Anda di halaman 1dari 21

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN

NOMOR 398 TAHUN 2023


TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA KRISTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

Menimbang a bahwa untuk meningkatkan komunikasi, kinerja, kerja


sama penyuluh agama Kristen dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan nasional di bidang agama
yang berwawasan moderasi beragama, perlu
menetapkan kelompok kerja peny'uluh agama Kristen;
b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal tentang Petunjuk Teknis Kelompok
Kerja Penyrluh Agama Kristen;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
, Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2023 Tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 21);
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2027 tentang
Jabatan Fungsional Penyrrluh Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 208);
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 72 Tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
9ss);
5. Keputusan Menteri Agama Nomor 378 Tahun 2023
tentang Kelompok Kerja Peny'uluh Agama Kementerian
Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK


TEKNIS KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA KRISTEN.

KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Kelompok Kerja Penyr:luh


Agama Kristen sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
KEDUA Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan pedoman dalam pembentukan
Kelompok Kerja Penyrrluh Agama Kristen.

KETIGA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal l8 Oktober 2023

DERAL
YARAKAT KRISTEN,

r
TULUNG
il
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
NOMOR 398 TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KELOMPOK KERJA
PENYULUH AGAMA KRISTEN

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Salah satu upaya menunjang peningkatan kompetensi penyuluh
agama Kristen serta menjawab permasalahannya diperlukan suatu
wadah organisasi profesi. Wadah tersebut adalah Kelompok Kerja
Penyrrluh Agama Kristen yang selanjutnya disebut Pokjaluh Agama
Kristen. Pokjaluh Agama Kristen sebagai tempat untuk
mengimplementasikan kebijakan pemerintah tentang penyrrluh,
berkomunikasi, dan berkonsultasi sebagai sarana pengembangan
potensi diri. Semuanya ini bertujuan untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional di bidang agama yang berwawasan moderasi
beragama serta meningkatkan kompetensi Penyuluh Agama Kristen.
Oleh karena itu untuk dapat menjamin keteraturan dan ketertiban
pelaksanaan organisasi profesi tersebut, diperlukan petunjuk teknis
yang dapat menjadi pedoman dalam pembentukan dan pengelolaan
Pokjaluh Agama Kristen.

B Maksud dan Tujuan


1. Maksud dibuatnya Petunjuk Teknis Kelompok Kerja Penyrrluh
Agama Kristen ini untuk mengatur pembentukan, pengelolaan, dan
evaluasi Pokjaluh Agama Kristen guna meningkatkan kompetensi
Penlrrluh Agama Kristen.
2. T[juan dari Petunjuk Teknis ini adalah:
a. sebagai pedoman dalam pembentukan dan pengelolaan
Pokjaluh Agama Kristen; dan
b. sebagai upaya pengembangan kompetensi Penyrrluh Agama
Kristen dan membangun soliditas serta kerja sama di antara
Penyuluh Agama Kristen.

C Sasaran
1. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen;
2. Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi;
3. Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota;
4. Penyuluh Agama Kristen Pegawai Negeri Sipil;
5. Penyuluh Agama Kristen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja; dan
6. Penyuluh Agama Kristen Non-Pegawai Negeri Sipil.

D Asas
Pokjaluh Agama Kristen diselenggarakan berasaskan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Bhinneka T\rnggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
E Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan Petunjuk Teknis Kelompok Kerja
Penlrrluh Agama Kristen meliputi:
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembentukan Pokjaluh Agama Kristen
Bab III : Pengelolaan Pokjaluh Agama Kristen
Bab IV : Penutup

F Pengertian Umum
Dalam Keputusan ini yang dimaksud:
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah.
2. Jabatan Fungsional Penyrrluh Agama adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak penuh untuk melakukan bimbingan atau pen5mluhan agama
dan pengembangan bimbingan atau penlrrluhan keagamaan dan
pembangunan.
3. Anggota Pokjaluh Agama Kristen adalah Peny'uluh Agama Kristen
ASN dan Penyuluh Agama Kristen Non-PNS.

BAB II
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA
PENYULUH AGAMA KRISTEN

A Tahapan Pembentukan
Pokjaluh Agama Kristen dapat dibentuk pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan Kepengurusan Pokjaluh Agama Kristen;
2. Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) Pokjaluh Agama Kristen;
3. Penl'usunan Program Kerja Pokjaluh Agama Kristen;
4. Pengusulan terbentuknya Pokjaluh Agama Kristen:
Pengurus menyampaikan permohonan Penetapan Pokjaluh Agama
Kristen kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
untuk tingkat Provinsi dan Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota untuk tingkat Kabupaten/Kota dengan
melampirkan:
a. Kepengurusan;
b. AD/ART; dan
c. Program kerja.
5. Penetapan pengums Pokjaluh Agama Kristen melalui Surat
Keputusan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
provinsi untuk tingkat provinsi dan Kepala Kantor Kementerian
Agama kabupaten/ kota untuk tingkat kabupaten/ kota.

