Anda di halaman 1dari 69

Catatan :

1. Teman-teman membuat penjabaran semester menggunakan Buku kurin saja, sebab


di daftar isi masing –buku pada setiap jenjang uraian Pokok Bahasan dan Sub
Pokok Bahasan belum lengkap )
2. Buku ajar Remaja 1 semester Genap pada halama 589 -588 adalah 1 pokok dan sub
pokok bahasan saja untuk sajian Firman.
 PB 1.1.KARYA PENYELAMATAN Allah sudah ada di Buku ajar
2.1.1 Yesus lahir dalam perilaku Remaja

3. Pokok dan Sub pokok Bahasan sajian Firman yang belum ada di daftar isi
maupun di materi ajar adalah sebagai berikut :
1.1.2 Yesus Mati dan bangkit dalam karya Remaja
1.2.3 Kenaikan dan Pentakosta dalam idealisme remaja

 PB 2.1 BERDOA DAN BERIMAN


2.1.1. Remaja memaknai Doa dan Iman
 PB 3.1 PEMAHAMAN TRNTANG KESATUAN JEMAAT
3.1.1 Satu tubuh banyak anggota
3.1.2 Persekutuan Hidup orang percaya ( koinonia )
3.1.3 Kasih Kristus yang mempersatukan

Program sajian GEREJA

 PB 2.1 KEMANDIRIAN GEREJA


2.1.1. Kemandirian Teologi, Daya, dan Dana
 PB 2.2 OIKUMENE SEMESTE
2.2.1 Arti dan Tujuan Oikumene Semesta

Program sajian konteks


 PB 3.1 KREATIF MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI
3.1.1. Pengembangan Ekonomi dan Budaya sesuai Kearifan local
 PB 3.2 MENJAGA DAN MERAWAT KEHIDUPAN
3.2.1 Responsif gender
3.2.2 Kesehatan Reproduksi
 PB 3.3 MEMAHAMI LINGKUNGAN HIDUP DAN TANGGUNGJAWAB
MERAWAT DAN MEMELIHARANYA
3.3.1 Mengembangkan Lingkungan berbasis kearifan local

4. Materi ajar ( Pokok dan Sub pokok bahasan yang belum ada di Buku ajar, di
lampirkan dibawah ini )
5. Materi ajar halaman 598 pada buku ajar yang baru, Pokok dan sub Pokok
bahasan ini adalah : POKOK DAN SUB POKOK BAHASAN REMAJA 2
SEMESTER GENAP.
Itu berarti ada sekian halaman yang belum ada di buku ajar.
Semoga pengiriman file ini dapat mempermudah pembuatan penjabaran semester
genap
I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 1.1.Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1.2 Yesus lahir dalam perilaku remaja
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Lukas 1:35
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja /Remaja1
6. Semester : Genap (2)
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TPU):


Mendalami karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP):


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menyebutkan Makna Kelahiran Yesus
2. Menjelaskan Karya Penyelamatan Allah melalui kelahiran Yesus
3. Menjelaskan Contoh Yesus lahir dalam perilaku remaja
4. Menjelaskan contoh perilaku yang telah dilakukan remaja agar mencerminkan karya
penyelamatan Allah melalui kelahiran Yesus

IV. Bahan Ajaran

Teks dan Konteks


Dua pasal pertama injil ini berkaitan dengan berbagai keadaan disekitar kelahiran
Yesus menunjukkan dengan jelas bawa kedatangan Juruslamat merupakan intrvensi
langsung Allah didalam realita masalah manusia. Berbeda dengan legenda kafir kuno
tentang keturunan yang dianggap keturunan dewa dengan manuia.namun dalam teks ini
dijelaskan tindakan mencipta oleh Roh Kudus di dalam tubuh Maria merupakan sarana
fisik terjadinya inkarnasi.

Ia akan mengandung oleh kasa Roh Kudus yang tugas dan jabatan utama-Nya
adalah Menguduskan, dan karena itu untuk menguduskan perawan ini untuk maksud dan
rencana ini Roh Kudus disebut sebagai Kuasa Allah Yang Maha tinggi. Maria tidak perlu
mengajukan pertanyaan mengenai cara bagaimana hal itu dilakukan Roh Kudus, karena
Roh Kudus sebagai kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menanungi dirinya. Anak yang
dikandung Maria adalah Anak Kudus dank karena itu Ia tidak boleh dikandung melalui
cara kelahiran yang lazim, karena Ia tidak boleh bersifat manusia yang rusak dan cemar.
Anak itu akan disebut Kudus, yang belum pernah ada sebelumnya. Dia juga disebut Anak
Allah yaitu Anak Bapa melalui kelahiran kekal sebagai tandanya. Sekarang Ia dikandung
oleh Roh Kudus dan sifat manusia-Nya harus dibentuk melalui cara demikian supaya
sesuai untuk disatukan dengan sifat Ilahi-Nya.

1. Makna Kelahiran Yesus


 Kesederhanaan
Yesus lahir di kandang domba. Sebuah fakta yang harusnya membuat kita sadar.
Mesias dan Raja yang dijanjikan Allah Bapa justru lahir di kandang domba bukan di
istana atau di rumah mewah. Yesus menunjukkan kesederhanaanya kepada umat
manusia.
 Kerendahan hati
Melalui kelahiran-Nya, Yesus sudah memberi kita pelajaran tentang kerendahan
hati.
 Kasih, Pengampunan dan keselamatan
Allah sangat mengasih manusia, sehingga Allah merancang karya penyelamatan-
Nya bagi manusia. Agar manusia terbebas dari kuasa dosa dan maut (Roma 6:23),
sehingga Allah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal Yesus Kristus agar
manusia bisa memperoleh keselamatan kekal (Yohanes 3:16)
 Pengorbanan dan pendamaian
Yesus rela meninggalkan takhta kemuliaan-Nya dan menyerahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan mati di kayu salib (Filipi 2:8).

2. Karya Penyelamatan Allah melalui Kelahiran Yesus Kristus


Tuhan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Seperti dikatakan dalam Filipi 2:6-7,
“Kristus Yesus yang walaupun dalam dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan melainkan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama
dengan manusia.” Atau seperti dikatakan dalam Injil Yohanes 1:1, “Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Dan ayat 14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Kata Yunani sarks yang dalam ayat
14 diterjemahkan dengan manusia sebenarnya secara harafiah berarti “daging.” Jadi ayat
itu dapat juga diterjemahkan dengan ”firman itu telah menjadi daging.” Daging di sini
menunjuk kepada peri kedagingan yang lemah dan tidak berdaya. Inkarnasi, dari bahasa
Latin in carnis, masuk ke dalam daging, berarti Ia memasuki nasib kita, Ia secara suka
rela menjadi satu sejarah dengan kita. Karena itu dikatakan Ia diam, yang secara
harafiah berarti “berkemah” di antara kita. Motivasi terbesar dan terkuat mengapa Allah
melakukan hal ini adalah kasih (Yoh.3:16). Dengan demikian kita dapat mengatakan
bahwa Tuhan Yesus adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia.

3. Contoh Yesus Lahir dalam Perilaku Remaja


Makna kelahiran Yesus dalam perilaku remaja adalah memberikan keteladanan, agar
remaja mengikuti jejak-Nya:
 Hidup Sederhana
 Rendah Hati
 Tidak Sombong
 Penuh Kasih dan mengampuni
 Rela Berkorban
V. LANGKAH PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MINGGU
Metode Mengajar: Diskusi/ sharing
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi bersama-sama 2 menit
Awal “LAGU WASMI” lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan - Menyanyi lagu: “Ajaib benar - Menyanyi bersama lagu
Inti Anugerah” ”Ajaib Benar Anugerah” 3 menit
- Berdoa bersama - Berdoa bersama
- Membaca Alkitab - Membaca Alkitab 3 menit
Lukas 1:35
Apersepsi
1 menit
Pengasuh sekolah minggu Remaja mencoba
memberikan apersepsi. Tentang menyampaikan
karya Penyelamatan Allah melalui
kelahiran Yesus dengan cara
menunjukkan gambar kelahiran
Yesus di “ kandang Domba”, dan
meminta remaja untuk menjelaskan
gambar.
Pengasuh mengabsen Remaja
1. Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menyimak 60
menyebutkan ayat Firman Penjelasan Pengasuh
Tuhan yg menjelaskan karya
penyelamatan Allah melalui
kelahiran Yesus Remaja menyimak
2. Pengasuh sekolah Penjelasan Pengasuh dan
menjelaskan makna kelahiran mencatat
Yesus sesuai dengan Nilai nilai
Theologis Remaja menyimak dan
3. Pengasuh meminta Remaja bertanya hal yang belum
untuk menyimak dan bertanya dimengerti
tentang bagian yang belum
dipahami, dan menjelaskan
lebih rinci lagi. Remaja menyimak dan
4. Pengasuh Sekolah Minggu mengkritisi pernyataan
Menjelaskan contoh Yesus lahir Pengasuh.
dalam 5 perilaku remaja
Masing masing remaja
sesuai uraian materi dan
menyimak dan
memberikan kesempatan
menyampaikan poin yang
kepada remaja mengkritisi.
diakui telah dilakukan remaja
5. Pengasuh memberikan
dalam kehidupan setiap hari.
kesempatan kepada masing
masing remaja menyimak dan Remaja menjawab dengan
menyampaikan poin mana saja
dari ke 5 perilaku yang telah menyampaikan alasan belum
dilakukan remaja dalam dilakukan perilaku baik
kehidupan setiap hari
6. Pengasuh meminta remaja Remaja menyampaikan
untuk menyampaikan poin yang kesediaannya untuk
belum dilakukan dan mengikuti 5 perilaku baik
menanyakan alasan belum
dilakukan. Masing masing Remaja
memberikan contoh perilaku
7. Pengasuh meminta Remaja remaja yang mencerminkan
untuk mencoba memperbaiki karya penyelamatan Allah
diri dengan cara mengikuti 5 melalui kelahiran Yesus
poin perilaku yang baik dari
makna kelahirran Yesus.

8. Pengasuh meminta Remaja


untuk memberikan contoh
perilaku remaja yang
mencerminkan karya
penyelamatan Allah melalui
kelahiran Yesus
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja mengambil 15 menit
menyimpulkan materi yang kesimpulan dan mencatat
telah diajarkan dengan kesimpulan serta nilai yang
menyampaikan 5 perilaku diperoleh dari materi.
baik Kelahiran Yesus. Remaja melihat ayat hafalan
2. Pengasuh memberikan ayat dalam alkitab untuk di
hafalan (sesuai kesepekatanhafalkan.
pembimbing) Remaja menjawab sesuai
arahan Pengasuh dan
3. Pengasuh sekolah minggu mencatat sesuai kelimat
memberikan Evaluasi sesuai masing masing.
yang tertera pada lembar Remaja bernyangi bersama.
evaluasi
4. Pengasuh sekolah minggu
menutup proses belajar
mengajar dengan sebuah
lagu”Bapa Engkau Sungguh
Baik” dan doa yang
dipimpin oleh seorang anak
sekolah minggu
Pengasuh meminta remaja Memberikan
Memberikan Persembahan Persembahan
Doa Syafaat Pengasuh mengajak Remaja untuk Remaja menyamopaikan
menyampaikan pokok doa yang pokok Doa (yang sakit,
akan dibawakan persiapan ujian,, ulang
Berdoa bersama diakhiri Doa tahun dlsb).
“Bapa Kami” Remaja mengambil sikap
berdoa dan
menyampaikan doa bapa
kami pada saatnya.
Pengasuh mengajak anak untuk Bernyanyi bersama
Menyanyi Lagu Penutup “Aku
Milik-Mu, Yesus Tuhanku”
Doa Berkat

VI. Evaluasi:
1. Sebutkan makna kelahiran Yesus?
2. Jelaskan karya Penyelamatan Allah melalui kelahiran Yesus
3. Sebutkan contoh Yesus lahir dalam perilaku remaja?
4. Jelaskan contoh perilaku yang telah dilakukan remaja agar mencerminkan karya
penyelamatan Allah melalui kelahiran Yesus

VII. Daftar Pustaka


1. Alkitab dan Tafsiran PB
2. Tafsiran Injil Lukas

Catatan : Pokok bahasan 1.1.dan sub pokok bahasan1.1.2. diatas sudah ada pada
Buku ajar baru.
I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 1.1.Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1.2.Yesus Mati dan Bangkit dalam Karya Remaja
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Matius 27:45-56, Matius 28:1-10
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja / Remaja 1
6. Semester : Genap
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TPU):


Mendalami karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP):


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menyebutkan Makna Kematian Yesus
2. Menyebutkan Makna Kebangkitan Yesus
3. Menyebutkan Contoh Yesus Mati dan Bangkit dalam Karya Remaja
4. Menjelaskan Sikap yang telah dilakukan Remaja dengan menjadkan kematian dan
kebangkitan Yesus sebagai contoh.

IV. BAHAN AJAR


Teks dan Konteks
Alkitab, khususnya keempat injil mengisahkan penderitaan dan kematian Yesus.
Kematian dan kebangkitan Yesus adalah pengakuan Iman” Kristen disepanjang masa:
“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini, sampai selama-lamanya” ( Ibr
13:7-9) Yesus Kristus: kehidupan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya secara
berurutan, dan memahami Kristus sebagai seorang yang datang kepada kita sebagai firman
yang menyelamatkan. Aktualisasi kebenaran injil yang diberitakan harus dapat
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari (dalam kehidupan nyata) supaya pemberitaan
itu jangan menjadi dangkal, membosankan dan tidak memiliki kasih, sehingga kebenaran
dari berita yang kita beritakan diselenggarakan dengan benar, maka tanda yang hidup dari
Perjamuan Kudus dapat memperlihatkan tata sosial yang baru dari Allah, memberi
kenyataan substansial bagi kebenaran Injil.
Teks Matius 27:47-56 menjelaskan tahapan penderitaan Kristus. Kata-kata yang
diucapkan Yesus ini merupakan puncak dari segala penderitaan-Nya bagi dunia yang
terhilang. Seruan-Nya “Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Menunjukkan bahwa Dia sedang mengalami pemisahan dari Allah sebagai pengganti orang
berdosa.Ia tertikam oleh karena pemberontakan kita (Yes 53:5), Ia memberikan diri-Nya
sebagai “tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28, 1 Tim 2:6), Dia yang tidak mengenal
Dosa telah dibuat-Nya menjadi Doda karena kita (2Kor 5:21) Dia mati sebagai yang
ditinggalkan , agar kita tidak pernah ditinggalkan oleh-Nya (bdn. Maz 22:1-32)
Demikianlah kita ditebus oleh penderitaan Kristus (1 Pet 1:19).
Selanjutnya teks Matius 28:1-10 menjelaskan, kebangkitan Yesus adalah salah satu
kebenaran dalam Injil (1Kor 5:1-8). Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia adalah
Anak Allah (Yoh 10:17-18, Rom 1:4). Kebangkitan Yesus menjamin kemanjuran kematian
Yesus untuk menebus (Rom 6:4, 1 Kor 15:17), Kebangkitan Yesus membuktikan
kebenaran Alkitab (Maz 16:10, Luk 24:44-47, KPR 2:31). Kebangkitan Yesus mendasari
karunia Roh Kudus dan pemberian hidup kekal (Yoh 20:22, Rom 5:10, 1Kor 15:45).
Kebangkitan Yesus merupakan suatu peristiwa yang cukup terbukti secara historis.

Nilai-nilai Teologis

Karya Penyelamatan Allah melalui kelahiran Yesus


1. Makna Kematian Yesus
a. Makna Kematian Yesus adalah untuk keselamatan bagi umat berdosa yang mau
percaya kepadaNya. Bagi Iman Kristen ada jaminan dan kepastian keselamatan
yang diterima setiap orang yang percaya kepada Yesus, ada kepastian akan
pengampunan dosa. Ada pepatah lama yang sudah cukup terkenal:” Di kenal maka
disayang, karena tak kenal maka tak sayang”. Maka untuk itu kita harus lebih
sungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Yesus, sebab itulah arti Salib. Salib
terdiri dari dua buah garis ( +) : Garis vertical ( I ) adalah menunjuk ke atas, yaitu
kepada Allah, yang berarti bahwa kita harus membangun relasi atau hubungan yang
baik dengan Allah. Garis mendatar ( - ), garis horizontal bahwa setiap orang Kristen
itu harus membangun hubungan yang baik dengan lingkungan hidupnya, dengan
sesama manusia Rasul Paulus menghimbau agar supaya semua orang Kristen yang
percaya  kepada Yesus merendahkan diri, supaya sehati sepikir, seperasaan satu
dalam kasih.(Flp .2:1-2). Hanya dengan sikap seperti itulah sukacita sempurna
tercapai. Sukacita yang sempurna yang tercapai apabila tercipta kesatuan dan
persatuan dalam Jemaat: Sehati, sepikir dalam kasih, satu jiwa dan satu tujuan di
dalam persekutuan Jemaat.

2. Makna Kebangkitan Yesus


a. Dalam Pengakuan Iman Rasuli dikatakan bahwa Yesus bangkit pada hari yang
ketiga. Ini sesuai dengan perkataan Paulus dalam 1 Kor.15: 4, sejalan pula dengan
yang diceritakan dalam Injil-Injil. Yesus wafat pada hari Jumat, dan bangkit pada
hari Minggu atau hari pertama dalam minggu itu (Mat.28:1; Mrk.16:2; Luk.24:1;
Yoh.20:1). Kebangkitan Kristus merupakan peristiwa unik yang melampaui
pengalaman kita sehari-hari karena itu ada orang meragukannya (Mat.28:17). Tetapi
bagi setiap orang Kristen, kebangkitan Kristus adalah dasar dari iman kristiani.
Karena itu Paulus katakan bila Kristus tidak dibangkitkan sia-sialah pemberitaan
kami dan sia-sialah juga iman kamu (1 Kor.15:14). Jadi kebangkitan Kristus bukan
hanya mengokohkan iman melainkan terutama melahirkan iman.
b. Paulus dalam Roma 6:8 berbicara tentang mati dan hidup bersama Kristus. Itu
berarti orang percaya mengambil bagian dalam kematian Kristus yaitu mengalami
pembebasan dari dosa (Roma 6:7, 11). Dosa tidak berkuasa lagi dalam hidup kita
karena itu kita jangan lagi menjadi hamba dosa sehingga melakukan kejahatan
(Rm.6:12,13). Kita juga mengambil bagian dalam kebangkitan Kristus yang berarti
hidup bagi Allah dengan menjadi senjata-senjata kebenaran (Roma 6:13c).
Yesus bangkit, itu berarti maut tidak berkuasa atas Yesus. Dan ini menjadi landasan
bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam pengharapan. Orang-orang Kristen
tidak boleh menjadi orang-orang yang putus asa, sebab kalau maut sudah
dikalahkan, adakah kuasa kehancuran yang lebih hebat dari maut? Selain itu Yesus
yang bangkit menjadi dasar kepercayaan kita tentang kebangkitan orang mati pada
akhir zaman (1 Kor.15:12,13).

