Anda di halaman 1dari 5

BAHAN SERMON SEKOLAH MINGGU SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP

Minggu, 10 Maret 2024

BERI YANG TERBAIK UNTUK DIA

Matius 27: 57-61

Tujuan Umum: Anak Sekolah Minggu berani menyatakan dirinya sebagai murid Yesus
yang sejati.

Tujuan Khusus:

1. Anak Sekolah Minggu mau melakukan perbuatan yang terbaik untuk


memuliakan Yesus
2. Anak sekolah Minggu mewujudkan sikap murid Yesus yang hormat dan setia.

I. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan Yesus, Ia melakukan pelayanan-pelayanan yang luar biasa, sangat


banyak mujizat yang terjadi di luar nalar manusia; dan respon orang-orang yang
menghadapinya selalu terbagi dua. Di satu pihak, mereka yang menutup hati dan menolak
Yesus. Di lain pihak, mereka yang membuka diri terhadap-Nya, sampai akhirnya menjadi
pengikut Yesus. Dua macam sikap ini menjadi semakin nyata para peristiwa menjelang
kematian Yesus sampai peristiwa sesudah Yesus mati dan bangkit. Kematian telah
mengakhiri penderitaan Yesus di dunia. Dalam peristiwa penguburan mayat Yesus, ada
seorang yang yang bernama Yusuf Arimatea, ia merupakan seorang yang kaya dan cukup
terpandang ketika itu. Ia merupakan golongan sanhedrin (golongan yang sering
bertentangan dengan pengajaran Yesus). Namun perlahan memahami tentang ajaran-
ajaran Yesus, yang membuatnya percaya dan menjadi pengikut Yesus dengan diam-diam.
Yusuf dengan aksi heroiknya memberanikan diri untuk menghadap Pilatus untuk
meminta mayat Yesus. Perbuatan yang dilakukan oleh Yusuf ini sangatlah luar biasa. Dia
tidak saja melihat, tetapi menyentuh tubuh yang penuh luka dan rusak. Suatu tindakan
yang bukan hanya tidak populer, tetapi juga sangat beresiko mengingat situasi politik di
Yerusalem saat itu yang sangat membenci Yesus.

II. PENJELASAN NATS


Peristiwa kematian Tuhan Yesus merupakan peristiwa yang sangat penting sekali
dalam iman kekristenan. Kematian-Nya itu sebabkan oleh dosa manusia. Kira-kira pada
pukul tiga, Tuhan Yesus mati. Kematiannya didahului dengan adanya kegelapan yang
meliputi seluruh daerah itu dan itu berlangsung selama tiga jam. Jadi selama tiga jam
itulah Tuhan Yesus tergantung di atas kayu salib. Dan sekitar pukul 3 sore itu, Ia
menyerahkan nyawaNya. Perhitungan pergantian hari bagi bangsa Yahudi selalunya
dimulai pada sore hari, yaitu pada pukul 6 sore. Karena itu ketika Tuhan Yesus
dinyatakan telah mati pada jam 3 sore, itu berarti suatu waktu yang sangat terbatas jika
Tuhan Yesus harus dikuburkan hari itu juga. Terlebih lagi sesudah pukul 6 sore, dalam
tradisi, dalam tradisi Yahudi kala itu, jika ada seorang yang wafat pada hari sabat maka
harus dikuburkan keesokan hariya karena menurunkan orang mati dari salib pada hari
sabat adalah sebuah kenajisan. Karena itu ketika Yusuf dari Arimatea ini mendengar
kabar kematian Kristus, tanpa pikir panjang lagi ia segera pergi secara diam-diam
mendatangi Pilatus dan meminta mayat Yesus (ay. 43).

