Anda di halaman 1dari 11

Nama : TIRAMIN SINAMBELA

Nim : 16-04-11-6514
Grup :C
Jurusan/prog : PAK/S1
M.kul : Hermeneutika PL
D.kul : Roy Charly Sipahutar, M.Th

Kejatuhan Manusia kedalam Dosa


EKSEGETIS HISTORIS KRITIS KEJADIAN 3:6-7

Teks TB-LAI:
6
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon
itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
7
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang lalu mereka menyemat
daun pohon ara dan membuat cawat.

I . Pendahuluan
Dalam kejadian membahasa tentang penciptaan manusia dan alam beserta isinya, Dan juga tentang
kejatuhan manusia ke dalam dosa tetapi, walaupun manusia itu telah jatuh ke dalam dosa, Allah
menjanjikan keselamatan bagi manusia itu. Pada zaman sekarang kita bisa melihat manusia ciptaan Allah
itu makin bertambah banyak, tetapi manusia itu tidak hanya bertambah banyak melainkan manusia itu tidak
hanya bertambah banyak melainkan manusia itu juga semakin jahat 1

Dalam bahasa ibrani kitab kejadian disebut beresyit pada mulanya, yaitu kata pembuka kitab
tersebut. Nama ini sesuai,karena kitab kejadian menceritakan awal dari segala sesuatu yang berhubungan
denngan iman umat Allah dalam Alkitab.berdasarkan isinya, kitab ini terbagi dalam dua bagian yang dapat
dipisah dengan jelas: kejadian 1:11, sejarah zaman permulaan dan Kejadian 12-50, sejarah para bapak
leluhur. (tepatnya, kedua bagian tersebut adalah kej 1:1-11:27- 50:26). Kejadian 1-11 merupakan pengantar
ke dalam sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapak leluhur dan janji-Nya tentang tanah
dan keturunan.
Para peneliti Alkitab abad 19 M berhasil menemukan empat sumber di dalam Pentateukh. Pada
abad tersebut, di Jerman dikemukakan teori mengenai empat sumber taurat yaitu: sumber Y(yahwist) yaitu
sumber yang menyatakan istilah untuk menyebut nama Allah; sumber D (Deuteronomis) yaitu sumber
yang khusus terdapat dalam kitab ulangan( bahasa Jerman Deuteronomian) ; dan sumber P
( Preiesterschrift) yaitu sumber yang terdiri atas tradisi-tradisi para imam.
Pada kesempatan ini yang akan dibahas mengenai kitab kejadian 3:6-7 yang dimana pada kitab ini
mengenai kejatuhan manusia ke dalam dosa. Menurut ceritera ini, ular datang membujuk si perempuan

1
Denis Green,Pembimbing Pada Pengenalan Pengenalan Perjanjian Lama,(Malang, Gandum Mas,2008), hal 49
1
untuk memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat 2. Untuk mencari makna teologis dari
kejadian 3:6-7 ini, maka perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang menjadi pesan perikop kejadian 3:6-7 dalam konteks Isreal Raya?
2. Apakah pesan perikop kejadian3:6-7 bagi kehidupan masyarakat pada saat ini?

II . Interprestasi Kejadian 3:6-7


2.1 Analisa teks
2.1.1 Kritik teks
 Pada aparatus catatan kaki Biblia Hebrica Stuttgartensis (BHS) kejadian 3:6 terdapat tanda
a disana ditemukan naskah samaritanus dan terjemahan Yunani septuaginta serta
terjemahan Targum yang mengusulkan menghilangkan kata ‫( ָה ֵע ֙ץ‬haets ) yang artinya
“pohon itu “ dalam teks pentateukh Taurat Musa berbahasa ibrani siria sehingga
kalimatnya menjadi ” perempuan itu melihat arah buah pohon itu baik untuk di makan baik
kelihatannya, karena pohon itu sangat menyenangkan mendapatkan keuntungan , lalu
mengambil dari buahnya dan dimakannya dan di berikan kepada suaminya yang bersama
dirinya dan suaminya pun memakannya”.
Tanggapan : Pengusulan penggantian kata ini tidak diterima alasannya karena makna dan
arti kata tersebut sama, dan kata tersebut juga tidak menyebabkan adanya perubahan pada
makna kalimat.
 Pada apparatus catatan kaki Biblia Hebrica Stuttgartensis ( BHS) kejadian 3:6 terdapat
tanda b terdapat teks pentateukh (taurat musa berbahasa ibrani samaria menurut A.von
Gall,Derhebraische Pentateuch der samaritaner( Pentateukh berbahasa Ibrani dari orang
Samaria) dan juga Terjemahan Yunani septuaginta mengusulkan menambahkan kata qellu
yang artinya “di makan” setelah kata ‫( וַּי ֹאכַ ֽל׃‬wayyokal) artinya “dia memakan” sehingga
kalimatnya menjadi perempuan itu melihat arah buah pohon itu baik untuk di makan baik
kelihatannya, karena pohon itu sangat menyenangkan mendapatkan keuntungan , lalu
mengambil dari buahnya dan dimakannya dan di berikan kepada suaminya yang bersama
dirinya dan suaminya pun memakannya”.

