Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PIA PL 2

AUSSIE FEMY TANDILINTIN, M.Th

Nama : Ririn Prisilia


NIRM : 2020207997
Kelas : Teologi F

KITAB AMSAL
LATAR BELAKANG
Kitab Amsal adalah salah satu kitab sastra dalam Perjanjian Lama yang berisikan tentang
nasihat-nasihat, pengajaran-pengajaran. Kitab ini disebut sebagai kitab Hikmat. Kitab
Amsal ini terdiri dari 31 pasal. Kitab Amsal berisikan kata-kata hikmat yang
mengajarkan asas-asas dari kehidupan yang dijalankan dengan penuh rasa takut kepada
Tuhan. Kitab Amsal adalah salah satu kitab sastra dalam Perjanjian Lama dan merupakan
sastra hikmat  yang banyak memberi pengajaran bagi yang membacanya. Kitab ini juga
berisi pedoman dalam hidup sehari-hari. Kitab ini berisi perbandingan-perbandingan
namun bukan berarti perbandingan dengan membandingkan, melainkan lebih kepada
semacam kiasan. Dalam Kitab Amsal ini bertujuan mengajarkan cara pandangan
hidup  yang benar dalam kehidupan sehari-hari dan juga hubungan manusia dengan
Allah. Kitab ini juga sering menggunakan kata anakKu dengan menyampaikan
pengajaran dan hikmatNya.

TOKOH-TOKOH
 Allah (2:5)
 Salomo (1:1)
 Hizkia (25:1)
 Agur (30:1)
 Lemuel (31:1)

NAMA-NAMA DAERAH
 Israel (1:1)
 Mesir (7:16)
 Yehuda (25:1)
 Masa (30:1)
PERINTAH/LARANGAN DAN ANJURAN
 Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas
tetapi dikaitkan langsung dengan ‘takut akan TUHAN’ (Amsal 1:7), jadi orang
berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan menaati perintah-
perintahNya. Takut akan TUHAN ditekankan berulang-ulang dalam kitab ini
(Amsal 1:7,29; Amsal 2:5; Amsal 3:7; Amsal 8:13; Amsal 9:10; Amsal 10:27;
Amsal 14:26-27; Amsal 15:16,33; Amsal 16:6; Amsal 19:23; Amsal 22:4; Amsal
23:17; Amsal 24:21)
 Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku dan simpanlah perintahku dalam
hatimu (Amsal 7:1)
 Berpeganglah pada perintahku dan engkau akan hidup , simpanlah ajaranku
seperti biji matamu (Amsal 7:2)

WAKTU PENULISAN DAN PENULISNYA


 Ditulis oleh Salomo dan orang lain
 Sekitar 970-700 SM

TEMA-TEMA
 Pasal 1:1-33 “Hikmat dan kehancuran atas sikap anak-anak manusia”
 Pasal 2:1-22 “Hikmat yang diperoleh dan keuntungan hikmat yang sejati”
 Pasal 3:1-35 “Kuasa hikmat sejati menjadikan manusia diberkati dan menjadi
berkat”
 Pasal 4:1-27 “Nasihat yang sungguh-sungguh untuk mempelajari hikmat sejati”
 Pasal 5:1-23 “Peringatan akan dosa percabulan”
 Pasal 6:1-35 “Peringatan akan penanggung yang gegeabah,
kemalasan,kelancangan, dan percabulan”
 Pasal 7:1-27 “Peringatan terhadap semua jalan menuju dosa perzinahan”
 Pasal 8:1-36 “Pujian hikmat ilahi Kristus (Hikmat Allah)”
 Pasal 9:1-18 “Hikmat Kristus dan dosa”
 Pasal 10:1-32 “Berkat dari jalan hidup kebenaran dan kebodohan dari jalan hidup
kejahatan”
 Pasal 11:1-31 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 12:1-28 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 13:1-25 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 14:1-35 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 15:1-33 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 16:1-33 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 17:1-28 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 18:1-24 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 19:1-29 “Kebaikan dan kejahatan”
 Pasal 20:1-30 “Peringatan dan pengajaran tentang jalan hidup orang bodoh”
 Pasal 21:1-31 “Peringatan dan pengajaran”
 Pasal 22:1-29 “Peringatan dan pengajaran”
 Pasal 23:1-35 “Peringatan dan pengajaran”
 Pasal 24:1-34 “Peringatan dan pengajaran”
 Pasal 25:1-28 “Peringatan dan pengajaran”
 Pasal 26:1-28 “Peringatan dan pengajaran”
 Pasal 27:1-27 “Peringatan dan pengajaran mengenai berbagai macam peribahasa”
 Pasal 28:1-28 “Peringatan dan pengajaran mengenai kelaliman”
 Pasal 29:1-27 “Peringatan dan pengajaran mengenai pemerintahan umum”
 Pasal 30:1-33 “Perkataan doa Agur”
 Pasal 31:1-31 “Bahaya dari kehilangan penguasaan diri dan berharganya wanita
saleh”

