Anda di halaman 1dari 65

Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur ke hadirat Allah di dalam Yesus


Kristus, Juruselamat, Tuhan dan Kepala Gereja, Persidangan
Sidang Raya KGPM XXXIV tahun 2021 yang berlangsung pada
tanggal 25 – 27 Mei 2021 yang dilaksanakan secara virtual
dengan system cluster bertempat di Sidang “Imanuel” Wuwuk
sebagai cluster utama dan empat belas (14) cluster lainnya
yang tersebar di Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara,
Minahasa, Minahasa Utara, Bitung dan kota Manado telah
berlangsung dengan baik dan sukses.
Salah satu keputusan yang penting dan strategis adalah
Ketetapan Sidang Raya Nomor II/SR-KGPM/2021 tentang Pokok
Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM yang
memuat dasar-dasar pemahaman menyangkut aspek teologis,
aspek organisatoris dan aspek strategis KGPM dalam
perwujudan tugas panggilan gereja, bersekutu, bersaksi dan
melayani.
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM
ini disusun berdasarkan Pengakuan, Panggilan dan Pengajaran
KGPM yang termaktub dalam Peraturan Dasar KGPM untuk
memberikan gambaran yang jelas dan sistematis mengenai
doktrin pengajaran (teologi), tentang hakekat Panggilan dan
Tugas Gereja serta Organisasi dan Kepemimpinan KGPM
sebagai gereja.
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM
ini disusun dan ditetapkan di Sidang Raya untuk kurang lebih
satu generasi dua puluh lima tahun ke depan sejak diputuskan
dan ditetapkan pada Sidang Raya KGPM tahun 2005.
Akhirnya disampaikan banyak terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta
Sidang Raya KGPM XXXIV tahun 2021 yang telah menggumuli
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
2 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

bersama akan kebutuhan pelayanan KGPM bagi kemulian


Kepala Gereja.
Selamat menunaikan tugas dan panggilan yang mulia di
gereja Tuhan ini, semoga Tuhan memberkati kita.

Manado, Juli 2021


Pucuk Pimpinan KGPM
Ketua Umum, Sekretaris Umum,

Gbl. Francky Londa,STh,MA Gbl. James Rumagit,MTh.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 3

DAFTAR ISI

Halaman
1. Kata Pengantar …..………………………………………... 1

2. Daftar Isi …………………………………………….. 3

3. Ketetapan Sidang Raya KGPM No II/SR-KGP/2021 ……… 4

4. Pendahuluan ………………………………………..……………… 9

5. Bab I : Pokok Pemahaman Iman Kristen ………………….. 11

6. Bab II : Pokok Tugas Panggilan KGPM ……………………… 31

7. Bab III : Pokok Pemahaman Organisasi dan


Kepemimpinan KGPM …………….………………. 39

8. Bab IV : Tema KGPM Yesus Kristus Dalam Kebangsaan,


Kebangsaan Dalam Yesus Kristus …………….. 56

9. Penutup …………………………………………………………….….. 64

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


4 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

KERAPATAN GEREJA PROTESTAN MINAHASA


SIDANG RAYA XXXIV KGPM
TANGGAL, 25 -27 MEI 2021
DI SIDANG “IMANUEL” WUWUK

KETETAPAN
SIDANG RAYA XXXIV KGPM
Nomor : II/SR-KGPM/2021

TENTANG

POKOK PEMAHAMAN IMAN DAN


POKOK TUGAS PANGGILAN KGPM

Menimbang : a. Bahwa sesungguhnya Pokok Pemahaman


Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM
memuat dasar-dasar pemahaman
menyangkut aspek teologis, aspek
organisatoris dan aspek strategis KGPM
untuk kurang lebih satu generasi 25 tahun
ke depan sejak ditetapkan pada Sidang Raya
KGPM tahun 2005 ;
b. Bahwa Pokok Pemahaman Iman dan Pokok
Tugas Panggilan KGPM disusun dan
ditetapkan berdasarkan pengakuan,
panggilan, dan pengajaran KGPM
sebagaimana yang termaktub dalam
Peraturan Dasar KGPM ;
c. Bahwa Pokok Pemahaman Iman dan Pokok
Tugas Panggilan KGPM harus mampu
memberikan gambaran yang jelas dan
sistematis mengenai doktrin pengajaran
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 5

(teologi) KGPM, tentang hakekat Panggilan


dan Tugas Gereja serta organisasi dan
Kepemimpinan KGPM sebagai gereja ;
d. Bahwa Pokok Pemahaman Iman dan Pokok
Tugas Panggilan KGPM tersebut perlu
ditetapkan dalam suatu Ketetapan Sidang
Raya XXXIV KGPM;

Mengingat : 1. Peraturan Gereja KGPM ;


2. Ketetapan-ketetapan Sidang Raya XXXIII
KGPM di Wale Pinaesaan E Wakan tahun
2015.

Memperhatikan : 1. Permusyawaratan Sidang Raya XXXIV KGPM


tanggal 25-27 Mei 2021 di Sidang Imanuel
Wuwuk ;
2. Putusan Sidang Pleno tanggal 26 Mei 2021
tentang Perumusan Pokok Pemahaman
Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KASIH

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KETETAPAN SIDANG RAYA XXXIV KGPM


TENTANG POKOK PEMAHAMAN IMAN DAN
POKOK TUGAS PANGGILAN KGPM

Pasal 1
Untuk memperoleh suatu kebulatan hubungan yang menyeluruh,
maka Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM
disusun dalam sistematika sebagai berikut :
1. Pokok Pemahaman Iman Kristen
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
6 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

2. Pokok Tugas Panggilan KGPM


3. Pokok Pemahaman Organisasi dan Kepemimpinan KGPM
4. Tema KGPM : Yesus Kristus Dalam Kebangsaan, Kebangsaan
Dalam Yesus Kristus

Pasal 2
Persidangan Sidang Raya menyetujui penambahan pada Bab IV Tema
KGPM pokok tentang Sejarah Munculnya Rumusan Tema KGPM
“Yesus Kristus Dalam Kebangsaan, Kebangsaan Dalam Yesus Kristus”
dari Naskah/Dokumen yang disampaikan oleh Pucuk Pimpinan dan
Majelis Gembala pada persidangan Sidang Raya XXXIV KGPM.

Pasal 3
Isi lengkap beserta uraian dari yang tersebut pada pasal 1 dan pasal 2
di atas, terdapat dalam naskah Pokok Pemahaman Iman dan Pokok
Tugas Panggilan KGPM yang menjadi lampiran dan bagian yang tak
terpisahkan dari Ketetapan ini.

Pasal 4
Ketetapan ini merupakan penyempurnaan dari Pokok Pemahaman
Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM sebelumnya.

Pasal 5
Menugaskan kepada Pucuk Pimpinan dan Majelis Gembala KGPM
untuk mensosialisasikan, mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan ketetapan ini serta mempertanggung-jawabkan pada
Sidang Raya XXXV KGPM.

Pasal 6
Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Wuwuk
Pada tanggal : 26 Mei 2021

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 7

Atas nama
SIDANG RAYA XXXIV KGPM
MAJELIS KETUA,

1. Gbl. Dr. Jimmy M.R. Lumintang, MBA 1.

2. Pnt. Ir. Jakob Tumundo, SH 2.

3. Pnt. Hans Rompas, S.Pd 3.

4. Pnt. Deasy Holung, SH 4.

5. Gbl. Teddy Lendo, S.Th 5.

SEKRETARIS PERSIDANGAN,

Gbl. Francky Riko Londa, S.Th, MA

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


8 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

POKOK PEMAHAMAN IMAN


DAN
POKOK TUGAS PANGGILAN KGPM

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 9

PENDAHULUAN

Sesungguhnya Tuhan sendirilah yang menghadirkan


Kerapatan Gereja Protestan Minahasa [KGPM] di dunia ini
sebagai Gereja yang Kudus dan Am dan Rasuli serta
menempatkan dan mengutusnya bersekutu, bersaksi dan
melayani di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tema KGPM : “Yesus
Kristus Dalam Kebangsaan, Kebangsaan Dalam Yesus Kristus”,
diyakini menyemangati dan memotivasi KGPM mampu hidup
dan berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang
majemuk. Karena itu seluruh institusi/kelembagan dalam
semua jenjang organisasi dan setiap warga KGPM harus
konsisten dan tegas komitmennya terhadap eksistensi NKRI
sehingga pergumulan bangsa adalah juga menjadi pergumulan
dan tanggung jawab bersama KGPM.
Dalam menjalankan tugas panggilannya di dunia ini KGPM
harus tetap menyadari dan memposisikan diri sebagai garam
dan terang dunia (band Mat. 5:13-14) serta memahami secara
jelas bahwa gereja dalam tugas panggilannya tidak akan
berubah sepanjang masa [band. Ibrani 13:8]. Di tengah upaya
memahami kehendak Allah dari waktu ke waktu, KGPM harus
terbuka terhadap perubahan dan pembaruan yang berlangsung
secara sistematis sehingga mampu menjawab tantangan
zaman. Perubahan dan pembaruan dalam KGPM tetap pada
prinsip memahami lebih dalam kehendak Allah secara
sempurna [band Roma 12:2] ditengah-tengah situasi dan
kondisi kemasyarakatan yang mengalami perubahan yang
sangat cepat. Dalam usaha melaksanakan tugas panggilanya
KGPM senantiasa berpikir dan bertindak positif, kreatif, kritis,
realistis dan dinamis sehingga tidak terjerat pada sekularisasi,
hedonisme, materialisme dan individualisme.
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
10 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

Berpijak pada pemikiran di atas, KGPM sepakat untuk


meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan Pokok
Pemahaman Iman Kristen, Pokok-Pokok Tugas Pangggilan,
Organisasi dan Kepemimpinan yang dapat berfungsi sebagai
landasan dan visi teologis, strategis operasional bagi arah
perjalanan KGPM.
Sidang Raya XXXIV KGPM yang diselenggarakan pada
tanggal 25 s/d 27 Mei 2021 di Sidang “Imanuel” Wuwuk
Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan di bawah
terang tema “AKU ADALAH YANG AWAL DAN YANG AKHIR”
[bdk, Wahyu 22:12-13], dan sub tema : Bersama seluruh warga
Bangsa, KGPM memperkokoh NKRI yang demokratis, adil dan
sejahtera bagi semua ciptaan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 memutuskan dan menetapkan POKOK PEMAHAMAN
IMAN DAN POKOK TUGAS PANGGILAN KGPM selama satu
generasi, dua puluh lima tahun kedepan yang isi lengkapnya
adalah sebagai berikut :

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 11

BAB I
POKOK PEMAHAMAN IMAN KRISTEN

1. A L L A H
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Sesungguhnya “Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa”
(Ul. 6:4). Allah yang Esa dan kekal, yaitu Allah Tri-
Tunggal; Bapa, Anak dan Roh Kudus (Yes. 43:10; 44:6;
Mat. 28:19; 2Kor. 13:13; Flp. 4:20; Ibr. 13:8; Why. 4:8).
Dialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
serta seluruh isinya dan yang tetap memeliharanya
hingga kesudahan alam (Kej. 1:2; Mzm. 24:1-2; 89:12;
104:1 dst; Kol. 1:16). Tidak ada allah selain Dia (Kel.
20:3; Ul. 5:7).
Dalam memahami hakikat-Nya : Allah adalah Roh
(Yoh.4:24), Allah ada dengan sendirinya (Kel. 3:14; Yoh
8:58), Kebesaran Allah tak terhingga (I Raja 8:27; Kisah
17:24-28), Allah adalah Kekal (Kej 21:33; I Tim 6:16) dan
Sifat Allah adalah : Mahahadir (I Raja 8:27; Roma 10:6-
8), Mahatahu (Yer. 23:23-25; Mat. 10:30), Mahakuasa
(Habakuk 1:13; Yakobus 1:13), Tidak Berubah (Maz.
102:27-28; Yakobus 1:17)
Allah menyatakan diri dalam karya penciptaan-Nya
dan dalam sejarah umat manusia (Mzm. 19:2-3; Rm.
1:19-20) dan secara khusus dan sempurna dalam Yesus
Kristus Anak-Nya yang Tunggal (Yoh.1:18). Oleh
Pimpinan Roh Kudus kita mengenal dan menyembah
Dia sebagai Bapa dalam Yesus Kristus. Sebab semua
orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak
Allah (Rm. 8:14-15).

