Anda di halaman 1dari 36

ANTI-HERETIK

AWAL
Gereja vs Bidaah di abad ke-2
BIDAAH AWAL
◦ Perjumpaan Kristianitas dengan peradaban non-Yahudi, khususnya di kota-kota besar, membuka masuknya orang-
orang berpendidikan tinggi (atau para filsuf) untuk menjadi Kristen. Termasuk pula mereka yang memiliki latar
belakang kepercayaan gnostik atau agama-agama misteri.
◦ Persoalan muncul ketika para penganut gnostik atau kepercayaan-kepercayaan lain tersebut tidak meninggalkan
kepercayaan lamanya, alih-alih malahan mencampuradukannya dengan ajaran Kristiani. Akibatnya adalah suatu
pandangan sinkretisme yang mengacaukan dan menyesatkan ajaran yang benar!
◦ Kristianitas benar-benar berjuang untuk mempertahankan diri dari pandangan eksternal seperti Yudaisme dan
Paganisme, dan juga dari dalam, seperti bidaah Doketisme, dan Gnostisisme
◦ Bidaah, yang mengancam Kristianitas secara internal, bersifat merusak persatuan Gereja sebagai Tubuh Kristus secara
serius, sebab ajaran-ajaran sesat mereka menjauhkan pengikut Kristus dari kebenaran iman.
Bidaah di Era Para Rasul
◦ Penyimpangan ajaran telah muncul pada era para rasul seperti yang terungkap dalam 1 Timotius 2:16-18 yang menyebut
Himeneus dan Filetus yang mengajarkan ajaran sesat bahwa “kebangkitan kita telah berlangsung” (ay.18) Ajaran mereka
tersebut meyakini bahwa situasi kebangkitan telah dialami oleh orang Kristiani sehingga eskatologi di masa mendatang
tidak ada lagi.
◦ Pandangan dualisme yang kerap dikaitkan dengan ajaran Plato juga berpengaruh pada gagasan-gagasan bidaah yang
memisahkan hal-hal fisik dengan yang spiritual. Pandangan tersebut berdampak pada munculnya paham Doketisme yang
kelak akan berlanjut pada era Ignatius dari Antiokhia. Persoalan doketisme inilah yang tampaknya dihadapi Rasul Paulus
dalam persoalan tentang kesatuan jemaat dan Ekaristi di Korintus (1 Kor 6:12-20) dan ajaran kristologi tentang
kemanusiaan Kristus di Kolose (Kol 1:22; 2:12-14)
◦ Surat Yohanes mengingatkan pula akan kesesatan (doketisme) yang menyangkal kemanusiaan Kristus (1 Yoh 4:1-3)
◦ Masuknya pandangan paganisme yang akrab dengan banyak dewa juga menjadi perhatian Rasul Paulus misalnya kepada
Jemaat Kolose agar mereka tidak tertawan dengan filsafat palsu dan kosong menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh
dunia (Kol 2:8).
DOKETISME
◦ Doketisme yang muncul sejak era para rasul menjadi ancaman Gereja yang masih bertunas di berbagai penjuru tempat.
Gnostisisme Kristen
◦ Kata kunci Gnostisisme terletak pada kata ‘gnosis’ atau pengetahuan. Pandangan atau ajaran yang terkait dengan
gnostisisme selalu mengutamakan pengetahuan sebagai syarat mutlak meraih kesempurnaan atau keselamatan.
Gnostisisme telah muncul sebelum Kristianitas yang didasarkan pada pandangan dualisme dalam segala aspek.
Pandangan ini memperoleh pijakan spekulatif melalui ajaran-ajaran para filsuf.
◦ Berbeda dengan paham gnostis pra-Kristen, gnostisisme Kristen memperoleh acuannya dalam ajaran Kristiani tentang
keesaan Allah, yaitu Bapa dan dalam Kristus Yesus, Sang Penebus. Berbeda dengan Kristianitas yang mendasarkan
diri pada iman, para gnosis Kristen memiliki agenda untuk mengangkat Kristianitas dari tataran iman menuju pada
tataran pengetahuan. Hal ini didorong oleh perlunya gnosis sebagai syarat meraih keselamatan.
Gnostisisme Kristen
◦ Gnostisisme Kristen memiliki dua pendekatan dalam memandang Kristus :
1. Doketis
Gnostisisme ini mengakui Kristus sebagai roh secara murni tanpa terkait dengan badan. Hal ini didasarkan pada paham
dualisme yang memisahkan antara yang rohani dengan jasmani, sebab yang rohani dipandang sebagai yang baik dan
murni, sedangkan yang jasmani adalah buruk di dalam dirinya.
