3. Pokok dan Sub pokok Bahasan sajian Firman yang belum ada di daftar isi
maupun di materi ajar adalah sebagai berikut :
1.1.2 Yesus Mati dan bangkit dalam karya Remaja
1.2.3 Kenaikan dan Pentakosta dalam idealisme remaja
4. Materi ajar ( Pokok dan Sub pokok bahasan yang belum ada di Buku ajar, di
lampirkan dibawah ini )
5. Materi ajar halaman 598 pada buku ajar yang baru, Pokok dan sub Pokok
bahasan ini adalah : POKOK DAN SUB POKOK BAHASAN REMAJA 2
SEMESTER GENAP.
Itu berarti ada sekian halaman yang belum ada di buku ajar.
Semoga pengiriman file ini dapat mempermudah pembuatan penjabaran semester
genap
SEKOLAH MNGGU TUNAS PEKABARAN INJIL
JEMAAT GPM GETSEMANI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 1.1.Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1.2 Yesus lahir dalam perilaku remaja
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Lukas 1:35
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja /Remaja1
6. Semester : Genap (2)
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
8. Hari / Tanggal : Minggu, 14 November 2021
I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 1.1.Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1.2.Yesus Mati dan Bangkit dalam Karya Remaja
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Matius 27:45-56, Matius 28:1-10
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja / Remaja 1
6. Semester : Genap
7. Waktu Tatap Muka : 45 – 60 Menit
8. Hari / Tanggal : Minggu , 21 November 2021
VI. Evaluasi
1. Sebutkan makna kematian Yesus !
2. Sebutkan Makna Kebangkitan Yesus !
3. Jelaskan Contoh karya Penyelamatan Allah dalam kematian dan kebangkitan Yesus
bagi remaja !
4. Menjelaskan Sikap yang telah dilakukan Remaja dengan menjadkan kematian dan
kebangkitan Yesus sebagai contoh !
TUGAS PENGASUH :
I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan :1.1.Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1.3.Kenaikan dan Pentakosta dalam Idealisme Remaja
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Kisah Para Rasul 1:1-15
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap
7. Waktu Penyajian : 90 Menit
Nilai-nilai Teologis
1. Makna Kenaikan Yesus dalam Idealisme Remaja
Bagi umat Kristen ada 2 pesan iman yang dapat ditarik dari peristiwa Kenaikan Yesus
Kristus ke surga:
a. Kita tak perlu takut dan kuatir diutus menjadi perpanjangan Tuhan melanjutkan
karya-karyaNya. Sebelum Yesus terangkat ke surga, Dia mengangkat tangan-Nya
dan memberkati murid-muridNya. Yesus berjanji tidak akan meninggalkan kita dan
akan terus menyertai kita (Lukas 24:50 “Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota
sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati
mereka.”)
b. Kita tetap harus memiliki sukacita dan semangat dalam melayani. Yesus Kristus
mengutus Roh Kudus atau Penolong di tengah-tengah kita di masa sulit sekalipun.
(Yohanes 14:16 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”)
2. Makna Pentakosta bagi remaja dalam Idealisme Remaja
a. Pentakosta menguatkan keyakinan kita bahwa Kristus yang saat ini berada di Surga
menepati janji-janjiNya (Yohanes 14:16-18, 15:26, 16:17)
b. Pentakosta mengingatkan kita bahwa Kristus yang mencurahkan Roh Kudus pada
hari Pentakosta adalah Kepala Gereja yang senantiasa memeliharanya (Efesus 1:19-
23, Kolose 2:19)
c. Pentakosta mengingatkan kita bahwa masa ini adalaha anugerah dari pelayanan Roh
Kudus dalam penerapan keselamatan (Efesus 1:19-23, 5:23-32, Kolose 2:19)
d. Pentakosta memberi semangat kepada kita untuk semakin giat dalam melaksanakan
Amanat Agung Kristus dalam kuasa Roh Kudus (Matius 28:18-20, Markus 16:15-
20, Lukas 24:47-51, KPR 1:4-9).
3. Contoh Kenaikan Yesus dan Pentakosta dalam Idealisme remaja
a. Mendekatkan diri kepada Tuhan
b. Menjadi serupa dan segambar dengan Kristus dalam perkataan dan juga perbuatan
c. Berpikir dan bertindak meneladani Kristus
d. Menjadi Garam dan terang dunia
VI. EVALUASI:
1. Sebutkan makna kenaikan Yesus?
2. Sebutkan Makna Pentakosta bagi remaja?
3. Jelaskan Contoh kenaikan Yesus dan Pentakosta bagi idealism remaja?
4. Menjelaskan contoh perilaku yang telah dilakukan sehingga mencerminkan karya
penyelamatan Allah melalui Kenaikan dan Pentakosta.
1. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 2.1.Berdoa dan Beriman
3. Sub Pokok Bahasan : 2.1.1.Remaja memaknai doa dan iman
4. Bahan Bacaan/Alkitab : 1 Samuel 2:1-10
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap.
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
4. BAHAN AJAR
Teks
Teks bacaan kita dalam I Samuel 2:1-10 menggambarkan tentang ucapan syukur
Hanakarena Tuhan menjawab doanya. Tetapi puji-pujian yang disampaikan Hana
melampaui puji-pujian sorang ibu yang memperoleh seorang anak. Puji-pujian Hana adalah
puji-pujian umat Tuhan yang mengenal Tuhannya.
Konteks
Hana adalah seorang perempuan yang limpah akan pengenalannya terhadap Tuhan.
Hal pertama yang dinyatakan Hana dalam puji-pujiannya adalah bahwa Tuhanlah sumber
kekuatannya (ayat 1-4). Dia tidak punya kekuatan perang, tidak punya paskan tentara,tidak
punya senjata tetapi Tuhan yang melindungi dia. Hal berikut dalam pujiannya, Hana
mengungkapkan bahwa Tuhan akan menilai setiap kekuatan manusia. Ayat 3 meningatkan
kita agar tidak bicara berlebihan. Segala ucapan sombong, segala pikiran yang
terlalumembanggakan kekuatan sendiri akan dikoreks oleh Tuhan. Tuhanlah yang
memahami sampai dimana kekuatan seorang manusia. Oleh sebab itu Tuhan juga yang
akan mengajarkan kerendahan hati kepada orang yang menilai terlalu tinggi dirinya
sendiri.
Nilai-nilai Teologis
Berdoa
Doa adalah sesuatu yang sangat biasa dilakukan dalam kehidupan sesehari. Seumpama
udara yang kita hirup. Sehingga Doa sering diibaratkan dengan “Nafas Hidup Orang
Percaya”. Setiap orang tau apa itu doa, tetapi tidak sedikit orang yang salah memahami
tentang doa.
Beriman
1. Iman adalah dasar dari segala seuatu yang kita harapkan dan bukti dari sgala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)
2. Beriman berarti mengamini dengan segenap kepribadian dan cara hidupnya
kepada janji Allah, bahwa Ia di dalam Krisus telah mendamaikan orang berdosa
dengan diri-Nya sendiri shingga segenap hidup orang yang beriman dikuasai oleh
keyakinan yang demikian.
3. Iman dipandang sbagai tangan yang diulurkan manusia guna menerima kasih
karunia Allah yang besar. Iman dipandang sebagai “jalan kseslamatan”.
Suatu ketika, aku pernah meminta pada Tuhan supaya ayahku disembuhkan dari sakitnya.
Dalam kondisi terserang penyakit stroke yang menyerang rongga mulut, ayahku tidak
mampu lagi menelan makanan yang masuk ke mulutnya. Keadaannya terus menurun
hingga dia pun mengalami koma. Saat itu, di masa kritisnya, aku memohon pada Tuhan
supaya memperpanjang umur ayahku satu bulan saja. “Tuhan, Engkau punya banyak
orang yang mengasihi-Mu di surga. Tetapi aku tidak punya banyak. Tolong jangan ambil
ayahku,” mohonku pada Tuhan. Namun, belakangan aku sadar bahwa doa itu adalah doa
yang egois. Dalam kondisi tak mampu menelan makan, ayahku harus dipasangi selang
supaya perutnya dapat menerima makanan. Tentu ini sungguh menyakitkan buatnya.
Tuhan berkehendak lain. Dia memberi kesembuhan secara total kepada ayahku dengan
cara memanggilnya ke pangkuan-Nya. Kecewa? Ya, tentu aku kecewa saat itu. Aku
masih merasa bahwa seharusnya ini tidak terjadi kepadaku. Kehilangan sosok yang
begitu kukasihi rasanya begitu pedih. Namun, di tengah kesedihan itu aku diingatkan
akan surat Paulus kepada jemaat di Roma, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia (Roma
8:28). Ayat ini menyentakku. Tuhan tahu yang terbaik untuk Ayah dan juga untukku.
Ketika Dia memilih untuk memanggil pulang Ayah, kupikir itu adalah cara-Nya untuk
memberi kesembuhan dan melepaskan Ayah dari penderitaan karena sakitnya. Pada
akhirnya, melalui peristiwa ini aku belajar untuk menerima dengan iman bahwa Allah
adalah Allah yang Mahatahu dan rancangan-Nya adalah yang terbaik.
Ada begitu banyak hal dalam hidup ini yang sulit untuk dimengerti, termasuk ketika
Tuhan menjawab doa permohonan kesembuhan ayahku dengan memanggilnya pulang.