3. Contoh Yesus Mati dan Bangkit dalam karya Remaja


a. Melayani dalam kegiatan pelayanan gereja
b. Menjadi agen penggerak Tubuh Kristus yang bertumbuh
c. Menjadi penerus masa depan Gereja
d. Menjadi saksi Kristus
e. Menjadi surat-surat Kristus yang terbuka
f. Menjadi Teladan bagi sesama dan lingkungan

V. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN SEKOLAH MINGGU


Metode Mengajar: Diskusi
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi bersama-sama 2 menit
Awal “LAGU WASMI “ lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: “Dihapuskan - Menyanyi bersama lagu “
Dosaku” Dihapuskan Dosaku“ 3 menit
- Berdoa bersama - Berdoa bersama
- Membaca Alkitab - Membaca Alkitab
3 menit
Matius 27:45-56
Matius 28:1-10
Apersepsi Remaja mencermati dan
Pengasuh sekolah minggu memberikan menyimak masing masing poin
apersepsi. Dengan membacakan 7
perkataan Yesus di kayu Salib.
1. Ya Bapa, ampunilah mereka, karena
mereka tidak tahu apa yang mereka
lakukan. ...
2. Sesungguhnya, hari ini juga kamu 1 menit
akan bersama Aku di dalam Firdaus. Remaja menyatakan hadir
3. Ibu, inilah anakmu! ... dengan cara menghafal ayat
4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa hafalan Alkitab yang diberikan
Engkau meninggalkan Aku? ... minggu sebelumnya.
5.Aku haus! ...
6. Sudah selesai. ...
7. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawa-Ku.
Pengasuh mengabsen ekaligus meminta
Remaja menyampaikan Ayat Hafalan
1. Pengasuh bertanya kepada remaja Remaja menyimak dan
tentang makna kalimat ”Ya Bapa, menjawab karena Yesus
ampunilah mereka, karena mereka Mengasihi dan mau
tidak tahu apa yang mereka mengampuni walaupun Yesus
lakukan” tersakiti.
Kira kira apa yang Yesus mau 60 menit
bilang kepada Bapanya tentang
banyak orang yang mau Remaja bertanya/ membahas
menyalibkannya.
2. Pengasuh sekolah minggu
menjelaskan ayat Firman Tuhan Remaja bertanya/ membahas dan
tentang karya penyelamatan Allah mencatat.
melalui kematian dan kebangkitan
Yesus sesuai uraian materi
Remaja bertanya/ membahas dan
3. Pengasuh sekolah Minggu
mencatat.
menjelaskan makna kematian
Sesuai uraian materi (Nilai Nilai Remaja berkelompok, memilih
Theologis) Dan memberikan ketua dan sekertaris kelompok,
kesempatan pada Remaja untuk membaca/ menelaah pertanyaan
bertanya. bersama dan masing masing
4. Pengasuh memberikan penjelasan remaj dalam kelomopok
kebangkitan Yesus Sesuai uraian menyampaikan contoh serta
materi (Nilai Nilai Theologis) Dan pengalaman.
memberikan kesempatan pada Ketua Kelompok mengkoordinir
Remaja untuk bertanya. kellompoknya masing masing.
5. Pengasuh meminta Remaja duduk Dan mempersiapkan anggota
berkelompok (2 kelompok) dan lainnya untuk menyampaikan
membagikan pertanyaan untuk di hasil diskusi peda waktunya.
diskusikan sebagaimana yang Remaja mengikutipetunjuk
tertera pada TKP 3 ( sesuai uraian Pengasuh.
materi) dan TKP 4 (sesuai
pengalaman masing masing remaja Remaja menyimak dan mencatat.
saja).
6. Pengasuh mengarahkan Remaja
agar dapat bekerja berkelompok
dan memberikan waktu diskusi.
7. Pengasuh mengumpulkan remaja
dan masing masing kelompok
mempertanggung jawabkan hasil
Diskusi (jika memungkinkan bisa
sambal ditanggapi oleh kelompok
yang lain.
8. Pengasuh Menjelaskan Hasil
Diskusi sekaligu penanaman Nilai
bagi Remaja.
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan menyampaikan 6 Remaja mencatat bagian Alkitab
contoh yang mesti di lakukan tentang 7 perkataan TY di Kayu
remaja sebagai konsekuensi Salib dan menghafalnya.
menjadi Remaja Gereja. remaja menjawab evaluasi baik
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan secara tertulis maupun lisan.
(Disarankan menghafal 7 perkataan Remaja bernyanyi sambal
Tuhan Yesus di Kayu Salib) bertepuk tangan / berirama.
3. Pengasuh sekolah minggu
memberikan Evaluasi sesuai yang
tertera pada lembar evaluasi
4. Pengasuh sekolah minggu menutup
proses belajar mengajar dengan
sebuah lagu”Ku Menang-Ku
Menang” dan doa yang dipimpin
oleh seorang anak sekolah minggu
Memberikan Persembahan Memberikan Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Bernyanyi bersama
Kristen Kecil Kupunya.”
Mohon Berkat Sikap Terima Berkat

VI. Evaluasi
1. Sebutkan makna kematian Yesus?
2. Sebutkan Makna Kebangkitan Yesus?
3. Jelaskan Contoh karya Penyelamatan Allah dalam kematian dan kebangkitan Yesus
bagi remaja?
4. Menjelaskan Sikap yang telah dilakukan Remaja dengan menjadkan kematian dan
kebangkitan Yesus sebagai contoh.

VII. Daftar Pustaka


1. Alkitab
2. Tafsiran PB

I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan :1.1.Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1.3.Kenaikan dan Pentakosta dalam Idealisme Remaja
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Kisah Para Rasul 1:1-15
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap
7. Waktu Penyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TPU):


Mendalami karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP):


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menyebutkan Makna Kenaikan Yesus
2. Menyebutkan Makna Pentakosta bagi remaja
3. Menjelaskan Contoh Kenaikan dan Pentakosta dalam Idealisme remaja.
4. Menjelaskan contoh perilaku yang telah dilakukan, sehingga mencerminkan karya
penyelamatan Allah melalui Kenaikan dan Pentakosta.

IV. BAHAN AJARAN


Teks dan Konteks
Dalam Kisah Para Rasul tertulis lanjutan cerita bagaimana para pengikut Yesus, dengan
kuasa Roh yang sama, menyampaikan Injil yang sama, mengadakan mujizat-mujizat yang
sama dan cara hidup yang sama dengan Yesus. Roh Kudus yang menghasilkan kembali
kehidupan dan pelayanan Yesus melalui gereja merupakan tema teologis kitab Kisah Para
Rasul. Kitab ini memang dapat disebut "Kisah Roh Kudus". Perhatikan hal-hal berikut
mengenai catatan yang diilhami Roh Kudus dalam kitab ini:

1. Semua ayat, termasuk narasi-narasi historis dalam Kisah Para Rasul ini, memiliki
makna didaktis (yaitu, mengajar) dan teologis. Hal ini didukung oleh dua kenyataan:

 pernyataan Alkitab bahwa "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang


bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Tim 3:16);
 pernyataan Paulus bahwa semua narasi historis dalam PL bertujuan mendidik dan
bersifat pelajaran (1Kor 10:11). Paulus berpendapat bahwa peristiwa-peristiwa itu
menjadi contoh dengan relevansi praktis dan teologis bagi orang percaya (Rom
15:4). Yang berlaku terhadap narasi sejarah dalam PL juga berlaku bagi Kisah Para
Rasul.
2. Catatan Lukas yang diilhamkan mengenai gereja mula-mula merupakan:

 pola definitif dari kegiatan Roh Kudus yang harus diikuti sepanjang zaman gereja,
 data untuk mengembangkan suatu doktrin Roh Kudus dan
 penyataan mengenai bagaimana pelayanan Roh Kudus berhubungan dengan
kehidupan orang percaya di dalam Kristus. Perhatikan secara khusus dua unsur di
dalam kitab ini yang bersifat normatif secara praktis dan teologis:
 baptisan dalam atau kepenuhan dengan Roh Kudus adalah janji Allah bagi semua
orang percaya
 berbagai aktivitas Roh Kudus yang memberikan kepada gereja tolok ukur
kebenaran, kesaksian dan kuasa yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya pada hari-
hari terakhir ini (yaitu, zaman gereja).

Nilai-nilai Teologis
1. Makna Kenaikan Yesus dalam Idealisme Remaja
Bagi umat Kristen ada 2 pesan iman yang dapat ditarik dari peristiwa Kenaikan Yesus
Kristus ke surga:
a. Kita tak perlu takut dan kuatir diutus menjadi perpanjangan Tuhan melanjutkan
karya-karyaNya. Sebelum Yesus terangkat ke surga, Dia mengangkat tangan-Nya
dan memberkati murid-muridNya. Yesus berjanji tidak akan meninggalkan kita dan
akan terus menyertai kita (Lukas 24:50 “Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota
sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati
mereka.”)
b. Kita tetap harus memiliki sukacita dan semangat dalam melayani. Yesus Kristus
mengutus Roh Kudus atau Penolong di tengah-tengah kita di masa sulit sekalipun.
(Yohanes 14:16 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”)
2. Makna Pentakosta bagi remaja dalam Idealisme Remaja
a. Pentakosta menguatkan keyakinan kita bahwa Kristus yang saat ini berada di Surga
menepati janji-janjiNya (Yohanes 14:16-18, 15:26, 16:17)
b. Pentakosta mengingatkan kita bahwa Kristus yang mencurahkan Roh Kudus pada
hari Pentakosta adalah Kepala Gereja yang senantiasa memeliharanya (Efesus 1:19-
23, Kolose 2:19)
c. Pentakosta mengingatkan kita bahwa masa ini adalaha anugerah dari pelayanan Roh
Kudus dalam penerapan keselamatan (Efesus 1:19-23, 5:23-32, Kolose 2:19)
d. Pentakosta memberi semangat kepada kita untuk semakin giat dalam melaksanakan
Amanat Agung Kristus dalam kuasa Roh Kudus (Matius 28:18-20, Markus 16:15-
20, Lukas 24:47-51, KPR 1:4-9).
3. Contoh Kenaikan Yesus dan Pentakosta dalam Idealisme remaja
a. Mendekatkan diri kepada Tuhan
b. Menjadi serupa dan segambar dengan Kristus dalam perkataan dan juga perbuatan
c. Berpikir dan bertindak meneladani Kristus
d. Menjadi Garam dan terang dunia

V. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MINGGU.


Metode Mengajar : CERAMAH – DEBAT
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan Awal - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi bersama- 2 menit
“LAGU WASMI” sama lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: “Sungguh Indah - Menyanyi bersama
Kabar Mulia” lagu “ Sungguh indah 3 menit
- Berdoa bersama kabar mulia“
- Membaca Alkitab - Berdoa bersama
Kisah Para Rasul 1:1-15 - Membaca Alkitab
Remaja menyimak dan 3 menit
Apersepsi mengertikan sndir.
Pengasuh sekolah minggu memberikan
contoh gambar 1 terlampir ( atau yang
relevan) dan mengatakan bahwa 1 menit
REMAJA GEREJA ADA DALAM
DUNIA TETAPI BUKAN DARI
DUNIA. Dan Maminta remaja Remaja menyebutkan
mencamkan kalimat tersebut derta sesuai permintaan
mengatikan dalam hati masing masing. Pengasuh.
Pengasuh mengabsen Remaja dengan
meminta masing masing memnghafal 7
perkataan dikayu salib.
1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Menyimak dan
menjelaskan ayat Firman Tuhan mengkritisi
yang menjelaskan makna kenaikan
Yesus sesuai dengan uraian materi
dan pendalamannya saat bimbingan. Remaja menyimak
2. Pengasuh sekolah Minggu 60 menit
menjelaskan makna Kenaikan bagi
remaja sesuai materi TKP 1. Remaja menyimak dan
3. Pengasuh meminta Remaja untuk mengkritisi pernyataan
mencatat dan sekaligus bertanya yang belum dipahami.
bagian yang belum dimengerti. Remaja menyimak dan
mencatat
4. Pengasuh menjelaskan makna
Pentakosta sesuai Materi TKP 2 Remaja Menyimak dan
bertanya jika belum di
5. Pengasuh Menjelaskan 1 contoh mengeri.
(garam dan terang Dunia)
kebangkitan Yesus dan pentakosta
dalam idealism remaja sesuai uraian
materi dan pendalamannya sesuai
uraian materi (TKP3) Remaja mengajukan
6. Pengasuh Sekolah Minggu bertanya pertanyaan atau
kepada remaja tentang materi yang sanggahan.
belum dimengerti. Atau ada
pertanyaan menyangkut materi Remaja menjelaskan
tersebut sesuai dengan yang telah
7. Pengasuh mengarahkan remaja di uraikan
dengan memberikan kata kunci
meminta Remaja menyampaikan 3 Masing masing remaja
contoh lainnya sesuai penjelasan pada menyampaikan contoh
uraian materi. salah satu konkrit yang
8. Pengasuh meminta masing masing telah dilakukan.
Remaja menyampaikan contoh
perilaku yang telah dilakukan
sehingga mencerminkan karya Remaja menyimak
penyelamatan Allah melalui
Kenaikan dan Pentakosta.
9. Pengasuh Sekolah Minggu
mengoreksi jika ada kekeliriuan yang
di sampaikan Remaja. Dan
mengarahkan remaja untuk mencoba
melakukan yang belum dilakukan.
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja menyimak dan 15 menit
menyimpulkan materi yang telah mencatat
diajarkan dengan menyampaikan 4
Contoh Kenaikan Yesus dan
Pentakosta dalam Idealisme
remaja Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing) Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu pertanyaan evaluasi
memberikan Evaluasi sesuai yang (tertulis/ liusan)
tertera pada lembar evaluasi
4. Pengasuh sekolah minggu menutup
proses belajar mengajar dengan Remaja melakukan sesuai
sebuah lagu”Ku ingin menyerahkan petunjuk
seluruh hidupku” dan doa yang
dipimpin oleh seorang anak sekolah
minggu
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Kristen Bernyanyi bersama
Kecil Kupunya.”
Doa Berkat

VI. EVALUASI:
1. Sebutkan makna kenaikan Yesus?
2. Sebutkan Makna Pentakosta bagi remaja?
3. Jelaskan Contoh kenaikan Yesus dan Pentakosta bagi idealism remaja?
4. Menjelaskan contoh perilaku yang telah dilakukan sehingga mencerminkan karya
penyelamatan Allah melalui Kenaikan dan Pentakosta.

VII. DAFTAR PUSTAKA : Alkitab dan Buku Tafsiran PB

Gambar 1 : garam dan terang dunia

Gambar 2 : Makna kenaikan Tuhan Yesus


Gambar 3 : Ilustrasi Keturunan Roh Kudus
1. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 2.1.Berdoa dan Beriman
3. Sub Pokok Bahasan : 2.1.1.Remaja memaknai doa dan iman
4. Bahan Bacaan/Alkitab : 1 Samuel 2:1-10
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap.
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

2. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TPU):


Memahami berdoa dan beriman dalam kehidupan

3. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP):


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menyebutkan arti doa
2. Menyebutkan arti iman
3. Menjelaskan sikap remaja yang berdoa dan beriman dalam kehidupan
4. Menceritakan pengalaman meminta melalui doa dan jawaban yang diterima Remaja.

4. BAHAN AJAR
Teks
Teks bacaan kita dalam I Samuel 2:1-10 menggambarkan tentang ucapan syukur
Hanakarena Tuhan menjawab doanya. Tetapi puji-pujian yang disampaikan Hana
melampaui puji-pujian sorang ibu yang memperoleh seorang anak. Puji-pujian Hana adalah
puji-pujian umat Tuhan yang mengenal Tuhannya.

Konteks

Hana adalah seorang perempuan yang limpah akan pengenalannya terhadap Tuhan.
Hal pertama yang dinyatakan Hana dalam puji-pujiannya adalah bahwa Tuhanlah sumber
kekuatannya (ayat 1-4). Dia tidak punya kekuatan perang, tidak punya paskan tentara,tidak
punya senjata tetapi Tuhan yang melindungi dia. Hal berikut dalam pujiannya, Hana
mengungkapkan bahwa Tuhan akan menilai setiap kekuatan manusia. Ayat 3 meningatkan
kita agar tidak bicara berlebihan. Segala ucapan sombong, segala pikiran yang
terlalumembanggakan kekuatan sendiri akan dikoreks oleh Tuhan. Tuhanlah yang
memahami sampai dimana kekuatan seorang manusia. Oleh sebab itu Tuhan juga yang
akan mengajarkan kerendahan hati kepada orang yang menilai terlalu tinggi dirinya
sendiri.

Nilai-nilai Teologis

Pembacaan ini menerangkan bagaimana sebagai manusia seharusnya mengakui


kekuatan Tuhan lewat puji-pujian kepada Tuhan. Puji-pujian yang dipanjatkan Hana
seorang perempuan biasa dengan permaslahan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan
denhgan catatan sejarah perjalanan Israel. Tetapi Tuhan memakai dia untuk menyatakan
puji-pujian yang bukan saja menjelaskan dengan tepat siapa Allah, tetapi juga
mengungkapkan apa yang nanti akan dikerjakan oleh Tuhan. Sebagai seorang perempuan
biasa, Hana dating dengan segala keluh kesahnya dan permaslahannya tetapi sebagai umat
Tuhan dia juga merindukan hal yang lebih besar yaitu dunia dapat hidup dalam kebenaran
iman dan percaya kepada Tuhan. Umat Tuhan di dunia dapat mengakui bahwa Tuhan yang
berdaulat atas segala sesuatu termasuk kehidupan kita. Setiap hembusan nafas berasal dari
Tuhan, Nyawa setiap manusia ada di tangan-Nya. Tuhan yang memberikan nafas dan
Tuhan juga yang akan memanggil setiap orang kembali kepada-Nya. Smakin kita
merenungkan hal ini, maka haruslah kita semakin sadar betapi rapuhnya, lemahnya, tak
berartinya kita manusia jika tanpa Tuhan.

 Berdoa
Doa adalah sesuatu yang sangat biasa dilakukan dalam kehidupan sesehari. Seumpama
udara yang kita hirup. Sehingga Doa sering diibaratkan dengan “Nafas Hidup Orang
Percaya”. Setiap orang tau apa itu doa, tetapi tidak sedikit orang yang salah memahami
tentang doa.

Apa itu Doa???


1. Doa bukanlah alat untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Doa juga
bukanlah mantera yang biasa diucapkan dan terjadi.
2. Doa seringkali tidak melepaskan kita dari masalah, tetapi doa dapat memberi kita
kekuatan untuk menghadapi maslah itu. Dapat diibaratkan seperti ini, “kita
sedang berjalan lalu didepan kita ada sebuah gunung yang tinggi. Doa seringkali
tidak membuat gunung itu lari menghilang dari hadapan kita, namun doa
memberi kita kekuatan untuk mendakinya.
3. Doa adalah landasan hidup kita. Doa bukanlah jalan yang terakhir. Doa harus
menjadi yang pertama dan utama, langkah awal ketika kita hendak memulai
sesuatu di mana pun dan kapanpun. Jadi keliru jika kita baru ingat berdoa ketika
lagi butuh atau kepepet.
4. Doa bukan sekadar kata-kata tetapi juga soal tindakan. Terwujudnya sebuah doa
seringkali merupakan kerjasama anugerah Tuhan dan usaha kita atau yang sering
kita sebut ORA ET LABORA “berdoa dan bekerja”.

 Beriman
1. Iman adalah dasar dari segala seuatu yang kita harapkan dan bukti dari sgala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)
2. Beriman berarti mengamini dengan segenap kepribadian dan cara hidupnya
kepada janji Allah, bahwa Ia di dalam Krisus telah mendamaikan orang berdosa
dengan diri-Nya sendiri shingga segenap hidup orang yang beriman dikuasai oleh
keyakinan yang demikian.
3. Iman dipandang sbagai tangan yang diulurkan manusia guna menerima kasih
karunia Allah yang besar. Iman dipandang sebagai “jalan kseslamatan”.

