Anda di halaman 1dari 11

Bacaan : Lukas 9 : 51 - 62

Tujuan : Jemaat dapat mengambil keputusan pribadai serta mengikut Yesus


dengan setia, yaitu mengikut Yesus dalam segala keadaan baik suka maupun
duka.
1.
2.
3.
4.

Nyanyian Pembukaan, Kidung Jemaat 375


Doa Pembukaan
Pembacaan Alkitab, Lukas 9 : 51 - 62
Pengantar PA:

MENJADI PENGIKUT YANG SETIA


Masih banyak anggota jemaat dan umat Kristen saat ini masih menghayati
makna mengikut Tuhan Yesus hanya untuk menginginkan berkat dan rezeki
serta kemakmuran, tetapi mereka melupakan untuk mengikut Dia dalam
penderitaan, kematian dan kebangkitanNya. Kalau sebatas ini yang dipahami
maka tidak heran jikalau orang dengan semangat berkata: Aku akan
mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi. Ucapan yang sama juga
diucapkan oleh salah seorang murid Tuhan Yesus. Dia berkata kepada Tuhan
Yesus: Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi (Luk. 9:57).
Keinginan dari murid Yesus tersebut seakan-akan sangat rohani dan setia,
sebab dia akan mengikut Yesus ke mana saja Dia pergi. Padahal dia tidak
menyadari bahwa mengikut Tuhan Yesus berarti dia harus siap dan bersedia
untuk menderita, ditolak, dihina dan hidup dalam kekurangan materi. Itu
sebabnya Tuhan Yesus memberi jawaban: Serigala mempunyai liang dan
burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepalaNya (Luk. 9:58). Ungkapan Tuhan Yesus tersebut
mau menyatakan bahwa Dia sebenarnya tidak memiliki apa-apa secara
duniawi. Dia adalah Anak Allah yang mulia, tetapi sekaligus Dia adalah Anak
Manusia yang miskin. Jadi bilamana seseorang mau mengikut Kristus, berarti
dia harus bersedia untuk tidak terikat dengan apapun secara duniawi
sehingga dia dapat berjalan bersama dengan Kristus tanpa halangan.
Jawaban Tuhan Yesus yang berkata: Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk
meletakkan kepalaNya (Luk. 9:58) juga hendak mengingatkan bahwa Dia
sebelumnya telah ditolak oleh orang-orang Samaria ketika Dia hendak
melewati daerah mereka (Luk. 9:52-53). Jadi mengikut Dia berarti bersedia
untuk ditolak oleh sesama tanpa harus menjadi marah dan tersinggung.
Sebab kedua murid Tuhan Yesus, yaitu Yakobus dan Yohanes berkata dengan
marah ketika orang-orang Samaria menolak, sehingga mereka berkata:
Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit

untuk membinasakan mereka? (Luk. 9:54). Bukankah kita juga seringkali


bersikap seperti kedua murid Tuhan Yesus tersebut, yaitu kita menjadi marah
manakala kehadiran dan karya pelayanan kita ditolak oleh sesama? Karena
itu kita kemudian mohon agar Tuhan menjatuhkan hukuman dan murkaNya
kepada orang-orang yang membenci dan menolak iman Kristen dan
pelayanan gerejawi. Makna mengikut Kristus berarti kita dipanggil untuk
menjadi orang-orang yang kaya dengan pengampunan kepada setiap orang
yang melawan dan yang membenci kita.
Apabila orang pertama menyatakan ingin mengikut Tuhan Yesus ke mana
saja Dia pergi tetapi dengan pemahaman yang salah. Maka kepada orang
kedua, Tuhan Yesus memanggil dia: Ikutlah Aku! Tetapi ternyata orang
kedua tersebut berkata: Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku
(Luk. 9:59). Perkataan orang kedua ini sepertinya ingin menunjukkan
kesetiaan seorang anak kepada orang-tuanya di Sepuluh Firman, yaitu:
Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
Tuhan Allahmu kepadamu (Kel. 20:12). Padahal di balik alasan yang sangat
rohani itu, tersirat suatu penolakan halus bahwa dia tidak dapat mengikut
Kristus selama ayahnya masih hidup. Halangan dia untuk mengikut Kristus
adalah kasih yang begitu besar kepada ayahnya, sehingga dia
memutuskan untuk tidak mengikut Kristus sementara waktu. Padahal
mengikut Kristus berarti sikap seseorang yang bersedia mengasihi Kristus
lebih dari pada segala sesuatu termasuk kasih kepada ayah-ibu, kakak dan
adik bahkan keluarga (bandingkan Mat. 10:37-38). Jawaban Tuhan Yesus
sungguh tajam kepada mereka yang menjadikan kepentingan keluarga
sebagai yang utama, yaitu: Biarlah orang mati menguburkan orang mati;
tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana (Luk.
9:60).
Nada yang hampir sama juga diungkapkan oleh orang ketiga dalam hal
mengikut Tuhan Yesus. Dia berkata kepada Tuhan Yesus, yaitu: Aku akan
mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan
keluargaku (Luk. 9:61). Orang ketiga tersebut tampaknya mengalami
kesulitan untuk menentukan sikap dan mengambil keputusan yang sangat
pribadi dalam mengikut Tuhan Yesus. Itu sebabnya dia terlebih dahulu minta
persetujuan dari keluarganya. Dia tidak dapat mengambil keputusan sendiri,
sebab keluarganya yang mampu memutuskan arah atau jalan hidup dan
keputusan yang harus dia ambil. Karena itu orang ketiga tersebut
sebenarnya tidak memiliki kematangan iman yang siap mengikut Kristus
dengan segala konsekuensinya. Itu sebabnya Tuhan Yesus memberi jawab:

Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak
layak untuk Kerajaan Allah (Luk. 9:62). Ketika kita terus menengok ke
belakang atau masa lalu, kita tidak pernah dapat mengikut Kristus karena
kita tidak memiliki visi hidup yang jelas.
Seorang murid yang baik bukan hanya mampu menyerap semua ilmu yang
telah diajarkan oleh gurunya, tetapi juga dia harus mengasihi dan tidak
pernah meninggalkan gurunya dalam keadaan apapun juga. Apalagi ketika
kita mengikut Tuhan Yesus sebagai Juru-selamat dunia. Kita tidak hanya
menyerap pengajarannya, tetapi apakah kita juga selalu setia mengikut
Kristus ke manapun Dia pergi termasuk ketika Kristus menyongsong
kesengsaraan dan kematianNya. Dan apakah kita selaku jemaatNya mau
meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi diri kita untuk mengikut
Kristus. Sebab seringkali terjadi tubuh fisik kita saja yang tampaknya
mengikut Kristus, tetapi sesungguhnya roh atau jiwa kita masih terikat
dengan berbagai hal yang duniawi.
5. Panduan Diskusi
1. Bagi saudara, apakah makna mengikut Yesus? Jelaskan!
2. Hal-hal apasaja yang sering menjadi hambatan/ketakutan seseorang untuk
mengikut Yesus dengan setia dan bertanggung jawab?
3. Apa yang mendasari/memotivasi kita tetap mengikut Yesus dengan setia
meski kita sering menghadapi ancaman dan penolakan dari sesama?
4. Bagaimanakah kita dapat mengikatkan diri kepada keluarga dan pekerjaan
tanpa harus meninggalkan kasih kepada Tuhan Yesus?
6. Nyanyian Akhir, Kidung Jemaat 370
7. Doa Penutup

