PENDAHULUAN
bagian yang sangat besar dan memiliki peran yang sangat penting selain Firman
atau yang lebih dikenal sebagai pemimpin pujian dan penyembahan. Pemimpin
dalam sebuah ibadah, namun lebih daripada itu. Pemimpin pujian yang
penyembah yang benar, serta berpegang teguh kepada kebenaran Firman Tuhan,
bagian dalam peran sebagai pemimpin pujian harus menyembah dalam roh dan
untuk melayani Tuhan dalam pujian dan penyembahan, dengan cara membangun
hubungan pribadi yang erat bersama Tuhan melalui kehidupan doa yang benar
untuk memohon pengampunan dosa, penyertaan dan hikmat dari Tuhan (Amsal
1
24:3; Kolose 3:23). Kehidupan rohani yang baik menjadi modal awal bagi
pemimpin pujian untuk bisa membawa jemaat ke dalam suasana ibadah yang
Pemimpin pujian yang baik, harus mampu mengolah satu liturgi yang ada
menjadi satu kesatuan yang utuh dan membuat suasana ibadah menjadi hidup.
Tujuan ibadah adalah untuk memuji dan menyembah Allah. Dan ibadah yang baik
akan berdampak bagi pertumbuhan iman jemaat menuju kedewasaan rohani. Ini
tetap kuat dalam iman. Di samping itu juga melalui ibadah, jemaat dapat
mempererat persekutuan dengan umat Tuhan yang lain. Oleh karena itu sebagai
pemimpin pujian yang baik harus memiliki kematangan secara rohani agar
mampu melihat kebutuhan jemaat dan berusaha untuk melayani mereka dengan
baik.
Tak dapat dipungkiri juga bahwa kualitas musik pemimpin pujian ikut
teknik vokal yang baik untuk menghasilkan cara bernyanyi yang baik agar dapat
menyatu dengan iringan musik dan lagu yang dinyanyikan sehingga menjadi
harmonisasi yang indah. Dengan demikian maka setiap makna yang terkandung
pujian apabila saat melayani musik dalam ibadah tidak bisa benar-benar menyatu
dengan iringan musik maka akan membuat suasana ibadah menjadi terganggu
2
dan jemaat menjadi tidak nyaman untuk beribadah, terlebih khusus jemaat
menjadi tidak bisa untuk ikut bersama-sama melakukan pujian dan penyembahan
kepada Tuhan karena jemaat menjadi sibuk membahas musik dan pemimpin
baik dalam bertutur kata untuk mengajak jemaat sama-sama memuji Tuhan
ataupun dalam bernyanyi karena belum memiliki kualitas musik yang cukup
terutama dalam bernyanyi, sehingga membuat para pemimpin pujian sering tidak
Ini terjadi karena gereja akhir-akhir ini mulai mengabaikan dua unsur
pujian dan penyembahan. Dua unsur penting tersebut, yaitu kematangan secara
kematangan secara bermusik. Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan dari
pemimpin pujian dan penyembahan. Hal ini yang membuat jemaat gereja akhir-
akhir ini tidak bisa meluapkan ucapan syukurnya melalui pujian karena adanya
ketimpangan yang dialami pemimpin pujian dan penyembahan. Ada yang hanya
baik dan ada juga yang hanya mengandalkan cara bernyanyi saja tanpa memiliki
3
Karena dengan adanya masalah inilah gereja dewasa ini membutuhkan
para pemimpin pujian dan penyembahan yang berkualitas. Yakni matang secara
rohani dan matang secara bermusik. Sehingga pemimpin pujian dapat dengan
bersama-sama dalam ibadah. Hal inilah yang membuat penulis menjadi tertarik
untuk membahas tentang pribadi yang berkualitas sebagai pemimpin pujian agar
B. Tujuan Penelitian
dewasa ini sering lupa untuk mempertimbangkan siapa saja yang boleh dipilih
sebagai pemimpin pujian untuk mengatasi masalah yang selama ini ada
gereja. Agar apa yang menjadi kelebihannya bisa dipertahankan dan apa
4
yang menjadi kekurangannya bisa cepat diatasi dan menghasilkan pribadi
menentukan siapa saja yang telah siap untuk melayani jemaat gereja
karakteristik apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin pujian dan
keterampilan apa saja yang harus dimiliki oleh pemimpin pujian sehingga
pujian yang baru untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum menjadi
C. Problematika
Seperti yang telah penulis paparkan dalam Latar Belakang bahwa gereja
dewasa ini sering mengabaikan dua unsur penting dalam melayani sebagai
5
pemimpin pujian yaitu kematangan secara rohani dan keterampilan bermusik. Hal
ini terkadang membuat jemaat tidak bisa mendapatkan ibadah yang berkualitas.
