1-3, “janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-
roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh
dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh
yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai
manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak
mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah.”
Yohanes 3:36 menambahkan, “Barangsiapa percaya
kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi
barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat
hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”
Jika seseorang bertanya kepada Anda bagaimana
Anda tahu bahwa Anda adalah orang Kristen, maka Anda
dapat menjawabnya menurut dua cara. Jika jawaban Anda
dimulai dengan “Karena saya . . . ” lalu Anda menjelaskan
semua hal yang Anda sudah lakukan untuk menjadi orang

12
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

Kristen, maka berarti Anda belum mengalami kelahiran


kembali. Tetapi jika jawaban Anda dimulai dengan “Karena
Dia . . . ” yaitu Kristus, kemudian Anda menjelaskan semua
hal yang Yesus sudah lakukan bagi Anda, maka Anda
sedang menunjukkan tanda lahir yang pertama sebagai
orang percaya.
Memang benar bahwa kita tidak selalu “merasa” sudah
diselamatkan, bahkan ketika kita sudah sungguh-sungguh
percaya. Terkadang kita merasa roh kita lesu, atau merasa
bersalah, atau merasa gelisah. Kita tidak selalu merasakan
kehadiran Allah secara jelas. Tetapi kepastian keselamatan
tidak bergantung pada perasaan kita, melainkan pada apa
yang Allah telah lakukan dan apa yang Allah telah firmankan.
Selain itu, kita juga memiliki kesaksian Roh Kudus
di dalam hati kita. Roma 8:16 berkata, “Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-
anak Allah.” Jika Roh Kudus tinggal dalam diri kita, maka
Roh Kudus akan bersaksi bersama dengan roh kita, bahwa
kita adalah anak-anak Allah. Roh Kudus adalah kesaksian
internal dari iman kita. Kepastian keselamatan tidak
bergantung pada kita, tetapi pada Allah. Betapa sangat
sederhananya, tetapi sangat indahnya, untuk percaya pada
karya penebusan Kristus. Betapa indahnya untuk berdiam
dengan tenang dalam lengan-Nya yang kekal.
Ada sebuah kisah lama tentang sebuah rumah yang
suatu malam mengalami kebakaran. Si anak kecil di rumah
tersebut terpaksa harus lari ke atap rumah. Ayahnya lari ke
luar rumah, dan sambil mengulurkan tangannya ia berteriak
kepada anaknya, “Lompat! Ayah akan menangkapmu!” Si
ayah tahu bahwa satu-satunya jalan keluar adalah si anak

13
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

harus melompat dari atap rumah. Tapi yang anak itu lihat
hanyalah api, asap, dan kegelapan. Si ayah terus berteriak:
“Lompat! Ayah akan menangkapmu!” Tapi anak itu takut
dan berkata, “Ayah, aku tidak melihatmu!”
Ayahnya menjawab, “Jangan kuatir, yang penting ayah
bisa melihatmu!”
Suatu hari Charles Spurgeon pernah berkata dalam
khotbahnya, “Yang menyelamatkan kita bukanlah seberapa
kuat iman kita, tetapi seberapa kuat Ia yang kamu percayai.
Kristus sanggup menyelamatkanmu jika engkau datang
kepada-Nya, entahkah imanmu lemah atau kuat.”
Barangkali kita bisa memakai pengalaman Wilbur
Chapman untuk menjelaskan poin ini. Chapman dibesarkan
dalam sebuah keluarga Kristen dan ia tidak pernah tahu
kapan, di mana, dan bagaimana ia menjadi orang percaya.
Tapi ia ingat dengan jelas ketika, suatu hari, salah satu dari
guru sekolah Minggunya mendorong dia untuk berdiri dan
menyatakan imannya di depan kelas. Ketika masih muda,
Chapman belajar di Oberlin College, lalu pindah ke Lake
Forest College. Ketika ia menjadi mahasiswa, penginjil
D. L. Moody mengadakan kebaktian kebangunan rohani di
Chicago, dan banyak mahasiswa Lake Forest yang datang,
termasuk Chapman. Mereka semua mendengarkan Moody
berkhotbah, dan Chapman mulai meragukan apakah ia
benar-benar sudah diselamatkan. Ia tidak yakin dengan
keselamatannya. Di akhir dari kebaktian tersebut ia pergi
ke belakang gedung dengan beberapa orang lainnya
yang juga mencari bimbingan rohani. Chapman terkejut
ketika melihat pendeta Moody sendiri masuk ke ruangan
dan duduk di sebelahnya. Chapman mengaku bahwa

14
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

ia memilki keraguan tentang keselamatannya. Moody


menunjukkan ayat Yohanes 5:24 dan meminta Chapman
untuk membacakannya dengan suara yang keras. Dengan
suara yang gemetar, Chapman membaca, “Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada
Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai kehidupan yang
kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
dalam maut ke dalam terangnya.”
Moody bertanya, “Apakah kamu percaya kepada ayat ini?
“Tentu saja,” jawab Chapman.
Moody bertanya, “Apakah kamu orang Kristen?”
Chapman menjawab, “Kadang-kadang saya merasa
yakin dan kadang-kadang saya merasa tidak yakin.”
“Coba baca lagi,” kata Moody.
Chapman membaca ayat itu lagi, dan Moody
mengulangi kedua pertanyaannya—Apakah kamu percaya
akan hal ini? Apakah kamu orang Kristen? Chapman
menjawab dengan jawaban yang sama.
Penginjil terkenal itu merasa sedikit kesal dan dengan
tajam berkata, “Apa yang membuatmu ragu-ragu?”
Kemudian ia berkata, “Baca sekali lagi.”
Chapman membacanya sekali lagi: “Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada
Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai kehidupan yang
kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
dalam maut ke dalam terangnya.”
Untuk ketiga kalinya, Moody bertanya, “Apakah kamu
percaya?”
Chapman menjawab, “Ya, saya percaya.”
“Kalau begitu, apakah kamu adalah orang Kristen?”

15
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Kali ini Chapman menjawab, “Ya, Pak Moody, saya


orang Kristen.”
“Sejak hari itu sampai hari ini,” Chapman berkata di
kemudian hari setelah ia juga menjadi penginjil terkenal,
“Saya tidak pernah lagi mempertanyakan keselamatan dari
Tuhan.”10
Dalam bukunya, Simple: The Christian Life Doesn’t Have
to be Complicated (Sederhana: Kehidupan Kristen Tidak
Harus Membingungkan), Robert J. Morgan menulis: “Banyak
orang yang meragukan iman mereka karena mereka tidak
tahu kapan dan di mana tepatnya mereka mengalami
kelahiran kembali; tapi meskipun Anda tidak ingat, Tuhan
ingat. Ini bukanlah soal apa yang kita ingat, tetapi apa yang
Tuhan sudah lakukan dan apa yang Tuhan sudah janjikan
kepada kita dalam Firman-Nya. Kisah Rasul 16:31 berkata:
‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan
selamat’ (penekanan ditambahkan). Tidak ada ‘mungkin’ atau
‘moga-moga’ tentang keselamatan. Alkitab selalu memakai
kata yang menggambarkan kepastian. Jika Anda sekarang
secara aktif beriman kepada Kristus sebagai Juruselamat, pasti
ada titik di masa lalu—mungkin pada masa kecil—di mana
Anda mengalami kelahiran kembali. Bersyukurlah kepada
Tuhan karena hal itu, dan jangan sedih jika Anda tidak ingat
tentang kapan atau di mana hal itu terjadi.”11

Tanda Lahir Perubahan


1 Yohanes 2:29
Jika tanda lahir yang pertama adalah pengakuan kita
bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, maka tanda
lahir yang kedua adalah perubahan dalam hidup kita,

16
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

sebagaimana yang kita baca dalam 1 Yohanes 2:29: “Setiap


orang yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.”
Ketika Yesus sungguh-sungguh menyelamatkan kita, maka
kita akan merasakan perubahan dalam hal bagaimana kita
berpikir, bertindak, berbicara, dan berperilaku. Alkitab
berkata, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang
baru sudah datang” (2 Korintus 5:17).
Ketika kita mulai belajar untuk mempraktikkan
kebenaran, maka kebiasaan kita akan berubah. Terkadang
perubahan tersebut bisa terjadi secara dramatis. Beberapa
tahun yang lalu, misalnya, ada seorang anak bernama
Jimmy yang tinggal di sebuah peternakan di Indiana. Pada
waktu ia remaja, seorang pekerja di peternakan tersebut
memperkenalkannya pada dunia obat-obatan terlarang.
Jimmy langsung menjadi pecandu obat-obatan terlarang.
Beberapa tahun kemudian ia pindah ke Chicago dan
tinggal di tempat-tempat tersembunyi di bawah tanah di
mana hampir setiap malam ia pesta heroin, opium, kokain,
dan morfin. Nama panggilannya adalah “Jimmy si Tikus.”
Suatu hari, ketika Jimmy sedang terbaring di tempat
tidurnya yang kotor, ia mendengar ada orang yang sedang
bernyanyi lagu himne di jalanan di atas tempat tinggalnya.
Ia ingat ia pernah menyanyikan lagu itu di gereja pada
waktu masih kecil. Hatinya tergerak oleh lagu tersebut.
Beberapa waktu kemudian, dengan sempoyongan Jimmy
masuk ke tempat pelayanan Misi Pacific Garden, di mana
ia mendengar orang menyanyikan lagu-lagu pujian. Sambil
mengangkat tangannya tinggi-tinggi, ia berteriak, “Saya
mohon ada seseorang yang mau berdoa untukku!”

17
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Orang-orang yang ada di tempat pelayanan misi


tersebut segera berkumpul mengelilingi Jimmy dan dengan
sungguh-sungguh mereka mendoakannya. Hari itu Jimmy
menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Dan sejak saat itu,
hidupnya berubah. Melalui kemurahan Tuhan, Jimmy
berhasil mengatasi kebergantungannya pada obat-obatan.
Ia kembali ke Indiana dan menjadi seorang peternak yang
sukses bersama dengan istrinya dan anak-anaknya. Ia
sering membagikan kisah pertobatannya dan bagaimana
anugerah Tuhan menyelamatkannya. Dalam salah satu doa
keluarga, anak-anaknya pernah terdengar berdoa, “Terima
kasih Tuhan untuk Misi Pacific Garden di mana ayah kami
mengenal Yesus.”12
Setiap orang Kristen pasti memiliki kesaksiannya yang
unik. Kesaksian Anda mungkin tidak sedramatis Jimmy si
Tikus, tetapi pasti sama dalam hal kualitas pertobatan dan
perubahan yang terjadi dalam hidup Anda. Kita tidak akan
sepenuhnya menjadi sempurna selama kita masih hidup
di bumi, tetapi jika kita adalah orang percaya sejati, maka
kita pasti akan mengalami perubahan dalam perilaku
kita. Jika kita berkata bahwa kita telah diselamatkan tetapi
tidak ada perubahan apapun pada diri kita, maka berarti
ada sesuatu yang salah pada pertobatan kita. Kita bukan
diselamatkan oleh perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan
untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik, dan Injil
adalah berita yang mengubah kehidupan kita.
Di suratnya, Yohanes seolah-olah berkata, “Apakah
Anda ingin tahu dengan pasti bahwa Anda sudah dilahirkan
kembali? Ujilah kepercayaan Anda—apakah yang Anda
percaya? Kemudian ujilah perilaku Anda—apakah hidupmu
sudah berubah karena apa yang Anda percaya?”
18
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

Tanda Lahir Belas Kasihan


1 Yohanes 4:7
Mereka yang sudah mengalami kelahiran kembali
juga akan membawa tanda lahir berupa belas kasihan.
Bagaimana Anda tahu bahwa Anda adalah orang
Kristen? Berdasarkan apa yang Anda imani, berdasarkan
bagaimana Anda hidup, dan berdasarkan siapa yang Anda
kasihi. Kasih adalah tema yang muncul berulang-ulang di
1 Yohanes, dan rasul Yohanes dengan tegas memastikan
bahwa kasih merupakan tanda bagi kehidupan Kristen
yang sejati. “Saudara-saudaraku yang kekasih,” ia menulis,
“marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal
dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari
Allah dan mengenal Allah . . . Kita tahu, bahwa kita sudah
berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena
kita mengasihi saudara kita” (1 Yohanes 4:7; 3:14).
Bagaimanakah kita tahu bahwa kita sudah diselamatkan?
Karena kita mengasihi saudara dan saudari kita di dalam
Kristus. “Menurut Tertullian, penulis dan filsuf dari abad ke
tiga, jemaat Kristen mula-mula dikenal karena ‘perbuatan
kasih mereka sangat menonjol sehingga banyak orang
pada zaman itu mengaitkan kasih dengan keberadaan
kami sebagai orang-orang percaya. Mereka sering berkata,
lihat bagaimana mereka saling mengasihi . . . dan bersedia
untuk saling berkorban.’ Sebuah himne yang terkenal juga
menyatakan hal yang sama: ‘Semua orang akan tahu kita
adalah orang-orang Kristen karena kasih kita.’”13
Surat 1 Yohanes berisi kata-kata yang yang paling kaya
yang pernah ditulis tentang kasih. Kata kasih muncul 26 kali
dalam surat ini, misalnya dalam ayat-ayat berikut ini,

19
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam


terang. . . . Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah. . . .
Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya,
yaitu bahwa kita harus saling mengasihi. . . . Barangsiapa tidak
mengasihi, ia tetap di dalam maut. . . . Demikianlah kita
ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan
nyawa-Nya untuk kita. . . . Barangsiapa mempunyai harta
duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi
menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah
kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku,
marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan
lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. . . .
Supaya kita saling mengasihi. . . . Marilah kita saling mengasihi,
sebab kasih itu berasal dari Allah. . . . Allah adalah kasih. . . .
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi
Allah yang telah mengasihi kita. . . . Jika kita saling mengasihi,
Allah tetap di dalam kita.”14
Ini adalah ujian kasih “persaudaraan.” Apakah Anda
mengasihi saudara dan saudari di dalam keluarga Allah?
Apakah Anda menikmati berjumpa dengan mereka di saat
penyembahan? Apakah Anda menikmati waktu berkumpul
bersama untuk mempelajari Alkitab? Apakah Anda
berusaha untuk menolong mereka yang membutuhkan?
Jika Anda tidak menikmati pertemuan-pertemuan ibadah
Minggu dengan saudara dan saudari seiman, maka itu
adalah tanda yang tidak baik. Mereka yang benar-benar
telah diselamatkan adalah mereka yang menikmati dan
memberkati rumah tangga iman, satu keluarga Allah.

20
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

Tanda Lahir Pergumulan


1 Yohanes 5:4
Tanda yang keempat dari seseorang yang telah benar-
benar mengalami kelahiran kembali adalah konflik.
Menurut 1 Yohanes 5:4, “Sebab semua yang lahir dari
Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan
yang mengalahkan dunia: iman kita.” Kata mengalahkan
memberikan pengertian adanya pergumulan yang terjadi.
Kita menghadapi musuh yang harus kita kalahkan. Musuh
kita disebutkan dalam 1 Yohanes 2:14 sebagai yang jahat:
“Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena
kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan
kamu telah mengalahkan yang jahat.” Di ayat berikutnya,
Yohanes melanjutkan: “Janganlah kamu mengasihi dunia
dan apa yang ada di dalamnya . . . Sebab semua yang ada
di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa,
melainkan dari dunia” (1 Yohanes 2:15-17).
Jika kita telah sungguh-sungguh dilahirkan kembali
dari Allah, maka kita akan bertumbuh sebagai pemenang
dalam mengalahkan semua pencobaan yang ada di
sekitar kita—dunia, kedagingan, dan iblis. Kita mungkin
tidak selalu menang di setiap saat, tetapi kita akan terus
terdorong untuk maju dan semakin lama semakin banyak
mengalami kemenangan, sejalan dengan pertumbuhan
iman kita di dalam Kristus dan di dalam Firman Tuhan.
Saya akan membahas lebih lanjut topik ini di bab
berikutnya. Di bagian ini saya hanya akan membagikan
pengalaman saya bagaimana saya bergumul dan bertumbuh

21
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sebagai pemenang. Dari pengalaman tersebut, saya


menemukan dua bagian dalam Firman Tuhan yang sangat
menolong. Roma 8:37 berkata, “Tetapi di dalam semuanya
itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh
Dia yang telah mengasihi kita.” Dan 2 Korintus 2:14
berkata, “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus
selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.” Anda
dapat juga memakai kedua ayat tersebut ketika bergumul
melawan cobaan.
Di Internet pernah beredar sebuah doa anonimus dalam
bahasa sehari-hari yang menggambarkan pergumulan
setiap orang percaya dengan tepat: “Tuhanku, sejauh ini aku
lumayan baik. Aku tidak menggosip, tidak marah-marah,
tidak serakah, tidak menggerutu, tidak berkata jorok, tidak
egois, dan tidak membuang-buang waktu. Aku juga tidak
mengomel, tidak mengeluh, tidak mengutuk, atau makan
coklat berlebihan. Aku juga tidak memakai kartu kredit
hari ini. Tapi Tuhan, sebentar lagi aku akan bangun dari
tempat tidurku dan aku sungguh butuh pertolongan-Mu
untuk melewati hari ini.”
Kita semua membutuhkan pertolongan-Nya. Perintah-
perintah-Nya mengandung janji-janji-Nya; setiap perintah-Nya
mengandung janji kekuatan dari Tuhan jika kita mau
mentaatinya. Tidak ada seorangpun yang sempurna dalam
hidup ini, tetapi kita bisa terus berusaha untuk mengalami
kemenangan demi kemenangan secara konsisten di dalam
konflik kita dengan dosa. Itulah hak dan tanda lahir yang
ada pada kita.

22
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

Tanda Lahir Perbuatan Baik


1 Yohanes 5:18
Sampailah kita pada poin terakhir yang saya ingin
sampaikan berdasarkan surat satu Yohanes. Kita dapat
melihat bukti kepastian keselamatan di dalam kerinduan
kita untuk menunjukkan perilaku tertentu yang
menyenangkan Tuhan. Menurut 1 Yohanes 3:9, “Setiap
orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab
benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat
berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Pesan ini diulangi
lagi dalam 1 Yohanes 5:18: “Kita tahu, bahwa setiap orang
yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang
lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat
menjamahnya.”
Kedua ayat tersebut, dan ayat-ayat yang seperti itu
dalam Perjanjian Baru, telah menimbulkan pertanyaan di
antara orang-orang percaya. Kita perlu berhati-hati di sini,
sebab jika tidak, kita mungkin akan menarik keseimpulan
bahwa menurut ayat-ayat tersebut setiap orang yang
lahir dari Allah tidak akan berbuat dosa lagi. Kesimpulan
tersebut akan bertentangan dengan bagian-bagian lain
dalam Alkitab yang menggambarkan orang-orang percaya
sebagai orang-orang yang masih dapat jatuh dalam dosa,
bahkan sering jatuh dalam dosa. Satu-satunya orang yang
tidak pernah berdosa adalah Yesus sendiri. Yakobus 3:2
berkata, “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal.”
Jadi, kalau begitu, apakah yang Yohanes maksud
dengan ayat-ayat di atas? Saya percaya, ketika Yohanes
memakai kata dosa dalam ayat-ayat tersebut, ia sedang
berbicara tentang perbuatan memberontak terhadap Allah

23
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

yang sedang berlangsung pada diri seseorang. Dalam 1


Yohanes 3:4, ia berkata, “Setiap orang yang berbuat dosa,
melanggar juga hukum Allah.” Yohanes menunjukkan
kepada pelanggaran terhadap hukum Allah yang dengan
sengaja sedang dilakukan oleh seseorang. Ia sedang berbicara
tentang gaya hidup yang bentuknya adalah sebuah
pemberontakan terhadap Allah. Setiap kali kita berdosa, kita
mengabaikan yang seharusnya kita lakukan dan melanggar
yang seharusnya kita tidak lakukan, serta menunjukkan
sikap-sikap lainnya yang salah. Kita berdosa dengan kata-
kata kita, perilaku kita, dan kecenderungan dalam hati kita.
Apakah hal itu berarti bahwa orang percaya pun juga tidak
akan diselamatkan? Bukan, bukan itu maksudnya. Tapi
maksudnya adalah, jika kita benar-benar telah mengalami
kelahiran kembali, kita akan merasakan kesedihan sesudah
kita berbuat dosa; kita mau mengakuinya, dan mencari
anugerah Allah, serta berjanji untuk hidup lebih baik.
Ketika kita berdosa dan kita sadar bahwa itu adalah
dosa, maka kita akan tergerak untuk datang ke hadapan
Allah dan mengakui segala dosa kita, serta memohon
pengampunan-Nya dan berjanji untuk meninggalkan
semua dosa kita. Yohanes sendiri menjelaskan tentang hal
tersebut ketika ia menulis, “Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni
segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka
kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak
ada di dalam kita . . . namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus
Kristus, yang adil” (1 Yohanes 1:8 – 2:1).

24
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

Dalam 1 Yohanes 3:9, kata kerja yang dipakai untuk


berdosa bentuknya adalah infinitif aktif dan menggambarkan
tentang sesuatu yang sedang terus-menerus dilakukan.
Yohanes tidak berkata bahwa setiap orang yang berbuat dosa
satu kali saja pasti tidak dilahirkan dari Allah. Kalau itu
maksudnya, maka kita semua tidak ada yang memenuhi
kebenaran tersebut. Sudah pasti saya jelas tidak layak. Tetapi
Yohanes kurang lebih sedang berkata demikian, “Semua orang
yang dengan sengaja terus berbuat dosa, sengaja mengeraskan
hati dan hidup dalam pelanggaran terhadap hukum Allah,
tidak akan dapat memiliki kepastian keselamatan.”
Jika kita dilahirkan dari Allah, maka kita memiliki
benih ilahi di dalam diri kita dan kita mewarisi natur-
Nya, yaitu natur yang bertentangan dengan hakekat dosa.
Dengan benih ilahi dan natur-Nya yang ada dalam diri
kita, kita tidak akan pernah merasa nyaman ketika berbuat
dosa. Tetapi sebaliknya, kehidupan kita akan sedikit demi
sedikit bertumbuh memancarkan karakter, integritas, dan
kekudusan Allah, karena sifat ilahi Yesus Kristus ada dalam
kita dan bertumbuh dalam kita. Kita memiliki dorongan
untuk mengalahkan godaan dan meraih kekuatan serta
kemenangan atas dosa setiap hari.
Setelah melayani selama bertahun-tahun dan setelah
berkali-kali bercakap-cakap dengan orang-orang yang
bergumul tentang kepastian keselamatan, saya mendapati
bahwa mereka yang bergumul dengan keselamatan
merasakan ketakutan jangan-jangan mereka telah menyakiti
hati Allah dengan melakukan dosa yang Ia tidak akan
ampuni. Meskipun sudah berkali-kali mengakui dosa dan
bertobat, mereka tetap tidak yakin apakah mereka sudah

25
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

diselamatkan atua belum. Untuk itu, saya akan tutup bab ini
dengan sebuah masukan dari teman saya, Max Lucado.
Suatu hari ia menerima kabar bahwa pelayanan asuransi
menolak aplikasinya karena ia beberapa kali dapat surat
tilang akibat mengemudi melewati batas kecepatan dan
karena pernah menabrak mobil orang lain. Max menerima
surat yang menasihatinya untuk mencari jasa asuransi
lainnya. Ketika ia merenungkan tentang pengalamannya
ditolak oleh sebuah perusahaan asuransi tersebut, ia melihat
adanya kesamaan dengan keselamatan seseorang.
“Banyak orang yang takut menerima surat seperti
itu,” tulis Lucado. “Sebagian kuatir karena mereka telah
mengalaminya sendiri.” Lalu ia berimajinasi seandainya
orang menerima sebuah surat dari surga yang berbunyi
seperti berikut ini:

Yth. Bapak Smith,


Surat ini kami tulis sebagai tanggapan atas
permohonan bapak untuk sebuah pengampunan.
Dengan menyesal kami harus memberitahu Anda
bahwa Anda sudah mencapai batas kuota dosa.
Catatan kami menunjukkan bahwa sejak kami
memberikan jasa pelayanan kami, Anda sudah
berbuat dosa tujuh kali dalam hal ketamakan, dan
kehidupan doa Anda ada di bawah standar jika
dibandingkan dengan orang-orang lain yang seumur
dan dalam keadaan seperti bapak. Hasil evaluasi yang
kami lakukan menunjukkan bahwa pengertian bapak
tentang doktrin ada di bawah 20 persen dan Anda
juga memiliki kecenderungan untuk menggosip.
Karena dosa-dosa tersebut, Anda bukanlah kandidat
26
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan Kita?

yang baik untuk surga. Anda tentunya maklum


bahwa anugerah kami ada batasnya. Salam hangat
dari Yesus dan Ia berharap bahwa Anda dapat
menemukan jasa pelayanan dari tempat lain.15

Kita mungkin membaca tulisan tersebut dengan


tersenyum, tetapi surat itu mewakili pemikiran banyak orang
tentang relasi mereka dengan Tuhan. Tidak, sahabatku,
Anda tidak perlu kuatir tentang batas pengampunan
Allah atau kemampuan-Nya untuk menjaga Anda dalam
genggaman tangan-Nya. Yesus berkata, “Domba-domba-
Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka
dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup
yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan
binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:27-28).
Anugerah-Nya tidak berkesudahan dan kesalamatan
dari-Nya tidak dapat dibatalkan. Pastikan bahwa Anda sudah
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda.
Sesudah itu percayakanlah seluruh masa depan kekekalan
Anda di tangan-Nya. Ia tidak akan pernah meninggalkan
Anda. Ia tidak akan pernah lupa atau mengabaikan Anda.
Anda dapat memperoleh keyakinan bahwa tidak ada
sesuatu apapun juga yang dapat memisahkan Anda dari
kasih-Nya. Ia telah memberikan firman-Nya agar kita tahu
bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat Anda dan yakin
bahwa Anda akan mendapatkan kehidupan yang kekal.
Anda dapat tahu dengan pasti ke mana Anda pergi. Anda
dapat memperoleh kepastian keselamatan hari ini juga.

27
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Apakah Anda pernah meragukan keselamatan Anda?


Saat ini jika orang bertanya pertanyaan berikut ini, apakah
jawab Anda, “Apakah Anda tahu dengan pasti bahwa Anda
akan masuk surga?” Apakah Anda akan menjawab, “Ya!”
atau “Ya, semoga saja!” atau “Mungkin saja . . . ”? Menurut
Anda, bagaimanakah Tuhan menghendaki Anda menjawab
pertanyaan tersebut?

2. Dalam 2 Korintus 13:5, Paulus berkata kepada jemaat


di Korintus, “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap
tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!” Mengapakah ia
memerintahkan hal tersebut?

28
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Jika Anda telah dengan sungguh-sungguh mengaku


bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, bagaimanakah
sebaiknya Anda menghadapi saat-saat di mana Anda tidak
“merasakan” bahwa Anda telah diselamatkan? Apakah yang
sebaiknya Anda katakan kepada diri sendiri ketika keragu-
raguan muncul dalam hati?

4. Dari lima tanda lahir baru pada diri orang-orang Kristen


sebagaimana disebutkan dalam surat 1 Yohanes—pengakuan,
perubahan, belas kasihan, pergumulan, dan perbuatan baik—
tanda manakah yang paling kuat pada diri Anda? Tanda yang
manakah yang Anda rasa masih kurang?

29
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Jika kita terus-menerut tidak taat, maka kita tidak akan


mengalami sukacita dari kepastian keselamatan. Berdasarkan
1 Yohanes 1:9, apakah yang harus kita segera lakukan setiap
kali kita menyadari dosa yang ada dalam diri kita?

Jaminan mulia, ‘ku diberi,


Kar’na Yesus milikku abadi;
Aku waris-Nya, ‘ku ditebus,
Kar’na dibasuh, darah kudus.
Kami masyhurkan, kami puji,
Tentang Yesusku, selamanya.
Kami masyhurkan, kami puji,
Tentang Yesusku, selamanya.
~ Fanny Crosby, dari himne 1873, “Jaminan Mulia”

30
B A B D U A

Bagaimana Kita Dapat


Mengatasi Cobaan?

Saya pernah mendengar cerita tentang seorang


pastor muda yang melayani di bilik pengakuan dosa untuk
pertama kalinya. Ia diawasi oleh seorang pastor senior, yang
adalah pelatih dan sekaligus juga pembimbing rohaninya.
Di akhir dari hari pertama tersebut, sang pastor senior
tersebut memberikan evaluasi kepada pastor muda itu dan
menasihatinya sebagai berikut: “Setiap kali seorang umat
selesai mengucapkan pengakuan dosanya, kamu harus
bicara sesuatu, jangan cuma bilang ‘Wow!’”
Ketika kita diperhadapkan pada ganasnya dosa dan
tak putus-putusnya cobaan yang datang, kadang kita
hanya bisa berkata, “Wow!” Walaupun manusia sudah
berhadapan dengan godaan dari sejak zaman Adam dan
Hawa, dosa jauh lebih mudah untuk masuk dalam hidup
kita di zaman sekarang ini. Dosa sekarang kelihatan lebih
bersahabat. Kemajuan teknologi, ditambah lagi dengan

31
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

kecenderungan manusia untuk berdosa dan kerja keras dari


Setan, telah memberikan huruf besar G pada kata godaan.
Terkadang mungkin kita berpikir apakah kita masih bisa
berdiri tegak melawan semua godaan itu atau apakah kita
menjadi seperti bangunan dari jerami yang dihanyutkan
oleh gelombang tsunami. Bukan hanya godaan-godaan
utama saja yang terus-menerus menyerang kita, tetapi
tekanan hidup sehari-hari juga telah menciptakan situasi
yang seringkali memaksa kita untuk mudah menjadi tidak
sabar, marah, kuatir, mengumpat, dan bersilat lidah.
Saya seringkali membayangkan kata-kata apa yang
rasul Paulus akan sampaikan kepada kita seandainya ia
dapat mengirimkan pesan dan berbicara langsung kepada
kita tentang isu-isu yang kita hadapi? Saya percaya ia
akan menyampaikan apa yang ia sudah sampaikan dalam
tulisannya yang diinspirasi oleh Allah sendiri dalam
Firman-Nya yang kekal.
Bayangkan bahwa suatu hari rasul Paulus menerima
sepucuk surat dari seorang anak muda yang baru saja
bertobat dan tinggal di kota kuno Korintus. Kota ini penuh
dengan kejahatan, seperti kota-kota besar pada zaman
kita sekarang. Anak muda itu bersukacita karena ia telah
menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi suatu hari
ia terkejut ketika mendapati bahwa dirinya masih tetap
mengalami godaan-godaan yang sama seperti yang ia
alami sebelum ia menjadi Kristen. Nafsu-nafsu jahat yang
menguasai hidupnya sebelum ia bertobat ternyata masih
tetap ada dalam dirinya. Ia bahkan pernah jatuh lagi dalam
dosa yang sama yang ia sudah pernah bawa ke hadapan
Tuhan untuk memohonkan pengampunan. Anak muda itu

32
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

tetap terus merasakan serangan dari godaan-godaan lama


yang sama. Ia pun mulai meragukan pertobatannya dan
mempertanyakan kuasa dari Tuhan. Bayangkanlah bahwa
anak muda ini menulis surat kepada Paulus dan memohon
petunjuknya, kurang lebih demikian, “Apakah yang aku
harus lakukan?”
Kita tidak tahu apakah memang ada yang pernah
menulis surat kepada rasul Paulus seperti surat dari anak
muda di atas. Tetapi Paulus pernah menjawab pertanyaan
seperti permasalahan yang saya angkat. Jawaban Paulus ada
di 1 Korintus 10. Pasal ini adalah salah satu jawaban terbaik
untuk pertanyaan “Bagaimanakah aku dapat mengatasi
godaan?” Pertanyaan itulah yang akan kita bahas dalam
bab ini; sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh
orang-orang percaya.
Ayat kunci dari tulisan Paulus bagi topik ini ada dalam
1 Korintus 10:13, yang mungkin pembaca sudah sangat
mengenalnya. Jika belum, saya mendorong Anda untuk
membacanya sekarang juga: “Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia
dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan
memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.”

Cobaan-cobaan yang Biasa


Satu Korintus 10:13 adalah ayat yang sangat menguatkan
karena ayat ini menyingkapkan kepada kita tentang
umumnya pencobaan-pencobaan yang kita alami. Versi

33
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Alkitab bahasa Inggris, The Living Bible, menerjemahkan


ayat ini sebagai berikut: “Ingatlah yang satu ini—keinginan-
keinginan yang salah yang timbul dalam hatimu bukanlah
hal yang baru dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Banyak
orang juga mengalami hal yang sama persis dengan masalah-
masalah yang engkau hadapi.”
Kebanyakan kita mungkin tidak terlalu terkejut ketika
mendengar orang lain mengalami kejatuhan dalam dosa,
tetapi kita mungkin terkejut pada waktu kita sendiri harus
menghadapi cobaan dosa. Tapi cobaan adalah hal yang
tidak dapat dihindari. Tidak ada seorang pun yang
terhindari dari cobaan. “Anda akan dicobai,” demikian
kata John White. “Jenis-jenis cobaan yang kita alami
mungkin berbeda-beda: Permen untuk anak-anak kecil,
sensualitas untuk anak-anak muda, kekayaan untuk orang-
orang usia kerja, dan kekuasaan untuk mereka yang sudah
tua. . . . Anda akan selalu dicobai. Anda akan dicobai
dengan gencar ketika Anda mengalami krisis. . . . Selama
Anda hidup, Anda akan terus dicobai.”16
Mungkin hal itu kedengarannya pesimistik bagi Anda,
tapi hal itu sebenarnya menguatkan. Apapun juga cobaan
yang Anda sedang hadapi, Anda bukan satu-satunya orang
yang pernah menghadapi cobaan tersebut. Ada orang-
orang lain yang sudah dan sedang mengalaminya. Ada
banyak orang yang telah merasakan cobaan yang saat ini
Anda sedang alami. Ada paling tidak satu orang di sekitar
Anda yang juga sedang bergumul dengan tekanan dan
serangan yang Anda alami. Tapi sama seperti Anda, orang
itu juga mungkin berpikir bahwa ia adalah satu-satunya
orang yang sedang mengalami masalah tersebut. Apapun

34
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

juga cobaan yang sedang menyerang Anda, semuanya itu


cobaan-cobaan yang umum bagi kita semua.
Bahkan tokoh-tokoh penting dalam Alkitab pun
juga bergumul berat dengan cobaan-cobaan dosa.
Perhatikanlah tulisan di sepanjang Perjanjian Lama, maka
Anda akan membaca tentang Nuh yang mabuk, Abraham
yang berbohong, Musa yang marah dan membunuh, Elia
yang mengeluh, Daud yang berzinah, dan Yunus yang
memberontak kepada Allah. Jika Anda memperhatikan
Perjanjian Baru, maka Anda akan membaca tentang
Petrus yang menyangkali Yesus, Yohanes Markus yang
meninggalkan pelayanan, Timotius yang mengalami
kekuatiran, dan Paulus yang bertengkar dengan Barnabas.
Semua orang yang pernah berjalan di bumi pasti pernah
mengalami cobaan. Bahkan Yesus pun juga dicobai.
Ibrani 4:15 berkata, “Sebab Imam Besar yang kita punya,
bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita,
Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
Suatu kali ada seorang anak kecil berdiri di depan stan
buah apel di sebuah pertokoan. Pada waktu pemilik stan
buah itu melihat anak kecil tersebut, ia menghampirinya
dan bertanya, “Hey anak kecil, kamu sedang apa? Mau
mencuri buah apel ya?”
“Tidak,” jawab anak itu, “Saya sedang mencoba untuk
tidak mencuri.”
Oh, betapa miripnya kita semua dengan anak itu!
Pencobaan adalah hal yang semua kita alami, dan semua
cobaan yang kita alami adalah cobaan-cobaan yang
dihadapi oleh orang-orang lain.

35
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Semua Cobaan Ada yang Mengendalikannya


Bahkan lebih menguatkan lagi adalah kata-kata berikutnya
dalam 1 Korintus 10:13: “Sebab Allah adalah setia dan
karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu.”
Martin Luther, tokoh Reformasi, memiliki penjelasan
yang unik tentang ayat ini. Ia berkata bahwa kita tidak
dapat mencegah burung-burung terbang di atas kepala
kita, tetapi kita dapat mencegah mereka untuk membuat
sarang pada kepala kita. Kita tidak akan pernah bebas dari
cobaan sampai nanti kita di surga, tetapi Bapa kita di surga
tahu bagaimana melepaskan kita dari setiap pencobaan
yang kita alami.
Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah mencobai kita; Ia
adalah Tuhan yang memberikan jalan keluar. Yakobus 1:13
berkata, “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata:
‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ sebab Allah tidak dapat
dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai
siapapun.” Iblislah yang mencobai kita. Iblis disebut sebagai
“si pencoba” dalam Matius 4:3 dan 1 Tesalonika 3:5.
Jika Anda telah cukup lama menjadi orang Kristen,
maka Anda tidak akan asing lagi dengan cobaan-cobaan
yang datang dari iblis. Ia mengaum-ngaum seperti singa
yang mencari mangsa, dan saya percaya ia pernah beberapa
kali berjalan tidak jauh dari di mana Anda berada. Tetapi
menurut 1 Korintus 10:13, Allah yang setia tidak akan
membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. Allah
menguji kita dari waktu ke waktu, tetapi Ia tidak pernah
mencobai kita. Jika Ia mengizinkan kita mengalami cobaan,

36
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

maka Ia berjanji akan membatasi jenis dan intensitas


cobaan tersebut. Ia tahu kekuatan kita, dan Ia tidak akan
pernah membiarkan kita dicobai melampaui kemampuan
kita untuk menanggungnya. Perhatikanlah bahwa cobaan
yang kita alami tidak diukur berdasarkan apa yang kita
pikir kita sanggup tanggung, tetapi berdasarkan apa yang
Tuhan tahu tentang kekuatan kita untuk menanggungnya.
Rasul Paulus berbicara dari pengalaman pribadinya
tentang topik ini ketika dalam 2 Korintus 1:8-10 ia menulis,
“Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu
akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban
yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan
begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup
kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi
hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan
menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya
kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Dari
kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan
kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa
Ia akan menyelamatkan kami lagi.”
Jika Anda membaca ayat ini dengan telita, maka
Anda akan menemukan bahwa Paulus sebenarnya
mengulangi kata menyelamatkan tiga kali dengan tiga
macam keterangan waktu yang berbeda. Allah telah
menyelamatkan kami, Ia menyelamatkan kami, dan Ia
akan menyelamatkan kami. Dengan kata lain, kapanpun
dan dalam situasi apapun juga, Allah senantiasa ada di
sana bersama kita. Ia mengenal kekuatan kita. Ia telah, Ia
dapat, dan Ia akan melepaskan kita. Pencobaan yang besar
artinya kekuatan yang besar untuk mencapai kemenangan.

37
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Ia mengenal kekuatan setiap kita. Ada banyak perasaan


yang tidak pasti ketika kita ada dalam momen-momen
pencobaan, tetapi satu hal yang pasti yang kita harus selalu
pegang: Allah pasti akan menyediakan jalan keluarnya.
Dalam 2 Timotius 2:13, Paulus menambahkan kata-
kata yang menguatkan berikut ini: “Jika kita tidak setia,
Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-
Nya.” Seorang penafsir pernah berkata tentang ayat ini,
“Kesetiaan Allah menjamin bahwa tidak ada pencobaan
yang begitu hebat yang akan datang dalam kehidupan
orang percaya di mana pencobaan tersebut melampaui
kemampuannya untuk menanggungnya.”17
Itulah sebabnya, jika Anda mendengar ada orang yang
berkata, “Aku kalah terhadap cobaan yang menimpaku;
cobaan ini terlalu berat,” hal itu tidak benar. Tuhan adalah
Bapa yang setia yang tidak akan membiarkan pencobaan
yang terlalu berat yang melebihi kemampuan-Nya
untuk menjaga kita. Ia mengendalikan seluruh situasi
ketika pencobaan datang pada kita. Allah tidak akan
mengizinkan hal-hal di luar rencana-Nya dan Ia tidak
pernah melupakan kita ketika kita ada di tengah-tengah
pencobaan. Ia mengendalikan segala sesuatu yang terjadi
dalam kehidupan kita, dan Ia tahu jenis dan kekuatan
pencobaan yang dapat kita tanggung.

Jalan Keluar yang Pasti dari Cobaan


Ia juga memberikan kepada kita jalan keluar yang pasti
dari cobaan. Jika kita baca lagi 1 Korintus 10:13, maka kita
akan mendapati bahwa Allah akan memberikan sebuah
jalan keluar, selalu, setiap saat, dalam setiap ujian dan

38
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

pencobaan. Pada waktu ujian dimulai, jalan keluar itu


sudah tersedia. Ia tidak menunggu untuk mengamati lebih
dulu bagaimana kita menghadapinya; Ia menyediakan
jalan keluar tersebut segera ketika pencobaan dimulai.
Kata dalam bahasa Yunani yang rasul Paulus pakai
untuk jalan keluar memiliki pengertian yang menunjuk
kepada jalan sempit pada ngarai yang berkelok-kelok.
Anda mungkin turun ke sebuah ngarai yang dalam dan
merasa terjebak. Tapi jika Anda terus berusaha mencari
jalan keluarnya, maka Anda mungkin akan menemukan
celah-celah pada dinding ngarai, mungkin jalan setapak
yang dipakai oleh kambing gunung, yang pada akhirnya
membawa Anda keluar dari ngarai ke tempat yang aman.
Yesus sendiri adalah jalan keluar tersebut. Ia berkata
dalam Yohanes 14:6, “Akulah jalan.” Kita mungkin tidak
memiliki kekuatan yang cukup untuk melawaan cobaan,
tetapi Ia memiliki kekuatan tersebut. Kita mungkin tidak
dapat mengatasi dosa yang paling kecil, tetapi Ia adalah
kemenangan kita. Ia dapat tinggal dalam diri kita dan
menguatkan kita melalui kehadiran-Nya. Ada orang
yang berkata, “Ketika pencobaan datang mengetuk pintu,
izinkan Yesus untuk membukakan pintu.” Kalimat itu
mungkin kedengarannya terlalu murahan, tapi kalimat
tersebut sebenarnya menggambarkan sebuah kebenaran
rohani yang sering kita abaikan. Berdasarkan kekuatan
kita sendiri, kita tidak akan mampu mengatasi cobaan.
Kehidupan iman Kristen adalah kehidupan di mana
Kristus hidup; Kristus hidup melalui kita. Ketika kita
menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepada-Nya, ketika
kita dipenuhi oleh Roh-Nya, dan ketika kita diperlengkapi

39
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

dengan Firman-Nya, maka kebenaran-Nya akan terpancar


melalui kehidupan kita.
Dalam bukunya, Tempted and Tried (Dicobai dan
Diuji), Russell Moore menulis: “Kekuatan pencobaan
seperti binatang buas seharusnya mengingatkan kita
tentang sesuatu: dunia ini dikuasai oleh kuasa jahat.
Kekuatan pencobaan juga seharusnya mengingatkan kita
bahwa hanya ada satu orang yang pernah menghadapi
langsung kuasa jahat dan menang. . . . Roh yang sama yang
memimpin Yesus di padang gurun dan menguatkan-Nya
untuk menaklukkan Si Jahat sekarang mengisi kita semua,
yaitu orang-orang yang sungguh-sungguh beriman kepada
Yesus.”18
Ibrani 2:18 menegaskan kebenaran tersebut, “Sebab oleh
karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka
Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” Jalan keluar di
tengah-tengah pencobaan dapat ditemukan dalam pribadi
Yesus Kristus. Ia sudah pernah melalui jalan tersebut. Ia
telah mengalami pencobaan, dan Ia mengundang kita
untuk sepenuhnya bergantung kepada-Nya.
Mark Rutherford, penulis abad sembilan belas dari
Inggris, membagikan pemikirannya yang bersumber dari
pengalamannya: “Saya bukan sedang berbicara tentang
teologi atau filsafat. Saya tahu apa yang saya bicarakan,
dan dapat menunjukkan waktu serta tempat di mana saya
seharusnya mengalami kejatuhan seandainya saya hanya
bergantung pada sebuah perintah atau sebuah pendapat
seseorang. Tetapi wajah Yesus yang murni, tenang, dan
gagah nampak di depan saya, dan karena itu saya berhasil
untuk tidak jatuh. Saya tidak pernah meragukan sedikitpun

40
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

apa yang Ia telah lakukan bagi kita, dan melalui Dia saya
tidak meragukan apa yang saya sanggup lakukan.”19
Dengan berjalannya waktu, saya belajar bahwa ketika
kita dalam pencobaan, yang penting bukanlah apa yang
kita lakukan, tetapi siapa yang kita kasihi. Pengenalan kita
tentang Kristus—jika itu adalah pengenalan yang sungguh-
sungguh, jadi bukan hanya sekedar tahu tentang Dia—akan
mengubah segala sesuatu. Pada waktu kita menghadapi
pencobaan, kita tidak akan lupa mengandalkan kuasa
Tuhan; dan hal itu akan terjadi hanya jika kita telah
mengisi pikiran kita dengan Dia dan Firman-Nya, dan
bukan dengan hal-hal dari dunia ini.
Tapi ada kebenaran lainnya tentang “jalan keluar.”
Walaupun semua janji Tuhan seperti yang kita lihat di atas
adalah janji yang menguatkan, janji tersebut tidak dapat
kita terima begitu saja. Dalam kenyataannya, ketika kita
diperhadapkan pada situasi-situasi yang berat, kita tidak
selalu melihat dengan jelas jalan keluar tersebut. Yang
ada hanyalah pemikiran-pemikiran sepintas lalu saja,
seperti: Ini tidak benar! Jangan lakukan hal tersebut! Atau
sebaliknya, lakukanlah sekarang! Jalan keluar tersebut
seringkali hanya muncul sesaat aja, dan jika tidak diambil,
maka semuanya akan terlambat.
Ada sebuah ilustrasi yang menarik tentang kebenaran
ini dalam tulisan Bryan Chapell, seorang pendeta dari
sebuah gereja Presbyterian. Ia berkata, “Peperangan
udara di Bosnia di akhir tahun 1990-an menghasilkan
sebuah kisah yang terkenal tentang pembebasan Scott
O’Grady, pilot Amerika yang pesawatnya jatuh tertembak
jatuh di wilayah musuh. O’Grady berhasil menghindari

41
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

penangkapan oleh tentara musuh sampai helikopter


dari regu penyelamat datang menjemputnya. Ketika
helikopter tersebut mendarat di dekat tempat di mana
O’Grady bersembunyi, ia tidak santai-santai dan berkata,
‘Seandainya saja pilot helikopter itu mendaratkan
helikopternya sedikit lebih dekat.’ Yang ia lakukan adalah,
ia mengatasi rasa lelahnya, berjalan melalui sema-semak
sambil memegang senjatanya, dan dengan sekuat tenaga
yang masih ada padanya, berlari ke arah regu penyelamat
yang sudah datang menjemputnya. Apa yang O’Grady
lakukan memiliki kesamaan dengan sikap yang Tuhan
kehendaki ada pada kita ketika kita ada di tengah-tengah
peperangan rohani. Kita tidak dapat berpikir bahwa karena
Tuhan sudah berjanji akan menyediakan jalan keluar bagi
kita, lalu kita merasa tidak perlu berbuat apa-apa lagi.
Tuhan selalu menyediakan jalan keluar, tetapi Ia juga mau
agar kita berusaha dengan sungguh-sungguh.”20
Ethel Edison, seorang wanita pensiunan yang tinggal
di Florida, pernah menceritakan tentang pengalamannya
menerapkan kebenaran Alkitab tersebut ketika ia masih
berumur lima belas tahun. “Ketika saya masih remaja,”
ia berkata, “Ibu saya membesarkan saya seorang diri. Ia
menceraikan ayah saya, dan kami hidup secara duniawi.
Pada waktu itu tinggi badan saya sudah seratus tujuh puluh
tujuh centimeter dan orang akan percaya kalau saya bilang
bahwa usia saya dua puluh satu tahun. Pernah suatu kali
kami berdua pergi kecan dengan dua tentara. Teman-teman
di SMA menjauhi saya karena saya tidak mau pacaran
dengan teman sendiri; saya pilih pacaran dengan tentara.
Singkat cerita, melalui pelayanan dari sebuah gereja lokal,

42
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

saya akhirnya menjadi orang Kristen. Wanita yang bekerja


untuk Persekutuan Penginjilan Anak (Child Evangelism
Fellowship) mengingatkan saya untuk menghafalkan 1
Korintus 10:13. Ia bahkan sebenarnya mengharuskan saya
mengingat ayat tersebut, karena ia tahu latar belakang dan
gaya hidup saya sebelumnya. Pertama kalinya saya membaca
ayat itu, saya merasa ayat tersebut terlalu panjang dan susah
untuk dihafal. Tapi saya berusaha dan akhirnya saya bisa
menghafalnya: ‘Pencobaan-pencobaan yang kamu alami
ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi
kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak
akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu
jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.’”
“Kekuatan dari ayat tersebut menjaga saya dari
pencobaan-pencobaan yang saya hadapi sesudah saya
menjadi orang Kristen. Kekuatiran saya yang terbesar
adalah kekasih saya, seorang tentara, dan saya tidak tahu
apa yang saya harus katakan kepadanya bahwa saya sudah
menjadi orang percaya. Tapi puji Tuhan, minggu itu juga
ia dipindahkan ke tempat lain, dan tidak pernah lagi hadir
dalam hidup saya. Tuhan memenuhi janji-Nya seperti
yang tertulis dalam 1 Korintus 10:13 bahkan pada saat di
mana saya masih berusaha menghafal dan menerapkan
ayat tersebut.”
Ethel melanjutkan, “Tiga bulan kemudian, ibu saya
juga bertobat. Malam tahun baru adalah malam yang
selalu menjadi malam perayaan terbesar bagi kami berdua.
Tapi tahun itu kami menghindari pesta tahun baru dan
pergi ke gereja. Ketika kami kembali dari gereja, ibu saya

43
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

berkata bahwa seumur hidup ia tidak pernah dengan serius


memikirkan tentang apa yang ia ingin lakukan dalam
dunia ini. Sejak malam itu, ia lebih sungguh-sungguh lagi
menjadi seorang Kristen. Tuhan memberikan kepada kami
sebuah jalan keluar.”
Di kemudian hari, Ethel menjadi seorang misionaris
di Afrika.21

Prinsip-prinsip Alkitab untuk Menolong


Anda Mengatasi Cobaan
Berdasarkan 1 Korintus 10:13, di bagian berikut ini saya
akan memberikan beberapa prinsip alkitabiah tentang
bagaimana caranya mengatasi cobaan.
Pertama, kita harus menerima kenyataan tentang
adanya pencobaan dalam hidup kita. Kita harus
menerimanya sebagai realitas kehidupan. Ayat sebelum 1
Korintus 10:13 berkata, “Sebab itu siapa yang menyangka,
bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”
(ayat 12). Kita harus selalu berjaga-jaga dan sebaiknya
tidak menganggap bahwa diri kita imun terhadap serangan
dari Setan. Terkadang pencobaan yang paling besar datang
ketika kita baru saja mengalami kemenangan atau merasa
kuat dalam kehidupan rohani kita. Kita tidak dapat
berpikir bahwa kita ada di luar jangkauan iblis. Setiap saat
kita dapat diserang, itu sebabnya kita harus senantiasa
berjaga-jaga. Elia mengalami kekalahan yang paling parah
justru sesudah ia mengalami kemenangan yang terbesar,
yaitu sesudah ia membuat mujizat dengan menurunkan
api dari surga di Gunung Karmel (1 Raja-raja 18-19).
Petrus melakukan kesalahan yang paling fatal tidak lama

44
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

sesudah ia mendapat pujian (Matius 16:15-23). Raja Daud


sedang ada dalam puncak karirnya ketika ia jatuh dalam
dosa amoral (2 Samuel 11).
Yesus berkata, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya
kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang
penurut, tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Kesombongan
adalah strategi utama Setan, dan kesombongan akan selalu
membawa Anda ke dalam berbagai macam masalah. Amsal
16:18 berkata, “Kecongkakan mendahului kehancuran,
dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Jangan pernah
berpikir bahwa kita berbeda dari orang-orang yang jatuh
ke dalam dosa. Berhati-hatilah ketika orang lain mulai
memuji-muji Anda. Bersyukurlah kepada Tuhan untuk
setiap pujian yang orang lain berikan, tetapi jangan pernah
terlena. Tetaplah berjaga-jaga. Ketika seseorang sampai di
puncak sebuah gunung, ia ada dalam bahaya untuk jatuh.
Berjaga-jagalah, khususnya di waktu-waktu di mana Setan
dapat dengan mudah menyerang Anda.
Peringatan tersebut membawa kita pada cara yang kedua.
Carilah pertolongan sebelum pencobaan terjadi. Yesus
mengajari kita dalam Doa Bapa Kami demikian, “Janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami daripada yang jahat” (Matius 6:13). Di dalam saat
teduh kita, ketika kita berdiam di hadapan Tuhan, mintalah
kepada Tuhan agar Ia memampukan kita untuk dapat
mengatasi cobaan yang datang pada kita. Doa semacam ini
membutuhkan disiplin rohani yang harus kita latih dalam
hidup kita setiap saat sebelum pencobaan itu datang.
Saya akan memberikan sebuah contoh praktis. Ketika
saya melayani sebagai hamba Tuhan untuk anak-anak

45
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

muda bertahun-tahun yang lalu, saya pernah berkata


kepada anak-anak muda yang saya bimbing sebagai
berikut, “Jangan tunggu sampai kalian ada di mobil berdua
untuk kemudian mulai memikirkan tentang pendirian
rohani kalian tentang seks sebelum menikah. Kalian harus
menetapkan keyakinan dan prinsip tersebut sebelum
kalian ada dalam situasi yang mencobai keputusan kalian.
Putuskan dari sejak sekarang apa yang kalian percaya
tentang hal-hal yang penting dalam hidup ini, dan
mintalah kepada Tuhan untuk memberikan kepada kalian
kemenangan atas pencobaan sebelum hal itu terjadi.”
Seorang pengajar Alkitab dari abad yang lalu, Dr. R.
A. Torrey, pernah berkata, “Salah satu alasan mengapa
banyak yang gagal dalam peperangan rohani adalah karena
mereka menunggu sampai peperangan terjadi. Salah satu
alasan mengapa banyak orang mengalami kemenangan
adalah karena mereka sudah mendapatkan kemenangan
melalui lutut yang berdoa sebelum peperangan terjadi. . . .
Berjaga-jagalah sebelum peperangan terjadi, berlututlah
dan berdoalah sebelum pencobaan datang, maka Anda
akan selalu mengalami kemenangan.”22
Cara ketiga untuk mengatasi pencobaan diambil
langsung dari Yakobus 4:7-8: “. . . lawanlah Iblis, maka ia
akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia
akan mendekat kepadamu.” Ayat ini berisi perintah ganda.
Ketika kita mendekat kepada Allah dan melawan iblis, maka
kita akan sanggup mengatasi pencobaan. Yesus melawan
iblis dengan mengutip ayat-ayat Alkitab, dan itulah senjata
rohani kita yang paling ampuh—pedang bermata dua dari
Roh Kudus. Temukanlah ayat-ayat Alkitab yang secara

46
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

khusus berbicara tentang kelemahan-kelemahan yang


Anda miliki. Hafalkan ayat-ayat tersebut, renungkanlah
maknanya, dan siap sedialah untuk memakainya ketika
diperlukan.
Kita juga harus belajar untuk menghindari hal-hal
tertentu yang Setan pakai sebagai cara untuk memancing
kita ke dalam perbuatan berdosa. Ada waktunya kita harus
melawan, tapi ada juga waktunya untuk menghindar. Mark
Twain pernah berkata: “Ada banyak cara untuk menjaga
diri dari cobaan, tapi cara yang paling pasti adalah jadilah
pengecut.” Istilah “pengecut” mungkin kurang tepat,
tetapi kalimat ini mengandung kebenaran. Firman Allah
menasihati kita untuk memilih lari menghindar dari
jenis-jenis cobaan tertentu dan tidak mencoba untuk
menghadapinya secara langsung.
Misalnya, Alkitab menasihati kita, “Karena itu, saudara-
saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!”
(1 Korintus 10:14). Berhala
adalah segala sesuatu yang “Apapun juga yang hatimu
merintangi hubungan kita pegang dengan erat-erat,
dengan Allah. Segala sesuatu itulah tuhanmu.”24
yang Anda anggap berharga ~ Martin Luther
memiliki potensi untuk
menjadi berhala. Ketika Anda mulai menyadari bahwa ada
sesuatu yang mengambil alih tempat untuk Tuhan dalam
hidup Anda, janganlah berdiam diri saja atau hanya sekedar
merenung. Anda juga tidak perlu menulis atau mengadakan
pertemuan tentang apa yang sedang terjadi. Yang Anda
perlu lakukan adalah larilah, berbaliklah kepada Kristus dan
jadikan Dia sebagai Tuhan atas seluruh aspek hidup Anda.

