Anda di halaman 1dari 15

BAB I HAKIKAT KURIKULUM Kutikulum prendidikan pada umumnya dipahami sebagai kumpulan mata

pelajaran vang direncanakan atau juga tidak direncanakan sekolah untuk dibenkan kepada siswa, agar
siswa dapat mencapai pengetahuan keterampilan, dan pengalaman di herbagai satus belajar Bahkan
kurikulum dalam arti luas dipandang sebagai buku pedoman pengajaran karena memiliki kontribusi
untuk membimbing proses belajar mengajar dan mengacu pada cara interaksi guru dan siswa untuk
mencapai tujuan A Pengertia Kurikulum Kurikulum berawal dari makna "curir" dan Teurere" kurikulum
berdasarkan istilah diartikan sehagai Jaruk yang harus ditempuh oleh seorang peluri mulut duri start
sampai finish untuk memeroleh medali atau penghargaun" Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan
ke dalam dunia pendididikan dan diartikan sebagai "Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
searang siswa duri uwal hingga ukhir pendidikan. program demi memeroleh ijazuh" regrum tersebut
berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun
waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun MPMTS (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan
seterusnya (Zainal Arifin 2013:3) Dari kedua pengertian tersebut di atas, terdapat tiga unsur penting
yang dapat düadikan dasar pemikiran untuk memahami pengertian kurikulum, yakni sebagai berikut a
Mata pelajaran, yaitu isi kurikulum (content) yang harus dipelajari oleh siswa. agar memeroleh
pengalaman belajar (kompetensi) yang diharapkan. sehingga di akhir program layak mendapat
penghargaan/sertifikat b. Aktivitas, yang dalam runmusan pengertian di atas berbunyi "yang harus
ditempuli vaitu proses yang harus dilakukan oleh siswa untuk memelajari mata pelajaran/sumber
pembelajaran, sehingga memiliki kemampuan (kompetensi) dan akhirnya layak diberi sertifikat/ijazah. e
Penghargaan/ljazah; yaitu suatu bukti yang mengindikasikan bahwa seorang siswa telah melakukan
proses pendidikan/pembelajaran, sehingga berhak mendapatkan penghargaan seperti dalam bentuk
ijazah atau sertifikat yang menyatakan siswa tersebut telah mencapai kompetensi yang ditentukan.
Untuk lebih memerkaya pemahaman tentang pengertian kurikulum berdasarkan istilahnya, berikut ini
dikemukakan dua pengertian lain, yaitu menurut Oliva dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). Curriculum is the plan or program for all experiences which the learner encounters under
the directiou of the school" (Oliva, 1982). Kurikulum adalah suatu program atau rencana yang
dikembangkan oleh lembaga (sekolah) untuk memberikan

bertagai pengalaman belyar bags siswa Delinia tersebutt mengandng dua hal peting sung harus dipaham
Pertame bahwa kurikulum adalah merupakan program atau tencana yang memut eveksi vang akan
dilakukan olch lembaga pendidikan Kelua kurikulum merupakaan seluruh pengalaman tall experiencesy
Batasan kedin ini mengisyaratkan bahwa kurikulum memiliki makna yang lebih luns daripada pengetian
yang pertama, artinya selain sebagai rencana, kurikulum juga merupakan seluruh pengalaman atau
aktivitas yang terjadi sebagai realisasi dari propram atau rencana yang telah dibuat sebelumnya B.
Kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ununut UU no 20 tahun 2003, kurikulum adalah
"Seperangkat reneunu lan pengaturan mengenan tujuan, isi, dan hahan pelajaran serta cura yang
digunakan sehagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapat tujuan
pendidikan tertentu". (Bab I Pasal I ayat 19) Empat unsur penting yang terkandung di dalam pcngertian
kurikulum di atas vaitu Seperangkat rencana dan pengafuran, aspek ini sama dengan pengertian
kurikulum Vang dikemukakan oleh Oliva yaitu "plan or program". Jadi pada dasarnya hal ini menielaskan
bahwa kurikulumn adalah merupakan rencana atau program yang akan mengatur berbagai kegiatan
(experiences), 2) Tujuan; yaitu suatu rumusan menyangkut dengan keinginan, harapan, kehendak atau
sasaran yang harus dicapai oleh setiap jenjang, jalut maupun jenis pendidikan 3 Isi dan bahan pelajaran:
yaitu materi atau bahan ajar (cetak maupun non cetak) vang harus dipelajari oleh siswa. 4) Cara atau
pedoman penyelenggaraan untuk mencapai tujuan, yaitu berhubungan dengan rambu-rambu, aturan-
aturan dan ketentuan ketercapaian tujuan. Dan keempat unsur tersebut secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa kurukulum merupakan kegiatan merencanakan tujuan, isi, proses, dan evaluasi. Ini
berarti kurikulum menyediakan template atau desain yang memungkinkan pembelajaran berlangsung
Dalam kurikulum pendidikan biasanya ditentukan bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran
dalam satu mata pelajaran dengan mengutamakan pengembangan pengetahuan, keterampilan dan
sikap, metode mengajar, metode penilaian dan sumber belajar. C. Dimensi, Fungsi dan Peranan
Kurikulum Dalam kenyataan, kurikulum lebih sering diartikan sebagai program atau rencana, bahkan
tidak jarang lebih dipersempit menjadi hanya sebatas jadwal pelajaran setrap semester. Pandangan
tersesebut tidak seluruhnya salah, namun jika kurikulum dimaknai hanya pada kontek sebatas itu, maka
kurikulum sangat sempit dan akibatnya

tenaga kependidikan dalam mengelola dan mengeinbangkan pendidikan di sekolahnya masing-masing


Menurut Hamd Hasan (Zarnal Arifin, 2013.8-11)) ada enam dimensi kurikulum yang kan oeinpersempit
para guru atau Dimensi Kurikulum saling berhubungan, yaitu: 1 Kurikulum sebagai suatu ide Kurikulum
sebagai ide bersifat dinamis, selalu mengikuti perkembangan zaman, minat dan kebutuhan peserta
didik, tuntutan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi Ide dalam kurikulum adalah langkah awal
dalam pengembangan kurikulum. Ide berkembang dan ditentukan ide-ide mana yang dianggap paling
kreatif, inovatif, dan konstruktif sesuai visi-misi dan tujuan pendidıkan nasional. (2. Kurikulum sebagai
rencana tertulis Dimensi kurikulum sebagai rencana tertulis adalah realisasi dari dimensi rikulum sebagai
ide. Aspek-aspek penting yang perlu dibahas, antara lain: pengembangan tujuan dan kompetensi
Struktur kurikulum, kegiatan dan nengalaman belajar, organisas kurikulum, manajemen kurikulum, hasil
kurikulum, dan sistem evaluasi 3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan Kurikulum harus dimaknai sebagai
dalam satu kesatuan. Ide dan rencana tertulis hanyalah konsep. Kegiatan lebih pada implementasi dari
rencana tertulis vane ada dalam kegiatan Pembelajaran di ruang kelas ataupun diluar kelas adalah
bagian dari pengembangan kurikulum. 4. Kurikulum sebagai hasil belajar Hasil belajar sebagai bagian
dari kurikulum terdiri atas berbagai domain, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
Hasil banyak juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya, guru, peserta didik, sumber belajar,
dan lingkungan. Hasil belajar memiliki beberapa fungsi utama yaitu. sebagai indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,
sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan, dan dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) SIswa 5. Kurikulum
sebagai disiplin ilmu Sebagai suatu disiplin ilmu, berarti kurikulum memiliki konsep, prinsip. prosedur,
asumsi, dan teori yang dapat dianalisis dan dipelajari. Tujuan kurikulum sebagai disiplin ilmu adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum 6. Kurikulum sebagai suatu sistem
Sistem kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan, sistem persekolahan,
dan sistem masyarakat Suatu sistem kurikulum di sekolah merupkan sistem tentang kurikulum apa yang
disusun dan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan.