B Kepengurusan Pokjaluh Agama Kristen


I . Struktur
1) Penasihat
Penasihat adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
provinsi untuk tingkat provinsi dan Kepala Kantor
kementerian Agama kabupaten/kota untuk tingkat
kabuPaten/kota'
2) Pembina
Pembina adalah Kepala Bidang/Pembimbing Masyarakat
Kristen untuk tingkat provinsi dan Kepala
Seksi/Penyelenggara Kristen kabupaten/kota untuk tingkat
kabupaten/ kota.
3) Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Bidang-bidang
Penyuluh Agama Kristen yang ada di wilayah kerja tersebut
yang dipilih melalui pemilihan secara musyawarah mufakat.
4l Anggota
Penyuluh Agama Kristen yang ada di wilayah kerja tersebut.

2. Uraian T\rgas
1) Penasihat
a. membina, membimbing dan mengarahkan Pokjaluh
Agama Kristen.
b. memfasilitasi pelaksanaan program Pokjaluh Agama
Kristen sehingga dapat berlangsung dengan baik.
2) Pembina
a. mendampingi dan melakukan pengawasan pelaksanaan
kegiatan Pokjaluh Agama Kristen.
b. memberikan masukan untuk perbaikan dan
pengembangan Pokjaluh Agama Kristen.
3) Ketua
a. bertanggung jawab penuh atas berjalannya kegiatan di
dalam Kelompok Kerja Peny'uluh.
b. mengambil keputusan dan kebijakan baik dalam keadaan
biasa maupun dalam keadaan darurat.
c. mengadakan evaluasi secara menyeluruh kinerja
pengurus tiap bidang.
d. menandatangani surat keluar.
e. menerima laporan kegiatan dari bidang-bidang.
f. menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja
Pokjaluh Agama Kristen.
4l Sekretaris
a. membuat kop surat Pokjaluh Agama Kristen.
b. membantu ketua dalam bidang administrasi.
c. menginventarisasidataanggota.
d. membuat notulen rapat.
e. membuat laporan dan mendokumentasikan kegiatan.
f. menyiapkan surat-surat keluar dan ekspedisinya.
g. membuat dan menyrrsun agenda kegiatan pokjaluh
Agama Kristen.
h. membuat arsip Pokjaluh Agama Kristen, baik surat
masuk maupun surat keluar.
i. menyiapkan absensi atau daftar hadir dalam setiap
kegiatan.
j. mencatat setiap kegiatan yang telah dilaksanakan.
k. ikut mengontrol dan berkoordinasi dengan pihak-pihak
terkait sehubungan dengan persiapan-persiapan
pelaksanaan dalam setiap kegiatan.
l. membuat database penyuluh pNS, pppK dan Non pNS.
m. bertanggung jawab kepada Ketua pokjaluh Agama Kristen
atas setiap kegiatan kesekretariatan.
5) Bendahara
a. mengelolaadministrasi keuangan organisasi.
b. menyimpan keuangan organisasi.
c. mempertanggungjawabkan keuangan organisasi.
d. menginventarisasiasetorganisasi.
e. melakukan perencanaan pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian keuangan.
f. bersama dengan ketua mengusahakan terpenuhinya
kebutuhan anggaran belanja melalui penggalian sumber
dana.
g. memberikan laporan pertanggungjawaban keuangan.
h. bertanggung jawab kepada Ketua Pokjaluh Agama Kristen
atas setiap pengeluaran anggaran.
6) Bidang-Bidang
Pokjaluh Agama Kristen dapat membentuk bidang-bidang
kepengurusan sesuai dengan kebutuhan dan situasi setempat,
misalnya: Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Profesi
Peny'uluh, Bidang Hubungan Masyarakat (Humas), Bidang
Pemberdayaan Perempuan, atau Bidang Ibadah dan Sosial.
7l Anggota
a. berpartisipasi aktif dalam seluruh program.
b. memenuhi kewajiban dan menggunakan hak sesuai
AD/ART.
c. memilih pengurus berdasarkan AD/ART.
d. menjaga keutuhan Pokjaluh Agama Kristen.
Ketentuan Jabatan Pengurus
a. Periode jabatan pengurus selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih
kembali pada periode berikutnya;
b. Pengurus Pokjaluh Agama Kristen tidak dapat merangkap jabatan
kepengurusan baik di Pokjaluh Agama Kristen tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota.

