Anda di halaman 1dari 3

Prolegomena dan Bibliologi Yohanes Budhi, M.Div.

Nurcahyo Teguh Prasetyo/I (2004) [Tanggal/bulan/tahun dikumpulkan] HERESIES

Kata heresy berasal dari kata Yunani hairesis, dimana makna aslinya tidak lebih busuk dari kata partai. Kata ini digunakan dalam nuansa netral pada Kisah Para Rasul 5:17 (mazhab), 15:5 (golongan), dan 16:5 (jemaat-jemaat). Dalam mula-mula sejarah kekristenan awal, kata heresy digunakan di dalam pengertian pemisahan atau perpecahan sebagai hasil iman yang salah (I Korintus 11:19; Gal.5:20). Kata ini ditujukan pada doktrin maupun partai dengan doktrin tertentu yang tanpa ada toleransi hendak menghancurkan kesatuan gereja Kristus. Pada masa gereja awal, heresy tidak ditujukan pada pertentangan doktrin yang sederhana saja, namun ditujukan pada sesuatu yang tampak memotong hal-hal paling dasar dari kekristenan, misalnya saja melibatkan doktrin Allah dan doktrin Kristus-yang kemudian disebut special theology dan Kristologi.1 Berikut beberapa bentuk heresy dan pengertiannya: Doketisme: Berasal dari kata Yunani dokein, yang berarti secara semu. Ajaran ini mengatakan bahwa Firman Allah hanya secara semu saja menjadi manusia. Pada zaman para rasul, ajaran ini sudah ada (mis. 1 Yohanes 4:2).2 Ebionisme: Kaum Ebionit (atau sebagian dari mereka), terpaksa menyangkal keilahian Kristus. Mereka menganggap-Nya sebagai manusia biasa, anak Yusuf dan Maria, yang memperoleh kualitas-Nya setelah dibaptiskan menjadi Mesias, oleh karena Roh Kudus yang turun ke atas-Nya.3 Pelagianisme: Ajaran dari Pelagius (Abad V Masehi) yang menyangkali dosa warisan. Menurut ajaran ini, orang dilahirkan tanpa dosa. Akibat dari dosa manusia pertama bukanlah dosa warisan, melainkan teladan yang jahat. Kasih karunia Allah bukan karunia keselamatan, melainkan pemberian teladan yang baik, yaitu Kristus, hukum, pernyataan umum. Manusia dapat berusaha sendiri untuk menjadi sempurna, manusia adalah sehat. Ajaran ini ditentang oleh Agustinus yang mengajarkan bahwa manusia mati karena dosadosanya. Yang menjadi ajaran gereja kemudian adalah semi-pelagianisme, yang mengajarkan bahwa walaupun manusia sakit, ia masih bisa berbuat baik tetapi membutuhkan bantuan Allah.4 Tentang Kristus, Pelagius melihat Kristus bukan sebagai karunia penyelamatan Allah, melainkan sebagai teladan baik, sejajar dengan hukumhukum dan wahyu umum. Manicheanisme: Suatu bentuk Gnostik yang memandang Yesus sebagai mahluk sorgawi yang luput dari penderitaan dan diutus kepada Adam dan Hawa untuk mengajarkan jalan pembebasan dan mengingatkan mereka (khusus) tentang sensualitas, tapi tidak sepenuhnya berhasil. Pendirinya bernama Mani (abad III Masehi). Mani menganggap dirinya Sang Paraklet, yang menyatakan ajaran Budha, Zoroaster, dan Yesus. Kerajaan kegelapan dan kerajaan terang berperang, roh dan benda. Manusia adalah roh tetapi penuh dengan benda. Jalan sejarah akan memisahkan roh dari benda. Roh akan kembali kepada terang, benda akan dilemparkan ke dalam tempat kegelapan.
1

Edward Peters (ed.), Heresy and Authority in Medieval Europe, (Philadelphia: University of Pennsylvania Press,

1989), 2-3
2 3

R. Soedarmo, Kamus Istilah Theologia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 25-26 Louis Berkhof, Teologi Sistematika, (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia), 1998), 9 4 R. Soedarmo, Kamus Istilah Theologia, 73

