WORSHIPER
A. Dasar Penyembahan
Penyembahan atau worship merupakan kata yang sangat akrab dan sering kita dengar dari
telinga kita, apakah itu dalam gereja dan pelayanan, khususnya dalam setiap ibadah. Kata pujian
dan penyembahan atau praise and worship (PW) sebuah kata yang lebih populer saat ini. Pujian
dan penyembahan biasa diartikan dengan pujian yang diiringi band atau musik dan dinyanyikan
oleh jemaat. Namun sebenarnya apakah arti sesungguhnya dari penyembahan ? apa yang Tuhan
Yesus ajarkan tentang penyembahan ? bagaimana kita menyembah Tuhan agar berkenan bagi
Dia ? apa sebenarnya perbedaan pujian dan penyembahan ?
Yohanes 4 : 23-24
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran."
FONDASI PENYEMBAHAN
A. Keintiman
Keintiman adalah bukti dan tanda kedekatan pribadi secara dua arah dengan dasar cinta,
keintiman diukur dari seberapa jauh pengenalan kita, dan dilihat dari seberapa dekat hubungan
kita serta dinilai dari seberapa jauh kepercayaan kita. Keintiman ditentukan dari seberapa lama
waktu bersama. Kita akan intim dengan orang yang kita kenal dan bukan dengan yang kita
ketahui. Tanpa cinta, pengenalan, hubungan, kepercayaan dan waktu bersama secara dua arah
maka tidak akan ada keintiman. Hubungan kita dengan Tuhan dilihat dari keintiman kita, Tuhan
tidak memiliki masalah dengan keintiman, Dia Allah yang Omni Present (Maha Hadir) dan
mengasihi kita, namun masalah terletak dari pribadi kita.
Tahapan awal untuk supaya kita intim kita harus dilahirkan kembali (Yohanes 3:5-7), itu
adalah pintu agar Roh Kudus berdaulat dan bekerja dalam kehidupan kita sehingga dari saat itu
hubungan itu terjadi dimana kita harus membangun hubungan itu dengan keintiman dengan Dia.
Keintiman akan dibangun dengan cinta kita akan PribadiNya (Matius 22:37-40), pengenalan
akan Dia (Filipi 3:10), Iman kita akanNya (Ibrani 11:1) dan Kehidupan Firman Doa Pujian dan
Penyembahan.
Keintiman memiliki dua sifat yaitu keintiman Pribadi dan Korporat dimana keintiman
Pribadi adalah kita harus membangun keintiman pribadi dengan pribadiNya dilihat dari
kehidupan doa, karakter dan sikap serta konsistensi kita, sedangkan keimtiman Korporat kita
bersama berhubungan dengan Tuhan bersama dengan sesama.
B. Karakter
Karakter yang benar adalah Karakter Kristus, hal ini akan terwujud dalam kehidpan kita
hanya bisa diawali dengan keintiman kita dengan PribadiNya melalui FirmanNya yang hidup
karena Firman adalah Allah (Yohanes 1:1). FirmanNya dapat manifestasi dalam kehidupan kita
dengan hubungan kita dengan Dia (Yohanes 14:15), dimana kita melakukan FirmanNya karena
kita mengasihiNya. Disaat hal itu terjadi maka karakter kita dibangun dan dibentuk menjadi
karakter Kristus. Ada beberapa hal yang membantu kita untuk kita bisa memiliki karakter
Kristus.
A. Pondok Daud
Pondok Daud lahir karena hati Daud yang sangat mengasihi Tuhan. Pondok Daud adalah
sebuah bangunan yang dibuat oleh Daud yang terbuat dari kain kelambu dan berbentuk tenda /
kemah. Jadi bukan sebuah bangunan permanent. Di dalam pondok inilah Daud meletakkan Tabut
Perjanjian dan Tuhan bersemayam diatasnya. 2 Samuel 6:17 dan 2 Samuel 7:2.
2 Samuel 6:17 : “Tabut TUHAN dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam
kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan dihadapan TUHAN”.
2 Samuel 7:2 : Berkatalah raja kepada nabi Natan : “Lihatlah, aku ini diam dalam
rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam dibawah tenda”.
Disekitar Kemah itu Daud memerintahkan beberapa orang yang memuji Tuhan siang dan
malam selama 24 jam sehari semalam 7 hari seminggu. Daud sendiri juga seorang yang sangat
gemar memuji Tuhan, Mazmur 119:164.
Nabi Amos bernubuat tentang pemulihan Pondok Daud dalam Amos 9:11-12.
- 9:11 “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh,
Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali
reruntuhannya, Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala”.
- 9:12 supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang
Kusebut milikKu”, demikianlah firman Tuhan yang melakukan hal ini.