 Sikap Remaja yang Berdoa dan Beriman


1. Menjadikan doa sebagai bentuk komunikasi kita dengan Tuhan. Bukan hanya lewat
kata-kata tetapi juga lewat tindakan kita kepada sesame kita.
2. Menjadikan doa sebagai kebutuhan kita. Jadi doa bukanlah sekadar kewajiban,
panggilan atau undangan tetapi sebuah kebutuhan sama seperti kita membutuhkan
udara tiap detik untuk bernafas dan hidup.
3. Menjadikan iman sebagai dasar dari harapan kita kepada Tuhan
4. Beriman bukan hanya lewat kata-kata “Aku Percaya” tetapi juga lewat tingkah laku
hidup setiap hari. Karena Iman tanpa Perbuatan pada hakekatnya adalah Mati

5. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode Mengajar: REFLEKTIF
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan Awal - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi bersama-sama 2 menit
“LAGU WASMI” lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: “ Kami Puji - Menyanyi bersama lagu “
dengan Riang” Kami puji dengan riang“ 3 menit
- Berdoa bersama - Berdoa bersama
- Membaca Alkitab - Membaca Alkitab
1 Samuel 2:1-10 Tindakan Nyata Berdoa dan
Apersepsi Beriman 3 menit
Pengasuh sekolah minggu Bertanya
Kepada remaja: Adakah yang Remaja menyimak dan
meminta dalam doa yang langsung merespons pernyataan. 1 menit
dijawab sesuai dengan keinginan
dan adakah yang sudah berdoa dan
meminta dengan sungguh tetapi Remaja menjawab kehadiran
jawaban Tuhan Tidak sesuai dengan menyebutkan aya
keinginan kita. hafalan yang diberikan
Pengasuh mengabsen remaja pengasuh minggu sebelumnya.
Sekaligus meminta Remaja
menyampaikan Ayat Hafalan
1. Pengasuh sekolah minggu Remaja menyimak
menjelaskan ayat Firman Tuhan
tentang Doa dan Iman dalam
pembacaan Alkitab hari ini sesuai
yang tertera dalam uraian materi.
Dan dilanjutkan dengan 60 menit
menjelaskan pemahaman tentang
Berdoa dan Beriman. Remaja membaca dan
2. Pengasuh memberikan 2 bahan menyimak isi bacaan
bacaan tentang doa yang
dikabulkan dan doa yang belum Remaja merespons pertanyaan
langsung dikabulkan Tuhan Pengasuh.
3. Pengasuh meminta Remaja
membaca dan mengajukan
pertanyaan apakah orang yang
doanya dikabulkan itu beriman,
sedangkan orang yang doanya Remaja menyampaikan
tidak dikabulkan itu tidak pengalaman meminta dalam
beriman? doa.
4. Pengasuh meminta masing masing Remaja merefleksikan
remaja menceritakan pengalaman perasaan hatinya terdap doa,
berdoa (yang dijawab sesuai iman dan jawaban doa.
permintaan dan juga yang tidak Remaja menjawab masing
dijawab sesuai permintaan. masing reaksi terhadap
5. Pengasuh meminta Remaja jawaban Tuhan.
berrefleksi tentang doa dan
jawaban doa yang diterima.
6. Pengasuh Menyampaikan
pertanyaan kepada remaja, apakah
reaksi remaja saat doanya
dikabulkan bahkan yang tidak
dikabulkan. (apakah remaja
bersyukur untuk apapun Jawaban
yang diterima sebagai wujud
imannya terhadap Tuhan.
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan menyampaikan
2. Pengasuh memberikan ayat Remaja mencatat ayat hafalan.
hafalan (sesuai kesepekatan
pembimbing) Remaja menjawab pertanyaan
3. Pengasuh sekolah minggu evaluasi ( tertulis/ liusan)
memberikan Evaluasi sesuai yang
tertera pada lembar evaluasi Remaja melakukan sesuai
4. Pengasuh sekolah minggu petunjuk
menutup proses belajar mengajar
dengan sebuah lagu” Kami Perlu
Kau Tuhan” dan doa yang
dipimpin oleh seorang anak
sekolah minggu
Memberikan Persembahan Memberikan Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Bernyanyi bersama
Kristen Kecil Kupunya.”
Doa Berkat
6. EVALUASI
1. Jelaskan pandangan Alkitab tentang Berdoa?
2. Jelaskan pandangan Alakitab tentang Beriman?
3. Sebutkan konsep Berdoa dan Beriman menurut remaja?
4. Ceritakanlah pengalaman meminta melalui doa dan jawaban yang diterima Remaja.
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. Alkitab dan Buku Tafsiran PL
https://tjc.org/id/kesaksian/pengalaman-saat-berdoa/
https://www.warungsatekamu.org/2018/01/saat-tuhan-tidak-mengabulkan-doaku/
PENGALAMAN SAAT BERDOA
Sdri. Pang Fong-Yee – Rumah Doa Cambridge, Inggris
Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya bersaksi. Kesaksian saya tidak menceritakan
mujizat alam yang hebat, ataupun angin, atau api, atau gempa bumi (1Raj. 19:11-12),
tetapi menceritakan kasih penyertaan Tuhan yang besar pada diri saya.
Pada bulan Maret 2016, anak perempuan saya menghadapi ujian medis akhir. Walaupun
saya telah berjanji untuk datang dan tinggal bersamanya selama pekan-pekan ujian, saya
tidak dapat memenuhi janji saya karena tanggung jawab keluarga yang lain. Yang saya
dapat lakukan, adalah mendukungnya dalam doa dari rumah. Ia menerima pengaturan ini
dan memberikan jadwal ujiannya kepada saya. Setiap hari saya mengingatkannya untuk
berdoa kepada Bapa di surga memohon agar dapat tidur nyenyak.
Pada hari pertama ujian, yang berlangsung selama dua jam, saya sedang bersiap-siap
berdoa kepada Tuhan agar pikiran anak saya jernih dan percaya diri menghadapi
pertanyaan dan skenario ujian dari para penguji. Namun sebuah pikiran tiba-tiba datang,
“Tentunya saya tidak dapat menghabiskan waktu memanjatkan permohonan yang sama
berulang kali…” Lalu sebuah ayat Alkitab muncul dalam benak saya, “Demikian juga Roh
membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus
berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang
tidak terucapkan.” (Rm. 8:26). Saya menyadari bahwa yang harus saya lakukan adalah
berdoa dalam bahasa roh dan membiarkan Roh Kudus berdoa bagi saya. Setelah
mendapatkan pikiran ini, saya meneruskan doa saya memuji Tuhan hanya dengan kata-
kata “Haleluya.” Rasanya surgawi, seakan saya sepenuhnya bersekutu dengan Tuhan.
Ketika rasa sukacita ini masih menyelubungi dan menggetarkan saya, saya melihat sebuah
penglihatan – bayangan tiga orang di depan latar corak warna matahari terbenam. Orang
yang ada di tengah tampak lebih tinggi. Ketika saya terus melihat, penglihatan itu berubah
menjadi tiga dimensi. Saya kemudian menyadari bahwa saya sedang menyaksikan sebuah
peristiwa dari peperangan di Rafidim, dalam Keluaran pasal 17. Apa yang saya lihat
adalah sudut pandang dari belakang Musa, Harun, dan Hur. Mengapa Musa tampak lebih
tinggi? Karena ia sedang duduk di atas sebuah batu yang besar, sementara Harun dan Hur
berlutut di tanah, di dua sisi Musa untuk menyokong kedua tangannya – Musa meletakkan
dua siku lengannya pada pundak Harun dan Hur, sembari masih memegang tongkatnya.
Mereka sedang mendoakan bangsa Israel sedari pagi.
“Tuhan…” saya menggetarkan suara. Allah mengajarkan saya sebuah pelajaran tentang
doa syafaat. Doa ini adalah sebuah bentuk pengorbanan – pengorbanan waktu dan
pengujian kesabaran. Dibandingkan Musa, Harun dan Hur yang berdoa sejak dini hari
sampai sore, doa saya selama dua jam rasanya seperti bukanlah apa-apa!
Sukacita atas hadirat Tuhan terus meliputi diri saya, tetapi keraguan perlahan-lahan
merasuk, “Apakah Engkau memberikan sedikit pertolongan, Tuhan? Apakah ini hanyalah
pengharapan belaka?” Puji Tuhan, saya langsung menerima jawaban-Nya: “Karena itu
Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu
telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Mrk. 11:24). Setelah dua
jam berdoa, anak saya menelepon dan berkata, “Ujiannya tidak jelek.” “Saya tahu,” jawab
saya, “Tuhan kita Yesus Kristus sudah memberitahukannya.”
Jadi, selama ujian berlangsung saya terus mendoakan anak saya setiap hari. Akhirnya
anak saya mendapatkan pemberitahuan dari universitas di akhir bulan Maret bahwa ia
berhasil lulus, dan di bulan Juni ia mendapatkan kelulusan dengan prestasi istimewa.
Terpujilah Tuhan yang ajaib. Kiranya segala kemuliaan bagi-Nya! Amin.

Oleh Yuliani Trifosa, Bandung


“Aku ingin begini, aku ingin begitu
Ingin ini, ingin itu, banyak sekali…”
Pernah mendengar lagu dengan lirik di atas? Bagi generasi 90-an sepertiku, lirik tersebut
bukanlah lirik yang asing. Itu adalah lirik lagu dari film kartun kesukaanku, Doraemon,
yang dulu selalu hadir di layar televisi setiap hari Minggu.

Suatu ketika, aku pernah meminta pada Tuhan supaya ayahku disembuhkan dari sakitnya.
Dalam kondisi terserang penyakit stroke yang menyerang rongga mulut, ayahku tidak
mampu lagi menelan makanan yang masuk ke mulutnya. Keadaannya terus menurun
hingga dia pun mengalami koma. Saat itu, di masa kritisnya, aku memohon pada Tuhan
supaya memperpanjang umur ayahku satu bulan saja. “Tuhan, Engkau punya banyak
orang yang mengasihi-Mu di surga. Tetapi aku tidak punya banyak. Tolong jangan ambil
ayahku,” mohonku pada Tuhan. Namun, belakangan aku sadar bahwa doa itu adalah doa
yang egois. Dalam kondisi tak mampu menelan makan, ayahku harus dipasangi selang
supaya perutnya dapat menerima makanan. Tentu ini sungguh menyakitkan buatnya.

Tuhan berkehendak lain. Dia memberi kesembuhan secara total kepada ayahku dengan
cara memanggilnya ke pangkuan-Nya. Kecewa? Ya, tentu aku kecewa saat itu. Aku
masih merasa bahwa seharusnya ini tidak terjadi kepadaku. Kehilangan sosok yang
begitu kukasihi rasanya begitu pedih. Namun, di tengah kesedihan itu aku diingatkan
akan surat Paulus kepada jemaat di Roma, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia (Roma
8:28). Ayat ini menyentakku. Tuhan tahu yang terbaik untuk Ayah dan juga untukku.
Ketika Dia memilih untuk memanggil pulang Ayah, kupikir itu adalah cara-Nya untuk
memberi kesembuhan dan melepaskan Ayah dari penderitaan karena sakitnya. Pada
akhirnya, melalui peristiwa ini aku belajar untuk menerima dengan iman bahwa Allah
adalah Allah yang Mahatahu dan rancangan-Nya adalah yang terbaik.

Ada begitu banyak hal dalam hidup ini yang sulit untuk dimengerti, termasuk ketika
Tuhan menjawab doa permohonan kesembuhan ayahku dengan memanggilnya pulang.
Namun, satu hal yang aku tahu dengan pasti yaitu Allah adalah kasih. Allah baik bukan
karena dia memberikan kesembuhan atau kesuksesan, tetapi karena Dia adalah baik.
Allah mengasihi bukan hanya ketika Dia memberikan berkat, tetapi karena Dia adalah
kasih. Oleh karena itu, aku belajar menerima bahwa segala hal dalam kehidupanku terjadi
seturut hikmat dan kasih-Nya untukku.

Aku bersyukur bahwa Allah itu tidak seperti Doraemon. Dia tidak semena-mena
memberikan apa saja yang diminta oleh manusia. Memang pada kenyataannya, sebagai
manusia aku tidak suka ketika Tuhan menjawab “tidak” atas apa yang aku mau. Jawaban
yang diinginkan pasti “ya”, atau setidaknya “tunggu”. Namun, ada satu ayat yang aku
ingat ketika aku meminta sesuatu kepada Tuhan. Yesaya 55:8 mengatakan:

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,


demikianlah firman TUHAN.”
Kita tidak bisa memaksakan keinginan kita kepada Tuhan, karena kita seperti domba
yang pandangan matanya terbatas. Kita tidak tahu betul apa yang paling baik buat kita.
Mungkin kita menganggap apa yang kita minta sekarang inilah yang terbaik dan jika kita
mendapatkannya, kita pasti bahagia. Tetapi, ada seorang Gembala Agung, yang bisa
melihat lebih jauh dan lebih luas dari apa yang kita bisa lihat. Dialah Gembala yang
Mahatahu dan yang telah merancang masa depan kita dengan rancangan damai sejahtera.

Sebagai manusia yang terbatas, kita tentu perlu seorang sandaran yang lebih besar dan
berkuasa dari kita. Satu-satunya pribadi yang bisa memuaskan keinginan itu adalah
Tuhan Yesus. Dialah Bapa yang sempurna. Dia tahu yang terbaik untuk setiap kita, dan
ketika kita menyerahkan kehidupan kita ke dalam tangan-Nya dan membiarkan Dia
bekerja sesuai kehendak-Nya, kita akan memperoleh sukacita kekal.
I. IDENTITAS
1. Program sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 3.1 Pemahaman Tentang Kesatuan Jemaat
3. Sub Pokok Bahasan : 3.1.1 Satu Tubuh Banyak Anggota
4. Bahan Bacaan/ Alkitab : 1 Kor 12:12-26, Roma 12:4-5
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja / Remaja 1
6. Semestar : Genap
7. Waktu Penyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Setelah proses penyajian (pembelajaran) selesai, peserta didik diharapkan memiliki
kemampuan untuk Memahami kesatuan jemaat

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menceritakan kisah tentang satu tubuh banyak anggota serta pokok-pokok penting di
dalamnya.
2. Menjelaskan makna dari satu tubuh banyak anggota.
3. Menjelaskan tugas dan tanggung-jawab remaja sebagai bagian dari penghayatan
mengenai banyak anggota tetapi satu tubuh.

IV. Bahan Ajaran


Teks dan Konteks
Jemaat Korintus merupakan jemaat yang istimewa bagi Paulus. Selama 18 bulan
Paulus berada disana, lebih lama dibanding di tempat lainnya. Jemaat Korintus terdiri dari
beragam orang, beragam suku, budaya dan pekerjaan. Ada orang Yahudi, ada orang
Yunani dan juga Romawi. Ada orang-orang kaya dan memiliki kedudukan penting di kota
Korintus dan ada juga banyak budak yang menjadi warga jemaat Korintus. Dengan
keberagaman itupun akhirnya terdapat berbagai permasalahan bahkan juga perpecahan
yang muncul di tengah-tengah jemaat Korintus. Perpecahan yang muncul di antaranya
berkaitan dengan pengidolaan kepada rasul yang pernah mengabarkan Injil di Korintus dan
juga berkaitan dengan karunia-karunia yang dimiliki oleh masing-masing anggota jemaat
di Korintus.
1 Korintus 12:12-26 secara khusus menggambarkan tentang perpecahan yang ada
di Korintus berkaitan dengan karunia-karunia yang dimiliki oleh masing-masing anggota
jemaat. Ada yang memiliki karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan,
untuk melayani, untuk memimpin dan untuk berkata-kata dengan bahasa roh (ayat.8).
Paulus mengingatkan dengan karunia yang dimiliki oleh jemaat tersebut hendaknya bukan
menjadi sumber perpecahan dalam kehidupan jemaat tetapi bisa saling melengkapi antar
anggota jemaat. Paulus meminjam pengajaran dari Filsafat Stoa yang menggambarkan
negara sebagai tubuh yang terdiri dari banyak anggota. Tubuh menggambarkan
keanekaragaman dari banyak anggota, seperti setiap anggota tergantung pada kerjasama
dari anggota-anggota yang lain supaya berfungsi sebagai bagian dari tubuh. Masing-
masing memiliki hubungan yang sama satu dengan yang lain, saling bergantung, saling
memperhatikan dan saling mempedulikan. Perbedaan-perbedaan dari anggota tubuh itu
melengkapi satu dengan yang lain. Yang satu tidak dapat menjadi yang lain dan juga
yang satu tidak dapat menggantikan peran yang lain. Dengan analogi anggota tubuh ini,
Paulus mengingatkan kepada jemaat Korintus bahwa karunia yang mereka dapatkan dari
Kristus bukan sebagai dasar menyombongkan diri dan merendahkan yang lain. Akan tetapi
karunia yang dimiliki oleh masing-masing anggota jemaat itu akan saling melengkapi
untuk melayani kebutuhan jemaat tanpa saling merendahkan atau mengabaikan anggota
yang lain.