Bahan PA
Amsal 11: 27-31

Bernyanyi BE. 23: 1


Doa pembuka
Pembacaan Nas: Amsal 11: 27-31
Penjelasan Nas
Pendahuluan
Manusia kerap sekali memberikan nasihat kepada orang yang
dikasihinya, nasihat ini ditujukan supaya orang yang dikasihinya itu
mendapatkan kesuksesan. Biasanya yang memberikan nasihat adalah orang
tua kepada anak-anaknya, guru kepada murid, orang bijaksana kepada orang
yang bodoh, orang yang telah memiliki pengalaman tentang sesuatu kepada
orang yang belum memiliki pengalaman tentang sesuatu. Tidak selamanya
yang memberikan dan menerima nasihat dibatasi oleh umur, tetapi ikut juga
dengan pengalaman yang ia miliki.
Nasihat itu dapat dijadikan pegangan hidup dalam kehidupannya
sendiri, maupun bermasyarakat. Dalam budaya batak, orang tua sering
memberikan
nasihat
kepada
anaknya
yang
hendak
memulai
pengalamannya pantun hangoluan, tois hamagoan ataupun tanda dirim,
semua nasihat itu diberikan bagaimana supaya anaknya itu sukses dalam
pengalaman hidupnya, baik bagi dirinya sendiri maupun dalam
bermasyarakat.
Penjelasan nas
Dalam teks ini seorang yang bijak mengajarkan suatu nilai yang
penting dalam bermasyarakat dan apa yang diperoleh apabila itu dilakukan.
Pada pasal ini (ay.1-31) menitik-beratkan kejujuran. Pada ayat 2-8
memperlawankan sikap pribadi orang yang benar dan fasik. Pada ayat 9-15
menggambarkan implikasi sosial dari dua jalan yang juga memperlawankan

kelakuan benar dan fasik. Gagasan utamanya adlaah bahwa orang benar,
yang memiliki keutamaan, mengungkapkan dengan bagus ide-ide atau nilainilai kebijaksanaan. Ayat 9-15 khususnya menekankan pelaksanaan keadilan
terhadap sesama. Komunitas sosial sebagai keseluruhan menikmati atau
menderita karena pilihan-pilihan yang dibuat seseorang.
Pada ayat 27, dikatakan siapa yang mengejar kebaikan, berusaha
untuk dikenan orang. Mengejar kebaikan berarti melakukan kebaikan
mengejar kejahatan berarti melakukan kejahatan. Pada ayat ini terlihat
hukum causa dalam masyarakat. Coba kita perhadapkan ucapan Yesus
dalam Mat. 7: 12. Hal ini merupakan nilai yang perlu diperhatikan bagaimana
cara hidup yang ideal atau hidup yang bijak dalam bermasyarakat. Bila kita
sering mefitnah orang, jangan pernah sakit hati bila kita difitnah oleh orang
juga, sedangkan orang yang berbuat baik saja belum tentu yang baik
diperoleh, apalagi berbuat jahat. Dengan kata lain, orang bijak dalam teks ini
mengisyaratkan bagaimana hidup bermasyarakat dengan melakukan
kebaikan, dan suatu saat pun, masyarakat akan mau menerima kita sebagai
bagian dalam masyarakat.
Ayat 28, orang bijak di sini memberikan nasihat agar tidak
mempercayakan diri kepada kekayaan. Kekayaan yang dimaksudkan di sini
tidak hanya uang, atau harta benda yang dimiliki, tetapi ikut juga kelebihan
yang ia peroleh, misalnya kepintaran, kekuatan, dan sebagainya. Sebab ia
akan jatuh. Orang bijak seolah-olah memberikan nasihat demikian supaya
orang tidak menjadi jatuh. Apabila seseroang mempercayakan dirinya pada
kekayaannya, ketika kekayaannya itu rusak atau bahkan hilang, maka ia
akan mengalami gangguan baik secara pikiran, psikis, dan akhirnya
menyebabkan ia menjadi gila. Tetapi melalui ayat ini orang bijak ini
mengisayaratkan agar berharap menaruh kepercayaan kepada Allah,
sebagai suatu tindakan orang yang benar. Mengapa demikian? Orang bijak di
sini mengatakan bawa ia akan tumbuh seperti daun muda, yang selalu segar
kelihatan. Dengan demikian, berharap atau menaruh kepercayaan kepada
Allah berarti mempengaruhi hidupnya dalam aktivitasnya, yang segar
sebagai gambaran penuh dengan semangat dalam melakukan aktivitasnya
(bnd. Rat. 3: 22-24).
Ayat 29 merupakan suatu nasihat dalam berumah-tangga atau
berkeluarga. Menangkap angin merupakan suatu pekerjaan atau kegiatan
yang sia-sia, karena sampai kapan pun ia tidak akan pernah berhasil
menangkap angin. Itu berarti orang yang mengacaukan rumah tangganya
merupakan suatu tindakan orang bodoh, dimana ia mendirikan rumah
tangga dengan sia-sia. Ayat ini orang bijak mengisyaratkan dengan keras
bahwa ia menolak adanya perceraian, atau kehancuran dalam rumah
tangga. Setiap rumah tangga, tidak terlepas dari masalah, atau pergumulan.
Akan tetapi, janganlah kiranya karena masalah atau pergumulan itu, rumah
tangga menjadi kacau atau bahkan sampai kepada perceraian.
Ayat 30, apakah hasil orang benar? Orang benar berarti orang yang
melakukan nasihat yang diajarkan, nasihat yang diajarkan yang
dimaksudkan berdasarkan Firman TUHAN, Allah Israel. Itu berarti, orang yang