alasan untuk menjadikan siapa saja sebagai pelayan pemimpin pujian, padahal
Banyak yang menganggap bahwa pelayanan itu hanya yang tampil di depan
belum memiliki kemampuan untuk itu. Bukan tidak boleh orang berlomba-lomba
untuk tampil di depan, tetapi motivasinya harus jelas. Ketika menjadi pelayan
ibadah bukan untuk tampil di depan dan menjadi perhatian orang tetapi
bagaimana mengarahkan umat untuk bisa beribadah dengan baik kepada Tuhan.
masalah ini adalah membenahi dua unsur utama sebagai pelayan musik ibadah
yaitu kehidupan rohani dan musikalitas. Ketika menemukan pelayan yang masih
kurang dari segi kerohanian, maka melakukan pemuridan adalah hal yang tepat
sebaliknya apabila para pelayan kurang dari segi musik, maka kelas-kelas
pelatihan akan membantu untuk membuat para pelayan menjadi siap untuk
6
kehidupan sehari-hari, Tuhan menginginkan yang terbaik dari umat-Nya. “Karena
kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma
12:1).
D. Batasan Masalah
yang berkualitas agar pembahasan berikutnya tidak keluar dari ruang lingkup
yang akan diteliti oleh penulis dan penjelasannya tidak meluas sehingga mudah
berkualitas.
E. Hipotesa
7
Jika pemimpin pujian merupakan pribadi yang berkualitas, maka puji-pujian
yang dihasilkan juga pasti berkualitas dan ibadah secara keseluruhan juga akan
menjadi berkualitas.
Jika puji-pujian dan ibadah yang dilakukan berkualitas, maka suasana hati
jemaat akaan tetap terjaga selama beribadah dan tetap fokus kepada Allah yang
disembah.
F. Metode Penelitian
mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif
G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari lima bab dan ditambah dengan
lembar pengesahan, hasil persidangan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar
pustaka, data pribadi dan lembar konsultasi. Penulisan skripsi ini secara teoritis
hasil penelitian yang dilakukan pada setiap bab adalah sebagai berikut;
Penulisan.
8
Bab II Dalam bab ini membahas tentang Landasan Teori yang berisi tentang
Bab IV Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian dan pembahasan
Ibadah”
Bab V Bab ini adalah bab penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan dan
BAB II
LANDASAN TEORI
9
Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi landasan teori penulis
adalah Alkitab sebagai dasar kebenaran dan Alkitab sebagai otoritas tertinggi
dalam setiap aspek kehidupan manusia. Karena penelitian ini mengarah kepada
B.1. Alkitab
Penulis menjadikan Alkitab sebagai dasar tolak ukur dalam penelitian ini
kepada Tuhan.
Seperti yang sudah penulis paparkan dalam latar belakang bahwa musik
sebagai pemimpin pujian maka buku-buku musik juga menjadi acuan penulis
10
B.4. Buku-buku Filsafat
penelitian.
B.6. Kamus
lainnya yang pernah ditulis sebelumnya dan belum pernah ada yang membahas
tentang kualitas pribadi pemimpin pujian dalam melayani musik ibadah. Yang
ada hanya membahas mengenai peran pujian dan penyembahan dalam ibadah
dan ada juga yang membahas tentang cara menjadi pemimpin pujian dan
Sebagai contoh, ada sebuah skripsi yang pernah ditulis oleh Astika
membahas pujian dan penyembahan secara luas dan lebih mengarah kepada
11
menekankan kepada fungsi musik dalam ibadah. Fungsi musik dalam ibadah
1. Musik merupakan sarana bagi orang Kristen untuk menanggapi dan memberi
respon terhadap apa yang sudah tertulis dalam kitab suci Alkitab tentang
Allah. Dapat dilihat dari sifat Allah yang tercermin pada para pengguna lagu-
lagu rohani. Pada kitab Mazmur 46:1 “Allah itu bagi kita tempat perlindungan
dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti”, dari ayat
atas kehidupan yang sudah diubah, yaitu kehidupan baru yang adalah hasil
cara Tuhan bekerja. Sifat-sifat Allah sering dapat dihayati melalui kesedihan
dan penderitaan umat manusia. Dimata manusia tentu saja hal itu merupakan
kemenangan Ilahi.