Namun, satu hal yang aku tahu dengan pasti yaitu Allah adalah kasih. Allah baik bukan
karena dia memberikan kesembuhan atau kesuksesan, tetapi karena Dia adalah baik.
Allah mengasihi bukan hanya ketika Dia memberikan berkat, tetapi karena Dia adalah
kasih. Oleh karena itu, aku belajar menerima bahwa segala hal dalam kehidupanku terjadi
seturut hikmat dan kasih-Nya untukku.
Aku bersyukur bahwa Allah itu tidak seperti Doraemon. Dia tidak semena-mena
memberikan apa saja yang diminta oleh manusia. Memang pada kenyataannya, sebagai
manusia aku tidak suka ketika Tuhan menjawab “tidak” atas apa yang aku mau. Jawaban
yang diinginkan pasti “ya”, atau setidaknya “tunggu”. Namun, ada satu ayat yang aku
ingat ketika aku meminta sesuatu kepada Tuhan. Yesaya 55:8 mengatakan:
Sebagai manusia yang terbatas, kita tentu perlu seorang sandaran yang lebih besar dan
berkuasa dari kita. Satu-satunya pribadi yang bisa memuaskan keinginan itu adalah
Tuhan Yesus. Dialah Bapa yang sempurna. Dia tahu yang terbaik untuk setiap kita, dan
ketika kita menyerahkan kehidupan kita ke dalam tangan-Nya dan membiarkan Dia
bekerja sesuai kehendak-Nya, kita akan memperoleh sukacita kekal.
I. IDENTITAS
1. Program sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 3.1 Pemahaman Tentang Kesatuan Jemaat
3. Sub Pokok Bahasan : 3.1.1 Satu Tubuh Banyak Anggota
4. Bahan Bacaan/ Alkitab : 1 Kor 12:12-26, Roma 12:4-5
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja / Remaja 1
6. Semestar : Genap
7. Waktu Penyajian : 90 Menit
VI. EVALUASI
1. Jelaskan makna dari satu tubuh banyak anggota?
2. Jelaskan tugas dan tanggung-jawab remaja sebagai bagian dari penghayatan mengenai
banyak anggota tetapi satu tubuh?
3. Jelaskan tugas dan tanggung-jawab remaja sebagai bagian dari penghayatan mengenai
banyak anggota tetapi satu tubuh?
Nilai-nilai Teologis
1. Arti Persekutuan
Kata dasar dari “persekutuan” adalah “sekutu”. Sekutu itu adalah rekan,
sahabat, atau partner. Jadi, persekutuan dapat diartikan sebagai sebuah situasi akrab
dan bersahabat dalam sebuah ikatan tertentu. Kata persekutuan ini kerap
disinonimkan dengan ‘persatuan’, ‘perhimpunan, ‘ikatan’ dan lain-lain.
Secara umum persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau
asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memilik dan menyelenggarakan suatu
usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba.
Kata yang dipakai untuk persekutuan dalam bahasa Yunani (κοινωνία) adalah
koinonia yang berasal dari kata dasar koinos yang berarti lazim atau umum. Artinya
berkaitan dengan kebersamaan. Adapun kata lain yang dihubungkan dengan koinonia,
yakni koinonos yang berarti, sekutu atau kawan sekerja. Kata lainnya yang seringkali
dikaitkan dengan koinonia adalah allelous ( berarti satu terhadap yang lain) . Kata ini
dipakai dengan pengertian hubungan yang timbal balik. Kata ini sering digunakan
dalam Perjanjian Baru dari Alkitab untuk menggambarkan hubungan dalam gereja
Kristen perdana serta tindakan memecahkan roti dalam cara yang ditentukan Kristus
selama perjamuan Paskah (John 6:48-69, Matius 26: 26-28, 1 Korintus 10:16, 1
Korintus 11:24). Akibatnya kata tersebut digunakan dalam Gereja Kristen untuk
berpartisipasi, seperti kata Paulus, dalam Persekutuan, dengan cara ini
mengidentifikasi keadaan ideal persekutuan dan masyarakat yang harus ada Komuni
(persekutuan).
VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti Persekutuan?
2. Jelaskan Makna Persekutuan orang percaya?
3. Berikan contoh persekutuan hidup orang percaya yang pernah dilakukan remaja dalam
kehidupan setiap hari.
I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 3.1.Pemahaman Tentang Kesatuan Jemaat
3. Sub Pokok Bahasan :3.1.3 Kasih Kristus yang mempersatukan
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Efesus 4 : 1-16 ; KPR 2 : 41-47
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
Apa pun pembaruan dan kebangunan rohani, tidak peduli apakah itu memengaruhi
kita secara individu atau secara jemaat, haruslah didasarkan pada Alkitab. Alkitab
adalah fondasi oleh mana iman kita didirikan; sementara itu, kasih Kristus dan
Firman-Nya yang tertulis adalah pengikat yang menjaga kita tetap bersatu.
