Anda di halaman 1dari 15

AMSAL 2:1-21

“FAEDAH DARIPADA MENUNTUT HIKMAT”

I. CLOSE READING
II. RINGKASAN ISI

Perikop ini berisi pengajaran hikmat tentang kondisi yang dibutuhkan para murid
untuk mendapatkan manfaat hikmat. Ada dua kondisi yang dikemukakan, yang pertama pada
ayat 1, kedua pada ayat 2-4. Sedangkan manfaat yang dijanjikan ada empat, yang pertama
pada ayat 5-11, kedua pada ayat 12-15, ketiga pada ayat 18-19, terakhir pada ayat 20-22.

III. PERBANDINGAN TEKS

Ayat TB BIS NRSV


1 Hai anakku, jikalau engkau Terimalah ajaran-ajaranku, My son, if you receive my
anakku, dan ingatlah selalu
menerima perkataanku dan words and treasure up my
akan nasihat-nasihatku
menyimpan perintahku di kepadamu. commandments with you,
dalam hatimu,
2 sehingga telingamu Perhatikanlah apa yang making your ear attentive to
bijaksana dan berusahalah
memperhatikan hikmat, dan wisdom and inclining your
memahaminya.
engkau mencenderungkan heart to understanding;
hatimu kepada kepandaian,
3 ya, jikalau engkau berseru Ya, anakku, berusahalah untuk yes, if you cry out for
insight and raise your voice
kepada pengertian, dan mempunyai pikiran yang tajam
for understanding,
menujukan suaramu kepada dan mintalah pengertian.
kepandaian,
17 yang meninggalkan teman Wanita itu tidak setia kepada who forsakes the companion
suaminya dan telah melupakan of her youth and forgets the
hidup masa mudanya dan
janjinya kepada Allah. covenant of her God;
melupakan perjanjian
Allahnya;
18 sesungguhnya rumahnya Kalau engkau ke rumahnya for her house sinks down to
berarti engkau menuju
hilang tenggelam ke dalam death, and her paths to the
kematian. Pergi ke sana sama
maut, jalannya menuju ke saja dengan pergi ke dunia shades;
orang mati.
arwah-arwah.

Page | 1
21 Karena orang jujurlah akan Sebab, orang yang hidup For the upright will inhabit
menurut kemauan Allah, yaitu the land, and men of
mendiami tanah, dan orang
orang yang tulus hatinya, integrity will remain in it;
yang tak bercelalah yang merekalah yang akan tinggal
di negeri yang dijanjikan oleh
akan tetap tinggal di situ,
TUHAN.

22 tetapi orang fasik akan Tetapi orang jahat dan berdosa but the wicked will be cut
akan dilempar keluar oleh off from the land, and the
dipunahkan dari tanah itu,
Allah dari negeri itu, seperti treacherous will be rooted
dan pengkhianat akan rumput dicabut dari tanah. out of it.
dibuang dari situ.

HEBREW

‫ֹותי ִתצְ ֹּ֥פן ִא ָּֽתְך ׃‬


ַ֗ ְ‫ם־ת ַּ֣קח אֲמ ָ֑רי וּ֝ ִמצ‬
ִ ‫ ְּ֭ ְבנִ י ִא‬1
‫ לְ הקְ ִ ַּ֣שיב ָּֽלחכְ ַּ֣מה אז ְָ֑נֶ֑ך ת ֹּ֥טה לִּ֝ בְ ַָ֗֗ך ל ְתבונָּֽה ׃‬2
‫ולך ׃‬
ָּֽ ‫בונה ִת ֹּ֥תן ק‬
ַ֗ ‫ ִ ִּ֤כי ִ ַּ֣אם לבִ ינַּ֣ה ִתקְ ָ֑רא ּ֝ל ְת‬3
‫ַּ֣יה ש ָּֽכחה׃‬
ָ֗ ‫עוריהָ֗ וְ את־בְ ִ ִ֖רית אֱֹלה‬
ָ֑ ְ‫ ְּ֭העזבָ֗ת אלַּ֣ וף נ‬17
‫ֹלתיה׃‬
ָּֽ ְ‫ל־רפ ִַ֗אים מעְ ג‬
ְּ֝ ‫יתּה וְ א‬
ָ֑ ‫ל־מות ב‬
ַּ֣ ‫ ִ ִּ֤כָ֗י ַּ֣שחה א‬18
‫ימים יִ ו ְֹּ֥תרו ָּֽבּה ׃‬
ִַ֗ ‫נו־ארץ וּ֝ ְת ִמ‬
ָ֑ ְ‫ ִ ָּֽכי־יְ ש ִרָֹּ֥֗ים יִ ְשכ‬21
‫ וְּ֭ ְרשָ֗עִ ים מ ַּ֣ארץ יִ כ ָ֑רתו וּ֝ בוגְ ִַ֗דים יִ ְס ֹּ֥חו ִמ ָּֽמנה׃ פ‬22

IV. LATAR BELAKANG


Latar Belakang Umum

a) Nama kitab : Amsal. Suatu kumpulan ucapan-ucapan ringkas dan nasihat perilaku
untuk pendidikan orang muda. Kitab Amsal ini dituliskan dalam bentuk puisi, artinya
dengan susunan teratur. Kebijaksanaan Ibrani, dituangkan dalam ketangkasan praktis,
pengetahuan bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan seseorang dan mengenai
tujuan hidup. Oleh karena itu, hikmat kebijaksanaan ini terwujud sebagai suatu sifat

