T PARAPAT
NIM : 16.3067
NIDN : 2305077901
“PENJAGA ISRAEL”
(Analisis Historis Kritis atas panggilan Yehezkiel menurut Yehezkiel 3:16-21 diperhadapakan
1. Pengantar
Kitab Yehezkiel merupakan salah satu kitab yang berasal dari masa
pembuangan. Yehezkiel adalah seorang imam dan Anak Busi, seorang imam dari
keturunan Zadok dan dia dipanggil Tuhan untuk menjadi seorang Nabi (Yeh. 1:3).
Yehezkiel bernubuat di dalam pembuangan Babel dan pada saat itu dia berumur 30 dan
bernubuat selama 20 tahun. Yehezkiel adalah salah seorang dari kelompok 10.000
orang Ibrani yang ditawan oleh Raja Nebukadnezar dari Babilonia pada tahun 597 SM.
Kitab Yehezkiel merupakan bagian dari kelompok yang diberi nama Nabi-nabi besar di
pada pembuangan di Babel. Pemanggilan yang secara langsung dari TUHAN (Yeh.2:3-8).
1. Analisis Konteks
1
Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas,2013), Hal. 550-551.
Dalam konteks dekatnya, Teks dalam pasal ini menunjukkan bahwa tugas Yehezkiel
tidak hanya memanggila bangsa Israel kepada pertobatan saja, melainkan Yehezkiel
peringatan-peringatan darinya. Kata penjaga Israel juga terdapat dalam Yehezkiel 33:3, di
mana ada pemikiran yang sama mengenai kata “pejaga” yang juga sama artinya yaitu
penjaga bagi kaum Israel. Dalam pasal itu konteks jalan pikiran lebih jelas dan lebih teratur.
Sedangkan dalam konteks jauhnya, Teks pada kitab Daniel 4:13 juga menyinggung
tentang penjaga. Namun dalam hal ini, penjaga yang dimaksud itu merupakan mimpi dari
Raja Nebukadnezar. Mimpi itu menceritakan ada sebatang pohon yang sangat tinggi
ditengah-tengah bumi dan buahnya berlimpah-limpah, padanya ada makanan bagi semua
yang hidup dan juga ada seorang penjaga, seorang kudus, yang memerintahkannya untuk
menebang pohon itu (ay. 13-18). Dan arti dari mimpi itu adalah “tuanku akan dihalau dari
antara manusia dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di
manusia.....(ay.25).
2. Analisi Bentuk
Ada tradisi yang lazim untuk para Nabi-nabi yaitu pemanggilan. Pemanggilan
adalah suatu tugas yang diberikan Allah kepada Manusia yang mengacu kepada Pelayanan.
Allah mengutus Yehezkiel menajdi penjaga kaum Israel (ay.17). pengutusan Yehezkiel
adalah untuk memberitakan peringatan, entah mereka menerima atau menolak peringatan
itu. Yehezkiel melihat kemuliaan Tuhan dan dipenuhi oleh Roh Allah dan demikianlah dia
Yehezkiel dan Daniel menuliskan nubuatannya di luar tanah negeri Israel yaitu di
Babel. Sedangkan Yeremia sudah bernubuat di Yerusalem. Ada persamaan antara Yeremia
dan Yehezkiel yaitu keduanya diurapi untuk menegur umat Israel dan memanggil mereka
penghiburan kepada mereka. Dalam pengutusan Yehezkiel tidak ada penolakan dalam
penugasannya menjadi seorang nabi untuk Israel. Dalam pemanggilan para nabi ada
kepatuhannya tanpa ada penolakan sehingga Allah meneguhkan hati Yehezkiel untuk
melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatnya melawan ketegaran
hati mereka (Yeh. 3:8), diberi keberanian untuk berbicara kepada Israel yang tegar tenguk
(3:4-9), misi kepada para buangan di Tel-Abib (3:10-15). Ada pertanggungjawaban untuk
Begitu juga dengan Yeremia, dia menerima panggilan dan TUHAN menjamah bibir
Yeremia untuk menyakinkan dia kerena sempat berdalih dari TUHAN (Yer. 1:9). Kepatuhan
terhadap tugas panggilan TUHAN juga dialami oleh Yesaya. Di mana tidak ada penolakan
dan keraguan dari dia. Ada penyerahan langsung tanpa ada penolakan seperti yeremia
(Yes.6:8).
