Syukur kepada Kristus Yesus Sang Kepala Gereja kita yang telah memelihara,
memberkati dan menyelamatkan kita hingga saat ini, sehingga sampai saat ini
karya-karya kecil kita tetap menjadi buah yang baik bagi kemuliaanNya dan
bagi relasi kita bersama dengan setiap ciptaan. Dalam tuntunan Roh Kudus
pula, Klasis Gereja-gereja Kristen Jawa Sragen telah pula menyelesaikan
Rencana Strategis (RENSTRA) Klasis Gereja-gereja Kristen Jawa Sragen sebagai
dasar dan arah bagi pengembangan gereja-gereja GKJ dalam lingkup klasis
Tahun 2020 – 2025 sesuai amanat Ketetapan Sidang Klasis ke X artikel 10.
Keharusan Klasis Gereja-gereja Kristen Jawa Sragen untuk menggunakan
Rencana Strategis ini tentunya menjadi langkah maju dan mengubah
paradigma klasis berprogram yang lebih visioner dan Misioner dalam melakukan
implementasi kegiatan program yang berkelanjutan (sustainable) dan terobosan
strategis Klasis Sragen dalam memberi ruang partisipatif yang sebesar besarnya
pada gereja-gereja lokal melalui prakarsa gereja, memotret apa yang menjadi
kebutuhan gereja, membingkainya dalam wajah program pelayanan klasis. Hal
ini penting, agar potret program klasis menjadi representasi kebutuhan, impian
dan kenyataan gereja-gereja itu sendiri. Sehingga rencana stretegis ini sebagai
bukti jawab multi dimensional tugas panggilan Gereja-gereja Kristen Jawa di
aras klasikal relevan dengan landasan teologis, wawasan ekklesiologis dan
ekologis sebagai anutan prinsip dasarnya.
Rencana Strategis (renstra) klasis ini adalah pedoman praksis penyelenggaraan
pelayanan klasikal yang bersifat apresiatif. Artinya menggali apa yang menjadi
impian indah dan positif gereja-gereja dalam berklasis. Memang rupanya agak
sulit mengubah pola pikir (maindset) dari terbiasa dengan analisa masalah
(problem analitik) menjadi apresiasi analisis dengan mencari hal-hal yang baik,
indah dan positif dalam kehidupan berklasis kita. Tetapi semua yang baru baik
pula jika kita mencobanya. Karena semua ini hanya bagian dari sebuah
pendekatan saja. Tidak menyangka bahwa sebuah renstra yang telah tersusun
ini membutuhkan jalan panjang dan berkelok sampai menjadi. Padatnya waktu,
turun dan naiknya spirit mengerjakan, bahkan keberanian untuk mengalahkan
setiap tanggungjawab tim yang bermacam-macam untuk setia pada lokusnya.
Tetapi satu hal, sebagai Ketua Badan Pelaksana Klasis Gereja-gereja Kristen
Jawa ke XIV berharap bahwa dokumen renstra klasis ini tidak berhenti sampai
disini dan berupa buku yang tidak “hidup” dan “menghidupi” harapan gereja-
gereja saja. Pedoman renstra ini akan memiliki denyut nadinya jika betul-betul
digunakan dengan sungguh-sungguh dan setia dalam merancang bangun
kehidupan pelayanan klasikal kita. Karena kalau tidak, pedoman renstra ini
hanya menjadi sebuah buku hiasan yang terpampang di atas meja dan rak
buku saja.
DENGAN PERSETUJUAN
PERSIDANGAN KLASIS GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA SRAGEN
KE-15
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
RENCANA STRATEGIS
KLASIS GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA SRAGEN
TAHUN 2020 – 2025
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam lembar pengesahan ini yang dimaksud dengan :
1. Gereja Kristen Jawa (GKJ) adalah Gereja yang berada di suatu tempat
tertentu yang bertumbuh dan berkembang dengan tradisi teologis
kristiani yang berjumpa dengan nilai-nilai budaya jawa.
2. GKJ dipimpin oleh Majelis Gereja , dan yang telah mampu mengatur
dirinya sendiri, mengembangkan dirinya sendiri, membiayai dirinya
sendiri, serta mengikatkan diri dengan GKJ yang lain dalam aras klasikal
dan Sinodal, sehingga GKJ memilih sistem gereja Presbiterial Sinodal.
3. Klasis adalah ikatan kebersamaan Gereja Kristen Jawa (GKJ) diaras
Regional/Kabupaten.
