PALATAL (TENGGOROKAN) k g c
DENTAL (GIGI) t d q
tunggal jamak
elusa Saya telah elusamen Kami/kita telah
melepaskan melepaskan
elusaj Engkau telah elusate Kalian telah melepaskan
melepaskan
eluse (vvn) Dia telah elusan Mereka telah melepaskan
melepaskan
STUDI LEKSIKAL:
KATA TERJEMAHAN KATA TERJEMAHAN
ebalon Saya telah leipw Saya sedang meninggalkan
melemparkan/menjatuhkan
eidon Saya telah melihat elipon Saya telah meninggalkan
elabon Saya telah mengambil pascw Saya sedang menderita
epion Saya telah minum epaqon Saya telah menderita
epeson Saya telah jatuh piptw Saya sedang jatuh
euron Saya telah epeson Saya telah jatuh
Menemukan/mendapat
escon Saya telah mempunyai ecw Saya sedang memiliki
efugon Saya telah Melarikan escon Saya telah memiliki
diri/mengungsi
emadon Saya telah Menghafal/belajar esqiw Saya sedang makan
epaton Saya telah menderita efagon Saya telah makan
STUDI GRAMATIKAL:
AORIS KEDUA AKTIF INDIKATIF KATA leipw
TUNGGAL JAMAK
elipon Saya telah elipomen kita telah meninggalkan
meninggalkan
elipej kamu telah elipete kalian telah meninggalkan
meninggalkan
elipe(n) Dia telah meninggalkan elipon mereka telah meninggalkan
qh. Sebagai tense sekunder aoris pasif diberi augmen secara beraturan dan
menggunakan imbuhan orang yang dihubungkan tanpa bantuan vokal perangkai.
Patut diperhatikan bahwa imbuhan sekunder aktif digunakan di sini, sekalipun ini
evluqhmeqa tetapi evluqhmen). Sebab itu
adalah diatesis pasif, (Jadi bukan
abad Bapa/ayah
o` aivwn, o` aivwnoj o` pathr, o` patroj
Penguasa Ibu
o` a;rcwn, h` mhthr, h` mhtroj
o` a;rcontoj
Pengharapan Anak
h` evlpij, h` evlpisoj h` qugathr, h`
perempuan
qugatroj
malam Permulaan/awal
h` nu,x, h` nuktoj h` avrch
daging Berita/amanat
h` sarx, h` sarkoj h` avggelia
anugerah persekutuan
h` carij, h` caritoj h` koinwnia
eij ton aivwna Adalah idiom berarti “kekal” atau
sampai selamanya” sedangkan eij touj aivwnaj
adalah idiom yang berarti “selama-lamanya”
STUDI GRAMATIKAL:
1. Diklensi ketiga menyuguhan berbagai ragam impleksi.
Sebagian besar akhirannya bersifat beraturan, tetapi
stemnya (pangkalnya) berbeda-beda dari satu kelompok ke
kelompok lainnya. Pagkal akan dapat ditemukan dalam
genetif tunggal, yang selalu dibubuhkan dalam leksikon
bersama-sama dengan nominatif. Buanglah oj dari genetif
tunggal itu, dan yang tersisa adalah pangkalnya. Terhadap
pangkal itu tambahkan akhiran-akhiran yang didaftarkan di
bawah ini.
MASKULIN DAN FEMINIM
TUNGGAL JAMAK
Nom.
j (atau tidak ada) ej
G.& A.
oj wn
D.L.I.
i (pendek) si (pendek)
Akus.
n atau a aj(pendek)
Vok. Tidak ada
NETRAL
TUNGGAL JAMAK
Nom. Tidak ada a (pendek)
G.& A. oj wn
D.L.I. i (pendek) si (pendek)
Akus. Tidak ada a (pendek)
Vok. Tidak ada
PARADIGMA BEBERAPA KATA BENDA DEKLENSI KETIGA:
Konsonan Alir l m n r
TUNGGAL JAMAK
Nom. aiwn aiwnej
G.& A. aiwnoj aiwnwn
D.L.I. aiwni aiwnsi
Akus. aiwna aiwnaj
Vok. aiwn
Tak bersuara bersuara (bisu)
kg c pbf td q
TUNGGAL JAMAK
Nom.
elpij elpidej
G.& A.
elpidoj elpidwn
D.L.I.
elpidi elpisi
Akus.
elpida elpidaj
Vok.
elpij
TUNGGAL JAMAK
Nom. carij caritej
G.& A. caritoj caritwn
D.L.I. cariti carisi
Akus. carin caritaj
Vok. carij
TUNGGAL JAMAK
Nom. nux nuktej
G.& A. nuktoj nuktwn
D.L.I. nukti nuxi
Akus. nukta nuktaj
Vok. nux
DIPERPENDEK
TUNGGAL JAMAK
Nom. pathr paterej
G.& A. patroj paterwn
D.L.I. patri patrasi
Akus. patera pateraj
Vok. pater
Analisa mengenai infleksi deklensi ketiga:
Ada 5 group pokok kata-kata benda deklesi ketiga,
yaitu alir, tak bersuara, diperpendek, pangkal vokal
dan netral. Di dalam group-group itu masih ada
pembagian lebih kecil, teristimewa di dalam kata
benda pangkal vokal dan netral. Keduanya akan
dipelajari dalam pelajaran berikut.
