TREMENDUM FASCINAN
Firman Tuhan ini mengisahkan tentang panggilan Yesaya. Dalam panggilan ini, Yesaya
melihat Tuhan sedang duduk, dan jubahnya memenuhi Bait Suci. Betapa mulianya Tuhan
dalam pandangan Yesaya. Yesaya juga melihat para Serafim (malaikat) sedang melayanglayang, sambil mengumandangkan lagu dengan bersahutsahutan, layaknya paduan
suara : "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Penglihatan Yesaya ini menggambarkan, bahwa : Tuhan menghendaki seluruh bumi ini baik
adanya, sehingga manusia boleh menikmati sukacita dan hidup bahagia.
Namun dalam kenyataannya, bangsa dimana Yesaya berada begitu bobrok. Bangsa itu hidup
begitu najis ; jahat, angkuh, penuh dosa baik tindakan dan perkataan. Yesaya menyadari
bahwa dosa itu juga ada dalam dirinya. Itu sebabnya, Yesaya berkata (ay.5) : "Celakalah
aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah
bangsa yang najis bibir.
Kita adalah orang-orang yang telah diselamatkan Tuhan. Tuhan telah memberikan
pengampunan dosa bagi kita. Sesungguhnya kita perlu menyadari maksud Tuhan atas diri
kita. Kita perlu menyatakan kebenaran firman Tuhan melalui tindakan kita. Ditengah-tengah
hidup manusia yang penuh kejahatan ini, kita bisa tampil beda.
Dalam kehidupan ini, baik dalam RT, Pekerjaan, masyarakan, dan gereja ; kita perlu memiliki
sifat-sifat yang memesonakan Tuhan dalam panggilan kita sebagai garam dan terang.
-
Saat orang lain menganut istilah lidah tak bertulang, tapi kita bisa tampil dengan tutur kata
yang manis dan sopan.
Seorang militer selalu dipandang begitu menakutkan. Betapa bahagianya orang ketika
melihat seorang militer yang lembut.
Di saat orang tidak setia mengikut Tuhan dengan alasan sibuk, kita bisa tampil dengan
menunjukkan kesetiaan kita pada Tuhan.
Dengan hidup dalam Tuhan, maka banyak orang yang bersukacita dan berbahagia. Dengan
demikian, kita menjadi berkat bagi banyak orang. Hendaknya, kita dapat menjadi pelaku
firman Tuhan dalam seluruh hidup kita.AMIN.
Invocatio :
Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi
bangsa-bangsa. (Yeremia 1:5).
Pembacaan : Wahyu 4:1-11 (Tunggal); Khotbah : Yesaya 6:1-8 (Tunggal)
Tema : Ini aku, utuslah aku!
Pendahuluan :
(1) Tema Ini aku, utuslah aku! sering menjadi tema persidangan Gereja
dan menjadi teks dalam pemanggilan atau pengutusan pelayan Gereja.
(2) Tentu banyak cara memanggil seseorang untuk menjadi pegawai atau
karyawan resmi sebuah perusahaan atau di pemerintahan. Ada melalui
iklan penerimaan pegawai baru, brosur yang dibagikan, surat kabar rubrik
lowongan kerja, warta jemaat atau juga melalui informasi dari teman.
Sedangkan diterima atau tidaknya calon pegawai, bisa dalam bentuk
panggilan langsung, telepon, papan pengumuman atau melalui surat.
Setelah diterima, tidak langsung menjadi pegawai atau karyawan tetap. Dia
harus mengikuti proses masa training seputar skill, integritas dan loyalitas
dalam tugas yang diberikan. Ada proses masa percobaan. Setelah semuanya
dijalani baru dapat diterima secara resmi dengan SK Pengangkatan.
(3) Bagaimana dengan Imam, Nabi, Rasul, Raja yang dipanggil Tuhan
menjadi karyawan-Nya yang sering dijuluki hamba-Nya?. Alkitab
menceritakan
banyak
cara
yang
dipakai
oleh
Tuhan.
Misalnya,
pemanggilan Musa di Gunung Horeb melalui nyala api di semak duri (Kel.
3:1-3); Samuel dipanggil 3 kali ketika sedang mau tidur (1 Sam. 3:1-10),
Daud menjadi Raja Israel melalui seleksi terhadap ketujuh anak Isai oleh
Samuel (2 Sam.16:1-13). Yeremia bahkan telah terpilih sejak dalam
kandungan ibunya (Invocatio Yer.1:5). Yesus dalam pemilihan kedua belas
rasul memiliki berbagai peristiwa dalam pertemuan dengan mereka.
Bahkan pemanggilan Paulus justru ketika dalam perjalanan membunuh
orang Kristen, namun bertemu Yesus di Damsyik. Dan banyak lagi
peristiwa yang lain.
(4) Teks kita menceritakan suatu proses bagaimana Allah telah memilih
dan mengutus Yesaya. Proses itu diawali dengan perjumpaan pribadi
Yesaya dengan Allah, melalui sebuah penglihatan. Dalam penglihatan itu,
Yesaya menyadari siapa Allah dan siapa dirinya. Allah adalah Maha Kudus
dan penuh kemuliaan. (ay.4) Sedangkan dirinya adalah orang yang tidak
layak. Dikatakan dalam ayat 5, "Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini
seorang yang najis bibir..." Perjumpaan pribadi dengan Allah, membuat
kita sadar akan keberadaan kita sebagai orang yang berdosa. Dan kita
membutuhkan seorang Juruselamat dalam hidup kita.
Jadi pemanggilan Yesaya memiliki keunikan tersendiri karena dalam
bentuk visi (penglihatan) di Bait Suci. Pemanggilan Yesaya sendiri dalam
konteks ketika orang Israel berada dalam kekacauan baik sosial, politik
dan spiritual. Mereka sedang berada dalam keterpurukan karena sibuk
berperang dengan bangsa seperti Asyur dan Babel. Juga mereka menjauh
dari Tuhan dengan menyembah ilah lain. Dari kondisi ini membuat Allah
marah kepada mereka (Yes.1:1-4)
Khotbah:
Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Kita baru saja memperingati Jubileum 125 Tahun Gereja Batak Karo
Protestan (GBKP), tepatnya Sabtu 18 April 2015 di Lapangan Samura
diterima
Yesaya
benar-benar
bersumber
pada
Allah
untuk
3:13-14
Saudara-saudara, aku
sendiri
tidak
baginya
untuk
menerima
pengampunan.
Pengampunan
utuslah
aku!"
Pokok-Pokok Khotbah
1. Dalam tahun matinya Raja Uzia.. Sekitar tahun 740 SM (bd.
2Taw 26:16-21). Penglihatan Yesaya dikaitkan dengan kematian Raja
Uzia, saat terjadinya kritis dari segi sosial-ekonomi-politis itu. Uzia
mati, tetapi Allah ada di atas takhta-Nya yang menjulang tinggi
meliputi surga sampai ke bumi. Uzia mati dalam kekerasan hatinya,
tetapi firman Allah harus tetap dikumandangkan oleh hamba Allah.
Dunia dipenuhi kekuatan-kekuatan yang memberontak terhadap
Allah, tetapi sesungguhnya Allahlah yang sedang dipuji seluruh
pasukan malaikat yang siap bergerak melaksanakan kehendak-Nya.
2. Penglihatan Yesaya memberi pemahaman yang tepat tentang amanat
dan panggilannya. Penglihatan ini menyatakan bahwa kemuliaan,
keagungan, dan kekudusan Allah menuntut bahwa mereka yang
melayani Dia juga harus kudus.
menyampaikan
firman
kepada
umat-Nya.
Yesaya 6:8 Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi
untuk Aku? Ini sebagai tantangan kepada para pemuda agar siap
menerima tugas. Ketika sang pemimpin hendak melanjutkan bacaan, tibatiba dari arah belakang terdengar suara seorang Pemuda yang berteriak:
Ini aku, utuslah dia! sambil menunjuk seorang teman di sampingnya.
Suasana yang tadinya khidmat tiba-tiba berubah penuh gelak tawa. Apakah
ini hanya sekedar bercanda ataukah memang ini adalah ekspresi dari
kebanyakan orang ketika diperhadapkan pada panggilan dan pengutusan
Tuhan.
Menjawab panggilan Tuhan untuk melakukan tugas pelayanan memang
bukanlah
sesuatu
yang
mudah.
Tidak
kepada
panggilan
dan
pengutusan
Tuhan.
Namun saat ini mari kita nyatakan bersama: ini aku Tuhan, utuslah.