Tanggapan: penggantian kata diatas diterima karena maknanya sama dan tidak mengubah
makna kata.

 Ayat 7
Pada apparatus catatan kaki Biblia Hebrica Stuttgartensis(BHS) terdapat tanda a, cukup
banyak yaitu 11-20(1/2 sam 715), teks pentateukh(taurat musa terjemahan Yunani
septuaginta targum (terjemahan teks ibranidalam bahasa aram menurut perangkat
penelitian teks dalam buku A. von Gall,mengusulkan kata ‫( ֲעלֵה‬ale) artinya “diatas
mata”sehingga kalimatnya menjadi “kemudian terbukalah mata mereka dua dan mereka
mengetahui bahwa mereka telanjang lalu mereka menjahit daun pohon ara dan mengikat di
pinggang” .

2
W.S lassor,Pengantar perjanjian lama,(Jakarta,BPK Gunung Mulia, 2014), hal 111.
2
Tanggapan: penggantian kata diatas tidak diterima karena sangat tidak berkesinambungan
dan mengubah makna kata

2.1.2 Kritik terjemahan


Ayat 6
Ter. Pribadi: perempuan itu melihat arah buah pohon itu baik untuk di makan baik
kelihatannya, karena pohon itu sangat menyenangkan mendapatkan keuntungan , lalu
mengambil dari buahnya dan dimakannya dan di berikan kepada suaminya yang bersama
dirinya dan suaminya pun memakannya.

Ter.TB LAI: perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama
dengan dia, dan suaminya suaminya pun memankannya.

Analisis: terdapat perbedaan yang mendasar antara TB LAI dan terjemahan pribadi dalam
terjemahan pribadi ditemukan kata ֩‫“ טֹוב‬menyenangkan” sedangkan di TB LAI terdapat kata
“sedap”. Sehingga ketidakseimbangan pada penggantian kata dan tidak sesuai dengan makna
kata selanjutnya. Dalam terjemahan pribadi ditemukan kata” mendapat keuntungan” sementara
dalam TB LAI ditemukan kata” memberi pengertian” sehingga mengubah makna kata.

Ayat 7
Ter. Pribadi: kemudian terbukalah mata mereka dua dan mereka mengetahui bahwa mereka
telanjang lalu mereka menjahit daun pohon ara dan mengikat di pinggang.
TB LAI: Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu bahwa mereka telanjang ; lalu
mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Analisis: dalam TB LAI ditemukan kata “menyemat” sementara dalam ter. Pribadi ditemukan
kata “menjahit” sehingga dalmpenggantian kata tersebut mengubah makna kata.

2.2 Kritik Sumber


2.2.1 Penulis sumber Yahwist
Sumber cerita tertua dalam pentateukh adalah sumber Yahwist. Banyak alasan untuk menyatakan,
bahwa sumber Yahwist itu berasal dari Selatan (Yehuda). Umpamanya, sumber ini sangat
memperhatikan Hebron sebagai tempat suci Abraham dan menonjolkan tokoh Yuda dalam cerita
Yususf. Sebagai tambahan, kata-kata mengenai Yuda dalam berkat Yakub Nampak
dilatarbelakangi oleh keunggulan suku Yuda di bawah pemerintahan raja Daud. Ketiga alasan ini
juga berfungsi sebagai penunjuk waktu kira-kira munculnya para penulis sumber Y. berdasarkan
ketiga alasan itu maka kemungkinan besar para penulis sumber Y. Berdasarkan ketiga alasan itu
3
maka kemungkinan besar para penulis sumber Y itu muncul pada zaman pemerintahan Daud dan
Salomo, yaitu abad 11-10 SM. Tulisan-tulisan dalam sumber Y itu mencerminkan adanya
kesatuan, keteguhan dan kepercayaan serta kepenuhan nasional. Keadaan seperti itu hanya
mungkin ada pada masa Daud-Salomo,ketika seluruh terhimpun dalam satu kerajaan Israel Raya. 3