47
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Alkitab juga memerintahkan, “Jauhkanlah dirimu dari


percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia,
terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan
percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri” (1 Korintus
6:18). Dalam 2 Timotius 2:22 dikatakan, “Sebab itu jauhilah
nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada
Tuhan dengan hati yang murni” (1 Petrus 2:11).
Pencobaan seksual adalah sebuah kartu truf yang suka
dipakai oleh iblis; ada sesuatu yang unik dan ampuh dari
kartu tersebut. Iblis suka memakai kartu godaan seksual
untuk mereka yang ada dalam pelayanan, pernikahan, dan
mereka yang sedang berproses untuk menjadi dewasa.
Dalam Perjanjian Lama ada sebuah contoh yang baik yang
patut kita teladani. Yusuf lari dari godaan seksual ketika ia
dicobai oleh istri majikannya. Kita juga perlu belajar untuk
lari menjauh dari godaan seksual.
Ada salah satu anggota staf di sebuah gereja yang
bergumul untuk mengatasi godaan dari seorang wanita
yang selalu merayunya. Suatu kali ia ada dalam situasi yang
cukup aneh di mana ia harus menghadiri sebuah pertemuan
kaum wanita, dan ia mendapati sebelum pertemuan
berlangsung bahwa wanita yang suka menggodanya itu
akan duduk di sebelahnya. Karena tidak tahu apa yang
ia harus perbuat, pria tersebut datang kepada pendeta
senior di gereja tersebut dan meminta nasihatnya. Pria
itu berkata, “Pak Pendeta, di ruangan itu nanti bilangan
wanita yang akan hadir cukup banyak. Di tengah-tengah
bilangan yang banyak, tentunya saya akan aman-aman saja
kan pak Pendeta?”

48
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

“Ya, tentu saja,” jawab pendeta tersebut, “Ada keamanan


dalam Bilangan, tapi akan lebih ada jaminan keamanan
dalam Keluaran.”
Ketika kita tahu akan ada pencobaan seksual di hadapan
kita, lebih baik kita segera menghindar. Lari. Menjauh.
Sedapat mungkin, hindari situasi yang membawa diri
Anda ke dalam pencobaan seksual.
Alkitab juga memerintahkan kita untuk lari dari
keserakahan. Paulus menulis, “Karena akar segala kejahatan
ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa
orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau hai manusia
Allah, jauhilah semuanya itu . . . ” (1 Timotius 6:10-11).
Ada banyak kejahatan yang keluar dari mulut materialism.
Janganlah keserakahan menguasai hidup Anda atau hidup
anak-anak Anda.
Hal itu membawa kita pada cara kelima untuk
mengatasi pencobaan. Jauhilah semua jalan dosa. Penulis
kitab Amsal memberikan nasihat tersebut berulang kali
kepada anaknya dan kepada para pembacanya. Misalnya,
Amsal 4:14-15 berkata, “Janganlah menempuh jalan
orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.
Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah
dari padanya dan jalanlah terus.” Dalam Perjanjian Baru,
Paulus membahasakan nasihat semacam itu dengan
berkata, “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai
perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat
tubuhmu untuk memuaskan keinginannya” (Roma 13:14).
Buanglah segala hal yang dapat membawa kita
pada pencobaan. Ketika Anda menjauhi dosa sejauh

49
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

mungkin, maka Anda sendiri akan dibuat terkejut dengan


kemenangan demi kemenangan yang Anda akan alami.
Belajarlah untuk mengganti pengaruh yang buruk dengan
pengaruh-pengaruh yang baik. Amsal 13:20 berkata,
“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi
siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.”
Kalau Anda memiliki teman-teman yang selalu membawa
Anda ke dalam perbuatan dosa setiap kali Anda bertemu
dengan mereka, mungkin Anda perlu mencari teman baru.
Bertanyalah kepada diri Anda sendiri: Apakah teman-
temanku mendorong aku untuk semakin dekat dengan
Tuhan atau mereka membuat aku semakin jauh dari Dia?
Ambillah keputusan untuk hidup taat. Setiap orang
Kristen memiliki kebebasan untuk memilih. Hidup taat
adalah sebuah pola hidup rohani untuk berjalan bersama
Tuhan tanpa kompromi, seberapapun besarnya harga
yang harus dibayar. Hidup yang tidak taat mungkin
lebih mudah dan lebih menyenangkan. Jika kita berkali-
kali berkompromi dengan dosa, maka berarti kita hidup
dengan tidak taat. Jika kita terus-menerus dengan mudah
menyerah terhadap pencobaan, maka berarti kita hidup
tidak taat. Tetapi Firman Tuhan mengingatkan kita
untuk selalu kembali pada jalan yang benar, seperti yang
dikehendaki oleh Tuhan. Jika kita mentaati Firman-Nya,
kita dapat mengalami kemenangan atas setiap pencobaan.
Kita dapat hidup sebagai seorang pemenang.
Dr. David Martyn Lloyd-Jones menulis: “Ada banyak
hal dalam dunia ini yang secara hakiki bertentangan dengan
Allah dan kebenaran-Nya. Hal itu tidak diragukan. Kita
tahu bahwa hal-hal tersebut tidak baik; kita tahu hal-hal

50
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

itu merusak; kita tahu bahwa itu semua berdosa. . . Jika kita
lapar dan haus akan kebenaran artinya kita mau menjauhi
hal-hal tersebut, sama seperti kita semua mau selalu
menghindari sakit-penyakit. . . Tetapi sikap kita seharusnya
tidak berhenti hanya sampai di situ . . . Jika kita sungguh-
sungguh lapar dan haus akan kebenaran, kita bahkan juga
akan menjauhi hal-hal lain yang juga akan menumpulkan
dorongan rohani dalam diri kita. Ada banyak hal lain yang
pada dirinya sendiri tidak buruk dan tidak merusak, tapi
jika Anda menghabiskan waktu dengan hal-hal tersebut,
dan jika akibatnya Anda menjadi malas untuk lebih dekat
pada Tuhan, maka hal-hal itupun juga harus dihindari. Ini
semua adalah cara berpikir yang logis.”25
Saran saya yang terkahir tentang bagaimana mengatasi
pencobaan adalah dengan memfokuskan ulang pikiran
dan perasaan kita. Cara untuk menghadapi pencobaan
bukanlah dengan mengertakkan gigi dan tidak berbuat
apa-apa, tetapi dengan mingisi pikiran kita dengan
kebenaran. Dengan kata lain, kita bukan hanya melawan
pencobaan, tetapi yang lebih penting adalah mengarahkan
pikiran kita. Ingatlah:

• Setiap pencobaan datangnya adalah melalui


pikiran kita.26
—Erwin Lutzer

• Pikiran seseorang adalah medan peperangan bagi


hal-hal moral dan rohani.27
—J. Oswald Sanders

51
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

• Kekalahan atau kemenangan berasal dari pikiran


kita, dan jika kita menjaga pikiran kita dengan baik,
maka kita tidak akan jatuh dalam masalah, apapun
situasi yang kita hadapi.28
—Vance Havner

Dalam bukunya The Obedience Option (Pilihan Ketaatan),


David Hegg menceritakan pengalamannya ketika ia
bercakap-cakap dengan seorang pria yang mengatakan
bahwa ia tidak dapat menghentikan kebiasaannya untuk
tidur dengan wanita yang berbeda-beda. Pria itu sadar
bahwa perbuatannya itu salah, tetapi ia merasa bahwa
ia tidak sanggup membendung dorongan seksualnya.
Ia bahkan merasa bahwa Tuhan telah menciptakannya
dengan nafsu dan dorongan seksual yang sangat kuat.
Sembari mendengarkan penjelasan pria tersebut, Hegg
menyela dan berkata, “Kamu mengatakan bahwa kamu
susah melawan dorongan tersebut. Bagaimana seandainya
suatu hari saya masuk ke kamarmu dan mendapati kamu
sedang berduaan dengan seorang wanita; bagaimana
seandainya saya kemudian mengeluarkan uang sejumlah
sepuluh juga dolar dan berjanji
bahwa uang ini akan jadi
Pada waktu Anda lari
milikimu jika kamu berhenti
dari pencobaan, jangan
dari perbuatanmu saat itu
pernah memberikan
juga. Apakah yang kamu akan
alamat Anda yang baru.
lakukan?”
Ketika pria itu menjawab
dengan cepat bahwa ia akan memilih uang tersebut, Hegg
melanjutkan, “Kalau begitu kenapa kamu mengatakan

52
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

bahwa dorongan seksual tersebut tidak dapat kamu


hentikan?”
Kemudian Hegg menyimpulkan, “Kita berdua dapat
menarik sebuah kebenaran yang sederhana: sebuah nafsu
akan nampak tidak dapat dicegah sampai nafsu yang lain,
yang lebih kuat, muncul. . . . Jika kita menerapkan prinsip
ini ke dalam konteks kehidupan rohani yang benar, maka
bentuk penerapannya adalah sebagai berikut: Satu-satunya
cara untuk mengatasi nafsu dosa adalah dengan dorongan
yang kuat bagi kebenaran. Dorongan yang kuat untuk
mentaati kebenaran tersebut sebenarnya adalah sebuah
pola berpikir yang Alkitab sebut sebagai iman. Berikut ini
adalah sebuah definisi yang mungkin menolong kita untuk
memahami iman sebagai dorongan yang kuat: Iman adalah
sebuah keyakinan yang mendominasi hidup kita bahwa
apa yang Allah tawarkan kepada kita jika kita taat adalah
hal yang jauh lebih indah daripada semua yang Setan
tawarkan kepada kita melalui dosa dan keegoisan kita.”29
Semua orang yang pernah melatih ketaatan pada seekor
anjing pasti tahu cara kerjanya ketaatan. Kita meletakkan
sepotong daging atau roti di lantai dekat anjing tersebut,
kemudian berkata, “Tidak boleh!” Anjing itu tahu bahwa
ia tidak boleh menyentuh makanan tersebut. Anjing
itu biasanya melawan godaan yang begitu kuat dalam
dirinya dengan mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.
Biasanya ia akan mengarahkan perhatiannya kepada wajah
pemiliknya.
Alkitab sering memberikan contoh pelajaran dari
dunia binatang, dan ini adalah sebuah pelajaran berharga
yang kita dapat pelajari dari seekor anjing. Pandanglah

53
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

selalu wajah pemilik Anda. Alkitab berkata, “Karena itu,


kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah
kanan Allah” (Kolose 3:1-2).
Ketika suatu hari saya menyampaikan contoh tersebut
di sebuah retret untuk kaum pria, saya menasihati mereka
untuk mengarahkan tatapan mereka kepada pemilik kita di
surga, sambil membayangkan wajah istri, anak-anak, dan
cucu kita. Bertanyalah kepada diri Anda sendiri, “Apakah
pantas menghancurkan segala sesuatu dalam hidupku
hanya untuk kesenangan sesaat, bahkan menyangkali
Tuhanku yang aku kasihi, keluargaku dan teman-temanku
yang selama ini selalu menghormati aku?”
Dalam setiap pencobaan yang kita alami, kita tidak
selalu harus yang menjadi sasarannya. Tuhan kita yang
Mahakuasa sudah memberi kita sebuah Kitab yang berisi
senjata untuk melawan setiap serangan, baik itu yang
datang dari dunia, dari kedagingan kita, atau dari iblis. Mari
kita bukan hanya menjadi pendengar Firman, tetapi juga
menjadi pelaku Firman. Alkitab sudah diberikan kepada
kita untuk membawa kita pada hidup dalam kekudusan
dan kebenaran.
Tanamkanlah Firman Tuhan dalam hati kita agar kita
tidak berdosa kepada-Nya.

54
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Bayangkan sejenak tentang seorang pemuda dari kota


Korintus. Ia menulis surat kepada rasul Paulus karena
merasa heran bahwa ia masih tetap harus bergumul dengan
berbagai macam pencobaan sesudah ia menjadi orang
percaya. Apakah Anda pernah bertanya-tanya tentang hal
yang sama? Jika pemuda itu bertanya kepada Anda, apakah
nasihat yang akan Anda berikan kepada pemuda tersebut?

2. Mengapakah kadang-kadang sangat sulit untuk


menemukan “jalan keluar” seperti yang dijanjikan dalam
1 Korintus 10:13?

55
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Selain 1 Korintus 10:13, ayat-ayat mana lagi dalam


Alkitab yang Anda rasakan menolong dalam menghadapi
berbagai macam pencobaan?

4. Apakah bedanya antara pencobaan dan dosa? Dapatkah


kita memisahkan keduanya?

5. Ceritakan tentang pengalaman kemenangan atas


pencobaan yang Anda pernah alami. Kebenaran atau
cara-cara seperti apakah yang memampukan Anda untuk
menang atas pencobaan?

56
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?

“Berhati-hatilah di momen-momen yang paling


baik dan paling buruk, tapi khususnya momen-momen
ketika Anda merasa sukses: Itulah saat yang paling
berbahaya. Ketika perasaan senang karena kemenangan
yang dialami membuat Anda tidak berjaga-jaga,
saat itulah musuh yang harus Anda hadapi biasanya
akan menyusup dan mencoba mengalahkan
Anda dengan licik.”30
~ J. B. Brown

57
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

58
B A B T I G A

Bagaimana Kita Dapat


Menang Atas Kekuatiran?

Seorang calon penumpang penerbangan berjalan


di bandara dengan gelisah setelah mendengar berita
bahwa jadwal keberangkatannya ditunda. Pada waktu ia
sedang berjalan, perhatiannya tertuju pada sebuah mesin
yang menawarkan asuransi jiwa sebesar 100.000 dolar jika
seseorang mengalami kecelakaan pesawat dan meninggal
dunia. Harga asuransi itu hanyalah tiga dolar. Ia melihat
ke cuaca di luar yang berawan tebal dan ia teringat
keluarganya di rumah. Dengan harga asuransi semurah itu,
ia merasa bodoh kalau tidak membeli asuransi tersebut.
Ia pun memutuskan untuk membelinya. Sesudah itu, ia
berjalan lagi dan mencari sebuah restoran untuk makan.
Ia menemukan sebuah restoran khas Cina dan makan di
situ. Usai makan, ia membuka kue keberuntungan dan
membaca tulisan di dalamnya yang berbunyi, “Investasi
yang baru saja Anda lakukan akan membuahkan hasil.”

59
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Kita mungkin tersenyum membaca kisah seperti


yang dialami oleh calon penumpang tersebut, tetapi
dalam kenyataannya kita semua sebenarnya mengalami
kekuatiran dari waktu ke waktu seperti orang itu. Hidup
kita dipenuhi dengan kekuatiran, dan kadang-kadang
kekuatiran tersebut meningkat menjadi monster ketakutan
yang menguasai pikiran kita. Ketakutan adalah rasa kuatir
yang diberi obat penguat. Ketakutan merenggut damai di
hati kita, menyerang iman kita, membuat perut menjadi
tegang, memenuhi pikiran kita dengan bayang-bayang
gelap, dan menusuk ketenangan emosi kita.
Dalam sebuah artikel dari bulan Desember 2013
berjudul “Surviving Anxiety” (Melewati Kecemasan),
penulis dan jurnalis, Scott Stossel, menggambarkan
pergumulan pribadinya dengan rasa kuatir yang juga
dialami oleh hampir semua orang: “Kekuatiran selalu
melanda hidupku. Ketika aku masih kecil, ibuku mengambil
sekolah hukum setiap malam. Aku tinggal di rumah
dengan seorang pengasuh anak-anak. Aku selalu kuatir
kalau-kalau orangtuaku mengalami kecelakaan mobil di
jalan atau meninggalkan aku . . . Pada waktu aku di kelas
satu SD, hampir selalu aku menghabiskan waktu di kantor
kesehatan sekolah . . . memohon untuk boleh pulang ke
rumah . . . Pada waku di SMA, aku sering sengaja mengalah
dalam pertandingan tenis demi untuk menghindari
perasaan kuatir yang akan muncul seandainya aku harus
ikut kompetisi.”
“Singkat cerita, dari sejak umur 2 tahun, aku terus
menerus dilanda oleh fobia, ketakutan, dan berbagai
macam kekuatiran . . . Berikut ini hal-hal yang aku

60
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

sudah coba lakukan untuk mengatasi perasaan-perasaan


tersebut: psikoterapi individu (selama tiga puluh tahun),
terapi keluarga, terapi kelompok, terapi kognitif dan
perilaku, terapi perilaku rasional dan emosional, terapi
penerimaan dan komitmen, hipnosis, meditasi . . . buku-
buku pertolongan pribadi, terapi pijat, doa, tusuk jarum,
yoga, filsafat Stoa, dan kaset-kaset yang saya beli dari siaran
iklan-iklan di TV. Dan obat-obatan. Banyak macam obat-
obatan. Thorazine. Imipramine. Desipramine. Nardil . . .
BuSpar. Prozac. Zoloft. Paxil. Wellbutrin. Effexor. Celexa.
Lexapro. Cymbalta. Luvox. Trazodone. Levoxyl. Inderal.
Tranxene. Serax. Centrax. St. John’s Wort. Zolpidem.
Valium. Librium. Ativan. Xanax. Klonopin. Juga: bir,
anggur, gin, bourbon, vodka, dan scotch. Dan yang paling
menolong adalah: Tidak ada.”31

Mendefinisikan Kekuatiran
Seandainya saya ada kesempatan untuk duduk dan
berbicara dengan Scott Stossel, saya akan menunjukkan
kepadanya sebuah ayat Alkitab yang saya juga akan bagikan
kepada Anda para pembaca. Ayat ini menolong saya setiap
kali perasaan saya dilanda oleh kekuatiran. Ayat ini adalah
bagian dari Khotbah di Bukit, dan ayat ini berfungsi
sebagai semacam resep dari Yesus Kristus, Sang Dokter
yang Agung, untuk mengatasi kekuatiran, kecemasan, dan
untuk kehidupan iman kita sehari-hari. Dalam ayat ini—
Matius 6:25-34—Yesus berkata, “Karena itu Aku berkata
kepadamu: Janganlah kuatir . . . Dan mengapa kamu kuatir
. . . ? Janganlah kamu kuatir . . . Janganlah kamu kuatir . . . ”

61
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Mari kita mulai dengan melihat pada kata yang Tuhan


Yesus pakai untuk kuatir. Apakah sebenarnya perasaan
yang sangat mengganggu ini? Setiap orang memiliki
caranya sendiri untuk menggambarkan kekuatiran mereka.
Kamus mendefinisikan kuatir sebagai “Sebuah kumpulan
pemikiran yang menyebabkan kita merasa terganggung
atau tidak nyaman, tertekan, gelisah atau bimbang.”
Sejumlah kata-kata bijak memberikan definisi yang
lebih hidup. Kebanyakan dari kalimat bijak ini adalah amsal-
amsal yang sudah cukup dikenal dan yang diucapkan oleh
orang-orang yang juga cukup dikenal. Setiap kalimat bijak
berikut ini menyingkapkan aspek-aspek yang berbeda dari
kekuatiran yang muncul dalam pikiran kita.

• Kekuatiran adalah orang tua yang kepalanya


tertunduk karena membawa sekantong bulu yang
menurutnya adalah timah.

• Kekuatiran adalah seperti sebuah kursi goyang. Ia


membuat kita bergerak tetapi tidak membawa kita ke
mana-mana.

• Kekuatiran adalah penyalahgunaan daya imajinasi


yang Tuhan berikan pada kita.

• Kekuatiran adalah menempatkan tanda tanya pada


tanda titik yang Tuhan sudah tempatkan.

• Kekuatiran adalah interes yang kita bayar untuk


masalah yang belum terjadi.

• Kekuatiran adalah semacam ateisme karena kita


menganggap tidak ada Tuhan yang mengawasi kita.

62
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

• Kekuatiran adalah iman dalam bentuk yang negatif.

• Kekuatiran adalah perasaan tegang yang muncul


ketika pikiran kita menangkap sesuatu dan tidak
mau melepaskannya.

Kekuatiran selalu berkaitan dengan masa yang akan datang.


Ketika kita kuatir, kita sering membayangkan tentang
sesuatu yang akan terjadi yang ada di luar kemampuan
kita untuk mengatasinya. Masa depan tidak ada di sini dan
tidak dapat kita pegang. Kita tidak dapat mengendalikan
maupun memprediksikan hal-hal yang akan terjadi. Hanya
Tuhan yang tahu masa depan kita. Itu sebabnya, ketika kita
kuatir, kita membiarkan pikiran kita dikuasai oleh sesuatu
yang kita tidak dapat kontrol.
Bagaimanakah Alkitab mendefinisikan kekuatiran?
Kata Yunani yang dipakai untuk kuatir dalam Matius 6
adalah merimnao. Kata ini berasal dari dua istilah: merizo,
yang artinya “membagi,” dan nous yang artinya “pikiran.”
Jadi merimnao artinya “sebuah kondisi terbagi atau ditarik
ke dua arah yang berlawanan, atau terkoyak.” Dengan kata
lain, kuatir artinya pikiran kita ditarik ke dua arah yang
berbeda, atau terbagi antara pikiran yang baik dan yang
merusak. Pengertian ini mengingatkan kita pada Yakobus
1:8, di mana ia berkata “orang yang mendua hati tidak akan
tenang dalam hidupnya.”
Yesus pernah mengingatkan Marta agar tidak mendua
hati. Peringatan tersebut dicatat dalam Lukas 10:41-
42. Ketika Marta sibuk berjalan ke sana ke mari untuk
melayani, Yesus berkata kepadanya, “Marta, Marta, engkau
kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi

63
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian


yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Kebanyakan kita seperti Marta. Kita sibuk ke sana ke
mari karena kita selalu kuatir tentang banyak hal. Kita juga
tinggal dalam dunia yang mudah membuat kita kuatir.
Ketika kita membaca berita atau menonton berita tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di berbagai tempat di
dunia, kita merasa bahwa kita memiliki alasan yang masuk
akal untuk merasa kuatir tentang masa depan kita. Tetapi
sebagai orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh
bersandar pada Alkitab, kita memiliki alasan yang lebih
baik untuk tidak kuatir. Ketika kita membiarkan diri kita
dikuasai oleh kekuatiran, maka kekuatiran akan membuat
kita tertekan dan melumpuhkan kehidupan rohani kita.
Dalam perumpamaan tentang seorang penabur di
Matius 13, Tuhan Yesus menggambarkan tentang seorang
penabur yang suatu hari pergi menabur benih. Ada benih
yang jatuh di antara semak duri. Yesus lalu menambahkan,
“makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai
mati” (ayat 7). Kemudian, di ayat 22 dari pasal yang sama,
Ia menjelaskan makna dari perumpamaan tersebut: “Yang
ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar
firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”
Kekuatiran dapat menghimpit Firman Tuhan dalam
hidup kita dan membuat kita tidak berbuah. Kekuatiran
dapat menarik pikiran kita ke dua arah yang berbeda
dan membuat kita menjadi mendua hati. Itulah sebabnya
mengapa dalam Matius 6:25-34 Yesus berkata, ““Karena itu
Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir . . . Dan mengapa

64
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

kamu kuatir . . . ? Janganlah kamu kuatir . . . Janganlah


kamu kuatir . . . ”
Ketika Yesus berkata, “Janganlah kamu kuatir,” Ia bukan
sedang menasihati kita agar membuang semua rencana.
Yesus sendiri mengambil waktu empat puluh hari di padang
gurun untuk merenung sebelum memulai pelayanan-Nya
(Matius 4:1-11). Ia juga merencanakan Perjamuan Malam
terakhir (Lukas 22:7-13), dan Ia juga membuat rencana
bagi murid-murid-Nya untuk melanjutkan misi-Nya
sesudah Ia kembali ke surga (Matius 28:16-20). Yesus juga
bukan sedang menasihati kita agar sama sekali tidak peduli
dengan apapun yang terjadi. Ketika kita melihat anak kita
bermain di jalanan, tidak salah jika kita peduli. Peduli
adalah sebuah perasaan yang tidak selalu salah, bahkan
dapat menolong kita untuk memfokuskan perhatian kita
pada masalah yang kita sedang hadapi dan mendorong kita
untuk mencari jalan keluarnya. Rasa peduli secukupnya
adalah reaksi yang normal terhadap kebutuhan di depan
kita. Tetapi kekuatiran adalah sebuah kepedulian yang
tidak sehat terhadap hal-hal yang belum terjadi. Kita tidak
perlu merasa kuatir ketika kita peduli, tetapi kita harus
waspada jangan sampai kita dikuasai oleh kepedulian yang
membawa kita pada kekuatiran.

Memahami Kekuatiran
Ketika kita dapat mendefinisikan kekuatiran seperti
yang telah kita lakukan, maka kita akan lebih mudah
memahaminya. Dalam Matius 6:25-32, Yesus membagikan
beberapa hal penting kepada para pendengar-Nya. Ia
mengajarkan, misalnya, bahwa kekuatiran adalah sesuatu

65
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

yang tidak konsisten. Ayat 25 berkata, “Karena itu Aku


berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu
pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”
Ini adalah sebuah argumen perbandingan antara yang
lebih rumit dan yang lebih sederhana. Tuhan Yesus seolah-
olah berkata, “Dengarkanlah baik-baik, hai kamu yang kuatir
tentang kebutuhan makanan dan pakaian. Ia yang kepada-
Nya hidupmu bergantung adalah Ia yang sudah memberimu
kehidupan. Jika Ia telah membuatmu hidup, bukankah Ia pasti
sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu untuk hidup?
Jika Allah kita memiliki kuasa untuk menciptakan sebuah
organisme yang ajaib yang kita sebut tubuh, bukankah logis
jika kita percaya bahwa Ia pasti sanggup untuk memberikan
pakaian bagi tubuh kita, makanan bagi tubuh kita, dan
tempat berteduh untuk tubuh kita? Bukankah Ia yang telah
memberikan hal yang lebih rumit pasti akan sanggup untuk
memberikan hal yang lebih sederhana?
Jika Anda percaya bahwa Allah adalah Pencipta, maka
Anda juga harus percaya bahwa Ia adalah juga Pemelihara.
Jika tidak, maka berarti keyakinan Anda tidak konsisten.
Di ayat 26, Yesus melanjutkan dengan berkata,
“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur
dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam
lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
Kita dapat membayangkan bahwa barangkali Tuhan Yesus
berhenti sejenak ketika Ia mengucapkan kalimat tersebut

66
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

dan menunjuk kepada sejumlah burung yang terbang


melintas di atas mereka.
Di sini argumen yang Yesus pakai adalah dari hal yang
kelihatannya sepele menuju kepada hal yang lebih berharga.
Jika Tuhan memelihara sesuatu yang kelihatannya sepele,
seperti burung-burung di udara, bukankah Ia pasti sanggup
memelihara hal-hal yang lebih berharga—seperti Anda dan
saya? Tuhan adalah perancang semua jenis burung: burung
pipit, burung robin, burung gagak, burung jalak, elang, kakak
tua, dan burung kolibri. Tuhan menikmati kreativitas hasil
ciptaan-Nya, dan Ia mengenal setiap bagian pada ciptaan-
Nya. Tidak ada satu pun burung yang Ia ciptakan jatuh ke
bumi tanpa sepengetahuan-Nya. Tetapi seajaib dan seindah
apapun burung-burung ciptaan-Nya, mereka semua tidak
lebih berharga daripada Anda dan saya.
Saya senang dua ayat ini, Matius 6:25-26, karena
keduanya mengajarkan kepada kita dua sisi dari sebuah
kebenaran yang sama. Jika Allah sanggup mengerjakan
hal-hal yang besar dan rumit (seperti memberi kita
kehidupan), Ia pasti sanggup mengerjakan hal-hal yang
lebih sederhana (seperti memenuhi semua kebutuhan
kita). Dan jika Ia dengan senang hati memelihara hal yang
sepertinya sepele (seperti memelihara burung-burung di
udara), bukankah Ia pasti memelihara ciptaan-Nya yang
lebih berharga (Anda dan saya)?
Cara kerja Allah dapat kita mengerti secara logis dan
tidak mengandung kesalahan. Ia mau agar kita memahami
konsep pemeliharaan-Nya, sehingga Ia mengulangi poin
yang sama di kesempatan yang lain. Dalam Matius 10:29-31,
Yesus berkata: “Bukankah burung pipit dijual dua ekor

67
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke


bumi di luar kehendak Bapamu. . . . Sebab itu janganlah
kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak
burung pipit.”
Seduit adalah ukuran uang bangsa Yahudi pada zaman
itu yang disebut juga sebagai assarion, yaitu kurang lebih
seperenam belas dari satu dinar. Satu dinar adalah upah satu
hari kerja di zaman-Nya Yesus, satu duit berarti seperenam
belas upah satu hari kerja. Kita dapat membeli beberapa
ekor burung pipit hanya dengan satu duit. Harganya sangat
murah sekali. Tetapi mereka sangat berharga di mata Allah
dan semuanya dipelihara oleh Allah. Karena kita jauh lebih
berharga daripada burung pipit, bukankah seharusnya kita
memiliki keyakinan bahwa Allah pasti memelihara kita
dan kehidupan kita?
Ada sebuah puisi singkat yang ditulis oleh anak-anak
pada tahun 1880-an, yang kadang tersebar dengan judul
“Overheard in an Orchard” (Terdengar Di Kebun). Puisi
ini menggambarkan dengan tepat pesan yang Tuhan Yesus
sampaikan bagi kita.

Kata burung robin kepada burung pipit


“Aku penasaran
Mengapa orang-orang ini
Dengan gelisah bergerak ke sana ke mari.”

Kata burung pipit kepada burung robin,


“Teman, mungkin
Itu karena mereka tidak punya Bapa Surgawi
Yang selalu peduli padamu dan aku.”32

68
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

Salah satu pengamatan yang menarik tentang perikop


Alkitab dalam Matius 6 adalah bahwa topik tersebut
diajarkan di tengah-tengah percakapan tentang kekayaan
materi. Jika kita mengamati kehidupan orang-orang,
jelaslah bahwa kekayaan materi menambah daftar
kekuatiran pada kebanyakan orang yang memilikinya.
Setiap kali kita menaruh hati kita pada kekayaan materi
dan sedikit saja kita menaruh hati kita pada Kristus, maka
kita akan mulai mengkuatirkan tentang banyak hal. Itulah
sebabnya, di bagian sebelumnya, Tuhan Yesus berkata, “Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi
yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi
kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:24).
Jika kita lanjutkan pembacaan kita dari Matius 6,
maka kita akan sampai pada pengajaran dari Tuhan yang
berikutnya di ayat 27. Ia berkata bahwa kekuatiran tidak
menghasilkan apa-apa. “Siapakah di antara kamu yang
karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja
pada jalan hidupnya?” Ada dua cara untuk memahami ayat
ini. Pengertian dasar yang hendak disampaikan melalui
ayat ini adalah: “Siapakah di antara kamu yang karena
kekuatirannya dapat menambahkan sesuatu bagi dirinya
sendiri?” Pendapat para penerjemah dan penafsir Alkitab
terbagi tentang apakah di ayat ini Yesus sedang berbicara
tentang panjang dalam arti fisik atau dalam arti hari.
Jika Ia berbicara tentang panjang atau tinggi secara
fisik, maka pertanyaan Tuhan Yesus menjadi, “Dapatkah
kekuatiran menambahkan satu hasta (kurang lebih delapan

69
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

belas inci) pada tinggi tubuh kita? Dapatkah kita bertambah


tinggi satu hasta dengan mengkuatirkan tinggi badan kita?
Tentu saja tidak dapat. Demikian pula sia-sia saja kita kuatir
tentang masa yang akan datang karena kekuatiran kita
tersebut tidak akan mengubah apapun juga.”
Namun demikian, banyak ahli Perjanjian Baru percaya
bahwa di sini Tuhan Yesus sedang berbicara tentang
panjangnya hari. Itulah sebabnya, prinsip yang Tuhan
Yesus hendak sampaikan adalah: “Siapakah di antara kamu
yang dengan kekuatirannya dapat menambahkan satu hari
atau satu menit pada umurnya?” Jawabnya adalah tidak
seorang pun. Kekuatiran tidak akan menolong kita untuk
hidup lebih panjang; bahkan sebaliknya, kekuatiran akan
memperpendek umur kita. Kita seperti sedang mengurangi
umur kita dengan hidup dalam kekuatiran. Ada orang
yang berkata, “Ada begitu banyak kubur di Amerika yang
berisi orang-orang yang meninggal sepuluh atau bahkan
mungkin lima belas tahun lebih awal dari umurnya karena
mereka terus hidup dalam kekuatiran sampai ke liang kubur
sebelum waktunya. Siapakah di antara kita yang karena
kuatir dapat menambahkan umur yang lebih panjang?
Tidak ada! Tapi siapakah di antara kita yang karena kuatir
dapat memperpendek umurnya? Semua orang!”33
Kita tidak akan dapat menambah tinggi tubuh atau
menambah umur karena kuatir. Kekuatiran adalah hal
yang tidak masuk akal dan sia-sia.
Yesus melanjutkan lagi dengan berkata, “Dan mengapa
kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di
ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala

70
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu


dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani
rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang
ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani
kamu, hai orang yang kurang percaya?” (Matius 6:28-30).
Di bagian ini, kita sekali lagi dapat membayangkan
bahwa Yesus barangkali berhenti sejenak dari khotbah-
Nya untuk menunjuk kepada bunga bakung di ladang.
Mungkin ia menunduk dan memetik sebuah bunga
liar. Di tangan-Nya, Ia melihat keindahan warna bunga
tersebut, sebuah keindahan yang pantas untuk dilukis
oleh seorang artis paling hebat di seluruh dunia. Tapi di
tangan seorang pengkhotbah, bunga tersebut mengajarkan
kepada kita sebuah pelajaran berharga tentang artinya
percaya kepada Tuhan yang mencukupi segala kebutuhan
sandang-pangan kita. Bunga-bunga tersebut tidak bekerja
dan tidak memintal; tetapi Bapa di surga mendandani
mereka dengan sangat indah. Bahkan raja Salomo dalam
segala kemegahannya tidak dapat menandingi keindahan
setangkai bunga yang sangat sederhana.
Jika bunga di ladang yang sebentar saja sudah layu,
tapi didandani dengan begitu indah, bagaimana dengan
kita? Kita seharusnya tidak pernah meragukan bahwa Bapa
kita di surga pasti akan mencukupi semua kebutuhan kita
di dunia ini. Jika Tuhan begitu peduli dengan keindahan
bunga-bunga di ladang, yang keberadaannya sangat singkat,
bukankah masuk akal untuk mempercayai bahwa Allah
akan memelihara kita yang adalah makhluk yang kekal?
Intinya? Dari sudut pandang Allah yang kekal,
kekuatiran adalah hal yang tidak konsisten, tidak masuk

71
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

akal, tidak ada gunanya, dan tidak bertanggung jawab.


Matius 6:31-32 menyimpulkan dengan berkata, “Sebab
itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan
kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah
yang akan kami pakai? Semuanya itu dicari bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di
sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.”
Ketika Anda tergoda untuk merasa kuatir, maka
berhentilah sejenak dan ambillah waktu untuk bertanya
pada diri sendiri, “Siapakah aku ini? Aku ini anak Allah
atau orang yang tidak percaya?”
Di ayat 31 dan 32,
ketika Yesus berkata bahwa
“Memalukan sekali untuk
bangsa-bangsa yang tidak
berpikir bahwa Allah
mengenal Allah kuatir
mendandani bunga bakung
tentang apa yang mereka
di ladang tapi membiarkan
akan makan atau minum
anak-anak-Nya telanjang.
atau pakai, Ia sedang
Hai orang-orang yang kurang
berbicara tentang orang-
beriman, belajarlah untuk
orang yang tidak memiliki
bersikap lebih baik!” 34
hubungan dengan Allah
~ Charles S H. Spurgeon
Bapa. Mereka adalah
orang-orang yang tidak
percaya. Ada terjemahan lain yang memakai kata kafir
atau penyembah berhala. Jadi jika kita menyerah terhadap
perasaan kuatir, kita bertindak seperti mereka yang
menyembah berhala dari kayu dan batu. Para penyembah
berhala memilih allah yang tidak dapat melihat, berpikir,
merasa, peduli, atau memelihara orang-orang yang
menyembahnya. Ilah-ilah yang mereka sembah tidak

72
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

akan dapat menolong mereka. Ilah-ilah palsu tersebut


juga tidak akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan
mereka. Ketika kita, sebagai anak-anak Allah, menyerah
terhadap kekuatiran, maka kita sedang berperilaku seperti
penyembah-penyembah berhala. Itu adalah sebuah bentuk
ketidakpercayaan. Tetapi kita sebenarnya memiliki Bapa di
surga yang mengasihi kita dan yang tahu semua kebutuhan
kita, bahkan sebelum kita meminta-Nya untuk mencukupi
makanan kita sehari-hari.
Itulah cara Yesus memahami kekuatiran, dan itulah
pula pemahaman yang Ia kehendaki dari kita semua.

Mengatasi Kekuatiran
Sesudah mendefinisikan kekuatiran dan menolong kita
memahami hakekat kekuatiran, Yesus mengakhiri
pembahasan-Nya dalam Matius 6 dengan mengajarkan
kepada kita bagaimana caranya mengatasi kekuatiran. Ia
memberikan dua macam strategi. Strategi ini adalah cara
yang paling mudah dan efektif untuk mengatasi kekuatiran.
Pertama, Yesus berkata, kita harus menyerahkan
sepenuhnya hidup kita kepada-Nya. Dalam pemahasan
kita tentang kekuatiran menurut Matius 6, kita sekarang
sampai pada ayat yang sangat penting dalam Alkitab—
ayat 33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.” Daripada kuatir tentang apa yang akan kita
makan, minum, dan pakai, Tuhan Yesus memerintahkan
kita untuk mencari terlebih dulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya.

73
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Saya ingin mendorong pembaca sekalian untuk


mempersembahkan diri sebagai persembahan yang
hidup kepada Allah. Tempatkanlah Kristus sebagai yang
utama. Percayalah kepada-Nya dengan segenap hidup
kita, serahkanlah segala kebutuhan kita, dan kekuatiran-
kekuatiran kita tentang masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang. Dengan segenap hati, hiduplah
bagi Dia yang tetap sama kemarin, hari ini, dan selamanya.
Itu adalah strategi pertama yang kita perlu lakukan jika
kita mau mengatasi kekuatiran.
Misionaris Hudson Taylor pernah berkata, “Mari kita
serahkan pekerjaan kita, pikiran kita, rencana kita, diri
kita sendiri, hidup kita, orang-orang yang kita cintai, masa
depan kita, semuanya, ke dalam tangan-Nya. Sesudah kita
menyerahkan semuanya kepada-Nya, tidak akan ada lagi
yang tersisa untuk kita kuatirkan, atau yang akan mengusik
ketenangan kita.”35
Ketika kita mencari Kerajaan-Nya dan kebenaran-
Nya, Ia berjanji akan mencukupi semua kebutuhan kita.
Yesus berkata, “Semuanya akan ditambahkan kepadamu.”
Richard Greene dari Cary, North Carolina, mengalami
kebenaran ayat tersebut pada waktu ia masih kuliah. Suatu
hari, ia kuatir dengan tagihan bulan itu ketika ia melihat
saldo uangnya di bank. Ia merasa cemas, bahkan takut.
“Dari mana saya dapat uang untuk membayar ini semua?”
katanya kepada diri sendiri. “Oh Tuhan, tolonglah aku
membayar semua tagihan ini.”
Ketika ia selesai menghitung semua kebutuhan bulan itu,
ia mengamati angka-angka terakhir di kalkulatornya—6,33.
Ia punya sisa enam dolar, tiga puluh tiga sen. Tiba-tiba

74
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

ia teringat Matius 6:33. Ia tersenyum dan merasa bahwa


itu adalah pesan dari Tuhan. Tidak lama sesudah itu, ia
menerima beasiswa yang ia tidak duga. Kemudian ada juga
seorang temannya yang memberinya sejumlah uang untuk
membayar sewa kamar bulan itu. Tuhan terus mencukupi
kebutuhannya selama ia kuliah sampai ia menjadi direktur
dari hubungan masyarakat di Radio Trans World, di mana
ia menyebarluaskan pesan-pesan Alkitab (termasuk Matius
6:33) ke seluruh penjuru dunia.36
Itulah strategi pertama yang Tuhan ajarkan kepada
kita, yaitu menyerahkan seluruh pekerjaan kita, pikiran
kita, rencana kita, diri kita sendiri—semuanya—secara
total kepada Yesus Kristus. Tapi ada strategi berikutnya,
yang dapat kita baca di ayat berikutnya, Matius 6:34.
Sesudah kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, kita
harus memusatkan seluruh kekuatan kita untuk hidup satu
hari demi satu hari: “Sebab itu janglah kamu kuatir akan
hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Jika ayat 33 memberikan kepada kita jarak pandang
yang jauh (menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan),
maka ayat 34 memberikan kepada kita jarak pandang yang
dekat (hidup sehari demi sehari untuk Tuhan). Pendeta dari
Inggris, John Stott, berkata, “Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari; setiap hari memiliki kesusahannya sendiri.
Karena itu, mengapa kita harus mengkuatirkan hari esok?
Jika kita kuatir, kita membuat beban kita hari itu menjadi
berlipat ganda. Karena jika hal yang kita kuatirkan tidak
benar-benar terjadi, maka berarti kekuatiran kita sia-sia
saja. Tapi kalaupun kekuatiran kita itu memang terjadi,

75
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

berarti kita mengkuatirkan dua hari sekaligus, dan bukan


satu hari saja. Kedua-duanya sama bodohnya: kekuatiran
hanyalah melipatgandakan kesusahan.”37
Hal yang bodoh dari mengkuatirkan tentang masa
yang akan datang adalah bahwa perasaan tersebut justru
membuat kita semakin merasa tidak aman pada saat ini.
Yesus mengingatkan kita untuk tidak kuatir tentang hari
besok. Ia menggemakan kebenaran dari Ulangan 33:25
yang berkata, “[sepanjang hari-hari hidupmu] kiranya
kekuatanmu.” Setiap hari memiliki kebutuhan dan
kecukupannya sendiri. Setiap hari mengandung beban
yang unik untuk hari itu. Jangan kuatir tentang hari esok
sebelum hari esok tiba, dan janganlah mencoba untuk
memikul beban hari esok pada hari ini. Kekuatiran tidak
mengurangi beban hari esok, tetapi justru mengurangi
kekuatan kita pada hari ini.
Ketika mengkhotbahkan bagian ini, saya kadang-
kadang memakai contoh sebuah kisah dari Perang Dunia
II. Di akhir dari salah satu pertempuran yang hebat,
Tentara Sekutu mengumpulkan anak-anak yatim piatu
yang kelaparan dan tidak punya tempat tinggal. Mereka
menempatkan anak-anak tersebut pada tenda-tenda, dan
memberi mereka pakaian dan makanan. Sebagian dari
anak-anak tersebut ada yang tidak dapat tidur di malam
hari. Mereka gelisah dan ketakutan. Dan karena ada juga
yang tidak mau makan, sebagian dari anak-anak tersebut
menjadi lemah dan sakit.
Salah satu dari dokter yang merawat mereka memiliki
ide untuk menempatkan sepotong roti di tangan dari
masing-masing anak-anak tersebut sebelum mereka

76
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

tidur. Tujuannya bukanlah untuk dimakan tetapi untuk


dipegang sampai besok pagi. Kebiasaan tersebut sepertinya
membuat anak-anak tersebut merasa sedikit lebih rileks
dan membuat mereka bisa tidur lebih baik. Alasannya
cukup jelas. Karena sudah cukup lama hidup kelaparan,
anak-anak tersebut selalu kuatir apakah besok mereka
masih bisa makan. Tapi sekarang mereka bisa tidur tanpa
harus kuatir tentang kebutuhan hari esok. Sepotong roti di
tangan mereka adalah jaminan bahwa besok mereka akan
bisa makan lagi.
Kita juga dapat merasa yakin bahwa Bapa di surga sudah
menyediakan makanan bagi kita untuk hari esok karena
Ia telah mengisi hidup kita dengan kebaikan-Nya dan
kesetiaan-Nya di hari ini. Kitab Ratapan 3:23 mengingatkan
kita bahwa kasih setia Tuhan selalu baru setiap pagi.
Setiap burung di udara dan setiap bunga di lembah adalah
kesaksian dari surga. Melalui mereka Tuhan seolah-olah
berkata kepada kita, “Percayalah kepada-Ku. Aku akan
mencukupkan kebutuhanmu setiap hari. Carilah Aku lebih
dulu, maka semuanya ini akan ditambahkan kepadamu.”38
Janganlah kita kuatir tentang dosa di masa lalu; Tuhan
sudah mengampuni semua dosa kita. Janganlah kita
kuatir tentang kesuksesan di masa lalu; Tuhan mengingat
semuanya. Janganlah kuatir tentang luka-luka dari masa
lalu; Tuhan dapat menyembuhkannya dan memberi kita
kesempatan baru. Mari kita hidup sehari demi sehari.
Beberapa tahun yang lalu, pembicara motivasi Dale
Carnegie menulis sebuah buku panduan yang berjudul
How to Stop Worrying and Start Living (Bagaimana
Berhenti Kuatir dan Mulai Hidup). Ia tidak menulis buku

77
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

ini dari sudut pandang iman injili, tetapi bab pertamanya


didasarkan pada kata-kata Tuhan Yesus dalam Matius 6,
yaitu tentang jangan mengkuatirkan hari esok. Carnegie
menyimpulkan prinsip tersebut menjadi sebuah petunjuk
praktis: “Hiduplah dalam Batasan Hari Ini.”
Ia berkata, “Anda dan saya pada detik ini sedang
berdiri di tempat pertemuan ini di antara dua kutub
kekekalan: masa lalau . . . dan masa yang akan datang . . .
Kita tidak mungkin hidup di salah satu dari kedua kutub
tersebut—tidak mungkin bisa bahkan untuk sepersekian
detik saja. Itulah sebabnya jika kita mencoba untuk hidup
di dua waktu pada saat yang bersamaan, maka kita akan
menghancurkan tubuh dan pikiran kita sendiri. Karena
itu, pusatkanlah hidup Anda pada satu-satunya waktu
yang Anda dapat tinggali: detik ini sampai nanti malam
kita tidur . . . Hiduplah dalam batasan hari ini.”39
Warren Wiersbe berkata, “Kebanyakan orang
Kristen hidup seperti disalibkan di antara dua penjahat:
penyesalan dari masa lalu dan kekuatiran tentang masa
yang akan datang.”40 Kehendak Tuhan adalah agar kita
semua memfokuskan perhatian kita pada hari ini, sambil
mengingat bahwa Ia telah berjanji akan menyertai kita
setiap saat. Ingatlah kata-kata Tuhan dari semak belukar
yang menyala di Keluaran 3:14. Pada waktu Musa bertanya
tentang nama-Nya, Tuhan menjawab, “AKU ADALAH
AKU.” Tuhan adalah Pencipta yang keberadaan-Nya
bergantung pada diri-Nya sendiri, dan Ia terus ada secara
kekal, tetapi Ia juga selalu hadir bersama kita saat ini juga.
Ia selalu ADA, selalu “saat ini” dalam hidup kita.

78
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?

Pernah ada seorang pendeta sedang naik pesawat


terbang. Lalu ia mendengar suara pilot pesawat di pengeras
suara. “Bapak dan Ibu yang terhormat, pasanglah sabuk
pengaman Anda. Semua awak kapal juga dimohon untuk
duduk dan menghentikan semua layanan karena kita akan
mengalami cuaca yang kurang baik.”
Ketika pesawat tersebut memasuki cuaca yang kurang
baik, badan pesawat itu bergetar keras dan bergoyang-
goyang karena badai. Suara halilintar dapat terdengar
di sela-sela suara mesin pesawat. Cahaya kilat sesekali
memecah kegelapan malam, dan pesawat tersebut seperti
kapal yang diombang-ambingkan air laut. Kadang pesawat
itu terangkat ke atas; kemudian, menghentak ke bawah
seperti akan jatuh. Semua penumpang, termasuk pendeta
tersebut, ketakutan luar biasa. Hanya ada satu orang yang
sepertinya tenang-tenang saja, yaitu seorang gadis kecil.
Gadis itu duduk dengan tenang sambil membaca buku di
tengah-tengah suasana mencekam yang sedang terjadi di
sekelilingnya. Ia bahkan terkadang menutup mata karena
mengantuk.
Perlahan-lahan pesawat itu akhirnya keluar dari cuaca
yang buruk dan akhirnya dapat terbang kembali dengan
tenang sampai di tempat tujuan. Ketika semua penumpang
bersiap-siap untuk keluar dari pesawat, pendeta itu mendekati
gadis itu dan bertanya mengapa ia bisa tetap tenang ketika
mereka melalui cuaca yang buruk. Dengan polos anak kecil
itu menjawab, “Pilot pesawat ini adalah ayahku, dan dia
bilang dia akan mengantar aku sampai tujuan. Aku tidak
kuatir karena aku tahu dia ada di kokpit.” 41

79
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Di tengah badai, kita perlu mengingat siapa yang ada


dalam kokpit. Tuhan adalah yang mengendalikan segala
sesuatu. Kita dapat berdiam dengan tenang di dalam Dia
karena dia sudah berjanji akan membawa kita sampai di
tujuan. Walaupun dunia ini penuh dengan gejolak dan
walaupun badai yang besar melanda hidup kita, kita tahu
siapa Pilot hidup kita. Yesaya 26:3 adalah sebuah doa yang
patut kita contoh: “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan
damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.”
Masa lalu ada di bawah darah Kristus, dan masa yang
akan datang ada di tangan Allah, dan Ia selala ADA bagi
Anda, Ia bersama Anda ketika Anda mencari terlebih
dahulu kerajaan-Nya dan hidup bagi-Nya hari demi
hari. Hari ini adalah hari yang Tuhan sudah jadikan,
bersukacitalah dan nikmatilah hari ini. “Karena itu Aku
berkata kepadamu: Janganlah kuatir . . . Dan mengapa
kamu kuatir . . . ? Janganlah kamu kuatir . . . Janganlah kamu
kuatir . . . ”
Damai sejahtera adalah karunia supranatural bagi hati
kita. Ketika sedikit rasa takut mulai merambah pikiran kita
dan masuk ke dalam hati kita, bukalah pintu-pintu damai
sejahtera dari Allah. Ia berkuasa atas segala sesuatu. Ia
ada di tahkta-Nya yang kudus dan penuh kuasa. Ia adalah
pilot hidup kita. Ia sanggup menanggung semua beban
hidup kita dan mengaruniakan damai sejahtera ketika kita
dengan sepenuh hati menyerahkan diri kita kepada-Nya
dan memusatkan seluruh perhatian kita untuk hidup hari
demi hari bagi Kristus dan kemuliaan-Nya.

80
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Ambillah waktu sejenak untuk menuliskan definisi


Anda sendiri tentang kekuatiran. Bagaimanakah Anda
akan menjelaskan tentang kekuatiran dari pengalaman
Anda sendiri?

2. Yesus menasihati kita untuk memperhatikan burung


pipit dan bunga bakung di padang. Ciptaan-ciptaan Tuhan
apa lagi yang dapat memberikan kepada kita jaminan
tentang kepedulian Tuhan kepada kita?

81
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Fokus utama bab ini adalah nasihat Tuhan Yesus tentang


jangan kuatir seperti yang tertulis dalam Matius 6:25-34.
Ada banyak bagian-bagian lain dalam Alkitab yang juga
berbicara tentang rasa takut, kuatir, dan gelisah. Carilah
ayat-ayat lain yang dapat Anda jadikan sebagai pegangan
dalam menghadapi kekuatiran. Contoh: Bacalah Mazmur
37 dan Filipi 4.

4. Menurut Anda, mengapakah sulit untuk kita


mempraktikkan “hidup dalam batasan hari ini”?
Bagaimanakah Anda dapat membangun kebiasaan yang
alkitabiah ini?

82
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Hal-hal apa sajakah yang paling Anda kuatirkan tentang


hari esok? Dapatkah Anda menemukan ayat Alkitab yang
secara khusus berbicara tentang kekuatiran tersebut?

83
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Sebab itu ingatlah; janganlah khawatir tentang hidupmu,


yaitu apa yang akan kalian makan dan minum, atau
apa yang akan kalian pakai. Bukankah hidup lebih
dari makanan, dan badan lebih dari pakaian? Lihatlah
burung di udara. Mereka tidak menanam, tidak menuai,
dan tidak juga mengumpulkan hasil tanamannya di
dalam lumbung. Meskipun begitu Bapamu yang di surga
memelihara mereka! Bukankah kaliah jauh lebih berharga
daripada burung? Siapakah dari kalian yang dengan
kekhawatirannya dapat memperpanjang umurnya
biarpun sedikit? Mengapa kalian khawatir tentang
pakaianmu? Perhatikanlah bunga-bunga bakung yang
tumbuh di padang . . . Janganlah khawatir . . . janganlah
khawatir tentang hari besok. Sebab besok ada lagi
khawatirnya sendiri. Hari ini sudah cukup
kesusahannya, tidak usah ditambah lagi.”
~ Yesus, dalam Matius 6:25-34 (Alkitab Bahasa Sehari-hari)

84
B A B E M P A T

Bagaimanakah Kita Dapat


Menerima Pengampunan?

Dalam salah satu tulisannya, Max Lucado menceritakan


tentang seorang pria bernama Stewart yang suatu hari
menyebabkan kecelakaan yang fatal dan merenggut nyawa
seorang gadis muda usia delapan belas tahun yang bernama
Susan. Walaupun tragedi ini sangat besar, tapi ketika hukuman
dijatuhkan, pada awalnya Stewart merasa bahwa hukumannya
sangat ringan. Stewart mengemudi dalam kondisi mabuk
ketika ia menabrak mobil yang dikendarai Susan. Peristiwa itu
terjadi di Tahun Baru di kota New York. Susan meninggal
seketika itu juga. Stewart divonis tuduhan pembunuhan tak
disengaja dan mengemudi dalam keadaan mabuk.
Konsekuensi hukumannya sangat berat, tetapi keluarga Susan
meminta pelaksanaan hukuman atas Stewart dalam bentuk
yang tidak lazim dan kreatif. Awalnya mereka menuntut 1,5
juga dolar dari Stewart, tapi akhirnya mereka memutuskan
untuk menuntut pembayaran hanya sebesar 936 dolar saja.

