PENDAHULUAN
E. Tema Pokok
DINYATAKAN ADIL-BENARBAGAIMANA?
(Gal. 1:16:18).
BAB II
GARIS BESAR
Pasal 1: Paulus menegaskan bahwa yang benar/sejati adalah Injil Allah, bukan
injil manusia. Paulus sendiri menjadi seorang rasul bukan karena atau oleh manusia,
melainkan karena dan oleh Yesus Kristus (Gal. 1:1). Itu sebabnya, Paulus tidak
mencari kesukaan manusia atau berusaha berkenan kepada manusia (Gal. 1:10). Ia
berkata, Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang
kuberitakan itu bukanlah injil manusia (Gal. 1:11). Paulus tidak menerima Injil dari
manusia, tidak diajar oleh manusia, tetapi langsung menerima penyataan Kristus (Gal.
1:12). Paulus tidak meminta atau mencari pertimbangan manusia (Gal. 1:16). Melalui
semua hal yang dinyatakannya dengan jelas ini, kita dapat memahami bahwa tanpa
hubungan pribadi dan pengetahuan akan Yesus Kristus secara pribadi, kita tidak dapat
mengenal dan memiliki Injil yang benar.
Pasal 2: Paulus mengungkapkan bahwa Injil Allah adalah berdasarkan
kebenaran, bukan berdasarkan pengajaran orang-orang yang terpandang.
Saat Paulus bersama Barnabas dan Titus pergi ke Yerusalem, ia bertemu dengan orang
yang adalah sokoguru gereja dan sekaligus orang yang disebutnya saudara palsu.
Walaupun mereka terkenal dalam gereja dan memegang suatu peran penting dalam
aktivitas pelayanan, Paulus tidak terpengaruh oleh pengajaran mereka jika tidak
sesuai dengan Firman. Dari siapapun Paulus mendengar pengajaran, ia tetap
berpegang pada kebenaran Injil (Gal. 2:5). Kedudukan dalam Gereja tidak penting,
hanya kebenaran Injillah yang penting. Jelaslah di sini bahwa memang Allah tidak
memandang muka (Gal. 2:6). Bahkan Paulus sendiri siap menegur Petrus, walaupun
Petrus adalah rasul dari pusat sekaligus seniornya. Paulus berkata, Tetapi waktu
Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. (Gal.
2:11). Kefas, yaitu Rasul Petrus, saat itu terpengaruh oleh utusan-utusan orang yang
mau menyahudikan gereja sehingga ia tidak mau makan lagi dengan orang percaya
yang berlatar-belakang kafir. Tetapi kelakuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan
kebenaran Injil, sehingga Paulus berani menegur dia.
Pasal 3: Paulus menjelaskan dengan tegas bahwa Injil Allah berasal dari iman,
bukan dari perbuatan Hukum Taurat. Di ayat pertama, Paulus berkata dengan
sangat keras, Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona
kamu? (Gal. 3:1). Memang mereka telah terpesona oleh orang-orang yang
bermaksud menyahudikan gereja itu. Mereka telah memulai dengan iman, di dalam
Roh, tetapi kemudian kembali kepada perbuatan-perbuatan Hukum Taurat sebagai
usaha untuk dibenarkan. Betapa bodohnya! Kita diselamatkan oleh iman, menerima
Roh oleh iman dan melihat mujizat oleh iman. Paulus menjelaskan bahwa Abraham
sendiri dibenarkan oleh iman (Gal. 3:6; Kel. 15:3). Itu berarti, Injil yang asli tidak
pernah berubah dan sudah diberitakan kepada Abraham. Lalu mengapa ada Hukum
Taurat? Hukum Taurat ditambahkan 430 tahun sesudah Abraham, sebagai penuntun
untuk membawa kita kepada Kristus. Hukum Taurat membuktikan bahwa kita adalah
orang berdosa yang tidak sanggup menjadi benar oleh perbuatan kita sendiri. Kita
hanya dapat menjadi benar oleh iman!
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak. (Gal. 4:7). Injil yang kita terima dan
percayai, membawa kita untuk berhubungan dengan Bapa. Roh Kudus berseru di
dalam kita, "Ya Abba, ya Bapa!". Kita menjadi anak-anak Allah! Sayangnya, gereja
di Galatia justru mau kembali kepada perhambaan di bawah Hukum Taurat, dengan
mengikuti hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun
(Gal. 4:10). Untuk membuat mereka mengerti, Paulus mengajar mereka dari
Perjanjian Lama tentang dua ibu, Sarah dan Hagar; dua anak, Ishak dan Ismael; dua
perjanjian, di Sinai dan di Yerusalem; yang masing-masing menggambarkan
perhambaan dan kemerdekaan. Kemudian Paulus menyimpulkannya dengan berkata,
Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan
anak-anak perempuan merdeka. (Gal. 4:31).
Pasal 6: Paulus menunjukkan bahwa Injil Allah ditandai bukan oleh sunat,
tanda dalam daging, melainkan oleh salib, tanda di dalam kehidupan kita.
BAB III
KESIMPULAN
urat Galatia adalah surat yang mungkin ditulis Paulus dari Korintus pada kira-
kira tahun 57-58. Gereja-gereja di Galatia terdiri dari jemaat di Ikonium, jemaat
Antiokhia di Pisidia, Listera, dan Derbe yang dirintis oleh Rasul Paulus dalam
perjalanannya yang pertama dan kedua (Kis. 13-14; 16:5-6 & 18:23). Menurut 1 Kor.
16:1, gereja-gereja di Galatia juga sudah memberi kontribusi dalam pengumpulan
dana untuk membantu gereja di Yudea.
Jika kita membandingkan Surat Galatia dengan Surat Roma, keduanya memiliki
kesamaan tema, yaitu Injil dan kebenaran oleh iman. Surat Roma ditulis kepada gereja
yang belum dikunjungi Rasul Paulus dan sepertinya ditulis oleh seorang guru sebagai
materi pelajaran kepada muridnya. Namun, Surat Galatia ditulis kepada gereja-gereja
yang didirikan sendiri dan dikenal oleh Paulus sendiri secara pribadi. Surat ini ditulis
dengan perasaan dan emosi seperti dari seorang bapa yang mempunyai hak dan
tanggung jawab untuk menegur anak-anak rohaninya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
http://sejarah.co/Garis_Besar_Alkitab/Galatia
http://www.abbalove.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=1209:surat-galatia--mengenal-injil-yang-b
http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2008607
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN) KUPANG
Jln. Cak Doko No. 76, Telp. (0380) 8081905, Fax : (0380) 824911
E-mail:stakkupang@ymail.com,puskom:staknkupang@yahoo.co.id
Website:staknkupang.ac.id
Kupang-NTT
TA 2016/2017
PENGETAHUAN PB
NIM : 01.2016.01
SEMESTER : 1 (SATU)