Anda di halaman 1dari 8

Mata kuliah Teologi Pentakosta

Kritik-Kritik Pentakosta
Oleh: Gloria Nabyte Kathleen
Mahasiswa Magister Konseling Pastoral

Sejak mulainya, gerakan Pentakosta telah penuh dengan kritik (di dokumentasikan dalam
The Pentecostal-Charismatic Movements). Jika gerakan ini sungguh memiliki kepenuhan urapan
dan kuasa Roh Kudus sebagaimana mereka klaim, kita tentunya tidak akan menyaksikan
pertunjukan kedagingan yang sedemikian rupa, namun pada kenyataannya, kritik moral dan
kritik-kritik lainnya telah terus menerus melanda gerakan ini. Berikut adalah contoh-contoh yang
menonjol:
Pada tahun 1977, Oral Roberts mengklaim bahwa Allah menampakkan diri padanya dan
menginstruksikannya untuk membangun sebuah pusat medis yang disebut City of Faith. Pada
tahun 1980, ia mengklaim bahwa ia berbicara muka dengan muka dengan Yesus yang
tingginya 300 meter, yang memberitahu dia bahwa Dia akan menyelesaikan masalah-masalah
finansial City of Faith. Tujuh tahun kemudian, Roberts mengatakan bahwa Allah menampakkan
diri lagi kepadanya dan memberitahunya bahwa ia akan mati jika ia tidak mengumpulkan dana
$8 juta dalam waktu 12 bulan. Ternyata penglihatan-penglihatan yang mengagetkan dan
himbauan-himbauan yang tiada henti tidak dapat menyelamatkan City of Faith. Pada tahun 1989,
Roberts menutup fasilitas tersebut untuk membayar hutang-hutang. Namun dunia Pantekosta
secara umum tidak mencela Roberts sebagai seorang nabi palsu dan penipu. Ribuan orang terus
berdatangan ke ORU (Oral Roberts University) dari gereja-gereja Pantekosta di seluruh
Amerika, dan jutaan dolar terus mengalir ke pelayanan Roberts dari para pendukung yang polos.

Sampai dengan tahun 1980an, Peter Popoff, seorang penginjil Pantekosta, memiliki
pelayanan di 51 saluran televisi dan 40 saluran radio di banyak kota, dan pemasukan tahunan
tujuh juta dolar. Ia juga mengadakan KKR penyembuhan di banyak kota, dan dalam acara-acara
tersebut dia akan mempraktekkan kata-kata pengetahuan dengan cara menyebutkan nama,
alamat, dan penyakit orang-orang asing yang hadir. Pada tahun 1986, tersiar berita bahwa
wahyu luar biasa-nya Popoff sebenarnya diberikan padanya oleh istrinya setelah istrinya itu
bercakap-cakap dengan orang-orang yang hadir. Dia (istrinya) mengirimkan informasi ini
melalui sinyal radio dan Peter dapat mendengar suaranya melalui receiver kecil di telinganya.
Sebuah tim skeptis menemukan penipuan ini dan merekam percakapan-percakapan pribadi
tersebut dengan sebuah scanning receiver dan peralatan rekam (Los Angeles Times, 11 Mei
1986). Ketika ditanya mengenai hal ini oleh John Dart, seorang penulis rohani dari Los Angeles
Times, Popoff menjawab bahwa istrinya hanya menyediakan 50% informasi dan sisanya dia
dapatkan dari Tuhan! Popoff akhirnya terpaksa menyatakan bangkrut pada tahun 1987, tetapi
pada tahun 1990 dia kembali lagi dengan sebuah buku baru berjudul Dreams, yang dia
perkenalkan melalui sebuah iklan satu halaman penuh di majalah Charisma.
Pada tahun 1991, kaset-kaset [khotbah] seorang nabi dari Kansas City, Bob Jones,
ditarik dari katalog produk Vineyard Ministries International, setelah dia mengakui gagal secara
moral (Lee Grady, Wimber Plots New Course for Vineyard, Charisma, Feb. 1993, hal. 64).
Jones menggunakan otoritas rohaninya dan pengurapan kenabiannya untuk menipu para
wanita agar melepaskan baju mereka.
Pengkhotbah Pantekosta, Jamie Buckingham (1933-92), adalah penulis dari 40 buku yang
terjual 20 juta eksemplar, editor utama dari majalah Ministries Today, seorang kolumnis majalah