benar berarti orang yang melakukan Firman TUHAN dalam hidupnya. Maka ia
akan beroleh pohon kehidupan, dan ketika ia memakan buah dari pohon
kehidupan itu, maka ia akan memperoleh kehidupan untuk selama-lamanya.
Berarti, orang bijak dalam teks ini memberikan pengharapan akan
keselamatan berupa kehidupan yang kekal kepada orang yang benar. Orang
bijak berarti orang yang mengetahui cara atau metode untuk melakukan
firman TUHAN dalam hidupnya, sehingga ia akan mengambil hati orang.
Mengambil hati orang berarti memunculkan rasa simpatik kepada orang lain,
sehingga orang lain tertarik kepadanya dan berkeinginan untuk
mengikutinya, sehingga orang lain itu beroleh hikmat dan kebijaksanaan dan
menjadi orang benar, dan kemudian ia beroleh pohon kehidupan itu.
Pada ayat 31, orang bijak menggambarkan hasil yang diperoleh
terhadap orang yang baik maupun orang fasik, orang fasik berarti orang
yang merancangkan dan melakukan kejahatan. Orang bijak di sini
menggambarkan orang baik saja belum tentu menerima balasan yang baik,
terlebih kamu hai orang fasik, atau jahat. Bagaimana mungkin kamu beroleh
kebaikan dari orang lain bila kamu melakukan yang jahat? Berarti hal ini
orang bijak mengisyaratkan agar orang yang menerima nasihat ini selalu
melakukan yang baik dalam hidupnya.
Renungan
Hal ini juga disampaikan kepada kaum perempuan, sebagai nilai
kehidupan yang hendaknya dilakukan dalam kehidupannya. Bagaimana
kaum perempuan itu dapat bermasyarakat dengan baik, memperoleh
semangat yan baru dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga ia
beroleh pohon kehdiupan yang ia beroleh.
Sebagian besar perempuan menghabisakan waktunya dengan
kegiatan yang sia-sia atau kegiatan seperti orang fasik. Misalnya, gosip,
fitnah, dan sebagainya. Suatu kegiatan yang menyebabkan dirinya jatuh
atau bahkan dibenci oleh masyarakat. Bahkan kegiatan yang demikian
merupakan suatu kegiatan yang dapat mengacaukan rumah tangganya. Bila
perempuan/ istri tidak menaruh perhatian yang sepenuhnya kepada suami
bagaimana suami bisa bertahan di rumah? dan kejadian inilah yang
menyebabkan si suami mencari perempuan yang bisa memberikan perhatian
yang sepenuhnya. Kaum istri tidak mau kiranya suaminya atau orang yang
dikasihinya berpaling kepada orang lain. Oleh karena itu melalui teks ini
diajarakan bagaimana kaum perempuan juga berperan dalam menata
keharmonisan tidak hanya dalam bermasyarakat, tetapi juga dalam
kehidupan rumah tangganya.
Pertanyaan diskusi
1.
Kegiatan apakah yang sudah kita lakukan dalam menciptakan relasi
yang baik dalam masyarakat?
2.
Kegiatan apakah yang sudah kita lakukan untuk menampakkan bahwa
sebagai kaum perempuan juga bagian dari masyarakat?