Ada juga sebuah artikel yang membahas tentang pemimpin pujian yang
kreatif. Inti dari artikel ini hanya mengarah kepada kemampuan pemimpin pujian
utnuk membuat suasana ibadah menjadi lebih kreatif dan kekinian sehingga
tidak monoton. Artikel yang ditulis oleh Daniel Nugroho yang berjudul
12
Hal inilah yang membuat penulis yakin bahwa belum pernah ada tulisan
lain sebelumnya yang meneliti dan membahas hal yang sama seperti ini. Oleh
karena itu penulis ingin membahas mengenai kualitas pribadi pemimpin pujian
dalam melayani musik ibadah. Bukan musik ibadah secara luas tetapi langsung
BAB III
AREA RISET
Dengan berdasarkan bidang ilmu yang ditempuh penulis dan judul penelitian
yang dilakukan, maka membagi area riset penulis dalam melakukan penelitian ini
13
A. Secara Umum
Yang menjadi area riset secara umum dalam penelitian yang dilakukan
oleh peneliti, maka peneliti membagi menjadi beberapa bagian antara lain;
yang ditulis oleh Drs. E.B. Surbakti, M.A mengatakan bahwa Agama
tuntunan kitab suci. Oleh karena itu, sistem tata nilai yang diajarkan
bersifat kekal.
dipercayakan.
Pemimpin pujian adalah inspirator dalam artian dia sebagai inspirasi
14
Pemimpin pujian adalah pribadi yang bertanggungjawab untuk
sebuah ibadah.
A.2. Musik
terdapat dalam penelitian ini. Musik itu sendiri menurut kamus besar
bahasa indonesia adalah (1) Ilmu atau seni menyusun nada atau suara
15
Menurut Adjie Esa Poetra, seorang guru vokal ternama bagi berbagai
ilmu fisika.
Sedangkan menurut David Ewen musik adalah ilmu pengetahuan
serta seni mengenai kombinasi ritmik dan beberapa nada, baik vokal
A.3. Ibadah
bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. (2)
Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus
16
dari bahasa Ibrani db;[‘ (abad) yang berarti ‘bekerja, melayani’ yang
sebagai budak atau hamba’. Awalnya makna dari kata latreia dikaitkan
tentang rasa takut penuh hormat, kekaguman. Dari kedua arti ini
ibadah yang dilaksanakan dalam bait suci ataupun gereja tidak hanya
kehidupan sehari-hari.
17
Musik dalam ibadah terlebih khusus nyanyian umat sangat besar
Allah bertakhta di atas puji-pujian Israel. Itu berarti Allah hadir bahkan
dan malam.
Tiga contoh besar yang dapat dilihat dalam Alkitab tentang
Perjanjian Lama:
Pada awal pengalaman bangsa Israel di tepi sungai Yordan, di bawah
bernyanyi lalu Bait Allah dipenuhi dengan awan. Itu adalah simbol dari
serta menyanyi memuji Allah. (II Tawarikh 20). Dan pada saat para
18
pujian atau nyanyian yang sungguh-sungguh dinyanyikan kepada Allah
B. Secara Khusus
Dengan berdasarkan area riset secara umum di atas maka yang menjadi
area riset secara khusus dalam penelitian ini adalah Pemimpin pujian dalam
pujian yang baik harus bisa membuat seluruh jemaat lebih tergerak untuk
Pemimpin pujian juga harus bisa membantu jemaat untuk membuat ibadah
19
Menentukan tujuan. Pemimpin pujian harus memperlajari cara
baik.
Dalam berdoa untuk mempersiapkan pelayanan, pemimpin
20
Menyiapkan pujian yang sesuai dengan tema. Pemimpin pujian
pujian yang sudah cukup dikenal oleh jemaat agar mereka bisa
dibawakan oleh solois tetapi ada juga lagu-lagu pujian yang lebih
juga yang lebih fleksibel. Pemimpin pujian harus memilih lagu yang
21
Alkitab atau teks lagu dihadapannya selama ibadah, tetapi jangan
mengandalkannya.
Ketika berlatih mengucapkan lirik-lirik lagu pemimpin pujian
natural.
Berlatih sendiri maupun bersama tim pujian. Selain berlatih sendiri
pemimpin pujian juga harus menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat
selama ibadah.
Melakukan pemanasan sebelum bertugas melayani. Tim pujian
22
pujian bukan saat yang tepat untuk menampilkan diri sendiri, tetapi
saat ibadah.
Dalam memimpin pujian Jangan berlebihan. Pemimpin pujian harus
instrumental yang terlalu lama. Hal ini dapat dihindari oleh pemimpin
23
pujian dan tim pujian apabila kurang mendukung suasana ibadah.
atau berbicara.
Bersikap apa adanya. Walaupun pemimpin pujian dituntut untuk
jika cara ini kurang nyaman. Ketika sedang sedih, bawakan pujian
semangat itu.
Bersikap apa adanya bisa membantu, tetapi jangan hanya
24
diharapkan. Pemimpin pujian harus meminta bimbingan-Nya selama
selanjutnya.
Membuat catatan. Setelah ibadah selesai, pemimpin pujian dapat
membuat catatan tentang apa yang dianggap baik dan apa yang
pemimpin pujian agar tetap menjadi pribadi yang rendah hati. Dari
tidak disebutkan secara khusus. Namun ada dugaan kuat bahwa Jemaat-
25
jemaat Perjanjian Baru terus mempertahankan fungsi tersebut dalam
peribadahan mereka. Hal ini dikuatkan oleh beberapa hal sebagai berikut;
Di dalam ibadah Jemaat di mana banyak orang hadir, jelas diperlukan
umat Yahudi. Ada banyak unsur dari peribadahan itu yang tetap
Jemaat Yahudi (bnd. Kis. 3:1,11). Mereka baru memisahkan diri dari
jemaat Yahudi, setelah mereka dimusuhi oleh Jemaat tersebut. Hal ini
ditulis oleh M. Th. Mawene dalam bukunya yang berjudul “Gereja yang
Bernyanyi”.
Ada banyak nyanyian ibadah yang belum dikenal oleh anggota Jemaat,
menyanyikannya.
Berdasarkan prinsip karunia yang berbeda-beda, yang harus digunakan
dalam rangka pelayanan Gereja sebagai tubuh Kristus (Roma 12:1-8) dan
Imamat orang percaya (1Pet. 2:9), maka kehadiran pelayan musik seperti
yang penting dan bukan sembarang orang boleh menjadi pemimpin pujian,
26
B.3. Kedudukan Puji-pujian dalam Liturgi Ibadah
Puji-pujian menjadi salah satu mata rantai dalam liturgi ibadah. Artinya
sebagaimana mestinya.
Puji-pujian merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam ibadah
untuk mendukung semua susunan acara yang ada dalam liturgi ibadah. Puji-
iman dan perasaan yang tak cukup bila hanya diungkapkan dengan kata-kata.
Sehingga kegiatan beribadah tidak hanya pada ruang akal dan perasaan
semata, tetapi lebih dari pada itu bisa memasuki kedalaman spiritual. Melalui
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada Bab ini penulis akan menyajikan penguraian semua hal yang ada dalam
ide judul penelitian ini yaitu, “Kualitas Pribadi Pemimpin Pujian Dalam Melayani
Musik Ibadah” dan mengacu pada uraian yang telah dipaparkan dalam Bab II dan
Bab III.
A. Unsur-unsur Pembentukan Kualitas Pribadi
Dalam kehidupan sehari-hari banyak yang sering menggunakan istilah
“kualitas”. Kualitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) tingkat
sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri): (2) keadaan manusia
mencakup suatu orang atau benda tertentu dari sebuah kumpulan. Sampai
dengan abad ke-15, bahkan dewasa ini. Dalam bidang statistik dan metafisika,
28
bilangan apapun yang tunggal, namun kadang berarti “seseorang”. Sejak awal
seseorang yang terpisah atau berbeda daripada orang lain dan memiliki
Ada tiga hal mendasar yang menjadi pondasi kehidupan umat Kristen
seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging,
29
dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau
kembali”.
Kata dilahirkan kembali secara rohani dapat diartikan sebagai
Kristus.
Namun secara logika muncul pertanyaan, “mengapa perlu
Allah.