Charisma, dan gembala dari Tabernacle Church dengan 2000 jemaat di Melbourne, Florida.
Buckingham memulai pelayanannya sebagai seorang gembala sidang denominasi Southern
Baptist, tetapi setelah dibaptis roh di sebuah pertemuan Full Gospel Businessmens Fellowship,
dia menjadi seorang Pantekosta. Baptisan rohnya Buckingham membuat dia menjadi seorang
ekumenis radikal yang berseru untuk persatuan antara Katolik, Protestan, Baptis, dan Pantekosta.
Dalam sebuah artikel yang berjudul Bridge Builders (Charisma, Maret 1992, hal 90), ia
mengatakan bahwa tidak ada panggilan yang lebih tinggi dari pada membangun jembatan
ekumenis dan ia menyanjung David Duplessis karena telah membangun jembatan antara
Pantekosta dengan Roma Katolik, dan juga rabbi Yahudi, Yechiel Eckstein, karena membangun
jembatan antara Yahudi dan Kristen. Buckingham mengajarkan bahwa Allah telah menjanjikan
kesembuhan melalui penebusan Kristus, dan bahwa ketika dia terdiagnosa kanker pada tahun
1990, banyak tokoh Pantekosta, termasuk Oral Roberts, menubuatkan kesembuhannya
Buckingham mengatakan bahwa Allah secara pribadi memberitahu dia bahwa dia akan hidup
sampai dengan minimal usia 100 tahun dalam kondisi sehat dan pikiran yang jernih. Majalah
Charisma edisi April 1991, mengupas kesaksian ini dalam artikel My Summer of Miracles.
Perhatikan kutipan berikut dari artikel tersebut:
Suatu hari istri saya..tiba-tiba berbicara dengan keras dan berkata, `Penyembuhanmu
telah dibeli pada salib. .. Ini yang saya temukan. Anda mendapatkan apa yang anda katakan.
Jika anda mau merubah sesuatu, anda harus cukup mempercayainya hingga mau
mengatakannya..Jika anda bicara tentang kemiskinan, kamu akan mendapatkannya. Jika kamu
katakan bahwa kamu sakit, kamu akan tetap sakit..apapun juga yang dokter katakan, saya
menolak untuk mengatakan Kanker saya. Karena bukan milik saya. Dia milik Iblis. Saya tidak
punya kanker. Saya punya Yesus. Kanker sedang mencoba memiliki saya, tetapi Firman Allah