Ada perubahan mendasar pada bentuk infleksi ketiga
jamak (datif, lokatif dan instrumental), pada kata-kata
benda deklensi ketiga yang pangkalnya berakhir
dengan konsonan. Hal itu disebabkan oleh adanya
akhiran si. karena bunyinya menjadi kasar, telah
menyebabkan orang yunani untuk mengadakan
perubahan tertentu, seperti berikut ini:
p, b, atau f + si menjadi yi
k, g, c + si menjadi xi
t, d, q akan dibuang dan tingggal si saja
n akan dibuang dan meninggalkan si
nt akan dihilangkan dan tinggal si, tetapi hilangnya kedua
konsonan itu menyebabkan vokal di depan nt dipanjangkan. O
NOM.
i`ereu,j i`erei/j
GENETIF & ABLATIF
i`ere,wj i`ere,wn
DATIF, LOKATIF & INST.
i`erei/ i`ereu/si
AKUSATIF
i`ere,a i`erei/j
VOKATIF
i`ereu/
Ciri-ciri berikut ini harus diperhatikan pada
waktu menganalisa infleksi kata-kata benda
kelompok ini:
Temukan pangkalnya dengan membuang j
pada nominatif tunggal.
Vokal u terakhir pada pangkal dihilangkan
sebelum akhiran yang dimulai dengan vokal,
kecuali pada Dat. Lok. Inst. Jamak.
Pada datif (dan sejenisnya) tunggal, nominatif
dan akusatif jamak, gabungan yang sama
dengan yang terjadi pada kata benda pangkal
i, akan terlihat.
Kata-kata benda berpangkal u deklensi
ketiga kebanyakan maskulin. Ada
sejumlah kecil yang feminin , ada pula
satu kata yang netral (dakru air mata).
Perhatikan infleksinya yang sepenuhnya
beraturan. Pangkalnya dapat ditemukan
dengan cara membuang j pada
nominatif tunggal.
KASUS TUNGGAL JAMAK
NOM. ivcqu,j ivcqu,ej
G. & A. ivcquo,j ivcquwn
D., L. & I. ivcqu,i ivcqu,si
AKUS. ivcqu,n ivcqu,aj (kadang-kadang
ivcqu,j )
VOK. ivcqu,
LATIHAN
1. oi` maqhtai. tou/ kuri,ou evsqi,ousi
a;rton kai. ivcqu.j kai. stacuaj
2. o` messiaj ekh,russe to. Euvage,lion
toi/j avlieusi kai. oi` avrcierei/j kai. oi`
grammatei/j e;pempon tou.j dou,louj
auvtw/n avkouein auton
3. evsw,qhmen th/ cariti dia. pistewj
1. murid-muridnya Tuhan sedang makan roti dan ikan
dan gandum
2. Mesias sedang mengkhotbahkan injil kepada
nelayan dan imam dan/serta ahli taurat telah
berlangsung mengutus hamba-hambanya untuk
mendengarkannya
3. Kami telah diselamatkan dengan anugrah melalui
iman
PELAJARAN 7
DEKLENSI KETIGA: KATA BENDA NETRAL
STUDI LEKSIKAL:
baqoj, baqouj, to, , Kedalaman
ge,noj, genouj, to,, Generasi/ keturunan
e;qnoj, eqnouj, to, , Suku bangsa
e;qoj, eqouj to, , Adat istiadat/ kebiasaan
e;leoj, e;leouj, to, , Anugrah
o;roj, orouj, to, , Gunung
skotoj, skotouj, to,, Kegelapan
teloj, telouj, to, , Akhir/ ujung
ai;ma, ai;matoj, to, , Darah
qe,lhma, qelh,matoj, to, , Kehendak
o;noma, onomatoj, to, , Nama
pneu/ma, pneu/matoj, to, , Roh/angin
rvh/ma, rvhmatoj, to, , Perkataan
stw/ma, stw,matoj, to, , Mulut
sw/ma, sw,matoj, to, , tubuh
u;dwr, u`datoj, to, air
STUDI GRAMATIKAL:
Kata benda pada kolom pertama pada daftar
kosa kata di atas, dikenal dengan nama “kata benda
berpangkal ej “, sebab pangkalnya memang
berakhiran dengan penggabungkan vokal itu. Dalam
infleksi sebenarnya , banyak kontraksi yang terjadi,
sehingga pangkal dasarnya hampir tidak kelihatan lagi.
