Anda di halaman 1dari 6

TOKOH

Yosua
Ditulis oleh: Amidya

A. Biodata Yosua
Arti nama: Tuhan Menyelamatkan, Tuhan Juru Selamat
Ayah: Nun (Keluaran 33:11)
Disebut pertama: Keluaran 17:9
Suku: Efraim (Bilangan 13:16)
Namanya disebut: 201 kali
Kitab yang menyebut: Keluaran, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, 1 Raja-raja, 1 Tawarikh,
dan Ibrani
Pekerjaan: Tentara dan Pemimpin Nasional (Ulangan 34:9)
Tempat kelahiran: Mesir
Tempat kematian: Di daerah pegunungan Efrayim -- Yosua 24:29-30
Terakhir disebut: Ibrani 4:8
Umur: 110 tahun -- Yosua 24:29
Fakta penting: Ia adalah pengganti Musa yang memimpin orang Israel masuk ke Kanaan (Yosua
1:1-3).

B. Kronologi Hidup Yosua


1. Latar Belakang Kehidupan Yosua
Yosua adalah anak Nun, cucu Elisama dari suku Efraim (Bilangan 1:10). Namanya sesungguhnya
adalahHosea, tetapi Musa lebih sering menyebutnya dengan nama Yehosyua, kemudian namanya
dipanggil dengan nama Yosua. Ia dilahirkan di Mesir. Ia berada di Mesir hingga masa mudanya.
Karena itulah, Yosua melihat dengan matanya sendiri bagaimana kaumnya hidup menderita sebagai
budak di tanah Mesir. Musa telah mengenal Yosua sejak muda dan secara perlahan Musa
mempersiapkan Yosua untuk menjadi penggantinya kelak.
2. Yosua Menjadi Pembantu Musa
Semasa muda, Yosua memang sudah dipersiapkan oleh Musa untuk menggantikan dirinya. Tuhan juga
memberikan perhatian khusus kepada Yosua sehingga dalam setiap peristiwa penting yang dilakukan
Tuhan bagi bangsa Israel, nama Yosua selalu ada di sana dan Yosua menjadi seseorang yang dipakai
oleh Tuhan sejak peristiwa Keluaran hingga pendudukan tanah Kanaan. Berikut adalah beberapa kisah
yang memberikan informasi bahwa Yosua adalah abdi Musa sejak masa mudanya.
a.

Yosua memimpin bangsa Israel berperang melawan orang Amalek.


Nama Yosua mulai mendapat perhatian pada masa perang melawan orang Amalek (Keluaran
17:8-16). Saat itu, Musa, Harun, dan Hur naik ke atas bukit. Apabila Musa mengangkat
tangannya, kuatlah Israel. Sementara itu, jika ia menurunkan tangannya, Israel akan
mengalami kekalahan. Untuk itu, Harun dan Hur menopang tangan Musa supaya bangsa Israel
beroleh kemenangan. Di pihak lain, Yosua memimpin pasukan untuk berperang. Sungguh ajaib
mukjizat Tuhan karena dalam peperangan itu Tuhan memberikan kemenangan kepada Yosua
dan bangsa Israel.

b.

Yosua turut menyertai Musa ke Gunung Allah.


Dituliskan dalam Keluaran 24:13 bahwa, "Lalu bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya, maka
naiklah Musa ke atas gunung Allah itu." Yosua menyertai Musa di gunung Allah selama 40 hari
lamanya. Saat Musa berbicara dengan Tuhan, tugas Yosua adalah menjaga kemah Musa
(Keluaran 33:11).

c.

Yosua menjadi pengintai di tanah Kanaan.