mengatakan bahwa saya disembuhkan melalui apa yang Yesus lakukan di Saya
memasukkan sebuah rekaman video ke mesin video saya dan berbaring di sofaRekaman itu
adalah khotbahnya Oral Roberts..Saya langsung bangkit dari sofa dan berseru, `saya sudah
sembuh Istri saya melompat dari kursinya dan berseru, `Haleluya! Dan 30 menit berikutnya,
kami hanya berjalan sekeliling rumah sambil menyerukan syukur kepada Allah dan menyatakan
penyembuhan saya (Jamie Buckingham, My Summer of Miracles, Charisma, April 1991).
Sepuluh bulan setelah terbitnya artikel tersebut, pada 17 Februari 1992, Jamie
Buckingham mati oleh kanker sekitar 40 tahun lebih cepat dari ulang tahun ke-100nya. Bukan
saja Jamie Buckingham memimpin orang lain menjadi sesat dengan pengajaran palsunya, tapi
dia juga menipu dirinya sendiri.
Pada Oktober 2004, Paul Cain, nabi Pantekosta yang paling menonjol, terekspos sebagai
seorang homoseksual dan seorang pecandu alkohol oleh Rick Joyner, Mike Bickle, dan Jack
Deere, yang mengatakan bahwa Cain menolak untuk didisiplinkan (Paul Cain, Latter Rain
Prophet of Renown Is Now Discredited, The Plumbline, Desember 2004). Pada akhirnya, Cain
mengakui dosanya dan berkata, Saya telah bergumul dalam dua hal, homoseksualitas dan
alkoholisme, untuk jangka waktu yang panjang. Saya meminta maaf telah menyangkali hal-hal
kebenaran ini, dan bukannya mengakui mereka dengan terus terang (A Letter of Confession,
Februari2005,
http://web.archive.org/web/20050225053035/http://www.paulcain.org/news.html).
Dalam bulan Agustus 2008, Pencurahan di Lakeland yang berlangsung empat bulan
dan dipimpin oleh Todd Bendley berakhir dengan skandal. Ada yang menubuatkan bahwa
kebaktian-kebaktian penyembuhan di Lakeland, Florida, tersebut adalah awal dari kebangkitan

rohani secara nasional dan bahwa ada kota-kota yang seluruhnya akan berhenti. Faktanya,
adalah Pencurahan Lakeland yang berhenti setelah Bentley mengumumkan dia sedang berpisah
dengan istrinya (Todd Bentley, Wife Separating, Charisme, 12 Agus. 2008). Satu minggu
kemudian, diumumkan lebih lanjut bahwa Bentley mundur dari posisinya sebagai pemimpin
Fresh Fire Ministries, setelah organisasi tersebut mengungkapkan bahwa ia terlibat dalam
hubungan tidak sehat dengan seorang staf wanita (Bentley Stepping Down, OneNewsNow,
19 Agus. 2008). Kebaktian-kebaktian Lakeland tersebut mulai tanggal 2 April 2008, di Gereja
Ignite, dan terus berlangsung setiap malam di berbagai tempat untuk lebih dari tiga bulan,
dengan Bentley terus menerus berpraktek dengan cara memukul dahi orang, menjorokkan
mereka, melemparkan Roh Kudus, berteriak Blah, blah, blah, blah, sambil berseru Ayo,
datang terima lagi, dan berjalan keliling seperti orang mabuk. Ia pernah menendang seorang
wanita tua di muka, memukulkan kaki seorang wanita pincang ke mimbar, mendengkuli
seseorang lain di perut, dan memukul seorang lelaki sedemikian kuat, sehingga giginya copot.
Teman, Allah telah memberikan instruksi yang jelas dalam FirmanNya tentang penyembuhan,
dan Yakobus pasal 5 tidak menggambarkan suatu kebaktian penyembuhan yang gila. Kita
percaya ada penyembuhan ilahi hari ini, tetapi kita tidak percaya bahwa kuasa itu diberikan
kepada individu. Kita juga tidak percaya akan para tukang mujizat Pantekosta.
Contoh kasus-kasus seperti inilah yang membuat sebuah hipotesa bahwa gereja-gereja
dan penganut aliran pentakosta telah kehilangan ke-Pentakosta-annya. Dasar dari ajaran
pentakosta adalah berpusat kepada Yesus, Wahyu dari Allah, kewaspadaan terhadap si jahat,
penantian akan akhir zaman dan Roh Kudus. Tetapi hal yang penting dalam teologi pentakosta
adalah kekudusan, kesucian hidup yang bukan hanya melalui niat dan tekat untuk hidup suci,
tetapi juga didalam kehidupan sehari-hari. Pondasi teologi pentakosta adalah apa yang telah

