TEMA
MAKNA NATAL:
ADAKAH YANG BERBEDA DAN BERUBAH?
(Lukas 2:8-20)
Setelah refleksi makna Natal, para gembala mengajak umat untuk memasuki “Saat
Teduh” dengan iringan instrumen lagu “Hai Kota Mungil Betlehem” (KJ 94) atau
“Gembala Waktu Malam G’lap” (KJ 95a) sebanyak satu bait.
IBADAH
Perkenalkan… Kami bertiga adalah orang Majus. Kami dikenal sebagai kaum yang
mapan secara ekonomi dan kaum bijaksana -golongan cendikiawan-. Kami adalah
orang-orang terpelajar: ahli dalam bidang pengobatan dan ilmu alam. Kami pun adalah
1
ahli nujum yang mampu menafsir mimpi. Kami juga ahli di bidang astrologi, mampu
membaca pergerakan dan tanda dari bintang. Itu sebabnya ketika kami melihat
bintang-Nya yang sangat terang di Timur, kami segera datang untuk menyembah Sang
Raja yang baru lahir. Kami tidak peduli akan perjalanan kami yang lama, jauh, dan
berbahaya. Yang terpenting, kami bisa berjumpa, menyembah, dan
mempersembahkan yang terbaik untuk Sang Raja Baru itu. Semuanya kami berikan
tanpa syarat atau mengharapkan imbalan; tetapi sebagai ungkapan syukur kepada
Tuhan. Sebab kelahiran dan kehadiran-Nya di dunia ini adalah wujud cinta kasih
Tuhan yang begitu besar bagi dunia dan kami bertiga. Sekarang kami mengajak kita
semua untuk datang untuk melihat-Nya. Mari kita bersama-sama bernyanyi “Hai Mari
Berhimpun” sambil berdiri.
2
M: Sungguh, aku tidak pernah menyangka kalau hal ini terjadi padaku. Aku akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Bagaimana aku harus
menjelaskan ini kepada Yusuf, tunanganku? Aku merasa tidak sanggup untuk
menjelaskan perkara ini. Bagaimana nanti kalau Yusuf -tunanganku itu- tidak
percaya jika aku mengandung dari Roh Kudus seperti yang disampaikan
malaikat itu?
Y: Sesungguhnya aku ragu dan takut mengambil Maria sebagai isteriku. Itu
sebabnya aku berencana menceraikannya diam-diam. Tapi… mimpi di malam
itu telah membuatku berubah pikiran. Di dalam mimpi itu, aku diingatkan dan
dikuatkan untuk tidak perlu takut mengambil Maria sebagai isteriku sebab anak
yang ada dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Sungguh, aku tidak
pernah membayangkan kalau aku kelak menjadi ayah bagi seorang Anak Allah.
Namun kini… aku mengerti bahwa aku pun dipanggil dan dilibatkan dalam
rencana Allah yang besar ini.
M: Kami memang tidak sepenuhnya mengerti jalan dan rencana Tuhan bagi kami
berdua, tapi kami percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Sebab itu
jadilah kehendak-Mu –Tuhan- atas kami.
Y: Kami memang bukan siapa-siapa, tapi Tuhan berkenan kepada kami, sehingga
melalui kami berdua, rencana dan karya keselamatan Tuhan untuk
menyelamatkan manusia dari dosa itu digenapi.
M+Y: Sekarang kami mengajak kita semua berdoa dalam doa syukur.
3
5. NYANYIAN BERSAMA
4
Kami turut mempersembahkan emas, kemenyan, mur...
tetapi sebetulnya ingin supaya kami makmur.
Ampunilah kami.
dikutip dari ‘Tetapi...’ (karya dr. Andar Ismail dalam buku “Selamat Berteduh”)
5
Yang di sorga disembah Kristus, Raja yang baka,
lahir dalam dunia dan Maria bunda-Nya.
Dalam daging dikenal Firman Allah yang kekal;
dalam Anak yang kecil nyatalah Imanuel!
Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"
8. PELAYANAN FIRMAN –
duduk-
a. Diawali narasi berisi respon para gembala yang baru saja mendapat berita
sukacita tentang lahirnya Juruselamat dari malaikat; diakhiri dengan para
gembala mengajak umat menyanyikan lagu persiapan firman dari lagu ”Hai
Dunia Gembiralah”
c. Doa Epiklesis
d. Pembacaan Alkitab: Lukas 2:8-10
e. Refleksi Firman: Makna Natal: Adakah yang Berbeda dan Berubah?
f. Saat Hening
6
9. PERSEMBAHAN PUJIAN
[menyanyikan lagu tema “Natal di Hatiku” yang dilayani oleh Pengurus BPH Komisi
Tunas dan/atau VG. Tunas Remaja]
“Natal di Hatiku”
Seperti palungan
layakkanlah hatiku menyambut-Mu Tuhan.
