Anda di halaman 1dari 4

Agama Kristen

Adanya agama Kristen tidak lepas dari rangkaian pekerjaan Tuhan ke atas manusia. Sebagai
suatu sistem tatanan, agama Kristen sama dengan agama atau bentuk keyakinan yang dianut
umat atau suku-suku bangsa yang ada di muka bumi ini. Sama dalam arti itu adalah bentuk
tanggapan dan sikap manusia atas adanya suatu kuasa diluar diri manusia. Namun bukan berarti
menjadi sama terhadap apa yang dipahami dan dipraktikan serta diajarkan.
Perbedaan subtansial agama Kristen dan agama lain adalah pemahaman terhadap cara kerja
Tuhan yang datang pada manusia. Artinya Pribadi yang dimani orang Kristen adalah Pribadi
yang memiliki kuasa luar biasa namun justru mau datang kepada manusia.
Pribadi yang memiliki kuasa diimani oleh orang Kristen menyatakan pekerjaan untuk mnusia
melalui dua hal, yakni melalui penyataan secara umum dan khusus.
Penyataan secara umum diimani bahwa Pribadi itu memiliki kuasa menciptakan alam semesta
dan manusia diberi kuasa sebagai mandataris untuk mengelolanya. Konsepsi ini diimani
berdasar kisah penciptaan langit dan bumi, serta alam semesta.
Penyataan secara khusus dipahami sebagai cara Sang Pribadi yang diimani masuk dalam
kehidupan manusia melalui bentuk-bentuk keterlibatan langsung dalam kehidupan manusia,
sejak penciptaan mnusia pertama, generasi leluhur bangsa Israel, bangsa Israel dan seterusnya,
sampai dengan datang sendiri dalam fisik manusia bernama Yesus.
Sang Pribadi yang datang ke dalam kehidupan manusia bernama Yesus, dan menyatakan karya
penyelamatan untuk membebaskan manusia dari dosa. Sebab ketika manusia pertama jatuh
dalam dosa, lalu dikeluarkan dari tempat asal-muasalnya yakni Taman Eden atau Firdaus, maka
manusia tidak bisa lagi kembali ke tempat itu. Hanya dengan cara bahwa Sang Pribadi masuk ke
dalam kehidupan manusia itulah yang diimani orang-orang Kristen.
Diimani adalah ungkapan lain dari percaya atas apa yang dikerjakan Yesus yang juga merupakan
Kristus atau Mesias. Setelah selesai menyatakan pekerjaan memyelamatkan manusia dengan cara
berkorban, lalu kembali ke kondisi semula, maka Sang Pribadi tetap konsisten tinggal serta
dalam hidup manusia namun dengan cara tidak terlihat, yakni sebagai Roh. Sang Pribadi sebagai
Roh inilah yang menggerakkan manusia untuk percaya pada Yesus Kristus, hingga menjadikan
adanya persekutuan karena keinginan untuk mengikatkan diri sebagai sesama yang percaya pada
Yesus Kristus. Aktivitas mereka sebatas di kota bernama Yerusalem lalu kemudian berkembang
siring mandat dari Yesus Kristus untuk memberitakan kabar sukacita (Injil) keselamatan tekah
nyata.
Pada masa awal perkembangannnya mereka hanya menjadi jemaat yang melaksanakan aktivitas
persekutuan yang baru, namun ditengah tantangan dan ancaman nyata dari pihak-pihak yang
tidak senang dan anti Yesus Kristus. Namun semangat untuk memberitakan kabar baik tersu
dilakukan oleh murid-murid Yesus Kristus yangpada suatu ketika saat ada di kota suatu kota
bernama Antiokia, orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus disebut dengan nama Kristen
(Yunani: christianos). Hal tersebut dituangkan dalam ayat kitabsuci dari Kisah Para Rasul 11:26.
Ajaran-ajaran diseputar Gereja Mula-mula

Seiring dengan perkembangan kekristenan yang mulai keluar dari Yerusalem, maka semakin
banyak orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan menjadi komunitas baru. Meski demikian
kekristenan juga tumbuh berkembang dibawah tekanan penguasa kekaisaran Romawi yang
kejam, serta adanya ajaran yang lebih dulu ada. Disamping itu kekristenan juga menghadapi
problematika internal dengan munculnya pemahaman imaniah yang dipersoalkan sehingga
kontroversial.
Beberapa diantaranya dapat disebutkan di bawah ini :