Firman Allah adalah kebenaran (Yoh. 17:17; Mzm. 119:160). Persatuan jemaat
adalah pekerjaan Roh Kudus dengan dan melalui Firman Allah yang tertulis. Roh
Kudus tidak pernah menuntun kita kepada keraguan, kecaman, melebihi, atau gagal
dalam ajaran Alkitab. Gantinya, Dia membuat kita menghargai otoritas Ilahi pada
Alkitab tersebut. Roh Kudus tidak pernah menarik kita jauh dari Firman yang
tertulis itu, atau apa pun selain Firman Kehidupan. Dia menjaga kita agar tetap setia,
sadar, dan mau berserah kepada Diri-Nya dan Firman Allah. Alkitab adalah sumber
mendasar bagi semua ilmu tentang Allah di seluruh dunia. Ketika kita merendahkan
atau melemahkan kepercayaan kita terhadap Alkitab sebagai Firman Allah untuk
kebenaran kita, maka persatuan jemaat akan hancur.
VI. EVALUASI :
1. Sebutkanlah Makna Kesatuan Jemaat
2. Jelaskanlah 3 Prinsip Kesatuan Jemaat
3. Jelaskanlah minimal 3 contoh sikap yang berkaitan dengan Kesatuan Jemaat.
4. Ceritakanlah sikap hidup remaja gereja yang menunjukkan Kasih Kristus yang
mempersatukan
Konteks kita saat ini diperhadapkan dengan kenyataan bahwa ada orang yang tidak
menyadari potensi yang dimilikinya. Ia selalu berpikir pesimis dan terpaku pada
kekurangan. Akibatnya, ia tidak mau atau tidak sanggup mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Demiki pula ada banyak potensi sumber daya alam yang belum dikelola
dengan baik untuk mewujudkan hidup yang sejahtera. Ada juga yang menyadari potensi
diri dan mengembangkannnya tetapi lupa bahwa sumber potensi itu adalah Tuhan.
Akibatnya ia mengandalkan diri sendiri dan bukan rendah hati untuk mengakui kuasa
Tuhan sebagai tanda kematangan imannya.
Nilai-nilai Teologis
Melalui telaah atas teks dan cermatan terhadap teks serta jika dikaitkan dengan tema
kemandirian teologi, daya dan dana, maka nilai teologis yang dapat dikembangkan adalah
gambar diri yang positif di hadapan Tuhan, sikap kerja keras untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki (sumber daya manusia maupun sumber daya alam) serta kesediaan an
kerendahan hati untuk saling bekerjasama satu sama lain, apa pun perbedaan latar
belakangnya (aliran gereja, agama, suku, dll).
Pemahaman Tentang Kemandirian Teologi, Daya dan Dana
1. Arti Kemandirian Teologi, Daya dan Dana
Merujuk pada Dokumen Keesaan Gereja (DKG) 2019-2021, sesuai konteks gereja-
gereja di Indonesia, kemandirian gereja difokuskan pada bidang teologi, daya, dan dana
yang merupakan capaian strategis dalam rangka membarui, membangun, dan
mempersatukan Gereja. Kemandirian teologi berarti gereja mampu secara kelembagaan
mengembangkan pokok-pokok ajaran iman (konfesi/pengakuan gereja) yang relevan
untuk memberitakan kebenaran Injil, menjawab berbagai pertanyaan dan tantangan
hidup yang mendasar dengan pemahaman kehendak Tuhan melalui Firman-Nya, dalam
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, gereja, dan negara (bnd. Ef. 4:14–32).
Kemandirian daya adalah warga, dan pejabat gereja diperlengkapi dengan baik dalam
pemahaman dan penghayatan iman, komitmen moral-etis dan keterampilan untuk
menjalankan panggilan gereja (bnd. Ef. 4:11–13). Kemandirian dana menunjuk pada
kemampuan menatalayani sumber-sumber dana/pembiayaan sehingga tersedia cukup
untuk pelaksanaan panggilan gereja.
2. Jenis-jenis program menuju kemandirian teologi, daya dan dana
Adapun program kemandirian teologi, daya dan dana antara lain meliputi beberapa hal
berikut: (a). Pengembangan teologi yang menghubungkan kebudayaan dan perubahan
sosial dengan tradisi Kristen dan Alkitab. (b). Secara khusus mengembangkan teologi
yang berdialog dengan konteks kemajemukan agama dan kepercayaan, kemiskinan,
ketidakadilan, kerusakan ekologis, serta pelanggaran Hak Asasi Manusia. (c).
Mengembangkan pemahaman yang benar tentang keberadaan dan peranan perempuan
dan laki-laki baik secara fungsional maupun struktural di dalam gereja dan masyarakat
dalam terang Firman Tuhan. (d). Memberi keluarga peran strategis dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) maupun dalam rangka pengembangan hubungan
yang setara antara laki-laki dan perempuan. (e). Perhatian khusus pada pembinaan
pemuda dan anak-anak. (f). Pembinaan mahasiswa dan kaum intelektual (termasuk
masyarakat PerPengasuhan Tinggi), serta kaum profesional. (g). Pengembangan dan
pengelolaan sumber-sumber dana/pembiayaan panggilan gereja, baik dari kalangan
warga jemaat maupun dari luar.
3. Contoh Sikap Remaja yang memahami kemandirian teologi, daya dan dana
Selain memiliki pemahaman yang benar tentang makna kemandirian teologi, daya dan
dana, para remaja dapat juga mempraktekan pemahaman tersebut dalam sikap dan
perbuatan sehari-hari.
Contoh sikap berkaitan dengan kemandirian teologi, daya dan dana antara lain;
mengetahui isi Alkitab dengan baik, mampu memimpin ibadah Remaja dan
berdoa, bersahabat dengan teman yang berbeda suku dan agama, punya prestasi
di sekolah, bisa menunjukkan karya-karya kreatif dan inovatif, menghargai
perempuan, terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja dan masyarakat, seperti kerja
bakti, aksi diakonia, dll. Selain itu, para remaja juga dapat membangun jiwa
kewirausahaan dengan menopang usaha keluarga seperti jualan sembako, jual pulsa,
jualan kue, membantu orang tua di bengkel, dan sebagainya. Sikap-sikap itu dipupuk
sejak dini sehingga makin hari makin mandiri di bidang teologi, daya dan dana serta
dapat menopang dan membangun keluarga, gereja dan masyarakat.
VI. Evaluasi:
1. Sebutkan arti kemandirian teologi, daya dan dana?
2. Jelaskan jenis-jenis program kemandirian teologi, daya dan dana
3. Memberikan contoh sikap remaja yang memahami kemandirian teologi, daya dan dana
I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Gereja
2. Pokok Bahasan : 2.2.Oikumene Semesta
3. Sub Pokok Bahasan : 2.2.1.Arti, Tujuan dan Pentingnya Oikumene Semesta
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Mazmur 145:9; Yohanes 17:21
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
Konteks.Kita hidup di bumi yang satu. Namun kita melihat adanya pengrusakan atas alam
karena pandangan bahwa manusia memiliki hak untuk mengatur alam itu. Padahal yang
penting adalah manusia bertanggungjawab untuk menjaga dan merawat alam semesta agar
dapat menjadi rumah bersama yang sehat dan aman bagi semua. Pada lain sisi, kita hidup
juga berbagai berbagai perbedaan denominasi gereja, maupun perbedaan agama dan aliran
kepercayaan. Olehnya kita tidak perlu menganggap diri lebih hebat (superior) tetap kita
dapat saling melengkapi satu dengan yang lain, dan bukan saling membeda-bedakan.
Nilai-nilai Teologis
Penjelasan ini hendak menghindari “gagal paham” gereja (baca: remaja) terhadap semesta
ciptaan Tuhan. Olehnya, perlu ditanamkan nilai-nilai teologis yang benar tentang
bagaimana cara pandang tentang manusia dan alam, antar manusia dan sesama, dalam
perbedaan gereja, agama maupun aliran kepercayaan. Bahwa oleh karena Tuhan
menciptakan semuanya baik, bahkan amat baik maka manusia mesti saling menghormati
dan menghargai termasuk menjaga alam ciptaan Tuhan sebagai bagian dari karya cipta
Allah yang penuh kasih.
Wawasan dan Tindakan Oikumene Semesta
Arti Oikumene Semesta
Kata oikumene berasal dari bahasa Yunani “oikos” yang berarti “rumah atau tempat
tinggal”, dan “monos” yang berarti satu. Secara sederhana oikumene berarti kesadaran
bahwa kita hidup dalam rumah atau dunia yang satu. Olehnya, kita perlu merawat
dunia atau bumi ini agar menjadi rumah bersama yang aman dan nyaman bagi semua
ciptaan (manusia maupun ciptaan Tuhan yang lain). Gereja menggunakan istilah
oikumene semesta secara kreatif dengan tujuan menekankan pentingnya kesatuan dan
kerjasama gereja-gereja dan juga agama-agama maupun kesatuan umat manusia
dengan alam semesta demi kebaikan bersama. Dengan kata lain, Frasa “oikumene
semesta” berarti wawasan yang menyeluruh, tidak hanya pada satu gereja bahkan satu
agama. Tidak hanya pada manusia tetapi juga alam semesta. Oleh sebab itu konsep dan
wawasan oikumene semesta bersifat utuh dan menyeluruh.