85
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Tetapi uang tersebut harus dibayarkan menurut cara


yang mereka minta. Setiap hari Jumat, yaitu hari di mana
Susan meninggal, Stewart harus mengirimkan cek sebesar
satu dolar kepada keluarga Susan. Dengan mengirimkan
cek seminggu sekali, Stewart akan melunasi hutangnya
tersebut selama delapan belas tahun, sesuai umur Susan
ketika ia meninggal. Keluarga Susan ingin agar Stewart
tidak pernah melupakan apa yang ia sudah lakukan
terhadap Susan dan keluarganya.
Awalnya Stewart merasa lega dengan bentuk hukuman
yang ia harus jalani, tetapi lama kelamaan ia mulai
merasakan beban yang berat dari hukuman tersebut. Ia
bahkan lama kelamaan merasa depresi karena setiap hari
Jumat ia diingatkan bahwa ia bertanggung jawab atas
kematian seorang gadis. Stewart merasakan beban yang
semakin lama semakin berat setiap kali ia harus menuliskan
nama Susan pada cek yang ia harus kirim. Akhirnya, ia pun
memutuskan untuk berhenti mengirimkan cek kepada
keluarga Susan.
Karena Stewart berhenti mengirimkan cek, keluarga
Susan kembali membawa Stewart ke pengadilan dan
menuntut agar Stewart memenuhi hukumannya. Empat
kali, dalam delapan tahun berikutnya, Stewart berhenti lagi
menulis cek dan harus dipaksa lagi oleh pengadilan untuk
mentaati keputusan yang sudah dijatuhkan. Akhirnya,
karena merasa bahwa ia terus “dihantui oleh kematian Susan
dan disiksa oleh pembayaran yang harus dijalani,” Stewart
sendiri memutuskan untuk naik banding dan menolak
hukuman yang “sangat kejam” tersebut. Di pengadilan,
Stewart menawarkan kepada keluarganya Susan dua kardus

86
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

berisi cek-cek yang jumlahnya mencakup sisa tahun-tahun


ke depan yang ia belum bayar, bahkan ia menambahkan
lagi pembayaran untuk satu tahun ekstra. Keluarga
Susan menolak. Mereka berkata, “Yang kami mau adalah
menerima satu cek seminggu sekali dan tepat waktu. Kami
akan terus menuntut sampai seluruh tahun yang sudah
disepakati terpenuhi. Jika tidak, kami akan terus membawa
tuntutan kami ke pengadilan” (parafrasa). 42
Dengan cara apapun ia berusaha, Stewart tidak akan
pernah bisa lepas dari masa lalunya. Minggu demi minggu,
tahun demi tahun, ia terus diingatkan kesalahan fatal yang
ia sudah lakukan, yang telah menyebabkan kesedihan yang
sangat mendalam terhadap sebuah keluarga dan terhadap
diri sendiri.
Apa yang dialami oleh Stewart mewakili kurang lebih
pengalaman banyak orang—yaitu tirani dari rasa bersalah
yang memang benar-benar terjadi. Itu adalah pengalaman
kita semua dalam mencari artinya diampuni secara total
dan sepenuhnya.
Kadang kita membutuhkan pengampunan dari orang
lain, tetapi kebutuhan pengampunan yang jauh lebih besar
daripada itu adalah kebutuhan kita untuk diampuni oleh
Allah sendiri. Dosa pada dasarnya adalah pelanggaran
terhadap karakter-Nya dan perintah-perintah-Nya. Semua
orang yang membaca buku ini pasti sudah pernah berdosa
dari sejak masa kecilnya, dan beberapa perbuatan dosa
tersebut mungkin sifatnya kejam, melukai, merusak, dan
memalukan. Kita tidak mungkin dapat menghitung jumlah
dosa yang kita telah lakukan di sepanjang kehidupan kita,
dan kita tidak akan pernah bisa memahami dalamnya natur

87
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

berdosa yang kita warisi dari Adam. Kita tidak mungkin


mengubah apa yang kita pernah lakukan di masa lalu, itu
sebabnya tanpa pengampunan yang sejati dan permanen,
kita akan selamanya hidup dalam penjara rasa bersalah.
Tidak mungkin orang bisa hidup seperti itu dan merasa
bahagia. Itulah sebabnya mengapa salah satu pertanyaan
yang sering ditanyakan adalah, “Bagaimanakah aku dapat
menerima pengampunan?”
Sejauh ini, dalam buku ini kita telah melihat topik
tentang jaminan keselamatan dari surat 1 Yohanes; topik
tentang pencobaan dari 1 Korintus 13; dan kita juga
telah melihat ajaran Tuhan Yesus yang utama tentang
bagaimana mengatasi kekuatiran di Matius 6. Di manakah
kita dapat menemukan dalam Alkita sebuah pasal tentang
pengampunan Allah? Ada banyak ayat yang berbicara
tentang topik tersebut—kita akan melihat beberapa di
antaranya dalam bab ini—tapi ada satu yang dengan
sangat kuat berbicara tentang pengampunan Allah. Anda
mungkin akan mengingat peristiwa berikut ini dalam
kehidupan Daud . . .
“Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: ‘Engkaulah
orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah
yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan
Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah
Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri
tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan
kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu
belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan
apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan

88
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi


isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh
pedang bani Amon . . .”
“Lalu berkatalah Daud kepada Natan: ‘Aku sudah
berdosa . . . ” (2 Samuel 12:7-9, 13).
Raja Daud jatuh pada salah satu kesalahan yang paling
parah dalam sepanjang sejarah ketika ia mengingini seorang
wanita bernama Batsyeba, yang ia lihat sedang mandi.
Nafsunya membuat Daud jatuh pada perbuatan amoral,
dan dari perbuatan amoral menjadi pembunuhan, lalu
dari pembunuhan menjadi usaha untuk menutup-nutupi.
Selama lebih dari satu tahun, Daud hidup dalam kepahitan,
rasa malu, dan rahasia rasa bersalahnya. Jika kita membaca
kisahnya dalam 2 Samuel 11-12, maka kita akan melihat
bagaimana nabi Natan pada akhirnya membongkar isi
hati Daud dengan satu kalimat, “Engkaulah orang itu!” (2
Samuel 12:7). Sesudah Natan menejelaskan konsekuensi-
konsekuensi dari perbuatan Daud, hati Daud hancur dan ia
mengakui, “Aku sudah berdosa kepada TUHAN” (ayat 13).
Dalam Mazmur 51 dan 32, Daud menuliskan
penyesalan dan pertobatannya dalam dua mazmur
pengakuan dosa. Mazmur 51 mewakili doa pengakuan
awal Daud dan pertobatannya. Tetapi dalam Mazmur 32,
Daud melihat kepada pengalamannya di masa lalu dan
memberikan contoh kepada kita tentang artinya sungguh-
sungguh menemukan pengampunan Allah yang sejati dan
yang memerdekakan. Mazmur ini menjawab dengan tegas
pertanyaan kita, “Bagaimanakah kita dapat menerima
pengampunan?”

89
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Jika kita membaca dan mempelajari Mazmur 32, maka


kita akan menemukan adanya empat kebenaran utama
yang dapat kita klaim dari Mazmur ini, yaitu: prioritas,
kuasa, proses, dan janji tentang pengampunan. Mari kita
membahas keempat kebenaran tersebut melalui ayat-ayat
dalam Mazmur 32.

Prioritas Pengampunan
Perhatikan bagaimana Daud menggambarkan respon
awal terhadap perbuatan dosa yang ia telah lakukan. Ia
berdiam diri. Ia lumpuh secara rohani. Bukan hanya dia
mencoba untuk menyembunyikan dosanya dari Tuhan, ia
juga menyembunyikannya dari orang lain. Ia tidak dapat
menceritakan dosanya kepada orang-orang yang paling
dekat dengannya. Perbuatan dosa sering memenjarakan
kita dalam kubur kesepian dan kegelapan. Hubungan
kita dengan orang lain menjadi terhalangi, dan hubungan
kita dengan Tuhan menjadi tidak nyaman. Mazmur
66:18 berkata bahwa jika kita menyimpan pelanggaran-
pelanggaran kita dalam hati, maka Tuhan tidak akan
mendengarkan kita.
Pengalaman itu bukan hal yang kecil bagi Daud; ia
disebut “orang yang dekat di hati Allah,” yang selalu mencari
Allah dalam segala hal, dan ia juga menulis Mazmur 23.
Pengalaman menyembunyikan dosa tersebut seharusnya
juga tidak kita anggap sepele. Ayat 3 di atas bukan hanya
berlaku bagi Daud, tetapi juga bagi kita semua, “Selama
aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu.” Kata
Ibrani untuk lesu mengandung pengertian “terbuang.”
Energi dan kekuatan Daud mengalami kemunduran. Ia

90
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

menjadi lemah karena beban dosa yang ia pikul. Beban di


jiwanya mengikis kekuatan pada tubuhnya, menghapus
semangatnya, mengeringkan tenaganya, dan membuatnya
lesu. “Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan
berat,” ia mengingat, “sumsumku menjadi kering, seperti
oleh teriknya musim panas.” (ayat 4).
Saya tidak tahu apakah pembaca pernah mengalami
masa kekeringan; di tempat tinggal saya di California,
kami sering mengalami musim panas yang cukup panjang.
Jika Anda perhatikan tempat-tempat yang mengalami
kekeringan, biasanya di tempat itu rumputnya berwarna
cokelat, pohonnya kering, tanahnya keras, udaranya
berdebu, dan tidak ada kehidupan. Tanpa air semuanya
layu, kering, dan lesu. Itulah kurang lebih yang terjadi pada
Daud ketika sungai-sungai dari Roh Kudus tidak mengalir
karena terbendung oleh panasnya dosa.
Seorang penafsir Alkitab berkata, “Menyimpan dosa
dan tidak mencari pengampunan akan menyebabkan
depresi, beban emosi, perasaan terasing dari Tuhan, dan
kelesuan secara fisik . . . Mungkin ada jutaan orang hidup
dalam kondisi seperti itu; mereka bahkan menganggap
kondisi tersebut sebagai sesuatu yang normal atau tidak
dapat dihindari . . . Saya sendiri pernah mengalami rasanya
hidup tanpa pengampunan. Suatu kali saya pernah sangat
depresi sampai saya merasakan sakit di perut yang luar biasa
. . . Pada akhirnya, saya memutuskan untuk ke rumah sakit,
tetapi mereka mengatakan tidak ada yang mereka bisa
lakukan secara medis. Yang saya perlukan adalah
pengampunan—hanya di dalam Kristus, pada akhirnya saya
mengalami kelepasan—dan saya perlu mengampuni diri

91
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sendiri karena semua perbuatan yang saya pernah lakukan.”43


Apakah pembaca pernah mengalami pengalaman yang
serupa? Apakah saat ini Anda merasakan kelesuan karena
dosa-dosa Anda di masa lalu? Jika ya, maka Anda tahu
bahwa pengampunan dari Tuhan adalah hal yang harus
menjadi prioritas utama.
Pembaca mungkin tahu tentang kebakaran besar yang
pernah terjadi di Colorado beberapa tahun yang lalu.
Setelah diselidiki dengan seksama, petugas pemadam
kebakaran menemukan bahwa api yang menyulut
hutan tersebut berasal dari seorang pengawas hutan
yang sedang mengalami permasalahan rumah tangga.
Suaminya meninggalkan dia dan meninggalkan sepucuk
surat untuknya; dalam kemarahannya, ia membakar
surat tersebut ketika ia ada di tengah hutan. Api yang
kecil itu tersebar dengan cepat dan tak terkendali, serta
menyebabkan kebakaran seluas 140.000 hektar hutan,
132 rumah, dan ribuan orang yang harus mengungsi.
Petugas hutan itu ditanggap dan dibawa ke pengadilan,
lalu dimasukkan ke dalam penjara, serta harus membayar
denda sebesar 42 miliar dolar.
Ketika ada seorang wartawan yang mengunjunginya di
penjara, petugas hutan itu mengutarakan penyesalannya
yang sangat mendalam dan memohon pengampunan.
“Saya tidak mungkin mengembalikan apa yang telah habis
dilalap api,” katanya. “Saya tahu rasanya kehilangan, karena
itulah yang juga saya rasakan. Saya hanya bisa berkata
‘sori.’ Saya tahu kita semua membutuhkan proses untuk
menerima kenyataan ini. Saya hanya berharap orang-orang
yang menderita akibat perbuatan saya dapat memaafkan

92
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

saya. Hidup tanpa pengampunan adalah hidup yang sangat


menyiksa batin.”44
Pemain sepak bola Amerika yang terkenal, Michael Vick,
pernah ditanggap karena perlakuan kejamnya terhadap
binatang. Di salah satu wawancaranya dengan stasiun TV
CBS, ia berkata: “Hari pertama saya melangkahkan kaki di
penjara, dan ketika penjaga penjara menutup pintu dengan
keras, saya menyadari betapa besarnya kesalahan yang
saya sudah lakukan, dan betapa bodohnya perbuatan yang
saya telah lakukan. Tidak ada kata untuk menggambarkan
penyesalan dan rasa bersalah yang saya rasakan. Dan itulah
alasannya mengapa saya hampir setiap malam menangis
. . . Saya hanya bisa menyalahkan diri saya sendiri.”45
Itulah kurang lebih contoh-contoh nyata dari ayat
dalam Mazmur 32. Hidup tanpa pengampunan adalah
hidup yang menyiksa. Ketika kita melakukan hal-hal
yang mendukakan hati Tuhan, hati kita sendiri, dan hati
orang lain, kita akan merasa bersalah. Dosa menyebabkan
rasa bersalah, rasa bersalah menyebabkan rasa malu, dan
rasa malu merusak bagaimana kita memandang diri kita
sendiri. Hidup dalam lingkaran penyesalan dosa, rasa
bersalah, rasa malu, dan rasa harga diri yang rendah
adalah hidup yang jauh dari damai. Perasaan tersebut
membuat kita lesu dan kering. Cukup menyedihkan
bahwa banyak orang yang hidup dengan perasaan seperti
itu. Terlebih lagi, tanpa pengampunan yang utama dari
Kristus, bayangan kita tentang api neraka akan suatu
saat benar-benar terjadi. Itulah sebabnya mengapa hidup
berdamai dengan Allah melalui Yesus Kristus—diampuni,
diterima, disucikan—harus menjadi prioritas utama kita.

93
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Allah memberikan Anak-Nya agar itu semua dapat terjadi,


dan Yesus mencurahkan darah-Nya demi untuk menjamin
pengampunan Allah bagi kita.

Kuasa Pengampunan
Hal itu membawa kita kepada topik tentang kuasa
pengampunan. Maukah Anda dilepaskan dari beban rasa
bersalah? Ada kuasa dalam darah Kristus. Pengampunan
dari Tuhan adalah sebuah kuasa yang sangat kuat, seperti
yang digambarkan oleh pemazmur dalam Mazmur 32.
Walaupun Mazmur ini adalah hasil dari sebuah hati
yang hancur dan penuh penyesalan, Mazmur ini dibuka
dengan sebuah kata yang paling membahagiakan dalam
Alkitab—“Berbahagialah!” Jika Anda bergumul dengan
rasa bersalah, Anda mungkin akan bertanya-tanya apakah
Anda dapat benar-benar merasakan kebahagiaan lagi.
Memang benar, ada dosa-dosa yang dampaknya sangat
menghancurkan bagi hidup kita, bahkan dosa-dosa “yang
paling kecil” pun dapat memisahkan kita dari kekudusan
dan kesempurnaan Allah. Tetapi kuasa pengampunan dari
Allah sanggup memulihkan sukacita dari Tuhan dalam
hati Anda, seperti kata-kata dalam himne berikut ini:

“Kasih Yesus, O dalamnya, tak terhingga dan bebas,


. . . Dia angkatku dari dosa, ‘ku ‘kan puji selamanya.”46

Kita dapat melihat kuasa pengampunan Allah dengan


mengamati empat kata yang berbeda yang Daud pakai
untuk menggambarkan dosanya dalam Mazmur 32:1-2:

94
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,


yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang
kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang
tidak berjiwa penipu!” Perhatikanlah ada dua kali kata
berbahagia dipakai dan empat macam gambaran tentang
dosa yang diampuni.

• Pelanggaran menggambarkan ketidaktaatan yang


disengaja untuk melawan Tuhan.

• Dosa artinya “menyimpang dari sasaran,” seperti


seorang pemanah yang melepaskan anak panahnya
tetapi tidak kena sasaran.

• Kesalahan mengandung pengertian tentang sebuah


pemalsuan atau pemutarbalikkan kebenaran,
seperti sesuatu yang bengkok atau tidak lurus.

• Penipu, baik dalam bahasa Ibrani maupun


Indonesia, pengertiannya adalah pembohong,
termasuk membohongi diri sendiri.

Keempat kata di atas secara tidak langsung menggambarkan


tahap-tahap perkembangan dosa pada diri Daud. Ia
melanggar hukum Tuhan dalam hal kesucian seksual;
dorongan dalam hatinya menyimpang; hidupnya menjadi
bengkok dan tidak lurus; dan ia mencoba untuk menutupi
pelanggarannya dengan membohongi diri sendiri dan
orang lain.
Tetapi semua kebusukan dosa tersebut dengan segera
dipatahkan dan dihapuskan oleh anugerah Allah pada waktu
pertobatan yang sejati terjadi. Seorang penafsir berkata,

95
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Pemazmur menyatakan bahwa pengampunan atas dosa,


apapun bentuk dosanya—baik itu pelanggaran terhadap
Allah atau sesama, baik besar maupun kecil, baik sengaja
maupun tidak sengaja, atau baik direncanakan maupun
tidak—kita bisa dapatkan di dalam Allah. Natur dosa tidak
mempengaruhi berkat pengampunan dari Allah!”47
Alkitab memakai berbagai macam istilah dan metafora
untuk menggambarkan pengampunan Allah. Dalam ayat
yang kita baca di atas, Daud berkata bahwa Allah
mengampuni dan menutupi dosanya Daud, serta tidak
memperhitungkan kesalahannya. Yesaya 55:7 memakai
kalimat yang sangat menguatkan, “Ia memberi pengampunan
dengan limpahnya.” Kisah Para Rasul 10:43 memakai kata
yang mengandung makna penghapusan dosa. Kolose 2:13-
14 berkata, “Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan
menghapuskan surat hutang . . . dengan memakukannya
pada kayu salib.” Yesaya 43:25 berbicara tentang Tuhan yang
tidak lagi mengingat-ingat dosa kita.
Jika Anda bergumul dengan kebutuhan untuk
diampuni, saya mendorong Anda untuk mempelajari baik-
baik topik ini dalam Alkitab. Dengan bantuan konkordansi
atau referensi-referensi dalam Alkitab, carilah ayat-ayat
tentang pengampunan Allah dan buatlah sebuah daftar
ayat-ayat yang secara khusus berbicara kepada Anda secara
pribadi. Hafalkanlah beberapa ayat tersebut dan pakailah
ketika iblis mulai menyerang pikiran Anda.
Ada seorang wanita yang pernah mempraktikkan
nasihat tersebut. Nama wanita itu adalah Rosalind Goforth,
dan ia adalah seorang misionaris yang cukup terkenal di
Cina. Ia dan suaminya, Jonathan, menikmati pelayanan

96
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

yang cukup berhasil di Asia selama beberapa tahun. Tetapi


Rosalind mengalami satu masa di mana ia merasakan
tekanan beban dosa dalam hidupnya. Ia merasa bersalah
dan kotor, dan ia menyimpan perasaan kegagalan rohani
dalam hatinya. Akhirnya, suatu malam, ketika semua orang
sudah tidur, ia mengambil dan menempatkan Alkitab dan
konkordansi di atas meja belajarnya. Ia membulatkan
tekad untuk menemukan sikap Tuhan terhadap kegagalan,
kesalahan, dan dosa-dosa yang dialami oleh anak-anak-Nya.
Ia menuliskan kalimat berikut ini di bagian atas tulisannya:
“Hal-hal yang Tuhan Lakukan terhadap Dosa-dosa Kita.”
Sesudah ia menyelidiki Alkitab, ia mengumpulkan tujuh
belas ayat dalam daftarnya:

1. Ia menimpakan kejahatan kita kepada Anak-Nya,


Yesus Kristus. (Yesaya 53:6)

2. Kristus menghapus dosa. (Yohanes 1:29)

3. Pelanggaran-pelanggaran kita dijauhkan dari kita,


sejauh timur dari barat. (Mazmur 103:12)

4. Ketika dicari, kesalahan itu tidak akan lagi


ditemukan. (Yeremia 50:20)

5. Ia mengampuni dosa. (Efesus 1:7)

6. Ia menyucikan kita dari segala dosa dengan darah


Anak-Nya. (1 Yohanes 1:7)

7. Ia membuat kita menjadi putih seperti salju.


(Yesaya 1:18; Mazmur 51:7)

97
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

8. Ia memberi pengampunan dengan melimpah.


(Yesaya 55:7)

9. Ia menghapuskan kesalahan-kesalahan kita.


(Mikha 7:19)

10. Ia tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan


kita. (Ibrani 10:17)

11. Ia melemparkan segala dosa kita jauh dari


hadapan-Nya. (Yesaya 38:17)

12. Ia melemparkan kesalahan-kesalahan kita ke


dalam tubir laut. (Mikha 7:19)

13. Ia tidak memperhitungkan kesalahan kita.


(Roma 4:8)

14. Ia menutupi dosa-dosa kita. (Roma 4:7)

15. Ia menghapuskan dosa pemberontakan kita.


(Yesaya 43:25)

16. Ia menghapuskan dosa kita seperti awan yang


tertiup. (Yesaya 44:22)

17. Ia memakukan pelanggaran-pelanggaran kita pada


salib Kristus. (Kolose 2:14).48

Perasaan-perasaan berat yang menekan dan membebani


Rosalind menjadi ringan kerena kebenaran ayat-ayat
Alkitab tersebut. Ayat-ayat yang ia kumpulkan menjadi
panji-panji kemenangan di dalam hatinya.
Dari daftar ayat-ayat tersebut, ada satu khususnya
yang sangat luar biasa menarik. Ibrani 10:17 berkata,

98
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

“Dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan


mereka.” Kita sering berkata bahwa Allah mengampuni
dan melupakan dosa-dosa kita; tetapi apakah itu benar?
Bagaimana bisa Allah yang Mahatahu melupakan sesuatu?
Ketika kita melakukan dosa yang mendukakan hati-Nya,
hal tersebut kita lakukan di dalam dunia ini yang dibatasi
oleh ruang dan waktu. Perbuatan tersebut terjadi dalam
masa di mana kita hidup. Perbuatan tersebut benar-benar
terjadi. Jika ada sesuatu dari dunia ini yang Tuhan lupa,
maka Ia bukanlah Allah yang Mahatahu (tahu segala
sesuatu); dan jika Ia tidak Mahatahu, bagaimana Ia bisa
disebut Allah? Jika demikian, bagaimana kita dapat berkata
bahwa Ia telah melupakan dosa kita?
Saya percaya kata melupakan di sini dipakai dalam
pengertian seperti dalam pengadilan. Ayat dalam kitab
Ibrani 10 tersebut menggambarkan karya penebusan
yang Yesus Kristus lakukan sebagai Imam Agung yang
Mahatinggi. Pengorbanan yang Ia lakukan adalah
pengorbanan yang Ia lakukan sekali untuk selama-
lamanya. Oleh karena darah-Nya, Allah menghapuskan
semua catatan dosa kita. Kita tidak membutuhkan korban
lagi. Dan tidak ada lagi catatan di surga yang berisi dosa-
dosa kita; tidak ada sedikitpun. Walaupuan Tuhan adalah
Tuhan yang Mahatahu dan Ia tahu segala sesuatu baik
yang telah terjadi maupun yang akan terjadi, Ia tidak lagi
memandang kita berdasarkan dosa-dosa yang kita perbuat;
seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa.
Itulah kuasa pengampunan-Nya. Itulah kuasa darah
Kristus. Yesaya 64:6 berkata bahwa tanpa pengampunan
dari Allah, kita seperti mengenakan “kain kotor.” Tubuh

99
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

kita berlumuran lumpur dan kotoran. Tetapi sesudah Ia


mengampuni, kita mengenakan kebenaran Kristus. Menurut
Kolose 3 dan 4, menjadi orang Kristen artinya adalah
“mematikan dalam diri kita segala sesuatu yang duniawi,”
seperti kemarahan, kebencian, nafsu jahat, penghujatan,
kata-kata kotor, dan kebohongan. Lalu kita mengenakan
“manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk
memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Kristus.” Ambillah waktu sejenak dan bayangkanlah diri
Anda berlumuran lumpur dan segala macam kotoran.
Sekarang bayangkan air bersih dan segar yang membersihkan
tubuh Anda. Itulah gambaran tentang mengenakan manusia
baru. Itulah artinya menjadi pengikut yang sudah menerima
pengampunan dari Tuhan Yesus Kristus.

Proses Pengampunan
Jika demikian, bagaimanakah kita dapat mengklaim
dan mengalami pengampunan tersebut? Proses untuk
mengalami pengampunan dinyatakan dalam Mazmur 32:5
di mana Daud menulis, “Dosaku kuberitahukan kepada-
Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan, aku
berkata: ‘Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-
pelanggaranku,’ dan Engkau mengampuni kesalahan
karena dosaku.”
Mengaku dosa artinya membuka diri dengan jujur dan
apa adanya di hadapan Tuhan. Daud mengakui bagaimana
ia telah mengingini Batsyeba, kemudian memanfaatkan
kedudukannya untuk melakukan hal yang tidak bermoral
dengan mengatur kematian suami Batsyeba di medan
perang. Sesudah itu ia mengambil Batsyeba dan berusaha

100
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

untuk menyembunyikan dosa-dosanya. Ia berdosa


terhadap Batsyeba, terhadap Uria, terhadap keluarganya,
dan terhadap seluruh tentaranya dan negaranya. Tapi yang
terutama, ia berdosa terhadap Allah karena Allah adalah
yang menegakkan peraturan moral dan hukum tentang
pembunuhan dan kejujuran. Daud melanggar beberapa
perintah dari Sepuluh Perintah Tuhan—yaitu perintah-
perintah yang menyimpulkan dan menyingkapkan
kekudusan keberadaan Allah. Daud sudah merugikan
banyak orang, dan terutama ia sudah melanggar macam-
macam perintah Tuhan.
Itulah sebabnya, pertama-tama, ia mengarahkan
pengakuan dosanya ke atas, kepada Tuhan. Di balik semua
dosa, baik itu pelanggaran kecil maupun besar, selalu ada
sikap tidak menghormati karakter dan standar yang Allah
sudah tetapkan, yang kekudusan-Nya adalah landasan
bagi semua hukum moral dalam dunia ciptaan-Nya.
Dosa adalah sebuah penghinaan terhadap Ia yang telah
menciptakan kita dan yang terus memelihara kehidupan
kita. Sebelum sebuah dosa merugikan orang lain, dosa
sudah melukai Tuhan terlebih dulu.
Jika Anda bersalah kepada saya, saya dapat memaafkan
Anda secara pribadi, tetapi saya tidak dapat memberikan
kepada Anda pengampunan dalam hubungan Anda dengan
Tuhan. Saya tidak akan dapat menghapuskan pelanggaran
Anda terhadap Tuhan. Hanya Ia yang dapat melakukan
hal tersebut. Dunia ingin meniadakan kategori tentang
dosa; tetapi sama seperti kita tidak akan menemukan
kesembuhan jika kita menyangkali keberadaan penyakit
sebagai sesuatu yang benar-benar nyata, demikian pula

101
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

kita tidak akan mendapatkan pengampunan jika kita


menyangkali realitas dosa.
Alkitab berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1
Yohanes 1:9). Untuk mendapatkan pengampunan, kita
harus melakukan seperti yang Daud lakukan—mengakui
semua dosa kita di hadapan Allah dalam doa yang tulus;
katakan kepada-Nya bahwa kita menyesali semua dosa
kita, lalu mintalah pengampunan-Nya, berjanjilah bahwa
dengan pertolongan-Nya kita akan meninggalkan semua
dosa kita, sambil percaya bahwa Ia adalah setia dan adil,
dan akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari
semua kejahatan kita.
Ketika kita datang kepada-Nya dengan kerinduan yang
sungguh-sungguh untuk mengakui segala dosa kita, maka
kita boleh percaya bahwa Ia akan memakukan dosa-dosa kita
pada kayu salib, menutupi pelanggaran kita dengan darah-
Nya, menghapuskan dosa kita dari kitab-Nya, mengampuni
dengan melimpah, membasuh kita menjadi putih seperti
salju, melupakan dosa kita, melemparkan dosa kita ke tubir
laut, menjauhkan dosa kita sejauh timur dari barat, dan
tidak mengingat-ingat dosa kita lagi. Sesudah itu, kita dapat
memuji Tuhan seperti kata-kata dalam himne yang ditulis
oleh Charles Wesley, “Walau Seribu Lidahku”:

Ia kalahkan kuasa dosa,


Bebaskan manusia,
S’mua dosaku dibasuh-Nya,
Bersih tak bercemar.

102
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

Janji Pengampunan
Tuhan sudah berjanji untuk mengampuni hati yang
bertobat; dan sesudah dosa kita diampuni, semua
tembok yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan
akan diruntuhkan. Tembok yang memisahkan kita dari
persekutuan dengan Tuhan akan ditiadakan. Tabir akan
terbuka sehingga kita dapat menghampiri hadirat Allah.
Kita mendapatkan kembali persekutuan dengan-Nya, dan
itulah sebabnya mengapa dalam Mazmur 32, walaupun
ditulis dalam konteks pengakuan dosa, Mazmur ini
diawali dan diakhiri dengan pujian. Ayat pertama berkata,
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi!” dan ayat terakhir dari Mazmur
32 berkata, “Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-
soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai
orang-orang jujur!”
Berdasarkan pengampunan dari Allah, kita dinyatakan
sebagai orang yang benar dan tidak ada kesalahan dalam
hati kia, dan itu adalah berita yang perlu kita bagikan
kepada semua orang. Ia
mengutus Anak-Nya untuk “Ada sukacita yang tak
mati dan bangkit bagi kita. terkatakan . . . pada
Roma 4:25 berkata bahwa mereka yang memahami
Kristus “telah diserahkan artinya dibebaskan
karena pelanggaran kita dari kesalahan
dan dibangkitkan karena dan mengalami
pembenaran kita.” Pesan pengampunan.”49
yang Tuhan sampaikan ~ Stuart Briscoe
melalui ayat ini kepada kita

103
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

semua adalah, “Sesudah Aku mengampunimu karena


darah Anak-Ku, maka Aku tidak lagi memandangmu sebagai
orang yang bersalah dan Aku mau agar engkau juga melihat
dirimu sendiri bukan lagi sebagai orang yang bersalah. Aku
mau agar engkau menjalani kehidupan baru bersama-Ku,
berjalan bersama-Ku dalam sebuah persekutuan yang penuh
sukacita yang meluap-luap serta mengalahkan dorongan-
dorongan berdosa dari manusia lamamu.”
Kata berbahagialah dalam ayat 1 memiliki pengertian
yang serupa dengan kata diberkatilah. Artinya, kata
tersebut menunjukkan pada sebuh kondisi yang lebih
daripada sekedar perasaan “berbahagia,” tetapi kata
itu juga mencakup kegembiraan, riang, dan sukacita.
Bergembiralah jika dosamu diampuni! Serukanlah itu
dengan penuh sukacita!
Kebenaran ini sangat luar biasa dan revolusioner
sehingga hidup kita akan selamanya diubahkan ketika kita
benar-benar memahami dan mengalaminya. Pada waktu
Tuhan mengampuni kita, Ia menerima kita ke dalam
hadirat-Nya di mana ada “sukacita berlimpah-limpah”
dan “nikmat senantiasa” (Mazmur 16:11). Kata-kata
Daud tentang pengampunan muncul dalam kitab yang
orang-orang sebut sebagai buku Himne Ibrani, atau kitab
Mazmur. Hal itu mengingatkan kita agar kita menyanyikan
kebenaran tersebut bersama-sama dengan sukacita yang
besar ketika kita berkumpul untuk menyembah Tuhan.
Kita dapat memuji karena kita bersukacita; kita dapat
bernyanyi karena kita telah dibebaskan.
Ada hal penting lainnya yang saya ingin tambahkan
sehubungan dengan poin di atas. Dalam kasusnya Daud,

104
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

dosanya diampuni, tetapi konsekuensi-konsekuensi


dari perbuatan dosanya tetap ada. Kita harus mengakui
hal tersebut. Berbagai macam masalah muncul dalam
kehidupan Daud dan zaman kerajaannya sebagai akibat
dari perbuatan dosanya. Terkadang luka pada tubuh
kita dapat disembuhkan, tetapi bekas luka tersebut akan
tetap ada. Kita harus mau menerima kenyataan bahwa
pengampunan Allah tidak berarti menghapuskan semua
dampak dari perbuatan dosa yang kita sudah lakukan.
Tetapi melalui itu semua, Tuhan tetap dapat kita muliakan.
Percaya atau tidak, Daud dan Batsyeba pada akhirnya
menghasilkan seorang keturunan yang akan menjadi nenek
moyang dari Sang Mesias. Matius 1:6 mencatat tentang garis
keturunan Kristus sebagai berikut, “Isai memperanakkan
raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria.”
Dosa Daud diampuni; konsekuensi-konsekuensinya harus
ia tanggung; tetapi pada akhirnya Allah memakai itu semua
untuk menyatakan kedalaman kemurahan hati-Nya yang
penuh dengan misteri. Ketika dalam Roma 8:28 dikatakan
bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-
Nya,” hal itu berarti bahwa entah bagaimana dalam kasih
karunia-Nya Tuhan sanggup menghasilkan kebaikan dari
akibat-akibat perbuatan dosa yang sudah diampuni.
Karena Tuhan sudah mengampuni kita, maka kita
harus menerima pengampunan-Nya. Kadang-kadang saya
mendengar orang berkata, “Ya, saya tahu Tuhan sudah
mengampuni saya, dan istri saya juga sudah mengampunyi
saya atau suami saya sudah mengampuni saya, tetapi
saya tetap tidak bisa memaafkan diri saya sendiri.” Saya

105
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sangat memahami perasaan tersebut, tetapi cobalah


hadapi perasaan tersebut dengan pemikiran berikut ini:
Kita tidak dipanggil untuk mengampuni diri kita sendiri.
Tugas kita adalah untuk mengakui dosa-dosa kita dan
menerima pangampunan dari Allah. Tugas-Nya Tuhan
adalah mengampuni kita dan menyucikan kita dari semua
kejahatan kita. Pengampunan adalah sesuatu yang terjadi di
antara dua pihak. Berusaha untuk mengampuni diri sendiri
akan menjadi seperti berusaha untuk bersalaman dengan
diri sendiri. Tugas kita adalah menerima pengampunan
yang sudah diberikan oleh Allah.
Kita juga harus mau mengampuni orang lain yang
bersalah kepada kita. Efesus 4:32 berkata, “Tetapi
hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh
kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah
di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Kolose 3:12-13
menambahkan, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan
Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas
kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan
dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang
lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang
seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti
Tuhan telah mengampuni
“Silahkan pilih apakah kamu, kamu perbuat jugalah
Anda ingin hidup dalam demikian.”
kemerdekaan pengampunan Ketika kita mengampuni
atau dalam orang yang bersalah kepada
pahitnya perbudakan.”50 kita, maka kita memberikan
~ Elmer Towns kemerdekaan bukan hanya
kepada orang tersebut, tetapi

106
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

juga kepada kita sendiri. Kepahitan dalam hati kita adalah


seperti sebuah racun yang akan secara perlahan-lahan
merusak sukacita dan kebahagiaan kita. Ketika kita
mengampuni mereka yang Tuhan sudah ampuni, maka hal
itu akan mendatangkan sukacita bagi mereka, bagi kita,
dan bagi seluruh komunitas umat tebusan Tuhan Yesus.
Salah satu ilustrasi terbaik tentang kebenaran di atas
adalah kisah misionaris Ruby Scott dalam autobiografinya,
Jungle Harvest. Ruby adalah seorang penerjemah Alkitab
di sebuah suku yang tinggal di pedalaman hutan di selatan
Meksiko. Ia melayani di sebuah desa bernama Chivalito
dan membantu pendirian sebuah gereja di desa tersebut.
Salah satu dari orang-orang yang bertobat di desa tersebut
adalah seorang bekas pemabuk bernama Rosendo.
Sesudah ia menerima Kristus, Rosendo berubah menjadi
seorang pekerja keras dan kepala keluarga yang setia
serta aktif melayani Tuhan. Ia bahkan menjadi presiden
atau pemimpin dari jemaat. Kesaksiannya menjadi
sebuah inspirasi bagi desa tersebut dan ia dengan aktif
menyebarkan imannya kepada orang lain.
Pertumbuhan dari gereja tersebut dipandang sebagai
ancaman oleh seorang dukun lokal bernama Lencho.
Lencho dianggap sebagai dukun yang paling berkuasa
di daerah itu, dan ia secara terbuka berjanji akan
menghancurkan pertumbuhan gereja di desa Chivalito.
Pada waktu jemaat gereja itu tahu bahwa mereka akan
mendapatkan serangan kuasa gelap, mereka menghafalkan
ayat-ayat Alkitab yang menekankan kuasa dan otoritas
Yesus Kristus. Sementara itu, dukun tersebut membuat
rencana untuk menjebak Rosendo. Keseluruhan cerita

107
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

ini terlalu panjang dan berliku-liku jika harus diceritakan


semuanya, tetapi singkatnya, Rosendo yang dulunya terikat
oleh minum-minuman beralkohol, dijebak ke dalam
sebuah situasi di mana ia ikut dalam pesta mabuk-mabukan
dengan pimpinan dan pengawas dari tempat ia bekerja.
Ia jatuh ke dalam kehidupan lamanya yang memalukan.
Seluruh penduduk desa itu terkejut menyaksikan Rosendo
berjalan dalam kondisi mabuk di tengah jalan, dengan
dukun tersebut berjalan di sampingnya sambil mengolok-
olok Rosendo dan membuat Kekristenan menjadi bahan
tertawaan oleh penduduk setempat.
Pada hari Minggu, gereja di desa itu mengadakan
kebaktian dengan suasana yang sedih. Semua anggota gereja
tersebut merasa dipermalukan. Ketika mereka sedang
menyanyikan beberapa lagu himne, Rosendo muncul dari
jalan setapak di hutan dan masuk ke dalam gedung gereja.
Semua mata menatap Rosendo dan semuanya berhenti
bernyanyi. Ia memberi tanda bahwa ia ingin berbicara di
hadapan seluruh jemaat.
Rosendo berdiri di depan, matanya menatap ke
bawah, dan dengan jelas dan singkat ia menjelaskan apa
yang telah terjadi. Ia menceritakan semuanya dan tidak
menyangkali perbuatannya atau mencari-cari alasan untuk
membenarkan diri. Selesai ia berbicara, ia mengutip 1
Yohanes 1:9: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Ia berkata kepada seluruh jemaat yang menatapnya
dengan terdiam bahwa ia telah berdosa dan telah
mempermalukan gereja serta nama Tuhan. Ia berkata bahwa

108
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

ia telah dengan sungguh-sungguh mengakui dosanya di


hadapan Tuhan dan mengharapkan pengampunan. Ia
mengakhiri pengakuannya dengan berkata, “Saya bukan
hanya sudah mempermalukan Tuhan kita, tetapi saya juga
sudah mempermalukan kalian semua. Kalian semua sudah
menjadi bahan olok-olokan karena apa yang saya sudah
lakukan. Mohon maafkan saya. Saya tidak tahu apakah
kalian mau memaafkan saya atau tidak.”
Sesudah itu ia duduk dan menutupi mukanya dengan
kedua tangannya, dan seluruh jemaat terdiam. Lalu
seseorang yang bernama Felix berdiri dan mengajukan
pertanyaan yang kedengarannya tidak ada hubungannya.
Ia berkata, “Ingat tidak beberapa minggu yang lalu ketika
hujan turun tiga hari tiga malam tanpa henti? Hujan itu
menyebabkan kubangan lumpur di depan rumah kita.
Beberapa kali [anak saya] Elpidio lari keluar rumah untuk
bermain di kubangan lumpur itu. Tapi saya selalu cegah
dia, ‘Elpidio, jangan main di kubangan lumpur.’ Setelah
berkali-kali mencoba main di lumpur, akhirnya suatu hari
ia berhasil main di kubangan lumpur. Saya mendengar
ia melompat ke lumpur, tapi lalu ia menangis. Elpidio
terjungkal ke dalam lumpur.”
“Teman-teman sekalian,” Felix melanjutkan, “Menurut
kalian apakah yang saya harus lakukan pada saat itu?
Apakah saya akan berdiam diri saja sambil mengusap-usap
tangan dan berkata, ‘Tahu rasa. Sudah dikasih tahu, tidak
mau dengar. Itu masalahmu sendiri! Tentu saja tidak. Elpidio
adalah anak saya dan saya sangat mencintainya. Saya segera
lari, mengangkatnya, membersihkan lumpur dari mukanya,
dan menggendongnya sampai ia berhenti menangis.

109
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Teman-teman, saudara kita Rosendo sudah terjungkal


ke dalam kubangan lumpur. Tapi kita memiliki Bapa
Surgawi yang mengasihinya, yang telah menolongnya,
dan membersihkan lumpur dari tubuhnya. Ia akan
mendekapnya dan merawatnya sampai semua rasa sakit dan
rasa bersalahnya hilang. Kita semua kena percikan lumpur
akibat perbuatan Rosendo. Kita semua diolok-olok, dan
itu sangat memalukan. Tetapi Tuhan kita lebih terluka lagi
karena apa yang Rosendo telah perbuat. Rosendo sudah
mengakui dosanya, dan Tuhan sudah mengampuninya.
Sekarang ia meminta kita untuk mengampuninya juga.”
Felix berhenti sejenak dan melihat ke sekeliling
ruangan, sambil berpikir apa yang ia akan lakukan
berikutnya. Kemudian dengan suara perlahan ia berkata,
“Mari kita ambil suara. Semua yang bersedia mengampuni
Rosendo dan berdoa baginya, silahkan angkat tangan.”
Tidak lama kemudian, Felix melangkah dan menyentuh
pundak Rosendo dan berbisik ke telinganya. Sambil
mengangkat kepalanya, Rosendo melihat lautan tangan
di atas kepalanya. Salah satu dari mereka berdiri dengan
perlahan dan mulai menyanyikan lagu “Sungguh Besar
Kau Allahku” dan semua jemaat pun ikut bernyanyi:

Ya Tuhanku, ‘pabila kurenungkan,


Pemberian-Mu dalam Penebus.
‘Ku tertegun, bagiku dicurahkan,
Oleh Putra-Mu darah-Nya kudus.51

Gereja di desa Chivalito terus bertumbuh sampai penuh


sesak, Injil tersebar, Alkitab diterjemahkan, dan banyak

110
Bagaimanakah Kita Dapat Menerima Pengampunan?

jiwa yang datang untuk percaya. Dari pengalaman


pengampunan lahirlah kerinduan yang besar untuk hidup
dalam kekudusan dan mengabarkan kabar baik.52
Jangan terus merasa bersalah atas dosa-dosa yang
Tuhan sudah ampuni. Jangan terus mencoba untuk
menyenangkan Tuhan dengan ketaatan yang berasal dari
ketakutan. Terimalah pengampunan yang Ia tawarkan,
nikmati anugerah pengampunan yang Ia berikan, dan
berdirilah teguh dalam kemerdekaan yang Kristus telah
lakukan bagi kita. Dengan cara demikian, kita dapat
menjadi “lebih daripada pemenang” dalam semua wilayah
dan arena kehidupan.
Tanpa Kristus, dunia kita adalah dunia penuh dengan
kecemasan. Tanpa pengampunan-Nya, akan kita selalu ada
dalam bayang-bayang rasa bersalah. Tanpa penerimaan-
Nya, kita akan selalu ada dalam bahaya penghakiman.
Tanpa hidup-Nya, kita akan selalu ada dalam bahaya maut.
Tanpa janji-janji-Nya, kita akan selalu ada dalam bahaya
tak berperngharapan. Tanpa penyertaan-Nya, kita akan
selalu ada dalam bahaya kesepian. Tanpa berita Injil, kita
akan selalu ada dalam bahaya keputusasaan. Tanpa darah-
Nya, kita akan selalu ada dalam bahaya neraka. Tetapi
Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini:
ketika kita masih berdosa, Kristus mati bagi kita (Roma
5:8). Ia mati untuk orang berdosa, sehingga mereka yang
hidup, mereka hidup tidak lagi untuk diri mereka sendiri,
tetapi untuk Dia yang telah mati dan bangkit bagi mereka.
Di dalam Kristus, Allah telah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya. Ia membuat Kristus yang tidak mengenal dosa

111
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

menjadi berdosa bagi kita, sehingga kita bisa dibenarkan


di hadapan Allah (2 Korintus 5:15, 19, 21).
Ada pengampunan pada Allah, karena kasih
karunia Allah tidak terbatas. Berbahagialah orang yang
pelanggarannya diampuni, yang kesalahannya ditutupi.
Berbahagilah mereka yang dosanya tidak diperhitungkan
oleh Tuhan. Bersukacitalah dan bergembiralah di dalam
Tuhan. Bersoraklah, hai engkau yang hatinya sudah
disucikan.

“Ada darah mengalir tercurah dari tubuh Sang Imanuel;


Yang berdosa disucikan, hilang semua noda dosanya.” 53
~ William Cowper, dalam himne gubahannya
“ Tercurah Darah Tuhanku”

112
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Apakah definisi dosa menurut Anda?

2. Apakah Anda pernah mengalami seperti yang Daud


alami dalam Mazmur 32? (Anda tidak harus memberikan
detil pengalaman Anda jika ini adalah sebuah diskusi
kelompok). Dapatkah Anda mengingat salah satu waktu
dalam hidup Anda di mana mungkin Anda akan menulis
sesuatu yang mengekspresikan perasaan yang sama yang
Daud tuliskan dalam Mazmur 32?

113
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Dalam kisah Daud dan Batsyeba, nabi Natan dipakai


untuk menyadarkan Daud. Apakah ada orang yang
pernah menolong Anda untuk melihat kesalahan dalam
hidup Anda? Atau, tahukah Anda tentang seseorang
yang menolong orang lain keluar dari dosanya dan
mendorongnya untuk mengakui segala dosanya?

4. Dalam kisah dari missionaris Rosalind Goforth, ayat


manakah yang paling berbicara bagi Anda secara pribadi?
Mengapa?

114
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Jika Allah sudah mengampuni dosa-dosa kita, bahkan


dosa yang terbesar, menurut Anda mengapakah kita masih
sulit untuk mengampuni orang lain? Adakah seseorang
yang Anda perlu ampuni?

6. Apakah Anda percaya pentingnya mengampuni diri


sendiri? Apakah pendapat Anda tentang orang yang
berkata, “Aku tidak bisa mengampuni diriku sendiri”?

115
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Pengampunan adalah kunci yang membukakan


pintu kemarahan dan belenggu kebencian.
Pengampunan mematahkan rantai kepahitan
dan keegoisan. Pengampunan Yesus bukan
hanya mengangkat beban dosa, tetapi juga
mengapuskan segala dosa. Demikianlah juga kita
harus mengampuni orang lain. Roh Kudus akan
memampukan kita untuk mengampuni melalui kasih
Allah yang Ia bawa ke dalam hati kita.” 54
~ Corrie ten Boom

116
B A B L I M A

Apakah Hanya Ada Satu Jalan


Kepada Allah?

Lee Strobel adalah seorang wartawan ateis yang,


setelah menyelidiki dengan seksama bukti-bukti kebenaran
iman Kristen, bertobat dan menjadi pengikut Yesus Kristus
serta memakai keahliannya dalam bidang jurnalistik untuk
membela iman Kristen.55 Hari ini, seri tulisannya tentang
“Studi Kasus” dalam Kekristenan (seperti The Case for
Faith dan The Case for a Creator) menjadi salah satu buku
terlaris. Lee dengan jujur mengakui bahwa sebelum ia
bertobat, ada satu ayat yang ia sangat benci, yaitu Yohanes
14:6, di mana Yesus berkata, “Akulah Jalan, Kebenaran, dan
Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.”
“Bagi saya, ini adalah pernyataan yang paling
menyinggung perasaan orang,” tulis Strobel tentang
pendapatnya sebelum ia bertobaat. “Yesus tidak berkata
bahwa Ia hanyalah sebuah jalan kepada Allah—tetapi

117
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Akulah jalan? Ayat ini kedengarannya sangat tidak


toleran!”56 Tapi Strobel sekarang memiliki perasaan yang
berbeda sesudah ia menerima Kristus dan bertumbuh
dalam imannya. Sekarang ia justru mengajarkan bahwa
Yohanes 14:6 adalah salah satu pernyataan termulia dari
semua doktrin dalam iman Kristen.
Tetapi bagi orang-orang pada zaman sekarang, menurut
Strobel, Yohanes 14:6 adalah sebuah contoh untuk “kata-
kata yang tidak toleran.” Dalam bukunya, The Case for Christ,
Strobel menceritakan pengalaman Walter Chaplinsky,
yang pada tahun 1940 “menyebabkan kericuhan di kota
Rochester, di negara bagian New Hampshire, ketika ia
dengan suara yang keras mengritik organisasi keagamaan
dan berbagai denominasi Kristen dengan menyebutkan
nama-nama mereka. Akibatnya: ia ditangkap, diadili, dan
divonis bersalah karena mengucapkan ‘kata-kata yang
menyinggung perasaan, merendahkan atau memancing
kemarahan orang lain di tempat-tempat umum.’
“Karena merasa bahwa hak kebebasannya untuk
berbicara telah dilanggar,” Strobel melanjutkan,
“Chaplinsky naik banding sampai ke Mahkamah Agung
di Amerika Serikat. Tetapi, tahun 1942 pengadilan
dengan suara bulat memutuskan bahwa Chaplinsky tetap
bersalah karena ‘kata-kata yang tidak toleran’ seperti yang
ia ucapkan, tidak di lindungi oleh Amandemen Pertama
tentang kebebasan berbicara. Tiga puluh tahun kemudian,
pengadilan tinggi mengklarifikasi definisi untuk ‘kata-kata
yang tidak toleran’ dengan menyebutnya sebagai ‘istilah
yang secara pribadi menyinggung perasaan orang lain’
serta ‘secara natur mengundang terjadinya kekerasan.’”57

118
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

Sejak 1942, frasa “kata-kata yang tidak toleran” sudah


menjadi bagian dari kosa-kata di Amerika dan dalam
sistem pengadilan. Semua orang tahu bahwa kata-kata
kita memiliki bobot yang berbeda-beda; ada kata-kata
yang pada dirnya sendiri mengandung provokasi atau
membangkitkan emosi.
Ketika kita melihat pada hal-hal yang Yesus ajarkan,
semua kata-kata-Nya adalah kebenaran, diilhami oleh Allah,
berotoritas, dan mengubah kehidupan. Namun demikian,
ada orang-orang di masyarakat yang hanya mau menerima
sebagian saja dari ajaran Yesus, dan menolak yang lainnya.
Ketika, misalnya, Yesus mengajarkan tentang mengasihi
sesama, ajaran tersebut diterima secara luas sebagai nasihat
yang baik, bahkan oleh orang-orang sekuler. Banyak pakar
etika yang juga menghormati ajaran Tuhan Yesus tentang
Perintah yang Utama. Kata-kata-Nya tentang bunga di
padang dan burung-burung di udara yang dipelihara oleh
Bapa, seperti yang kita pelajari di bab sebelumnya, juga dapat
diterima oleh kebanyakan orang yang membaca bagian
tersebut. Bahkan orang-orang yang bukan Kristen pun juga
dapat merenungkan pernyataan Yesus yang menguatkan,
seperti “Janganlah gelisah hatimu” (Yohanes 14:1).
Tetapi pada waktu Tuhan Yesus mengklaim bahwa Ia
adalah satu-satunya jalan kepada Allah, kalimat tersebut
kedengarannya “tidak toleran” di telinga orang-orang pada
zaman sekarang. Bagi dunia pasca-modern dan serba
toleran, Yohanes 14:6 adalah contoh kalimat yang tidak
tepat secara politik. Di zaman kita sekarang ini yang katanya
penuh toleransi, kalimat tersebut adalah pernyataan dari
mulut Yesus yang paling tidak dapat diterima.