Manusia harus memilih, tetapi pada akhirnya akan dialami: ikut ke kerajaan terang atau ke dalam tempat kegelapan.5 Sebutan Manicheanisme mengikuti nama Mani yang dieksekusi di Persia dalam tahun 276 M. Agama Mani muncul di Babylonia pada abad ke3 Masehi dan hidup sampai invasi-invasi Mongolia abad ke-13. Mani lahir tahun-tahun awal abad ke-3, mungkin sekitar tahun 215, di Babylonia. Ia yakin bahwa dirinya terpilih untuk mewartakan iman baru. Mani memulai misi umumnya tahun 242, dengan berjalan jauh dan mengunjungi India dan Cina di samping negara-negara di Asia Tengah. Pertentangannya dengan Magi, imamat Zoroaster, menyebabkan eksekusinya sekitar tahun 276 M.6 Mani menjelaskan problem of Evil di alam semesta ini dengan menyatakan bahwa allah kegelapan telah mencuri percikan sinar ilahi dan memenjarakannya di dalam tubuh manusia, karena itu tujuan hidup manusia adalah untuk melepaskan percikan-percikan sinar ilahi itu dengan menekan segala keinginan tubuh.7 Dengan lebih mendetil, Lorens Bagus memaparkan beberapa butir ajaran Manicheanisme sebagai berikut: 1. Ajaran tersebut memuat suatu paduan dualisme Zarathustra (Zoroaster) Persia dengan unsur-unsur gnostik dan unsur-unsur Kristiani. Kerangka konflik dunia dan penebusan dunia berkisar pada oposisi baik dan buruk; baik dan buruk diidentikkan dengan terang dan kegelapan. Allah adalah Penguasa Kerajaan Terang; Setan Penguasa Kerajaan Kegelapan. Allah kekal, sedangkan setan campuran atau paduan unsur-unsur kegelapan. Pertempuran sengeit telah berlangsung di antara dua kekuatan ini. Allah menghasilkan Manusia Pertama untuk membantu-Nya dalam pertempuran dan Manusia Pertama dikalahkan oleh setan. Dunia sekarang ini dibentuk oleh kekuatan-kekuatan surga dariwi dari khaos kegelapan dan terang akibat pertempuran. Bahkan pada tingkat yang tak bernyawa terdapat terang yang dibebaskan dari kegelapan. Mekanisme pembebasan pada tingkat manapun merupakan tonggak kemuliaan yang memungkinkan terang naik ke bulan, matahari, dan wilayah-wilayah yang lebih tinggi. Sisten perbintangan (zodiak) oleh pengikut Manichean dianggap sebagai salah satu mekanisme yang memungkinkan terang bebas untuk memulai kenaikannya kepada Allah. 2. Kaum Manichean menolak pendapat yang mengatakan bahwa dosa dan kesalahan merupakan pelaku (sebab-sebab) kejahatan yang bertanggung jawab dan bebas. Karena materi dan kejahatan dianggap sebagai suatu hal yang sama, orang-orang terpilih berikrar untuk tidak makan daging, tidak memiliki harta kekayaan, tidak melakukan pekerjaan jasmani dan tidak kawin. Pada saat Mani masih hidup, gagasangagasannya sudah tersebar ke India dan Cina. Gagasan-gagasan tersebut mempunyai pengaruh besar atas agama Kristiani Barat selama abad Pertengahan (Kaum Katharis). Sebelum masuk agama Kristen, Agustinus merupakan seorang penganut Manicheanisme selama bertahun-tahun. 3. Beranggapan bahwa Allah telah mewahyukan diri-Nya kepada manusia melalui beerapa wakil-Budha di India, Zoroaster di Persia, Yesus di Israel-Mani mengakui dirinya sebagi utusan Allah ke Babylonia. 4. Umat manusia berasal dari setan, dan kekuatan-kekuatan kegelapan berasal dari usahanya untuk memenjarakan dan memiliki unsur-unsur terang sedapat mungkin.
5 6