Pengganti Antar Waktu


a. Dalam hal Pengurus Pokjaluh Agama Kristen berhalangan tetap
dapat digantikan dengan anggota dari unsur yang sama;
b. Anggota pengganti sebegaimana dimaksud dalam huruf a diusulkan
secara musyawarah mufakat.

C. Program Kerja
Program Penlrrluh Agama berpedoman pada 4 (empat) kompetensi
jabatan-fungsional penyuluh yaitu kompetensi ilmu agama, kompetensi
komunikasi, kompetensi sosial, dan kompetensi moral.

PENGELoLAAN KELoMPo K,Bf;,X!"^,ULUH AGAMA KRI STEN


A Perencanaan Program
Perencanaan Pokjaluh Agama Kristen meliputi penJrusunan:
1. Visi;
2. Misi;
3. T\rjuan;
4. Rencana Kerja; dan
5. AD/ART sebagaimana tercantum pada Format 1 dan Format 2.
B Pelaksanaan Program
Pengurus dan anggota Pokjaluh Agama Kristen melaksanakan program
dengan mengacu pada rencana kerja yang telah disusun.

C Pendanaan
Pendanaan Pokjaluh Agama Kristen dapat bersumber dari:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
2. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

D Pelaporan
1 Petugas pemantauan dan evaluasi membuat laporan tertulis
kepada pejabat yang berwenang;
2. Petugas pemantauan dari evaluasi membuat laporan
sebagaimana tercantum pada Format 3;
3. Hasil laporan pemantauan dan evaluasi menjadi bahan
pengembangan program lebih lanjut terhadap Pokjaluh Agama
Kristen.

E Pemantauan dan Evaluasi


1 . Direktorat Jenderal Bimbingan Masayarkat Kristen dan kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi/ kepala Kantor
Kementerian Agama kabupaten/kota melaksanakan pemantauan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pokjaluh Agama Kristen.
2. Pemantauan dan evaluasi terkait Pokjaluh Agama Kristen
didasarkan pada Format 3.
3. Pemantauan dan eva-luasi dilaksanakan berdasarkan laporan
pengurus secara berjenjang sebagai berikut:
a. Pemantauan dan evaluasi pada tingkat kabupaten/kota
dilaksanakan oleh Pejabat Bimbingan Masyarakat Kristen
kabupaten/ kota berdasarkan laporan masing-masing
pengurus Pokjaluh Agama Kristen.
b. pemantauan dan evaluasi pada tingkat provinsi dilaksanakan
oleh Kepala Bidang/ Pembimbing Masyarakat Kristen
berdasarkan laporan Pejabat Bimbingan Masyarakat Kristen
tingkat kabupaten/ kota.
c. Pemantauan dan evaluasi pada tingkat nasional dilaksanakan
oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kristen
berdasarkan laporan dari Kepala Bidang/pembimbing
Masyarakat Kristen tingkat provinsi.
BAB IV
PENUTUP

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini akan diatur
dalam AD/ART Pokjaluh Agama Kristen.
2. Petunjuk Teknis ini menjadi dasar pelaksanaan Pokjaluh Agama
Kristen.

ERAL
YARAKAT KRISTEN,

TULUNG
fi/
Format 1
Contoh Anggaran Dasar Pokjaluh Agama Kristen

ANGGARAN DASAR
KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA KRISTEN TAHUN ...

MUKADIMAH

Bahwa Penl'uluh Agama Kristen merupakan "ujung tombak" Kementerian


Agama, lebih khusus program Direktorat Urusan Agama Kristen yang
membidangi peny'uluhan Agama Kristen. Penyuluh Agama Kristen diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan atau penyrrluhan agama
dan pembangunan melalui bahasa agama.
Maka kami para Penyuluh Agama Kristen yang berhimpun dalam satu wadah
organisasi POKJALUH Agama Kristen Provinsi/ Kabupaten/ Kota ... dengan
ANGGARAN DASAR sebagai berikut:

BAB I
NAMA, DASAR PENDIRIAN, WAKTU, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama

Organisasi profesi ini diberi nama Kelompok Kerja Penyrrluh Agama Kristen
Provinsi/ Kabupaten/ Kota ... dan selanjutnya disingkat POKJALUH Agama
Kristen Provinsi/ Kabupaten/ Kota . .. .

Pasal 2
Dasar Pendirian

POKJALUH Agama Kristen Provinsi/ Kabupaten/ Kota didirikan berdasarkan


Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama provinsi/Kabupaten/Kota dan
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kriiten i\o-o. . ..
tentang... tanggal ...