Pentingnya Oikumene Semesta
Berikut ini mengapa wawasan oikumene semesta penting untuk diberikan:
- Ada pemahaman yang keliru seakan-akan berbicara oikumene itu hanya soal gereja
saja. Padahal oikumene itu mencakup seluruh dunia, seluruh gereja dan seluruh
ciptaan Tuhan.
- Adanya kecenderungan menonjolkan diri sendiri, gereja sendiri bahkan agama
sendiri. Padahal kita mesti saling menghargai perbedaan tiap-tiap gereja, aliran
kepercayaan dan agama. Kita tidak bersikap ekslusif melaikan inklusif (menghargai
perbedaan yang ada)
- Kita terlalu menekankan perbedaan dan lupa mengusahakan persatuan. Kita merasa
ajaran kita yang benar, ibadah kita yang benar, tapi kita lupa bahwa Tuhan
mengutus kita untuk saling menolong, saling menopang, saling melengkapi agar
bumi yang kita diami ini makin baik dan nyaman bagi semua ciptaan Tuhan.
- Terjadi berbagai bencana alam dan non alam (banjir, tanah longsor, wabah, dll)
antara lain disebabkan karena sikap manusia yang mengeksploitasi dan merusak
alam sehingga perlu ditanamkan kesadaran atau wawasan serta tanggungjawab
oikumene semesta yakni menjadikan alam sebagai sahabat atau saudara bagi
manusia.
Perilaku remaja yang mencerminkan Oikumene Semesta
Oikumene semesta tidak hanya dibicarakan tapi mesti dipraktekan. Adapun sikap dan
perilaku remaja yang menghayati oikumene semesta adalah menghargai teman
remajanya yang berbeda gereja atau agama. Tetap membangun relasi dan komunikasi
dengan teman-teman yang berbeda gereja maupun agama (baik di dunia nyata maupun
dunia maya: punya sahabat di fesbuk, instagram, dll). Tidak memusuhi atau
menganggap rendah teman yang berbeda gereja, agama dan suku sekalipun. Pada sisi
lain, remaja juga mesti mengembangkan sikap peduli serta membangun kerjasama antar
gereja dan agama/aliran kepercayaan untuk cinta lingkungan hidup (alam semesta)
dengan perilaku yang ramah dan tidak merusak alam seperti tidak membuang sampah
secara sembarangan. Alam adalah sahabat dan saudara yang patut dijaga dan dirawat
dengan baik. Remaja dapat melakukan kegiatan lintas gereja atau lintas agama di alam
terbuka dan menanam pohon agar alam semakin hijau dan sehat.
V. LANGKAH PENYAJIAN
Metode Mengajar: Ceramah dan tanya Jawab.
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi 2 menit
Awal “LAGU WASMI “ bersama-sama
lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: “Marilah Tuhan, - Menyanyi bersama
Marilah” lagu “Marilah 3 menit
- Berdoa bersama Tuhan, Marilah”
- Membaca Alkitab - Berdoa bersama
Kejadian 1:1-2:1 - Membaca Alkitab
Apersepsi 3 menit
Pengasuh sekolah minggu memberikan Remaja menyimak
apersepsi. Tentang oikumene semesta Remaja menyatakan
(dibicarakan saat bimbingan) kehadiran dengan 1 menit
menyampaikan ayat
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus hafalan.
meminta Remaja menyampaikan Ayat
Hafalan
1. Pengasuh sekolah minggu Remaja menyimak
menjelaskan ayat Firman Tuhan yang
menggambarkan oikumene semesta
dalam pembacaan Alkitab hari ini.
2. Pengasuh sekolah menjelaskan arti
Oikumene Semesta sesuai uraian 60 menit
materi dan pendalaman saat
3.Anak diminta
bimbingan Pengasuh.
Memberikan contoh
3. Pengasuh memberikan kesempatan
sikap/praktik remaja
bagi remaja untuk bertanya jika belum
yang paham
mengerti
oikumene semesta
4. Pengasuh bertanya kepada Remaja
tentang tujuan oikumene semesta
sesuai pengetahuan remaja.
5. Pengasuh Menjelaskan tujuan
Oikumene Semesta
6. Pengasuh Sekolah Minggu
memberikan kesemoatan kepeda
remaja untuk menanyakan atau
menyampaikan pendapat tentang
pentingnya Oikumene Semesta.
7. Pengasuh Sekolah minggu
menjelaskan pentingnya oikumene
semesta sebagai suatu keutuhan
ciptaan Tuhan.