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


12 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

Allah berbicara kepada manusia berulang kali dan


dalam pelbagai cara dengan perantaraan nabi-nabi, dan
pada zaman akhir ini dengan perantaraan Yesus Kristus,
Anak-Nya yang Tunggal (Ibrani 1:1-2). Dalam Yesus
Kristus Allah menyatakan diri sebagai Allah yang
mengampuni dan menyelamatkan manusia dari
penghukuman karena dosa, yaitu dengan jalan
“mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan dirinya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama
di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
bumi dan yang ada di bawah bumi dan segala lidah
mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan
Allah Bapa” (Filipi 2:7-11).
Allah hadir dan bekerja di dalam dunia dan dalam
gereja melalui Roh Kudus yang memerdekakan manusia
dari hukum dosa dan hukum maut (Rm. 8:2; 2 Kor.3:17).
Roh Kudus itu menghidupkan, membarui, membangun,
mempersatukan, menguatkan, menertibkan dan
meneguhkan serta memberi kuasa pada gereja untuk
menjadi saksi, menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman, dan memimpin orang-
orang percaya kepada seluruh kebenaran Allah (Yeh. 37;
Kis. 1:8; Ef. 3:16-17; 4:3-4; Rm. 8:1; 1Kor. 12:7, 12;
14:26,33; 2Tim. 1:7; Yoh. 16:8-11,13)

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 13

2. ALKITAB
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Alkitab yang terdiri dari kitab Perjanjian Lama dan
kitab Perjanjian Baru merupakan kesaksian yang
menyeluruh mengenai Allah yang menyatakan diri,
kehendak dan karya penciptaan, pemeliharaan dan
penyelamatan-Nya kepada manusia, dan juga mengenai
jawaban manusia terhadap-Nya. Kesaksian yang
menyeluruh ini berpusat pada Yesus Kristus “Firman yang
menjadi manusia” (Yoh. 1:14). Dengan demikian
pemahaman mengenai isi Alkitab termasuk pemahaman
atas bagian-bagiannya harus selalu dilihat sebagai satu
kesatuan.
Kesaksian itu telah terjadi dengan kuasa dan
bimbingan Allah sendiri melalui Roh Kudus yang menyertai
dan mengilhami para penulis Alkitab (2 Ptr. 1:21; 2 Tim.
3:16). Kesaksian itu telah menggunakan bentuk-bentuk
dan unsur-unsur kemanusiaan, kebudayaan pada lingkup
sejarah tertentu, sehingga menampakkan adanya
keterbatasan-keterbatasan tertentu, namun, kebenaran
kesaksian Alkitab tersebut melampaui batas-batas ruang
dan waktu. Oleh karena itu Alkitab adalah Firman Allah.
Sebagai Firman Allah, Alkitab mempunyai kewibawaan
tertinggi dan menjadi “pelita pada kaki dan terang pada
jalan” orang-orang percaya (Mzm. 119:105) serta menjadi
dasar dan pedoman bagi perbuatan dan kehidupan orang
beriman (2 Tim. 3:16-17). Oleh karena itu orang-orang
percaya, baik pribadi maupun bersama-sama harus
membacanya, merenungkannya siang dan malam (Mzm.1),
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memahami,
menghayati dan melaksanakannya dengan benar dalam
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
14 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

iman dan ketaatan kepada Allah dalam Kristus.


Sebagaimana Roh Kudus telah menyertai dan membimbing
para penulis Alkitab serta memimpin manusia untuk
percaya kepada Yesus Kristus, maka pemahaman yang
benar mengenai isi Alkitab serta penghayatan dan
pelaksanaannya di dalam kehidupan sehari-hari juga hanya
akan terjadi atas bimbingan Roh Kudus (1 Kor. 12:3; Yoh.
16:15; 2 Ptr. 1:20-21).

3. PENCIPTAAN DAN PEMELIHARAAN


Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Alam semesta, langit dan bumi serta segenap isinya,
baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, adalah
milik dan ciptaan Allah (Kej.1-2; Mzm. 24:1-2; 89:12; Yes.
44:24; Yer. 27:5; Kol. 1:16). Segenap ciptaan itu sungguh
amat baik (Kej. 1-31), namun semua yang telah diciptakan
Allah itu tidak boleh diperilah dan disembah (Kel. 20:3-5;
Rm. 1:18-25). Allah adalah Pemilik dan manusia adalah
penatalayan (Kej. 2:15).
Seluruh ciptaan itu ditempatkan Allah dalam
keselarasan yang saling menghidupkan, sejalan dengan
kasih karunia pemeliharaan-Nya atas ciptaan-Nya (Kej. 1:20-
30; 2:15, 19; Mzm. 104:10-18; Yes. 45:7-8). Allah yang telah
menjadikan segala sesuatu dan yang senantiasa tidak
menginginkan ciptaan-Nya kacau dan saling
menghancurkan (Kej. 1:21-22; 9:8-17), kendatipun dosa
telah membawa segenap mahluk kepada kesia-siaan dan
membuatnya turut mengerang dan mengeluh menantikan
saat penyelamatan (Rm. 8:20-22). Allah telah memberikan
mandat khusus kepada manusia untuk turut dalam
mengusahakan dan memelihara seluruh ciptaan-Nya (Kej.
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 15

1:26-28; 2:15). Manusia harus bertanggung jawab dalam


mengusahakan dan memelihara kelestarian alam ciptaan
Allah. Perusakan terhadap alam dan lingkungan sekitar,
pada dasarnya adalah perlawanan terhadap Allah, maka
manusia wajib memeliharanya dalam kasih dan kesetiaan.
Dari permulaan hingga akhir, Tuhan Allah memerintah,
memelihara dan menuntun segenap ciptaan-Nya dengan
kasih setia dan keadilan (Mzm. 145:9; 146:6,7). Dan dengan
terus–menerus menentang segala kuasa yang hendak
merusakkan ciptaan-Nya. Ia menuntun seluruh ciptaan-Nya
menuju kesempurnaan di dalam langit baru dan bumi baru
(Yes. 1:10; 51:9-11; 2 Pet. 3:13; Why. 21:1-5), dimana segala
ciptaan yang ada di atas dan yang ada di bawah bumi
bertekuk lutut dan mengaku : “Yesus adalah Tuhan bagi
kemuliaan Allah Bapa” (Flp. 2:10)

4. M A N U SI A
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Manusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa
Allah (Kej. 1:26-27). Manusia diciptakan laki-laki dan
perempuan dengan martabat yang sama (Kej. 1:27), dan
dikaruniai mandat untuk beranak cucu dan memenuhi
bumi serta untuk menguasai, mengusahakan dan
memelihara seluruh ciptaan Allah (Kej. 1:26-28; 2:15).
Untuk dapat melaksanakan tugas dan mandat itu, Allah
memperlengkapi manusia dengan akal budi dan hikmat
serta memahkotainya dengan kemuliaan, hormat dan kuasa
(Mzm. 8:6-7).
Manusia diciptakan dalam kesatuan tubuh, jiwa dan
roh, sehingga ia dipanggil untuk memelihara kehidupan
secara utuh jasmani dan rohani dalam rangka pemenuhan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
16 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

tanggung jawabnya kepada Allah (Kej. 2:7; 1Kor. 3:16; 6:17-


20; 1 Tes. 5:23; Yak. 2:26). Manusia diciptakan dalam
kebebasan dan dalam kebebasannya itu ia bertanggung
jawab kepada Allah (Kej. 2:16-17). Ia juga diciptakan sebagai
makhluk yang hidup dalam persekutuan dan wajib
mengatur kehidupannya bersama dalam keluarga dan
masyarakat, yang dapat membawa kebaikan bagi semua
orang (Kej. 2:18). Dengan demikian, manusia mempunyai
martabat kemanusiaan, yaitu hak-hak dan kewajiban-
kewajiban asasi yang tidak boleh diambil oleh siapa pun dan
oleh kuasa apapun.
Manusia telah menyalahgunakan kebebasannya dengan
menolak untuk menerima kedudukannya sebagai ciptaan
Allah dan ingin menjadi seperti Allah (Kej. 3:5-6, 22).
Manusia terbujuk oleh iblis dan memberontak melawan
Allah (Kej. 3:1-7; 11:1-9), dengan demikian manusia terasing
dari Allah, akibatnya, ia terasing dari sesamanya, dan dari
alam lingkungan hidupnya serta hidup bersusah payah dan
menderita (Kej. 3:17-19; 24). Ia dikuasai oleh iblis, dan
menjadi hamba dosa (Rm. 6:17-20) dan sebagai upahnya ia
menerima maut dan kebinasaan (Rm. 6:23). Ia tidak dapat
melepaskan dirinya dari perbudakan dosa dan kebinasaan
karena perbuatannya sendiri. “Tidak ada yang benar,
seorang pun tidak” (Rm. 3:10). Sebagai akibatnya, manusia
tidak mampu melaksanakan mandatnya seperti yang
dikehendaki Allah, sebaliknya ia memutar-balikkan segala
sesuatu dan berusaha menempatkan dirinya pada
kedudukan sebagai Allah (Kej. 11:1-0). Segala
kecenderungan hati manusia ‘membuahkan kejahatan
semata-mata’ (Kej. 6:5). Hidup manusia menjadi tidak
berpengharapan. Manusia adalah debu dan akan kembali
kepada debu (Kej. 3:19b; Pkh. 3:19-21). Kejatuhan manusia
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 17

ke dalam dosa ini telah menyeret seluruh ciptaan ke dalam


kebinasaan, dan kehidupan di atas bumi menjadi rusak.
Allah tetap mengasihi manusia yang telah Ia ciptakan
menurut gambar-Nya, Ia tidak menghendaki kebinasaan
manusia, melainkan keselamatan (Yoh. 3:16, bnd. Kej. 6:5).
Oleh karena itu Allah senantiasa memelihara manusia dari
sejak semula, juga ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa
dan memberontak terhadap-Nya (Kej. 3:21; 4:15; 6:8,13 dst;
Mat. 20:1-16). Kasih Allah yang agung yang menyelamatkan
manusia dari kuasa dosa dan kebinasaan dan pemulihannya
ke dalam hubungan yang benar dengan Allah, menjadi
nyata dengan sempurna dalam Yesus Kristus (Yoh. 3:16;
Rm. 3:22-26; 5:15,17,21).

5. KESELAMATAN
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Allah tetap mengasihi manusia, walaupun manusia
telah jatuh ke dalam dosa, dan bumi menjadi rusak dan
penuh kekerasan. Karena itu, Allah mengaruniakan Anak-
Nya yang Tunggal, Yesus Kristus dan di dalam Dia Allah
menyediakan keselamatan bagi orang yang percaya (Yoh.
3:16; Kis. 16:13). Hanya pada-Nya manusia akan beroleh
keselamatan yang kekal (Kis. 4:12; Yoh. 14:6), yang dicari-
cari oleh umat manusia di sepanjang zaman dan dengan
pelbagai cara. Keselamatan itu telah mencapai manusia
karena Yesus Kristus “yang walaupun dalam rupa Allah
tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:6-8),
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
18 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

dan “Allah telah membangkitkan-Nya dari antara orang


mati sebagai buah sulung bagi segenap orang percaya” (1
Kor. 15:20-23).
Dalam Kristus yang mati karena pelanggaran manusia,
dan yang dibangkitkan demi pembenaran manusia (Rm.
4:25), Allah mewujudkan rencana penyelamatan-Nya atas
manusia. Dalam Kristus, manusia memperoleh
pengampunan dari Allah dan keselamatan atas kebinasaan.
Orang-orang yang percaya dan dibaptiskan dalam nama
Yesus Kristus, dibaptiskan dalam kematian-Nya dan
dibangkitkan bersama Dia ke dalam kehidupan yang baru
(Rm. 6:4; Kol. 3:9-10). Sebagai manusia baru, orang percaya
tidak berduka-cita dalam menghadapi maut, seperti orang
lain yang tidak mempunyai pengharapan (1 Tes. 4:13).
Karena manusia baru yang mati dalam Kristus akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1
Kor. 15:22).
Di dalam Kristus, Allah mewujudkan rencana
penyelamatan-Nya (Ef.1:8-9) yang akan digenapkan-Nya
pada kedatangan Yesus kembali (1 Kor. 15:22-25; Ibr. 9:28).
Dalam menyongsong penggenapan rencana penyelamatan
Allah itu, menuju kegenapan janji Allah akan langit baru dan
bumi baru di dalam kerajaan-Nya (Why 21:5), orang-orang
percaya sebagai manusia baru dipanggil untuk melakukan
perbuatan-perbuatan baik sebagai ungkapan syukur atas
keselamatan yang dianugerahkan Kristus (2 Pet. 3:14; Kol.
1:17; 3:15-17) dengan memberitakan keselamatan yang
disediakan Allah kepada segala makhluk (Mrk. 16:17) yang
mencakup seluruh segi kehidupan manusia di atas muka
bumi ini (Luk. 4:18-19). Dalam hubungan dengan itu, orang-
orang percaya dipanggil untuk bekerja sama dengan semua
orang yang berkemauan baik dari segala golongan dan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 19