A'urikulum merupakan alat yang sangat penting bag kcberhasilan suatu pendidikan Tinna kurikulum
yang sesuar dan tepat akan sulit untuk mencapar tujuan dan sasaran Pmndekan yang dunginkan William
Scoot (2002 9) menjelaskan bahwa fungs dan an kurikulum sekolah harus menyampaikan nilas-nilai
abadi dan bantuan peserta sdidik) untuk menjadrwarga yang bertanggung jawab dan peduli mampu
membenkan Fungsi Kurikulum Kurikulum jugga seharusnya dapat membantu siswa mengembangkan
kesadaran dan pemahaman, untuk menghormati lingkungan dimana mereka tinggal, dan membangun
komitmen untuk terlibat secara nyata dalam pembangunan berkelanjutan di lingkungan kontribusi bagi
masyarakat yang adil pribadi, lokal, nasional dan tingkat global a Bagi Guru Pendapat lain yang
dikemukakan (Apple &Jungek (1990 32), menjelaskan bahwa fungsi, dan peran kurikulum, adalah
membimbing guru dalam pengalaman yang dapat memungkinkan guru untuk mIembangun
penngetahuan tentang pengajaran, dan yang akan memungkinkan guru untuk menerapkan reformasi
terhadap praktik pembelajaran, serta mendorong guru untuk memodifikasi kurikulum untuk memenuhi
kebutuhan dan keadaan guru sendiri. Kedua pendapat di atas memberi gambaran bahwa SISM
kurikulum adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. b. Bagi Kepala Sekolah
dan Pengawas Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervise atau pengawasan. Bagt orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah c. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman untuk memberi bantuan bagi penyelenggaraan proses pendiddikan di sekolah. d Bagi Siswa
Bagı siswa itu sendiri., kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar Pedoman belajar dapat diuraikan
antara lain: (1) mengarah mengarahkan siswa agar mampu menyesuiaankan dirinya dengan lingkungan
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. (2) mendidik siswa menjadi pribadi-pribadi yang utuh,
untuk dapat hidup dan herintegrasi dengan masyarakat (3) mendidik siswa mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. (4) mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi
kejenjang pendidikan selanjutnya. (5) memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih program
belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya dan (6) membantu dan mengarahkan siswa untuk
dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Peranan
Kurikulum Sementara untuk peran kurikulum dapat diuraikan menurut Oemar Hamalik (1990:54), antara
lain: (1) Peranan Konservatif Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini
kepada generasi muda.
12 Peranan Kreatif Menekankan bahwa kurikulum harus marmpu mengembangkany sesuatu vang baru
sesuai dengan perkembangan vang terjadi dan kebutuhan- kebutuhai masyarakat pada masa sekarang
dan masa mendatang (31 Peranan Kritis dan Evaluatif. Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya budaya
vang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga ewarisan milai-nilar dan
budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang tetjadi pada masa sekarang
Menekankan kurikulum haF Lus turut aktif berlatisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Kurikulum
pendidikan pada prinsipnya merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
scbagai pedomari datam melaksanakan pembelajaran Kebutuhan akan kurikulum menuntut guru
sebagai pengajar untuk lebih menguasai, mendalami dan mengembangkan analisis struktur mäten yang
ada dalam kurikulum dısesuaikan dengan kebutuhan mata pelajaran dan terutama untuk memenuhi
kebutuhan siswa Pengakuan terpenuhinya kebutuhan siswa dalam kurikulum harus dibangun agar isi
kurikulum memiliki relevansi dengan materi, metode, sumber belajar dan proses dalam proses
pembelajaran. Untuk kebutuhan ini maka guru dapat nengembangkan pertanyaan antara lain, 1) apa
tingkat pemahaman dan pengalaman nariti dimiliki siswa, 2) apa yang guru diharapkan dari siswa
setelah memberikan ingetahuan, keterampilan, dan pemberdayaan sikap, 3) apa yang dapat guru
ingisiankan untuk siswa dapat melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran: 4) nakah tingkat,
kecepatan dan konten yang direncakan gurudapat memenuhi kebutuhan swa 5) apa tindakan yang
dapat dioptimalkan guru agar kesempatan belajar siswa Jebifi fleksibel sehingga kebutuhan belajar siswa
yang tak terduga juga bisa terpenuhi; 6) anakah sıswa memiliki kebutuhan atau kesulitan khusus dalam
belajar, dan 7) apakah materi ajar dan gaya/metode belajar sesuai dengan kebutuhan siswa.
Pertanyaan- pertanyaan ini menuntut guru untuk memiliki kompetensi profesional. kompetensi
pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara seimbang Bagi guru hal memahami,
meridalami, dan menganalisis struktur kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak dan harga mati.
Segala sesuatu yang dikerjakan guru dan disampaikan guru kepada siswa harus sesuai dengan tuntutan
kurikulum yang berlaku, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan siswa. RANGKUMAN I. Kurikulum
secara etimologi berasal dari kata "curir dan curere" yaitu tempat untuk berlari dari start sampai finish.
Kemudian diadaptasi ke dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh seorang Siswa dari awal sampai akhir program untuk memeroleh ijazalh". 2. Dalam pengertian lebih
luas, kurikulum "suatu program atau rencana yang dikembangklan oleh lembaga (sekolah) untuk
memberikun herbagai pengalaman belajar hagi sıswa" * Pengertian Kurikulum bisa dilihat dari empat
dimensi: 1) kurikulum sebagai ide, 2) kurikulum sebagai rencana/program tertulis, 3) kurikulum sebagai
aktivitas/kegiatan, dan 4) kurikulum sebagai hasil (out-put).

