Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak
layak untuk Kerajaan Allah (Luk. 9:62). Ketika kita terus menengok ke
belakang atau masa lalu, kita tidak pernah dapat mengikut Kristus karena
kita tidak memiliki visi hidup yang jelas.
Seorang murid yang baik bukan hanya mampu menyerap semua ilmu yang
telah diajarkan oleh gurunya, tetapi juga dia harus mengasihi dan tidak
pernah meninggalkan gurunya dalam keadaan apapun juga. Apalagi ketika
kita mengikut Tuhan Yesus sebagai Juru-selamat dunia. Kita tidak hanya
menyerap pengajarannya, tetapi apakah kita juga selalu setia mengikut
Kristus ke manapun Dia pergi termasuk ketika Kristus menyongsong
kesengsaraan dan kematianNya. Dan apakah kita selaku jemaatNya mau
meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi diri kita untuk mengikut
Kristus. Sebab seringkali terjadi tubuh fisik kita saja yang tampaknya
mengikut Kristus, tetapi sesungguhnya roh atau jiwa kita masih terikat
dengan berbagai hal yang duniawi.
5. Panduan Diskusi
1. Bagi saudara, apakah makna mengikut Yesus? Jelaskan!
2. Hal-hal apasaja yang sering menjadi hambatan/ketakutan seseorang untuk
mengikut Yesus dengan setia dan bertanggung jawab?
3. Apa yang mendasari/memotivasi kita tetap mengikut Yesus dengan setia
meski kita sering menghadapi ancaman dan penolakan dari sesama?
4. Bagaimanakah kita dapat mengikatkan diri kepada keluarga dan pekerjaan
tanpa harus meninggalkan kasih kepada Tuhan Yesus?
6. Nyanyian Akhir, Kidung Jemaat 370
7. Doa Penutup
Bahan PA
Amsal 11: 27-31
kelakuan benar dan fasik. Gagasan utamanya adlaah bahwa orang benar,
yang memiliki keutamaan, mengungkapkan dengan bagus ide-ide atau nilainilai kebijaksanaan. Ayat 9-15 khususnya menekankan pelaksanaan keadilan
terhadap sesama. Komunitas sosial sebagai keseluruhan menikmati atau
menderita karena pilihan-pilihan yang dibuat seseorang.
Pada ayat 27, dikatakan siapa yang mengejar kebaikan, berusaha
untuk dikenan orang. Mengejar kebaikan berarti melakukan kebaikan
mengejar kejahatan berarti melakukan kejahatan. Pada ayat ini terlihat
hukum causa dalam masyarakat. Coba kita perhadapkan ucapan Yesus
dalam Mat. 7: 12. Hal ini merupakan nilai yang perlu diperhatikan bagaimana
cara hidup yang ideal atau hidup yang bijak dalam bermasyarakat. Bila kita
sering mefitnah orang, jangan pernah sakit hati bila kita difitnah oleh orang
juga, sedangkan orang yang berbuat baik saja belum tentu yang baik
diperoleh, apalagi berbuat jahat. Dengan kata lain, orang bijak dalam teks ini
mengisyaratkan bagaimana hidup bermasyarakat dengan melakukan
kebaikan, dan suatu saat pun, masyarakat akan mau menerima kita sebagai
bagian dalam masyarakat.
Ayat 28, orang bijak di sini memberikan nasihat agar tidak
mempercayakan diri kepada kekayaan. Kekayaan yang dimaksudkan di sini
tidak hanya uang, atau harta benda yang dimiliki, tetapi ikut juga kelebihan
yang ia peroleh, misalnya kepintaran, kekuatan, dan sebagainya. Sebab ia
akan jatuh. Orang bijak seolah-olah memberikan nasihat demikian supaya
orang tidak menjadi jatuh. Apabila seseroang mempercayakan dirinya pada
kekayaannya, ketika kekayaannya itu rusak atau bahkan hilang, maka ia
akan mengalami gangguan baik secara pikiran, psikis, dan akhirnya
menyebabkan ia menjadi gila. Tetapi melalui ayat ini orang bijak ini
mengisayaratkan agar berharap menaruh kepercayaan kepada Allah,
sebagai suatu tindakan orang yang benar. Mengapa demikian? Orang bijak di
sini mengatakan bawa ia akan tumbuh seperti daun muda, yang selalu segar
kelihatan. Dengan demikian, berharap atau menaruh kepercayaan kepada
Allah berarti mempengaruhi hidupnya dalam aktivitasnya, yang segar
sebagai gambaran penuh dengan semangat dalam melakukan aktivitasnya
(bnd. Rat. 3: 22-24).
Ayat 29 merupakan suatu nasihat dalam berumah-tangga atau
berkeluarga. Menangkap angin merupakan suatu pekerjaan atau kegiatan
yang sia-sia, karena sampai kapan pun ia tidak akan pernah berhasil
menangkap angin. Itu berarti orang yang mengacaukan rumah tangganya
merupakan suatu tindakan orang bodoh, dimana ia mendirikan rumah
tangga dengan sia-sia. Ayat ini orang bijak mengisyaratkan dengan keras
bahwa ia menolak adanya perceraian, atau kehancuran dalam rumah
tangga. Setiap rumah tangga, tidak terlepas dari masalah, atau pergumulan.
Akan tetapi, janganlah kiranya karena masalah atau pergumulan itu, rumah
tangga menjadi kacau atau bahkan sampai kepada perceraian.