Kisah Para Rasul 15:15-18
- 15:15 Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis :
- 15:16 Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang
telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan,
- 15:17 supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak
mengenal Allah, yang Kusebut milikKu, demikianlah firman Tuhan yang melakukan
semuanya ini,
- 15:18 yang telah diketahui dari sejak semula.
Melalui pemulihan Pondok Daud (doa, pujian, penyembahan), digenapilah janji Tuhan yang
luar biasa bagi gereja-Nya, yaitu:
1. Terjadinya penuaian jiwa yang besar (Amos 9:11-12 – “Pada hari itu Aku akan
mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan
dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya
kembali seperti di zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa
Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku, “demikianlah firman TUHAN yang
melakukan hal ini. )
2. Terjadi pertumbuhan rohani yang begitu cepat (Amos 9:13a – “Sesungguhnya, waktu
akan datang,” demikianlah firman TUHAN, “bahwa pembajak akan tepat menyusul
penuai dan pengirik buah anggur penabur benih; )
3. Pencurahan Roh Kudus secara berlimpah (Amos 9:13b – gunung-gunung akan
meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran.)
Pemulihan Pondok Daud terjadi karena ada seseorang yang mengasihi Tuhan, yaitu seorang
penyembah yang benar (proskuneo – Mazmur 123:2). Tuhan menginginkan pemulihan
Pondok Daud terjadi secara pribadi kepada umat-Nya.
WORSHIP LEADER
Worship Leader adalah seseorang yang bertugas untuk memimpin dan membawa jemaat
menikmati hadirat Tuhan. Worship leader adalah seorang penyembah yang harus hidup dalam
penyembahan yang benar.
Secara harafiah, kata Worship Leader dibagi 2 yaitu :
Worship dan Leader
1. Worship
Worship adalah kehidupan profetik dan kemampuan profetik sebagai Worshiper atau
penyembah, secara utama kehidupan profetik artinya seorang WL harus hidup dalam
penyembahan yang benar yaitu menyembah dalam Roh dan Kebenaran yaitu hidup dalam
persekutuan yang intim dengan Tuhan serta memiliki karakater Kristus. Kemampuan
profetik dapat diwujudkan dalam :
a. Narasi : Pesan Firman Tuhan berupa, nubuatan, janji Allah, kata-kata iman dan
kalimat motivasi untuk menguatkan jemaat.
b. Flowing dalam PW
Menciptakan suatu alur PW dengan menangkap visi dari Tuhan dan melakukan misi
yang tepat untuk mencapai visi tersebut. Dalam hal ini rema dan pesan gembala. Serta
bagaimana membawa jemaat masuk menikmati hadirat Tuhan, menutun jemaat dalam
penyembahan, membawa arah penyembahan sesuai tuntunan Roh Kudus.
c. Selection Songs / Pemilihan Lagu
Lagu dipilih sesuai Tehila atau pengalaman hidup dengan Tuhan
Lagu dipilih sesuai Visi Gembala
Konfirmasi Lagu dengan Gembala
d. Kepekaan Atmosfer
Artinya kepekaan suasana atmosfer dari setiap lagu dan perpindahan lagu serta
kepekaan akan Roh Kudus.
e. Pray / Berdoa
Memiliki kemampuan untuk berdoa sesuai pimpinan Roh Kudus.
Narasi dalam pujian dan penyembahan merupakan suatu susunan kata-kata yang lahir
dari hati yang menyembah dan pengalaman intim dengan Tuhan dan kekuatan kuasa dari Firman
Tuhan. Narasi merupakan jembatan untuk mengantar jemaat merasakan dan menikmati hadirat
Tuhan. Narasi yang dikemukakan dapat berbentuk kalimat yang menguatkan dan firman Tuhan
yang pasti harus sesuai dengan tuntunan Roh Kudus.
Roh Kudus merupakan sumber dari narasi yang akan kita sampaikan, hikmat dan
perkataan profetik yang kita sampaikan merupakan perkataan yang lahir dari hubungan intim dan
pengalaman pribadi dengan Tuhan.
Narasi dibagi dengan dua pandangan, yakni narasi profetik dan narasi teknis, narasi
profetik merupakan bentuk perkataan yang lahir dari Roh Kudus. Dalam pujian penyembahan,
perkataan worship leader merupakan perkataan yang lahir dari hubungan pribadi dengan Tuhan
sehingga dia bergerak sesuai dengan tuntunan Roh Kudus. Narasi teknis merupakan turunan dari
narasi profetik dimana berbicara tentang kedudukan narasi sebagai perkataan yang mengajak,
menguatkan, dan menjembatani suatu pujian dan penyembahan.
A. Sifat Narasi
1. Vertical
Narasi vertical merupaka narasi yang tertuju kepada Tuhan yang menyatakan pribadi
Allah dan hubungan dengan Allah
2. Horizontal
Narasi Horizontal merupakan narasi yang bersifat membangun dan mengajak jemaat
yakni hubungan dengan jemaat
B. Fungsi Narasi
1. Mengajak
Mengajak merupakan bagian untuk mengajak jemaat melakukan sesuatu dalam hal ini
bernyanyi, bertepuk tangan, berdiri dan duduk.