lapisan masyarakat dalam segala hal yang membawakan


kebaikan bagi semua orang dengan sikap rendah hati dan
selalu menguji segala roh (1 Tes. 5:13-15; 1Yoh. 4:1).
Dalam penantian penggenapan rencana penyelamatan
itu, Allah menetapkan pemerintah sebagai hamba-Nya yang
dilengkapi dengan wewenang untuk memuji perbuatan baik
dan menghukum perbuatan yang jahat (Rm. 13:1-7; 1 Pet.
2:13-14). Oleh karena itu, gereja yaitu persekutuan orang-
orang yang telah dibarui didalam Kristus, dipanggil untuk
mendoakan dan membantu pemerintah dalam menjalankan
tugasnya sebagai hamba Allah demi kebaikan semua orang
(1 Tim.2:1-2; Yer. 29:7). Tetapi pemerintah dapat pula
menyalahgunakan kuasa yang ada padanya (Why. 13). Oleh
sebab itu gereja pun dipanggil untuk senantiasa siap sedia
melaksanakan tugas kenabiannya dengan mendoakan dan
membantu pemerintah agar pemerintah tidak
menyalahgunakan kuasa yang diberikan Allah kepadanya
(Mzm. 58:2-3; Yes. 1:16-17; Mik. 6:8). Apabila pemerintah
malampaui batas kekuasaannya dengan menuntut sesuatu
yang hanya dapat diberikan kepada Allah (Mat. 22:21; Mrk.
12:17; Luk. 20:25), maka orang-orang percaya “harus lebih
taat kepada Allah daripada manusia” (Kis. 5:29).
Dalam konteks kehadiran KGPM di tengah
Pluralitas Agama, Sosial dan budaya, KGPM memiliki Sikap
Eksklusif secara doktrinal, Inklusif secara relasional, dan
Pluralis secara kultural. Eksklusif artinya KGPM bersama
dengan semua Gereja percaya dan menerima seluruh
ajaran Alkitab sebagai kebenaran yang mutlak. Inklusif
artinya KGPM bersifat terbuka dalam relasi dengan agama
manapun juga. Pluralis artinya KGPM menerima
kemajemukan sebagai sebuah kenyataan.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


20 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

6. G E R E J A
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Roh Kudus menghimpun umat-Nya dari segala bangsa,
suku, kaum dan bahasa ke dalam suatu persekutuan yaitu
gereja, dimana Kristus adalah Tuhan dan Kepala (Ef. 4:3-
16; Why. 7:9). Roh Kudus juga telah memberi kuasa
kepada gereja dan mengutusnya ke dalam dunia untuk
menjadi saksi, memberitakan Injil Kerajaan Allah, kepada
segala makhluk di semua tempat dan di sepanjang zaman
(Kis. 1:8; Mrk. 16:15; Mat. 28:19-20).
Gereja di satu pihak dimengerti sebagai persekutuan
orang percaya yang dipanggil dan menjawab panggilan
Allah dalam Yesus Kristus adalah gereja yang tidak
kelihatan (invisible church), yakni orang-orang yang telah
dikuduskan oleh Yesus Kristus dan dikumpulkan menjadi
Tubuh Kristus, mempelai perempuan yang akan
dihadapkan kepada mempelai laki-laki Yesus Kristus “tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu” (Efesus 5:27). Di
pihak lain gereja dimengerti juga sebagai suatu
persekutuan orang percaya yang diutus dan ditugaskan
oleh Yesus Kristus Kepala Gereja ke dunia ini untuk
menyampaikan dan mengerjakan keselamatan bagi dunia
ini. Persekutuan itu dalam bentuk suatu
organisasi/lembaga/institusi atau ada yang
menyebutkannya sebagai gereja yang kelihatan (visible
church) dengan segala aturan dan perwujudan
aktivitasnya.
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang
terpanggil untuk menjadi sarana perkembangan kerajaan
sorga. Gereja memang bukan berasal dari dunia tetapi ada
di dalam dunia, diutus oleh kepala gereja melaksanakan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 21

Amanat Agung-Nya di dunia ini. Artinya tujuan dari gereja


adalah melaksanakan Amanat Agung dari Sang Kepala
Gereja (Matius 28:19-20; Markus 16:15). Dengan demikian
gereja tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri. Gereja
berada bukan untuk gereja, bukan demi kepentingan
gereja, melainkan demi kepentingan Kerajaan Allah

7. IBADAH GEREJA
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
IBADAH adalah perjumpaan antara Allah yang
bertindak dan manusia yang merespons tindakan Allah
melalui kegiatan gereja yang dilakukan secara bersama-
sama maupun tiap anggota sebagai wujud
mengungkapkan karya penyelamatan Allah di dalam Yesus
Kristus.
Dalam Perjanjian Lama, istilah umum yang dipakai
untuk ibadah jemaat berkaitan dengan karya, buah karya,
kesibukan (band Kel. 3:12; 15:15; 23:25; Maz. 100:2) dan
praktek pelayanan ibadah cenderung pada hal-hal lahiriah,
seperti mempersembahkan korban, puasa dan
penyembahan lainnya di bawah Hukum Taurat. Segala
syarat dan kebiasaan upacara berlangsung sedemikian rupa
dan secara tajam membedakan antara suci dan tidak suci,
sunat dan tidak bersunat, antara penghayatan dan
kenyataan (band Yesaya 58). Sementara dalam Perjanjian
Baru, ibadah selalu dikaitkan dengan pertemuan (Ibr.
10:25), kumpulan (Mat. 18:20; I Kor. 14:23, 26; Yakobus
2:2), ibadah (Kisah 13:2; Roma 12:1; 2 Kor. 9:12). Tata
Ibadah yang berkaitan dengan pelayanan jemaat (Kisah
11:29; Roma 15:27; 2 Kor. 9:12). Ibadah mempunyai tempat
dan arti yang luas, yang meliputi seluruh aspek kehidupan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
22 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

manusia. Dalam hal ini, jemaat dan kehidupannya setiap


hari menyatu, sehingga kehidupan yang satu tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan yang lainnya.
Bertitik tolak dari landasan Alkitabiah, KGPM
memahami ibadah adalah: Karya atau pelayanan, sebagai
perbuatan bakti kepada Tuhan Allah, cara menjawab karya
penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus, panggilan
terhadap umat Tuhan dan orang percaya dalam segenap
hidupnya, baik kepada Tuhan maupun terhadap sesama
manusia. Perjumpaan antara Allah dan manusia tidak dapat
dibatasi oleh ruang, waktu, tempat dan keadaan. (Perlu
penjelasan, dalam buku katekisasi)

8. SAKRAMEN
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku dan
percaya bahwa :
Sakramen adalah suatu tanda dan meterai dari
perjanjian keselamatan yang dibuat dan ditetapkan oleh
Allah kepada manusia (Kej. 17:7; Kel. 12:14; Ul. 16:2-7), dan
manusia yang menerima tanda perjanjian itu berjanji untuk
hidup setia kepada Allah di dalam Yesus Kristus. Sebagai
tanda dan meterai dari wujud perjanjian keselamatan yang
telah dikerjakan oleh Allah dalam Yesus Kristus lewat
kematian di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia
dan kebangkitanNya dari antara orang mati mengalahkan
kuasa dosa, maut dan iblis. Sakramen merupakan
pengokohan atas keselamatan yang telah diberikan oleh
Allah di dalam Yesus Kristus karena iman seseorang kepada
Yesus Kristus (Efesus 2:8-9).
Sakramen dilaksanakan oleh gereja berdasarkan
perintah Tuhan Yesus sebagaimana tertulis dalam Matius
28:19-20; Markus 16:15-16; Lukas 22:19; 1 Korintus 11:23-
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 23

26. Dari ayat-ayat Alkitab ini, maka KGPM mengakui ada


dua sakramen yang harus dilaksanakan yaitu Sakramen
Baptisan Kudus dan Sakramen Perjamuan Kudus.

BAPTISAN KUDUS
Baptisan yang dilaksanakan oleh gereja saat ini
didasarkan atas perintah Tuhan Yesus sendiri yang dikenal
dengan Amanat Agung yang berbunyi “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus … “ (Matius
28:19). Baptisan seperti inilah yang kemudian dilakukan
oleh para rasul setelah turunnya Roh Kudus, yang menjadi
suatu tanda masuknya seseorang dalam persekutuan orang
percaya. Pelayanan baptisan kudus oleh KGPM dilaksanakan
oleh Gembala dengan tanda ‘percik’ melalui cara
membasahi kepala orang yang dibaptis dengan
penumpangan tangan dan menyebut “Dalam Nama Bapa,
Anak, dan Roh Kudus” (Matius 28:19;). Pelayanan Baptisan
Kudus dilakukan kepada anak-anak orang percaya dan
orang dewasa yang mengaku percaya (KPR 2:39), sekali dan
berlaku seumur hidup (Ibrani 10:10). Bertitik tolak dari
uraian ini, maka baptisan kudus dipahami sebagai tanda
bahwa kita milik Allah (Roma 6:3-9).

PERJAMUAN KUDUS
Perjamuan kudus adalah salah satu sakramen yang
diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk dilakukan terus
menerus oleh orang percaya dalam rangka memperingati,
menghayati akan arti penderitaan dan kematian Yesus serta
peringatan tentang kebangkitanNya yang telah
mengalahkan kuasa dosa dan maut dengan memberi jalan
keselamatan kepada manusia yang berdosa (Matius 26:17-
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
24 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

27; Markus 14:12-25; Lukas 22:7-23 dan I Korintus 11:23-


34).
Perjamuan yang dilakukan oleh Yesus dengan murid-
muridNya pada malam sebelum Ia ditangkap untuk
disalibkan adalah berkaitan dengan peringatan pesta
kemenangan Orang Israel atas anugerah selamat yang
dikerjakan oleh Allah dengan melepaskan mereka dari
perbudakan di tanah Mesir. Perayaan kemenangan orang
Israel itu dikenal dengan sebutan Hari Raya Paskah.
Perayaan ini pada mulanya dilangsungkan di rumah tangga
orang Israel dan kemudian ditetapkan dan harus dirayakan
di Bait Allah (Keluaran 12:14; Ulangan 16:2-7).
Perjamuan Kudus adalah amanat yang telah
disampaikan oleh Tuhan Yesus sebagai tanda kehadiran-Nya
dan tanda peringatan akan kematian, kebangkitan dan
kedatangan-Nya kembali (Luk. 22:14-20; I Kor. 11:23-26),
untuk keampunan dosa manusia yang harus terus-menerus
diberitakan sampai Ia datang kembali. Perjamuan Kudus
adalah ucapan syukur jemaat atas kasih karunia
pengampunan dosa dan penyelamatan manusia oleh
Kristus, Pembela dan Pengantara manusia (Rm. 8:34; Ibr.
7:25) yang tetap mengasihi umat-Nya sampai pada
kesudahannya (Yoh. 13:1)
Perjamuan Kudus dihayati sebagai persekutuan
dengan Tubuh dan darah Kristus yang membawa kepada
persekutuan persaudaraan, sehingga kehadiran gereja yang
esa, kudus dan am dan rasuli itu tercermin dalam Perayaan
Perjamuan Kudus itu (Bnd. 1 Kor. 10:16-17). Perjamuan
Kudus dilaksanakan oleh Gereja yang dipimpin oleh
Gembala dan diikuti oleh anggota sidi sidang.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 25

Tuhan Yesus memberikan makna baru pada perjamuan


konteks PL sebagai realisasi penuh karya penyelamatan-Nya
atas dosa dan maut.