AMONEN KURIKILIM A'urrkutu Imemliki beherapa kompHIcn vag saling serkat. saling an dan
menentukan sntuk menca tujuan chingga dikatakan setaga Sem Adapon unsur-unsur yang merupakan
kimpemen pokok kurkulums a cpat jenis vaitu Tujuan merupakan gambaran harapan. sasuran yang
menjadi acuan bagi semua aktivitas yang dilakukan untuk mencapainya Istilah yang lebih populer saar in
yang digunakan sebagat piadanan tujuan, yaitu Kompetensi" Kompetensi merupakan rumusan
kemampuan berhubungan dengan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus direfleksikan
dalam berfikir dan bertindak secara konsisten. Adapun jenis tujuan bisa dibedakan dari mulai tujuan
yang sangat umum dan bersifat jangka panjang sampai pada tujuan lebih spesifik atau jangka pendek 1.
Komponen Tujuan (segera) dengan urutan sebagai berikut a. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan
pendidikan nasional merupakan sasaran akhir yang harus menjadi nSPirasi bagi setiap penyelenggara
pendidikan pada setiap jenjang jalur dan venis pendidikan di seluruh Indonesia. Dalam Undang-undang
no 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat lam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuliun Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan b. Tujuan Pendidikan
Lembaga (Institusional) Tujuan Pendidikan Lembaga merupakan sasaran, harapan atau arah yang harus
menjadi acuan untuk dicapai oleh setiap lembaga pendidikan sesuai dengan jalur, jenjang dan jenis
pendidikannya. Istilah yang digunakan saat ini sehagai padanan tujuan institusional ialah "Standar
Kompetensi Lulusan/SKL" Misalnya tujuan lembaga pendidikan dasar ialah "Meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut." (Peraturan Mendiknas no. 23 Tahun 2006) c. Tujuan Kurikuler (Mata
pelajaran) Tujuan Kurikuler merupakan kemampuan/kompetensi yang harus dimiliki oleh SIswa setelah
memelajari suatu mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Adapun istilah (kurikuler) yaitu
"standar kompetensi" yang saat ini digunakan sebagai padanan tujuan mata pelajaran

d. Tojuan Pembelajaran (Instruksional) Merupakan penjabaran lebh lanjut dari standar kompetensi, yatu
namunan Aemampuan kompeterst (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang harus dimiliki secara seyera
dan bisa diketahui hasilnya setelah setiap pembelajaran berakhir Istilah yang digunakan saat ini sebagan
padanan tujuan pembelajaran adalah pembelajaran kumpetensi dasar dan indikator Merupakan materi
atau bahan ajar yang harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan Isi
kurikulum sebagai bahan ajar sebaiknya dikembangkan dari berbagai sumber yang luas dan bervarnası
(cetak, noneetak. web) baik yang sengaja dipersiapkan (hy design) maupun yang dimanfaatkan (hy B.
Kompone Isi utilizution) C. Komponen Metode/Strategi Merupakan pendekatan, strategi, dan sistem
pengelolaan pendidikan/pembelajaran yang dilakukan di setiap lembaga pendidikan, sehingga program
atau kurikulum yang telah ditetapkan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan akuntabel. D. Komponen
Evaluasi Merupakan alat ukur untuk mengetahui keterlaksanaan program dan tingkat ksberhasilan yang
telah dicapai dikaitkan dengan rencana yang telah ditetapkan h kurikulum Alat evaluasi kurikulum harus
ditetapkan secara valid dan dapat menilai seluruh aspek kurikulum (proses dan hasil) Hubungan antar
komponen Krempat komponen kurikulum (Tujuan, Isi, Metode, Evaluasi) merupakan suatu kasatuan
vang terintegrasi, saling memengaruhi dan menentukan untuk mencapai tujuan vang ditetapkan.
Dengan demikian kurikulum dikatakan sebagai suatu sistem, seperti dapat dilihat pada bagan sebagai
berikut. Kedudukan Kurikulum Dalam Sitem Pendidikan/Pembelajaran Kurikulum merupakan alat untuk
merealisasikan harapan atau tujuan pendidikan. Dengan demikian kurikulum memiliki peran yang sangat
penting karena Derfungsi sebagai alat untuk menata dan mengelola program pendidikan. Kurikulum
sebagai program tertulis (document curriculum) atau disebut juga dengan kurikulum ideal (ideal
curriculum) tidak berpengaruh terhadap pencapaian sasaran

BAB II HAKIKA, PROSES, ISI DAN ASAS PENGEMBANGAN KURIKULUM Kurikulum merupakan suatu
program pendidikan yang direncavakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan
tertentu, Oleh karena itu. setap ada perubah-an tujuan atau fakto lam yang mempengaruhi tercapainya
tujuan, kurikulum pun akan mengalami perubahan Mengingat kondisi masyarakat yang selalu benibah,
maka kurikulum harus luwes untuk mengalami penyesuaian sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
masyarakatnya. Perubahan yang dimaksudkan disini diharapkan perubahan yang menuju pada
pengembangan. bukan sebaliknya Kurikulum sehenarnya kurikulum memiliki dua kegiatan yang saling
terkait, yaitu pengembangan dan pembinaan kurikulum. Denyembangan kurikulum merupakan kegiatan
untuk menghasilkan kurikulum,. sedargkan pembinaan merupakan kegiatan elaksanaannya. Fungsi
pengembangan kurikulum adalah menghasilkan kurikulum, dangkan pembinaan berfungsi untuk
mempertahankan dan menyempurnakan urikulum yang sudah ada, supaya hasilnya maksimal. Kalau
dilihat dari sifatnya, engembangan bersifat konseptual, sedangkan pembinaan bersifat material. Banyak
faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, misalnya mUSvarakat dimana kurikulum itu
dikembangkan: Untuk keperluan ini banyak factor vang perlu diperhatikan di dalam pengembangan
kurikulum Di antaranya: (1) nengertian pengembangan kurikulum, (2) fungsi dan peranan
pengembangan kurikulum, (3) asas-asas pengembangan kurikulum, serta (4) prinsip pengembangan
pelaksanaan dan pemantauan kurikulum A. Hakikat Pengembangan Kurikulum Kurikulum bukanlah
barang mati dan juga bukan kitab suci yang sakral dan tidak boleh diubah-ubah. Kurikulum disusun agar
dunia pendidikan dapat memenuhi tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Jika masyarakatnya
berubah, maka kurikulumnya juga harus ikut berubah. Jika kurikulum tidak berubah, maka sebuah
layanan pendidikan hanya akan menghasilkan produk didik yang mandul, yang pada akhirnya akan
ditinggal-kan oleh masyarakat sebagai salah satu stakeholder pendidikan. Secara teoritis,
pengembangan kurikulum dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Salah satu kebutuhan
yang harus dıperhatikan dalam kurikulum adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bermegara. Semua itu hendaknya
tercermin dalam kurikulum dalam setiap jenjang pendidikan yang ada. Munculnya undang-undang baru
membawa implikasi baru terhadap paradigma dalam dunia pendidikan. Kondisi yang terjadi saat ini dan
antisipasi terhadap keadaan masa yang menuntut pelbagai penyesuaian dan perubahan kurikulum yang
digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan.

