Anda di halaman 1dari 3

BTP

Tema “Spiritualitas Jalan Salib & Jumat Agung”


Pemateri : Fr. Charles dan Fr. Ivan Ciscus
Petugas doa pembuka : Fr. Alfon
Petugas doa penutup : Fr. Hans

Pengantar
Pada hari jumat dalam masa Prapaskah dan Jumat Agung, Gereja semesta memfokuskan
dirinya dalam permerenungan tentang misteri sengsara dan wafat Yesus. Devosi Jalan Salib
adalah cara yang termudah untuk merenungkan sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus.
Jumat Agung merupakan serangkaian Tri Hari Suci. Seluruh Gereja memusatkan pandangannya
pada Salib di Kalvari.
Sejarah Singkat
Devosi Jalan Salib memang telah lama berakar dalam Gereja Katolik, yang diawali
dengan tradisi para peziarah yang mengunjungi Yerusalem. Dulu, masih belum dinamakan Via
Dolorossa, karena kunjungan yang dilakukan oleh para peziarah hanya sebagai pengenangan
akan sengsara Yesus. Tradisi Jalan Salib ini berkembang pesat setelah beberapa tempat di
Yerusalem dipercayakan kepada ordo Fransiskan pada tahun 1342. Santo yang paling terkenal
sebagai pewarta devosi Jalan Salib adalah St. Leonardus dari Porto Mauritio. Jalan Salib ini
merupakan salah satu jalan untuk merenungkan kisah sengsara, wafat di kayu salib.
Sejarah Jumat Agung. Jumat Agung dinamakan Good Friday. Artinya sengsara dan
wafat-Nya ini sebagai bentuk “kebahagiaan” kita karena Yesus akan bangkit. Pada Jumat Agung,
Kristus kita dikurbankan. Sebab itu pula, ini tidak dirayakan Ekaristi, hanya perayaan sabda.
Artinya, sebelum KV II, komuni hanya imam. Setelah KV II, umat diperkenankan untuk
menerima komuni.
Makna
Hari Jumat bukan hari dukacita, tetapi hari kontemplasi penuh akan cinta Kristus yang
telah mengurbankan diri untuk menyelamatkan umat manusia; mendamaikan dunia dengan
surga. Warna liturgi Jumat Agung bukan ungu, tetapi merah. Karena melambangkan cinta
Kristus yang menyelamatkan manusia. Peristiwa sengsara dan wafatnya sudah dinubuatkan oleh
Yesaya 52:12.
Makna-makna lain yang dapat dipetik dari peristiwa sengsara dan wafat Tuhan:
1. Sejarah penindasan
2. Yesus menyelesaikan perutusan-Nya
3. Seberkas harapan
4. Yesus Raja Dunia
5. Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada Gereja
Tata Liturgis Devosi Jalan Salib & Jumat Agung
Ada 14 perhentian. Liturgy Jumat Agung bukan untuk pertunjukkan, tetapi lebih pada
perayaan iman kita kepada Kristus. Biasanya dilakukan jam 15.00.
Tata liturgy:
1. Pembukaan (Imam tiarap di depan Altar)
2. Ibadat Sabdda
3. Doa umat meriah
4. Penghormatan Salib
5. Upacara komuni
Gereja juga mengajukan pada Jumat Agung pagi dilaksanakan ibadat Jalan Salib dan
mendoakan doa-doa sengasara Kristus
Diskusi
Fr. Marcel : peristiwa jalan salib, setelah Yesus jatuh, lalu ketemu dengan perempuan. Apakah
ada makna? Ketika anak jatuh, yang meneguhkan atau yang datang pertama adalah ibu. Itu sama
seperti Yesus yang jatuh lalu ketemu Bunda Maria. Peran wanita begitu penting untuk seorang
anak dalam peziarahan hidup ini.
Fr. Alfon : di jalan salib ditentukan oleh Paus Klemens ini hanya 14 Salib, kenapa hanya 14 saja?
