Tujuan Umum: Anak Sekolah Minggu berani menyatakan dirinya sebagai murid Yesus
yang sejati.
Tujuan Khusus:
I. PENDAHULUAN
Muncullah pertanyaan siapakah Yusuf dari Arimatea ini? Apa hubungannya dengan
Yesus sehingga ia meminta mayat Yesus yang sudah mati itu dari Pilatus? Yusuf dari
Arimatea merupakan seorang anggota majelis besar Yahudi. Majelis besar merupakan
sekelompok orang yang menjadi pemerintahan tertinggi yang sering juga disebut
golongan Sanhedrin. Walaupun ia menyadari bahwa ia adalah seorang dari majelis besar,
Yusuf sangat tidak setuju dengan keputusan yang dibuat oleh majelis yang menghukum
Yesus (Luk. 23:51). Demikianlah yang terjadi pada peristiwa kematian Yesus, dimana
Tuhan Yesus disalibkan dan pada hari itu juga ada seseorang bernama Yusuf dari
Arimatea yang meminta mayat Yesus untuk dikuburkan. Yusuf dari Arimatea merupakan
murid Yesus tetapi ia sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang Yahudi
(Yoh.19:38). Setelah Yesus mati pada saat itu tidak ada seorang pun dari anggota
keluarga Yesus atau dari antara murid-murid-Nya yang bisa mengklaim mayat Yesus
karena mereka semua orang Galilea dan diantara mereka tidak seorangpun memiliki
kuburan di Yerusalem, demikian juga dengan murid-murid Yesus yang tidak berani
menunjukan diri mereka. Sehingga di sini Yusuf dari Arimatea langsung bertindak
dengan menemui Pilatus dan memohon agar mayat Yesus diberikan kepadanya kemudian
Yusuf mengafaninya dan membaringkan mayat Yesus ke dalam kubur batu yang belum
pernah ditempati oleh mayat siapapun. Perbuatan Yusuf dari Arimatea juga menunjukkan
bahwa ia adalah orang baik yang menanti-nantikan kerajaan Allah (Luk. 23:50-51).
Di sini dapat kita lihat bagaimana keberanian seorang Yusuf dari Arimatea dimana ia
bukanlah bagian dari anggota keluarga Yesus dan mayat yang ia minta adalah mayat
seorang penjahat dan ia juga harus memiliki alasan yang kuat supaya ia bisa
menguburkan Yesus. Perlu kita ketahui pada peristiwa ini Yusuf dengan berani
menanggung risiko penolakan oleh Pilatus bahkan ia menghadapi kebencian yang pasti
dari orang-orang Yahudi. Dengan usaha yang dilakukan oleh Yusuf pada akhirnya ia
menerima izin, kemudian Yusuf sendiri yang mengambil mayat Yesus dari salib dan juga
dengan bantuan Nikodemus. Mereka membungkus mayat Yesus dengan kain lenan yang
putih bersih yang umum dipergunakan (Yoh. 19:39; 40). Kemudian setelah di kafani
dengan kain lenan Yusuf dari Arimatea membaringkan mayat Yesus di dalam kuburan
dan seluruh peristiwa penguburan Yesus Kristus ini disaksikan oleh Maria Magdalena
dan Maria yang lainnya (27:61).
Pengajaran yang disampaikan Yesus selama hidupnya meninggalkan hal yang baik
bagi pendengarnya salah satunya ialah Yusuf dari Arimatea. Hal inilah membuat Yusuf
dari Arimatea ingin memberikan yang terbaik bagi Yesus yaitu menguburkan Yesus
bagaimana layaknya manusia terlebih keluarga dari Yesus mengalami kesulitan dalam hal
penguburan Yesus dan ini juga merupakan bentuk penghormatan seorang murid terhadap
gurunya. Yusuf dari Arimatea menunjukkan bagaimana kasihnya kepada Yesus.