119
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Steve McSwain adalah seorang pembicara dan penulis


terkenal di kalangan orang-orang liberal. Ia juga adalah duta
besar di Konsili untuk Parlemen Agama-agama di Dunia.
Ia pernah menulis sebuah artikel di surat kabar Huffington
tentang pertanyaan yang sering diajukan oleh orang-orang
kepadanya, yaitu apakah ia percaya bahwa Yesus adalah
satu-satunya jalan kepada Allah. Ia menjawab: “Ia adalah
jalanku untuk sampai kepada Allah . . . Tapi apakah Ia
adalah satu-satunya jalan? Saya rasa tidak. Dan jangan
pikir untuk memakai Yohanes 14:6 sebagai ‘bukti ayat’
bahwa Yesus sendiri berkata bahwa ‘Ia adalah satu-satunya
jalan kepada Allah.’ Yohanes 14:6 adalah ayat Alkitab yang
paling sering disalahmengerti dan disalahgunakan di
abad ke 21.”
McSwain tidak memberikan pengertian alternatif
dari ayat tersebut dalam tulisannya atau memberikan
alasan mengapa di ayat yang sangat jelas dalam Yohanes
14:6, Yesus bukan bermaksud untuk berkata bahwa Ia
adalah satu-satunya jalan. Dalam tulisannya itu, McSwain
mengejek mereka yang percaya kepada kata-kata dalam
Yohanes 14:6 sebagai “Orang-orang Kristen yang bingung
dan takut” dengan “iman yang kecil” dan “merasa bahawa
mereka sedang diserang” dan “tidak dapat mentoleransi
pendapat yang berbeda dari mereka.”58
Pendapat semacam itu sekarang menjadi pendapat
mayoritas. Oprah Winfrey, misalnya, berkata, “Salah satu
kesalahan besar yang orang-orang telah perbuat adalah
mempercayai bahwa hanya ada satu jalan saja. Sebenarnya,
ada banyak jalan yang berbeda-beda yang dapat membawa
kita kepada apa yang Anda sebut sebagai Allah.”59

120
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

Rabi Yahudi dan pembawa acara televisi yang terkenal,


Smuley Boteach, memegang pendapat yang sama. “Saya
secara mutlak menentang seseorang yang berkata bahwa
agamanya lebih superior daripada yang lain,” katanya,
“Saya rasa hal itu tidak berbeda dari rasisme secara rohani.
Pendapat yang mengunggulkan imannya tersebut seolah-
olah berkata bahwa mereka lebih dekat kepada Allah
daripada kepercayaan orang lain. Pendapat semacam itu
hanya akan menghasilkan kebencian.”60
Dalam bukunya, The Case for Faith, Lee Strobel menulis,
“Banyak orang menganggap orang Kristen sebagai orang-
orang yang arogan, berpikiran sempit, dan fanatik karena
percaya bahwa satu-satunya jalan kepada Allah adalah
melalui Yesus dari Nazaret. Di zaman pluralisme agama
dan toleransi sekarang ini, klaim eksklusif seperti itu
dianggap tidak benar secara politik dan menyerang sistem-
sistem kepercayaan lainnya . . . Ketika saya masih ateis, saya
tertawa setiap kali mendengar orang-orang Kristen merasa
memiliki pendapat yang paling benar. Biasanya saya akan
bergumam, ‘Mereka pikir, mereka itu siapa?’”61
Klaim eksklusifitas yang Yesus ucapkan adalah salah
satu rintangan yang banyak orang harus hadapi ketika
mereka mempertimbangkan tentang Kekristenan. Di
zaman kita sekarang ini yang sangat mengutamakan
pluralisme dan “toleransi,” pertanyaan “Apakah hanya ada
satu jalan kepada Allah?” adalah barangkali pertanyaan
yang paling sering muncul dalam percakapan.
Mungkin pembaca tidak akan merasa heran bahwa saya
menyukai Yohanes pasal empat belas, khususnya ayat 6.
Apa yang orang lain anggap sebagai ayat yang tidak toleran,

121
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

bagi saya ini adalah ayat yang sangat berharga, penuh


kasih karunia, dan sangat mulia. Ini adalah salah satu ayat
yang saya akan pegang erat-erat karena kebenarannya dan
karena memberi pengharapan. Ayat ini adalah inti berita
dari Kabar Baik, dan kita tidak perlu merasa bersalah
dengan isi dari ayat tersebut. Yohanes 14:6 adalah ayat
yang sangat baik untuk dihafal, direnungkan, dimengerti,
dan dibagikan kepada dunia yang membutuhkan. Saya
tidak bisa mencegah bagaimana orang lain berreaksi dan
menanggapi ayat ini, tetapi saya bisa memegangnya seperti
roti untuk mereka yang kelaparan dan air kepada mereka
yang haus.
Mari kita melihat konteks dari Yohanes 14:6. Malam
sebelum Yesus ditangkap, Ia mengumpulkan murid-murid-
Nya di ruangan atas. Ia mengadakan perjamuan bagi
mereka dan memberikan kepada mereka satu kumpulan
pengajaran sebelum kematian-Nya. Ia memberitahu
murid-murid-Nya tentang tantangan-tantangan yang
mereka akan hadapi. Ia kemudian menguatkan mereka
dengan kebenaran kekal berikut ini: “Janganlah gelisah
hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-
Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab
Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan
apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa
kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada.”
Sesudah Yesus memberitahu murid-murid-Nya
bahwa jalan kepada Allah adalah pasti dan jelas, Tomas

122
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

menanggapinya dengan ragu-ragu. Hal itu sesuai dengan


apa yang kita tahu tentang kepribadian Tomas. Ia
cenderung ragu-ragu sebelum ia menerimanya dengan
yakin. Tapi sesudah ia diyakinkan, Tomas tidak akan takut
menyatakan kebenaran. Di bacaan kita ini, ia berkata
kepada Kristus, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau
pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?”
Tomas sepertinya tidak menangkap maksud utama
Tuhan di ayat-ayat sebelumnya. Yesus sedang berbicara
tentang pergi ke surga untuk menyediakan tempat bagi
kita. Pada akhir zaman nanti, Yesus berkata, Ia akan
kembali dan membawa kita bersama-Nya ke tempat
tersebut untuk selama-lamanya. Tomas berpikir bahwa
Yesus sedang memberitahu mereka bahwa Ia akan pergi ke
sebuah lokasi yang tersembunyi, mungkin sebuah tempat
yang aman di perbatasan Israel atau di wilayah timur dekat
Laut Tengah. Tomas dengan polos bertanya dan ingin tahu
bagaimana ia dan murid-murid yang lain bisa menemukan
jalan tersebut dan bergabung bersama dengan Tuhan.
Tomas mengharapkan sebuah peta untuk bisa sampai ke
tempat di mana Yesus akan bersembunyi.
Kita patut bersyukur bahwa Tomas sempat salah
mengerti sehingga ia mengajukan pertanyaan tersebut
karena jawaban berikutnya menyingkapkan kebenaran
yang luar biasa. Sesudah Tomas bertanya, “Bagaimana kami
tahu jalan ke situ?” Yesus dengan tegas menjawab, “Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Jawaban itu sederhana, tetapi kata-kata yang sederhana
itu mengandung inti dari kebenaran yang kekal. Dalam

123
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

pernyataan-Nya yang sangat kuat tersebut, Yesus


menyatakan diri-Nya sebagai jawaban bagi tiga pertanyaan
terbesar dalam hati manusia.

• Bagaimanakah aku dapat diselamatkan?


Yesus adalah jalan.

• Bagaimanakah aku dapat yakin?


Yesus adalah kebenaran.

• Bagaimanakah aku dapat dipuaskan?


Yesus adalah hidup.62

Untuk memahami kata-kata Tuhan Yesus, kita perlu


kembali ke Taman Eden. Sebelum Adam jatuh dalam dosa,
ia menikmati tiga macam hak istimewa dari Allah Sang
Pencipta:

• Ia memiliki persekutuan yang intim dengan Allah;


ia berjalan dengan Allah.

• Ia mengenal Allah secara langsung; ia percaya


semua yang Allah ucapkan.

• Ia menjalani kehidupan rohani secara penuh; ia


tinggal di taman Firdaus.

Tetapi sesudah Adam jatuh dalam dosa karena melawan


Allah, ia kehilangan semua hak istimewa tersebut.
Persekutuannya dengan Allah mengalami kerusakan; ia
bersembunyi dari Allah. Pengenalannya tercemari; ia lebih
percaya kebohongan Setan. Kehidupan rohaninya runtuh;
ia mengalami kematian.

124
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

Yohanes 14:6 mengembalikan ketiga realitas tragis


tersebut. Kondisi kita sekarang ini, terlepas dari Allah,
adalah seperti kondisi Adam dan Hawa sesudah mereka
jatuh dalam dosa. Kita menolak Allah. Kita tidak memiliki
persekutuan dengan-Nya. Kita tidak mengenal kebenaran
Allah. Kita tidak dapat memahami Allah dalam kehidupan
sehari-hari. Dan kita hidup di bawah kutuk kematian, baik
secara fisik maupun rohani. Semua yang hilang dari Adam
ketika ia jatuh dalam dosa adalah kondisi semua manusia
hari ini yang hidup tanpa Yesus Kristus.
Itulah sebabnya mengapa kita menyebut Injil sebagai
Kabar Baik. Dalam Kristus, kita dapat dipulihkan kembali
seperti sebelum manusia jatuh dalam dosa. Dalam Yesus
Kristus, kita tidak merasa asing dengan Allah, bahkan
sebaliknya kita dapat bergaul kembali dengan-Nya. Kita
juga dapat mengenal
kembali kebenaran-Nya. “Para pengikut Yesus di
Demikian pula, kita akan abad mula-mula sedemikian
menerima kehidupan meyakini bahwa Yesus
kekal di dalam Dia. adalah satu-satunya jalan
Jalan, kebenaran, ke surga sehingga mereka
dan hidup! Dalam Yesus tidakmenyebut diri mereka
kita menemukan jalan sebagai orang orang
untuk kembali bersekutu Kristen . . . mereka menyebut
dengan Allah. Dalam dirimereka sendiri sebagai
Yesus, kita menemukan ‘pengikut Jalan Tuhan’”
kebenaran. Dalam Yesus (Kisah 9:1,2; 22:4; 24:14).
kita mendapat hidup ~ Steven James 63
yang kekal—semuanya

125
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

adalah pemutarbalikan yang sepenuhnya dan permanen


dari Kejadian 3.
Itulah makna dari Yohanes 14:6. Sekarang mari kita
memahami kalimat-kalimat di atas lebih dalam.

Dalam Yesus Persekutuan Dipulihkan


Kalimat pembukaan dalam ayat 6 berkata, “Akulah jalan.”
Tanpa Kristus, kita tidak dapat memiliki persekutuan
dengan Allah karena dosa yang menghalangi hubungan
tersebut. Tetapi Yesus datang, dan Ia meniadakan
penghalang tersebut. Rasul Paulus menjelaskannya
sebagai berikut: “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia
yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu
manusia Kristus Yesus” (1 Timotius 2:5). Saya suka versi
Alkitab bahasa sehari-hari yang menerjemahkan ayat
ini demikian: “Di satu pihak adalah Allah, dan di pihak
lain adalah semua manusia, dan Kristus Yesus, yang telah
menjadi manusia sama seperti kita, ada di antara keduanya
untuk mempersatukan.”
Itulah pengertiannya ketika dikatakan dalam Alkitab
bahwa Yesus adalah Pengantara. Kitab Ibrani berkata bahwa
Kristus “telah membuka jalan yang baru dan yang hidup
bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri” (Ibrani 10:20).
Benar bahwa Yesus adalah penunjuk jalan. Ia adalah
penuntun di sepanjang jalan dan yang membuat jalan
tersebut. Tetapi Ia lebih daripada itu semua. Yesus adalah
jalan itu sendiri. Ia adalah jalan untuk memulihkan
persekutuan kita dengan Bapa di surga.
Kita membutuhkan jalan itu. Kita semua tidak dapat
menemukan jalan itu sendiri. Bagi saya secara pribadi,

126
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

saya bergumul dengan arah, dalam arti secara hurufiah.


Saya sering salah jalan. Pernah suatu kali, ketika saya
masih menjadi pendeta di sebuah gereja di Fort Wayne,
Indiana, saya akan memimpin kebaktian penguburan
dan saya mengemudi di belakang mobil jenasah. Sambil
mengemudi, saya bercakap-cakap dengan teman di dalam
mobil tentang sebuah gereja tertentu, dan tanpa saya sadari
saya belok ke lokasi gereja tersebut. Ketika sadar, saya tidak
tahu ke arah mana tempat penguburan akan berlangsung.
Pembaca bisa membayangkan betapa malunya saya ketika
saya terlambat sampai di tempat kebaktian penguburan.
Sekarang coba bayangkan seandainya saya ada di
sebuah kota yang sama sekali asing bagi saya dan saya
butuh petunjuk jalan. Saya mungkin akan bertanya kepada
seseorang yang barangkali akan menjawab saya, “Begini,
Pendeta Jeremiah, belok kiri, lalu kanan, kemudian kiri
dan maju terus beberapa ratus meter, kemudian ke kiri
lagi.” Kalau itu adalah petunjuk yang saya dapatkan,
saya tidak akan pernah sampai di tujuan. Saya tidak
akan dapat mengingat petunjuk itu; dan kalaupun orang
itu menuliskan di atas kertas, belum tentu saya dapat
mengikuti petunjuknya.
Tetapi bagaimana seandainya orang itu berkata, “Oh,
Pendeta Jeremiah, saya tahu lokasi itu. Mari saya tunjukkan
jalannya. Saya akan bawa Anda ke sana.” Dampaknya akan
sangat berbeda. Dan itulah yang Yesus maksud. Yesus bukan
hanya menunjukkan jalan, Ia adalah jalan itu. Ia adalah
personifikasi dari jalan tersebut. Ia menjadi petunjuk itu
sendiri. Ia sendiri adalah jalan bagi pemulihan hubungan
dan persekutuan dengan Allah.

127
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Dalam Yesus Kebenaran Disingkapkan


Kalimat berikutnya dalam Yohanes 14:6 berkata, “Akulah
. . . kebenaran.” Yesus dapat dipercaya dan dapat diandalkan
sepenuhnya. Kita dapat mempercayai semua kata-kata-
Nya. Ketika kita menerima-Nya, kita beralih dari hidup
dengan kebenaran palsu menjadi hidup dengan kebenaran
sejati, dari penipuan kepada realitas, dari ketidakpastian
kepada pengenalan yang mutlak. Di sepanjang Injilnya,
rasul Yohanes menekankan keberadaan Yesus sebagai
Kebenaran.

• “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di


antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.” —Yohanes 1:14
• “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi
kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus.” —Yohanes 1:17
• “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
—Yohanes 8:32
• “Aku mengatakan kebenaran.” —Yohanes 8:46
• “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran;
firman-Mu adalah kebenaran.”—Yohanes 17:17
• “Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku
datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi
kesaksian tentang kebenaran.” —Yohanes 18:37

128
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

Alkitab mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah sumber


kebenaran. Tetapi bukan hanya itu. Ia bukan hanya
penyampai kebenaran, saksi kebenaran, asal mula kebenaran,
atau pemberita kebenaran. Ia adalah Kebenaran yang
berwujud manusia. Kristus adalah pewahyuan final dari
Allah kepada manusia. Ia adalah gambar sejati Allah bagi
manusia. Kebenaran bukanlah sebuah sistem atau filsafat;
kebenaran adalah seorang Pribadi. Jika Anda ingin mengenal
kebenaran Allah, Anda harus mengenal Kristus karena Ia
adalah kebenaran itu sendiri. Ketika Anda mengenal Kristus,
Anda akan menemukan Allah yang sejati dan yang hidup.
Kebenaran bukanlah sesuatu yang relatif; kebenaran
mengandung sesuatu yang tidak fleksibel dan tidak toleran.
Itulah naturnya kebenaran. Saya bukan sedang berbicara
secara filosofis atau teologis. Tetapi itulah hakekatnya
kebenaran, baik secara matematika maupun sains.
John Phillips menggambarkannya sebagai berikut:
“Kebenaran selalu bersifat eksklusif, dogmatik, tidak toleran
terhadap yang bukan kebenaran. Jika tidak demikian maka
hal itu bukanlah kebenaran yang kekal dan mutlak. Tidak
peduli apakah kita berbicara tentang kebenaran secara
matematika, sains, atau dalam hal ini, secara rohani . . .
Misalnya: ‘Dua kali dua sama dengan empat.’ Ini adalah
sebuah pernyataan yang sempit, dogmatik, dan tidak
bertoleransi. Kalau bukan kebenaran, bunyinya menjadi,
‘Dua kali dua sama dengan tiga.’ Kebenaran tidak dapat
menerima ‘toleransi’ semacam itu. Karena Yesus adalah
kebenaran, maka Ia berbeda dari semua yang tidak benar;
tidak peduli apakah yang tidak benar itu populer, diterima
di mana-mana, atau sangat meyakinkan.”64

129
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Menurut pengamatan Dave Hunt, “Semua orang tahu


bahwa untuk dapat menerbangkan sebuah pesawat terbang
atau menjadi dokter atau bahkan hanya sekedar membuat roti,
seseorang harus mengikuti prosedur tertentu. Kita bahkan
tidak dapat bermain jika tidak ada peraturan. Lalu mengapa
kita mencoba menentang peraturan-peraturan yang Allah
telah tetapkan dalam konteks rohani? Ketulusan tidak akan
membawa seorang astronot sampai ke bulan; ketulusan juga
tidak akan mencegah racun membunuh seseorang yang tanpa
sengaja meminumnya. Yoga tidak akan melepaskan seseorang
dari surat tilang. Tidak masuk akal untuk pergi ke New York
dari Los Angeles tanpa sebuah peta. Betapa bodohnya kita jika
kita menolak memakai peta karena peta sangat membatasi
kita, dan lebih memilih untuk berkata bahwa semua jalan ke
arah manapun semuanya sama saja! Jauh lebih bodoh lagi
jika kita bersikeras dan berkata bahwa jalan apapun yang
saya ambil pasti akan membawa saya ke surga!”65
Dalam Discipleship Journal, penulis Mack Stiles
menceritakan pengalamannya membawa seorang pria dari
Swedia bernama Andreas untuk mengenal Kristus. Salah
satu bagian dari percakapannya cukup menarik untuk
diperhatikan: Andreas berkata, “Saya sering mendengar
orang berkata bahwa jika saya memutuskan untuk mengikut
Yesus, maka Ia akan mencukupi semua kebutuhanku, dan
hidupku akan lancar-lancar saja.”
“Itu tidak benar, Andreas,” kata Stiles.
Andreas terkejut.
“Sebenarnya, Andreas, jika kamu menerima Kristus,
kamu mungkin akan menghadapi banyak tantangan dalam
hidup ini.”

130
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

“Apa maksudnya?” ia bertanya.


“Maksudnya, kamu mungkin ditolak oleh teman-
temanmu, kamu mungkin akan kehilangan pekerjaan,
keluargamu mungkin akan menentang keputusanmu. Ada
banyak tantangan yang mungkin akan terjadi jika kamu
memutuskan untuk menerima Yesus. Andreas, ketika
Yesus memanggilmu, Ia memanggilmu untuk menjalani
jalan salib.”
“Kalau begitu kenapa aku harus menerima Yesus?”
Jawabannya: “Karena Yesus adalah kebenaran,
Andreas.”66
Dalam mengikut Tuhan, saya tidak pernah mau
menengok ke belakang dan menyadari bahwa saya
sudah membangun iman saya di atas asumsi-asumsi
yang salah. Banyak orang membangun asumsi mereka
atas dasar pemikiran yang terbuka dan permisif. Jika
rasanya menyenangkan, mereka akan melakukannya. Jika
kedengarannya bagus, mereka akan mempercayainya. Jika
kelihatannya baik, mereka mengingininya.
Tapi bagaimana jika semuanya itu ternyata salah? Lalu
bagaimana?
Yesus adalah jalan dan kebenaran. Ia adalah satu-
satunya yang dapat memulihkan persekutuan kita dengan
Allah dan membawa kita kembali kepada kebenaran-
kebenaran yang mulia yang kita butuhkan.

Dalam Yesus Kehidupan


Didapatkan Kembali
Yesus juga adalah hidup. Ia adalah hidup yang berinkarnasi,
kebalikan dari kematian dan kegelapan. Hidup adalah kata

131
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

penting lainnya yang muncul di banyak tempat dalam


Injil Yohanes. Kata ini muncul lebih dari empat puluh kali
dalam Injil Yohanes, dan seringkali disertai dengan kata
sifat kekal.

• “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang


manusia.”—Yohanes 1:4

• “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya


tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
—Yohanes 3;16

• “Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,


akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup
yang kekal.” —Yohanes 4:14

• “Anak menghidupkan barangsiapa yang


dikehendaki-Nya.” —Yohanes 5:21

• “Namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk


memperoleh hidup itu.” —Yohanes 5:40

• “Akulah roti hidup.” —Yohanes 6:35

Saya tergoda untuk menuliskan semua empat puluh


satu kata “hidup” dalam Injil Yohanes, tetapi barangkali
cukup sebagian saja, seperti yang tertera di atas. Kristus
adalah Tuhan yang sudah melepaskan kita dari kematian;
bukan hanya kematian secara fisik, tetapi juga kematian
secara rohani, yaitu kematian untuk mencari Tuhan dan
kebenaran-Nya. Banyak orang yang berkata bahwa mereka
hidup, tetapi mereka hidup hanya untuk diri mereka

132
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

sendiri, untuk dunia, untuk uang, untuk kesenangan, untuk


hiburan. Tetapi sebenarnya mereka mati dalam hubungan
mereka dengan Tuhan. Yesus datang ke dalam dunia untuk
memberi kita kehidupan dan hidup yang kekal. Yohanes
10:10 berkata, “Aku datang, supaya mereka mempunyai
hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Dalam kisah tentang Anak yang Hilang dalam Lukas 15,
sang ayah sangat bersukacita ketika anaknya kembali dari
negeri yang jauh. Ia berkata, “Sebab anakku ini telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali”
(ayat 24). Ketika anak itu hidup dalam dosa di tempat asing,
ia mengalami kematian secara rohani. Ia mati terhadap
ayahnya dan terhadap keluarganya. Ia mati terhadap semua
yang baik dan hidup dalam rumahnya. Ia mati secara rohani
dan terhadap Tuhan. Tetapi ketika ia bertobat dan kembali
ke rumahnya, ia hidup kembali terhadap ayahnya, terhadap
keluarganya, dan terhadap segala kemungkinan untuk
hiudp bersama, serta ia hidup terhadap dirinya sendiri. Ia
mengalami kebangkitan dalam dirinya. Hal yang sama juga
terjadi kepada kita ketika kita datang kepada Kristus.
Paulus berkata kepada jemaat di Efesus, “Kamu dahulu
sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-
dosamu” (Efesus 2:1). Ayat yang lain dalam Perjanjian
Baru berbicara tentang berpindah tempat dari kematian
kepada kehidupan (1 Yohanes 3:14).
Kolose 2:13 berkata, “Kamu juga . . . telah dihidupkan
Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni
segala pelanggaran kita.” Dan 2 Korintus 5:17 berkata, “Jadi
siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

133
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Yesus Kristus tidak datang ke dalam duni ini semata-


mata untuk menolong kita mengatasi natur manusia
lama kita yang berdosa. Ia tidak datang hanya untuk
memperbaiki kesalahan kita. Ia tidak datang hanya untuk
memberikan baju baru pada keberadaan kita yang sudah
rusak. Ia datang untuk membangkitkan kita dari kerajaan
maut kepada kerajaan yang hidup. Saya tidak tahu cara
yang lebih baik untuk menggambarkan apa yang terjadi
pada diri seseorang yang menerima Yesus Kristus selain
daripada gambaran tentang kebangkitan dalam diri orang
tersebut. Kita mengalami hidup kembali dan persekutuan
kembali dengan Allah.
Teman saya, Ravi Zacharias, pernah bersaksi: “Saya
sudah keliling ke seluruh dunia. Saya sudah mencari di
mana-mana. Saya tidak pernah menemukan satu pun
juga yang dapat benar-benar memuaskan pikiran saya,
hati saya, dan kerinduan jiwa saya yang terdalam seperti
yang Yesus berikan. Ia bukan hanya jalan, kebenaran, dan
hidup; Ia sangat pribadi bagi saya. Ia adalah jalanku, dan
kebenaranku, dan hidupku—demikian pula bagi semua
orang yang mau datang kepada Dia.”67
Beberapa tahun yang lalu, saya berbicara kepada para
mahasiswa di sebuah universitas di New Jersey dan ada
sesi untuk tanya jawab di akhir dari ceramah. Baru lima
menit sesi tanya jawab berlangsung, seorang mahasiswa
yang duduk di belakang mengangkat tangannya dan
berkata, “Saya sudah pernah mendengar semua yang Anda
sampaikan hari ini, Pak Pendeta. Saya mau mengajukan
satu pertanyaan saja. Apakah Anda percaya bahwa Yesus
Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah?”

134
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

Saya berkata kepadanya: “Apa yang penting bukan


pendapat saya atau apa yang saya percaya. Yang paling
penting adalah apa yang Allah sendiri katakan dan apa
yang Yesus katakan. Saya tidak mau Anda meninggalkan
ruangan ini dan berpikir tentang apa yang David Jeremiah
percaya. Saya ingin ketika Anda meninggalkan ruangan
ini, Anda merenungkan tentang apa yang Kristus sendiri
sampaikan dalam Firman-Nya. Ia berkata, ‘Akulah jalan,
kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa kecuali melalui Aku.’”
Dalam bab ini, saya hanya memakai satu ayat utama
untuk menjawab pertanyaan, “Apakah hanya ada satu
jalan kepada Allah?” Tetapi kebenaran dalam Yohanes 14:6
adalah inti dari seluruh berita Alkitab. Misalnya, Kisah 4:12
berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini
tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan.”
Hanya ada satu nama yang olehnya kita dapat
diselamatkan, yaitu nama Yesus, sebuah nama yang secara
hurufiah berarti, “Yehovah menyelamatkan.” Jika ada cara
lain untuk menebus umat manusia, bukankah sudah pasti
Allah akan memilih cara tersebut? Tapi dalam prinsip rohani
yang misteri, yang Allah tetapkan dalam dunia ciptaan-Nya
ini, ada sebuah prinsip di mana manusia yang jatuh dalam
dosa hanya dapat diselamatkan melalui pengorbanan Anak
Domba yang kekal dan tidak bercacat. Prinsip tersebut
harus dipenuhi. Anda tidak dapat mengubahnya. Anda
mungkin tidak mempercayainya, tetapi Anda tidak dapat
mengubahnya. Jika Anda memutuskan untuk pergi ke

135
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

surga dengan cara lain, Anda tidak akan pernah sampai ke


sana. Tidak ada Juruselamat yang lain, Penebus yang lain,
Yesus yang lain, Nama yang lain.
Ada orang yang pernah berkata: Kekristenan adalah
agama yang eksklusif. Kekristenan mengajarkan satu
masalah utama manusia (dosa), satu kebutuhan utama
manusia (keselamatan), dan satu Juruselamat untuk semua
umat manusia (Yesus). Kekristenan menyederhanakan
kebutuhan semua orang dengan mengatakan bahwa semua
orang membutuhkan Juruselamat yang sama. Tetapi di
situlah uniknya: pernyataan iman Kristen yang bersifat
eksklusif, satu Juruselamat untuk semua orang, adalah juga
sebuah pernyataan yang inklusif: satu Juruselamat untuk
semua orang . . . Karena itu, Kekristena adalah keduanya:
agama yang sangat eksklusif dan sangat inklusif [karena]
Yesus adalah Juruselamat satu-satunya (eksklusif) yang
mengundang semua orang untuk datang kepada-Nya.
Kekristenan bergantung sepenuhnya hanya kepada Yesus.”68
Pakar Perjanjian Baru, Bruce Milne, menulis: “Yesus
adalah satu-satunya jalan kepada Allah, tetapi Ia adalah
jalan untuk semua orang, sehingga apapun latar belakang
agama seseorang, atau apapun kepercayaannya, Yesus
dalam kasih karunia-Nya membawa setiap orang kepada
Bapa jika mereka mau datang kepada-Nya. Bagi orang-
orang yang percaya kepada-Nya, Yesus juga menyediakan
tempat di rumah Bapa.”69
Saya ingin memproklamasikan berita tersebut ke
seluruh dunia dengan berani dan tanpa ragu-ragu. Saya
juga ingin memproklamasikan berita tersebut kepada
Gereja. Saya kebanyakan berbicara di kalangan orang-

136
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

orang Kristen, dan ayat di atas seharusnya memotivasi kita


seperti api yang membara dalam diri kita. Jika Yesus benar-
benar adalah satu-satunya jalan kepada Allah, bagaimana
mungkin kita bisa bersantai-santai saja? Bagaimana
mungkin kita bisa melewatkan minggu demi minggu,
bulan demi bulan, dan tahun demi tahun tanpa peduli
dengan orang-orang di sekitar kita yang belum mengenal
Kristus dan Allah? Sangat mudah untuk mencoba berdiam
diri di balik alasan bahwa jalannya mereka berbeda dengan
jalannya kita. Tetapi Alkitab berkata bahwa hanya ada satu
jalan, yaitu Kristus; dan dunia di sekitar kita perlu tahu
jalan tersebut.
Sebagai orang-orang Kristen, kita mengenal jalan
tersebut dan kita adalah utusan-utusan bagi jalan tersebut.
Kita harus memberitakan jalan tersebut kepada semua
orang. Jika Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada
Allah, bukankah masuk akal jika kita yang telah mengenal
Allah melalui Kristus akan menjadi wakil-wakil yang
dengan semangat membagikan kebenaran tersebut kepada
setiap orang yang kita jumpai, bahkan kita mau untuk
mengambil inisiatif membagikan tentang Kristus kepada
orang lain dengan rasa urgensi yang sangat tinggi?
Kebanyakan kita telah memilih untuk hidup
sebagai orang-orang Kristen yang sopan. Kita tidak
mau menyinggung perasaan orang lain. Kita lebih suka
berdialog, duduk bersama, dan bercakap-cakap dengan
orang lain. Kita tidak mau mengusik perasaan orang lain
atau membuat hubungan menjadi buruk. Tetapi apapun
sikap kita, kebenaran tersebut tetap sama—hanya ada satu
jalan kepada Allah, dan jalan itu adalah melalui Kristus.

137
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Jika Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan untuk


sampai kepada Allah, dan kita mengenal jalan tersebut,
dan jika ada orang-orang di sekitar kita yang tersesat dan
tidak mengenal jalan tersebut, bukankah seharusnya kita
berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan jalan yang
benar itu kepada orang-orang tersebut?
Dr. N. T. Wright menulis tentang Yohanes 14:6,
“Walaupun . . . mungkin benar bahwa banyak orang Kristen
dan gereja yang telah dengan sikap yang angkuh membagikan
kabar baik, konteks dari ayat itu sendiri menunjukkan
bahwa sikap tersebut tidak sejalan dengan kebenaran yang
terkandung dalam ayat tersebut.
“Kebenaran dan hidup yang melaluinya kita mengenal
dan menemukan jalan, adalah Yesus sendiri. Yesus yang
membasuh kaki murid-murid-Nya dan menasihati mereka
untuk mengikuti teladan-Nya, Yesus yang sesudah itu akan
memberikan diri-Nya seperti gembala mengorbankan
nyawanya untuk domba-dombanya.
“Apakah itu adalah sikap yang angkuh? Apakah itu
adalah sikap yang mementingkan diri sendiri?”70
John Phillips membawa kita kembali kepada pertanyaan
awal di bab ini dan memberikan sebuah gambaran penjelasan
di pikiran kita melalui sebuah cerita yang ia sampaikan:
“Salah seorang misionaris pertama di Afrika bercerita
bagaimana ia membawa berita injil kepada sebuah suku
yang tinggal jauh di sebelah utara. Dengan rombongannya,
ia sampai di sebuah desa, di tempat di mana orang-orang
yang membantu membawakan barang-barangnya menolak
untuk berjalan lebih jauh lagi. Misionaris itu bertanya
kepada pimpinan di desa tersebut. Apakah ada seseorang

138
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?

di desa itu yang bersedia menjadi penunjuk jalan untuk


sampai ke suku yang tinggal jauh di utara? Pimpinan desa
itu memanggil seorang pria yang tinggi, penuh bekas luka di
badannya, dan membawa sebuah kapak yang sangat besar.
Sesudah tawar-menawar, besok paginya misionaris tersebut
melanjutkan perjalanannya melalui semak belukar dan
mengikuti penunjuk jalan yang baru.
“Jalan yang kami lalui semakin lama semakin berat,
dan tidak terlihat lagi jalan setapak. Kadang-kadang
terlihat tanda-tanda goresan di pohon, dan jalan setapak
yang sangat sempit. Akhirnya misionaris tersebut meminta
untuk berhenti sejenak. Ia bertanya kepada si penunjuk
jalan apakah ia benar-benar tahu jalan yang harus dilalui.
Orang itu berdiri dengan tegap dan berkata, ‘Hai orang
asing, kamu lihat kapak yang ada di tanganku ini? Kamu
lihat luka-luka di badanku? Dengan kapak ini aku membuat
goresan-goresan di pepohonan sebagai tanda untuk jalan
menuju kepada suku yang ada di utara. Saya berasal dari
suku tersebut. Luka-luka di badan ini terjadi ketika saya
membuat jalan tersebut. Kamu bertanya apakah aku tahu
jalan ke sana? Sebelum aku, tidak ada orang yang tahu
jalan ke sana. Aku ini jalannya.’”71
Saya rindu agar pembaca mengetahui bahwa Tuhan
Yesus memiliki luka-luka di tubuhnya yang Ia alami
ketika Ia membuat jalan bagi kita melalui rintangan-
rintangan dosa. Selain Dia, tidak ada jalan yang lain.
Tanpa Yesus, tidak ada harapan. Tanpa Dia, kita tersesat
dan tidak akan pernah mengenal Allah dengan kekuatan
kita sendiri. Tetapi Yesus sudah datang dan merendahkan
diri-Nya dengan mengambil rupa manusia. Ia hidup

139
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

dalam kebenaran dan kesucian selama kurang lebih tiga


puluh tahun. Ia membiarkan diri-Nya dipukul, dihina,
dan dipakukan pada kayu salib. Dengan salib itu, dengan
luka-luka di tubuh-Nya, dengan anugerah-Nya yang ajaib,
Ia membuat jalan tersebut. Ia adalah jalan, kebenaran, dan
hidup. Yohanes 14:6 adalah salah satu ayat sentral dalam
Alkitab, dan ayat ini memberikan kepada kita jawaban
untuk pertanyaan: Apakah hanya ada satu jalan untuk
sampai kepada Allah?
Jawabannya adalah Ya. Nama-Nya adalah Yesus Kristus,
dan saya sungguh rindu agar Anda mengenal-Nya.

140
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Apakah Anda pernah bercakap-cakap dengan seeseorang


atau mengenal seseorang yang menjadi tersinggung karena
kebenaran iman Kristen tentang eksklusifitas Kristus—
yaitu bahwa Ia adalah satu-satunya jalan keselamatan?
Apakah tantangan yang Anda hadapi ketika menyampaikan
kebenaran tersebut kepada orang lain?

2. Apakah maksudnya bahwa ketiga kata dalam Yohanes 14:6


—jalan, kebenaran, hidup—membalikkan dampak-dampak
kejatuhan Adam dan Hawa dan semua umat manusia ke
dalam dosa seperti dikisahkan dalam Kejadian 3?

141
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Seandainya satu hari Anda berkata kepada seseorang,


“Yesus adalah jalan itu.” Lalu orang itu menjawab, “Oh ya,
jalan ke mana?” Bagaimanakah Anda menjawab pertanyaan
orang itu?

4. Jika Yesus sungguh-sungguh adalah satu-satunya


jalan, menurut Anda, mengapakah kita kurang semangat
memberitakan kabar baik itu kepada orang lain? Jika kita
mempercayai Yohanes 14:6 sedemikian rupa sehingga ayat
ini benar-benar menggerakkan kita, apakah sikap kita
akan berbeda?

142
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Dalam bab ini disebutkan bahwa “kita lebih memilih


untuk menjadi orang Kristen yang sopan. Kita tidak
mau menyinggung perasaan orang lain.” Apakah artinya
kalimat tersebut? Apakah dampaknya jika kita menjadi
orang Kristen yang terlalu sopan?

143
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Ada kemuliaan pada nama Allah, ada


kekuatan pada nama Yehovah, ada kuasa
pada nama Tuhan, ada pengurapan
pada nama Kristus, ada penyertaan pada
nama Imanuel, ada perantaraan pada
nama Mediator, ada pertolongan pada
nama Penasihat, tetapi tidak ada nama
lain yang olehnya kita diselamatkan
selain pada nama Yesus.”
~ Sumber Tidak Diketahui

144
B A B E N A M

Mengapa Orang Kristen


Menghadapi Banyak
Masalah?

Di antara setumpuk buku biografi yang pernah


saya baca, salah satu yang paling meninggalkan kesan
cukup mendalam adalah kisah Howard Rutledge yang
hidup selama tujuh tahun sebagai tawan perang di
Vietnam Utara. Bukunya, In the Presence of Mine Enemies
(Di Hadapan Musuh-musuhku), menceritakan bagaimana
ia bertahan hidup dalam tahun-tahun penderitaannya
sesudah pesawat tempurnya ditembak jatuh dalam
Perang Vietnam. Ia ditangkap, ditelanjangi, dan dikurung.
Ketika saya membaca uraiannya tentang bagaimana ia
diperlakukan sebagai tawanan perang, saya gemetar
membaca kekejaman yang ia alami. Saya tidak akan
menguraikan penjelasan grafis dalam bukunya, tetapi saya
akan menyebutkan satu bagian dari bukunya ketika ia
menggambarkan tentang kondisi hidupnya sebagai seorang
tawanan perang: “Ketika pintu dibanting dan suara kunci

145
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

yang sudah karatan mengunci pintu besi, saya diliputi oleh


rasa kesepian yang sangat mendalam. Saya terbaring di atas
lantai semen dalam penjara berukuran dua kali dua meter.
Bau kotoran manusia menyengat hidung saya. Seekor tikus,
sebesar ukuran anak kucing, duduk terdiam tidak jauh dari
saya terbaring. Tembok dan lantai serta langit-langitnya
penuh dengan kotoran. Terali besi memagari jendela kecil
di atas pintu. Saya kedinginan dan kelaparan. Tubuh saya
semuanya sakit karena persendian yang bengkak dan otot-
otot yang memar . . .
“Susah untuk menjelaskan tentang ruang isolasi seperti
apa yang dapat mematahkan dan meruntuhkan rasa
percaya diri seseorang. Dalam ruangan seperti itu, Anda
akan cepat merasa bosan berdiri atau duduk; tidur atau
terbangun. Tidak ada buku, surat kabar, pensil atau majalah.
Satu-satunya warna yang Anda lihat adalah abu-abu gelap
dan coklat kotor. Bulan bahkan tahun berlalu tanpa Anda
melihat matahari terbit, rumput yang hijau atau bunga-
bunga. Anda terkurung, sendirian, dalam sebuah ruangan
kecil yang kotor dan sepi, menghirup bau yang menyengat
dan udara yang pengap, dan mencoba untuk tetap waras.”72
Ketika saya membaca kisahnya Rutledge, saya bertanya
kepada diri sendiri bagaimana bisa ada orang yang
memperlakukan sesamanya sedemikian sadisnya, dan
bagaimana mereka dapat menyakiti orang lain secara fisik
dan psikologis seperti itu. Dan tentu saja, saya juga harus
bertanya mengapa Tuhan mengizinkan hal seperti itu
terjadi. Itulah salah satu misteri terbesar dalam kehidupan
ini—mengapakah Tuhan mengizinkan penderitaan?
Seperti yang saya akan jelaskan di bagian akhir dari bab

146
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

ini, Rutledge mendapatkan beberapa jawaban penting


dari pengalaman hidupnya sebagai tawanan perang, dan
semua jawaban itu menunjuk kepada Tuhan Yesus. Tapi
pertanyaan kita masih tetap sama: “Mengapa orang Kristen
menghadapi banyak masalah?”
Mungkin saat ini pembaca sedang merasakan macam-
macam tekanan hidup. Ketika Anda saat ini membaca
buku ini, Anda mungkin merasa lelah karena Anda tidak
dapat tidur malam sebelumnya; Anda mungkin terganggu
oleh mimpi buruk atau pikiran-pikiran yang membuat
hati menjadi gelisah. Atau mungkin Anda memilih untuk
membaca bab ini karena Anda membutuhkan sebuah
petunjuk dari Tuhan tentang apa yang saat ini sedang
terjadi dalam hidup Anda. Yesus mengingatkan kita
bahwa masalah kehidupan akan selalu muncul. Di akhir
dari perjamuan malam terakhir sebelum Yesus disalibkan,
pesan terakhir-Nya adalah: “Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah
mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33).
Saya kadang berharap bahwa saya bisa duduk bersama
secara pribadi dengan setiap orang yang membaca buku
ini dan mendengarkan beban hidup mereka, serta berdoa
bagi mereka. Tentu saja saya tidak mungkin melakukan hal
itu, tetapi saya bisa berusaha untuk memberikan kekuatan
kepada orang lain dengan membagikan salah satu kisah
dalam Alkitab tentang penderitaan dan kemenangan, yaitu
kisah Yusuf, seorang pahlawan iman dalam Perjanjian Lama.
Sebagian besar dari kitab Kejadian berisi tentang kisah
hidupnya Yusuf. Tuhan memakai Yusuf sebagai contoh
yang menguatkan bagi setiap orang yang sedang ada

147
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

dalam kesusahan. Yusuf adalah seorang anak muda yang


dicintai oleh ayahnya dan memiliki jubah warna-warni. Ia
dikhianati oleh saudara-saudaranya sendiri ketika ia masih
berumur tujuh belas tahun. Mereka bermaksud membunuh
Yusuf, tetapi mereka berubah pikiran dan menjualnya
sebagai budak. Yusuf dibawa ke Mesir dan dijual di sebuah
pasar budak. Seorang pimpinan istana bernama Potifar
membelinya, dan situasi hidup Yusuf sepertinya sedikit
membaik. Ia dihormati oleh tuannya, bahkan menjadi
pengawas dari seluruh istana Potifar. Tetapi sesudah
istri Potifar merayunya untuk tidur dengannya, Yusuf
menolaknya dan lari meninggalkan jubahnya. Ia pun
dituduh oleh istri Potifar dengan tuduhan bahwa Yusuf
telah mencoba melakukan perbuatan yang tidak senonoh.
Walaupun Yusuf tidak bersalah, ia dilemparkan ke dalam
penjara di Mesir selama bertahun-tahun.
Kadang-kadang kita juga membaca berita di koran
pada zaman sekarang tentang seseorang yang dituduh
telah melakukan kejahatan—mungkin kejahatan yang
juga bersifat seksual—dan dihukum dengan hukuman
penjara selama bertahun-tahun sampai bukti DNA yang
baru membuktikan bahwa orang tersebut sebenarnya
sama sekali tidak bersalah. Sulit untuk membayangkan
seandainya hal semacam itu terjadi pada kita; tetapi itulah
yang kurang lebih telah terjadi pada Yusuf.
Tidak ada satu orang pun yang mau pada hari
ini dimasukkan ke dalam penjara di Mesir, tapi coba
bayangkan kondisi penjara di Mesir 3000 tahun yang lalu.
Itulah tempat di mana Yusuf dipenjarakan. Walaupun
Yusuf tidak berbuat kejahatan, masalah demi masalah

148
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

datang menimpanya, bahkan masalah-masalah itu


berkelanjutan selama beberapa tahun. Kondisi hidupnya
berganti dari buruk menjadi semakin buruk. Mengapakah
Tuhan mengizinkan semua hal itu terjadi padanya?
Mengapakah Ia mengizinkan masalah terjadi dalam hidup
kita? Mengapakah Ia menempatkan Anda dalam situasi
yang bermasalah?
Masalah bukanlah hal yang menyenangkan. Kalau saya
mengatakan bahwa masalah dapat mendatangkan berkat,
saya tidak bermaksud menggampangkan setiap masalah
yang kita hadapi. Saya sendiri juga sudah pernah berjalan
melalui lembah-lembah kekelaman dalam hidup saya, dan
ada masa-masanya di mana saya tidak mau mendengar
orang lain berkata bahwa masalah yang saya sedang hadapi
adalah sebuah berkat yang masih tersembunyi. Namun
demikian, kita harus selalu berusaha untuk alkitabiah
dalam menghadapi masalah-masal hidup kita, dan Alkitab
mengajarkan tentang sikap yang berpengharapan dan
tidak bersandar pada perasaan kita sendiri.
John Maxwell memberikan komentar tentang masalah-
masalah kehidupan kita sebagai berikut. Masalah-masalah
(problems) adalah:

P
 redictors (prediktor) – mereka membentuk masa
depan kita.

R
 eminders (pengingat) – kita tidak kuat seorang diri.
Kita butuh Tuhan dan orang lain.

O
 pportunities (kesempatan) – mereka memaksa kita
untuk berpikir secara kreatif.

149
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

B
 lessings (berkat) – mereka membukakan pintu yang
tidak terduga.

L
 essons (pelajaran) – setiap masalah dapat menjadi
guru bagi kita.

Everywhere (di mana-mana) – tidak seorang pun


terluput dari masalah.

M
 essages (pesan) – mereka mengingatkan kita
tentang potensi bencana.

Solvable (dapat diselesaikan) – setiap masalah pasti


ada jalan keluarnya.73

Ketika kita mempelajari contoh Alkitab tentang Yusuf,


saya berdoa semoga pembaca sekalian termotivasi oleh
kisah hidup Yusuf. Kehidupan Yusuf dari usia tujuh belas
sampai tiga puluh tahun adalah sebuah kumpulan kisah
malapetaka di mana di bagian akhir dari periode waktu
tersebut Yusuf mengalami kekecewaan mendalam yang
hampir melumpuhkan imannya. Menurut Kejadian 40,
Yusuf dipenjarakan bersama-sama dengan dua orang
lainnya—juru minuman dan juru roti Firaun. Kedua
orang tersebut membuat Firaun marah sehingga mereka
dijatuhi hukuman penjara. Suatu hari Yusuf mengamati
bahwa kedua orang tersebut sepertinya sedang mengalami
kesedihan yang berat. Yusuf bertanya apa yang membuat
mereka sedih. Mereka sedih karena mimpi yang membuat
hati mereka gelisah. Mereka merasa bahwa mimpi
mereka mengandung sebuah pesan, tetapi mereka tidak
tahu bagaimana menafsirkan mimpi mereka. Sesudah

150
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

meyakinkan mereka bahwa Tuhan sanggup menjelaskan


mimpi mereka, Yusuf meminta mereka untuk menceritakan
mimpi mereka.
Juru minuman telah bermimpi tentang sebuah pokok
anggur dengan tiga carangnya yang berubah cepat menjadi
dewasa, matang, dan menghasilkan buah-buah anggur. Juru
minuman tersebut membuat anggur dan menuangkannya ke
dalam piala raja Firaun. Dengan segera, Yusuf memahami
makna dari mimpi tersebut dan berkata kepada juru minuman
itu bahwa tiga hari lagi ia akan dikembalikan ke dalam
posisinya yang semula. Yusuf kemudian menambahkan,
“Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik
nanti, tunjukanlah terima kasihmu kepadaku dengan
menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah
keluarkan aku dari rumah ini. Sebab aku dicuri diculik begitu
saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun aku tidak
pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak
dimasukkan ke dalam liang tutupan ini” (ayat 14-15).
Mendengar betapa baik arti dari mimpi juru minuman
itu, si juru roti juga mau mendengar makna mimpinya.
Juru roti itu melihat tiga bakul makanan berwarna putih di
atas kepalanya dan berisi berbagai macam makanan untuk
Firaun. Tetapi burung-burung datang dan memakan semua
yang ada di dalam bakulnya. Siapa yang menyangka bahwa
kali ini artinya bukanlah sebuah kabar yang baik. Dengan
jujur Yusuf berkata, “Beginilah arti mimpi itu: ketiga
bakul itu artinya tiga hari; dalam tiga hari ini Firaun akan
meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan menggantung
engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan
memakan dagingmu dari tubuhmu” (Kejadian 40:18-19).

151
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Tiga hari sesudah hari itu adalah hari ulang tahun


Firaun, dan ia mengadakan pesta bagi dirinya sendiri. Ia
merayakan hari ulangtahunnya dengan mengembalikan
posisi juru minuman dan menggantung juru roti, tepat
seperti yang Yusuf katakan. Yusuf tentunya berharap bahwa
ia sendiri juga akan segera dilsepaskan. Juru minuman itu
kembali melayani di hadapan Firaun dan akan campur
tangan agar ia segera dilepaskan dari penjara. Tetapi
ternyata juru minuman itu melupakan Yusuf. Harapan
Yusuf hilang seperti baterei mobil yang melemah ketika
kita membiarkan lampu mobil terus menyala. Kita tidak
dapat membayangkan kekecewaan yang dialami oleh
Yusuf. Seperti yang tertulis dalam Amsal 13:12, “Harapan
yang tertunda menyedihkan hati.”
Apakah Anda pernah mengalami pengalaman seperti
itu? Ataukah Anda saat ini sedang mengalami kekecewaan
karena menunggu kabar baik yang tidak kunjung datang?
Seperti Yusuf, mungkin masalah-masalah yang sedang
Anda hadapi sudah berlangsung cukup lama, bahkan
melemahkan semangat Anda.
Mari sekarang kita meneliti situasi Yusuf dari sudut
pandang Alkitab secara lebih menyeluruh. Semua yang
terjadi dalam hidupnya tidak terjadi secara kebetulan;
semua hal yang dialaminya bukanlah peristiwa-peristiwa
yang sifatnya tanpa tujuan; dan Tuhan tidak melupakan atau
meninggalkan Yusuf. Alkitab berulang kali mengatakan
bahwa Tuhan menyertai Yusuf (Kejadian 39:2, 3, 21, 23).
Semuanya pada akhirnya berakhir dengan baik, walaupun
terjadinya secara perlahan-lahan. Tuhan memiliki alasan,
tujuan, dan rencana-Nya sendiri yang tidak selalu dapat

152
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

langsung dipahami. Kisah ini mengingatkan kita semua


bahwa sebenarnya ada hal-hal yang baik yang datang dari
berbagai macam masalah yang kita hadapi.
Kebenaran tersebut tidak bermaksud meremehkan
masalah-masalah yang kita hadapi. Tetapi kebenaran
tersebut mendorong kita untuk melihat semua masalah
yang kita hadapi dari sudut pandang yang lebih baik.
Alkitab adalah seperti sebuah cermin (Yakobus 1:23).
Ketika kita melihat kehidupan kita sendiri pada kisah
hidup Yusuf, kita dapat memahami bahwa Tuhan juga
memiliki rencana bagi setiap kita. Masalah dan kesulitan
menimpa setiap anak-anak Tuhan, tetapi di tengah-tengah
itu semua, Tuhan dapat mengajar, menyiapkan, dan
memakai kita, bahkan di tengah-tengah kesusahan. Saya
akan memberikan lima macam alasan mengapa orang
Kristen mengalami banyak masalah.

Masalah Membukakan Kesempatan-kesempatan


yang Lebih Besar
Pertama, masalah membukakan kesempatan-kesempatan
yang lebih besar. Jika kita membaca pasal-pasal dalam
Kejadian dengan teliti dan melihat kepada kehidupan Yusuf
dari sudut pandang sejarah, maka kita akan terkagum-
kagum dengan bagaimana Tuhan mengubah masalah
menjadi kesempatan. Misionaris dan penulis, Isobel Kuhn,
menuliskan kisah hidupnya, In the Arena, berdasarkan
pada pemahaman bahwa kesulitan adalah cara Tuhan
menyiapkan sebuah wadah untuk kita bersaksi. “Melalui
tahun-tahun kehidupanku, Tuhan mengajariku untuk
melihat pencobaan-pencobaan yang aku hadapi sebagai

153
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

panggung pada sebuah gelanggang,” ia menulis. “Aku kira


konsep ini berasal dari pemikiranku sendiri, tapi suatu hari
suamiku menemukan bahwa Hudson Taylor juga memiliki
pendapat yang sama bertahun-tahun sebelumnya. Ia
berkata: ‘Kesulitan menyiapkan sebuat panggung di mana
Ia [Tuhan] akan tampil.’”74
Sebagai umat Tuhan, kita perlu belajar bagaimana
menemukan panggung di tengah-tengah masalah
kita. Kadang-kadang “penjara” kita sebenarnya adalah
“panggung” untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan. Ada
surat-surat dalam Perjanjian Baru yang disebut dengan
istilah “Surat-surat Penjara” karena Paulus menulis surat-
surat tersebut ketika ia dipenjarakan di Roma. Rasul Yohanes
menulis kitab Wahyu, yang telah menjadi berkat besar bagi
kita ketika ia ada dalam pembuangan di pulau Patmos.
John Bunyan menulis hasil karyanya yang terbaik, Pilgrim’s
Progress (Perjalanan Musafir), ketika ia ada dalam penjara.
Bagi kebanyakan kita, penjara yang kita alami tidaklah
bersifat hurufiah. Keterbatasan kita mungkin lebih dalam
kaitan dengan situasi kesehatan atau keuangan atau
masalah-masalah lainnya. Kuncinya adalah apapun juga
situasi kita belajarlah untuk melihat bagaimana Tuhan
memakai situasi tersebut untuk membukakan sebuah
pintu kesempatan bagi kita. Charles Colson, salah satu dari
tim pengacara Richard Nixon, pernah dipenjarakan karena
keterlibatannya dalam skandal Watergate. Ia datang kepada
Kristus, dan di kemudian hari ia mendirikan sebuah
pelayanan untuk melayani orang-orang di penjara. Saya
pernah mendengar langsung Charles Colson berbicara di
sebuah acara makan malam di mana ia menutup pesannya

154
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

dengan kata-kata yang kurang lebih bunyinya demikian:


“Hari-hariku yang paling buruk sebagai orang Kristen
(tepatnya tujuh bulan ketika aku ada di penjara) ternyata
adalah waktu yang paling berharga dan bermakna daripada
hari-hariku di Gedung Putih.”
Lebih baik saya menjadi orang Kristen dengan masalah
daripada menjadi orang bukan Kristen tanpa masalah,
sebab di dalam kesulitan pun, Tuhan tetap bersama dengan
kita, memakai dan mengubah masalah-masalah yang kita
hadapi menjadi panggung bagi kemuliaan dan anugerah-
Nya. William Secker, seorang hamba Tuhan yang hidup
di abad ke tujuh belas, mengatakan berikut ini tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapai oleh Yusuf: “Jika Yusuf
tidak dipenjarakan di Mesir, ia tidak akan pernah menjadi
seorang gubernur di Mesir. Rantai besi yang mengikat
kakinya adalah pendahuluan untuk kalung emas pada
lehernya.”75

Masalah Memunculkan Kedewasaan Rohani


Kisah tentang Yusuf juga mengajarkan bahwa sebuah
masalah dapat mendorong pertumbuhan dan kedewasaan
rohani. Di luar Tuhan Yesus sendiri, saya rasa tidak ada
tokoh dalam Alkitab yang diperlakukan dengan semena-
mena selain Yusuf. Jika pembaca mengingat kembali kisah
hidup Yusuf, tidak sulit bagi kita untuk membayangkan
bahwa Yusuf memiliki masa kecil yang mudah karena ia
adalah anak kesayangan Yakub. Ketika semua saudaranya
bekerja, Yusuf menikmati perhatian ayahnya. Kita tidak
bisa tahu dengan pasti sejauh mana ia dimanjakan oleh
ayahnya, tetapi kita dapat menyimpulkan bahwa statusnya

155
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sebagai anak kesayangan cukup mengesalkan bagi


saudara-saudaranya. Untuk memenuhi peran yang Allah
persiapkan baginya, Yusuf membutuhkan ketabahan,
kepastian dalam bertindak, dan hikmat dalam mengambil
keputusan; dan semua itu hanya bisa terbentuk melalui
pengalaman hidupnya.
Seringkali Tuhan membiarkan kita melalui berbagai
macam pengalaman hidup untuk membuat kita menjadi
lebih kuat secara mental. Sebelum Yusuf menjadi Perdana
Menteri di Mesir, ia membutuhkan keberanian dan iman
kepada Kemahakuasaan Tuhan. Mazmur 105:17-18 berkata,
“Diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang
dijual menjadi budak. Mereka mengimpit kakinya dengan
belenggu, lehernya masuk ke dalam besi.” Tentang kalimat
yang terakhir, ada tafsiran yang menerjemahkan: “Jiwanya
menjadi besi.” Dalam Alkitab bahasa Inggris terjemahan
lama, kalimat itu dapat diterjemahkan menjadi, “Besi
masuk ke dalam jiwanya.”
Ketika Yusuf keluar dari penjara, ia menjadi seseorang
dengan jiwa yang kuat seperti besi. Ia menjadi seorang yang
bijaksana, berani, dan pasti. Ketika ia diberikan kekuasaan
yang besar dalam pemerintahan di Mesir, ia membawa
sebuah bangsa yang asing baginya melalui kelaparan yang
hebat tanpa ada perlawanan dari orang-orang Mesir. Ia
siap menghadapi bencana kelaparan karena ia sudah
mengalami bencana dalam hidupnya.
Hari ini Tuhan membutuhkan “orang-orang suci
yang kuat seperti besi,” dan satu-satunya agar jiwa kita
bisa kuat seperti besi adalah melalui penderitaan. Ketika
kita terluka dan mau menanggung masalah, ada sesuatu

156
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

dalam hati kita yang berubah; kita menjadi orang yang


lebih dewasa secara rohani. Itulah kebenaran yang dengan
jelas disebutkan dalam Roma 5:3-5: “Dan bukan hanya itu
saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita,
karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan
tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan
tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan
di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita.”
Kebenaran tersebut dapat kita temukan gemanya
di berbagai tempat lainnya dalam Alkitab. Ibrani 12:11
menggambarkannya sebagai berikut: “Memang tiap-tiap
ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan
buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka
yang dilatih olehnya.”
Yakobus 1:2-4 berkata, “Saudara-saudaraku, anggaplah
sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa
ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang
matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak
kekurangan suatu apapun.”
Petrus menasihati para pembaca suratnya,
“Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu
seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian
imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang
fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu

157
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan


pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” (1 Petrus
1:6-7). Melalui ujian, “Tuhan memisahkan dosa yang Ia
benci dari jiwa yang Ia cintai.”76
Kadang-kadang barangkali kebaikan kita untuk
menolong orang lain yang sedang ada dalam kesulitan
sebenarnya membatalkan proses pembentukan yang
Tuhan sedang lakukan atas orang tersebut. Saya sendiri
suka menolong, dan kita semua memiliki kecenderungan
yang sama. Saya mempunyai empat anak dan dua belas
cucu; dan saya akan melalukan apapun semampu saya
untuk menolong mereka jika mereka ada dalam kesulitan.
Tapi coba bayangkan sejenak berikut ini—seandainya
Ruben berhasil dalam keputusannya untuk melepaskan
Yusuf dari lubang sumur dan mengembalikannya ke ayah
mereka, maka Yusuf akan kehilangan semua kesempatan
yang Tuhan sudah sediakan baginya. Seandainya Potifar
melepaskan Yusuf dari dilemparkan ke dalam penjara,
maka Yusuf tidak akan pernah menjadi pemimpin di
Mesir. Semua masalah yang ia hadapi adalah bagian dari
rencana pemeliharaan Allah untuk membawa Yusuf ke
dalam hidup di mana ia memenuhi tujuan hidup yang
Tuhan sudah persiapkan baginya.
Tentu saja kita harus selalu mau menolong orang lain,
tetapi kita harus melakukannya dengan berhikmat, doa,
dan iman kepada apa yang Allah sedang kerjakan dalam
diri seseorang. Melalui penderitaan Tuhan membentuk
jiwa kita untuk menghadapi tantangan-tantangan yang
lebih besar yang ada di depan kita. Masalah membuat kita
lebih dewasa.