8. Pengasuh meminta remaja yang telah
paham Oikumene Semesta untuk
menyampaikan cara hidupnya
ditengah gereja dan alam citaan Tuhan
yang perlu dipelihara setelah masa
pendemi covid 19 (sesuai kondisi
masing masing Jemaat )
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan menyampaikan Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan.
hafalan (sesuai kesepekatan Remaja menjawab
pembimbing) pertanyaan evaluasi
3. Pengasuh sekolah minggu (tertulis/ liusan)
memberikan Evaluasi sesuai yang Remaja melakukan
tertera pada lembar evaluasi sesuai petunjuk
4. Pengasuh sekolah minggu
menutup proses belajar mengajar
dengan sebuah lagu” Ku Kasihi Kau
Dengan Kasih Tuhan” dan doa yang
dipimpin oleh seorang anak sekolah
minggu
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Bernyanyi
Kristen Kecil Kupunya.” bersama
Doa Berkat
VI. EVALUASI
1. Sebutkan arti oikumene semesta?
2. Jelaskan tujuan dan pentingnya oikumene semesta?
3. Memberikan contoh sikap remaja yang paham oikumene semesta
I. IDENTITAS
1. Program Sajian : Konteks
2. Pokok Bahasan : 3.1 Kreatif Mengembangkan Potensi Diri
3. Sub Pokok Bahasan : 3.1.1. Pengembangan Ekonomi dan Budaya Sesuai
Kearifan Lokal
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Imamat 25:11-27
5. Jenjang : Anak Remaja
6. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
7. Semester : Genap / 2
8. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
Apersepsi
3 menit
pengasuh memberikan apersepsi tentang Menyimak apersepsi
Pengembangan ekonomi, budaya yang disampaikan
pengasuh
1 menit
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus
meminta Remaja menyampaikan Ayat
Hafalan
1. Pengasuh menjelaskan tentang arti kata Remaja mencermati dan
Ekonomi mencatat.
2. Pengasuh menjelaskan tentang arti kata Remaja mencermati dan
Budaya mencatat.
3. Pengasuh menjelaskan tentang arti kata Remaja mencermati dan 60 menit
Kearifan lokal mencatat.
4. Pengasuh memberikan kesempatan Remaja bertanya yang
kepada Remaja untuk menanyakan hal belum dimengerti
yang belum diketahui tentang TKP 1.
5. Pengasuh membagi remaja menjadi 2
kelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan pada TKP 2 dan 3 dan
meminta remaja duduk berkelompok,
menentukan ketua sekertaris dan juru
bicara.
6. Pengasuh menuntun remaja di masing 3.Anak diminta
masing kelompok dan masing masing Menjelaskan contoh
orang menceritakan sikap hidup remaja kearifan lokal
gereja yang menunjukkan Kasih Kristus
yang mempersatukan.
7. Pengasuh meminta remaja Kembali dan
mempersilakan masing masing
kelompok menyampaikan hasil diskusi
8. Pengasuh mempersilakan masing
masing kelompok saling menanggapi
sambal mengarahkan sesuai dengan
tujuan.
9. pengasuh menjelaskan pengertian
ekonomi dan budaya dalam
kekristenan
10. pengasuh Menjelaskn tentang kearifan
lokal
Penutup 1. Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan menyampaikan nilai-
nilai, baik dari Sub Pokok Bahasan ini,
sesuai dengan arahan saat bimbingan. Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing)
Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu memberikan pertanyaan evaluasi
Evaluasi sesuai yang tertera pada lembar (tertulis/ liusan)
evaluasi Remaja melakukan
sesuai petunjuk
4. Pengasuh menutup proses belajar
mengajar dengan mengajak bernanyi
lagu”Tuhan, Karya-Mu sungguh besar”
dan doa yang dipimpin oleh pengasuh
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Kami” Berdoa bersama
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Kristen Bernyanyi bersama
Kecil Kupunya.”
Doa Berkat
VI. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian ekonomi dan budya dalam pandangsn Kristiani
