Anda di halaman 1dari 6

Tafsir Injil Lukas

I. Jawablah secara Singkat

1. Apa makna kisah “Perjalanan Yesus ke Yerusalem” menurut Lukas (bdk.Luk 9:51-18:14)?
2. Apa 3 (tiga) perbedaan pokok “Sabda Bahagia” versi Lukas dari Matius?
3. Apa yang disimbolkan oleh adegan “makan-minum” dalam injil Lukas-Kisah Para Rasul?
4. Injil Lukas ditulis untuk jemaat Kristen bukan-Yahudi. Bagaimana Anda menjelaskan pendapat ini?

II. Buatlah Penafsiran atas satu teks Lukas ini !


(Buatlah salinan kolometrisnya. Perhatikan aspek naratif, teologis, dan -kalau ada- historis dalam teks!
Perhatikan kaitan teks Anda dengan ‘gambar-besar’ injil Lukas!).

    1. Lukas 7:1-10 Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum


    2. Lukas 7:11-17 Yesus membangkitkan anak muda di Nain

    3. Lukas 10: 11-19


(1.1) Apa Makna kisah “Perjalanan Yesus ke Yerusalem” menurut Lukas (bdk.Luk 9:51-18:14)?

Kisah perjalanan merupakan salah satu sarana sastra sering dipakai Lukas (hampir 1/3 injil Lukas). Lukas
“memperlama” perjalanan Yesus ke Yerusalem (Luk 9 - 19: sekitar 10 bab), ini bukan ia maksudkan sebagai
catatan aktual-historis yang detil dan akurat tentang perjalanan Yesus. Dalam kisah “Perjalanan Yesus ke
Yerusalem”, ada 3 makna penting yang ia ingin ungkapkan :

1. Makna kristologis: kisah perjalanan ini menggarisbawahi tekad dan kesadaran dan kerelaan Yesus
bahwa Dia untuk menderita demi misi-Nya : menyelamatkan umat manusia. Seluruh ajaran dan
tindakan Yesus dalam bagian ini ditampilkan oleh Lukas dalam perspektif perjalanan Yesus ke Salib.
2. Makna eklesiologis: kisah perjalanan adalah simbol kemuridan. Ciri khas murid Yesus adalah
mengikuti teladan Sang Guru. Gereja dan setiap orang Kristen adalah murid Yesus, mengikuti Yesus
dalam perjalanan-Nya menuju salib, dan melalui salib kepada kemuliaan. Sebagai murid, kita diminta
menyangkal dirinya, memikul salib setiap hari, dan mengikut Yesus. (Luk 9:23)
3. Makna teologis: kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem adalah simbol kunjungan/lawatan Allah kepada
Israel. Lawatan Allah lewat Yesus pertama – tama datang kepada bangsa Israel, namun mereka tolak.
Sehingga Allah, melalui Yesus, berpaling kepada bangsa - bangsa lain. Tema ini selanjutnya
dikembangkan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul.

Melalui kisah perjalanan ke Yerusalem, Lukas juga menyampaikan tema – tema teologis berikut :
1. Pentingnya Yerusalem sebagai tujuan perjalanan Yesus (9:51, frasa yang dipakai „mengarahkan
pandangan ke...‟ bdk.Kis 1:10) dan awal dimulainya karya keselamatan (Luk 1:5-13; 24:47; Kis
1:8-9).
2. Kepedulian terhadap orang-orang bukan-Yahudi, sebagaimana dapat dilihat dari pandangan
yang positip terhadap orang Samaria (10:29-37; 17:16; Kis 8:25).
3. Menekankan tawaran pengampunan kepada pendosa (15:1-2; Kis 2:38; 10:43).
4. Kepedulian terhadap mereka yang miskin dan terpinggirkan dalam masyarakat
(14:13,21; 15:1-2; 17:11-19; 18:1-14; Kis 3:1-10; 8:25).
5. Amat menekankan doa (10:2; 11:13; 18:1-14; Kis 1:14; 2:42)
6. Secara khusus menekankan bahaya-bahaya kekayaan dan menganjurkan pemakaian
harta-benda secara tepat (12:13-21,33-34; 16:1-13,19-31; 19:1-10; Kis 2:43-45; 4:32-33;
5:1-10).

(1.2) Apa 3 Perbedaan Sabda Bahagia dalam Injil Lukas dan Matius ?

1. Kata ganti yang digunakan. Lukas menggunakan kata ganti orang kedua, ia menggambarkan Yesus
memberikan kotbah itu kepada para muridNya dari mata ke mata. Matius : menggunakan kata ganti
orang ketiga.
2. Kekinian yang menjadi salah satu kekhasan Injil Lukas ia tambahkan dalam ayat 21, yaitu “hari
ini/sekarang ini” . Lukas gemar memakai ungkapan “hari ini”. Ungkapan “hari ini” menekankan
pemenuhan janji-janji Allah dalam Perjanjian Lama,keselamatan terjadi hari ini, bukan nanti – nanti.
Keselamatan yang Allah janjikan sekarang terwujud kini dan disini secara berlimpah dalam diri Yesus.
3. Sabda celaka : Lukas menyeimbangkan 4 sabda bahagia dengan 4 sabda celaka (ay.24-26). Dalam Injil
Matius, ada 8 sabda bahagia. Lukas menggunakan kata ganti orang kedua (‘kamu”) dan kata “hari
ini/sekarang ini” untuk menekankan Lukas mengubah pewartaan ini menjadi instruksi (perintah/nasihat)
untuk diterapkan dalam kehidupan jemaat / pembacanya.

(1.3) Apa yang disimbolkan oleh adegan “makan-minum” dalam injil Lukas-Kisah Para Rasul?
“Makan-minum” setidaknya menyimbolkan 4 hal berikut :
1. Makan-bersama adalah simbol penerimaan dan persaudaraan. Yesus makan bersama para pendosa,
pemungut cukai, orang “kafir”,dll, (4:25-26; 10:7-8; 14:12-13). Ini adalah tanda bahwa Ia menerima
mereka dalam kerajaan-Nya, tanda bahwa Ia datang “untuk menyelamatkan orang berdosa”.
2. Makan-bersama adalah simbol status-terpilih (pemilihan), pengampunan, dan berkat eskatologis
(bdk.cerita Zakheus, Anak yg Hilang).
3. Makan-bersama adalah simbol rekonsiliasi dan revelasi (bdk. Anak yg Hilang, Cerita Emaus, dll).
4. Makan-bersama juga menjadi simbol pembalikan nasib: yang rendah ditinggikan, yang mulia direndahkan
(7:36-52), simbol pembalikan tata-nilai/norma (mengundang kelompok yang „tidak biasa diundang‟,
duduk di tempat tidak terhormat; bdk. 14:12-24; 14:7-11).

Kesimpulannya : Lukas menampilkan tema makan-minum demi menegaskan ciri-ciri paguyuban jemaat Kristen
yang harus ditandai oleh: kasih, persaudaraan, saling menerima, pengampunan, solidaritas, pelayanan, suka-cita
dan kerendahan-hati (ini adalah gambaran / model ideal sebuah komunitas Kristen). Tema makan-minum ini
mengandung dimensi eskatologis: untuk mengantisipasi perjamuan sukacita abadi nanti bersama Allah sendiri,
jadi Lukas mengangkat tema makan-minum untuk mengajak pembaca meneladani cara hidup jemaat pertama.

(1.4) Injil Lukas ditulis untuk jemaat Kristen bukan-Yahudi. Bagaimana Anda menjelaskan pendapat ini?
Ada beberapa hal yang mendasari pandangan ini :

1. Baik Injil Lukas maupun Kisah Para Rasul (Kis) dipersembahkan kepada orang yang sama, yaitu: Teofilus.
„Teofilus‟ adalah sebuah nama Yunani (Theophilos artinya: „kekasih/yang dikasihi Allah‟).
2. Dalam kedua kitab ini, keselamatan yang dijanjikan Allah kepada Israel oleh Yesus ditawarkan kepada
orang-orang Yahudi (dalam Injil Lukas), dan oleh para Rasul diteruskan kepada bangsa-bangsa bukan
Yahudi (Kisah).
3. Ada beberapa ciri lain dalam Injil Lukas sendiri memperkuat pandangan ini:
a. Lukas menghilangkan bahan yang penting bagi orang Yahudi dan Kristen-Yahudi (misalnya
tentang tahir dan najis dalam Mrk 7:1-23).
b. Lukas tidak memulai silsilah Yesus dari Abraham (Bdk : Mat 1:1, khas Yahudi), namun ia mulai
dari Adam (supaya lebih universal, dan diterima di telinga pendengar Yunani).
c. Lukas mengganti kata-kata, gelar dan nama Ibrani/Aram (kecuali kata “Amen”) dengan yang
berbunyi Yunani. Misalnya penggantian kata – kata berikut :
i. Rabi dan rabuni dalam Mrk 9:5 dan 10:51 ia ganti menjadi epistates (guru) dan kurios
dalam Luk 9:33 dan 18:41
ii. Kananaios, diganti menjadi Zelotes (orang Zelot, Luk 6:15)
iii. Golgota, ia ganti menjadi Kranion (Tengkorak, Luk 23:33).