Nilai-nilai Teologis
1. Kisah Satu Tubuh Banyak Anggota
Ada satu cerita dimana ada empat bersaudara hidup dalam tubuh Manusia.
Mereka adalah Wajah, Tangan, Kaki, serta Perut. Keempatnya hidup rukun, sampai
suatu hari timbul perselisihan di antara mereka. Masing-masing saling menonjolkan
diri, menganggap diri mereka paling penting.
Pertama kali Kaki berbicara, "Teman-teman, akulah yang paling penting
diantara kalian. Coba bayangkan tanpa aku, manusia  bakal tidak bisa ke mana-mana."
Sahut Tangan, "Aha Kaki, manusia tanpa tangan tidak akan bisa bekerja. Memang
benar tanpa Kaki manusia tidak bisa kemana-mana, tetapi itu tidak penting. Tapi yang
terpenting bagi manusia adalah bekerja, setelah bekerja baru dapat makan. Jadi
manusia harus bekerja dan itu yang terpenting. Dan hanya Tangan yang bisa bekerja
untuk mencarikan nafkah manusia."
Wajahpun menyungging senyum mendengar penuturan Kaki dan Tangan.
Terbayang rasa congkak pada dirinya, lalu mencetuslah ia "Kalian sama sekali tidak
penting dibanding dengan aku. Tahu nggak kalian, manusia itu dihargai karena apa?
Karna wajahnya. Wajah yang tampan dan cantik membuat  manusia dikagumi. Selain
itu aku memiliki panca indra, yaitu Mata, Telinga, Hidung, Lidah, serta Mulut. Nah,
jelas-jelas aku yang paling hebat dan paling penting!
Perut, yang tadi diam saja, ikut-ikutan bicara, "Kuakui Kaki lebih kuat daripadaku.
Tangan lebih pintar. Wajah lebih cakep. Tetapi sebenarnya akulah paling penting.
Tanpa aku, kalian semua akan tewas!"
Mendengar celoteh Perut, anggota tubuh lainnya menjadi marah. Mereka
sebaliknya menganggap Perut bagian tubuh yang paling malas. Coba bayangkan,
pekerjaan perut sehari-hari hanya makan dan makan melulu. Tapi kalau kami: Kaki
membawa tubuh ke tempat mencari nafkah. Tangan bekerja mencari uang. Wajah
selalu menunjukkan raut muka manis agar disenangi namun semua hasil jerih payah itu
dimakan Perut! Dasar perut tak berguna!.
Sejak kejadian itu, Kaki, Tangan, serta Wajah mulai mengabaikan Perut. Mereka tidak
mau mencarikan makanan buat Perut.  "Biar Perut tahu bahwa tanpa kita ia tidak ada
gunanya!" kata mereka.
Perut pun tidak menerima makanan selama berhari-hari dan Perut menjadi
sangat lemah. Tetapi yang herannya bukan hanya Perut yang merasa lemah tapi
ternyata anggota tubuh lainnya juga ikut menjadi lemah. Tangan serta Kaki sulit
digerakkan, kaki tidak kuat untuk berjalan, sedang tangan merasa lemas nggak bisa
bekerja. Wajah menjadi sering meringis karena menahan rasa lapar dan sakit. Wajah
yang tadi tampan, kini menjadi penuh kerut merut. Tubuhpun menjadi lemah tak
berdaya.
Kini Kaki, Tangan, serta Wajah menyadari kesalahan mereka. "Kita tidak bisa
hidup tanpa Perut." kata mereka akhirnya.
Maka pertengkaranpun berakhir. Bersama-sama, semua anggota Tubuh mulai bersatu,
mulai bahu-membahu dalam segala bidang

2. Makna Satu Tubuh Banyak Anggota


Kita berbeda-beda tapi satu di dalam tubuh Kristus, kita adalah tangan, mata,
kaki, telinga dan lainnya yang memiliki satu kepala yaitu Kristus.
Ayat 12 berkata, “tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota
itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.”
Mereka banyak dan beragam tetapi sesungguhnya mereka adalah satu tubuh
karena telah dibaptis dalam satu Roh dan diberi minum dari satu Roh. Manusia
memang sangat berbeda satu dengan yang lainnya, bahkan kita yang ada di dalam
Tuhan pun tetap merupakan suatu keanekaragaman.
Paulus menggunakan sebuah metafora, ia menggambarkan kesatuan tubuh dan banyak
anggotanya, Di ayat 13 Paulus mengatakan bahwa kesatuan itu dinyatakan dengan tidak
adanya lagi orang Yahudi, orang Yunani, budak, orang merdeka, kaya, miskin dan
sebagainya. Jemaat bukan dipersatukan oleh kemiripan atau kecocokan tertentu. Jika
persekutuan didasarkan akan hal itu, maka yang akan terjadi adalah malah pengkotak-
kotakan di dalam persekutuan seperti yang terjadi di jemaat Korintus yang pada
akhirnya menimbulkan perpecahan. Namun jemaat dipersatukan karena kita
mempunyai satu kepala yaitu Kristus.
Ayat 13 ini mengajarkan kita untuk menerima satu sama lain, walaupun ada perbedaan.
Perbedaan bukan merupakan sesuatu yang utama, yang utama adalah Roh yang
mempersatukan kita, dan Tuhan sendiri yang sudah menerima kita sebagaimana
adanya.
Perjalanan rohani seorang remaja Kristen adalah sebuah perjalanan yang
dijalani bersama orang lain. Pada 1 Kor 12:12-31 dikatakan bahwa kita adalah bagian
dari satu tubuh, yaitu tubuh Kristus. Di mana di dalam tubuh itu kita menemui
keberagaman, ada yang menjadi tangan, kaki, mata, telinga, dll. Tidak semuanya
menjadi tangan, atau tidak semua anggota tubuh adalah mata. Dan semua anggota
tubuh ini saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, saling berhubungan satu
dengan yang lainnya.
Bayangkan  tangan kita bermusuhan dengan mata (tangan mengatakan bahwa
dia tidak butuh mata atau sebaliknya) Ketika mata melihat sesuatu yang indah atau
nikmat, bagaimana dia bisa menggapainya tanpa ada tangan, ketika tangan ingin
melempar bola, bagaimana ia bisa melakukannya dengan baik tanpa adanya mata?) dan
banyak pemisalan lain.
Seperti tubuh kita yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya demikianlah
kita sebagai bagian dari tubuh Kristus yang tidak dapat terlepas satu dengan yang
lainnya.

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode Mengajar: CERAMAH - DISKUSI
KEGIA KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKT
TAN U
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi bersama- 2 menit
Awal “LAGU WASMI” sama lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan - Menyanyi lagu: “ Kj. 258, Satu - Menyanyi bersama lagu 3 menit
Inti Tubuh Kita” ”Kj. 258, Satu Tubuh
- Berdoa bersama Kita”
- Membaca Alkitab - Berdoa bersama
1 Kor 12:12-26, Roma 12:4-5 - Membaca Alkitab
3 menit
Remaja menyimak.
Apersepsi
Pengasuh memberikan apersepsi. Kisah 1 menit
Satu tubuh banyak anggota sesuai Remaja menyatakan
dengan ilustrasi yang dipersiapkan. kehadiran dengan
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus mengucapkan ayat
meminta Remaja menyampaikan Ayat hafalan.
Hafalan
1. Pengasuh menjelaskan ayat Firman Remaja mencermati
Tuhan tentang Satu tubuh banyak penjelasan Pengasuh 60 menit
anggota sesuai dengan uraian materi. Remaja mengritisi
2. Pengasuh mengajak remaja untuk penjelasan pengasuh.
mencoba memahami tentang satu
tubuh banyak anggota serta pokok-
pokok penting di dalamnya.sesuai Remaja mengajukan
pertanyaan , jika belum
uraian materi dengan
dipahami.
memperhatikan gambar yang ada
(atau ilustrasi lainnya). Remaja menjawab sesuai
3. Pengasuh memiinta remaja untuk dengan bahasa dan
pemikiran masing masing
mengajukan pertanyaan atau
mengulas apa yang telah dimengerti
tentang pokok pokok penting dalam Remaja menyimak, dan
banyak anggota tetapi satu tubuh. mencatat
Remaja memberikan tugas
4. Pengasuh meminta sesama remaja
dan tanggung-jawab
untuk menjawab pertanyaan sesama
remaja sebagai bagian dari
remaja dan mengarahkan/
penghayatan mengenai
meluruskan serta memberikan pujian
banyak anggota tetapi satu
kepada Remaja baik yang
tubuh dalam kehidupan
mengkritisi maupun yang menjawab.
dalam rumah, Sekolah
Minggu maupun Di
Sekolah.
5. Pengasuh menjelaskan makna dari
satu tubuh banyak anggota dengan
bahasa sederhana.

6. Pengasuh meminta Remaja


menjelaskan tugas dan tanggung-
jawab remaja sebagai bagian dari
penghayatan mengenai banyak
anggota tetapi satu tubuh dalam
kehidupan dalam rumah, Sekolah
Minggu maupun Di Sekolah.
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan Nilai yang
deroleh dari Sub Pokok Bahasan ini
(sesuai dengan arahan pembimbing) Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing)
Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu pertanyaan evaluasi
memberikan Evaluasi sesuai yang (tertulis/ liusan)
tertera pada lembar evaluasi
Remaja melakukan sesuai
4. pengasuh menutup proses belajar petunjuk
dengan menyanyikan sebuah lagu
”Kj. 258, Satu Tubuh Kita” dan doa
yang dipimpin oleh seorang anak
sekolah minggu

Memberikan Persembahan Memberikan


Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Bernyanyi bersama
Kristen Kecil Kupunya.”
Doa Berkat

VI. EVALUASI
1. Jelaskan makna dari satu tubuh banyak anggota?
2. Jelaskan tugas dan tanggung-jawab remaja sebagai bagian dari penghayatan mengenai
banyak anggota tetapi satu tubuh?
3. Jelaskan tugas dan tanggung-jawab remaja sebagai bagian dari penghayatan mengenai
banyak anggota tetapi satu tubuh?

VII. DAFTAR PUSTAKA


1.Alkitab dan Tafsiran PB
2. Pendekatan gereja terhadap anak remaja dalam mengikuti persekutuan, Bora Sere.
file:///C:/Users/USER/Downloads/JURNAL%20MP%201%20(1)%20(1).pdf
:
I. IDENTITAS
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 3.1 Pemahaman Tentang Kesatuan Jemaat
3. Sub Pokok Bahasan : 3.1.2 Persekutuan Hidup Orang Percaya ( Koinonia )
4. Bahan Bacaan/ Alkitab : 1 Kor 12:27-31
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja / Remaja 1
6. Semester : Genap/2
7. Waktu Penyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Setelah proses penyajian (pembelajaran) selesai, peserta didik diharapkan memiliki
kemampuan untuk Memahami kesatuan jemaat

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menjelaskan arti persekutuan
2. Menjelaskan makna persekutuan hidup orang percaya
3. Memberikan contoh persekutuan hidup orang percaya yang pernah dilakukan remaja
dalam kehidupan setiap hari.

IV. BAHAN AJARAN


Teks dan Konteks
Dalam teks 1 Korintus 12:27-31 dijelaskan bahwa sama seperti tubuh Kristus,
Gereja masing-masing anggotanya menerima jati diri yang dari tubuh yang sama. Karunia-
karunia Allah diberikan kepada Gereja mulai dari Rasul sampai pada Bahasa Roh.
Mereka yang disebut Rasul karena meneima Hikmat Allah, yang membuat mereka
tampak bodoh terhadap dunia. Fungsi mereka seperti yang digambarkan Paulus berasal dai
penampakan Tuhan yang bangkit. Tugas rasul adalah mewartakan injil, membentuk
jemaat-jemaat, memelihara gereja-gereja lokal dalam hubungan baik dengan gereja induk.
Sesudah Rasul, ada juga Nabi, Pengajar dan mereka yang memiliki karunia Bahasa Roh.
Paulus menjelaskan bahwa banyak pelayanna yang harus dijalankan sehingga
jangan ada persaingan karena setiap orang mempunyai karunia, tidak semua mempunyai
karunia yang sama. Karunia yang besar tidak perlu mencolok. Karunia besar adalah paling
baik melayani kebutuhan jemaat demikian , Paulus mengakhiri arahkan hatimu kepada
karunia yang besar dan yang paling besar adalah kasih.

Nilai-nilai Teologis
1. Arti Persekutuan
Kata dasar dari “persekutuan” adalah “sekutu”. Sekutu itu adalah rekan,
sahabat, atau partner. Jadi, persekutuan dapat diartikan sebagai sebuah situasi akrab
dan bersahabat dalam sebuah ikatan tertentu. Kata persekutuan ini kerap
disinonimkan dengan ‘persatuan’, ‘perhimpunan, ‘ikatan’ dan lain-lain.
Secara umum persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau
asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memilik dan menyelenggarakan suatu
usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba.
Kata yang dipakai untuk persekutuan dalam bahasa Yunani (κοινωνία) adalah
koinonia yang berasal dari kata dasar koinos yang berarti lazim atau umum. Artinya
berkaitan dengan kebersamaan. Adapun kata lain yang dihubungkan dengan koinonia,
yakni koinonos yang berarti, sekutu atau kawan sekerja. Kata lainnya yang seringkali
dikaitkan dengan koinonia adalah allelous ( berarti satu terhadap yang lain) . Kata ini
dipakai dengan pengertian hubungan yang timbal balik. Kata ini sering digunakan
dalam Perjanjian Baru dari Alkitab untuk menggambarkan hubungan dalam gereja
Kristen perdana serta tindakan memecahkan roti dalam cara yang ditentukan Kristus
selama perjamuan Paskah (John 6:48-69, Matius 26: 26-28, 1 Korintus 10:16, 1
Korintus 11:24). Akibatnya kata tersebut digunakan dalam Gereja Kristen untuk
berpartisipasi, seperti kata Paulus, dalam Persekutuan, dengan cara ini
mengidentifikasi keadaan ideal persekutuan dan masyarakat yang harus ada Komuni
(persekutuan).

2. Makna Persekutuan Hidup Orang Percaya


Persekutuan yang dimaksud adalah Persekutuan yang berasal dari Allah
melalui Kristus yang hidup dan mati kemudian bangkit dan diangkat ke surga.
Bersekutu adalah bentuk dari bagaimana cara menyatakan kemuliaan Allah ditengah-
tengah persekutuan hidup itu. Memahami makna persekutuan hidup orang percaya
tidak terlepas dari memahami gereja juga sebagai persekutuan orang-orang yang
percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus. Makna dari persekutuan hidup orang
percaya adalah Setiap orang yang percaya menjadi masuk dalam persekutuan dengan
Kristus. Hal itu nyata dalam baptisan yang diterimanya dimana dalam baptisan setiap
orang menyatu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (Rm.6:4).
Persekutuan orang percaya lebih dari sekedar suatu perjanjian ataupun
kesepakatan untuk menuju tujuan bersama. Menyatu dalam hubungan yang erat dan
akrab adalah tujuan dari Doa Yesus. Tanpa adanya hubungan yang erat dan menyatu
diantara orang-orang percaya maka tujuan untuk mewujudkan kasih Allah di dunia
ini tidak akan dapat dilaksanakan. Itulah sebabnya Yesus tidak meminta kekayaan,
kesehatan, metode penginjilan, atau jaminan keselamatan untuk murid-murid-Nya,
akan tetapi Dia meminta kesatuan diantara para murid. Dengan adanya kesatuan
diantara murid maka hambatan akan dapat diatasi.
Gereja adalah Tubuh Kristus (1Kor.12) dimana Kristus adalah Kepala dan
semua anggota jemaat adalah anggota-anggota tubuhNya. Ada hubungan yang sangat
dekat dan bahkan menyatu antara Kristus dan gereja. Hidup gereja berpusat dan
tunduk kepada Kristus. Gambaran ini menunjukkan ada hubungan yang sangat dekat
dan bahkan menyatu antara masing-masing anggota. Masing-masing anggota mutlak
bekerjasama dan merasa sepenanggungan. Kerjasama mutlak diperlukan dalam suatu
persekutuan karena dalam persekutuan setiap anggota yang terikat dengan kerelaan
hati saling menanggung kelemahan yang lain serta setiap orang akan mencari
kesenangan sesama demi kebaikannya untuk membangun (Rm.15: 2). Untuk itu
kesatuan mutlak diwujudkan dalam segala kehidupan khususnya dalam kehidupan
orang percaya karena kesatuan orang percaya tidak hanya berimplikasi dalam
kehidupan dengan masyarakat di sekitar akan tetapi juga sebagai suatu cara kepada
dunia ini untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang telah diutus ke dunia
ini.

3. Contoh Persekutuan Hidup Orang Percaya dalam Kehidupan sehari-hari


Ada banyak sekali contoh persekutuan hidup orang percaya dalam
keseharian kita yang dapat dengan mudah dilihat adalah :
a) ibadah ritual (ibadah minggu dan wadah-wadah pelyanan) b) ibadah sosial,
misalnya saja gotong-royong atau masohi dalam membersihkan lingkungan di
sekitar kita, membersihkan lingkungan gereja, membantu menciptakan suasana yang
aman dan damai di lingkungan kita, membantu orang-orang yang lemah secara
ekonomi dalam meningkatkan taraf hidup mereka dengan cara pelatihan kreativitas-
kreativitas yang difokuskan untuk pengembangan ekonomi masyarakat misalnya
pengolahan limbah plastik menjadi barang siap pakai dan mempunyai nilai ekonomis
tinggi seperti tas, keranjang, hiasan dinding, dan berbagai barang unik lainnya.

V. LANGKAH LANGKAH PENYAJIAN


Metode Mengajar : DISKUSI
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan Awal - Memimpin bernyanyi - Bernyanyi bersama- 2 menit
bersama “LAGU WASMI “ sama lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: “ Kj. - Menyanyi bersama
256, Kita satu didalam lagu “ Kj. 256, Kita 3 menit
Tuhan” satu didalam Tuhan“
- Berdoa bersama - Berdoa bersama
- Membaca Alkitab - Membaca Alkitab
3 menit
1 Kor 12:27-31
Apersepsi 1 menit
Mendengarkan kisah dan
Pengasuh memberikan memberikan tanggapan
apersepsi. Kisah Satu tubuh
banyak anggota sesuai gambar
Pengasuh mengabsen remaja
Sekaligus meminta Remaja
menyampaikan Ayat Hafalan
1. Pengasuh menyebutkan Remaja menyimak
ayat Firman Tuhan yg pernyataan Pengasuh 60 menit
menjelaskan arti
persekutuan dalam bagian Remaja menyimak
bacaan Alkitab sesuai
dalam uraian materi Remaja bertanya
2. Pengasuh menjelaskan
makna persekutuan hidup
orang percaya ( koinonia) Remaja berbagi dalam 2
3. Pengasuh memberikan kelompk, dan menentukan
kesempatan kepada ketua, sekertaris dan
Remaja untuk bertanya jurubicara kelompok.
bagian yang belum jelas.
4. Pengasuh membagi Remaja menelaah
Remaja dalam minimal 2 pertanyaan diskusi secara
kelompok dan meminta berkelompok
remaja bergabung dalam
Masing masing remaja
kelompok, berbagi tugas
menyampaikan jawaban
sebagai ketua, sekertaris
dan sekertaris mencatat
dan pembicara (sesuai
dan dikoordinir oleh ketua
kebutuhan dan jumlah
kelompok.
Remaja)
Remaja memberikan
5. Pengasuh memberikan
contoh sikap hidup remaja
pertanyaan (TKP 3), baik
dalam persekutuan orang
Ibadah Ritual dan
percaya.
Ibadah Sosial) untuk
didiskusikan dalam
kelompok masing masing
6. Pengasuh meminta masing
masing remaja dalam
kelompok memberikan
jawaban yang dicatat oleh
masing masing sekertaris
7. Pengasuh menjelaskan
manfaat dari kesetiaan
Remaja melaksanakan
ibadah Ritual maupun
Ibadah Sosial.
(dipersiapkan saat
bimbingan Pengasuh)
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang
telah diajarkan dengan Nilai
yang diperoleh dari Sub
Pokok Bahasan ini (sesuai
dengan arahan pembimbing) Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan.
hafalan (sesuai kesepekatan
pembimbing)
Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu pertanyaan evaluasi
memberikan Evaluasi sesuai (tertulis/ liusan)
yang tertera pada lembar
Remaja melakukan sesuai
evaluasi
petunjuk
4. pengasuh menutup proses
belajar dengan menyanyikan
sebuah lagu “Menyanyi
lagu: “ Kj. 256, Kita satu
didalam Tuhan”

Memberikan Persembahan Memberikan


Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa Berdoa bersama
“Bapa Kami”
Menyanyi Lagu Penutup Bernyanyi bersama
“Trang Kristen Kecil
Kupunya.”
Doa Berkat

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti Persekutuan?
2. Jelaskan Makna Persekutuan orang percaya?
3. Berikan contoh persekutuan hidup orang percaya yang pernah dilakukan remaja dalam
kehidupan setiap hari.

VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Alkitab dan Tafsiran 1 Korintus

I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : 3.1.Pemahaman Tentang Kesatuan Jemaat
3. Sub Pokok Bahasan :3.1.3 Kasih Kristus yang mempersatukan
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Efesus 4 : 1-16 ; KPR 2 : 41-47
5. Jenjang / Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TPU) :


Memahami Kesatuan Jemaat

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP) :


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat :
1. Menyebutkan Makna Kesatuan Jemaat
2. Menjelaskan 3 Prinsip Kesatuan Jemaat
3. Menjelaskan minimal 3 contoh sikap yang berkaitan dengan Kesatuan Jemaat.
4. Menceritakan sikap hidup remaja gereja yang menunjukkan Kasih Kristus yang
mempersatukan

IV. BAHAN AJAR

Teks dan Konteks


Membangun kesatuan dari hal-hal yang sama itu mudah. Namun, membangun kesatuan
dari hal-hal yang berbeda-beda sangat sulit. Bagi orang Kristen, itulah tujuan kehadirannya
di dunia. Rasul Paulus yang dipenjara karena Yesus Kristus menasihati agar jemaat Efesus
hidup dengan rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Selain itu, Paulus mendorong supaya
jemaat Efesus memelihara kesatuan Roh, yaitu kesatuan tubuh Yesus. Kesatuan Roh tidak
bisa dipisahkan dengan pengakuan satu Tuhan, yaitu Yesus Kristus, satu iman, satu
baptisan, satu Allah dan Bapa.
Paulus juga menjelaskan adanya berbagai karunia yang diberikan berdasarkan kehendak
Allah dan berfungsi untuk pelayanan dalam jemaat. Karunia yang satu tidak bisa
dipisahkan dengan karunia lainnya. Semua karunia merupakan satu kesatuan. Tidak ada
karunia yang lebih rendah atau pun lebih kecil. Semuanya bermanfaat bagi pertumbuhan
dan perkembangan jemaat. Tuhan sendiri yang memperlengkapi umat-Nya dan
memberikan tugas, yaitu memelihara kesatuan jemaat sebagai tubuh-Nya (8-12).
Tuhan memberikan orang-orang dengan jabatan nabi, rasul, gembala, pemberita-pemberita,
dan pengajar-pengajar (11) untuk membimbing, dan memperlengkapi umat-Nya (12) agar
mereka mengalami pertumbuhan serta pengenalan akan Allah secara dewasa dan mandiri
(13), tidak mudah disesatkan (14), dan teguh bertumbuh ke arah Kristus (15-16).
Pertumbuhan jemaat dengan karunia yang berbeda harus berfokus ke arah Kristus, sebagai
Tuhan dan Kepala Gereja. Kalau anggota jemaat memiliki pengenalan yang benar tentang
Allah, maka tujuan kehadiran gereja di dunia menjadi konkret dalam kesatuan. Gereja yang
bersatu menjadi sebuah kesaksian yang sangat berkuasa dan indah di tengah dunia yang
saling menjatuhkan dan terpecah-pecah ini.
Memahami Kesatuaan Jemaat dalam Kisah Para Rasul memungkinkan kita untuk
menemukan bahwa Orang-orang yang terlibat dalam cerita ini adalah orang yang telah
mendengar khotbah Petrus (Kis. 2:14b-36). Sedangkan rasul-rasul yang terlibat kedua
belas rasul. Jumlah rasul kembali menjadi dua belas setelah terjadi pemilihan pengganti
Yudas Iskariot (Kis.1:26). Cerita dalam Kisah Para Rasul 2:41-47, dimulai dari respon
orang-orang yang mendengar perkataan Petrus. Orang-orang yang mendengar perkataan
tersebut memberi diri dibaptis. Jumlahnya kira-kira tiga ribu jiwa. Dan mereka bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul.
Orang-orang yang berkumpul dalam pengajaran rasul ketakutan. Ketakutan di sini disertai
rasa kagum atau takjub. Hal yang paling penting dalam kehidupan mereka adalah segala
kepunyaan adalah milik bersama. Bagi orang yang berkelimpahan menjual hartanya dan
membagikan sesuai keperluan masing-masing. Mereka makan bersama secara bergantian
dari rumah ke rumah. Hal yang penting dari kehidupan orang-orang yang telah percaya
adalah disukai semua orang.
Maksud pengarang menceritakan Kisah Para Rasul ini, agar bersaksi untuk meyakinkan
khususnya orang yang bukan Yahudi bahwa pekerjaan yang dimulai oleh Yesus yakni
penanaman dan perluasan Kerajaan Allah yang adil dilanjutkan melalui Roh-Nya sampai
ke ujung bumi. Tujuan penulisan Kisah Para Rasul adalah untuk membangun hidup orang
Kristen yang pada saat yang sama akan menjelaskan arti kekristenan bagi orang bukan
Yahudi.
Nilai-nilai Teologis
Kesatuan Jemaat :
1. Makna Kesatuan Jemaat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata “Kesatuan” itu merupakan bentuk
kata yang menunjuk pada “hanya satu atau Menjadi Satu”. Sementara kata “Jemaat”
merupakan kata yang merujuk pada pengertian “Sekumpulan orang yang berkumpul
untuk beribadah kepada Tuhan” Sejalan dengan Itu Chriswell mengatakan bahwa
Jemaat adalah Kumpulan orang Percaya yang dipanggil keluar dari dosa dan menaruh
kepercayaan iman di dalam Kristus Yesus. yang dimaksud kesatuan dalam teks alkitab
tersebut adalah kesatuan Roh, yang merupakan perasaan bahwa roh setiap orang
percaya terhubung bersama sebagai bagian dari gereja yang esa, karena Roh Kudus
yang mengerjakannya.

2. Prinsip Kesatuan Jemaat


Jika Teks alkitab saat ini menjadi rujukan untuk mengidentifikasi Prinsip kesatuan
jemaat maka dapat di temukan bahwa beberapa ciri kesatuan jemaat adalah sebagai
berikut :
1) Berdasar Pada Firman Tuhan
Alat utama yang membuat kita disatukan dengan Kristus oleh Roh Kudus adalah
melalui Firman Allah yang tertulis. Alkitab adalah sebuah sumber yang dapat
dipercaya untuk mengenal Yesus dan kehendak Allah. Oleh karena itulah mengapa
membaca Alkitab dan menghafalkan isinya sangatlah penting. Alkitab adalah
sumber yang berkuasa untuk membedakan kebenaran rohani dan kesalahan. Paulus
memuji orang Berea sebagai orang yang berbudi luhur (Kis. 17:11) karena mereka
dengan rajin mempelajari dan menyelidiki Alkitab untuk menemukan apakah yang
mereka dengar adalah hal yang benar.
Apa pun pembaruan dan kebangunan rohani, tidak peduli apakah itu memengaruhi
kita secara individu atau secara jemaat, haruslah didasarkan pada Alkitab. Alkitab
adalah fondasi oleh mana iman kita didirikan; sementara itu, kasih Kristus dan
Firman-Nya yang tertulis adalah pengikat yang menjaga kita tetap bersatu.
Firman Allah adalah kebenaran (Yoh. 17:17; Mzm. 119:160). Persatuan jemaat
adalah pekerjaan Roh Kudus dengan dan melalui Firman Allah yang tertulis. Roh
Kudus tidak pernah menuntun kita kepada keraguan, kecaman, melebihi, atau gagal
dalam ajaran Alkitab. Gantinya, Dia membuat kita menghargai otoritas Ilahi pada
Alkitab tersebut. Roh Kudus tidak pernah menarik kita jauh dari Firman yang
tertulis itu, atau apa pun selain Firman Kehidupan. Dia menjaga kita agar tetap setia,
sadar, dan mau berserah kepada Diri-Nya dan Firman Allah. Alkitab adalah sumber
mendasar bagi semua ilmu tentang Allah di seluruh dunia. Ketika kita merendahkan
atau melemahkan kepercayaan kita terhadap Alkitab sebagai Firman Allah untuk
kebenaran kita, maka persatuan jemaat akan hancur.

2) Memandang Perbedaan Sebagai Anugerah


Gereja harus mengerti panggilannya, bahwa ada maksud Allah dalam memanggil
dan menyelamatkan umat-Nya. Gereja yang mengerti panggilannya sepatutnya
hidup sesuai dengan panggilan itu. Salah satu sikap hidup yang sesuai dengan
panggilan adalah menerima sesama orang percaya dalam kasih, dengan kerendahan
hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Gereja juga perlu menyadari bahwa mereka
telah dipanggil ke dalam sebuah kesatuan, yaitu kesatuan roh, dan kesatuan itu harus
diperjuangkan. Gereja bisa memelihara kesatuan Roh karena memiliki beberapa
kesamaan prinsip, yaitu “satu tubuh”, “satu roh”, “satu pengharapan”, “satu Tuhan”,
“satu iman”, “satu baptisan”, dan “satu Allah dan Bapa”.
Pada satu pihak, gereja memiliki kesamaan, tetapi gereja juga memiliki
keberbedaan, yaitu karunia-karunia yang diberikan kepada masing-masing individu
dalam jemaat menurut ukuran pemberian Kristus. Gereja mendapatkan karunia-
karunia karena Kristus memenuhi segala sesuatu dan sudah dibuktikan melalui
kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke surga. Gereja perlu
menyadari bahwa karunia-karunia yang telah diberikan itu harus dipergunakan untuk
pekerjaan pelayanan, yaitu untuk pembangunan tubuh Kristus.

3) Memberitakan Injil dan Menghasilkan Buah


Ketika sadar bahwa dalam sebuah persekutuan tidaklah mungkin kita hidup sebagai
orang yang sama dan benar-benar tanpa berbeda, sebab itu sesuatu yang sangat
mustahil. Dalam kesadaran itulah maka jemaat baik secara individual dan komunal
tertantang untuk bagaimana mampu melaksanakan tugas utama dari Tuhan yaitu
memberitakan injil dan menghasilkan buah. Semua orang tertantang untuk sungguh-
sungguh hadir di tengah dunia yang penuh dengan keberagaman dan melakukan
perintah firman sebagai bagian dari proses pemberitaan injil. Cara ini dipandang
penting sebab, dengan begitu maka kita akan mampu menghadapi seluruh tantangan
zaman dan pergolakan iman sehingga mampu menghasilkan buah yang luar biasa
demi kemuliaan Tuhan.

3. Contoh Hidup Kesatuan Jemaat


 Bersekutu dalam Ibadah tanpa pandang Suku, Ras, dsb.
 Menghargai Perbedaan orang lain
 Menjadikan kekurangan orang lain sebagai hal yang harus dilengkapi.
 (Contoh-contoh Kontekstual lainnya dapat dikembangkan).

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN

Metode Mengajar: Ceramah, Diskusi/ sharing


KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATANANAK WAKTU
Kegiatan Awal - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi 2 menit
“LAGU WASMI “ bersama-sama
lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: - Menyanyi
- “Satu Tangan Tak Kuat Berjuang” bersama lagu 3 menit
- Berdoa bersama “Satu Tangan
- Membaca Alkitab Tak Kuat
Efesus 4 : 1-16 ; Berjuang”
- Berdoa bersama 3 menit
KPR 2 : 41-47 1 menit
- Membaca
Alkitab
Apersepsi Efesus 4 : 1-16 ;
Pengasuh sekolah minggu memberikan KPR 2 : 41-47
apersepsi. Tentang Kesatuan Jemaat Contoh : Perilaku
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus remaja yang
meminta Remaja menyampaikan Ayat mencerminkan
Hafalan Kesatuan Jemaat
1. Pengasuh sekolah minggu
menyebutkan ayat Firman Tuhan yg
menjelaskan kesatuan jemaat sesuai
dengan uraian materi dan
kesepakatan saat bimbingan.
2. Pengasuh menyebutkan Makna 3.Anak diminta 60 menit
Kesatuan Jemaat sesuai uraian memberikan contoh
materi dan pendalaman saat perilaku remaja
bimbingan dan meminta remaja yang mencerminkan
untuk bertanya bagian yang belum Kesatuan Jemaat
jelas.
3. Pengasuh menjelaskan Prinsip
Kesatuan Jemaat sesuai uraian
materi dan pendalaman saat
bimbingan
4. Pengasuh meminta remaja untuk
memberikan contoh sikap yang
berkaitan dengan kesatuan gereja
sesuai pengetahuan remaja
5. Pengasuh menjelaskan minimal 3
contoh sikap yang berkaitan dengan
Kesatuan Jemaat.
6. Pengasuh membagi remaja menjadi
2 kelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan pada TKP ke 4 dan
meminta remaja duduk
berkelompok, menentukan ketua
sekertaris dan juru bicara.
7. Pengasuh menuntun remaja di
masing masing kelompok dan
masing masing orang menceritakan
sikap hidup remaja gereja yang
menunjukkan Kasih Kristus yang
mempersatukan.
8. Pengasuh mengupulkan Kembali
remaja dan mempersilakan masing
masing kelompok menyampaikan
hasil diskusi
9. Pengasuh mempersilakan masing
masing kelompok saling
menanggapi sambal mengarahkan
sesuai dengan tujuan.
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan sekaligus menanamkan
nilai yang didapat dari materi
tersebut (sesuai arahan pembimbing
pada masing masing Jemaat). Remaja mencatat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan ayat hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing) Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu pertanyaan evaluasi
memberikan Evaluasi sesuai yang (tertulis/ liusan)
tertera pada lembar evaluasi Remaja bernyanyi
4. Pengasuh sekolah minggu menutup sesuai petunjuk
proses belajar mengajar dengan
sebuah lagu ”Kita Jalan dalam Trang
Tuhan” dan doa yang dipimpin oleh
seorang anak sekolah minggu
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Bernyanyi
Kristen Kecil Kupunya.” bersama
Doa Berkat

VI. EVALUASI :
1. Sebutkanlah Makna Kesatuan Jemaat
2. Jelaskanlah 3 Prinsip Kesatuan Jemaat
3. Jelaskanlah minimal 3 contoh sikap yang berkaitan dengan Kesatuan Jemaat.
4. Ceritakanlah sikap hidup remaja gereja yang menunjukkan Kasih Kristus yang
mempersatukan

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Alkitab dan Tafsiran PB

I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Gereja
2. Pokok Bahasan : 2.1 Kemandirian Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 2.1.1Kemandirian Teologi, Daya dan Dana
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Efesus 4:13; 1 Tesalonika 4:11-17
5. Jenjang/ sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TPU) :


Memahami tentang Kemandirian Gereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP) :


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menyebutkan arti kemandirian teologi, daya dan dana
2. Menjelaskan jenis-jenis program menuju kemandirian teologi, daya dan dana
3. Memberikan contoh tindakan remaja menuju kemandirian teologi, daya dan dana

IV. BAHAN AJAR


Teks bacaan ini yang terdiri dari dua bagian memiliki kaitan erat. Efesus 4:1-16,
khususnya ayat 13 menjelaskan tentang tujuan pembangunan jemaat/gereja adalah agar
kita mencapai kesatuan iman, memiliki pengetahuan yang benar tentang Yesus,
kedewasaan dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Semua ini
menunjukkan sebuah proses perkembangan dari waktu ke waktu. Selanjutnya, teks 1
Tesalonika 4:11-17, khususnya ayat 11 menekankan tentang pentingnya kemandirian atau
mengatasi masalah dengan potensi sendiri dan tidak terus bergantung dari orang lain.
Tuhan memberikan talenta kepada tiap-tiap orang dan talenta itu perlu terus dikembangkan
agar dapat berguna untuk membangun hidup pribadi tetapi juga menolong sesama. Semua
itu dilakukan dengan iman dan keyakinan tentang kasih dan penyertaan Tuhan dalam tiap
usaha dan kerja.

Konteks kita saat ini diperhadapkan dengan kenyataan bahwa ada orang yang tidak
menyadari potensi yang dimilikinya. Ia selalu berpikir pesimis dan terpaku pada
kekurangan. Akibatnya, ia tidak mau atau tidak sanggup mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Demiki pula ada banyak potensi sumber daya alam yang belum dikelola
dengan baik untuk mewujudkan hidup yang sejahtera. Ada juga yang menyadari potensi
diri dan mengembangkannnya tetapi lupa bahwa sumber potensi itu adalah Tuhan.
Akibatnya ia mengandalkan diri sendiri dan bukan rendah hati untuk mengakui kuasa
Tuhan sebagai tanda kematangan imannya.

Nilai-nilai Teologis

Melalui telaah atas teks dan cermatan terhadap teks serta jika dikaitkan dengan tema
kemandirian teologi, daya dan dana, maka nilai teologis yang dapat dikembangkan adalah
gambar diri yang positif di hadapan Tuhan, sikap kerja keras untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki (sumber daya manusia maupun sumber daya alam) serta kesediaan an
kerendahan hati untuk saling bekerjasama satu sama lain, apa pun perbedaan latar
belakangnya (aliran gereja, agama, suku, dll).

Pemahaman Tentang Kemandirian Teologi, Daya dan Dana


1. Arti Kemandirian Teologi, Daya dan Dana
Merujuk pada Dokumen Keesaan Gereja (DKG) 2019-2021, sesuai konteks gereja-
gereja di Indonesia, kemandirian gereja difokuskan pada bidang teologi, daya, dan dana
yang merupakan capaian strategis dalam rangka membarui, membangun, dan
mempersatukan Gereja. Kemandirian teologi berarti gereja mampu secara kelembagaan
mengembangkan pokok-pokok ajaran iman (konfesi/pengakuan gereja) yang relevan
untuk memberitakan kebenaran Injil, menjawab berbagai pertanyaan dan tantangan
hidup yang mendasar dengan pemahaman kehendak Tuhan melalui Firman-Nya, dalam
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, gereja, dan negara (bnd. Ef. 4:14–32).
Kemandirian daya adalah warga, dan pejabat gereja diperlengkapi dengan baik dalam
pemahaman dan penghayatan iman, komitmen moral-etis dan keterampilan untuk
menjalankan panggilan gereja (bnd. Ef. 4:11–13). Kemandirian dana menunjuk pada
kemampuan menatalayani sumber-sumber dana/pembiayaan sehingga tersedia cukup
untuk pelaksanaan panggilan gereja.
2. Jenis-jenis program menuju kemandirian teologi, daya dan dana
Adapun program kemandirian teologi, daya dan dana antara lain meliputi beberapa hal
berikut: (a). Pengembangan teologi yang menghubungkan kebudayaan dan perubahan
sosial dengan tradisi Kristen dan Alkitab. (b). Secara khusus mengembangkan teologi
yang berdialog dengan konteks kemajemukan agama dan kepercayaan, kemiskinan,
ketidakadilan, kerusakan ekologis, serta pelanggaran Hak Asasi Manusia. (c).
Mengembangkan pemahaman yang benar tentang keberadaan dan peranan perempuan
dan laki-laki baik secara fungsional maupun struktural di dalam gereja dan masyarakat
dalam terang Firman Tuhan. (d). Memberi keluarga peran strategis dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) maupun dalam rangka pengembangan hubungan
yang setara antara laki-laki dan perempuan. (e). Perhatian khusus pada pembinaan
pemuda dan anak-anak. (f). Pembinaan mahasiswa dan kaum intelektual (termasuk
masyarakat PerPengasuhan Tinggi), serta kaum profesional. (g). Pengembangan dan
pengelolaan sumber-sumber dana/pembiayaan panggilan gereja, baik dari kalangan
warga jemaat maupun dari luar.
3. Contoh Sikap Remaja yang memahami kemandirian teologi, daya dan dana
Selain memiliki pemahaman yang benar tentang makna kemandirian teologi, daya dan
dana, para remaja dapat juga mempraktekan pemahaman tersebut dalam sikap dan
perbuatan sehari-hari.
Contoh sikap berkaitan dengan kemandirian teologi, daya dan dana antara lain;
mengetahui isi Alkitab dengan baik, mampu memimpin ibadah Remaja dan
berdoa, bersahabat dengan teman yang berbeda suku dan agama, punya prestasi
di sekolah, bisa menunjukkan karya-karya kreatif dan inovatif, menghargai
perempuan, terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja dan masyarakat, seperti kerja
bakti, aksi diakonia, dll. Selain itu, para remaja juga dapat membangun jiwa
kewirausahaan dengan menopang usaha keluarga seperti jualan sembako, jual pulsa,
jualan kue, membantu orang tua di bengkel, dan sebagainya. Sikap-sikap itu dipupuk
sejak dini sehingga makin hari makin mandiri di bidang teologi, daya dan dana serta
dapat menopang dan membangun keluarga, gereja dan masyarakat.