Seperti emas, kemenyan, dan mur 2X
biar hidupku berkenan pada-Mu.
Chorus:
Sebab natal tak akan berarti
tanpa kasih-Mu lahir di hatiku.
Hanya bersama-Mu Yesus kurasakan selalu
indahnya natal di hatiku.
Berita kelahiran adalah sesuatu yang amat penting. Apalagi kalau menyangkut
kelahiran seorang tokoh besar. Orang bisa memakai berlembar-lembar halaman
dan ratusan atau bahkan ribuan kata untuk melukisnya. Tapi coba bandingkan
dengan berita kelahiran Tuhan kita, Yesus Kristus. Sungguh sederhana! Tidak ada
luapan kata-kata dramatis dan fantastis di sana. Biasa saja, seakan tidak sedang
menceritakan suatu kejadian yang istimewa. Latar belakangnya hanyalah sebuah
kota kecil Betlehem, kain lampin, dan palungan tempat makanan ternak. Padahal
yang diberitakan adalah sebuah peristiwa maha penting dan maha besar, yaitu
Juruselamat Dunia telah lahir. Natal adalah peristiwa Allah datang dengan
7
kerapuhan-Nya agar manusia yang rapuh dapat dirangkul-Nya. Natal adalah
peristiwa biasa yang membawa dampak dan perubahan luar biasa. Natal terjadi
pada malam yang sama seperti malam-malam sebelumnya, namun menjadi malam
kudus karena Sang Bayi Kudus datang menjumpai kita dan tinggal bersama kita.
Sang Bayi Kudus itu beserta kita, agar kita pun dapat hidup kudus dan
memancarkan terang kepada dunia ini. Mari kita sambut dan nyatakan kedatangan
Sang Terang Sejati itu dengan menyanyikan lagu ”Seribu Lilin”
“Seribu Lilin”
PF: Di tengah keheningan saat ini, marilah kita merenungkan kembali panggilan
hidup kita sebagai anak-anak Allah. Tuhan Yesus telah memberikan teladan
kasih kepada kita semua melalui kehadiran-Nya. Sudahkah hidup kita sesuai
dengan teladan-Nya? Apakah yang akan kamu berikan pada-Nya?
U: Tuhan, jadikanlah kami saluran berkat-Mu, yang mengalirkan kasih dan
kepedulian kepada orang-orang di sekitar kami.
PF: Tuhan Yesus hadir di dalam dunia, merendahkan diri-Nya, lahir di tempat
hina, agar kita semua dipulihkan dari keberadaan kita yang berdosa. Apakah
yang akan kamu lakukan untuk-Nya?
U: Tuhan, jadikanlah kami orang-orang yang rendah hati dalam apapun
keberadaan kami, sehingga orang lain dapat melihat kemuliaan Kristus
dalam kami.
PF Sepanjang hidup-Nya di dunia, Kristus telah menjadi Sang Guru Agung yang
lemah lembut dan tegas dalam menyatakan kebenaran Allah, agar kita tetap
melangkah pada jalan kebenaran-Nya. Apakah yang akan kamu perbuat
untuk-Nya?
8
U: Tuhan, mantapkanlah iman kami untuk menyatakan kebenaran,
kejujuran, keadilan, dan belas kasihan di mana pun kami berada, baik di
tengah-tengah keluarga, studi dan pelayanan kami.
PF Kelahiran Kristus adalah kabar baik bagi kita semua, menyatakan harapan dan
jaminan yang pasti bagi kehidupan kita. Apakah yang akan kamu berikan
kepada-Nya?
U: Tuhan, pakailah kami untuk membawa kabar baik tentang keselamatan
yang dari Allah, kepada orang lain, melalui perkataan, pikiran, dan
perbuatan kami sehari-hari. Amin.
PF Saudara, Kristus telah memberikan diri-Nya untuk kita, sebagaimana lilin-lilin
ini memberikan diri untuk menerangi kegelapan di sekitarnya, maka marilah
pada Natal ini kita menjadi lilin-lilin rohani yang bercahaya menerangi
kegelapan di sekitar kita, agar setiap orang pun merasakan dan mengalami
kuasa dan kasih Allah dalam kehidupan mereka.
[setelah itu, orang Majus -kelas 7A- datang menuju palungan di mana Yusuf dan
Maria sudah berada di sana untuk menerima persembahan emas, kemenyan, dan
mur; diikuti umat yang membawa persembahan -fisik dan digital- ke dalam
palungan]
9
Refrein:
Aku pun hendak ke Betlehem,
supaya 'ku melihat-Nya
di tempat yang hina dan rendah,
Pangeran Mahamulia.
10
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo!
12