Muncullah pertanyaan siapakah Yusuf dari Arimatea ini? Apa hubungannya dengan
Yesus sehingga ia meminta mayat Yesus yang sudah mati itu dari Pilatus? Yusuf dari
Arimatea merupakan seorang anggota majelis besar Yahudi. Majelis besar merupakan
sekelompok orang yang menjadi pemerintahan tertinggi yang sering juga disebut
golongan Sanhedrin. Walaupun ia menyadari bahwa ia adalah seorang dari majelis besar,
Yusuf sangat tidak setuju dengan keputusan yang dibuat oleh majelis yang menghukum
Yesus (Luk. 23:51). Demikianlah yang terjadi pada peristiwa kematian Yesus, dimana
Tuhan Yesus disalibkan dan pada hari itu juga ada seseorang bernama Yusuf dari
Arimatea yang meminta mayat Yesus untuk dikuburkan. Yusuf dari Arimatea merupakan
murid Yesus tetapi ia sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang Yahudi
(Yoh.19:38). Setelah Yesus mati pada saat itu tidak ada seorang pun dari anggota
keluarga Yesus atau dari antara murid-murid-Nya yang bisa mengklaim mayat Yesus
karena mereka semua orang Galilea dan diantara mereka tidak seorangpun memiliki
kuburan di Yerusalem, demikian juga dengan murid-murid Yesus yang tidak berani
menunjukan diri mereka. Sehingga di sini Yusuf dari Arimatea langsung bertindak
dengan menemui Pilatus dan memohon agar mayat Yesus diberikan kepadanya kemudian
Yusuf mengafaninya dan membaringkan mayat Yesus ke dalam kubur batu yang belum
pernah ditempati oleh mayat siapapun. Perbuatan Yusuf dari Arimatea juga menunjukkan
bahwa ia adalah orang baik yang menanti-nantikan kerajaan Allah (Luk. 23:50-51).
Di sini dapat kita lihat bagaimana keberanian seorang Yusuf dari Arimatea dimana ia
bukanlah bagian dari anggota keluarga Yesus dan mayat yang ia minta adalah mayat
seorang penjahat dan ia juga harus memiliki alasan yang kuat supaya ia bisa
menguburkan Yesus. Perlu kita ketahui pada peristiwa ini Yusuf dengan berani
menanggung risiko penolakan oleh Pilatus bahkan ia menghadapi kebencian yang pasti
dari orang-orang Yahudi. Dengan usaha yang dilakukan oleh Yusuf pada akhirnya ia
menerima izin, kemudian Yusuf sendiri yang mengambil mayat Yesus dari salib dan juga
dengan bantuan Nikodemus. Mereka membungkus mayat Yesus dengan kain lenan yang
putih bersih yang umum dipergunakan (Yoh. 19:39; 40). Kemudian setelah di kafani
dengan kain lenan Yusuf dari Arimatea membaringkan mayat Yesus di dalam kuburan
dan seluruh peristiwa penguburan Yesus Kristus ini disaksikan oleh Maria Magdalena
dan Maria yang lainnya (27:61).

Pengajaran yang disampaikan Yesus selama hidupnya meninggalkan hal yang baik
bagi pendengarnya salah satunya ialah Yusuf dari Arimatea. Hal inilah membuat Yusuf
dari Arimatea ingin memberikan yang terbaik bagi Yesus yaitu menguburkan Yesus
bagaimana layaknya manusia terlebih keluarga dari Yesus mengalami kesulitan dalam hal
penguburan Yesus dan ini juga merupakan bentuk penghormatan seorang murid terhadap
gurunya. Yusuf dari Arimatea menunjukkan bagaimana kasihnya kepada Yesus.
Walaupun Yesus seorang penjahat dalam pandangan masyarakat saat itu ia tetap
melakukan atau memberikan yang terbaik bagi Yesus.

Kematian Yesus Kristus di kayu Salib merupakan pengorbanan yang begitu besar dan
ini menjadi tanda bahwa begitu besarnya kasih Yesus kepada umat manusia sehingga kita
harus patut bersukacita karena pengorbanan Yesus ini menjadi jaminan bagi kita
memperoleh hidup kekal yaitu kerajaan Sorga dan kebangkitan Yesus Kristus menjadi
kemenangan bagi umat manusia. Kita sebagai anak-anak Allah yang sudah ditebus
melalui darah Yesus harus mampu melayani Yesus dengan baik dan memberikan yang
terbaik dalam hidup kita sebagai bentuk sukacita kita atas kemenangan umat manusia
yang percaya kepada Allah melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