8 Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum Makna perubahan kurikulum Bila kita bicara tentang
perubahan kurikulum. kita dapat bertanyu dalam arti apa kurikulum digunakan Kurikulum dapat
dipandang sebagai buku atau dokumen yang diguiakan guru sebagai pegangan dalam proses belajar-
mengajar. Kutikulim lapat juga dilihat sebagai produk yaitu apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dan
bagaimana proses mencapainya Kurikulum dapat juga diartikan: sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku
selama jangka waktu tertentu dan perlu direvisi secara berkala agar tetap relevan dengan
perkembangan jaman. Seianjutnya, kurikulum pun dapat ditafsir-kan sebagai kenyataan yang terjadi di
dalam kelas Kurikulum dalam arti ini tak mungkin dırencanakan sepenuhnya. serinci-rineinya, karena
interaksi di dalam kelas selalu timbul hal-hal yang spontan dan kreatif yang takselalu dapat diramalkan
sebelumnya Dalam ianteks seperti ini, guru memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi uembang
kurikulum bagi kelas yang diasuh nya. Akhirnya, kurikulum pun danat dipandang sebagai cetusan jiwa
pendidik yang berusaha untuk mewujudkan cita-cita, nilat-nilai yang tertinggi dalam perilaku anak-
didiknya. Kurikulurn ini sangat erat hubungannya dengan kepribadian guru, Kurikulum yang formal
relatif lebih terbatas daripada kurikulum yang riil. Kurikulum riil bukan sekadar buku pedoman,
melainkan segala sesuatu yang dialami anak di dalam dan di luar kelas, termasuk ruang olah raga,
warung sekolah, tempat bermain, karyawisata, dan banyak riil berkaitan dengan keseluruhan kehidupan
anak sepanjang bersekolah. Mengubah kurikulum dalam arti yang luas ini jauh lebih pelik, sebab
menyangkut banyak varjabel. Perubahan kurikulum di sini berarti mengubah semua yang terlibat di
dalamnya, yaitu guru sendiri. murid, kepala sekolah, penilik, orang tua, dan masyarakat yang berkepen-
tingan dengan pendidikan sekolah. Ini berarti perubahan kurikulum adalah perubahan sosial atau
curriculum change ix a social change lainnya. Pendek kata, kurikulum 2. Perubahan dan pengembangan
sama dengan pengembangan, akan tetapi mengandung perubahan. Perubahan tak selalu
pengembangan meningkatkan nilai atau mutu. Perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukan atau
keadaan, yang mungkin membawa perbaikan, akan tetapi dapat juga memperburuk keadaan. Anak yang
mula-mula tak mengenal ganja, dapat berubah menjadi anak yang mengenalnya lalu terlibat dalam
kejahatan. Perubahan di sini tidak membawa perbaikan. Namun demikian, pada umumnya niat
perubahan dimaksudkan untuk menerjadikan perbaikan. Pengembangan selalu dikaitkan dengan
penilaian. Pengembanngan diadakan untuk meningkatkan nilai. Untuk melakukannya didasarkan atas
kriteria tertentu Perbedaan kriteria akan memberi perbedaan pendapat tentang baik- buruknya
perubahari itu Dalam bidang kurikulum kita melihat betapa banyaknya ide dan usaha pengembangan
kurikulum yang dicetuskan oleh berbagai tokoh selalu Pengembangan berarti 10

INdiikan Macam-macam kurikulum telah diciptakan dan banyak di antaranya eumbulkanmnasalah lan.
schingga kurikulum itu ditinggalkan atau diubah Ada Apa yang mula-mula diharapkan. akhirnya pelah
dialankan ternyata ne bersifat akademis yang diutamakan. Kemudian, tampil arak sebagai pusat
kurikulum. Sesudah itu, pengembangan kurikulum berorientasI ada kepentingan masyanakat. Tetapi, di
lain waktu, timbul lagi perhatian baru por demikian, dalam sejarah pendidikan, tak pernah sesuatu
kembali masanya pelayaran terhadap pengetahuan akademis dalam bentuk aslinya Biasanya yang lama
itu timbul dalam bentuk yang agak lain. pada taraf yang lebih tinggi Misalnya, bila dalam pelajaran
akademis diutamakan hafalan fakta dan informasi, kemudian prinsip-prinsip utama pun menjadi
dipentingkan Pada suatu ketika kurikuium sepenulinya dipusatkan pada anak. tetapi kemudian disadari
pula bahwa anak tak dapat hidup terlepas dari masyarakat Disadari bahwa dalam kurikulum tak dapat
diutamakan hanya satu aspek saja, akan Ena semua aspek: änak.masyarakat, maupun pengetahuan;
secara berimbang 3. Bagaimana terjadinya perubahan Menurut para ahlı sosiologi. perubahan terjadi
dalam tiga fase Fase urtuma, inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan itu dilancarkan, dengan
menjelaskan sifat, tujuan, dan cakupan perubahan yang ingin dicapai. Kedua, fase krgitimasi, yaitu ketika
orang mulai menerima suatu perubahan Ketiga, fase kongruensi, sewvaktu orang mengadopsi
perubahan tersebut dan menyamakan pendapatnya selaras dengan pıkiran para pencetus, sehingga
tidak terdapat perbedaan nilai lagi antara penerima dan pencetus perubahan. Kesamaan pendapat
dapat dibangun dengan menggunakan berbagai cara Di antaranya melalui pemberian motivasi, janji
kenaikan gaji atau pangkat, memperoleh kredit, serta bersikap ramah, akrab, sabar, pengertian, serta
mengajak berpatisipasi dan mengemukakan perubahan sebagai masalah yang dipecahkan bersama
Upaya lain yang juga dapat dilakukan misalnya melalui paksaan keras atau halus dengan menggu-nakan
otoritas atau indoktrinasi, Namun demikian, perubahan akan lebih berhasil, apabila dari pihak guru
merasa memerlukan perubahan itu, sehingga timbul hasrat untuk memperbaiki diri demi kepentingan
bersama. Perubahan yang terjadi atas paksaan dari pihak atasan, biasanya tidak dapat bertahan lama.
Perubahan itu akan cepat luntur dan hanya diikuti secara formal dan lahiriah belaka. Menjadikan
perubahan sebagai masalah, melibatkan semua yang terlibat dalam perumusan masalah, pengumpulan
data, menguji alternatif, dan selanjutnya mengambil kesimpulan berdasarkan percobaan, dianggap akan
lebih mantap dan meresap daiam hati guru. Akan tetapi, cara ini hiasanya memerlukan waktu yang tak
sebentar dan tenaga yang cukup banyak. Belum lagi, munculnya keinginan agar penerapan perubahan
itu seragama pada semua sekolah. Akibatnya, perubahan itu sering dijalankan secara otoriter,
indoktrinatif, serta mengabaikan kemam-puan guru untuk berpikir sendiri dan menempatkan mereka
hanya sebagai penerima perubahan saja. Cara ini efisien, namun dalam jangka panjang tidak efektif. Bila
ada perubahan atau 11