Pelajari kembali akhiran-akhiran untuk kata benda
netral deklensi ketiga. Perhatikan penggunaan akhiran-
akhiran tersebut beserta perubahan-perubahan
bentuknya dalam paradigma di bawah ini. Pangkal kata
kerja ini adalah genej .
TUNGGAL
KASUS BENTUK ASLI BENTUK YANG DIGUNAAN
N. & V. ge,nej ge,noj
G. & ABL. ge,nesoj ge,nouj
D. L., & INST. ge,nesi ge,nei
AKUS ge,nej ge,noj
JAMAK
KASUS BENTUK ASLI BENTUK YANG DIGUNAAN
N. & V. ge,nesa ge,nh
G. & ABL. gene,swn ge,nw/n
D. L., & INST. ge,nessi ge,nesi
AKUS ge,nesa ge,nh
Perubahanperubahan itu terjadi oleh karena hilangnya s
dalam kebanyakan bentuk-bentuk itu, dan hal itu
mengakibatkan terjadinya kontraksi (pemendekan) di antara e
dengan akhiran kasus . secara praktis, mahasiswa seharusnya
mempelajari saja bentuk yang digunakan. Karena bentuk
aslinya itu tidak ditemui dalam perjanjian baru. Semua kata
benda netral diklensi ketiga dengan akhiran genetif tunggal
ouj akan dideklensikan seperti ge,noj.
Kata-kata benda dalam kolom kedua pada daftar kosa-kata di
atas dikenal sebagai kata benda pangkal at. Buanglah oj dari
genetif tunggal dan yang tersisa adalah pangkalnya. Akhiran-
akhiran akan ditambahkan seperti biasa. Perhatikan bentuk-
bentuk pendek pada nominatif dan akusatif tunggal. Juga
hilangnya t sebelum si pada datif jamak. Semua kata benda
netral pangkal at akan dideklinasikan seperti sw/ma.
KASUS TUNGGAL JAMAK
TUNGGAL
MASKULIN FEMINIM NETRAL
to, te,knon ba,ptizon tou.j maqhtaj do,xazei Anak itu sambil membaptiskan murid-murid itu
sedang memuliakan Allah
to.n qe,on
ou`toj evstin o` oikoj tou. avnqrwpou/ Inilah (present) rumah rasul itu, sementara (selagi)
dia membaptiskan murid2 itu
baptizontoj tou.j maqh,taj
to.n avrton didwsin tw/ avpmaqhtaj ostolw Ia sedang memberi roti kepada rasul itu, karena
dia (rasul itu) membaptiskan murid-murid itu
baptizonti tou.j
ble,pomhn to.n avpostolo.n ba,ptizontai Kami sedang melihat rasul itu sementara dia
membaptiskan murid-murid itu
maqhta.j
Atributif
Saudara itu, yang membaptis murid-murid
h` avdelfh h` baptizousa tou.j
itu sedang memuliakan Allah
maqhta.j doxa,zei to. qeo.n
ble,pomen to.n avpostolon to.n Kami sedang melihat rasul itu yang
membaptis murid-murid itu
baptizonta tou/j maqhtaj
Substantif
Dia yang membaptis murid-
o` ba,ptizwn tou.j
murid itu, sedang memuliakan
mathta.j doxazei to.n Allah
qeon
mhde,…...mede, Kata sambung, tidak…..dan tidak (digunakan seperti mh, . digunakan dengan
mhke,ti Kata keterangan, tidak lagi (digunakan seperti mh, bandingkan ouvketi
dalam indikatif)
Selidikilah pelajaran yang lalu dengan seksama,
kemudian amati semua kata kerja yang sudah diselidiki
sampai saat ini, kemudian buatlah partisip Aorisnya.
Perhatikan eivpw,n adalah Partisip Aoris kedua aktif
dari kata eivpon , sedangkan ivdw,n adalah Partisip
Aoris kedua aktif untuk eivdon .