3.
Apakah usaha kita sebagai kaum perempuan untuk melakukan karya
yang sesuai dengan firman Allah?

TUHAN, Allah Israel, Bapa Yesus Kristus


Kiranya menyertai kita sekalian
Amin.
Bernyanyi BE. 30: 1
Doa syafaat
Bernyanyi BE. 32: 1

PEREMPUAN YANG BERKENAN KEPADA TUHAN[1]


(Refleksi dari Amsal 31:25-31)
31:25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa
tentang hari depan. 31:26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat,
pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya 31:27 Ia mengawasi
segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak
dimakannya. 31:28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya

berbahagia, pula suaminya memuji dia: 31:29 Banyak wanita telah


berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. 31:30 Kemolekan
adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang
takut akan TUHAN dipuji-puji. 31:31 Berilah kepadanya bagian dari
hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu
gerbang!

PA Perempuan
Pada zaman sekarang ini, jika ditanyakan kepada laki-laki atau bapak
(suami), apa yang menjadi kriteria perempuan idaman anda?. Pasti akan
memberi jawaban sesuai dengan seleranya masing-masing.

Ada yang menjawab bahwa perempuan idamannya adalah orang


yang cantik. Dalam hal ini dia hanya melihat dari lahiriah.
Ada juga yang mengatakan orang yang sudah memiliki pekerjaan
yang mapan (PNS, pengusaha, dll). Dalam hal ini, si pria melihat dari
segi masa depan.
Ada juga yang mengatakan adalah perempuan yang bisa mengatur
rumah tangga; . dalam hal ini melihat dari tangungjawab (mengurus
keluarga, memasak, dll). Kan kurang baik juga ketika seorang istri hanya
bisa masak mi..pagi hari misalnya mi, siang indomie, malam
supermi..begitu seterusnya.
Ada juga yang mengatakan adalah perempuan yang kaya. Dalam
hal ini melihat dari materi, dan masih banyak yang lain.
Apakah kriteria di atas salah di hadapan Tuhan. Pada dasarnya tidak.
Karena semua manusia termasuk perempuan diberi kemampuan yang
berbeda-beda dan laki-laki diberi kebebasan untuk memilih.
Namun, saudara yang kekasih di dalam Kristus, dalam Firman Tuhan yang
kita renungkan pada saat ini, justru melihat bahwa perempuan atau istri
yang menjadi idaman yang baik dari laki-laki dan berkenan kepada Tuhan
mesti
memiliki
kriteria
dalam
2
(dua)
hal
yaitu kecantikan
rohani dan kecantikan jasmani.
Ajakan ini adalah pengalaman dari seorang raja Masa, yang bernama Lemuel
yang sebenarnya dia dapatkan dari ibunya sendiri (Amsal 31:1). Hal ini
mengingatkan kita bahwa ibu yang baik mesti menjadi teladan dan memberi

contoh kepada anak-anaknya. Dalam hal ini (khususnya ayat 25-31) yang
kita renungkan, bahwa seorang perempuan (istri) yang baik adalah