diajarkan oleh Alkitab itu sendiri. Karena Alkitab adalah Firman dan Firman itu adalah
kebenaran. Tetapi beberapa kasus diatas mencerminkan bahwa penganut aliran pentakosta telah
menyimpang dari pokok ajaran dan pondasi pentakosta itu sendiri.
Tidak hanya contoh kasus seperti yang diatas, terdapat juga beberapa ekses yang
ditemukan didalam pelayanan pentakosta yaitu Bahasa Roh yang palsu (berbahasa Roh karena
menirukan orang lain atau karena mempelajarinya), kesombongan rohani (tidak mau bergaul
dengan orang Kristen dari gereja lain, karena merasa ekslusif), kekristenan yang statis
(kehidupan Kristen yang berhenti pada tanda awal saja) dan kekristenan yang terbagi
(kecenderungan untuk membentuk kelompok sendiri).
Oleh sebab itu, untuk mengatasi fenomena-fenomena diatas, penganut pentakosta harus
kembali kepada pokok ajaran dan pondasi yang benar dari ajaran pentakosta itu sendiri. Penganut
pentakosta harus berserah penuh kepada Roh Kudus sehingga terciptanya pengalaman rohani
yang benar dengan Allah, penganut pentakosta juga harus memiliki semangat bersaksi tentang
pemahaman yang benar kepada para sahabat, kenalan, rekan, teman pelayanan, gembala sidang
dan sebagainya dan penganut ajaran pentakosta juga harus belajar terbuka dan fleksibel terhadap
pola Allah yang baru. Dan yang paling penting adalah menjaga kesucian hidup dan semua yang
terjadi adalah bentuk karya tangan Allah bukan hasil pekerjaan pribadi.
Empat hal yang dapat dilakukan agar gereja pentakosta tidak dianggap kehilangan kepentakosta-annya. Yang pertama adalah kepercayaan kepada Alkitab, ajaran Kristen dan pola
hidup. Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab memiliki otoritas tertinggi. Kemurnian ajaran Injil
adalah menerima keselamatan dan hidup kekal melalui pertobatan dan iman kepada Yesus serta
membuka diri untuk karya pembaharuan Roh Kudus. Siapa yang tidak percaya Yesus tidak

memiliki hidup kekal. Penekanan pemurnian pola hidup juga menjadi hal yang penting yaitu
melepaskan diri dari cara hidup lama yang duniawi mejadi cara hidup baru di dalam Yesus.
Yang kedua mengutamakan keintiman dengan Allah. Mengalami pernyataan Roh seperti
yang tertulis dalam 1 korintus 12 ( seperti nubuat,hikmat) , yang memang di karuniakan Roh
untuk kepentingan bersama dan pertumbuhan rohani.
Yang ketiga kehidupan doa mendatangkan tanda dan mujizat Allah dengan memberikan
kebebasan kepada Roh Kudus untuk memanifestasikan kuasa-Nya melalui hidup orang percaya.
Dan yang paling penting adalah Allah dapat melakukan perkara yang besar di dalam kehidupan
manusia.
Yang keempat pelayanan kepada orang miskin. Pelayanan ini dilakukan khusus kepada
orang miskin karena Allah mengasihi orang miskin, Allah juga memberikan berkat khusus bagi
hamba-Nya yang memberikan injil kepada orang miskin.
Gerakan pentakosta yang murni adalah Gerakan yang memberikan kesaksian hidup
dalam Roh Kudus dengan mengembalikan pemahaman yang benar terhadap arti pentakosta itu
sendiri dapat menolong penganut pentakosta untuk tidak menyimpang dari pemahaman yang
sebenarnya.

Daftar Pustaka
David Cloud, (2009), The Pentecostal-Charismatic Movements and Errors, Graphe International
Theological Seminary
George Tapiheru, (2013), Diktat: Teologi Pentakosta, Jakarta : STT Bethel
George Tapiheru, Jurnal Teologi : Memaknai Ulang Pengalaman Baptisan Roh Kudus.
Tim Dosen STT Bethel, (2012), Pemikiran Teolog Gereja Bethel Indonesia Tentang Teologi
Pentakosta, Jakarta: STT Bethel
Ron Auch, Gerakan Pentakosta Mengalami Krisis

Anda mungkin juga menyukai