4. Sinode adalah ikatan kebersamaan semua GKJ dari klasis-klasis.
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 1
Renstra Klasis merupakan landasan dan pedoman strategis bagi Klasis Gereja-
gereja Kristen Jawa (GKJ) sebagai ikatan kebersamaan GKJ dalam
melaksanakan program pengembangan pelayanan selama 5 (lima) tahun.
Pasal 2
1 Pelaksanaan renstra klasis ini dituangkan dalam rencana tahunan sesuai
hasil persidangan klasis.
2 Rentra tahunan seperti pada ayat (1) pasal ini merupakan arah kebijakan
dan program pelayanan strategis dalam menyusun Anggaran dan
Pendapatan Belanja Klasis.
3 Setiap bidang pelayanan klasis wajib melaksanakan program pelayanan
bidangnya masing-masing dengan mengacu kepada renstra klasis.
Pasal 3
Renstra Klasis dan pelaksanaan program tahunan klasis digunakan sebagai
tolok ukur penilaian kinerja pelayanan Badan Pelaksana Klasis
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 1
Renstra ini mulai berlaku sejak ditetapkannya pada tanggal yang telah disetujui
melalui persidangan Klasis Gereja-gereja Kristen Jawa Sragen ke XV.
Pdt. Abednego Heru Supartono, S.Th Pdt. Hari Prasetyawibawa, S.Sos, S.Th
Moderamen Sidang Klasis GKJ Sragen Ketua Badan Pelaksana Klasis XIV
Pendahuluan ............................................................................. 7
BAB III
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus sebagai Raja Gereja, yang telah
menuntun dan memberkati dalam penyusunan Renstra Klasis.
Proses penyusunan Renstra Klasis 2020-2025 ini mengalami perjalanan yang
panjang, sejak tahun 2014 hingga tahun 2019. Hal disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu kesulitan untuk mendapatkan data-data yang benar dan terbarukan
tentang kehidupan di klasis, gereja dan warga jemaat. kesulitan untuk
menggunakan Analisa Pembangunan Jemaat Apresiatif (PJA) sebagai metode
penyusunan renstra Klasis ini serta terbatasnya dana.
Penyusuanan Rentra Klasis ini dengan metode Pembangunan Jemaat Apresiatif
(PJA), suatu metode yang relatif baru untuk Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis
Sragen. Berkat ketekunan dari anggota Tim Penyusun Renstra ini, akhirnya bisa
rentra ini bisa terwujud. Tentu Tim Penyusun menyadari masih banyak
kekurangan disana-sini, sehingga kami sangat terbuka untuk saran, masukan
dan nasehat untuk perbaikan Renstra ini. Terlebih bagi Badan Pelaksana Klasis
XV dan Badan Pelaksana Klasis XVI untuk sungguh-sungguh bisa
mengembangkan kegiatan operasional dalam Renstra ini untuk bisa mencapai
apa yang diharapkan dari masing-masing kegiatan. Dalam pelaksanaannya
Renstra ini masih membutuhkan inovasi dan penguatan dari Badan Pelaksana
Klasis sebagai pelaksana Renstra ini.
Ada tiga hal hal yang penting dalam Renstra Klasis ini, yaitu tentang :
Kemandirian, Kebersamaan, dan Peran Gereja sebagai pembaru dalam
masyarakat. Ketiga hal penting tersebut bisa dipahami lebih rinci misalnya
Kemandirian itu meliputi tiga hal, yaitu kemandirian teologi, daya dan dana
(sarana). Sedangkan Kebersamaan itu harus diupayakan dari kebersamaan
internal dalam masing-masing Gereja, kebersamaan dengan gereja-gereja,
kebersamaan dengan pemerintah dan masyarakat. Sedangkan peran Gereja
sebagai pembaru dalam masyarakat ini merupakan upaya gereja dalam
mengemban amanat untuk memberitakan Injil Penyelamatan kepada dunia.
Yang selama ini Pemberitaan Injil kurang mendapatkan prioritas dari Gereja-
gereja.
Selamat untuk berkarya diladang Tuhan agar kebun anggur Tuhan dapat
memanen berlipat ganda.
Tim Renstra.