9. KERAJAAN ALLAH DAN AKHIR ZAMAN


Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Kerajaan Allah adalah Pemerintahan Allah atas segala
sesuatu yang bersifat kekal, di mana Allah adalah Raja yang
berdaulat dan memerintah, baik di sorga maupun di bumi.
(Maz 103:19; Daniel 4:3; Matius 28:18). Kerajaan Allah
dimanifestasikan di dalam dan melalui Yesus dan akan
menjadi sempurna pada saat kedatangan-Nya kembali.
Dalam rangka penggenapan Kerajaan Allah itu, gereja
sebagai persekutuan orang percaya dan setiap warganya
dipanggil untuk menjalankan suatu kehidupan baru sesuai
dengan tuntutan Kerajaan Allah (Mrk. 1:15; Ef. 4:11; 2 Ptr.
1:10-11). Hidup yang berpadanan dengan tuntutan Kerajaan
Allah adalah hidup yang dipimpin oleh Roh Allah yang kudus
yang membuahkan kasih, sukacita, damai sejahtera,
keadilan dan kebenaran (Ef. 5:3 dst). Sebagai warga
Kerajaan Allah, orang-orang percaya tahan uji di dalam
menghadapi segala tantangan, penganiayaan, penderitaan,
karena pengharapan di dalam Yesus Kristus akan
penggenapan Kerajaan Allah (Kis. 14:22; 2 Tes. 1:3-5; 1 Pet.
3:13-15).
Akhir zaman adalah suatu masa yang menunjuk pada
penggenapan pengharapan tentang kedatangan Kristus
kembali untuk menyempurnakan karya keselamatan bagi
seluruh ciptaan (Titus 2:12; 1 Tes 4:13-18; Wahyu 21:5-7).
Akhir zaman akan ditandai dengan berbagai fenomena
penyesatan (2 Timotius 3:1-5; Matius 24:4,5; 2 Tes 2:1-3),
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
26 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

fenomena alam, wabah penyakit (Lukas 21:11), Peperangan


(Matius 24:7), munculnya anti-Kristus (2 Tes 2:1-12). Akhir
zaman dinubuatkan dalam Alkitab meliputi: Pengangkatan
(rapture), kebangkitan orang mati, surga, neraka,
kembalinya Kristus, penghakiman, kerajaan seribu tahun,
dan kehidupan yang kekal (I Tes 4: 13-17; Yoh 5:29; Wahyu
17; 21-22).
Gereja dan orang-orang percaya juga terpanggil
untuk bersaksi dan memberitakan kedatangan Kerajaan
Allah dan akhir zaman dengan tekun menjalankan
pelayanan dalam kasih, kebenaran, keadilan dan damai
sejahtera terhadap semua makhluk.

10. PERNIKAHAN KRISTEN


Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengaku
dan percaya bahwa :
Hakikat pernikahan menurut Alkitab adalah suatu
peraturan tata tertib suci yang ditetapkan oleh Tuhan,
khalik langit dan bumi. Di dalam peraturan suci itu
diaturNya hubungan antara pria dan wanita. Sejak “pada
mulanya” pun Tuhan menghendaki, supaya “seorang laki-
laki meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan istrinya, sehingga mereka menjadi satu daging”
(Kejadian 2:24).
Dalam Kejadian 2:18-25 seorang pria dan wanita
diciptakan untuk saling melengkapi dalam segala hal baik
secara fisik, spiritual, emosional, dan kebutuhan sosial,
serta kemampuan lainnya dalam sebuah hubungan yang
istimewa. Hubungan pernikahan adalah hubungan yang
mengutamakan kesatuan tujuan, hati, dan jiwa. Karena
itu, pemilihan pasangan menjadi sangat penting dan

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 27

harus menjadi pergumulan manusia yang paling


mendalam melebihi problematika hidup manusia dalam
aspek-aspek atau dimensi-dimensi lainnya. Oleh
karenanya pernikahan adalah hubungan yang terdekat
dan terdalam dari segala hubungan yang dijalin antar
sesama manusia.
Menurut kesaksian Alkitab, pernikahan adalah
suatu rancangan atau gagasan Allah yang menjadi
klimaks dari semua penciptaan Allah, yakni dengan
menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan.
Pernikahan melambangkan ’rahasia hubungan antara
Kristus dan jemaat-Nya’. (band. Efesus 5 : 22-33) Allah
sendirilah yang menciptakan pernikahan,
mengabsahkannya, dan mengangkatnya ke tingkat yang
mulia melebihi seluruh kebudayaan manusia. (Kej 1:27-
28; 2:15, 24-25).
Pernikahan sudah ditetapkan oleh Allah sebelum
kejatuhan manusia ke dalam dosa. ”Berfirmanlah Allah:
’Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi.’ Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka: ’Beranak-cuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-
burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.’” (Kej. 1:26-28).

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


28 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

Dengan demikian kita mengerti, bahwa


pernikahan telah dirancang oleh Allah sebagai cara
untuk menguasai dan menaklukkan semua ciptaanNya.
Karena itulah, setelah Tuhan menciptakan Adam, Ia
memperlengkapinya atau menyempurnakan hidupnya
dengan penciptaan perempuan. ”Tidak baik kalau
manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej.
2:18). Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej. 2:24).
Dari uraian penjelasan di atas, dapat
didefinisikan bahwa pernikahan adalah suatu ikatan
janji yang dinyatakan secara sadar antara satu orang
laki-laki dengan satu orang perempuan, ditahbiskan dan
dikukuhkan oleh Allah sendiri, didahului oleh kepergian
meninggalkan orang tua dengan sepengetahuan orang
banyak, mencapai kegenapan yang sepenuhnya dalam
persetubuhan, menjadi suatu pasangan yang permanen
untuk saling menopang, dan selanjutnya dimahkotai
dengan penganugerahan anak-anak.
Pernikahan adalah suatu komitmen kekal antara
seorang pria dan seorang wanita yang melibatkan hak-
hak seksual secara timbal balik. Dan pernikahan
hanyalah sekedar permulaan sebuah proses seumur
hidup menyerahkan mutlak segalanya yang dimiliki oleh
seseorang kepada seseorang yang berlainan jenis
kelamin dengannya.
Pernikahan sebagai komitmen seumur hidup
bukanlah ketentuan atau aturan manusia , melainkan
ketentuan Allah dalam kesakralan atau kekudusan
hubungan dua insan manusia yang berlainan jenis
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 29

kelamin, yang telah dirancangkan-Nya sejak semula.


Yesus berkata: ”Apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan oleh manusia” (Mat. 19:6). Nada
yang sama dengan itu juga dikatakan oleh Rasul Paulus:
”Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada
suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi
apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang
mengikatnya kepada suaminya itu” ( Roma. 7:2 ).
Karena itu, janji pernikahan yang diucapkan saat
peneguhan dan pemberkatan nikah di gereja, yang
diikrarkan oleh kedua mempelai di hadapan Tuhan dan
juga di hadapan jemaat-Nya bahwa mereka akan hidup
semati ”sampai maut memisahkan mereka” merupakan
ikatan perjanjian ilahi.
Pernikahan itu tidak bersifat kekal. Sekalipun
pernikahan merupakan suatu perjanjian yang berlaku
seumur hidup yang dipertanggungjawabkan di hadapan
Allah, pernikahan tidak sampai kepada kekekalan. Harus
dipahami dengan benar bahwa pernikahan hanyalah
lembaga lahiriah yang sakral dan kudus di hadapan
Tuhan selama pasangan suami-isteri itu hidup. Umur
pernikahan hanya sebatas usia yang diberikan oleh
Tuhan selama hidup di bumi ini. Setelah ajal (kematian)
menjemput di situlah berakhirnya lembaga pernikahan
tersebut.
Pernikahan yang adalah suatu ikatan lahir bathin
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
bersepakat untuk membentuk lembaga keluarga,
diteguhkan dan diberkati dalam suatu ibadah di gedung
gereja yang dilaksanakan oleh gembala. Sebelum
pelaksanaan peneguhan dan pemberkatn nikah diawali

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


30 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

dengan pengembalaan atau pembimbingan yang


dilakukan oleh gereja.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 31

BAB II
POKOK TUGAS PANGGILAN KGPM

Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM)


sebagai gereja adalah persekutuan umat Allah yang
ditempatkan Tuhan di dunia, dipanggil dan diutus untuk
melaksanakan pekerjaan apostolat (kerasulan) yaitu
memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada dunia dan segala
makhluk (band. Mat. 28:19-20; Mrk. 16:15) dengan
mewujudkan Persekutuan (koinonia), Pelayanan (diakonia),
Kesaksian (marturia) yang dinyatakan dan diselenggarakan
atas dasar kasih. Pelaksanaannya dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena ketiga aspek
ini mencerminkan hakikat kehidupan Yesus Kristus, Sang
Kepala Gereja. Yesus Kristus telah menyelesaikan
pekerjaan misi-Nya di dunia ini. Ketika Ia naik ke sorga, Ia
menugaskan pekerjaan tersebut kepada murid-murid-Nya
(Mrk. 1:15; 16:20) dan melalui mereka Yesus memanggil
dan menghimpun jemaat-Nya dengan Firman dan kuasa
Roh Kudus.
Belajar dari Yesus Kristus Kepala gereja, persekutuan
umat Allah terpanggil untuk membagi-bagikan karya
keselamatan Allah kepada semua orang melalui
pemberitaan Injil Kerajaan Allah dalam berbagai bentuk.
Gereja juga dipanggil untuk bersaksi baik dengan
perkataan maupun dengan perbuatan sebab gereja adalah
persekutuan pelayanan kasih.
Dalam rangka pekerjaan apostolat itu, secara garis besar
akan diuraikan ketiga aspek tugas panggilan KGPM yakni
sebagai berikut.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


32 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

1. Persekutuan (Koinonia).
Persekutuan merupakan perwujudan kehidupan
bersama orang percaya dengan Tuhan Allah. Prakarsa
untuk bersekutu datangnya dari Tuhan Allah bukan
dari manusia. Panggilan Tuhan Allah kepada manusia
untuk bersekutu terjadi dengan perantaraan
pemberitaan Injil (Roma 10:17). Dalam panggilan itu
Tuhan Allah menyatakan bahwa Ia mengasihi manusia
dan menawarkan kepada manusia kehidupan damai
sejahtera. Manusia hanya dapat menerima dan
menjawab panggilan dan dengan jawaban manusia
maka terciptalah persekutuan iman yang menyembah
dan memuji, mengungkapkan perbuatan-perbuatan
Allah yang besar, serta keselamatan dunia dan
manusia. Secara konkrit KGPM sebagai persekutuan
iman yang menyembah dan memuji Tuhan Allah dalam
Yesus Kristus oleh pertolongan kuasa Roh Kudus
terwujud dalam berbagai-bagai kegiatan gerejawi
seperti persekutuan ibadah sebagai wujud dari
kehadiran Yesus Kristus di dalam Gereja, masyarakat
dan bangsa. Persekutuan ibadah ini meliputi
persekutuan hidup dan kerja, keluarga dan
kelembagaan gereja, yang adalah pengembangan
sumber daya warga gereja, demi kelangsungan dan
pendewasaan hidup beriman serta peran aktif bagi
pembangunan Gereja, masyarakat dan bangsa yang
demokratis dan pluralistik.

2. Pelayanan (Diakonia)
Pelayanan merupakan perwujudan iman orang percaya
terhadap sesama dalam kasih dan keadilan untuk
menghadirkan damai sejahtera Allah. KGPM sebagai
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 33

gereja terpanggil mewujudkan pelayanan kasih dan


keadilan dengan perkataan dan perbuatan, sesuai
perintah Tuhan Yesus, "Tidak perlu mereka pergi, kamu
harus memberi mereka makan" (Matius 14:16b). Hal
ini harus berpola pada pelayanan Yesus yakni bukan
untuk dilayani melainkan untuk melayani (Markus
10:45; Matius 20:28). Dalam rangka pelayanan kasih
itulah Yesus Kristus rela menjadi sama seperti hamba
dan bahkan memberikan nyawa-Nya untuk kehidupan
orang banyak (band. Fil. 2:1-11). Itulah sebabnya gereja
sebagai Tubuh Kristus berfungsi juga seperti
persekutuan yang mewujudkan pelayanan kasih dan
keadilan serta keutuhan ciptaan(cari ayat). Pelaksanaan
tugas ini merupakan wujud nyata dari upaya
mempersiapkan, memperlengkapi dan
memberdayakan warga gereja agar dengan penuh
kasih dan penuh kesadaran mempersembahkan segala
berkat dan karunia yang dipercayakan Tuhan
kepadanya. (Roma 12:1, 2 Petrus 1:5-9).