Paham gnostisisme jenis ini tampak dalam praksis hidup penganutnya yang melakukan gaya hidup askese ketat, untuk
melepaskan diri dari segala hal yang jasmani dan buruk
2. Kristologi hibrida
Gnostisisme ini tetap memegang prinsip dualisme, namun tetap meyakini beberapa hal tentang kejasmanian Kristus.
Tubuh Yesus dilihat bukan sebagai jasmani fisik melainkan hadir sebagai tubuh ethereal atau tubuh yang tercerahkan.
Pandangan gnostis ini muncul karena kisah-kisah Yesus dengan jelas menarasikan kehadiran Kristus sebagai pribadi
manusia yang bertubuh. Namun bagi mereka, hidup Yesus sebagai manusia sebenarnya bukanlah suatu kenyataan
melainkan sebagai suatu penampakan atau ilusi saja.
Gnostisisme ini kemudian memisahkan nama Yesus dan Kristus sebagai dua realita, bahwa Yesus menampakkan realitas
ketubuhan-Nya, sedangkan Kristus adalah realitas rohani-Nya yang murni.
Gnostisisme Kristen
◦ Literatur Kristen menyebut nama Dositheus dan Menander sebagai pelopor gnostisisme. Keduanya adalah orang
Samaria. Origenes mengatakan bahwa Dositheus mengklaim dirinya sebagai Mesias yang dinubuatkan oleh Musa,
sedangkan menurut Yustinus, Menander mengklaim bahwa dirinya diutus oleh kuasa yang tak kelihatan sebagai
penebus umat manusia.
◦ Cerinthus mengajarkan Kristologi hibrida bahwa Kristuslah yang turun atas Yesus pada saat pembaptisan-Nya dan
meninggalkan Yesus sesaat sebelum kematian-Nya di kayu salib.
◦ Basilides dari Aleksandria memiliki pandangan filosofis dalam gnostisismenya. Ia mengajarkan gagasan
personifikasi dan pengilahian dari keutamaan-keutamaan seperti Kebijaksanaan (Sophia) dan Pikiran (Nous). Menurut
Basilides nama Kristus sebenarnya adalah nama lain dari Nous. Dia mengajarkan bahwa Kristus yang adalah Nous
turun atas manusia Yesus pada saat pembaptisan-Nya.
◦ Basilides mengajarkan bahwa Kristus turun dari langit tertinggi untuk mengajarkan pengetahuan rahasia (gnosis) agar
para pengikut gnosis dapat naik mencapai langit atau surga tertinggi
◦ Tentang kisah sengsara Kristus, Basilides mengajarkan bahwa Kristus secara ajaib bertukar dengan Simon dari Kirene
sehingga Simonlah yang kemudian memanggu salib dan disalibkan.
Gnostisisme Kristen
◦ Valentinus adalah tokoh gnostik yang pengaruhnya cukup luas. Ia mengajarkan suatu tatanan sosial bahwa ada 3
kasta, yaitu : (1) Rohani, (2) Berjiwa, (3) Jasmani. Yang Rohani adalah strata tertinggi dan gnosis diperuntukkan bagi
Valentinus dan para pengikutnya. Yang Berjiwa, meliputi orang-orang Kristen non-gnostic, berada di tataran tengah
yang memiliki kesempatan meraih keselamatan namun tidak secara penuh dan sempurna. Mereka yang tergolong Yang
Jasmani tidak berpeluang meraih keselamatan, yaitu orang-orang Yahudi dan pagan.
◦ Kosmologi yang dianut oleh Valentinus berbicara tentang pleroma, yaitu langit purbawi. Di dalam pleroma terdapat
banyak aeons, yang salah satunya adalah Sophia, yaitu Ibu dari Allah Perjanjian Lama. Allah tersebut, bagi Valentinus,
adalah ilah yang tidak berkompeten dan cenderung jahat. Dunia ini tercipta oleh karena kesalahan atau upaya buruk
dari Sophia yang hendak menjadi pencipta tanpa peran serta seorang ilah laki-laki. Adapun aeon lainnya adalah Kristus
yang turun untuk bersatu dengan Yesus dan kemudian menyampaikan gnosis agar semua pengikut gnosis dapat
kembali kepada pleroma.