Page | 2
Allah (Ams. 8:22) dan akhirnya pengertian ini tersedia untuk digunakan Gereja yang
bergumul dengan Kristologi (Kol. 2:3).1
Kitab Amsal merupakan kitab hikmat yang utama dalam Perjanjian Lama, yang
berbentuk sebagai gabungan dari berbagai tulisan, terutama nasehat-nasehat praktis
dalamָ֗ bentukָ֗ “amsal”.ָ֗ Istilahָ֗ “amsal”ָ֗ (Bahasaָ֗ Ibrani:ָ֗ Masyal) mempunyai
pengertian yang luas dan mencakup pepatah, peribahasa, perumpamaan, sindiran,
teka-teki2, perkataan berhikmat, ejek-ejekan, dan lain-lain. Nama Indonesia kitab
Amsal menggunakan kata Arab amsal yang seasal dengan kata Ibrani masyal.3Amsal
memperoleh namanya dari isinya, yaitu pepatah atau peribahasa yang menyampaikan
kebenaran dengan cara ringkas dan tajam. Nama ini berasal dari fakta bahwa tulisan
ini adalah ringkasan pengajaran moral dan spiritual yang dirancang untuk
memungkinkan seseorang dapat hidup bijaksana.4
b) Penulis : dalam Kitabָ֗ Suciָ֗ orangָ֗ Yahudi,ָ֗ kitabָ֗ iniָ֗ diberiָ֗ judulָ֗ “Amsalָ֗
Salomo,ָ֗ anakָ֗ Daud”.ָ֗ Namunָ֗ demikian,ָ֗ kitabָ֗ iniָ֗ jugaָ֗ mengandugָ֗ beberapaָ֗ bagianָ֗
tulisan orang lain:
1. Salomo disebutkan sebagai penulis bagian fas. 10:1-22:16, dan juga fas. 25-29.
2. Orang-orang bijak Amsal 22:17 dan 24:23. Ada kemungkinan bahwa Amsal 1-9
juga berasala dari orang-orang itu, sebab bagian itu menguraikan tujuan da nisi
nasehat orang bijak. Kemungkinan amsal-amsal ini akhirnya dikumpulkan oleh
Salomo, yang kemudian ditambahnya sendiri dengan amsal yang cukup banyak
jumlahnya.
3. Pegawai-pegawai Hizkia fas. 25-29. II Taw. 29:25-30 dicatat bahwa raja Hizkia
memulihkan pelayanan Bait Suci, termasuk alat-alat musik Daud, dan puji-pujian
Daud dan Asaf. Barangkali akibat tambahan daripada reformasi Hizkia itu adalah
perhatian baru terhadap hikmat klasik yang dikarang oleh Salomo.
4. Agur,ָ֗ anakָ֗ Yakeָ֗ (Amsalָ֗ 30),ָ֗ yangָ֗ rupanyaָ֗ berasalָ֗ dariָ֗ “masa”ָ֗ (sebenarnyaָ֗
keteranganָ֗ ituָ֗ belumָ֗ pasti,ָ֗ olehָ֗ karenaָ֗ kataָ֗ Ibraniָ֗ yangָ֗ diterjemahkanָ֗ “masa”ָ֗
jugaָ֗ dapatָ֗ diterjemahkanָ֗ “ramalan”).ָ֗ Masaָ֗ adalahָ֗ sebuahָ֗ sukuָ֗ orangָ֗ Arab,ָ֗
keturunan Abraham melaluui Ismael (Kej. 25:12-14), dan memang suku-suku
Timur itu terkenal dalam hal hikmat (I Raja-raja 4:30).
5. Raja Lemuel Amsal 31:1-9, mungkin juga berasal dari Masa
1
W. R. F. Browning., Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 20
2
David L. Baker., Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 92
3
Dr. Wim van der Weiden, MSF., Seni Hidup (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 47
4
Jeane Ch. Obadja., Survei Ringkas Perjanjian Lama (Surabaya: Momentum, 2014), 95

Page | 3
6. Bagian terakhir Amsal 31:10-31) yang merupakan sebuah lampiran kitab Amsal,
yang tidak menyebutkan penulisnya.5
c) Waktu dan tempat penulisan : urutan yang berlainan dari koleksi atau bagian di atas
menguatkan dugaan bahwa kitab Amsal disusun secara berangsung-angsur dan baru
lama kemudian menerima bentuknya yang definitive. Dalam pembahasan yang
berikut akan diperbincangkan terlebih dahulu bagian-bagian yang lebih tua (Ams. 10-
31, terutama 10-:1-22:16, dan 25-29) untuk kemudian melihat bagian yang paling
mutakhir (Ams. 1-9). Kitab Amsal tidak disusun sekaligus oleh seseorang atau
sekelompok orang, melainkan sedikit demi sedikit tumbuh sebagai hasil dari
penggabungan sejumlah kumpulan Amsal kecil. Penggabungan iru pun tidak terjadi
pada satu saat saja melainkan pada periode yang berbeda.6 Namun barangkali
sebagian besar pekerjaan itu dilaksanakan pada zaman pemerintahan Salomo. Tetapi
jelas juga bahwa terwujudnya kitab Amsal yang terakhir tidak mungkin terjadi
sebelum zaman pemerintahan Hizkia, sebab fas. 25-29 baru disusun pada zaman itu.
diketahui dengan pasti ialah bahwa kitab Amsal sudah menjadi tetap dalam bentuknya
seperti sekarang ini sebelum zaman Ben Sira, seorang ahli sejarah Yahudi yang
menulis kira-kira tahun 180 BC. Kemungkinan besar penyusunan terakhir terjadi
dalam periode segera sesudah orang Yahudi kembali dari masa pembuangan di
Babel.7 Para ahli sepakat untuk mengaitkan kitab Amsal dengan tempat pendidikan
para calon pegawai, yaitu dengan sekolah di Yerusalem dan kemudian di beberapa
tempat lain.8
d) Tujuan : untuk menerapkan prinsip-prinsip iman perjanjian Israel dalam sikap
dan pengalaman sehari-hari. Hukum kasih merupakan pokok yang sangat penting
dalam Perjanjian Lama dan kitab Amsal berfungsi sebagai penjelasan yang luas
mengenai hal itu. tujuan utama kitab Amsal adalah untuk menjelaskan dengan cermat,
tepat, dan mudah diingat, apa yang dimaksud dengan siap melayani Allah
sepenuhnya.9 Tujuan kitab ini adalah hikmat untuk hidup melalui pengajaran khusus
dalam persoalan hidup: kebebalan, dosa, kebaikan, kesehatan, kemiskinan, lidah,
kesombongan, kerendahan hati, keadilan, keluarga, dendam, perselisihan