Dulu ada 15 perhentian, ada yang 8, dsb. Ini juga merujuk pada Alkitab, yang mana jalan salib
ini merupakan suatu runtutan peristiwa sengsara dan wafat Yesus. Dulu, umat melakukan
peziarahan ke Yerusalem, sehingga belum ada tututan yang baku. Yesus jatuh ketiga kali ini
sebagai bentuk pengenangan akan Tritunggal. 14 ini mewakili permerenungan iman kita kepada
Yesus akan sengsara dan wafat-Nya.
Fr. Dion : apakah hanya boleh imam yang melakukan ibadat Jumat Agung? Bukan hanya imam
saja yang melakukan atau memimpin ibadat Jumat Agung.
Fr. Henry : perhentian ada dalam kitab suci. Lalu, mengapa dalam jalan salib itu didoakan,
padahal di alkitab tidak ada? Lalu, tujuan Yesus memanggul salib ini apa? pada waktu itu, peran
wanita seperti tidak dianggap. Mereka masih berpandangan bahwa wanita ini di bawah lak-laki.
Contohnya, Veronika ini ingin menunjukkan peran wanita yang diangkat atau wanita ini yang
sudah diselamatkan Yesus, yang mana ingin memberikan dirinya kepada Yesus. Veronika
berasal dari kata verus dan ikon, yang berarti kebenaran dari gambar atau ikon. Yesus
memanggul salib untuk menebus dosa umat manusia melalui jalan atau wafat di kayu salib.
Fr. Yoga : persiapan apa yang dilakukan untuk umat-umat di luar sana yang belum memahami
secara penuh akan Jumat Agung ini? Ingin menekankan kepada umat bahwa Jumat Agung ini
bukan hanya perayaan yang sedih, yang megah (passio dimegah-megahkan), tetapi ini lebih pada
batin atau hati umat yang terarah kepada Yesus, yang menderita untuk menebus dosa umat
manusia. Menyiapkan liturginya, seperti belajar nyanyian passio, dsb., juga menyiapkan
pemaknaan akan Jalan Salib.
Peneguhan
Yesus jatuh lalu ketemu Maria. Hal ini bukan simbolisme atau makna apa-apa. bunda
maria ketika mengikuti Yesus pasti ada rasa untuk melakukan sesuatu, tetapi Bunda Maria lebih
mengikuti dalam diam.
14 perhentian ini tidak boleh untuk dibolak-balik urutannya. Karena, ini sebagai
rangkaian peristiwa Yesus yang sengasara dan wafat. Jam 15.00 ini sebagai permerenungan
kisah Yesus. Orang yang disalib itu memang tidak enak, yang sama halnya orang selibat. Orang
selibat itu bukan sebuah paksaan, tetapi lebih pada cinta. Ketika Yesus memanggul salib, pasti
diri kita kotor karena darah, keringat, dsb. Sama halnya ketika kita dibaptis, kita juga bersih,
tetapi sepanjang hidup kita, kita pasti kotor, penuh debu, dsb. Veronika menyeka wajah-Nya
untuk membersihkan wajah-Nya.
Jumat agung memang dirayakan oleh imam, sebagai pemimpin. Akan tetapi, frater atau
asisten imam itu extra-ordinary. Artinya bisa dirayakan oleh awam, dengan catatan imamnya
tidak ada. Allah melakukan jalan salib ini untuk menyelamatkan umat manusia. Jalan salib ini
sebagai bentuk iman atau cinta kita kepada Kristus yang telah terlebih dahulu cinta kepada kita.
Consummatum ini berarti panggilan perkawinan itu sebagai penyempurnaan. Yesus yang
menanggalkan pakaian dan wafat di kayu salib ini sebagai penyatuan Diri-Nya dengan Bapa.
Sama seperti perkawinan yang menyempurnakan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai