Nim : 16-04-11-6514
Grup :C
Jurusan/prog : PAK/S1
M.kul : Hermeneutika PL
D.kul : Roy Charly Sipahutar, M.Th
Teks TB-LAI:
6
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon
itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
7
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang lalu mereka menyemat
daun pohon ara dan membuat cawat.
I . Pendahuluan
Dalam kejadian membahasa tentang penciptaan manusia dan alam beserta isinya, Dan juga tentang
kejatuhan manusia ke dalam dosa tetapi, walaupun manusia itu telah jatuh ke dalam dosa, Allah
menjanjikan keselamatan bagi manusia itu. Pada zaman sekarang kita bisa melihat manusia ciptaan Allah
itu makin bertambah banyak, tetapi manusia itu tidak hanya bertambah banyak melainkan manusia itu tidak
hanya bertambah banyak melainkan manusia itu juga semakin jahat 1
Dalam bahasa ibrani kitab kejadian disebut beresyit pada mulanya, yaitu kata pembuka kitab
tersebut. Nama ini sesuai,karena kitab kejadian menceritakan awal dari segala sesuatu yang berhubungan
denngan iman umat Allah dalam Alkitab.berdasarkan isinya, kitab ini terbagi dalam dua bagian yang dapat
dipisah dengan jelas: kejadian 1:11, sejarah zaman permulaan dan Kejadian 12-50, sejarah para bapak
leluhur. (tepatnya, kedua bagian tersebut adalah kej 1:1-11:27- 50:26). Kejadian 1-11 merupakan pengantar
ke dalam sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapak leluhur dan janji-Nya tentang tanah
dan keturunan.
Para peneliti Alkitab abad 19 M berhasil menemukan empat sumber di dalam Pentateukh. Pada
abad tersebut, di Jerman dikemukakan teori mengenai empat sumber taurat yaitu: sumber Y(yahwist) yaitu
sumber yang menyatakan istilah untuk menyebut nama Allah; sumber D (Deuteronomis) yaitu sumber
yang khusus terdapat dalam kitab ulangan( bahasa Jerman Deuteronomian) ; dan sumber P
( Preiesterschrift) yaitu sumber yang terdiri atas tradisi-tradisi para imam.
Pada kesempatan ini yang akan dibahas mengenai kitab kejadian 3:6-7 yang dimana pada kitab ini
mengenai kejatuhan manusia ke dalam dosa. Menurut ceritera ini, ular datang membujuk si perempuan
1
Denis Green,Pembimbing Pada Pengenalan Pengenalan Perjanjian Lama,(Malang, Gandum Mas,2008), hal 49
1
untuk memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat 2. Untuk mencari makna teologis dari
kejadian 3:6-7 ini, maka perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang menjadi pesan perikop kejadian 3:6-7 dalam konteks Isreal Raya?
2. Apakah pesan perikop kejadian3:6-7 bagi kehidupan masyarakat pada saat ini?
Tanggapan: penggantian kata diatas diterima karena maknanya sama dan tidak mengubah
makna kata.
Ayat 7
Pada apparatus catatan kaki Biblia Hebrica Stuttgartensis(BHS) terdapat tanda a, cukup
banyak yaitu 11-20(1/2 sam 715), teks pentateukh(taurat musa terjemahan Yunani
septuaginta targum (terjemahan teks ibranidalam bahasa aram menurut perangkat
penelitian teks dalam buku A. von Gall,mengusulkan kata ( ֲעלֵהale) artinya “diatas
mata”sehingga kalimatnya menjadi “kemudian terbukalah mata mereka dua dan mereka
mengetahui bahwa mereka telanjang lalu mereka menjahit daun pohon ara dan mengikat di
pinggang” .
2
W.S lassor,Pengantar perjanjian lama,(Jakarta,BPK Gunung Mulia, 2014), hal 111.
2
Tanggapan: penggantian kata diatas tidak diterima karena sangat tidak berkesinambungan
dan mengubah makna kata
Ter.TB LAI: perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama
dengan dia, dan suaminya suaminya pun memankannya.
Analisis: terdapat perbedaan yang mendasar antara TB LAI dan terjemahan pribadi dalam
terjemahan pribadi ditemukan kata ֩“ טֹובmenyenangkan” sedangkan di TB LAI terdapat kata
“sedap”. Sehingga ketidakseimbangan pada penggantian kata dan tidak sesuai dengan makna
kata selanjutnya. Dalam terjemahan pribadi ditemukan kata” mendapat keuntungan” sementara
dalam TB LAI ditemukan kata” memberi pengertian” sehingga mengubah makna kata.
Ayat 7
Ter. Pribadi: kemudian terbukalah mata mereka dua dan mereka mengetahui bahwa mereka
telanjang lalu mereka menjahit daun pohon ara dan mengikat di pinggang.
TB LAI: Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu bahwa mereka telanjang ; lalu
mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Analisis: dalam TB LAI ditemukan kata “menyemat” sementara dalam ter. Pribadi ditemukan
kata “menjahit” sehingga dalmpenggantian kata tersebut mengubah makna kata.
Sejak dahulu kala orang berpendapat bahwa Thora (Pentateukh) dikarang oleh Musa.Pendapat ini
bertahan sampai pada abad yang ke-XVIII. Keraguan-keraguan ini dipelopori pertama kali oleh Jean
d’Astruc yang berpendapat bahwa dalam menulis atau mengarang pentateukh itu Musa menggunakan
bahan-bahan dari dua sumber besar dan beberapa sumber kecil. Kemudian menyusul pula J.G.Eichhorn,
yang setelah mempelajari teori d’Astruch sendiri. Eichhorn mengatakan bahwa sebenarnya bukanlah Musa
yang mengarang Pentateukh, melainkan seorang lain yang namanya tidak diketahui .
Ada dua aspek yang sangat ditekankan oleh sumber Yahwist yang dapat kita tonjolkan. Pertama,
sumber ini menempatkan sejarah keselamatan Israel dalam kerangka dan orientasi yang universal yaitu
Allah akan menyelamatkan segala bangsa melalui bangsa Israel. Bangsa Israel adalah sarana Allah untuk
memenuhi janji keselamatanNya kepada semua bangsa di atas bumi. Aspek universal karya penyelamatan
Allah itu diungkapkan oleh penulis sumber Yahwist dalam cerita sejarah purbakala bangsa Israel. Kedua,
dari mula sampai pada akhirnya, penulis sumber Yahwist menekankan, bahwa tidak ada halangan
manusiawi apapun yang bisa menggagalkan kehendak Allah untuk melakukan karya penyelamatanNya.
Akhirnya kita catat, bahwa kedua aspek tersebut ternyata sangat relevan bagi keadaan bangsa Israel pada
zaman munculnya penulis sumber Yahwist.Penulis sumber Yahwist muncul pada zaman Daud-Salomo,
ketika Israel merupakan satu Negara kesatuan yang terlibat dalam kancah Internasional. Dengan tulisan
sumber Yahwist itu bangsa Israel diberi tahu akan tugasnya, yaitu menjadi berkat bagi segala bangsa yanga
da di sekitarnya.
