Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN

TRITUNGGAL DALAM ABAD


PERMULAAN BAGIAN 2

KELOMPOK 2
ASNIATI 202020
RIRIN PRISILIA 2020207997
AGUSTINUS VS PEAGIUS

Agustinus, tokoh kelahiran tahun


354 dari Hippo yang telah
menganut Kristen pada tahun 386

Pelagius, tokoh kelahiran Inggris pada


perkiraan abad ke-4, dan menjadi
Kristen ketika ia berada di Roma

Agustinus dan Pelagius merupakan tokoh gereja


yang turut serta akan perkembangan mengenai
Iman Kristen. Tetapi teori yang mereka
kemukakan satu sama lain bukanlah peranan
dari salah satu pribadi Allah. Ajaran tentang
anugerah dan dosalah kontroversi yang
terjadi antara mereka.
TEORI AGUSTINUS
menyatakan pandangan teologinya tentang
kehendak bebas, dosa turunan dan anugerah
Allah.

Augustinus mengajarkan:
- bahwa manusia diciptakan Tuhan Allah dengan
karunia-karunia supranatural. Karunia-karunia ini
hilang pada waktu Adam jatuh ke dalam dosa dan
kehendak bebasnya rusak.

- Adam dan keturunannya takluk di bawah dosa.

- Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya


sendiri. Manusia hanya dapat diselamatkan karena
anugerah Allah saja.

- Sesudah Adam jatuh ke dalam dosa, seluruh


manusia berada dalam keadaan tidak bisa tanpa
dosa
TEORI AGUSTINUS

- Di sisi lainnya Allah memilih orang-orang


yang akan menerima anugerah keselamatan
dari-Nya.

- Agustinus mengartikan anugerah sebagai hal


yang berkaitan dengan pengampunan dosa.

- Sehingga Agustinus menegaskan beberapa


hal, yaitu:

1.) Karena dosa yang dilakukan oleh Adam,


semua manusia berdosa
2.) Menurutnya, kehendak bebas manusia
menjadi mati karena manusia telah jatuh ke
dalam dosa
TEORI PELAGIUS
-Pelagius tidak menerima pandangan yang
menyatakan bahwa seluruh keturunan dari Adam
terkena dosa yang menjadi akibat dari kesalahan
yang dilakukan oleh manusia pertama.

- Pusat Teologi Pelagius adalah pandangannya


mengenai kemaha-hadiran dan kebenaran
Allah.

-Baginya kebenaran Allah adalah peranan yang


menuntut dan mengadili.
TEORI PELAGIUS
Pelagius memiliki perhatian lebih terhadap
tuntutan untuk hidup kudus:
1.) menjadikan individu orang Kristen untuk
bertobat,
2.) meninggalkan kekayaan material (meskipun ia
juga tidak menolaknya) dan
3.) berfikir bahwa tidaklah sulit menjangkau
kehidupan tanpa dosa.

Pelagius juga memberi beberapa hal penekanan,


yaitu:
- Kematian bukan akibat dari dosa. Karena
baginya Adam telah diciptakan untuk mati, bahkan
ketika mati pun, ia tidak berdosa.

- Kejatuhan Adam ke dalam dosa tidak berakibat


kepada keturunannya, hal tersebut hanya terjadi
pada dirinya sendiri.
TEORI PELAGIUS
-Sampai kapanpun, anak-anak yang telah lahir tidak
berdosa

- anak bayi dapat memperoleh keselamatan ketika ia mati,


meskipun tidak di baptiskan

- kematian manusia bukan disebabkan oleh dosa

- seseorang dapat masuk ke dalam Kerajaan sorga melalui


Hukum Taurat, yang sama seperti Injil

- Terdapat orang yang berdosa sebelum Kristus

Teori kedua tokoh ini sangat berlawanan. Meskipun


demikian, teori keduanya tidak ada yang diterima oleh
gereja karena teori mereka berdua dianggap sesat atau
bidat. Oleh sebab tidak sesuai, sehingga kontroversi
keduanya dimasukkan ke dalam Konsili Kartago dan
Orange.
KONSILI-KONSILI

Perlu diketahui bahwa konsili yang diadakan pada abad permulaan


memiliki banyak tahapan yang bukan hanya terdiri dari tiga konsili saja.
Konsili-konsili tersebut meliputi:
Konsili Nicea I (th 325)
Konstantinopel I (th 381)
Konsili Efesus (th 431)
Konsili Chaeldon (th 451)

Pada pembahasan ini, kelompok menjelaskan tigas konsili pertama;


Konsili Nicea I (th 325), Konstantinopel I (th 381), dan Konsili Chaeldon
(th 451)
KONSILI NICEA TAHUN 325
KONSILI NICEA TAHUN 325

Konsili nicea adalah konsili ekumenis yang terbesar dan pertama dalam gereja, dibuat
untuk menghadapi beragam ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran
( pertentangan Arianisme dengan Atanius), terkhusus ajaran dari Arianisme yang
mengatakan bahwa bahwa Yesus bukanlah Allah melainkan hanya lah ciptaan dari
Bapa.

Istilah ‘Tritunggal’ pertama kali dicetuskan oleh Tertulianus, setelah ia menyelidiki


Alkitab secara teliti, ia mengemukakan bahwa Kristus tidak lebih rendah dari Bapa,
kemudian Roh Kudus tidak lebih rendah dari Kristus, dan tidak lebih rendah dari Bapa

Maka demi memperthankan doktrin Tritunggal ini, persetruan doktrin terjadi antara
kedua ajaran ini. Sehingga pada tahun 325 peperangan doktrin tersebut dihentikan
melalui sebuah konsili yang akan memberikan ketetapan yang besar.