STRUKTUR ISI
 (Pasal 1:1-7) Maksud dan tema-tema Amsal
 (Pasal 1:8-9:18) Tiga belas ajaran hikmat bagi muda-mudi
- (Pasal 1:8-9) Hormatilah dan perhatikanlah nasihat orangtua
- (Pasal 1:10-19) Katakan “Tidak” pada semua bujukan orang berdosa
- (Pasal 1:20-33) Takut akan TUHAN dan tunduklah pada hikmat-Nya
- (Pasal 2:1-22) Carilah hikmat dengan pengertian dan kebijaksanaannya
- (Pasal 3:1-35) Ciri-ciri khas dan manfaat hikmat sejati
- (Pasal 4:1-13, 20-27) Hikmat sebagai harta berharga keluarga
- (Pasal 5:1-14) Bujukan dan kebodohan kebejatan seksual
- (Pasal 5:15-23) Nasihat mengenai kesetian dalam perikahan
- (Pasal 6:1-19) Hindari tanggungan utang orang lain, kemalasan, dan penipuan
- (Pasal 6:20-7:27) Kebodohan yang sangat dari semua bentuk kebejatan
seksual
- (Pasal 8:1-36) Himbauan hikmat
- (Pasal 9:1-18) Hikmat dan kebebalan diperbandingkan
 (Pasal 10:1-22:16) Himpunan utama Amsal-amsal Salomo
- (Pasal 10:1-15:33) Amsal-amsal yang membandingkan orang benar dan orang
fasik
- (16:1 – 22:16) Amsal-amsal yang mendorong hidup orang benar
 (Pasal 22:17 – 24:34) Perkataan tambahan orang bijak
 (Pasal 25:1 – 29:27) Amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan para pegawai
 

Hizkia
- (Pasal 25:1-26:28) Amsal-amsal tentang bermacam-macam orang
- (Pasal 27:1- 29:27) Amsal-amsal tetang berbagai kegiatan
 (Pasal 30:1- 31:31) Kata-kata hikmat terakhir
- (Pasal 30:1-33) Oleh agur
- (Pasal 31:1-9) Oleh Lemuel
- (Pasal 31:10-31) Mengenai istri yang bersifat mulia

KESIMPULAN
Pengajaran dan hikmat yang terpaparkan dengan jelas oleh beberapa penulis Kitab Amsal
bertujuan agar kita mengetahui arti dan tujuan dari kehidupan manusia, bagaimana
kemuliaan dari seorang isteri yang bijaksana, akibat-akibat dari kemalasan, bagaimana
pengetahuan itu yang apabila tidak disertai dengan takut akan Allah tidak akan menjadi
suatu hal yang berguna/sia-sia, dan Amsal membuat seseorang yang tidak berpengalaman
didalam kehidupan dapat mempunyai pengetahuan akan arti dan tujuan kehidupan.
TUGAS PIA PL 2
AUSSIE FEMY TANDILINTIN, M.Th

Nama : Ririn Prisilia


NIRM : 2020207997
Kelas : Teologi F

KITAB PENGKHOTBAH

LATAR BELAKANG
Judul kitab ini di dalam PL Ibrani adalah “qoheleth” berasal dari kata Ibrani “qahal” yang
artinya berkumpul. Secara harfiah artinya orag-orang yang mengadakan dan berbicara
kepada suatu perkumpulan , kata ini dipakai 7 kali dalam Kitab ini (Pengkhotbah
1:1,2,12; Pengkhotbah 7:27; Pengkhotbah 12:8-10) dan diterjemahkan sebagai
“Pengkhotbah”. secara liturgis, kitab ini menjadi salah satu diantara lima gulungan dari
bagian ketiga Alkitab Ibrani yang artian dalam Bahasa Indonesianya yaitu “Tulisan-
tulisan Kudus”