Ayat 30, apakah hasil orang benar? Orang benar berarti orang yang
melakukan nasihat yang diajarkan, nasihat yang diajarkan yang
dimaksudkan berdasarkan Firman TUHAN, Allah Israel. Itu berarti, orang yang
benar berarti orang yang melakukan Firman TUHAN dalam hidupnya. Maka ia
akan beroleh pohon kehidupan, dan ketika ia memakan buah dari pohon
kehidupan itu, maka ia akan memperoleh kehidupan untuk selama-lamanya.
Berarti, orang bijak dalam teks ini memberikan pengharapan akan
keselamatan berupa kehidupan yang kekal kepada orang yang benar. Orang
bijak berarti orang yang mengetahui cara atau metode untuk melakukan
firman TUHAN dalam hidupnya, sehingga ia akan mengambil hati orang.
Mengambil hati orang berarti memunculkan rasa simpatik kepada orang lain,
sehingga orang lain tertarik kepadanya dan berkeinginan untuk
mengikutinya, sehingga orang lain itu beroleh hikmat dan kebijaksanaan dan
menjadi orang benar, dan kemudian ia beroleh pohon kehidupan itu.
Pada ayat 31, orang bijak menggambarkan hasil yang diperoleh
terhadap orang yang baik maupun orang fasik, orang fasik berarti orang
yang merancangkan dan melakukan kejahatan. Orang bijak di sini
menggambarkan orang baik saja belum tentu menerima balasan yang baik,
terlebih kamu hai orang fasik, atau jahat. Bagaimana mungkin kamu beroleh
kebaikan dari orang lain bila kamu melakukan yang jahat? Berarti hal ini
orang bijak mengisyaratkan agar orang yang menerima nasihat ini selalu
melakukan yang baik dalam hidupnya.
Renungan
Hal ini juga disampaikan kepada kaum perempuan, sebagai nilai
kehidupan yang hendaknya dilakukan dalam kehidupannya. Bagaimana
kaum perempuan itu dapat bermasyarakat dengan baik, memperoleh
semangat yan baru dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga ia
beroleh pohon kehdiupan yang ia beroleh.
Sebagian besar perempuan menghabisakan waktunya dengan
kegiatan yang sia-sia atau kegiatan seperti orang fasik. Misalnya, gosip,
fitnah, dan sebagainya. Suatu kegiatan yang menyebabkan dirinya jatuh
atau bahkan dibenci oleh masyarakat. Bahkan kegiatan yang demikian
merupakan suatu kegiatan yang dapat mengacaukan rumah tangganya. Bila
perempuan/ istri tidak menaruh perhatian yang sepenuhnya kepada suami
bagaimana suami bisa bertahan di rumah? dan kejadian inilah yang
menyebabkan si suami mencari perempuan yang bisa memberikan perhatian
yang sepenuhnya. Kaum istri tidak mau kiranya suaminya atau orang yang
dikasihinya berpaling kepada orang lain. Oleh karena itu melalui teks ini
diajarakan bagaimana kaum perempuan juga berperan dalam menata
keharmonisan tidak hanya dalam bermasyarakat, tetapi juga dalam
kehidupan rumah tangganya.
Pertanyaan diskusi
1.
Kegiatan apakah yang sudah kita lakukan dalam menciptakan relasi
yang baik dalam masyarakat?
2.
Kegiatan apakah yang sudah kita lakukan untuk menampakkan bahwa
sebagai kaum perempuan juga bagian dari masyarakat?
3.
Apakah usaha kita sebagai kaum perempuan untuk melakukan karya
yang sesuai dengan firman Allah?
PA Perempuan
Pada zaman sekarang ini, jika ditanyakan kepada laki-laki atau bapak
(suami), apa yang menjadi kriteria perempuan idaman anda?. Pasti akan
memberi jawaban sesuai dengan seleranya masing-masing.
contoh kepada anak-anaknya. Dalam hal ini (khususnya ayat 25-31) yang
kita renungkan, bahwa seorang perempuan (istri) yang baik adalah
Tentu saja kedua hal di atas baik kecantikan jasmani dan kecantikan rohani
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Semuanya mesti
berbarengan. Apabila dapat digabungkan, maka berkat akan melimpah
yaitu
Kasih ibu sepangjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah. Ungkapan ini
sebenarnya memberikan kekuatan bagi kita bahwa seorang perempuan
(istri) memiliki tanggungjawab yang besar di tengah-tengah keluarga. Tanpa
seorang Ibu, maka anak-anak tidak dapat hadir di tengah keluarga. Mulai
dari kecil samapai besar, tanggungjawab seorang ibu sangat besar. Tempat
pengaduan seorang anak adalah ibu. Bahkan apabila terjadi dukacita di
tengah keluarga, sedih, sakit, maka dengan perasaannya ibu memberi
hatinya untuk mendampingi dan menerima semuanya (band. Amsal
10:1 Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya,
tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya). Namun itu
juga tidak dapat tercapai, tanpa dukungan dari seorang suami. Suami yang
baik adalah suami yang mau memperhatikan, menyayangi dan
bergandengan tangan dengan istri dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Di
samping itu, seorang ibu mesti memberikan seluruh pergumulannya kepada
Tuhan, karena kasih Tuhan sepanjang zaman. Amin.
Bahan diskusi :
1.
2.
Apa tugas kita dalam mendukung suami dalam tugas pelayanan atau
pekerjaannya yang mungkin sangat sibuk dan kurang perhatian dalam
keluarga)?..