2. Membangun
Membangun suatu atmosfer penyembahan dengan membangun iman dari jemaat untuk
menyembah Tuhan
Merupakan Doa untuk mendoakan pokok-pokok doa yang telah ada atau mendoakan secara
universal, yakni :
Merupakan doa dalam suatu flowing atau aliran penyembahan kepada Tuhan yaitu nyanyian
rohani, mazmur dan kidung pujian.
Merupakan suatu sapaan atau ajakan awal ibadah yang menyatakan permulaan ibadah
dengan tema yang diangkat dalam suatu ibadah serta mengantar jemaat untuk siap menyembah
Tuhan
Contoh
Saran
Dapat membuat buku dalam formulasi narasi lagu untuk membantu dalam membuat
narasi lagu
Dapat membuat buku dalam bentuk formulasi apapun dalam bentuk formulasi narasi
lagu
Latihan didepan cermin
Berdoa dan minta tuntuna n Roh Kudus
Judul Lagu :
A. UNITY (Kesatuan)
Harus ada kesatuan dari semua elemen tim. Dalam Mazmur 133 berkata dari “kesatuan”,
urapan akan turun. TEAM WORK yang baik. Tiap anggota tim harus saling mendukung dan
melengkapi. Jauhi sifat mau menonjolkan diri sendiri.
B. BALANCE (Keseimbangan)
Harus ada keseimbangan antara sikap hati dalam memuji Tuhan dan keteraturan dalam
melayani Dia. Bukan hanya hati kita tapi berikan juga “kerapihan” bermusik atau bernyanyi.
Memberikan yang terbaik untuk Tuhan juga penting.
C. CORPORATE WORSHIP (Penyembahan Korporat)
Jangan mengandalkan pemimpin pujian atau anggota tim lain dalam memuji. Semua anggota
tim harus terlibat dan aktif menyembah Tuhan.
D. SUBMISSION (Penundukan diri)
Dalam tim selalu ada pemimpin, dalam hal ini pemimpin pujian. Walau kita seorang ahli
musik sekalipun, ikutilah “arahan” pemimpin pujian, karena dia yang memiliki otoritas untuk
memimpin.
E. SELF MOTIVATION (Motivasi Pribadi)
Selalu dorong diri Anda untuk mau menyembah dengan segenap hati terlepas dari
permasalahan pribadi Anda hari itu. Jangan menunggu didorong oleh orang lain, suasana atau
hal yang lain.
F. SPIRIT OF EXCELLENCE (Memberikan yang terbaik)
Punya sikap untuk mau selalu memperbaiki diri dan memberi yang terbaik sangatlah
diperlukan. Tuhan kita adalah Tuhan yang excellent karena Dia menciptakan segala
sesuatunya dengan baik
A. Formasi Ibadah : Posisi dan jumlah WL, singer, pemain music, dan pelayan altar lainnya
serta rundown ibadah sebagai acuan ibadah tentunya sesuai dengan persetujuan gembala.
B. Pola Ibadah Raya 2015
a. 1 Jam sebelum Ibadah Semua Wajib Sudah Ada
b. Doa PIR (Persiapan Ibadah Raya)
c. Mercy Seat (Sebelum Ibadah)
d. Clear Stage 30’ Sebelum Ibadah
e. Opening Greetings (Salam Buka)
f. Lagu Pujian Buka
g. Baca Ayat Mazmur (Konfirmasi Gembala)
h. Doa Buka (Unsur : Pengangungan, Ucapan Syukur, Iman dan Kuasa Ibadah,
Tuntunan Roh Kudus, Pentahbisan ( Dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus -
Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Amen )
i. Lagu Cepat 1
j. Lagu Cepat 2
k. Selipan ( Kalau ada Penyerahan Anak, Kesaksian, dll)
l. Lagu Lambat 1
m. Flowing Worship
n. Lagu Lambat menyambut khotbah
o. Khotbah, (WL, Singer dan Pemain Musik HARUS SIAP di belakang panggung, ikuti
jalanya khotbah, setelah masuk pada bagian terakhir ditandakan dengan kesimpulan
atau yang terakhir, perlahan pemain musik, WL dan singer masuk ke altar, Posisi WL
siapkan lagu yang sesuai dengan khotbah serta posisi siap, setelah khotbah melihat
situasi apakah pengkhotbah langsung berdoa, angkat lagu kalau tidak WL inisiatif
mengangkat lagu.
p. Masuk Perjamuan (kalau minggu perjamuan)
q. Doa setelah khotbah
r. Doa persembahan (WL) (Khusus minggu dimana memberikan persembahan misi dan
umum harus disampaikan dan dijelasakan lebih dahuli)