Kuasa (Yohanes 1:12)
Dalam Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya
30
sempurna sehubungan dengan kebutuhan jasmani. Kedua, diberi-Nya
diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di Sorga, sesudah
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam
31
hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,”
pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
secara rohani dan telah menjadi anak Allah karena sudah dilahirkan
kembali.
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
dengan kata lain, keselamatan adalah hasil karya Allah. Untuk secara
32
Knox Chamblin dalam bukunya yang berjudul “Paulus dan Diri: Ajaran
Baru, Kuasa dan Keselamatan. Ketiga hal ini merupakan hal yang paling
rohaninya.
Tidak ada orang di dunia ini yang memiliki kepribadian yang sama
persis meskipun anak kembar sekalipun. Hal itu karena adanya unsur-
Semua hal itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit
orang yang lain tidaklah sama. Oleh karena itu, perasaan atau emosi
33
kosong. Ada yang akan merasa senang dengan keadaan itu tetapi
sosial.
Kecerdasan emosional juga terbagi kedalam empat aspek yaitu;
Pertama, Kesadaran Diri. Kesadaran diri tidak hanya tentang
34
Keempat, Keterampilan Sosial. Setelah menguasai ketiga
hati dan pikiran kepada Tuhan melalui puji-pujian dalam sebuah ibadah.
35
Sangat penting untuk mengerti bahwa manusia, dengan segala
yang ada pada dirinya, tidak akan mampu mengenal Tuhan Allah
semua orang itu berdosa. ”Karena semua orang telah berbuat dosa
telah jatuh dari standar kekudusan yang dituntut Allah untuk bisa
dari dosa adalah maut. “Sebab upah dosa ialah maut: tetapi karunia
Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma
6:23). Kita akan binasa tanpa Allah, kecuali kita percaya dan
memuji Tuhan jika dia sendiri belum mengenal Tuhan yang disembah.
Tuhan dapat sungguh-sungguh dikenal oleh pemimpin pujian
Tuhan.
Memelihara hubungan dengan Tuhan
Pemimpin pujian jika ingin menjadi pemimpin pujian yang
36
merupakan dasar yang kokoh dalam melakukan setiap tugas dan
bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang
yang dilakukan akan gagal. Disini akan terjadi krisis iman bila tidak
37
pujian, dalam kesehariannya haru terus dibaharui oleh Tuhan agar
dan Firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan
dari Bapa yang mengutus Aku.” Ketaatan adalah tanda lahiriah yang
adalah kasih Tuhan yang bisa dirasakan dan dialami, yaitu hubungan
asa, tidak mau mencoba lagi. Namun jika pemimpin pujian yang
38
supaya menjadi seperti itu juga. ”Jika seseorang ingin menjadi yang
“Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu” (Maz. 34:2a). “Dari
TUHAN” (Maz. 113:3). “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan
nyanyian dalam sebuah kebaktian atau ibadah, tetapi lebih dari itu
dipanggil Allah dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam rumah
39
Tuhan atau Gereja. Mereka yang terpanggil atau terlibat dalam
40
Dalam tugas praktek pelayannya, pemimpin pujian harus
Tuhan.
Teladan Yesus Kristus yang diberikan-Nya dalam masa
menerima tubuh berupa daging dan tulang. Kedua, Dia dibaptis agar
Imamat dan menerima semua tata cara Injil yang menyelamatkan dan
41
yang harus dilakukan untuk menemukan sukacita dan kebahagiaan
munafik.
Menggunakan karunia dari Tuhan
Tuhan telah memberi kepada orang percaya masing-masing
42
apa yang menjadi karunianya sehingga dapat digunakan, dipelihara
talenta itu adalah sesuatu yang dimiliki karena unsur genetika yang
dan Juruselamat dan itu merupakan karya Roh Kudus. Karunia rohani
tidak mungkin bisa dipelajari karena itu adalah anugerah dari Tuhan
43
Disiplin yang Dia berikan melalui setiap teguran, nasihat, maupun
pelayanannya kelak.