STUDI GRAMATIKAL:
1. Partisip Aoris Pertama Aktif, kata lu,w adalah:
TUNGGAL
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lu,saj lu,sasa lu,san
GEN & ABL
lu,santoj lusa,shj lu,santoj
DAT, LOK & INST
lu,santi lusa,sh lu,santi
AKUS
lu,santa lu,sasan lu/sa,
JAMAK
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lu,santej lu,sasai lu,santa
GEN & ABL
lusa,ntwn lusasw/n lusa,ntwn
DAT, LOK & INST
lu,sasi ¿nÀ Lusa,saij lu,sasi ¿nÀ
AKUS
lu,santaj lusa,saj lu,santa
2. Partisip Aoris Pertama Medial, kata lu,w adalah:
TUNGGAL
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lusa,menoj lusame,nh lusa,menon
GEN & ABL
lusame,nou lusame,nhj lusame,nou
DAT, LOK & INST
lusame,nw lusame,nh lusame,nw
AKUS
lusa,menon lusame,nhn lusa,menon
JAMAK
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lusa,menoi lusa,menai lusa,mena
GEN & ABL
lusame,nwn lusame,nwn lusame,nwn
DAT, LOK & INST
lusame,noij lusame,naij lusame,noij
AKUS
lusamenouj lusame,naj lusa,mena
3. Partisip Aoris Kedua Aktif, kata leivpw adalah:
TUNGGAL
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
livpw,n lipou/sa lipo,n
GEN & ABL
lipo,ntoj lipou,shj lipo,ntoj
DAT, LOK & INST
lipo,nti lipou,sh lipo,nti
AKUS
lipo,nta lipou,san lipo,n
JAMAK
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lipo,ntej lipou/sai lipo,nta
GEN & ABL
lipo,ntwn lipousw//n lipo,ntwn
DAT, LOK & INST
lipou/si ¿nÀ lipou,saij lipou/si ¿nÀ
AKUS
lipo,ntaj lipou,saj lipo,nta
Perhatikan: Kata-kata ferw , Aoris 2 - hvnegkon ,
Aoris Partisip - evnegkwn .
Kata kerja e;rcomai , Aoris 2 - hvlqon , Aoris
Partisip evlqwn .
4. Partisip Aoris Kedua Medial, kata leivpw adalah:
TUNGGAL
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lipo,menoj lipome,nh lipome,non
GEN & ABL
lipome,nou lipome,nhj lipome,nou
DAT, LOK & INST
lipome,nw lipome,nh lipome,nw
AKUS
lipomenon lipome,nhn lipome,non
JAMAK
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lipo,menoi lipome,nai lipome,na
GEN & ABL
lipome,nwn lipome,nwn lipome,nwn
DAT, LOK & INST
lipome,noij lipome,naij lipome,noij
AKUS
lipome,nouj lipome,naj lipome,no
5. Sebagaimana halnya Indikatif Aoris, Partisip Aoris
dibentuk dengan dasar pangkal Aoris. Augmen tidak ada,
alaannya akan dijelaskan kemudian.
Partisip Aoris Pertama Aktif, mempunyai akhiran Aoris
pertama sa , yang ditambahkan pada pangkal. Contoh:
lusa , sesudah itu, Partisip akan dideklinasikan, pada
maskulin dan netral , sesuai dengan kata benda deklensi
ketiga yang tak bersuara. Sedangkan bentuk feminim akan
mengikuti kata benda deklensi yang berpangkal s .
Perhatikan hal ini dalam paradigma 1 di atas. Aoris
pertama Medial (Pasif sama sekali berbeda), terdiri dari
pangkal Aoris lusa , ditambah akhiran untuk partisip
medial men , dan ditambah akhiran maskulin dan netral
deklensi kedua, dan akhiran kata benda deklensi pertama
untuk feminim.
Dengan kata lain, Partisip Aoris Pertama Medial itu sama
dengan Partisp Kini/Present Medial, kecuali dengan adanya
imbuhan - sa - yang ditambahkan ke pangkal. Pelajari
dengan teliti dalam paradigma no. 2 di atas.
Partisip Aoris kedua dibentuk atas dasar pangkal dari Aoris
kedua. Ia dideklensikan sama persis dengan Patisip
Present/Kini, kecuali untuk Partisip Aoris kedua Aktif, aksen
tak beraturan. Hal itu nampak pada ultima Nominatif Tunggal
Maskulin (lipw,n ), dan sesudah itu mengikuti aturan
aksentuasi kata benda. Perhatikan aksentuasi dan infleksi itu
pada paradigma no 3 dan 4, dan bandingkan dengan bentuk
yang sama dalam partisip present/kini.
6. Macam tindakan yang dinyatakan partisip aoris adalah
pungtiliar; yaitu: tindakan yang sudah selesai. Dari segi
waktu, tindakan itu mendahului tindakan kata kerja
pokok: sebab itu waktu tindakan bersifat relatif. Yang
menjadi tekanan utama pada kata-kata kerja selain
Indikatif, ialah pada jenis tindakan itu. Berdasarkan alasan
inilah augmen yang merupakan petunjuk terhadap
tindakan masa lampau, tidak ada dalam Partisip, Infinitif,
Subjunktif dan lain-lain.
Diatesis dalam Partisip Aoris itu sama seperti yang
terdapat pada bentuk-bentuk lain; yakni: menyatakan
hubungan di antara subyek dengan tindakan.
