Anda di halaman 1dari 2

JESENIA WATULINGAS

30720120036 / 12ID1-A

APOLOGETIKA KRISTEN: Tanggung Jawab Semua Anak Tuhan


Apologetika adalah sebuah studi yang mempelajari tentang pertanggungan jawab,
mempertahankan atau memberikan jawaban atas apa yang seseorang yakini. Lalu apakah
Apologetika Kristen itu? Josh McDowell atau Paul E. Little dan R.C Sproul melihat apologetika
Kristen ini sebagai usaha untuk menjelaskan kepada orang lain apa yang saya percaya dan
mengapa saya mempercayainya. Seperti dalam Yohanes 8:37-47, Tuhan Yesus mengajarkan
dengan jelas bahwa relasi yang benar akan diikuti oleh kehidupan atau perilaku yang sesuai
dengan relasi tersebut. Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan
pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. (ayat 39). Sedangkan dalam 1 Petrus 3:15-17, Petrus
mengingatkan dalam suratnya bahwa setiap orang percaya harus memberikan pertanggungan
jawab kepada siapa saja, baik melalui kehidupannya maupun perkataannya.
Jadi sangat jelas bahwa tugas untuk berapologetika merupakan tugas semua orang
Kristen. Seperti dalam 1 Petrus 3:15-17, sudah jelas dikatakan bahwa setiap orang percaya harus
berapologetika kepada siapapun dalam kondisi apapun. Dalam berapologetika Kristen, sudah
menjadi suatu kepastian bahwa kita pasti melakukannya sesuai aturan main Allah. Jika kita telah
menerima Kristus, pasti kita memiliki pengenalan akan Kristus serta bertumbuh dalam
pengenalan tersebut melalui hidup yang kudus. Untuk mencapai hidup kudus tersebut, Allah
ingin agar diawali dengan adanya kesadaran yang ditunjukkan melalui pertobatan. Dalam
pertobatan kita harus menyangkal diri dan memikul salib. (Mat. 16:24). Tuhan Yesus berkata
dalam Matius 6:21, Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Karena dalam
pemuridan kita harus mengasihi Tuhan dan menjadikan Dia sebagai segala-galanya bagi kita.
Allah ingin agar saat kita telah mengenal dan mengasihi Dia, hidup kita dapat benarbenar berpadanan dengan firman-Nya. Menunjukkan hidup yang benar-benar seperti seorang
anak Tuhan dan melaksanakan Firman Tuhan dimanapun dan dalam segala kondisi. Memberi
pertanggungan jawab tidak selalu harus melalui percakapan, tapi bisa juga melalui pola hidup
dan perkataan. Serta setiap tindakan kitapun kiranya dapat sesuai dengan Firman Allah sehingga
dapat tercermin melalui kehidupan kita sehari-hari.

APOLOGETIKA KRISTEN ||

JESENIA WATULINGAS
30720120036 / 12ID1-A

Refleksi
Saat pertama kali mendengar kata pertanggungan jawab, yang ada dibenak saya adalah
album kehidupan saya. Sejak saat membaca jurnal ini, saya kembali mengingat-ingat bagaimana
kehidupan saya selama ini? Apakah sudah sesuai dengan yang Tuhan inginkan atau belum?
Menjadi orang Kristen lewat perkataan saja tidak cukup. Akan tetapi kita harus bisa menjadi
orang Kristen yang menunjukkan buah melalui tindakan dan pola hidup yang sesuai firman
Allah. Untuk itu setiap orang Kristen seharusnya dapat menjadi teladan bagi orang lain baik
dalam perkataan maupun tindakan serta pola hidup.
Selama ini saya merasa belum sepenuhnya menjadi teladan bagi orang lain melalui
tindakan saya. Secara konten ditempat ini saya sangat diperlengkapi, mungkin melalui perkataan
saya merasa sangat hebat dalam memperkatakan setiap ayat yang ada dalam Alkitab ataupun
berteologi. Akan tetapi baru saya sadari bahwa sia-sia segala firman yang saya perkatakan siang
dan malam jika itu hanya manis dimulut saja. Yang Allah minta tidaklah sulit, Ia hanya ingin
agar kita dapat menjadi saksi dan contoh bukan hanya dalam kata-kata yang mati akan tetapi
juga dalam tindakan yang hidup. Sehingga kata-kata yang kita ucapkan dapat menjadi perkataan
dan firman yang hidup sesuai kebenaran Allah.
Berbicara mengenai pertanggungan jawab juga mengingatkan saya akan sebuah
integritas. Untuk menjadi teladan Kristus, kita harus memiliki integritas. Seperti yang dikatakan
dalam Yohanes 8:37-47, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa relasi yang benar akan diikuti oleh
kehidupan atau perilaku yang sesuai dengan relasi tersebut. Jikalau sekiranya kamu anak-anak
Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. (ayat 39). Jika
kita telah menyangkal diri dan memikul salib, maka integritas tidaklah menjadi hal yang sulit
lagi untuk kita lakukan. Karena saat kita telah menyangkal diri dan memikul salib, Tuhan pasti
kasih kita kekuatan untuk menjadi semakin serupa dengan Dia dari hari kesehari.
Untuk itulah integritas dibutuhkan, agar kita sebagai calon Guru Kristen dapat menjadi
teladan yang baik bagi orang lain. Karena memberi pertanggungan jawab kepada Allah bukan
hanya mengenai keselamatan pribadi saya saja, akan tetapi bagaimana saya dapat memberikan
contoh yang benar (tentu atas anugerah Allah) kepada lingkungan saya mengenai kebenaran
Allah yang sejati sehingga hal tersebut dapat membawa dampak yang hidup bagi orang-orang
disekitar saya terutama bagi siswa-siswa yang saya ajar nantinya.
APOLOGETIKA KRISTEN ||

Anda mungkin juga menyukai