Konsili Nicea, ini di adakan oleh Kaisar, dan dihadiri oleh para uskup-uskup dengan
total peserta yang hadir 318 Bishop
KONSILI NICEA TAHUN 325

Dalam Konsili, sidang dibagi menjadi dua bagian: pengikut Arius dari Gereja
Aleksandria, dan golongan pertengahan, dipimpin oleh Eusebius dari Kaisarea.

ketetapan pada konsili ini diambil secara tergesa-gesa, karena perdebatan-perdebatan


yang tidak kunjung selesai.

Athanius memenangkan hasil akhir, ia tidak puas dengan ketetapan yang dihasilkan,
karena itu bukanlah kebenaran teologi yang sesungguhnya

Mereka yang hadir pada konsili dari pihak Aleksanderia pun(yang mendominasi)
merasa ini tidak adil, dan perlu membuat rumusan yang lain sebab mayoritas peserta
rapat yang mendukung rumusan Eusebius akhirnya sadar bahwa rumusan itu masih
ambigu.

Hasil dari Konsili Nicea adalah Pengakuan Iman yang disetujui oleh semua Gereja.
Pengakuan Iman Nicea adalah Pengakuan Iman yang diakui seluruh Gereja sebelum
perpecahan.
KONSILI KONSTANTINOPEL TAHUN 381
KONSILI KONSTANTINOPEL TAHUN 381

Setelah konsili Nicaea, telah ada kesadaran penuh untuk menyatakan bahwa keselamatan hanya
dapat diperoleh jika Kristus adalah oknum Ilahi.

Setelah terjadi konsili Nicea ini, diadakan lagi konsili konstantinopel pada tahun 381.

Konsili ini dihadiri oleh 150 Bishop, yang dimana mereka mengsahkan doktrin Trinitas dan
mengakui konsep Tiga Pribadi dalam Satu Allah.

Merupakan konsili ekumenis terbesar kedua dalam gereja awal.


Diselenggarakan guna menyingkirkan ajaran sesat yang ada.

Konsili ini lebih lanjut menegaskan keilahian penuh Roh Kudus yang adalah "Allah dan pemberi
hidup yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak yang harus disembah dan dimuliakan".

Perumusan dalam Konsili Konstantinopel ini tegas mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah
sehakikat dengan Allah Bapa dan Allah Anak, sebagaimana Bapa, begitu juga Anak, begitu juga
lah Roh Kudus.

Tujuan konsili ini adalah menjamin keIlahian Roh Kudus


KONSILI CHALCEDON TAHUN 451
KONSILI CHALCEDON TAHUN 451

merupakan konsil ekumenetis terbesar keempat dalam gereja. Dalam konsili ini seperti konsili-
konsili lainnya konsili ini diadakan untuk menentang dan meluruskan tentang pandangan-
pandangan yang mungkin telah salah dimengerti atau menentang ajaran-ajaran sesat yang ada
mengenai Trinitas

Dalam konsili Chaeldon ini ada pendapat dari Dr Schaff yang mengatakan bahwa jika konsili
nicea yang pertama telah menetapkan kekekalan Kristus yang kekal dan praeksisten, maka
simbol dari konsili yang keempat ini atau biasa disebut dengan konsili Chaeldon berkaitan
dengan logos yang berinkarnasi ketika dia berjalan di atas bumi dan duduk di sebelah kanan
Allah Bapa simbol ini diarahkan untuk menentang kesalahan nestorius dan Eutychas, yang
menyetujui konsili Nicea dalam menentang Arianisme tetapi menempatkan kekalahan Kristus
dalam hubungan yang salah dengan kemanusiaannya.

Konsili causedon ini juga dikenal sebagai definisi menyatakan bahwa Kristus memiliki dua
nature ilahi ( konsumsial dengan bapak, lahir dari Maria, sang Theotokos, Yang mengandung
Allah) dan manusia ( konsubstansi dengan kita dalam kemanusiaan).
KESIMPULAN
Agustinus dan Pelagius memiliki pandangan yang berlawanan mengenai anugerah dan
dosa yang dimana bersumber dari manusia pertama. Meskipun demikian, kedua
pandangan mereka tidak ada yang dibenarkan dalam gereja oleh karena keduanya
tergolong ke dalam ajaran sesat.

Setelah timbulnya beragam ajaran mengenai keesaan Allah. Beberapa Aliran dianggap
sebagai aliran sesat mengenai Trinitas melawan teologi dari bapak Apologetik,
ditetapkannya lah sebuah konsili, dimana konsili ini betujuan untuk merumuskan
ajaran yang benar dan tepat bagi gereja sehingga tidak menyesatkan jemaat. Konsili
pertama yang diadakan disebut sebagai Konsili Nicea yang menghasilkan Pengakuan
Iman rasuli dan Pengakuan Iman Nicea. Kemudian dilanjutkan pada Konsili
Konstantinopel dimana Doktrin Trinitas dan Doktrin Roh Kudus disahkan, kemudian
Konsili Chaeldon yang menghasilkan Doktrin keilahian Yesus dan kemanusiaan Yesus
disahkan. Konsili yang dilakukan ini memiliki tujuan yaitu merumuskan Tritunggal
secara keseluruhan dan Pribadi-pribadiNya untuk kemudian dipercayai dan diimani
sebagai orang Kristen.
Q & A!!

Anda mungkin juga menyukai