Penggunaan Partisip Aoris, dengan atau tanpa artikel
sama seperti pada Partisip Present/Kini. Dalam
terjemahan, Partisip Aoris hendaknya dinyatakan sesuai
dengan idiom bahasa indonesia yang baik. Misalnya,
lu,saj , diterjemahkan “sesudah ia melepaskan” dan
o` lu,saj, dapat diterjemahkan “ia yang telah
melepaskan” atau “ orang yang sudah melepaskan” dan
seterusnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut, khususnya
penggunaan yang menyatakan waktu (temporal) dan
sebagai kata penghubung, dan hubungan antara
tindakan partisip denan tindakan kata kerja pokok.
1. o` a;nqrwpoj eivpw.n tau/ta ble,pei to.n
ku,rion “Orang itu, sesudah mengatakan hal-hal ini
sedang melihat Tuhan (itu). [Predikatif]
2. eivpw.n tau/ta evxh/lqen evk tou/ oi;kou “
Sesudah mengatakan hal-hal ini, ia (telah) keluar dari rumah
itu. [Predikatif]
3. o` a;nqrwpoj eivpw.n tau/ta h=lqen eij to.n
oi=kon “Orang yang sudah mengatakan hal-hal ini telah
masuk ke dalam rumah itu. [Atributif]
4. o` eivpw.n tau/ta h=lqen ei.j to.n o=ikon “Ia
yang telah mengatakan hal-hal itu telah masuk ke dalam
rumah. [substantif]
o` wvn ek tou qeou ta
LIHAT: Yohanes 8:47
le,lumai Saya sudah melepaskan diri sendiri le,lumeqa Kami sudah melepaskan diri sendiri
le,lusai Kamu sudah melepaskan diri sendiri le,lusqe Kalian sudah melepaskan diri sendiri
le,lutai Ia sudah melepaskan diri sendiri le,luntai Mereka sudah melepaskan diri sendiri
Perhatikan:
Bentuk perfek indikatif pasif, sama seperti bentuk medial;
terjemahannya yang berbeda, yaitu saya sudah (selesai)
dilepaskan, dst.
3. Perffek Aktif Partisip kata lu,w sebagai berikut:
TUNGGAL
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lelukw,j lelukui/a leluko,j
GEN & ABL
leluko,toj lelukui,aj leluko,toj
DAT, LOK &
leluko,ti lelukui,a leluko,ti
INST
AKUSATIF
leluko,ta lelukui/an leluko,j
JAMAK
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
leluko,tej lelukui/ai leluko,to
GEN & ABL
leluko,twn lelukuiwn leluko,twn
DAT, LOK &
leluko,si¿nÀ lelukui,aij leluko,si ¿nÀ
INST
AKUSATIF
leluko,taj lelukui/aj leluko,ta
4. Perfek medial dan Pasif Partisip kata lu,w sebagai berikut:
TUNGGAL
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lelume,noj lelume,nh lelume,non
GEN & ABL
lelume,nou lelume,nhj lelume,nou
DAT, LOK & INST
lelume,nw lelume,nh lelume,nw
AKUSATIF
lelume,non lelume,nhn lelume,non
JAMAK
MASKULIN FEMINIM NETRAL
NOM & VOC
lelume,noi lelume,nai lelume,na
GEN & ABL
lelume,nwn lelume,nwn lelume,nwn
DAT, LOK &
INST
lelume,noij lelume,naij lelume,noij
AKUSATIF
lelume,nouj lelume,naj lelume,na
5. Perfek Infinitif kata lu,w sebagai berikut:
Aktif: leluke,nai to have loosed (untuk sudah/selesai melepaskan)
lu,wmai lu,wmeqa
lu,h lu,hsqe
lu,htai lu,wntai
6. Aoris pertama medial subjunctif, dari kata lu,w
adalah: lu,swmai
lu,qw/ lu,wmeqa
lu,qh//j lu,qh/te
lu,qh// lu,qwsi ¿nÀ
9. Beberapa Aoris kedua pasis subjunctif dibentuk
berdasarkan pangkal aoris kedua, kemudian diberi akhiran
w/à h/jà h/
10. perhatikan (dari paradigma di atas) hal-hal ini:
Vokal perangkai panjang w dan h menggantikan vokal
pendek o dan e dari modus indikatif
Semua waktu subjunctif menggunakan akhiran primer,
dan tidak ada augmen pada bentuk aoris. Ini disebabkan
karena waktu tindakan menjadi hilang bila berada di luar
modus indikatif, dan jenis tindakan menjadi unsur yang
sangat penting.
Aksen yang tidka beraturan dalam aoris pasif adalah
merupakan hasil dari kontraks qe dengan vokal panjang
wà h yang menghubungkan vokal.