158
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

Masalah Menguji Integritas


Masalah juga menguji integritas kita. Karakter kita, jika
memang benar-benar asli, tidak berubah karena situasi
berubah. Yusuf adalah seseorang yang miliki karakter
yang luar biasa, dan setiap masalah menjadi kesempatan
baginya untuk menumbuhkan dan menunjukkan natur
dari integritasnya yang luhur. Karakter kita baru terbukti
ketika kita menghadapi masalah.
Karakter berbeda dengan reputasi, walaupun banyak
orang seringkali menganggapnya sebagai dua hal yang
sama. Reputasi adalah kesan orang terhadap kita; karakter
adalah siapa diri kita sebenarnya. Reputasi adalah asumsi
orang lain tentang kita; karakter adalah apa yang Tuhan
kenal tentang diri kita sedalam-dalamnya. Reputasi
adalah apa yang tertulis di batu nisan sesudah seseorang
meninggal; karakter adalah apa yang para malaikat
katakan tentang Anda di hadapan takhta Allah. Karater
tidak berubah karena situasi berubah; karakter semakin
diperkuat melalui berbagai macam masalah.
Terkadang saya mendengar orang menyalahkan situasi
hidup mereka karena kesalahan orang itu sendiri. Mereka
berkata, “Situasi membuatku menjadi seperti ini. Saya
dipaksa oleh lingkungan untuk mengambil keputusan
ini. Ini semua adalah kesalahan masa laluku.” Itu semua
adalah pendapat yang salah. Masa lalu hidup kita atau
situasi hidup kita mungkin menekan kita, tetapi kita tetap
memiliki kapasitas untuk membuat keputusan. Situasi
hidup kita akan menyingkapkan siapa kita sebenarnya.
Ketika kita menghadapi tantangan kehidupan, maka kita

159
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sedang diberikan sebuah kesempatan yang istimewa dari


Tuhan untuk menunjukkan integritas dari karakter kita di
hadapan Tuhan dan orang lain.
Di sebuah perbukitan di daerah Pennsylvania, ada
banyak batu nisan dengan ukiran tulisan-tulisan yang
menarik yang bisa dilihat dari jauh. Tapi ada satu batu
nisan yang bertuliskan inskripsi yang singkat. Pada batu
itu terukir nama Margaret Workizer, yang meninggal
pada tanggal 4 Februari 1805, pada umur 55 tahun, lalu di
bawahnya terukir tulisan berikut ini:

Kata-kata pada batu nisan tak memiliki makna,


Tapi karakter yang hidup adalah sebuah monumen.77

Margaret Workizer memberikan pesan yang sangat


tepat. Kata-kata yang berlebihan pada batu kubur tidak
memiliki nilai yang terlalu penting. Tapi integritas, karakter,
dan kesetiaan yang tulus meninggalkan kenangan yang
kekal. Tuhan menyukai tokoh-tokoh yang memiliki
karakter. Keteguhan adalah jauh lebih berharga daripada
kesombongan, dan kebaikan jauh lebih bernilai daripada
meninggikan diri.78 Kesempatan untuk menyaksikan karakter
seseorang di hadapan Tuhan dan orang lain adalah ketika
orang tersebut ada di tengah-tengah kesulitan. Jika saat ini
Anda sedang menghadapi masalah, pastikan bahwa Anda
menghadapinya dengan integritas yang kuat, seperti Kristus.

Masalah Menghasilkan Rasa Kebergantungan


Hal berikutnya dari masalah berkaitan dengan
rasa kebergantungan. Masalah menghasilkan rasa
kebergantungan yang sehat, yang menghubungkan iman

160
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

kita dengan Tuhan. Masalah mendorong kita untuk datang


kepada Tuhan dan bersandar kepada-Nya. Seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya, Tuhan menyertai Yusuf
dalam setiap langkah hidupnya; dan di akhir dari semuanya
itu, imannya menguatkan Yusuf untuk berkata kepada
saudara-saudaranya yang telah menjualnya sebagai budak,
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap
aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan,
dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang
ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi
janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan
makan anak-anakmu juga” (Kejadian 50:20-21).
William Griffith Thomas, seorang rohaniawan dan
pakar dari gereja Anglikan, menulis tentang hal ini dalam
salah satu tafsiran devosionalnya: “Rahasia dari kekuatan
Yusuf adalah pada kesadarannya tentang penyertaan
Allah. Allah tidak pernah melupakannya, walaupun
apa yang dialaminya sepertinya kebalikannya. Peristiwa
yang sama yang paling
menyusahkan adalah juga “Pencobaan dan ujian
peristiwa yang dipakai oleh akan selalu menemani
Allah untuk membawa kita, dan mereka
Yusuf pada kemuliaannya. bukanlah musuh. Mereka
Bagi orang-orang yang mendorongku makin erat
yakin bahwa ia ada pada ke dalam lengan-Nya yang
jalan-Nya Allah, akan penuh kuasa. Di sana Ia
ada semacam kesadaran mengambil deritaku dan
tentang penyertaan dan mengerjakan kebaikan”79
berkat ilahi yang menjadi ~ Kay Arthur
sebuah penghiburan yang

161
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

tak terucapkan ketika ia bersandar pada Tuhan dan


menunggu waktu-Nya dengan sabar. Penderitaan mungkin
menang sesaat. Tetapi pada akhirnya kebaikan, kesalehan,
dan kebenaran akan terbit. Itulah sebabnya setiap hamba
Allah patut menunggu dengan sabar, merendahkan diri,
hidup dengan setia, dan terus bersandar pada-Nya, sampai
pada akhirnya Allah akan memulihkan mereka dan
menunjukkan anugerah-Nya dalam hidup mereka.”80
Tahukah Anda, apakah yang Yusuf pelajari ketika ia
ada dalam penjara? Ia mengerti betapa besarnya Kasih
Allah kepadanya. Dalam pengalaman saya pribadi, masa-
masa krisis adalah momen di mana saya dibuat semakin
bertumbuh secara rohani. Saya yakin Anda juga mengalami
hal yang sama. Saya tidak bisa lagi menghitung berapa
banyak orang yang datang kepada saya di tengah-tengah
masalah keluarga, masalah pernikahan, masalah keuangan,
atau masalah kesehatan yang mereka sedang lalui dan
berkata: “Pak Pendeta, saya tahu bahwa Allah mengasihi
saya, dan saya selalu merasa cukup dekat dengan-Nya; tapi
saya paling merasakan kasih Tuhan yang begitu besar ketika
saya ada dalam tekanan yang berat yang harus saya lalui.”
Tim Keler menulis, “Salah satu cara utama bagi kita
untuk bertumbuh dari pengetahuan yang abstrak tentang
Allah kepada perjumpaan secara pribadi dengan-Nya
adalah melalui dapur api penderitaan . . . Orang-orang
percaya memahami banyak kebenaran doktrinal dalam
pikirannya, tetapi kebenaran-kebenaran tersebut tidak
selalu mengalir ke hatinya kecuali melalui pengalaman
dikecewakan, gagal, dan kehilangan. Ada orang di ambang
kehilangan karir dan keluarganya pernah berkata kepada

162
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

saya, ‘Secara prinsip saya tahu bahwa ‘Yesus adalah


segalanya yang kuperlukan’ untuk melalui kesusahan.
Tetapi kita tidak benar-benar tahu maknanya bahwa Yesus
adalah segalanya yang kuperlukan sampai kita mengalami
bahwa hanya tinggal Yesus saja yang kita miliki.’”81

Masalah Menyiapkan Hati Kita


untuk Melayani
Masalah juga menyiapkan hati kita untuk melayani.
Anda dapat berkata bahwa penjara adalah seminari yang
Allah persiapkan bagi Yusuf untuk mempersiapkan berbagai
macam ketrampilan yang di kemudian hari ia butuhkan ketika
memimpin bangsa Mesir. Ketika remaja, Yusuf bermimpi
tentang matahari, bulan, dan bintang-bintang yang tunduk
kepadanya (Kejadian 37:9). Ketika ia berumur tiga puluh
tahun, ia mengerti bahwa menjadi pemimpin artinya adalah
melayani orang lain. Saya terkesan dengan kepeduliannya
kepada juru minuman dan juru roti di Kejadian 40.
Yusuf sudah ada dalam penjara cukup lama, tapi ia tetap
peduli dengan kesusahan yang dialami oleh orang lain. Ia
mengamati bahwa mereka berdua sedang susah hatinya
dan ia menanyakan alasannya mengapa. Sesudah mereka
menceritakan mimpinya, Yusuf menjelaskan tentang artinya
mimpi mereka. Yusuf bisa saja memilih untuk mengasihani
diri sendiri, tetapi di sini kita membaca bagaimana ia tetap
berusaha untuk menolong orang lain. Seperti yang Paulus
katakan dalam 2 Korintus 1:4, kita sanggup menghibur
orang lain dengan penghiburan yang sama yang kita sendiri
terima dari Tuhan.

163
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Ketika kita ada dalam kesusahan, biasanya kita akan


menjadi lebih peka terhadap mereka yang ada dalam
kesusahan yang sama atau masalah yang mirip. Mereka
yang telah mengalami anugerah Tuhan di tengah-tengah
kesulitannya seringkali akan lebih mudah tergerak untuk
membagikan anugerah Tuhan tersebut kepada orang lain.
Banyak pelayanan yang muncul karena pengalaman seperti
itu. Penderitaan memunculkan hati yang mau melayani.
Bagaimana kita bisa tergerak untuk merangkul saudara kita
yang sedang mengalamai kekecewaan atau kesedihan jika
kita sendiri belum pernah mengalaminya? Kemampuan
saya untuk memahami dan menghibur mereka yang
sedang bergumul dengan kanker sama sekali berubah
sesudah saya sendiri mengalami kanker itu sendiri.
Menurut kitab Ibrani, bahkan Yesus sendiri, Anak Allah
yang telah berinkarnasi, mengalami penderitaan agar Ia
dapat turut merasakan penderitaan kita.82
Ada seorang pendeta yang pernah menjelaskan sebagai
berikut: “Kehancuran mendahului kebergunaan. Selalu
seperti itu. Siapakah yang akan tergerak untuk menghibur
orangtua yang kehilangan anaknya karena kecelakaan?
Jawabnya adalah orangtua yang pernah kehilangan
anaknya karena kecelakaan. Ketika kita melalui sesuatu
yang menyakitkan dan ketika Tuhan menghancurkan
kita, maka hal itu akan membuat kita lebih berguna bagi
orang lain dan lebih bersedia untuk dipakai. Kita menjadi
lebih mudah untuk berempati dan bersimpati, serta
mau mengulurkan tangan dan membantu orang lain.
Lakukanlah survei di antara orang-orang yang Anda kenal
dalam pelayanan, dan saya jamin Anda akan mendapati

164
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

bahwa pengalaman pahit tertentu yang mereka telah lewati


di masa lalu adalah salah satu dorongan bagi mereka untuk
melayani. Orang melayani karena tahu artinya menderita,
dan bukan karena tidak pernah mengalami penderitaan.”83
Di situlah letaknya pelajaran berharga yang dapat
dipakai untuk menguatkan hati kita. Seringkali kita
mengalami masalah karena Allah mau mempersiapkan
kita untuk menolong orang lain. Karena apa yang Anda
sedang alami saat ini, Anda akan lebih diperlengkapi
untuk menjangkau orang lain di masa yang akan datang.
Dari pengalamannya di penjara, Yusuf menjadi seorang
pelayan yang dengan setia menolong orang-orang yang
mengalami kelaparan. Dari mana ia belajar tentang hal
itu? Allah sudah pernah mematahkan hatinya di penjara
dan membentuk hati seorang hamba pada diri Yusuf.
Seorang pendeta dan penulis bernama Robert Morgan
mengamati: “Kehidupan Yusuf berpindah dari padang
rumput ke dalam lubang sumur, dari lubang sumur ke
penjara, dan dari penjara ke istana—dan dalam setiap
peristiwa itu Allah menyertainya; Ia turut bekerja dalam
segala hal untuk mendatangkan kebaikan melalui
tangan-Nya yang ajaib dan rencana-Nya yang penuh
kuasa.”84
Dengan kata lain, walaupun masalah adalah hal yang
menyakitkan ketika kita mengalaminya, tetapi masalah
akan mendatangkan kebaikan. Masalah membukakan
kesempatan yang lebih besar bagi kita, mendorong
kedewasaan rohani kita, menunjukkan integritas kita,
menghasikan kebergantungan yang sehat kepada Tuhan,
dan menyiapkan hati kita untuk melayani. Itulah hal-hal

165
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

yang terjadi pada Howard Rutledge, bekas tawanan perang


Vietnam yang saya perkenalkan di awal bab ini.
Tidak lama sesudah Rutledge ditangkap, ia mulai
mengarahkan pikirannya kepada Tuhan. Sesudah
pesawatnya tertembak, dan ia tertangkap, diarak keliling
dan dipermalukan, ia dilemparkan ke dalam ruangan
tahanan yang sempit, di mana di kemudian hari ia
menuliskan momen tersebut dengan kata-kata sebagai
berikut: “Hari itu untuk pertama kalinya saya merasa
sebatang kara sejak tertangkap. Jika saya mengingat
kembali rangkaian peristiwa pada hari itu, saya menyadari
satu hal: Sungguh sebuah mujizat jika saya tetap hidup
pada hari itu. Sebelum peristiwa itu, saya tidak banyak
memikirkan tentang Allah dari sejak saya meninggalkan
kelas Sekolah Minggu ketika masih remaja. Tapi ketika
saya terbaring di lantai, saya seperti tidak ada pilihan lain
selain berpikir tentang Tuha. . . . Pada saat terbaring itu,
saya merasakan tidak ada lagi masa depan, tetapi kemudian
Tuhan menyatakan diri-Nya dengan jelas. Ia ada di sana
menyertaiku di hadapan musuh-musuhku.”85
Sebagai tawanan perang, Rutledge mengalami siksaan
batin dan fisik yang sangat berat. Tetapi melalui itu semua,
ia belajar untuk bersandar kepada Tuhan. “Sebelum hari
itu,” ia menulis, “Saya selalu bekerja atau memakai waktu
untuk diri sendiri setiap hari Minggu dan tidak ada waktu
untuk ke gereja . . . Saya selalu sibuk, selalu ada saja yang
saya harus kerjakan, dan pergi ke gereja rasanya hanya
menghabiskan waktu saja.
“Hari itu bayangan dan suara dan bau kematian ada di
sekeliling saya. Rasa lapar untuk makan makanan rohani

166
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

jauh melebihi rasa lapar untuk sebuah daging panggang.


Hari itu saya rindu untuk lebih mengenal tentang
kehidupan kekal. Hari itu saya rindu untuk bersekutu
dengan Allah dan Kristus dan ke gereja. Tetapi di Hotel
Patah Hati, sebutan untuk penjara tawanan perang di
Vietnam Utara, di ruang tahanan sempit itu, tidak ada
pendeta, tidak ada guru sekolah Minggu, tidak ada Alkitab,
tidak ada buku pujian, tidak ada persekutuan orang-orang
percaya yang dapat membimbing dan menguatkan saya.
Saya telah mengabaikan sama sekali dimensi rohani dari
kehidupan saya. Saya harus mengalami penjara ini untuk
menyadari betapa kosongnya hidup ini tanpa Tuhan, dan
itulah sebabnya saya memaksakan diri untuk kembali
mengingat masa remaja di mana saya masih rajin ke
Sekolah Minggu di Gereja Baptis jalan Nogales, di Tulsa,
Oklahoma. Walaupun tidak ada Alkitab dan buku pujian,
saya mencoba untuk mengingat-ingat kembali isi Alkitab
dan puji-pujian dari masa kecil. Saya berusaha sekeras
mungkin untuk mengingat ayat-ayat tertentu dalam
Alkitab, kata-kata khotbah yang pernah saya dengar, kata-
kata dari lagu-lagu pujian di masa kecil, dan himne-himne
yang dinyanyikan di gereja.”86
Dalam tulisannya, ia juga menyadari bagaimana ia
telah mengecewakan keluarganya dalam hal rohani. “Saya
berhenti pergi ke gereja tidak lama sesudah menikah dan
saya sama sekali tidak peduli lagi dengan kehidupan rohani
dalam rumah tangga saja . . . Tapi hari itu, di Vietnam, saya
bertekad, seandainya saya bisa dilepaskan dari tahanan
ini, saya akan mencoba untuk mendengar, mencoba
untuk mengerti, dan mencoba untuk menunjukkan

167
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

kepemimpinan rohani dalam rumah tangga saya dan


bersama dengan keluarga saya.”87
“Saya tidak pernah berhenti untuk melakukan rutinitas
baru setiap hari,” Rutledge berkata. “Sebagian waktu saya
pakai untuk mengingat kembali ayat-ayat Alkitab. Kami
bekerja sama untuk saling melengkapi. Setiap tawanan
yang ada bersama dengan saya mengucapkan potongan-
potongan ayat Alkitab yang mereka masih ingat. Setiap
hari saya berdua untuk keluarga saya dan mengulangi
keputusan untuk kembali kepada Kristus dan pergi ke
gereja bersama-sama dengan keluarga seandainya sudah
bebas nanti. Di penjara itu saya percaya sepenuhnya
bahwa ada Tuhan yang mengasihi saya dan sedang bekerja
dalam hidup saya. Saya tidak dapat menjelaskan atau
memberikan bukti tentang iman saya yang menjadi bagian
sentral dari kekuatan saya untuk bertahan hidup. Ada
tahanan-tahanan lain yang tetap tidak percaya Tuhan. Tapi
saya merasa berbeda; dan bagi saya, iman kepada Kristus
adalah hal yang sangat penting.”88
Banyak orang menginginkan mahkota, tetapi tidak
mau salib; Paskah, tanpa Jumat Agung; berkat, tanpa
penderitaan. Tapi itu bukan cara kerja Tuhan. Baik dalam
kehidupan kita secara individu, dalam keluarga, dan dalam
gereja, Allah akan bekerja melalui masalah-masalah yang
kita hadapi dan membentuk kita menjadi lebih baik—jika
kita mau terus bersandar kepada-Nya.
Saya bisa turut merasakan tekanan hidup Anda,
jika saat ini Anda sedang menghadapi banyak masalah.
Bayangkanlah bahwa saat ini Yusuf sedang bersama
dengan Anda dan mengingatkan Anda tentang bagaimana

168
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?

Tuhan telah menolongnya. Percayalah bahwa Yesus ada di


samping Anda, dan bersandarlah kepada-Nya. Gantilah
kesedihan Anda dengan damai-Nya, dan biarkanlah Ia
mengisi hati Anda dengan kekuatan-Nya dan mengubah
jiwa Anda menjadi sekuat baja.

169
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Bab ini dibuka dan ditutup dengan cerita tentang


pilot tempur, Howard Rutledge, yang pernah menjalani
hidup sebagai tawanan perang selama beberapa tahun.
Kebanyakan dari kita tidak pernah menjadi tawanan
perang, tetapi pernahkah dalam hidup ini Anda mengalami
penderitaan yang sangat menekan Anda?

2. Yusuf memiliki pengalaman sebagai budak dan dipenjara,


tetapi barangkali pukulan yang paling berat adalah ketika ia
dilupakan oleh sang juru roti, seperti tertulis dalam Kejadian
40. Mengapakah pengalaman itu sangat mengecewakan
bagi Yusuf? Dapatkah Anda mengingat sebuah pengalaman
dalam hidup Anda sendiri di mana Anda mengalami
kekecewaan seperti yang dialami oleh Yusuf?

170
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Yusuf mendapati bahwa masalah dapat mendatangkan


kesempatan yang lebih besar. Menurut Anda, siapakah
tokoh lainnya dalam Alkitab yang mendapatkan
pengalaman yang mirip? Dapatkah Anda mengingat
sebuah masalah yang terjadi dalam hidup Anda yang
ternyata mendatangkan kesempatan yang tidak terduga?

4. Dalam bab ini kita membaca bahwa “terkadang usaha


kita untuk menolong orang lain keluar dari masalah justru
menghalangi proses pembentukan yang Tuhan sedang
kerjakan pada diri orang tersebut.” Bagaimanakah kita
dapat mengetahui kapan harus “menolong” seseorang dan
kapan harus membiarkannya mengalami kesusahan?

171
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Apakah makna frasa “kemahakuasaan Allah” bagi


Anda? Mengapakah keyakinan tersebut adalah jawaban
utama bagi bagaimana kita melihat semua masalah dalam
kehidupan ini?

“Sekarang aku dapat melihat bahwa hal-hal


yang begitu menekan dan menyusahkan bagiku
ternyata telah mendatangkan berkat-berkat yang
terbesar bagiku. Dulu aku tidak dapat melihat
tangan Tuhan ketika Ia sedang membentukku,
tetapi aku sekarang dapat melihatnya dengan jelas.
Ketika aku mengalami kesusahan, sakit, tekanan,
guncangan, dan jalan yang penuh stress, tangan
Tuhan sesungguhnya sedang menuntunku! Dan
bukankah Ia juga akan terus menuntunku?”89
~ James D. DeMarest, pendeta Reformed Belanda
abad ke sembilan belas

172
B A B T U J U H

Mengapakah Doa Kita


Tidak Dijawab?

Fanny Crosby hidup sampai usia lanjut, 94 tahun,


dan ia dikenal sebagai Ratu dari para penulis lagu-lagu
Gospel. Ia mengarang lebih dari 8000 himne, yang
semuanya lahir dari hatinya yang terdalam. Saya tidak
pernah merasa bosan membaca tentang wanita buta tapi
jenius ini, Fanny Crosby, yang juga terkenal dengan jiwanya
yang bebas, cara bicaranya yang dramatik, kerinduannya
untuk memenangkan jiwa, dan kesetiaannya dalam
pekerjaan misi. Ia meninggal kurang lebih satu abad yang
lalu, pada tanggal 12 Februari 1925, tapi lagu-lagunya
tetap kita kenang sampai hari ini, seperti “Jaminan Mulia,”
“Mulia Bagi Allah,” “Sepanjang Jalan Tuhan Pimpin,” “Aku
Ditebus,” dan “Ia Melindungi Jiwaku.”
Fanny Crosby menjadi buta dari sejak bayi akibat
kesalahan dokter pada waktu mengobati matanya yang
bengkak. Ibunya dan neneknya berdoa dengan sungguh-

173
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sungguh bagi kesembuhan matanya. Sambil berdoa, mereka


terus mencari dokter yang dapat menyembuhkan matanya
Fanny. Doa mereka tidak dijawab, tetapi di kemudian hari
Fanny memahami bahwa kondisi matanya yang buta adalah
sebuah anugerah yang terselubung dari Tuhan. Kondisinya
memaksa Fanny untuk menghafalkan sejumlah besar
ayat Alkitab, yang di kemudian hari menolongnya untuk
menghasilkan lagu-lagu pujian yang terus mengalir tanpa
henti. Ia berkata tentang dokter yang berbuat salah ketika
mengobatinya pada waktu bayi, “Seandainya hari ini saya
bertemu dengan dia, saya akan berkata berulang-ulang,
‘terima kasih, terima kasih.’”90
Suatu kali, organis terkenal, Donald Hustad,
menemukan setumpuk kertas berisi puisi dan himne-
himne tulisan Fanny yang tidak dipublikasikan. Salah
satu dari tulisan-tulisan tersebut isinya seluruhnya adalah
pujian kepada Tuhan atas berkat-berkat dari doanya yang
tidak terjawab. Judul tulisan tersebut adalah “For What His
Love Denies” (Tentang Apa yang Tidak Dijawab karena
Kasih-Nya), tertanggal 6 Januari 1899. Stanza pertama dari
pujian tersebut berbunyi:

Tuhan tidak memberikan semua yang kuminta,


Ia tak menjawab doaku;
Tetapi, Oh, cawanku penuh
dengan pujian setiap hari.
Sukacita yang tertunda
telah menyukakan kerinduan mataku,
Karena itu hatiku bersyukur
tentang apa yang Ia tidak jawab karena kasih-Nya.91

174
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

Saya sering ditanya, “Mengapa Tuhan tidak menjawab


permohonanku? Mengapa doa-doaku tidak dijawab?”
Sejujurnya, saya sendiri juga kadang bertanya-tanya
tentang hal yang sama. Dalam berbagai kesempatan di
hidup saya, saya seringkali tidak mengerti mengapa Allah
tidak berbuat apa-apa terhadap kebutuhan-kebutuhan
yang saya panjatkan dalam doa. Tapi Fanny Crosby benar;
Tuhan tahu apa yang Ia lakukan dan terkadang diam-
Nya Tuhan atau penundaan yang Allah lakukan adalah
sebuah berkat. Kita mengalami berkat Tuhan ketika Ia
mengabulkan doa kita, dan kita mengalami berkat-Nya
ketika Ia tidak menjawab.
Saya juga dikuatkan ketika menyadari banyaknya tokoh-
tokoh dalam Alkitab yang juga bergumul dengan isu yang
sama. Dalam Perjanjian Lama, Habakuk bertanya, “Berapa
lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar?”
(Habakuk 1:2). Yeremia juga bergumul, “Walaupun aku
memanggil-manggil dan berteriak minta tolong, tak
didengarkan-Nya doaku” (Ratapan 3:8). Ayub berkata,
“Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku!” (Ayub 31:35).
Daud menulis, “Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang,
tetapi Engkau tidak menjawab” (Mazmur 22:2).
Ketika kita beralih dari Perjanjian Lama ke Kitab-kitab
Injil, kita juga menemukan sebuah pola yang sama—Yesus
tidak selalu mengabulkan permintaan orang-orang. Dalam
pelayanan-Nya, Tuhan Yesus tidak selalu berkata “Ya”
kepada orang-orang yang memohon pertolongan. Cukup
menarik untuk melihat berapa sering Ia berkata “Tidak.”
Ingatkah Anda tentang kisah dua orang bersaudara,
Yakobus dan Yohanes, yang dibantu oleh ibu mereka,

175
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

ketika mereka memohon untuk dapat duduk di samping


kiri dan kanan dari Tuhan Yesus di dalam Kerajaan-Nya
yang kekal nanti? Mereka tidak mengerti apa yang mereka
minta, dan Tuhan tidak mengabulkan permintaan mereka
(Matius 20:20-23). Di kesempatan yang lain, ada seseorang
yang bertanya kepada Yesus, “Guru, katakanlah kepada
saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Yesus
menjawab, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku
menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” kemudian Ia
melanjutkan dengan mengingatkan para pendengar-Nya
agar waspada terhadap ketamakan (Lukas 12:13-15).
Ketika Marta meminta Yesus untuk menyuruh Maria
menolongnya menyiapkan makanan, Yesus tidak mau
melakukannya. “Tetapi hanya satu saja yang perlu,” Yesus
menjawab, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang
tidak akan diambil dari padanya” (Lukas 10:38-42).
Ketika sekelompok orang Farisi dan ahli Taurat meminta
tanda dari Yesus, Ia juga tidak mengabulkan permintaan
mereka; bahkan dengan keras Ia berkata, “Angkatan yang
jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi
kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda
nabi Yunus” (Matius 12:39). Di bagian berikutnya dalam
pasal yang sama, ibu dan saudara-saudara Yesus datang
dan meminta untuk bertemu dengan-Nya. Sekali lagi,
Yesus juga menolak (Matius 12:48-50).
Salah satu jawaban “Tidak” yang paling menarik adalah
jawaban Yesus kepada orang yang baru saja Ia sembuhkan
dari kerasukan setan. Orang yang baru saja dilepaskan dari
kerasukan tersebut ingin mengikut Yesus dan menemani-
Nya keliling bersama-sama dengan murid-murid yang

176
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

lain. Tetapi Yesus memiliki rencana lain bagi orang tersebut


dan itulah sebabnya Ia berkata “Tidak.” “Pulanglah ke
rumahmu,” Ia berkata, “dan ceritakanlah segala sesuatu
yang telah diperbuat Allah atasmu” (Lukas 8:39).
Jika kita perhatikan contoh-contoh di atas, ada sebuah
pelajaran yang sangat berharga. Tuhan kita selalu tahu apa
yang terbaik bagi kita. Ia tahu masa depan kita; Ia tahu apa
yang akan kita hadapi di masa yang akan datang; Ia tahu
kekuatan dan kelemahan kita; dan Ia tahu rencana-Nya yang
sempurna bagi kita. Seringkali keinginan-keinginan kita
bukanlah yang terbaik bagi kita, dan itulah sebabnya Tuhan
berbaik hati dengan berkata “Tidak” atau “Tunggu dulu.”
Namun demikian, mungkin juga bahwa alasan doa kita
tidak dikabulkan adalah karena diri kita sendiri. Seluruh
sisa dari bab ini akan saya fokuskan pada topik tersebut.
Seringkali doa-doa kita tidak dikabulkan karena ada yang
salah pada diri kita. Saya sudah mempelajari isi Alkitab
tentang topik ini, dan saya menemukan sejumlah ayat
yang akan menolong kita menjawab pertanyaan di bagian
awal dari bab ini: Mengapakah doa-doaku tidak dijawab?
Kadang-kadang alasannya adalah karena Tuhan tahu yang
lebih baik daripada apa yang kita pikirkan; tetapi kadang-
kadang alasannya adalah karena ada sesuatu pada diri kita
yang menghalangi doa-doa kita.
Dr. J. Oswald Sanders menulis, “Ketika seorang
pebisnis ulung mendapati bahwa bisnisnya mengalami
kerugian, maka ia akan menarik sahamnya, memeriksa
pembukuannya, mencari penyebab kerugiannya, dan
mengambil langkah-langkah penting untuk memperbaiki
situasinya. Bukankah seharusnya kita lebih berhikmat

177
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

dalam mengevaluasi kehidupan rohani kita? Apakah kita


pernah mengambil waktu dan dengan jujur memeriksa
diri kita sendiri? Apakah kita hanya akan menerima begitu
saja ketika doa-doa kita tidak dikabulkan? Apakah cukup
untuk secara rohani kita berkata, ‘Yah mungkin memang
bukan kehendak Tuhan’? Atau kita dengan berani dan
jujur bertanya tentang diri kita sendiri.”92
Mari kita belajar untuk menjadi pengamat yang baik
dalam hal doa dan dengan jujur bertanya kepada diri kita
sendiri, karena mungkin ada sesuatu pada sikap kita atau
kebiasaan hidup kita yang menghalangi Tuhan untuk
mengabulkan doa-doa kita dengan leluasa. Ada beberapa
bagian dalam Alkitab di mana Tuhan dengan tegas
berkata bahwa dalam situasi-situasi tertentu Ia tidak akan
mengabulkan doa-doa kita.

Doa Kita Tidak Dijawab Karena Doa Tersebut


Belum Kita Panjatkan
Salah satu alasan yang paling jelas mengapa doa kita
tidak dikabulkan adalah karena kita tidak menyampaikan
permohonan dalam doa-doa kita. Dalam bukunya yang
sangat menarik Master Secrets of Prayer (Menguasai
Rahasa Berdoa), Cameron V. Thompson menulis, “Surga
penuh sesak dengan jawaban-jawaban untuk doa-doa yang
tidak pernah dipanjatkan.”93 Beberapa tahun yang lalu saya
pernah berkhotbah tentang topik ini di Gereja Komunitas
Shadow Mountain. Tim drama di gereja kami menyiapkan
sebuah drama singkat sebelum khotbah. Panggung gereja
didekor sebagai ruangan di surga dengan sejumlah lemari
arsip yang diletakkan di sepanjang tembok. Seseorang

178
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

yang baru saja sampai ke surga masuk ke ruangan itu dan


bertanya tentang lemari-lemari arsip tersebut. Orang itu
diberitahu bahwa ada sebuah lemari dengan namanya
pada lemari tersebut. Ketika ia bertanya apa isi lemari
tersebut, ia mendapati bahwa lemari itu penuh dengan hal-
hal yang Allah mau berikan kepadanya tetapi tidak pernah
diberikan karena ia tidak pernah memintanya.
Dalam buku Cameron Thompson tentang doa,
penulis mengamati bagaimana kita bisa membaca melalui
ratusan tahun sejarah dalam Alkitab tanpa ada satu pun
permohonan doa yang dipanjatkan. Misalnya, sembilan
pasal pertama dari kitab 1 Tawarikh memberikan kepada
kita daftar silsilah yang panjang yang mencakup jangka
waktu yang sangat luas, dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dan di tengah-tengah silsilah tersebut diselipkan
tentang seseorang yang memanjatkan sebuah doa yang
sangat spesifik: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya:
‘Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan
memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai
aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga
kesakitan tidak menimpa aku!’ Dan Allah mengabulkan
permintaannya itu” (1 Tawarikh 4:10).
Banyak dari kita hidup jauh di bawah level yang
sebenarnya Tuhan kehendaki bagi kita. Ia memiliki sebuah
gudang yang penuh dengan hal-hal yang siap untuk
diberikan kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Tapi
seringkali kita tidak menerima karena kita tidak meminta.
Mengapa kita tidak menaikkan permohonan kita
kepada Allah? Kadang alasannya semata-mata adalah
karena kita tidak ada waktu untuk berdoa. Kita terlalu sibuk

179
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

dengan hal-hal yang lain. Belum lama ini Departemen


Tenaga Kerja di Amerika Serikat menerbitkan survei
tentang waktu yang dipakai dalam bekerja, yang isinya
menunjukkan bagaimana orang-orang di Amerika, di
semua lima puluh negara bagian, memakai waktu mereka
di tahun 2013; tahun di mana survei tersebut dilakukan.
Secara rata-rata, orang-orang di Amerika memakai 43
menit setiap hari untuk interaksi sosial. Para pekerja rata-
rata bekerja 7,6 jam per hari. Mereka menonton televisi 2,8
jam per hari, dan 8,74 jam untuk tidur, serta 40 menit per
hari untuk mandi, berdandan, dan sebagainya.
Berapa banyakkah waktu yang rata-rata orang Amerika
pakai untuk berdoa setiap hari? Dari Senin sampai Jumat,
rata-rata waktu untuk berdoa adalah 5 menit per hari. Hari
Sabtu rata-ratanya naik menjadi 7 menit, dan hari Minggu,
32 menit.94
Saya harap pembaca berdoa lebih dari lima menit dalam
sehari; tapi dalam kenyataannya kebanyakan orang Kristen
menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi
(dan bahkan untuk berdandan) daripada untuk berdoa.
Dengan kata lain, kita bukan hanya telah melupakan apa
yang disampaikan dalam lirik lagu pujian kuno tentang
“Indahnya Berdoa,” tetapi juga bagaimana berdoa.
Semoga pembaca tidak salah mengerti. Maksud saya
bukan berarti bahwa kita harus selalu mengambil waktu
untuk berlutut selama enam puluh menit per hari; kita
semua punya tugas dan kesibukan masing-masing. Tetapi
sangat penting untuk kita menambahkan doa ke dalam
jadwal kesibukan kita sehari-hari dan mengambil waktu
untuk bersekutu dengan Tuhan. Daniel berdoa tiga kali

180
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

sehari (Daniel 6:10), di mana di dalam waktu-waktu


tersebut ia memanjatkan kebutuhan-kebutuhan yang
spesifik (lihat Daniel 9:3-19).
Sangat penting untuk kita berdoa secara spesifik. Ada
waktunya untuk kita berdoa secara umum, tetapi jika
kita ingin jawaban yang spesifik, maka kita juga perlu
menaikkan doa-doa yang spesifik. Burleigh Law, seorang
pilot dan misionaris di Congo, suatu kali terjebak di
tengah-tengah badai yang dahsyat ketika menerbangkan
pesawatnya. Ia kehilangan arah akibat awan dan guntur
yang hebat di sekelilingnya. Sesekali awan terbuka sedkit
dan ia dapat melihat langit biru dari kejauhan. Ia berusaha
sekuat tenaga mengarahkan pesawatnya pada celah-celah
di awan tersebut. Akhirnya samar-samar ia melihat sebuah
landasan kecil, dan ia berhasil mendarat darurat di sebuah
pulau kecil. Tiba tiba sebuah kendaraan dengan kencang
menghampiri pesawatnya. Lalu seorang perawat lari ke
arahnya dan berkata, “Saya tidak tahu Anda dari mana,
tetapi saya tahu Anda adalah jawaban doa kami.”
Rupanya sepasang misionaris telah terisolasi cukup lama
di pulau kecil tersebut. Jalanan sudah tidak dapat dipakai lagi
dan semua jembatan telah rubuh. Istri dari misionaris tersebut
sedang dalam kondisi demam yang cukup parah. Pagi itu
orang-orang Kristen di pulau kecil tersebut berkumpul dan
dengan sungguh-sungguh berdoa bagi datangnya pertolongan.
Mereka secara spesifik memohon agar Tuhan entah bagaimana
caranya mengirim seseorang untuk menolong mereka.
Sebagai jawabannya, Tuhan mengatur badai di udara dan
mengarahkan pesawat kecil yang dikemudikan oleh Burleigh
Law ke tempat yang terpencil tersebut.95

181
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Ketika Anda sedang


“Tragedi terbesar dalam mengahadapi masalah,
hidup ini bukanlah doa yang berdoalah, dan berdoalah
tidak dikabulkan, tetapi doa secara spesifik. Tetapi
yang tidak dipanjatkan.” 96 ketika Anda sedang tidak
~ F. B. Meyer
menghadapi masalah pun,
tetaplah berdoa. Berdoalah
ketika Anda merasa perlu maupun ketika Anda merasa
tidak perlu. Berdoalah secara luas dan berdoalah untuk
hal-hal yang spesifik. Tuhan suka melepaskan kita menurut
cara dan waktu-Nya melalui doa-doa kita.

Doa Kita Tidak Dijawab Karena Dosa


yang Tidak Kita Akui
Halangan lain bagi doa-doa kita adalah dosa yang tidak
diakui. Mazmur 68:18 menjelaskannya sebagai berikut:
“Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan
tidak mau mendengar.” Perhatikanlah bahwa ayat ini tidak
berkata, “Jika aku berdosa, tentulah Tuhan tidak akan
mendengar.” Kita semua berdosa, dan dalam hati kita
selalu ada dosa setiap hari. Mengakui dosa adalah bagian
penting dari kehidupan doa yang sehat.
Kita sebenarnya tahu bahwa jika ada dosa yang kita
sembunyikan dan tidak kita akui, maka dosa itu akan
menghambat dan menghalangi jawaban doa. Mereka yang
memiliki “niat” jahat dalam hatinya biasanya mencari-cari
alasan untuk menyembunyikan dosa. Memiliki niat jahat
dalam hati biasanya akan mendorong kita untuk berdalih,
mentoleransi dosa, dan menutup-nutupi. Dosa yang
dipelihara dalam hati bukan lagi sebuah kondisi berdosa,

182
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

tetapi sebuah perasaan suka terhadap dosa. Perasaan itulah


yang menghalangi kehidupan doa kita. Doa yang Tuhan
suka dengar adalah doa seperti yang digambarkan dalam 1
Yohanes 1:9: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
John Bunyan, pengarang buku The Pilgrim’s Progress
(Perjalanan Seorang Musafir), berkata, “Doa akan membuat
seseorang berhenti dari berdosa, atau sebaliknya, dosa
akan menggoda seseorang untuk berhenti dari berdoa.”
Doa semacam di atas adalah doa yang diajarkan
di seluruh Alkitab; kita tidak menjumpainya hanya di
Mazmur 66:18

• “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa


orang benar didengar-Nya.”—Amsal 15:29

• “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak


mendengarkan hukum, juga doanya adalah
kekejian.” —Amsal 28:9

• Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk


berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan
sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan
mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan
darah.”—Yesaya 1:15

• “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang


panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-
Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi
yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu

183
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia


menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia
tidak mendengar, ialah segala dosamu.”
—Yesaya 59:1-2

• “Sesudah itu datanglah kepadaku beberapa orang


dari tua-tua Israel dan duduk di hadapanku. Maka
datanglah firman TUHAN kepadaku: ‘Hai anak
manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhala
mereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan
mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka
ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka
meminta petunjuk dari pada-Ku?’”
—Yehezkiel 14:1-3

• “Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang


benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka
yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang
orang-orang yang berbuat jahat.”—1 Petrus 3:12

Ketika atlit sepeda, Lance Armstrong, mengakui memakai


doping, koran USA Today memuat sebuah artikel yang
mengusulkan tentang apa yang Armstrong harus lakukan
untuk memulihkan nama baiknya di mata publik. Penulis
artikel itu berkata: “Ia harus bertobat—atau menunjukkan
pertobatannya” dalam empat tahap: Pengakuan (“Saya
telah melakukannya”); Penyesalan (“Saya menyesal telah
melakukannya”); “Pertobatan” (“Saya berjanji tidak akan
berbuat itu lagi”); dan Penebusan (“Saya akan menjadi
orang yang lebih baik”).97 Bagi para selebritis pada zaman
sekarang, mereka sebenarnya tidak benar-benar tertarik

184
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

dengan pengakuan dosa atau pertobatan. Mereka lebih


tertarik dengan sekedar menyelamatkan nama baik dan
manipulasi melalui media. Itulah sebabnya cukup menarik
bahwa artikel tersebut mengandung kebenaran Alkitab.
Tuhan juga menghendaki kita menjalani pengakuan,
penyesalan, pertobatan, dan penebusan sebagai bagian
dari proses pemulihan. Dan untuk memulihkan kehidupan
doa kita hingga pada level maksimal, penting sekali bagi
kita untuk mengenal proses bagaimana menangani dosa
dan bagaimana berjalan bersama Allah. Alkitab berkata,
“Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia
ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan
seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa” (1 Yohanes 1:7,
menurut konteksnya, “persekutuan seorang dengan yang
lain” merujuk kepada Allah dan kita). Belajarlah berdoa
seperti yang Yesus telah ajarkan: “Ampunilah kami akan
kesalahan kami” (Matius 6:12).
Lebih dari seratus tahun yang lalu, seorang mahasiswa
di Wales bernama Evan Roberts merasakan dorongan bagi
adanya sebuah kebangunan rohani. Ketika ia kembali ke
kotanya di Loughor, ia berkhotbah kepada tujuh belas orang,
dan khotbahnya berisi empat poin: (1) Akuilah semua
dosa di hadapan Allah dan tinggalkan semua kejahatan;
(2) matikan semua rasa ragu di hati; (3) taatilah Roh Kudus
sekarang juga; (4) tunjukkan iman kepada Kristus secara
terbuka. Seminggu kemudian, enam puluh orang berhasil
dipertobatkan. Dalam waktu tiga bulan, gereja-gereja di
Wales mengalami penambahan sebanyak 100.000 orang.
Kebangunan rohani itu menyebar ke berbagai tempat di

185
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

seluruh dunia, dan tahun-tahun antara 1904 dan 1911


adalah masa yang diingat sebagai tahun-tahun terakhir
di mana dunia sungguh-sungguh mengalami sebuah
kebangunan rohani global.98

Doa Kita Tidak Dijawab Karena


Kita Kurang Percaya
Ini adalah penghalang lainnya bagi doa—kurang percaya.
Kitab yang praktis, Kitab Yakobus, mengingatkan kita
untuk meminta hikmat dari Tuhan. “Hendaklah,” kitab
ini mengingatkan, “ia memintanya dalam iman, dan
sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang
sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan
kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah
mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam
hidupnya” (Yakobus 1:6-8).
Yesus berkata dalam Markus 11:23-24, “Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada
gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut!
Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang
dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi
baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang
kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Alkitab berkata bahwa kita tidak sungguh-sungguh
menyenangkan hati Tuhan jika kita bimbang. Mereka yang
datang kepada Tuhan harus percaya bahwa Ia ada dan
bahwa Ia akan memberkati mereka yang dengan tekun
mencari-Nya (lihat Ibrani 11:6).

186
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

Kadang-kadang hal ini memang tidak mudah untuk


kita praktikkan. Kita tidak selalu yakin bahwa Tuhan akan
menjawab doa kita. Ada pengkhotbah-pengkhotbah tertentu
yang mengajarkan pendekatan “Sebutkan dan klaim” untuk
meyakinkan kita bahwa kita bisa memperoleh apa saja yang
kita mau jika kita benar-benar beriman. Tetapi sebenarnya
ajaran Alkitab adalah, “Dan inilah keberanian percaya kita
kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau
kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja
yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah
memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-
Nya” (1 Yohanes 5:14, 15, penekanan ditambahkan).
Perikop 1 Yohanes ini menekankan pentingnya iman
(“inilah keberanian percaya kita . . . jikalau kita tahu . . . maka
kita juga tahu”). Tetapi ayat ini juga menekankan pentingnya
berdoa “menurut kehendak-Nya.” Alkitab mengajarkan kita
berdoa, “Jadilah kehendak-Mu” (Matius 6:10). Yakobus
mengajarkan agar kita menambahkan kata-kata berikut ini
dalam permohonan kita: “Jika Tuhan menghendakinya . . . ”
(Yakobus 4:15).
Dengan kata lain, Alkitab menekankan keseimbangan.
Kita harus berdoa dengan iman, tetapi kita juga harus
berdoa menurut kehendak Allah atau sedemikian rupa
sehingga kita mau taat pada kehendak-Nya dalam semua
situasi. Sebagai contoh, Anda berdoa memohon sebuah
mobil. Jika Anda percaya, apakah dengan meminta
kepada Tuhan maka Anda pasti akan mendapatkannya?
Katakanlah alasan Anda meminta sangat terpuji, yaitu
untuk antar-jemput orang ke gereja atau membantu mereka

187
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

yang membutuhkan transportasi. Atau mungkin alasannya


adalah karena Anda memang butuh sebuah kendaraan.
Apakah “doa dengan iman” akan dengan sendirinya
mewujudkan permohonan Anda?
Doa dengan iman yang benar mestinya akan berkata:
“Tuhan, saya membutuhkan sebuah mobil, dan jika hal
itu adalah sesuai dengan kehendak-Mu, aku percaya
Engkau sanggup mengabulkannya. Tidak ada yang
mustahil bagi-Mu. Tetapi jika hal itu tidak sesuai dengan
kehendak-Mu, aku akan mentaati apapun jawaban-Mu.
Pada dasarnya Engkau tahu kebutuhanku, itulah sebabnya
aku menyampaikan keinginanku dan kebutuhanku dan
percaya bahwa Engkau tahu yang terbaik.”
Siapa tahu bahwa kehendak Tuhan bagi Anda memang
mencakup sebuah mobil bagi Anda; tapi betapa indahnya
untuk tahu bahwa, apa pun jawabannya, Tuhan itu peduli
dengan semua kebutuhan hidup kita dan Ia memiliki
rencana yang sempurna atas hidup kita. Kita memiliki
kesempatan yang sangat besar, setiap kali kita berdoa,
untuk mempraktikkan keseimbangan antara berdoa
dengan iman dan dengan kerinduan untuk mentaati
kehendak Allah. Kehidupan doa kita akan lebih terbantu
jika kita belajar untuk berdoa dengan seimbang: “Tuhan,
aku perlu ini; aku mau ini; aku mau jawabannya begini;
aku merindukan jalan keluar bagi masalah ini. Namun
demikian, aku juga mau berdoa seperti Yesus berdoa,
jadilah semuanya menurut kehendak-Mu. Aku percaya
bahwa Engkau tahu yang terbaik.”
Kita harus senantiasa mendasarkan doa-doa kita pada
keseimbangan antara situasi kehidupan kita dan keyakinan

188
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

akan kehendak Allah. Itulah artinya “berdoa dengan iman.”


Jangan berdoa, “Kiranya kehendak-Mu berubah,” tetapi
berdoalah “Jadilah kehendak-Mu.”

Doa Kita Tidak Dijawab Karena


Motif yang Tidak Benar
Halangan lainnya bagi doa adalah motivasi-motivasi yang
tersembunyi dalam hati kita. Bagi saya, hal ini cukup sulit
karena kita tidak dapat melepaskan diri dari motivasi-
motivasi dalam diri kita. Kita sering berbuat baik untuk
alasan-alasan yang egois, dan kita seringkai meminta
kepada Tuhan karena motivasi-motivasi yang tidak mulia.
Kembali pada ayat yang sudah dikutip di atas, Yakobus
berkata: “Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu
tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak
menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang
kamu minta itu hendak kamu habiskna untuk memuaskan
hawa nafsumu” (Yakobus 4:2-3). Dalam versi Alkitab
berbahasa Inggris, The Voice, ayat ini diterjemahkan:
“Walaupun kamu memintanya, kamu tidak menerimanya
karena motivasimu salah—karena kamu hanya mau
memuaskan keinginanmu sendiri.”
Saya pernah membaca tentang sekelompok orang
Kristen yang mengadakan sebuah pertemuan. Di luar
auditorium di mana mereka bertemu, terpampang sebuah
moto, “HANYA YESUS.” Tetapi angin kencang meniup
tiga huruf dari moto tersebut sehingga tulisannya menjadi
“HANYA . . . US [Kita].” Seperti tulisan tersebut, kita
seringkali mungkin berpikir bahwa kita sedang melakukan

189
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sesuatu bagi Yesus, tetapi sebenarnya yang kita lakukan


adalah untuk us, untuk kita sendiri.
Salah satu tantangan utama dalam berdoa adalah
bagaimana kita bisa menaikkan permohonan dengan
motivasi yang benar dan murni, yang mengutamakan
kemuliaan Allah dan nama-Nya dalam segala sesuatu yang
kita ingini dan yang kita lakukan. Barangkali salah satu
strategi yang terbaik adalah seperti yang tertulis dalam
Mazmur 37:4, “Dan bergembiralah karena TUHAN; maka
Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan
hatimu.” Kita bisa melakukan instrospeksi diri untuk
melihat motivasi-motivasi doa kita—dan kadang-kadang
hal itu memang perlu—tetapi cara terbaik untuk berdoa
dengan benar adalah dengan bergembira karena Tuhan.
Jangan hanya melihat ke dalam diri sendiri; lihatlah ke
atas. Bergembiralah dalam Firman-Nya. Bergembiralah
karena penyertaan-Nya. Bergembiralah karena janji-janji-
Nya. Bergembiralah karena apa yang Ia sudah perbuat.
Bergembiralah karena Yesus ada dalam hati kita; dan ketika
kita berdoa, bergembiralah karena Dia.
Hal itu tidak berarti bahwa kemudian kita tidak dapat
meminta kepada Tuhan tentang hal-hal yang kita inginkan.
Kita masih tetap boleh meminta makanan kita untuk hari
ini. Tetapi betapa lebih indahnya jika kita bisa bergembira
karena Si Pemberi, lebih daripada karena apa yang Ia beri,
seperti juga yang tertulis dalam 1 Korintus 10:31: “Jika
engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu
untuk kemuliaan Allah.”

190
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

Seorang penulis menjelaskannya demikian: “Kita


harus ingat bahwa yang menjadi kepedulian Tuhan yang
utama bukanlah agar tim kita menang pertandingan bola,
tetapi agar Ia sendiri dimuliakan melalui pertandingan
bola tersebut. Kepedulian-Nya yang utama bukanlah agar
kita semua memiliki kesehatan yang sempurna, tetapi
agar kita memakai kesehatan kita untuk kemuliaan-
Nya. Kepedulian-Nya yang utama bukanlah agar kita
mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi . . . tetapi
agar kita memuliakan Dia melalui semua pemberian-
Nya. Kepedulian-Nya yang utama adalah agar kita selalu
dibungkus dengan kemuliaan-Nya apa pun situasi yang
sedang kita hadapi. Saya percaya Tuhan senang memberi
bahkan hal yang terkecil kepada anak-anak-Nya, tetapi kita
harus selalu menjaga kemurnian motivasi hati kita ketika
kita meminta. . . . Alkitab dengan gamblang mengajarkan
bahwa banyak orang tidak menerima apa yang mereka
minta karena mereka meminta untuk alasan-alasan yang
tidak benar.”99

Doa Kita Tidak Dijawab Karena Konflik-konflik


yang Belum Diselesaikan
Apakah ada alasan lain mengapa doa kita seringkali tidak
dikabulkan? Ya, menurut Alkitab doa-doa kita seringkali
tidak dikabulkan karena konflik yang belum diselesaikan.
Markus 11:25 berkata, “Dan jika kamu berdiri untuk
berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu
dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu
yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”

191
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Yesus menyampaikan pesan yang sama dalam Khotbah


di Bukit: “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan
persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan
sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan
pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali
untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Matius
5:23-24).
Tuhan menyatakan dengan jelas melalui Firman-Nya
bahwa Ia menerima kita semata-mata karena apa yang Ia
lakukan bagi kita di Kalvari dan karena iman kita kepada
Anak-Nya yang Tunggal sebagai satu-satunya pengharapan
keselamatan kita. Tetapi Tuhan juga menyatakan dengan
jeals dalam Firman-Nya bahwa hubungan kita dengan
orang lain berdampak besar pada doa-doa kita. Jika kita
telah menyakiti hati seseorang, kita perlu memperbaiki
hubungan tersebut lebih dulu—atau paling tidak
mencoba—karena jika tidak hal itu akan menghalangi
doa-doa kita. Jika orang lain telah menyakiti kita, kita
harus bisa mengampuninya sehingga kepahitan dalam hati
kita tidak akan menjadi penghalang bagi doa-doa kita.
Izinkan saya bertanya seterus terang mungkin:
Apakah Anda telah menyakiti hati seseorang dan Anda
belum mencoba untuk memperbaiki hubungan tersebut?
Atau apakah Anda sedang merasakan sakit hati terhadap
seseorang? Seseorang dapat menyakiti hati kita, bahkan rasa
sakit yang sangat dalam. Kita dapat membawa kepahitan
tersebut selama bertahun-tahun, tetapi kita sendirilah yang
akan mengalami kerugian karena hal itu akan menjadi
penghalang bagi doa-doa kita. Mintalah kepada Tuhan

192
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

untuk memberi Anda sebuah hati yang bisa mengampuni,


dan berdoalah dengan hati yang murni dan bersih.