TOKOH-TOKOH
 Allah (1:13)
 Pengkhotbah (1:1)

NAMA-NAMA DAERAH
 Yerusalem (1:12)

PERINTAH/LARANGAN DAN ANJURAN


 Pasal 1:9 “Apa yang pernah ada selagi masih dibumi, akan dibuat lagi dan akan
terus ada”
 Pasal 2:1 “Anjuran untuk menikmati kesenangan walaupun itu juga sia-sia”
 Pasal 4:17 “Perhatikanlah kemana kita akan melangkah, sebab janganlah berlaku
seperti orang bodoh yang tidak tahu meski telah berbuat dosa”
 Pasal 5:1 “Janganlah kita berkata-kata seenaknya sebab jangan sampai terkeluar
perkataan yang salah dimata Allah”
 Pasal 5:5 “Janganlah mulut dan perkataan membawa kita kedalam dosa”
 Pasal 6:9 “lebih baik diam dripada mengikuti nafsu yang hanya membuahkan
sebuah kesia-siaan”
 Pasal 7:17 “Jnganlah menjadi bodoh, mengingini kematian sebelum waktunya”
 Pasal 8:2 “Perintah untuk mematuhi atasan sesuai dengan sumpah kita kepada
Allah”
 Pasal 8:3 “janganlah memustuskan sebuah timeing yang tidak tepat sebab apa apa
yang diperbuatnya telah dikehendakinya”
 Pasal 10:4 “Janganlah amaah menguasai kita sebab kesabaran akan mencegah
kesalahan-kesalahan besar”
 Pasal 11:10 “Janganlah biarkan kesia-siaan memenuhi kehidupan kita dan
janganlah penderitaan menghinggapi tubuh”

WAKTU PENULISAN DAN PENULISNYA


 + 935 SM

TEMA-TEMA
 Pasal 1:1-18 “Kesia-siaan ciptaan dan kemustahilan untuk menemukan kepuasan
Allah”
 Pasal 2:1-26 “Tidak ada kebahagiaan dan kepuasan sejati didalam kebahagiaan
dan sukacita
 Pasal 3:1-22 “ Keadaan yang selalu berubah dan rencana ilahi yang tidak bisa
diubah”
 Pasal 4:1-16 “Ketidakpuasan dan ketidakpuasan karena penindasan dan
ketidakadilan hidup”
 Pasal 5:1-20 “ Peringatan akan yang sia-sia dan kekesalan meladeni kekayaan”
 Pasal 6:1-12 “Kesia-siaan kekayaan duniawi yang hanya menyinggung tubuh”
 Pasal 7:1-29 “Kebijaksanaan dianjurkan sebagai alat untuk menghindari kesia-
siaan dan kekesalan hati dari dunia”
 Pasal 8:1-17 “Hikmat dianjurkan sebagai penangkal terhadap godaan dan
kekesalan hati dari kesia-siaan dunia”
 Pasal 9:1-18 “Hikmat lebih baik dari kekuatan”
 Pasal 10:1-20 “Anjuran hikmat sebagai manfaat agi aturan yang tepat dalam
kehidupan kita”
 Pasal 11:1-10 “Nasihat untuk melakukan kemurahan hati dan hidup yang benar”
 Pasal 12:1-14 “Nasihat kepada orang muda untuk beriman dan kesia-siaan dunia”