Fungsi subjunctif
Dalam studi tata bahasa, modus didefenisikan
sebagai penegasan mengenai hubungan di antara
tindakan dengan kenyataan. Apakah tindakan itu
benar terjadi menurut pandangan pembicara atau
ia baru merupakan kemungkinan?
Pertanyaan ini memperkenalkan kita pada 2 modus
dasar dalam bahasa: kenyataan atau kemungkinan
(potensi). Dalam PB yang berbahasa yunani, ada 4
modus sejati. Yang satu menyatakan tindakan nyata
(indikatif); sedangkan 3 lainnya menyatakan tindakan
potensial. Artinya masih berupa kemungkinan
(subjunctif, optatif dan imperatif).
Dengan kata lain tindakan yang (bagi pembicara)
dianggap nyata, dinyatakan melalui modus
indikatif. Sedangkan tindakan yang (bagi
pembicara) dianggap sebagai kemungkinan atau
tergantung pada syarat tertentu akan dinyatakan
melalui penggunaan salah satu modus potensial
itu. Dan itu sesuai dengan jarak atau jauhnya
tindakan tersebut dengan kenyataan.
Kalimat berikut akan melukiskan prinsip tersebut:
Modus Indikatif : “anak itu berlari”. Kalimat ini
menyatakan bahwa tindakan (lari) itu benar-
benar nyata/ sungguh terjadi.
Modus Subjunctif: “jika anak itu berlari, ia dapat
menyelamatkan diri.” Kalimat ini menyatkan tindakan yang
tidak (belum) sungguh-sungguh terjadi. Anak itu mpunyai
kemampuan berlari. Diantar modus potensi yang lain,
subjunctif merupakan yang terdekat dengan kenyataan.
Modus Optatif: “wah, seandainya anak itu berlari” .
kalimat ini menyatakan tindakan yang sesungguhnya tidak
terjadi, namun secara subyektif (menurut keyakinan
pembicara) dapat terjadi. Ini selangkah lebih jauh dari
realitas dibanding subjunctif.
Modus Imperatif: “Lari!” kalimat ini menyatakansuatu
tindakan yang sesungguhnya tidak terjadi, namun bila ada
kemauan pasti akan terjadi. Tindakan ini merupakan hasil
dari desakan kehendak dari satu pihak, untuk menghasilkan
tindakan pada pihak lain. Modus inilah yang terjauh dari
tindakan nyata yang dinyatakan oleh modus indikatif.
Dalam perlajaran terdahulu, dapat diperhatikan
adanya dua hal yang dinyatakan dalam waktun
yunani, yaitu: waktu tindakan dan jenis tindakan.
Dari keduanya, hanya jenis tindakan yang masih tetap
ada , diluar indikatif. Jadi waktu tindakan dalam
modus subjunctif, akan ditentukan oleh waktu
tindakan dari kata kerja pokok. Waktu darik ata kerja
subjunctif sama dengan waktu dari kata kerja pokok
(yang mermodus indikatif)
Jenis tindakan dinyatakan linear pada waktu present,
punctiliar pada aoris. Jadi ea.n lu,w berarti “jika
aku melepaskan (terus menerus)”. Dan ea.n lusw
berarti “jika aku melepaskan (sekali ini). Perhatikan
hubungan waktu dalam kalimat-kalimat berikut:
e;rcomai i;na ei;pw auvtw/ “aku sedang
datang agar aku dapat berbicara dengannya.”
h=lqon i;na ei;pw auvtw/ “aku telah datang
agar aku dapat berbicara dengannya.”
evleu,somai i;na ei;pw auvtw/ “aku akan
datang agar aku dapat berbcara dengannya”
dalam kalimat di atas, subjunctif aoris
dinyatakan sebagai tindakan tunggal, (
berbicara) yaitu tindakan tunggal pada
waktu kini, tindakan tunggal waktu
lampau dan tindakan tunggal pada waktu
yang akan datang. Bila subjunctif present
digunakan dalam ketiga kalimat di atas ia
akan menyatakan suatu percakapan
panjang, pada waktu kini, lampau atau
akan datang.
Berbagai pernyataan menarik dapat dinyatakan melalui modus
subjunctif. Lihat contoh berikut ini:
Subjunctif Hostatori: subyek adalah orang pertama jamak
dan digunakan untuk menghimbau orang lain agar ikut serta
dalam tindakan it.
e;lqwmen eivj to.n oi=kon “marilah kita masuk ke dalam
rumah itu”
subjunctif Prohebitif (larangan): dipergunakan orang kedua
aoris subjunctif (tidak pernah pada present) untuk
menyatakan perintah larangan.
evij peirasmo.n mh. eivsene,gkhj hmaj
“janganlah (kamu) membawa kami ke dalam pencobaan”. Ini
adalah larangan terhadap awal tindakan dan mungkin
terjemahan yang sesuai adalah: “janganlah pernah…..”