Melalui Firman-Nya dapat terlihat jelas fakta-fakta atau metode
Dan masih banyak lagi yang Tuhan Yesus Kristus paparkan tentang
disiplin tinggi untuk hidup rohani-Nya. Dia tidak pernah lari dari
dengan Bapa di sorga, dalam Firman Tuhan dapat terlihat jelas doa-
Dia sudah bergaul dengan Firman Allah. Dia juga menguasai diri-Nya
44
membuat kehilangan keselamatan yang telah diperoleh, tetapi
membuat telinga menjadi tuli dan hati menjadi kurang peka terhadap
suara Roh Kudus. Pemimpin pujian dapat dipakai Tuhan hanya ketika
ia mau untuk mendisiplinkan diri. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan
membuat pemimpin pujian akan menjadi berkat bagi orang lain ketika
pemimpin pujian mulai diuji ketika diberikan saran dan kritik dari
45
baik akan menerima semua itu untuk membenahi kehidupan
pujian lagi.
lain;
Pertama, nada. Nada adalah bunyi yang beraturan dan memiliki
dari suatu suara yang teratur. Ritme dapat terbentuk dari suar dan
suara yang berulang untuk membuat ritme. Ritme juga memiliki tempo
46
nada, yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan musik yang
menggunakan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya dan
keindahan musik, baik ditinjau dari nilai-nilai intrinsik musik itu sendiri,
pelayanan.
pujian, singers, musik iringan dan jemaat. Bila musik yang dimainkan
47
begitu hebatnya dipadukan dengan teknik bernyanyi yang baik akan
yang belum baik atau bahkan buruk dan mulai sibuk mencari-cari
bernyanyi yang buruk dari seorang pemimpin pujian tetap saja akan
kuasa Allah. Dalam kitab Kisah Para Rasul 16 dikatakan bahwa ketika
48
menyanyikan puji-pujian kepada Allah..........Akan tetapi, terjadilah
kekuatan dalam musik. Musik dalam ibadah dalam hal ini puji-pujian
memiliki kuasa yang sangat dahsyat karena Allah kita bertahkta diatas
49
ibadah pemimpin pujian dapat membawa jemaat untuk lebih
Pribadi” yang ditulis oleh J. Knox Chamblin mengatakan bahwa Setiap manusia
dengan sesamanya, dan dengan Allah. Ketiga hubungan ini bisa saling
dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan. Selain itu, masing-masing dari ketiga
hubungan ini dipengaruhi oleh hubungan yang ada antara Allah dan orang-orang
Allah
Pihak
Diri Lain
Begitu juga dalam tugas pelayanan harus saling memperhatikan
namun hubungan baik yang terus dijaga akan berdampak baik pula dalam
kehidupan sehari-hari.
Tugas pelayanan dalam melayani musik ibadah bukanlah hanya
pemimpin pujian saja tetapi juga tim pujian dalam hal ini “singers” dan pemain
musik. Serta pengkhotbah yang menyampaikan Firman Tuhan dan jemaat yang
turut hadir dalam ibadah. Semuanya itu merupakan satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu, hubungan antara setiap elemen ini harus dijaga
agar dapat melakukan tugas pelayanan dengan baik tanpa adanya kemunafikan.
Dalam melakukan pelayanan musik ibadah, pemimpin pujian hendaknya
50
Orang-orang yang melakukan pelayanan puji-pujian haruslah orang-
penting”. Misalnya; yang penting melayani, yang penting sudah main musik,
tetap dan teratur penting sekali supaya kebaktian dapat berjalan dengan
komitmen ini memang tidaklah mudah, tak selalu menarik bahkan ada juga
yang menganggap ini hal sepele, tetapi jika hal ini berhasil dilakukan maka
hasilnya akan seimbang dengan daya dan upaya tim pujian itu sendiri.
Saling mempedulikan dan saling mendoakan bisa menjadi modal yang kuat
untuk sebuah tim pelayan musik menjadi solid dan memiliki satu fokus yang
terlihat jelas bahwa sikap yang salah terhadap satu sama lain dalam jemaat
dan lebih khusus dalam tim pelayan akan menjadi penghalang ibadah.
51
Tuhan sedang membangun orang-orang-Nya menjadi rumah rohani, tempat
untuk membangun suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
berkenan kepada Allah.” (1 Petrus 2:5). Kalau rumah rohani ini dibangun
dengan diwarnai hubungan yang tidak benar, maka tidak akan ada
persembahan rohani yang dipersembahkan disitu. Oleh karena itu tim puji-
pujian harus memiliki hubungan yang baik antar sesama anggota tim
sering terabaikan dalam saat latihan. Sulit bagi sebuah tim pujian untuk
memimpi dan mengatur kelancaran ibadah apabila para anggota tim tidak
pernah beribadah bersama pada waktu lainnya. Karena apabila saat latihan
tim pujian hanya berlatih musiknya saja dan tidak benar-benar memuji
Tuhan, maka tim pujian akan menganggap aspek musik lebih penting dari
berdoa penting dalam membangun kesatuan hati seluruh anggota tim pujian.