PENDAHULUAN :
Tulisan ini disajikan untuk sebuah upaya mencari format penyusunan renstra
Klasis Gereja-gereja Kristen Jawa Sragen. Beberapa pikiran yang
melatarbelakangi harapan disusunnya rentra klasis ini digulirkan. Betul bahwa
banyak metode yang bisa dipakai menjadi sebuah pendekatan dalam
penyusunan tersebut, salah satunya melalui pendekatan Pembangunan Jemaat
Apresiatif (PJA). PJA masih menjadi hal baru dalam sebuah metode. Tetapi PJA
cukup efektif dipakai dalam konteks gereja, dimana didalamnya memiliki roh
kebersamaan (kolegialitas), teman seperjalanan dalam menghayati karya-karya
Allah. Gereja adalah kehidupan bersama religious (persekutuan orang beriman)
yang intim dengan Tuhan, kehangatan antar sesama anggota, dan kepekaan
terhadap sesama. Sehingga setiap orang beriman (anggota gereja) itu pelaku
(co-subyek) pembangunan jemaat.
Untuk itu tulisan ini bukan satu-satunya yang tersaji dan bukan dimaksudkan
untuk menjadi panduan apalagi sumber utama. Materi ini pertama-tama
sebagai rangsangan bagi setiap pembacanya dan komunitas yang sedang
berupaya agar dapat mengembangkan diskusi lebih lanjut dan merumuskan
poin-poin penting berdasarkan perkembangan diskusi selanjutnya.
Tim mengemas dalam sebuah modul ajar, supaya setiap orang atau gereja
yang sedang mencari alat penuntun penyusunan restra gereja dapat terbantu
melalui modul ini. Oleh karena itu substansi materi relatif teknis dan tersaji
ringkas.
Ada dua kata yang menjadi kunci penting dalam modul ini yakni
pembangunan jemaat dan apresiatif. Keduanya tentu bukan hal baru bagi
kita semua. Pembangunan jemaat adalah harapan bagi seluruh pelayan gereja
dan apresiatif menunjuk pada sebuah pendekatan Apresiatif Inquary (AI) yang
menjadi mainstream pembangunan jemaat di lingkungan Klasis Sragen. Jadi,
dengan kata pembangunan jemaat apresiatif (PJA) kita hendak memahami,
mengusahakan dan mewujudkan pembangunan sebuah jemaat dengan berpijak
pada paradigma apresiatif. Dimana potensi kekuatan didalam konteks jemaat
yang akan dibangun menjadi keutamaan.
Ilustrasi di atas tadi hendak menunjukkan kepada kita bahwa realitas yang di
depan mata kita sesungguhnya dapat memiliki makna ganda (ambigu) atau
bahkan multi makna. Persoalannya bukan pada realita itu pada dirinya sendiri
melainkan pada cara pandang kita akan realita itu. Dan di sinilah karakteristik
penyelidikan apresiatif (Apresiatif Inquairy-AI) memiliki kekuatan dalam hal cara
pandang atas obyek. AI melihat realitas pada kualitas terbaik yang terdapat
di dalamnya, pada potensi terbaik atau pada makna terpenting yang
dikandung dalam realitas itu. Lalu dalam kacamata tersebut segala sesuatu
mengenai realitas itu dikembangkan.
TUJUAN :
- Peserta memahami tentang PJA
- Peserta mendapatkan gambaran proses dan tahapan penyusunan
program berbasis PJA
POKOK BAHASAN :
- Pemaparan pemahaman dan prinsip dasar PJA.
- Persiapan (Menentukan topik pembaruan/perubahan).
- Menyiapkan kondisi Pendukung.
- Pengumpulan pengalaman positif.
- Menemukan Nilai Pendorong Perubahan.
- Mimpi bersama.
- Merealisasikan Mimpi.
- Rencana Aksi.
- Instrumen Pertanyaan yang bisa dipakai dalam pendalaman data
PELAKU :
- Fasilitator dan Notulis
LANGKAH FASILITASI :
- Fasilitator mengawali sesi dengan menjelaskan tujuan dari sesi ini
- Jika jumlah peserta cukup banyak, fasilitor bisa membaginya ke dalam
beberapa kelompok.
- Setiap kelompok, diperlukan 1 orang fasilitator dan 1 orang notulis.
- Fasilitator mengajak peserta untuk pro aktif yang dikemas dalam
bentuk FGD.
- Fasilitator mempersiapkan instrumen pertanyaan didalam diskusi
kelompok tersebut.
POKOK BAHASAN :
menguatkan.
keputus-an.
N PENGALAMAN
O BERHARGA
1.
KEUANGAN GEREJA.