Larangan untuk melanjutkan tindakan yang tengah
berlangsung dinyatakan dengan tindakan imperatif present.
Subjunctif Deliberatif: Subjunctif digunakan untuk menyatakan
pertanyaan yang retoris tidak mengharapka jawaban), atau
pertanyaan sejati dan mengharap jawaban dalam imperatif.
ti. ei;pw u`min
“apa yang harus aku Katakan kepadamu? Jika mengharap jawaban
harus berbentuk imperatif. Misalnya: “katakan ini”, “katakan itu” atau
ungkapan-uangkapan sejenis.
Subjunctif yang digunakan untuk menyatakan penekanan negatif
(menyangkal dengan keras). Dalam konstruki semacam ini, dipakai
bentuk negatif dobel ouv
mh, . bentuk ini jauh lebih kuat
dibandingkan pemakaian ouv dengan indikatif. Kalau subjunctif
digunakan, berarti menyatakan perjanjian positif (secara tersirat).
ouv mh, evkfu,gwsin “mereka mustahil akan melarikan diri”.
Subjunctif Final (tujuan). Digunakan dalam
klausa terikat untuk menyatakan tujuan. Partikel
utama yang digunakan dalam konstruksi ini
adalahi[na .
e;rcomai i[na ei;pw auvtw// “aku datang
agar aku dapat berbicara dengannya.
Kalimat bersyarat berkemungkinan (Probable
Future Condition) dinyatakan dengan
menggunakan subjunctif diikuti eva,n.perhatikan
kalimat bersyarat jenis ketiga di bawah ini:
Kalimat-kalimat bersyarat.
Bahasa Yunani PB mempunyai beberapa jenis pernyataan
bersyarat. Ada 4 jenis kalimat bersyarat dan
penggunaannya sangat menarik perhatian. Hal ini serasi
dengan ungkapan yang digunakan.
1. kalaiamt bersyarat jenis pertama menegaskan
kenyataan kondisinya. Ini dinyatakan dengan eiv dengan
modus Indikatif pada protasis (jika klausa) dan hampir
beberapa modus atau waktu (tense) padaapodosis
(klausa pokok atau penggenapa klausa)
eiv maqhtai, evsmen tou/ kuri,ou
swqhso,meqa
“Jika kita (ini) adalah murud-murid Tuhan, maka
kita akan diselamatkan. Konstruksi ini menegaskan
kondisinya. Sebab itu lebih diterjemahkan “oleh
karena kita (ini)…….” Bandingkan Filipi 2:1.
Perhatikan: walau biasanya begitu, jenis pertama
tidak selalu menegaskan kenyataan kondisinya.
Kadang-kadang syarat (kondisi)nya dianggap atau
dikira benar sebagai penjelasan dalam
argumentasi. Perhatikan bagaimana Yesus
memakai kalimat bersyarat jenis pertama ini
dalam mat 12:27.
2. Kalimat bersyarat kedua adalah yang berlawanan
dengan fakta. Ini merupakan salah satu konstruksi yang
paling mengherankan dlam bahasa Indonesia, sebab ia
dinytakan dalam modus subjunctif. Dalam bahasa yunani,
ia dinyatakan dengan modus indikatif waktu (tense)
sekunder. Bentuk yang tepat adalah eiv dengan indikatif
pada protasis dan a;n dengan indikatif pada apodosis.
eiv h=j w=de ouvk a;n avpeqanen o` adelfoj
mou
“Jika seandainya engkau ada di sini, pasti saudaraku
tidak mati. Kenyataannya, “engkau tidak ada di sini, sebab
itu saudaraku mati”.
Perhatikan kalimat berikut ini yang
menyatakan syarat berlawanan dengan
fakta:
Seandainya aku ini kamu, aku tidak pergi
Seandainya engkau lebih tua, kau pasti akan
mengerti
Seandainya ini hari minggu saya pasti ada di
gereja
Seandainya ia berangkat kemarin, ia pasti ada
di sini hari ini
Aku berharap bapakku ada di sini.
Pelajari kalimat-kalimat yang mengandung
syarat yang sungguh-sungguh ini:
Jika ia sakit, ia tidak menun jukkan hal itu
Jika ia ada di sini, aku tidak melihatnya
Jika ini pena baru, mengapa tidak bisa
untuk menulis
Jika ia polisi, aku bisa mengerti
perbuatannya
Kalimat bersyarat jenis ke 3 adalah syarat kemungkinan
besar (probable future condition). Ini dinyatakan dengan
eva,n dengan subjunctif pada protasis. Dan bentuk apapun
dibutuhkan pada apodosis. Ia menyatakan apa yang tidak
sungguh-sungguh terjadi, namun kemungkinan besar
akan terjadi pada masa yang akan datang.
sebelum
pri,n
STUDI GRAMATIKAL:
BENTUK MODUS IMPERATIF
Bentuk Imperatif muncul di PB hanya
dalam waktu present dan aoris. Dalam
modus imperatif, tidak ada orang
pertama, tetapi ada orang kedua dan
ketiga. Dan ini tidak ada padanannya
dalam bahasa indonesia maupun inggris.