Marcionis
◦ Marcion adalah tokoh bidaah awal yang ajarannya mengancam kesatuan jemaat, sehingga pada tahun 144 Marcion
diekskomunikasi. Dia mendirikan jemaatnya sendiri dengan struktur hirarkinya yang mirip dengan Gereja dan liturgi
yang hampir sama. Kemiripan inilah yang menyebabkan aliran Marcion menyebar luas dan bahkan bertahan hingga
awal abad ke-5.
◦ Marcion dipengaruhi oleh gurunya, Cerdo, yang mengajarkan bahwa Allah Perjanjian Lama berbeda dengan Allah
dalam Perjanjian Baru. Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang jahat, pemarah, dan pencemburu, yang berbeda
dengan Allah Perjanjian Baru yang penuh kasih dan maha Rahim. Cerdo melihat bahwa Allah Perjanjian Lama
bukanlah Allah melainkan hanya sebagai ilah yang lebih rendah atau disebut sebagai demiurgos. Demiurgos adalah
pencipta dunia, sehingga akibatnya ciptaan ini sifatnya tidak sempurna dan buruk. Ajaran ini mengacu pada Yes 45:7!
◦ Marcion memeluk erat ajaran Cerdo ini, sebab ia meyakini bahwa ajaran tersebut menjawab persoalan adanya
keburukan atau kejahatan di dunia ini. Ajaran Cerdo tersebut langsung menunjuk bahwa akar persoalan kejahatan
adalah Allah dalam Perjanjian Lama dan menyingkapkan Allah yang benar sebagaimana diajarkan oleh Kristus.
Marcionis
◦ Sejalan dengan ajaran Cerdo, Marcion juga mengajarkan adanya dua Allah, yaitu Allah Perjanjian Lama yang jahat
dan Allah Perjanjian Baru yang penuh kasih. Allah yang jahat itulah yang menciptakan dunia dan memenjarakan
manusia dalam alam material dan tubuh yang fana.
◦ Yesus datang dari Allah yang baik, yang disebut Bapa dan melakukan hal-hal yang berbeda dengan para nabi
Perjanjian Lama, Hukum Taurat dan semua pekerjaan Sang Pencipta Dunia. Kedatangan Yesus adalah untuk
membebaskan umat manusia dari kekangan dunia material dan dari Allah Perjanjian Lama atau Sang Penguasa Dunia
yang jahat.
◦ Marcion memiliki pandangan doketis tentang Kristus dengan menolak kemanusiaan-Nya. Pandangan doketis Marcion
ini disampaikan oleh Hipolitus dalam Refutation of All Heresies 10. 15 tentang Marcion dan Cerdo : “And he
asserts that he appeared as a man though not being a man, and as incarnate though not
being incarnate.” 
◦ Tertulianus mendedikasikan satu tulisan khusus yang melawan ajaran Marcion, yaitu Against Marcion yang terdiri dari
4 bab/buku. Buku tersebut melawan pandangan sesat Marcion tentang Allah dan Kristus.
Marcionis
◦ Pandangan Marcion yang anti terhadap Allah dalam Perjanjian Lama menyebabkan penolakannya terhadap semua
kitab dalam Perjanjian Lama dan sebagian besar buku-buku Perjanjian Baru. Marcion Menyusun daftar kanon Kitab
Suci yang dipandangnya benar, yaitu Injil Lukas dengan beberapa redaksi yang membuang semua hal berkaitan
dengan kelahiran Kristus, Allah Bapa sebagai Pencipta, dan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus sebagai pemenuhan
nubuat Perjanjian Lama. Ia juga menyertakan beberapa surat Paulus dengan memilih hanya yang isinya tidak terlalu
mengandung kemanusiaan Yesus.
◦ Ia membuat kanon Kitab Sucinya sebagai Injil (Lukas yang telah ia sortir), Surat (Paulus yang telah ia sortir), dan
Antitesis (penolakannya terhadap Perjanjian Lama dan Kitab-kitab lain)
Marcionis
◦ Pandangan eskatologis Marcionis tidak mengharapkan suatu kebangkitan badan melainkan suatu reinkarnasi
pembebasan jiwa dari badan. Mereka yang dipandang tidak mencapai transendensi setelah kematiannya akan
bereinkarnasi ke dalam tubuh yang lain dan belum terbebas.