Ibid., 60 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), 562 7 Edward Peters (ed.), Heresy and Authority, 32

Yesus yang menurut interpretasi ini merupakan suatu mahluk surgawi yang luput dari penderitaan, dikirim kepada Adam dan Hawa untuk mengajarkan mereka jalan pembebasan dan untuk mengingatkan mereka khusus untuk mengenai sensualitas. Ajaran ini tidak seluruhnya berhasil, dan Allah telah mengirim para nabi kepada manusia untuk mengajarkan mereka gnosis (pengetahuan) sejati tentang terang dan kegelapan. 5. Manusia diharapkan hidup sedemikian sehingga terang di dalam dirinya akan membuka jalan baginya kepada Allah, dan kegelapan dapat dicampakkan ke neraka. Pembebasan terang dicapai dengan hidup askese murni, dan dihambat oleh penyembahan berhala, perbuatan, perkataan atau pikiran yang kotor, kematian, dan hubungan seksual. 6. Guna menyediakan pembebasan terang sedapat mungkin, dibangun suatu organisasi kemasyarakatan yang terdiri dari anggota luar yang dinamakan Pendengar atau Penempur dan anggota dalam, yaitu Yang Terpilih. Kelompok Terpilih menjauhkan diri dari daging, anggur dan petik buah-buahan dan sayur mayur. Para pendengar dengan demikian memasok buah dan sayur-sayuran yang diperlukan oleh Yang Terpilih. Para Pendengar diperbolehkan makan daging, kendati mereka tidak boleh membunuh binatang. Juga para pendengar diizinkan kawin dan bekerja, sedangkan Yang Terpilih tidak boleh kawin maupun memiliki harta. 7. Pada waktu mati Yang Terpilih baik dengan tonggak kemuliaan melalui pemberhentian-pemberhentian menuju dunia terang. Para Pendengar harus mengalami penyucian yang lama sebelum bergabung dengan Yang Terpilih. Jiwa-jiwa orang jahat mengembara di dunia sampai terjadi pemisahan final kegelapan dan terang dalam kebakaran dunia yang berlangsung 1458 tahun. Pada saat ini jiwa-jiwa jahat akan menemukan kediamannya di alam kegelapan.8 Arianisme: Membedakan antara Kristus dan Logos sebagai pikiran Ilahi. Kristus disebut sebagai ciptaan yang ada secara pratemporal, bersifat melebihi manusia, ciptaan pertama, bukan Allah dan tidak lebih dari manusia. Athanasius menentang Arius dan dengan kuat mempertahankan pendapatnya bahwa Allah Putera setara secara substansi dan berasal dari esensi yang sama dengan Allah Bapa, sebuah pendapat yang secara resmi diterima oleh Konsili Nicea tahun 321. Semi-Arianisme mengemukakan pendapat tentang via-media, dengan cara mengatakan bahwa Allah Putera memiliki esensi yang sama dengan Allah Bapa.9 Apollinarianisme: Apollinaris menerima pandangan Yunani tentang konsep Trikotomi dalam diri manusia yaitu tubuh, jiwa, dan roh. Ia berpendapat bahwa Logos mengambil posisi roh (pneuma) dalam diri manusia, yang ia anggap sebagai posisi dosa. Ia terutama tertarik pada usaha menekankan kesatuan pribadi Kristus. Akan tetapi ia melakukan hal ini dengan mengorbankan kemanusiaan yang lengkap dan pribadi Kristus, tanpa mengorbankan keilahian-Nya yang sesungguhnya; dan juga untuk tetap mempertahankan ketidakberdosaan-Nya. Ia melakukan hal ini dengan mengorbankan kemanusiaan Juruselamat kita, dan tentu saja pendapatnya ditolak oleh Konsili Konstantinopel tahun 381. Apollinaris hanya memenuhi satu hal saja, yaitu kesatuan pribadi Kristus.10
8 9

Lorens Bagus, Kamus Filsafat, 562-564 Louis Berkhof, Teologi Sistematika, 11 10 Ibid.

Anda mungkin juga menyukai