engembanngan baru. biasanya hal-hal positil yang sudah lama ditinggalkan akan ama tanpa bekas
Perubahan kuurikulum tak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya perubahan pda diri guru karena
gurulah kunci dari keberhasilan sebuah inovasi kurikulum Sementara itu, kenyataan menunjukkan
betapa perubahan itu kerap terasa mengganggu dan membebani Umumnya guru tidak mudah berubah
karena kebiasaan lama itu sudah membuatnya aman dan yaman Suatu perubahan kerap dipandang
sebagai persoalan baru yang mengharuskan guru memulai lagi, belajar tagı, mengujicobakan lagi, dan
peerilaku lain yang menghadapkannya pada situasi 4. Perubahan guru baru Namun, apabila perubahan
itu disadari oleh guru sebagai sebuah kebutuhan enuk mengatası masalah dan kekurangan yang
dimilikinya. maka tanpa didorangdorong pun ia akan berupaya untuk mencari cara untuk menaatasi
rsoalan atas kekurangan yang dirasakannya. Pada saat itu guru terbuka terhadap neruhahan. Informasi
yang ia peroleh, baik melalui ceramah atau bacaan, akan memberinya wawasan atau pandangan baru
tentang pendidikan. la melihat situasi e ada dan yang akan terjadi dengan mata lain. Timbul padanya
kebutuhan dan moivasi untuk menerima perubahan yang dapat membawanya ke arah perbaikan Orang
vang berkeinginan melakukan perubaharı perlu berusaha untuk memicu dan membangkitkan kebutuhan
perubahan itu pada diri guru-guru. la pun tidak boleh bertindak sebagai orang yang serba tahu dalam
mengubah kelakuan guru Hendaknya ia sebanyak mungkin melibatkan guru dalam proses perubahan
itu. la dapat bersama guru merumuskan masalah yang dihadapi yang akan dipecahkan bersama, mencari
hipotesis atau alternatif, mengumpulkan data, mengambil keputusan, serta menguji-cobakan dan
mengevaluasinya Perubahan hendaknya disertai pengalaman yang kongkret Dalam proses itu perlu
selalu diusahakan komunikası yang terbuka, sehingga guru-guru bebas mengemukakan pendapatnya.
Walaupun petugas itu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, hendaknya ia hati- hati menggunakan
kekuasaan dan kewibawaannyala juga harus memposisikan dirinya dengan tepat dalam memandang
güru apakah sebagai orang yang kurang terdidik yang memerlukan latihan; makhluk psikologis yang
dapat dibujuk; sebagai makhluk ekonomis yang harus diberi insentif dan uang, sebagai pegawai yang
dapat dipaksa agar patuh; sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab atas mutu profesinya,
atau sebagai mahluk rasional yang dapat diajak berpikir dalam memecahkan masalah bersama. Sikap
petugas pembaharu banyak berpengaruh atas kemantapan perubahan yang diinginkan. Guru adalah
tokoh utama dalam kelasnya. la akan menentang perubahan yang akan mengurangi kedudukannya.
Metode yang meniadakan peranan guru dan terutama didasarkan atas bahan yang telah tersusun, tidak
akan diterima guru dengan senang hati. Juga perubahan yang meminta pengorbanan tenaga, waktu, dan
pikiran akan menemui tantangan. la hendaknya diakui sebagai manusia. Orang yang berperan sebagai
pengubah kurikulum harus dapat bekerja sama, serta 12

mempengaruht orang dan inenibern inspirasi la harus mempunvar sensitivitas seistal, terbuka terhadap
pikiran orang lain dan perubahan la hanus snrang profesional, tetapi tetap rendah hati dan tudak
memamerkan din * Mengubah lembaga atau organisasi tubah lembaga atau organisasi merupakan
persoalan tersendin. Setay organisasi mempunyai struktur sosial tertentu Masing-masing orang
mempunyai status dan peran tertentu yang memberinya harga diri atau kekuasaan Mengadakan
perubahan dalam struktur itu dapat mengancam kedudukan seseorang Sering pula organisası itu
mempunyar hierarki yan! ketat dan prosedur yang kuat Untuk mengadakan perubahan perlu diketahui
dan dipertimbangkan keadaan yang ada para ahli, rekayasa sosial (soctal engneering) dalam usaha
mengadakan nérubahan dapat dilalur empat Tangkah, yakni: menganalisis situasi, menentukan
erubahan yang perlu diadakan, mengadakan perubahan itu, dan memantapkan perubahan itu. Sikap
orang terhadap perubahan berbeda-beda. Ada yang dengan mudah hersedia menerimanya, ada yang
menentangnya terang-terangan atau diam-diam, uda pula yang tak acuh Ada yang ikut-ikutan tanpa
komitmen, dan ada pula yang ikut sekadar untuk mengamankan diri karena takut menghadapi sanksi.
Dalam menyebarkan perubahan perlu dicegah timbulnya polarisasi, yaitu pertentangan antardua pihak.
Perubahan hanya dapat berhasil bila semua terlibat dan bekerja ama Penyebar perubahan perlu
mengenal daya-daya yang membantu dan menghalangi perubahan itu, menyokong sambilmelemahkan,
melumpuhkan, dan bahkan meniadakan daya-daya vang menghambat. Untuk itu diperlukan
kebijaksanaan dan kepekaan sosial Semua harus menyadari adanya masalah yang dihadapi serta
kemungkinan untuk mengadakan perubahan. Semua pihak yang diharapkan melakukan perubahan perlu
ditumbuhkan minat dan kemauannya untuk berubah, diberi kesempatan untuk membicarakan dan
memikirkan arti perubahan itu bagi diri dan organisasi, serta dimungkinkan melakukan percobaan
dengan mempraktikkannya sehingga manfaat perubahan itu dapat dipahami dan dirasakan. Bila timbul
keyakinan akan kebaikan perubahan itu, maka besar harapan akan diterima dan digunakan untuk masa
serta berusaha memperkuat daya-daya yang selanjutnya. 6. Kelambanan perubahan dalam pendidikan
Dibandingkan dengan bidang pertanian, misalnya, perubahan dalam pendidikan berjalan terasa sangat
lamban. Praktik-praktik yang telah dijalankan ratusan tahun yang lalu masih berlaku, sedangkan cara-
cara yang baru sangat sukar diterima dan dibudayakan. Terdapat beberapa penyebab kelambanan
perubahan dalam dunia pendidikan. Pertama, pendidikan, termasuk kurikulum belum cukup mempunyai
dasar ilmiah. sulit meramalkan dengan pasti apa yang akan terjadi bila dijalankan metode tertentu
karena banyaknya variabel yang mempengaruhi hasil suatu