◦ Marcionis memiliki gaya hidup asketik yang ketat yang menuntut cara hidup selibat bagi para anggotanya. Mereka
menolak anggur yang kemungkinan dipengaruhi pandangan doketis yang menolak kemanusiaan Kristus, demikian
juga kehadiran nyata-Nya dalam Ekaristi yaitu darah Kristus dalam rupa anggur. Maka, perayaan Ekaristi mereka
rayakan hanya menggunakan air.
Anti-Heretik
◦ Terhadap bidaah-bidaah yang mengancam kesatuan jemaat dan merusak iman, ada dua jalan yang ditempuh dalam
menghadapi mereka, yaitu :
1. Otoritas gerejawi
Karena sifatnya yang mengancam, otoritas gerejawi mengambil langkah ekskomunikasi terhadap para bidaah dan
pengikutnya. Langkah ini juga dilanjutkan dengan penulisan surat-surat pastoral yang bertujuan untuk
mengingatkan jemaat akan bahaya dari bidaah yang dimaksud
2. Tanggapan para teolog
Langkah defensive juga dilakukan oleh para penulis Kristiani yang menjelaskan kesalahan dan kesesatan bidaah-
bidaah serta menunjukkan ajaran Kristiani yang benar dengan pendasaran Kitab Suci dan Tradisi.
(1) Otoritas Gerejawi terhadap Bidaah
◦ Beberapa Paus dan Uskup pada abad ke-2 menuliskan beberapa surat yang memuat bahaya-bahaya dari para bidaah
dan skisma yang terjadi di tengah-tengah jemaat
◦ Paus Soter dan Eleutherus menolak bidaah Montanis
◦ Paus Victor I mengekskomunikasi Theodotus yang mengajarkan bahwa Yesus menjadi Allah setelah kebangkitan-Nya
◦ Paus Zephyrinus melawan bidaah Sabelius. Hal itu ditulis oleh Hipolitus yang memberi kesaksian bahwa Paus
Zephyrinus mengatakan bahwa “I know one God only, Jesus Christ, and beside him no other who was begotten and
who could suffer”
◦ Dionysius, Uskup Korintus, melawan bidaah Marcion (dalam suratnya kepada Jemaat Nikomedia) dan Montanisme
(dalam suratnya kepada Jemaat Amastris dan Gnossus), sebagaimana diriwayatkan oleh Eusebius.
◦ Serapion, uskup kedelapan dari tahta Antiokhia, berhadapan dengan bidaah Montanisme. Eusebius menulis riwayatnya
bahwa Serapion menulis surat kepada Jemaat di Rhossus tentang kesesatan tulisan bidaah berjudul Injil Petrus yang
memuat pandangan doketis
(2) Para Teolog Anti Heretik
◦ Kesaksian Eusebius sebagai tokoh penulis sejarah Gereja memberikan informasi tentang upaya para teolog Kristiani dalam
menghadapi berbagai bidaah yang muncul bagaikan ilalang di ladang gandum. Sayangnya, tulisan-tulisan para teolog tersebut
Sebagian besar tidak ditemukan, karena salah satunya disebabkan karena penganiayaan dan tekanan kepada Kristen hingga
abad ke-4
◦ Eusebius menyebut beberapa penulis/teolog yang berjuang membela iman yang benar di abad ke-2, seperti :
◦ Theophilus dari Antiokhia (uskup) yang kedua tulisannya melawan bidaah gnostic, khususnya terhadap Hermogenes dan Marcion,
◦ Philip dari Gortyna (uskup) yang menulis risalah melawan Marcion,
◦ Agripa Castor melawan Basilides,
◦ Modestus melawan Marcion,
◦ Rhodon melawan Marcion dan Apelles,
◦ Maximus membahas persoalan kejahatan dan keburukan materi
◦ Musanus melawan penganut Encratites
◦ Candidus dan Apion menulis tentang Kejadian (penciptaan)
◦ Sextus menulis tentang Kebangkitan, dsb
Ireneus dari Lyon
◦ Ireneus merupakan salah satu tokoh yang disebut sebagai Teolog, karena sebelumnya para penulis Kristiani umumnya
adalah para katekis, etikawan, apologis, dan filsuf.
◦ Ireneus dipandang sebagai murid Polikarpus sehingga ia adalah generasi ketiga uskup pada awal Gereja dan hanya
berjarak dua generasi dengan ajaran para Rasul. Polikarpus mengutus dia untuk menjadi imam di Gaul (sekarang
Prancis) di bawah Uskup Pothinus.