Sejak dahulu kala orang berpendapat bahwa Thora (Pentateukh) dikarang oleh Musa.Pendapat ini
bertahan sampai pada abad yang ke-XVIII. Keraguan-keraguan ini dipelopori pertama kali oleh Jean
d’Astruc yang berpendapat bahwa dalam menulis atau mengarang pentateukh itu Musa menggunakan
bahan-bahan dari dua sumber besar dan beberapa sumber kecil. Kemudian menyusul pula J.G.Eichhorn,
yang setelah mempelajari teori d’Astruch sendiri. Eichhorn mengatakan bahwa sebenarnya bukanlah Musa
yang mengarang Pentateukh, melainkan seorang lain yang namanya tidak diketahui .
Ada dua aspek yang sangat ditekankan oleh sumber Yahwist yang dapat kita tonjolkan. Pertama,
sumber ini menempatkan sejarah keselamatan Israel dalam kerangka dan orientasi yang universal yaitu
Allah akan menyelamatkan segala bangsa melalui bangsa Israel. Bangsa Israel adalah sarana Allah untuk
memenuhi janji keselamatanNya kepada semua bangsa di atas bumi. Aspek universal karya penyelamatan
Allah itu diungkapkan oleh penulis sumber Yahwist dalam cerita sejarah purbakala bangsa Israel. Kedua,
dari mula sampai pada akhirnya, penulis sumber Yahwist menekankan, bahwa tidak ada halangan
manusiawi apapun yang bisa menggagalkan kehendak Allah untuk melakukan karya penyelamatanNya.
Akhirnya kita catat, bahwa kedua aspek tersebut ternyata sangat relevan bagi keadaan bangsa Israel pada
zaman munculnya penulis sumber Yahwist.Penulis sumber Yahwist muncul pada zaman Daud-Salomo,
ketika Israel merupakan satu Negara kesatuan yang terlibat dalam kancah Internasional. Dengan tulisan
sumber Yahwist itu bangsa Israel diberi tahu akan tugasnya, yaitu menjadi berkat bagi segala bangsa yanga
da di sekitarnya.
Jadi penulis sumber Yahwist bukan hanya mengemukakan apa yang pernah terjadi pada zaman
dahulu, tetapi juga apa yang akan terjadi dengan dan melalui bangsa Israel pada waktu itu dan waktu
mendatang . Barangkali penulis Y barani menulis demikian karena ia menyaksikan kejayaan Israel dimasa
pemerintahan Daud. Ia juga pasti menyaksikan kebesaran Israel lewat bangunan-bangunan besar dan
kebudayaan Israel yang berasal dari masa pemerintahan Salomo. Persoalan yang dihadapi penulis Y adalah
kerajaan Israel yang besar itu semakin lemah pada masa ketika penulis Y ini hidup, dan kebesarannya telah
pudar. Allah memang telah melakukan banyak hal bagi dan melalui Israel, namun apa yang menjadi
maksudnya sekarang?. Penulis sumber Y tidak berusaha menjawab persoalan ini. Ia hanya
memunculkannya saja dalam tulisannya dan bermaksud menyadarkan orang-orang Israel bahwa mereka
pun tidak mengetahui apa rencana Allah bagi zaman mereka. 4

3
Wismoady wahono, Disini ditemukan,(BPK Gunung Mulia,2015), hal 61-62
4
David F. Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, (Jakarta; Bpk GunungMulia,1993) hlm155
4
2.2.2 Tempat dan Waktu Sumber Yahwist
Pandangan sumber Y yang paling penting ialah panggilan Allah; Allah memanggil Abraham untuk
menjadibapak leluhur bagi suatu bangsa yang mendiami suatu negeri yang dijanjiakan kepadanya oleh
Allah.
Penulis sumber Y menitik-beratkan perbuatan-perbuatan besar Yahwe dan kesetiaan-Nya kepada
orang-orang yang lemah. Terhadap kesetiaan Allah ini, bangsa Israel selalu menunjukkan sikap kurang
setia dan kurang taat kepada-Nya. Pusat seluruh sejarah ini sebenarnya terletak pada Wahyu/pernyataan
Allah di Sinai dan pada perjanjianNya. Dengan demikian penulis sumber Y menitikberatkan pemanggilan
Israel untuk menjadi bangsa(umat) Allah, dan janji Allah kepada mereka diteguhkan oleh anugerahNya.
Sumber ini diperkirakan muncul dan ditulis kira-kira antara tahun 900-800 seb.Kr.di daerah
selatan(Yehuda).56