ndakan pendidikan Setiap metode, demikian puia tiap kurikulum, betapapun tragusnya. mempunyai
sejumlah kelemahan unkulunt. tidak mempunyai petugas khusus yang bersedia memberi buantuan
kapan ya diperlukan, seperti halnya dalam bidang pertanian yang menyediakan petugas lapangan Coba
Anda amati, adakah kantor dinas pendidikan menyedtakan perugas vang bersodia dipanggil kapan saja
guru atau sekolah memerlukan bantuannya guna mengatas: kesulitan yang dihadapi berkenaan dengan
pelaksanaan kuurikulum? Kerzgr, tak ada penghargaan khusus (insentif atau apa pun) bagi guru atau
siapua Saa yang mengadakan perbaikan, yang membedakannya dengan guru lain yang Kedus,
pendidikan termasuk saa elakukan perubahan apa-apa kecuali sekedar mengikuti tradisi atau ElG an
Keempet, kebanyakan guru mempertahankan cara-cara lama vang telah keb an telah dikenalnya dengan
baik dan dijalankan secara rutin Kelima, urikulum yang uniform atau seragam menghambat ruang gerak
guru untuk ustakan perubahan dan menimbulkan kesan, seakan-akan setiap penyimpangan t t vang
telah ditentukan dalam pedoman kurikulum akan dianggap sebagai elanggaran. Padahal, betapapun
rincinya kurikulum yang ditentukan oleh pusat. selalu ada peluang ketidaksesuaian dengan kenyataan
lapangan yang pada akhirmyamemerlukan penyesuaian oleh guru Pengawasan yang terlampau ketat
dari atasan menghambat berkembangnya inisiatif dan kreativitas menempatkannya sekadar menjadi
tukang yang bekerja secara mekanis dan mengikuti rutinitas. Padahal, mengajar itu selalu merupakan
suatu petualangan (aaventure) penuh rahasia yang menarik untuk dipikirkan. guru, serta C. Isi
Pengembangan Kurikulum Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan isi dalam
pengem- bangan kurikulum. Pertama, isi kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar dan
mengajar Bahan ini tidak hanya berisikan informasi faktual, tetapi juga mencakup pengetahuan,
keterampilan, konsep, sikap, dan nilai Beberapa ahli yakin bahwa beberapa isi mempunyai nilai intrinsik
yang dapat dipelajari demi kepentingannya sendiri. Namun, pendapat lain menyatakan bahwa isi
memiliki nilai jika hal itu dapat digunakan. Pendapat lain mengatakan bahwa semua isi memiliki nilai
instrumental yakni alat-alat sederhana yang oleh orang yang lain menjadi pelajaran- pelajarani yang
lebih bernilai. Kedua, dalam proses belajar mengajar ada dua elemen kurikulum yang berinteraksi secara
konstan yakni isi dan metode. Isi menjadi signifikan jika ditransmisikan ke pembelajar dalam beberapa
hal dan jalan, dan itulah yang disebut dengan metode atau pengalaman belajar mengajar. Hubungan
antara isi dan metode sangat dekat Ketika keduanya dipisahkan menjadi elemen-elemen kurikulum,
masingmasing dapat dinilai dengan kriteria yang berbeda. Kita harus memilih satu criteria meski akan
lebih memuaskan jika dipilih semua, namun itu bukan pola pembelajaran yang efektif. Hal yang sama
juga berlaku dalam pemilihan metode. yang efektif tetapi tidak disertai kemahiran meramu dan
menyajikan isi tidak Metode akan menghasilkan manfaat optimal dalam proses belajar. 14

lalah beberapa bahan isi memiliki aplikasi yang lebih tuas bag anak didik Jarpada bahun ISI vang lain d
bakinkah ketika kita menyeleksi si mampu meinpertimbangkan pentingnya mata pelajaran dan proses,
serta dapat mencapai keseimbangan di antara koduanya? Berbagai mata pelajaran tersebut membentuk
tidak hanya ist vang unik. uetapi juga cara-cara berpikir yang khas ndidik dan pengembang kurikulum
dihadapkan pada beragamnya mata pelajaran yang harus mereka seleksi: Ada tujuh itmu pengetahuan
budaya yang diklasifikasikan rnenjadi trivnum (grammmar, rhetoric, dialectic) dan quadrivium
(arthmatie, geometry, music, dan astrology) yang telah mengalami perkembangan. diperkirakan sudah
mencapai ratusan mata pelajaran. Ketidaksetujuan dengan apa yang diajarkan merupakan kritik umum
terhadap sekolah yang bersumber dari luar Kritik tersebut akan kian menajam jika sekolah gagal bedikan
isi/bahan itu memilıki fungsi sosial yang relevan Karena itu, sekolah lederong untuk memasukkan
isi/bahan yang berhubungan dengan seks, alkohol, uh terlarang dan lain-lain. Tidak dikatakan di sini
bahwa mata pelajaran itu tidak levan Akan tetapi, hal itu menunjukkan bahwa pengembang kurikulum
memiliki umbet-sumber unituk bahan yang akan diseleksi yang telah mengalami pelbagai perkembangan
yang cepat Mengaplikasikan kriteria isi pengajaran dan mata pelajaran merupakan sebuah kebutuhan
Aplikasi ke dalam suatu kurikulum itu datang dari berbagai bidang atau area yang didasarkan pada
perbedaan sumber, dari tingkatan opini yang subyektif sampai pada penuntun kebutuhan-kebutuhan
yang obyektif Masalah vang berhubungan dengan akumulasi pengetahuan dan teknologi serta
pengembangan tujuan-tujuan pendidikan adalah semakin banyaknya isi yang akan ditambah dalam
kurikulum. Ketika menyeleksi isi pengajaran, isi bagi anak didik telah diketahui sebagai pertumbuhan
yang utama. Para pengembang memiliki beberapa masalah dalam menyeleksi isi. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, para pengembang kurikulum perlu: a mengadopsi prosedur rasional dalam memilih
isi (sebagian dari kriteria yang diikuti, yang mungkin memberikan suatu prosedur rasional) b.
menentukan isi atau bahan apa yang diketahui anak didik; c memutuskan apakah isi (baru) ditambahkari
ataukah prinsip-prinsip baru ditentukan untuk dimasukkan sebagai isi/bahan (baru) dalam kurikulum; d
mengetahui keseimbangan antara penguasaaan bahan.atau isi pelajaran dan pentingnya proses; serta e
menentukan tingkatan isi/bahan yang diajarkan dalam mata pelalaran tradisional. 2. Kriteria
penyeleksian isi atau bahan Dalam menyeleksi isi atau bahan kurikulum, pengembang kurikulum perlu
memperhatikan berbagai kriteria Bermacam kriteria berikut hendaknya tidak dipandang secara terpisah-
pisah dalam memilih dan menentukan isi/bahan kurikulum, melainkan sebagai satu kesatuan yang saling
terkait. 16