◦ Dia tidak termasuk para martir di Lyon sebab ia diutus ke Roma untuk membicarakan persoalan gerakan karismatik
Montanis dengan Uskup Roma. Sekembalinya dari Roma pada tahun 177, dia terpilih menjadi Uskup Lyon karena
meninggalnya Uskup Pothinus.
◦ Ireneus menulis surat kepada Paus Victor I dan para Uskup di wilayah Asia untuk menjalin rekonsiliasi dan
perdamaian kembali akibat kontroversi Paskah karena perbedaan waktu perayaan Paskah. Paus Victor I
mengekskomunikasi para uskup wilayah Asia karena tradisi perayaan Paskah yang mereka lakukan yaitu pada 14 hari
bulan Nissa (menurut penanggalan bulan)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ TRITUNGGAL
◦ Dalam ajarannya tentang Allah, Ireneus tidak menyematkan term khusus bagi Allah seperti yang
dilakukan oleh Theophilus dari Antiokhia yang memberikan nama ‘Triad’ bagi Allah. Dalam konteks
perlawanannya terhadap bidaah Gnostik, Ireneus menekankan identitas Allah yang esa yang adalah
Sang Pencipta Dunia, Allah yang hadir di masa Perjanjian Lama, dan Bapa dari Sang Logos.
◦ so also, in [the times of] the end, the Word of the Father and the Spirit of God, having
become united with the ancient substance of Adam's formation, rendered man living and
perfect, receptive of the perfect Father, in order that as in the natural [Adam] we all were
dead, so in the spiritual we may all be made alive.
◦ For never at any time did Adam escape the hands of God, to whom the Father speaking,
said, ”Let Us make man in Our image, after Our likeness.” And for this reason in the last times (fine),
not by the will of the flesh, nor by the will of man, but by the good pleasure of the Father, 
John 1:13 His hands formed a living man, in order that Adam might be created [again] after
the image and likeness of God.
◦ Adversus Haereses 5, 1,3
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ KRISTOLOGI
1. Relasi Bapa dan Putera : Yang Memperanakkan dan Yang Diperanakkan
If any one, therefore, says to us, How then was the Son produced by the Father? we reply to him, that no
man understands that production, or generation, or calling, or revelation, or by whatever name one may
describe His generation, which is in fact altogether indescribable. Neither Valentinus, nor Marcion, nor
Saturninus, nor Basilides, nor angels, nor archangels, nor principalities, nor powers [possess this
knowledge], but the Father only who begot, and the Son who was begotten. Since therefore His generation
is unspeakable, those who strive to set forth generations and productions cannot be in their right mind,
inasmuch as they undertake to describe things which are indescribable. (Adv. Haer. 2, 28, 6)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ KRISTOLOGI
1. Relasi Bapa dan Putera
Ireneus mengajarkan gagasan perichoresis yaitu bagaimana relasi pribadi-pribadi ilahi dalam
kesatuan-Nya. Dengan demikian Ireneus hendak menjelaskan bahwa Bapa adalah Sang Pencipta
segala sesuatu, alam semesta dan segala isinya. Hal ini menegaskan perlawanannya terhadap ajaran
gnostic yang berpandangan bahwa ciptaan itu buruk dan dengan demikian buruklah penciptanya.
Ireneus juga mengajarkan bahwa hanya ada satu Kristus, meskipun kita memberikan banyak
nama atau gelar bagi-Nya. Oleh sebab itu Kristus identik dengan Putra Allah, dengan Logos atau
Sang Sabda, dengan Yesus, Sang Allah-manusia, sebagai Sang Juru Selamat dan Tuhan kita.