Pasal 3
Waktu
POKJALUH Agama Kristen provinsi/ Kabupaten/ Kota ... didirikan di ... pada
tanggal ..., serta didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pasal 4
Kedudukan
POKJALUH Agama Kristen provinsi/ Kabupaten/ Kota ... berkedudukan
di ...
BAB II
ASAS, SIFAT, DAN PRINSIP

Pasal 5
Asas
POKJALUH Agama Kristen provinsi/Kabupaten/Kota berasaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republl Indonesia Tah"" is+s
dan ajaran Agama Kristen.
Pasal 6
Sifat

POKJALUH Agama Kristen Provinsi/ Kabupaten/ Kota merupakan


organisasi yang bersifat kekeluargaan dan non-politik.

Pasal 7
Prinsip

POKJALUH Agama Kristen Provinsi/ Kabupaten/ Kota .., menganut prinsip


partisipatif, transparansi, soiidaritas, efisiensi, efektifitas, demokratis, dan
akuntabilitas.

BAB III
TUJUAN, PROGRAM KERJA, DAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Pasal 8
Tujuan
Pokjaluh Agama Kristen bertujuan untuk tercapainya tujuan organisasi dan
tujuan pembinaan, pengembangan, dan profesionalisme Penyuluh Agama
Kristen dalam hal:
a. mengimplementasikan kebijakan pemerintah tentang peny'uluh;
b. merealisasikan visi misi Kementerian Agama;
c. saling berbagi informasi, berkomunikasi, dan berkonsultasi;
d. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi penyuluh; dan
e. sebagai sarana pengembangan potensi diri antar penyuluh.
Pasal 9
Program Kerja

(1) Program kerja POKJALUH Agama Kristen terdiri dari: Program Umum,
Program Utama, dan Program Penunjang.
a. Program Umum diarahkan pada kebijakan-kebijakan
kepenlrrluhan di tingkat daerah sampai pusat, misalnya kegiatan
diseminasi tentang kebijakan terkait dengan pengembangan
profesionalisme penyrrluh.
b. Program Utama diarahkan pada peningkatan kua,litas kompetensi
dan profesionalisme Penyrrluh Agama Kristen. Program utama
dapat dikelompokkan ke dalam program rutin dan program
pengembangan.
1. Program rutin adalah Program yang menyangkut
keberlangsungan POKJALUH Agama Kristen dengan
melaksanakan kegiatan, antara lain: membuat perencanaan,
membuat proyeksi kegiatan bimbingan atau penyuluhan,
membuat rapat rutin, dan/atau membuat perencanaan
pendanaan.
2. Program pengembangan keprofesian berkelanjutan diarahkan
untuk membuat sejumlah kegiatan-kegiatan dalam rangka
penguatan profesi seorang penyuluh, antara lain: bimbingan
teknis penlusunan program kerja, bimbingan teknis
pen)'usunan materi penyuluhan, penulisan karya ilmiah,
dan/atau bimbingan teknis pengembangan teknologi informasi
komputer.
c. Program Penunjang pada penambahan wawasan dan keterampilan
anggota dengan materi-materi yang bersifat penunjang tugas pokok
peny'uluh, antara lann: tuorkshop jurnalistik, pelatihan bahasa
asing, pelatihat public speaking, pelatihan penggunaan Microsoft
Office, mengikuti seminar nasional dan internasional.
(21 Penyrrsunan Program Kerja Pokjaluh Agama Kristen disusun sekurang-
kurangnya sekali dalam satu periode kepengurusan.
a. dalam penyusunan program kerja perlu dibentuk Panitia;
b. program kerja dipotuskan dalam sebuah rapat kerja pengurus
lengkap; dan
c. program kerja dibuat dan disiapkan oleh bidang bidang.
(3) Hasil penyusunan program kerja dibuat dalam sebuah Keputusan.
(41 Hasil penyrrsun program kerja disampaikan kepada Kepala Wilayah
Kementerian Agama provinsi, Kantor Kementerian Agama
kabupaten/kota dengan tembusan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 10
Struktur Organisasi
(1) Struktur organisasi POKJALUH Agama Kristen Provinsi/Kabupaten/
Kota...terdiri dari:
a. Penasihat;
b. Pembina;
c. Ketua;
d. Sekretaris;
e. Bendahara;
f. Bidang-bidangkepengurusan;dan
g. Anggota.
(21 Penasihat adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen,
Kepala Wilayah Kementerian Agama provinsi, dan Kantor Kementerian
Agama kabupaten/ kota.
(3) Pembina adalah jabatan struktural (seperti: Kepala Bidang/pembimbing
Masyarakat Kristen dan Kepala Seksi di Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi, serta Kementerian Agama kabupaten/kota.

BAB V
KEPENGURUSAN

Pasal 1l
(l) Periode jabatan pengurus adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali
pada periode berikutnya.
(2) Pengurus dipilih langsung oleh anggota.
(3) Tata cara pemilihan pengurlls diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
(ARr).

BAB VI
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Keanggotaan

Anggota_POKJALUH Agama Kristen provinsi/ Kabupaten/ Kota ... adalah


ylu3h. Pen5mluh Agama Kristen ASN dan peny'uluh Agama'Kriste" ivo*pNs
Provinsi/ Kabupaten / Kota.
BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 13
Musyawarah

Musyawarah terdiri dari:


a. Musyawarah 3 (tiga) tahunan berisi:
1. pertanggungiawaban pengurus;
2. mengubah AD/ART;
3. pemilihan pengurus.
b. Musyawarah tahunan berisi:
1. evaluasi pelaksanaan program kerja selama I (satu) tahun;
2. perencanaan tindak lanjuthasil evaluasi untuk
pengembangan program kerja.
c. Musyawarah dihadiri oleh Pembina, Pengurus, dan Anggota Pokjaluh
Agama Kristen.
d. Hasil musyawarah dilaporkan kepada Penasihat.

Pasal 14
Rapat

Rapat dilaksanakan oleh Pengurus Pokjaluh Agama Kristen


Provinsi/ Kabupaten / Kota....
Rapat terbagi menjadi:
a. Rapat rutin dilaksanakan sesuai dengan yang diprogramkan;
b. Rapat kerja dilaksanakan untuk membahas dan mengevaluasi program
kerja Pokjaluh Agama Kristen Provinsi/ Kabupaten/ Kota; dan
c. Rapat insidental dilaksanakan bila diperlukan.
BAB VIII
PENDANAAN

Pasal 15
Pendanaan dan Pertanggungjawaban

(1) Pendanaan bersumber dari:


a. Iuran wajib anggota;
b. Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah; dan/atau
c. Sumbangan, hibah dan bantuan yang tidak mengikat.
(21 Pengelolaan pendanaan memegang prinsip pada akuntabilitas,
transparansi, efisiensi, dan efektivitas.

BAB IX
LOGO

Pasal 16
Logo

Logo POKJALUH Agama Kristen Provinsi/ Kabupaten/Kota ... diatur dalam


Anggaran Rumah Tangga POKJALUH Agama Kristen Provinsi/ Kabupaten/
Kota.
BAB X
MEKANISME PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, TATA TERTIB
PERSIDANGAN, DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 17
Mekanisme Perubahan Anggaran Dasar

(1) Musyawarah perubahan Anggaran Dasar dihadiri paling sedikit dua


pertiga anggota.
(21 Pengambilan keputusan perubahan Anggaran Dasar didasarkan secara
musyawarah untuk mufakat.
(3) Apabila tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui
pemungutan suara dan sah apabila disetujui oleh suara terbanyak.

Pasal 18
Tata Tertib

Tata tertib persidangan ditetapkan pengurus dan disahkan dalam


musyarawarah POKJALUH Agama Kristen.

BAB X
EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 19
(1) Untuk menjamin mutu POKJALUH Agama Kristen perlu dilaksanakan
evaluasi yang bertujuan untuk melihat kesesuaian antara standar
dengan pemenuhannya.
(21 Pelaksanaan evaluasi POKJALUH Agama Kristen meliputi program kerja
dan pelaporan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
(3) Laporan pelaksanaan program kerja meliputi kegiatan dan administrasi
yang disampaikan oleh Ketua POKJALUH Agama Kristen kepada Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi atau Kepala Kantor
Kementerian Agama kabupaten / kota.
(4) Penyampaian laporan hasil evaluasi dari Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Kristen.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 20
(1) Anggaran Dasar ini ditetapkan pada musyawarah pOKJALUH Agama
Kristen Provinsi/ Kabupaten/ Kota ... di ... tanggal ...
(21 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
(3) Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ...
pada tanggal ...

MUSYAWARAH POKJALUH AGAMA KRISTEN


PROVINSI/ KABUPATEN / KOTA
TAHUN

Pimpinan Musyawarah Sekretaris

(
(

Mengetahui,
KaKanwil/ KaKanKemenag

NIP
Format 2
Contoh Anggaran Rumah Tangga (ART) Pokjaluh Agama Kristen

ANGGARAN RUMAH TANGGA


KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA KRISTEN
TAHUN....