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode Mengajar: CERAMAH DAN TANYA JAWAB
KEGIATAN
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH WAKTU
ANAK
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama “LAGU - Bernyanyi 2 menit
Awal WASMI “ bersama-sama
lagu,
“WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: “Berhimpun Semua” - Menyanyi
- Berdoa bersama bersama lagu “ 3 menit
- Membaca Alkitab Berhimpun
Kejadian 1:1-2:1 Semua“
Apersepsi - Berdoa bersama
Pengasuh sekolah minggu memberikan - MembacaAlkitab 3 menit
apersepsi. Tentang Kemandirian Teologi,
Daya dan Dana Contoh :
Tindakan Nyata 1 menit
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus remaja yang
meminta Remaja menyampaikan Ayat mandiri teologi,
Hafalan daya dan dana
1. Pengasuh sekolah minggu menjelaskan Remaja
ayat Firman Tuhan yang menggambarkan menyimak
kemandirian teologi, daya dan dana dalam
pembacaan Alkitab hari ini.
2. Pengasuh Sekolah minggu menanyakan
arti kemandirian sesuai pemahaman Remaja menjawab 60 menit
remaja. pertanyaan.
3. Pengasuh Sekolah Minggu menjelaskan
arti kemandirian teologi, daya dan dana Remaja
sesuai uraian materi dan meminta remaja mendengar dan
mengkritisi mengkritisi.
4. Pengasuh Sekolah Minggu meminta
remaja menjelaskan jenis jenis Program Remaja
menuju kemandirian dengan kata menjawab
sederhana sesesuai dengan kemampuan menjelaskan
Remaja 1.
5. Pengasuh Sekolah Minggu Menjelaskan Remaja mencatat.
jenis-jenis program menuju kemandirian Remaja mencatat
teologi, daya dan dana sesuai dengan
uraian materi dan pendalaman saat
bimbingan. Remaja
6. Pengasuh Sekolah Minggu bertanya mengkritisi
kepada Remaja tentang contoh tindakan
remaja menuju kemandirian teologi, daya
dan dana

Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu menyimpulkan Remaja Mencatat 15 menit


materi yang telah diajarkan dengan
menyampaikan Remaja mencatat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan ayat hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing)
Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu memberikan pertanyaan
Evaluasi sesuai yang tertera pada lembar evaluasi ( tertulis/
evaluasi lisan)
Remaja
4. Pengasuh sekolah minggu menutup melakukan sesuai
proses belajar mengajar dengan sebuah petunjuk
lagu” Aku Gereja, Kamu Gereja” dan
doa yang dipimpin oleh seorang anak
sekolah minggu
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Kami” Berdoa
bersama
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Kristen Bernyanyi
Kecil Kupunya.” bersama
Doa Berkat

VI. Evaluasi:
1. Sebutkan arti kemandirian teologi, daya dan dana?
2. Jelaskan jenis-jenis program kemandirian teologi, daya dan dana
3. Memberikan contoh sikap remaja yang memahami kemandirian teologi, daya dan dana

VII. Daftar Pustaka


1. Alkitab dan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) PGI,
2. Ajaran Gereja GPM

I. IDENTITAS :
1. Program Sajian : Gereja
2. Pokok Bahasan : 2.2.Oikumene Semesta
3. Sub Pokok Bahasan : 2.2.1.Arti, Tujuan dan Pentingnya Oikumene Semesta
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Mazmur 145:9; Yohanes 17:21
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja/ Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TPU):


Memahami tentang Oikumene Semesta

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP):


Setelah selesai penyajian materi, diharapkan anak dapat:
1. Menyebutkan arti Oikumene Semesta
2. Menjelaskan pentingnya Oikumene Semesta
3. Memberikan contoh tindakan/praktik hidup oikumene semesta

IV. BAHAN AJAR


Teks bacaan ini yang terdiri dari dua bagian memiliki kaitan erat. Mazmur 145:9
menegaskan bahwa kasih dan kebaikan Tuhan itu kepada semesta ciptaan, bukan hanya
kepada manusia tetapi juga kepada ciptaan Tuhan yang lain (alam, dan sebagainya).
Dengan kata lain, kasih Tuhan itu bersifat utuh dan adil kepada semua ciptaan. Hal ini
perlu ditegaskan sebab terkadang kita terjebak untuk menjadikan manusia sebagai pusat
segala-galanya (antroposentrisme). Padahal dalam kisah penciptaan langit dan bumi,
disebutkan bahwa semua yang diciptakan Tuhan itu baik. Oleh sebab itu semua ciptaan
Tuhan harus dihargai (kosmosentrisme). Teks kedua yakni Yohanes 17:21 merupakan doa
Tuhan Yesus kepada murid-muridNya agar mereka tidak tercerai berai dan hidup sendiri-
sendiri, melainkan mereka terus mengusahakan persatuan dalam perbedaan. Para murid
memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan itu bisa membuat mereka saling
bersaing dan merasa lebih baik dari yang lain. Tuhan Yesus tidak bermaksud mengabaikan
perbedaan yang ada, tetapi bagaimana perbedaan itu dapat dipadukan untuk kebaikan
bersama.

Konteks.Kita hidup di bumi yang satu. Namun kita melihat adanya pengrusakan atas alam
karena pandangan bahwa manusia memiliki hak untuk mengatur alam itu. Padahal yang
penting adalah manusia bertanggungjawab untuk menjaga dan merawat alam semesta agar
dapat menjadi rumah bersama yang sehat dan aman bagi semua. Pada lain sisi, kita hidup
juga berbagai berbagai perbedaan denominasi gereja, maupun perbedaan agama dan aliran
kepercayaan. Olehnya kita tidak perlu menganggap diri lebih hebat (superior) tetap kita
dapat saling melengkapi satu dengan yang lain, dan bukan saling membeda-bedakan.

Nilai-nilai Teologis
Penjelasan ini hendak menghindari “gagal paham” gereja (baca: remaja) terhadap semesta
ciptaan Tuhan. Olehnya, perlu ditanamkan nilai-nilai teologis yang benar tentang
bagaimana cara pandang tentang manusia dan alam, antar manusia dan sesama, dalam
perbedaan gereja, agama maupun aliran kepercayaan. Bahwa oleh karena Tuhan
menciptakan semuanya baik, bahkan amat baik maka manusia mesti saling menghormati
dan menghargai termasuk menjaga alam ciptaan Tuhan sebagai bagian dari karya cipta
Allah yang penuh kasih.

Wawasan dan Tindakan Oikumene Semesta


 Arti Oikumene Semesta
Kata oikumene berasal dari bahasa Yunani “oikos” yang berarti “rumah atau tempat
tinggal”, dan “monos” yang berarti satu. Secara sederhana oikumene berarti kesadaran
bahwa kita hidup dalam rumah atau dunia yang satu. Olehnya, kita perlu merawat
dunia atau bumi ini agar menjadi rumah bersama yang aman dan nyaman bagi semua
ciptaan (manusia maupun ciptaan Tuhan yang lain). Gereja menggunakan istilah
oikumene semesta secara kreatif dengan tujuan menekankan pentingnya kesatuan dan
kerjasama gereja-gereja dan juga agama-agama maupun kesatuan umat manusia
dengan alam semesta demi kebaikan bersama. Dengan kata lain, Frasa “oikumene
semesta” berarti wawasan yang menyeluruh, tidak hanya pada satu gereja bahkan satu
agama. Tidak hanya pada manusia tetapi juga alam semesta. Oleh sebab itu konsep dan
wawasan oikumene semesta bersifat utuh dan menyeluruh.
 Pentingnya Oikumene Semesta
Berikut ini mengapa wawasan oikumene semesta penting untuk diberikan:
- Ada pemahaman yang keliru seakan-akan berbicara oikumene itu hanya soal gereja
saja. Padahal oikumene itu mencakup seluruh dunia, seluruh gereja dan seluruh
ciptaan Tuhan.
- Adanya kecenderungan menonjolkan diri sendiri, gereja sendiri bahkan agama
sendiri. Padahal kita mesti saling menghargai perbedaan tiap-tiap gereja, aliran
kepercayaan dan agama. Kita tidak bersikap ekslusif melaikan inklusif (menghargai
perbedaan yang ada)
- Kita terlalu menekankan perbedaan dan lupa mengusahakan persatuan. Kita merasa
ajaran kita yang benar, ibadah kita yang benar, tapi kita lupa bahwa Tuhan
mengutus kita untuk saling menolong, saling menopang, saling melengkapi agar
bumi yang kita diami ini makin baik dan nyaman bagi semua ciptaan Tuhan.
- Terjadi berbagai bencana alam dan non alam (banjir, tanah longsor, wabah, dll)
antara lain disebabkan karena sikap manusia yang mengeksploitasi dan merusak
alam sehingga perlu ditanamkan kesadaran atau wawasan serta tanggungjawab
oikumene semesta yakni menjadikan alam sebagai sahabat atau saudara bagi
manusia.
 Perilaku remaja yang mencerminkan Oikumene Semesta
Oikumene semesta tidak hanya dibicarakan tapi mesti dipraktekan. Adapun sikap dan
perilaku remaja yang menghayati oikumene semesta adalah menghargai teman
remajanya yang berbeda gereja atau agama. Tetap membangun relasi dan komunikasi
dengan teman-teman yang berbeda gereja maupun agama (baik di dunia nyata maupun
dunia maya: punya sahabat di fesbuk, instagram, dll). Tidak memusuhi atau
menganggap rendah teman yang berbeda gereja, agama dan suku sekalipun. Pada sisi
lain, remaja juga mesti mengembangkan sikap peduli serta membangun kerjasama antar
gereja dan agama/aliran kepercayaan untuk cinta lingkungan hidup (alam semesta)
dengan perilaku yang ramah dan tidak merusak alam seperti tidak membuang sampah
secara sembarangan. Alam adalah sahabat dan saudara yang patut dijaga dan dirawat
dengan baik. Remaja dapat melakukan kegiatan lintas gereja atau lintas agama di alam
terbuka dan menanam pohon agar alam semakin hijau dan sehat.

V. LANGKAH PENYAJIAN
Metode Mengajar: Ceramah dan tanya Jawab.
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi 2 menit
Awal “LAGU WASMI “ bersama-sama
lagu, “WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu: “Marilah Tuhan, - Menyanyi bersama
Marilah” lagu “Marilah 3 menit
- Berdoa bersama Tuhan, Marilah”
- Membaca Alkitab - Berdoa bersama
Kejadian 1:1-2:1 - Membaca Alkitab
Apersepsi 3 menit
Pengasuh sekolah minggu memberikan Remaja menyimak
apersepsi. Tentang oikumene semesta Remaja menyatakan
(dibicarakan saat bimbingan) kehadiran dengan 1 menit
menyampaikan ayat
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus hafalan.
meminta Remaja menyampaikan Ayat
Hafalan
1. Pengasuh sekolah minggu Remaja menyimak
menjelaskan ayat Firman Tuhan yang
menggambarkan oikumene semesta
dalam pembacaan Alkitab hari ini.
2. Pengasuh sekolah menjelaskan arti
Oikumene Semesta sesuai uraian 60 menit
materi dan pendalaman saat
3.Anak diminta
bimbingan Pengasuh.
Memberikan contoh
3. Pengasuh memberikan kesempatan
sikap/praktik remaja
bagi remaja untuk bertanya jika belum
yang paham
mengerti
oikumene semesta
4. Pengasuh bertanya kepada Remaja
tentang tujuan oikumene semesta
sesuai pengetahuan remaja.
5. Pengasuh Menjelaskan tujuan
Oikumene Semesta
6. Pengasuh Sekolah Minggu
memberikan kesemoatan kepeda
remaja untuk menanyakan atau
menyampaikan pendapat tentang
pentingnya Oikumene Semesta.
7. Pengasuh Sekolah minggu
menjelaskan pentingnya oikumene
semesta sebagai suatu keutuhan
ciptaan Tuhan.
8. Pengasuh meminta remaja yang telah
paham Oikumene Semesta untuk
menyampaikan cara hidupnya
ditengah gereja dan alam citaan Tuhan
yang perlu dipelihara setelah masa
pendemi covid 19 (sesuai kondisi
masing masing Jemaat )
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan menyampaikan Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan.
hafalan (sesuai kesepekatan Remaja menjawab
pembimbing) pertanyaan evaluasi
3. Pengasuh sekolah minggu (tertulis/ liusan)
memberikan Evaluasi sesuai yang Remaja melakukan
tertera pada lembar evaluasi sesuai petunjuk
4. Pengasuh sekolah minggu
menutup proses belajar mengajar
dengan sebuah lagu” Ku Kasihi Kau
Dengan Kasih Tuhan” dan doa yang
dipimpin oleh seorang anak sekolah
minggu
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Bernyanyi
Kristen Kecil Kupunya.” bersama
Doa Berkat

VI. EVALUASI
1. Sebutkan arti oikumene semesta?
2. Jelaskan tujuan dan pentingnya oikumene semesta?
3. Memberikan contoh sikap remaja yang paham oikumene semesta

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Alkitab
2. Dokumen Keesaan Gereja (DKG) PGI.
3. Situs internet.
I. IDENTITAS
1. Program Sajian : Konteks
2. Pokok Bahasan : 3.1 Kreatif Mengembangkan Potensi Diri
3. Sub Pokok Bahasan : 3.1.1. Pengembangan Ekonomi dan Budaya Sesuai
Kearifan Lokal
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Imamat 25:11-27
5. Jenjang : Anak Remaja
6. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
7. Semester : Genap / 2
8. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Memahami pentingnya potensi diri

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


1. Menjelaskan pengertian ekonomi dan budaya dalam perspektif Kristiani
2. Memberi contoh kearifan lokal dari daerah masing-masing
3. Menjelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 dalam kaitan dengan pengembangan
ekonomi dan budaya sesuai kearifan lokal

IV. URAIAN MATERI :


1. Pengertian Ekonomi dan budaya
a. Ekonomi
Definisi ekonomi adalah semua yang berhubungan dengan upaya dan daya manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai suatu tingkatan kemakmuran
dengan motif pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mencari keuntungan, penghargaan,
mendapatkan kekuasaan, sosial atau tolong-menolong. Pada penerapannya,ekonomi
sekuler dan ekonomi Kristen memiliki perbedaan yang sangat jelas. Ekonomi
sekuler hanya menganalisa keterkaitan dari berbagai kondisi, tetapi tidak menyadari
bahwa di balik kondisi tersebut ada otoritas yang menguasainya. Sedangkan,
ekonomi Kristen harus mampu melihat Tuhan dalam analisa ekonominya. Keunikan
dari ekonomi Kristen adalah analisanya yang spesifik dan memiliki dasar yang kuat,
yaitu dari Alkitab. Kegiatan ekonomi sebenarnya telah tercipta sejak hari
Penciptaan. Hal ini dimulai sejak Allah memberikan mandat kepada manusia untuk
mengusahakan bumi. Gereja dalam tugas keterpanggilannya dalam dunia ini juga
menerima panggilan untuk mewujudkan tugas pemberdayaan dalam kerangka
menatalayani ekonomi Allah. Artinya, gereja menyadari bahwa bumi dan segala
isinya adalah miliki Tuhan sang pencipta (Mazmur 24:1). Gereja terpanggil untuk
memberdayakan potensi ekonomi umat Tuhan sebagai wujud dari
pertanggungjawaban talenta yang telah dipercayakan kepadanya, sehingga gereja
tidak tidak kedapatan seperti gadis-gadis yang bodoh atau hamba yang jahat dan
malas (Matius 25:1-30). Namun seluruh upaya pemberdayaan ekonomi bukanlah
untuk ekonomi; semuanya hanya sarana untuk menjadi berkat dan memuliakan
nama Tuhan.
b. Budaya
Hidup bermasyarakat dan hidup bergereja adalah dua hal yang sulit dipisahkan.
Kebudayaan mempengaruhi hidup Kekristenan. Perlu disadari bahwa manusia tidak
hidup sendiri di dunia dimana ia terbebas dari segala nilai dan adat-istiadat dan bisa
berbuat apapun sesukanya, sebab semuanya itu telah diwariskan oleh nenek moyang
mereka. Budaya sebagai konsep, dipandang sebagai keseluruhan gagasan dari karya
manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil
budi dan karya. Jadi dapat dikatakan, budaya merupakan cara hidup yang
berkembang dari generasi ke generasi.
Kebudayaan menurut Alkitab dapat dilihat dari beberapa aspeknya, yaitu Allah
memberikan manusia ‘tugas kebudayaan’ karena pada dasarnya ‘manusia memiliki
gambar seorang pencipta’ (Kej.1:26-27) dan manusia diberi tugas agar
‘menaklukkan dan melestarikan bumi’ (Kej.1:28). Jadi, manusia menerima suatu
mandat dari Allah dan mandat itu adalah mandat kebudayaan. Tujuan kebudayaan
yang utama adalah untuk ‘memuliakan dan mengasihi Allah, dan agar kebudayaan
itu digunakan untuk melayani dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
2. Contoh kearifan lokal
Kearifan lokal merupakan pengetahuan lokal yang digunakan oleh masyarakat
untuk bertahan hidup dalam suatu lingkungan yang menyatu dengan sistem
kepercayaan, norma, budaya dan diekspresikan dalam tradisi dan mitos yang dianut
dalam jangka waktu yang lama. Fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut. Pertama,
Sebagai penanda identitas sebuah komunitas. Kedua, sebagai elemen perekat (aspek
kohesif) lintas warga, lintas agama dan kepercayaan. Ketiga, kearifan lokal
memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas. Keempat, mengubah pola
pikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas
common ground/ kebudayaan yang dimiliki. Kelima, mendorong terbangunnya
kebersamaan, apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme bersama untuk menepis
berbagai kemungkinan yang meredusir, bahkan merusak, solidaritas komunal, yang
dipercayai berasal dan tumbuh di atas kesadaran bersama, dari sebuah komunitas
terintegrasi. Hampir di seluruh wilayah pelayanan gereja di Maluku secara khusus
memiliki potensi kearifan lokal masing-masing. Hal itu telah tertanam secara turun
temurun dari orang tua terdahulu, Contoh-contoh kearifan lokal di Maluku misalnya:
a. Sasi.
Hampir seluruh wilayah di Maluku memiliki kearifan lokal ini. Sasi telah
diwariskan oleh nenek moyang sejak berabad-abad lalu. Sasi merupakan
perintah larangan untuk mengambil hasil alam, baik hasil pertanian maupun hasil
kelautan sebelum waktu yang ditentukan. Ini dilakukan agar ketika datang waktu
panen, hasil pertanian atau kelautan dapat dipanen bersama-sama sehingga
masyarakat benar-benar merasakan hasil kerja keras yang mereka lakukan.
Manfaatnya harus dapat dirasakan oleh masyarakat. Sasi dilakukan karena dua
prinsip, pertama bahwa hasil alam tidak boleh disentuh atau dimanfaatkan ketika
belum layak digunakan. Kedua untuk memberikan kepuasan dari hasil usaha sendiri.
Contoh: Sasi Lompa, Sasi laut (hasil laut), sasi hutan (Tanaman-tanaman) dan lain-
lain sesuai kebutuhan.
b. Pela Gandong
Pela gandong sangat terkenal di daerah Lease yang merupakan suatu sebutan yang
di berikan kepada dua atau lebih negeri yang saling mengangkat saudara satu sama
lain. Pela Gandong sendiri merupakan intisari dari kata "Pela" dan "Gandong". Pela
adalah suatu ikatan persatuan sedangkan gandong mempunyai arti saudara. Jadi pela
gandong merupakan suatu ikatan persatuan dengan saling mengangkat saudara. Pela
gandong sendiri sudah lama ada di Maluku. Hubungan ini bukan dibuat dengan suka
hati, tetapi biasanya dibangun karena ada catatan sejarah dibalik alasan
pembentukannya. Dalam ikatan Pela terdapat rangkaian nilai dan aturan mengikat
dalam persekutuan persaudaraan atau kekeluargaan. Empat hal pokok yang
mendasari Pela yaitu negeri-negeri yang berpela wajib saling membantu pada
kejadian genting (perang atau bencana alam), maupun saat melaksanakan kegiatan
kepentingan umum, seperti pembangunan sekolah, masjid, gereja. Contoh: Pela
Itawaka, Porto, Makariki.
c. Gotong Royong
Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan
orang lain dalam berbagai hal, seperti bergaul, bekerja, tolong-menolong, kerja
bakti, keamanan, dan lain-lain. Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama
disebut sebagai gotong-royong, akhirnya menjadi strategi dalam pola hidup bersama
yang saling meringankan beban masing-masing pekerjaan. Dalam masyarakat
Maluku, istilah ini sering diubah pengenalannya menurut masing-masing daerah.
Misalnya saja di daerah Maluku Tengah lebih mengenalnya dengan istilah Masohi.
Di Maluku Tenggara, lebih dikenal dengan Ain ni Ain dan masih banyak lagi.
Kearifan lokal ini dijaga dengan baik karena sifatnya membantu satu terhadap yang
lain, yang kuat menolong yang lemah atau dalam istilah orang Maluku “Potong di
kuku rasa di daging”.
3. Inti Bacaan Imamat 25:11-27 dalam Kaitan dengan Pengembangan Ekonomi dan
Budaya sesuai Kearifan Lokal
Tahun Yobel adalah suatu perayaan keagamaan dalam tradisi Yahudi. Tahun ini dikenal
sebagai tahun ke-50. Perayaan ini dibuka dengan meniupkan sangkakala yang tidak
hanya menjadi tanda dimulainya perayaan tetapi juga menjadi seruan pembebasan bagi
para budak, termasuk juga pembebasan terhadap lahan pertanian. Bagi setiap orang
Yahudi, mereka hanya mengalami satu kali perayaan tahun Yobel selama masa
hidupnya. Tahun Yobel dapat dikatakan sebagai tahun pembebasan harta benda
terutama tanah pusaka masing-masing suku. Terdapat beberapa ciri khas yang menandai
tahun Yobel yakni: 1. Semua budak Israel harus dibebaskan 2. Semua harta warisan
yang dijual harus dikembalikan kepada keluarga yang semula. 3. Tanah tidak boleh
digarap. Maksud tahun ini diadakan untuk menjamin keadilan dan menjaga agar
golongan kaya tidak mengumpulkan kekayaan dan tanah dengan mengorbankan
golongan rendah. Implikasinya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya adalah
manusia dan lingkungan sama-sama mendapatkan keistimewaan dalam bingkai
pemulihan. Ketika alam dipulihkan otomatis keberlangsungan hidup manusia dapat
berjalan dengan seimbang. Manusia dapat memperoleh makan yang cukup, kebutuhan
yang cukup dari hasil alam, hidup menjadi lebih baik, tidak lagi hidup dalam tekanan,
yang kaya tidak menjadi tambah kaya melainkan menopang yang lemah. Begitupun
sebaliknya, alam dipulihkan setelah terlalu lama dimanfaatkan oleh manusia demi
keberlangsungan hidupnya. Alam dapat memperbaiki dirinya secara alami sehingga
dapat berguna bagi seluruh ciptaan. Dalam hal ini, remaja dituntut untuk dapat terus
melestarikan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dengan cara-cara yang
tertanggung jawab sebab di dalam budaya terdapat kebenaran firman Allah yang hidup
dan dapat diberlakukan dalam kehidupan setiap hari.