Jadi penulis sumber Yahwist bukan hanya mengemukakan apa yang pernah terjadi pada zaman
dahulu, tetapi juga apa yang akan terjadi dengan dan melalui bangsa Israel pada waktu itu dan waktu
mendatang . Barangkali penulis Y barani menulis demikian karena ia menyaksikan kejayaan Israel dimasa
pemerintahan Daud. Ia juga pasti menyaksikan kebesaran Israel lewat bangunan-bangunan besar dan
kebudayaan Israel yang berasal dari masa pemerintahan Salomo. Persoalan yang dihadapi penulis Y adalah
kerajaan Israel yang besar itu semakin lemah pada masa ketika penulis Y ini hidup, dan kebesarannya telah
pudar. Allah memang telah melakukan banyak hal bagi dan melalui Israel, namun apa yang menjadi
maksudnya sekarang?. Penulis sumber Y tidak berusaha menjawab persoalan ini. Ia hanya
memunculkannya saja dalam tulisannya dan bermaksud menyadarkan orang-orang Israel bahwa mereka
pun tidak mengetahui apa rencana Allah bagi zaman mereka. 4
3
Wismoady wahono, Disini ditemukan,(BPK Gunung Mulia,2015), hal 61-62
4
David F. Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, (Jakarta; Bpk GunungMulia,1993) hlm155
4
2.2.2 Tempat dan Waktu Sumber Yahwist
Pandangan sumber Y yang paling penting ialah panggilan Allah; Allah memanggil Abraham untuk
menjadibapak leluhur bagi suatu bangsa yang mendiami suatu negeri yang dijanjiakan kepadanya oleh
Allah.
Penulis sumber Y menitik-beratkan perbuatan-perbuatan besar Yahwe dan kesetiaan-Nya kepada
orang-orang yang lemah. Terhadap kesetiaan Allah ini, bangsa Israel selalu menunjukkan sikap kurang
setia dan kurang taat kepada-Nya. Pusat seluruh sejarah ini sebenarnya terletak pada Wahyu/pernyataan
Allah di Sinai dan pada perjanjianNya. Dengan demikian penulis sumber Y menitikberatkan pemanggilan
Israel untuk menjadi bangsa(umat) Allah, dan janji Allah kepada mereka diteguhkan oleh anugerahNya.
Sumber ini diperkirakan muncul dan ditulis kira-kira antara tahun 900-800 seb.Kr.di daerah
selatan(Yehuda).56
Sumber cerita yang tertua dalam Pentateukh adalah sumber Yahwist. Banyak alasan untuk
menyatakan, bahwa sumber ini berasal dari selatan (Yehuda).Nampak dilatarbelakangi oleh keunggulan
suku Yuda dibawah pemerintahan Raja Daud. Ketiga alasan ini juga berfungsi sebagai waktu kira-kira
munculnya para penulis sumber sumber Y. Berdasarkan ketiga alasan itu maka kemungkinan besar para
penulis sumber Y itu muncul pada zaman pemerintahan Raja Daud dan Salomo, yaitu abad 11-10 SM.
Tulisan-tulisan dalam sumber Y itu mencerminkan adanya kesatuan, keteguhan, dan kepercayaan serta
kepenuhan nasional. Keadaan seperti ini hanya mungkin ada pada masa Salomo-Daud, ketika seluruh Israel
terhimpun dalam satu kerajaan Israel raya.Mungkin sekali sumber Y telah rampung ditulis pada tahun 950
SM .7
9
Wismoady Wahono, disini kutemukan, (BPK Gunung Mulia, 2015,) hal 62.
10
David F. hinson, sejarah israel,(BPK Gunung Mulia, 2014) hal 32
11
J.Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, hlm.90
6
terdalam tidak terbuka untuk umum, tetapi hanya untuk orang-orang kaya dan yang berpengaruh.