5
Denis Green., Pengenalan Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2012), 136-137
6
Dr. Wim van der Weiden, MSF., 48, 51
7
Denis Green., 137
8
Dr. Wim van der Weiden, MSF., 48
9
W. S. LaSor, D. A. Hubbard & F. W Bush., Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2011), 90

Page | 4
keserakahan, kasih, kemalasan, sahabat, kehidupan, dan kematian. Tidak ada kitab
selain Amsal yang lebih praktis dalam menyampaikan hikmat hidup sehari-hari.10
Kitab Amsal rupanya berfungsi sebagai sarana untuk menolong para calon
cendikiawan di Yerusalem dalam pembinaan dan pendidikan mereka. Singkatnya,
Amsal dapat dimanfaatkan di sekolah pada beberapa level dan dengan beberapa
pendekatan juga.11

Latar Belakang Khusus

Amsal 2:1-22 berisi pengajaran tentang manfaat hikmat. Pengajaran hikmat di sini
tidak dipersonifikasikan seperti pada perikop sebelumnya. Walaupun demikian, hikmat pada
pasal ini juga bersifat teologis, karena merupakan hasil perpaduan antar hikmat yang praktis
dari masa sebelum Pembuangan dengan hikmat yang lebih muda dan teologis dari masa
sesudah pembuangan.12 Pada Amsal 2:1-22 tidak ditemukan konsep murni dari hikmat tua,
misalnya yang berupa ketrampilan teknis. Yang ada berbentuk pengajaran praktis tentang
pentingnya mencari hikmat (Amsal 2:1-15), terutama bagi bahaya pelacur (Amsal 2:16-19),
pengajaran ini amat penting bagi para murid yang relative masih amad muda (Amsal 2:20-
22). Hikmat yang amat teologis, misalnyaָ֗dalamָ֗bentukָ֗kebenaranָ֗danָ֗keadilan,ָ֗sertaָ֗“takutָ֗
akanָ֗ Tuhan”.ָ֗ Perpaduanָ֗ antaraָ֗ hikmatָ֗ teologisָ֗ danָ֗ praktisָ֗ dilakukanָ֗ sedemikianָ֗ rupaָ֗
sehingga pengajaran guru itu (Amsal 2:1) terlihat identik dengan hikmat (Amsal 2:2), dengan
takut akan Tuhan (Amsal 2:5), dan dengan kebenaran, keadilan, kejujuran, kasih setia (Amsal
2:9). Ketaatan kepada guru hikmat, dan kepada hikmat, adalah ketaatan kepada Tuhan
sendiri.13

V. PEMBAGIAN POKOK-POKOK PIKIRAN


 Ayat 1-4 : Kondisi yang dituntut hikmat
 Ayat 5-11 : Manfaat pertama
 Ayat 12-15 : Manfaat kedua
 Ayat 16-19 : Manfaat ketiga
 Ayat 20-22 : Manfaat keempat

10
Jeane Ch. Obadja., 95
11
Dr. Wim van der Weiden, MSF., 48
12
Risnawaty Sinulingga., Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2015), 147
13
Risnawaty Sinulingga, 148

Page | 5
VI. URAIAN TAFSIRAN
 Ayat 1-4 : Kondisi yang dituntut hikmat

Bait pertama dari Amsal 2 berisi pengajaran guru-guru hikmat tentang kondisi yang
harus dipenuhi murid untuk mendapatkan manfaat hikmat. Pengajaran itu disampaikan
14
dengan mempergunakan kalimat-kalimat kondisi pada ayat 1, 3, 4, dan motif pada ayat 2.
Hai anakku. Sapaan ini muncul tiga belas kali dalam tujuh pasal pertama. Ini membantu
menunjukkan kesatuan bagian ini1:1-9:18.15

Ayatָ֗1ָ֗“perkataanku”ָ֗danָ֗“perintahku”,ָ֗dalamָ֗TB,ָ֗lebihָ֗baikָ֗digantiָ֗menjadiָ֗“kata-
kataku” danָ֗“perintah-perintahku”,ָ֗karenaָ֗kataָ֗Ibrani yang dipergunakan dalam bagi kedua
kata benda ini berbentuk jamak, dan struktur kalimat ayat 1b disesuaikan dengan strukturnya
dalam Bahasa Ibrani.

Ayat 2 dalam TM dicantumkan tatte (tidak jelas akar kata dan artinya). Diduga
bahwa yang dimaksudkan sebenarnya adalah titte (dari akar kata n-t-h), kata kerja piel bentuk
imperfekָ֗yangָ֗takָ֗beraturanָ֗untukָ֗orangָ֗keduaָ֗tunggalָ֗maskulin,ָ֗yangָ֗berartiָ֗“kauָ֗sungguh-
sungguhָ֗ mencenderungkan”.ָ֗ Kesalahanָ֗ iniָ֗ bisaָ֗ terjadiָ֗ karenaָ֗ kekeliruanָ֗ kecilָ֗ diָ֗ dalamָ֗
pembunuhanָ֗ vocalָ֗ TM.ָ֗ TBָ֗ tidakָ֗ mencantumkanָ֗ kataָ֗ “sungguh-sungguh”ָ֗ dalamָ֗
terjemahannya.

Ayat 3 ki’im bukan ki’em, arti harafiahnya “karenaָ֗ jikalau”,ָ֗ terasaָ֗ berlebihan.ָ֗ BISָ֗
menerjemahkanָ֗ amatָ֗ bebas:ָ֗ “yaָ֗ anakku”.ָ֗ TBָ֗ menerjemahkanָ֗ jugaָ֗ denganָ֗ bebas:ָ֗ “ya,ָ֗
jikalau”.16

Untuk memperoleh manfaat hikmat, ada dua kondisi yang harus dimiliki murid yang
disapa dengan kata-kataָ֗“haiָ֗anakku”ָ֗padaָ֗ayatָ֗1,ָ֗yaituָ֗kesediaanָ֗(ayatָ֗1)ָ֗danָ֗kesungguh-
sungguhan (ayat 2-4) dalam menurut hikmat.

 Kondisi pertama (Amsal 2:1)

Kondisi pertama untuk mendapatkan manfaat hikmat adalah kesediaan untuk menerima dan
menyimpan kata-kata dan perintah-perintah para guru hikmat di dalam hati (ayat 1). Kondisi
tersebut disampaikan melalui kalimat kondisi (jikalau):

14
Risnawaty Sinulingga, 151
15
The Wyccliffe Bible Commentary Volume 2 (Malang: Gandum Mas, 2009), 297
16
Risnawaty Sinulingga, 152

Page | 6
Hai anakku, jikalau engkau menerima kata-kataku, dan perintah-perintahku kau
simpan di dalam hatimu,

Dalam PL, jhati (lev) sering dianggap sama dengan pikiran, karena salah satu fungsinya
adalah berpikir. Tetapi, hati juga adalah pusat segala pertimbangan dan keinginan; organ sentral yang
menentukan sikap hidup, bahkan seluruh kegiatan manusia. Bagi orang Israel kuno, lev adalah bagian
yang terdalam dari manusia, bukan saja menjadi pusat pertimbangan dan keinginan, tetapi juga
merupakan sumber pengetahuan moral. Karena itu di dalam hatilah pengajaran hikmat itu dipelihara
dan dipertimbangkan. Jika seorang murid bersedia menerima kondisi pertama ini,memliharanya di
dalam hati, maka sikap hidup dan seluruh tingkah laku si murid juga dikontrol oleh pengajaran
tersebut. Jika begitu, murid tersebut tak dapat dipengaruhi oleh tingkah laku yang tak bermoral atau
kebudayaan dan filsafat Helenistik yang sedang popular dan sangat sekuler di kalangan orang muda
pada masa itu atau dengan kata lain telah menerima manfaat hikmat.

Guru-guru hikmar sering menyampaikan pengajaran atas nama sendiri, berbeda dengan nabi-
nabi dalam PL, yang berbicara dalam nama Tuhan ketika menyampaikan berita dari Allah. walau
demikian, guru-guru hikmat Israel juga memiliki wibawa ilahi, sehinggah mereka juga harus
didengarkan. Disebut memiliki wibawa ilahi karena mereka menyampaikan hikmat melalui refleksi
filosofis yang didasarkan pada penyataan Allah melalui hati nurani manusia dan tata tertib ilahi
dalam alam semesta. Wibawa ilahi guru-guru hikmat ini juga terlihat dari kata-kata guru hikmat pada
ayat 1, yang disejajarkan dengan mitswa pada ayat 1b. apalagi dalam ayat berikutnya, kata-kata dan
perintah-perintah guru-guru itu disamakan dengan hokhma dan tevuna (hikmat dan pengetahua,
istilah-istilah yang berbeda tetapi bermakna sama). sementara itu, dalam pasal sebelumya dan
sesudahnya, hokhma digambarkan sebagai figure yang memiliki wibawa ilahi.17

 Kondisi kedua (Amsal 2:2-4)

Kondisi kedua adalah kesungguhan dalam menuntut hikmat itu. pengajaran tentang
kesungguhan ini diawali oleh anak kalimat motif pada ayat 2a, kemudian diikuti oleh kata-
kataָ֗ yangָ֗ menunjukkanָ֗ kesungguhanָ֗ padaָ֗ sisaָ֗ perikop,ָ֗ yaituָ֗ “memperhatikan”ָ֗ danָ֗
“mencenderungkanָ֗ hati”ָ֗ (ayatָ֗ 2),ָ֗ “berseruָ֗ nyaring”ָ֗ danָ֗ “mengangkatָ֗ suara”ָ֗ (ayat 3),
khususnyaָ֗ “mencari”ָ֗ danָ֗ “mengajar”ָ֗ (ayatָ֗ 4).ָ֗ Jadi,ָ֗ kesungguhanָ֗ adalahָ֗ kondisiָ֗ pertama,ָ֗
yaitu kerelaan menuntuk hikmat.

Si murid harus menuntut hikmat melalui pemusatan perhatian dan pendengarannya


kepaa hikmat itu, termasuk menaati yang didengar telinga (ozen), yaitu organ tubuh untuk
pendengaran dan kepatuhan. Dalamָ֗ kitabָ֗ Amsal,ָ֗ “telinga”ָ֗ digunakanָ֗ bukanָ֗ sajaָ֗ sebagaiָ֗

17
Risnawaty Sinulingga, 154

Page | 7
organ pendengarannya tetapi juga kepatuhan. Pemusatan pertimbangan, perhatian, keinginan,
dan pendengaran amatlah umum disebutkan dalam bahan pendidikan Israel dan Mesir.

Sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dank au sungguh-sungguh


mencenderungkan hatimu kepada kepandaian (ayat 2)

Pemusatan semua pertimbangan dan keinginan ini harus dilakukan dengan sangat
bersungguh-sungguh. Mencenderungkan kata kerja bentuk piel, yaitu kata kerja Ibrani bentuk
khusus untuk mengekspresikan kesugguhan suatu tindakan.18

Kata beseru nyaring dan mengangkat suara pada ayat 3 le bih menegaskan sikap yang
bersungguh-sungguh yang dibutuhkan, karena pencarian hikmat itu sangatlah mendesak bagi
seorang murid. Kesungguhan di dalam menuntut hikmat itu secara khusus diperlihatkan lagi
pada ayat 4

Jikalau engkau mencarinya seperti perak dan engkau mengejarnya seperti


harta terpendam,

Hikmat tidak hanya perlu di cari, tetapi juga harus di kejar dengan sungguh-sungguh,
tekun, gigih, pantang menyerah, berdisiplin, dan berkesinambungan, seperti mencari perak
dan mengerjar harta terpendam yang berharga. Berulang-ulang dalam kitab Amsal disebutkan
bahwa hikmat itu lebih berharga dari perak dan emas. Ini menggambarkan betapa sulitnya
memperoleh hikmat itu.19

 Ayat 5-11 : Manfaat pertama


Dalam perikop ini, dituliskan pengajaran tentang manfaat hikmat pertama yang
diberikan kepada murid-murid yang bersedia dan mencari dan mengejarnya dengan sangat
bersungguh-sungguh.20

Ayat 5 -7 da’ath : pengetahuan, terjemahan TB pengenalan. BIS menerjemahkan


pengetahuan. NRSV dan NIV menggunakan kata knowledge dalam terjemahannya. Miffiw
dalam TM, artinya dari mulutnya.21 Tuhanlah yang memberikan hikmat. Sifat nasihat
yang pada dasarnya rohaniah itu digambarkan di sini.22

18
Risnawaty Sinulingga, 155
19
Risnawaty Sinulingga, 156
20
Risnawaty Sinulingga, 156
21
Risnawaty Sinulingga, 157
22
The Wyccliffe Bible Commentary Volume 2 (Malang: Gandum Mas, 2009), 297

Page | 8
Tusyiya : arti haravianya adalah hikmat sejati yang amat efisien dan kuat. TB
menerjemahkannya pertolongan. NRSV dan KJV menerjemahkan sound wisdom (hikmat
sejati). Ketiga terjemahan ini tidak sama persis dengan makna kata tersebut dalam Bahasa
Ibrani. NIV menerjemahkannya victory (kemampuan).
Ayat 8 limtsor : bentuk kata kerja ini tidak dikenal. Kata tersebut diduga oleh
beberapa ahli sebagai kata kerja imperfek, sehingga artinya ia memelihara. TB
menerjemahkan sambil menjaga.23 Ayat 9 – 10 mesyarim dalam TM kata benda jamak
maskulin, kejujuran, seperti terjemahan TB. Yin’am : kata kerja imperfek untuk orang ke tiga
tunggal maskulin. Dalam ayat ini digunakan sebagai karja yang berkelamin feminin karena
sabjeknya adalah dha’ath. Sehingga terjemahan harifiahnya adalah ia akan menyengkan,
terjemahan TB akan menyenangkan.24
 Mengerti tentang takut akan Tuhan (Amsal 2:5-6)

Manfaat pertama bagi murid-murid yang bersedia mencari hikmat dengan sungguh-
sungguh adalh mengerti tentang takut akan Tuhan dan menerima pengetahuan tentang Allah.
amsal 1:7 : takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, sedangkan pada ayat ini jiga takut
akan Tuhan identik dengan da’ath (istilah lain dari hokhma, tetapi artinya sama). ayat ini juga
menegaskan bahwa semua bahan pendidikan mereka (hikmat, pengetahuan, dan kepandaian)
adalah undang-undang moral yang harus dipahami dan digunakan menjadi tingkah laku para
murid, karena undang-undang ini memiliki wibawa ilahi dan berasal dari Tuhan.25

 Memperoleh kekuatan dan kelepasan dari Tuhan (amsal 2:7-11)

Manfaat lainnya, selain memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan
pengetahuan Allah dalam perikop ini dikemukakan bahwa para murid juga akan memperoleh
kekuatan yang dibutuhkan untuk lepas dari masalah yang dihadapi. Tusyiya adalah hikmat
yang sangat efisien dan penuh kekuatan. Kekuatan itu dipakai Tuhan untuk memberi
kelepasan, pertolongan, dan keberhasilan. Kekuatan itu melindungi yang jujur dan berjalan
tanpa celah. Orang yang memiliki hikamat yang benar tentulah bukan sekedar memahami,
melainkan juga melakukan undang-undang moral tersebut dalam segala aspek kahidupannya.

23
Risnawaty Sinulingga, 158
24
Risnawaty Sinulingga, 159
25
Risnawaty Sinulingga, 160-161

Page | 9
Kemudian ayat 8 mengemukakan bahwa hikmat yang murni atau kekuatan ini
diberikan untuk memelihara keadilan; juga untuk menjaga jalan orang-orang Sucinya, ayaitu
agar sikap hidup, kebiasaan, tingkahlaku murid-muridnya baik, benar, kudus, dan adil. Jadi
takut akan Tuhan yaitu pengejaran dan undang-undang moral yang luas cakupannya sekarang
dipersempit ruang lingkupnya. Pengajaran dan undang-undang moral ini adalah kebenaran,
keadilan, kejujuran. Akhirnya dalam ayat 10 dan 11 diberikan kesimpulan bagi matfaat
hikmat yang pertama. Disimpulkan bahwa hikmat (pengetahuan, kebijaksaan, kepandaian)
akan menguasai pusat pemikiran intektual dan moral para murid. Hikmat itu juga akan
memelihara juga.26