II. Buatlah Penafsiran atas satu teks Lukas ini !


Teks : Lukas 7:1-10 Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum

 Buatlah Penafsiran atas satu teks Lukas ini !


 Buatlah salinan kolometrisnya.
 Perhatikan aspek naratif, teologis, dan -kalau ada- historis dalam teks!
 Perhatikan kaitan teks Anda dengan ‘gambar-besar’ injil Lukas!

Salinan kolometris Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum (Luk 7:1-10)

7:1 Setelah YESUS selesai berbicara x  di depan ORANG BANYAK,


masuklah Ia ke Kapernaum.
7:2 Di situ ada seorang PERWIRA yang mempunyai seorang HAMBA,
yang sangat dihargainya.
HAMBA itu sedang sakit keras dan hampir mati.
7:3 Ketika PERWIRA itu mendengar tentang YESUS,
ia menyuruh beberapa ORANG TUA-TUA YAHUDI kepada-Nya untuk meminta,
supaya Ia datang dan menyembuhkan HAMBAnya.
7:4 Mereka datang kepada YESUS
dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya,
katanya: "Ia layak Engkau tolong,
7:5 sebab ia mengasihi BANGSA KITA
dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami."
7:6 Lalu YESUS pergi bersama-sama dengan mereka.
Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah PERWIRA itu,
PERWIRA itu menyuruh SAHABAT-SAHABATNYA untuk mengatakan kepada-Nya:
"Tuan, janganlah bersusah-susah,
sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku;
7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu.
Tetapi katakan saja sepatah kata,
maka HAMBAku itu akan sembuh. y 
7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan,
dan di bawahku ada pula prajurit.
Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi,
dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku:
Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
7:9 Setelah YESUS mendengar perkataan itu,
Ia heran akan dia,
dan sambil berpaling kepada ORANG BANYAK yang mengikuti Dia,
Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini 1  tidak pernah Aku jumpai,
sekalipun di antara ORANG ISRAEL!"
7:10 Dan setelah ORANG-ORANG YANG DISURUH itu kembali ke rumah,
didapatinyalah HAMBA itu telah sehat kembali.

Aspek Naratif

Lukas menuliskan Yesus pergi ke Kapernaum setelah Kotbah 4 Ucapan bahagia dan 4 peringatan (Lukas 6:20-
49).  Kota Kapernaum dikenal sebaga desa kecil di Galilea, di mana sebagian besar orang Yahudi tinggal. Di sini
Yesus banyak melakukan pelayanan dan pewartaan. 5 dari 12 rasul Yesus (Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes
dan Matius) berasal dari Kapernaum, kota yang terhubung dengan berbagai kota. Dalam kisah ini, Yesus memuji
iman sang perwira non Yahudi yang sangat kontras dengan penduduk Kapernaum, sebagaimana tertulis dalam
Mat 11:23 “Dan engkau Kapernaum, k apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan
diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-
tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.” (Mat 11:23)

Hamba ini adalah seorang budak, namun perwira ini sangat menghargainya. Ia bisa saja membeli budak baru
meninggalkan budak yang sakit keras itu. Perwira ini memberi teladan bagaimana memperlakukan orang kecil.

Perwira ini memahami budaya Yahudi, di mana ada seorang Yahudi tidak bergaul ( tidak memasuki rumah orang
non Yahudi yang dianggap kafir, tidak makan bersama dan sebagaainya) , karena itu Ia mengatakan Yesus tidak
perlu masuk ke rumahnya. Dengan analogi perwira yang membawahi 100 prajurit ini, di mana prajurit akan
melakukan apapun perintah sang perwira, ia percaya bahwa Yesus dengan otoritas Nya yang berasal dari Allah
sendiri, mampu menyembuhkan hambanya, dengan kekuatan sabdaNya..