Hampir semua teks berisikan dialog antara TUHAN dengan Yehezkiel. Dan Nabi
perantara saja, melainkan Yehezkiel terjun langsung dan berinteraksi dengan umatnya
3. Analisis Redaksi
Yerusalem ketika orang Babilonia menyerbu pada tahun 597 sM dan mendeportasi
banyak orang terkenal ke babel, termasuk Yehezkiel 2. Ada 3 tema yang telah dirangkum
oleh Penulis dalam kitab Yehezkiel dan menjadi tiga tema inti dalam kitab ini,
(25-32), Nubuat mengenai pemulihan bangsa israel (33-48). Tahap sastra dalam kitab
sebuah sekolah kenabian. Sekolah kenabian itu didirikan oleh Elia dan Elisa (II Raj 2:3;
6:17). Kemungkinan besar bahwa teks Yehezkiel 3:16-21 ditulis oleh nabi yehezkiel
sendiri, hal ini dapat diketahui dari adanya gaya autobiografi dari kitab itu bahwa kata
ganti diri dan kata ganti milik seperti “Aku” dan “ku” (orang pertama tunggal).
Keseragaman bahasa dan gaya yang diakui secara luas serta konsistensi pesan dan tema
2
Tony W. Cartledge, “The elephant in the classroom: Ezekiel 1:28-3:3;36:24-28”, Review and Expositor, 2017, P301
juga mendukung dasar pikiran bahwa Yehezkiel menceritakan pengalamannya sendiri
4. Implikasi
pernyataan Allah (ay. 2:3-8). Ia menjadi Penjaga kaum Israel baik kepada orang jahat
maupun kepada orang baik. Ia harus mengobati orang untuk tidak sakit dan mencegah
orang tidak sakit. Ada kesempatan yang diberikan kepada Yehezkiel untuk berdiam diri
selama tujuh hari yang sama seperti kepada Paulus, TUHAN juga memberikannya tiga
hari waktu sebelum menyatakan panggilanNya. Hal itu menunjukkan bahwa Allah tidak
selalu menuntut melainkan sudi untuk menunggu waktu yang paling tepat bagi hamb-
akan banyak tantangan yang dialami Yehezkiel, namun bukanlah keberhasilan dalam
TUHAN tidak akan memaksakan kita untuk memikul suatu tanggungjawab jika kita
memang belum benar-benar siap. TUHAN juga ingin kita mengikuti pola kerjaNya
dengan disiplin dan melakukan tugas dengan setia. Bukan hanya sekedar “bertobat”
ketika sudah sangat terancam akan dosanya atau hanya sekedar memberi janji-janji
TUHAN.
3
Andrew E. Hill & John H. Walton, “Survei Perjanjian Lama”, (Malang: Gandum Mas, 2013), Hal. 553
Salah satu contoh: Banyak para pendeta yang justru berlaku tidak sesuai dengan
“tugasnya”. Mereka terlalu takut untuk menyinggung jemaat jikalau sedang berkhotbah
terlalu keras atau sampai menyinggung perasaan jemaatnya. Sehingga sang pendeta
dipecat dari kependetaanya dan para jemaat hidup dengan Firman yang kosong yang
tak berbuah.
Kita harus ingat bahwa teguran keras akan Firman TUHAN bukanlah bermaksud
janji-janji manis yang palsu tetapi harusnya mendengarkan kebenaran Firman TUHAN
walaupun itu menyinggung. Kalau sudah menyinggung berarti kita merasa bahwa
Firman itu untuk kita, berarti kita punya hati untuk mau berubah dan mengikuti
FirmanNya. Berita injil yang menyelamatkan dimulai dengan berita Salib yang
menentang dan menaklukkan dosa, barulah kebangkitanNya yang memberi hidup baru
dalam kasih.