pertama, menjadi teladan dalam hal fisik pakaian


kemuliaan..
sekarang ada perempuan pakaiannya tidak menjadi teladan bagi anak dan
orang
lain (band. I Timotius 2:9 Demikian juga
hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan
sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan
memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi
hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi
perempuan yang beribadah)
Kedua, berhikmat, (ay. 26) bukan penggosip, tukang
kompor.
Ketiga, orang yang bertanggungjawab dalam segala hal (ay. 27
atau kecantikan jasmani).Tanggungjawab yang dimaksud adalah
berhubungan dengan apa yang terjadi di tengah-tengah
keluarganya bukan hanya dari segi kebutuhan suami, kebutuhan
anak tetapi akan apa yang dilakukan di tengah-tengah keluarga.
Kesan menunjukkan bahwa ibu (perempuan) hanya bertugas
untuk melahirkan dan membesarkan anak. Selain itu untuk
kebutuhan keluarga (memasak, menyuci, dsb). Tetapi kriteria
pertama ini jauh lebih luas. Seorang perempuan yang baik
semestianya mengajar anaknya mulai dari kecil sampai besar
baik dari pendidikan, ketrampilan dan tanggungjawab. Juga di
dalam kebutuhan keluarga, dia menumbuhkan rasa sukacita di
tengah keluarga. Selain itu dia juga menopang suami dalam
memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk apa seorang ibu
(perempuan) cantik, tetapi tidak mau kerja dengan alasan
kulitnya rusak?. Untuk apa seorang wanita karir, tetapi keluarga
hancur berantakan. Untuk itu semua mesti dilaksanakan dengan
penuh tanggungjawab.
Keempat, adalah perempuan (istri) yang takut akan
Tuhan atau kecantikan rohani (ay. 30b).Dalam hal ini dia
juga bertanggungjawab dalam kebutuhan kerohanian anakanaknya, dengan mengajar berdoa, mendidik kepada Firman
Tuhan dengan menjadikan teladan di tengah-tengah keluarga.
Kesan menunjukkan bahwa yang paling rajin ke Gereja adalah
kaum perempuan. Untuk itu kita sebagai ibu-ibu jangan
berkecil
hati
ketika
sekarang
Gereja
dikatakan
sebagai Gereja Perempuan..

Tentu saja kedua hal di atas baik kecantikan jasmani dan kecantikan rohani
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Semuanya mesti
berbarengan. Apabila dapat digabungkan, maka berkat akan melimpah
yaitu

pertama, menjadi berkat bagi keluarga (ay. 28). Suami dan


anak-anak merasakan satu kedamaian di dalam keluarga karena
kehangatan dan keakraban yang dipancarkan oleh kasih sayang
seorang ibu.
Kedua, menjadi pujian dan kebangggan keluarga (ay.
29). Kesan juga menunjukkan bahwa ada sebagian suami
berselingkuh dan mencari wanita lain, oleh karena istri yang penuh
dengan pengaturan, cerewet dan tidak membahagiakan keluarga.
Tetapi dengan bertanggungjawab dan takut akan Tuhan, dia
menjadi kebanggaan suami dan anak-anak.
Ketiga, mendapat berkat baik dari keluarga maupun dari
Tuhan (ay. 31). Dalam hal ini, keluarga akan menyayangi dan
mencitai dirinya dan terlebih dari Tuhan akan mendapatkan
sukacita, ketrentraman dan umur panjang yang penuh dengan
kebahagiaan.

Kasih ibu sepangjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah. Ungkapan ini
sebenarnya memberikan kekuatan bagi kita bahwa seorang perempuan
(istri) memiliki tanggungjawab yang besar di tengah-tengah keluarga. Tanpa
seorang Ibu, maka anak-anak tidak dapat hadir di tengah keluarga. Mulai
dari kecil samapai besar, tanggungjawab seorang ibu sangat besar. Tempat
pengaduan seorang anak adalah ibu. Bahkan apabila terjadi dukacita di
tengah keluarga, sedih, sakit, maka dengan perasaannya ibu memberi
hatinya untuk mendampingi dan menerima semuanya (band. Amsal
10:1 Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya,
tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya). Namun itu
juga tidak dapat tercapai, tanpa dukungan dari seorang suami. Suami yang
baik adalah suami yang mau memperhatikan, menyayangi dan
bergandengan tangan dengan istri dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Di
samping itu, seorang ibu mesti memberikan seluruh pergumulannya kepada
Tuhan, karena kasih Tuhan sepanjang zaman. Amin.
Bahan diskusi :
1.

Bagaimana tindakan kita menjadi istri yang menjadi berkat bagi


keluarga (suami dan anak-anak)?

2.

Apa tugas kita dalam mendukung suami dalam tugas pelayanan atau
pekerjaannya yang mungkin sangat sibuk dan kurang perhatian dalam
keluarga)?..

Anda mungkin juga menyukai