3. Kesaksian (Marturia)
Kesaksian merupakan perwujudan iman orang percaya
untuk menyaksikan perbuatan-perbuatan Tuhan Allah
yang besar dan ajaib (1 Petrus 2:9). KGPM sebagai
gereja terpanggil untuk bersaksi yaitu untuk
memberitakan Injil Kerajaan Allah di dalam Yesus
Kristus yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya,
manusia dan dunia ditebus dan diampuni dari dosa dan
maut untuk diselamatkan memperoleh kehidupan
yang kekal.
Pemberitaan Injil dan kesaksian adalah implementasi
dari tugas pelayanan gereja sebagaimana Amanat
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
34 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

Agung Tuhan Yesus Kristus ”Pergilah jadikanlah semua


bangsa murid-Ku….. (Matius 28:18-20). Pemberitaan
Injil ini harus disampaikan kepada semua orang dan
segala makhluk (Markus 16:15), dan kepada dunia
dalam seluruh keberadaan sosial, budaya, ekonomi,
hukum dan politik (KPR 1:8). Pemberitaan Injil ini harus
digiatkan karena setiap orang percaya sebagai warga
gereja setelah diberi kuasa untuk menjadi saksi dan
pembawa Injil Yesus Kristus. Tugas pemberitaan Injil ini
hendaknya diselenggarakan secara terencana,
terorganisir dalam kelembagaan. Dengan demikian,
warga gereja akan sampai pada kesaksian “Sampai kita
semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan
lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-
rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia
….(Ef. 4:13-15).
Itulah pemberitaan Injil baik kedalam maupun keluar
untuk memperlengkapi warga gereja kearah hidup
dewasa dalam iman, pengharapan dan kasih agar dunia
percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan
Juruselamat (Yohanes 17:21; Filipi 2:11).

Dalam upaya menjabarkan ketiga aspek tersebut


diatas , maka diselenggarakan Fungsi Pendidikan Agama
Kristen, Pembinaan Warga Gereja, Pekabaran Inijl dan
Kesaksian, Penggembalaan, Disiplin Organisasi dan
Administrasi yang dijabarkan sebagai berikut :

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 35

a. Pendidikan Agama Kristen (PAK)


KGPM memberlakukan Pendidikan Agama Kristen
(PAK) sebagai upaya secara sadar dan dilaksanakan
dengan terencana, sistematis, terstruktur dan
berkesinambungan tentang pokok-pokok iman
Kristen . Hal ini dilakukan untuk menolong setiap
orang yang diberikan anugerah oleh Allah di dalam
Yesus Kristus dan oleh kuasa Roh Kudus dapat
memberi jawaban terhadap Allah yang menyatakan
diri dalam Yesus Kristus dan kehendak-Nya seperti
kesaksian Alkitab dan kehidupan gereja sepanjang
masa (Ulangan 6:4-9; 1 Petrus 3:15). Tujuannya
supaya mereka percaya dan mengasihi Tuhan
melalui melayani sesama manusia di tengah
keluarga, masyarakat, lingkungan kerja, dunia dan
alam semesta ciptaan Tuhan.
Upaya ini merupakan pewarisan iman Kristen bagi
warga gereja serta membentuk masa depan sesuai
dengan kehendak Allah. KGPM memberlakukan PAK
melalui: Keluarga, Sekolah, Anak Sekolah Minggu,
Remaja, Pemuda, Calon Sidi, Baptisan, Pernikahan.

b. Pembinaan Warga Gereja (PWG)


KGPM memberlakukan Pembinaan Warga Gereja
(PWG) sebagai usaha untuk memperlengkapi
segenap warga gereja agar mereka tetap bersedia
dan memiliki kemampuan serta cakap melaksanakan
panggilan dan tugas gereja sesuai dengan hakekat
yang diatur dalam peraturan gereja, baik di dalam
gereja maupun ditengah masyarakat dan lingkungan
kerja yang diwujudkan secara utuh dan menyeluruh
(Efesus 4:11-12). Sebagai warga gereja yang juga
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
36 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

warga masyarakat wajib berperan aktif dalam


pembangunan masyarakat dan bangsa yang
demokratis dan majemuk. Karena itu program PWG
harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan
mendasar gereja dan kebutuhan masyarakat global,
yang perencanaan dan pelaksanaannya secara
sistematis dan terpadu dengan muatan materi yang
relevan, aktual dan memadai.

c. PIK (Pekabaran Injil dan Kesaksian)


KGPM melaksanakan Pekabaran Injil dan Kesaksian
sebagai implementasi dari tugas panggilan gereja
sesuai Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Matius
28:18-20;Markus 16:15). Tujuannya adalah
menghadirkan syalom Kerajaan Allah di dunia.
Upaya konkrit yang dilakukan oleh KGPM dalam
menjawab Amanat Agung Yesus Kristus ini,
dijabarkan dalam berbagai program kegiatan,
sebagai perwujudan nilai-nilai kehidupan warga
gereja yang sepadan dengan Injil Yesus Kristus dan
perwujudan gereja yang adalah garam dan terang
dunia (Matius 5: 13-14).

d. Penggembalaan
KGPM melaksanakan penggembalaan sebagai salah
satu fungsi pendampingan dan pertolongan dalam
pelayanan terhadap warga gereja dan juga tanpa
memandang batas-batas agama, etnis, sosial, dan
budaya (bdn Lukas 10:25-37). Penggembalaan bagi
warga gereja berfungsi memelihara orang-orang
yang sudah diselamatkan, supaya mereka
terpelihara dalam karya selamat itu (band Yoh.
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 37

21:15-17). Penggembalaan juga dilaksanakan secara


holistik terhadap manusia dan dunia. Tujuannya
supaya Gereja bertumbuh ke arah pendewasaan
iman dan pengenalan akan Kristus. Oleh karena itu
diupayakan pelaksanaan penggembalaan bagi warga
gereja dilakukan secara terencana, terpadu,
sistematis dan berkesinambungan.

e. Disiplin Organisasi dan Administrasi


KGPM memahami bahwa Gereja disatu pihak
sebagai persekutuan orang percaya tapi dipihak lain
sebagai suatu lembaga atau institusi. Sebagai suatu
lembaga tentunya gereja harus ditata secara baik
untuk menjadi gereja yang tertib dan teratur. Untuk
itu KGPM mengatur sistem pemerintahan gerejanya
dengan aturan organisasi dan administrasi yang
baik. Penyimpangan terhadap aturan organisasi dan
administrasi akan dilakukan pendisiplinan dengan
tujuan kembali pada aturan dan kesepakatan
gerejawi sebagaimana yang dikehendaki oleh Sang
Kepala gereja supaya semua menjadi tertib dan
teratur.
Disiplin Organisasi dan Administrasi ini dimaksudkan
adalah upaya pelayanan dan penatalayanan yang
dilakukan oleh KGPM dalam rangka menopang
perwujudan tugas panggilan gereja yang bersekutu,
bersaksi dan melayani serta pelaksanaan PAK, PWG
dan pengembalaan. Disadari bahwa jika aspek
pelayanan dan penatalayanan ditata dengan baik,
itu akan punya dampak yang baik dalam perwujudan
tugas panggilan gereja dimaksud, bahkan akan

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


38 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

dapat mengembangkan tugas pelayanan dan


kesaksian gereja.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 39

BAB III
POKOK PEMAHAMAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
KGPM

1. JABATAN GEREJA
KGPM menggunakan sebutan ”Majelis Gereja”
kepada mereka yang memberi diri melaksanakan
tugas pelayanan gereja, yaitu kepada Gembala,
Penatua dan Diaken. Para Majelis Gereja tersebut
mengacu pada pemahaman tentang pelayanan karena
kesaksian Alkitab, panggilan pelayanan adalah dari
Tuhan. Itulah sebabnya ada pelayan-pelayan. Artinya
Tuhan yang berinisiatif terlebih dahulu membuat
rencana mempersiapkan pekerjaan, tugas, panggilan
dan misi yang akan diemban dan kemudian sesudah
itu barulah Dia menentukan, memilih, memanggil, dan
mengurapi meneguhkan serta mengutus para
pelayan. Jadi kedudukan Majelis Gereja adalah
pemberian Tuhan pada umatNya dan bukan
kedudukan tingkat sosial melainkan kedudukan
fungsional berupa panggilan melayani dengan tugas
untuk menyatakan kepada umat tentang kehendak
dan janji Tuhan, mendorong umat menyembah Dia
dan untuk membimbing, mengajar dan
menggembalakan umat Tuhan.
Melayani jemaat berarti menempatkan dirinya
dalam keterikatan penuh pada maksud dan kehendak-
Nya saja. Sehingga harapan akan kemampuan untuk
melayani hanya terjadi oleh karena kasih karuniaNya
saja. Tuhan menjadikan pelayanan sebagai
kewibawaan kasih dan kuasa Tuhan karena yang
dilayani adalah umat milik Tuhan.
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
40 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

Semua majelis gereja adalah dari dan untuk


jemaat yang dipilih sesuai dengan peraturan gereja
KGPM. Mereka adalah anggota jemaat biasa, tetapi
karena Firman TUHAN harus diberitakan dan dilayani
kepada jemaat dengan ‘kuasa’, maka jemaatpun
dipanggil oleh Firman TUHAN yang diberitakan para
pelayan gereja. Di sinilah letak status dan fungsi
jabatan gereja karena jemaat hidup semata-mata dari
dan oleh Firman TUHAN yang diberitakan oleh para
pelayan gereja. Ketika pelayan gereja melaksanakan
pelayanan Firman TUHAN kepada jemaat, maka Ia
lebih mewakili Kristus daripada jemaat. Jadi ada suatu
hubungan pertalian yang erat, bergerak dari jabatan
kepada jemaat dalam pelayanan.
Jabatan gereja adalah jabatan dalam rangka
pelayanan Firman TUHAN. Jabatan itu ada dari dan
untuk jemaat; namun bukan berarti bahwa jemaat itu
ada untuk jabatan. Jabatan itu senantiasa bergerak
dari Yesus Kristus yang menjumpai jemaat. Karena itu
tidak ada satu jabatanpun yang berdiri sendiri atas
kehendaknya sendiri, hanyalah supaya jemaat mau
mendengar dan menaati Firman TUHAN.
KGPM menetapkan jabatan-jabatan gereja bagi
para pelayan gereja dengan sebutan Gembala,
Penatua dan Diaken yang disebut Majelis gereja. Jadi
Majelis Gereja adalah mereka yang telah disahkan
melalui proses pengurapan dan peneguhan dengan
pemberian gelar jabatan sebagai seorang gembala,
atau seorang penatua dan atau seorang diaken sesuai
dengan proses dan mekanisme penetapan jabatan
gereja tersebut dan berdasarkan fungsi yang
diembankan kepada yang bersangkutan. Proses
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 41

Pengurapan kepada seseorang itu adalah pengurapan


sebagai majelis gereja dan itu hanya dapat
dilaksanakan satu kali untuk selama-lamanya kepada
yang diurapi dan kemudian yang bersangkutan
diteguhkan dalam jabatan sebagai gembala atau
penatua dan atau diaken berdasarkan jabatan
struktural organisasi yang diatur dalam KGPM. Kecuali
gembala, jabatan penatua dan atau diaken diatur
berdasarkan jabatan periodik yang diemban oleh yang
bersangkutan berdasarkan kepercayaan yang
diberikan oleh Allah melalui jemaat yang memilih
dalam jabatan gereja tersebut. Tugas, fungsi dan
tanggung jawab masing-masing dari jabatan gereja
tersebut diatur dalam Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga KGPM.
Mengenai kedudukan dari setiap majelis gereja
itu, Diaken tidaklah lebih rendah dari Penatua dan
Gembala dan atau Penatua lebih tinggi dari Diaken
dan lebih rendah dari Gembala dan atau Gembala
lebih tinggi dari Penatua dan Diaken, melainkan
semua jabatan gereja ini mempunyai kedudukan yang
sama dihadapan Tuhan Sang Kepala Gereja, yaitu
adalah ”Pelayan Tuhan”, ”Kawan Sekerja Allah” Secara
kedudukan dalam gereja mereka adalah sama sebagai
Majelis Gereja namun yang membedakan mereka
adalah fungsi dari masing-masing sesuai dengan
pengaturan dalam Peraturan Gereja.