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ KRISTOLOGI
2. Rekapitulasi (Pemulihan segala sesuatu dalam Kristus)
a. Inkarnasi mengambil rupa materi

For the Lord, taking dust from the earth, moulded man; and it was upon his behalf that all the
dispensation of the Lord's advent took place. He had Himself, therefore, flesh and blood,
recapitulating in Himself not a certain other, but that original handiwork of the Father, seeking
out that thing which had perished. (Adv. Haer. 5, 14,2)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ KRISTOLOGI
2. Rekapitulasi (Pemulihan segala sesuatu dalam Kristus)
b. Rekapitulasi menyelamatkan seluruh umat manusia

He became incarnate, and was made man, He commenced afresh the long line of human
beings, and furnished us, in a brief, comprehensive manner, with salvation; so that what we had
lost in Adam — namely, to be according to the image and likeness of God — that we might
recover in Christ Jesus. (Adv. Haer. 3, 18, 1)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ KRISTOLOGI
2. Rekapitulasi (Pemulihan segala sesuatu dalam Kristus)
c. Rekapitulasi menghancurkan kejahatan

But what He did appear, that He also was: God recapitulated in Himself the ancient formation
of man, that He might kill sin, deprive death of its power, and vivify man; and therefore His
works are true. (Adv. Haer. 3, 18, 7)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ KRISTOLOGI
2. Rekapitulasi (Pemulihan segala sesuatu dalam Kristus)
d. Rekapitulasi menyelamatkan segala ciptaan

What then did the Lord bring to us by His advent? — know that He brought all [possible]
novelty, by bringing Himself who had been announced. For this very thing was proclaimed
beforehand, that a novelty should come to renew and quicken mankind. (Adv. Haer. 4, 34,1)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ MARIOLOGI
◦ Dengan dasar gagasan rekapitulasi, Ireneus melanjutkan paralelisme Maria dan Adam yang telah
dimulai oleh Yustinus Martir yang mengambil pemikiran Paulus tentang paralelisme Kristus dan Adam.
◦ And thus also it was that the knot of Eve's disobedience was loosed by the obedience of Mary. For what
the virgin Eve had bound fast through unbelief, this did the virgin Mary set free through faith. (Adv.
Haer. 3, 22, 4)
◦ Proses pemulihan umat manusia juga berlangsung dengan ketaatan Maria sebab kejatuhan manusia pada
awal mula juga disebabkan pula oleh ketidaktaatan Hawa. Oleh karena itu Ireneus menyebut Bunda
Maria sebagai causa salutis (the cause of salvation), yang menjadi Sang Hawa Sejati yang memberi
hidup kepada Sang Adam Baru, dan menjadi ibu dari segala yang hidup.
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ EKLESIOLOGI
1. Teori Rekapitulasi Ireneus berlanjut pula pada Gereja. Kristus yang adalah Kepala Gereja kemudian
menjadikan Gereja sebagai perpanjangan diri-Nya dalam memugar seluruh ciptaan hingga akhir
zaman
2. Pengajaran para Rasul terus berlangsung sebagai Tradisi yang merupakan sumber dan norma iman
Gereja.
3. Dengan para Rasul sebagai pondasi, maka kriteria Gereja yang benar adalah Gereja yang didirikan
oleh para Rasul. Kebenaran iman yang diajarkan/diwariskan oleh para Rasul adalah jaminan
kebenaran tersebut yang kemudian diteruskan melalui suksesi para Uskup sebagai pengganti para
Rasul
4. Dengan demikian bidaah kekurangan hal mendasar sebagai suatu kebenaran sebab mereka tidak
mewarisi kebenaran ajaran para Rasul.
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ PRIMAT ROMA
◦ Dalam pendasarannya tentang kebenaran iman oleh para Rasul dan para pengganti mereka, Ireneus
membuat suatu daftar para uskup sebagai suatu validasi suksesi apostolik dari para Rasul hingga para
Uskup yang terdaftar namanya

◦ [we do this, I say,] by indicating that tradition derived from the apostles, of the very great, the very
ancient, and universally known Church founded and organized at Rome by the two most glorious
apostles, Peter and Paul; as also [by pointing out] the faith preached to men, which comes down to our
time by means of the successions of the bishops. For it is a matter of necessity that every Church should
agree with this Church, on account of its preeminent authority [potiorem principalitatem]. (Adv. Haer.