Validitas vatakan valnd ketika otentik Kendala utama kcotentikan is adalah Lesanpan pengetahuan
Keusangan itu dapat berupa fakta atau konsep. prinsip Pinsip, atau teon dan suatu bidang pengetahuan
yang sudah tidak terpakai atau sulah kuno Sebagar contoh, Alvin Tofler dalam bukunya Future Siock,
telah memperhitungtkan terjadinya proses keusangan yakni dalam arca sai dan fehinologi. Ternyata,
prediksi Tottler menjadi kenyataan yang kebenarannya tenie vak pihak Kriteria validitas ini menerapkan
isi dan metode dalam dakra Isi dipertimbangkan valid jika menunjukkan hasil lulusan (anak didik) vang
sesuar dengan tujuan yang dicetapkan tsi mungkin menjadi pertimbangan utama dalam proses
pengembangan vakulum, dan ia mungkin discleksi tanpa sumber untuk memprioritaskan n-tujuan
tersebut Tetapi, jika guru/pendidik menyatakan bahwa tujuan- uan itu berada di dalam proses
pengembangan kurikulum, maka kriteria validitas pun diterapkan b. Signifikansi Isi merupakan
fundamen bagi setiap mata pelajaran atau bidang studi Kriteria signifikansi berlaku untuk fakta-fakta, ide
utama, konsep, dan prinsip vang menjadi isı suatu mata pelajaran. Basis terbaik dalam mempelajari
suatu mata pelajaran adalah dengan mengevaluasi sejumlah ide utama atau konsep dengan
menggunakan fakta-fakta yang ada dalam mata pelajaran. Dengan demikjan. kriteria signifikansi terkait
dengan penentuan keseimbangan antara ide-ide dan fakta-fakta dalam suatu mata pelajaran pelajaran,
dengan tujuan untuk mencapai keluasan dan kedalaman isi Isi mungkin tidak memuaskan criteria
signifikansi jika diekspresikan hanya dalam bentuk materi yang faktual. Ide kesejarahan dan konsep-
konsep yang ada dalam kurikulum sejarah pun dikesampingkan, karena adanya perasaan kebutuhan
untuk rnerangkum sejumlah besar töpik dan penekanan pada kelebihan jumlah fakta. Segala ide dan
konsep sebuah mata pelajaran diserahkan pada sebagian struktur mata pelajaran lainnya. Tetapi, isi
mungkin juga "signifikan" ketika digunakan dengan cara yang interdisipliner, yakni ketika ide-ide dan
fakta-fakta berhubungan dengan lebih baik terhadap mata pelajaran lain. Taba menambahkan bahwa
akan ada satu dimensi bagi criteria "signifikan" ketika dia rnengklaim bahwa pengetahuan akan menjadi
berguna dalammengembangkan suatu pengajaran tententu. Sebagai contoh, anak yang mempelajari
sejarah harus terlibat dalam pertanyaan yang diajukan C. Sesuai dengan minat peserta didik Minat anak
didik merupakan salah satu pertimbangan dalam seleksi isi, meskipun ada perdebatan tentang sejauh
mana pengembang kurikulum harus mengakomodasi kriteria ini ke dalam isi kurikulum. Persoalan yang
terkait dengan kriteria ini ialah bagaimana menyelaraskan isi kurikulum dengan minat dan perilaku anak
didik. Sementara, kalau minat anak didik itu diabaikan. 1si 17

rajaran akan menjadi sangat membomankan schingga asi ela jar pun kurang memuaskan P'ermasalahan
yang muncul terbentang di anara dua hal berlawanan itu Prinsip-prinsip belajar dan motivase
menganjurkan balwa 1s harus disesuaikan dengan minat anak didik schingga proses belajat nengajar
enjadi lebih menarik, produktif, dan membuat anak belagat memiliki sesuatu di Pendidik secara unun
mengakomodasi minat anak Ada yang mengklaim baiwa kriteria tnu menjadi salah satu dari kriteria dan
bahwa minat anak didik hanya bisa mempengarahi penyelesaian isi sesudah kriteria "validitas" dan
"sigmtikansi" dipenuli secars ana Isi bisa meyakinkan. Dunat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran
(learnability) Ist yang dipilih harus dapat dipelajari oleh anak didik dan juga harus Aupat diadaptasikan
sesuai dengan kemampuan anak didik. Yang paling penting dalam hal ini adalah adanya kesesuaian
antara isi yang diseleksi dengan apa uany felah anak pelajari, Alasannya dalam kurikulum dan
pengajaran anak didik memerlukan bantuan dalam mempelajari ide-ide dan fakta-fakta. Beberapa ahli
mengatakan bahwa di sana ada suatu kebutuhan untuk lebih mempelajari segala perbedaan kualitas di
antara anak didik, yakni pengetahuan, sehingga kriteria learnability dapat diaplikasikan dengan lebih
efisien e. Konsisten dengan realitas sosial Beberapa penulis berpendapat bahwa isi yang diseleksi harus
memberikan kebermanfaatan bagi dunia di sekeliling peserta didik Dengan kata Jain, isi tersebut harus
konsisten dengan realitas sosial. Dengan demikian, kriteria ini secara efektif sama dengan kriteria
"validitas", tetapi Taba mengatakan bahwa ada perbedaan antara respon terhadap situasi langsung
(validitas) dengan pencapaian suatu orientasi pemikiran realitas terhadap kebutuhan dasar dari budaya.
Persoalan realita yang dapat diakomodasi dalam seleksi isi di antaranya berkenaan dengan hal-hal
berikut, 1) Pengembangan sikap-sikap dan nilai-nilai kosmopolit. 2) Pemahaman hakikat dan
penanggulangan perubahan 3) Pemahaman kelompok-kelompok budaya. 4) Pengembangan otonomi
pemikiran. 5) Penggambaran kreativitas dan pengenyampingan pemikiran. Biasanya, beberapa area
pengetahuan tampak tidak konsisten dengan realitas sosial. Sangat sedikit mata pelajaran yang isinya
statis atau tidak berubah. Tetapi, beberapa mata pelajaran mengambil isi secara langsung dari
masyarakat dan budaya (social studies) atau dipengaruhi oleh perubahan- perubahan dalam sain dan
teknologi.

Mempunyai nilai guna (utility) citeria ini mungkin msih diperdebaikan karena harus memlai dan
menveleksi iSI dengan ketat, sestuar dengan nilar kegunaannya Kriterna m menganjurkan bahwa Isi yang
paling berguna bag anak didik dalam menvelesaikan kondisi sekarang dan di masa mendatang harus
diseleksi pada semua mata pelajaran. Kriteria ini juga diinterpretasikan dengan spesitik dalam mata
pelajaran. Berbagar penelitian pun dilakukan untuk menemukan aspek- aspek is1 pada bidang pelajaran
tertentu yang paling sering digunakan oleh orang dewasa Itulah yang disebut dengan kegunaan. Kriteria
lain untuk menyeleksi dikemukakan Smith. Stanley, dan Shores dalam Brady (1992) Mereka mengatakan
bahwa suatu 1si kurikulum harus mempunyai kontribus terhadap tonstruksi sosial dan dapat melakukan
pengujian terhadap kelangsungan hidup D. Asas Pengembangan Kurikulum nurut Nasution (1995), ada
empat asas yang mendasari pengembangan setiap erikulum, yaitu: (1) asas filosofis, yang berkenaan
dengan tujuan pendidikan yang K dengan falsafah negara, (2) asas psikologis, yang berkaitan dengan
faktor anak tulam kurikulum yakni - psikologi anak, perkembangan anak, psikologi belajar. dan es helajar
anak, (3) asas sosiologis, yaitu kedaan masyarakat, perkembangan dan nerubahan-nya, kebudayaan
manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan, dan lain- loin, serta (4) asas organisatorIS yang
mempertimbangkan bentuk dan orgarnisasi bahan pelajaran yang disajikan. 1. Asas filosofis Sekolah
bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang "baik", yang ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita
atau tilsafat yang dianut negara. juga guru. orang tua, masyarakat, dan bahkan dunia. Perbedaan filsafat
dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan dalam tujuan pendidikan, bahan pelajaran, cara
mengajar. dan cara menilai. Pendidikan di negara otokratis akan berbeda dengan negara yang
demokratis, pendidikan di negara yang menganut agama Budha akan berlainan dengan pendidikan di
negara yang memeluk agama Islam atau Kristen Kurikulum tak dapat tiada mempunyai hubungan yang
erat dengan filsafat bangsa dan negara, terutama dalam nenentukan manusia yang dicita-citakan
sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidikan formal. 2. Asas psikologis I) Psikologi anak Sekolah
didirikan untuk kepentinagn anak, yakni menciptakan situasi-situasi dimana anak dapat belajar untuk
mengembangkan bakat dan potensinya. Selama berabad-abad anak lebih dipandang sebagai orang
dewasa kecil. Baru setelah Rousseau anak itu dikenal sebagai anak, dan dilakukan penelitian ilmiah
untuk lebih mengenalnya Sejak permulaan abad ke-20, anak kian mendapat perhatian