2. PENGURAPAN, PENEGUHAN DAN PELANTIKAN


KGPM dalam melaksanakan tugas panggilannya
memiliki orang-orang yang dipilih dan ditetapkan dari
anggota sidi sidang yang disebut sebagai pemimpin dan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
42 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

pelayan. Mereka adalah orang-orang yang diberi


kepercayaan dan tanggung jawab khusus oleh anggota
jemaat untuk memimpin, mengatur dan melayani
jemaat dalam suatu persekutuan sidang. Sebagai tanda
pengesahan terhadap mereka ini sebagai pemimpin dan
pelayan, yang karena itu juga disebut Pejabat Gereja,
maka KGPM mengenal istilah pengurapan, peneguhan
dan pelantikan, yang masing-masing istilah ini
mempunyai pemahaman sebagai berikut :
a. Pengurapan.
Pengurapan adalah penetapan dan pemberian
otoritas Allah berdasar pengakuan dan janji yang
diucapkan oleh seorang majelis gereja yang
terpanggil untuk melayani-Nya.
Pengurapan dilaksanakan dalam suatu ibadah
yang dipimpin oleh Gembala dengan penumpangan
tangan dilakukan kepada seseorang anggota sidi
sidang sebagai pengukuhan kepadanya karena
dipilih dan ditetapkan sebagai Majelis Gereja, yaitu
sebagai Gembala, Penatua dan atau Diaken; dan
hanya dilaksanakan satu kali untuk selamanya.
b. Peneguhan
Peneguhan adalah pengukuhan atas
pengakuan dan janji yang diucapkan seseorang atau
secara bersama dihadapan Tuhan disaksikan jemaat
untuk taat dan setia melaksanakan tugas, tanggung
jawab dan wewenang yang diberikan oleh Allah
lewat jemaat-Nya kepada seseorang dalam tugas
pekerjaan dan pelayanan gereja.
Peneguhan dilaksanakan dalam suatu ibadah
yang dipimpin oleh Gembala dengan penumpangan
tangan dalam rangka melengkapi dan mengukuhkan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 43

kesediaan anggota gereja yang dipilih dan


ditetapkan sebagaimana yang dipercayakan oleh
Allah melalui jemaat-Nya kepadanya, yang berlaku
secara periodik.
c. Pelantikan
Pelantikan adalah suatu pengesahan secara
organisatoris pada seseorang yang dipilih dan
ditetapkan sebagai Pejabat Gereja atau kepanitiaan
untuk mengemban suatu tugas pelayanan gereja.
Pelantikan kepada seseorang yang dipilih dan
ditetapkan sebagai Pejabat Gereja atau kepanitiaan
dilaksanakan dalam suatu ibadah yang dilakukan
oleh yang mengeluarkan Surat Keputusan yang
berlaku secara periodik.

3. PERATURAN GEREJA
Dalam lingkup organisasi gereja kita mengenal
apa yang lazim disebut dengan Peraturan Gereja. Istilah
ini memiliki hakekat yang sama, yaitu ketentuan –
ketentuan dasar dan bersifat Alkitabiah serta mengikat
keseluruhan aktivitas gereja sehingga terarah pada
memperlancar pelaksanaan tugas panggilan gereja itu.
Bersifat Alkitabiah dimaksud bahwa materi
ketentuan Peraturan Gereja tersebut harus digali dari
kandungan Alkitab atau tidak boleh bertentangan
dengan Alkitab. Selanjutnya, bersifat mengikat karena
ketentuan Peraturan Gereja mengandung perintah
yang diterima dan disepakati bersama sehingga setiap
penyimpangan atau pelanggaran dikenakan sanksi
dalam bentuk pengenaan disiplin gereja. Namun
pengenaan sanksi Peraturan Gereja tidak dapat
diidentikkan dengan ketentuan organisasi sekuler,
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
44 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

Undang–undang Negara atau Peraturan Pemerintah


yang bermuara pada pemecatan dan hukum badan /
fisik. Sanksi Peraturan Gereja, dilaksanakan dalam
rangka kasih dengan aplikasi menolong, memperbaiki,
membimbing dan membawa pada jalan yang benar.
Struktur organisasi KGPM bertolak dari sistem
Kongregasional; memberi warna atau bentuk terhadap
tubuh organisasi KGPM itu sendiri. Struktur organisasi
KGPM pada hakekatnya adalah suatu gambaran
tentang pembagian tugas, pelimpahan wewenang dan
pertanggung jawaban serta hubungan kerja antara
unit-unit kerja yang ada, sehingga keteraturan kerja
dan disiplin kerja dalam organisasi dijamin dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
KGPM sejak berdiri pada tahun 1933 sebagai
gereja yang berdiri sendiri telah menampilkan struktur
organisasi yang mengadakan pemisahan antara urusan
pelayanan Firman dengan panatalayanan organisasi
Sidang. Hal ini dapat dilihat pada ketentuan Peraturan
Gereja KGPM. Dalam Peraturan Gereja yang berlaku
pada tahun 1933-1939, antara lain disebutkan pada
pasal 68 bahwa ; “tiap-tiap majelis gereja dari satu
umat boleh mengadakan suatu bestuur yang
menjalankan segala urusan perhubungan dengan
organisasi terhadap hal-hal lainnya dari yang masuk
ibadah gereja”. Ketentuan ini dicantumkan pula
dengan rumusan yang sama dalam Peraturan Gereja
yang disahkan pada tanggal 17 Desember 1939 dalam
Sidang Raya (Kongres) KGPM di Kawangkoan.
Sedangkan dalam Peraturan Gereja yang
ditetapkan pada tanggal 7 Juni 1954 dalam Sidang Raya
di Molompar, tidak diatur lagi tentang bestuur
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 45

(pengurus) dimaksud. Tetapi dalam Sidang Raya yang


dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 1969 di
Kawangkoan, telah diputuskan untuk menambah satu
pasal, yakni pasal 59a, yang mengatur tugas Badan
Pengurs Jemaat dengan rumusan lain : “Majelis
menjalankan otonomi jemaat dipimpin oleh Gembala
atau wakilnya. Tugasnya melulu di bidang pelayanan
rohani. Tugas bidang lainnya harus dibentuk satu
badan pengurus untuk menjalankannya. Badan ini
pembantu majelis gereja adalah pelaksana urusan-
urusan yang diperlukan demi kepentingan organisasi
dalam jemaat”.
Selanjutnya dalam Peraturan Gereja yang
disahkan dalam Rapat Paripurna KGPM tahun 1979 di
Bitung Barat, ternyata kepemimpinan dalam jemaat
(sidang) yang sebelumnya berada di tangan Majelis
Gereja sudah dialihkan pada satu badan yang disebut
Pimpinan Sidang. Hal ini diatur dalam pasal 14 yang
menegaskan bahwa :”Sidang dipimpin oleh Pimpinan
Sidang”. Sedangkan pada pasal 26 yang mengatur
tentang Majelis Gereja, menyatakan bahwa : “ Majelis
Sidang adalah lembaga sidang yang khusus berfungsi
dalam pelayanan Firman”.
Dengan demikian Badan yang sebelumnya hanya
berstatus sebagai pembantu Majelis Gereja, telah
diangkat dan dilembagakan menjadi Pimpinan Sidang
serta memiliki kedudukan yang sangat kuat karena
menjadi penanggung jawab ke luar dan ke dalam atas
nama Sidang. Dalam penyempurnaan Peraturan Gereja
yang disahkan dalam Rapat Paripurna KGPM tahun
1983 di Wakan, khusus menyangkut persoalan ini tidak
mengalami banyak perubahan berarti karena hanya
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
46 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

nama lembaganya yang dimantapkan dimana nama


Pimpinan Sidang diganti menjadi Badan Pimpinan
Sidang yang disingkat BPS. Seiring dengan
perkembangan yang ada, maka Sidang Raya XXXII
Tahun 2010 menetapkan bahwa kedudukan BPS adalah
lembaga sidang yang bertanggung jawab sesuai dengan
tugas dan fungsi penatalayanan, sedangkan Pimpinan
Majelis Sidang (PMS) adalah lembaga sidang yang
bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsi
pelayanan.
Struktur organisasi KGPM sesuai Peraturan Gereja
yang berlaku sekarang ini adalah kedaulatan Sidang
dilaksanakan secara kolektif melalui forum Sidang Raya
yang menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan KGPM,
Peraturan Gereja dan Pimpinan Kelembagaan KGPM.
Sidang Raya memandatkan kepada Pimpinan
Kelembagaan untuk melaksankan semua keputusan
dan ketetapan Sidang Raya.
Otonomi dalam KGPM adalah otonomi yang
bertanggung jawab menyangkut kepengurusan rumah
tangga demi kesejahteraan warganya secara
menyeluruh. Pelayanan rohani ditopang oleh
pelayanan material. Semuanya ini digerakkan dan
diarahkan pada peningkatan serta pengembangan
pelayanan Firman secara utuh dan menyeluruh dalam
gereja. Pemahaman otonomi yang demikian inilah yang
menunjuk bahwa Sidang-sidang bukan berdiri sendiri-
sendiri dari atau dalam KGPM, tetapi Sidang ada
sebagai suatu kesatuan dalam KGPM yang berdiri
sendiri. Dengan demikian segala upaya KGPM
ditetapkan atas kedaulatan Sidang-sidang untuk
kepentingan pelayanan KGPM dan wujud-nyatanya
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 47

dilaksanakan oleh dan di dalam sidang itu sendiri bagi


kepentingan KGPM sebagai satu kesatuan berdasarkan
ketetapan Sidang Raya.

4. ATRIBUT GEREJA
KGPM memahami Atribut sebagai salah satu tanda
kehadiran Tuhan Allah dalam karya penyelamatan dan
kebersamaan-Nya bagi manusia dan dunia melalui
Gereja yang memberitakan karyaNya yang
menyelamatkan.
Atribut terdiri dari Atribut Pelayanan dan Atribut
Organisasi (lihat Peraturan Gereja Pasal 106-119).
a. Atribut Pelayanan
Yang dimaksud dengan atribut pelayanan adalah
Stola Kadim dan Pendamping, Jubah Gembala,
Pakaian Lapagan Gembala, Taplak Mimbar, Mimbar
Gereja, Lilin.
b. Atribut Organisasi
Yang dimaksud dengan atribut organisasi adalah
Logo KGPM, Stempel Cap Gereja, Papan Nama
Gereja.
Yang dimaksud dengan atribut adalah : Stola, Jubah
Gembala, Pakaian Lapangan Gembala, Taplak
Mimbar, Lilin, dan Logo,
Pemahaman dan pengertian atribut gereja yang
dimaksud adalah :
Pertama, stola khadim dan pendamping. Stola
dipahami sebagai pita simbolis pelayanan firman Tuhan
atau lambang penugasan. Istilah stola berasal dari
bahasa Yunani stolh, yang berarti jubah yang
panjangnya sampai kaki. Jubah ini biasa dipakai oleh
para ahli Taurat agar semua orang melihat dan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
48 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

memberi hormat (Mrk.12:38; Luk.20:46). Lima kali


penggunaannya dalam kitab Wahyu menyatakan bahwa
jubah ini merupakan lambang kemuliaan orang-orang
kudus (Why.6:11; 7:9, 13-14; 22:14). Karena itu, stola
sesungguhnya merupakan pakaian khusus yang
dikenakan kepada para pelayan gereja sebagai tanda
bahwa ia dimuliakan dan dikuduskan untuk tugas
pelayanan firman Tuhan. Karena para imam wajib
mengenakan pakaian ini pada saat melaksanakan
pelayanan (Kel.28:43), maka penggunaan stola
hendaknya hanya bagi petugas ibadah.
Stola-stola ini memiliki symbol salib dan huruf
capital Yunani alfa (A) dan omega (W) serta warna-
warna khusus yang melambangkan sebuah makna
khusus. Sisi vertical dari simbol salib melambangkan
solidaritas Allah kepada manusia, sedangkan sisi
horisontalnya melambangkan solidaritas manusia
dengan manusia. Walaupun makna ini terkandung
dalam symbol salib itu, namun apa yang dinyatakan
oleh Perjanjian Baru dimana salib merupakan tanda
karya penebusan Kristus, sehingga salib juga
merupakan tanda dari Injil dan tanda untuk Kristus
sendiri (1 Kor.1:17-24; Gal.3:13,14; 5:11; 6:12,14;
Ef.2:16; Kol.1:20; 2:14; 1 Ptr.2:24) harus dimasukkan.
Sebab, jika makna penebusan sebagaimana dinyatakan
oleh Perjanjian Baru ini tidak dimasukkan di dalamnya,
maka secara tidak sadar kita telah menganut teori
pengaruh moral, yaitu sebuah teori yang tidak
alkitabiah tentang kematian Kristus. Huruf capital
Yunani alfa (A) dan omega (W)melambangkan Yesus
sebagai Yang Awal dan Yang Akhir (Why.1:8; 21:6;
22:13)
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 49

Kedua, jubah Gembala. Inilah pakaian yang


membedakan antara Penatua dan Diaken dengan
Gembala. Jika dibuat sebuah perbandingan dengan
pakaian imam, maka jubah Gembala ini adalah baju
efod yang dikenakan khusus kepada imam besar.
Sehingga dapat dikatakan bahwa jubah adalah pakaian
kudus dari seorang Gembala.
Jubah Gembala berjumlah dua, yaitu warna hitam
dan putih. Sebagaimana nampak dalam Alkitab bahwa
warna jubah yang paling disukai untuk dikenakan pada
waktu pesta adalah jubah warna putih (Pkh.9:8;
Mrk.9:3; Why.3:4). Selain itu, jubah putih juga
melambangkan kemuliaan (Why.6:11). Sehingga,
sangatlah tepat jika jubah Gembala yang berwarna
putih dikenakan pada ibadah-ibadah syukur dan
pernikahan.
Ketiga, pakaian lapangan Gembala. Pakaian ini
diperlukan karena alasan pragmatis. Sebagaimana
imam besar harus mengenakan pakaian lengkap
sebagai imam besar sesuai perintah Tuhan ketika
melaksanakan tugas pelayanan (Kel.28:43), maka
penggunaan pakaian lapangan Gembala hanya dipakai
dalam pelayanan pastoral atau ibadah-ibadah biasa
(Kepel atau Komisi). Hal ini sejajar dengan aturan yang
dikenakan kepada imam besar ketika mengadakan
pendamaian di ruang mahakudus (Im.16:4).
Keempat, taplak mimbar utama. Taplak mimbar
utama ini berbentuk segi tiga sama sisi. Alkitab tidak
memberikan informasi tentang bentuk segi tiga.
Alkitab hanya menunjukkan penggunaan bangun segi
empat (1 Raj.6:33; 7:5) dan segi lima (1 Raj.6:31).
Bentuk segi empat dan segi lima ini adalah bentuk-
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
50 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

bentuk ornament dalam Bait Allah. Dalam tradisi


gereja, lambang segitiga sama sisi ini menyatakan
tentang Allah Tritunggal.
Kelima, penggunaan lilin dalam kebaktian
Perjamuan Kudus. Dari empat kali penggunaanya
dalam Alkitab, lilin menggambarkan keadaan hancur
atau binasa karena hukuman Allah (Mzm.22:14; 68:2;
97:5; Mik.1:4). Dalam tradisi gereja, lilin ini dipakai
untuk melambangkan Kristus yang menjadi terang
dunia dan juruselamat melalui kematian-Nya di kayu
salib untuk menanggung hukuman Allah yang
seharusnya diterima oleh manusia yang berdosa. Dari
ayat-ayat di atas terlihat juga gambaran mengenai
kebesaran Allah, yaitu kedaulatan dan keadilan-Nya.
Keenam, mimbar gereja. Kata mimbar dalam
Alkitab berasal dari kata Ibrani (Ibrani = migeddāl) dan
Yunani (Yunani = bema). Dalam Alkitab Terjemahan
Baru dari LAI, kata “mimbar” hanya dua kali disebutkan,
yaitu dalam 2 Tawarikh 6:13 dan Nehemia 8:5. Dalam
Nehemia 8:5 terlihat jelas fungsi dari mimbar yang
dibuat oleh Ezra, yaitu tempat ia membacakan hukum
Tuhan, mengajarkannya, dan mengaplikasikannya
kepada umat. Pemahaman ini terlihat dari gaya tuturan
dalam narasi Nehemia 8 yang menggunakan permainan
kata (Ibrani = mēvîn dalam ay.3), (Ibrani =
e e
w hamm vînîm dalam ay.4), ( Ibrani = wayyāvînû dalam
ay.9). Kata-kata tersebut diterjemahkan avkou,ein dan
avnagnw, dalam Septuaginta, yang berarti memahami
dengan seksama. Selain itu, secara eksplisit
diungkapkan dalam ayat 9 dimana “Bagian-bagian dari
pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan
jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 51

pembacaan dimengerti”. Metode ini dikenal dengan


midrash Jadi, mimbar adalah tempat dimana seorang
membacakan dan meguraikan Kitab Suci serta
mengaplikasikannya bagi umat dalam suasana atau
konteks ibadah. Di sinilah makanan rohani dihidangkan
kepada umat yang beribadah. Hal ini menjadi jelas
ketika Septuaginta menterjemahkannya dengan kata
bema. Lehman Staruss menuliskan tentang apa yang
dimaksud dengan bema, sebagai berikut:“Di dalam
arena-arena pertandingan yang besar, ada sebuah kursi
tinggi tempat duduk wasit yang memimpin lomba
tersebut. Sesuai perlombaan, peserta-peserta yang
berhasil akan berkumpul di depan bema untuk
menerima hadiah atau mahkota mereka. Bema
bukanlah bangku pengadilan tempat orang dijatuhi
hukuman; bema adalah kursi tempat pemberiaan
hadiah.” Selain itu, bema juga merupakan suatu tempat
dimana sebuah kebijakan atau keputusan dibuat.
Karena itu, mimbar adalah tempat dimana kehendak
Allah dinyatakan kepada umat melalui hamba-Nya.
Bertolak dari Nehemia 8:5 maka apa yang dimaksud
dengan kehendak Allah adalah kebenaran yang
didasarkan pada Alkitab, yang adalah firman Allah yang
tertulis.
Ketujuh, pemahaman tentang logo KGPM;
bahwa setelah 75 tahun KGPM menggunakan logo
dalam bentuk salib hitam yang bercorak kotak kotak
maka Sidang Raya KGPM tahun 2005 yang dilaksanakan
di MBH, berhasil menyelenggarakan sayembara
pembuatan logo KGPM.
Logo ini diterima dengan syarat direvisi sesuai dengan
beberapa masukan dengan menekankan tiga aspek
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
52 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

yang mendasar : Aspek Teologis, Aspek Historis dan


Aspek Estetis.
Aspek Teologis menekankan KGPM sebagai gereja yang
didirikan dengan landasan teologis Alkitabiah. Aspek
Historis menekankan latar belakang berdirinya KGPM
dalam perjuangan bangsa mempertahankan negara
kesatuan RI, sedngkan Askpek Estetis lebih menekankan
pada keindahan atau daya tariknya.
Sesudah melewati proses revisi selama beberapa tahun
barulah pada tahun 2008 mendapatkan identitas logo
yang baku seperti yang nampak pada gambar 1

Gambar 1

Berikut beberapa penjelasan


disekitar simbol-simbol
yang ada dalam logo
KGPM yang baru ini.

Gambar 2

SALIB SEBAGAI LAMBANG


KARYA PENYELAMATAN
YESUS KRISTUS MELALUI
KEMATIAN DAN
KEBANGKITANNYA
MELAWAN DOSA DAN
MAUT

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 53

Gambar 3
BURUNG MERPATI
MELAMBANGKAN
KEHADIRAN DAN
PERANAN SERTA
PENYERTAAN ROH KUDUS

GELOMBANG SECARA
HISTORIS GEREJA MELALUI
TANTANGAN DAN
PERGUMULAN SERTA
GELOMBANG KEHIDUPAN

Gambar 4 33 GELOMBANG MENUNJUK


PADA TAHUN KELAHIRAN
YAITU TAHUN 1933
10 GELOMBANG
MENUNJUK PADA BULAN
KELAHIRAN YAITU BULAN
OKTOBER
29 GELOMBANG
MENUNUK PADA YAITU
TANGGAL KELAHIRAN
YAITU TANGGAL 29

Gambar 5
ALKITAB SEBAGAI FIRMAN
ALLAH YANG TERTULIS,
MENJADI LANDASAN

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


54 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

KEBENARAN DAN
PENGAJARAN

Gambar 6 YESUS KRISTUS DALAM


KEBANGSAAAN,
KEBANGSAAN DALAM
YESUS KRISTUS MENJADI
TEMA SENTRAL
PERJUANGAN DAN
PELAYANAN GEREJA

Gambar 6
LINGKARAN KECIL
MENUNJUK PADA
KONTEKS NASIONAL,
KGPM HADIR DAN
BERJUANG DI TENGAH
KEHIDUPAN BANGSA
INDONESIA

Gambar 7

LINGKARAN BESAR
MENUNJUK PADA
KONTEKS GLOBAL, KGPM SEBAGAI BAGIAN DARI
GEREJA
UNIVERSAL

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 55

Gambar 8
WARNA MERAH PUTIH
DALAM LINGKARAN
MENUNJUK PADA KGPM
GEREJA NASIONAL, KGPM
SEBAGAI GEREJA
PERJUANGAN, GEREJA
MERDEKA

Gambar 9
PERAHU YANG
BERTULISKAN KGPM,
MELAMBANGKAN
KELEMBAGAAN GEREJA
KGPM YANG EKSIS DAN
BERKARYA.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


56 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

BAB IV
TEMA KGPM
YESUS KRISTUS DALAM KEBANGSAAN
KEBANGSAAN DALAM YESUS KRISTUS
(Hasil Sidang Raya ke 28 tahun 1990 di Sidang Tiberias
Amurang)

A. CITA – CITA

Kerapatan Gereja Prostestan Minahasa (KGPM) didirikan


pada tahun 1933 di Wakan Minahasa sebagai Integerasi
dari Tanah Air dan Bangsa Indonesia. Organisasi Gereja ini
dibentuk pada saat-saat bangsa Idonesia sedang hangat-
hangatnya memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan
tanah airnya. Proklamasi berdirinya KGPM pada 29
Oktober 1933 merupakan puncak pergerakan masyarakat
Kristen Protestan di Minahasa yang menghendaki
pembaruan dan perbaikan Gereja dengan semangat
reformasi yang injili dan Sumpah Pemuda yang menandai
kebangkitan Nasional. Dalam hal ini KGPM merupakan
Gereja yang memisahan diri dari gereja yang berstatus
gereja negara (Indische Kerk), menjadi gereja yang
merdeka, berdiri sendiri dan mandiri dalam melaksanakan
tugas panggilannya.
Latar belakang serta situasi perjuangan/pergerakan
nasional memberi bentuk dan warna khas kepada KGPM
untuk menetapkan/menggariskan cita-cita dan azas
perjuangannya sebagai Gereja yang bersekutu, bersaksi
dan melayani di tengah perjuangan dan pembangunan
nasional. Cita-cita perjuangan KGPM itu, tersirat dalam
Tema KGPM, yaitu :

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 57

“YESUS KRISTUS DALAM KEBANGSAAN DAN


KEBANGSAAN DALAM YESUS KRISTUS”
Memang ungkapan di atas masih memerlukan pengkajian
secara historis teologis sebagai landasan konsepsional
pengenalan/pemahaman diri KGPM sebagai Gereja
Perjuangan mewujudkan reformasi yang Injili di tengah
pergumulan bangsa Indonesia dan kehadirannya sekarang
ini dan di masa depan. Namun secara sederhana dapat
dikemukakan di sini adalah sebagai berikut :
1. Dengan Yesus Kristus dimaksudkan segala hal yang
berkaitan dengan :
1.1. Tugas dan Misi Yesus Kristus di dunia ini dalam
rangka karya penyelamatan Allah terhadap dunia
dan seluruh manusia.
1.2. Amanat Agung Yesus Kristus ditujukan kepada
dunia, segala bangsa dan segala makhluk, yang
menjadi sasaran Pemberitaan Injil Yesus Kristus.
1.3. Hal yang pokok berkenaan dengan harapan dan
janji Allah dalam Yesus Kristus bagi orang-orang
percaya yaitu penggenapan pengharapan
keselamatan dalam kerajaan Allah yang kekal
(=kerajaan sorga) untuk mewarisi kebahagiaan
abadi.
2. Dengan Kebangsaan dimaksud bahwa bagaimana dunia
dan manusia sudah jatuh ke dalam dosa sehingga
manusia terbagi atas bangsa, suku bangsa, yang
semakin terpecah-pecah itu dapat menerima Karya
Penyelamatan Allah, mendapat bagian di dalamnya

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


58 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

serta mengerjakan keselamatan itu. Bagaimana misi


Penyelamatan Yesus Kristus itu sampai kepada semua
bangsa termasuk bangsa Indonesia, agar keselamatan
dan kebahagiaan dalam kerajaan Allah (=sorga)
didatangkan – dihadirkan di dunia segala bangsa.
Dalam rangka itu, cita-cita perjuangan KGPM sebagai
Gereja hendak mewujudkan manusia kristiani yang
misioner di tengah dunia ini, dan merindukan kehidupan
kekal dalam kerajaan sorga, serta berusaha untuk
mentransformasikan dalam kehidupan bangsa dan
negara serta tanah air Indonesia, dengan jiwa dan
semangat solidaritas nasional yang injili. Dalam hal ini
bangsa dan tanah air Indonesia adalah Anugerah Tuhan
Allah serta segala potensi alam dan budayanya
termasuk Pancasila adalah karunia Tuhan, yang harus
dipelihara, dilestarikan, dalam rangka itu pula
menantikan penggenapan keselamatan kekal pada
kedatangan Kristus kembali.
3. Secara teologis pula dapat dikemukakan akan
pengakuan dan panggilan KGPM bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat dunia serta Kepala
Gereja, Sumber Kebenaran dan Hidup, yang
menghimpun dan menumbuhkan Gereja, sesuai dengan
firman Allah dalam Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.