 Ayat 12-15 : Manfaat kedua

Ayat 12-15. Kalimat-kalimat pada perikop ini diterjemahkan menurut struktur


kalimatnya dalam Bahasa Ibrani, sehungga sedikti berbeda dengan TB. Kata kerja infinitive
yangָ֗mengawaliָ֗ayatָ֗12aָ֗danָ֗13bָ֗diterjemahkanָ֗“untukָ֗melepaskan”ָ֗danָ֗“untukָ֗berjalan”ָ֗
bukanָ֗ “supaya”.ָ֗ Begitu pula kata depan yang tidak diterjemahkan TB dibubuhkan dalam
terjemahanָ֗ini,ָ֗misalnyaָ֗“di”ָ֗danָ֗“dalam”ָ֗padaָ֗ayatָ֗13bָ֗danָ֗15b.27

Jalan yang gelap. Ayat 12-15 berbicara tentang kejahatan secara umum. Ini secara
tepat dilambangkan oleh ungkapan tersebut, jalan yang gelap. Memang kejahatan tetap
berkembang dalam kegelapan. Kontrasnya ditunjukkan dalam 4:18,19, di mana jalan orang
benar disamakan dengan terang, sementara jalan orang fasik dengan kegelapan (tetapi dengan
kata Ibrani yang berbeda dengan yang ada pada 2:13). Gambaran etis tentang terang dan
kegelapan juga muncul dalam Yesaya 5:20; Mazmur 43:3; dan pada beberapa tempat lain di
mana kontrasnya tidak begitu elas. Itu tidak lazim dalam PL, tetapi ditemukan dalam
Gulungan-gulungan Kitab Laut Mati dan dalam PB.28

Ra’ dalam TM tetap dipertahankan, bukan re’a atau rasya . Ra’ adalah kata sifat,
artinyaָ֗ “jahat”.ָ֗ Iqqesyim dalam TM bukan me’aqqesyim atau meuqqasyim tetap
dipertahankan. adalah kataָ֗ sifat,ָ֗ artinyaָ֗ harafiahnyaָ֗ “berliku-liku”,ָ֗ sehinggaָ֗ lebih tepat
Iqqesyim adalahָ֗kataָ֗sifat,ָ֗artiָ֗harfiahnyaָ֗“berliku-liku”.

26
Risnawaty Sinulingga, 161-163
27
Risnawaty Sinulingga, 163
28
The Wyccliffe Bible Commentary Volume 2 (Malang: Gandum Mas, 2009), 297

Page | 10
Manfaat hikmat kedua merupakan akibat dari manfaat hikmat yang pertama. Murid
yang telah memiliki manfaat hikmat yang pertama, akan mendapat manfaat yang kedua, yaitu
lepasָ֗dariָ֗pengaruhָ֗“jalanָ֗jahat”.29

Orang yang jahat biasanyaָ֗ dikenalָ֗ melaluiָ֗ “jalannyaָ֗ yangָ֗ jahat”ָ֗ danָ֗ “kata-katanya
yangָ֗ bersifatָ֗ tipuָ֗ muslihat”.ָ֗ ָ֗ Tipuָ֗ muslihatָ֗ 12bָ֗ adalahָ֗ kata-kata dan pengajaran yang
memutarbalikkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Karena itu lepas dari (ayat 2), yang
gelap (ayat 13) dan berliku-liku (ayat 15) adalah bebas dari sikap hidup dan tingkah laku
jahat dengan pengajaran atau undang-undang moral yang diajarkan guru hikmat.

Buah hikmat yang kedua itu berbentuk kekuatan dari dalam, yaitu undang-undang
moral yang telah mengisi pusat pemikiran yang intelektual, emosional, dan moral. Inilah
yang memelihara dan memampukan seorang untuk lepas dari pengaruh orang jahat dalam hal
sikap hidup yang jahat, tingkah laku dan kebiasaan, maupun rancangan yang jahat.30

 Manfaat Ketiga (Amsal 2:16-19)

Ayat 16 Perempuan Jalang. .Perempuan yang asing. Dua ungkapan ini jelas
mengacuָ֗ padaָ֗ perempuanָ֗ “pelacur”ָ֗ (demikianָ֗ Alkitabָ֗ RSV).ָ֗ Kata-kata tersebut pada
dasarnyaָ֗berartiָ֗“makhlukָ֗asing”ָ֗danָ֗“orangָ֗asing”ָ֗(demikianָ֗Berkeley).ָ֗Tetapiָ֗dalamָ֗kitabָ֗
Amsalָ֗ jelasָ֗ bahwaָ֗ adaָ֗ artiָ֗ kedursilaan.ָ֗ Rutָ֗ menyeutָ֗ dirinyaָ֗ sebagaiָ֗ seorangָ֗ “asing”ָ֗ (Rutָ֗
2:10). Ketika dipakai dalam Amsal ungkapan-ungkapan ini merupakan bentuk yang lebih
sopanָ֗ (eufemisme)ָ֗ untukָ֗ zona,ָ֗ “seoranngָ֗ perempuanָ֗ sundal,”ָ֗ sebuahָ֗ kataָ֗ yangָ֗ jarangָ֗
digunakan dalam kitab ini.31

Zara :ָ֗ kataָ֗ bendaָ֗ feminineָ֗ tunggal,ָ֗ artinyaָ֗ “pelacur”,ָ֗ diterjemahkanָ֗ TBָ֗ menjadiָ֗
“perempuanָ֗jalang”.ָ֗BIS menerjemahkannyaָ֗denganָ֗“perempuanָ֗nakal”.32

Nakeriya :ָ֗ “perempuanָ֗ asing”.ָ֗ Penerjemahanָ֗ terhadap istilah ini beraneka ragam,
tetapi di sini diterjemahkan seperti terjemahan TB, karena terjemahan ini sesuai dengan
makna istilah tersebut dalam Bahasa Ibrani. Kalimat pada ayat 16a diterjemahkan menurut
strukturָ֗ kalimatָ֗ dalamָ֗ Bahasaָ֗ Ibraniָ֗ (kataָ֗ kerjaָ֗ infinitive,ָ֗ “untuk”)ָ֗ berbedaָ֗ denganָ֗
terjemahkanָ֗TBָ֗(“supaya”).