Ketiga, latihan lagu-lagu. Biasanya tim pujian menganggap hanya ini
yang harus diperhatikan dalam latihan. Memang benar tetapi ini bukan satu-
satunya hal yang dilakukan dalam latihan. Lagu-lagu yang akan digunakan
52
anggota tim pujian (Pemimpin pujian, singers, pemain musik). Jika terdapat
lagu-lagu baru, itu bisa mendapat perhatian khusus dan waktu latihan yang
lebih lama dan lagu-lagu lama perlu dilatih kembali untuk mengingatkan
saja.
Keempat, evaluasi dari ibadah sebelumnya. Seringkali hal ini juga
dikesampingkan oleh tim pujian padahal hal ini penting untuk lebih
melayani.
Memilih Lagu
Untuk melakukan pemilihan lagu, alangkah baiknya pemimpin pujian
dipilih pun sesuai dengan tema Firman Tuhan yang akan disampaikan
makna syair dan musiknya sendiri. Jangan hanya memilih lagu yang
musiknya hebat, tetapi syairnya “miskin” makna. Ini bisa membuat jemaat
lebih fokus untuk menikmati musiknya saja dari pada fokus beribadah
kepada Tuhan.
Mempedulikan Jemaat
Sebagai pemimpin pujian dan musik, kadang-kadang sulit memahami
adalah memuji dan menyembah Tuhan. akan tetapi jika hanya memandang
hal ini saja tanpa mempedulikan jemaat maka pemimpin pujian telah
53
tanggungjawab pemimpin pujian adalah untuk memimpin orang-orang dalam
dengan penuh kasih supaya jemaat ikut mendaki ke gunung kehadiran Allah.
ibadah.
Mempedulikan jemaat berarti mendengarkan dan menanggapi
selanjutnya.
D. Dampak Yang Muncul Ketika Pemimpin Pujian Memiliki Kualitas Pribadi
Ketika seorang pemimpin pujian sudah memiliki kualitas pribadi yang
baik, maka akan berdampak baik pula dalam setiap kegiatan pelayanannya.
Kualitas pribadi pemimpin pujian dapat memberi dampak yang positif terhadap
perkembangan iman jemaat. Jemaat dapat beribadah dengan baik dan tetap
berfokus pada Tuhan tanpa harus terganggu dengan pemimpin pujian yang
melayani saat ibadah, baik dari segi musikalitas dan dari kehidupan sehari-hari
dengan Tuhan.
Pemimpin pujian yang berkualitas juga memberikan dampak yang positif
dalam suasana ibadah, bisa tetap menjaga suasana hati jemaat agar tetap fokus
yang telah diuraikan diatas, maka akan berdampak negatif bagi dirinya sendiri
matang secara musikalitas, maka akan mendapatkan banyak kritik dan saran
dari jemaat. Ini akan menjadi baik apabila diterima dengan baik. Tetapi juga bisa
menimbulkan konflik bahkan perpecahan dalam gereja bila kritik dan saran yang
54
diberikan menjatuhkan pemimpin pujian tersebut atau pemimpin pujiannya yang
memiliki kualitas pribadi, orang yang terpanggil dalam tugas pelayanan ini dan
tentunya memiliki kehidupan rohani yang baik dan kemampuan bermusik yang
baik juga.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penulis paparkan serta pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini maka
1. Yang menjadi pemimpin pujian memang harus orang yang masuk dalam
dihasilkan.
3. Kematangan secara rohani dan kematangan dalam bermusik merupakan
Dari proses demi proses yang telah dilalui dalam melakukan penelitian
yang berjudul “Kualitas Pribadi Pemimpin Pujian Dalam Melayani Musik Ibadah”
ini, maka penulis memiliki beberapa saran setelah melihat berbagai macam
kasus yang dihadapi selama proses penelitian ini dilakukan, antara lain:
56
3. Gereja lebih selektif untuk menentukan siapa yang boleh melayani sebagai
pemimpin pujian.
4. Bila memang terdapat kekurangan sumber daya manusia dalam gereja
kualitas pribadi.
57