Persembahan Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen dalam tiga tahun
terakhir ini mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2008 - 2013 kenaikkan
rata-rata Rp. 130.493.090/tahun atau 29,61% per tahun. Pada tahun 2016-
2018 kenaikan rata-rata 152.663.629/tahun atau 31,31% per tahun. Pada
tahun 2018 persembahan Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen
mencapai angka Rp. 2.403.242.183. Jumlah ini hanya berdasarkan data
keuangan gereja-gereja untuk penghitungan IDKK klasis, artinya tidak
termasuk persembahan pembangunan dan persembahan-persembahan lain
yang tidak dimasukkan dalam dasar perhitungan IDKK.
Pertumbuhan persembahan Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen yang
cukup besar ini dipicu oleh beberapa hal, yaitu : program pemanggilan
pendeta, program pembangunan gedung gereja/pastori, menjadi gereja
penghimpun sidang klasis/sinode dan program-program klasis/sinode yang
bersifat massal. Pertumbuhan persembahan masih dipicu oleh kebutuhan-
kebutuhan besar yang bersifat internal, belum oleh kebutuhan-kebutuhan
eksternal gereja (sesaksian dan pelayanan).
Jika dilihat dari rata-rata persembahan warga jemaat dilingkup Gereja-gereja
Kristen Jawa Klasis Sragen, pada tahun 2013 sebesar Rp.28.206/bln/org
atau antara Rp. 18.456 - Rp. 50.060 /bln/org. Sedangkan lima tahun
kemudian di tahun 2018 menjadi sebesar Rp. 52.748/bln/org atau antara
Rp. 38.522 – Rp.81.193 /bln/org.
SARANA PRASARANA.
Sarana peribadatan (gedung, kursi, meja, mimbar, saund sistem) dari
Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen baik, karena sebanyak kurang lebih
85% gedung geraja telah mengalami renovasi. Bahkan sebagian besar
dalam ibadah telah didukung dengan fasilitas LCD proyektor dan alat musik
yang baik. Status hak kepemilikan tanah dan bangunan perlu dilakukan
langkah bijak untuk memperkuat status hukum kepemilikannya, yaitu atas
nama Gereja setempat. Sarana tempat tinggal pendeta (pastori) dan
sependa motor untuk sarana pelayanan telah tersedia dengan baik di semua
gereja-gereja.
Nilai-nilai Utama.
1. Kekudusan Hidup, yaitu hidup yang senantiasa didasarkan pada
kehendak Tuhan, yang tertuang dalam kitab Suci, dan bukan hidup
dalam keterasingan (isolasi) diri; para pelayan gereja mesti hidup kudus
dan ditujukan dalam perilaku nyata sesehari yang mampu menghadapi
segala godaan dunia (politik, ekonomi dan sosial) untuk tidak terlibat
dalam persengkongkolan yang merugikan pihak lain, pribadi atau
gereja, sehingga tidak menjadi sandungan hidup orang lian.
Nilai-nilai Dasar.
1. Kekudusan hidup.
Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen menjunjung kekudusan hidup
dengan meneladan Kristus dan ditunjukkan dalam perilaku nyata
sehari-hari pada setiap aspek kehidupan.
2. Kerendahan hati (Filipi 2:1-11).
Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen menjunjung sikap rendah hati
yang ditunjukkan dalam kesediaan menghargai orang lain, menerima
positip dari orang lain dan kesediaan berbagi bagi kebaikan bersama.
3. Melayani.
Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen menempatkan hidup dan
aktivitasnya sebagai pelayanan kepada Tuhan. Hal ini diwujudkan
dalam pelayanan kepada dan dengan sesama.
4. Kemandirian.
Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen menjunjung dan menghidupi
nilai kemandirian dalam tiga sumber daya penting: teologia, daya, dan
dana, demi keberlangsungan kehidupan Gereja Kristus di Indonesia.
5. Keanekaragaman.
Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen menghargai dan mengakui
keragaman ekspresi iman dalam peribadahan dan berteologi sesuai
dengan konteks lokalitasnya dalam rangka menyuarakan kasih dan
kebenaran Allah.
6. Kebebasan dalam kebersamaan.
Karena perbedaan konteks dan sejarah berdirinya masing-masing
gereja, Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Sragen memberi ruang yang
luas bagi pengungkapan cara bergereja yang khas pada setiap gereja
dengan tetap mengikatkan diri dan menghormati kesatuan serta
kebersamaan dalam wadah Klasis Sragen.
Tujuan :
1. Gereja dapat memenuhi tugas dan panggilannya secara
mandiri.
2. Terwujudnya kemandirian Klasis dalam segi teologi, SDM dan
ekonomi.
3. Terwujudnya kebersamaan yang saling mendukung dan
menopang di antara gereja-gereja se-Klasis Sragen.