3,3,2)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ EKARISTI
1. Efek Ekaristi bagi kebangkitan badan

◦ Then, again, how can they say that the flesh, which is nourished with the body of the Lord and with
His blood, goes to corruption, and does not partake of life? Let them, therefore, either alter their
opinion, or cease from offering the things just mentioned. But our opinion is in accordance with the
Eucharist, and the Eucharist in turn establishes our opinion. For we offer to Him His own,
announcing consistently the fellowship and union of the flesh and Spirit. For as the bread, which is
produced from the earth, when it receives the invocation of God, is no longer common bread, but the
Eucharist, consisting of two realities, earthly and heavenly; so also our bodies, when they receive the
Eucharist, are no longer corruptible, having the hope of the resurrection to eternity. (Adv. Haer. 4,
18, 5)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ EKARISTI
2. Peran Sentral Epiklesis dalam Ekaristi
And just as a cutting from the vine planted in the ground fructifies in its season, or as a grain of
wheat falling into the earth and becoming decomposed, rises with manifold increase by the Spirit of
God, who contains all things, and then, through the wisdom of God, serves for the use of men, and
having received the Word of God, becomes the Eucharist, which is the body and blood of Christ; so
also our bodies, being nourished by it, and deposited in the earth, and suffering decomposition
there, shall rise at their appointed time, the Word of God granting them resurrection to the glory of
God, even the Father, who freely gives to this mortal immortality, and to this corruptible
incorruption, (Adv. Haer. 5, 2, 3)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ EKARISTI
3. Karakter Kurban dari Ekaristi
Ireneus mendasarkan gagasan Ekaristi sebagai kurban dari nubuat Maleakhi tentang kurban yang
akan dilakukan bukan lagi oleh bangsa Yahudi melainkan segala bangsa. Kurban Ekaristi adalah
pemenuhan nubuat Maleakhi tersebut.
… concerning which Malachi, among the twelve prophets, thus spoke beforehand: I have no
pleasure in you, says the Lord Omnipotent, and I will not accept sacrifice at your hands. For from
the rising of the sun, unto the going down [of the same], My name is glorified among the Gentiles,
and in every place incense is offered to My name, and a pure sacrifice; for great is My name among
the Gentiles, says the Lord Omnipotent; Malachi 1:10-11 — indicating in the plainest manner, by
these words, that the former people [the Jews] shall indeed cease to make offerings to God, but that
in every place sacrifice shall be offered to Him, and that a pure one; and His name is glorified
among the Gentiles.
(Adv. Haer. 4, 17, 5)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ TENTANG KITAB SUCI
◦ Dalam pembelaannya tentang martabat Kitab Perjanjian Lama dalam hubungannya dengan kitab-kitab
dalam Perjanjian Baru (saat itu belum ada sebutan demikian atau kanon secara resmi). Ireneus bahkan
mendaftar beberapa tulisan yang dipandangnya memiliki martabat sebagai tulisan-tulisan Kitab Suci
yaitu : Keempat Injil, Surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul, Surat-surat Yohanes dam Kitab Wahyu,
Surat Pertama Petrus, dan Gembala Hermas.
◦ Ireneus memberikan dasar tentang kriteria kanon tulisan-tulisan suci, yaitu : (1) memiliki karakter
terkait dengan ajaran para rasul (apostolicity), dan (2) memuat tradisi gerejani.
◦ Bagi Ireneus, Gereja memiliki wewenang dalam menafsirkan Kitab Suci, baik Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Ia mengalegorikan Gereja sebagai taman yang di dalamnya terdapat pohon-pohon buah
yang melambangkan tulisan-tulisan suci.
◦ For the Church has been planted as a garden (paradisus) in this world; therefore says the Spirit of God,
You may freely eat from every tree of the garden, Genesis 2:16 that is, Eat from every Scripture of the
Lord; but you shall not eat with an uplifted mind, nor touch any heretical discord. (Adv. Haer. 5, 20, 2)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ ANTROPOLOGI
◦ Ireneus memandang struktur antropologi manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh
◦ But every one will allow that we are [composed of] a body taken from the earth, and a soul receiving
spirit from God. (Adv. Haer. 3, 22, 1)
◦ They do not take this fact into consideration, that there are three things out of which, as I have shown,
the complete man is composed — flesh, soul, and spirit. One of these does indeed preserve and fashion
[the man]— this is the spirit; while as to another it is united and formed — that is the flesh; then
[comes] that which is between these two — that is the soul, which sometimes indeed, when it follows the
spirit, is raised up by it, but sometimes it sympathizes with the flesh, and falls into carnal lusts. (Adv.
Haer. 5, 9, 1)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ ANTROPOLOGI
◦ Ireneus memandang struktur antropologi manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh
◦ But every one will allow that we are [composed of] a body taken from the earth, and a soul receiving
spirit from God. (Adv. Haer. 3, 22, 1)
◦ They do not take this fact into consideration, that there are three things out of which, as I have shown,
the complete man is composed — flesh, soul, and spirit. One of these does indeed preserve and fashion
[the man]— this is the spirit; while as to another it is united and formed — that is the flesh; then
[comes] that which is between these two — that is the soul, which sometimes indeed, when it follows the
spirit, is raised up by it, but sometimes it sympathizes with the flesh, and falls into carnal lusts. (Adv.