STRUKTUR ISI
 Pendahuluan (Pasal 1:1-11)
- Kesia-siaan berkala, segala sesuatu adalah sia-sia (1:2,8)
- Alam terus berjalan tanpa mengalami perubahan (1:4-7)
- Sejarah merupakan lingkaran kejadian yang berputar terus (1:9-11)
 Kesia-siaan segala sesuatu ( Pasal 1:12-6:12)
- Hikmat tidak dapat memuaskan, bahkan dapat menyedihkan (1:12-18)
- Dan akhirnya dikalahkan oleh kematian (2:12-17)
- Pengejaran kesenangan melalui beberapa usaha paa akhirnya hanya “usaha
menjaring angin” yang tidak menghasilkan apa-apa (2:1-11)
- Tidak ada hasil kekal dari jeri payah manusia yang dilupakan sesudah
kematiannya (2:18-23)
- Memandang berkat pemberian Allah sebagai jerih payah akan diberi
kenikmatan dala hidup sebab kehidupannya berjalan sesuai dengan ketetapan
TUHAN (2:24-26)
- Pengkhotbah merenungkan bagaimana segala aktivitas hidup mempunyai
waktu yang telah ditentukan (3:1-8)
- Tetapi kenyataan ini tidak memberi pengharapan penuh karena TUHAN
menyembunyikan masa depan dari mata manusia (3:9-11)
- Oleh sebab itu manusia harus mencari kepuasan melalui pengenalan diri akan
TUHAN (3:12-15)
- Karena kesempata tidak akan datang untuk ke-2 kalina (3:16-22)
- Segala penindasan, kehampaan jerih payah dan kekayaan, dan segala
kesukaran hidup akan menunjukan pada kesia-siaan hidup (4:1-16)
- Pengkhotbah menjagarkan kepada kita sikap yang benar kepada Allah yaitu
“takut akan Allah” (4:17-5;6)
- Celaan terhadap penindasan (5:7-8)
- Penyelidikan teradap kemakmuran yang dinyatakan palsu dan tidak
memuaskan (5:9-6:9)
- Kekayaan yang sejati hanya ada pada penyediaan Allah bagi semua orang
yaitu berkat makanan yang merupakan imbalan atas jerih payah mereka (5:17-
19)
- Penekanan kalimat yaitu kesementaraan hidup manusia (6:10-12)
 Kelakuan yang biijaksana (Pasal 7:1-12:8)
- Nasihat tentang sifat dan sikap yang baik sebagai pedoman hidup (khususnya
hikmat) dan menerima yag baik dan yang buruk sebagai kehendak dari Allah
(7:1-17)
- Baik orang berhikmat maupun orang bodoh, baik orang benar maupun orang
fasik dipandang oleh Pengkhotbah sebagai orang berdosa ( 7:20)
- Orang berhikmat akan mendapatkan kekuatan ( 7:15-22)
- Hikmat sulit dieroleh dan biasanya diabaikan oleh manusia yang hidup
dikuasai dosa ( 7:23-8:1)
- Pengkhotbah memeberikan nasehat tentang kebijaksanaan manusia mematuhi
pemerintah diatasnya (8:2-8)
- Pada akirnya orang baik maupun orang jahat memilki nasib yang sama yaitu
maut (8:10)
- Penulis menyimpulkan bahwa lebih baik manusia menikmati hidup
sepenuhnya (8:9-15)
- Kecuali kenyataan kematian bagi semua orang, bahwa masa depan tidak
diketahui (8:16-9;6)
- Tetapi orang yang berkenan kepada Allah akan mendapati kesenangan
melalui pekerjaan dan pernikahan yang Allah telah sediakan (9:7-10)
- Beberapa komentar tentang hikmat dan kebodohan (9:11-10:3)
- Nasihat lagi tentang cara hidup yang berhasil (10:4-20)
- Pengkhotbah menganjurkan bahwa, karena masa depan tidak diketahui maka
manusia harus membuat persiapan melalui memperhatikan ketetapan-
ketetapan alam (11:1-8)
- Khusunya, manusia sebaiknya mencari Allah waktu dia masih muda sebagai
persiapan untuk penghakiman yang akan datang karena segala usaha lain
adalah sia-sia belaka (11:9-12:8)
 Penutup (Pasal 12:9-14)
- Pengkhotbah menasihatkan agar semua orang menghormati TUHAN serta
menaati perintah-perintahNya, karena pada akhirnya setiap perbuatan manusia
akan diadili dan dibuktikan benar atau jahat.