Sumber cerita yang tertua dalam Pentateukh adalah sumber Yahwist. Banyak alasan untuk
menyatakan, bahwa sumber ini berasal dari selatan (Yehuda).Nampak dilatarbelakangi oleh keunggulan
suku Yuda dibawah pemerintahan Raja Daud. Ketiga alasan ini juga berfungsi sebagai waktu kira-kira
munculnya para penulis sumber sumber Y. Berdasarkan ketiga alasan itu maka kemungkinan besar para
penulis sumber Y itu muncul pada zaman pemerintahan Raja Daud dan Salomo, yaitu abad 11-10 SM.
Tulisan-tulisan dalam sumber Y itu mencerminkan adanya kesatuan, keteguhan, dan kepercayaan serta
kepenuhan nasional. Keadaan seperti ini hanya mungkin ada pada masa Salomo-Daud, ketika seluruh Israel
terhimpun dalam satu kerajaan Israel raya.Mungkin sekali sumber Y telah rampung ditulis pada tahun 950
SM .7

2.2.3 Teologi Sumber Yahwist


Pandangan sumber Y yang paling penting ialah panggilan Allah, Allah memanggil Abraham untuk
menjadi bapak leluhur bagi suatu bangsa besar yang akan mendiami suatu negeri yang dijanjikan
kepadanya oleh Allah. Dalam rangka ini maka kelahiran bangsa Israel, sebagaimana terungkap dalam
cerita kelahiran Ishak, cerita kelahiran Yakub, kelepasan dari Mesir dan perjalanan di padang gurun dilihat
sebagai tanda-tanda ajaib dari pihal Allah. Atau denga kata lain, bahwa Israel menjadi bangsa yang besar
dan bangsa Allah adalah anugrah semata-mata. Dengan demikian panggilan janji dan tanda-tanda ajaib
Allah menguasai seluruh sejarah Israel. Begitu juga cerita kelepasan Israel dari Mesir mau menyatakan dan
memuliakan Allah sebagai Allah yang berkuasa dan yang memerintah atas bangsa-bangsa lain, atas kuasa
alam dan laut .8
Sumber Y itu bergantung kepada tradisi lisan yang ada sebelumnya. Di dalam tradisi lisan itu
sudah trdapat thema-thema pokok yang menjadi bagian dari seluruh sejarah keselamatan, mulai dari
pemanggilan para nenek-moyang sampai dengan pendudukan tanah kanaan. Para penulis sumber Y
ternyata tidak hanya terpancag kepada thema-thema itu saja. Mereka mengembangkan seluruh cerita, dan
5
Blommendaal,Pengantar kepada Perjanjian Lama,(BPK Gunung Mulia), hal 18-19
6
David F. Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, (Jakarta; Bpk GunungMulia,1993) hlm155
7
S.Wismoady Wahono,Ph.D, Disini Kutemukan ,(BPK Gunung Mulia, 2015 hlm. 61-62
8
Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama,(BPK Gunung Mulia,2016)hal 18
5
memasukkan thema-thema lain kedalam cerita tulisannya. Thema kejadian mula alam semesta
dimasukkannya ke dalam sejarah keselamatan. Demikian juga dengan pokok-pokok kecil lain, sehingga
seluruh hasil tulisan mereka merupakan tafsiran teologisYahwist yang unik terhadap sejarah keselamatan
itu. Cerita purbakala merupakan pendahuluan terhadap cerita tentang sejarah keselamatan Israel. Dengan
pendahuluan seperti itu penulis sumber Y berusaha menonjolkan beberapa tujuan theologis 9

2.3 Situasi Kehidupan


32.3.1 Situasi sosial, politik, dan Ekonomi
Selama suatu jangka waktu yang lama kehidupan suku-suku biasanya berpusat pada satu kota di
mana berkuasa seorang raja yang mempunyai kekuasaan atas sejumlah tanah-tanha pertanian di sekitar
kota tersebut. Kemudian barulah untuk pertama kalinya muncul suatu kesatuan politik yang lebih besar di
Mesir sekitar tahun 2900 SM dan yang dikenal dengan nama “piramida”. Sukar untuk mengerti bagaimana
caranya piramida-piramida itu dibangun, padahal pada masa itu manusia belum mengenai teknologi jahtera
dan kerak dan semata-mata bergantung pada tenaga manusia. Salah satu piramida yang tebesar disebut
Piramida Agung 10
Alkitab mencatat pertumbuhan pesat dari kemakmuran bangsa di bawah kepemimpinan Daud, dan
sumbangan yang diberikan Hiram, raja Tirus, dalam menyediakan bahan dan tukang-tukang yang pandai.
Orang tirus memperhatikan kesejahteraan Yerusalem karena mereka bergantung pada Palestina untuk
sebagian dari penyediaan makanan mereka. Serangan-serangan orang Filistin selama masa ini merupakan
suatu usaha untuk menghentikan persatuan yang semakin meningkat dari bangsa Israel di bawah
pemerintahan Daud. Dalam dua pertempuran berturut-turut, Daud benar-benar mengalahkan musuh-musuh
ini dan untuk selamanya menghancurkan kuasa mereka. Daud memukul mundur orang Filistin sampai
dekat Gezer, tetapi rupanya ia tidak mau mengambil resiko kehilangan banyak tentaranya dalam usaha
merebut kota yang berkubu itu .
Salomo mempunyai suatu istana yang luas, yang juga dipakai sebagai tempat bekerja untuk
pegawai-pegawainya. Dia juga membangun di Yerusalem gedung-gedung yang besar. Semua bangunan ini
memerlukan uang yang cukup banyak. Karena itu bangsa Yerusalem dan Israel diwajibkan membayar
pajak. Untuk mendapat uang sebanyak itu Salomo membagi negaranya dalam dua belas provinsi yang tidak
identik\sama dengan dua belas suku Israel. Tiap-tiap provinsi harus membayar tiap-tiap bulan segala apa
yang telah menjadi tanggung jawabnya. Jelas sekali bahwa tindakan-tindakan yang dijalankan ini
mengurangi popularitas Salomo. Karena itu tidak mengherankan jika waktu itumuncul gerakan-gerakan
revolusioner diantaranya, Nabi Ahia mengurapi Yerobeam untuk menjadi Raja untuk kesepuluh suku di
Utara.11
Bait suci adalah tempat beribadah, tempat harta benda , pengadilan dan arsip penyimpanan tulisan-
tulisan penting. Ia menjadi pusat kehidupan bangsa di bawah kekuasaan bangsa Daud. Walaupun
mempunyai segala kemegahan, bait suci itu merupakan kapel pribadi bagi sang raja. Bagian-bagian

9
Wismoady Wahono, disini kutemukan, (BPK Gunung Mulia, 2015,) hal 62.
10
David F. hinson, sejarah israel,(BPK Gunung Mulia, 2014) hal 32
11
J.Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, hlm.90
6
terdalam tidak terbuka untuk umum, tetapi hanya untuk orang-orang kaya dan yang berpengaruh.
Kultusnya dipimpin oleh imam-imam yang hidupnya cukup mewah. Mereka mendapat dukungan penuh
dari istana supaya dapat melaksanakan tugasnya sebagai pemotong daging,pemohon kultus, spesialis
ketabuan, seniman penyanyi dan alat-alat musik, para penulis, ahli hukum, hakim, Pembina, nabi dan
prajurit. Bait suci menjadi institusi yang dibenci dimana-mana. Walaupun begitu, institusi ini memiliki
segudang potensi untuk menyucikan, mmeperbarui dan juga membangkitkan kesetiaan masyarakat, yang
bergantung pada posisi politik penguasa umum.12