Walaupun Yesus seorang penjahat dalam pandangan masyarakat saat itu ia tetap
melakukan atau memberikan yang terbaik bagi Yesus.
Kematian Yesus Kristus di kayu Salib merupakan pengorbanan yang begitu besar dan
ini menjadi tanda bahwa begitu besarnya kasih Yesus kepada umat manusia sehingga kita
harus patut bersukacita karena pengorbanan Yesus ini menjadi jaminan bagi kita
memperoleh hidup kekal yaitu kerajaan Sorga dan kebangkitan Yesus Kristus menjadi
kemenangan bagi umat manusia. Kita sebagai anak-anak Allah yang sudah ditebus
melalui darah Yesus harus mampu melayani Yesus dengan baik dan memberikan yang
terbaik dalam hidup kita sebagai bentuk sukacita kita atas kemenangan umat manusia
yang percaya kepada Allah melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
III. APLIKASI
Selamat hari minggu Adik-adik sekolah minggu..... Apa kabarnya hari ini? (Sehat,
kuat, ceria, luas biasa, ha ha ha). Adik-adik sekolah minggu, Hari ini kita akan belajar
tentang seorang tokoh Alkitab yang namanya ini tidak terlalu terkenal. Hmm... Kira-kira
siapa ya namanya? Ada yang tau tidak? Ya adik sekolah Minggu, tokoh ini bernama
Yusuf. Yusuf ini berasal dari Arimatea dan merupakan seseorang yang berasal dari
golongan Sanhedrin. Adik-adik Sekolah Minggu kalangan Sanhedrin ini merupakan
golongan yang sering bertentangan dengan ajaran Yesus. Namun, meskipun Yusuf
merupakan golongan dari Sanhedrin, Yusuf perlahan-lahan memahami tentang ajaran-
ajaran yang diberikan Yesus dan ketika dia perlahan-lahan memahami ajaran Yesus itu
membuatnya menjadi percaya akan ajaran Yesus dan menjadi pengikut Yesus diam-diam
dan Yusuf merupakan seorang murid Yesus yang setia.
Adik-adik Sekolah Minggu, ketika Yesus disalibkan, Yusuf dengan berani pergi
menjumpai pejabat Romawi yang namanya Pontius Pilatus. Yusuf meminta ijin kepada
Pontius Pilatus untuk menguburkan mayat Yesus, sekalipun terdapat resiko yang besar
ketika dia melakukan hal itu.
Adik-adik Sekolah Minggu, melalui cerita Yusuf dari Arimatea ini banyak sekali
pelajaran yang dapat kita ambil, yaitu sikap berani yang dimiliki Yusuf sekalipun ada
resiko besar. Adik-adik Sekolah Minggu Keberanian dalam memberikan yang terbaik
bagi Yesus merupakan wujud nyata dari kesetiaan kita sebagai murid Yesus yang sejati.
Adik-adik sekolah Minggu tidak boleh takut dan ragu ketika adik Sekolah Minggu
mempunyai kesempatan untuk melakukan perbuatan yang baik. Langkah berani untuk
melakukan perbuatan baik tidak hanya menunjukkan cinta dan kesetiaan kita kepada
Yesus tetapi juga menjadi teladan yang bisa menginspirasi orang-orang disekitar kita.
Adik-adik Sekolah Minggu, marilak kita bersama-sama menjadi murid Yesus yang
berani, hormat, setia, dan penuh kasih sayang. Dengan langkah-langkah ini, kita bukan
hanya menyatakan diri sebagai murid yang sejati, tetapi juga menjadi saksi hidup kasih
dan kebenaran Kristus di dunia ini. Amin!
Lagu Buku Ende Lagu Pop
BE. No. 581:1-2 “Ada Satu Sobatku, Yang Setia”
Apa kabarmu...
- Anisa Siahaan
- Eldawanda Aritonang
- Melia Bako
- Nopita Siregar
- Novelia Gultom
- Resdi Simatupang
- Rianti Turnip
- Sai Sio Hutajulu