Doa Kita Tidak Dijawab Karena Hati Kita


Tidak Peduli dengan Sesama
Pada waktu saya menyelidiki hal-hal yang menghalangi
doa-doa kita, saya mendapati bahaya lain seperti yang
tertulis dalam Amsal 21:13: “Siapa menutup telinganya
bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban,
kalau ia sendiri berseru-seru.”
Rasul Yohanes juga mengingatkan tentang hal yang
sama, “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat
saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu
hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah
dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita
mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi
dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita
ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula
kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, sebab
jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada
hati kita serta mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku
yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita
mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan
apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-
Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat
apa yang berkenan kepada-Nya” (1 Yohanes 3:17-22).
Kita semua terpanggil untuk melepaskan dunia dari
bencana kelaparan. Tetapi ayat di atas mengingatkan kita
pentingnya peduli kepada orang-orang di sekitar kita yang
membutuhkan pertolongan. Jika ada orang yang kita dapat

193
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

tolong, tapi kita mengabaikan mereka—atau kita tidak


peduli sama sekali—maka kita melanggar persekutuan kita
dengan Allah dan hal itu akan menghalangi jawaban-Nya
bagi doa-doa kita.

Doa Kita Tidak Dijawab Karena


Pernikahan yang Tidak Sehat
Saya ingin menutup bab ini dengan sebuah ayat yang
menarik yang berikaitan dengan topik yang sedang kita
bicarakan. Ayat tersebut mengingatkan kita bahwa hal lain
yang menghalangi doa-doa kita adalah ketika kita tidak
peduli dengan pasangan kita. Alkitab berkata, “Demikian
juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka
sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan,
supaya doamu jangan terhalang” (1 Petrus 3:7). Di ayat-ayat
sebelumnya dari 1 Petrus 2, Petrus menasihati istri-istri agar
menghormati dan mendukung suami-suami mereka.
Sebagai seorang suami, seandainya saya tidak memiliki
hubungan yang baik dengan istri saya, Donna, maka hal itu
akan menghalangi kemampuan saya untuk berdoa secara
efektif. Saya rasa Tuhan Yesus juga menyinggung masalah
ini ketika Ia berpesan dalam Matius 18:19-20: “Dan lagi
Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di
dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan
mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam
Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Jika
kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk membina
persekutuan yang baik dengan orang yang paling dekat

194
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

dengan kita—mengasihinya dan memenuhi semua


kebutuhannya—maka hubungan yang harmonis itu juga
akan terbawa ke dalam kehidupan doa kita. Sulit rasanya
jika kita bertengkar dengan pasangan kita, lalu saat itu juga
kita harus mengikuti persekutuan doa!
Bayangkanlah kehidupan pernikahan Anda seperti
arus listrik yang masuk ke dalam rumah kita. Kebutuhan
kita sehari-hari bergantung pada arus listrik yang lancar,
supaya lemari es kita tetap dingin dan pemanas tetap
menghangatkan ruangan, serta lampu-lampu dapat
menyala. Tapi kadang-kadang ada pohon tumbang yang
memutuskan kabel listri dan arus listrik pun terhambat.
Terkadang angin kencang merusak trafo listrik dan
memadamkan lampu di rumah. Semua hal dalam rumah
kita menjadi kacau jika kita rumah kita tidak mendapatkan
arus listrik.
Pernah ada seseorang yang bertanya kepada pendeta
Bill Hybels tentang mengapa Tuhan tidak menjawab
doanya. Bill Hybels menjawab dengan mengutip kata-kata
temannya, yang adalah juga seorang pendeta:

• Jika permintaan kita salah, maka Allah menjawab;


Tidak

• Jika permintaan kita waktunya tidak tepat, maka


Allah menjawab: Tunggu

• Jika kita hidup tidak benar, maka Allah menjawab:


Bertumbuhlah

• Tapi jika permintaan kita benar, waktunya tepat, dan


kita hidup benar, maka Allah menjawab: Terjadilah!100

195
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Kita membutuhkan persekutuan yang baik dengan


Tuhan; dan jika kehidupan doa kita terhalangi karena
alasan apapun juga, kita perlu segera memperbaikinya.
Dalam bab ini, saya sudah menunjukkan ayat-ayat yang
penting tentang alasan-alasan yang dapat menghambat
doa-doa kita. Pakailah ayat-ayat tersebut sebagai sebuah
daftar pengingat bagi Anda secara pribadi. Kita tidak
mendapatkan jawaban yang kita minta dari Tuhan
mungkin karena . . .

• Kita tidak meminta

• Kita menyembunyikan dosa

• Kita ragu

• Kita memiliki motivasi yang tidak baik

•K
 ita memiliki konflik-konflik yang belum
diselesaikan

• Kita tidak memiliki hati yang peduli terhadap sesama

•K
 ita tidak memiliki hubungan yang harmonis
dengan pasangan kita.

Adakah satu atau dua hal dari daftar di atas yang sedang
Anda alami? Mazmur 86:5 berkata, “Sebab Engkau, ya
Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih
setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.” Kita
semua mau agar doa kita didengar dan dijawab. Kita ingin
selalu memiliki komunikasi yang lancar dengan Takhta
Anugerah Tuhan, dan kita ingin menjalani kehidupan
dengan doa-doa yang dijawab oleh Tuhan.

196
Mengapakah Doa Kita Tidak Dijawab?

Beberapa tahun yang lalu, saya menulis dalam buku


Prayer: The Great Adventure (Doa: Sebuah Pengalaman
yang Luar Biasa) sebagai berikut:

Dari bagian awal Alkitab sampai bagian akhir,


kita melihat bukti-bukti yang kuat tentang Allah
yang menjawab doa. Hal-hal yang kita pikir
mustahil, Allah sanggup melakukannya ketika
umat-Nya berdoa. Doa sudah mengalahkan api
dan bumi dan air. Doa membuka Laut Merah.
Doa membuat air terpancar dari batu dan roti
turun dari surga. Doa membuat matahari berhenti
sejenak. Doa menurunkan api dari langit untuk
membakar persembahan Elia. Doa mengalahkan
tentara musuh dan menyembuhkan penyakit. Doa
membangkitkan orang mati. Doa membuka jalan
bagi pertobatan jutaan orang.

Ketika kita berdoa, kita mendekatkan diri kepada


kehendak Allah dan menimba kuasa-Nya yang
Mahabesar. Karena kita berdoa, maka Allah bekerja
melalui kita menurut cara-cara yang ajaib . . . Allah
telah menetapkan bahwa Ia akan memakai doa-doa
umat-Nya untuk menggenapi tujuan-Nya di bumi
ini. . . . Jika kita menghendaki semua berkat yang
Tuhan sudah sediakan bagi kita, maka kita harus
mau berdoa.101

197
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Dapatkah Anda mengingat saat-saat di mana Anda


merasa kecewa dengan jawaban doa dari Tuhan atau
karena Tuhan sepertinya tidak menjawab permohonan
yang Anda rasa penting bagi Anda? Jika Anda renungkan,
dapatkah Anda menganalisa mengapa permohonan Anda
tidak dijawab seperti yang Anda inginkan?

2. Dalam bab ini kita belajar bahwa ada banyak doa yang
kita tidak panjatkan, dan karena itu kita tidak mendapatkan
jawaban dari Tuhan. Kita mungkin terlalu sibuk dan tidak
ada waktu untuk berdoa, padahal seharusnya “Kita terlalu
sibuk untuk tidak berdoa.” Seperti apakah kehidupan
doa Anda sehari-hari? Hal-hal apa saja yang Anda dapat
lakukan untuk meningkatkan kehidupan doa Anda? Hal-
hal apa saja yang Anda dapat lakukan untuk menyediakan
lebih banyak waktu untuk berdoa?

198
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Bacalah Mazmur 139:23-24. Bagaimanakah ayat-ayat ini


dapat menolong Anda dalam menghadapi dosa-dosa yang
Anda sembunyikan?

4. Bagian manakah dari kehidupan Anda yang paling


sulit Anda serahkan kepada Tuhan dan berkata, “Bukan
kehendakku, tetapi kehendak-Mu yang terjadi”?

199
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Amatilah relasi Anda dengan orang lain. Apakah Anda


memiliki hubungan yang perlu Anda perbaiki dengan
seseorang? Apakah ada orang yang Anda perlu ampuni? Jika
Anda menikah, apakah situasi pernikahan Anda menolong
atau menghalangi doa-doa Anda? Apakah doa-doa Anda
mencerminkan kualitas hubungan Anda dengan orang lain?

“Gesekan-gesekan dalam kehidupan


paling cepat disembuhkan dengan doa.
Hati yang berdoa . . . adalah hati yang mengampuni.
Jadi jika Anda sedang marah dengan seseorang,
berdoalah bagi orang itu—kemarahan tidak akan
bertahan hidup dalam lingkungan doa.”102
~ William T. McElroy

200
B A B D E L A P A N

Adakah Dosa yang Allah


Tidak Dapat Ampuni?

“Pada waktu ayah saya masih muda,” demikian kata


Billy Graham, “ia pergi ke sebuah kebaktian kebangunan
rohani di North Carolina dan merasa diyakinkan melalui
khotbah yang disampaikan . . . bahwa ia telah melakukan
sebuah dosa yang tidak dapat diampuni. Dan ia hidup
dengan pemahaman tersebut selama bertahun-tahun. Ia
selalu merasa tertekan, takut, dan melihat dirinya sebagai
orang berdosa yang tidak dapat dilepaskan dari dosanya.”103
Ayah dari Billy Graham pada akhirnya dapat
dilepaskan dari pemikiran tersebut setelah memahami
dengan lebih benar luasnya dan dalamnya kasih karunia
Allah. Tetapi banyak orang sampai sekarang hidup dalam
ketakutan bahwa mereka telah melakukan dosa yang tidak
dapat diampuni. William Cowper, penulis himne “There
is a Fountain Filled with Blood” (Ada Sumber Dipenuhi
Darah-Nya), hampir menjadi gila karena merasa bahwa

201
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

ia telah melakukan dosa yang tidak dapat diampuni.104


Demikian pula, John Bunyan, penulis The Pilgrim’s Progress
(Perjalanan Musafir), sebelum mengerti tentang konsep
jaminan keselamatan, sering mengalami siksaan batin
karena pikiran bahwa ia telah melakukan dosa yang tidak
dapat diampuni. Dalam buku hariannya ia menulis, “Saya
kuatir bahwa dosa yang ada pada saya ini adalah dosa yang
tidak dapat diampuni; saya juga tidak tahu mengapa saya
begitu tertekan dalam hidup ini, tapi saya juga takut untuk
mati.”105 Pengkhotbah terkenal, Charles G. Finney, juga
pernah bergumul dengan ketakutan yang serupa sebelum
ia menemukan damai sejati dalam Tuhan Yesus Kristus.
“Saya menyimpulkan bahwa . . . Saya sudah mendukakan
Roh Kudus, dan sangat mungkin sudah melakukan dosa
yang tak terampuni,” ia menulis dalam autobiografinya.106
Satu atau dua generasi yang lalu, banyak pendeta
dan penginjil yang berkeliling mengadakan kebakitan
kebangunan rohani di mana biasanya, paling tidak satu
kali, mereka akan berkhotbah tentang dosa yang tidak
dapat diampuni. Saya masih ingat pernah mendengar
macam-macam khotbah tentang topik tersebut. Biasanya
para pengkhotbah tersebut akan bertanya, “Apakah dosa
yang tidak dapat diampuni itu?” Kemudian mereka akan
membahas bentuk-bentuk dosa yang umum: Berbohong,
mencuri, keegoisan, perzinahan, dan sebagainya. Sesudah
itu, mereka akan berkata kurang lebih sebagai berikut:
“Benar, berbohong adalah sebuah dosa yang buruk. Tetapi
berbohong bukanlah dosa yang tak terampuni. Tuhan
Yesus akan mengampunimu jika engkau bertobat dan
datang kepada-Nya.” Lalu menjelang akhir khotbahnya,

202
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

mereka baru akan mencoba untuk menjawab pertanyaan


tentang dosa yang tidak dapat diampuni; walaupun Tuhan
akan mengampuni kita jika kita bertobat dari semua dosa
kita, satu-satunya dosa yang tidak terampuni adalah dosa
menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Sudah cukup lama saya tidak mendengar khotbah
tentang dosa yang tidak dapat diampuni. Entah mengapa,
topik tersebut menghilang dari gereja, tapi tidak sepenuhnya
hilang dari hati kita. Salah satu pertanyaan yang saya cukup
sering dengar berbunyi kurang lebih sebagai berikut: “Dr.
Jeremiah, saya rasa saya sudah melakukan sesuatu yang
tak terampuni. Saya sudah mengaku dosa, tetapi saya tidak
merasakan bahwa Tuhan sudah mengampuni saya, dan
saya sendiri juga tidak dapat mengampuni diri sendiri.
Benarkah bahwa saya telah melakukan dosa yang tidak
dapat diampuni?”
Saya merasa kasihan kepada mereka yang bertanya
pertanyaan semacam itu, karena jelas bahwa mereka
membawa rasa bersalah yang sangat besar karena sesuatu
yang mereka telah lakukan di masa lalunya. Betapa saya sangat
bersyukur jika saya memiliki kesempatan untuk membagikan
kebenaran ini, seperti pembahasan di bab tentang “Bagaimana
Kita Dapat Menemukan Pengampunan?”
Kita perlu diingatkan tentang dosa yang tidak terampuni
karena ini adalah topik yang Yesus sendiri sebutkan dalam
kitab Injil. Topik ini alkitabiah, dan jika kita mau setia
pada Alkitab, kita perlu membahas pertanyaan ini dan
memahami dengan benar. Jika memang ada dosa yang tak
dapat diampuni, kita perlu tahu dosa seperti apakah itu,
supaya kita dapat menjauhinya.

203
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Yesus menyebutkan tentang topik ini dalam Markus


3:20-30, di mana perikop ini diakhiri dengan kata-kata sebagai
berikut: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa
dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat
yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh
Kudus, Ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan
bersalah karena berbuat dosa kekal” (Markus 3:28-29).
Menurut kata-kata Tuhan Yesus di atas, ada satu macam
dosa yang tidak akan diampuni, baik pada masa sekarang
maupun di masa yang kekal. Jadi berarti memang ada dosa
yang tidak dapat diampuni. Yesus menjelaskan tentang dosa
tersebut sebagai dosa menghujat Roh Kudus. Tapi apakah
sebenarnya maksud perkataan-Nya tersebut? Apakah
maksudnya dosa menghujat Roh Kudus itu? Apakah dosa
yang tak terampuni tersebut?
Satu-satunya cara untuk memahami kata-kata Tuhan
Yesus tersebut adalah dengan mempelajari konteks perikop
di atas. Setiap kali kita mempelajari Alkitab, kita perlu
menafsirkan ayat-ayat yang kita baca menurut konteksnya,
agar kita tidak memahami sebuah ayat di luar pengertian
ayat tersebut. Perikop dalam Markus 3 berbicara tentang
satu pertanyaan yang sangat penting: Siapakah Yesus
Kristus? Seluruh pesan dalam perikop ini berpusat pada
pengenalan tentang Tokoh Asing dari Galilea tersebut.
Menurut Markus 3:20-30, ada tiga macam pendapat.

Menurut Keluarga-Nya, Yesus Tidak Waras


Markus 3:20-21 mencatat bahwa keluarga-Nya Yesus
sendiri menganggap bahwa Ia sudah tidak waras lagi.
Dikatakan bahwa, “Kemudian Yesus masuk ke sebuah

204
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula,


sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum
keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak
mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.”
Tuntutan dan intensitas pelayanan Yesus begitu tinggi
sehingga Ia tidak lagi ada waktu bahkan untuk makan.
Apakah pembaca pernah sangat sibuk sampai lupa makan?
Saya biasanya cukup sibuk, tapi saya selalu punya waktu
untuk makan. Kadang-kadang pada hari Sabtu, pada waktu
saya harus mempersiapkan khotbah, perhatian saya tersita
sepenuhnya pada persiapan yang saya lakukan sampai
terkadang saya lupa makan. Tetapi hal itu tidak sering
terjadi. Tapi dalam Markus 3 ini, Tuhan kita dan murid-
murid-Nya tidak sempat makan karena banyak orang yang
datang kepada mereka. Mereka dikerumuni oleh orang-
orang yang membutuhkan kesembuhan, makanan, dan
dilepaskan dari kerasukan.
Pada waktu keluarga Yesus dari Nazaret mendengar
tentang kesibukan-Nya, mereka menjadi kuatir dan
memutuskan untuk melakukan semacam intervensi.
Markus 3:21 berkata bahwa “kaum keluarga-Nya”
menganggap bahwa Ia tidak waras lagi. “Kaum keluarga”
di sini merujuk kepada Ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya,
sebagaimana disebutkan di bagian akhir dari perikop ini
(lihat ayat 31-35).
Saya tidak tahu apa yang memotivasi mereka untuk
membawa Yesus pulang ke rumah. Ibu-Nya, tentunya,
didorong oleh cintanya kepada Yesus, tetapi saudara-
saudara-Nya mungkin lebih kuatir dengan nama baik
mereka karena mungkin sikap Yesus dapat mempengaruhi

205
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

pendapatan mereka dari penjualan kayu. Menurut Yohanes


5:7, saudara-saudara Yesus sendiri tidak percaya kepada-
Nya. Mereka menganggap Yesus tidak waras.
Hal yang sama barangkali juga akan terjadi pada
Anda dan saya. Suatu saat mungkin akan ada orang yang
menganggap kita tidak waras karena kita mengikuti
Kristus. Jangan terkejut jika ada orang yang menyebut kita,
“Si orang Kristen yang tidak waras itu.” Jangan kuatir ketika
hal itu terjadi. Mereka menyebut Kristus tidak waras; hal
yang sama juga terjadi pada rasul Paulus. Dalam Kisah
26, Paulus membela dirinya secara hukum di hadapan
penguasa Romawi, Porcius Festus. Paulus menceritakan
pengalaman pertobatannya dan menjelaskan isi berita
yang ia sampaikan, serta misi hidupnya. Di tengah-
tengah penjelasannya, Festus menyela dengan suara keras,
“Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat
engkau gila.”
Paulus menjawab, “Aku tidak gila, Festus yang mulia!
Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!”
(Kisah 26:25).
Ada orang-orang yang menganggap kaum Injili sebagai
orang-orang yang tidak waras. Mereka pikir kita gila karena
kita percaya Yesus dan Alkitab. Hal ini sebenarnya cukup
aneh, karena kita bukanlah orang-orang Kristen yang
percaya sesuatu tanpa bukti. Kita percaya karena bukti yang
nyata, dan iman kita adalah iman yang masuk akal, logis,
dan menguatkan. Mereka yang mengritik Kekristenan
sebenarnya juga memiliki presuposisi-presuposisi yang
dilandaskan pada iman, tetapi mereka jarang atau tidak
pernah mempertanyakan keyakinan mereka; dan bukti-

206
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

bukti iman yang mereka pegang jauh lebih lemah daripada


bukti-bukti yang ada pada kita. Tetapi hal itu tidak
menghentikan mereka untuk menuding orang-orang
Kristen sebagai orang-orang yang tidak waras.
Penyanyi lagu-lagu country yang terkenal, Brad Paisley,
mempunyai sebuah lagu yang menggambarkan ironi ini.
Lagu itu judulnya, “Those Crazy Christians” (Orang-orang
Kristen yang Gila Itu). Bagian awal dari lirik lagu tersebut
berbicara tentang kualitas kehidupan orang Kristen yang
kelihatan aneh di mata orang-orang yang tidak percaya—
bagaimana orang-orang Kristen mau pergi ke Afrika dan
Haiti untuk mengorbankan nyawa demi nama Yesus,
bagaimana kita mau mengampuni orang lain dalam hal apa
saja, bagaimana kita bersedia duduk menemani orang asing
yang terbaring sendirian di rumah sakit. Semua perilaku
kita tersebut kelihatannya asing bagi dunia. Orang-orang
yang tidak percaya akan menganggap kita tidak waras.
Tetapi lagu tersebut ditutup dengan lirik sebagai berikut:

Mereka menatap ke surga di sepanjang hidupnya,


Dan aku berpikir, bagaimana jika mereka salah?
Bagaimana jika mereka benar?
Namun, walau aku terheran-heran dengan tingkah
laku mereka,
Jika aku membutuhkan pertolongan, engkau tahu
siapa yang aku akan panggil
Orang-orang Kristen yang gila itu!107

Paisley adalah seorang Kristen yang rajin ke gereja, tetapi


ia berkata kepada majalah Parade bahwa ia mencoba
untuk melihat orang-orang Kristen dari sudut pandang

207
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

mereka yang bukan orang Kristen. “Saya menulis lirik


lagu tersebut sesudah keponakan dari istri saya meninggal
dunia tahun 2011,” kata Paisley. “Keponakan istri saya itu
masih muda, dan selama sisa hidupnya ia harus bergumul
dengan penyakit yang menghancurkan tubuhnya. Hampir
setiap lima menit ia ada di ruang gawat darurat, ada paling
tidak dua orang dari gereja yang datang mengunjunginya
di rumah sakit, sepanjang hari. Saya jadi berpikir, apa
yang memotivasi orang-orang ini untuk bergantian
mengunjungi seseorang yang belum lama mereka kenal?
Itu pasti karena iman mereka.”
Saya tidak akan terlalu peduli jika orang menyebut saya
gila karena iman saya kepada Kristus; Anda seharusnya
juga merasa demikian. Kita dapat menjawab dengan kata-
kata seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 5:13: “Sebab jika
kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan
Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk
kepentingan kamu.”108
Istilah lain yang kita bisa pakai tentang iman kita
adalah, “radikal.” Mike Barett menulis:

Sesudah berkeliling dari Portland sampai ke Delhi


untuk mencari iman yang radikal, inilah kesimpulan
saya, yang barangkali akan cukup mengejutkan buat
Anda. Kata radikal, menurut pengertian aslinya,
artinya adalah berakar. Konsep di balik kata tersebut
adalah memiliki dasar yang kokoh; sedemikian
mengakar dalam kehidupan Anda sehingga Anda
sanggup melawan arus sosial dan budaya yang
ada di hadapan Anda. Bersikap radikal tidak sama

208
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

dengan memaksakan sebuah perubahan; radikal


artinya mengembalikan diri sendiri dan orang
lain kepada jalan yang memang sudah seharusnya
dijalani. Berdasarkan definisi ini, radikalisme klasik
dapat kita lihat pada kehidupan banyak tokoh-tokoh
sejarah, yaitu orang-orang yang membela hak-hak
asasi manusia dan pengajaran keagamaan. Pada
zaman sekarang, setiap orang yang berpegang teguh
pada pribadi dan pengajaran Kristus di tengah-
tengah budaya humanisme dan hedonisme, pada
hakekatnya, adalah seorang radikal. Radikal artinya
membangun rumah kita di atas batu karang yang
tetap teguh di tengah-tengah badai budaya. Dengan
kata lain, menjadi seorang radikal yang sejati
artinya mengembalikan diri Anda sendiri dan orang
lain kepada jalan yang kudus, dan berdiri teguh
menghadapi pengaruh-pengaruh budaya modern
yang merusak.109

Menurut Musuh-musuh-Nya,
Yesus Kerasukan Setan
Reaksi pertama adalah dari keluarga-Nya Yesus sendiri.
Mereka menganggap bahwa Ia tidak waras lagi. Jika kita
lanjutkan pembacaan kita dalam Markus 3, maka kita
akan menemukan sebuah pendapat lain yang lebih gelap.
Musuh-musuh-Nya mengklaim bahwa Ia kerasukan setan.
Ayat 22 berkata, “Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari
Yerusalem berkata: ‘Ia kerasukan Beelzebul,’ dan: ‘Dengan
penghulu setan Ia mengusir setan.’”

209
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Para pemimpin agama di Yerusalem mendengar


tentang antusiasme orang-orang terhadap pelayanan
Tuhan Yesus, dan bagaimana Ia menarik jumlah masa
yang cukup besar. Mereka mengutus beberapa ahli Taurat
dari Yerusalem ke Galilea untuk mengamati secara
langsung, dan mereka menyaksikan bagaimana Yesus
menyembuhkan orang-orang yang sakit dan mengusir
setan (ayat 10-11). Mereka tidak dapat menyangkali fakta
tentang mujizat-mujizat yang terjadi. Mereka juga tidak
dapat menolak fakta tentang kehidupan orang-orang
yang diubahkan melalui pelayanan Yesus. Mereka harus
mengakui bahwa sesuatu yang ajaib benar-benar terjadi.
Tetapi karena mereka tidak dapat menerima Yesus sebagai
utusan Allah, mereka memilih untuk mengambil sikap
yang ekstrim dan menuduh-Nya telah melakukan semua
mujizat-Nya dengan kuasa dari penghulu iblis. Mereka
menganggap bahwa Yesus kerasukan setan.
Jangan terkejut jika suatu hari nanti dunia akan
menyebut kita jahat karena iman kita kepada Kristus.
Budaya di mana kita tinggal tidak menghargai nila-
nilai yang diajarkan dalam Alkitab, itu sebabnya mereka
menuduh kita fanatik, penuh kebencian, tidak toleran,
bahkan jahat. Kita hidup di zaman di mana yang jahat
dianggap baik, dan yang baik dianggap jahat. Dunia dan
gereja mengajarkan nilai-nilai yang berseberangan.
Jika kita membaca tanggapan Tuhan Yesus kepada
tuduhan ahli-ahli Taurat, tidak ada indikasi sama sekali
bahwa Yesus merasa kesal atau mencoba untuk membela
diri. Dalam perikop yang kita baca, Yesus memberikan
jawaban yang mendalam dan logis. Ia mengawali

210
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

jawabannya dengan sebuah pertanyaan, “Bagaimana


Iblis dapat mengusir Iblis?” Pertanyaan ini tidak dijawab,
karena memang bukan untuk dijawab; ini adalah sebuah
pertanyaan retorik dan sudah jelas pada dirinya sendiri.
Tuhan kemudian melanjutkan dengan tiga macam
argumen berikutnya.
Pertama, Yesus memakai contoh ilustrasi dari dunia
sekuler. “Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan
itu tidak dapat bertahan.” Ketika sebuah negara mengalami
perang saudara, misalnya, maka negara itu tidak akan dapat
bertahan jika diserang oleh musuh dari luar. Ketika sebuah
negara mengalami perpecahan dari dalam, maka negara
itu menjadi mudah untuk dikalahkan oleh musuhnya.
Berikutnya, Yesus memakai contoh ilustrasi dari
kehidupan sosial di ayat 25, “Dan jika suatu rumah tangga
terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.”
Ketika sebuah keluarga mengalami perpecahan, maka
keluarga itu akan runtuh.
Yesus menyimpulkan argumennya dengan sebuah
contoh ilustrasi rohani dalam ayat 26: “Demikianlah
juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan
kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan
sudahlah tiba kesudahannya.” Dengan kata lain, jika setan
berkelahi dengan setan, maka setan tidak akan bertahan.
Di sini secara tidak langsung Yesus menyingkapkan bahwa
kerajaan setan adalah sebuah satu kesatuan dan kuat.
Kerajaan mereka tidak akan runtuh dari dalam; mereka
dipersatukan oleh kebencian mereka kepada Allah dan
oposisi mereka terhadap Kristus.

211
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Kita dapat membahasakan ulang argumen Tuhan Yesus


sebagai berikut: “Adalah tidak logis jika Anda menuduh
saya mengusir setan dengan kuasa setan. Argumen Anda
tidak masuk akal. Pengamatan secara sederhana terhadap
kehidupan politik, kehidupan sosila, dan kehidupan
rohani akan membuktikan bahwa tuduhan Anda adalah
tidak benar.”
Tapi Yesus tidak berhenti hanya sampai di situ. Ia
melanjutkan di ayat 27, “Tetapi tidak seorangpun dapat
memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas
harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang
kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah
itu.” Dengan kata lain, jika seorang pencuri mau mencuri
harta benda milik seseorang yang kuat, maka pencuri
itu harus menaklukkan si orang kuat itu terlebih dulu.
Yang Yesus maksud di sini adalah setan. Bagi Yesus,
setan adalah seperti orang yang kuat yang rumahnya
atau kerajaannya menguasai bumi. Yesus datang untuk
memporak-porandakan rumah si orang kuat tersebut
dengan membebaskan orang-orang yang diperbudak oleh
setan. Hal itu hanya mungkin terjadi jika si pembebas
(Yesus) adalah orang yang lebih kuat daripada si orang
kuat (setan); dan sudah pasti Yesus memang jauh lebih
kuat. Yesus datang untuk masuk ke rumahnya orang kuat
itu, mengikatnya, merampok, dan membebaskan para
tawanan. Ia bukan berkolusi atau bekerja sama dengan
setan. Setan adalah musuh-Nya.
Kita dapat menarik sebuah pengharapan yang
menguatkan dari contoh ilustrasi yang sederhana ini.
Dunia yang kita tinggali ini sepertinya dikuasai oleh setan.

212
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

Ke manapun kita pergi kita akan menjumpai jiwa-jiwa


yang diperbudak oleh dosa, oleh kecanduan yang merusak,
dan oleh filsafat-filsafat yang tidak bertuhan. Ada banyak
pemimpin-pemimpin dunia yang mengumbar dengan
bangga kejahatan mereka. Kita menyaksikan peperangan
dan kabar tentang perang, dan jika kita membaca
berita-berita di surat kabar, kadang-kadang mungkin
kita merasa bahwa dunia ini sedang bergerak menuju
kepada kehancuran total. Namun demikian, nama Yesus
jauh lebih berkuasa. Tuhan Yesus memiliki kuasa untuk
mengusir setan yang paling jahat. Jauh lebih berkuasa satu
kata yang keluar dari mulut Tuhan Yesus daripada semua
kesombongan setan dan para pengikutnya.
Kuasa Kristus atas setan memiliki dampak penting
bagi kita. Salah satu ayat favorit saya dalam Perjanjian Baru
adalah 1 Yohanes 4:4: “Kamu berasal dari Allah, anak-
anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu,
sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada
roh yang ada di dalam dunia.” Jika kita sungguh-sungguh
ada di dalam Kristus, maka kita tidak perlu merasa takut
terhadap setan atau iblis. Kita tahu siapa Yesus, dan hal
itu membawa kita pada pengamatan selanjutnya terhadap
Markus 3.

Bagi Para Pengikut-Nya, Yesus adalah Tuhan


Jika kita melanjutkan pembahasan kita atas perikop ini,
maka akan menjadi jelas bahwa sebagai pengikut Kristus,
kita harus memiliki pengenalan yang benar tentang siapa
Kristus. Dalam salah satu kalimat yang paling sulit untuk
dimengerti, Yesus berkata di ayat 28-30: “‘Sesungguhnya

213
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni,


ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila
seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun
selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa
kekal. Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa
Ia kerasukan roh jahat.’”
Saya sadar bahwa ini adalah kata-kata yang sulit untuk
dimengerti, dan paragraf ini sudah menjadi salah satu
sumber kesalahpahaman dalam dunia Kekristenan. Ayat
ini sering dipakai dan diajarkan dengan tidak tepat. Karena
itu penting untuk kita benar-benar memahami maksud
kata-kata Tuhan Yesus tersebut.
Salah satu cara untuk memahami dengan benar
adalah dengan kita membaca perikop ini dari kalimat
yang terakhir, yang menjelaskan mengapa Yesus membuat
pernyataan tersebut. Ia menyampaikan perkataan tersebut
karena musuh-musuh-Nya menuduh Dia telah kerasukan
roh jahat. Dengan kata lain, Tuhan Yesus seolah-olah
berkata kepada mereka, “Kalian ada di ambang pintu
sebuah dosa yang besar. Berhati-hatilah dengan apa yang
kalian ucapkan karena kalian hampir jatuh pada perbuatan
yang tidak dapat diampuni.”
Perbuatan apakah itu?
Seperti pengkhotbah-pengkhotbah dari zaman dulu
yang saya sebutkan di awal bab ini, saya akan menyebutkan
lebih dulu perbuatan yang bukan merupakan dosa yang tak
dapat diampuni. Perbuatan itu bukan perbuatan mengutuk
Yesus. Perbuatan itu bukan dosa perzinahan atau dosa
seksual. Bukan pula pembunuhan. Juga bukan bunuh diri.
Saya seringkali merasa sedih dengan orang-orang yang

214
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

datang kepada saya dan bertanya, “Pak Pendeta, anak saya


atau saudara atau ibu saya belum lama ini bunuh diri.
Apakah itu adalah perbuatan yang tak dapat diampuni?
Apakah jika mereka bunuh diri maka mereka pasti tidak
masuk surga?”
Itu tidak benar. Bunuh diri bukanlah dosa yang tidak
dapat diampuni. Begitu juga, perilaku homoseksual atau
aborsi atau kecanduan obat-obatan bukanlah dosa-dosa
yang tidak dapat diampuni. Semua perbuatan tersebut
dan banyak perbuatan-perbuatan lainnya memang akan
berdampak besar bagi seseorang. Tetapi Tuhan tetap
menyediakan pengampunan bagi orang-orang yang
melakukan dosa-dosa tersebut. Yesus mati di atas kayu
salib adalah untuk mengampuni dosa-dosa semacam itu.
Itulah sebabnya perbuatan-perbuatan tersebut tidak dapat
diklasifikasikan sebagai dosa yang tidak dapat diampuni.
Kay Arthur berkata: “Menurut saya, orang yang paling
kasihan adalah mereka yang berpikir bahwa mereka telah
melakukan dosa yang tidak dapat diampuni. Mereka
tidak sungguh-sungguh memahami artinya dosa yang
tidak terampuni. Tetapi entah bagaimana setan seringkali
berhasil menaburkan benih kebohongan tersebut dalam
pikiran mereka, dan bukannya lari serta berlidung pada
karakter Allah, mereka percaya kebohongan tersebut.
Mereka memfokuskan perhatian pada perbuatan mereka
sendiri dan memahami janji-janji Firman Tuhan di luar
konteksnya.”110
Dosa yang tidak dapat diampuni bukanlah sebuah
perbuatan yang seseorang lakukan secara sembarangan.
Ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem bukan sekedar

215
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

melontarkan kata-kata tuduhan. Mereka bukan ada di sana


secara kebetulan dan tanpa persiapan sebelum mereka
datang untuk menyaksikan mujizat-mujizat yang Yesus
lakukan, lalu dengan gampang berkata, “Oh, itu semua
rasanya dari setan!” Jika kita perhatikan dengan teliti ayat-
ayat dalam Injil Markus yang mencatat tentang ahli-ahli
Taurat yang ada di sekitar pelayanan Yesus, maka kita akan
mendapati bahwa semakin lama mereka semakin tidak
mempercayai Yesus. Awalnya mereka digerakkan oleh rasa
ingin tahu tentang Yesus dan pelayanan-Nya. Kemudian
mereka mulai mengajukan banyak pertanyaan. Beberapa
saat kemudian, mereka menjadi tidak peduli. Tetapi
ketidakpedulian mereka tersebut pada akhirnya berubah
menjadi kedengkian dan kebencian sedemikian rupa sampai
menyebabkan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib.
Dalam kisah yang kita baca di Markus 3, ada sebuah
fakta menarik yang hanya jelas di dalam bahasa aslinya
Perjanjian Baru, bahasa Yunani, tetapi tidak terlalu jelas
dalam terjemahannya. Menurut ayat 22, ahli-ahli Taurat itu
berkata, “Ia kerasukan Beelzebul.” Kata kerja untuk “berkata”
adalah dalam bentuk di masa lampau. Kata tersebut dapat
diterjemahkan, “Dari sejak awal mereka berkata (atau sudah
memiliki pendapat).” Dengan kata lain, tuduhan mereka itu
bukanlah kalimat yang mereka tidak pikirkan sebelumnya,
atau bukanlah sebuah reaksi spontan. Kata-kata mereka
mewakili sikap mereka yang penuh kebencian dan hati
mereka yang penuh dengan kepahitan.
Dalam tafsirannya terhadap Injil Matius, Alfred
Plummer menulis: “Ada sebuah bentuk perlawanan
terhadap Allah, sebuah perlawanan yang sengaja dan

216
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

terus-menerus, karena orang tersebut secara konstan


lebih memilih kegelapan daripada terang, sehingga pada
akhirnya pertobatan dan pengampunan menjadi sesuatu
yang tidak mungkin lagi terjadi. Kerja dan pengaruh
dari anugerah Allah tetap sama, tetapi orang itu sendiri
telah membawa dirinya kepada sebuah kondisi yang
sepenuhnya menolak anugerah Allah. Anugerah, seperti
makanan bagi tubuh kita, dapat kita tolak terus-menerus
sampai pada akhirnya kita tidak ada lagi kesempatan
untuk menerimanya. Kristus mengingatkan ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi bahwa mereka sudah sangat
dekat dengan kondisi tersebut. Bertentangan dengan akal
sehat mereka sendiri, mereka dengan sengaja menganggap
perbuatan Kristus yang penuh dengan belas kasihan dan
kebaikan tersebut sebagai perbuatan iblis.”111
Ketika Tuhan memberi kita kesempatan untuk
mendengar tentang berita Injil yang menyadarkan kita
akan dosa-dosa kita, tetapi kita terus-menerus menolaknya,
maka kita membawa diri kita pada situasi yang berbahaya.
Lama kelamaan hati kita menjadi keras dan semakin
terikat oleh dosa, serta jiwa kita menjadi kebal. Telinga kita
tidak lagi bisa mendengar kebenaran. Pikiran kita tidak
lagi peduli terhadap suara dari Roh Kudus. Hati nurani
kita menjadi sinis. Dan meskipun anugerah keselamatan
dari Tuhan tetap tersedia bagi kita, kita terus menjauhinya.
Dosa dari ahli Taurat yang Yesus ingatkan di sini
sifatnya berbeda dengan dosa yang dilakukan oleh
perempuan yang kedapatan berzinah. Dosa tersebut juga
tidak sama dengan dosanya perempuan Samaria dalam
Yohanes 4. Dosa tersebut tidak ada pada Nikodemus di

217
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Yohanes 3, yang datang kepada Yesus pada malam hari


dengan berbagai macam pertanyaan. Dosa tersebut juga
bahkan sama sekali berbeda dengan dosa menyangkali
Yesus yang Petrus lakukan.
Ahli-ahli Taurat yang datang kepada Yesus dalam
Markus 3 tersebut telah mengeraskan hati mereka. Ini
adalah sebuah peristiwa yang tragis karena mereka adalah
ahli-ahli yang mendedikasikan hidup mereka untuk
menyalin Kitab Suci. Tugas utama mereka adalah menyalin
dan meneruskan naskah-naskah dalam Perjanjian Lama.
Setiap hari mereka duduk dengan alat tulis, membuka
gulungan Kitab Suci dan melanjutkan salinan dari hari
sebelumnya.
Mereka tentunya mengenal Yesaya 53 yang berbicara
tentang Mesias yang Menderita. Mereka juga tentunya
tidak asing dengan Mazmur 22 yang berisi tentang
kematian Mesias. Mereka pasti tahu Mikha 5 dan nubuatan
tentang kelahiran Mesias. Namun demikian, hati mereka
sudah menjadi begitu degil sehingga mereka tidak lagi
dapat mengenali anugerah keselamatan yang datang dalam
bentuk seorang pribadi.
Dalam buku The Jesus You Can’t Ignore (Yesus
yang Anda Tidak Dapat Abaikan), John MacArthur
memberikan penafsirannya sebagai berikut: “Para ahli
Taurat ini telah melakukan dosa yang tidak terampuni
karena mereka dengan sengaja—jadi bukan karena mereka
tidak tahu atau secara kebetulan—tetapi dengan sengaja—
menganggap perbuatan Yesus sebagai perbuatan dari
iblis. Penolakan mereka terhadap Kristus adalah sebuah
penolakan yang sepenuh hati, final, dan bulat. Bandingkan

218
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

dosa mereka dengan dosa yang dilakukan oleh Petrus,


ketika ia menyangkali Kristus, bahkan menegaskan
penyangkalannya dengan sumpah dan kutuk. Tetapi Petrus
kemudian mencari pengampunan karena dosanya tersebut.
Jika kita mengamati dengan teliti apa yang sebenarnya
terjadi dalam perikop ini, maka apa yang Tuhan Yesus
katakan tentang dosa yang tidak terampuni, sebenarnya
pengertiannya bukanlah sebuah misteri.”112
Kita bisa menjadi kebal terhadap kebenaran rohani jika
kita terus-menerus mengeraskan hati kita. Kita bisa rajin
ke gereja, tetapi hal itu sama sekali tidak berdampak bagi
kita. Kita mungkin membaca Alkitab, tetapi tidak ada satu
katapun yang berbekas di pikiran kita. Ahli-ahli taurat
dalam Alkitab telah menjadi begitu terbiasa dengan hal-
hal keagamaan sehingga ketika Anak Allah datang, mereka
tidak mengenali-Nya bahkan menuduh-Nya sebagai orang
yang kerasukan setan.
Dengan menilai mujizat yang Yesus lakukan sebagai
perbuatan dari setan, para pemimpin agama tersebut
menyangkali keilahian Yesus Kristus. Mereka menolak
untuk mengakui bahwa Yesus adalah Allah. Padahal
melalui mujizat-Nya, Yesus menunjukkan bahwa diri-Nya
setara dengan Allah. Hanya Allah yang bisa melakukan
apa yang Ia telah lakukan. Para pengikut-Nya mengakui
keilahian Yesus.
Pada hari ini, Allah Roh Kudus bekerja untuk
menyatakan keilahian Kristus kepada dunia. Jadi ketika
kita menolak untuk menerima pekerjaan Roh Kudus atau
bahkan menganggap pelayanan-Nya dari setan, maka
kita sedang menolak kesempatan yang terakhir untuk

219
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

diselamatkan. Keselamatan artinya mengakui Yesus sebagai


Anak Allah. Kita harus mau membuka hati dan menerima
kesaksian Roh Kudus, dan mengambil keputusan tentang
keyakinan yang Ia hendak tanamkan dalam hati kita.
Teolog Dr. B. H. Carroll menjelaskannya demikian:
“Jika seseorang menghujat Bapa, maka masih ada Anak
dan Roh Kudus. Jika ia menghujat Anak, maka masih ada
Roh Kudus. Tetapi jika Ia menghujat Roh Kudus, tidak ada
lagi yang tersisa. Tidak ada lagi Pribadi Ilahi yang lain.
Atau dengan kata lain tidak ada lagi sumber pertolongan
baginya. Seseorang dapat sampai pada titik tersebut
melalui penolakannya terhadap Allah secara bertahap dan
terus-menerus.”113
Konsep tentang dosa yang tak terampuni telah
menghantui orang-orang yang mudah merasa bersalah
dalam sepanjang sejarah Kekristenan; Anda mungkin juga
pernah atau sedang mengalaminya. Saya ingin menegaskan
bahwa jika Anda memiliki kekuatiran bahwa Anda telah
melakukan dosa yang tidak dapat diampuni, maka fakta
bahwa Anda merasakan kekuatiran tersebut adalah bukti
bahwa Anda tidak melakukan dosa tersebut. Jika Ia masih
bekerja dalam hati Anda, maka tidak mungkin Anda telah
melakukan dosa yang tidak terampuni. Fakta bahwa Anda
membaca buku ini adalah sebuah petunjuk yang jelas bahwa
Anda tidak melakukan dosa yang tidak dapat diampuni
sebagaimana yang disebutkan dalam Injil Markus.
Pada hakekatnya, dosa yang tidak dapat diampuni adalah
hati yang menjadi keras terhadap Tuhan dan penolakan
terus-menerus atas pekerjaan-Nya dalam hati Anda. Dengan
terus mengabaikan dan menolak Tuhan, Anda sedang

220
Adakah Dosa yang Allah Tidak Dapat Ampuni?

membuat hati Anda menjadi kebal terhadap hal-hal rohani,


sampai suatu saat pekerjaan Allah Roh Kudus tidak lagi
memberikan dampak apapun dalam hati Anda. Lama-lama
hati Anda menjadi keras. Anda mungkin mendengar firman
Tuhan, tetapi firman itu sama sekali tidak berpengaruh
bagi Anda. Jika Anda meninggal dalam kondisi seperti itu,
maka tidak akan ada lagi pengampunan yang tersedia. Bagi
mereka yang menolak Yesus Kristus dalam hidup ini, tidak
akan ada lagi pengampunan baik dalam kehidupan sekarang
maupun dalam kehidupan yang akan datang. Kristus telah
mati bagi Anda, dan jika Anda menolak-Nya, tidak ada lagi
korban penghapus dosa lainnya.
Jadi jangan kuatir bahwa Anda telah melakukan
dosa yang tidak dapat diampuni. Tetapi jika Anda belum
menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi
Anda, maka Anda perlu memeriksa diri. Jika selama ini
Anda telah mengeraskan hati dan menolak Kristus sebagai
Juruselamat Anda, dan jika hari ini Anda meletakkan buku
ini, menyeberangi jalan, lalu tertabrak truk atau mengalami
serangan jantung, maka Anda meninggal dengan dosa yang
tidak terampuni. Anda tidak akan mengalami kesempatan
kedua sesudah kematian. Apapun juga yang kita perlu
lakukan terhadap Kristus, kita harus melakukannya dalam
kehidupan sekarang ini. Jangan berpikir bahwa Anda bisa
menunda dan mengambil keputusan kapan-kapan. Alkitab
berkata, “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” (Yesaya 55:6).
Jadi kembali kepada perikop bacaan kita di Markus 3,
ada tiga pendapat tentang Yesus: keluarga-Nya menganggap
Yesus sudah tidak waras lagi, musuh-musuh-Nya berkata

221
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

bahwa Ia kerasukan setan, dan para pengikut-Nya percaya


bahwa Ia adalah Allah. Masing-masing kita masuk ke
dalam salah satu dari ketiga kategori pendapat tersebut.
Seperti yang C. S. Lewis tunjukkan dalam bukunya yang
klasik, Mere Christianity, hanya ada tiga cara untuk
menjelaskan tentang siapakah Yesus Kristus—Ia adalah
orang gila, penipu, atau Tuhan. Kita tidak dapat berkata
bahwa Ia adalah seorang guru moral yang baik. Seseorang
yang bisa berkata dan melakukan seperti yang Yesus
katakan dan lakukan akan dianggap gila, kerasukan setan,
atau memang seperti yang Ia tegaskan tentang diri-Nya—
Tuhan di atas segala tuan, dan Raja di atas segala raja.
Saya ingin menegaskan bahwa Yesus adalah seperti yang
Ia telah klaim tentang diri-Nya. Ia adalah jalan, kebenaran,
dan hidup. Ia adalah satu-satunya jalan kepada Allah. Ia
adalah Anak Allah dan Anak Manusia, Juruselamat kita,
dan Firman yang menjadi daging, Yang sulung dari mereka
yang dibangkitkan dari kematian. Ia adalah Pencipta kita,
Pembela, Penebus, dan Sahabat. Ia adalah Kristus Tuhan,
Batu Karang yang Teguh, Dasar yang Kokoh, Batu Penjuru.
Jika Ia telah menjadi Juruselamat Anda, maka Anda tidak
perlu lagi kuatir tentang dosa yang tidak dapat diampuni.

222
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Apakah Anda atau seseorang yang Anda kenal pernah


merasa takut karena berpikir jangan-jangan telah
melakukan dosa yang tidak dapat diampuni?

2. Apakah Anda merasa kuatir untuk disebut sebagai


salah satu dari orang-orang Kristen yang “gila”? Seberapa
besarkah kemungkinan itu terjadi pada Anda? Adakah
orang yang mungkin akan mengejek iman Anda? Apakah
tanggapan Anda akan mencerminkan tanggapan seperti
yang Yesus dan rasul Paulus sudah lakukan?

223
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

3. Apakah setan selalu mencobai Anda? Apakah Anda


merasa takut dengan pekerjaannya?

4. Bagaimanakah Anda akan menanggapi orang-orang


yang merasa kuatir karena orang yang mereka kasihi baru
saja meninggal karena bunuh diri dan karena itu mereka
berpikir bahwa orang tersebut telah melakukan dosa yang
tidak terampuni?

224
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Bagaimanakah Anda akan menjelaskan konsep tentang


dosa yang tidak dapat diampuni kepada orang yang
bertanya kepada Anda? Apakah cara yang terbaik untuk
menghindari rasa takut terhadap dosa yang misterius dan
berbahaya ini?

225
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Satu perbuatan salah bukanlah sebuah dosa yang


tidak dapat diampuni. Dosa yang tidak dapat
diampuni adalah penolakan terus-menerus terhadap
tawaran anugerah pengampunan. Mereka yang
menolak untuk menerima pengampunan melalui
Kristus akan menjalani kekekalan dengan terpisah
dari kasih dan anugerah-Nya. Sebaliknya, mereka
yang dengan tulus merindukan pengampunan-Nya
dapat dengan yakin percaya bahwa Allah tidak akan
pernah membuang mereka.” 114
~ Hank Hanegraaff

226
B A B S E M B I L A N

Apakah Iman Itu?

“Apa rasanya ketika bermain ayunan,” tanya


Robert Louis Stevenson di salah satu puisinya untuk anak-
anak, “Bagai terbang di langit biru? Oh, sungguh, alangkah
menyenangkan.”
Tapi mungkin pengalaman setiap orang berbeda-beda;
tergantung siapa yang mendorong ayunannya. Dalam
bukunya tentang mempercayai Tuhan, pengarang lagu
dan penulis Kristen, Sheila Walsh, menceritakan tentang
salah satu pengalamannya di musim panas ketika ia masih
kanak-kanak. Ia dan kakak perempuannya, Frances, suatu
hari pergi bermain di sebuah taman dekat rumah. Mereka
naik ayunan, dan Frances mendorong Sheila semakin lama
semakin tinggi. Setelah merasa lelah, Frances duduk di
atas rumput. Seorang anak nakal, tanpa sepengetahuan
Sheila mendorong ayunannya dari belakang. Ketika sadar,
Sheila meminta supaya anak itu berhenti mendorongnya

227
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

karena ia mulai merasa takut. “Aku sangat ketakutan,” tulis


Sheila, “Anak nakal itu tidak mendorong sekuat saudara
perempuanku, tapi aku tidak percaya dia. Aku hanya bisa
menangis sampai saudara perempuanku menghentikan si
anak nakal itu.”
Ketika mengingat kembali kepada peristiwa masa
kecilnya tersebut, Sheila menarik sebuah pelajaran
penting. “Pengalaman itu dapat aku rangkum dalam satu
kata: percaya. Percaya membuat berayun tinggi di udara
menjadi pengalaman yang menyenangkan, tetapi ketika
percaya itu absen, berayun tinggi menjadi pengalaman
yang menakutkan.”115
Iman adalah sebuah kata sinonim alkitabiah untuk kata
percaya. Tetapi percaya dan iman bukanlah milik orang
Kristen saja. Semua orang di dunia ini hidup dengan iman
setiap hari dan dalam segala hal yang mereka lakukan.
Ketika Anda mengisi bahan bakar pada kendaraan, Anda
percaya bahwa bahan bakar di stasiun pompa bensin
itu cocok untuk kendaraan Anda. Jika Anda pernah
mengalami mengisi bahan bakar di sebuah pompa bensin
dan ternyata yang keluar adalah air, maka Anda akan
kehilangan iman kepada stasiun pompa bensin tersebut dan
tidak akan pernah kembali lagi ke tempat itu. Ketika Anda
melewati lampu hijau, Anda percaya bahwa para petugas
pengatur kota akan memastikan lampu lalu lintas dari arah
lain menyala merah. Kita semua ingin tinggal di sebuah
masyarakat di mana kita bisa mempercayai pemerintah,
aparat keamanan, dan perusahaan-perusahaan utilitas.
Baik sebagai orang Kristen maupun orang ateis, penting
bagi kita untuk bisa mempercayai orang lain, teman-teman

228
Apakah Iman Itu?

kita, pasangan kita, dan rekan-rekan kerja kita. Penting juga


bagi kita untuk mempercayai pilot yang menerbangkan
pesawat yang kita tumpangi atau dokter bedah ketika kita
sedang menjalani operasi usus buntu.
Iman dan percaya adalah bagian dari kehidupan kita
dari sejak kita lahir. Semua orang menjalani hidup ini
dengan iman, dan kalau ada orang yang mengejek Anda
dengan menganggap Anda sebagai “orang yang beriman,”
sebenarnya orang itu sedang mengejek dirinya sendiri.
Kita semua hidup dengan iman. Yang menjadi pertanyaan
adalah, Apakah sebenarnya iman itu, dan apakah obyek
dari iman kita itu adalah sesuatu yang dapat kita percayai?
Cobalah untuk memperhatikan papan buletin di
kampus-kampus atau di tempat-tempat kerja, maka Anda
akan menjumpai petuah-petuah hikmat semacam ini:

• Impian Anda akan terwujud ketika iman Anda lebih


kuat daripada ketakutan Anda.

• Iman mengambil langkah pertama ketika Anda tidak


dapat melihat seluruh anak tangga di depan Anda.

• Iman adalah jembatan penghubung antara di mana


aku dan ke mana aku akan pergi.

• Iman adalah seperti burung yang masih berkicau


walaupun hari menjadi gelap.

