(Yohanes 3:1-2)
Siapakah Nikodemus?
Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi, dia adalah seorang Farisi yang
taat. Arti nama Nikodemus adalah: penakluk, pemenang, yang merebut hati rakyat. Dari arti
namanya saja sudah terlihat bagaimana posisi Nikodemus di masyarakat Yahudi saat itu.
Dia adalah seorang tokoh yang terpandang, dikagumi, dan dihormati. Sekalipun mempunyai
posisi yang tinggi di tengah masyarakat ia, tidak sombong, ia rendah hati dan selalu berusaha
untuk mencari kebenaran. Ia tidak mudah untuk mempercayai sesuatu hal yang terjadi tanpa
menyelidiki dan mempelajarinya terlebih dahulu. Sebagai seorang pemimpin agama Yahudi,
ia mempunyai sikap yang berbeda dari kebanyak pemimpin pada masa itu. Nikodemus
terbuka dengan apa yang Yesus sampaikan. Keterbukaannya inilah yang membuat dia
akhirnya menemui Yesus dan berdialog. Langkah berbeda yang diambil Nikodemus itu justru
menuntun imannya kepada Yesus. Bukti2 yang menunjukkan iman Nikodemus bertumbuh
yaitu:
Pasti Nikodemus telah menyelidiki ayat-ayat kitab suci sesuai arahan Yesus pada
malam itu sehingga dia mulai berani membela Yesus di depan umum. Itu sebabnya
dia yakin secara pribadi bahwa Yesus bukanlah Orang yang dapat dihukum tanpa
ditanyai terlebih dahulu apa jawaban-Nya. Seperti Nikodemus pada waktu lampau,
teman-temannya hanya melihat Yesus sebagai seorang manusia biasa dan ini yang
menyebabkan timbulnya perbantahan. Atas tantangan teman-temannya tersebut,
Nikodemus pasti kembali menyelidiki kitab suci secara utuh. Tuhan ingin agar kita
menyelidiki Alkitab secara utuh.
Kita percaya bahwa Nikodemus akhirnya semakin yakin bahwa Yesus adalah Mesias
setelah dia menyelidiki kitab suci secara utuh. Dia pasti menemukan bukti bahwa
Yesus dilahirkan di kota Betlehem sesuai dengan nubuatan firman Tuhan. Memang
saat itu hanya para gembala yang menyaksikan kelahiran-Nya. Sekitar dua tahun
kemudian orang-orang Majus juga menjumpai Anak Yesus dan menyembah-Nya.
Dan setelah itu Yesus dibesarkan di kota Nazaret, daerah Galilea. Faktor ke-nabi-an
Yesus dikaitkan dengan kota di mana Dia dibesarkan inilah yang menjadi pemicu
teman-teman Nikodemus membenci Yesus!
Namun Nikodemus telah berubah; dia bukan lagi pribadi yang diam-diam menjumpai
Yesus tetapi mulai menyatakan pendapat dan pembelaannya terhadap Yesus secara
nyata walaupun saat itu dia masih belum berani menyatakan pribadi Yesus yang
sesungguhnya, yaitu Anak Allah, Juruselamat umat manusia. Apa yang kita lakukan
saat kita melihat orang-orang di sekitar kita melakukan tindakan yang
memusuhi/membenci pribadi Yesus sebagai Tuhan dan satu-satunya Juruselamat
umat manusia? Apakah kita berdiam diri demi keamanan kita atau kita melakukan
suatu pembelaan demi nama Tuhan seperti yang dilakukan Nikodemus?
Saudara bagaimana dengan kehidupan kita, ketika kita sudah beriman kepada Yesus,
maka mau tidak mau tuntuntannya adalah kita harus berani mengakui Yesus di
hadapan orang banyak. Mungkin ada keluarga kita yang belum percaya kepada Tuhan
Yesus, ketika kita berkumpul dengan mereka mampukah kita bersikap seperti
Nikodemus yang terang-terangan menyatakan imannya. Tetapi satu hal yang pasti kita
harus sungguh melakukannya dengan hikmat Tuhan.
3. Mengurus kematian Yesus
Coba renungkan sebentar apa yang tertulis dalam Yohanes 19:38-42. Di manakah
Petrus yang menyatakan rela mati bersama Yesus? Juga Andreas, Filipus, dan
murid-murid lainnya pada saat itu? Mereka tidak ada! Mereka melarikan diri saat
Yesus mengalami proses kematian di kayu salib! Saat salib dinyatakan, bukankah
seringkali umat Kristiani malah menyembunyikan diri karena takut sakit daging-
nya? Saat Yesus mati di atas kayu Salib, justru dua orang murid-Nya yang
sebelumnya tidak mau menyatakan diri secara terang-terangan malah dengan berani
menampilkan diri untuk mengambil mayat Yesus, mengafaninya, membubuhinya
dengan rempah-rempah, dan menguburkannya. Nikodemus tampil dengan
memberikan rempah-rempah untuk me-laksanakan prosespenguburan Yesus sesuai
dengan adat orang Yahudi. Murid Yesus lainnya adalah Yusuf dari Arimatea, seorang
yang berkedudukan pada waktu itu. Yusuf dari Arimatea inilah yang meminta kepada
pemerintah waktu itu untuk diberi ijin menurunkan mayat Yesus!
Mereka tidak banyak menghabiskan waktu untuk bersama dengan Yesus, tetapi
kemudia merekalah yang mengurus penguburan Yesus. Mereka berkorban secara
materi untuk mempersiapkan rempah untuk pemakanam Yesus. Imannya kepada
Yesus membuat Nikodemus selalu ingin memberikan yang terbaik bagi Tuhannya.
Salib Kristus telah membuat mereka berani menyatakan diri sebagai pengikut Kristus.
Bagaimana dengan praktik hidup kita sebagai murid Yesus? Apakah kita berani
tampil seperti Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea? Tampil pada saat Yesus
dikaitkan dengan salib, dengan kematian-Nya dan dengan korban-Nya?
Tuhan telah menyatakan cinta kasih-Nya kepada Nikodemus tanpa memedulikan
latar belakang atau bagaimana cara Nikodemus datang kepada-Nya. Semua
jawaban Tuhan Yesus telah menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Nikodemus untuk
direnungkan dan dicari jawabannya pada ayat-ayat Kitab Suci hingga pada kisah
berikutnya, Nikodemus berani tampil untuk membela pribadi Yesus (yang dia tahu
dan yakin Tuhan Yesus tidak bersalah) serta melakukan penghargaan atas korban-Nya
di atas kayu salib.
Akhirnya kita dapat melihat dari waktu ke waktu iman Nikodemus semakin
bertumbuh dan ia semakin membuktikan dirinya sungguh2 mencintai Tuhan Yesus.
Saudara bagaimana dengan hidup kita? Sudahkah iman kita juga semakin hari
semakin bertambah dan semakin mencintai serta mengutamakan Yesus di dalam
hidup kita?? Mari kita jawab pertanyaan ini di dalam hati kita masing-masing.