Dari pengakuan tersebut jelaslah bahwa KGPM sebagai


Gereja yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang
percaya adalah Jemaat Allah yang dibenarkan dan

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 59

dikuduskan serta ditempatkan dalam Sejarah


Keselamatan Allah yang kekal. Untuk itulah Gereja
dipanggil melaksanakan Injil Kerajaan Allah sebagai
berita keselamatan yang kekal bagi manusia dan dunia
melalui karya penyelamatan Yesus Kristus.
KGPM sebagai bagian dari Gereja yang Kudus dan Am,
yang ditempatkan dan menjadi bagian yang integral dari
bangsa Indonesia, dalam rangka keuniversalan Gereja di
dunia. Dengan demikian maka KGPM dipanggil untuk
memberitakan Injil Keselamatan melalui bangsa
Indonesia dan kepada bangsa-bangsa di dunia.
KGPM terpanggil dalam situasi bangsa Indonesia berada
dalam perjalanan secara politis. Justru dalam situasi
yang demikian, Allah berinisiatif menggerakkan KGPM
bangkit dalam kesadaran nasional memasuki sejarah
keselamatan Allah dalam konteks pergumulan dan
perjuangan bangsa Indonesia yang terjajah. Dengan
kata lain, situasi politik yang dialami ini menjadi tempat
dan kesempatan KGPM bersaksi dan
mendemonstrasikan Injil Keselamatan Allah yang
membebaskan bangsa Indonesia dari masyarakat
colonial (terjajah) kemasyarakatan nasional (merdeka
dan Bersatu), semuanya itu dipahami dan dihayati
sebagai pembebasan / penyelamatan Allah dalam Yesus
Kristus bagi bangsa kita ke tanah air sorgawi yang kekal
yang sudah dan sedang diwujudkan di sini dan kini.
Secara politik bangsa kita sudah bebas dan itu adalah
karunia Tuhan dalam terang sejarah keselamatan-Nya,
dalam mana KGPM terus melangkah maju memasuki
masa depan Gereja dan dunia menyongsong
penggenapan pengharapan akan Kerajaan Allah yang
kekal.
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021
60 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

Perjalanan sejarah dan menuju masa depan


keselamatan Allah ini menerangi segenap aspek
kehidupan Gereja, masyarakat, bangsa dan dunia. Dan
dalam terang pemahaman serta penghayatan iman
semacam ini, maka KGPM senantiasa berada dalam
proses sejarah dan masa depan keselamatan Allah serta
terus berpartisipasi dalam pembangunan nasional –
meghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di mana ada
kebenaran, keadilan, dan damai sejahtera – dalam
Gereja dan di tengah masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia.

B. WAWASAN
KGPM dalam melakasanakan tugas panggilannya
mempunyani wawasan. Agar tercapai tujuan dari tugas
panggilannya itu, maka KGPM perlu jelas wawasannya,
yang kita namakan “WAWASAN KGPM.”
Wawasan KGPM dimaksud adalah “cara KGPM
memandang dirinya dan lingkungannya dalam
melaksanakan tugas panggilannya sebagai Gereja sesuai
peratura KGPM serta selalu diwarnai oleh cita-cita
perjuangannya.
KGPM sebagai Gereja, misi utamanya ialah melaksanakan
Amanat Agung Yesus Kristus, dalam rangka itu KGPM harus
berhadapan dengan berbagai kepentingan yang mengena
dengan kaum manusia dan dunia sasaran misi itu. Dengan
demikian KGPM mau tidak mau harus berpengapa dengan
berbagai kepentingan itu demi suksesnya tugas
panggilannya secara utuh dan menyeluruh. Maka
Wawasan KGPM sementara ini dalam upaya untuk

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 61

mencapai tujuan tugas panggilannya adalah sebagai


berikut :
1. Keselarasan dan Keserasian

Dalam arti bahwa segala gagasan dan Tindakan yang


positif, kristis dan kreatif, yang berhubungan dengan
keberhasilan dalam melaksanakan Misi Yesus Kristus di
dunia ini, diwujudkan dan diselenggarakan secara
selaras dan serasi. Dimaksudkan bahwa kepentingan-
kepentingan positif yang mau tidak mau muncul dalam
hidup dan kehidupan Gereja itu di dunia yang nyata,
haruslah:
a. Dijawab atau dilayani secara selaras dan serasi
b. Dijalankan secara simultan atau berbarengan
c. Tidak dapat dipisahkan
d. Tidak dapat disatukan
e. Kepentingan yang satu tidak mematikan yang lain.
f. Setiap kepentingan saling memperkuat dan
memperlengkapi walaupun bobotnya tidak sama.
2. Keseimbangan dalam Kesatuan Tubuh Kristus.

Gereja sebagai Tubuh Yesus Kristus mencakup dimensi


local, regional, nasional dan universal. Pada segala
waktu dan tempat. Dimaksudkan di sini masih perlu
pengkajian lebih lanjut secara teologis dan dalam
rangka kemandirian teologi, daya dan dana dalam
KGPM.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


62 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

C. SEJARAH MUNCULNYA RUMUSAN TEMA KGPM


Kehadiran KGPM pada tahun 1933 di Minahasa tidak
terlepas dari suasana dan situasi pergumulan kebangsaan
Indonesia untuk bebas dari penjajahan. Latar belakang dan
situasi perjuangan pergerakan nasional telah memberi
bentuk dan warna khas bagi KGPM untuk menentukam
asas perjuangannya sebagai gereja yang bersaksi dan
melayani di tengah perjuangan dan pembangunan bangsa.
Dari latar belakang dan situasai yang demikian, maka
pendiri KGPM merumuskan tema perjuangan KGPM
sebagai gereja yang kemudian menjadikannya landasan
berpijak KGPM untuk menyatakan kesaksiannya dan
penjabaran terhadap tugas panggilannya sebagai gereja,
Tema itu adalah: “YESUS KRISTUS DALAM KEBANGSAAN,
KEBANGSAAN DALAM YESUS KRISTUS”. Gagasan tema ini
mulanya disusun oleh J.G. Mangindaan atas permintaan
J.U. Mangowal pada tahun 1928 di saat J.U. Mangowal
membawakan pidato bersama dengan DR. de Vreede pada
pertemuan Pemuda-Pemudi dari Serikat Pemuda Masehi
se Minahasa. Judul pidato dari J.U. Mangowal ialah “Yesus
Kristus dan Kebangsan”, kemudian gagasan tema ini
dikotbahkan oleh J.G. Mangindaan di gereja Tumpaan pada
tanggal 10 Januari 1939. Pada penginjilan yang dilakukan
bulan April 1967 di Wilayah Bolaang Mongondow dan
Minahasa Selatan, tema ini menjadi tema sentral materi
penginjilan oleh para pinginjil KGPM. Dan pada saat
pelaksanaan Sidang Raya ke-19 KGPM pada tanggal 14-16
Mei 1967 di Wuwuk (Minahasa Selatan) tema ini
ditetapkan menjadi tema Sidang Raya, bahkan dalam
persidangan tersebut disepakati untuk menerima tema ini
menjadi tema KGPM.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021


Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 63

Dalam rangka melegitimasi tema ini sebagai tema KGPM,


maka Sidang Raya KGPM tahun 1978 di Kawangkoan yang
kemudian disahkan pada Rapat Paripurna KGPM tanggal 21
April 1979 di Bitung Barat, tema ini dicantumkan dalam
Peraturan Dasar KGPM yaitu pada Bab III pasal 5.
Selanjutnya tema ini terus dicantumkan dalam salah satu
pasal Peraturan Gereja KGPM sampai sekarang ini.
Latar belakang diterimanya tema ini menjadi tema kGPM,
karena dinilai didalamnya terkandung cita-cita dan
perjuangan KGPM pada awal berdirinya sampai kini untuk
menjadi gereja yang berdiri sendiri dan diurus oleh orang-
orang Kristen pribumi di Minahasa. Keyakinan para pendiri
KGPM bahwa mengabdi kepada Kristus dalam
memperjuangkan gerejaNya dan bangsanya adalah tugas
dan tanggung jawab dari semua orang Kristen. Selain itu
dipahami juga bahwa dengan tema ini KGPM ingin
membuktikan bahwa perjuangan KGPM sejak berdirinya
tidak hanya untuk mempertahankan eksistensinya di masa
penjajahan tetapi juga secara terus-menerus bergumul
dengan bangsanya untuk mencapai kemerdekaan dari
belunggu penjajahan. Dan pada masa kemerdekaan
bangsa, KGPM tetap konsisten dengan perjuangannya yaitu
akan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa di era
pembangunan nasional seutuhnya sebagai pengamalan
Pancasila. Oleh karenanya tema “Yesus Kristus Dalam
Kebangsaan, Kebangsaan Dalam Yesus Kristus” menjadi
landasan cita-cita KGPM dalam mengemban tugasnya
sebagai gereja yang bersaksi dan melayani di tengah-
tengah masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang
membangun dalam segala bidang sebagai wujud dari
Pengamalan Pancasila

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021


64 Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM

PENUTUP
Dalam usaha melaksanakan tugas panggilanya, KGPM
sebagai gereja senantiasa sadar bahwa dalam rangka
memberlakukan kehendak Allah harus benar-benar peka
dengan perkembangan jaman yang ada sehingga berpikir
positif, kreatif, kritis, realistis dan dinamis adalah mutlak harus
dimiliki sehingga tidak terjerat pada sekularisasi, hedonisme,
materialisme dan individualisme yang nanti akan
menghancurkan kesaksiannya sebagai gereja.
Dengan demikian upaya untuk meningkatkan,
mengembangkan dan memantapkan Pokok Pemahaman Iman
Kristen, Pokok Tugas Pangggilan, Organisasi dan Kepemimpinan
yang dapat berfungsi sebagai landasan dan visi teologis,
strategis oprasional bagi arah perjalanan KGPM ke depan harus
benar-benar dilakukan secara kontinu searah dengan
perkembangan jaman.
Sidang Raya KGPM XXXIV yang dilaksanakan pada tanggal
25-27 Mei 2021 di Sidang ”Imanuel” Wuwuk dalam terang tema
: ”Aku Adalah Yang Awal dan Yang Akhir” [bdk, Wahyu 22:12-
13] dan sub tema : “Bersama Seluruh Warga bangsa, KGPM
memperkokoh NKRI yang Demokratis, Adil dan Sejahtera Bagi
Semua Ciptaan Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”, telah
berhasil merumuskan Pokok Pemahaman Iman Kristen, Pokok
Pemahaman Tugas Pangilan Gereja dan Pokok Pemahaman
Organisasi dan Kepemimpinan KGPM selama kurang lebih satu
generasi dua puluh lima tahun ke depan.
Dalam Pokok Iman Kristen dirumuskan pemahaman KGPM
tentang Allah, Alkitab, Penciptaan, Manusia, Keselamatan,
Gereja, Ibadah gereja, Sakramen, Kerajaan Allah dan
Pernikahan Kristen. Rumusan ini merupakan landasan
kepercayaan dan pengajaran teologis KGPM kepada warganya
sehingga warga gereja memiliki pemahaman yang benar akan
Ketetapan Sidang Raya XXXIV No II/SR-KGPM/2021
Pokok Pemahaman Iman dan Pokok Tugas Panggilan KGPM 65

kepercayaan teologinya dan tidak akan mudah diombang-


ambingkan oleh pengajaran yang menyesatkan (band Efesus
4:13-15)
Pokok Tugas Panggilan Gereja bersekutu, bersaksi dan
melayani serta ditopang dengan pelaksanaan PAK, PWG, PIK,
Pengembalaan serta Disiplin Organisasi dan Administrasi
merupakan landasan oprasional KGPM mewujudkan kehendak
Allah sebagai gereja bagi dunia. Sedangkan Pokok Organisasi
dan Kepemimpinan yang berisikan pemahaman tentang
Jabatan Gereja; Pengurapan, Peneguhan dan Pelantikan;
Peraturan Gereja; Atribut serta Disiplin Gereja merupakan
aspek strategis dalam penataan KGPM sebagai organisasi
gereja.
Dengan dirumuskannya Pokok Pemahaman Iman Kristen,
Tugas Panggilan Gereja serta Organisasi dan Kepemimpinan
KGPM, maka warga gereja memiliki landasan pemahaman yang
benar tentang keyakinan dan pengajaran gereja, tugas pokok
gereja serta tahu tentang sistem dan mekanisme
kepemimpinan organisasi dalam KGPM.

Ketetapan Sidang Raya XXXIV No. II/SR-KGPM/2021

Anda mungkin juga menyukai