Bpk/ibu/sdr, ketika mendengar kata penyertaan Tuhan ini, kita mungkin lebih banyak berpikir ke arah yang
terkesan positif: kenyamanan, kebahagiaan, kemakmuran, bebas dari masalah, dr kegalalan, dr musibah,
pergumulan, pokoknya segala yang membuat kita merasa senang.
Mengapa kita berpikir sprt itu, krn kita berharap kpd seorang pribadi di situ (kata “penyertaan Tuhan”), ada
yang kita andalkan, ada yang kita percaya, siapa? Tuhan.
Lalu dalam pembacaan kita dikisahkan Bangsa Israel yang dalam perjalanan keluar dari perbudakan orang
Mesir. Mereka berjalan di padang gurun yang tandus, kering, panas, gada hujan (aplg ojek).
FT said: Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan = menuntun mereka di jln, pada
malam hari dengan tiang api = menerangi mereka.
Mereka ga lagi kepanasan, mereka ga mengalami kegelapan, krn ada tiang awan dan tiang api bersama
mereka, tiang awan dan api ini bukan skdr tanda bagi mereka, itu adalah bukti kehadiran Tuhan, itu tanda
bahwa mereka ga jln sndr, mereka jln bersama Tuhan ternyata, siang dan malam.
Lalu di pasal 15:22-27 dikisahkan mereka sudah menyeberangi laut teberau, mereka berjalan terus mencari
air, akhirnya dapat. Tapi ternyata airnya pahit, mereka putus asah dan mengeluhlah mereka “kami mau
minum apa???”
Lalu saat itu berserulah Musa kpd Tuhan, sehingga Tuhan menunjukkan sepotong kayu untuk dilemparkan
ke dalam air agar airnya jd manis
Bpk/ibu, kita sbg orang percaya sering kali mengalami hal2 yang berpotensi untuk membuat mengeluh dan
putus asah.
Ketika kita dilanda dukacita, ketika kita dalam kesedihan, mengalami pergumulan, mnglmi kegagalan
mungkin, musibah, dan hal2 yang tidak menyenangkan lainnnya.
Sangat besar kemungkinan untuk mengeluh, sprt bngsa Israel td. Kita mungkin akan bertanya kpd Tuhan
“knp ini terjadi buat sy Tuhan?” knp sy gagal, knp mengalami hal yang menyedihkan.
Apakah itu berarti Tuhan tidak menyertai kita bpk/ibu? TIDAK
Kita perlu punya pandangan yang benar ttng penyertaan Tuhan. Kalau bgt apa arti yang benar dari
penyertaan Tuhan itu?
Abis mengeluh, ada FT lagi untuk mereka: lakukan perintah Tuhan Allahmu, dan lakukan apa yang benar di
mata Tuhan, dngrkan perintah2-Nya.
Endingnya: dibawa ke tempat yang sngt baik, ada 12 mata air dan 70 pohon kurma.
Tuhan menyertai mereka dan menuntun mereka ke jalan yang tepat sehingga menemukan mata air dan
makanan di sana, kalo mereka mau ikut jalan yang mereka mau mungkin tidak akan ketemu sm mata air dan
pohon kurma itu.
Tapi krn mereka disertai Tuhan, mereka dibawa ke tmpt yang tepat.
Bpk/ibu, hidup dalam Tuhan, dalam penyertaan Tuhan, bukan brrt gada cobaan, bukan brrt gada masalah,
gada pergumulan.
Bahkan ketika hal pahit sekalipun kita hadapi, percaya Tuhan mampu membuatnya menjadi manis
Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita menghadapi kesulitan, kelemahan, dan kepahitan dalam
hidup bagian kita adalah berserah sepenuhnya kpd Tuhan, bukan bersungut sprt bangsa Israel.
Kita pasrahkan diri di hadapan Tuhan, dan biarkan otoritasnya bekerja dalam hidup kita, maka bukan hanya
kekuatan yang kita dapat menghadapi masalah kita, lebih dari itu percaya bahwa ia sudah menyiapkan
sesuatu yang lebih baik.
Amsal 3:5-6