KESIMPULAN
Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa hidup yang tanpa iman kepada Allah adalah
kehidupan yang sia-sia/tidak ada gunanya, kemudian juga mengajakan bahwa memiliki
pengetahuan tanpa disertai iman kepada Allah juga adalah kesia-siaan. Kebahagiaan
didalam hidup hanya bisa sempurna apabila disertai dengan iman kepada Allah, Tuhan
Yesus Kristus. Kebahagiaan dan kesusahan yag dialami manusia mempunyai waktu dan
perubahannya sendiri oleh sebab itu baiklah kita mencari Dia sewaktu kita muda
sehingga kehidupan ini tidaklah sia-sia, dan kitab ini juga mengajarkan bahwa di dunia
ini keadilan yang sejati tidak ada, tetapi oleh sebab itu ketidakadilan terbut akan diadili
kelak nanti.
TUGAS PIA PL 2
AUSSIE FEMY TANDILINTIN, M.Th

Nama : Ririn Prisilia


NIRM : 2020207997
Kelas : Teologi F

KITAB KIDUNG AGUNG

LATAR BELAKANG
Secara harfiah nama Ibrani kitab ini diterjemahkan ‘Nyanyian Atas Segala Nyanyian’
yang berarti nyanyian yang terbaik. Kitab ini juga sering dikenal dengan syair-syair cinta
yang dipuguhkan oleh Salomo, kitab ini membicarakan 3 pemeran yang dimana terdiri
dari seorang gembala, seorang gadis (mempelai perempuan), dan Raja Salomo, berkisah
tentang sepasang kekasih yang tinggal terpisah sehingga Raja Salomo juga menyukai
gadis tersebut, tetapi cinta sepasang kekasih itu sangat kuat sehingga rayuan Raja Salomo
tidak dihiraukan. Kitab ini terdiri dari 8 pasal dan 117 ayat.

TOKOH-TOKOH
 Salomo (1:1)
 Mempelai perempuan (5)
 Seorang gembala (6)

NAMA-NAMA DAERAH
 En-Gedi ( 1:14)
 Yerusalem ( 2:7 )
 Saron ( 2:1 )
 Israel ( 3:7 )
 Libanon ( 3:9 )
 Sion ( 3:11 )
 Amana ( 4:8 )
 Hermon ( 4:8 )
 Senir ( 4:8 )
 Gilead ( 4:1 )
 Matanya ( 5:12 )
 Tarsis ( 5:14 )
 Sulam ( 6:13 )
 Tirza ( 6:4 )
 Damsyik ( 7:4 )
 Hesybon ( 7:4 )
 Karmel ( 7:5 )

PERINTAH/LARANGAN DAN ANJURAN


 Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar
aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-
kebun anggur (Pasal 1:6)

WAKTU PENULISAN DAN PENULISNYA


 Penulis Salomo
 Waktu penulisan + 960 SM

TEMA-TEMA
 PasalL 1:1-17 “Kasih jemaat kepada Kristus”
 Pasal 2:1-17 “Perhatian Kristus kepada umat-Nya”
 Pasal 3:1-11 “Jemaat memuliakan Kristus”
 Pasal 4:1-16 “Anugerah-anugerah jemaat”
 Pasal 5:1-16 “Kasih Kristus kepada jemaat-Nya”
 Pasal 6:1-13 “Iman jemaat di dalam Kristus”
 Pasal 7:1-13 “Anugerah-anugerah jemaat”
 Pasal 8:1-114 “Panggilan terhadap orang-orang yang tidak mengenal Allah”