Sebelum menduduki tanah Kanaan, Musa terlebih dahulu mengutus dua belas orang untuk
mengintai keadaan tanah Kanaan. Dari kedua belas orang pengintai itu, terdapat nama Yosua
bin Nun dan Kaleb bin Yefune. Yosua dan Kaleb adalah dua orang yang berani tampil beda di
antara sepuluh pengintai yang lainnya. Sepuluh pengintai telah menyampaikan kepada Musa
bahwa tanah Kanaan didiami oleh suku bangsa yang kuat, kota-kota berkubu di sana sangat
besar, penduduk di tanah itu berperawakan tinggi besar, dan ada beberapa di antaranya yang
memakan manusia (Bilangan 13:1-32). Informasi yang berbeda justru disampaikan oleh Yosua
dan Kaleb. Mereka mengatakan bahwa, "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar
biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke

negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu
dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada
bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah
meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka"
(Bilangan 14:7-9).
3. Yosua sebagai Pengganti Musa
Segala peristiwa yang terjadi ketika Yosua masih muda adalah sebuah proses persiapan baginya untuk
menjadi pengganti Musa. Musa tidak diizinkan Tuhan untuk masuk ke dalam tanah Kanaan. Ia hanya
diperkenankan Tuhan melihat tanah Kanaan dari puncak Gunung Abarim. Sebelum Musa meninggal,
Musa meminta kepada Tuhan seorang pemimpin sehingga bangsa Israel tidak akan seperti dombadomba yang tidak bergembala. Oleh karena itu, Tuhan memerintahkan Musa untuk mengambil Yosua
menjadi pemimpin mereka (Bilangan 27:12-23).
Dituliskan pula bahwa Yosua adalah seseorang yang penuh dengan Roh Allah. Musa menyuruh Yosua
berdiri di hadapan Imam Eleazar dan di hadapan seluruh umat Israel, lalu Musa meletakkan tangannya
atas Yosua dan memberikan kepadanya perintahnya seperti yang difirmankan TUHAN dengan
perantaraan Musa. Dengan demikian, Yosua telah menjadi pemimpin baru yang akan menggantikan
Musa. Menjelang akhir hayatnya, Musa menceritakan kembali kepada Yosua apa saja yang sudah
Tuhan lakukan bagi Musa, dan sama seperti itu jugalah Tuhan akan beperkara dalam hidup Yosua.
"Dan kepada Yosua kuperintahkan pada waktu itu, demikian: Matamu sendirilah yang melihat segala
yang dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap kedua raja itu. Demikianlah akan dilakukan TUHAN
terhadap segala kerajaan, ke mana engkau pergi. Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN,
Allahmu, Dialah yang berperang untukmu." (Ulangan 3:21-22)
4. Kepahlawanan Yosua
Ketika Musa telah meninggal dunia, Tuhan berfirman kepada Yosua untuk mulai memasuki tanah
Kanaan. Yosua memimpin seluruh bangsa Israel untuk menyeberangi Sungai Yordan dan memasuki
negeri yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Menaklukkan seluruh Kanaan bukanlah hal mudah, dalam
beberapa kali Yosua harus memimpin orang-orang Israel untuk berperang. Dalam Yosua 12:724 dituliskan bahwa Yosua bersama pasukannya berhasil mengalahkan raja-raja yang mendiami
Kanaan. Beberapa di antaranya adalah raja negeri Lakhis, Hebron, Afek, Megido, dan raja-raja yang
lainnya.
Setelah berhasil memenangi berbagai perang, Yosua membagikan tanah itu kepada suku-suku Israel.
Orang Israel menerima sebagai milik pusaka di tanah Kanaan, sesuai yang telah dibagikan oleh Imam
Eleazar, Yosua bin Nun, dan para kepala kaum keluarga dari suku-suku mereka, dengan mengundi
milik pusaka itu.
5. Kematian Yosua
Selama kepemimpinan Yosua, Tuhan memberikan keamanan dan damai sejahtera atas negeri itu.
Ketika Yosua sudah lanjutnya umurnya, ia mengumpulkan seluruh orang Israel di Sikhem. Yosua
menasihati seluruh orang Israel untuk senantiasa bergantung kepada Tuhan. Tuhan adalah setia, tidak
ada satu pun dari kebutuhan mereka yang tidak dipenuhi oleh Tuhan. Sesudah itu, meninggallah
Yosua, hamba Tuhan itu, dalam usia 110 tahun. Lalu, ia dikuburkan di daerah milik pusakanya,

di Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di sebelah utara Gunung Gaas.

Sumber bacaan:

Alkitab. Kitab Yosua.

"Yosua". Dalam Alkitab SABDA - Yosua.

"Yosua". Dalam Wikipedia - Yosua.

ARTIKEL

Kepemimpinan Yosua
Bangkitlah, o anak Allah, gereja menantikanmu, kekuatannya tak imbangi
tugasnya; bangkit dan megahkanlah gereja.

Karakteristik pemimpin sejati dapat ditemukan dalam sosok Yosua,


pemimpin pasukan sukarela. Nama Yosua berarti Penyelamat atau Penebus. Nama ini mempunyai
makna yang sama dengan nama Yesus. Yosua adalah pemimpin generasi baru Israel. Dia memimpin
mereka ke tanah perjanjian di Kanaan. Pemimpin yang kukuh selalu mempunyailangkah awal.
Langkah awal Yosua dibentuk oleh Musa di padang belantara. Musa mengajar Yosua untuk memimpin,
taat, dan beriman kepada Allah. Ada beberapa kualitas yang kita saksikan dalam diri Yosua yang dapat
dipelajari. Sebagai wanita dan pria kepunyaan Allah, kita juga dapat mengikuti jejak langkah
pemimpin hebat ini. Saat kita melihat kehidupan Yosua, pemimpin dari anak-anak Allah, mari kita
membuka mata dan merenungkan bagaimana Allah menginginkan kita menjadi wanita dan pria
dengan kedisiplinan yang saleh dalam kepemimpinan.
1.

Yosua Hebat dalam Peperangan


Yosua adalah orang yang gagah berani. Dia mengalahkan musuh beberapa kali dengan

kekuatan pedangnya. Pemimpin dengan keberanian yang hebat rentan untuk menjadi sangat
sombong terutama karena generasi Yosua mencintai pemimpin ini. Akan tetapi, kita melihat
kebenaran bahwa Yosua adalah orang yang jauh dari ambisinya sendiri; dia sungguh-sungguh
berserah kepada kekuatan yang lebih tinggi. Dia memimpin pasukannya dalam hadirat Allah.

2.

Yosua Memahami Doa


Tulang punggung pekerjaan apa pun yang dilakukan untuk Allah adalah doa. Dengan kekuatan
doa, Yosua dapat memerintahkan agar kekuatan Allah terwujud. Kehidupan Yosua diubahkan
saat perjalanannya ke gunung dengan tujuh puluh penatua Israel lainnya. Musa dan Yosua naik
lebih tinggi ke atas gunung. Allah memanggil mereka ke panggilan ilahi yang kasat mata. Saat
mereka berjalan ke atas, tanah menjadi seperti batu safir; mereka mencicipi sedikit rasa
surga. Saat Musa pergi ke atas dan Yosua ditinggal di belakang, dia sendiri melihat bayangan
Yahweh dari kejauhan. Emosi dan semangatnya pun menyala-nyala. Dia mempunyai visi untuk
berhadapan dengan Allah, muka dengan muka, seperti Musa. Pada malam hari sebelum
pertempuran Yerikho, Yosua akhirnya bertemu Allah, komandan tentara TUHAN. Sebagai
pemimpin yang hebat, kita perlu berdoa untuk anugerah-Nya agar Anda memercayai apa yang
Anda baca dalam Kitab Suci serta apa yang Anda saksikan dalam roh.

3.

Yosua Mempunyai Kesetiaan dan Rasa Kekaguman


Oh, betapa Yosua menikmati berada dalam kehadiran TUHAN. Ketika Musa berbicara muka
dengan muka dengan Allah, Yosua berada di Tempat Kudus dengan sebuah visi dalam
benaknya. Dia tidak pernah mau meninggalkan kehadiran Allah. Dia berdiri di tempat ibadah
dan tidak beranjak, bahkan saat Musa pun telah pergi. Seorang pemimpin perlu
mempunyai kesetiaan, penyembahan, dan rasa hormat kepada Allah. "Kepemimpinan rohani
sejati dilahirkan dari kesetiaan dan keinginan untuk menyendiri bersama Allah", Yosua tidak
mau meninggalkan kehadiran Allah!
Kemurahan hati merupakan salah satu bagian dalam kehidupan Yosua yang membutuhkan
perbaikan. Ada dua orang dari tujuh puluh pemimpin Israel yang didiami oleh Roh. Mereka
tinggal dan bernubuat di perkemahan mereka; ketika Yosua mendengar hal itu, dia berkata,
"Tuanku Musa, cegahlah mereka!" Lalu, Musa menanggapi "Apakah engkau begitu giat
mendukung diriku?" (Bilangan 11:28-29) Roh Allah untuk semua orang. Yosua perlu belajar
bahwa pemimpin bisa saja terdiri dari lebih dari satu pemimpin yang ditunjuk oleh Allah. Untuk
menjadi seorang pemimpin rohani nomor satu, Anda perlu menjadi nomor lima, atau nomor
empat, atau nomor tiga sebelumnya.
Kepemimpinan rohani sejati mengabaikan perilaku yang mempromosikan diri sendiri.

4.

Iman Adalah Faktor Pendorong Pemimpin Rohani


Inilah yang ditunjukkan Yosua dan Kaleb kepada Musa. Ketika mayoritas mengatakan mustahil,
kedua orang setia ini berkata, "Mereka akan kita telan habis!" (Bilangan 14:9) Ketika TUHAN
berbicara kepada seorang pemimpin, sering sekali terjadi pertentangan. Walaupun ada kritik
yang ditujukan kepada gereja, kita sebagai pemimpin-pemimpin perlu fokus pada apa yang
Allah inginkan bagi anak-anak-Nya. Tekanan dari pergaulan dapat menghancurkan seorang

pemimpin yang tidak berhati-hati dengan firman Allah.


Pemimpin rohani tidak harus setuju dengan pendapat mayoritas.
Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh Roh, letakkanlah tanganmu atasnya. Allah
menginginkan orang-orang Kristen yang dipenuhi Roh untuk mengisi posisi-posisi
kepemimpinan. "Saat kita berjalan dan melayani dalam Roh, Roh akan memberikan kita tugastugas khusus dalam gereja. Tugas-tugas ini akan menjadi tugas kepemimpinan dalam semua
level, entah itu tugas di meja tunggu, entah tugas sebagai pengabar Injil."
5.

Pemimpin yang Dapat Diganti Setelah Masanya Usai


Musa adalah pemimpin terhebat yang pernah dimiliki Israel. Dia jauh lebih hebat dari Yosua.
Kenyataannya, dalam kepemimpinan Allah tidak terlalu memerlukan keahlian atau bakat
kepemimpinan kita. Kita dapat menjadi pemimpin yang hebat hanya ketika kita menyadari
bahwa kita dapat digantikan oleh orang lain. Kita bukanlah yang terbaik dari yang terbaik,
tetapi yang lebih penting adalah kita semua dapat berbagi pekerjaan Allah. Jika tiba waktunya
bagi kita untuk menyerahkan kunci-kunci kepemimpinan, kita perlu melakukannya dengan
kepercayaan terhadap pemimpin lain. Kita perlu untuk dapat digantikan.
Kita semua membutuhkan kedisiplinan rohani dalam hidup kita agar Allah memanggil kita
menjadi pemimpin sesuai dengan kehendak-Nya. Amin!

Anda mungkin juga menyukai