Biasanaya bentuk ini harus
diterjemahkan dengan “permissive idea”:
“biarlah dia . . . . . .”
Ada berbagai bentuk untuk orang ketiga
jamak, namun yang yang akan dipelajari di sini
hanya bentuk umum. Bentuk lain dapat
diamati apabila dijumpai dalam studi PB
berbahsa yunani. Tentu saja tidak terdapat
augmen pada bentuk aoris. Terjemahan
bahasa indonesia tidak diberikan dalam
paradigma ini, itu akan digambarkan melalui
pembahasan berikut.
1. Present Aktif Imperatif kata lu,w adalah
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA lu/e lu,ete
ORAN KETIGA lue,tw lue,twsan
2. Present Imperatif Medial dan Pasif kata lu,w adalah
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA lu/ou lu,esqe
ORAN KETIGA lue,sqw lue,sqwsan
3. Aoris pertama Imperatif aktif kata lu,w adalah
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA lu/son lu,sate
ORAN KETIGA lusa,tw lusa,twsan
4. Aoris pertama Imperatif Medial lu,w adalah
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA
lu/sai lu,sasqe
ORAN KETIGA
lusasqw lusa,sqwsan
5. Aoris pertama Pasif Imperatif lu,w adalah
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA lu/qeti lu,qh,te
ORAN KETIGA luqh,tw luqh,twsan
6. Aoris kedua Aktif Imperatif lei,pw adalah
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA li,pe li,pete
ORAN KETIGA li,pe,tw lipe,twsan
7. Aoris kedua Pasif Imperatif avpostellw adalah
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA avposta,lhqi avposta,lhte
TUNGGAL JAMAK
ORANG KEDUA i;sqi e;ste
ORAN KETIGA e;stw e;stwsan
Fungsi Imperatif
Fungsi dasar imperatif telah disebutkan di depan.
Modus ini menyatakan tindakan yang akan terwujud
melalui penggunaan kehendak seseorang untuk
mempengaruhi kehendak orang lain. Jadi lu/e to.n
a;nqrwpon berarti “lepaskan orang itu” dan
lue,tw to.n a;nqrwpon berarti “hendaklah ia
melepaskan orang itu”.
Waktu tindakan dalam modus imperatif hilang.
Perbedaan antara waktu present dan aoris , dalam
imperatif dapat dilihat dari segi jenis tindakan.
Imperatif present berkenaan dengan tindakan yang
tengah berlangsung. lu/e auvto,n “lepaskan (terus-
menerus) dia”. Sedangkan Aoris imperatif menyatakan
tindakan yang belum dimulai. lu/son
auvvto.n“lepaskan dia” (maksudnya mulailah
melepaskan dia). Ini merupakan perbedaan yang wajar
di antara tinddakan yang bersifat linier dan pungtilier,
hanya dengan perubahan penekanan sedikit, sesuai
dengan sifat-sifat modus imperatif.
Di bawah ini merupakan penggunaan poko modus
imperatif:
Kohortatif (perintah positif). Contoh-contoh yang
telah dipelajari, cukup melukiskan hal ini. Baik
imperatif present maupun imperatif aoris dapat
digunakan.
Prohibitif (larangan, perintah negatif). Hanya
imperatif present yang digunakan dalam rangkaian
sepeti itu. Partikel negatif akan digunakan. Rangkaian
ini melarang dilanjutkannya suatu tindakan yang
tengah berlangsung. Terjemahan yang tepat mungkin
adalah “Stop….”
e o
file,w filw/ dhlo,w dhlw/
file,eij filei/j dhlo,eij dhloi/j
file,ei filei dhlo,ei dhloi/
file,omen filou/men dhlo,omen dhlou/men
file,ete filei/te dhlo,ete dhlou/te
file,ousi filou//si dhlo,ousi dhlou/si
6. kata-kata kerja konsonan alir (Yang pangkalnya
berakhiran lÃ
mà nà r ) membuang s pada futur dan
menamb ahkan e dan kemudianakan didapatkan
kontraksi secara reguler/beraturan. Jadi Indikatif Futur
Aktif kata kri,nw (saya menghakimi) bukanlah
kri,nsw melainkan :
krinw/à krinei/jà krinei/à krino/menÃ
krine/teà krinou/si
LATIHAN