Aspek historis

Bangsa Israel berulang kali mengalami pembuangan dan penjajahan bangsa asing. Setelah masa pembuangan di
Babilonia, +/- 6 abad sebelum kelahiran Yesus, Israel berturut – turut berada di bawah kekuasaan kerajaan Persia,
Yunani, dan kekaisaran Romawi. Dominasi militer terlihat dengan kehadiran tentara Romawi di mana-mana. Para
prajurit dan perwira tidak pernah berasal dari kalangan Yahudi. Seorang perwira (centurion) adalah pemimpin
pasukan yang terdiri dari 100 prajurit.

Sebagai tambahan perang pertama Yahudi – Romawi mulai berlangsung pada tahun 66M, dan berakhir pada
dihancurkannya Bait Allah dan Yerusalem oleh bangsa Romawi pada tahun 70M.

Aspek Teologis
Beberapa tema teologi yang Lukas ungkapkan melalui kisah ini :
1. Kepedulian terhadap orang-orang bukan-Yahudi adalah salah satu tema teologi Lukas. Dalam Injil
Lukas, orang – orang non Yahudi digambarkan sangat positif
1. Orang Samaria yang baik hati (Luk 10:29-37)
2. Dari 10 orang kusta yang ditahirkan Yesus, hanya 1 yang ingat kepadaNya dan mengucap syukur.
Orang itu adalah orang Samaria, sementara 9 penderita kusta lainnya yang lupa bersyukur adalah
orang Yahudi (Luk 17:16)
3. Petrus dan Yohanes mewartakan Injil ke Samaria (Kis 8:25).
4. Dalam kisah penyembuhan hamba sang perwira, lukas memberikan banyak detail untuk
mengungkapkan iman perwira non Yahudi. Iman sang perwira melampaui iman orang-orang
Yahudi, sebagaimana Lukas tekankan di akhir cerita (Luk 7:9b)
5. Petrus dan Kornelius (Kis 10:1-48)
2. Kepedulian terhadap mereka yang miskin dan terpinggirkan dalam masyarakat : Yesus mau
datang untuk menyembuhkan seorang hamba
3. Amat menekankan doa. “..Tetapi katakan saja sepatah kata, maka HAMBAku itu akan
sembuh (Luk 7:7b)”.  Perwira itu berdoa penuh iman kepada Yesus.
4. Secara khusus menekankan bahaya-bahaya kekayaan dan menganjurkan pemakaian harta-
benda secara tepat. Perwira itu menggunakan kekayaannya untuk menolong orang Yahudi
dan menanggung pembangunan rumah ibadat kami. Sebagian besar orang Israel waktu itu
adalah rakyat kecil ekonomi sulit karena dengan penghasilan terlalu kecil, masih dibebani
dengan berbagai macam pajak dan pungutan untuk penguasa dan juga untuk Bait Allah. Sang
Perwira juga sangat menghargai hambanya. Tuan – tuan tanah yang kaya, pedagang besar,
imam aristokrat (kaum Saduki), dan pemungut cukai hanyalah sebagian kecil lapisan
masyarakat yang hidup makmur.

Dalam cerita ini, ada beberapa keutamaan yang Lukas ungkapkan dari perwira non Yahudi :

1. Mengasihi musuhnya. Sebagai prajurit Romawi (penguasa), ia dengan mudah bisa menindas pihak yang
dikuasai (bangsa Israel).
2. Perwira ini menghormati Allah Israel, dengan menanggung biaya pembuatan sinagoga.
3. Perwira ini tidak menjadikan hambanya sebagai obyek semata, namun sebagai anggota keluarganya. Ia
membiarkan hamba yang sakit itu tinggal di rumahnya , tidak meninggalkannya, dan malah memikirkan
kesembuhannya, sampai ia rela menghubungi Yesus setelah semua usaha gagal menyembuhkan
hambanya.
4. Perwira ini menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa. Ia menganggap dirinya tidak pantas menerima
Yesus dalam rumahnya.
5. Yesus memuji iman perwira itu yang sangat percaya pada kekuatan ilahi Yesus dan sabdaNya. Ia percaya
bahwa kuasa Yesus adalah dari Allah , dan merupakan kuasa tertinggi di seantero jagat raya.

=============================================================================================

Anda mungkin juga menyukai