Haer. 5, 9, 1)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ SOTERIOLOGI
◦ Teologi Ireneus tentang penebusan adalah bahwa semua orang membutuhkan keselamatan dan semua
orang dapat diselamatkan. Kejatuhan manusia pertama telah menyeret semua orang tunduk kepada dosa
dan maut. Namun penebusan Kristus telah membebaskan semua orang dari perbudakan setan, dosa dan
maut. Bahkan, penebusan tersebut telah merangkum semua orang di dalam Kristus. Oleh karena itu,
semua orang dipersatukan kembali kepada Allah, diangkat menjadi anak-anak Allah, dan dipadukan
dengan Allah
◦ Ireneus menghindari istilah ‘pengilahian’ dalam relasi antara manusia dengan Allah. Ia menggunakan
istilah ‘dipadukan dengan Allah’ atau ‘dilekatkan kepada Allah’ atau ‘mengambil bagian dalam
kemuliaan Allah’ untuk mempertahankan adanya batasan antara Allah dan manusia. Ireneus
menghindari pandangan Gnostis atau pagan yang melenyapkan perbedaan antara Allah dan manusia.
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ SOTERIOLOGI
◦ Ireneus membedakan kodrat manusia sebagai imago Dei dan similitudo Dei. Secara kodrati, manusia
adalah citra Allah karena adanya jiwa yang immaterial di dalam dirinya. Namun, manusia disebut juga
sebagai similitudo Dei karena ia serupa dengan Allah sebagai makhluk yang ilahi dalam arti bahwa ia
dipengaruhi oleh Roh ilahi.
◦ Penebusan manusia secara pribadi terjadi melalui Gereja dan sakramen-sakramen yang diberikannya
dalam nama Kristus. Sakramen adalah puncak rekapitulasi/pemulihan segala ciptaan dalam Kristus,
misalnya dengan pembaptisan, seseorang dilahirkan kembali dalam Kristus. Oleh karena itu menurut
Ireneus, sakramen itu memperbaharui segala hal kodrati sama halnya dengan Adam Baru dengan Adam
Lama.
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ ESKATOLOGI
◦ Gagasan rekapitulasi Ireneus juga menyentuh konsep eskatologi, yaitu bahwa pada akhirnya kejahatan
yang merusak ciptaan dari awal mula akan kemudian dipulihkan kembali oleh Allah
◦ Si Antikristus adalah musuh Kristus yang merangkum semua kejahatan dari awal hingga akhir dunia.
Ireneus menafsirkan bilangan 666 sebagai kepenuhan kejahatan si Antikristus yaitu :
◦ Fittingly, therefore, shall his name possess the number six hundred and sixty-six, since he sums up in his own person all the
commixture of wickedness which took place previous to the deluge, due to the apostasy of the angels. For Noah was six hundred
years old when the deluge came upon the earth, sweeping away the rebellious world, for the sake of that most infamous generation
which lived in the times of Noah. And [Antichrist] also sums up every error of devised idols since the flood, together with the slaying
of the prophets and the cutting off of the just. For that image which was set up by Nebuchadnezzar had indeed a height of sixty
cubits, while the breadth was six cubits; on account of which Ananias, Azarias, and Misaël, when they did not worship it, were cast
into a furnace of fire, pointing out prophetically, by what happened to them, the wrath against the righteous which shall arise towards
the [time of the] end. (Adv. Haer 5, 29, 2)
Teologi Ireneus dari Lyon
◦ ESKATOLOGI
◦ Pada akhirnya Tuhan yang menguasai segala sesuatu akan memulihkannya. Gagasan rekapitulasi
kosmos ini ditunjukkan oleh Ireneus melalui konteks kematian orang-orang kudus, yang kelak
memperoleh pemulihan karena kesetiaan dan ketabahan mereka dalam penderitaan
◦ For it is just that in that very creation in which they toiled or were afflicted, being proved in every way
by suffering, they should receive the reward of their suffering; and that in the creation in which they
were slain because of their love to God, in that they should be revived again; and that in the creation in
which they endured servitude, in that they should reign. For God is rich in all things, and all things are
His. It is fitting, therefore, that the creation itself, being restored to its primeval condition, should
without restraint be under the dominion of the righteous; (Adv. Haer. 5, 32, 1)

Anda mungkin juga menyukai