sehagai salah satu asas dalam pengembangan kurikulum Timbullah alisae sang Kurikulum yang sangat
teronentasa pada Jisebut progresir danperkembangan anak disebut Child Centereid Curculum
merupakan seaksi terhadap kurikulum vang ditentukan olch orang dewasa tanpa menghiraukan
kebutuhan dan minat anak Gerakan int menarik pethatan para Pendidik, klususnya para pengembang
kurikulum, untuk selalu menempatkan tninat Kunkulum int pak sebuga salah sutu pokok pemikinan 21
Psikelogi belajar Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepereayaan dan keyakınan bahwa unak-anak
dapat dididik, dapat dipengaruhi penilakunya Anak-anak dapat at dapat menguasai sejumlah
pengetahuan, dapat mengubah sikapnya. unat menerima norma-norma, dan dapat menguasai sejumlah
keterampilan ersoalannya. bagamana anak itu belajar? Kalau kita memahami dengan baik. bayaimana
proses belajar anak itu berlangsung, serta dalam keadaan yang bazaimana belajar itu memberi hasil
yang sebaik-baiknya, maka kurikulum anut direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang lebih
efektif Pertanyaan ersebut melahirnya berbagai teori belajar, yang antara satu teori dengan teori
Lainnya berbeda-beda bahkan bertentangan. Masing-masing teori itu memiliki kebenarannya sendiri-
sendiri, kendati hampir umumnya teori itu tidak dapat secara lengkap memberikan gambaran tentang
keseluruhan proses belajar itu. d. Asas sosiologis Anak tidak hidup sendin, terisolasi dari manusia
lainnya. la hidup dalam suatu masyarakat dilaksanakannya dengan penuh tanggung jawab, baik sebagai
anak, maupun sebagai orang dewasa kelak. la banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya
harus menyumbangkan baktınya bagi kemajuan masyarakat Tiap masyarakat mempunyai norma-norma,
adat kebiasaan yang tak dapat tiada harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya. lalu
dinyatakan dalam perilakunya. Tiap masyarakat memiliki anutan corak nilai yang berlainan Tiap anak
akan berbeda latar belakang kebudayaannya. Perbedaan ini dipertimbangkan dalam kurikulum, di
samping perubahan yang terjadi di masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh sebab masyarakat suatu faktor yang begitu penting dalam pengembangan kurikulum, maka
masyarakat dijadikan salah satu asas. Betapa pun pentingnya asas ini, tetapi penerapannya dalam
pengembangan kurikulum harus dijaga agar tidak mendomi-nasi sehingga timbul kurikulum yang
berpusat pada masyarakat atau" Society Centered Curriculum". Disitu ia harus memenuhi tugas-tugas
yang harus harus e. Asas organisatoris Persoalan yang terkait dengan asa ini ialah bagaimana bahan
pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah sebagaimana dianut
oleh llmu Jiwa Asosiasi yang berpendirian bahwa keseluruhan sama dengan 20

junlah bagian-bagrannya schingga cenderung memilib kurikulum yang bersifat atau vang berpusat
ttenteret ada ( nran yang serumpun dikemas dalam suatu mata pelajaran sertentu mata pelajaran" A
pakah seperti IPA dan IPS? Apakah pelbagai pelajaran itu akan dilebur schingga menghapuskan segala
batas-batas mata pelajatan" Ilmu Jiwa Gestalt lebih mengutamakan keseluruhan karena akan
memberikan makna yang lebih relevan mEchutuhan anak dan masyarakat. Aliran psikologi ini lebih
cenderung memilih tugkulum terpadu atau mtegrated ourriculun. Perlu didingatkan kembali bahwa
pilihan mana pun yang digunakan dalam gorganisasikan kurikulum tidaklah berkaitan dengan soal baik
dan buruk an organisasi kurikulum mempunyai kebaikan dan sekaligus kekurangan u dari segi-segi
tertentu. Selain itu, bermacam-macam organisasi kurikulum dualankan secara bersama di satu sekolah,
bahkan yang satu dapat dapal membantu atau meleng kapi yang lainnya. Lalu. pengorganisasian
kurikulum mana yang harus dipilih? Pengembangan kurikulum selalu dihadapkan pada pilihan atau
curriculum is a matter of choice Selalu ada konmpromi, misalya antara anggota pengembang kurikulum.
Pilihan itu akan sangat dipengaruhi oleh pendirian atau sikap seseorang tentang pendidikan Pada
umumnya dapat dibedakan dua pendirian utama, yakni yang tradisional dan yang progresif
RANGKUMAN Kurikulum bukanlah sesuatu yang statis. Kurikulum disusun agar dunia pendidikan dapat
memenuhi ftuntutan yang terus herkembang dulam masvarakat. Jika Usvarakatnya herubah,
kurikulumnya juga harus disesuaikan. Jiku tidak, maka sistem pendidikan formal yang ada akam
ditinggalkan oleh masyarakat penggunanya. Pengembangan suatu kurikulum perlu dilakukan karena
sesuai dengan beberapa peran yang diembannya, yaitu peran konservatif, peran kritis dan evaluatif, dan
peran kreatif. Dalam mengembangkan kurikulum ada sejumlah asas yang harus dipegang teguh yaitu: (1)
asas filosofis yang berkenaan dengan tujuanpendidikan yang sesuai dengan filsafat negara, (2) asas
sosiologis, yaitu kedaan masyarakat, perkemhangan dan perubahannya, kebudayaan mamusia, hasil
kerja manusia berupapengetajuan, dan lain-lain, (3) asas psikologis yang memperhitungkan factor anak
dalam kurikulum yakni psilkologi anak atau perkembangan anak dan psikologi belajar yang mengkaji
hagaimana proses belajar anak; serta (4) asas örganisatoris yang mempertimbungkan bentuk dan
organisasi bahan pelajaran yang disajikun

Anda mungkin juga menyukai