4. Meningkatnya kegiatan pewartaan Injil melalui inovasi
program dan keterlibatan di tengah-tengah masyarakat.
5. Tumbuhnya kepedulian terhadap lingkungan alam dan situasi
sosial politik yang sedang berkembang.
Kebijakan :
1. Pemberdayaan gereja-gereja untuk dapat membangun
semangat hidup mandiri
2. Pengayaan pemahaman bergereja(Tugas dan tanggung
jawab) kepada warga jemaat.
STATISTIK
STATISTIK PERSEMBAHAN
NO GEREJA WARGA DEWASA
2016 2017 2018 2016 2017 2018
1 Sragen 835 799 749 525.013.514 559.180.932 596.403.244
2 Gondang 349 348 348 108.491.786 161.217.000 160.866.797
3 Tamanasri 495 497 508 460.037.328 489.103.250 494.949.486
4 Sambirejo 148 159 168 108.445.000 122.308.500 127.808.500
5 Sidomulyo 370 371 364 306.942.911 337.840.147 339.273.490
6 Gambiran 404 405 409 337.240.850 323.814.900 382.079.700
7 Jagan 170 168 171 115.125.200 121.523.000 123.321.200
8 Tanon 252 253 254 125.548.200 241.422.000 177.646.310
9 Jambangan 335 334 340 169.640.000 164.751.400 164.103.100
10 Jatisumo 281 279 278 147.270.500 147.793.500 173.396.600
11 Jambeyan 252 250 252 111.423.600 125.074.700 127.537.000
12 Jenawi 252 256 265 107.749.550 124.760.000 132.260.000
4143 4119 4106 2.097.914.925 2.359.608.397 2.403.242.183
MANEJEMEN ORGANISASI
GEREJA GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS SRAGEN
LATAR BELAKANG :
Gereja memiliki Dwi Mandat, yaitu Pemeliharaan Keselamatan dan Pekabaran
Injil Penyelamatan. Guna mewujudkan dwi mandat gerejawi tersebut perlu ada
pengelolaan dengan baik agar bisa mewujudkan dari tugas yang diemban
tersebut.
Dalam tugas Pemeliharaan Keselamatan Gereja menangani langsung dengan
membentuk Majelis Gereja dan Badan Pembantu Majelis yaitu Komisi/Panitia.
Diaras Klasis, untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan dalam
Persidangan, Gereja gereja membentuk Badan Pelaksana Klasis dan Badan
Pengawas Klasis. Jika dipandang perlu guna melaksanakan tugas tertentu
dengan hasil yang maksimal, maka Badan Pelaksana Klasis bisa membentuk
Komisi atau Lembaga sesuai dengankebutuhan. Bahkan pada taraf operasional
Bapelklas dan Komisi bisa membentuk Panitia Pelaksana teknis kegiatan.
Sedangkan untuk melaksanakan tugas panggilan yang kedua, yaitu
Pemberitaan Injil Penyelematan atau yang juga disebut sebagai Pelayanan
Masyarakat Gereja membentuk Lembaga (CUBA, PRB Klasis) atau Yayasan
(YKWS) untuk melaksanakan tugas panggilan gereja dalam pemberitaan Injil.
Membaca Statuta Pendirian Yayasan Krida Wacana Sragen bahwa lembaga ini
didirikan oleh Jemaat Gereja Kristen Indonesia Sragen dan Deputat Kesaksian
dan Pelayanan GKJ Klasis Lawu tertanggal 14 April 1983, dengan maksud
sebagai bentuk pelayanan dan kesaksian dari Gereja ditengah masyarakat.
Bahkan berdirinya SD Kristen dan SMP Kristen jauh sebelum Yayasan Krida
Wacana berdiri, juga dengan maksud sebagai kepanjangan tangan Gereja
dalam melakukan pelayanan dan kesaksian ditengah masyarakat. Maka GKI dan
GKJ dilingkup Sragen dengan Yayasan Krida Wacana Sragen haruslah
dipandang sebagai suatu entitas. Sebagai satu entitas atau satu kesatuan maka
sudah seharusnya karakteristik gerejawi melekat dalam setiap pelayanan
yayasan dan sekolah sebagai gereja tanpa sakramen, dalam setiap perwujudan
eksistensinya. Mandat yang diberikan adalah melakukan karya-karya kesaksian
dan pelayanan gereja di tengah-tengah masyarakat.
MANAJEMEN PELAYANAN :
Management Pelayanan GKJ Klasis Sragen dan GKI Sragen dapat digambarkan
dalam bagan di bawah ini :