V. LANGKAH LANGKAH PENYAJIAN


Metode Mengajar: Diskusi
KEGIATA KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
N
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama “LAGU - Bernyanyi bersama- 2 menit
Awal WASMI “ sama lagu,
“WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan - Menyanyi lagu:Kj.63 “ Tuhan, - Menyanyi bersama
Inti KaryaMu sungguh Besar” - Berdoa bersama 3 menit
- Berdoa bersama - Membaca Alkitab
- Membaca Alkitab

Apersepsi
3 menit
pengasuh memberikan apersepsi tentang Menyimak apersepsi
Pengembangan ekonomi, budaya yang disampaikan
pengasuh
1 menit
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus
meminta Remaja menyampaikan Ayat
Hafalan
1. Pengasuh menjelaskan tentang arti kata Remaja mencermati dan
Ekonomi mencatat.
2. Pengasuh menjelaskan tentang arti kata Remaja mencermati dan
Budaya mencatat.
3. Pengasuh menjelaskan tentang arti kata Remaja mencermati dan
Kearifan lokal mencatat. 60 menit
4. Pengasuh memberikan kesempatan Remaja bertanya yang
kepada Remaja untuk menanyakan hal belum dimengerti
yang belum diketahui tentang TKP 1.
5. Pengasuh membagi remaja menjadi 2
kelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan pada TKP 2 dan 3 dan
meminta remaja duduk berkelompok,
menentukan ketua sekertaris dan juru
bicara.
6. Pengasuh menuntun remaja di masing 3.Anak diminta
masing kelompok dan masing masing Menjelaskan contoh
orang menceritakan sikap hidup remaja kearifan lokal
gereja yang menunjukkan Kasih Kristus
yang mempersatukan.
7. Pengasuh meminta remaja Kembali dan
mempersilakan masing masing
kelompok menyampaikan hasil diskusi
8. Pengasuh mempersilakan masing
masing kelompok saling menanggapi
sambal mengarahkan sesuai dengan
tujuan.
9. pengasuh menjelaskan pengertian
ekonomi dan budaya dalam
kekristenan
10. pengasuh Menjelaskn tentang kearifan
lokal
Penutup 1. Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan menyampaikan nilai-
nilai, baik dari Sub Pokok Bahasan ini,
sesuai dengan arahan saat bimbingan. Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing)
Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu memberikan pertanyaan evaluasi
Evaluasi sesuai yang tertera pada lembar (tertulis/ liusan)
evaluasi Remaja melakukan
sesuai petunjuk
4. Pengasuh menutup proses belajar
mengajar dengan mengajak bernanyi
lagu”Tuhan, Karya-Mu sungguh besar”
dan doa yang dipimpin oleh pengasuh
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Kami” Berdoa bersama
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Kristen Bernyanyi bersama
Kecil Kupunya.”
Doa Berkat

VI. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian ekonomi dan budya dalam pandangsn Kristiani
2. Sebutkan dari mana asal masing-masing orang beserta kearifan lokal yang dimiliki
3. Jelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan
budaya sesuai kearifan lokal
I. IDENTITAS
1. Pokok Bahasan : 3.2 Menjaga dan Merawat Kehidupan
2. Sub Pokok Bahasan : 3.2.1. Responsif Gender
3. Bahan Bacaan/Alkitab : Kejadian 2:18-24
4. Jenjang : Anak Remaja
5. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN PENYAJIAN (PEMBELAJARAN) UMUM (TPU):


Memahami makna merawat kehidupan

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN) (TPK):


1. Menjelaskan tentang pengertian gender.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk ketidakadilan gender
3. Menjelaskan pandangan iman Kristen tentang kesetaraan gender
4. Meberikan contoh Remaja yang responsive geder dalam kehidupan setiap hari.

IV. URAIAN MATERI :


1. Pengertian Gender
Keberadaan laki-laki dan perempuan merupakan dua kondisi yang sering dibedakan
antara jenis kelamin/seks dan pembagian peran/gender. Seringkali dua konsep ini (seks
dan gender) dimaknai sebagai ciri khas yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Jenis kelamin/seks merupakan perbedaan kodrati yang bersifat biologis, berlaku
secara universal dan tidak dapat diubah, misalnya organ tubuh laki-laki dan perempuan
terutama peran reproduksi. Perempuan memiliki vagina, rahim, sel telur dan air susu
sedangkan laki-laki memiliki penis dan sperma yang sifatnya membuahi. Peran
reproduksi ini merupakan karya ciptaan Allah yang sampai kapanpun tidak dapat
ditukar.
Gender adalah sesuatu yang terbentuk secara sosial dan bukan dari bentuk tubuh laki-
laki maupun perempuan. Gender cenderung merujuk pada peran sosial dan budaya dari
perempuan dan laki-laki dalam masyarakat tertentu.
Sedangkan gender merujuk pada peranan dan tanggung jawab laki-laki dan
perempuan yang diciptakan dalam keluarga, masyarakat, dan budaya. Dalam bukunya
Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Mansour Fakih mendefenisikan gender
sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi
secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa perempuan itu lemah lembut, cantik,
emosional, dan dia seharusnya berada dalam ruang lingkup yang berbeda dengan laki-
laki misalnya di dapur, anak dan keluarga, dan tidak layak berada di depan publik
karena dianggap sebagai sosok yang lemah. Sementara laki-laki dianggap kuat,
rasional, jantan, perkasa, dan tidak boleh menangis, sehingga dia layak berada di ruang
publik. Ciri dan sifat itu sendiri merupakan suatu hal yang dapat dipertukarkan.
Perubahan ciri dan sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat yang lain, juga perubahan tersebut bisa terjadi dari kelas ke kelas masyarakat
yang berbeda.

2. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender


Berbicara soal ketidakadilan gender maka kita akan berbicara tentang perkembangan
posisi kaum perempuan dalam kesetaraannya dengan laki-laki.
Sesungguhnya perbedaan gender dengan pemilahan sifat, peran, dan posisi tidak
menjadi masalah sepanjang hal itu tidak melahirkan ketidakadilan. Namun pada
kenyataannya perbedaan gender telah melahirkan berbagai tindak ketidakadilan.
Gender masih diartikan oleh masyarakat sebagai perbedaan jenis kelamin sehingga
terjadi diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Hanya saja perempuan selalu
berada pada posisi yang kurang menguntungkan dibanding laki-laki.
Dalam lingkungan masyarakat kita pada umumnya, terdapat pandangan yang
menganggap laki-laki kedudukannya lebih tinggi dan keberadaannya lebih berharga
daripada perempuan. Laki-laki dianggap lebih kuat dan lebih layak dijadikan
pemimpin. Itu artinya perempuan sebagai kaum yang lemah harus tunduk kepada laki-
laki. Dalam banyak hal, laki-laki selalu mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan diri dibandingkan perempuan.
Misalnya saja kebiasaan orang tua dalam mengajar anak laki-laki berbeda dengan anak
perempuan. Laki-laki selalu diajarkan untuk tidak menangis dan jangan cengeng sebab
yang biasanya menangis hanyalah perempuan. Padahal menangis adalah wujud
seseorang mengekspresikan perasaan hatinya. Menangis juga dapat membuat hati
menjadi lega. Kepada perempuan, orang tua selalu mengajarkan untuk berbicara yang
sopan dan penuh kelemahlembutan. Padahal berbicara sopan adalah keharusan setiap
orang termasuk laki-laki.
Bukan hanya tentang tingkah laku perempuan dan laki-laki. Pendidikan dan ruang
lingkup kerja juga seakan-akan turut diatur dalam pola yang keliru. Anak laki-laki
sering dikirim ke sekolah yang lebih berkualitas dan lebih tinggi jenjangnya
dibandingkan perempuan karena anggapan bahwa tugas seorang perempuan adalah
menPengasuhs anak dan keluarga saja sehingga tidak membutuhkan sekolah yang
tinggi, cukup dengan tau baca dan tulis saja. Tingkat pendidikan kemudian
mempengaruhi jenis pekerjaan. Seringkali perempuan dianggap tidak layak untuk
tampil di ruang publik dan memegang jabatan-jabatan penting dalam sistem
pemerintahan atau birokrasi sekalipun pada kenyataannya perempuan masa kini sudah
banyak yang berkualitas dan memenuhi ranah publik tetapi tetap saja dia diremehkan.
Hal ini kemudian secara tidak langsung telah memiskinkan perempuan. Berdasarkan
jenis pekerjaannya sudah pasti dia memperoleh upah yang sangat minim disbanding
laki-laki. Parahnya lagi perempuan sering dijadikan objek kekerasan, entah secara fisik
maupun psikis.
3. Kesetaraan Gender dalam perspektif Kristiani
Kekristenan menganggap bahwa laki-laki dan perempuan sama, tidak ada yang lebih
baik ataupun lebih buruk. Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan perempuan
dan laki-laki menurut gambar dan rupa Allah; “Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian 1:27). Segambar dengan Allah tidak saja
dimiliki oleh laki-laki saja tetapi juga dimiliki oleh perempuan. Hal ini menujukkan
adanya pertalian antara manusia dengan Allah yang keduanya diberi mandat untuk
merawat bumi guna keberlangsungan hidup manusia. oleh karena itu sangat tidak
dibenarkan adanya diskriminasi atau dominasi dalam bentuk apapun hanya karena
perbedaan jenis kelamin.
Perempuan adalah partner atau mitra laki-laki untuk membangun kehidupan bersama.
Kejaidan 2:18a menyatakan bahwa “tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja,
maka Allah menempatkan seorang perempuan sebagai ‘penolong yang sepadan.”
Penciptaan perempuyan berhubungan dengan penciptaan laki-laki tetapi tidak dipublis.
Posisi sebagai partner atau mitra yang setara secara kualitas dan posisi sosial. manusia
melihat adanya perbedaan (laki-laki dan perempuan) dan menerima kesamaaan
(sebagai ciptaan Allah). Dalam konsep penciptaan laki-laki dan perempuan keduanya
menemukan hakekat diri sejati sebagai mahkluk seksual dan sosial.
Perempuan dan laki-laki saling tergantung dan slaing melengkapi. Sebagai mitra yang
berbeda tapi setara, keduanya tidak bisa hidup sendiri. Laki-laki dan perempuan secara
seksual dan sosial akan slaing melengkapi dan slaing tergantung satu terhadap yang
lain.

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode Mengajar: TANYA JAWAB – SHARING PENGALAMAN
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama - Bernyanyi bersama-sama 2 menit
Awal “LAGU WASMI “ lagu, “WASMI”

- Doa bersama - Doa bersama 2 menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan - Menyanyi lagu Kj. 256” Kita -Menyanyi bersama lagu
Inti satu di dalam Tuhan” Kj.256 “Kita Satu di 3 menit
- Berdoa bersama Dalam Tuhan”
- Membaca Alkitab -Berdoa bersama
Apersepsi -Membaca Alkitab
pengasuh memberikan apersepsi. Remaja Menyimak
3 menit
Tentang 2 orang anak (laki laki dan
perempuan) sementara mencuci piring Dan menjawab mereka
dengan gembira melakukan dengan gembira 1 menit
Pengasuh menanyakan apakah mereka
berdua menikmati mencuci piring
bersama? Remaja menjawab dengan
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus cara menyampaikan ayat
meminta Remaja menyampaikan Ayat hafalan.
Hafalan
1. Pengasuh mengambil gambar 1 Remaja memperhatikan
Laki laki dan perempuan yang berdiri gambar
sejajar, sama tinggi.
Remaja menjawab, ada 2
2. Pengasuh Bertanya kepada orang laki laki dan
remaja ; dari gambar terlihat jelas ada perempuan. 60 menit
berapa orang, dan berjenis kelamin
apa ? Remaja menjawab karena
3. Pengasuh bertanya : kenapa yang sebelah kiri
adik adik mengatakan laki laki dan menggunakan celana
Panjang dan berambut
perempuan.
pendek sedangkan yang
4. Pengasuh menyatakan, benar sebelah kanan berrambut
dan memberikan tekanan bahwa jika Panjang dan menggunakan
dilihar dari bentuk fisik dan cara rok.
berpakaian.
5. Pengasuh menjelaskan
Remaja menyimak
pengertian gender sesuai uraian
materi dengan menitik beratkan pada Remaja menyimak dan
gender merujuk pada peranan dan mencatat.
tanggung jawab laki-laki dan Remaja mencermati dan
perempuan yang diciptakan dalam mencatat.
keluarga, masyarakat, dan budaya
Remaja mencermati dan
6. Pengasuh menjelaskan mengkritisi.
Perbedaan Gender dan Jenis kelamin
sesuai uraian materi. Remaja menjawab itu bentuk
7. Pengasuh menjelaskan bentuk adil gender dalam keluarga
keadilan gender dalam keluarga. Kristen yang mau berbagi
tugas.
8. Pengasuh bertanya kepada
Remaja memberikan contoh
remaja apakah adil jender jika Ayah keadilan gender dalam
bekerja sebagai seorang PNS dan keluarga; yaitu ; anak laki
pada malam hari mencuci piring laki dan perempuan bergilir
makan, sedangkan ibu yang adalah mencuci piring, mencuci
seorang Guru sementara meberikan pakaian masing masing dan
membelajarkan anak anak dirumah. semua anak laki laki dan
9. Pengasuh bertanya kepada perempuan dalam keluarga
remaja tentang contoh keadilan dapat bersekolah setinggi
gender yang terjadi dalam keluarga mungkin.
Remaja menjawab, contoh
10. Mengidentifikasi bentuk-bentuk
Ketidakadilan gender pasti
ketidakadilan gender dalam terbalik dari keadilan gender
keluarga
11. Pengasuh menjelaskan tentang
ketidakadilan gender di dalam
keluarga menurut uraian
materi.pada TKP 2
12. Pengasuh Menjelaskan pandangan
iman Kristen tentang kesetaraan
gender sesuai uraian materi
13. Pengasuh Meberikan contoh
Remaja yang responsive gender
dalam kehidupan setiap hari.

Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit


menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan menyampaikan Remaja mencatat ayat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing) Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu pertanyaan evaluasi ( tertulis/
memberikan Evaluasi sesuai yang liusan)
tertera pada lembar evaluasi Remaja melakukan sesuai
4. Pengasuh mengakhiri mengajar petunjuk
dengan sebuah lagu”Dimata Tuhan
semua Sama” dan doa yang
dipimpin oleh pengasuh

Memberikan Persembahan Memberikan


Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Berdoa bersama
Kami”
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Bernyanyi bersama
Kristen Kecil Kupunya.”
Doa Berkat

VI. EVALUASI
1. Menjelaskan tentang pengertian gender.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk ketidakadilan gender
3. Menjelaskan pandangan iman Kristen tentang kesetaraan gender
4. Meberikan contoh Remaja yang responsive geder dalam kehidupan setiap hari.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Alkitab, Ajaran Gereja GPM, Buku Theologia.
2. https://www.enervon.co.id/uploads/article/2019/10/14/68ffcfe4cb86.jpg
3. https://www.sehatq.com/artikel/pengertian-gender-dan-perbedaannya-dengan-seks

Format Penjelasan perbedaan antara jenis kelamin dan gender

Jenis kelamin Gender


Melahirkan

Tumbuh Jakun
I. IDENTITAS
1. Pokok Bahasan : 3.2 Menjaga dan Merawat Kehidupan
2. Sub Pokok Bahasan : 3.2.2. Kesehatan Reproduksi
3. Bahan Bacaan/Alkitab : Matius 9:18-26
4. Jenjang : Anak Remaja
5. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN PENYAJIAN (PEMBELAJARAN) UMUM (TPU):


Memahami makna merawat kehidupan

III. TUJUAN PENYAJIAN (PEMBELAJARAN) KHUSUS (TPK):


1. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi pada manusia
2. Menjelaskan pandangan iman Kristen tentang kesehatan reproduksi.