2. Sebutkan dari mana asal masing-masing orang beserta kearifan lokal yang dimiliki
3. Jelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan
budaya sesuai kearifan lokal
I. IDENTITAS
1. Pokok Bahasan : 3.2 Menjaga dan Merawat Kehidupan
2. Sub Pokok Bahasan : 3.2.1. Responsif Gender
3. Bahan Bacaan/Alkitab : Kejadian 2:18-24
4. Jenjang : Anak Remaja
5. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
VI. EVALUASI
1. Menjelaskan tentang pengertian gender.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk ketidakadilan gender
3. Menjelaskan pandangan iman Kristen tentang kesetaraan gender
4. Meberikan contoh Remaja yang responsive geder dalam kehidupan setiap hari.
Tumbuh Jakun
I. IDENTITAS
1. Pokok Bahasan : 3.2 Menjaga dan Merawat Kehidupan
2. Sub Pokok Bahasan : 3.2.2. Kesehatan Reproduksi
3. Bahan Bacaan/Alkitab : Matius 9:18-26
4. Jenjang : Anak Remaja
5. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
I. IDENTITAS
1. Pokok Bahasan : 3.1 Kreatif Mengembangkan Potensi Diri
2. Sub Pokok Bahasan : 3.3.1. Pengembangan Ekonomi dan Budaya Sesuai Kearifan
Lokal
3. Bahan Bacaan/Alkitab : Imamat 25:11-27
4. Jenjang : Anak Remaja
5. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit
Budaya
Hidup bermasyarakat dan hidup bergereja adalah dua hal yang sulit dipisahkan.
Kebudayaan mempengaruhi hidup Kekristenan. Perlu disadari bahwa manusia tidak
hidup sendiri di dunia dimana ia terbebas dari segala nilai dan adat-istiadat dan bisa
berbuat apapun sesukanya, sebab semuanya itu telah diwariskan oleh nenek moyang
mereka. Budaya sebagai konsep, dipandang sebagai keseluruhan gagasan dari karya
manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi
dan karya. Jadi dapat dikatakan, budaya merupakan cara hidup yang berkembang dari
generasi ke generasi.
Kebudayaan menurut Alkitab dapat dilihat dari beberapa aspeknya, yaitu Allah
memberikan manusia ‘tugas kebudayaan’ karena pada dasarnya ‘manusia memiliki
gambar seorang pencipta’ (Kej.1:26-27) dan manusia diberi tugas agar ‘menaklukkan
dan melestarikan bumi’ (Kej.1:28). Jadi, manusia menerima suatu mandat dari Allah
dan mandat itu adalah mandat kebudayaan. Tujuan kebudayaan yang utama adalah
untuk ‘memuliakan dan mengasihi Allah, dan agar kebudayaan itu digunakan untuk
melayani dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
3. Inti Bacaan Imamat 25:11-27 dalam Kaitan dengan Pengembangan Ekonomi dan
Budaya sesuai Kearifan Lokal
Tahun Yobel adalah suatu perayaan keagamaan dalam tradisi Yahudi. Tahun ini dikenal
sebagai tahun ke-50. Perayaan ini dibuka dengan meniupkan sangkakala yang tidak
hanya menjadi tanda dimulainya perayaan tetapi juga menjadi seruan pembebasan bagi
para budak, termasuk juga pembebasan terhadap lahan pertanian. Bagi setiap orang
Yahudi, mereka hanya mengalami satu kali perayaan tahun Yobel selama masa
hidupnya. Tahun Yobel dapat dikatakan sebagai tahun pembebasan harta benda
terutama tanah pusaka masing-masing suku. Terdapat beberapa ciri khas yang menandai
tahun Yobel yakni: 1. Semua budak Israel harus dibebaskan 2. Semua harta warisan
yang dijual harus dikembalikan kepada keluarga yang semula. 3. Tanah tidak boleh
digarap. Maksud tahun ini diadakan untuk menjamin keadilan dan menjaga agar
golongan kaya tidak mengumpulkan kekayaan dan tanah dengan mengorbankan
golongan rendah. Implikasinya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya adalah
manusia dan lingkungan sama-sama mendapatkan keistimewaan dalam bingkai
pemulihan. Ketika alam dipulihkan otomatis keberlangsungan hidup manusia dapat
berjalan dengan seimbang. Manusia dapat memperoleh makan yang cukup, kebutuhan
yang cukup dari hasil alam, hidup menjadi lebih baik, tidak lagi hidup dalam tekanan,
yang kaya tidak menjadi tambah kaya melainkan menopang yang lemah. Begitupun
sebaliknya, alam dipulihkan setelah terlalu lama dimanfaatkan oleh manusia demi
keberlangsungan hidupnya. Alam dapat memperbaiki dirinya secara alami sehingga
dapat berguna bagi seluruh ciptaan. Dalam hal ini, remaja dituntut untuk dapat terus
melestarikan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dengan cara-cara yang
tertanggung jawab sebab di dalam budaya terdapat kebenaran firman Allah yang hidup
dan dapat diberlakukan dalam kehidupan setiap hari.
V. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian ekonomi dan budya dalam pandangsn Kristiani
2. Sebutkan dari mana asal masing-masing orang beserta kearifan lokal yang dimiliki
3. Jelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan
budaya sesuai kearifan lokal
VI. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian ekonomi dan budya dalam pandangsn Kristiani
2. Sebutkan dari mana asal masing-masing orang beserta kearifan lokal yang dimiliki
3. Jelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan
budaya sesuai kearifan lokal