PEMANGGILAN YESAYA
INI AKU TUHAN,
UTUSLAH AKU (Refleksi
Yesaya 6:1-8)
Jun
Keterpangilan
Menjadi
Yohanes 15:14-17)[1]
Oleh : Pdt. Gustav G. Harefa
Pelayan
Berdasarkan
Lagu
yang
sebagian
berasal
dari
Mazmur
ini,
memplesetkan
lagu
ini
dan
sebagai
seakan-akan
mengetahui
siapa
lagu
si
dirinya
orang
yang
penyanyi
tidak
sendiri,
padahal
kita
ajukan
kepada
Tuhan
Yesus, Sang
Pemilik
dll
dalam
menerima
tugas
dari
Tuhan
dalam
Tempat
tinggal
saya
jauh!
Saya
tidak
memiliki
memanggil
mengagumkan,
mereka
Yesus
untuk
menjadi
menjadikan
mereka
murid-Nya.
Yang
sebagai
murid
sekaligus sahabat.
Kata
sahabat
adalah
mengungkapkan
bahwa
ungkapan
dalam
Yesus
yang
pelayanan
itu
luar
biasa,
berhubungan
bukan
atasan-bawahan.
Yesus
memposisikan
diri-Nya
kurang
lebih
(tiga)
tahun,
Yesus
mengajar,
dengan
jawaban
ini.
Kemudian
anak
yang
ketiga
garam
dalam
bentuk
iman,
doa,
kesetiaan
dan
pertanyaan, Siapakah
sebaliknya
kita
kembali
dari
aku
ini
Tuhan? Atau
pembinaan
ini
dengan
justru
satu
Yesaya 6:1-3
YESAYA 6:1-3
I. PENDAHULUAN
bernubuat bagi bangsa Isarel dimulai dari kematian raja Uzia ini.
dan moment ini juga bisa disebut sebagai pelantikan dari nabi
Yesaya untuk tingkat kenabian yang lebih tinggi. Visi Yesaya
adalah bahwa dia melihat Allah. Ini adalah penagalaman yang
dimiliki oleh hanya sedikit dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama.
Tetapi Yesaya adalah orang khusus, dan dia diprkenankan Allah
untuk melihat Allah di atas takhta yang tinggi dan menjulang,
seta ujung jubahNya memenuhi bait suci (Ay. 1). Tetapi menurut
Yoh. 12:41, kata adonai menunjk kepada Anak atau Yesus
Kristus. Dan Paulus mengatakan ini dalam Kisah Para Rasul
adalah Roh Kudus. Dalam manifestasi apapung, yang pasti
inilah bentuk keTritunggalan Allah. Bahwa dari sejak semula
Allah sudah 3 oknum tapi dalam satu wujud. Dan ini bukan hanya
dalam PB baru dimulai. Ini telah ada sebelum sejarah manusia
dimulai.
Dalam ayat 2, visi (penglihatan Yesaya) bertambah. Dia
juga melihat para Seraphim (banyak seraphim; bukan hanya
satu)
berdiri
diatasNya. Serafim (Heb. ,
pl. Seraphim, lat. seraph[us], pl. seraphi[m]) adalah salah
satu makhluk surga yang disebutkan sekali di dalam Kitab Suci
Yahudi
(Tanakh atau Perjanjian
Lama),
yaitu
hanya
dalam kitab Yesaya ini. Gambaran kaum Yahudi atas makhluk ini
dalam hierarki malaikat, Serafim mewakili tingkatan tertinggi para
malaikat. Adajuga
yang
beranggapan
bahwa
Serafim
diterjemahkan sebagai "ular terbang yang berapi-api" dari
Bahasa Ibrani dan adalah kata yang digunakan bagi ular-ular
yang menggigit bangsa Israel di gurun. Bilangan 21:6 "Lalu
Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang
memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati".
Dan menurut para ahli tradisi Ibrani, malaikat ini suci karena
terdiri aria pi suci dan seluruh tubuhnya dibakar oleh api suci
tersebut. Yesaya juga melihat sayap yang ada di tubuh mahluk
sorga tersebut. Ada 6 sayap. 2 menutupi muka yang berarti tidak
layak/tidak dapat melihat Allah karena kamuliaan Allah; 2 sayap
III. KESIMPULAN
Tuhan memakai Yesaya untuk menyampaikan nubuat
melalui sebuah visi Yesaya yang mengubah hidup Yesaya
dengan pengkudusan yang dilakukan oleh Allah terhadap pribadi
Yesaya. Allah perlu menguduskan bibir nya terlebih dahulu,
supaya bibir itu layak untuk menyampaikan pernyataanpernyataan Tuhan dengan benar. Seringkali kita juga
mempergunakan bibir kita untuk hal-hal yang tidak berkenan