Iman tidak pernah kekurangan kata-kata mutiara dari


penulis atau pemikir. Tetapi saya mempunyai kata-kata
mutiara yang lebih baik tentang iman. Kata-kata mutiara ini
tidak sentimentil, tetapi alkitabiah: “Iman adalah dasar dari

229
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala


sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah
diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena
iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan
oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi
dari apa yang tidak dapat kita lihat . . . Tetapi tanpa iman
tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang
yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:1-3, 6).
Ayat Alkitab tersebut diambil dari Ibrani 11 yang
dikenal sebagai pasal tentang “Pahlawan-pahlawan Iman.”
Kitab Ibrani ditulis untuk sekelompok umat Tuhan yang
sedang menghadapi masa-masa yang sukar, dan dalam
pasal 10, penulis mendorong mereka untuk tetap setia dan
tidak menyerah, “Sebab itu janganlah kamu melepaskan
kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu
melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang
dijanjikan itu” (Ibrani 10:35-36). Ibrani 10 menawarkan
beberapa petunjuk tentang penerima pertama surat Ibrani.
Mereka adalah orang-orang yang telah mengawali iman
mereka kepada Kristus dengan sungguh-sungguh dan
telah melalui masa-masa penganiayaan. Dan sekarang
setelah sekian lama, mereka melihat prospek yang bukan
membaik, tetapi malah memburuk (lihat Ibrani 10:32-35).
Mereka tentunya kecewa. Sebagian lagi mungkin putus
asa. Ada juga yang tidak lagi ke gereja (ayat 25). Bahkan
ada yang kembali kepada kehidupan mereka yang lama.
Semua kita tahu bagaimana mudahnya kita jatuh pada

230
Apakah Iman Itu?

kehidupan lama. Kadang-kadang kita maju satu langkah,


tetapi mundur dua langkah. Terkadang kita merasa lemah
ketika menghadapi tekanan. Itulah sebabnya Ibrani 10:36
mengingatkan “Sebab kamu memerlukan ketekunan,
supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu.”
Di ayat 38, penulis surat Ibrani melanjutkan dengan
berkata bahwa ketekunan membutuhkan iman, lalu ia
mengutip dari kitab Habakuk, “Tetapi orang yang benar
itu akan hidup oleh percayanya” (lihat Habakuk 2:4).
Dengan kalimat tersebut, penulis surat Ibrani menyiapkan
pasal berikutnya—pasal 11, yang disebut sebagai “Pasal
Iman” dalam Alkitab. Penulis surat Ibrani mengingatkan
para pembacanya tentang tokoh-tokoh dalam Perjanjian
Lama yang menghadapi berbagai macam tantangan, tetapi
tetap beriman kepada Tuhan. Dari teladan mereka tersebut
kita dapat belajar tentang artinya hidup dengan iman dan
berjalan dengan iman.
Ibrani 11 terkenal dengan frasa yang diulang-ulang,
“Karena iman . . . ” Ketika kita membaca pasal ini, kita dapat
dengan mudah mengingat teknik berkhotbah yang dipakai
oleh Dr. Martin Luther King, Jr.—teknik mengulang-
ulang frasa yang sama. Dr. King suka memakai sebuah
frasa, kemudian mengembangkan frasa tersebut melalui
pengulangan, sampai membentuk sebuah kresendo.
“Hari ini aku bermimpi,” kalimat ini ia ucapkan berkali-
kali dalam pidatonya di Lincoln Memorial pada tahun
1963, di mana kalimat yang berikutnya selalu lebih kuat
daripada kalimat yang sebelumnya. Seorang pembicara
yang kawakan akan sanggup memberikan pesan dari satu

231
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

frasa atau kalimat yang sama. Dan itulah yang kita lihat
dalam Ibrani 11: “Karena iman . . . karena iman . . . karena
iman . . . ” Frasa tersebut muncul 24 kali dalam satu pasal
ini. Pasal-pasal tertentu dalam Alkitab memiliki hal-hal
khusus yang ditekankan:

• Pasal Iman—Ibrani 11

• Pasal Kebangkitan—1 Korintus 15

• Pasal Kelahiran Natal—Lukas 2

• Pasal Gembala—Mazmur 23

• Pasal Wanita Bijak—Amsal 31

• Pasal Tinggal dalam Kristus—Yohanes 15

• Pasal Penciptaan—Kejadian 1

• Pasal Kasih—1 Korintus 13

Pada waktu kita mempelajari Ibrani 11, cobalah untuk


membayangkan seandainya Anda tidak pernah mendengar
kata iman sebelumnya. Mari kita membaca pasal ini dengan
pendekatan yang baru. Penginjil Ron Dunn berkata,
“Beberapa kata dalam pasal ini adalah seperti korden yang
warnanya memudar karena cahaya matahari. Pemakaian
yang sudah terlalu sering cenderung membuat kita tidak
lagi mengenali makna sebenarnya. Kosa kata-kosa kata
seperti itu perlu untuk dicermati kembali dari waktu ke
waktu untuk memastikan agar kita tidak menyimpang
dari makna sebenarnya. ‘Iman’ adalah salah satu kata

232
Apakah Iman Itu?

yang maknanya cenderung tidak lagi kita pahami dengan


benar. Seperti yang dikatakan oleh Paul Tillich, kata ‘iman’
itu sendiri harus ditolong sebelum iman dapat menolong
seseorang.’”116
Jadi, apakah sebenarnya iman itu?

Deskripsi tentang Iman


Ayat 1 dimulai dengan definisi umum: “Iman adalah dasar
dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat.” Deskripsi ini sangat tepat.
Ayat ini dimulai dengan sebuah penegasan bahwa iman
adalah realisasi dari segala sesuatu yang kita harapkan.
Kata dasar dalam ayat ini artinya “jaminan” atau “realisasi.”
Dengan kata lain, penulis surat Ibrani berkata, “Iman
adalah realisasi dari segala sesuatu yang kita harapkan.”
Kita juga bisa mengganti kata “dasar” tersebut dengan
keyakinan. Apakah iman itu? Iman adalah keyakinan atau
jaminan bahwa semua hal yang kita harapkan—yaitu janji-
janji dan penyataan diri Allah—adalah benar dan pasti.
John MacArthur menjelaskan tentang iman sebagai
berikut: “Iman memindahkan janji-janji Allah ke masa
sekarang. Dengan kata lain, iman yang sejati memegang
kata-kata Allah secara mutlak. Iman adalah sebuah
keyakinan supernatural—dan kebergantungan—pada
Dia yang telah mengucapkan berbagai macam janji. Iman
bukanlah sebuah pengharapan yang tidak pasti terhadap
sesuatu yang mungkin akan terjadi atau tidak terjadi. Iman
adalah keyakinan penuh yang mendatangkan kepastian
mutlak saat ini dan sekarang ini tentang semua hal ‘yang
kita harapkan.’”117

233
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Iman memampukan kita untuk berkata bahwa apa yang


Allah sudah janjikan pasti akan terjadi, dan kepastiannya
itu sangat mutlak sehingga janji tersebut seolah-olah
sudah terjadi. Iman membuat hal yang kita harapkan
menjadi seperti sebuah realitas. Hal-hal yang akan datang
dibuat menjadi nyata bagi mereka yang beriman. Iman itu
tidak ambigu; iman tidak ragu-ragu. Iman adalah sebuah
keyakinan yang konkrit. Iman adalah sebuah keyakinan
masa kini tentang realitas di masa yang akan datang.
Iman adalah kepastian yang kokoh dan tidak tergoyahkan
di dalam Tuhan yang dibangun atas keyakinan bahwa Ia
adalah Tuhan yang setia terhadap segala janji-Nya.
Kadang-kadang ada orang yang sekali saja melihat kita
akan tahu apakah kita hidup dengan iman atau kita hidup
dalam kebimbangan. Iman adalah keyakinan tentang
segala sesuatu yang kita harapkan. Sebagai orang-orang
Kristen kita mempunya harapan-harapan tertentu terhadap
hal-hal yang disampaikan dalam Alkitab. Kita berharap
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia. Kita berharap bahwa Allah akan melakukan segala
sesuatunya melebihi apa yang kita dapat bayangkan. Kita
berharap bahwa setiap saat Kristus akan datang kembali,
seperti seorang pencuri di malam hari. Kita berharap bagi
turunnya kota surgawi, yang dibuat dan dirancang oleh
Allah sendiri. Kita berharap akan hidup selama-lamanya,
karena Allah sudah menjanjikan kita kehidupan yang
kekal. Kita berharap bahwa Allah akan memelihara kita,
bahwa Ia akan tahu segala kebutuhan kita sebelum kita
memintanya. Ini semua adalah hal-hal yang kita harapkan,

234
Apakah Iman Itu?

dan jika memiliki keyakinan yang pasti dalam semua hal


tersebut—itulah iman. Orang yang beriman akan hidup
dengan keyakinan yang pasti bahwa semua hal tersebut
adalah nyata, akurat, pasti terjadi, dan tidak mungkin
tidak tergenapi.118
Selanjutnya, ayat ini berkata bahwa iman adalah “bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Apakah yang tidak
kita lihat sekarang ini? Kita tidak melihat Allah; Ia tidak
terlihat oleh mata kita. Kita tidak melihat Yesus Kristus;
Ia sudah kembali ke surga. Kita tidak melihat malaikat—
normalnya begitu. Kita tidak melihat wilayah rohani atau
Kota Emas Yerusalem Baru. Kita juga sekarang ini tidak
melihat semua jalan keluar dari persoalan kita, atau semua
hal yang baik dan benar. Kita belum melihat semua hal
tersebut, tetapi kita memiliki keyakinan yang pasti bahwa
semua realitas dan jalan keluar tersebut adalah hal-hal yang
sama nyatanya dengan kursi yang sedang Anda duduki saat
ini atau bangunan yang Anda tinggali. Inilah cara penulis
surat Ibrani mendefinisikan iman.119
John Phillips menulis, “Iman memberikan substansi
pada realitas yang tidak terlihat. Iman adalah semacam
‘indera keenam’ yang memampukan seseorang untuk
memiliki keyakinan tentang dunia yang tidak terlihat
dan membawa dunia itu ke dalam wilayah pengalaman
sehari-hari. Itulah fungsi dari semua indera yang ada
pada kita. Mata menangkap gelombang cahaya yang
bergerak dalam ruang dan membuat nyata benda-benda
yang seseorang lihat. Telinga menerima gelombang suara
dan menerjemahkan gelombang suara tersebut menjadi
sesuatu yang kita dengar.

235
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“Tetapi ada sebuah spektrum gelombang yang


sepenuhnya ada di luar jangkauan panca indera kita.
Kita tidak dapat melihatnya atau mendengarnya atau
merasakannya atau mencium baunya atau merasakannya.
Tetapi semuanya nyata, dan dengan bantuan peralatan
modern, kita dapat menangkap gelombang-gelombang
tersebut dan mengubahnya menjadi sesuatu yang dapat
ditangkap oleh panca indera kita. Iman menggapai dimensi
rohani dan memberikan kepada kita bentuk dan substansi
terhadap realitas-realitas rohani sedemikian rupa sehingga
jiwa kita dapat merasakannya dan menangkapnya bahkan
menikmatinya.”120
Banyak orang yang menganggap iman sebagai sesuatu
yang tidak sungguh-sungguh ada, seperti kita mempercayai
cerita-cerita dongeng yang sebenarnya tidak benar-benar
terjadi. Tapi pandangan ini salah total. Iman adalah sesuatu
yang sungguh-sungguh nyata, dan iman mengaitkan kita
dengan fakta-fakta yang sungguh-sungguh ada—bahkan
lebih nyata, lebih penting, dan lebih kekal daripada semua
hal yang kita dapat kenali dengan panca indera kita.
Rasul Petrus menggambarkan tentang iman sebagai
berikut: “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia,
namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada
Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu
bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak
terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu,
yaitu keselamatan jiwamu” (1 Petrus 1:8-9).
Iman terkait dengan realitas yang sungguh-sungguh
ada. Iman bahkan lebih nyata daripada yang kita lihat
dan yang kita dengar dan yang kita cium baunya dan

236
Apakah Iman Itu?

yang kita rasa dan yang kita


sentuh. Iman jauh lebih nyata “Iman meyakini dengan
daripada semua yang panca sungguh-sungguh
indera yang Tuhan berikan karakter Allah yang
pada tubuh fisik kita. Iman jalan-jalan-Nya
bukanlah hanya sekedar indera tidak selalu dapat
ke enam; iman adalah indera kita mengerti.”121
~ Oswald Chambers
yang paling penting.
Orang-orang yang beriman
menjalani kehidupan mereka dengan percaya kepada
Allah. Kehidupan mereka mendemonstrasikan sebuah
komitment yang luar biasa kepada orang-orang yang tidak
mengenal Yesus. Mereka begitu yakin dengan janji-janji
Tuhan dan begitu yakin dengan berkat-berkat-Nya
sehingga semua perbuatan mereka menunjukkan seolah-
olah janji-janji Allah tersebut sudah terwujud.
Mungkin Anda pernah membaca kisahnya Katie Davis,
seorang gadis yang menjadi seorang guru Taman Kanak-
Kanak di Uganda pada waktu ia masih berusia delapan
belas tahun. Pada waktu ia tinggal di Uganda, Tuhan
memberinya kesempatan untuk mengadopsi beberapa anak.
Sekarang ia menjadi pimpinan sebuah organisasi pelayanan
dan telah menulis tentang pengalaman-pengalamannya
dalam buku Kisses from Katie (Kecupan dari Katie).
Ia menceritakan bagaimana dalam pelayanannya ia
harus menjaga keseimbangan antara memimpin sebuah
organisasi pelayanan yang membutuhkan dukungan
dana yang tidak sedikit dan menjadi seorang ibu bagi
para yatim piatu. “Kedua aspek tersebut menguji dan
menumbuhkan imanku dengan luar biasa,” katanya,

237
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

“ketika aku bersandar pada Tuhan untuk mencukupi


baik kebutuhan-kebutuhan materi maupun hikmat dan
kekuatan untuk menjadi orangtua atas kehidupan anak-
anak yang Tuhan sudah percayakan dalam hidupku.”122
Iman yang alkitabiah adalah sebuah keyakinan yang terus
bertumbuh terhadap keberadaan Allah yang tidak dapat
dilihat dan terhadap keterlibatan-Nya dalam kehidupan
kita, bahkan di masa-masa kita mengalami masalah. Bahkan
sebenarnya, jika bukan karena masa-masa yang sukar, kita
tidak akan memiliki dorongan untuk bertumbuh dalam
iman. Ketika kita membaca Ibrani 11, semua tokoh dari
dua puluh tujuh tokoh yang namanya ditulis dalam pasal
tersebut memiliki satu kesamaan: Karena iman mereka
mengatasi cobaan-cobaan yang sangat berat.
Jika kita perhatikan nama-nama tersebut—Habel,
Henokh, Nuh, Abraham, Sara, dan yang lainnya—maka
kita akan melihat bahwa iman mereka berawal dari
sebuah pengenalan. Seseorang tidak mungkin memiliki
iman yang menyelamatkan tanpa memiliki pengenalan
terhadap kebenaran. Anda tidak akan dengan sendirinya
beriman hanya dengan menaruh Alkitab di bawah bantal.
Anda tidak akan memiliki iman karena pengalaman
emosional tertentu. Iman berangkat dari kebenaran, yaitu
firman Tuhan. “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17).
Seorang penulis pernah berkata, “Ketika fakta yang
baru masuk ke dalam pikiran seseorang, fakta tersebut
akan mencari tempat dalam pikiran seseorang; fakta itu
akan memperkenalkan dirinya pada penghuni dalam
pikiran seseorang. Proses memperkenalkan fakta-fakta

238
Apakah Iman Itu?

baru tersebut disebut proses berpikir. Dan, berbeda dari


asumsi kebanyakan orang, proses berpikir tidak dapat
dihindari oleh orang-orang Kristen.”123
Tuhan memberi kita kesempatan untuk mendengar
tentang kebenaran, dan kebenaran tersebut akan masuk
ke dalam pikiran kita, di mana kebenaran tersebut akan
berinteraksi dengan hal-hal yang sudah kita ketahui
sebelumnya. Kita berpikir. Iman melibatkan daya berpikir.
Iman melibatkan proses berpikir. Firman Tuhan masuk
ke dalam pikiran seseorang dan mulai bercampur dengan
apa yang sudah ada di sana; dari situ muncullah persepsi-
persepsi tertentu.
Tetapi persepsi itu sendiri bukanlah iman. Hanya
karena kita mengenal sesuatu, kita tidak dapat
menyebutnya sebagai iman. Kita harus memiliki elemen
lainnya, yaitu persuasi. Apa yang kita sedang pikirkan
harus menggerakkan emosi kita. Kita menjadi terkait
secara emosi dengan sebuah kebenaran. Dan ketika kita
memikirkan tentang kebenaran tersebut, kebenaran itu
mulai menggerakkan hati kita. Kita mulai mengendapkan
kebenaran itu dalam pikiran kita sampai akhirnya
kebenaran itu membentuk emosi kita.
Tetapi persepsi dan persuasi juga masih belum
cukup. Jika iman kita mau bertumbuh, maka kita butuh
melakukan perbuatan. Kita harus bertindak sesuai dengan
iman kita. Kita harus menjalankan apa yang kita percayai.
Iman menggerakkan seluruh keberadaan kita—pikiran,
emosi, dan kemauan.
Saya pernah membaca cerita tentang tiga orang yang
terperangkap dalam sebuah gua di mana air dalam gua itu

239
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

mulai naik. Ketiga orang itu adalah seorang filsuf, seorang


ilmuwan, dan seorang petani. Ketiganya tidak tahu
bagaimana berenang. Untunglah regu penyelamat berhasil
menemukan lokasi mereka, lalu tali diturunkan ke dalam
gua untuk menyelamatkan mereka. Sang filsuf berkata,
“Benda ini sepertinya sebuah tali, tapi mungkin ini hanya
sebuah ilusi saja.” Sang filsuf tidak mengambil tali tersebut
dan akibatnya ia tenggelam. Sang ilmuwan merasa bahwa
ia harus menyelidiki tali tersebut terlebih dulu, dan dari
penyelidikannya ia meragukan kekuatan tali tersebut.
Ia mulai menjelaskan hasil analisanya tentang kondisi
fisik dan kimia dari tali tersebut. Ia pun menolak untuk
mengambil tali tersebut dan akibatnya ia tenggelam. Sang
petani yang sederhana itu berkata, “Saya tidak tahu apakah
ini tali atau sebenarnya seekor ular, tetapi ini adalah satu-
satunya kesempatan bagi saya untuk bisa diselamatkan,
jadi saya akan meraih dan memegang erat-erat benda ini.”
Hanya petani itu yang selamat dari gua tersebut.124
Iman yang sejati akan meraih dan memegang erat-erat
kebenaran. Iman yang sejati tidak meniadakan pikiran atau
emosi atau kemauan. Iman yang sejati akan berkata, “Saya
percaya. Saya menerima. Saya mendasarkan perbuatan
saya pada kebenaran ini.”

Demonstrasi Iman
Ibrani 11 melanjutkan bahwa sasaran dari iman kita—
yaitu Tuhan Yang Mahakuasa—adalah Pencipta alam
semesta, dan bahwa iman menolong kita untuk mengenali
karya-Nya: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita

240
Apakah Iman Itu?

lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada


nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa
alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga
apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat
kita lihat.”
Dengan kata lain, iman melihat apa yang tidak dapat
dilihat; dan iman mengerti bahwa dunia yang dapat kita
lihat ini berasal dari pikiran Allah yang tidak dapat dilihat.
Sungguh sebuah ayat yang sangat luar biasa! Budaya di
mana kita tinggal sangat menentang topik ini, dan salah
satu pertanyaan provokatif dalam sebuah percakapan di
ranah publik adalah: “Dari manakah kita berasal?”
Orang-orang ateis dan evolusionis mengklaim bahwa
kita tidak dapat menjawab pertanyaan tentang asal-usul
kita dari sudut pandang iman karena hal itu tidak ilmiah.
Tetapi sebenarnya mereka juga sedang menuduh diri
mereka sendiri.
Karena iman kita mengerti bahwa Allah menciptakan
alam semesta. Allah menciptakan dunia melalui firman-
Nya. Kalimat pertama dalam Alkitab berkata, “Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian
1:1). Pemazmur berkata: “Oleh firman TUHAN langit telah
dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya . . .
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi
perintah, maka semuanya ada” (Mazmur 33:6, 9). Apa yang
kita lihat dengan mata—dunia materi—tidak dijadikan
dari hal-hal yang bersifat materi. Ada kuasa yang tidak
terlihat mata yang telah menjadikan apa yang kita lihat.
Seluruh alam semesta diciptakan oleh Allah.

241
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Jika Anda tidak mempercayai hal tersebut—maka


Anda akan tetap memiliki semacam iman kepercayaan.
Anda mungkin percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena
kebetulan atau karena sebuah proses yang tidak disengaja.
Dari manakah semua yang ada dan semua proses itu sendiri
berasal? Anda tidak akan bisa menjelaskan. Semua orang
ateis yang percaya teori evolusi dapat berteori macam-
macam, tetapi mereka tetap tidak bisa menjelaskan tentang
asal mula segala sesuatu. Bahkan ketika mereka memakai
teori Big Bang (Ledakan Besar), mereka tetap tidak bisa
menjelaskan dari mana asal mula elemen-elemen tersebut.
Dengan kata lain, mereka percaya bahwa evolusi adalah
sebuah teori yang bersifat ilmiah, tetapi sebenarnya teori
itu sendiri sifatnya tidak ilmiah. Teori evolusi lebih bersifat
sebagai sebuah hipotesa daripada teori karena tidak dapat
diuji kebenarannya. Teori evolusi tidak dapat dibuktikan,
bahkan banyak dari dalil-dalil pemikiran mereka sudah
terbukti tidak benar. Bagi saya, menjadi seorang evolusionis
membutuhkan “iman” yang lebih besar daripada menjadi
orang Kristen yang percaya penciptaan. “Langit menceritakan
kemuliaan Allah” (Mazmur 19:1). Dan dengan iman kita
mengerti bahwa seluruh alam semesta dirancang oleh Allah,
sehingga semua yang kita bisa lihat tidak dibuat dari hal-hal
yang dapat dilihat.

Tuntutan Iman
Hal itu membawa kita kembali kepada tuntutan-tuntutan
iman; ayat 6 dengan tegas berkata, “Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada,

242
Apakah Iman Itu?

dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-


sungguh mencari Dia.” Iman sangatlah hakiki. Tuhan
menuntut iman sebagai bagian dari hubungan yang sehat
dengan Dia. Kita tidak dapat berkenan kepada Allah tanpa
iman. Iman adalah bagian dari DNA-nya orang Kristen.
Sangat penting bagi kita
untuk percaya bahwa Tuhan “Permulaan iman
ada dan bahwa kita dengan adalah percaya
sungguh-sungguh mencari-Nya. bahwa Allah ada.”
Alkitab berkata bahwa jika kita ~John Macarthur
mencari Tuhan, maka kita akan
menemukan-Nya. Yesaya 55:6 berkata, “Carilah TUHAN
selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama
Ia dekat.” Yeremia 29:13 berkata, “Apabila kamu mencari Aku,
kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan
Aku dengan segenap hati.” Amos menulis, “Sebab beginilah
firman TUHAN kepada kaum Israel: ‘Carilah Aku, maka
kamu akan hidup!’” (Amos 5:4). Yesus berkata, “Carilah
dulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Jika Anda berkata kepada saya bahwa Anda tidak
sungguh-sungguh percaya Tuhan, pertanyaan saya kepada
Anda adalah, “Baiklah, tapi apakah Anda sungguh-sungguh
mencari Dia? Apakah Anda rindu untuk mengenal-Nya?
Seberapa dalam Anda ingin tahu? Seberapa seriuskah
usaha Anda? Sumber-sumber apa saja yang sudah Anda
baca yang telah menolong Anda untuk memahami siapa
Tuhan dan apa yang Ia lakukan? Apakah Anda telah
dengan serius menyelidiki kebenaran tentang Allah dalam
Alkitab?” Menurut Ibrani 11, Allah menghargai mereka

243
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

yang mencari Dia, dan setiap orang yang mencari-Nya


akan ditemukan oleh Dia.
Ada banyak kisah tentang orang-orang yang tinggal di
tempat-tempat di mana berita Injil belum pernah diberitakan,
dan mereka hanya mengikuti petunjuk yang tersedia bagi
mereka untuk mencari Allah sampai akhirnya mereka
bertemu dengan seseorang yang tahu tentang Yesus dan yang
memberitahu mereka bagaimana mereka dapat mengenal
Allah. Saya tidak bisa selalu menjelaskan bagaimana mujizat
seperti itu dapat terjadi, tetapi itulah yang dikatakan oleh
firman Tuhan. Saya percaya bahwa jika seseorang meresponi
terang yang Allah berikan kepada mereka, maka Ia akan
mengirim lebih banyak terang. Ia menghargai mereka yang
mencari Dia.
Ia juga akan memberkati kita ketika kita menemukan
Dia dan percaya kepada-Nya. Selebihnya dari Ibrani 11 berisi
nama-nama tokoh yang adalah karakter-karakter yang banyak
disukai dalam Alkitab. Mereka adalah pahlawan-pahlawan
iman. Mereka adalah orang-orang yang dipakai oleh Tuhan
dengan luar biasa. Ada dua puluh tujuh nama, dan banyak
lainnya yang tidak ada namanya. Penulis Ibrani 11 mulai
dengan Kejadian dan, seperti seorang pengkhotbah, ia menulis
dengan panjang lebar di bagian awal dan singkat saja di bagian
akhir. Saya suka dengan apa yang ia tulis di ayat 32, “Dan
apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan
waktu . . . ” kemudian ia memberikan secara ringkas poin-poin
berikutnya. Saya sering merasa seperti itu ketika berkhotbah!
Tetapi jika Anda membaca daftar pahlawan iman di ayat-ayat
terakhir, maka Anda akan menangkap bahwa iman adalah
inti dari seluruh kisah dalam Alkitab.

244
Apakah Iman Itu?

Ibrani 11 dimulai dengan Penciptaan, lalu tentang


Habil, Henokh, Nuh, dan bagian-bagian lainnya dalam
kitab Kejadian untuk menunjukkan kepada kita secara
berulang-ulang bahwa tokoh-tokoh tersebut adalah orang-
orang yang memilih untuk menunjukkan iman mereka di
tengah-tengah berbagai macam tantangan. Penulis Ibrani
kemudian melanjutkan ke kitab Keluaran, Yosua, Hakim-
hakim, dan sesudah itu ia berhenti membuat daftar tentang
tokoh-tokoh selanjutnya. Ia hendak berkata kepada para
pembaca kitabnya: jangan putus asa dan jangan menyerah.
Tuhan sudah memberi kita sebuah kitab—Alkitab—yang
berisi berbagai macam catatan sejarah yang akan mengajari
kita tentang pentingnya hidup dan berjalan dengan iman.
Dan sungguh sebuah kesaksian tentang iman yang luar
biasa! Sama seperti penulis Ibrani 11, karena keterbatasan
ruang dalam bab ini, saya akan memberikan kesimpulan
dari Ibrani 11 tentang hal-hal yang terjadi karena iman:

• Iman mempersembahkan yang terbaik.

• Iman memampukan seseorang untuk berjalan


dengan Tuhan.

• Iman membangun bahtera walaupun belum ada hujan.

• Iman melangkah pergi sebelum pasti ke mana


tujuannya.

• Iman tinggal dalam kemah-kemah di negeri asing.

• Iman menantikan sebuah kota yang perancang dan


pembangunnya adalah Allah.

245
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

• Iman memberikan kekuatan untuk mengandung


seorang anak ketika usia ibu tersebut sudah
melampaui batas umum melahirkan.

• Iman mengorbankan anaknya sendiri karena


ketaatannya.

• Iman percaya akan adanya Kebangkitan.

• Iman berjanji tidak akan meninggalkan tulang-


tulang Yakub di Mesir.

• Iman menolak untuk disebut sebagai anak puteri


Firaun.

• Iman memilih untuk turut menderita bersama-sama


dengan umat Allah.

• Iman menganggap penghinaan karena Kristus sebagai


kekayaan yang lebih besar daripada semua harta Mesir.

• Iman meninggalkan Mesir menuju ke Tanah perjanjian.

• Iman melintasi Laut Merah sama seperti melintasi


tanah kering.

• Iman berjalan mengelilingi tembok Yerikho sampai


tembok itu runtuh.

• Iman menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan


kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan.

• Iman menutup mulut singa-singa dan memadamkan


api yang dahsyat.

246
Apakah Iman Itu?

• Iman luput dari mata pedang dan memukul mundur


pasukan-pasukan tentara asing.

• Iman menerima kembali orang-orang yang telah mati.

• Iman menghibur mereka yang tidak diluputkan dari


penderitaan dan kematian dalam dunia ini.

Jadi jangan percaya jika ada orang yang berkata, “Oh, iman itu
hanya perasaan saja.” Salah, iman adalah sesuatu yang terjadi.
Iman bertindak. Iman memberikan kekuatan kepada Anda.
Dalam Alkitab saya, saya menggarisbawahi semua kata kerja
di dalam Ibrani 11. Sungguh luar biasa. Ketika saya
membacakan daftar kata kerja tersebut kepada jemaat di
Gereja Komunitas Shadow Mountain, saya bisa melihat
bagaimana wajah mereka terlihat bersemangat karena
semua kata kerja tersebut: Iman memperoleh, mengerti,
mempersembahkan, menyenangkan, menyiapkan, mentaati,
berangkat, menunggu, menerima, memegang, mengaku,
menyatakan, mencari, merindukan, menyimpulkan, memuji,
menyembah, menyebutkan, menolak, memilih, menghargai,
melihat, meninggalkan, menanggung, memelihara, melewati,
mengelilingi, mengusahakan, mendapat, berhenti, melegakan,
terluput, dan menjadi.
Iman menyenangkan hati Tuhan. Ketika Anda
menghadapi tantangan, percayalah kepada Tuhan dan
teruslah melangkah dengan penuh sukacita. Ketika
Anda terjatuh, mintalah Tuhan untuk mengangkat Anda
kembali. Ketika Anda merasa ditindih oleh beban yang
berat, tenangkanlah hati Anda dan pandanglah kepada
Tuhan. Ketika menghadapi masalah-masalah kehidupan,

247
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

berpeganglah erat-erat pada salib Kristus dan taruhlah


pengharapan Anda pada hal-hal yang kekal. Allah menolong
orang beriman di masa lalu, dan Ia akan menolong kita pada
masa sekarang.
Seorang pendeta di kota Houston bernama John
Bisagno pernah menceritakan pengalamannya tentang
anak perempuannya, Melodye Jan, yang pada waktu
itu masih berusia 5 tahun. Suatu hari Melodye datang
kepadanya dan meminta sebuah rumah mainan untuk
bonekanya. John segera mengiyakan permintaannya
dan berjanji akan membuatkan sebuah rumah boneka.
Lalu John melanjutkan membaca buku lagi. Ketika ia
melihat ke luar jendela dari kamar belajarnya, ia melihat
anak perempuannya membawa macam-macam barang
di tangannya: piring-piring, mainan, dan boneka, dan
keluar-masuk rumah sampai ada setumpuk barang-barang
mainan di halaman belakang rumah. John bertanya kepada
istrinya apa yang Melodye Jan sedang lakukan.
“Oh, kamu sudah janji akan membuatkan rumah
boneka buat dia, dan dia percaya janjimu. Dia sedang
bersiap-siap dan menunggu rumah boneka itu.”
“Anda bisa bayangkan bahwa saya seperti dikejutkan
oleh sebuah bom atom,” kata John kemudian. “Saya
langsung meletakkan buku yang sedang saya baca, lalu
cepat-cepat pergi ke toko bahan bangunan, dan segera
membangunkan sebuah rumah-rumahan untuk anak
perempuan saya. Mengapa saya melakukan itu semua?
Apakah karena saya mau? Bukan. Apakah karena dia layak
dibuatkan rumah-rumahan? Bukan. Tapi karena ayahnya
sudah berjanji dan anak itu percaya, bahkan sudah

248
Apakah Iman Itu?

bertindak. Pada waktu saya melihat imannya, tidak ada hal


apapun yang akan mencegah saya untuk memenuhi janji
yang saya sudah buat.”126
Jangan salah mengerti jika saya berkata bahwa iman
kita yang terutama bukanlah iman dalam firman-Nya,
tetapi dalam Pribadi-Nya. Benar, kita mempercayai firman
Tuhan. Tetapi alasan mengapa Alkitab dapat dipercaya
adalah karena Penulisnya dapat dipercaya. Alasan mengapa
kita bersandar pada janji-janji-Nya adalah karena Ia
tidak dapat berbohong. Allah kita selama-lamanya tidak
berubah, penuh kebenaran, mahatahu, dan setia, sehingga
janji-janji-Nya dan perintah-perintah-Nya akan tetap
selalu sama. Alkitab tidak mengilhami kita tentang Allah,
tetapi Allah-lah yang mengilhami firman-Nya; dan alasan
mengapa kita mempelajari Alkitab adalah untuk mengenal
lebih dalam tentang Dia.
Iman memberikan tanggapan terhadap janji Bapa.
Dan janji-Nya yang paling utama adalah berikut ini:
Jika kita menempatkan iman kita kepada Anak-Nya
untuk memperoleh hidup yang kekal, maka Ia akan
menyelamatkan kita dari segala dosa dan memberi kita
hidup yang kekal. Kita akan
selamanya tinggal bersama-Nya “Saya percaya janji-
di tempat yang sekarang ini janji Allah cukup
sedang dipersiapkan bagi mereka untuk membuat saya
yang sungguh-sungguh percaya mempertaruhkan
kepada Yesus Kristus. Itu adalah kekekalan pada janji-
janji utama yang paling indah janji tersebut.”127
untuk mengawali perjalanan ~ Isaac Watts
iman kita.

249
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Luci Swindoll, saudara perempuan dari teman saya


Chuck Swindoll dan seorang pembicara terkenal, menulis
berikut ini tentang ibunya: “Dalam banyak hal, ia adalah
orang yang mengajariku untuk percaya Tuhan. Ibu membawa
saya dan kedua saudara saya kepada Kristus ketika kami
masih anak-anak. Dan walaupun sekarang ia sudah di surga
hampir empat puluh tahun yang lalu, saya selalu mengingat
dia setiap hari. Di lain pihak, ia juga kadang mengesalkan.
Ibu saya adalah seseorang yang emosinya mudah berubah
dan suka mengontrol . . . tetapi ia juga seorang yang sungguh
luar biasa. Kami tidak pernah tahu bagaimana ia akan
bersikap hari itu. Karena temperamennya yang berubah-
ubah, perilakunya menjadi tidak dapat ditebak. Tetapi
Tuhan memakai kepribadiannya tersebut untuk mendorong
saya untuk selalu bersandar kepada-Nya, dan membuat saya
lebih dekat dengan ayah saya.”
Luci melanjutkan dengan menggambarkan masa-masa
dia mengalami stres karena ibunya, dan ia menceritakan
bagaimana kesabaran ayahnya menolong dia untuk
bisa menghadapi sikap ibunya yang berubah-ubah.
Kedua orangtuanya memainkan peranan penting dalam
perkembangan rohani Luci, dan keduanya menurut
caranya masing-masing telah menolong Luci untuk belajar
artinya beriman. “Saya belajar untuk mempercayai Tuhan
karena Ia adalah satu-satunya yang bisa mengatasi semua
keadaan,” tulisnya. “Bukan kepada ibu saya atau ayah saya,
saya beriman. Juga bukan kepada saudara-saudara kandung
saya, atau kepada teman-teman, atau kepada rekan-rekan
kerja saya. Bukan kepada orang-orang di sekeliling saya.
Tapi kepada Tuhan saja.”

250
Apakah Iman Itu?

“Seringkali hal yang paling sulit untuk dilakukan


dalam dunia ini adalah beriman kepada Tuhan. Iman
menuntut kita untuk melepaskan segala kebiasaan kita dan
untuk bergantung sepenuhnya pada pimpinan-Nya. Tetapi
itulah cara hidup yang saya mau lakukan di sepanjang sisa
hidup saya di dunia . . . Siapa yang tahu berapa lama lagi
saya bisa hidup? Tidak ada seorangpun. Tetapi saya tahu
kepada Siapa saya percaya, dan Dia adalah segala-galanya
dalam hidup ini.”128
Kita semua juga dapat melakukan hal yang sama.
Kita dapat sepenuhnya percaya kepada-Nya di sepanjang
kehidupan kita, entahkah umur kita panjang atau pendek.
Daftar pahlawan iman masih terus berlanjut; nama-nama
baru terus ditambahkan dalam kitab kehidupan di surga.
Yesus berkata, “Percayalah kepada Allah” (Markus 11:22),
dan seorang penulis lagu pernah menuliskan lirik berikut
ini dalam salah satu lagu himne: “Percayalah kepada
Allah, Ia ada pada takhta-Nya; Percayalah kepada Allah,
Ia menjaga kepunyaan-Nya. Ia tak mungkin gagal, Ia tetap
menjagamu; Percayalah kepada Allah, percayalah kepada
Allah.”129

251
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Jika ada orang yang bertanya kepada Anda tentang


definisi iman, apakah jawab Anda?

2. Lihatlah ayat-ayat berikut ini dan buatlah sebuah daftar


tentang definisi-definisi alkitabiah tentang iman: Amsal
3:5-6; Yohanes 4:50; Lukas 1:38; Lukas 1:45; Kisah 27:25;
dan Roma 4:21. Tambahkan juga Ibrani 11:1, kemudian
pilihlah definisi mana yang Anda paling suka.

252
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

3. Apakah sulit bagi Anda untuk memiliki iman tentang


hal-hal yang tidak terlihat oleh mata? Apakah iman itu
masuk akal atau tidak masuk akal?

4. Orang-orang evolusionis ateis sebenarnya juga memiliki


iman sama seperti orang-orang yang percaya adanya
Pencipta. Apakah Anda setuju? Menurut Anda, apakah
seseorang membutuhkan “iman” yang lebih besar untuk
percaya teori evolusi daripada percaya penciptaan?

253
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

5. Apakah saat ini Anda sedang menghadapi sebuah situasi


yang menuntut Anda untuk beriman? Kebenaran atau
aplikasi yang manakah dari bab ini yang Anda rasa paling
menolong untuk menghadapi tantangan tersebut?

“Iman selalu adalah tanda dari hamba-hamba


Allah dari sejak dunia dijadikan . . . Iman adalah
dasar dan pengharapan yang teguh bahwa Allah
akan melakukan semua yang Ia sudah janjikan
di dalam Kristus untuk kita.” 130
~ Matthew Henr y

254
B A B S E P U L U H

Apakah Perintah yang


Paling Utama?

Dorian “Doc” Paskowitz, yang meninggal pada


usia 93 tahun, adalah sosok yang dikenang sebagai salah
satu peselancar yang paling penting dalam sejarah olahraga
selancar air. Ia pertama kali mencoba berselancar pada usia
12 tahun di pantai Texas. Ia kemudian menjadi penjaga
pantai di Mission Beach, San Diego, pada tahun 1946.
Beberapa tahun kemudian ia pindah ke Israel dan tinggal di
daerah pantai jalur Gaza di mana ia berselancar setiap hari.
Sampai usia 90 tahun ia masih tetap berselancar. Jika orang
bertanya kepadanya tentang prioritasnya dalam hidup ini,
ia akan menjawab: “Hal yang paling utama dalam hidup
adalah kesehatan.”131
Apakah hal yang paling utama dalam hidup ini? Di bab
terakhir dari diskusi kita tentang pertanyaan-pertanyaan
yang orang Kristen sering tanyakan, kita akan menutupnya
dengan sebuah pertanyaan yang sangat penting—Hal

255
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

apakah yang paling utama dibandingkan segala hal lainnya


dalam hidup ini? Hal apakah yang Anda akan tempatkan
di urutan pertama dari daftar tentang hal-hal yang paling
berharga menurut Anda? Apakah tugas utama kita dalam
hidup ini?
Apakah jawab Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan
semacam itu jika Anda ditanya dalam sebuah wawancara
atau harus mengisi sebuah daftar pertanyaan? Atau jika
ada orang di kafe bertanya, “Apakah hal yang paling utama
dalam dunia ini bagi Anda?” apakah jawaban spontan yang
akan Anda berikan?
Penyanyi Taylor Swift berkata, “Saya rasa sangat
penting dalam hidup ini untuk menari mengikuti irama
drum Anda sendiri dan menunjukkan kepada orang lain
bahwa Anda lebih menikmati hidup ini daripada orang-
orang yang kelihatannya keren.”132
Pembicara motivasi Amanda Gore berkata bahwa hal
yang paling penting dalam hidup ini adalah bagaimana
Anda merasa tentang diri Anda sendiri.133 Aktris Audrey
Hepburn berkata, “Hal yang paling penting dalam hidup
ini adalah menikmati hidup Anda—menjadi bahagia—
itulah hal yang paling penting.”134
Kim Richards dari The Real Housewives of Beverly Hills
menyebut “ketenangan atau tidak mabuk” sebagai hal yang
paling penting dalam hidupnya.135
Oprah Winfrey pernah mewawancarai Paulo Coelho,
penulis buku The Alchemist, sebuah buku terlaris yang
memecahkan rekor dunia sebagai buku yang paling
banyak diterjemahkan dan dijual semasa penulisnya
masih hidup. Oprah bertanya tentang satu kualitas penting

256
Apakah Perintah yang Paling Utama?

yang dibutuhkan oleh seseorang untuk menjadi orang


yang rohani. Coelho berkata bahwa kualitas yang paling
penting bukanlah kepercayaan kepada Tuhan, tetapi
keberanian. “Keberanian adalah kualitas rohani pertama
yang seseorang perlu miliki,” ia berkata.136
Pada setiap acara pembukaan Olimpiade, seluruh
atlit peserta akan mengucapkan kredo Olimpiade, yang
diadaptasi dari sebuah pidato yang diberikan di Olimpiade
1908 oleh Uskup Episkopal, Ethelbert Talbot. Kredo tersebut
berbunyi: “Hal yang paling penting dalam Pertandingan
Olimpiade bukanlah kemenangan, tetapi kesempatan untuk
mengambil bagian di dalamnya, sama seperti hal yang
paling penting dalam hidup ini bukanlah kemenangan tetapi
bergumul dengan baik. Hal yang paling esensial bukanlah
menaklukkan tetapi bertanding dengan baik.”137
Bagaimanakah Allah akan menjawab pertanyaan
tentang hal yang paling utama dalam hidup ini? Kita tidak
perlu berspekulasi tentang jawabannya, karena seorang
ahli Taurat di zaman dulu pernah bertanya tentang
pertanyaan tersebut kepada Yesus dari Nazaret, dan kita
memiliki jawabannya yang lengkap dari kata-kata Tuhan
sendiri. Jawaban tersebut dapat ditemukan di Markus 12,
di mana Yesus menjawab serangkaian pertanyaan yang
tidak bersahabat dari para pengritik-Nya yang mencoba
mencari kesalahan dari jawaban-jawaban-Nya. Peristiwa
tersebut terjadi menjelang minggu terakhir dari pelayanan-
Nya, bahkan hanya beberapa hari sebelum Kalvari, dan
Yesus ada di pelataran Bait Allah untuk menjawab berbagai
macam pertanyaan dari musuh-musuh-Nya. Mereka
bertanya kepada-Nya tentang pajak. Mereka juga bertanya

257
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

tentang kebangkitan. Mereka berharap agar Ia mengatakan


sesuatu yang menyinggung atau membuat marah orang
banyak, tetapi Ia menjawab semuanya dengan bijaksana dan
mereka tidak dapat menemukan satu kesalahan pun pada
jawaban-jawaban-Nya. Akhirnya, seseorang mengajukan
sebuah pertanyaan penting. Markus 12:28 mencatat, “Lalu
seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang
Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab
yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan
bertanya: ‘Hukum manakah yang paling utama?’”

Mencari Jawaban
Nada dari ayat 28 sepertinya menunjukkan bahwa orang
yang bertanya kepada Yesus tidak bertanya sekedar
menjebak. Ahli Taurat tersebut sangat terkesan dengan
bagaimana Yesus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada-Nya. Sangat mungkin orang yang bertanya
ini memang sungguh-sungguh mengharapkan pencerahan
dari Tuhan. Mungkin ia memang sedang mencari jawaban
bagi pertanyaan-pertanyaan utama dalam hidup ini. Saya
cukup simpati dengan si penanya tersebut, dan Yesus sendiri
juga memuji sikap dari si penanya tersebut (lihat ayat 34).
Identitas dari si penanya tersebut disebutkan dalam
ayat 28 sebagai “salah seorang ahli Taurat.” Identitas itu
memberikan petunjuk kepada kita bahwa ia memiliki
jabatan keagamaan, dan sangat mungkin adalah bagian
dari kelompok ahli Taurat di Bait Allah. Tugas seorang ahli
Taurat adalah menyalin Kitab-kitab Suci untuk umat Tuhan.
Mereka menghabiskan waktunya di meja tulis dengan
sebuah gulungan kitab, tinta, pena, dan lembaran perkamen

258
Apakah Perintah yang Paling Utama?

kosong. Mereka menyalin kitab-kitab Perjanjian Lama baris


demi baris; dan ketika mereka melakukan hal tersebut,
mereka tentunya juga membaca kata-kata yang mereka salin,
merenungkannya, dan mempelajarinya. Ahli Taurat adalah
teolog pada zaman itu. Orang yang bertanya kepada Yesus
mungkin sudah menyalin semua perintah dalam Perjanjian
Lama, dan mungkin sekali ia bertanya-tanya apakah semua
perintah tersebut sama pentingnya atau ada satu yang lebih
penting daripada semua yang lainnya.
Dari sumber-sumber rabinik kita tahu bahwa orang-
orang Yahudi membagi perintah-perintah dalam Hukum
Taurat ke dalam perintah-perintah yang positif dan negatif.
Semuanya ada 613 perintah dalam Perjanjian Lama, di
mana 248 dari jumlah tersebut adalah tentang hal-hal
yang harus dilakukan, dan 365 perintah adalah larangan-
larangan. Sebagian berbunyi, “Hendaklah engkau.” Dan
sebagian lagi, “Janganlah engkau.”
Jangan pikir hanya ada sepuluh perintah saja!
Sepuluh Perintah Tuhan adalah pernyataan-pernyataan
singkat, sedangkan 600 lebih perintah lainnya menjabarkan
perintah-perintah tersebut secara rinci. Keenam ratus
perintah tersebut berisi aplikasi dari prinsip-prinsip utama
dalam Hukum Taurat. Dengan kata lain, ahli Taurat yang
bertanya kepada Yesus tersebut seolah-olah mengajak
Yesus masuk ke dalam sebuah ruangan untuk melihat pada
613 perintah di atas meja dan untuk memilih saat itu juga
satu perintah yang paling utama.
Seandainya Anda atau saya yang harus menjawab
pertanyaan tersebut, kita mungkin akan memilih perintah
pertama dari Sepuluh Perintah Tuhan, seperti yang tertulis

259
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

dalam Keluaran 20:2-3: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang


membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”
Cukup masuk akal bahwa perintah pertama dari Sepuluh
Perintah adalah perintah yang pertama karena ini adalah
perintah yang paling penting.
Tetapi Yesus menjawab dengan menunjukkan kepada
ayat lain dalam Perjanjian Lama di mana Ia mengutip dari
kitab Ulangan: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu
Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu.” Inilah perintah yang pertama.
Kutipan tersebut berasal dari Ulangan 6:4-5, dan ditulis
oleh Musa di masa tuanya. Pembukaan dari ayat tersebut
berbunyi, “Dengarlah,” dari kata Ibrani Shema. Dalam
tradisi Yahudi, ayat ini dikenal sebagai Shema: “Dengarlah,
hai orang Israel . . . ”
Pada zaman Tuhan Yesus, Shema telah menjadi
pengajaran inti dari Perjanjian Lama. Ayat tersebut dalam
arti tertentu dapat disamakan dengan Yohanes 3:16 bagi
kita pada zaman sekarang—yaitu ringkasan dari semua
hal yang mereka percaya dan hal pertama yang mereka
harus hafal. Anak-anak kecil dari bangsa Yahudi harus
mempelajari ayat tersebut sebagai ayat pertama yang
mereka harus hafal. Kebanyakan orang Israel mengulangi
ayat tersebut dua kali dalam sehari, sekali di pagi hari dan
sekali di malam hari. Sampai hari ini ayat tersebut tetap
menjadi pusat utama doanya orang-orang Yahudi dan
diucapkan secara rutin di sinagog dan dalam pertemuan-
pertemuan orang Yahudi.

260
Apakah Perintah yang Paling Utama?

Menurut Shema dalam Ulangan 6 dan kata-kata Tuhan


Yesus dalam Marksu 12, hal yang paling penting yang kita
dapat lakukan dalam hidup ini adalah mengasihi Tuhan
Allah kita.
Misionaris Helen Roseveare menulis: “Mengasihi
Tuhan Allah dengan segenap jiwa menuntut pengorbanan.
Kita harus mau memberikan segenap hati dan membiarkan
Tuhan mengasihi kita menurut kehendak-Nya, termasuk
ketika kadang-kadang Tuhan membuat kita patah hati.
“Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati menuntut
kerelaan dan kemauan. Kita harus memberikan seluruh
kemauan kita, hak kita untuk mengambil keputusan dan
memilih, dan semua relasi kita, serta membiarkan Tuhan
menuntun dan mengendalikan kita, bahkan ketika kita
tidak dapat memahami jalan pemikiran-Nya.
“Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap akal budi
menuntut seluruh kemampuan kita untuk berpikir. Kita
harus memberikan seluruh pemikiran kita, kepandaian
kita, kemampuan berpikir kita, dan percaya bahwa Tuhan
akan bekerja melalui itu semua, bahkan ketika tindakan-
Nya sepertinya bertentangan dengan akal sehat.
“Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap kekuatan
kita menuntut pengorbanan secara ragawi. Kita harus
membiarkan Tuhan tinggal dalam diri kita, dan berbicara
dalam diri kita, baik ketika Ia memberi kita kesehatan
atau kesakitan, kekuatan atau kelemahan, dan percaya
sepenuhnya tentang apa yang akan terjadi.”138
Kita diciptakan untuk mengasihi Allah. Ketika Adam
dan Hawa tinggal di Taman Eden, Allah datang dan berjalan
di antara mereka dalam sebuah persekutuan yang harmonis.

261
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Ia mengasihi mereka dan mereka mengasihi-Nya, dan itu


semua adalah kondisi normal yang memang seharusnya
terjadi. Akibat yang paling buruk dari masuknya dosa ke
dalam hidup kita adalah hilangnya kasih kita kepada Allah
yang seharusnya terjadi secara natural. Sekarang kita lebih
mudah untuk mengasihi dunia dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya (lihat 1 Yohanes 2:15).
Rasul Paulus menggambarkan hari-hari terakhir
sebagai zaman di mana manusia mencari kepuasan bagi
dirinya sendiri daripada mengasihi Allah (2 Timotius
3:4). Definisi paling sederhana dari penyembahan berhala
adalah “lebih mengasihi sesuatu atau seseorang daripada
mengasihi Allah.” Itulah kejatuhan yang terdalam. Paulus
menyatakannya secara dramatis dalam 1 Korintus 1:22
sebagai berikut, “Siapa tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah
ia.” Bahasa Aramiknya adalah anathema. Artinya, terkutuk
atau terbuang selama-lamanya dari hadapan Tuhan.
Kita diciptakan untuk mengasihi Allah, dan
ketidakmampuan kita untuk mengasihi Dia adalah dosa
yang terbesar. Sebaliknya, perintah untuk mengasihi Dia
adalah perintah paling penting dan sukacita paling besar.
Jika demikian, bagaimanakah kita seharusnya
mengasihi Allah? Yesus melanjutkan penjelasan-Nya
dengan memakai frasa yang penting: “Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu.”
Beberapa tahun yang lalu, ada seseorang yang datang
kepada saya dengan pertanyaan berikut ini: “Dr. Jeremiah,
teman saya baru saja menjalani transplan jantung. Dia
bukan orang Kristen, tetapi orang yang menyumbangkan
jantungnya adalah orang Kristen. Apakah hal itu berarti

262
Apakah Perintah yang Paling Utama?

bahwa teman saya sekarang adalah orang Kristen?” Saya


lupa, tapi saya rasa saya tersenyum ketika mendengar
pertanyaan tersebut. Ketika Alkitab berbicara tentang
hati, Alkiab bukan berbicara tentang organ tubuh yang
menjadi pusat dari sirkulasi darah dalam tubuh kita.
Ketika kita diperintahkan untuk mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, perintah tersebut lebih berkaitan dengan
pusat kesadaran kita, yaitu tempat di mana pemikiran dan
kepribadian kita berasal.
Tuhan yang Mahakuasa tidak menghendaki kasih yang
pasif; Ia mau kasih yang penuh gairah. Ia menghendaki kita
untuk mengasihi-Nya dengan segenap semangat hidup
kita, dari pusat keberadaan kita, dari tempat yang terdalam
pada kita.
Yesus tidak berhenti hanya pada hati, tetapi Ia juga
memerintahkan kita untuk mengasihi Tuhan dengan
segenap jiwa. Apakah bedanya? Bagaimanakah kita dapat
membedakan hati kita dari jiwa kita? Kata jiwa lebih
mewakili bagian dari diri kita yang berkaitan dengan
kehendak, atau keputusan kita untuk menghidupkan
kasih kita. Kita membuat keputusan dengan jiwa kita.
Ketika kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, kita
seperti memiliki tanki yang berisi bahan bakar; tapi ketika
kita mengasihi Dia dengan segenap jiwa, kita seperti
menghidupkan sebuah mesin.
Tapi itu masih belum semuanya. Kita juga harus
mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi. Ini adalah
tambahan dari Tuhan Yesus sendiri pada Shema. Frasa
ini tidak ada pada aslinya di Ulangan 6:4-5. Karena Yesus
adalah Tuhan itu sendiri, Ia dapat menambahkan kalimat

263
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

tambahan pada firman-Nya kapanpun Ia kehendaki.


Dengan frasa tersebut, perintah Tuhan menjadi berubah
dari tiga cara untuk mengasihi Tuhan menjadi empat
cara. Tambahan sederhana tersebut menjadi akar dari
semua pendidikan Kristen. Tambahan tersebut telah
melahirkan sekolah-sekolah, universitas-universitas, dan
semua lembaga Pendidikan Kristen lainnya. Inilah alasan
mengapa kita memiliki filsuf Kristen, pemikir, penulis,
professor, ilmuwan, dan peneliti Kristen. Iman kita tidak
hanya terbatas pada wilayah emosi dan perasaan; iman kita
ada di bagian terdalam dari pemikiran ini. Kita mengasihi
Tuhan dengan segenap akal budi.
Ada orang-orang yang ungkapan emosinya lebih
berperan dalam kehidupan iman mereka sehingga mereka
cenderung mengabaikan pentingnya peran akal budi. Itu
bukanlah sebuah kesaksian yang seimbang bagi dunia,
khususnya ketika mereka tampil di televisi menyampaikan
berita Injil dengan memainkan emosi penonton, tetapi
mengabaikan aspek pengajaran. Memang benar bahwa
kita harus mengasihi Tuhan dengan perasaan kita, tetapi
kita juga harus mengasihi Tuhan dengan pemikiran yang
tajam dan dengan segenap akal budi. James Emery White
mengamati bahwa: “Sesudah menasihati orang-orang
untuk mengasihi Tuhan dengan hati, jiwa, dan kekuatan,
Yesus menambahkan, ‘dan akal budi’ pada kata-kata
asli dalam kitab Ulangan, seolah-olah Ia hendak berkata
dengan pasti bahwa ketika kita merenungkan hakekat
dari komitmen dan relasi secara menyeluruh kita dengan
Tuhan, kita tidak boleh mengabaikan akal budi kita.”139

264
Apakah Perintah yang Paling Utama?

Gene Veith menjelaskannya demikian: “Segala


kemampuan yang ada pada akal budi kita harus kita
berikan untuk mengasihi Tuhan. Artinya jika kemampuan
akal budi Anda yang utama adalah untuk menyelesaikan
masalah matematika yang kompleks, Anda harus
mengasihi Tuhan melalui bidang matematika. Jika akal
budi Anda dapat merencanakan bisnis, merancang
bangunan, menganalisa sebuah novel, memahami masalah
filsafat, atau berimajinasi tentang sebuah cerita, Anda harus
mengasihi Tuhan melalui merencanakan, merancang,
menganalisa, memahami, atau berimajinasi.”140
Tuhan sudah memberi kita akal budi, dan akal budi
tersebut adalah milik-Nya; Tuhan mau agar kita mengasah
dan memakainya bagi kemuliaan-Nya. Carilah kata
akal budi dalam Alkitab dan lihatlah bagaimana Tuhan
menekankan pentingnya akal budi. Berikut ini adalah
beberapa cotohnya dari kitab Roma:

• “Dengan akal budiku aku melayani hukum Allah.”


—Roma 7:25

• “Tetapi keinginan Roh [akal budi] adalah hidup dan


damai sejahtera.” —Roma 8:6

• “Tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.”