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Dalam pengertian yang positif, kesehatan reproduksi tidak hanya berarti terbebas dari
penyakit atau gangguan selama proses reproduksi, tetapi kondisi ketika proses
reproduksi tercapai dalam situasi kesehatan fisik mental dan sosial yang sempurna.
Keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang
berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi. Menjaga kesehatan reproduksi
adalah hal yang sangat penting, terutama pada remaja sebab masa remaja adalah waktu
terbaik untuk membangun pemahaman yang benar tentang perkembangan biologis dan
seksual yang mengarah kepada perilaku sehat dan benar dalam bereproduksi sesuai
dengan pandangan iman Kristen. Pengetahuan yang baik akan mendorong remaja untuk
melakukan hal-hal yang baik pula terhadap kesehatan reproduksinya sehingga resiko
yang membahayakan diri sendiri dan masyarakat dapat terhindar misalnya saja hamil di
usia dini, IMS (infeksi menular seksual) dan masih banyak lagi. Hal-hal yang dapat
dilakukan sehubungan dengan cara memperhatikan kesehatan reproduksi adalah
merawat alat kelamin baik pria maupun wanita. Kelamin yang bersih menjadi
gambaran kebersihan tubuh secara utuh caranya adalah, selalu cuci bersih alat kelamin
setiap kali kencing atau buang air besar, memperhatikan kebersihan pakaian dalam,
sebelum menggunakan toilet sebaiknya dicuci terlebih dulu dan sering memeriksakan
diri ke dokter. Poin berikut yang harus diperhatikan adalah hubungan seksual pada
masa remaja sangat tidak dianjurkan, entah itu karena menikah di usia muda atau diluar
nikah. Resiko yang akan terjadi adalah kehamilan di usia dini. Hamil sejak dini bukan
saja beresiko untuk wanita melainkan untuk anak yang sementara dikandung. Penyakit
infeksi menular seksual adalah penyakit yang timbul akibat hubungan seks yang tidak
sehat dan aman dengan orang yang terinfeksi penyakit tersebut. Apalagi jika seseorang
mencoba untuk berganti-ganti pasangan seks. Resiko terjangkit sangat besar karena
tidak ada jaminan bahwa pasangan anda bebas dari IMS.
2. Kesehatan reproduksi dalam pandangan iman Kristen
Menurut Alkitab, manusia adalah mahluk ciptaan yang berpribadi, yang diciptakan
menurut rupa dan gambar Allah (Kejadian 1:26) menjelaskan bahwa manusia dalam hal
tertentu merupakan refleksi yang nyata dari Allah yang hidup, yang cerdas dan
bermoral. Dengan kata lain, manusia memiliki “citra” Allah di dalam dirinnya.
Bertolak dari keadaan ini maka manusia dituntut untuk dapat melakukan self control
terhadap dirinya ketika melakukan segala hal yang menyangkut dengan kehormatan
dirinya. Dalam Alkitab, I Tesalonika 4:1-8 tertulis disana bagaimana cara hidup yang
berkenan di hadapan Allah yakni menjaga kekudusan hidup sebab hidup di dalam
kekudusan adalah sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan, itu adalah kehendak Tuhan,
dan panggilan Tuhan. Dengan demikian, remaja harus menjaga dan merawat kesehatan
reproduksinya lewat cara-cara yang tertanggungjawab. Oleh karena itu, iman terhadap
Tuhan harus diwujudnyatakan lewat aksi-aksi nyata sehingga kekudusan diri tetap
terjaga dari cara hidup cemar.

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode Mengajar: Ceramah, Diskusi/ sharing
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN WAKTU
ANAK
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama “LAGU - Bernyanyi 2 menit
Awal WASMI “ bersama-sama
lagu,
“WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan - Menyanyi lagu: “ Berjumpa Lagi” - Menyanyi
Inti - Berdoa bersama bersama lagu “ 3 menit
- Membaca Alkitab Berjumpa Lagi“
- Berdoa bersama
Apersepsi - Membaca 3 menit
pengasuh memberikan apersepsi. Tentang 1 menit
Alkitab
kesehatan reproduksi Menyimak
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus apersepsi yang
meminta Remaja menyampaikan Ayat Hafalan disampaikan oleh
pengasuh
1. pengasuh menyebutkan ayat Firman Tuhan
yg menyebut tentang kesehatan reproduksi
dalam pembacaan Alkitab hari ini. 60 menit
2. Pengasuh menjelaskan tentang pengertian
kesehatan reproduksi pada manusia
3. Pengasuh menjelaskan tentang bentuk-
bentuk kesehatan reproduksi pada manusia
4. Pengasuh menejlaskan tentang pandangan
iman Kristen tentang kesehatan reproduksi
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu menyimpulkan Remaja Mencatat 15 menit
materi yang telah diajarkan dengan
menyampaikan
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan (sesuai Remaja mencatat
kesepekatan pembimbing) ayat hafalan.
3. Pengasuh sekolah minggu memberikan
Evaluasi sesuai yang tertera pada lembar Remaja menjawab
evaluasi pertanyaan
4. Pengasuh menutup proses belajar evaluasi ( tertulis/
mengajar dengan mengajak bernanyi lisan)
lagu”Tuhan, Karya-Mu sungguh besar”
dan doa yang dipimpin oleh pengasuh Remaja melakukan
sesuai petunjuk

Memberikan Persembahan Memberikan


Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Kami” Berdoa
bersama
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Kristen Bernyanyi
Kecil Kupunya.” bersama
Doa Berkat
VI. EVALUASI
1. Jelaskan tentang pengertian kesehatan reproduksi pada manusia.
2. Jelaskan tentang bentuk-bentuk kesehatan reproduksi pada manusia
3. Pengasuh menjelaskan pandangan iman kristen tentang kesehatan reproduksi

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Alkitab
2. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia, 2017, Atika dkk. Universitas Lampung
Mangkurat
I. IDENTITAS
1. Pokok Bahasan : 3.1 Kreatif Mengembangkan Potensi Diri
2. Sub Pokok Bahasan : 3.3.1. Pengembangan Ekonomi dan Budaya Sesuai Kearifan
Lokal
3. Bahan Bacaan/Alkitab : Imamat 25:11-27
4. Jenjang : Anak Remaja
5. Sub Jenjang : Anak Remaja 1
6. Semester : Genap / 2
7. Waktu Tatap Muka : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Memahami pentingnya potensi diri

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


1. Menjelaskan pengertian ekonomi dan budaya dalam perspektif Kristiani
2. Memberi contoh kearifan lokal dari daerah masing-masing
3. Menjelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 dalam kaitan dengan pengembangan
ekonomi dan budaya sesuai kearifan lokal.

IV. URAIAN MATERI :


1. Pengertian Ekonomi dan budaya
Ekonomi
Definisi ekonomi adalah semua yang berhubungan dengan upaya dan daya manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai suatu tingkatan kemakmuran
dengan motif pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mencari keuntungan, penghargaan,
mendapatkan kekuasaan, sosial atau tolong-menolong. Pada penerapannya, ekonomi
sekuler dan ekonomi Kristen memiliki perbedaan yang sangat jelas. Ekonomi sekuler
hanya menganalisa keterkaitan dari berbagai kondisi, tetapi tidak menyadari bahwa di
balik kondisi tersebut ada otoritas yang menguasainya. Sedangkan, ekonomi Kristen
harus mampu melihat Tuhan dalam analisa ekonominya. Keunikan dari ekonomi
Kristen adalah analisanya yang spesifik dan memiliki dasar yang kuat, yaitu dari
Alkitab. Kegiatan ekonomi sebenarnya telah tercipta sejak hari Penciptaan. Hal ini
dimulai sejak Allah memberikan mandat kepada manusia untuk mengusahakan bumi.
Gereja dalam tugas keterpanggilannya dalam dunia ini juga menerima panggilan untuk
mewujudkan tugas pemberdayaan dalam kerangka menatalayani ekonomi Allah.
Artinya, gereja menyadari bahwa bumi dan segala isinya adalah miliki Tuhan sang
pencipta (Mazmur 24:1). Gereja terpanggil untuk memberdayakan potensi ekonomi
umat Tuhan sebagai wujud dari pertanggungjawaban talenta yang telah dipercayakan
kepadanya, sehingga gereja tidak tidak kedapatan seperti gadis-gadis yang bodoh atau
hamba yang jahat dan malas (Matius 25:1-30). Namun seluruh upaya pemberdayaan
ekonomi bukanlah untuk ekonomi; semuanya hanya sarana untuk menjadi berkat dan
memuliakan nama Tuhan.
Budaya
Hidup bermasyarakat dan hidup bergereja adalah dua hal yang sulit dipisahkan.
Kebudayaan mempengaruhi hidup Kekristenan. Perlu disadari bahwa manusia tidak
hidup sendiri di dunia dimana ia terbebas dari segala nilai dan adat-istiadat dan bisa
berbuat apapun sesukanya, sebab semuanya itu telah diwariskan oleh nenek moyang
mereka. Budaya sebagai konsep, dipandang sebagai keseluruhan gagasan dari karya
manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi
dan karya. Jadi dapat dikatakan, budaya merupakan cara hidup yang berkembang dari
generasi ke generasi.
Kebudayaan menurut Alkitab dapat dilihat dari beberapa aspeknya, yaitu Allah
memberikan manusia ‘tugas kebudayaan’ karena pada dasarnya ‘manusia memiliki
gambar seorang pencipta’ (Kej.1:26-27) dan manusia diberi tugas agar ‘menaklukkan
dan melestarikan bumi’ (Kej.1:28). Jadi, manusia menerima suatu mandat dari Allah
dan mandat itu adalah mandat kebudayaan. Tujuan kebudayaan yang utama adalah
untuk ‘memuliakan dan mengasihi Allah, dan agar kebudayaan itu digunakan untuk
melayani dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.

2. Contoh kearifan lokal


Kearifan lokal merupakan pengetahuan lokal yang digunakan oleh masyarakat untuk
bertahan hidup dalam suatu lingkungan yang menyatu dengan sistem kepercayaan,
norma, budaya dan diekspresikan dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka
waktu yang lama. Fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut. Pertama, Sebagai
penanda identitas sebuah komunitas. Kedua, sebagai elemen perekat (aspek kohesif)
lintas warga, lintas agama dan kepercayaan. Ketiga, kearifan lokal memberikan warna
kebersamaan bagi sebuah komunitas. Keempat, mengubah pola pikir dan hubungan
timbal balik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common ground/
kebudayaan yang dimiliki. Kelima, mendorong terbangunnya kebersamaan, apresiasi
sekaligus sebagai sebuah mekanisme bersama untuk menepis berbagai kemungkinan
yang meredusir, bahkan merusak, solidaritas komunal, yang dipercayai berasal dan
tumbuh di atas kesadaran bersama, dari sebuah komunitas terintegrasi. Hampir di
seluruh wilayah pelayanan gereja di Maluku secara khusus memiliki potensi kearifan
lokal masing-masing. Hal itu telah tertanam secara turun temurun dari orang tua
terdahulu, Contoh-contoh kearifan lokal di Maluku misalnya:
a. Sasi.
Hampir seluruh wilayah di Maluku memiliki kearifan lokal ini. Sasi telah diwariskan
oleh nenek moyang sejak berabad-abad lalu. Sasi merupakan perintah larangan untuk
mengambil hasil alam, baik hasil pertanian maupun hasil kelautan sebelum waktu
yang ditentukan. Ini dilakukan agar ketika datang waktu panen, hasil pertanian atau
kelautan dapat dipanen bersama-sama sehingga masyarakat benar-benar merasakan
hasil kerja keras yang mereka lakukan. Manfaatnya harus dapat dirasakan oleh
masyarakat. Sasi dilakukan karena dua prinsip, pertama bahwa hasil alam tidak boleh
disentuh atau dimanfaatkan ketika belum layak digunakan. Kedua untuk memberikan
kepuasan dari hasil usaha sendiri. Contoh: Sasi Lompa, Sasi laut (hasil laut), sasi
hutan (Tanaman-tanaman) dan lain-lain sesuai kebutuhan.
b. Pela Gandong
Pela gandong sangat terkenal di daerah Lease yang merupakan suatu sebutan yang di
berikan kepada dua atau lebih negeri yang saling mengangkat saudara satu sama lain.
Pela Gandong sendiri merupakan intisari dari kata "Pela" dan "Gandong". Pela
adalah suatu ikatan persatuan sedangkan gandong mempunyai arti saudara. Jadi pela
gandong merupakan suatu ikatan persatuan dengan saling mengangkat saudara. Pela
gandong sendiri sudah lama ada di Maluku. Hubungan ini bukan dibuat dengan suka
hati, tetapi biasanya dibangun karena ada catatan sejarah dibalik alasan
pembentukannya. Dalam ikatan Pela terdapat rangkaian nilai dan aturan mengikat
dalam persekutuan persaudaraan atau kekeluargaan. Empat hal pokok yang
mendasari Pela yaitu negeri-negeri yang berpela wajib saling membantu pada
kejadian genting (perang atau bencana alam), maupun saat melaksanakan kegiatan
kepentingan umum, seperti pembangunan sekolah, masjid, gereja. Contoh: Pela
Itawaka, Porto, Makariki.
c. Gotong Royong
Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan
orang lain dalam berbagai hal, seperti bergaul, bekerja, tolong-menolong, kerja bakti,
keamanan, dan lain-lain. Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama disebut
sebagai gotong-royong, akhirnya menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang
saling meringankan beban masing-masing pekerjaan. Dalam masyarakat Maluku,
istilah ini sering diubah pengenalannya menurut masing-masing daerah. Misalnya
saja di daerah Maluku Tengah lebih mengenalnya dengan istilah Masohi. Di Maluku
Tenggara, lebih dikenal dengan Ain ni Ain dan masih banyak lagi. Kearifan lokal ini
dijaga dengan baik karena sifatnya membantu satu terhadap yang lain, yang kuat
menolong yang lemah atau dalam istilah orang Maluku “Potong di kuku rasa di
daging”.

3. Inti Bacaan Imamat 25:11-27 dalam Kaitan dengan Pengembangan Ekonomi dan
Budaya sesuai Kearifan Lokal
Tahun Yobel adalah suatu perayaan keagamaan dalam tradisi Yahudi. Tahun ini dikenal
sebagai tahun ke-50. Perayaan ini dibuka dengan meniupkan sangkakala yang tidak
hanya menjadi tanda dimulainya perayaan tetapi juga menjadi seruan pembebasan bagi
para budak, termasuk juga pembebasan terhadap lahan pertanian. Bagi setiap orang
Yahudi, mereka hanya mengalami satu kali perayaan tahun Yobel selama masa
hidupnya. Tahun Yobel dapat dikatakan sebagai tahun pembebasan harta benda
terutama tanah pusaka masing-masing suku. Terdapat beberapa ciri khas yang menandai
tahun Yobel yakni: 1. Semua budak Israel harus dibebaskan 2. Semua harta warisan
yang dijual harus dikembalikan kepada keluarga yang semula. 3. Tanah tidak boleh
digarap. Maksud tahun ini diadakan untuk menjamin keadilan dan menjaga agar
golongan kaya tidak mengumpulkan kekayaan dan tanah dengan mengorbankan
golongan rendah. Implikasinya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya adalah
manusia dan lingkungan sama-sama mendapatkan keistimewaan dalam bingkai
pemulihan. Ketika alam dipulihkan otomatis keberlangsungan hidup manusia dapat
berjalan dengan seimbang. Manusia dapat memperoleh makan yang cukup, kebutuhan
yang cukup dari hasil alam, hidup menjadi lebih baik, tidak lagi hidup dalam tekanan,
yang kaya tidak menjadi tambah kaya melainkan menopang yang lemah. Begitupun
sebaliknya, alam dipulihkan setelah terlalu lama dimanfaatkan oleh manusia demi
keberlangsungan hidupnya. Alam dapat memperbaiki dirinya secara alami sehingga
dapat berguna bagi seluruh ciptaan. Dalam hal ini, remaja dituntut untuk dapat terus
melestarikan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dengan cara-cara yang
tertanggung jawab sebab di dalam budaya terdapat kebenaran firman Allah yang hidup
dan dapat diberlakukan dalam kehidupan setiap hari.

V. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian ekonomi dan budya dalam pandangsn Kristiani
2. Sebutkan dari mana asal masing-masing orang beserta kearifan lokal yang dimiliki
3. Jelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan
budaya sesuai kearifan lokal

Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu


Metode Mengajar: Cerita, Tanya jawab, Ceramah, Diskusi/ sharing
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN WAKTU
ANAK
Kegiatan - Memimpin bernyanyi bersama “LAGU - Bernyanyi 2 menit
Awal WASMI “ bersama-sama
lagu,
“WASMI”
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit
Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang
Kegiatan Inti - Menyanyi lagu:Kj.63 “ Tuhan, - Menyanyi
KaryaMu sungguh Besar” bersama 3 menit
- Berdoa bersama - Berdoa
- Membaca Alkitab bersama
- Membaca
Apersepsi Alkitab 3 menit
pengasuh memberikan apersepsi tentang
Pengembangan ekonomi, budaya
1 menit
Pengasuh mengabsen remaja Sekaligus Menyimak
meminta Remaja menyampaikan Ayat apersepsi yang
Hafalan disampaikan
pengasuh
1. Pengasuh menyebutkan ayat firman
Tuhan yang menyebut tentang 3.Anak diminta
pengembangan ekonomi dan budaya Menjelaskan
dalam pembacaan Alkitab hari ini. contoh kearifan
2. pengasuh menjelaskan penefrtian ekonomi lokal
dan budaya dalam kekristenan 60 menit
3. pengasuh Menjelaskn tentang kearifan
lokal
Penutup 1. Pengasuh sekolah minggu Remaja Mencatat 15 menit
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan dengan Nilai yang deroleh
dari Sub Pokok Bahasan ini ( sesuai
dengan arahan pembimbing)
Remaja mencatat
2. Pengasuh memberikan ayat hafalan ayat hafalan.
(sesuai kesepekatan pembimbing)
Remaja menjawab
3. Pengasuh sekolah minggu pertanyaan
memberikan Evaluasi sesuai yang evaluasi ( tertulis/
tertera pada lembar evaluasi liusan)
Remaja
4. pengasuh menutup proses belajar melakukan sesuai
mengajar dengan mengajak bernanyi petunjuk
lagu”Tuhan, Karya-Mu sungguh
besar” dan doa yang dipimpin oleh
pengasuh.
Memberikan Persembahan Memberikan
Persembahan
Berdoa bersama diakhiri Doa “Bapa Kami” Berdoa
bersama
Menyanyi Lagu Penutup “Trang Kristen Bernyanyi
Kecil Kupunya.” bersama
Doa Berkat

VI. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian ekonomi dan budya dalam pandangsn Kristiani
2. Sebutkan dari mana asal masing-masing orang beserta kearifan lokal yang dimiliki
3. Jelaskan inti bacaan Imamat 25:11-27 berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan
budaya sesuai kearifan lokal

VII. DAFTAR PUSTAKA :


Alkitab dan buku Teologi

Anda mungkin juga menyukai