STRUKTUR ISI
I. Dengan 2 Pemeran Utama
 Kerinduan mempelai perempuan kepada kekasihnya (1:1-2:7)
Dalam bagian ini beberapa orang berbicara ;
- Mempelai perempuan (1:2-4b)
- Gundik-gundik ditempat itu (1:4c,d)
- Mempelai perempuan (1:5-7)
- Mempelai laki-laki (1:8-10)
- Gundik-gundik (1;11)
- Mempelai perempuan (1:12-14)
- Mempelai lagi-lagi (1:15)
- Mempelai perempuan (1:16-2:1)
- Mempelai laki-laki (2:2)
- Mempelai perempuan (2:3-6)
- Mempelai laki-laki (2:7)
Kerinduan mempelai perempuan (1:7) hanya dipuaskan saat dia menyerahkan diri
kepada mempelai laki-laki
 Kasih yang semakin besar (Pasal 2:8-3:5)
- Mempelai menyatakan cinta kasihnya yang semakin bertambah kepada
mempelai laki-laki (2:8-17)
- Begitu besar kasihnya sehingga dia tidak tahan untuk dipisahkan dari
kekasihnya (3:1-5)
 Iring-iringan mempelai laki-laki dan pujian bagi kekasihnya (Pasal 3:6-5:1)
- Hari pernikahan raja (3:11)
- Dia datang untuk menjemput mempelai perempuan (3:6-11)
- Dia menyanyikan sebuah pujian yang menggambarkan kekasihnya dan
cintanya terhadap orang itu (4:1-5:1)
 Kesempatan yang hilang dan pujian bagi mempelai laki-laki (Pasal 5:2-6:3)
- Mempelai perempuan tidak menjawab panggilan mempelai laki-laki sehingga
mempelai laki-laki pergi lagi dan mempelai perempuan sangat menderita
(5:2-8)
- Nempelai perempuan menyanyikan pujian mengenai kekasihnya (5:9-6:3)
 Saling memuji (Pasal 6:4-8:4)
- Sekali lagi mempelai laki-laki memuji kekasihnya (6:4-7:9)
- Mempelai laki-laki menilai kekasihnya lebih baik daripada perempuan yang
lain (6:8-9)
- Mempelai perempuan menggambarkan cintanya seperti pojon-pohonan yang
mekar (7:10-8:4)
 Daya tahan cinta-kasih yang sejati (Pasal 8:5-14)
- Kedua mempelai menggambarkan kasih mereka satu sama lain seperti
‘materai’ (8:6)
- Sesuatu yang pasti sama seperti maut yang sudah pasti (8:6)
- Nyala api yang tidak terpadamkan (8:7)
- Benteng (8:9-10)
II. Dengam 3 Pemeran Utama
 Salomo menjumpai gadis diistananya (Pasal 1:1-2:7)
- Para gadis dibawa masuk ke tempat gundik-gundik raja (1:1-7)
- Raja mulai memperhatikannya tanpa menerima respons (1:8-11)
- Pikiran gadir yang tertuju kepada seorang gembala (1:12-2:7)
 Kunjungan kekasih (Pasal 2:8-3:5)
- Gembla, kekasihnya itu mengunjungi gadisnya didalam istana dan reuni
mereka diceritakan (2:18-17)
- Cerita gadis itu tentang penderitaanya dalam keadaan sehingga harus tinggal
terpisah dari kekasihnya (3:1-5)
 Salomo mengejar gadis itu (Pasal 3:6-5:1)
- Salomo berusaha membujuk gadis itu dengan kekeayaan dan kebesaran yang
ia miliki (3:6-11)
- Memuji kecantikannya (4:1-7)
- Dapat dipandang sebagai penerusan nyanyian Salomo atau sebagai nyanyian
si gembala yang ingin menarik gadis itu dari Salomo (4:8-5:1)
 Kessempatan yang hilang (Pasal 5:2-6:3)
- Si gembala datang dengan tidak disangka ntuk menjemput gadis itu tetapi
gadis itu terlambat dan kehilangan kesempatannya (5:10-6:3)
 Usaha dan kegagalan Salomo yang terakhir (Pasal 6:4-8:4)
- Raja mencoba untuk membujuk kembali gadis itu dengan memuji
kecantikannya (6:4-7:9)
- Tetapi gadis itu tetap setia kepada cinta pertamanya (7:10-8:4)
 Kedua kekasih dipersatukan kembali (8:5-14)
- Gembala dan kekasihnya pulang ketempat asal mereka (8:5)
- Gambaran besar dan kekuaan cinta sepasang kekasih itu (8:6-14)

KESIMPULAN
Cinta yang terbaik adalah cinta yang dibesarkan pada kepercayaan yang penuh satu sama
lain, kemudian juga pernikahan merupakan anugerah yang asalnya daripada Allah. Bagi
seorang wanita yang percaya kepada Allah, ia mempunyai nilai yang tinggi, tidak
memandang apakah seseorang itu berasal dari desa atau kesederhanaan yang dimilikinya.
Kebahagiaan dari cinta hanya dapat ditemukan atau dialami apabila terjadi melalui cinta
segitiga, yaitu antara suami, isteri, dan TUHAN.

Anda mungkin juga menyukai