29
Risnawaty Sinulingga, 164
30
Risnawaty Sinulingga, 166
31
The Wyccliffe Bible Commentary Volume 2 (Malang: Gandum Mas, 2009), 298
32
Risnawaty Sinulingga, 166

Page | 11
Ayat 17 teman hidup masa mudanya¸ suaminya (demikian Berkley). Perjanjian
Allahnya. Mungkin suatu sebutan menarik untuk persetujuan ilahi atas janji-janji
perkawinan.33

’alluf :ָ֗ kataָ֗ bendaָ֗ maskulin.ָ֗ Artiָ֗ harafiahnyaָ֗ adalahָ֗ “teman”. TB menerjemahkannya
denganָ֗ “temanָ֗ hidup”.ָ֗ Terjemahanָ֗ yangָ֗ digunakanָ֗ dalamָ֗ tafsiranָ֗ iniָ֗ adalahָ֗ “teman”,ָ֗
maksudnya teman yang mengikat perjanjian pernikahan dengan dia di masa mudanya. Dalam
NRSVָ֗danָ֗KJVָ֗istilahָ֗iniָ֗diterjemahkanָ֗denganָ֗“the companion”ָ֗danָ֗“the partner”.34

Ayat 18. sesungguhnya, rumahnya hilang tenggelam ke dalam maut. Secara detail
terjemahan tersebut sulit, tetapi artinya jelas dari kalimat paralelnya: upah dosa adalah
maut.gagasan yang sama diulang dalam 5:5; 7:27: 19:18, dengan kata-kata yang sangat mirip.
Yang paling mirip ialah 7:27, di mana dikatakan bahwa rumahnya adalah jalan ke dunia
orang mati (syeol), yang menurun ke ruangan-ruangan maut; artinya, perxinahan membawa
maut. Sekalipun demikian, sulit untuk menganggap kata rumahnya sebagai subyek dari
tenggelam dalamָ֗ 2:18,ָ֗ karenaָ֗ “rumah”ָ֗ termasukָ֗ jenisָ֗ maskulinָ֗ danָ֗ kataָ֗ kerjaָ֗ shuah
berjenis feminine. Karenanya, Tuy (The Book of Proverbs, ICC., Ad Loc.) mengambilnya
dari sebuah kata kerja mirip dengan konsonan yang sama, shahah,ָ֗ “tunduk.”ָ֗ Iniָ֗ mungkinָ֗
benar. Arwah-arwah, dalam Bahasa Ibrani repaim; ada yang menerjemahkannya dengan
bayang-banyang (demikian RSV dan Berkeley) Terjemahan ini tidak penting. Kata tersebut
tidak mungkin memberi kita suatu teologi tentang dunia orang mati. Asal katanya
(etimologinya) tidak jelas. Kata itu dipakai beberapa kali dalam Bahasa Ugarit (C. H.
Gordon, Ugaritic Handbook, glosarium)ָ֗ danָ֗ diָ֗ sanaָ֗ dipararelkanָ֗ denganָ֗ “dewa-dewa.”ָ֗
Pemakaian ini tidak terlalu instruktif, sebab menyangkut teologi Ugarit, yang berbeda sekali
dengan teologi dari Alkitab. Kita dibawa kembali pada tujuh contoh lain dalam Alkitab
mengenai pemakaian kta tersebut. Tiga kali kata tersebut dipakai sebagai pesamaan dengan
“orang-orangָ֗mati,”ָ֗duaָ֗kaliָ֗denganָ֗Syeolָ֗(duniaָ֗orangָ֗mati);ָ֗duaָ֗kaliָ֗tanpaָ֗adaָ֗paralelnya.ָ֗
Pemakaian dalam Yesaya 26:14,19 bersifat instruktif. Pada ayat yang pertama, yang
dinyatakan adalah bahwa orang-orang yang sudah mati, repaim, tidak akan hidup atau
bangkit; pada ayat belakangan dijanjikan bahwa orang-orang yang mati akan hidup dan
bangkit. Kata tersebut hanya berarti orang-orang mati. Mengenai keadaan orang mati itu
apakah menjadi bayangan, sadar, atau tidak sadar, kata ini tidak menjelaskan. (tentang pokok
ini bdg. Ajaran jelas dari Filipi 1:23; Lukas 23:43). Ada kata lain dengan ejaan sama, yaitu

33
The Wyccliffe Bible Commentary Volume 2 (Malang: Gandum Mas, 2009), 298
34
Risnawaty Sinulingga, 167

Page | 12
nama dari salah satu bangsa Kanaan, Refaim. Kata itu kadang-kadang diterjemahkan
“raksasa-raksasa,”ָ֗tetapiָ֗mungkinָ֗tidakָ֗betulָ֗demikian.35

Betah : kata benda tunggal maskulin dengan akhiran kata ganti orang ketiga tunggal
(rumahnya) pada ayat 18a tetap dipertahankan. Repa im, kata benda jamak maskulin
(kematian) pada ayat 18b diterjemahkanָ֗TBָ֗denganָ֗“arwah-arwah”.ָ֗ 36 BIS menerjemahkan
“duniaָ֗orangָ֗mati”.37