a. Gnostik (dari asal kata Yunani gnosis artinya pengetahuan atgau hikmat)
Ajaran ini didasarkan pada upaya manusia mencari dan mencapai hikmat tertinggi, yang
menjadi rahasia ilahi tempat asal-usul manusia dengan gnosis atau pengetahuan. Itulah
yang menjadi jalan atau lompatan bagi manusia mencapai derajat hidup tertinggi hingga
sampai nirwana atau surga.
Pada masa wal gereja berkembang, gnostik juga merasuki anggota gereja disekitar tahun
150 dipelopori oleh Basilides de Alexandria dan Valentinus de Roma.
Mereka mengajarkan :
1) Allah yang tertinggi adalah Roh dan tidak ada hubungannya dengan dunia ini
2) Dunia ini dijadikan oleh Allah yang rendah bernama Demiurgos.
3) Manusia memiliki sebagian kecil dari percikan illahi di dalam dirinya dari roh illahi
yang mahatinggi
4) Kristus diutus oleh illahi yang mahatinggi dengan tubuh maya untuk membebaskan
bagian kecil atau percikan ilahi supaya kebali kepada ilahi yang mahatinggi dengan
askese dan mistik agsr tercapai kesatuan ilahi dengan manusia.
b. Marcionisme
Marcionisme dimulai dari seorang bernama Marcion yang kaya raya dari Bandar Sinope
di Laut Hitam. Ia mengajarkan bahwa
1) Allah dalam masa Perjanajian Lama adalah Allah yang rendah derajadnya dan tidak
sempurna meskipun ia menciptakan langit dan bumi. Allah Perjanjian Lama juga
dianggap bengis karena selalu menghukum manusia setiap ada pelanggran.
2) Yesus Kristus diutus oleh ilah lain yang dianggap mahatinggi dan besar, dengan
tugas Yesus adalah membebaskan manusia.
3) Bila manusia percaya maka akan menyangkal Allah Perjanjian Lama yang telah
menciptakan langit dan bumi, dan mau berserah kepada ilahi yang mahatinggi yang
mengutus Yesus.
c. Montanisme
Diajarkan oleh seorang bernama Montanus yang sebanrnya adalah pemeluk agama
Kristen yang baru bertobat, karena merasa mendapatkan pengalaman berbahasa lidah
(glosarium) ditengah keinginannya mendamba kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
Dalam menyampaikan pengajarannya, ia dibantu oleh dua orang yang dianggap dapat
melaksanakan fungsi kenabian, yakni nabiah bernama Priscilia dan Maximilia.
Ajaran montanisme antara lain:
1) Roh Penolong sudah datang ditandai dengan adanya orang yang dapat berbahasa
lidah dan berextase (kondisi yang dianggap jiwanya untuk sementara dapat
meninggalkan raga)
2) Yesus hampir datang karena itu orang percaya harus melepaskan ikatan duniawinya
dan berkumpul di Pepusa (desa kecil di Awilayah Asia Kecil) untuk menantikan
kedatanganNya.
3) Roh Penolong menuntut orang percaya untuk hidup suci dengan jalan askese dan
berpuasa.
d. Ajaran Arius
Ojaran ini dimunculkan oleh seorang bernama Arius seorang presbiter dari Alexandria.
Tahun 318 ia mengemukakan pendapat hingga mengajarkan bahwa Kristus atau Logis
bukan Allah sejak kekal, tetapi mahluk Allah yang tertinggi derajatnya yang kemudian
diangkat menjadi Anak Allah.
Pendapat Arius ditentang oelh Uskup Alexandria yang bernama Alexander berdasar
kitabsuci bahwa Kristus atau Logos adalah Allah sejak kekal dan Kristus adalah Allah
yang kekal sejak semula sehingga Kristus berkuasa menyelamatkan manusis.
Ternyata pendapat Arius benyak pengkikutnya, sehingga timbul perselisihan jemaat dan
pada akhirnya diadakan suatu konsili di Nicea tahun 325 atas prakarsa Kaisar
Konstantiunus Yang Agung. Dalam konsili itu disepakati bahwa Kristus atau Logos itu
homo-huios dengan Bapa (sama se-zat atau se-hakekat dan memiliki kerapatan).
Ajaran Arius dilanjutkan oleh pengikutnya bernama Eusebius de Nikomedia seorang
Uskup dai Konstantinopel. Sedangkan ajaran Alexander dilanjutkan oleh Athanasius.
Pada tahun 381 pertikaian ajaran Arius dan Alexander berhendi dengan adanya
kesepakatan melalui Konsili Konstantinopel yang intinya menyepakati bahwa Anak,
Logos adalah homo-ousios atau sehakekat dengan Bapa, maka ajaran Arius tidak
diberlakukan lagi.
e. Ajaran Apolinaris.
Seorang bernama Apolaris de Laodekia mengajarkan bahwa Kristus telah menjelma
manusia dan beroleh jiwa dan tubuh manusia tetapi roh atau aku-nya diganti Logos ilahi.
f. Ajaran Netorian
Seorang patriach Konstantinopel bernama Nestorius mengajarkan bahwa hubungan
antara kedua tabiat Kristus yaitu tabiat ilahi dan tabiat manusiawinya tidak erat, tidak
bercampur dan mempertahankan sifatnya sendiri-sendiri, ada yang dilakukan tabiat ilahi
sendiri dan ada tabiat yang dilakukan oleh manusiawinya sendiri.
Ajaran ini ditentang oleh Cyrilus seorang patriach dari Alexandria yang mengajarkan
keesaan kedua tabiat Kristus yang diterima pada Konsili Efesus pada tahun 431.
Namun kelompok Nestorian tidak terima dan memunculkan konflik lagi, hingga melalui
Konsili Chalsedon tahun 451 merumuskan bahwa Ia, Kristus bertabiat dua dalam satu
okmun. Kedua tabiat itu tidak bercampur dan tidak berubah, tidak terbagi dan tidak
terpisah.

Anda mungkin juga menyukai