2.3.1 Situasi Keagamaan


Pokok-pokok kepercayaan yang dianut waktu itu dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman Israel,
sikap-sikap dan seluk-beluk hidup, yang sebagian besar kabur bago kita. Kepercayaan itu juga diuraikan
dala suatu bangsa yang tak mungkin kita kuasai secara sempurna walaupun kita mempelajarinya selama
bertahun-tahun.
Agma Israel menghadapkan kita ukan pada suatu jaringan ide dan keyakinan agama yang sudah
baku, melainkan pada suatu proses perkembangan yang di dalamnya orang beriman bergumul untuk
memahami dan mengenal Allah Isreal semakin lama semkain dekat.
Baru pada zaman kerajaan, detail-detail (seluk-beluk) agama Israel itu tampak dengan jelas. Pada
zaman itu, Yahwisme sudah betul-betul berakar di Israel. Dibawah kerajaan awal, perbedaan-perbedaan
yang tajam antara suku-suku Israel tidak bagitu menonjol lagi. Israel semakin tampak sebagai umat
kesatuan yang telah mencapai eksistensinya sebagai bangsa.
Menarik sekali bahwa dalam kehidupan Israel berada dibawah pemerintahan Allah sebagai satu-
satunya Allah Israel. Dalam perkara yang menyangkut orang-orang Yabesy, Yahweh menggerakan Saul
supaya dia mengumpulkan umat Israel.

2.4 Tafsiran Ayat per-Ayat


Ayat 6:
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu sangat baik untuk makanan baik
kelihatannya, karena pohon itu sangat menyenakan memberi kesejahteraan. Lalu dia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan memberikan kepada suaminya yang bersama dirinya dan
suaminya pun memakannya.
Perempuan itu melihat, mengambil dimakannya dan memberikannya : .kata kata kerja yang
kuat ini melukiskan kisah tersebut secara hidup dan jelas. Sesuatu terjadi di dalam pikiran perempuan itu.
Secara bertahap buah itu mendapat arti baru . buah tersebut menjadi menarik untuk dipandang,
membangkitkan selera untuk dimakan, dan berkuasa untuk memberikan hikmat yang baru. Perempuan itu
kemudian mengambil langkah yang baru di dalam penipuan diri. Ia bukan hanya mengharapkan makanan
yang hikmat dan menarik, namun dia juga tertarik pada kekuasaan. Perempuan itu percaya bahwa buah
tersebut sanggup memuaskan semua keinginannya. Langkah selanjutnya dilakukan dengan sendirinya dan
dalam waktu singkat. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya. Si penggoda kini tidak
12
Robert B. Coote dan Marry P. Coote, kuasa politik proses pembuatan Alkitab,(BPK Gunung Mulia, 2004)hal 43
7
diperlukan lagi. Hawa melanjutkan pekerjaannya dan memberikan buah dengan rekomendasi yang baik itu
kepada suaminya, dan suaminya pun memakannya.

Ayat 7:
Kemudian terbukalah mata mereka dua dan mereka mengetahui bahwa mereka telanjang lalu
mereka menjahit daun pohon ara dan mengikat di pinggang
Maka terbukalah mata mereka dan mereka tahu. Janji si penggoda dengan segera terpenuhi:
persepsi langsung diperoleh. Mereka melihat dan menjadi tahu. Namun yang mereka saksikan jauh berbeda
dengan gambaran indah yang dikemukakan ular itu. Nurani mereka dibangunkan dengan kasar. Mereka
melihat ketelanjangan mereka, ketelanjangan rohani maupun jasmani. Kemudian lahirlah rasa malu dan
katakutan. Ketika Adam dan Hawa sadar bahwa mereka sudah terputus hubungan dengan Allah, suatu
kesunyian yang mengerikan menyelimuti mereka. Menyusul penyesalan yang mendalam disertai berbagai
penderitaannya yang tak terelakan. Hilangnya iman mereka menjadi sasaran semua penderitaan yang
muncul itu. Dengan tergesa-gesa mereka membuat cawat untuk sekedar menutupi ketelanjangan mereka
sebagai upaya mengatasi keterlanjutan,kesepian, dan rasa bersalah mereka. 13