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Anggaran Rumah Tangga ini, yang dimaksud dengan:
a. Kelompok Kerja Penyuluh Agama Kristen selanjutnya disingkat Pokjaluh
Agama Kristen adalah suatu wadah pengembangan dan kerjasama yang
terdiri dari Penyuluh Agama Kristen Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat Penyuluh Agama Kristen PNS dan Penyuluh
Agama Kristen Non-PNS yang selanjutnya berkedudukan di provinsi/
kabupaten/ kota.
b. Pengurus Pokjaluh Agama Kristen terdiri dari Penasihat, Pembina,
Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bidang-bidang, dan anggota.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 2
a. Penyuluh Agama Kristen PNS dan Penl'uluh Agama Kristen Non PNS
wajib menjadi anggota Pokjaluh Agama Kristen.
b. Setiap anggota berhak mengajukan usul, saran dan masuk yang
konkret dan konstruktif kepada pengurus guna kelancaran pelaksanaan
program kerja.
c. Setiap anggota wajib mematuhi segala peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
d. Berpartisipasi aktif dalam seluruh program kerja.

Pasal 3
Keanggotaan POKJALUH Agama Kristen berakhir apabila:
a. meninggal dunia;
b. melanggar hukum dan ketentuan yang berlaku;
c. tidak lagi ditetapkan sebagai penyuluh;
d. alih fungsi/alih tugas lain; dan/atau
e. purnabakti.

BAB III
PENGURUS

Pasal 4
Pengurus POKJALUH Agama Kristen meliputi:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Bidang-bidangkepengurusan
Pasal 5
a. Ketua
1. Bertanggung jawab penuh atas terlaksananya kegiatan di dalam
POKJALUH Agama Kristen, dimana dalam rnenjalankan seluruh
program-programnya dibantu bersama-sama oleh seluruh
pengurus.
2. Mengambil keputusan dan kebijakan baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan darurat.
3. Mengadakan evaluasi secara menyeluruh kinerja pengurus tiap
bidang.
4. Menandatangani surat keluar.
5. Menerima laporan kegiatan dari bidang-bidang.
6. Untuk kelancaran kerjanya, ketua dibantu oleh Sekretaris dan
Bendahara serta pengurus bidang-bidang.

b Sekretaris
1. Membantu ketua dalam bidang administrasi.
2. Menginventarisasi data aoggota.
3. Membuat notulen rapat.
4. Membuat laporan dan mendokumentasikan kegiatan.
5. Menyiapkan surat-surat keluar dan ekspedisinya.
6. Membuat dan menyusun agenda kegiatan Pokjaluh.
7. Membuat arsip Pokjaluh, baik surat masuk maupun surat keluar.
8. Menyiapkan absensi atau daftar hadir dalam setiap kegiatan.
9. Mencatat setiap kegiatan yang telah diiaksanakan.
10. Ikut mengontrol dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait
sehubungan dengan persiapan-persiapan pelaksanaan dalam
setiap kegiatan, termasuk properti yang diperlukan.
1 1. Membuat database penyuluh PNS dan Non PNS.
12. Bertanggung jawab kepada Ketua Pokjaluh atas setiap kegiatan
kesekretariatan.

c Bendahara
l. Mengelolaadministrasikeuangan organisasi.
2. Menyimpan dana organisasi.
3. Mempertanggungjawabkan keuangan organisasi.
4. Menginventarisirasetorganisasi.
5. Melakukan perencanaan pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian keuangan.
6. Bersama dengan ketua mengusahakan terpenuhinya kebutuhan
anggaran belanja melalui penggalian sumber dana dan tidak
mengikat.
7. Memberikan laporan pertanggungiawaban keuangan.
8. Bertanggung jawab kepada Ketua Pokjaluh atas setiap anggaran
kegiatan.

d Bidang-Bidang
Sebagai contoh:
1. Bidang Peningkatan SDM Profesi Penyrrluh
a) Mempersiapkan SDM Penyuluh yang profesional.
b) Mengoordinasikan pelaksanaan bimbingan dan penlrrluhan.
c) Mengintegrasikan materi bimbingan dan peny,uluhan.
d) Meningkatkan potensi dan integritas penyrrluh dan
kepenyrrluhan.
e) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam
pelatihan profesi dan penunjang profesi.
f) Peningkatan dan pemantapan wawasan, pengetahuan, sikap,
nilai, dan keterainpilan yang sesuai dengan profesi dan
bermartabat dalain pelaksanam tugas.
2 Bidang Hubungan Masyarakat (Humas)
a) Meningkatkan koordinasi internal, lembaga-lembaga
keagamaan dan ormas-ormas Kristen.
b) Melakukan kegiatan kerjasama sektoral dan lintas sektoral
dalam pembinaan dan penyrrluhan.
c) Mengupayakan sumber dana lewat Daftar lsian Pelaksanaan
Anggaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen,
iuran anggota, dan donatur yang tidak mengikat.
d) Mendirikan badan-badan usaha yang mendukung kegiatan
bimbingan dan penyuluhan.
e) Kerja sama dengan badan-badan usaha yang lainnya.
Bidang Pemberdayaan Perempuan
a) Meningkatkan koordinasi internal dengan Wanita Kristen
Republik lndonesia (WKRI).
b) Melakukan kegiatan kerja sama sektoral dan lintas sektoral
dalam pemberdayaan perempuan Kristen.
c) Peningkatan dan pengembangan potensi perempuan Kristen.
d) Melaksanakan orientasi dan pengkaderan kelompok-kelompok
Perempuan Kristen.
e) Peningkatan potensi penyuluh dalam bidang keterampilan.
4 Bidang Ibadah dan Sosial
a) Mengefektifkan siaran mimbar agama Kristen.
b) Mempublikasikan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
c) Melakukandokumentasikegiatan.
d) Mengadakan bimbingan kolektif pada kelompok khusus'
e) Menggalang dana sosial bagi anggota yang membutuhkan'
f) Melaksanakan bakti sosial dan peduli lingkungan.
$ Melaksanakan kajian rutin keagamaan.
h) Membuat buletin bulanan, materi khotbah den kumpulan
materi bimbingan.
i) Kajian khusus masa pra Paskah, masa Paskah, Masa Adven,
dan Masa Natal.
j) Mempublikasikaninformasikeagamaan.
k) Melakukan usaha dan kegiatan dalam peningkatan
kompetensi Penyuluh.

e. Anggota
1. Berpartisipasi aktif dalam seluruh program.
2. Memenuhi kewajiban dan menggunakan hak sesuai AD/ ART.
3. Memilih Pengurus berdasarkan AD/ART.

o""**J;;;t"u.nsurus
(1) Apabila seorang anggota pengums berhenti sebelum berakhir masa
jabatannya, maka rapat pengurus harian dapat menunjuk seorang
feny'utuh Agama Kristen sesuai tingkatannya sebagai pengganti'
(2t fenggantiari dan penunjukkan tersebut harus mendapat persetujuan
pengurus harian serta disahkan dalam rapat anggota'
(3) ienggantian pengurus juga dimaksudkan, apabila seorang anggota
p..rfr.,r" -"t l.tggrt dunia-, berhenti tugas, alih fungsi/alih tugas lain'
dan / atau mengundurkan diri.
Pasal 7
Pemilihan Pengurus

1) Pengurus dipilih oleh anggota dalam sidang pleno.


2l Nama-nama calon pengurus diajukan oleh anggota dalam rapat anggota
dan/atau dalam kegiatan rapat kerja pengurus.
3) Pemilihan pengurus dilakukan dengan musyawarah dan mufakat.
4l Setiap rapat anggota dan/atau rapat kerja pengurus memilih calon
secara tertulis, langsung, umum, dan bebas dan rahasia.

Pasal 8
Syarat-Syarat Pengurus

(1) Berkepribadian baik.


(2t Sehat jastnani dan rohani.
(3) Mengayomi, komunikatif, dan melayani.
(4) Terlibat aktif dalam berbagai kegiatan POKJALUH Agama Kristen.
(s) Batasan usia untuk jabatan Ketua paling tinggi 57 (lima puluh tujuh)
tahun.
(6) Pengurus tidak diperbolehkan rangkap jabatan.

BAB IV
MASA KERJA

Pasal 9
Masa Kerja Pengurus

(1) Masa kerja pengurus selama 3 (tiga) tahun.


(2) Apabila pengurus dinilai tidak cakap/tidak aktif dalam pelaksanaan
tugas, maka dalam musyawarah dapat memberhentikan pengurus
tersebut dan digantikan dengan pengurus yang baru.
(3) Pengurus dapat dipilih kembali pada periode berikutnya.

BAB V
RAPAT

Pasal 10
(1) Rapat rutin paling sedikit dilaksanakan 1 (satu) kali dalam sebulan.
(2t Rapat kerja dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun.
(3) Rapat insidental dilaksanakan bila perlukan.

BAB VI
PROGRAM KERJA PENGURUS

Pasal 11
Program Kerja Pengurus

Pengurus menlusun program kerja selama kepengurusannya, yang


bahannya diperoleh dari hasil rapat kerja pengurus dan anggota. Program
kerja, meliputi:
a. Bidang Administrasi, terdiri atas:
1. rnempersiapkan segala konsep ragam dan jenis kegiatan;
2. mempersiapkan segala jenis persuratan dan melakukan notulensi
dan segala jenis kegiatan;
3. pembenahan Sekretariat POKJALUH Agama Kristen;
4. penyediaan buku agenda surat menyurat;
5. penyediaan buku notulen rapat;
6. pengadaan stempel/cap, Kop Surat, dan l,ogo POKJALUH Agama
Kristen;
7. penyediaan buku kas keuangan;
8. pembuatan laporan hasil kegiatan dan atau hasil rapat; dan
9. pengusulan SK Pengurus POKJALUH Agama Kristen, Sertilikat/
Piagam bagi anggota dan pengurus yang berprestasi dalam bidang
penyuluhan.
b Bidang Organisasi, terdiri atas:
1. mempersiapkan pembentukan pengurus dan pelaksanaan rapat
anggota;
2. melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Pembina POWALUH
Agama Kristen secara periodik;
3. mengidentifikasi segala permasalahan krusial yang terkait dengan
pelaksanaan bimbingan dan peny'r.rluhan di wilayah sasaran dan
kelompok binaan;
4. melakukan kajian dan konsultasi terhadap segala bentuk kebijakan
Pemerintah dan masalah-masalah krusial yang dihadapi Penyuluh
Agama Kristen di tempat tugas dengan berbagai pihak terkait; dan
5. pen1rusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART), dan program kerja.
C Bidang Bimbingan dan Penyuluhan, terdiri atas:
1. Pendalaman dan pengkajian tentang materi bimbingan dan
peny'uluhan;
2. Implementasi semangat "KEMENTERIAN AGAMA BARU" dalam
bimbingan dan penyuluhan, yaitu manajemen pelayanan dan tata
kelola birokrasi yang harus semakin baik, penguatan moderasi
beragama, dan mengokohkan persaudaraan;
3. Mengupayakan ketersediaan buku pendukung pelaksanaan
4. bimbingan dan penyuluhan; dan
5. Penggunaan media bimbingan dan penyuluhan berbasis informasi
teknologi.
d Bidang Hubungan Masyarakat, terdiri atas:
1. mengadakan hubungan dan kerjasama dengan stakelaldeq
2. mengadakan acara Paskah, Natal bersama, retret, dan wisata religi;
3. membahas dan mengusulkan kesejahteraan Penyrrluh Agama
Kristen Non-PNS;
4. mengusulkan pengums dan anggota POKJALUH Agama Kristen
terlibat dalam organisasi (mis. Wanita Kristen Indooesia (WKRI),
Perhimpunan Mahasiswa Kristen Repoblik lndonesia (PMKRI),
Ikatan Sarjana Kristen (ISKA), dan lain-lain;
5. mengadakan pembinaan, u.torkshop, loka karya, seminar,
simposium, sosialisasi, semi loka, atau loka karya terkait
pengembangan program bimbingan dan penyuluhan;
6. mengisi mimbar agama Kristen, renungan mingguan/bulanan,
kegiatan keagamaan Kristen, seni budaya bernuansa Agama Kristen
dan pelaksanaan pemilihan Penyrluh Agama Kristen Teladan pada
media cetak maupun elektronik, seperti Radio, TV, koran majalah,
buletin, dan media lainnya;
7. membantu anggota masyarakat yang terkena musibah dan bencana
alam, fakir miskin, anak yatim, dan lain-lain;
e Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri atas:
l. merespon dan memberikan pandangan kritis terhadap berbagai isu-
isu yang berkembang terkait masalah-masalah keagamaan dalam
pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan;
2. memberikan masukan yang konstruktif terhadap rancangan
BAB IX
PENUTUP

Pasal 15
Anggaran Rumah Tangga ini dirumuskan bersama dengan Anggaran Dasar.

Ditetapkan di
pada tanggal
POKJALUH Agama Kristen

Mengetahui, POKJALUH Agama Kristen


KaKanwil / KaKankemenag Ketua

NIP NIP
Format 3

LAPORAN EVALUASI KEGIATAN KELOMPOK KERJA


PENYULUH AGAMA KRISTEN PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
TAHUN...

I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan T\rjuan
c. T\rgas dan fungsi POKJALUH
II. Pelaksanaan Kegiatan Pokjaloh
a. Program Umum
b. Program Utama
c. Program Penunjang
III. Evaluasi
a. Hambatan dan kendala
b. Saran
IV. Penutup

Mengetahui,
KaKanwil/ KaKakemenag Evaluator

NIP ............................. NIP ..............................

Anda mungkin juga menyukai