Kultusnya dipimpin oleh imam-imam yang hidupnya cukup mewah. Mereka mendapat dukungan penuh
dari istana supaya dapat melaksanakan tugasnya sebagai pemotong daging,pemohon kultus, spesialis
ketabuan, seniman penyanyi dan alat-alat musik, para penulis, ahli hukum, hakim, Pembina, nabi dan
prajurit. Bait suci menjadi institusi yang dibenci dimana-mana. Walaupun begitu, institusi ini memiliki
segudang potensi untuk menyucikan, mmeperbarui dan juga membangkitkan kesetiaan masyarakat, yang
bergantung pada posisi politik penguasa umum.12
Ayat 7:
Kemudian terbukalah mata mereka dua dan mereka mengetahui bahwa mereka telanjang lalu
mereka menjahit daun pohon ara dan mengikat di pinggang
Maka terbukalah mata mereka dan mereka tahu. Janji si penggoda dengan segera terpenuhi:
persepsi langsung diperoleh. Mereka melihat dan menjadi tahu. Namun yang mereka saksikan jauh berbeda
dengan gambaran indah yang dikemukakan ular itu. Nurani mereka dibangunkan dengan kasar. Mereka
melihat ketelanjangan mereka, ketelanjangan rohani maupun jasmani. Kemudian lahirlah rasa malu dan
katakutan. Ketika Adam dan Hawa sadar bahwa mereka sudah terputus hubungan dengan Allah, suatu
kesunyian yang mengerikan menyelimuti mereka. Menyusul penyesalan yang mendalam disertai berbagai
penderitaannya yang tak terelakan. Hilangnya iman mereka menjadi sasaran semua penderitaan yang
muncul itu. Dengan tergesa-gesa mereka membuat cawat untuk sekedar menutupi ketelanjangan mereka
sebagai upaya mengatasi keterlanjutan,kesepian, dan rasa bersalah mereka. 13
13
Charles f. preiffer dan everentt F. Harrison,tafsiran alkitab Wycliffe,(Gandum Mas) hal 38
14
Victor P. Hamilton, the new international commentary on the old testament(Amerika1994) hal 190-191
15
Roy B. Zuck, Teologi Alkitabiah Perjanjian Lama,(Gandum Mas, 1954)hal 47
8
III Aplikasi Pesan Teks terhadap kehidupan Masyarakat
Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah adalah hal yang sangat dibenci Allah.
Seperti dalam kejadian 3 ini melalui kelicikan ular menyebabkan perempuan itu meragukan firman Allah.
Begitu sederhana yang dilakukannya”ambil” dan “makan”. Mengenai hubungan Allah dengan manusia
sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa semuanya berada dalam keadaan harmonis dan intim, tetapi
sekarang timbul rasa malu atas ketelanjangan mereka dan mereka melarikan diri dari hadirat Allah dengan
penuh ketakutan.
Dalam kehidupan masyarakat saat ini, manusia merupakan ciptaan Allah yang paling mulia.
Namun manusia telah melanggar aturan Allah dan kepercayaan-Nya. Jika kita lihat dalam kehidupan
masyarakat sekarang manusia di dunia tidak ada ketakutan dalam melakukan Dosa. Manusia semena-mena
merusak segala ciptaan Allah dan tidak menghargai apa yang Allah berikan dalam hidupnya. Dalam ayat
ini juga dikatakan tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki karena sudah sama-sama melakukan
dosa atau melanggar aturan Allah.
IV. Kesimpulan
9
1. Kejadian 3:6-7 dalam konteks Israel raya menunjukkan bahwa hawa nafsu manusia jatuh ke dalam
dosa sama seperti Daud yang mengambil istri Batsyeba. Disana Daud menunjukkan bagaimana
manusia itu juga tergoda ke dalam dosa.
2. Konteks Kejadian 3:6-7 Pada masyarakat saat ini kejatuhan manusia ke dalam dosa telah
menghambat hubungan antara manusia kepada Allah. Masyarakat sekarang ini tidak terlepas dari
dosa. Begitu juag pada saat ini manusia mudah tergoda akan dosa. Sehingga hubungan Allah
dengan manusia itu tidak semakin membaik justru semakin melorot.
V. Daftar Pustaka
10
Lasor.W.S. Dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2014
Blommendaal.J. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2003
F. David Hinson. Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab. Jakarta: Bpk GunungMulia,1993
Zuck.B.ROY. A BIBLICAL THEOLOGY OF THE OLD TESTAMENT. Malang: Yayasan Penerbit Gandum
Mas,2005
f. Charles. Preiffer Dkk. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Jawa Timur: Gandum Mas
Coote Robert B. dan Marry P. Coote, kuasa politik proses pembuatan Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
Hamilton. Victor P. the new international commentary on the old testament. Amerika :1994
11