2.5 Tafsiran keseluruhan dan pesan Teologis


Segala sesuatu yang telah diciptakan baik adanya, dan manusia menikmati hubungan yang paling
dekat dan paling intim dengannya. Alangkah tragisnya bahwa dalam kejadian 3 hubungan manusia dengan
Allah rusak dan jalannya sejarah manusia berubah secara drastis. Perempuan itu mengambil buah dari
pohon itu dan laki-laki itu ikut tergoda. Perempuan itu mengira bahwa memakan buah pohon itu
mendapatkan keinginannya.
Perempuan itu tergoda akan kekuasaan dan bukan hanya tergoda pada buah pohon itu. Pelanggaran
yang dilakukan Adam dan Hawa mengubah hubungan Allah dengan manusia. Manusia menyesal dan tak
sanggup menanggung penderitaan yang selalu muncul.
Manusia semakin banyak dan berkembang, tetapi manusia juga semakin jahat. 14
Dosa mengakibatkan pengasingan bukan hanya laki-laki dan perempuan melainkan juga
mengganggu keserasian anatara manusia dan ciptaan. Tetapi kini manusia yang telah kehilangan
kekkuasaan tak terbatas atas lingkungannya. Adam mendengarkan perkataan istrinya, dengan demikian dia
tunduk pada kekuasaannya 15.
Pesan teologis yang dapat kiata pedomani dari teks ini bahwa yesus yang telah menciptakan
manusia yang sudah pernah menyesal karena dosa kita tetapi Allah tidak pernah melepaskan tangannya
dari setiap manusia. Allah penuh dengan kasih sayang dan penuh dengan kesabaran. Allah ingin kita suci
bersih dari segala kejahatan tetapi manusia tidak dapat melakukannya dan justru memperbanyak dosa
dalam dunia ini.

13
Charles f. preiffer dan everentt F. Harrison,tafsiran alkitab Wycliffe,(Gandum Mas) hal 38
14
Victor P. Hamilton, the new international commentary on the old testament(Amerika1994) hal 190-191
15
Roy B. Zuck, Teologi Alkitabiah Perjanjian Lama,(Gandum Mas, 1954)hal 47
8
III Aplikasi Pesan Teks terhadap kehidupan Masyarakat
Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah adalah hal yang sangat dibenci Allah.
Seperti dalam kejadian 3 ini melalui kelicikan ular menyebabkan perempuan itu meragukan firman Allah.
Begitu sederhana yang dilakukannya”ambil” dan “makan”. Mengenai hubungan Allah dengan manusia
sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa semuanya berada dalam keadaan harmonis dan intim, tetapi
sekarang timbul rasa malu atas ketelanjangan mereka dan mereka melarikan diri dari hadirat Allah dengan
penuh ketakutan.
Dalam kehidupan masyarakat saat ini, manusia merupakan ciptaan Allah yang paling mulia.
Namun manusia telah melanggar aturan Allah dan kepercayaan-Nya. Jika kita lihat dalam kehidupan
masyarakat sekarang manusia di dunia tidak ada ketakutan dalam melakukan Dosa. Manusia semena-mena
merusak segala ciptaan Allah dan tidak menghargai apa yang Allah berikan dalam hidupnya. Dalam ayat
ini juga dikatakan tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki karena sudah sama-sama melakukan
dosa atau melanggar aturan Allah.

IV. Kesimpulan

9
1. Kejadian 3:6-7 dalam konteks Israel raya menunjukkan bahwa hawa nafsu manusia jatuh ke dalam
dosa sama seperti Daud yang mengambil istri Batsyeba. Disana Daud menunjukkan bagaimana
manusia itu juga tergoda ke dalam dosa.
2. Konteks Kejadian 3:6-7 Pada masyarakat saat ini kejatuhan manusia ke dalam dosa telah
menghambat hubungan antara manusia kepada Allah. Masyarakat sekarang ini tidak terlepas dari
dosa. Begitu juag pada saat ini manusia mudah tergoda akan dosa. Sehingga hubungan Allah
dengan manusia itu tidak semakin membaik justru semakin melorot.

V. Daftar Pustaka
10
Lasor.W.S. Dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2014

Blommendaal.J. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2003

F. David Hinson. Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab. Jakarta: Bpk GunungMulia,1993
Zuck.B.ROY. A BIBLICAL THEOLOGY OF THE OLD TESTAMENT. Malang: Yayasan Penerbit Gandum
Mas,2005

Vpiezen.Th.C.Agama Israel Kuno. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2001

Wahono, S. Wismoady, Disini Kutemukan.Jakarta :Bpk Gunung Mulia,1986

f. Charles. Preiffer Dkk. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Jawa Timur: Gandum Mas

Coote Robert B. dan Marry P. Coote, kuasa politik proses pembuatan Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004

Green Denis.Pembimbing Pada Pengenalan Pengenalan Perjanjian Lama.Malang : Gandum Mas,2008

Hamilton. Victor P. the new international commentary on the old testament. Amerika :1994

11

Anda mungkin juga menyukai