—Roma 12:2

• “Sehingga dengan satu hati [akal budi] dan satu


suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita,
Yesus Kristus.” —Roma 15:6

265
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Alkitab berkata, “Yang hatinya [akal budinya] teguh Kaujagai


dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya”
(Yesaya 26:3). Dan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu
bersama, menaruh pikiran [akal budi] dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5). Kita harus
mengasihi Tuhan dengan akal budi kita. Apapun panggilan
kita dan seperti apapun kepribadian kita, kita harus memakai
akal budi kita untuk mengasihi Tuhan.
Tuhan tidak suka kemalasan, dan Ia tidak suka akal budi
yang malas. Saya bersyukur kepada Tuhan untuk orang-
orang yang menguatkan saya dengan kemampuan dan
karunia akal budi mereka—guru-guru, profesor-profesor,
dan tokoh-tokoh yang pemikirannya mempengaruhi saya.
Saya bersyukur kepada Tuhan untuk para penulis buku yang
membuat saya berpikir dan memberikan ceramah-ceramah
yang mendorong saya untuk terus belajar. Saya bersyukur
untuk pengajar-pengajar di gereja. Saya bersyukur kepada
Tuhan untuk anak-anak muda yang memiliki kemampuan
akal budi yang luar biasa. Saya berdoa semoga mereka terus
bertumbuh untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati,
jiwa, dan akal budi. Kita dapat bersyukur kepada-Nya karena
kita dapat berpikir tentang Dia.
Kita harus mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap
hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan dengan segenap
kekuatan kita. Itulah frasa terakhir dari sebuah perintah
dengan emapt sisi tersebut.
Apakah artinya ketika kita harus melakukan sesuatu
dengan segenap kekuatan kita? Kita mungkin jarang sekali
melihat seseorang melakukan sesuatu dengan seluruh
kekuatannya, bahkan di antara para atlit. Kadang-kadang

266
Apakah Perintah yang Paling Utama?

dalam pertandingan olahraga seperti pada Olimpiade, kita


melihat atlit-atlit yang bertanding dengan seluruh kekuatan
mereka dan dengan segenap kemampuan yang ada pada
mereka. Melakukan sesuatu dengan segenap kekuatan
melibatkan intensitas, durasi usaha, dan konsentrasi penuh.
Demikian pula seharusnya cara kita mengasihi Tuhan.
Dengan memandang kepada perbuatan kasih Allah
yang paling agung dan mulia—Penyaliban Kristus—kita
dapat belajar sesuatu tentang dua kewajiban paling penting
dalam hidup ini, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi
orang lain. Apakah Anda pernah mengunjungi sebuah
museum dan melihat seniman-seniman amatir yang
melukis di depan karya-karya yang teragung? Kita juga
perlu melakukan hal yang sama, kita belajar dari karya
Tuhan di Kalvari; kita belajar untuk mencontoh kasih
Tuhan yang sempurna. Dari salib itu kita belajar tentang
hakekat kasih Allah yang penuh makna, tidak egois, tidak
bersyarat, dan penuh dengan pengorbanan.

Mencari Kasih
Jika kita mencari kata kasih dalam Alkitab, maka kita akan
menemukan sejumlah besar ayat yang berbicara tentang
kasih Allah kepada kita dan ayat-ayat lainnya tentang
perintah untuk mengasihi sesama. Banyak ayat lainnya lagi
menggambarkan tentang artinya mengasihi Tuhan. Salah
satu kebenaran yang patut kita perhatikan adalah bahwa
Tuhan mengenali dan mengukur kasih kita kepada Tuhan.
Ada banyak orang yang beranggapan bahwa mengasihi
Tuhan artinya memiliki perasaan hangat dan sentimentil
dalam hati ketika mereka menyanyi lagu-laku pujian di

267
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

gereja atau ketika mereka berdoa atau membaca Alkitab.


Orang sering berkata, “Aku merasa dekat dengan Tuhan.”
Tentu saja perasaan seperti itu adalah sesuatu yang baik.
Tidak ada yang salah dengan perasaan semacam itu. Tetapi
Alkitab berbicara secara lebih spesifik tentang cara-cara
dan bentuk-bentuk mengasihi Tuhan yang seharusnya ada
pada kita.
Kita menunjukkan kasih kita kepada Tuhan melalui
ketaatan. Yesus berkata, “Jika kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku . . . Barangsiapa
memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang
mengasihi Aku” (Yohanes 14:15, 21).
Rasul Yohanes menulis, “Inilah tandanya, bahwa kita
mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi
Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab
inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti
perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak
berat” (1 Yohanes 5:2-3).
Kasih kita kepada Tuhan juga dapat kita tunjukkan
melalui membenci hal-hal yang berdosa. Mazmur 97:10
berkata, “Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN,
bencilah kejahatan!” Jika kita menikmati dosa-dosa yang
masih ada pada kita, maka hal itu bertentangan dengan
kasih kita kepada Allah.
Bentuk lain kasih kita kepada Tuhan adalah melalui
doa-doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Mazmur 116:1
berkata, “Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan
suaraku dan permohonanku.”
Mengasihi Tuhan juga artinya adalah kita selalu
menantikan kedatangan-Nya kembali. Menjelang akhir

268
Apakah Perintah yang Paling Utama?

hidupnya dan dalam penantiannya akan hari kedatangan


Tuhan, rasul Paulus menulis, “Sekarang telah tersedia
bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan
kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada
semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” (2
Timotius 4:8).
Dalam beberapa tahun terakhir ini, di Amerika
orang-orang menyaksikan tentara-tentara yang kembali
ke rumah dari tugas militer mereka dan memberikan
kejutan kepada anggota-anggota keluarga mereka. Kita
melihat bagaimana seorang anak kecil yang menoleh dan
melihat ayahnya datang. Seorang anak membuka hadiah
yang besar di dekat pohon Natal yang di dalamnya ternyata
berisi ayahnya. Ketika kita berada jauh dari orang-orang
yang kita kasihi, kita merindukan waktu di mana kita bisa
bertemu lagi dengan mereka. Kita rindu untuk kembali
dipersatukan. Saya percaya bahwa Tuhan menempatkan
awan-awan di langit dan memberi kita matahari terbit dan
terbenam yang sangat indah adalah untuk mengingatkan
kita tentang kedatangan-Nya kembali. Doa terakhir dalam
Alkitab berbunyi, “Ya, Aku datang segera! Amin, datanglah,
Tuhan Yesus!” (Wahyu 22:20). Orang tahu bahwa kita
sangat mengasihi Tuhan melalui kerinduan dan semangat
yang kita tunjukkan dalam menantikan kedatangan-Nya
kembali yang kedua kalinya.
Menurut cara yang kita tidak dapat mengerti, Allah
tahu semua sikap kita dan mengukur kasih kita kepada-
Nya. Ada sebuah ayat yang menarik dalam Ulangan 13
tentang hal ini, di mana Musa berkata kepada bangsa

269
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Israel, “Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang


nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan
kepadamu suatu tanda atau mujizat, dan apabila tanda
atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi,
dan ia membujuk: ‘Mari kita mengikuti allah lain, yang
tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, maka
janganlah engkau dengarkan perkataan nabi atau pemimpi
itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk
mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu” (Ulangan 13:1-3).
Tuhan menguji kita apakah kita benar-benar
mengasihi Dia sebagaimana seharusnya. Mungkin dalam
kehidupan kita ada orang-orang yang sangat berpengaruh.
Orang tersebut mungkin membuat kita terkagum-kagum
dengannya. Ia mungkin seseorang yang sangat tampan
atau cantik, atau seorang tokoh rohani yang sangat
berpengaruh. Tetapi jika orang tersebut membuat kita jauh
dari Tuhan, maka itu adalah sebuah ujian untuk melihat
apakah kita benar-benar mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita.
Dengan cara yang sama, di akhir Yohanes 21, sesudah
kebangkitan-Nya, Yesus mengajukan tiga pertanyaan
kepada Petrus sesuai dengan tiga kali ia menyangkal
Yesus pada malam ketika Yesus ditangkap. “Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada
mereka ini?” (Yohanes 21:15).
Tuhan mengulangi pertanyaan-Nya tiga kali, sampai
Petrus merasa sedih. Tetapi Tuhan Yesus sebenarnya sedang
menghidupkan kembali hati Petrus dan menolongnya

270
Apakah Perintah yang Paling Utama?

menyadari bahwa ia harus mengasihi Tuhan dengan


segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan.
Cobalah menerapkan peristiwa tersebut secara pribadi
dalam kehidupan Anda. Jika Kristus yang telah bangkit
tiba-tiba hadir di hadapan Anda di ruang tamu atau di
dapur atau di dalam mobil, dan jika Ia akan bertanya
kepada Anda sebuah pertanyaan, kira-kira pertanyaan
apakah yang Ia akan tanyakan kepada Anda? Mungkin
pertanyaan tersebut adalah tentang hal yang paling penting
bagi Anda, atau tentang hal yang paling besar dan paling
penting yang Anda dapat lakukan bagi Tuhan. Ia mungkin
menatap Anda dan berkata dengan lembut, “Apakah
engkau sungguh-sungguh mengasihi Aku?”
Carl J. Printz, seorang konsulat dari Kanada pada
masa Perang Dunia II, meninggal pada usia lanjut dan
meninggalkan legasi yang cukup penting. Ketika ia berumur
sembilan puluh sembilan tahun, Printz diwawancarai oleh
sebuah stasiun televisi. Si pembawa acara berkata, “Berikan
kepada kami sebuah prinsip hidup yang Anda pegang semasa
hidup Anda, sebuah prinsip hidup yang paling berpengaruh
bagi Anda dan membentuk karakter Anda.” Printz menjawab,
“Saya akan menyebutkan satu prinsip hidup yang sangat
penting—cobalah untuk selalu merasa cukup dalam
segala sesuatu.” Tetapi kemudian ia terdiam sejenak dan
menambahkan, “Mungkin lebih tepatnya kita harus selalu
belajar merasa cukup dalam segala sesuatu, kecuali dalam satu
hal—memenuhi perintah untuk mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan mengasihi
sesama seperti dirimu sendiri. Ini adalah dua hal yang hanya
dapat kita lakukan dengan benar secara berlebihan.”

271
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Mencari Makna
Dalam Markus 12, Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat
tentang perintah yang paling utama dengan menegaskan
pentingnya mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati,
jiwa, akal budi, dan kekuatan. Tetapi Yesus tidak berhenti
sampai di situ. Agar benar-benar hidup dengan penuh
makna, kita harus tahu perintah paling penting yang
kedua. Markus 12:31 berkata, “Dan hukum yang kedua
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua
hukum ini.”
Bukankah hal ini menarik, ahli Taurat itu mengajukan
satu pertanyaan dan Tuhan Yesus menjawab dengan dua
jawaban? Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi
Tuhan; kemudian Ia melanjutkan dengan memerintahkan
kita untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengharapkan
agar orang lain juga mengasihi kita. Bagian ini diulang di
Injil yang lain dan kita menyebutnya sebagai Kaidah Utama
(Golden Rule).
Misalnya, Matius 7:12 berkata, “Segala sesuatu yang
kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Versi dalam
Injil Lukas bunyinya adalah: “Dan sebagaimana kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah
juga demikian kepada mereka” (Lukas 6:31).
Saya suka isi dari Kaidah Utama, tapi kita harus ingat
bahwa perintah ini tidak dapat menyelamatkan kita.
Perintah ini tidak mencakup segala sesuatu. Kita tidak

272
Apakah Perintah yang Paling Utama?

dapat masuk surga karena melakukan Kaidah Utama. Jika


suatu hari nanti Anda berdiri di hadapan Tuhan dan Ia
bertanya, “Mengapa Aku harus memperbolehkan engkau
masuk ke dalam surga-Ku?” Jangan mencoba menjawab
dengan berkata, “Karena aku sudah mentaati isi dari
Kaidah Utama.” Kaidah Utama tidak memiliki kuasa
untuk mengampuni dosa Anda dan membenarkan Anda
di hadapan Allah. Perintah ini bukanlah segala-galanya.
Kaidah Utama adalah penjelasan dari Tuhan untuk
bagaimana kita menerapkan perintah-Nya yang kedua.
Jika kita ingin mengerti apa artinya mengasihi Tuhan,
maka kita harus belajar untuk mengasihi orang lain;
dan jika kita mau dengan sungguh-sungguh mengasihi
orang lain, maka kita harus memperlakukan orang lain
dengan kebaikan, keadilan, kelemahlembutan, kejujuran,
integritas, dan kemauan untuk melayani—sama seperti
kita juga mau diperlakukan demikian oleh orang lain.
Tema ini sangat jelas dalam Alkitab seperti jalanan yang
kita lihat setiap hari. Filipi 2:4 berkata, “Dan janganlah tiap-
tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga.” Roma 15:2 berkata,
“Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan
sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.”
Dan 1 Korintus 10:24 berkata, “Jangan seorangpun yang
mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-
tiap orang mencari keuntungan orang lain.”
Jika kita mengasihi orang lain seperti kita mengasihi
diri kita sendiri, maka kita akan bisa turut merasakan
kesedihan orang lain ketika ia, misalnya, kehilangan
pekerjaan. Ketika seseorang ditinggalkan oleh orang yang

273
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

ia kasihi, kita juga bisa turut merasakan kesusahannya. Jika


kita memiliki masalah dengan seseorang, maka kita akan
mencoba untuk mengusahakan jalan keluarnya. Ketika
orang lain membutuhkan sesuatu, kita akan mencoba
untuk memenuhi kebutuhannya. Perintah yang kedua
mengharuskan kita untuk mengasihi orang lain dengan
tindakan-tindakan yang nyata.
Pada zaman Alkitab, ada beberapa kata bahasa Yunani
yang dapat diterjemahkan sebagai kasih. Ada eros, yaitu kasih
yang sensual (kata ini menjadi akar kata untuk kata erotica).
Ada philia, yaitu kasih persaudaraan (kota Philadelphia
artinya “kota kasih persaudaraan”). Ada ludus, yaitu kasih
yang menyenangkan. Dan ketika Yesus mulai dikenal, ada
kata baru yang juga menjadi terkenal. Agape adalah sebuah
kata yang tidak terlalu dikenal sebelum Yesus muncul.
Kata ini menunjukkan kepada kasih yang tidak egois, yaitu
kasih yang Allah tunjukkan kepada kita. Kata ini dipakai
dalam Perjanjian Baru sebagai bentuk kasih yang harus kita
tunjukkan ketika kita mengasihi orang lain.
Tuhan mengasihi kita tanpa pamrih karena memang
tidak ada yang pantas kita berikan kepada-Nya. Ia
mengasihi kita karena memang itulah hakekat kasih-Nya
Tuhan, kasih yang tidak mengharapkan balasan dari kita.
Itulah juga kasih yang kita harus tunjukkan kepada orang
lain. Kasih bukanlah sekedar perasaan hangat di hati. Kasih
adalah sebuah kata kerja. Ketika kita mengasihi, maka kita
melakukan sesuatu. Ketika Anda mengasihi seseorang,
Anda melakukan sesuatu untuk orang tersebut.
Linda Didion adalah seorang juru masak di Pusat
Perawatan di Massachusettss. Ia adalah seorang pekerja

274
Apakah Perintah yang Paling Utama?

keras dan selalu ingin menghidangkan makanan yang


terbaik dan menyenangkan hati pasien-pasien yang dirawat
di tempat itu. Ia tahu bahwa mereka sangat menyukai ‘pastel
ayam kalkun,’ itu sebabnya ia dan orang-orang di dapur
selalu berusaha membuat pastel yang terbaik berdasarkan
resep kuno peninggalan salah seorang pasien. Suatu hari,
ketika Linda sedang menyiapkan pastel dan hampir selesai,
sekitar jam 7 atau 8 malam, ia mendengar suara benda
jatuh yang sangat keras. Ia menengok dan melihat satu
baki pastel ayam yang ia buat jatuh ke lantai.
Seluruh pekerja di dapur melihat dengan sedih karena
mereka harus mengganti pastel yang jatuh dengan hidangan
lain. Malam itu, Linda pulang ke rumah dan segera tidur
karena besok paginya ia harus bangun pagi-pagi. Tapi
malam itu ia tidak bisa tidur; setelah bolak-balik di atas
tempat tidur karena tidak bisa tidur, ia memutuskan untuk
bangun dan pergi belanja malam-malam, dan membeli
semua bahan yang ia perlukan untuk esok hari. Ia berhasil
membuat pastel-pastel baru sampai jam 3 pagi, dan pagi-
paginya ia datang ke tempat kerja dengan membawa
jumlah pastel yang cukup untuk semua orang.141
Kisah sederhana di atas menjelaskan dengan lebih baik
definisinya kasih daripada buku puisi apapun atau penjelasan
apapun di radio tentang kasih. Jika kita mengasihi orang
lain dengan kasih agape, kita tidak akan berdiri menunggu
di kotak surat untuk mengharapkan kartu ucapan terima
kasih. Kita mengasihi orang lain karena kasih Allah yang
ada pada kita mendorong kita untuk melakukan perbuatan
kasih tanpa mengharapkan balasan.

275
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

Salah satu cara untuk mengasihi orang lain adalah


dengan menceritakan tentang Yesus Kristus kepada orang
tersebut. Alkitab memerintahkan kita untuk pergi ke
seluruh penjuru dunia dan memberitakan Injil kepada
semua orang. Itulah Amanat Agung Tuhan (lihat Matius
28:18-20). Amanat Agung yang Tuhan Yesus berikan ini,
dalam Markus 12 disebut Perintah yang Utama. Berikut ini
adalah rumusan yang cukup membantu bagi saya: Sebuah
komitmen yang sungguh-sungguh terhadap Amanat Agung
dan Perintah yang Utama akan menghasilkan gereja-gereja
dan orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh.
Kasih adalah hakekat dari segala tindakan kita. Kasih
mentaati semua peraturan, perintah, dan tuntutan hukum.
Jika kita mengasihi Tuhan dengan benar, maka secara
otomatis kita akan melayani dan menghormati-Nya. Jika
kita mengasihi sesama dengan benar, maka kita akan
secara natural terdorong untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Galatia 5:14 berkata, “Sebab seluruh hukum
Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: ‘Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!’” Yakobus 2:8
berkata bahwa mengasihi sesama adalah hukum yang
utama menurut Kitab Suci.
Ketika Anda membaca Sepuluh Perintah Tuhan dalam
Keluaran 20, Anda akan melihat bahwa empat perintah
yang pertama adalah tentang relasi kita dengan Tuhan. Kita
tidak boleh memiliki allah lain di hadapan Allah; kita harus
menjauhi penyembahan berhala dan memakai nama-Nya
dengan sia-sia; kita harus mengingat dan menguduskan
Hari Sabat.

276
Apakah Perintah yang Paling Utama?

Enam perintah yang berikutnya adalah tentang


bagaimana kita memperlakukan sesama kita. Jika kita
mengasihi sesama kita dengan benar, maka kita tidak akan
menipu mereka, mencuri dari mereka, membunuh mereka,
atau mengingini apa yang mereka miliki. Itulah sebabnya
mengapa penulis Perjanjian Baru berkata bahwa semua
hukum bergantung pada kebenaran ganda: Kasihilah
Tuhan dengan segenap hatimu; kasihilah sesamamu
seperti dirimu sendiri. Kedua perintah ini menyimpulkan
Sepuluh Perintah Tuhan dan keduanya mencakup semua
613 perintah dalam Perjanjian Lama. Bahkan sebenarnya
setiap perintah dalam Alkitab sifatnya sejalan dengan salah
satu dari kedua perintah utama tersebut: mengasihi Tuhan
dan mengasihi sesama.

Mencari Kerajaan-Nya
Di akhir dari dialog dalam Markus 12, kita menjumpai
sebuah catatan tambahan yang menarik. Ahli Taurat
yang mengajukan pertanyaan kepada Yesus rupanya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Ia sangat tertarik
dengan kata-kata Tuhan Yesus. Ia sepertinya menangkap
pesan hikmat di dalam jawaban Tuhan. Jawaban tersebut
seperti sebuah pencerahan bagi pemikirannya dan
menperjelas hal-hal yang ia telah pelajari selama bertahun-
tahun dari Perjanjian Lama. Ia sangat menghargai kata-kata
Yesus dan menunjukkan sikapnya tersebut, tanpa peduli
dengan musuh-musuh-Nya yang ada disekitar mereka.
“Tepat sekali, Guru,” jawab ahli Taurat itu. “Benar kata-
kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang

277
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap


hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap
kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri
sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban
bakaran dan korban sembelihan” (Markus 12:32-33).
Ketika Yesus mendengar kata-kata tersebut dan melihat
bahwa ahli Taurat itu menanggapi dengan penuh hikmat,
Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan
Allah” (Markus 12:34).
Ahli Taurat tersebut belum sepenuhnya ada dalam
Kerajaan Allah, tetapi ia sudah mendekati. Bahkan
sebenarnya ia sangat dekat dengan Kerajaan Allah karena
ia sedang berdiri di hadapan Sang Raja itu sendiri. Saya
sungguh berharap bahwa pada akhirnya ahli Taurat itu
masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Saya rasa pada akhirnya
ia ada dalam Kerajaan Allah. Saya optimistik tentang
kisah selanjutnya dari orang ini. Sesudah hari Pentakosta
sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul, kita membaca,
“Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di
Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar
imam menyerahkan diri dan percaya” (Kisah 6:7).
Menurut catatan dalam Kisah Rasul, banyak dari
mereka yang bekerja di Bait Allah menjadi percaya. Mereka
yang telah melihat dan mendengarkan Yesus mengajar
di halaman Bait Allah menerima Dia sebagai Mesias dan
Tuhan. Saya merasa bahwa ahli Taurat dari Markus 12
termasuk di antara mereka yang menjadi percaya.
Saya tidak tahu dengan pasti tentang hal tersebut. Tapi
berikut ini yang saya tahu dengan pasti: Tidak cukup hanya
sekedar ‘tidak jauh dari Kerajaan Allah.’ Anda harus masuk

278
Apakah Perintah yang Paling Utama?

ke dalamnya. Banyak orang pergi ke gereja setiap hari


Minggu. Mereka mungkin memiliki pengertian tertentu
secara teologis. Banyak orang juga memiliki pandangan yang
positif tentang sosok Yesus Kristus. Banyak orang mencoba
hidup sebagai orang baik; mereka menyukai lagu-lagu
Kristen; mereka mendengar siaran radio Kristen; mereka juga
mungkin ikut mendukung kegiatan-kegiatan sosial. Mereka
semua tidak jauh dari Kerajaan Allah. Tetapi hanya mereka
yang sungguh-sungguh percaya Kristus sebagai Juruselamat
akan dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Betapa tragisnya
jika sesudah kita meninggal, tulisan pada batu nisan kita
berbunyi: “Orang ini tidak jauh dari Kerajaan Allah.”
Yesus berkata dalam Matius 10:37-38, “Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak
layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya
laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak
layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.”
Ayat ini patut kita renungkan baik-baik. Saya dapat
berterus-terang kepada pembaca sekalian betapa saya
sangat mencintai anak-anak saya. Kebanyakan orangtua
akan mengatakan hal yang sama. Cinta kita kepada anak-
anak kita sangat besar karena mereka berasal dari diri
kita, dan kita merasakan sebuah ikatan dan tanggung
jawab yang sangat kuat selama kita hidup. Ketika musibah
terjadi dalam hidup mereka, hal itu akan menyusahkan
hati kita lebih daripada seribu kali lipat jika kita sendiri
yang mengalami musibah tersebut. Ketika mereka sakit,
sebagai orangtua kadang kita merasa lebih baik kita yang
sakit. Ketika mereka menghadapi krisis kehidupan, kita

279
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

sebagai orangtua mungkin berharap agar krisis itu lebih


baik menimpa kita.
Tetapi Yesus berkata bahwa kita harus mengasihi Dia
lebih daripada kita mengasihi anak-anak kita atau orangtua
kita atau bahkan nyawa kita sendiri. Bagaimana mungkin Ia
menuntut kasih seperti itu dari kita? Bagaimana mungkin
Ia berkata seperti itu? Karena Ia tahu bahwa jika Ia adalah
segala-galanya dalam hidup kita, maka semua relasi kita
dengan sesama akan menjadi lebih baik dan lebih sehat.
Ketika kita mengasihi Dia lebih dulu, maka kasih-Nya
akan mengalir melalui kita dan akan menjadi berkat bagi
anak-anak kita dan orangtua kita.
Mengasihi Dia adalah hal pertama dan paling penting
dalam hidup kita. Kita harus mengasihi Tuhan Allah kita
dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan
segenap kekuatan. Nyanyian di hati kita seharusnya adalah,
“Oh, betapa aku mengasihi Yesus!” Kerinduan dalam jiwa
kita seharusnya adalah, “Aku ingin lebih mencintai-Mu, O
Yesus.” Kita mengasihi Dia karena Dia telah mengasihi kita
lebih dulu. Ia mengasihi kita dengan kasih yang kekal. Di
dalam kasih-Nya, kita menjadi lebih dari pemenang.
Jadi, apakah perintah yang paling utama? Perintah
yang paling utama adalah hal yang paling sederhana dalam
dunia ini—mengasihi Tuhan, Allah kita, dengan segenap
keberadaan kita dan mengasihi sesama manusia seperti
diri kita sendiri.

280
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Mengapa lebih mudah menunjukkan kasih kita kepada


sesama daripada memberikan kasih kita sepenuhnya
kepada Tuhan?

2. Pikirkanlah beberapa cara di mana Anda dapat


menunjukkan atau mendemonstrasikan kasih Anda
sepenuh hati dan jiwa kepada Allah.

3. Pikirkanlah beberapa cara di mana Anda dapat mengasihi


Tuhan dengan segenap akal budi Anda. Bagaimanakah kita
dapat meningkatkan kekudusan dalam akal budi kita?

281
P E RTA N YA A N - P E RTA N YA A N U N T U K D I SK U SI

4. Apakah artinya mengasihi Tuhan dengan segenap


kekuatan kita? Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sudah
mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan?

5. Jika kasih Anda kepada Tuhan dapat diukur, bagaimanakah


hasilnya menurut Anda? Apakah bentuk yang paling
sederhana untuk belajar lebih mengasihi Tuhan?

“Dalam Alkitab, “hati” tidak merujuk pada organ tubuh.


Hati adalah pusat kendali pada tubuh; tempat di mana
segala keputusan dan rencana dibuat. Hati adalah pusat
keberadaan batiniah yang mengendalikan semua
perasaan, emosi, keinginan, dan gairah kita.” 142
~ David E. Garland

282
Kesimpulan
Pertanyaan-pertanyaan yang Allah Tanyakan

Selama kita hidup, kita pasti memiliki pertanyaan.


Sebagian dari pertanyaan itu mungkin muncul karena
rasa ingin tahu; sebagian lagi dari rasa cemas. Saya
harap buku ini telah memberikan jawaban-jawaban yang
menolong, dan saya berdoa semoga pembaca terdorong
untuk membawa semua pertanyaan Anda kepada Tuhan
dan menyelidiki firman-Nya untuk mendapatkan hikmat
dari Tuhan. Secara pribadi, saya sendiri memiliki banyak
pertanyaan yang mungkin baru akan terjawab pada waktu
sampai di surga nanti. Tetapi apapun pergumulan saya,
saya selalu menemukan ketenangan dan kekuatan dalam
hati melalui kebenaran firman Tuhan.
Alkitab adalah sungguh-sungguh sebuah kitab yang
luar biasa! Tidak dibatasi oleh waktu, tapi selalu tepat
waktu. Tidak mengandung kesalahan, tetapi menunjukkan
kesalahan-kesalahan yang ada pada kita dan menolong kita

283
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

untuk menjadi lebih baik. Alkitab menyingkapkan kepada


kita kekudusan Allah, kemurahan Kristus, kekuatan
Kalvari, jalan ke surga, dan hidup yang berkemenangan.
Alkitab berisi semua jawaban yang kita butuhkan ketika
kita tidak selalu mengerti kehidupan ini. Alkitab adalah
satu-satunya kitab di dunia di mana Penulisnya selalu siap
sedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita dan
memberi kita pengetahuan baru ketika kita menyelidiki
halaman-halaman Kitab Suci ini.
Di beberapa paragraf penutup ini, saya ingin membalik
topik kita. Bagaimanakah jika judul buku ini adalah
Pertanyaan-pertanyaan yang Allah Tanyakan? Kira-kira
seperti apakah sub-sub judul dari setiap bab dalam buku ini?
Jika Tuhan yang Mahakuasa bertanya kepada Anda, apakah
kurang lebih yang Ia ingin ketahui dari Anda? Pertanyaan-
pertanyaan apakah yang Ia akan ajukan kepada Anda?
Kembali di sini kita bisa melihat ke dalam Alkitab yang
menyingkapkan kepada kita pertanyaan-pertanyaan yang
ada di hati Allah dan yang diucapkan oleh Yesus. Saya
memilih empat pertanyaan yang dapat kita bahas secara
singkat di beberapa halaman terakhir dari buku ini.

• Apakah pendapatmu tentang Mesias? Yesus


mengajukan pertanyaan ini kepada orang-orang Farisi
dalam Matius 22:42. Ini adalah pertanyaan yang paling
penting. Siapakah Yesus Kristus? Dan siapakah Ia
bagi Anda? Kebahagiaan kita di bumi dan kehidupan
kekal kita di masa yang akan datang bergantung pada
bagaimana kita menjawab pertanyaan ini. Alkitab
mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang

284
Kesimpulan

telah menjadi manusia—“hadir dalam daging”—dan


menyerahkan diri-Nya sebagai korban yang suci untuk
dosa-dosa kita. Kematian-Nya di atas kayu salib dan
kebangkitan-Nya dari kematian adalah landasan bagi
perdamaian dengan Allah. Ini semua adalah anugerah
semata—semuanya Ia lakukan bukan karena kita yang
lebih dulu mengasihi Tuhan tetapi karena Ia lebih dulu
mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya, Yesus
Kristus, untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.

• Apakah gunanya seorang memperoleh seluruh dunia,


tetapi ia kehilangan nyawanya? Pertanyaan dalam
Markus 8:36 ini juga berasal dari Yesus sendiri ketika
Ia berbicara tentang harga yang harus dibayar dalam
mengikut Dia. Ketika kita menjadi pengikut Yesus,
ada pengorbanan yang harus kita lakukan. Yesus
memberikan seluruh hidup-Nya bagi kita, sehingga
kita pun juga harus memberikan seluruh hidup kita
kepada Dia. “Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku,” demikian Yesus berkata di ayat 34.
Tetapi agar kita tidak berpikir bahwa harga yang
harus kita bayar terlalu mahal, Ia memberikan
sebuah perbandingan kepada kita di ayat 36: Apakah
gunanya memperoleh seluruh dunia, tetapi pada
akhirnya kita kehilangan nyawa kita? Bagaimanakah
Anda akan menjawab Dia?

• Bagaimana kita akan luput, jikalau kita menyia-


nyiakan keselamatan yang sebesar itu? Pertanyaan ini
ada di dalam Ibrani 2:3. Pertanyaan ini memberikan

285
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

peringatan keras kepada kita bahwa sesudah kita


mendapatkan sedikit pengertian tetang siapa Kristus
dan tentang pentingnya mengikut Dia, kita mungkin
masih tetap memutuskan untuk tidak mengikut Dia.
Kita mungkin menunda dan menunggu waktu sesuai
kemauan kita sendiri. Kita juga dapat mengabaikan
Dia. Tetapi bermain-main dengan keselamatan kekal
bagi jiwa kita adalah hal yang sangat berbahaya.
Alkitab berkata, “Sesungguhnya, waktu ini adalah
waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini
adalah hari penyelamatan itu” (2 Korintus 6:2).

• Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat


kepadamu? Yesus mengajukan pertanyaan ini kepada
murid-murid-Nya di Ruang Atas dalam Yohanes
13:12. Ia ingin agar mereka tahu betapa Ia sangat
mengasihi mereka dan betapa mahalnya harga yang
Ia bayar untuk keselamatan kekal mereka. Ketika
kita mengerti kasih-Nya dan anugerah-Nya untuk
kita, maka kita akan mengingininya, memeluknya,
bersukacita di dalamnya, dan berjalan di dalam
terang kasih-Nya setiap hari.

David Henderson, dalam bukunya Culture Shift (Perubahan


Budaya), menulis, “Kehidupan kita, seperti jarum jam,
selalu sibuk, sibuk, sibuk, penuh dengan hal yang harus
dikerjakan, harus pergi ke sana ke mari, dan harus bertemu
dengan macam-macam orang. Kebanyakan kita hidup
dengan sebuah konsep bahwa lawan dari hidup yang tidak
bermakna adalah hidup dengan jadwal yang padat, terus

286
Kesimpulan

sibuk dan tidak ada waktu untuk mengajukan pertanyaan-


pertanyaan kehidupan yang lebih mendalam.” 143
Ambillah waktu sekarang ini untuk berhenti sejenak
dan merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih
mendalam, pertanyaan-pertanyaan yang mungkin Allah
akan ajukan kepada Anda. Barangkali ada sesuatu dari buku
ini yang telah memberikan kepada Anda sekilas pandang
tentang kasih-Nya kepada Anda di dalam mengutus Yesus
Kristus sebagai pemberian dari surga untuk Anda. Mungkin
Anda sekarang siap untuk menerima-Nya sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Jangan menunda keputusan Anda. Sekarang
ini juga—entahkah Anda sedang di rumah, di pesawat, atau
di kedai kopi—Anda dapat menundukkan kepala untuk
berdoa dan dengan tulus memohon pengampunan dari
Allah atas semua dosa Anda dan memohon pertolongan-
Nya agar Anda dapat meninggalkan semua dosa. Anda
dapat mengundang-Nya ke dalam kehidupan Anda dan
mengakui-Nya sebagai Juruselamat dan Tuhan. Anda dapat
membuat keputusan untuk menjadi anak Allah seumur
hidup Anda. Anda dapat mulai hidup untuk Dia sekarang
juga; Anda dapat mulai rajin berdoa dan membaca Alkitab,
menemukan teman-teman baru di sebuah gereja yang
menjunjung tinggi firman Tuhan, dan menyaksikan iman
Anda kepada orang lain.
Saya berdoa semoga Anda mau melakukan itu semua
sebelum Anda menutup buku ini. Yesus bukan hanya
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdalam dalam
hati Anda. Ia sendiri adalah jawaban itu. Ia adalah terang
dunia. Ia adalah jalan, kebenaran, dan hidup.

287
Catatan Kaki

P E N DA H U LUA N
1. Dikutip oleh Lou Cannon, “‘Reaganism’ of the Year,” The Philadelphia
Inquirer, January 3, 1989, http://articles.philly.com/1989-01-03/
news/26121743_1_larry-speaks-economic-summit-reagan-and-soviet-
leader. Pernyataan ini juga banyak dikutip di berbagai siaran berita.
2. Markus 10:51; Matius 16:13; Matius 16:15; Matius 12:48; Matius 9:4;
Yohanes 21:15; Lukas 8:45; Markus 8:36; Lukas 12:24; Lukas 12:26;
Yohanes 20:15; Markus 6:38; Lukas 17:17; Matius 9:28; Markus 5:39;
Lukas 6:46; Yohanes 13:38; Matius 26:40; Lukas 24:17; Yohanes 18:11;
Matius 27:46.
3. Dikutip oleh Robert Christy, Proverbs, Maxims, and Phrases of All Ages
(New York: G. P. Putnam’s Sons, 1887), 184.

BA B 1 BAG A I M A NA K I TA DA PAT YA K I N T E N TA NG
K E SE L A M ATA N K I TA ?
4. John Huffman, “who Are You, and Where Are You Going?” Preaching
Conference, 2002.
5. Bill Bright, How to Be Sure You Are a Christian (Campus Crusade for
Christ, 1972), 5.
6. Tony Evans, Totally Saved (Chicago: Moody Press, 2002), 145.
7. Donald Whitney, How Can I Be Sure I’m a Christian? (Colorado Springs,
CO: NavPress Publishing Group, 1994), 14.
8. Steven J. Lawson, Absolutely Sure (Sisters, OR: Multnomah Publishers,
1999), 22.
9. Ibid., 19.
10. Ford C. Ottman, J. Wilbur Chapman: A Biography (Garden City, NY:
Doubleday, Page & Company, 1920), 29-30.
11. Robert J. Morgan, Simple: The Christian Life Doesn’t Have to be
Complicated (Nashville: Randall House Publications, 2006), 3.

288
Catatan Kaki

12. Carl F. H. Henry, The Pacific Garden Mission (Grand Rapids: Zondervan,
1942), 80-82.
13. Dan R. Ebener, Servant Leadership Models for Your Parish (Mahwah, NJ:
Paulist Press, 2010), 36.
14. 1 John 2:10; 3:1, 11, 14, 16-18, 23; 4:7-8, 10, 12.
15. Max Lucado, In the Grip of Grace (Nashville: Nelson, 1996), 70, quoted in
Brady Boyd, Sons and Daughters (Grand Rapids: Zondervan, 2012), 40.

BA B 2 BAG A I M A NA K I TA DA PAT M E NG ATASI C OBA A N ?


16. John White, The Fight (Downers Grove, IL: InterVarsity, 1976), 78.
17. David M. Ciocchi, “Understanding Our Ability to Endure Temptation: A
Theological Watershed,” JETS, Volume 35, no. 4 (1992): 463-479.
18. Russell D. Moore, Tempted and Tried (Wheaton: Crossway, 2011), 20, 22.
19. Dikutip oleh William H. White, The Autobiography of Mark Rutherford
(London: Trubner & Co., 1889), 311.
20. Bryan Chapell, Holiness by Grace (Wheaton, IL: Crossway, 2001), 102-103.
21. Wawancara pribadi dengan Robert J. Morgan.
22. R. A. Torrey, How to Succeed in the Christian Life (New York: Fleming H.
Revell Company, 1906), 76.
23. Mark Twain, The Writings of Mark Twain: Following the Equator (New
York: Harper & Brothers Publishing, 1899), 339.
24. http://www.christianquotes.info/quotes-by-topic/quotes-about-
temptation.
25. David Martyn Lloyd-Jones, Studies in the Sermon on the Mount (Grand
Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing, 1971), 76-77.
26. Erwin Lutzer, “Those Sins that Won’t Budge,” Moody Magazine, March
1978, 48.
27. J. Oswald Sanders, A Spiritual Clinic (Chicago: Moody Press, 1961), 20.
28. Vance Havner, Pleasant Paths (Grand Rapids: Baker Book House, 1945), 72.
29. David Hegg, The Obedience Option (Christian Focus Publications, 2011),
27-28.
30. Dikutip dalam Holy Thoughts on Holy Things, dipilih dan disusun oleh
E. Davies (London: Ward, Lock, & Co., n.d.), 578.

BA B 3 BAG A I M A NA K I TA DA PAT M E NA NG ATAS K E K UAT I R A N ?


31. Scott Stossel, “Surviving Anxiety,” The Atlantic, December 22, 2013,
http://www.theatlantic.com/magazine/archive/2014/01/surviving
_anxiety/355741/.

289
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

32. Elizabeth Cheney, 1859, seringkali dianggap sebagai penulis puisi ini.
33. Ron Dunn, Lifestyle Ministries.
34. C. H. Spurgeon, Spurgeon’s Popular Exposition of Matthew (London:
Marshall, Morgan, and Scott, 1962), 39.
35. J. Hudson Taylor, Hudson Taylor’s Choice Sayings: A Compilation from His
Writings and Addresses (London: China Inland Mission, n.d.), 52.
36. Diadaptasi dari Richard S. Greene, “Where Will the Money Come From?”
in Decision Magazine, May 1997, 32-33.
37. John R. W. Stott, The Message of The Sermon on the Mount (Downers
Grove, IL: InterVarsity Press, 1978), 168.
38. Ilustrasi khotbah ini cukup sering dipakai. Lihat, misalnya, “For Fretters
and Worriers Only” by Lester J. Harnish, Eternity Magazine, October
1964, Vol. 15, no. 10), 21.
39. Dale Carnegie, How to Stop Worrying and Start Living (New York: Simon
and Schuster, 1948), 6, 10.
40. Ray Johnston, The Hope Quotient: Measure It. Raise It. You’ll Never Be the
Same (Nashville: Thomas Nelson, Inc., 2014), 133.
41. Ini adalah ilustrasi yang umum dipakai; sumber aslinya tidak diketahui.

BA B 4 BAG A I M A NA K I TA DA PAT M E N E R I M A P E NG A M P U NA N ?
42. Max Lucado, In the Grip of Grace (Nashville: Thomas Nelson, Inc., 1996),
149-150.
43. Donald Williams, The Preacher’s Commentary: Psalms 1-72 (Nashville:
Thomas Nelson Inc., 1986), edisi Kindle.
44. “Hayman Fire Starter Praying for Forgiveness,” Associated Press, 5 Juli,
2004, www.thedenverchannel.com.
45. Michael Vick, “Michael Vick: I Blame Me,” CBS News, 10 Agustus 2009,
http://www.cbsnews.com/news/michael-vick-i-blame-me/.
46. S. Trevor Francis, “O the Deep, Deep Love of Jesus,” 1875.
47. Tremper Longman III & David E. Garland, The Expositor’s Bible
Commentary: Psalms (Grand Rapids: Zondervan, 2008), 312.
48. Rosalind Goforth, Climbing (Wheaton, IL: Sword Book Club, 1940), 90.
49. Stuart Briscoe, The One Year Book of Devotions for Men (Wheaton, IL:
Tyndale House Publishers, Inc., 2000), tulisan untuk tanggal 5 Feb.
50. Elmer Towns, Fasting for Spiritual Breakthrough (Ventura, CA: Regal,
1996), 37.

290
Catatan Kaki

51. Dari himne, “How Great Thou Art” oleh Stuart K. Hine, hak cipta 1949
dan 1953 oleh the Stuart Hine Trust.
52. Ruby Scott, Jungle Harvest (Conservative Baptist Home Mission Society,
1988), 75-80.
53. William Cowper dalam himne gubahannya, “There is a Fountain Filled
With Blood,” 1772.
54. Corrie ten Boom, Each New Day (Minneapolis, MN: Revell, 1977),
renungan tanggal 21 Maret.

BA B 5 A PA KA H HA N YA A DA S AT U JA L A N K E PA DA A L L A H ?
55. www.leestrobel.com/Bio.php.
56. Strobel, The Case for Faith Student Edition (Zondervan Publishing House,
2000), 51-52.
57. Lee Strobel, The Case for Christ (Grand Rapids: Zondervan Publishing
House, 2000), 145-146.
58. www.huffingtonpost.com/steve-mcswain/jesus-the-original-new-
ag_b_6301140.html.
59. Dikutip oleh LaTonya Taylor, “The Church of O,” Christianity Today,
1 April, 2002, 38.
60. CNN’s Larry King Live, 12 January 2000.
61. Lee Strobel, The Case for Faith Student Edition, (Zondervan: Youth
Specialities, 2002).
62. Saya berterima kasih kepada John Phillips untuk garis besar ini, yang
dapat ditemukan di 100 New Testament Sermon Outlines (Grand Rapids:
Kregel Publications, 1979), garis besar #34.
63. Steven James, How to Smell Like God (Cincinnati: Standard Publishing,
2005), 59.
64. John Phillips, Exploring the Gospel of John (Grand Rapids, MI: Kregel
Publications, 1989), 267.
65. Dave Hunt, In Defense of the Faith (Harvest House Publishers, 1996).
66. Dikutip dari 750 Engaging Illustrations for Preachers, Teachers, and
Writers, diedit oleh Craig Brian Larson (Grand Rapids, MI: Baker Books,
1993), 594.
67. Dikutip dalam The Case for Faith oleh Lee Strobel (Grand Rapids:
Zondervan Publishing House, 2000), 166.
68. Austin Gentry, Gospel Focus 289, “Most Exclusive and Most Inclusive,” 29
September 2013, http://gospelfocus289.wordpress.com/2013/09/29/most-
exclusive-most-inclusive/.

291
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

69. Bruce Milne, The Message of John (Downers Grove, IL: InterVarsity Press,
1993), 212.
70. N. T. Wright, John for Everyone (Louisville: Westminster John Knox Press,
2004), 60.
71. John Phillips, Exploring the Gospel of John (Grand Rapids: Kregel
Publications, 1989), 265.

BA B 6 M E NG A PA OR A NG K R I S T E N M E NG HA DA P I BA N YA K
M AS A L A H ?
72. Howard Rutledge, In the Presence of Mine Enemies (Old Tappan, NJ:
Revell, 1973), 24-26.
73. John Maxwell, Your Attitude: Key to Success (San Bernardino, CA: Here’s
Life Publishers, 1984), 99.
74. Isobel Kuhn, In the Arena (Singapore: OMF International, 1995), vii-viii.
75. William Secker, The Nonsuch Professor (Chicago: Fleming H. Revell
Company, 1899), 77.
76. Ibid., 22.
77. John Faris, Old Roads Out of Philadelphia (Philadelphia: J.B. Lippincott,
1917), 137.
78. Majalah Turning Point, September 2012, renungan harian untuk tanggal 6
September.
79. Kay Arthur, “My Disappointments, His Appointments,” Moody Magazine,
Januari 1992, 30.
80. W. H. Griffith Thomas, Genesis, A Devotional Commentary (Grand
Rapids: Eerdmans Publishing, 1946), 376.
81. Tim Keller, Walking with God Through Pain and Suffering (NY: Penguin
Group, 2013), 5.
82. Ibrani 2:17-18 dan 4:15.
83. Tullian Tchividjian, Glorious Ruin: How Suffering Sets You Free (Colorado
Springs: David C. Cook, 2012), edisi Kindle.
84. Robert J. Morgan, The Promise (Nashville: B&H Publishers, 2008), 143.
85. Rutledge, In the Presence of Mine Enemies, 8-9.
86. Ibid., 29-30.
87. Ibid., 62-64.
88. Ibid., 90.
89. The Banner of Truth Magazine, dipublikasikan di Hackensack, New Jersey,
July 1, 1871, Vol. VI, no. 1, 3.

292
Catatan Kaki

BA B 7 M E NG A PA D OA K I TA T I DA K DI JAWA B ?
90. John Loveland, Blessed Assurance: The Life and Hymns of Fanny J. Crosby
(Nashville: Broadman Press, 1978), 22.
91. Fanny Crosby Speaks Again, ed. by Dr. Donald P. Hustad (Carol Stream,
IL: Hope Publishing Co., 1977), 93.
92. J. Oswald Sanders, Prayer Power Unlimited (Chicago: Moody Press, 1977),
87-88.
93. Cameron V. Thompson, Master Secrets of Prayer (Madison, GA: Light for
Living Publications, 1990), 38.
94. Hasil dari survei ini tersedia secara umum dan dapat dilihat di http://
www.examiner.com/article/how-americans-spend-their-time-american-
time-use-survey-by-u-s-labor-dept.
95. Virginia Law, Appointment Congo (Chicago: Rand McNally & Co., 1966),
20-21.
96. Dikutip dari http://www.calvarychapel.com/redbarn/pquotes.htm, diakses
tanggal 21 Mei 2005.
97. Rick Hampson, “Can You Forgive?” USA Today, 18 Januari 2013, 1A.
98. Majalah Turning Points, September 2011, renungan harian tanggal 24 dan
25 September.
99. Mike Fleischmann, Discipleship Journal, “Prayer Blockers,” Issue 97: Jan/
Feb. 1997.
100. Bill Hybels, Too Busy Not To Pray (Downers Grove, IL: InterVarsity Press,
1988), 74.
101. David Jeremiah, Prayer: The Great Adventure (Sisters, OR: Multnomah
Publishers, Inc., 1997), 69-70.
102. Dikutip oleh Charlie Jones dan Bob Kelly dalam The Tremendous Power of
Prayer (West Monroe, LA: Howard Publishing Co., 2000), 53.

BA B 8 A PA KA H A DA D O S A YA NG A L L A H T I DA K DA PAT A M P U N I ?
103. Billy Graham, The Holy Spirit (Nashville: Thomas Nelson, 1988), 154.
104. William Cowper, Memoir of the Early Life of William Cowper, Esq
(London: R. Edwards, 1818), 68-69.
105. John Bunyan, The Life of John Bunyan (London: Samuel Bagster and Sons,
1845), 24.
106. Charles Grandison Finney, Memoirs of Rev. Charles G. Finney (New York:
A. S. Barnes & Company, 1876), 18.
107. https://www.bradpaisley.com/music/songs/those-crazy-christians.

293
SEPULUH PERTANYAAN YANG ORANG-ORANG KRISTEN TANYAKAN

108. parade.com/4188/erinhill/brad-paisley-tackles-religion-in-that-other-
controversial-song-those-crazy-christians/.
109. Mike Barrett, “Searching for Radical Faith,” Christianity Today, 27
Februari 2009, http://www.christianitytoday.com/ct/2009/february/30.36.
html?paging=off.
110. Kay Arthur, As Silver Refined: Learning to Embrace Life’s Disappointments
(Colorado Springs: Waterbrook Press, 1997), 239.
111. Alfred Plummer, An Exegetical Commentary on the Gospel According to
St. Matthew (London: Scott, 1909), 179.
112. John MacArthur, The Jesus You Can’t Ignore (Nashville: Thomas Nelson,
2008), 175.
113. B. H. Carroll (Pendeta, Teolog, Guru, Penulis) Southwest Baptist
Theological Seminary (Fort Worth, TX).
114. Hank Hanegraaff, The Bible Answer Book, Volume 2 (Nashville: Thomas
Nelson, 2006), 67.

BA B 9 A PA KA H I M A N I T U ?
115. Sheila Walsh, Beautiful Things Happen When a Woman Trusts God
(Nashville: Thomas Nelson, 2010), ix.
116. Ron Dunn, The Faith Crisis (Wheaton, IL: Tyndale House, 1984), 19-21.
117. John MacArthur, The Gospel According to the Apostles (Nashville: Thomas
Nelson, 2000), 25.
118. Diadaptasi dari “Living With Confidence—a Sermon from Hebrews 11”
(Hidup dengan yakin—sebuah Khotbah dari Ibrani 11), oleh Robert J.
Morgan.
119. Ibid.
120. John Phillips, Exploring Hebrews (Grand Rapids: Kregel Publications,
2002), 149.
121. The Oswald Chambers Devotional Reader, diedit oleh Harry Verploegh
(Nashville: Thomas Nelson, 1990), 76.
122. Katie J. Davis, Kisses from Katie (New York: Howard Books, 2011), 107.
123. J. Gresham Machen, What Is Faith? (Edinburgh: Banner of Truth, 1991), 242.
124. Diadaptasi dari John Polkinghorne dan Nicholas Beale, Questions of Truth
(Westminster John Knox Press, 2009), 26-27.
125. MacArthur, The Gospel According to the Apostles, 27.
126. John Bisagno, The Power of Positive Praying (Grand Rapids: Zondervan,
1965), 24.

294
Catatan Kaki

127. Isaac Watts, dikutip dalam Forty Thousand Sublime and Beautiful
Thoughts, (New York: The Christian Herald Bible House, 1904), 835.
128. Luci Swindoll, Doing Life Differently (Nashville: Thomas Nelson, 2010),
256-257.
129. B. B. McKinney, “Have Faith in God,” Baptist Hymnal (Nashville: Lifeway
Worship, 2008), #508.
130. Matthew Henry’s Concise Commentary on the Whole Bible (Nashville:
Thomas Nelson, 1997), 1214.

BA B 10 A PA KA H P E R I N TA H YA NG PA L I NG U TA M A ?
131. www.surfertoday.com/surfing/11150-surfing-legend-dorian-doc-
paskowitz-dies-at-93.
132. “Taylor Swift Confesses She Doesn’t ‘Fit In,’” http://hollywoodlife.
com/2014/08/27/taylor-swift-video-outtakes-shake-it-off/, accessed
September 10, 2014.
133. www.huffingtonpost.com/amanda-gore/the-one-thing_2_b_5279013.html.
134. www.brainyquote.com/quotes/keywords/the_most_important.html.
135. www.people.com/article/real-housewives-beverly-hills-recap-lisa-rinna-
kim-richards.
136. “Paulo Coelho Explains Why Courage Is The Most Important Spiritual
Quality,” September 9, 2014, www.huffingtonpost.com/2014/09/09/
paulo-coelho-alchemist-spiritual-people_n_5786482.html?utm_hp_
ref=own&ir=OWN, diakses 10 September 2014.
137. Dikutip di berbagai sumber, termasuk oleh Bud Greenspan dalam 100
Greatest Moments in Olympic History (General Pub. Group, 1995), 223.
138. www.goodreads.com/author/show/298322.Helen_Roseveare.
139. James Emery White, A Mind for God (Downers Grove, IL: InterVarsity
Press, 2006), 15.
140. Gene Edward Veith, Jr., Loving God with All Your Mind (Wheaton, IL:
Crossway Books, 2003), 150.
141. Kisah tentang Linda ini diambil dari Everyday Heroes: True Stories of
Faith, Hope, and Compassion (Cleveland, TN: Life Care Centers of
America, 2003), 2-3.
142. David E. Garland, The NIV Application Commentary: Mark (Grand Rapids,
MI: Zondervan, 1996), Kindle edition.

K E SI M P U L A N
143. David W. Henderson, Culture Shift: Communicating God’s Truth to Our
Changing World (Grand Rapids: Baker House Books, 1998).

295
Sepuluh Pertanyaan Yang Sering
Ditanyakan Orang-Orang Kristen
Dalam pengalaman pelayanan pastoralnya, Dr. David Jeremiah sudah menjawab
ribuan pertanyaan. Ada orang-orang yang pernah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
intelektual tentang natur Allah, kebenaran Alkitab, dan tanda-tanda zaman. Ada juga
pertanyaan-pertanyaan tentang isu-isu yang dekat di hati kita—tentang masalah-
masalah kehidupan. Kadang-kadang pertanyaannya menyedihkan dan jawabannya
tidak mudah. Tetapi David Jeremiah percaya bahwa Alkitab memiliki jawaban yang
kita cari—dan bahwa Yesus adalah Jawaban yang kita butuhkan.

Dalam buku ini, Dr. Jeremiah menjawab


berbagai macam pertanyaan yang orang-orang
Kristen tanyakan, seperti…
Bagaimana Kita Dapat Yakin tentang Keselamatan kita?
Bagaimana Kita Dapat Mengatasi Cobaan?
Bagaimana Kita Dapat Menang Atas Kekuatiran?
Bagaimaan Kita Dapat Menerima Pengampunan?
Apakah Hanya Ada Satu Jalan Kepada Allah?
Mengapa Orang Kristen Menghadapi Banyak Masalah?
Mengapa Doa Kita Tidak Dijawab?
Apakah Ada Dosa Yang Allah Tidak Dapat Ampuni?
Apakah Iman Itu?
Apakah Perintah yang Paling Utama?

“Dari pengalaman melayani selama bertahun-tahun,” demikian tulis David Jeremiah,


“Saya merasa paling dekat dengan kebutuhan orang-orang yang saya layani ketika saya
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di hati mereka. Selama pikiran dan hati
kita dipenuhi dengan pertanyaan, maka hal itu menunjukkan bahwa kita membutuhkan
kebenaran dan janji-janji dari Alkitab.”
Dalam buku ini Anda akan menemukan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan yang sering
diajukan oleh orang-orang—dan jawaban-jawaban bagi hal-hal yang juga Anda tanyakan.

Dr. David Jeremiah adalah pendeta dari Gereja Komunitas Shadow Mountain
di El Cajon, California. Ia adalah penulis dari beberapa buku terlaris seperti What
Are You Afraid of? (Apakah Yang Anda Takutkan?) dan Agents of the Apocalypse
(Agen-agen Akhir Zaman). Siaran radionya dan program televisinya berupa
pengajaran Alkitab, Turning Point (Titik Balik), disiarkan secara internasional.
David dan istrinya, Donna, dikaruniai empat anak dan dua belas cucu.

Pelayanan Siaran David Jeremiah


Davidjeremiah.org
Hak Cipta © 2015 Titik Balik

Anda mungkin juga menyukai