III. APLIKASI

Selamat hari minggu Adik-adik sekolah minggu..... Apa kabarnya hari ini? (Sehat,
kuat, ceria, luas biasa, ha ha ha). Adik-adik sekolah minggu, Hari ini kita akan belajar
tentang seorang tokoh Alkitab yang namanya ini tidak terlalu terkenal. Hmm... Kira-kira
siapa ya namanya? Ada yang tau tidak? Ya adik sekolah Minggu, tokoh ini bernama
Yusuf. Yusuf ini berasal dari Arimatea dan merupakan seseorang yang berasal dari
golongan Sanhedrin. Adik-adik Sekolah Minggu kalangan Sanhedrin ini merupakan
golongan yang sering bertentangan dengan ajaran Yesus. Namun, meskipun Yusuf
merupakan golongan dari Sanhedrin, Yusuf perlahan-lahan memahami tentang ajaran-
ajaran yang diberikan Yesus dan ketika dia perlahan-lahan memahami ajaran Yesus itu
membuatnya menjadi percaya akan ajaran Yesus dan menjadi pengikut Yesus diam-diam
dan Yusuf merupakan seorang murid Yesus yang setia.

Adik-adik Sekolah Minggu, ketika Yesus disalibkan, Yusuf dengan berani pergi
menjumpai pejabat Romawi yang namanya Pontius Pilatus. Yusuf meminta ijin kepada
Pontius Pilatus untuk menguburkan mayat Yesus, sekalipun terdapat resiko yang besar
ketika dia melakukan hal itu.

Adik-adik Sekolah Minggu, melalui cerita Yusuf dari Arimatea ini banyak sekali
pelajaran yang dapat kita ambil, yaitu sikap berani yang dimiliki Yusuf sekalipun ada
resiko besar. Adik-adik Sekolah Minggu Keberanian dalam memberikan yang terbaik
bagi Yesus merupakan wujud nyata dari kesetiaan kita sebagai murid Yesus yang sejati.
Adik-adik sekolah Minggu tidak boleh takut dan ragu ketika adik Sekolah Minggu
mempunyai kesempatan untuk melakukan perbuatan yang baik. Langkah berani untuk
melakukan perbuatan baik tidak hanya menunjukkan cinta dan kesetiaan kita kepada
Yesus tetapi juga menjadi teladan yang bisa menginspirasi orang-orang disekitar kita.

Pelajaran selanjutnya adalah bagaimana kita bersukacita dalam pengorbanan Kristus.


Pengorbanan Kristus ini mengajak kita untuk merayakan kematian dan kebangkitan
Yesus sebagai suatu pengorbanan besar yang membawa keselamatan bagi kita. Mari kita
bersukacita dalam pengorbanan ini dengan hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Dengan
bersukacita, kita dapat menjadi saksi hidup yang menginspirasi orang lain untuk
mengikuti Yesus dan mengalami sukacita yang sejati melalui iman kepada-Nya.

Adik-adik Sekolah Minggu, marilak kita bersama-sama menjadi murid Yesus yang
berani, hormat, setia, dan penuh kasih sayang. Dengan langkah-langkah ini, kita bukan
hanya menyatakan diri sebagai murid yang sejati, tetapi juga menjadi saksi hidup kasih
dan kebenaran Kristus di dunia ini. Amin!
Lagu Buku Ende Lagu Pop
BE. No. 581:1-2 “Ada Satu Sobatku, Yang Setia”

BE. No. 24:2-4 “Berani Tampil Beda”

BE. No. 789:1-2 “Pekerja Kristus Yang Mulia”

BE. No. 708:1 “Hallo-Hallo... Hello-Hello... Holla-Holla”

BE. No. 550:1- dst “Biarpun Gunung Beranjak”

“Hallo-Hallo... Hello-Hello.. Holla-Holla”

Hallo-Hallo... Hello-Hello... Holla-Holla

Apa kabarmu? Cuw... cuw... cuw... cuw

Hallo-Hallo... Hello-Hello... Holla-Holla

Apa kabarmu...

Semuanya senang, semua bersuka

Sebab selalu ada Yesus

Jangan kamu sedih, jangan kamu susah

Sebab Yesus besertamu

Pangarade Sermon Kelompok 5

- Anisa Siahaan
- Eldawanda Aritonang
- Melia Bako
- Nopita Siregar
- Novelia Gultom
- Resdi Simatupang
- Rianti Turnip
- Sai Sio Hutajulu

Anda mungkin juga menyukai