Manfaat kedua hikmat adalah melepaskan para murid secara umum dari pengaruh
orang yang sikap hidup dan kebiasaannya jahat. Manfaat ketiga hikmat difokuskan pada
kelepasan dari bahaya pelacur.38

Yangָ֗dimaksudָ֗denganָ֗“rumahnya”ָ֗padaָ֗ayatָ֗18a,ָ֗bukanָ֗semata-mata tempat tinggal


pelacurָ֗itu.ָ֗tetapi,ָ֗“rumahnya”ָ֗adalahָ֗dirinyaָ֗sendiri.ָ֗Dalamָ֗seluruhָ֗kitabָ֗Amsal,ָ֗gambaranָ֗
tentang pelacur selalu dipertentangkan dengan istri yang setia atau barhikmat, dan dengan
hikmatָ֗ yangָ֗dipersonifikasiָ֗ yangָ֗memberiָ֗ hidupָ֗danָ֗kehidupan.ָ֗ Karenaָ֗ituָ֗“maut”ָ֗diָ֗ siniָ֗
adalahָ֗lawanָ֗“kehidupan”ָ֗danָ֗segalaָ֗kebaikanָ֗yangָ֗diperolehָ֗seorangָ֗dariָ֗istiָ֗atauָ֗hikmatָ֗
itu sendiri.39

 Manfaat keempat (Amsal 2:20-22)

Ayat 20-22 berisi pengajaran tentang manfaat hikmat yang keempat. Ayat 20 lema’an
:ָ֗kataָ֗depanָ֗yangָ֗artinyaָ֗“agar”ָ֗atauָ֗supaya.ָ֗Berbedaָ֗denganָ֗TBָ֗(sebabָ֗itu),ָ֗penerjemahanָ֗
dilakukan sesuai dengan arti kata depan Ibrani yang digunakan dan fungsi kalimat pada ayat
20 tersebut.40

Ayat 22 yissehu,ָ֗ diterjemahkanָ֗ TBָ֗ “akanָ֗ dibuang”.ָ֗ Bentukָ֗ kataָ֗ yangָ֗ digunakanָ֗
dalam TM ini sangat sulit dipahami, kemungkinan berasal dari akar kata n-s-h (keluar). Kata
kerja ini adalah kata kerja aktif qal, tetapi dalam ayat ini berfungsi sebagai kata kerja pasif
sesuaiָ֗ denganָ֗ yangָ֗ biasaָ֗ berlakuָ֗ dalamָ֗ teksָ֗ Ugarit,ָ֗ sehinggaָ֗ artinyaָ֗ “merekaָ֗ akan
dibuang”.

35
The Wyccliffe Bible Commentary Volume 2 (Malang: Gandum Mas, 2009), 298-299
36
Risnawaty Sinulingga, 168
37
Risnawaty Sinulingga, 169
38
Risnawaty Sinulingga, 169
39
Risnawaty Sinulingga, 173-174
40
Risnawaty Sinulingga, 173

Page | 13
Manfaat hikmat keempat dikemukakan pada ayat 20-22, dan merupakan kesimpulan,
bahkan klimaks dari semua manfaat hikmat dalam bait kedua sampai kelima. Manfaat
terakhir ini hanya bisa dimiliki oleh murid yang telah memiliki manfaat pertama sampai
ketiga.41

Klimaks dari manfaat itu adalah mendapat berkat Tuhan dalam bentuk kenyamanan
hidup (ayat 21). Untuk lebih menegaskan lagi betapa pentingnya manfaat keempat ini, ayat
22 disusun dalam struktur kalimat yang sejajar antithesis dengan ayat 21. Berbeda dengan
orang jujur yang tidak bercela (ayat 20), orang yang tak menuntut hikmat, yang memiliki
sikap hidup dan kebiasaan yang jahat, yang menentang undang-undang moral; tidak akan
menerima berkat Tuhan. Dia tak akan menerima segala kenyamanan dalam hidup, melainkan
hukuman, yaitu dikeluarkan dari negeri yang dijanjikan Tuhan.42

VII. INTI TEOLOGI


 Yang memenuhi persyaratan Tuhan akan menerima manfaat dari pengajaran hikmat
atauָ֗“firmanָ֗Tuhan”ָ֗itu.
 Manfaat hikmat pertama, memiliki pengertian tentang takut akan Tuhan
 Manfaat hikmat kedua, memiliki kekuatan untuk memelihara sikap hidup yang benar.
takut akan Tuhan berfungsi sebagai perisai bagi orang yang benar dan jujur
 Manfaat hikmat ketiga, tidak akan terpengaruh oleh kebiasaan jahat. Takut akan
Tuhan akan menguasai pertimbangan intelektual, emosional, dan moral orang percaya
tersebut.
 Manfaat hikmat keempat, memiliki kekuatan untuk melepaskan mereka dari bahaya
pelacur yang membawa kepada maut.
 Mendapat berkat Tuhan.
 Perilaku yang jahat akan dihukum, yaitu dikeluarkan dari negeri yang dijanjikan
Tuhan.

41
Risnawaty Sinulingga, 174
42
Risnawaty Sinulingga, 175

Page | 14
DAFTAR PUSTAKA

Baker David L., Mari Mengenal Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015

Browning W. R. F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015

Green Denis., Pengenalan Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2012

LaSor W. S. dkk., Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011

Obadja Jeane. Ch., Survei Ringkas Perjanjian Lama, Surabaya: Momentum, 2014

Sinulingga Risnawaty., Kitab Amsal 1-9, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2015

Weiden Wim van der., Seni Hidup, Yogyakarta: Kanisius, 1995

The Wyccliffe Bible Commentary Volume 2, Malang: Gandum Mas, 2009

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai